PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI),
SUKU BUNGA DEPOSITO DAN KURS RUPIAH TERHADAP JAKARTA
ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (PERIODE AWAL JANUARI 2004 SAMPAI DENGAN AKHIR DESEMBER 2008)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Pada Fakultas Syariah
Program Studi Muamalat / Keuangan dan Perbankan Syariah
Oleh
Buyung Rizal F D N P
Nomor Pokok : 10010203011
FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2009 M / 1430 H
ii
PERSETUJUAN
Disetujui Oleh:
Pembimbing II
Dudung Abdurrahman SE., M.Si.
Pembimbing I
Asep Ramdan Hidayat Drs., M.Si.
Mengetahui :
Dekan Fakultas Syariah
H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., MH.
Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah
Neneng Nurhasanah Dra., MH.
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqasyahkan oleh tim penguji skripsi pada hari Rabu,
tanggal 29 Juli 2009 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana (S1) pada Fakultas Syariah Program Studi Muamalat/Keuangan dan
Perbankan Syariah Universitas Islam Bandung.
Bandung, 29 Juli 2009
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
Sekretaris
Neneng Nurhasanah Dra. , MH.
Ketua
H. M. Zainuddin Drs., Lc., Dipl., MH.
TIM PENGUJI
1. Prof. DR. H. M. Abdurrahman, MA. ______________________________
2. H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., MH. ______________________________
3. Titin Suprihatin Dra., MH . ______________________________
iv
Kata Hikmah:
Wahai anak kesayanganku, carilah
ilmu, karena apabila kamu menjadi
fakir maka itulah hartamu, akan tetapi
bila engkau kaya, ilmu itu menjadi
perhiasan dirimu.
((Luqman Al-Hakim)
Ku persembahkan Penelitian ini untuk
kedua orangtua, Kakak dan Adiku serta
orang-orang yang selalu dan
senantiasa memberi motivasi dan
memiliki semangat tanpa batas dalam
berkarya dan membangun Masyarakat
menjadi lebih baik.
v
ABSTRAK
Krisis global yang melanda dunia akibat kredit perumahan yang terjadi di Amerika Imbasnya terasa hingga ke Indonesia hal tersebut ditandai dengan merosotnya harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi cukup tajam ke level 1111.39 agar tidak terjerembab lebih dalam otoritas bursa membuat kebijakan diantaranya berupa larangan transaksi shortselling, suspensi perdagangan, dan autorejection batas bawah dapat menahan kejatuhan IHSG. Selain itu imbas dari krisis keuangan global memicu pelemahan rupiah terhadap US dollar hal ini di akibatkan para investor asing menarik dananya kembali ke luar terutama investasi dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN), posisi Rupiah melemah terhadap US Dollar tercatat pada level 10,975/USD melemah 14,5% dari level 9385 pada akhir September. Untuk meredam gelombang krisis keuangan global yang lebih parah lagi pemerintah mengambil tindakan untuk mencegah dampak yang lebih besar lagi yang akan di raskan di antaranya melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia sebagai wakil Pemerintah dalam mengambil kebijakan-kebijakan masalah moneter salah satunnya adalah menaikan BI rate sebesar 25 bps menjadi 9.5%. pengaruh kenaikan BI rate juga berimbas pada kenaikan suku bunga Deposito hal ini dapat dilihat dengan naiknya pertumbuhan dana masyarakat di perbankan dari 9.7% menjadi 14.3% kenaikan tersebut diindikasikan para investor mengalihkan investasinnya ke deposito hal tersebut sejalan dengan semakin menariknya kenaikan suku bunga deposito.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), suku bunga deposito satu bulan dan nilai tukar Rupiah pada US Dollar terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun secara simultan. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi dan kepustakaan. Dari data yang di peroleh di analisis dengan menggunakan metode analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukan kesimpulan bahwa secara parsial terdapat pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap Jakarta Islamic Index (JII), terdapat pengaruh suku bunga deposito satu bulan terhadap Jakarta Islamic Index (JII), terdapat pengaruh nilai tukar Rupiah pada US Dollar terhadap jakarta islamic index (JII) dan secara simultan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), suku bunga deposito satu bulan dan nilai tukar Rupiah pad US Dollar terhadap Jakarta Islamic Index (JII) terdapat pengaruh.
vi
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan alam
semesta. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
begitu pula atas keluarga dan sahabatnya. Hanya karena ridho Allah, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Suku Bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Suku Bunga Deposito Dan Kurs Rupiah Terhadap
Jakarta Islamic Index (JII) Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana S-1 pada jurusan Muamalat/Keuangan dan Perbankan Syariah di Fakultas
Syariah Universitas Islam Bandung. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah
berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik.
Penulis juga mempunyai keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu penulis menyadari tanpa adanya bimbingan, dukungan dan bantuan baik
secara moril maupun materil dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat
diselesaikan, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih
sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta, kakak (Achmad Irawan Nur Alam Eka Putra Djalil)
serta adiku (Chairil Dzulma Tri Hasta Putra Djalil) yang telah memberikan
do’a, kasih sayangnya, Fasilitas dorongan moril maupun materil sehingga
penulis dapat merampungkan skripsi ini.
vii
2. Bapak Prof. DR. H. E Saefullah W, SH., LLM., Selaku Rektor Universitas
Islam Bandung.
3. Bapak HM. Zaenuddin, Drs., Lc., Dipl., MH., selaku Dekan Fakultas Syariah
Universitas Islam Bandung.
4. Ibu Neneng Nurhasanah Dra. MH selaku Ketua Program Studi Keuangan dan
Perbankan Syariah.
5. Bapak H. Asep Ramdan Hidayat Drs. M,Si selaku Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dudung Abdurrahman SE, M,Si selaku Pembimbing II yang telah
banyak memberikan kritikan, masukan dan saran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Bandung yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung yang
selalu mempermudah Pelayanannya.
9. Teman-teman seperjuangan jurusan Muamalat / keuangan dan Perbankan
Syariah angkatan 2002, 2003 dan 2004 yang akan dan sedang menyusun
Skripsi.
10. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
viii
Akhiirul kalaam, penulis sekali lagi mengucapkan syukur atas nikmat yang
telah diberikan-Nya. Semoga Allah SWT. membalas segala kebaikan dan
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin yaa
rabbal Alamin.
Wassalaamu’alaikum, Wr. Wb
Bandung, 29 Juli 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN .................................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
KATA HIKMAH .................................................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 18
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 20
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................... 21
1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 21
2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 21
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 22
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) .................................................... 23
2. Suku Bunga Deposito ................................................................... 23
3. Kurs Rupiah .................................................................................. 24
4. Jakarta Islamic Index (JII) ............................................................ 24
x
5. Hubungan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Dengan Jakarta Islamic Index (JII) .............................................. 25
6. Hubungan Suku Bunga Deposito
Dengan Jakarta Islamic Index (JII) .............................................. 25
7. Hubungan Kurs Rupiah Dengan
Jakarta Islamic Index (JII) ............................................................ 26
E. Metode Dan Teknik Penelitian............................................................. 27
1. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 27
a. Dokumntasi ............................................................................. 27
b. Kepustakaan ............................................................................ 28
2. Jenis Data ...................................................................................... 28
3. Metode Analisis Data .................................................................... 29
F. Sistematika Penulisan........................................................................... 29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi ................................................................................................ 31
1. Pengertian Investasi ...................................................................... 31
B. Pasar Uang ........................................................................................... 32
1. Pengetian Pasar Uang.................................................................... 32
2. Fungsi Pasar Uang ........................................................................ 33
3. Instrumen Pasar Uang Di Indonesia .............................................. 33
C. Pasar Modal .......................................................................................... 34
1. Pengertian Pasar Modal ................................................................ 34
xi
2. Instrument Pasar Modal ................................................................ 36
3. Fungsi Financial Market ............................................................... 38
D. Bursa Efek ............................................................................................ 38
1. Pengertian Bursa Efek ................................................................... 38
2. Fungsi Bursa Efek ......................................................................... 39
E. Efek Syariah ......................................................................................... 39
1. Pengertian Efek Syariah ................................................................ 39
2. Prinsip-Prinsip Emiten Yang Termasuk Saham Syariah .............. 40
3. Tahapan Seleksi Untuk Saham Syariah ........................................ 41
F. Indeks Harga Saham ............................................................................ 41
1. Pengertian Indeks Harga Saham ................................................... 41
2. Indeks Harga Saham Syariah ........................................................ 42
a. Pengertian Indeks Harga Saham Syariah ............................... 42
3. Fungsi Index Di Pasar Modal ........................................................ 42
G. Jakarta Islamic Index (JII) ................................................................... 43
H. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ........................................................... 45
1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) .................................. 45
2. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia (SBI) .............................. 46
a. Keuntungan ............................................................................. 46
b. Kerugian .................................................................................. 46
I. Suku Bunga Deposito ........................................................................... 47
1. Pengertian Suku Bunga ................................................................. 47
2. Tipe Suku Bunga ........................................................................... 47
xii
3. Pengertian Deposito ...................................................................... 47
4. Jenis Deposito ............................................................................... 48
J. Nilai Tukar (Kurs) ................................................................................ 49
1. Pengertian Nilai Tukar .................................................................. 49
2. Tipe Kurs....................................................................................... 49
3. Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing ............................................... 49
4. Kebijakan Pemerintah Terhadap Nilai Tukar (Kurs) .................... 51
a. Devaluasi ............................................................................... 51
b. Revaluasi................................................................................ 51
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian ................................................................................... 52
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) ................................ 52
2. Visi dan Misi ................................................................................. 55
a. Visi ......................................................................................... 55
b. Misi ........................................................................................ 55
3. Produk Yang Di Tawarkan Bursa Efek Indonesia (BEI) .............. 55
a. Saham .................................................................................... 55
b. Produk Turunan (Derifatif) .................................................... 56
c. Reksadana .............................................................................. 56
d. Obligasi .................................................................................. 57
e. Pasar Modal Syariah .............................................................. 57
4. Instrumen Pasar Modal Syariah .................................................... 57
xiii
a. Reksadana Syariah ................................................................. 57
b. Obligasi Syariah (Sukuk) ....................................................... 58
c. Saham Syariah ....................................................................... 58
B. Metode Penelitian ................................................................................. 60
1. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 61
a. Dokumentasi .......................................................................... 61
b. Kepustakaan ........................................................................... 61
2. Jenis Data ...................................................................................... 61
C. Metode Uji Statistik ............................................................................. 62
1. Pengujian Hipotesis Regresi Secara Parsial .................................. 62
a. Rancangan Hipotesis ............................................................. 62
b. Tingkat Signifikansi............................................................... 63
c. Teknik Statistik ...................................................................... 63
d. Penafsiran Hasil Statistik ....................................................... 66
e. Kriteria Terima Dan Tolak H0 ....................................................................... 66
1. Uji t ................................................................................. 66
2. Uji Signifikansi ............................................................... 66
2. Pengujian Hipotesis Regresi Secara Simultan .............................. 66
a. Rancangan Hipotesis ............................................................. 66
b. Tingkat Signifikansi............................................................... 67
c. Kriteria Terima Dan Tolak H0 ....................................................................... 67
1. Uji F ................................................................................ 67
2. Uji Signifikansi ............................................................... 68
xiv
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Terhadap SBI, Suku Bunga Deposito
Dan Nilai Tukar Rupiah Pada US Dollar ............................................. 70
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) .................................................... 70
2. Suku Bunga Deposito Perbankan .................................................. 72
3. Kurs Rupiah Pada US Dollar ........................................................ 73
4. Jakarta Islamic Index (JII) ............................................................ 74
B. Analisis Statistik Deskriptif Suku Bunga SBI,
Suku Bunga Deposito, Kurs Rupiah Dan
Jakarta Islamic Index (JII) ................................................................... 77
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) .................................................... 77
2. Suku Bunga Deposito Perbankan .................................................. 78
3. Kurs Rupiah Pada US Dollar ........................................................ 80
4. Jakarta Islamic Index (JII) ............................................................ 81
C. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
Suku Bunga Deposito Dan Kurs Rupiah Terhadap
Jakarta Islamic Index (JII) ................................................................... 82
1. Analisis Parsial .............................................................................. 83
a. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
Terhadap Jakarta Islamic Index ............................................ 83
b. Pengaruh Suku Bunga Deposito
Terhadap Jakarta Islamic Index ............................................ 85
xv
c. Pengaruh Kurs Rupiah
Terhadap Jakarta Islamic Index ............................................ 87
2. Analisis Simultan .......................................................................... 90
a. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
Suku Bunga Deposito Dan Kurs Rupiah Terhadap
Jakarta Islamic Index (JII) ..................................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 93
B. Saran ..................................................................................................... 94
1. Bagi Investor ................................................................................. 94
2. Bagi Pemerintah ............................................................................ 94
3. Bagi Penelitian .............................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Koefisien Korelasi ....................................................... 65
Tabel 2 Model Summary SBI Terhadap JII ............................................................... 83
Tabel 3 Coefficients SBI Terhadap JII ......................................................................... 83
Tabel 4 Model Summary Suku Bunga Deposito Terhadap JII ................... 85
Tabel 5 Coefficients Suku Bunga Deposito Terhadap JII ........................... 85
Tabel 6 Model Summary Kurs Rupiah Terhadap JII .................................. 87
Tabel 7 Coefficients Kurs Rupiah Terhadap JII ......................................... 88
Tabel 8 Model Summary SBI, Suku bunga Deposito
dan Kurs Rupiah terhadap JII ............................................................................ 90
Tabel 9 ANOVA SBI, Suku bunga Deposito
dan Kurs Rupiah terhadap JII ............................................................................ 90
Tabel 10 Coefficients SBI, Suku bunga Deposito
dan Kurs Rupiah terhadap JII ............................................................................ 90
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Suku bunga SBI, Suku bunga Deposito, Kurs Rupiah dan
Jakarta Islamic Index (JII) 2004-2008
Lampiran 2 Data Suku bunga SBI 2004-2008
Lampiran 3 Data Suku Bunga Deposito Perbankan (1bulan)
Lampiran 4 Data Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar 2004-2008
Lampiran 5 Data Jakarta Islamic Index (JII) 2004-2008
Lampiran 6 Surat Keputusan Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Bandung
Lampiran 7 Daftar Bimbingan Skripsi I
Lampiran 8 Daftar Bimbingan Skripsi II
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis global yang melanda dunia akibat kredit macet perumahan yang melanda
Amerika imbasnya terasa pada perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
diperkirakan akan mengalami perlambatan. investasi yang diperkirakan melemah
akibat menurunnya permintaan eksternal dan meningkatnya faktor risiko
ketidakpastian perekonomian dunia. Hal tersebut ditandai dengan merosotnya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi tajam hingga mencapai
posisi 1111,39. Searah dengan kondisi tersebut, kapitalisasi pasar juga mengalami
penurunan secara signifikan sebesar Rp 453 triliun menjadi Rp 1000,7 triliun pada
akhir Oktober 2008. Selain itu imbas dari krisis global yang melanda dunia juga
memicu pelemahan Rupiah terhadap Dollar yang diakibatkan imbal hasil Rupiah
yang masih tinggi tidak mampu mencegah aliran dana asing keluar terutama dari
SBI dan SUN. Sementara itu pada akhir periode laporan, Rupiah ditutup pada level
Rp 10.975/USD, melemah 14,5% dari level Rp 9.385 di akhir September.
Untuk meredam gejolak ekonomi tersebut pemerintah di bulan Oktober 2008
melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk mengambil
kebijakan menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 9,5%. Keputusan tersebut
diambil setelah mencermati dan mempertimbangkan dengan seksama
perkembangan keuangan dan ekonomi global terakhir serta kemungkinan
dampaknya terhadap perekonomian nasional. Bank Indonesia juga mencermati
19
secara mendalam prospek perkembangan permintaan domestik, neraca pembayaran
dan resistensi sektor keuangan dalam negeri dalam konteks perubahan lingkungan
global. Selain itu, kebijakan tersebut dalam upaya mengendalikan inflasi. Bank
Indonesia tetap melakukan optimalisasi penggunaan seluruh instrumen kebijakan
moneter yang tersedia. Kebijakan stabilisasi Rupiah diarahkan pada upaya
menghindari gejolak nilai tukar yang terlalu tajam.
BI rate dipergunakan sebagai instrumen kebijakan moneter yang dipergunakan
Bank Sentral untuk mempengaruhi tingkat suku bunga yang pada akhirnya akan
mempengaruhi jumlah uang beredar. Seperti beberapa tahun belakangan ini saat
perekonomian nasional sedang terpuruk yang dicerminkan dengan inflasi tinggi,
depresiasi Rupiah dan pelarian modal ke luar negeri menyebabkan pemerintah
harus mengadakan intervensi untuk merangsang minat investor untuk berinvestasi.
Salah satu daya tarik yang dipakai yaitu dengan menaikkan rata-rata suku bunga
SBI, yang sering dipandang sebagai risk free investment.
Peningkatan suku bunga SBI ini akan mendorong peningkatan suku bunga
tabungan di pasar sehingga akan menyedot jumlah Rupiah yang beredar di pasar.
Dengan berkurangnya supply Rupiah di pasar, maka nilai Rupiah dapat terangkat.
Tapi perlu diperhatikan kebijakan moneter yang terlalu ketat ini tidak bisa
berlangsung lama, karena akan meningkatkan beban bunga pinjaman sehingga
mengurangi minat investasi di sektor riil yang pada akhirnya akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi.
Jika peningkatan BI rate akan meningkatkan suku bunga pasar dan
mengkontraksi pertumbuhan ekonomi, sebaliknya penurunan suku bunga akan
20
menurunkan suku bunga pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi
(www.bi.go.id).
Hal di atas sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Stanley S.C. Huang
yaitu: “Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi psikologis para investor
sehubungan dengan investasi kekayaan, sehingga mempengaruhi harga saham”
(Stanley S.C. Huang 1990:125).
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Suku Bunga
Deposito Dan Kurs Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Di Bursa
Efek Indonesia (BEI)”.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap
Jakarta Islamic Index (JII).
2. Bagaimana pengaruh suku bunga deposito satu bulan terhadap Jakarta Islamic
Index (JII).
3. Bagaimana pengaruh kurs Rupiah pada US Dollar (USD) terhadap Jakarta
Islamic Index (JII).
4. Bagaimana pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), suku bunga
deposito satu bulan, kurs Rupiah pada US Dollar secara simultan (bersama)
terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
21
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
2. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga deposito satu bulan terhadap
Jakarta Islamic Index (JII).
3. Untuk mengetahui pengaruh Kurs Rupiah pada US Dollar (USD) terhadap
Jakarta Islamic Index (JII).
4. Untuk Mengetahui Pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
suku bunga deposito satu bulan dan Kurs Rupiah pada US Dollar (USD)
secara simultan terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
2. Manfaat Penelitian
Dengan mengacu pada perumusan masalah dan tujuan penilitian, maka
diharapkan bisa dipetik beberapa manfaat antara lain:
1. Secara khusus menjadi bahan tambahan bagi para Mahasiswa Keuangan
dan Perbankan Syariah Sebagai referensi informasi penelitian selanjutnya dan
secara umum menjadi informasi tambahan dan sumber bacaan bagi
Masyarakat dalam mempelajari ekonomi syariah yang berhubungan dengan
pasar modal dan pasar uang Syariah.
2. Menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh fluktuasi pasar uang
yang terdiri dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), suku bunga
22
deposito dan Kurs Rupiah pada US Dollar (USD) terhadap pergerakan
Jakarta Islamic Index (JII).
D. Kerangka Pemikiran
Pergerakan Indeks saham dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal
maupun eksternal. Pengaruh peristiwa-peristiwa dunia yang terjadi dan pergerakan
indeks saham luar negeri menjadi faktor eksternal yang dominan. Sedangkan faktor
internal lebih dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dalam negeri yang terjadi dan
pengaruh dari pergerakan variabel-variabel ekonomi makro lainnya seperti nilai
tukar Rupiah terhadap dolar Amerika, tingkat inflasi, suku bunga deposito
(Deposite Rate), suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan jumlah uang
beredar (money supply).
Jika suku bunga meningkat maka ada kecenderungan pemilik modal akan
mengalihkan modalnya ke deposito, dan tentunya berakibat negatif terhadap pasar
modal. Investor tidak tertarik menanamkan modalnya di pasar modal, karena imbal
hasil saham yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan imbal hasil
(pendapatan) dari bunga deposito. Akibat lebih jauh lagi adalah harga saham di
pasar modal mengalami penurunan yang sangat drastis. Keadaan tersebut
diperburuk lagi dengan fakta bahwa sekitar 90 % emiten secara teknis sudah dapat
dikatakan bangkrut, ekuitasnya minus akibat kerugian selisih kurs dan menurunnya
penjualan.
23
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat
berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (Surat edaran Bank
Indonesia: 2006).
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga atas unjuk dalam Rupiah yang
diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka pendek dengan sistem
diskonto. Dasar hukum penerbitan SBI adalah Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No 31/67/KEP/DIR tanggal 23 juli 1998 tentang penerbitan dan
perdagangan sertifikat Bank Indonesia serta intervensi Rupiah
(www.hendrakholid.net/blog).
2. Suku Bunga Deposito
Suku bunga adalah beban biaya yang dinyatakan dengan persentase tertentu
dalam rangka peminjaman uang untuk jangka waktu tertentu; merupakan biaya
kredit bank kepada nasabah (kamus perbankan:1999).
Iswardono Sarjono Poernomo (1991:50) mengartikan deposito adalah
simpanan yang dititipkan ke bank untuk jangka waktu tertentu dalam arti
bahwa uang tersebut dapat digunakan kalau waktu yang ditetapkan telah tiba
dan untuk simpanan dalam bentuk ini baik membayar bunga kepada yang
menyimpan uang tersebut karena bank merasa dapat menggunakan uang
tersebut dalam usahanya.
Tujuan deposito menurut Thomas Suyarno (1990:39):
1. Sebagai salah satu kegiatan bank untuk mengumpulkan dana yang
24
berlebihan dimasyarakat.
2. Sebagai suatu aktifitas yang terdapat dalam suatu negara dengan tujuan
utama adalah lebih memanfaatkan perkreditan serta dana-dana dari
kalangan masyarakat untuk menyukseskan pelaksanaan stabilitas dan
pembangunan ekonomi.
3. Kurs Rupiah
Kurs adalah harga satu unit mata uang terhadap mata uang lain. Bank
menawarkan kurs jual dan kurs beli yang berbeda untuk transaksi valas. Kurs
jual adalah kurs di mana bank menjual valuta asing, sedangkan kurs beli adalah
kurs di mana bank membeli valuta asing (www.bi.go.id).
Transaksi valuta asing adalah proses jual beli satu mata uang terhadap jenis
mata uang lain. Mata uang asing utama yang diperdagangkan secara aktif di
pasar valuta asing Indonesia adalah Dollar Amerika Serikat (USD), Yen Jepang
(JPY), Dollar Singapura (SGD), Euro Uni Eropa (EUR), Pound Sterling Inggris
(GBP), Franc Swiss (CHF) dan lain-lain (www.bi.go.id).
4. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks harga saham adalah suatu angka yang dipergunakan untuk
membandingkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya (Pandji anoraga dan
Piji Pakarti, 2003:100).
Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki lima macam indeks harga
saham (www.jsx.co.id), yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks
Individual (IHSI), Indeks Sektoral, Indeks LQ 45, Jakarta Islamic Index (JII).
Jakarta Islamic Index adalah Indeks yang terakhir dikeluarkan oleh Bursa Efek
25
Indonesia (BEI), yang didalamnya itu adalah sekumpulan saham-saham
berkatagori Syariah.
Menurut Sunariyah (2003) Indeks Syariah (Jakarta Islamic Index) adalah “JII
(Jakarta Islamic Index) dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur
(benchmark) untuk mengukur kinerja suatu saham dengan basis Syariah”.
5. Hubungan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Dengan
Jakarta Islamic Index (JII)
Menurut Irna Gustia dari (detik.com) JII turun 0,513 poin pada level
177,303 hal tersebut di akibatkan bebrapa faktor yang diakibatkan Penurunan
indeks yang terjadi karena investor khawatir akan adanya kenaikan kembali
suku bunga SBI maupun The Fed. Kondisi ini membuat investor mulai
mengantisipasi kebijakan tersebut. Selain itu investor mengkhawatirkan
melemahnya Rupiah terhadap US Dollar (USD) yang sempat menyentuh pada
level Rp 9.500/USD.
6. Hubungan Suku Bunga Deposito Dengan Jakarta Islamic Index (JII)
Menurut hipotesa Jalur tingkat bunga pada prinsipnya hipotesa ini
mengatakan bahwa pengaruh kebijaksanaan moneter ditransfer melalui
perubahan dana perbankan, yang kemudian akan mempengaruhi tingkat bunga.
Perubahan tingkat bunga pada gilirannya akan mempengaruhi permintaaan
agregat (pengeluaran melalui investasi dan konsumsi) (Nopirin:1992,79).
Menurut Stanley S.C. Huang (1990:125) perubahan suku bunga dapat
mempengaruhi harga saham / common stock dengan tiga cara yaitu:
1. Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi kondisi perusahaan, kondisi
26
bisnis secara umum dan tingkat profitabilitas perusahaan yang tentunya
akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.
2. Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi hubungan perolehan dari
obligasi dan perolehan deviden saham, oleh karena itu daya tarik yang
relatif kuat antara saham dan obligasi.
3. Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi psikologis para investor
sehubungan dengan investasi kekayaan, sehingga mempengaruhi harga
saham.
7. Hubungan Kurs Rupiah Dengan Jakarta Islamic Index (JII)
Nilai kurs sebagai bagian dari lingkungan ekonomi makro akan digunakan
sebagai salah satu informasi yang relevan bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Apresiasi atau depresiasi Nilai kurs dapat diartikan sebagai
sinyalmen yang dapat mempengaruhi naik turunnya kinerja ekuitas di pasar
modal. Kinerja dari seluruh ekuitas di pasar modal terakumulasi menjadi
kinerja dari pasar modal. Hubungan kausalitas yang ada diatas dapat terjadi
pada JII ( Jakarta Islamic Index) Dalam kondisi seperti sekarang, dimana nilai
kurs Rupiah terhadap US Dollar terdepresiasi cukup jauh, banyak emiten
menderita kerugian karena kalah kuat dengan kerugian selisih kurs. Kerugian
ini mengakibatkan merosotnya kinerja emiten.
korelasi kurs mata uang Rupiah terhadap indeks bisa dilihat seperti pada
saat Rupiah melemah (terutama terhadap Dollar), maka nilai Rupiah akan
menjadi lebih murah (untuk mendapatkan satu Dollar, misalnya, harus
mengeluarkan lebih banyak Rupiah) Oleh karenanya, perusahaan-perusahaan
27
yang memiliki kewajiban dalam mata uang asing harus membukukan
kewajiban lebih besar pada laporan keuangannya (www.e-samuel.com).
E. Metode Dan Teknik Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan adalah Penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya (Sukmadinata, 2006:72).
Dengan metode ini penulis membahas permasalahan yang ada berdasarkan data
yang diperoleh, melakukan analisis dengan cara mengolah data kemudian menarik
kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan.
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang di gunakan dalam mengumpulkan data adalah:
a. Dokumentasi
Metode ini di gunakan dengan cara mempelajari dan menganalisa
sumber-sumber data yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data
yang digunakan adalah data statistik pasar uang dan Jakarta Islamic Index.
(JII) yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Dari awal bulan januari 2004 sampai akhir bulan Desember 2004.
2. Dari awal bulan januari 2005 sampai akhir bulan Desember 2005.
3. Dari awal bulan januari 2006 sampai akhir bulan Desember 2006.
28
4. Dari awal bulan januari 2007 sampai akhir bulan Desember 2007.
5. Dari awal bulan januari 2008 sampai akhir bulan Desember 2008.
b. Kepustakaan
Metode ini dilakukan untuk merangkum dan mempelajari data yang
bersifat teoritis yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku
referensi, literatur, situs internet yang berkitan erat dengan pokok
permasalahan yang diteliti.
2. Jenis Data
Data yang di butuhkan oleh penulis adalah data Sekunder.
Data yang di gunakan adalah:
1. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks saham syariah yang di gunakan adalah indeks saham syariah
bulanan.
2. Suku Bunga SBI
Data suku Bunga SBI yang di gunakan adalah Pergerakan suku Bunga SBI
Bulanan.
3. Suku Bunga deposito
Data Suku Bunga deposito yang di gunakan adalah Pergerakan suku Bunga
deposito satu bulan.
4. Kurs Rupiah Terhadap US Dollar
Data Kurs Rupiah Terhadap US Dollar yang di gunakan adalah Pergerakan
Kurs Rupiah Terhadap US Dollar bulanan.
29
3. Metode Analisis Data
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis Regresi. Analisis
Regresi adalah untuk mengestimasi atau menduga nilai variable random
(variable dependent/tidak bebas) dengan syarat bahwa nilai variabel terkait
(variable independent/bebas) diketahui (Leonard J. Kazmier 2004:109).
Analisis regresi yang digunakan adalah regresi Sederhana dan Regeresi
berganda. Regresi Sederhana adalah menyiratkan bahwa nilai variabel
dependen diestimasi berdasar satu variabel Independen (Leonard J. Kazmier
2004:109).
Regresi berganda adalah pengembangan analisis regresi sederhana terhadap
aplikasi yang mencakup dua variabel atau lebih variabel independent untuk
menduga nilai variabel dependent (Leonard J. Kazmier 2004:118).
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab. Secara garis besar materi
pembahasan masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka
pemikiran, sistematika penulisan, serta metode dan teknik penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini menjelaskan Mengenai teori yang
digunakan untuk mendekati permasalahan yang akan diteliti. Dalam hubungan
antara variabel-variabel yang digunakan.
Bab III Objek Dan Metode Penelitian, dalam bab ini memuat tentang
30
pemaparan objek penelitian seperti sejarah singkat objek penelitian, visi misi objek
penelitian serta produk-produk yang ditawarkan dan metode penelitian pada bagian
ini akan menjelaskan tentang metode pengumpulan data, Jenis data dan metode uji
statistik.
Bab IV Analisis Dan Pembahasan, Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil
analisis data yang meliputi analisis deskriptif, dan analisis Statistik.
Bab V Kesimpulan Dan Saran, Dalam bab ini berisi ikhtisar kesimpulan umum
dari keseluruhan penelitian, implikasi atau kegunaan hasil penelitian serta
dikemukakan pula saran dari penulis.
31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Pengertian invest secara luas adalah “menempatkan atau mempercayakan uang
dalam suatu usaha atau pekerjaan untung-untungan seperti barang tidak bergerak
(tanah), saham-saham, harta milik pertambangan, obligasi dan lain-lain,
pertama-tama dengan maksud akan menghasilkan suatu pendapatan, sudah barang
tentu dengan keuntungan dengan di jual kembali” (Abdurrachman, 1982:569).
Investasi adalah “penggunaan modal untuk menciptakan uang baik melalui
sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang berorientasi
ke resiko yang di rancang untuk mendapatkan perolehan modal” (John Downes dan
Jordan Elliot Goodman terjemahan Soesanto Budhidarmo, 1996:267).
Investasi adalah “tindakan menanamkan uang dalam bentuk uang tunai, aset
dan surat-surat berharga lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang sebagai pendapatan dari investasi tersebut” (Eti Rochaety
dan Ratih Tresnati, 2005:174).
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu
bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal (id.wikipedia.org).
32
Investasi adalah Penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan
mengharapkan keuntungan dimasa yang akan datang (E. A Koetin, 1994 : 5).
Investasi adalah Komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa
datang (Tandellin, 2001: 3).
B. Pasar Uang
1. Pengetian Pasar Uang
Pasar Uang merupakan pertemuan antara pihak yang bersurplus dana dengan
pihak yang berdefisit dana, dimana dananya berjangka pendek (P3E Semarang,
1989).
Pasar Uang adalah pasar yang menyediakan sumber Pembelanjaan jangka
pendek (Hinsa Siahaan, 1990).
Sekelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek (biasanya jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang), yang umumnya berkualitas tinggi
diperjual-belikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang
dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari
sampai satu tahun, yang dapat diperjual belikan didalam pasar uang (Pandji
Anoraga dan Piji Pakarti, 2001:20).
Pasar uang adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka pendek
atau short term financial assets. Yang di maksud dengan asset keuangan jangka
pendek adalah asset keuangan yang beredar kurang dari satu tahun (R. Agus
sartono,2001:20).
33
2. Fungsi Pasar Uang
Merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan,
perusahaan-perusahaan non keuangan dan peserta-peserta lainnya baik dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka penempatan
dana atas kelebihan likuiditasnya.
3. Instrumen Pasar Uang Di Indonesia
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan dalam pasar uang
jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh
badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.
Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia menurut Dahlan Siamat (2001:208)
adalah:
1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI) Instrumen utang yang diterbitkan oleh
pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan
dibayarkan kepada pemegang pada tanggal . yang telah ditetapkan. Instrumen
ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Surat - surat berharga berjangka pendek
yang dapat diperjual belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau
lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
3. Sertifikat Deposito Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas
unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya
dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito
berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindah tangankan atau diperjual
34
belikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga-lembaga
keuangan lainnya.
4. Commerecial Paper Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual
kepada investor dalam pasar uang.
5. Call Money Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank
lainnya untuk jangka waktu pendek.
6. Repurchase Agreement Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang
dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih
dahulu.
7. Banker's A ceptence Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk
memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah
barang atau untuk membeli valuta asing.
C. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995, pasar modal adalah Kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
35
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Fatwa
Dewan Syariah Nasional, 2003 : pasal 1).
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan
pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets (dana hutang) pada
saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan
portofolio investasi (melalui pasar sekunder) ( (Pandji Anoraga dan Piji Pakarti,
2003:5).
Pasar modal adalah pelengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya
yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu
menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini di sebut sebagai
pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama
emiten (perusahaan yang go public). Para pemodal meminta instrumen pasar modal
untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat
memaksimumkan penghasilan (Marzuki Usman, 1989).
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahan swasta (Husnan, 2001: 4).
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang
atau long term financial assets (R. Agus sartono, 2001:21).
U Tun Wei dan Hugh T. Patrick dalam sebuah makalah IMF yang di
terjemahkan oleh Ekonomika FEUI (1987) menyebutkan 3 pengertian tentang
pasar modal yaitu:
36
1. Definisi yang luas
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat
berharga jangka panjang dan jangka pendek.
2. Definisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang
memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka lebih dari 1
tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik dan
tabungan, serta deposito berjangka.
3. Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham
dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner, dan underwriter.
Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal,
seperti obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor,
perusahaan dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan
jangka panjang (id.wikipedia.org).
2. Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal menurut Otoritas Bursa Efek Indonesia antara lain:
1. Saham Biasa (Common Stocks)
Saham Biasa (common stocks), yaitu merupakan saham yang menempatkan
pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
2. Saham Preferen (Preferred Stocks)
37
Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki
investor.
3. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten) yang menyatakan
bahwa pemilik surat berharga tersebut telah membeli hutang perusahaan yang
menerbitkan obligasi.
4. Obligasi Konversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya,
memberikan kupon yang tetap, memiliki waktu jatuh tempo dan memiliki nilai.
Hanya saja, obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham
biasa.
5. Right
Right merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk
membeli saham baru yang dikeluarkan emiten.
6. Waran
Waran seperti halnya right adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan
harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat
berharga lain, misalnya, obligasi atau saham.
7. Reksa Dana
Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
38
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek
oleh Manajer Investasi.
3. Fungsi Financial Market
Tujuan sistem keuangan adalah untuk menjembatani aliran dana dari pihak
yang surplus dana kepada pihak yang memerlukan dana.(R. Agus Sartono,
2001:17)
Adapun penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan dengan bentuk
kredit atau melalui pembelian surat-surat berharga melalui pasar keuangan atau
financial market (yang terdiri dari pasar uang dan pasar modal).
Adapun fungsi dari pasar keuangan atau financial market (yang terdiri dari
pasar uang dan pasar modal) menurut R. Agus Sartono (2001:17-19) adalah:
1. Menjembatani proses pemindahan dana tersebut secara cepat dan efisien.
2. Pasar keuangan mempunyai peranan penting dalam manajemen keuangan.
3. Sebagai media pembentukan modal sehingga dalam jangka panjang
memberikan kontribusi yang positif kepada perekonomian negara.
4. Menciptakan harga pasar dan tingkat keuntungan yang wajar sehingga transaksi
asset keuangan berlangsung secara cepat.
D. Bursa Efek
1. Pengertian Bursa Efek
Bursa efek adalah merupakan perusahaan yang jasa utamanya adalah
menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder (Suad
Husnan,1993 : 30).
39
Bursa efek adalah suatu tempat yang menjual dan membeli surat-surat berharga
atau efek serta sistem menjalankannya (E.A. Koetin, 1994 : 90).
Menurut Undang - undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Bursa Efek adalah
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek di antara mereka.
Bursa efek adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan
penjualan efek atau saham perusahaan serta obligasi pemerintah(id.wikipedia.org)
2. Fungsi Bursa Efek
Fungsi bursa efek menurut R. Agus Sartono (2001:23) adalah:
1. Menciptakan Pasar secara terus-menerus bagi efek yang telah di tawarkan
kepada masyarakat.
2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek bersangkutan melalui mekanisme
pasar.
3. Membantu pembelanjaan (pemenuhan dana) dunia usaha, melalui
penghimpunan dana masyarakat.
4. Memperluas proses perluasan partisipasi masyarakat dalam saham-saham
perusahaan.
E. Efek Syariah
1. Pengertian Efek Syariah
Saham Syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang akad, pengelolaan perusahaan,
40
maupun cara penerbitannya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah (Dewan Syariah
Nasional, 2003: Pasal 1).
Sedangkan saham-saham Syariah menurut Adiwarman Karim dalam situs
internet danareksa.com edisi 21 April 2003 saham Syariah adalah :
“Saham dan surat berharga yang ditransaksikan harus diterbitkan oleh emiten yang
menghasilkan barang dan jasa yang Halal”
2. Prinsip-Prinsip Emiten Yang Termasuk Saham Syariah
Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan hukum
Syariah menurut Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (2007:56) adalah:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan memperdagangkan makanan
dan minuman yang tergolong haram.
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta menyediakan barang-barang
ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Dewan Syariah Nasional (2003) menjelaskan di dalam fatwa tentang
prinsip-prinsip Syariah di bidang pasar modal menjelaskan Jenis kegiatan usaha
yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah adalah:
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
2. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional.
41
3. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram.
4. Produsen, distributor, dan atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat.
5. Melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan
dari modalnya.
3. Tahapan Seleksi Untuk Saham Syariah
Adapun kriteria saham-saham emiten yang menjadi komponen dalam jakarta
Islamic index menurut Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution (2007:56) adalah:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip hukum Syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga) bulan
(kecuali bila termasuk didalam saham-saham 10 berkapitalisasi besar).
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan
berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%
(sembilan puluh persen).
3. Memilih 60 (enam puluh) saham dari susunan di atas berdasarkan urutan
rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama setahun terakhir.
4. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas
rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.
F. Indeks Harga Saham
1. Pengertian Indeks Harga Saham
Indeks adalah “suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat di
pergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama (produksi,
42
ekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar dan sebagainya.) dalam dua waktu
yang berbeda” (Pandji anoraga dan Piji Pakarti, 2003:100-101).
Indeks adalah “suatu komposisi yang memberikan patokan kinerja bagi
sekumpulan dana” (safitri.com).
Indeks harga saham adalah Merupakan indikator utama yang menggambarkan
pergerakan harga saham (Fakhruddin dan Darmadji, 2000: 95).
Indeks harga saham adalah suatu angka yang dipergunakan untuk
membandingkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya (Pandji Anoraga dan Piji
Pakarti, 2003:100).
Indeks pasar saham adalah pendaftaran saham, dan sebuah statistik
menggambarkan harga komposit dari komponennya. Dia digunakan sebagai alat
untuk mewakilkan karakteristik dari saham komponennya, semuanya memiliki
kesamaan seperti perdagangan di pasar saham yang sama, merupakan bagian dari
industri sejenis, atau memiliki kapitalisasi pasar yang mirip (id.wikipedia.org).
2. Indeks Harga Saham Syariah
a. Pengertian Indeks Harga Saham Syariah
menurut Sunariyah (2003) indeks Syariah (Jakarta Islamic Index)
adalah :
“JII (Jakarta Islamic Index) dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak
ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu saham dengan basis
Syariah”.
3. Fungsi Index Di Pasar Modal
Menurut Fakhruddin dan Darmadji (2000:96) indeks di pasar modal diharapkan
43
memiliki lima fungsi yaitu :
1. Sebagai indikator trend pasar.
2. Sebagai indikator keuntungan.
3. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portfolio.
4. Memfasilitasi pembentukan portfolio dengan strategi pasif.
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
G. Jakarta Islamic Index (JII)
Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT. Bursa Efek Indonesia
(BEI) bersama dengan PT. Danareksa Invesment Management (DIM) telah
meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan Syariah Islam, yaitu Jakarta
Islamic Index (JII). Indeks ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur
(benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis
syariah.
Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam dan
merupakan tolak ukur kinerja suatu saham berbasis syariah. Syarat pemilihan
saham pada umumnya sama dengan LQ-45, namun lebih ditekankan pada jenis
usaha emiten yang tidak boleh bertentangan dengan syariah Islam. Dari sisi industri
seperti bukan usaha yang tergolong judi, bukan lembaga keuangan konvensional,
bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan
makanan atau minuman yang tergolong haram, dan bukan usaha yang
memproduksi, mendistribusi atau menyediakan atau jasa yang merusak moral dan
bersifat mudharat (Subagja, 2003). Melalui indeks ini diharapkan dapat
44
meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara
syariah. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam JII melibatkan pihak Dewan
Pengawas Syariah PT. Danareksa Invesment Management.
Dari sisi kinerja Bursa Efek Indoneisa (BEI) menetapkan saham-saham yang
akan masuk dalam perhitungan indeks sesuai dengan kategori sebagai berikut
(www.jsx.co.id), yaitu:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk
dalam 10 kapitalisasi besar).
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun yang
memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.
3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
Sedangkan Subagja (2003) menambahkan, dari sisi kinerja: DER (Debt to
equity ratio) kurang dari 30%, Pendapatan bunga kurang dari 15% pendapatan riil,
Rasio kas atau aktiva tidak sama dengan 100%. Pengkajian ulang akan dilakukan
6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan
Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dipantau
secara terus-menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.
Perhitungan JII dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
menggunakan metode perhitungan indeks yang ditetapkan oleh Bursa Efek
45
Indonesia (BEI), yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar (market cap weighted).
Perhitungan juga mencakup penyesuaian-penyesuaian (adjustment) berubahnya
data emiten yang disebabkan oleh corporate action. JII menggunakan tanggal awal
perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal sebesar 100 (www.jsx.co.id).
H. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indoneisa (SBI) mulai di atur penerbitannya melalui Keputusan
Presiden Nomor 5 Tahun 1984 tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia.
Aturan pelaksanaan dari Keputusan Presiden tersebut berupa Surat Keputusan
Direksi Bank Indonesia Nomor 28/84/KEP/DIR tentang Penerbitan dan
Perdagangan Sertifikat bank Indonesia. di sempurnakan kembali dengan mencabut
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/84/KEP/DIR dan
menggantinya dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
31/67/KEP/DIR tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat bank Indonesia
Serta Intervensi Rupiah, tertanggal 23 Juli 1998 (Muhamad Djumhana,2003:305).
1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat bank Indonesia adalah Surat Berharga atas unjuk dalam rupiah yang
di keluarkan Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek
dengan diskonto (KEPDIR Bank Indonesia 31/67/KEP/DIR).
Diskonto adalah Pihak yang membeli SBI menerima pembayaran bunga di
muka/seketika itu, dengan ketentuan bunga yang telah di terimanya itu akan di
perhitungkan pada saat SBI di bayarkan kembali tepat pada tanggal jatuh temponya
(Muhamad Djumhana,2003:305-306).
46
Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga
dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek (Surat Edaran BI No. 8/4/DPM).
SBI adalah instrumen keuangan jangka pendek yang dijadikan tolak ukur oleh
bank-bank pemerintah, swasta nasional dan swasta asing dalam menentukan
tingkat suku bunga tabungan, deposito dan pinjaman kepada masing-masing
nasabahnya.
2. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
a. Keuntungan
Keuntungan utama investasi pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia
adalah:
1. Opportunity untuk memperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi
dari instrumen Deposits On Call dan deposito bulanan {Time Deposit).
2. Menjaga likuiditas, yaitu jika sewaktu-waktu perusahaan membutuhkan
dana, SBI dapat diperjual belikan dan diterima oleh seluruh lembaga
keuangan bank maupun non bank sehingga sangat liquid.
b. Kerugian
Kerugian Investasi pada Sertifikat Bank Indoneisa adalah:
1. Umur SBI yang paling kecil adalah satu bulan, sehingga kurang
fleksibel jika dana perusahaan yang tersedia hanya dapat ditanamkan
kurang dari sebulan.
2. Investasi pada SBI dikenakan PPh final sebesar 20%.
47
I. Suku Bunga Deposito
1. Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah beban biaya yang dinyatakan dengan persentase tertentu
dalam rangka peminjaman uang untuk jangka waktu tertentu; merupakan biaya
kredit bank kepada nasabah (kamus perbankan:1999).
Pengertian suku bunga (interest rate)menurut Samuelson dan Nordhaus
(1998:252) adalah:
1. Interest adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
2. Interest rate adalah jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu satu orang
harus membayar untuk kesempatan meminjam uang.
Suku Bunga adalah beban biaya yang dinyatakan dengan persentase tertentu
dalam rangka peminjaman uang untuk jangka waktu tertentu; merupakan biaya
kredit bank kepada nasabah (Purwoko dkk:203).
2. Tipe Suku Bunga
Ada dua tipe suku bunga yaitu:
1. Suku bunga rill (real interest rale) Koreksi atas tingkat inflasi dan didefinisikan
sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.
2. Suku bunga nominal (nominal interest rate) Tingkat suku bunga yang biasanya
tertera di rekening koran, dimana mereka memberikan tingkat pengembalian
untuk setiap investasi dilakukan.
3. Pengertian Deposito
Iswardono Sarjono Poernomo (1991:50) mengartikan deposito adalah
simpanan yang dititipkan ke bank untuk jangka waktu tertentu dalam arti bahwa
48
uang tersebut dapat digunakan kalau waktu yang ditetapkan telah tiba dan untuk
simpanan dalam bentuk ini baik membayar bunga kepada yang menyimpan uang
tersebut karena bank merasa dapat menggunakan uang tersebut dalam usahanya.
Tujuan deposito menurut Thomas Suyarno (1990:39):
1. Sebagai salah satu kegiatan bank untuk mengumpulkan dana yang berlebihan
dimasyarakat.
2. Sebagai suatu aktifitas yang terdapat dalam suatu negara dengan tujuan utama
adalah lebih memanfaatkan perkreditan serta dana-dana dari kalangan
masyarakat untuk menyukseskan pelaksanaan stabilitas dan pembangunan
ekonomi.
4. Jenis Deposito
Jenis deposito menurut Hasyri Ali (1992:173) adalah:
1. Sertifikat Deposito Terbuka Sertifikat dalam pecahan kecil, untuk
mempertahankan nasabah tetap di bagian tabungan yang mungkin sedang
mencari tarif tabungan yang lebili baik , juga untuk menarik rekening tabungan
baru.
2. Rekening Terbuka Deposito Berjangka Rekening disediakan untuk pencari laba
dan lainnya kebetulan punya sejumlah uang tunai yang besar untuk sementara
waktu.
3. Sertifikat Deposito Pasar Uang Sertifikat ini dimaksudkan sebagai alat pasar
uang. Sertifikat Deposito ini merupakan alat yang sangat fleksibel dan
memungkinkan berbagai syarat dan kondisi. Sertifikat deposito berjangka dapat
49
diperbaharui atas permintaan atau dianggap otomatis pada waktu jatuh
temponya jika tidak diserahkan.
J. Nilai Tukar (Kurs)
1. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)
Kurs adalah harga satu unit mata uang terhadap mata uang lain. Bank
menawarkan kurs jual dan kurs beli yang berbeda untuk transaksi valas. Kurs jual
adalah kurs di mana bank menjual valuta asing, sedangkan kurs beli adalah kurs di
mana bank membeli valuta asing (www.bi.go.id).
Transaksi valuta asing adalah proses jual beli satu mata uang terhadap jenis
mata uang lain. Mata uang asing utama yang diperdagangkan secara aktif di pasar
valuta asing Indonesia adalah Dollar Amerika Serikat (USD), Yen Jepang (JPY),
Dollar Singapura (SGD), Euro Uni Eropa (EUR), Pound Sterling Inggris (GBP),
Franc Swiss (CHF) dan lain-lain (www.bi.go.id).
2. Tipe Nilai Tukar (Kurs)
Menurut Samuelson dan Nordhaus ada dua macam kurs yaitu :
1. Kurs Mengambang Bebas Keadaan dimana kurs ditentukan semata-mata oleh
penawaran dan permintaan tanpa adanya intervensi dari pemerintah.
2. Kurs Mengambang Terkendali Keadaan dimana kurs tidak hanya ditentukan
semata-mata oleh penawaran dan permintaan tetapi pemerintah juga melakukan
intervensi guna mempengaruhi kursnya.
3. Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing
Menurut Muhamad Djumhana (2000:341-344) ada 3 jenis transaksi valuta
50
asing yaitu:
1. Transaksi tunai (spot)
Transaksi tunai (spot) adalah transaksi jual beli valuta asing yang penyerahan
masing-masing valuta yang diperjual belikan segera setelah penutupan
transaksi. Secara konvensi dalam pelaksanaan tanggal pembayaran adalah yang
di setujui atau value date yaitu dalam jangka 2 hari selain value date di kenal
juga transaksi TOD yaitu value to day dan TOM yaitu value tomorrow.
2. Transaksi forward
Transaksi forward adalah transaksi yang dilakukan antara suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya dengan penyerahannya dalam batas waktu
(maturity date) di laksanakan pada suatu waktu tertentu yang akan datang yakni
setelah jangka waktu lebih dari 2 (dua) kerja sejak terjadinya transaksi.
Transaksi ini merupkan satu sarana sebagai usaha untuk menghindarkan atau
mengurangi resiko kerugian-kerugian transaksi dalam valuta asing seperti
pelunasan tagihan atau pembayaran dalam valuta yang berbeda.
3. Transaksi swap
Transaksi swap adalah pertukaran dua valuta dengan cara pembelian tunai yang
terikat dengan kewajiban penjualan kembali secara berjangka. Fasilitas swap
ada dua jenis yaitu:
1. Re swap adalah swap atas dana yang berasal dari transaksi swap yang di
lakukan antara bank dengan nasabahnya atau di sebut juga swap ulang.
2. Swap atas dana yang berasal dari pinjaman luar negri yang di terima oleh
bank yang bersangkutan.
51
Setiap transaksi swap dapat dianggap sebagai operasi meminjam dan
meminjamkan pada saat yang sama.
4. Kebijakan Pemerintah Terhadap Nilai Tukar (Kurs)
a. Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan untuk menurunkan nilai tukar mata uang
domestik terhadap mata uang asing. Keuntungan dari melakukan devaluasi
adalah membuat harga barang-barang ekspor menjadi lebih murah
sebaliknya harga barang impor menjadi lebih mahal. Devaluasi membuat
peningkatan ekspor, net ekspor (ekspor dikurangi dengan impor) dan
pendapatan nasional sedangkan kerugian dari devaluasi yang utama adalah
membuat cost offorign currency loans lebih besar dari jumlah dollar yang
dibayarkan untuk menutup pinjaman dalam mata uang asing juga lebih
banyak.
b. Revaluasi
Revaluasi adalah kebijakan untuk menaikkan nilai tukar domestik terhadap nilai
tukar negara lain. Keuntungan melakukan revaluasi adalah biaya meminjam dalam
mata uang asing lebih murah, sedangkan kerugiannya yang utama adalah
menyebabkan produk domestik menjadi lebih mahal dalam mata uang asing dan
impor menjadi lebih murah dalam mata uang domestik. Jatuhnya nilai mata uang
tertentu terhadap mata uang lain bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
52
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar
modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman Kolonial Belanda dan tepatnya pada
tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kepakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun
1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring
dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
sebagai berikut:
1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
53
2. 1914 - 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
3. 1925 - 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya
4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
dan Surabaya ditutup.
5. 1942 - 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata)
dan Menteri keuangan (Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang
diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
8. 1956 - 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ pada waktu itu dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama.
10. 1977 - 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24 Perusahaan. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.
54
11. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum
dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
12. 1988-1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEI terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
13. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya
terdiri dari broker dan dealer.
14. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)
yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEI. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEI.
17. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEI dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
18. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996.
19. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
20. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
55
21. 2002 : BEI mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
22. 14 Maret 2003 : meluncurkan Instrumen pasar modal Syariah dengan
penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah
Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
23. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi Bursa Yang Kompetitif dengan Kredibilitas Tingkat Dunia
b. Misi
1. Pillar of Indonesian Economy
2. Market Oriented
3. Company Transformation
4. Institutional Building
5. Delivery Best Quality Products & Services
3. Produk Yang Di Tawarkan Bursa Efek Indonesia (BEI)
a. Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
56
b. Produk Turunan (Derifatif)
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang
bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung
dari Efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak
atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja
aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets.
Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial
antara 2 (dua) atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau
menjual assets atau commodities yang dijadikan sebagai obyek yang
diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama
antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari
obyek yang diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen
induknya yang ada di spot market.
c. Reksadana
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang
memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun
hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksadana
juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di
pasar modal Indonesia.
Umumnya, Reksadana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk
57
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
d. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut
e. Pasar Modal Syariah
Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari
hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi dan lain-lain.
Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003
bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN - MUI).
4. Instrumen Pasar Modal Syariah
a. Reksadana Syariah
Reksadana Syariah pertama kali di perkenalkan pada tahun 1995 oleh
National commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama Global trade
equity dengan kapitalisasi sebesar 150 juta USD. Sedangkan di Indonesia
reksadana syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1998 oleh PT
Danareksa Investment Management. Dimana pada saat itu PT Danareksa
mengeluarkan produk Reksadana berdasarkan prinsip syariah berjenis
reksadana campuran yang dinamakan danareksa syariah berimbang (Nurul
58
Huda dan Mustafa E. Nasution, 2007:103).
b. Obligasi Syariah (Sukuk)
Sukuk jamak dari kata sak secara luas digunakan oleh mayarakat muslim di
era pertengahan sebagai surat berharga yang merupakan obligasi keuangan yang
berasal dari kegiatan perdagangan atau kegiatan lainnya (Nurul Huda dan Mustafa
E. Nasution, 2007:126).
Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai
instrumen investasi yang diterbitkan berdasar suatu transaksi atau akad syariah
yang melandasinya (underlying transaction) yang dapat berupa ijarah (sewa),
mudharobah (bagi-hasil), Musyarokah atau yang lain (Nurul Huda dan Mustafa E.
Nasution, 2007:125-126).
c. Saham Syariah
Dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah, PT. Bursa Efek
Jakarta (BEJ) bersama dengan PT. Danareksa Invesment Management (DIM) telah
meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan Syariah Islam, yaitu Jakarta
Islamic Index (JII). Indeks ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur
(benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis
syariah.
Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam dan merupakan
tolok ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah. Syarat pemilihan saham
pada umumnya sama dengan LQ-45, namun lebih ditekankan pada jenis usaha
emiten yang tidak boleh bertentangan dengan syariah Islam. Dari sisi industri
seperti bukan usaha yang tergolong judi, bukan lembaga keuangan konvensional,
59
bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan
makanan atau minuman yang tergolong haram, dan bukan usaha yang
memproduksi, mendistribusi atau menyediakan barang atau jasa yang merusak
moral dan bersifat mudharat (Subagja, 2003).
Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk
mengembangkan investasi secara syariah. Penentuan kriteria pemilihan saham
dalam JII melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Invesment
Management.
Dari sisi kinerja BEJ menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam
perhitungan indeks sesuai dengan kategori sebagai berikut (www.jsx.co.id), yaitu:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk
dalam 10 kapitalisasi besar).
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun yang
memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.
3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.
4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
Sedangkan Subagja (2003) menambahkan, dari sisi kinerja: DER (Debt to equity
ratio) kurang dari 30%, Pendapatan bunga kurang dari 15% pendapatan riil, Rasio
kas atau aktiva tidak sama dengan 100%. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan
sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap
60
tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara
terus-menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia. Perhitungan JII
dilakukan oleh Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan metoda perhitungan
indeks yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu dengan bobot
kapitalisasi pasar (market cap weighted). Perhitungan indeks juga mencakup
penyesuaian-penyesuaian (adjustment) akibat berubahnya data emiten yang
disebabkan oleh corporate action. Jakarata Islamic Index (JII) menggunakan
tanggal awal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal sebesar 100
(www.jsx.co.id).
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan adalah Penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya (Sukmadinata, 2006:72)
Dengan metode ini penulis membahas permasalahan yang ada berdasarkan data
yang diperoleh, melakukan analisis dengan cara mengolah data kemudian menarik
kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan.
61
1. Metode Pengumpulan Data
metode yang di gunakan dalam mengumpulkan data adalah:
a. Dokumentasi
Metode ini di gunakan dengan cara mempelajari dan menganalisa
sumber-sumber data yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data yang
digunakan adalah data statitik pasar uang dan Jakarta Islamic Index (JII) yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Dari awal bulan januari 2004 sampai akhir bulan Desember 2004
2. Dari awal bulan januari 2005 sampai akhir bulan Desember 2005
3. Dari awal bulan januari 2006 sampai akhir bulan Desember 2006
4. Dari awal bulan januari 2007 sampai akhir bulan Desember 2007
5. Dari awal bulan januari 2008 sampai akhir bulan Desember 2008
b. Kepustakaan
Metode ini dilakukan untuk merangkum dan mempelajari data yang bersifat
teoritis dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku referensi, literatur, situs
internet yang berkitan erat dengan pokok permasalahan yang diteliti.
2. Jenis Data
Data yang di butuhkan oleh penulis adalah data Sekunder.
Data yang di gunakan adalah:
1. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks saham syariah yang di gunakan adalah indeks saham syariah bulanan
dengan rumus:
62
2. Suku Bunga SBI
Data suku Bunga SBI yang di gunakan adalah Pergerakan suku Bunga SBI
Bulanan dengan rumus:
3. Suku Bunga deposito (1 Bulan)
Data Suku Bunga deposito yang di gunakan adalah Pergerakan suku Bunga
deposito bulanan dengan rumus:
4. Kurs Rupiah Terhadap US Dollar
Data Kurs Rupiah Terhadap US Dollar yang di gunakan adalah Pergerakan
Kurs Rupiah Terhadap US Dollar bulanan dengan rumus:
C. Metode Uji Statistik
1. Pengujian Hipotesis Regresi Secara Parsial
a. Rancangan Hipotesis
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh suku bunga Sertifikat bank
Indonesia (X1), Pengaruh Suku bunga Deposito (X2), Pengaruh kurs Rupiah
(X3) terhadap Jakarta Islamic Index (Y), maka dilakukan pengujian hipotesis
63
dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
H1: H0: r2 =0 Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1) tidak
mempunyai pengaruh terhadap Jakarta Islamic Index
(Y).
Ha: r2 > 0 Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1) mempunyai
pengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (Y).
H2: H0: r2 =0 Suku bunga Deposito satu bulan (X2) tidak mempunyai
pengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (Y).
Ha: r2 > 0 Suku bunga Deposito satu bulan (X2) mempunyai
pengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (Y).
H3: H0: r2 =0 Kurs Rupiah pada US Dollar (X3) tidak mempunyai
pengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (Y).
Ha: r2 > 0 Kurs Rupiah pada US Dollar (X3) mempunyai pengaruh
terhadap Jakarta Islamic Index (Y).
b. Tingkat Signifikansi
Tingkat kepercayaan yang diharapkan atau tingkat signifikansi (α) dalam
analisis data penelitian ini ditetapkan sebesar 5% atau 0.05.
c. Teknik Statistik
Untuk menguji hipotesis yang telah di kemukakan sebelumnya dilakukan
uji statistik dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi
berganda.
Analisis Regresi sederhana adalah menyiratkan bahwa nilai variabel
dependent diestimasi berdasar satu variabel Independen (Leonard J. Kazmier
64
2004:109).
Analisis ini di lakukan untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh
Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1), Suku Bunga Deposito satu bulan
(X2) dan Kurs Rupiah pada US Dollar (X3) terhadap Jakarta Islamic Index (Y)
secara Parsial (terpisah). Rumus Persamaan Regeresi sederhana untuk satu
Prediktor adalah sebagai berikut:
Y= a + bn xn + ε
Diketahui:
Y = Jakarta Islamic Index
a = Konstanta
xn = Variabel Independen (tidak terikat)
bn = Koefisien regresi
ε = Error
Regresi berganda adalah pengembangan analisis regresi sederhana terhadap
aplikasi yang mencakup dua variabel atau lebih variabel independen untuk
menduga nilai variabel dependen (Leonard J. Kazmier 2004:118).
Analisis ini di lakukan untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh
Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1), Suku Bunga Deposito satu bulan
(X2) dan Kurs Rupiah pada US Dollar (X3) terhadap Jakarta Islamic Index (Y)
secara simultan (Bersama). Rumus Persamaan Regeresi berganda untuk tiga
Prediktor adalah sebagai berikut:
Y= a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + ε
65
Diketahui:
Y = Jakarta Islamic Index
a = Konstanta
x1 = Sertifikat Bank Indonesia
x2 = Suku Bunga Deposito
x3 = Nilai tukar Rupiah
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
ε = Error
d. Penafsiran Hasil Statistik
Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara variabel independen (X)
dengan varabel dependen (Y) diperlukan batasan hubungan untuk mengetahui
seberapa kuat hubungan tersebut sebagaimana yang diklasifikasikan dalam
sebuah tabel.
Klasifikasi yang lebih jelas mengenai koefisien korelasi ini dikemukakan
oleh Arikunto (1998) adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Besar nilai Interpretasi
Antara 0,80-1,00
Antara 0,60-0,80
Antara 0,40-0,60
Antara 0,20-0,40
Antara 0,00-0,20
Sangat Tinggi
tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
66
e. Kriteria Terima Dan Tolak H0
Keputusan uji didasarkan kepada kriteria yang digunakan untuk
menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis nol (H0), yaitu sebagai
berikut:
1. Uji t
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima
Dengan t:
21 2
��
�
nr
rt
Diketahui :
r = Nilai koefisien korelasi antara X dan Y
t = Nilai uji t
n = Jumlah objek atau data yang diamati
(n-2) = Derajat kebebasan
2. Uji Signifikansi
Jika Signifikansi hitung < Signifikansi yang diharapkan (0.05) maka H0 ditolak.
Jika Signifikansi hitung > Signifikansi yang diharapkan (0.05) maka H0
diterima.
2. Pengujian Hipotesis Regresi Secara Simultan
a. Rancangan Hipotesis
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Suku bunga Sertifikat bank
Indonesia (X1), Suku bunga Deposito satu bulan (X2), kurs Rupiah pada US
67
Dollar (X3) secara simultan (bersama) terhadap Jakarta Islamic Index (Y),
maka dilakukan pengujian hipotesis dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
H0: r2 = 0 Secara simultan (Bersama) tidak mempunyai pengaruh
Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1), Suku bunga
Deposito satu bulan (X2) dan Kurs Rupiah pada US
Dollar (X3) terhadap Jakarta Islamic Index (Y).
Ha: r2 > 0 Secara simultan (Bersama) mempunyai pengaruh Suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1), Suku bunga
Deposito satu bulan (X2) dan Kurs Rupiah pada US
Dollar (X3) terhadap Jakarta Islamic Index (Y).
b. Tingkat Signifikansi
Tingkat kepercayaan yang diharapkan atau tingkat signifikansi (α) dalam
analisis data penelitian ini ditetapkan sebesar 5% atau 0.05.
c. Kriteria Terima Dan Tolak H0
Keputusan uji didasarkan kepada kriteria yang digunakan untuk
menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis nol (H0), yaitu sebagai
berikut:
1. Uji F
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima
Dengan F:
)1()1( 2
2
���
�
KnR
KR
F
68
Diketahui :
R = Koefesien Determinasi
N = Jumlah Sample
K = Jumlah Variabel bebas
2. Uji Signifikansi
Jika Signifikansi hitung < Signifikansi yang diharapkan (0.05) maka H0 ditolak.
Jika Signifikansi hitung > Signifikansi yang diharapkan (0.05) maka H0
diterima.
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab sebelumnya telah diutarakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan mempelajari :
1. Pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap Jakarta Islamic
Index (JII).
2. Pengaruh suku bunga deposito satu bulan terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
3. Pengaruh kurs Rupiah pada US Dollar (USD) terhadap Jakarta Islamic Index
(JII).
4. Pengaruh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), suku bunga deposito
satu bulan, kurs Rupiah pada US Dollar secara simultan (bersama) terhadap
Jakarta Islamic Index (JII).
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui
database statistik bank Indonesia secara online pada alamat www.bi.go.id yang
meliputi data Sertifikat Bank Indonesia, Suku bunga Deposito Perbankan dan Kurs
nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dari bulan januari tahun 2004 sampai dengan
bulan desember tahun 2008. selain itu data lain yang digunakan adalah data indek
saham syariah di Bursa Efek Indonesia yang tergabung pada Jakarta Islamic Index
dari bulan januari tahun 2004 sampai dengan bulan desember tahun 2008 yang di
peroleh melalui database perdagangan saham syariah yang tergabung dalam
Jakarta Islamic Index di alamat jsx.co.id dan database Indeks saham di alamat
www.duniainvestasi.com, data terlampir.
70
A. Analisis Deskriptif Terhadap SBI, Suku Bunga Deposito Dan Nilai Tukar
Rupiah Pada US Dollar
1. Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia bisa dianalogikan dengan surat obligasi atau surat
utang dengan pemerintah sebagai penerbitnya. Namun perlu diketahui bahwa SBI
merupakan instrumen kebijakan moneter untuk mempengaruhi tingkat suku bunga
pasar dibanding sebagai instrumen hutang pemerintah.
SBI dipergunakan sebagai instrumen kebijakan moneter yang dipergunakan
Bank Sentral untuk mempengaruhi tingkat suku bunga yang pada akhirnya akan
mempengaruhi jumlah uang beredar. Seperti beberapa tahun belakangan ini saat
perekonomian nasional sedang terpuruk yang dicerminkan dengan inflasi tinggi,
depresiasi rupiah dan pelarian modal ke luar negeri menyebabkan pemerintah harus
mengadakan intervensi untuk merangsang minat investor untuk berinvestasi. Salah
satu daya tarik yang dipakai yaitu dengan menaikkan rata-rata suku bunga SBI,
yang sering dipandang sebagai risk free investment.
Peningkatan suku bunga SBI ini akan mendorong peningkatan suku bunga
tabungan di pasar sehingga akan menyedot jumlah rupiah yang beredar dipasar.
Dengan berkurangnya supply rupiah di pasar, maka nilai rupiah dapat terangkat.
Tapi perlu diperhatikan kebijakan moneter yang terlalu ketat ini tidak bisa
berlangsung lama, karena akan meningkatkan beban bunga pinjaman sehingga
mengurangi minat investasi di sektor riil yang pada akhirnya akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi.
Jika peningkatan suku bunga SBI akan meningkatkan suku bunga pasar dan
71
mengkontraksi pertumbuhan ekonomi, sebaliknya penurunan suku bunga akan
menurunkan suku bunga pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hasil akhir dari interaksi ketidakpastian tersebut adalah semakin
menggelembungnya dana bank yang diparkir di SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
di mana per September 2007 telah mencapai Rp 205 triliun. Meningkatnya jumlah
SBI menunjukkan bahwa fundamental ekonomi kita tidak seimbang karena jika
seluruh jumlah uang yang ada di SBI dikeluarkan dari BI maka pasokan barang
(aggregate supply) tidak akan mencukupi jumlah uang beredar. Hal ini akhirnya
akan mendorong tingkat inflasi menjadi sangat tinggi. Dengan GDP sebesar Rp.
3.531 triliun, maka jumlah uang beredar ideal adalah sebesar Rp.179 triliun.
Setiap tahun BI menambah jumlah uang beredar sekitar 10% untuk mengimbangi
pertumbuhan di pasar barang. Untuk mencegah agar inflasi tidak melonjak yang
akan memerosotkan nilai tukar rupiah maka logis jika BI terus melakukan operasi
pasar terbuka melalui penerbitan SBI untuk menyerap jumlah uang beredar.
Ke depan jumlah SBI diperkirakan akan terus bertambah karena volume pasar
barang tidak bertambah secara signifikan, sementara BI harus terus menambah
jumlah uang beredar untuk pembayaran bunga SBI, obligasi pemerintah, dan juga
untuk mengimbangi nilai lawan rupiah akibat derasnya portofolio asing yang
masuk ke Indonesia. Jika penggelembungan SBI ini tidak segera dicarikan jalan
keluarnya, maka nasib ekonomi ke depan akan menghadapi ketidakpastian
karena terdapat “bubble” SBI yang akan terus membesar dan setiap saat siap
memporak-porandakan stabilitas ekonomi kita.
Di bulan Oktober 2008, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
72
memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 10.98% Keputusan
tersebut diambil setelah mencermati dan mempertimbangkan dengan seksama
perkembangan keuangan dan ekonomi global terakhir serta kemungkinan
dampaknya terhadap perekonomian nasional.
Apabila jumlah uang yang beredar dimasyarakat meningkat, maka Bank
Indonesia menaikkan tingkat suku bunga SBI, yang mana kenaikan tingkat suku
bunga SBI tersebut akan mempengaruhi tingkat bunga tabungan dan kredit pada
bank umum (suku bunga kredit meningkat diatas tingkat suku bunga SBI), sehingga
investasi pada sektor riil akan mengalami penurunan yang akan berdampak pada
penurunan output karena investor akan beralih menanamkan investasinya pada
sektor-sektor.
2. Suku Bunga Deposito Perbankan
Persepsi keketatan likuiditas di pasar uang di tengah berlanjutnya akselerasi
pertumbuhan kredit memacu naiknya suku bunga deposito. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan pendanaannya, perbankan terindikasi menaikkan suku bunga
deposito di atas suku bunga penjaminan, khususnya bagi nasabah prima. Kenaikan
suku bunga deposito tersebut bahkan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan BI
Rate pada periode yang sama. Dalam perkembangannya, hal tersebut belum
kunjung mereda pasca diberlakukannya pelonggaran GWM. Suku bunga deposito
tertinggi untuk tenor 1 - 24 bulan tercatat mencapai 13,25% - 14,31%.Sementara
itu, kenaikan BI Rate ditransmisikan ke suku bunga kredit dengan magnitude yang
semakin besar. Pada September 2008, rata-rata tertimbang suku bunga kredit modal
kerja (KMK) meningkat drastis sebesar 51 bps, yang terutama disumbang oleh
73
kelompok Bank Asing dan Campuran. Sementara itu, rata-rata suku bunga Kredit
Investasi (KI) yang sebelumnya turun, pada September 2008 turut naik signifikan
mencapai 46 bps, yang terutama dikontribusi oleh kenaikan suku bunga kredit
investasi pada kelompok Bank Asing dan Campuran dan Bank Umum Swasta
Nasional. Kenaikan BI Rate diikuti dengan peningkatan suku bunga deposito.
Sampai dengan dua bulan pertama triwulan III-2008, kenaikan BI Rate terutama
ditransmisikan pada naiknya rata-rata tertimbang (weighted average) suku bunga
deposito 1 dan 3 bulan. Berbeda dengan historisnya, kenaikan suku bunga deposito
tenor pendek tersebut lebih tinggi dari kenaikan BI Rate. Hal itu mengindikasikan
kuatnya upaya perbankan mendongkrak pendanaan (funding), Sejalan dengan
masih kuatnya akselerasi pertumbuhan kredit seperti tampak pada terus naiknya
LDR perbankan. Dengan perkembangan tersebut maka kenaikan BI Rate sejak Mei
2008 tampaknya semakin kuat direspon, terutama pada kelompok Bank Asing dan
Campuran, sedangkan kelompok BPD baru mulai melakukan penyesuaian suku
bunga pada bulan Juli. Sementara itu dengan memanfaatkan data counter rate
terdapat indikasi bahwa pada September peningkatan suku bunga deposito terus
berlanjut, bahkan untuk seluruh tenor.
3. Kurs Rupiah Pada US Dollar
Nilai tukar rupiah selama Oktober 2008 mengalami depresiasi. Sentimen global
telah mendorong terjadinya perilaku menghindari risiko (risk aversion) oleh para
investor asing. Secara alamiah, terjadinya krisis global menyebabkan para investor
memindahkan portfolionya keluar dari Indonesia. Hal ini memicu terjadinya
capital outflow, Meski kondisi fundamental Indonesia masih kondusif, perilaku
74
tersebut menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah. Indonesia tidak sendiri dalam
hal ini. Pelemahan nilai tukar terjadi pada mata uang di kawasan regional,
dengan penyebab yang sama, yaitu imbas dari sentimen global. Secara rata-rata,
selama bulan Oktober 2008, Rupiah melemah 6,5% atau mencapai level Rp
9.998 per USD Selama Oktober 2008, rupiah mengalami pelemahan akibat
perilaku menghindari risiko (risk aversion) investor asing. Imbal hasil rupiah yang
masih tinggi tidak mampu mencegah aliran dana asing keluar terutama dari SBI dan
SUN. Berkembangnya sentimen negatif yang bersumber dari faktor eksternal juga
menyebabkan tingkat volatilitas rupiah meningkat dari 1,4% menjadi 3,15%.
Meningkatnya faktor risiko terutama yang bersumber dari eksternal berdampak
signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah outflow asing yang diakibatkan
oleh perilaku flight to quality mengakibatkan pelemahan Rupiah cukup signifikan.
Meskipun imbal hasil investasi rupiah masih tinggi, tingginya factor risiko tidak
sanggup menahan aliran modal keluar. Meski demikian, capital outflow juga terjadi
pada beberapa negara regional. Investor menilai prospek penempatan dana di aset
emerging market menurun seiring meluasnya dampak resesi dan kesulitan
likuiditas global. Hal ini memicu investor mengalihkan dananya ke aset yang lebih
aman.
4. Jakarta Islamic Index (JII)
Kinerja saham syariah yang terdaftar dalam JII cukup bagus. Hal ini terlihat dari
kenaikan JII sebesar 38,60% jika dibandingkan dengan akhir tahun 2003.
Kapitalisasi pasar saham syariah yang terdaftar dalam JII juga meningkat
signifikan, yaitu sebesar 46,06% dari Rp.177,78 triliun menjadi Rp.259,66 triliun
75
pada akhir Desember 2004.
Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany, dalam konferensi pers akhir pekan ini
mengatakan, perkembangan produk pasar modal berbasis syariah hingga Desember
2007 tetap menunjukkan perkembangan yang menggembirakan Kinerja
saham-saham yang termasuk ke dalam JII menunjukkan tren yang naik, terlihat dari
pertumbuhan indeks sebesar 63,4 persen yaitu dari 307,62 pada akhir 2006 menjadi
502,78 pada 10 Desember 2007.( www.inilah.com)
Jeff Madura (2001:129) dalam bukunya International Finance Management,
yang diterjemahkan oleh Emil Salim menyebutkan bahwa:
“Jika valuta asing mendominasi saham luar negeri mengalami
apresiasi pengembalian saham yang akan diterima investor akan
meningkat, tetapi jika valuta asing tersebut mengalami depresiasi,
pengembalian saham akan menurun. Gejolak nilai tukar
menyebankan pengembalian saham luar negeri tidak pasti.”
Maksud dari pernyataan tersebut adalah jika Dollar AS menguat terhadap
Rupiah maka investor Asing yang bermain saham di Indonesia akan memperoleh
pengembalian saham yang meningkat. Sebaliknya bagi investor lokal yang ada di
Indonesia dengan menguatnya US$ akan mengurangi pengembalian saham.
Pengembalian saham yang dimaksud disini adalah capital gain.
Pecahnya bubble pasar keuangan global dan meningkatnya risiko kredit memicu
terjadinya keketatan likuiditas di pasar-pasar keuangan. Selain itu ekspektasi mulai
membaiknya kondisi perekonomian AS memicu pembalikan modal yang selama ini
ditempatkan di berbagai belahan dunia kembali ke AS, sehingga memicu
76
penguatan secara signifikan USD terhadap seluruh mata uang dunia.
Perkembangan dan pembalikan modal ini mengakibatkan JII terkoreksi tajam
hingga mencapai 1111,39. Searah dengan kondisi tersebut, kapitalisasi pasar juga
mengalami penurunan secara signifikan sebesar Rp453 triliun menjadi Rp1000,7
triliun pada akhir Oktober 2008. Kondisi JII kembali positif dan rebound setelah
situasi global relatif membaik pasca diturunkannya kembali Fed Fund Rate sebesar
50 bps menjadi sebesar 1%. membaiknya JII juga didukung oleh berbagai upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengantisipasi krisis lebih lanjut serta
membaiknya perkembangan harga-harga secara umum di pasar domestik. Dengan
perkembangan tersebut JII ditutup menguat pada posisi 1256,7 atau melemah
31,4%. Pada Oktober 2008 berbagai upaya dan kebijakan yang dilakukan otoritas
bursa diantaranya berupa larangan transaksi shortselling, suspensi perdagangan,
dan autorejection batas bawah dapat menahan kejatuhan JII. Pelarangan short
selling selama Oktober 2008 bertujuan untuk mengurangi spekulasi jual
perdagangan ditengah momentum penurunan harga. Sementara itu.
suspensi perdagangan yang dilakukan dari 8 sampai dengan 13 Oktober upaya
memberikan waktu kepada investor agar dapat berpikir rasional ditengah gejolak
pasar keuangan. Bersamaan dengan itu. BEI juga memperpanjang suspensi
beberapa emiten yang berpotensi menekan kinerja JII secara keseluruhan. Seiring
dengan kembali dibukanya bursa. BEI menerapkan auto rejection batas bawah
sebesar 10% untuk membatasi kejatuhan JII yang lebih dalam. Dalam
perkembangan selanjutnya. BEI menerapkan asymetric auto rejection (batas atas
20% dan batas bawah 10%). Di samping berbagai kebijakan tersebut. Pemerintah
77
mengeluarkan peraturan mengenai kemudahan dalam melakukan buy back dan
sekaligus menghimbau perusahaan BUMN untuk melakukan buy back sahamnya.
Searah dengan kondisi tersebut proporsi kepemilikan asing berdasarkan data
KSEI pada Oktober 2008 kembali naik menjadi sebesar 64,13% dari posisi
September 2008 sebesar 62,27%. Walaupun terjadi aksi beli yang terutama
dilakukan oleh investor asing namun masih terjadi penurunan confidence pelaku
pasar yang ditandai dengan rendahnya nilai perdagangan pasar dari rata-rata
kondisi normal Rp4-5 triliun menjadi Rp2,7 triliun per hari.
B. Analisis Statistik Deskriptif Suku Bunga SBI, Suku Bunga Deposito, Kurs
Rupiah Dan Jakarta Islamic Index (JII)
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data (lihat lampiran) dari awal tahun
2004 hingga akhir tahun 2004 di peroleh rata-rata persentase perubahan tingkat
suku bunga SBI sebesar -0.91% dengan nilai maximum persentase perubahan
tingkat suku bunga SBI sebesar 0.27% hal ini terjadi pada bulan Juni, Juli,
September, Oktober dan Desember. Nilai minimum persentase perubahan tingkat
suku bunga SBI sebesar -5.42% terjadi pada bulan Januari.
Awal tahun 2005 hingga akhir tahun 2005 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar 4.68% dengan nilai maximum
persentase perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar 12.01% hal ini terjadi pada
bulan agustus. Nilai minimum persentase perubahan tingkat suku bunga SBI
sebesar -0.13% terjadi pada bulan januari.
78
Awal tahun 2006 hingga akhir tahun 2006 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar sebesar -2.19% dengan nilai maximum
persentase perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar 0.08% hal ini terjadi pada
bulan April. Nilai minimum persentase perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar
-4.88% terjadi pada bulan Desember.
Awal tahun 2007 hingga akhir tahun 2007 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar -1.63% dengan nilai maximum
persentase perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar 0.00% yang
mengindikasikan bahwa tidak terjadi kenaikan SBI yang nilainya cenderung tetap
hal itu terjadi pada bulan April dan di bulan berikutnya yaitu bulan mei, Juni dan
juli terjadi penurunan nilai suku bunga SBI masing-masing sebesar -2.78%, -2.86%
dan -2.94% kemudian di bulan Agustus hingga November terjadi kembali Suku
bunga SBI tetap pada Posisi 8.25 Bps. Nilai minimum persentase perubahan tingkat
suku bunga SBI sebesar -3.03% terjadi pada bulan Desember.
Awal tahun 2008 hingga akhir tahun 2008 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar 2.64% dengan nilai maximum
persentase perubahan tingkat suku bunga SBI sebesar 13.08% hal ini terjadi pada
bulan Oktober. Nilai minimum persentase perubahan tingkat suku bunga SBI
sebesar -3.65% pada bulan Desember.
2. Suku Bunga Deposito Perbankan
Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data (lihat lampiran) dari awal tahun
2004 hingga akhir tahun 2004 di peroleh rata-rata persentase perubahan tingkat
suku bunga Deposito sebesar -0.21% dengan nilai maximum persentase perubahan
79
tingkat suku bunga deposito sebesar 5.12% hal ini terjadi pada bulan Mei. Nilai
minimum persentase perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar -5.29% pada
bulan Januari.
Awal tahun 2005 hingga akhir tahun 2005 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar 5.49% dengan nilai maximum
persentase perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar 21.32% hal ini terjadi
pada bulan September. Di bulan Januari terjadi kenaikan suku bunga deposito
sebesar 0.47% dengan nilai sebesar 6.46 Bps di bulan berikutnya yaitu pada bulan
Februari tidak terjadi kenaikan suku bunga deposito dengan nilai tetap yaitu sebesar
6.46 Bps. Nilai minimum persentase perubahan tingkat suku bunga deposito
sebesar 0.00% pada bulan Februari.
Awal tahun 2006 hingga akhir tahun 2006 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar -2.37% dengan nilai maximum
persentase perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar 0.25% hal ini terjadi
pada bulan Januari. Nilai minimum persentase perubahan tingkat suku bunga
deposito sebesar -5.68% terjadi pada bulan Desember.
Awal tahun 2007 hingga akhir tahun 2007 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar -1.80% dengan nilai maximum
persentase perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar 0.42% hal ini terjadi
pada bulan Oktober. Nilai minimum persentase perubahan tingkat suku bunga
deposito sebesar -4.29% pada bulan Mei.
Awal tahun 2008 hingga akhir tahun 2008 di peroleh rata-rata persentase
perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar 3.52% dengan nilai maximum
80
persentase perubahan tingkat suku bunga deposito sebesar 15.17% hal ini terjadi
pada bulan September. Nilai minimum persentase perubahan tingkat suku bunga
deposito sebesar -1.70% pada bulan Februari.
3. Kurs Rupiah Pada US Dollar
Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data (lihat lampiran) dari awal tahun
2004 hingga akhir tahun 2004 di peroleh rata-rata persentase perubahan Nilai Tukar
Rupiah terhadap US Dollar sebesar 0.80% dengan nilai maximum persentase
perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar 6.34% terjadi pada
bulan Mei. dan nilai minimum persentase perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap
US Dollar sebesar -2.62% pada bulan Juli.
Awal tahun 2005 hingga akhir tahun 2005 di peroleh rata-rata persentase
perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar 0.49% dengan nilai
maximum persentase perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar
4.29% terjadi pada bulan Agustus. Nilai minimum persentase perubahan Nilai
Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar -2.13% pada bulan Oktober.
Awal tahun 2006 hingga akhir tahun 2006 di peroleh rata-rata persentase
perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar -0.68% dengan nilai
maximum persentase perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar
5.07% terjadi pada bulan Mei. Nilai minimum persentase perubahan Nilai Tukar
Rupiah terhadap US Dollar sebesar -4.43% pada bulan Januari.
Awal tahun 2007 hingga akhir tahun 2007 di peroleh rata-rata persentase perubahan
Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar 0.38% dengan nilai maximum
persentase perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar 3.00% terjadi
81
pada bulan November. Nilai minimum persentase perubahan Nilai Tukar Rupiah
terhadap US Dollar sebesar -2.90% pada bulan September.
Awal tahun 2008 hingga akhir tahun 2008 di peroleh rata-rata persentase
perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar 1.46% dengan nilai
maximum persentase perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar
17.24% terjadi pada bulan Oktober dan nilai minimum persentase perubahan Nilai
Tukar Rupiah terhadap US Dollar sebesar -9.88% pada bulan Desember.
4. Jakarta Islamic Index (JII)
Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data (lihat lampiran) dari awal tahun
2004 hingga akhir tahun 2004 di peroleh rata-rata persentase perubahan Jakarta
Islamic Index (JII) sebesar 4.42% dengan nilai maximum persentase perubahan
Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 27.85% hal ini terjadi pada bulan Januari. Nilai
minimum persentase perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar -10.85% pada
bulan Mei.
Awal tahun 2005 hingga akhir tahun 2005 di peroleh rata-rata persentase perubahan
Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 2.03% dengan nilai maximum persentase
perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 10.55% hal ini terjadi pada bulan
Maret. Nilai minimum persentase perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar
-11.40% pada bulan April.
Awal tahun 2006 hingga akhir tahun 2006 di peroleh rata-rata persentase perubahan
Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 3.79% dengan nilai maximum persentase
perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 9.20% hal ini terjadi pada bulan
April. Nilai minimum persentase perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar
82
11.07% pada bulan Juni.
Awal tahun 2007 hingga akhir tahun 2007 di peroleh rata-rata persentase perubahan
Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 4.20% dengan nilai maximum persentase
perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 15.40% hal ini terjadi pada bulan
Oktober. Nilai minimum persentase perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar
-5.48% pada bulan Agustus.
Awal tahun 2008 hingga akhir tahun 2008 di peroleh rata-rata persentase perubahan
Jakarta Islamic Index (JII) sebesar -6.45% dengan nilai maximum persentase
perubahan Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 6.91% hal ini terjadi pada bulan
Desember. Nilai minimum persentase perubahan Jakarta Islamic Index (JII)
sebesar-28.79% pada Bulan Oktober.
C. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Suku Bunga
Deposito Dan Kurs Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
Untuk menjelaskan Pengaruh Pergerakan Sertifikat bank Indonesia (SBI),
Suku bunga deposito dan nilai tukar rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
dilakukan dengan uji statistik yaitu uji regresi berganda. Analisis uji regresi linier
berganda ini digunakan untuk mengetahui hubungan linier antara Sertifikat bank
Indonesia (SBI), Suku bunga deposito dan nilai tukar rupiah sebagai variable bebas
(Independent) terhadap Jakarta Islamic Index (JII) sebagai variabel terikat
(dependent).
Setelah diperoleh masing-masing nilai variabel Sertfikat Bank Indonesia (X1),
Suku Bunga Deposito (X2), Nilai Tukar Rupiah terhadap US dollar (X3) dan
83
Jakarta Islamic Index (Y) maka variable-variable tersebut di analisis (lihat
lampiran).
Untuk mempermudah dan memperoleh hasil yang akurat dalam menyelesaikan
permasalahan perhitungan statistik data dianalisis dan diolah dengan menggunakan
program aplikasi komputer SPPS 15. Adapun output dari analisis dan pengolahan
data statistik adalah sebagai berikut:
1. Analisis Parsial
a. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Jakarta
Islamic Index
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 2 Model Summary SBI Terhadap JII
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .420a .177 .162 .07860102
Tabel 3 Coefficients SBI Terhadap JII
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
SBI .021
-.899 .010 .255
-.420
2.019 -3.528
.048
.001
1. R (Multipel Correlation Coefisien) dalam tabel menunjukan besarnya
tingkat hubungan antara perubahan variabel terikat (y) dengan variabel
bebasnya (x) R = 0.420
2. R2 (coefisien of determinant) dalam tabel menunjukkan besarnya pengaruh
84
yang disebabakan oleh model persamaan regresi terhadap nilai y, R2 =
0.177
koefisien determinannya (R2) antara varibel x dan y adalah sebesar 0.177,
berarti pengaruh yang timbul oleh persamaan regresi diatas terhadap nilai y
Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar 17.7% dan 82.3% lainnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Berdasarkan perhitungan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut:
Y = 0.021 - 0.899X1 + ε
Persamaan regresi linier sederhana di atas mempunyai arti :
a. Nilai sebesar 0.021 berarti jika tidak terjadi perubahan pada
Sertifikat Bank Indonesia (X1) maka Jakarta Islamic Index (Y) akan
mengalami perubahan sebesar 0.021
b. Koefisien regresi Sertifikat Bank Indonesia (X1) sebesar - 0.899
menunjukkan bahwa setiap kenaikan Sertifikat Bank Indonesia (X1)
sebesar 1% akan menurunkan Jakarta Islamic Index (Y) sebesar
-0.899 dan begitupun sebaliknya.
4. Penerimaan dan Penolakan H0
a. Uji t
Nilai t hitung = 3.528
Nilai t tabel = 2.001717
t hitung > t tabel maka H0 ditolak
3.528 > 2.001717 maka H0 ditolak dan Ha diterima
85
Nilai t hitung dan t tabel dibandingkan dimana nilai t hitung (3.528) lebih
besar dari t tabel (2.001717), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
b. Uji Signifikansi
Nilai Sig hitung = 0.001
Nilai Sig α = 0.05
Sig hitung < Sig α maka H0 ditolak
0.001 < 0.05 H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai Sig hitung dan Sig α dibandingkan dimana Sig hitung (0.001) lebih
Kecil dari Sig α (0.05), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95%, secara parsial
Sertifikat Bank Indonesia (X1) mempunyai pengaruh terhadap Jakarta
Islamic Index (Y).
b. Pengaruh Suku Bunga Deposito Terhadap Jakarta Islamic Index
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 4 Model Summary Suku Bunga Deposito Terhadap JII
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .415a .172 .158 .07880245
Tabel 5 Coefficients Suku Bunga Deposito Terhadap JII
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
Deposito .023
-.719 .010 .207
-.415
2.188 -3.476
.033
.001
86
1. R (Multipel Correlation Coefisien) dalam tabel menunjukan besarnya
tingkat hubungan antara perubahan variabel terikat (y) dengan variabel
bebasnya (x) R = 0.415
2. R2 (coefisien of determinant) dalam tabel menunjukkan besarnya pengaruh
yang disebabakan oleh model persamaan regresi terhadap nilai y, R2 =
0.172
koefisien determinannya (R2) antara varibel x dan y adalah sebesar 0.172,
berarti pengaruh yang timbul oleh persamaan regresi diatas terhadap nilai y
Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar 17.2% dan 82.8% lainnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Berdasarkan perhitungan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut:
Y = 0.023 - 0.719X2 + ε
Persamaan regresi linier sederhana di atas mempunyai arti :
a. Nilai sebesar 0.023 berarti jika tidak terjadi perubahan pada Suku
Bunga Deposito (X2) maka Jakarta Islamic Index (Y) akan mengalami
perubahan sebesar 0.021
b. Koefisien regresi Suku Bunga Deposito (X2) sebesar - 0.719
menunjukkan bahwa setiap kenaikan Suku Bunga Deposito (X2) sebesar
1% akan menurunkan Jakarta Islamic Index (Y) sebesar - 0.719 dan
begitupun sebaliknya.
4. Penerimaan dan Penolakan H0
a. Uji t
87
Nilai t hitung = 3.476
Nilai t tabel = 2.001717
t hitung > t tabel maka H0 ditolak
3.528 > 2.001717 maka H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai t hitung dan t tabel dibandingkan dimana nilai t hitung (3.528)
lebih besar dari t tabel (2.001717), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
b. Uji Signifikansi
Nilai Sig hitung = 0.001
Nilai Sig α = 0.05
Sig hitung < Sig α maka H0 ditolak
0.001 < 0.05 H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai Sig hitung dan Sig α dibandingkan dimana Sig hitung (0.001)
lebih Kecil dari Sig α (0.05), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95%, secara parsial
Suku Bunga Deposito (X2) mempunyai pengaruh terhadap Jakarta Islamic
Index (Y).
c. Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 6 Model Summary Kurs Rupiah Terhadap JII
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .519a .269 .257 .07404125
88
Tabel 7 Coefficients Kurs Rupiah Terhadap JII
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)
Kurs Rupiah .022
-1.253 .010 .271
-.519
2.294 -4.625
.025
.000
1. R (Multipel Correlation Coefisien) dalam tabel menunjukan besarnya
tingkat hubungan antara perubahan variabel terikat (y) dengan variabel
bebasnya (x) R = 0.519
2. R2 (coefisien of determinant) dalam tabel menunjukkan besarnya pengaruh
yang disebabakan oleh model persamaan regresi terhadap nilai y, R2 =
0.269
koefisien determinannya (R2) antara varibel x dan y adalah sebesar 0.269,
berarti pengaruh yang timbul oleh persamaan regresi diatas terhadap nilai y
Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar 26.9% dan 73.1% lainnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Berdasarkan perhitungan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut:
Y = 0.022 - 1.253X3 + ε
Persamaan regresi linier sederhana di atas mempunyai arti :
a. Nilai sebesar 0.022 berarti jika tidak terjadi perubahan pada Suku
Bunga Deposito (X2) maka Jakarta Islamic Index (Y) akan mengalami
perubahan sebesar 0.022
b. Koefisien regresi Suku Bunga Deposito (X2) sebesar -1.253
menunjukkan bahwa setiap kenaikan Suku Bunga Deposito (X2) sebesar
89
1% akan menurunkan Jakarta Islamic Index (Y) sebesar -1.253 dan
begitupun sebaliknya.
4. Penerimaan dan Penolakan H0
a. Uji t
Nilai t hitung = 4.625
Nilai t tabel = 2.001717
t hitung > t tabel maka H0 ditolak
4.625 > 2.001717 maka H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai t hitung dan t tabel dibandingkan dimana nilai t hitung (4.625)
lebih besar dari t tabel (2.001717), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
b. Uji Signifikansi
Nilai Sig hitung = 0
Nilai Sig α = 0.05
Sig hitung < Sig α maka H0 ditolak
0.001 < 0.05 H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai Sig hitung dan Sig α dibandingkan dimana Sig hitung (0.001)
lebih Kecil dari Sig α (0.05), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95%, secara parsial
Nilai Tukar Rupiah (X3) mempunyai pengaruh terhadap Jakarta Islamic
Index (Y).
90
2. Analisis Simultan
a. Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Suku
Bunga Deposito Dan Kurs Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 8 Model Summary SBI, Suku bunga Deposito dan Kurs Rupiah terhadap JII
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .607a .368 .334 .07007365
Tabel 9 ANOVA SBI, Suku bunga Deposito dan Kurs Rupiah terhadap JII
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression Residual Total
.160
.275
.435
3 56 59
.053
.005 10.877 .000a
a. Predictors: (Constant), Kurs Rupiah, Deposito, SBI b. Dependent Variable: JII
Tabel 10 Coefficients SBI, Suku bunga Deposito dan Kurs Rupiah terhadap JII
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta 1 (Constant)
SBI Deposito Kurs Rupiah
.026 -.104 -.494
-1.066
.009
.362
.281
.275
-.049 -.285 -.442
1. R (Multipel Correlation Coefisien) dalam tabel menunjukan besarnya
tingkat hubungan antara perubahan variabel terikat (y) dengan variabel
bebasnya (x) R = 0.607
91
2. R2 (coefisien of determinant) dalam tabel menunjukkan besarnya pengaruh
yang disebabakan oleh model persamaan regresi terhadap nilai y, R2 =
0.368
koefisien determinannya (R2) antara varibel x dan y adalah sebesar 0.368,
berarti pengaruh yang timbul oleh persamaan regresi diatas terhadap nilai y
Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebesar 36.8% dan 63.2% lainnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Berdasarkan perhitungan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 0.026 - 0.104X1- 0.494X1- 1.066X1 + ε
Persamaan regresi linier berganda di atas mempunyai arti :
a) Konstanta sebesar 0.026 berarti jika tidak terjadi perubahan pada
Sertifikat Bank Indonesia (X1), Suku Bunga Deposito (X2), dan Nilai
Tukar Rupiah (X3), maka Jakarta Islamic Index (Y) akan mengalami
kenaikan sebesar 0.026
b) Koefisien regresi Sertifikat Bank Indonesia (X1) sebesar -0.104
menunjukkan bahwa setiap kenaikan Sertifikat Bank Indonesia (X1)
sebesar 1% akan menurunkan Jakarta Islamic Index (Y) sebesar 0.104
dan begitupun sebaliknya.
c) Koefisien regresi Suku Bunga Deposito (X2) sebesar -0.494 menyatakan
bahwa setiap kenaikan Suku Bunga Deposito (X2) sebesar 1% akan
menyebabkan turunnya Jakarta Islamic Index (Y) sebesar 0.494 begitu
pun sebaliknya.
92
d) Koefisien regresi Nilai Tukar Rupiah terhadap US dollar (X3) sebesar
-1.066 menyatakan bahwa setiap kenaikan Nilai Tukar Rupiah terhadap
US dollar (X3) sebesar 1% akan menyebabkan turunnya Jakarta
Islamic Index (Y) sebesar 1.066 begitu pun sebaliknya.
4. Penerimaan dan Penolakan H0
a) Uji F
Nilai F hitung = 10.877
Nilai F tabel = 4.006873
F hitung > F tabel maka H0 ditolak
10.877 > 4.006873 maka H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai t hitung dan t tabel dibandingkan dimana nilai t hitung (10.877)
lebih besar dari t tabel ( 4.006873), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
b) Uji Signifikansi
Nilai Sig hitung = 0
Nilai Sig α = 0.05
Sig hitung < Sig α maka H0 ditolak
0 < 0.05 H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai Sig hitung dan Sig α dibandingkan dimana Sig hitung (0) lebih
Kecil dari Sig α (0.05), berarti hipotesis nol (H0) ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95%, secara
Simultan Nilai Tukar Rupiah (X1), Suku Bunga Deposito (X2) dan Nilai
Tukar Rupiah (X3) mempunyai pengaruh terhadap Jakarta Islamic Index
(Y).
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu dan
berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai Pengaruh Suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Suku bunga deposito, Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic
Index (JII) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1) terhadap Jakarta
Islamic Index (Y) dengan r2 = 0.177 yang berarti pengaruh variabel X1
(Sertifikat Bank Indonesia) terhadap Y (Jakarta Islamic Index) adalah sebesar
17.7% dan 82.3% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
2. Terdapat pengaruh Suku bunga Deposito satu bulan (X2) terhadap Jakarta
Islamic Index (Y) dengan r2 = 0.172 yang berarti pengaruh variabel X2 (Suku
Bunga Deposito) terhadap Y (Jakarta Islamic Index) adalah sebesar 17.2% dan
82.8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Terdapat pengaruh nilai tukar Rupiah pada US Dollar (X3) terhadap Jakarta
Islamic Index (Y) dengan r2 = 0.269 yang berarti pengaruh variabel X3 (nilai
tukar Rupiah) terhadap Y (Jakarta Islamic Index) adalah sebesar 26.9% dan
73.1% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4. Terdapat pengaruh Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X1), Suku bunga
Deposito satu bulan (X2) dan nilai tukar Rupiah pada US dollar (X3) secara
simultan terhadap Jakarta Islamic Index (Y) dengan r2 = 0.368 yang berarti
94
pengaruh Sertifikat Bank Indonesia (X1), Suku bunga Deposito (X2) dan nilai
tukar Rupiah (X3) terhadap Y (Jakarta Islamic Index) adalah sebesar 36.8%.
B. Saran
1. Bagi Investor
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa perubahan relatif yang terjadi pada
Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar
Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) memiliki Pengaruh yang signifikan
terhadap Instrumen saham Syariah (Jakarta Islamic Index). Hal ini menunjukan
faktor-faktor eksternal seperti suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, suku bunga
deposito dan nilai tukar Rupiah mempengaruhi kinerja saham syariah oleh karena
itu bagi para Investor yang berminat berinvestasi pada saham-saham syariah selain
memperhatikan faktor internal seperti Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Aktivitas, Rasio Rentabilitas dan lain-lain juga harus memperhatikan faktor
eksternal (seperti tingkat inflasi, regulasi, Situasi Politik, pertumbuhan ekonomi,
tingkat suku bunga dan lain-lain) di dalam mengambil keputusan pembelian saham
syariah.
2. Bagi Pemerintah
Karena belum adanya Regulasi yang jelas mengenai pasar modal syariah
disarankan Pemerintah membuat atau menyempurnakan kembali Undang-Undang
Pasar Modal No.8 Tahun 1995, hal ini diharapkan dapat mendorong perkembangan
Pasar Modal Syariah di Indonesia.
95
3. Bagi Penelitian
Masih banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja saham syariah
(Jakarta Islamic Index) baik itu faktor eksternal (seperti tingkat inflasi, regulasi,
Situasi Politik, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga dan lain-lain) maupun
faktor eksternal (seperti Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas,
Rasio Rentabilitas, Rasio pasar dan lain-lain). Penulis menyarankan agar ada
penelitian yang berkesinambungan baik itu dari faktor eksternal atau internal
maupun kombinasi dari keduanya untuk mempertajam penelitian sebelumnya
selain itu rentang penelitian yang dilakukan Peneliti mungkin terlalu pendek yaitu
dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, Dengan periode pengamatan yang lebih
panjang diharapkan menghasilkan analisis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 1982
Ensiklopedia Ekonomi Perdagangan, Edisi kelima. Jakarta : Pradaya
Paramitha.
Almilia, Luciana Spica dan Utomo, Anton Wahyu. 2006
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sukubunga deposito berjangka
pada bank umum diindonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis ANTISIPASI
vol: 10, No.1, 1-27
Anoraga, pandji & Pakarti, piji. 2003
Pengantar Pasar Modal cetakan Ke empat. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Sjamsul. 1998
Efektivitas Kebijakan Suku Bunga dalam Rangka Stabilisasi Rupiah di
Masa Krisis, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. 1-212
Boediono, 1985
Ekonomi Moneter, edisi 3, BPFE : Yogyakarta.
Haryanto, M Y Dedi dan Riyatno. 2007
Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Dan Nilai Kurs Terhadap
Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEJ, jurnal keuangan dan bisnis
vol. 5, no.1, 24-40
Hidayat, Kanny. 2003
Buku Materi Workhshop Nasional Pasar Modal Syariah Universitas
Brawijaya,29-28 Mei. CFIES.
Huda, Nurul & Nasution, Mustafa Edwin. 2007
Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Jogiyanto. 2000
Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Kurniawan, Todi. 2008
Volatilitas Saham Syariah (Analisis Atas Jakarta Islamic Index), Artikel
Bisnis dan Ekonomi Syariah,
Mulia, Bunda. 2008,
Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga SBI dan Perubahan
Kurs US$ Terhadap Harga Pasar Saham PT Semen Gresik, Tbk Periode
Januari 2002 -Desember 2006, Business & Management Journal. Vol: 4,
No. 1, 2-18
Nopirin, 1992
Ekonomi Moneter buku II. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Samuelson, Paul dan William Nordhaus, 1994
Makro Ekonomi, edisi 14, Alih Bahasa Drs Haris Munandar, Erlangga,
Jakarta.
Staf Pengajar Sosiokomunikasi. 2006
Metode Penulisan Ipteks. Bandung: KK Ilmu Kemanusian ITB.
id.wikipedia.org
www.bi.go.id
www.duniainvestasi.com
www.e-samuel.com
www.jsx.co.id
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Suku bunga SBI, Suku bunga Deposito, Kurs Rupiah dan Jakarta Islamic
Index (JII) 2004-2008
NO X1 X2 X3 Y 1 -0.05415 -0.05287 -0.00284 0.27854 2 -0.04835 -0.04466 0.00071 0.01395 3 -0.00802 -0.02170 0.01657 -0.03830 4 -0.01213 0.00000 0.00862 0.07664 5 -0.00136 0.05119 0.06339 -0.10847 6 0.00273 0.01136 0.02226 -0.02543 7 0.00272 0.00482 -0.02623 0.09574 8 0.00136 0.00319 0.01745 -0.02104 9 0.00271 0.00478 -0.01694 0.06298
10 0.00271 0.00317 -0.00872 0.04694 11 0.00000 0.00474 -0.00792 0.10356 12 0.00270 0.01101 0.03016 0.04586 13 -0.00135 0.00467 -0.01346 0.06929 14 0.00135 0.00000 0.01037 0.01413 15 0.00135 0.00619 0.02376 0.10547 16 0.03495 0.01231 0.00949 -0.11397 17 0.03247 0.02736 -0.00784 -0.01664 18 0.03774 0.03254 0.02296 0.10461 19 0.02909 0.03438 0.01091 -0.05109 20 0.12014 0.04571 0.04288 0.06690 21 0.05152 0.21325 0.00684 -0.04907 22 0.10000 0.13865 -0.02134 0.03832 23 0.11364 0.09875 -0.00545 -0.02572 24 0.04082 0.04538 -0.02043 0.10139 25 0.00000 0.00250 -0.04425 0.06498 26 -0.00078 -0.01332 -0.01756 0.03145 27 -0.00078 -0.02025 -0.01679 0.03673 28 0.00079 -0.00861 -0.03306 0.09195 29 -0.01884 -0.00521 0.05071 0.03904 30 0.00000 -0.00961 0.00868 -0.11073 31 -0.02000 -0.02205 -0.02473 0.02948 32 -0.04082 -0.02615 0.00331 0.06593 33 -0.04255 -0.03056 0.01484 0.02659 34 -0.04444 -0.04394 -0.01354 0.02894 35 -0.04651 -0.05095 0.00604 0.07933 36 -0.04878 -0.05684 -0.01582 0.07168 37 -0.02564 -0.03571 0.00776 -0.01205 38 -0.02632 -0.02431 0.00770 -0.00999 39 -0.02703 -0.03559 -0.00459 0.01103
40 0.00000 -0.02460 -0.00384 0.11231 41 -0.02778 -0.04288 -0.02807 0.02504 42 -0.02857 -0.01713 0.02560 0.02073 43 -0.02941 -0.02681 0.01458 0.08131 44 0.00000 -0.01377 0.02438 -0.05476 45 0.00000 -0.00419 -0.02901 0.06491 46 0.00000 0.00421 -0.00372 0.15398 47 0.00000 0.00279 0.02999 0.07357 48 -0.03030 0.00139 0.00459 0.03766 49 0.00000 -0.01669 -0.01359 -0.03126 50 -0.00875 -0.01697 -0.02583 0.05372 51 0.00378 -0.01007 0.01834 -0.09112 52 0.00377 -0.00291 0.00184 -0.07585 53 0.04005 0.01749 0.00910 0.04604 54 0.05054 0.03009 -0.00998 -0.02196 55 0.05727 0.04451 -0.01160 -0.09636 56 0.00542 0.07057 0.00384 -0.10730 57 0.04634 0.15174 0.02458 -0.13907 58 0.13079 0.09503 0.17242 -0.28794 59 0.02368 0.02564 0.10514 -0.09189 60 -0.03648 0.03365 -0.09884 0.06915
Lam
pira
n 2
Dat
a Su
ku b
unga
SB
I 200
4-20
08
SE
RT
IFIK
AT
BA
NK
IND
ON
ESI
A
2004
20
05
2006
20
07
2008
Ja
n.
7.86
-5
.42%
Ja
n.
7.42
-0
.13%
Ja
n.
12.7
5 0.
00%
Ja
n.
9.50
-2
.56%
Ja
n.
8.00
0.
00%
Fe
b.
7.48
-4
.83%
Fe
b.
7.43
0.
13%
Fe
b.
12.7
4 -0
.08%
Fe
b.
9.25
-2
.63%
Fe
b.
7.93
-0
.88%
M
ar.
7.
42
-0.8
0%
Mar
.
7.44
0.
13%
M
ar.
12
.73
-0.0
8%
Mar
.
9.00
-2
.70%
M
ar.
7.
96
0.38
%
Apr
.
7.33
-1
.21%
A
pr.
7.
70
3.49
%
Apr
.
12.7
4 0.
08%
A
pr.
9.
00
0.00
%
Apr
.
7.99
0.
38%
M
ay.
7.
32
-0.1
4%
May
.
7.95
3.
25%
M
ay.
12
.50
-1.8
8%
May
.
8.75
-2
.78%
M
ay.
8.
31
4.01
%
Jun.
7.
34
0.27
%
Jun.
8.
25
3.77
%
Jun.
12
.50
0.00
%
Jun.
8.
50
-2.8
6%
Jun.
8.
73
5.05
%
Jul.
7.
36
0.27
%
Jul.
8.
49
2.91
%
Jul.
12
.25
-2.0
0%
Jul.
8.
25
-2.9
4%
Jul.
9.
23
5.73
%
Aug
.
7.37
0.
14%
A
ug.
9.
51
12.0
1%
Aug
.
11.7
5 -4
.08%
A
ug.
8.
25
0.00
%
Aug
.
9.28
0.
54%
Se
p.
7.39
0.
27%
Se
p.
10.0
0 5.
15%
Se
p.
11.2
5 -4
.26%
Se
p.
8.25
0.
00%
Se
p.
9.71
4.
63%
O
ct.
7.
41
0.27
%
Oct
.
11.0
0 10
.00%
O
ct.
10
.75
-4.4
4%
Oct
.
8.25
0.
00%
O
ct.
10
.98
13.0
8%
Nov
.
7.41
0.
00%
N
ov.
12
.25
11.3
6%
Nov
.
10.2
5 -4
.65%
N
ov.
8.
25
0.00
%
Nov
.
11.2
4 2.
37%
D
ec.
7.
43
0.27
%
Dec
.
12.7
5 4.
08%
D
ec.
9.
75
-4.8
8%
Dec
.
8.00
-3
.03%
D
ec.
10
.83
-3.6
5%
Mea
n 7.
4266
6666
7 -0
.91%
M
ean
9.18
25
4.68
%
Mea
n 11
.83
-2.1
9%
Mea
n 8.
6041
6666
7 -1
.63%
M
ean
9.18
25
2.64
%
Max
7.
86
0.27
%
Max
12
.75
12.0
1%
Max
12
.75
0.08
%
Max
9.
5 0.
00%
M
ax
11.2
4 13
.08%
M
in
7.32
-5
.42%
M
in
7.42
-0
.13%
M
in
9.75
-4
.88%
M
in
8 -3
.03%
M
in
7.93
-3
.65%
Lam
pira
n 3
Dat
a Su
ku B
unga
Dep
osito
Per
bank
an (1
bula
n) 2
004-
2008
DE
POSI
TO
PE
RB
AN
KA
N 1
BU
LA
NA
N
2004
20
05
2006
20
07
2008
Ja
n.
6.27
-5
.29%
Ja
n.
6.46
0.
47%
Ja
n.
12.0
1 0.
25%
Ja
n.
8.64
-3
.57%
Ja
n.
7.07
-1
.67%
Fe
b.
5.99
-4
.47%
Fe
b.
6.46
0.
00%
Fe
b.
11.8
5 -1
.33%
Fe
b.
8.43
-2
.43%
Fe
b.
6.95
-1
.70%
M
ar.
5.
86
-2.1
7%
Mar
.
6.50
0.
62%
M
ar.
11
.61
-2.0
3%
Mar
.
8.13
-3
.56%
M
ar.
6.
88
-1.0
1%
Apr
.
5.86
0.
00%
A
pr.
6.
58
1.23
%
Apr
.
11.5
1 -0
.86%
A
pr.
7.
93
-2.4
6%
Apr
.
6.86
-0
.29%
M
ay.
6.
16
5.12
%
May
.
6.76
2.
74%
M
ay.
11
.45
-0.5
2%
May
.
7.59
-4
.29%
M
ay.
6.
98
1.75
%
Jun.
6.
23
1.14
%
Jun.
6.
98
3.25
%
Jun.
11
.34
-0.9
6%
Jun.
7.
46
-1.7
1%
Jun.
7.
19
3.01
%
Jul.
6.
26
0.48
%
Jul.
7.
22
3.44
%
Jul.
11
.09
-2.2
0%
Jul.
7.
26
-2.6
8%
Jul.
7.
51
4.45
%
Aug
.
6.28
0.
32%
A
ug.
7.
55
4.57
%
Aug
.
10.8
0 -2
.61%
A
ug.
7.
16
-1.3
8%
Aug
.
8.04
7.
06%
Se
p.
6.31
0.
48%
Se
p.
9.16
21
.32%
Se
p.
10.4
7 -3
.06%
Se
p.
7.13
-0
.42%
Se
p.
9.26
15
.17%
O
ct.
6.
33
0.32
%
Oct
.
10.4
3 13
.86%
O
ct.
10
.01
-4.3
9%
Oct
.
7.16
0.
42%
O
ct.
10
.14
9.50
%
Nov
.
6.36
0.
47%
N
ov.
11
.46
9.88
%
Nov
.
9.50
-5
.09%
N
ov.
7.
18
0.28
%
Nov
.
10.4
0 2.
56%
D
ec.
6.
43
1.10
%
Dec
.
11.9
8 4.
54%
D
ec.
8.
96
-5.6
8%
Dec
.
7.19
0.
14%
D
ec.
10
.75
3.37
%
Mea
n 6.
195
-0.2
1%
Mea
n 8.
1283
3333
3 5.
49%
M
ean
10.8
8333
333
-2.3
7%
Mea
n 7.
605
-1.8
0%
Mea
n 8.
1691
6666
7 3.
52%
M
ax
6.43
5.
12%
M
ax
11.9
8 21
.32%
M
ax
12.0
1 0.
25%
M
ax
8.64
0.
42%
M
ax
10.7
5 15
.17%
M
in
5.86
-5
.29%
M
in
6.46
0.
00%
M
in
8.96
-5
.68%
M
in
7.13
-4
.29%
M
in
6.86
-1
.70%
Lam
pira
n 4
Dat
a N
ilai T
ukar
Rup
iah
terh
adap
US
Dol
lar
2004
-200
8
NIL
AI T
UK
AR
RU
PIA
H T
ER
HA
DA
P D
OL
LA
R
2004
20
05
2006
20
07
2008
Ja
n.
Rp8
,441
.00
-0.2
8%
Jan.
Rp
9,16
5.00
-1
.35%
Ja
n.
Rp9,
395.
00
-4.4
3%
Jan.
Rp
9,09
0.00
0.
78%
Ja
n.
Rp9,
291.
00
-1.3
6%
Feb.
Rp
8,44
7.00
0.
07%
Fe
b.
Rp9,
260.
00
1.04
%
Feb.
Rp
9,23
0.00
-1
.76%
Fe
b.
Rp9,
160.
00
0.77
%
Feb.
Rp
9,05
1.00
-2
.58%
M
ar.
Rp8,
587.
00
1.66
%
Mar
. Rp
9,48
0.00
2.
38%
M
ar.
Rp9,
075.
00
-1.6
8%
Mar
. Rp
9,11
8.00
-0
.46%
M
ar.
Rp9,
217.
00
1.83
%
Apr
. Rp
8,66
1.00
0.
86%
A
pr.
Rp9,
570.
00
0.95
%
Apr
. Rp
8,77
5.00
-3
.31%
A
pr.
Rp9,
083.
00
-0.3
8%
Apr
. Rp
9,23
4.00
0.
18%
M
ay.
Rp9,
210.
00
6.34
%
May
. Rp
9,49
5.00
-0
.78%
M
ay.
Rp9,
220.
00
5.07
%
May
. Rp
8,82
8.00
-2
.81%
M
ay.
Rp9,
318.
00
0.91
%
Jun.
Rp
9,41
5.00
2.
23%
Ju
n.
Rp9,
713.
00
2.30
%
Jun.
Rp
9,30
0.00
0.
87%
Ju
n.
Rp9,
054.
00
2.56
%
Jun.
Rp
9,22
5.00
-1
.00%
Ju
l. Rp
9,16
8.00
-2
.62%
Ju
l. Rp
9,81
9.00
1.
09%
Ju
l. Rp
9,07
0.00
-2
.47%
Ju
l. Rp
9,18
6.00
1.
46%
Ju
l. Rp
9,11
8.00
-1
.16%
A
ug.
Rp9,
328.
00
1.75
%
Aug
. Rp
10,2
40.0
0 4.
29%
A
ug.
Rp9,
100.
00
0.33
%
Aug
. Rp
9,41
0.00
2.
44%
A
ug.
Rp9,
153.
00
0.38
%
Sep.
Rp
9,17
0.00
-1
.69%
Se
p.
Rp10
,310
.00
0.68
%
Sep.
Rp
9,23
5.00
1.
48%
Se
p.
Rp9,
137.
00
-2.9
0%
Sep.
Rp
9,37
8.00
2.
46%
O
ct.
Rp9,
090.
00
-0.8
7%
Oct
. Rp
10,0
90.0
0 -2
.13%
O
ct.
Rp9,
110.
00
-1.3
5%
Oct
. Rp
9,10
3.00
-0
.37%
O
ct.
Rp10
,995
.00
17.2
4%
Nov
. Rp
9,01
8.00
-0
.79%
N
ov.
Rp10
,035
.00
-0.5
5%
Nov
. Rp
9,16
5.00
0.
60%
N
ov.
Rp9,
376.
00
3.00
%
Nov
. Rp
12,1
51.0
0 10
.51%
D
ec.
Rp9,
290.
00
3.02
%
Dec
. Rp
9,83
0.00
-2
.04%
D
ec.
Rp9,
020.
00
-1.5
8%
Dec
. Rp
9,41
9.00
0.
46%
D
ec.
Rp10
,950
.00
-9.8
8%
Mea
n 89
85.4
1666
7 0.
80%
M
ean
9750
.583
333
0.49
%
Mea
n 91
41.2
5 -0
.68%
M
ean
9163
.666
667
0.38
%
Mea
n 97
56.7
5 1.
46%
M
ax
9415
6.
34%
M
ax
1031
0 4.
29%
M
ax
9395
5.
07%
M
ax
9419
3.
00%
M
ax
1215
1 17
.24%
M
in
8441
-2
.62%
M
in
9165
-2
.13%
M
in
8775
-4
.43%
M
in
8828
-2
.90%
M
in
9051
-9
.88%
Lam
pira
n 5
Dat
a Ja
kart
a Is
lam
ic In
dex
(JII
) 200
4-20
08
JA
KA
RT
A IS
LA
MIC
IND
EX
BU
LA
NA
N
2004
20
05
2006
20
07
2008
Ja
n.
127.
8542
27
.85%
Ja
n.
171.
8210
6.
93%
Ja
n.
211.
7749
6.
50%
Ja
n.
302.
6539
-1
.21%
Ja
n.
477.
8879
-3
.13%
Fe
b.
129.
6380
1.
40%
Fe
b.
174.
2496
1.
41%
Fe
b.
218.
4349
3.
14%
Fe
b.
299.
6307
-1
.00%
Fe
b.
503.
5582
5.
37%
Mar
.
124.
6731
-3
.83%
M
ar.
19
2.62
8138
10
.55%
M
ar.
22
6.45
80
3.67
%
Mar
.
302.
9347
1.
10%
M
ar.
45
7.67
63
-9.1
1%
Apr
.
134.
2284
7.
66%
A
pr.
17
0.67
40
-11.
40%
A
pr.
24
7.28
17
9.20
%
Apr
.
336.
9576
11
.23%
A
pr.
42
2.96
21
-7.5
8%
May
.
119.
6686
-1
0.85
%
May
.
167.
8342
-1
.66%
M
ay.
25
6.93
55
3.90
%
May
.
345.
3955
2.
50%
M
ay.
44
2.43
46
4.60
%
Jun.
11
6.62
52
-2.5
4%
Jun.
18
5.39
07
10.4
6%
Jun.
22
8.48
61
-11.
07%
Ju
n.
352.
5557
2.
07%
Ju
n.
432.
7190
-2
.20%
Jul.
12
7.79
05
9.57
%
Jul.
17
5.91
8505
-5
.11%
Ju
l.
235.
2213
2.
95%
Ju
l.
381.
2232
8.
13%
Ju
l.
391.
0227
-9
.64%
Aug
.
125.
1021
-2
.10%
A
ug.
18
7.68
69
6.69
%
Aug
.
250.
7284
6.
59%
A
ug.
36
0.34
93
-5.4
8%
Aug
.
349.
0668
-1
0.73
%
Sep.
13
2.98
16
6.30
%
Sep.
17
8.47
62
-4.9
1%
Sep.
25
7.39
59
2.66
%
Sep.
38
3.73
88
6.49
%
Sep.
30
0.52
17
-13.
91%
Oct
.
139.
2235
4.
69%
O
ct.
18
5.31
53
3.83
%
Oct
.
264.
8453
2.
89%
O
ct.
44
2.82
72
15.4
0%
Oct
.
213.
9884
-2
8.79
%
Nov
.
153.
6417
10
.36%
N
ov.
18
0.54
81
-2.5
7%
Nov
.
285.
8556
7.
93%
N
ov.
47
5.40
70
7.36
%
Nov
.
194.
3253
-9
.19%
Dec
.
160.
6869
4.
59%
D
ec.
19
8.85
40
10.1
4%
Dec
.
306.
3464
7.
17%
D
ec.
49
3.30
87
3.77
%
Dec
.
207.
7625
6.
91%
Mea
n 13
2.67
6148
8 4.
42%
M
ean
180.
7830
599
2.03
%
Mea
n 24
9.14
7005
3.
79%
M
ean
373.
0818
486
4.20
%
Mea
n 36
6.16
0456
3 -6
.45%
M
ax
160.
6869
45
27.8
5%
Max
19
8.85
397
10.5
5%
Max
30
6.34
6363
2 9.
20%
M
ax
493.
3086
688
15.4
0%
Max
50
3.55
8152
6 6.
91%
M
in
116.
6252
095
-10.
85%
M
in
167.
8342
35
-11.
40%
M
in
211.
7749
05
-11.
07%
M
in
299.
6307
1 -5
.48%
M
in
194.
3253
1 -2
8.79
%