PA-04 1
PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR
MENGENAI PROFESI AKUNTAN PADA PROGRAM S-1 REGULER, S-1 EKSTENSI DAN PROGRAM
DIPLOMA 3
FITRIANY YULIANTI
Universitas Indonesia
ABSTRACT
The purpose of this research is to observe whether there is different perception between senior students and junior students regarding accounting profession at Regular Program, Extension Program and Diploma Program. This research shows that at Regular Program, the senior students’ perception towards “accountant as a profession” is lower than the junior students’ perception. The same result is also shown at Extension Program, i.e. the senior students’ perception towards “accountant as a career” is lower than junior students’ perception. Nevertheless, at Diploma Program, there is no difference between junior students’ and senior students’ perception. The research shows that the more senior they are (the longer they join the accounting education), the more they do not like accounting and do not want to have a career as an accountant.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa senior dan junior mengenai profesi akuntan pada program S-1 Reguler, S-1 Ekstensi dan Program Diploma 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada program S-1 Reguler, persepsi mahasiswa senior terhadap “akuntan sebagai profesi” lebih rendah dibandingkan dengan persepsi mahasiswa junior. Begitu pula pada program S-1 Ekstensi, perrsepsi mahasiswa senior terhadap “akuntan sebagai karir” lebih rendah dibandingkan persepsi mahasiswa junior. Namun pada program Diploma 3, tidak ada perbedaan antara junior dan senior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin senior mereka ( semakin lama mereka mengikuti pendidikan akuntansi ), semakin mereka tidak suka akuntansi dan semakin tidak ingin berkarir dan berprofesi sebagai akuntan.
PA-04 2
A. Pendahuluan
Isu Good Corporate Governance di Indonesia saat ini masih hangat dibicarakan
karena dianggap sebagai faktor yang akan dapat memulihkan kepercayaan investor
terhadap Indonesia dan media menciptakan suasana bisnis yang sehat di Indonesia.
Salah satu komponen dari Corporate Governance adalah adanya pelaporan keuangan
yang memadai, sayangnya sistem pelaporan keuangan yang ada saat ini masih perlu
ditingkatkan dan diperbaiki. Rendahnya kualitas laporan keuangan dapat disebabkan
kurangnya persepsi positif dari akuntan di Indonesia.
Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia disebutkan bahwa tujuan profesi akuntansi
adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,
mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Lebih
lanjut disebutkan bahwa salah satu dari empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
seorang akuntan adalah profesionalisme. Seorang akuntan haruslah merupakan seorang
individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai
profesional di bidang akuntansi. Prinsip Ketujuh Kode Etik Akuntan Indonesia
menyebutkan bahwa prinsip Profesionalisme berarti setiap anggota harus berperilaku
yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
Prinsip profesionalisme seorang akuntan akan terwujud dengan baik apabila
akuntan tersebut merasa bahwa profesi akuntan adalah penting dan memiliki tanggung
jawab yang besar dalam masyarakat. Dengan demikian akuntan tersebut berusaha
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan menjaga nama baik profesinya. Karena
itulah, salah satu hal penting yang perlu ditekankan dalam pendidikan akuntansi adalah
bagaimana membentuk nilai-nilai dan persepsi positif mahasiswa terhadap profesi.
PA-04 3
Penelitian ini dilakukan pada salah satu universitas negeri di Indonesia untuk
melihat bagaimana persepsi mahasiswa Indonesia terhadap profesi akuntan. Penelitian
ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada kalangan akademisi mengenai persepsi mahasiswa
akuntansi terhadap profesi akuntan untuk dijadikan dasar penyusunan kurikulum
akuntansi ;
2. Memberikan informasi kepada Ikatan Akuntan Indonesia khususnya kompartemen
akuntan pendidik mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan
sebagai dasar menentukan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme
akuntan Indonesia.
B. Latar Belakang
Gaa and Thorne (2004) mengatakan bahwa pendidikan akuntansi selama ini
memfokuskan pada dimensi pilihan kebijakan tetapi tidak memperhatikan nilai dan
kredibilitas yang mempengaruhi pilihan tersebut. Kemudian Gaa dan Thorne
menyebutkan bahwa pada dasarnya akuntan memilih tindakan berdasarkan nilai yang
ada dalam pikiran mereka.
Nilai-nilai yang dianut oleh seorang akuntan tidak terlepas dari bagaimana dia
memandang profesi akuntan itu sendiri, apakah ia akan memandang penting profesi
akuntan dan dengan sendirinya memandang penting pekerjaan yang dilakukannya.
Tentunya nilai-nilai ini juga akan dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya individual,
seperti karakteristik sosial dan pengalaman masa lalunya. Walaupun demikian, pada
saat mahasiswa tersebut memilih jalur karirnya untuk menjadi seorang akuntan,
PA-04 4
mahasiswa tersebut telah memiliki pandangan mengenai akuntan sebagai sebuah
profesi.
Penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan memang
masih jarang dilakukan. Penelitian oleh Nelson (1991) mengukur persepsi umum
mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan dengan menggunakan kuesioner yang
dinamakan Accounting Attitude Scale (AAS). Penelitian ini dilakukan di Universitas
yang berlokasi di Amerika Serikat. Marriott dan Marriott (2003) menggunakan
kuesioner sebagaimana digunakan oleh Nelson untuk melakukan pengujian yang sama
pada Universitas di Inggris dan menemukan bahwa terjadi perubahan persepsi
mahasiswa akuntansi dari sejak awal masa kuliah mereka sampai ke senior. Marriott
dan Marriott (2003) menyebutkan bahwa pendidikan akuntansi justru menyebabkan
menurunnya persepsi positif mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti persepsi mahasiswa di perguruan tinggi
Indonesia terhadap profesi akuntan. Penelitian ini seperti halnya penelitian Marriott dan
Marriott (2003) bermaksud melihat perbedaan persepsi antar mahasiswa junior dan
mahasiswa senior. Selain itu penelitian ini juga akan memperbandingkan persepsi
mahasiswa akuntansi pada program studi S-1 Reguler, S-1 Ekstensi dan D-3.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk melihat persepsi mahasiswa akuntansi terhadap
profesi akuntan. Persepsi mahasiswa ini diukur dengan menggunakan Accountant
Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson (1991) sebagaimana digunakan
oleh Marriott dan Marriott (2003).
PA-04 5
Penelitian ini bermaksud melihat dan menganalisa persepsi mahasiswa akuntansi
karenanya responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1
Reguler Akuntansi, yang terbagi atas mahasiswa tingkat satu (junior) dan mahasiswa
tingkat akhir (senior). Selain itu, sebagai perbandingan juga diambil responden dari
mahasiswa S1 Ekstension, mahasiswa D3 Akuntansi dan mahasiswa PPAk
(Pendidikan Profesi Akuntansi). Hal ini dimaksudkan untuk melihat efektivitas
kurikulum akuntansi dalam membentuk persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan.
Proses pengajaran pada program S1 lebih menekankan pada penguasaaan
konseptual, sedangkan program D3 Akuntansi lebih cenderung kepada penguasaan
teknikal. Tujuan pengajaran pada Program S1 Ekstension sama dengan program S1
Reguler, namun mahasiswa Ekstension pada umumnya sudah pernah bekerja.
Sedangkan PPAk bertujuan untuk menghasilkan akuntan yang profesional. Syarat
untuk mengikuti program ekstension adalah telah lulus program D-3 akuntansi.
Sedangkan syarat untuk mengikuti program PPAk adalah telah lulus program S-1
akuntansi.
Accounting Attitude Scale (Nelson, 1991) terbagi menjadi 15 pertanyaaan
menggunakan Likert Scale dengan skala 1 sampai 6. Skor 6 untuk pernyataan sangat
setuju dan skor 1 untuk pernyataan sangat tidak setuju. Dalam melakukan interpretasi
kuesioner, pernyataan nomor 2, 3, 7, 9, 11, 13 diukur secara terbalik artinya persepsi
positif ditunjukkan oleh respon tidak setuju oleh responden. Setelah melakukan
pembalikan pada nomor-nomor di atas, semua pernyataan diberikan nilai sebagai
berikut : 1 = 0, 2 = 2, 3 = 4, 4 = 6, 5 = 8, 6 = 10. Sehingga skala yang digunakan tidak
lagi 1 sampai 6 namun skala 1 sampai 10. Semakin tinggi skor responden, semakin baik
persepsinya.
PA-04 6
Nelson mengelompokkan ke-15 pernyataan ini menjadi 4 kelompok besar yaitu :
1. Persepsi mahasiswa terhadap akuntan sebagai karir
(pernyataan nomor 9, 10 dan 11) ,
2. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai bidang ilmu
(pernyataan nomor 2, 5, 7, 14),
3. Persepsi mahasiswa terhadap akuntan sebagai profesi
(pernyataan nomor 1, 4, 6, 8, 12) dan
4. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai aktivitas kelompok
(pernyataan nomor 3, 13, 15).
Kelompok pertama adalah “akuntan sebagai karir” dan “akuntansi sebagai
disiplin ilmu”. Kelompok ini dapat dianggap sebagai intrinsic feelings. Kelompok
berikutnya adalah “akuntansi sebagai profesi” yang dapat dikatakan sebagai extrinsic
views terhadap profesi akuntan. Kelompok ketiga adalah “akuntansi sebagai aktifitas
kelompok” yang menunjukkan persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai suatu
proses sosial.
Pertama-tama ke-15 pernyataan tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok
pernyataan yaitu akuntan sebagai karir, akuntansi sebagai disiplin ilmu, akuntan
sebagai profesi, akuntan sebagai aktifitas kelompok. Kemudian pernyataan yang berada
dalam kelompok yang sama dijumlahkan, lalu dilakukan pengujian. Selain itu juga
dilakukan pengujian pada masing-masing pernyataan untuk melihat lebih jauh
pernyataan mana yang signifikan.
Data hasil kuesioner dalam penelitian ini merupakan data ordinal karenanya
pengujian yang digunakan adalah pengujian non parametrik. Perbandingan yang
dilakukan adalah perbandingan antar dua kelompok sampel yang berbeda karenanya
PA-04 7
digunakan Uji Mann Whitney. Pengujian juga dilakukan untuk menguji validitas dan
reliabilitas dari kuesioner dengan menggunakan cronbach alpha.
Hipotesis
Dalam penelitian ini, kami melakukan berbagai pengujian hipotesis. Pertama-
tama, dilakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan persepsi antara
mahasiswa junior dengan mahasiswa senior untuk menilai apakah proses pembelajaran
yang dijalani oleh mahasiswa menyebabkan perubahan persepsi mahasiswa terhadap
profesi akuntansi.
H1 : Terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara
mahasiswa junior dan mahasiswa senior.
Pendidikan akuntansi terbagi atas berbagai program studi, karenanya penelitian
ini juga menguji apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa yang terdapat
dalam program-program studi tersebut.
H2 : Terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara
mahasiswa antar program studi yang berbeda
D. Hasil Penelitian
Sampel penelitian terdiri atas 512 mahasiswa dengan perincian sebagai berikut : Tabel 1. Sampel Penelitian Program Mhs Senior Mhs Awal Total S1-Akuntansi 93 39 132 D3 Akuntansi 71 45 116 Ekstension Akuntansi 49 108 157 PPAk 107 107 Total Responden 213 299 512
PA-04 8
Dalam penelitian ini tidak dibedakan antara mahasiswa junior dan senior PPAk
karena program PPAk dapat diselesaikan dalam 2 – 3 semester. Survei dilakukan pada
saat mahasiswa PPAk berada di akhir semester 1.
Pada tabel 2 berikut ini adalah rata-rata penilaian pada seluruh program adalah
7.05 dari total nilai 10. Yang paling tinggi adalah skor mahasiswa PPAk, kemudian
Ekstension, lalu D-3, dan paling rendah mahasiswa S-1. Pernyataan yang diberi tanya *
artinya pernyataan tersebut telah di-reverse.
Tabel 2 . Rata-rata penilaian No Pernyataan ALL S1 EKST D3 PPAK
AKUNTAN SEBAGAI KARIR :
10 Saya akan senang menjadi seorang akuntan. 7.08 6.42 6.83 7.29 7.98
9 Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam pekerjaannya* 6.20 5.79 6.36 6.10 6.62
11 Akuntan adalah orang-orang yang membosankan* 7.23 6.92 7.14 7.19 7.76 Rata-rata 6.84 6.38 6.78 6.86 7.45
AKUNTANSI SEBAGAI DISIPLIN ILMU:
5 Akuntansi menarik 7.30 6.70 7.28 7.07 8.32
14 Saya suka akuntansi. 7.13 6.38 7.24 6.81 8.24
2 Akuntansi hanyalah aktifitas mengingat aturan-aturan* 6.86 6.79 6.93 6.45 7.29
7 Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku. Tidak memerlukan conceptual skills atau judgement (penyesuaian)* 6.27 6.50 6.42 5.81 6.30
Rata-rata 6.89 6.59 6.97 6.53 7.54
AKUNTAN SEBAGAI PROFESI:
4
Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan. 6.72 6.45 6.73 6.57 7.18
12 Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan. 6.56 6.73 6.29 6.53 6.71
1 Profesi Akuntan sangat dihormati 7.13 6.88 7.21 7.10 7.38
8
Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli hukum. 8.17 8.15 8.06 7.81 8.71
6 Menjadi akuntan sangat bergengsi (prestise) 6.86 6.71 6.76 6.84 7.20 Rata-rata 7.09 6.98 7.01 6.97 7.44
AKUNTANSI SEBAGAI AKTIFITAS KELOMPOK 15 Akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak orang. 8.50 8.18 8.55 8.26 9.10
13 Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain* 6.81 6.53 6.66 6.43 7.76
3
Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain * 6.88 6.23 7.07 6.45 7.93
Rata-rata 7.40 6.98 7.43 7.05 8.26
Rata Rata keseluruhan 7.05 6.76 7.00 6.84 7.63
PA-04 9
*) nilai telah di- reverse
Pengujian dilakukan dua kali yaitu ketika ke-15 pernyataan tersebut
dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar dan kemudian ketika ke-15 pernyataan
tersebut tidak dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar. Untuk melihat perbedaan
persepsi mahasiswa junior dengan mahasiswa senior dilakukan pengujian secara
terpisah antara mahasiswa S-1 Reguler, S-1 Ekstensi dan Diploma 3. Berikut hasil
pengujiannya.
A. BEDA JUNIOR DAN SENIOR 1. Beda Mahasiswa Junior Dan Senior pada Program S-1 Reguler
Jika ke-15 pernyataan dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3 . Rata-rata penilaian mahasiswa junior dan senior program S-1 (Data dikelompokkan)
Mahasiswa
Senior
Mahasiswa Junior
Asymp. Sig. (2-tailed)
Akuntan sebagai karir 18.5376 20.1860 0.077 Akuntansi sebagai ilmu 25.8925 26.9302 0.229 Akuntan sebagai profesi 34.2581 36.6512 0.031 Akuntansi sebagai aktifitas kelp 21.6559 18.9767 0.005
Dari pengujian diatas tampak bahwa yang signifikan berbeda adalah kelompok
pernyataan mengenai akuntan sebagai profesi dan akuntansi sebagai aktifitas kelompok.
Untuk pernyataan mengenai akuntan sebagai suatu profesi, skor mahasiswa senior lebih
rendah daripada skor mahasiswa junior yang artinya persepsi mahasiswa junior
mengenai profesi akuntan lebih positif daripada mahasiswa senior. Namun untuk
PA-04 10
pernyataan mengenai akuntansi sebagai aktifitas kelompok, hasilnya menunjukkan
bahwa mahasiswa senior memiliki persepsi yang lebih baik daripada persepsi
mahasiswa junior. Hal ini menunjukkan bahwa sejalan dengan proses pendidikan yang
telah dijalani mahasiswa senior, mereka mendapat gambaran tentang ruang lingkup
pekerjaan akuntan yang lebih luas dimana akuntansi adalah juga merupakan aktifitas
kelompok.
Jika dilakukan pengujian pada setiap pernyataan, dimana ke-15 pernyataan
tersebut tidak dikelompokkan, pernyataan yang bsignifikan berbeda antara mahasiswa
senior dan junior adalah :
Tabel 4
Rata-rata penilaian mahasiswa junior dan mahasiswa senior program S-1
Pernyataan SENIOR JUNIOR
Mean Std Dev Mean Std Dev p-value
1. Profesi Akuntan sangat dihormati 6.6452 2.1092 7.4884 1.5792 0.029
2. Akuntansi hanyalah aktifitas mengingat
aturan-aturan* 6.7742 2.5372 6.5581 2.5570 0.916
3. Akuntan lebih banyak bekerja sendiri
daripada bekerja dengan orang lain* 6.6237 2.4313 5.2558 2.6556 0.005
4. Rekan saya berpendapat bahwa saya
membuat keputusan karir yang baik jika saya
menjadi akuntan 6.2151 2.2353 6.8372 1.8636 0.449
5. Akuntansi menarik 6.3871 2.4003 7.3488 2.0340 0.024
6. Menjadi akuntan sangat bergengsi (prestise) 6.5376 2.1088 7.1628 1.7584 0.262
7. Dalam akuntansi banyak aturan yang
bersifat tetap/kaku. Tidak memerlukan
conceptual skills atau judgement
(penyesuaian)* 6.7742 2.4853 5.7674 2.6978 0.048
8. Akuntan adalah sebuah profesi, setara
dengan dokter dan ahli hukum 8.1290 1.7146 8.2326 1.3945 0.188
9. Akuntan hanya memperoleh sedikit 5.7204 2.3699 5.7674 2.6262 0.567
PA-04 11
kepuasan pribadi dalam pekerjaannya*
10. Saya akan senang menjadi seorang
akuntan 6.0645 2.2156 7.2558 2.1832 0.003
11. Akuntan adalah orang-orang yang
membosankan* 6.7527 2.4122 7.1628 2.6986 0.446
12. Keluarga saya senang jika saya menjadi
akuntan 6.7312 1.3444 6.9302 1.4703 0.142
13. Para akuntan sibuk dengan angka-
angka, mereka jarang bekerja dengan
orang lain* 6.7957 2.2095 5.5814 2.7795 0.014
14. Saya suka akuntansi 5.9570 2.3953 7.2558 2.2264 0.002
15. Akuntan yang profesional, berinteraksi
dengan banyak orang 8.2366 1.6379 8.1395 1.7124 0.267
Rata rata 6.6896 6.8496
*) nilai telah di- reverse
Dari tabel diatas tampak bahwa perbedaan yang signifikan antara mahasiswa
senior dengan mahasiswa junior pada program S-1 adalah pada pernyataan no 1, 3, 5, 7,
10, 13, 14 dengan p-value < 0.05. Untuk pernyataan nomor 3, 7, dan 13, skor
mahasiswa senior lebih tinggi dari pada skor mahasiswa junior. Hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa senior memiliki persepsi yang lebih positif mengenai pernyataan
bahwa akuntan harus banyak bekerja sama dengan orang lain, seorang Akuntan tidak
hanya sibuk dengan angka-angka. Selain itu mahasiswa senior juga memiliki persepsi
yang lebih baik mengenai pernyataan bahwa akuntansi tidak bersifat kaku, tapi
memerlukan conceptual skill dan judgement. Hal ini sesuai dengan proses pendidikan
yang telah dijalani oleh mahasiswa senior.
Namun sebaliknya, untuk pernyataan nomor 1, 5, 10, 14 skor mahasiswa senior
lebih rendah dari pada skor mahasiswa junior. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa
junior lebih suka akuntansi dibandingkan dengan mahasiswa senior. Mahasiswa junior
PA-04 12
juga beranggapan bahwa akuntansi lebih menarik, profesi akuntan sangat dihormati.
Mahasiswa junior senang akan menjadi akuntan dibandingkan dengan mahasiswa
senior. Berdasarkan hasil tersebut dapat terlihat bahwa dengan semakin mempelajari
akuntansi, mahasiswa S-1 senior semakin tidak suka akuntansi, akuntansi menjadi
kurang menarik, mereka merasa bahwa profesi akuntan kurang dihormati. Mereka tidak
terlalu senang akan menjadi seorang akuntan dibandingkan dengan mahasiswa junior.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pengajaran telah berhasil memberi
pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa senior mengenai akuntansi sebagai
aktifitas kelompok, tapi belum berhasil meningkatkan persepsi mahasiswa senior
mengenai akuntan sebagai sebuah profesi yang setara dengan dokter dan ahli hukum.
Oleh karena itu, kurikulum dan proses pengajaran pada program S-1 perlu ditingkatkan
untuk menarik minat mahasiswa belajar akuntansi dan meningkatkan persepsi mereka
mengenai profesi akuntan. Perlu diterapkan berbagai metode pengajaran agar semakin
belajar akuntansi, mahasiswa menjadi semakin senang dengan akuntansi dan semakin
ingin menjadi akuntan.
2. Beda Mahasiswa Junior Dan Senior pada Program S-1 Ekstensi
Jika ke-15 pernyataan dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Rata-rata penilaian mahasiswa junior dan senior program S-1-Ekstensi (Data dikelompokkan)
Mahasiswa
Senior
Mahasiswa Junior
Asymp. Sig. (2-tailed)
Akuntan sebagai karir 17.6327 20.8704 0.006 Akuntansi sebagai ilmu 27.1020 28.0185 0.229 Akuntan sebagai profesi 33.3061 35.4444 0.031 Akuntansi sebagai aktifitas kelp 21.6327 22.0926 0.005
PA-04 13
Dari hasil pengujian diatas tampak bahwa perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa senior dan mahasiwa junior hanya mengenai akuntan sebagai karir dengan p
value < 5 %. Mahasiswa senior memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan
dengan mahasiswa junior mengenai akuntan sebagai karir. Jika dilakukan pengujian
lebih lanjut pada masing-masing pernyataan, hasil dapat pada tabel berikut :
Tabel 6
Rata-rata penilaian mahasiswa junior dan mahasiswa senior program Extension Pernyatan SENIOR JUNIOR
Mean Std
Dev
Mean Std
Dev
p-val
1. Profesi Akuntan sangat dihormati 6.7347 2.3343 7.2778 2.2123 0.413
2. Akuntansi hanyalah aktifitas mengingat aturan-aturan* 6.7347 2.7293 6.9259 2.7942 0.952
3. Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja
dengan orang lain* 6.8163 2.5468 7.0000 2.7818 0.835
4. Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat
keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan 5.9184 2.7676 6.8333 2.3857 0.066
5. Akuntansi menarik 7.1020 2.7099 7.2407 2.5019 0.897
6. Menjadi akuntan sangat bergengsi (prestise) 6.0408 2.7535 6.7963 2.4294 0.090
7. Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku.
Tidak memerlukan conceptual skills atau judgement
(penyesuaian)*
6.0816 2.5153 6.6481 2.5916 0.045
8. Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan
ahli hukum 8.0000 1.7795 8.1667 2.1378 0.075
9. Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi
dalam pekerjaannya* 5.0612 2.6173 6.5741 2.5365 0.001
10. Saya akan senang menjadi seorang akuntan 6.0000 2.7386 6.9630 2.2792 0.038
11. Akuntan adalah orang-orang yang membosankan* 6.5714 2.9721 7.3333 2.4761 0.162
12. Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan 6.6122 1.9666 6.3704 1.7540 0.499
13. Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang
bekerja dengan orang lain* 6.9388 2.7417 6.4815 2.9433 0.204
14. Saya suka akuntansi 7.1837 2.1954 7.2037 2.2204 0.658
15. Akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak
orang 7.8776 2.5628 8.6111 1.5336 0.748
Rata Rata 6.6449 7.0951
PA-04 14
*) nilai telah di- reverse
Terlihat bahwa perbedaan yang signifikan adalah pada pernyataan nomor 4, 6,
10 dan 11 (dengan p-value < 0.05) dimana persepsi mahasiswa senior memang lebih
rendah dibandingkan dengan persepsi mahasiswa junior dalam hal kepuasan pribadi
akuntan dalam pekerjaannya. Mahasiswa junior merasa lebih senang menjadi akuntan
dibandingkan dengan mahasiswa senior. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena
mahasiswa senior telah memperoleh pengetahuan yang lebih banyak mengenai karir dan
pekerjaan seorang akuntan, mereka menyadari bahwa pekerjaan akuntan tidak mudah,
banyak tantangan. Menjadi akuntan bukan hanya untuk mencapai prestise (gengsi),
masalah lain harus dipertimbangkan untuk menjadi seorang akuntan.
3. Beda Mahasiswa Junior Dan Senior pada Program D-3
Jika ke-15 pernyataan dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 7 . Rata-rata penilaian mahasiswa junior dan senior program D3 (Data dikelompokkan)
Mahasiswa
Senior
Mahasiswa Junior
Asymp. Sig. (2-tailed)
Akuntan sebagai karir 19.9718 21.5556 0.12 Akuntansi sebagai ilmu 25.8873 26.5333 0.425 Akuntan sebagai profesi 34.4507 35.5111 0.145 Akuntansi sebagai aktifitas kelp 20.9296 21.4667 0.664
Dari hasil pengujian diatas tampak bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara mahasiswa senior dan mahasiwa junior di Program D-3 Akuntansi. Jika
dilakukan pengujian lebih lanjut per masing-masing pernyataan, hasilnya adalah sebagai
berikut :
PA-04 15
Tabel 8 Rata-rata penilaian mahasiswa junior dan mahasiswa senior program D-3
SENIOR JUNIOR
Mean Std Dev Mean Std Dev p val
1. Profesi Akuntan sangat dihormati 6.9577 1.8473 7.3333 2.132 0.173
2. Akuntansi hanyalah aktifitas mengingat aturan-aturan* 6.169 2.5466 6.8889 2.357 0.129
3. Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja
dengan orang lain* 6.5634 2.6007 6.2667 2.5796 0.49
4. Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan
karir yang baik jika saya menjadi akuntan 6.4789 2.0967 6.7111 2.222 0.346
5. Akuntansi menarik 7.0423 2.3387 7.1111 2.1973 0.915
6. Menjadi akuntan sangat bergengsi (prestise) 6.5352 2.3411 7.3333 2.4863 0.036
7. Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku.
Tidak memerlukan conceptual skills atau judgement
(penyesuaian)* 5.8873 2.1081 5.6889 2.2545 0.581
8. Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli
hukum 7.831 1.5398 7.7778 2.1835 0.504
9. Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam
pekerjaannya* 6 2.3664 6.2667 2.6492 0.533
10. Saya akan senang menjadi seorang akuntan 7.0141 2.0805 7.7333 2.0271 0.033
11. Akuntan adalah orang-orang yang membosankan* 6.9577 2.363 7.5556 2.5898 0.099
12. Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan 6.6479 1.4253 6.3556 1.8235 0.525
13. Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang
bekerja dengan orang lain* 6.338 2.6183 6.5778 2.509 0.708
14. Saya suka akuntansi 6.7887 2.2291 6.8444 2.6454 0.584
15. Akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak
orang 8.0282 1.9565 8.6222 1.3364 0.163
Rata-Rata 6.349 7.004
*) nilai telah di- reverse
Dari tabel tersebut terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa senior dengan mahasiswa junior D 3 pada pernyataan nomor 6, 10 dan 11
dengan p-value < 0.10. Skor mahasiswa senior lebih rendah dibandingkan dengan skor
mahasiswa junior. Dapat diartikan bahwa mahasiswa junior merasa lebih senang
menjadi akuntan dibandingkan dengan mahasiwa senior, mereka merasa menjadi
akuntan itu bergengsi. Selain itu mahasiswa senior lebih menganggap bahwa akuntan
PA-04 16
adalah orang-orang yang membosankan. Hal ini mungkin disebabkan karena
mahasiswa senior telah lama mengikuti perkuliahan dan telah mengetahui dengan lebih
jelas bagaimana rumitnya pekerjaan akuntan. Program D-3 memang lebih menekankan
aspek teknikal, dimana mahasiswa diberikan begitu banyak latihan soal yang kompleks
baik di kelas maupun di lab. Mungkin hal ini yang menyebabkan lebih rendahnya
persepsi mahasiswa senior dibandingkan dengan mahasiswa junior di program D-3.
Tampaknya kurikulum program D-3 perlu ditinjau lebih jauh, apakah beban perkuliahan
dan lab yang diberikan kepada mahasiwa terlalu berat. Karena persepsi mahasiswa
senior lebih rendah daripada persepsi mahasiswa senior, dapat kita simpulkan bahwa
pada program D-3 juga terjadi penurunan persepsi mahasiswa mengenai profesi
akuntan.
B. BEDA ANTARA PROGRAM S-1 REGULER, S-1 EKSTENSI, D-3 DAN PPAK
Selanjutnya akan dilihat apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa program
S1, program Ekstension, program D3 dan program PPAk. Pertama-tama dilakukan
pengujian dengan menggabungkan data mahasiswa senior dan junior, kemudian
dilakukan pula pengujian dengan memisahkan antara data mahasiswa senior dan
mahasiswa junior untuk mengetahui dimanakah perbedaan tersebut terjadi, apakah pada
mahasiswa senior atau junior.
1. Perbedaan Program S 1 dengan Ekstension
Pada tabel berikut terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa S-1 Akuntansi dengan mahasiswa S1 Ekstension Akuntansi dalam hal
persepsi mereka mengenai akuntansi sebagai aktifitas kelompok dengan p value < 5 %.
PA-04 17
Mahasiswa S1 memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa
Ekstension.
Tabel 9 Perbandingan Persepsi Antara Program S1 Dan Ekstensi
DATA p-value p-value Mean Mean
Variabel dengan perbedaan yang
signifikan secara statistik Uji Beda Rata Uji Mann Whtn
BEDA S1 DAN EXT s1 Ekst
SENIOR & JUNIOR Akuntansi sebagai aktifitas kelompok 0.029 0.063 6.936 7.316
MHS SENIOR SAJA Tidak ada beda yang signifikan
MHS JUNIOR SAJA Akuntansi sebagai aktifitas kelompok 0.001 0.001 6.32 7.36
Jika diuji lebih lanjut, ternyata perbedaan tersebut terdapat pada mahasiswa
junior. Seperti kita ketahui mahasiswa junior S1 adalah lulusan SMU sedangkan
mahasiswa junior program ekstension sebelumnya telah mengikuti program D3 dan
sebagian besar pernah bekerja sehingga mereka memiliki persepsi yang lebih baik
mengenai akuntansi sebagai aktifitas kelompok.
Jika dilakukan pengujian dimana pertanyaan 1-15 tidak dikelompokkan menjadi
4 kelompok, namun 15 kelompok, hasilnya dapat dilihat pada lampiran 1. Ternyata hasil
penelitian menunjukkan bahwa antara mahasiswa program S1 dan Ekstension terdapat
perbedaan yang signifikan pada semua pernyataan, dimana persepsi mahasiswa S1 lebih
rendah dibandingkan dengan persepsi mahasiswa Ekstension.
Oleh karena itu tampaknya proses pengajaran pada program S1 perlu dikaji lagi
untuk mengetahui faktor yang menyebabkan persepsi mahasiswa S1 lebih rendah
dibandingkan dengan mahasiswa Ekstension. Apakah hal ini disebabkan karena
mahasiswa program Ekstension sebelumnya telah memiliki pengetahuan dasar
akuntansi yang memadai atau karena adanya pengulangan beberapa mata ajaran
PA-04 18
Diploma pada program Ekstension atau karena mahasiswa program Ekstension banyak
yang sudah pernah bekerja sehingga mereka telah merasakan praktek langsung dari ilmu
akuntansi yang dipelajarinya. Mungkin berikutnya perlu diteliti faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan persepsi ini untuk menyempurnakan kurikulum S-1 Reguler.
2. Program S 1 dengan D3
Perbedaan yang signifikan antara program S1 dan D3 terdapat pada persepsi
mengenai akuntan sebagai karir dengan p value < dari 5 % (lihat tabel berikut)
Tabel 10 Perbandingan Persepsi Antara Program S1 Dan D3
DATA p-value p-value Mean Mean
Variabel dengan perbedaan yang
signifikan secara statistik Uji Beda Rata Uji Mann Whtn
BEDA S1 DAN D 3 s1 d 3
SENIOR & JUNIOR Akuntansi sebagai karir 0.029 0.063 6.936 7.316
MHS SENIOR SAJA Tidak ada beda yang signifikan
MHS JUNIOR SAJA Akuntansi sebagai karir 0.025 0.024 6.32 7.15
Mahasiswa D3 memiliki persepsi yang lebih baik dibandingkan dengan
mahasiswa S1. Ketika diuji lebih lanjut, ternyata perbedaan tersebut terdapat pada
mahasiswa junior. Mahasiswa junior D3 memiliki persepsi yang lebih baik mengenai
karir sebagai akuntan dibandingkan dengan mahasiswa junior S1. Mungkin faktor inilah
yang menyebabkan mahasiswa D3 bersedia membayar biaya perkuliahan yang jauh
lebih besar di Program D3.
Antara mahasiswa senior S1 dan senior D3 tidak ada perbedaan persepsi yang
signifikan, artinya setelah mereka menjalani perkuliahan, persepsi mahasiswa senior
pada Program S 1 dan D 3 tidak berbeda secara signifikan dalam penelitian ini.
PA-04 19
3. Program S 1 dengan PPAk
Pada tabel 28 dapat dilihat bahwa antara program S-1 dan PPAk terdapat
perbedaan yang signifikan pada semua aspek dengan p value < 5 %.
Tabel 11 Perbandingan Persepsi Antara Program S1 Dan PPAk
DATA p-value p-value Mean Mean
Variabel dengan perbedaan yang signifikan
secara statistik Uji Beda Rata Uji Mann Whtn
BEDA S1 DAN PPAK s1 PPAK
SENIOR & JUNIOR Akuntansi sebagai karir 0.000 0.000 6.352 7.451
SENIOR & JUNIOR Akuntansi Sebagai Disiplin Ilmu 0.000 0.000 6.555 7.537
SENIOR & JUNIOR Akuntansi sebagai Profesi 0.002 0.007 7.002 7.4355
SENIOR & JUNIOR Akuntansi sebagai aktifitas kelompok 0.000 0.000 6.9363 8.2617
Mahasiswa PPAk memiliki persepsi yang lebih positif dibandingkan dengan
mahasiswa S-1. Hal ini mungkin disebabkan karena pada Program PPAk mahasiswa
mendapat beberapa mata ajaran yang banyak membahas tentang profesi dan karir
akuntan misalnya mata ajaran Etika Bisnis & Profesi serta mata ajaran Seminar
Akuntansi Keuangan. Ini merupakan masukan bagi proses belajar mengajar pada
program S1 dimana mahasiswa S1 perlu diberi pemahaman awal yang benar tentang
profesi akuntan sedangkan pemahaman lebih lanjut akan diberikan pada program PPAk.
Selain itu dosen sebaiknya juga membahas aspek etika dari mata ajaran yang
diajarkannya. Sebenarnya pada setiap mata ajaran ada muatan etikanya, namun
tampaknya hal ini masih kurang ditekankan dalam kegiatan belajar mengajar di prgram
S1.
PA-04 20
4. Program Ekstension dengan D3
Tabel berikut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
mahasiswa Ekstension dan D3 pada persepsi mengenai akuntansi sebagai disiplin ilmu.
Tabel 12 Perbandingan Persepsi Antara Program Ekstensi dan D3
DATA p-value p-value Mean Mean
Variabel dengan perbedaan yang
signifikan secara statistik Uji Beda Rata Uji Mann Whtn
BEDA EXT DAN D 3 EXT D3
SENIOR & JUNIOR Akuntansi Sebagai Disiplin Ilmu 0.048 0.044 6.933 6.534
MHS SENIOR SAJA Tidak ada beda yang signifikan
MHS JUNIOR SAJA Tidak ada beda yang signifikan
Persepsi mahasiswa Ekstension lebih baik dibandingkan dengan persepsi mahasiswa
D3. Hal ini kemungkinan disebabkan karena mahasiswa Ekstension telah pernah
bekerja dan telah menjalani pendidikan akuntansi yang mendalam dibandingkan dengan
mahasiswa program D3 sehingga mereka memiliki persepsi yang lebih baik tentang
akuntansi sebagai disiplin ilmu bahwa akuntansi bukanlah hanya aktifitas mengingat-
ingat aturan dan sesuatu yang bersifat kaku, namun dalam akuntansi membutuhkan
conceptual skills dan judgement.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian juga membuktikan bahwa pada program S-1, mahasiswa senior
memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa junior mengenai
akuntan sebagai profesi. Berdasarkan hasil tersebut maka seharusnya dalam kurikulum
S1 dimasukkan materi ajaran yang lebih mendorong extrinsic feelings mahasiswa
PA-04 21
terhadap profesi akuntan. Namun kebalikannya, mahasiswa senior memiliki persepsi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa junior mengenai akuntan sebagai
aktifitas kelompok. Dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pengajaran di S1 telah
berhasil memberi pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa bahwa akuntan
memerlukan interaksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, kurikulum dan proses
pengajaran pada program S-1 perlu ditingkatkan untuk meningkatkan minat mahasiswa
dalam mempelajari akuntansi dan meningkatkan persepsi mereka mengenai profesi
akuntan.
Pada program ekstension, persepsi mahasiswa senior lebih rendah dibandingkan
dengan mahasiswa junior mengenai akuntan sebagai karir, khususnya mengenai
kepuasan pribadi yang didapatkan akuntan atas pekerjaannya, dengan tingkat
signifikansi 5 %. Oleh karena itu proses pengajaran pada program ekstension perlu
lebih memberi penjelasan pada mahasiswa mengenai karir sebagai akuntan untuk
meningkatkan persepsi mereka. Untuk itu mungkin perlu diundang dosen tamu dan
praktisi yang dapat memberi gambaran yang benar dan positif mengenai karir akuntan.
Pada Program D3 tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa senior dan
junior.
Mengenai perbedaan antar program, hasil penelitian menunjukkan bahwa
mahasiswa S1 memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa
ekstension mengenai akuntansi sebagai aktifitas kelompok. Mahasiswa S1 juga memiliki
persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa D3 mengenai akuntan
sebagai karir. Mahasiswa S1 memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan
mahasiswa PPAk pada semua aspek. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum akuntansi S-
PA-04 22
1 saat ini masih perlu diperbaiki. Perlu dikaji berbagai metode pengajaran untuk
meningkatkan persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan. Perlu diteliti lebih lanjut,
apakah mahasiswa S1 merasa merasa bosan dengan pendekatan yang selama ini lebih
banyak menekankan pada aspek konseptual. Persepsi mahasiswa Ekstensi yang lebih
tinggi dibandingkan mahasiswa S1 sementara keduanya sama-sama menekankan aspek
konseptual mungkin disebabkan karena mahasiswa junior Ekstension telah pernah
belajar akuntansi sebelumnya dan bahkan banyak juga yang sudah pernah bekerja
sehingga memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik Perbedaan dengan PPAk dapat
dipahami karena memang program PPAk ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme
akuntan.
Jika persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan semakin rendah, dapat
diartikan bahwa minat mahasiswa untuk menjadi akuntan semakin rendah, maka
dikhawatirkan kualitas akuntan dimasa mendatang akan turun, karena mereka yang
pintar-pintar tidak lagi berminat menjadi akuntan. Tugas kita semua memberi gambaran
yang jelas mengenai profesi akuntan.
Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya
1. Survey dalam penelitian ini dilakukan pada satu universitas, karenanya hasil dari
penelitian ini bisa saja “unik” dalam artian hanya terjadi dalam universitas tempat
dilakukannya survey saja.
2. Survey dalam penelitian ini ini dilakukan secara tertulis sehingga tidak terlepas
kemungkinan adanya responden yang kurang memahami pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan, survey ini dapat juga dilakukan juga secara interview.
PA-04 23
3. Dalam melihat efektivitas kurikulum, dapat dilakukan survey secara longitudinal
selama beberapa tahun (responden yang sama dilihat perubahan responnya dari
tahun ke tahun).
PA-04 24
DAFTAR PUSTAKA
Bay, D.B. & R.R. Greenberg, “The Relationship of the DIT and Behavior : A Replication”. Issues in Accounting Education, vol 16 (2001), pp 367-380. Clikeman, P.M. & S. L. Henning, “The Socialization of undergraduate accounting students”. Issues in Accounting Education, vol 15 (2000), pp 1-15. Goa, J.C. & L. Thorne, “An Introduction to the special issue on proffesionalism and ethics in Accounting Education’. Issues in Accounting Education, vol 19 (2004), pp 1-6. Healy, P., & J.M. Wahlen. "A Review of the Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Setting”. Acconting Horizon, vol 13 (1999), pp. 365 - 383. Jeffrey, C., “Ethical Development of Accounting Students, Non Accounting Business Students and Liberal Arts Students”. Issues in Accounting Education, vol 6 (1993), pp 86 -96. Kiger, C. E., “Making Ethics a pervasive component of Accounting Education’. Management Accounting Quarterly, vol 5 (2004), pp 42-54. Marriott, P & Neil Marriott, “Are we turning them on? A Longitudinal study of undergraduate accounting students’ attitudes towards accounting as a profession”. Accounting Education, vol 12(2) (2003), pp 113-133. Mc Carthy, I. N., “ Professional Ethics Code Conflict Situations : Ethical and Value Orientation of Collegiate Accounting Students”. Journal of Business Ethics, vol 16 (1997), pp 1467 – 1473. Radtke, R.R., “The Effects of Gender and Setting on Accountants’ Ethically Sensitive Decisions”. Journal of Business Ethics, 2000, pp 299-312. Scott, William R. (2003), “Financial Accounting Theory 3rd Ed.”, Prentice-Hall. Smyth, M.L & J.R. Davis, “Perceptions of Dishonesty Among Two-Year College Students : Academic versus Business Situations”. Journal of Business Ethics, vol 51 (2004), pp 63 Wyatt, A.R., “ Accounting Professionalism – They just don’t get it!”. Accounting Horizons, vol 18 (2004), pp 45-53.
PA-04 25
INFORMASI RESPONDEN
KERAHASIAAN JAWABAN DIJAMIN
Berilah tanda silang (X) pada angka yang anda pilih
1. Asal Universitas
Universitas Indonesia 1 Lainnya, Sebutkan ……………………...
2. Program
S-1 Reguler S-1 Ekstension Diploma-3 PPAk 1 2 3 4
3. Jurusan
Akuntansi Ilmu Manajemen Ilmu Ekonomi 1 2 3
4. Angkatan
5. Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki 1 2
6. Status Pekerjaan
Belum Pernah Bekerja Pernah / Sedang Bekerja 1 2
7. Asal SMU
Jakarta Luar Jakarta 1 2
8. IPK
Kurang dari 2 2 - 2.49 2.5 - 2.99 3 - 3.49 3 .5 - 4 1 2 3 4 5
PA-04 26
Berilah jawaban untuk setiap pernyataan berikut. Sejumlah pertanyaan agak sedikit kontroversial, mungkin anda akan bersikap netral, akan tetapi usahakan memilih rating yang lebih menunjukkan believe / feeling (perasaan) anda. Sangat
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Agak Tidak Setuju
Agak Setuju
Setuju Sangat Setuju
1 Profesi Akuntan sangat dihormati 1 2 3 4 5 6 2 Akuntansi hanyalah aktifitas mengingat
aturan-aturan. 1 2 3 4 5 6
3 Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain 1 2 3 4 5 6
4 Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan.
1 2 3 4 5 6
5 Akuntansi menarik 1 2 3 4 5 6 6 Menjadi akuntan sangat bergengsi
(prestise) 1 2 3 4 5 6
7 Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku. Tidak memerlukan conceptual skills atau judgement (penyesuaian).
1 2 3 4 5 6
8 Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli hukum. 1 2 3 4 5 6
9 Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam pekerjaannya. 1 2 3 4 5 6
10 Saya akan senang menjadi seorang akuntan. 1 2 3 4 5 6
11 Akuntan adalah orang-orang yang membosankan. 1 2 3 4 5 6
12 Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan. 1 2 3 4 5 6
13 Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain.
1 2 3 4 5 6
14 Saya suka akuntansi. 1 2 3 4 5 6 15 Akuntan yang profesional, berinteraksi
dengan banyak orang. 1 2 3 4 5 6