Download - Perencanaan asuhan keperawatan lansia
MAKALAH
MEMBUAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANJUT USIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik
Disusun oleh:
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia. mudah-
mudahan makalah ini bisa membantu bagi mahasiswa untuk bekal nanti di
lapangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.
Sukabumi, September 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap Perencanaan................................................................................ 3
B. Sumber Data ........................................................................................ 3
C. Tujuan Dilakukan Perencanaan Keperawatan ...................................... 4
D. Langkah-langkah Perencanaan ............................................................ 5
E. Tipe-Tipe dan Macam-macam Standar Rencana Perawatan ................ 7
F. Tipe Intruksi Perawatan dalam Merencanakan Tindakan ................... 8
G. Perbedaan rencana tindakan keperawatan dan tindakan medis ........... 8
H. Alasan Rencana Perawatan (Renpra) .................................................... 9
I. Komponen Tahap Perencanaan ........................................................... 10
J. Contoh Rumusan Rencana Asuhan Keperawatan ................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan
asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi
kedua belah pihak yaitu perawat dan klien.
Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai
pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang
memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan
kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat
maupun klien, manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian
pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena didalam proses
keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-
langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri
perawat dalam melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan
setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan kemampuan intelektual dan
teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui proses keperawatan
dituntut mampu memecahkan masalah yang baru sesuai dengan masalah yang
dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan kepuasan kerja.
Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat
bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan
yang merugikan atau menghindari adanya tindakan yang legal.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Asuhan Keperawatan (askep) pada tahap
perencanaan?
2
2. Siapa-siapa saja yang menjadi sumber data dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan pada tahap perencanaan?
3. Cara melakukan tindakan perencanaan?
4. Konsep- konsep (tipe-tipe) pada tahap perencanaan?
5. Tujuan dari tindakan tersebut?
6. Peran serta fungsi perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
pada tahap perencanaan?
7. Perbedaan rencana tindakan keperawatan dan tindakan medis?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai
intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau
mengurangi masalah-masalah klien.
Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu
proses keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat
diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan
tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan
praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya , kemampuan dalam
memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih
dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan,
menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja
sama dengan tingkat kesehatan lain.
B. Sumber Data
Sebelum menuliskan rencana tindakan keperawatan, kaji ulang semua
data yang ada sumber data yang memuaskan meliputi:
1. Pengkajian sewaktu klien masuk rumah sakit.
2. Diagnosa perawatan waktu masuk rumah sakit.
3. Keluhan utama klien atau alasan dalam berhubungan dengan pelayanan
kesehatan.
4. Laboratorium ritme.
5. Latar belakang sosial budaya.
6. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
7. Observasi dari tim kesehatan lain.
4
C. Tujuan Dilakukan Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan Umum
a. Sebagai alat komunikasi antara sesama anggota perawat dan antar tim
kesehatan lainnya.
b. Untuk meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap
klien.
c. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan
yang akan dicapai.
2. Tujuan Klinik
Prioritas diagnosa evaluasi, mengarahkan kriteria hasil dan tujuan
keperawatan intervensi.
a. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
b. Mengomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang
diobservasi dan apa yang dilaksanakan.
c. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan
evaluasi keperawatan.
d. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.
3. Tujuan Administratif :
Lebih fokus, tanggung jawab, independen, perbaikan kualitas
askep, fokus, arah dokumentasi, dan alat komunikasi.
a. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya.
c. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan.
d. Menyediakan kriteria klasifikasi klien.
5
Tahap perencanaan memberikan kesempatan pada perawat, klien,
keluarga dan orang terdekat untuk merumuskan rencana tindakan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
D. Langkah-langkah Perencanaan
Pada tahap perencanan dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan,
yaitu sebagai berikut:
1. Penentuan prioritas diagnosis
Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan
setelah tahap diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis
keperawatan, maka dapat diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan
atau diatasi pertama kali atau yang segera dilakukan.
Dalam menentukan prioritas terdapat beberapa pendapat urutan
prioritas, di antaranya:
a. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam
jiwa) yang dilatarbelakangi dari prinsip pertolongan pertama yaitu
dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi,
prioritas sedang, dan prioritas rendah.
1) Prioritas tinggi _ prioritas yang mencerminkan situasi yang
mengancam kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu
dilakukan tindakan terlebih dahulu seperti masalah pembersihan
jalan nafas.
2) Prioritas sedang _ prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak
gawat dan tidak mengancam hidup klien seperti masalah personal
higiene.
3) Prioritas rendah _ prioritas yang menggambarkan situasi yang tidak
berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang
secara spesifik seperti masalah keuangan dan lainnya.
6
b. Berdasarkan kebutuhan Maslow
Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan
berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia, diantaranya: Kebutuhan
fisiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri,
cairan, perawatan kulit, mobilisasi, dan eliminasi.
Kebutuhan keselamatan dan keamanan, meliputi masalah
lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari
infeksi dan rasa takut. Kebutuhan mencintai dan dicintai, meliputi
masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, dan
hubungan antar manusia. Kebutuhan harga diri, meliputi masalah
respek dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri. Kebutuhan
aktualisasi diri, meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.
2. Penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan
Tujuan merupakan sinonim dari kriteria hasil yang mempunyai
komponen sebagai berikut: S (Subjek), P (Predikat, K (Kriteria), K
(Kondisi, W (Waktu) dengan penjabaran sebagai berikut:
S: Perilaku pasien yang diamati.
P: Kondisi yang melengkapi pasien.
K: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk meentukan tercapainya
tujuan.
K: Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W: Waktu yang ingin di capai.
Contoh:
Diagnosis keperawatan: bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan: Klien mampu mengeluarkan sekresi paru tanpa bantuan
pada tanggal Subjek kata kerja yang dapat diukur hasil
kriteria 3 Mei 2003 target waktu
Kriteria hasil: Suara nafas bersih, tidak ada suara tambahan, seperti
whezing, rales atau ronchi, frekuensi nafas 16-20 kali
7
permenit iranmanya teratur, pola pernafasan eupnea
teratur, tidak terdapat batuk, sianosis tidak ada.
3. Menentukan rencana tindakan
Untuk memudahkan dalam menentukan rencana tindakan, maka ada
beberapa persyaratan dalam menuliskan rencana tindakan diantaranya
harus terdapat unsur tanggal, kata kerja yang dapat diukur yang dapat
dilihat, dirasa dan didengar, adanya subjek, hasil, target tanggal dan tanda
tangan perawat.
Perawatan dan pengobatan dirancang untuk membantu pencapaian
satu atau lebih dari tujuan perawatan sehingga dapat mengurangi,
mencegah atau menghilangkan dari masalah pasien.
E. Tipe-Tipe dan Macam-macam Standar Rencana Perawatan (Renpra)
1. Tipe – Tipe Rencana Perawatan (Renpra) :
a. Desain renpra secara “tradisional” : yaitu renpra yang ditulis dan
dikembangkan oleh perawat dan ditujukkan terutama pada pasien-
pasien khusus.
b. Desain renpra yang “standar“ : yaitu renpra yang ditulis dan
dikembangkan oleh komite keperawatan dan digunakan pada pasien
umum → digunakan untuk terapi dan keperawatan.
2. Macam-Macam Standar Rencana Perawatan (Renpra) :
a. Renpra yang berdasarkan diagnosis medis dan prosedur.
b. Renpra berdasarkan diagnosis keperawatan.
c. Renpra dicatat secara komputerisasi.
8
F. Tipe Intruksi Perawatan dalam Merencanakan Tindakan
Dalam memberikan instruksi keperawatan ada empat tipe intruksi yang
digunakan:
1. Tipe Diagnostik
Tipe ini menilai kemungkinan klien ke arah pencapain kriteria hasil
dengan observasi secara langsung. Contoh penulisan: 2/5/2003, kaji ROM
ektremitas atas klien tanggal kata kerja dapat diukur hasil subjek pada
tanggal 3/5/2003, A. Azis (tanda tangan) target waktu nama perawat
2. Tipe Terapeutik
Mengambarkan tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung
untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah kemungkinan masalah.
Contoh penulisan: 2/5/2003 lakukan ROM pasif pada kaki kiri klien
tanggal kata kerja dapat diukur hasil subjek 4 kali sehari, A. Aziz (tanda
tangan) target waktu nama perawat
3. Tipe Penyuluhan
Digunakan untuk meningkatkan perawatan diri pasien dengan membantu
klien untuk memperoleh tingkah laku individu yang mempermudah
pemecahan masalah. Contoh penulisan: 2/5/2003, Ajarkan klien
menggunakan walker tanggal kata kerja dapat diukur subjek hasil pada
tanggal 3/5/2003, A. Aziz (tanda tangan) target waktu nama perawat
4. Tipe Rujukan
Menggambarkan peran perawat sebagai koordinator dan manager dalam
perawatan klien dalam anggota tim kesehatan. Contoh penulisan:
2/5/2003, konsul dengan ahli terapi fisik tanggal kata kerja dapat diukur
subjek mengenai kemajuan klien menggunakan walker hasil pada tanggal
4/5/2003, A. Aziz (tanda tangan) target waktu nama perawat
G. Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis
Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang
disusun oleh perawat untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat
yang menulis dan perawat lainnya. Sedangkan rencana tindakan pelimpahan
9
(delegasi) adalah rencana yang disusun oleh dokter untuk dilaksanakan oleh
staf perawat.
Program atau perintah dokter adalah bukan perintah untuk perawat,
tetapi perintah ditujukan kepada klien yang tindakannya dilaksanakan oleh
perawat. Kedua intervensi tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan
yang independen, karena secara hukum perawat harus menentukan apakah
memang sudah selesai untuk melaksanakan suatu tindakan berdasarkan
standar praktik.
Rencana tindakan medis biasanya difokuskan pada kegiatan yang
berhubungan dengan diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien.
Tindakan tersebut didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan
lainnya. Tindakan medis sering meliputi pengobatan, uji diagnostik, diet dan
pemberian obat. Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada kegiatan yang
berhubungan dengan promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien.
Rencana tindakan tersebut bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu:
1. Dependen
2. Interdependen
3. Independen
H. Alasan Rencana Perawatan (Renpra) :
1. Karena berisi informasi/data penting dan jelas.
2. Masalah klien dapat diidentifikasi dengan jelas.
3. Dapat digunakan sebagai pedoman intervensi keperawatan.
4. Sebagai alat komunikasi antar perawat, tim kesehatan dan klien.
5. Memudahkan proses keperawatan yang berkelanjutan dalam intervensi
dan evaluasi secara konsisten.
6. Sebagai dokumentasi khusus untuk keinginan dan hasil yang diharapkan
klien/pasien.
10
I. Komponen Tahap Perencanaan :
1. Membuat prioritas urutan diagnosa keperawatan
Pada pengkajian, perawat menemukan berbagai masalah pada klien.
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan untuk masalah klien, perawat
mulai membuat urutan diagnosa keperawatan. Urutan diagnosa
keperawatan tersebut memungkinkan perawat, klien dan orang terdekat
untuk mengatur masalah - masalah klien sesuai dengan urutan kepentingan
dan urgensinya.
Diagnosa keperawatan diurutkan dengan prioritas tinggi, sedang
dan rendah. Perawat, klien, keluarga dan orang terdekat berfokus pada
usaha-usaha mengatasi masalah klien dengan prioritas tertinggi lebih dulu.
Masalah dengan prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam
hidup (mis : bersihan jalan nafas ). Masalah dengan prioritas sedang
berhubungan dengan situasi yang tidak gawat dan situasi yang tidak
mengancam hidup klien (mis : higiene individu). Masalah dengan prioritas
rendah tidak berhubungan secara langsung dengan keadaan sakit atau
masalah yang spesifik (mis : masalah kebutuhan sosial klien). Masalah
dengan prioritas tinggi (mis : membuat jalan nafas yang bersih)
membutuhkan perhatian yang cepat sebelum masalah dengan prioritas
rendah (mis : memenuhi kebutuhan sosial klien).
Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow (1968) membantu perawat
untuk memprioritaskan urutan diagnosa keperawatan. Kerangka hirarki ini
termasuk kebutuhan fisiologis dan psikologis. Lima tingkatan dari hirarki
tersebut adalah:
a. Fisiologis
b. Keselamatan dan keamanan
c. Mencintai dan memiliki
d. Harga diri
e. Aktualisasi diri
11
Kebutuhan fisiologis harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih
tinggi seperti aktualisasi diri. Contohnya, orang yang kekurangan makanan
akan mencari makanan lebih dulu sebelum mencari tujuan karirnya.
2. Membuat Kriteria Hasil
Kriteria hasil adalah tujuan dan sasaran yang realistik dan dapat
diukur dimana klien untuk mencapainya kriteria hasil menggambarkan
meteran untuk mengukur hasil akhir askep. Kriteria hasil merupakan
tujuan ke arah mana perawat kesehatan diarahkan dan dasar untuk rencana
askep.
Kriteria hasil harus konsisten dengan terapi dari tim multidisiplin.
Contohnya kriteria hasil saling berhubungan dengan hasil yang dibuat oleh
ahli gizi, ahli terapi fisik dan okupasi, dokter, pekerja sosial dan yang
lainnya. Kriteria hasil disusun bersama-sama klien, keluarga, dan orang
terdekat. Kegagalan klien dan keluarga dalam menentukan kriteria hasil
dan identifikasi hasil yang realistik mempengaruhi resolusi masalah.
Tujuan, sasaran, dan hasil yang diharapkan dari klien yang
diinginkan adalah sinonim yang mempunyai arti yang sama sebagai
kriteria hasil. Kriteria hasil mengidentifikasi tahapan yang harus
diselesikan klien dalam upaya mencapai kriteria hasil. Kriteria hasil
memberikan arah untuk intervensi keperawatan dan memberikan pondasi
untuk evaluasi askep.
Setiap kriteria hasil membuat kata kerja yang dapat diukur untuk
memudahkan proses evaluasi. Kata kerja yang dapat diukur menunjukkan
tindakan yang dapat dilihat, didengar,dan dirasakan oleh perawat. Kriteria
hasil dituliskan dalam rencana askep. Pada tahap lima, yaitu tahap terakhir
dari proses keperawatan, perawat kembali menuliskan kriteria hasil untuk
mengevaluasi apakah klien telah berhasil mencapai hasil tersebut.
12
Komponen Pernyataan Kriteria Hasil :
a. Subjek :
Menunjukkan siapa yang mencapai kriteria hasil. Mis: Klien,
keluarga, atau orang terdekat dan masyarakat.
b. Kata kerja yang dapat diukur :
Menunjukkan tindakan, tingkah laku, dan respon dari klien yang dapat
dilihat, didengar , atau diraba, jadi dapat diukur.
c. Hasil :
Menunjukkan respon fisiologis, psikologis, dan gaya hidup yang
diharapkan dari klien terhadap intervensi. Klien diharapkan berespon
dalam tingkah laku yang spesifik terhadap intervensi keperawatan
tertentu.
d. Kriteria :
Mengukur kemajuan klien dalam mencapai hasil. Kriteria
menunjukkan tingkatan kecakapan yang diperlukan untuk
menyelesaikan hasil akhir.
e. Target waktu :
Menunjukkan periode waktu tertentu yang diinginkan untuk mencapai
kriteria hasil. Batasan waktu membantu perawat dalam evaluasi.
Tahap untuk memastikan apakah kriteria hasil dicapai dalam periode
waktu tersebut.
3. Menulis instruksi keperawatan
Instruksi keperawatan merupakan tindakan-tindakan spesifik yang
diimplementasikan oleh perawat untuk membantu klien dalam mencapai
kriteria hasil. Instruksi keperawatan menunjukkan tindakan yang spesifik,
dapat diukur, dapat diamati dan realistik yang dilakukan oleh perawat.
Instruksi keperawatan, tindakan keperawatan, dan intervensi keperawatan
merupakan istilah yang dapat dipertukarkan penggunaannya.
13
J. Contoh Rumusan Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN PERENCANAAN
1 Gangguan perfusi
jaringan
berhubungan
dengan
melemahnya /
menurunnya aliran
darah ke daerah
gangren akibat
adanya obstruksi
pembuluh darah.
Mempertahankan
sirkulasi perifer tetap
normal
Dengan Kriteria
Hasil:
Denyut nadi
perifer teraba kuat
dan reguler
Warna kulit sekitar
luka tidak
pucat/sianosis
Kulit sekitar luka
teraba hangat.
Oedema tidak
terjadi dan luka
tidak bertambah
parah.
Sensorik dan
motorik membaik
1. Ajarkan pasien untuk
melakukan mobilisasi
2. Ajarkan tentang faktor-
faktor yang dapat
meningkatkan aliran darah :
Tinggikan kaki sedikit lebih
rendah dari jantung (posisi
elevasi pada waktu istirahat),
hindari penyilangkan kaki,
hindari balutan ketat, hindari
penggunaan bantal, di
belakang lutut dan
sebagainya.
3. Ajarkan tentang modifikasi
faktor-faktor resiko berupa :
Hindari diet tinggi kolestrol,
teknik relaksasi,
menghentikan kebiasaan
merokok, dan penggunaan
obat vasokontriksi
4. Kerja sama dengan tim
kesehatan lain dalam
pemberian vasodilator,
pemeriksaan gula darah
secara rutin dan terapi
oksigen ( HBO ).
14
2 Gangguan
integritas jaringan
berhubungan
dengan adanya
gangren pada
ekstrimitas
Tercapainya proses
penyembuhan luka.
Kriteria Hasil :
1. Berkurangnya
oedema sekitar
luka.
2. pus dan jaringan
berkurang
3. Adanya jaringan
granulasi.
4. Bau busuk luka
berkurang.
5. Kaji luas dan keadaan luka
serta proses penyembuhan
6. Rawat luka dengan baik dan
benar : membersihkan luka
secara abseptik
menggunakan larutan yang
tidak iritatif, angkat sisa
balutan yang menempel
pada luka dan nekrotomi
jaringan yang mati.
7. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian insulin,
pemeriksaan kultur pus
pemeriksaan gula darah
pemberian anti biotik.
3 Gangguan rasa
nyaman ( nyeri )
berhubungan
dengan iskemik
jaringan.
Rasa nyeri hilang/
berkurang
Kriteria Hasil :
1. Penderita secara
verbal mengatakan
nyeri
berkurang/hilang .
2. Penderita dapat
melakukan metode
atau tindakan
untuk mengatasi
atau mengurangi
nyeri .
3. Pergerakan
penderita
bertambah luas.
5. Kaji tingkat, frekuensi, dan
reaksi nyeri yang dialami
pasien.
6. Jelaskan pada pasien tentang
sebab-sebab timbulnya
nyeri.
7. Ciptakan lingkungan yang
tenang.
8. Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi.
9. Atur posisi pasien senyaman
mungkin sesuai keinginan
pasien
10. Lakukan massage dan
kompres luka dengan BWC
saat rawat luka.
15
4. Tidak ada keringat
dingin, tanda vital
dalam batas
normal.( S : 36 –
37,5 0C, N: 60 –
80 x /menit, T :
100 – 130 mmHg,
RR : 18 – 20 x
/menit ).
11. 14. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgesik.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rangkaian analisis dasar dan pembahasan pada BAB
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan proses
keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan keperawatan
yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi.
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan
oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan
dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan
yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan
yang telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan
pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.
B. Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat
memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan
selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik .
Jakarta: Salemba Medika