Download - Perhitungan Kebutuhan Cadangan Uang Rupiah
1
Perhitungan Kebutuhan Cadangan Uang Rupiah
Novita EmildaGroup Kebijakan Pengelolaan Uang
Bank Indonesia - 2013
Internship Final Presentation
2Landasan Hukum Pengelolaan Uang Rupiah
1. UU No 23 Tahun 1999 tentang BI,
dan perubahannya *)
2. Undang-Undang No 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang
Peraturan Presiden No. 123 tahun 2012 tentang Badan Koordinasi
Pemberantasan Rupiah Palsu
1. PBI No. 14/7/PBI/2012 tentang Pengelolaan Uang Rupiah
2. PDG No. 14/13/PDG/2012 tentang Pengelolaan Uang Rupiah
1. Nota Kesepahaman 2. Perjanjian Kerja Sama
*) Undang-undang Bank Indonesia (perubahan), yakni :• UU No. 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 2 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang
• UU No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
3Landasan Hukum Pengelolaan Uang Rupiah, lanjutan
UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang
Perencanaan(Pasal 3, 7, 9 &
13)
Pencetakan(Pasal 14)
Pengeluaran(Pasal 15)
Pengedaran(Pasal 16)
Pencabutan & Penarikan(Pasal 17)
Pemusnahan(Pasal 18)
Pengelolaan
Uang Rupiah
(Pasal 11 – 20)
Koordinasi BI dengan Pemerintah
Bank Indonesia
4Business Process Departemen Pengelolaan Uang
Perencanaan
EKU
Outflow
Inflow
Pemusnahan
Kas Minimum
Poskas Akhir Satker Kas (T-1)
Estimasi Kebutuhan Uang
Rencana Pencetakan Uang
1 2 3 4
Rencana Pengadaan Bahan Uang
Keputusan RDGKoordinasi dengan Kemenkeu, al:- Rencana Pencetakan Uang (termasuk
asumsi makro ekonomi & pemusnahan)- Rencana Pengeluaran Uang
Keputusan DPU
KETERANGAN
• Perencanaan & penentuan jumlah Rupiah yg dicetak dilakukan oleh BI yg berkoordinasi dgn Pemerintah.
• Penyediaan jumlah Rupiah yg beredar dilakukan oleh BI.
Amanat UU No. 7/2011 tentang Mata Uang (Pasal 13)
Proses Perencanaan Pengelolaan Uang
5Penyediaan Kebutuhan Cadangan Uang Kartal
Sebagai penyediaan uang kartal untuk menghadapi permintaan dari masyarakat yang berbeda sebagaimana dari yang diperkirakan, maka perlu disiapkan kas minimum dan iron stock uang kartal dalam jumlah yang cukup.
6
Konsep Dalam Penyediaan Cadangan Uang Kartal
Kas Minimum
• Disediakan untuk memenuhi terjadinya fluktuasi kebutuhan kas yang disebabkan oleh adanya kebijakan atau kebutuhan lainnya diluar pattern atau trend yang telah diproyeksikan, misalnya terjadi kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari pemerintah atau adanya kebutuhan uang kartal yang melebihi kebiasaan pada waktu tertentu.
• Disediakan untuk mengantisipasi terganggunya pengiriman uang ke masing-masing satuan kerja kas antara lain karena transportasi atau terjadinya gangguan lainnya dalam pengiriman.
Iron Stock
•Disediakan untuk menghadapi terjadinya kejadian luar biasa atau kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi terhadap kebutuhan uang kartal, misalnya terjadi rush di perbankan dari masyarakat secara bersamaan.
7Karakteristik Penyediaan Cadangan Uang Kartal
Kas Minimum Iron Stock
Tersedia di masing-
masing Satker Kas
Disediakan dalam Jumlah dan Pecahan
Tidak perlu disediakan untuk masing-masing
satuan kerja kas, artinya penyediaan secara
nasional dan penempatannya dapat dilakukan pada satker-
satker kas tertentu misalnya semacam Depo
Kas.
1 ⅟2 Rata-rata Outflow Proyeksi
Penyediaan terutama dalam jumlah (nominal), sedangkan jenis pecahan
menjadi tidak terlalu diutamakan.
25% Total Giro Bank
Karakteristik
8Dasar Perhitungan
KAS MINIMUMMenggunakan data historis
dari uang keluar (outflow)
selama beberapa tahun terakhir dengan
melihat besarnya
“penyimpangan” antara data outflow actual dibandingkan dengan data
proyeksi outflow.
Kebutuhan bulanan (outflow)
masing-masing satker dengan memperhitungkan jika terjadi keterlambatan
pengiriman uang.
9Dasar Perhitungan, lanjutan
IRON STOCK
Menggunakan proyeksi
data giro perbankan yang ada di
Bank Indonesia.
Dana Pihak Ketiga
masyarakat yang ada di Perbankan.
10Model Utama Proyeksi
Model Proyeksi Sederhana, Linear Regression
Grafik:Mengukur suatu trend
berdasarkan grafik
11Perkembangan Outflow Nasional 2011 - 2013
Outflow – Inflow : Aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia menunjukkan pola musiman, dimana pada setiap triwulan I menunjukkan net inflow, sementara triwulan lainnya menunjukkan net outflow.
Berdasarkan sebaran wilayah, Jawa Non Jabodetabek selalu menunjukkan net inflow, sementara wilayah lain termasuk Sulampua menunjukkan net outflow.
Perkembangan Inflow, Outflow dan Net Flow
Perkembangan Net Flow berdasarkan Wilayah
12Perkembangan Total Giro Bank di BI
Jan-96 Jan Jan Jan-99 Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan MonthDec Dec -
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
Actual 278,504
proyeksi 323,065
Perkembangan Total Giro Bank di BIM
ilya
r
13Estimasi Outflow 2014, Moving Average Three Month method
14Estimasi Giro 2014, Proyeksi Sederhana Linier Regression
15Perhitungan Kebutuhan Cadangan Uang Rupiah
Kas Minimum Iron StockOutflow tahun 2014 diproyeksikan
sebesar Rp.40,6 triliun. Kas minimum disediakan sebesar 50%
dari proyeksi outflow yaitu sebesar Rp.20,3 triliun.
Maka kebutuhan kas minimum adalah sebesar 1,5 bulan dari proyeksi outflow, tahun 2014
dibutuhkan kas minimum sebesar Rp.60,9 triliun
Giro perbankan di BI pada tahun 2014 diproyeksikan
sebesar Rp.323 triliun.
Buffer Stock = KM + ISNBuffer Stock = Rp. 141,6 triliun
iron stock disediakan sebesar 25% dari proyeksi giro
perbankan di BI yaitu sejumlah Rp.80,7 triliun.
Buffer Stock
16
Perhitungan Kebutuhan Cadangan Uang Rupiah, Kas Minimum
Untuk itu penyediaan kas minimum untuk menghadapi fluktuasi diusulkan sebesar 50% dari rata-rata proyeksi outflow tahun yang diproyeksikan. Berdasarkan proyeksi diperoleh rata-rata outflow bulanan untuk tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp.40,6 triliun. Jika disediakan 50% untuk kas minimum dalam rangka mengantisipasi fluktuasi, untuk tahun 2014 perlu dicadangkan sebesar Rp.20,3 triliun.
Sedangkan dengan pertimbangan pengiriman uang (remise) ke masing-masing satker kas paling lama dibutuhkan waktu 1 (satu) bulan, maka untuk mengantisipasi terganggunya pengiriman uang ke satker kas, perlu disiapkan kas minimum sebesar 1 (satu) bulan outflow.
Dari kedua tujuan tersebut maka kebutuhan kas minimum adalah sebesar 1,5 bulan dari proyeksi outflow. Dengan proyeksi dalam perhitungan tersebut maka untuk tahun 2014 dibutuhkan kas minimum sebesar Rp.60,9 triliun.
17Perhitungan Kebutuhan Cadangan Uang Rupiah, Iron Stock National
Dari grafik tersebut maka giro perbankan di BI pada tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp.323 triliun. Jumlah tersebut adalah jumlah
ideal yang harus disiapkan untuk kondisi darurat.
Namun penyediaan iron stock tidak harus
100% dari proyeksi tersebut. Dalam kajian ini diusulkan agar iron
stock disediakan sebesar 25% dari
proyeksi giro perbankan di BI yaitu
sejumlah Rp.80,7 triliun.
18
Jika kondisi tersebut dicapai, yaitu kas minimum sebesar 1,5 bulan dan iron stock sebesar 25% dari proyeksi saldo giro perbankan di Bank Indonesia, maka total cadangan yang disiapkan Bank Indonesia untuk menghadapi kondisi tidak terduga yaitu Rp.141,6 triliun. Jika outflow tahun 2014 diproyeksikan rata-rata perbulan Rp.40,6 triliun, maka jumlah tersebut equivalent dengan 3,6 bulan outflow.
19
Kalau mau ditengok lebih ke hulu lagi bagaimana BI mendapatkan angka inflow dan outflow uang , sejenak Anda akan bersinggungan dengan dua model teori yang kerap dipakai sebagai landasan perhitungan. Pertama, Error Correction Model (ECM), yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan uang (outflow-inflow) secara nasional. Kedua, metode Dekomposisi yang digunakan untuk mengetahui outflow-inflow di KP BI/KBI dan pemusnahan uang serta persediaan kas baik di Kantor Pusat BI maupun KBI. Pemanfaatan ECM yang sifatnya top-down dan metode Dekomposisi yang sifatnya bottom-up akan menghasilkan angka RKU.
Nah, dari paparan di atas, terlihat jelas bahwa BI tidaklah sembarangan dan semaunya sendiri dalam menentukan jumlah kebutuhan uang kartal bagi perekonomian nasional. Kebutuhan ini dihitung dengan cermat dan seksama, agar sesuai dengan kebutuhan perekonomian nasional, tidak berlebih dan tidak kekurangan pula.
20
Estimasi Kebutuhan Uang (EKU) itu akan menjadi bahan rujukan Dewan
Gubernur BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) dalam menetapkan
besaran uang yang akan dicetak dengan mempertimbangkan berbagai faktor
Ekonomi.
21
The end presentationThank You