PERJUANGAN MENGHADAPI PERGOLAKAN DALAM NEGERI
1. A D E I R M A N U G R A H A N I
2. A N D R I D A H R I A N S Y A H
3. A S E L I A G U S T I N A
4. D I A S R I K I A N U G R A H
5. N A D I A H A A W A R I Y I N
6. R A J A H E L I S A R .
7. T I T A R I M B A
LATAR BELAKANG
1. TERBENTUKNYA FDR (FRONT DEMOKRASI)2. KEDATANGAN MUSSO DARI UNISOVIET3. KERJA SAMA ANTARA MUSSO DAN AMIR
SYARIFFUDIN UNTUK MEMBENTUK NEGARA KOMUNIS
PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN TAHUN 1948
TUJUAN
1. M E N D I R I K A N N E G A R A YA N G B E R H A LU A N KO M U N I S
2. M E N G H A N C U R K A N D A N M E N G G U L I N G K A N K A B I N E T H AT TA
USAHA PEMERINTAH
PEMERINTAH MENGADAKAN OPERASI MILITER :
JAWA TENGAH (PIMPINAN GATOT SUBROTO) JAWA TIMUR (PIMPINAN LETKOL SUNGKONO) DIVISI 3 SILIWANGI JAWA BARAT (PIMPINAN JENDRAL AHMAD YANI)
DAMPAK KEJADIAN
1. BANYAK KORBAN JIWA, BAIK DARI TNI MAUPUN DARI PKI
2. GAGALNYA PEMBENTUKAN NEGARA KOMUNIS
TUJUAN
Gerakan ini bertujuan menjadikan indonesia sebagai negara teokrasi dengan agama islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa “Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah hukum islam”
1. DI/TIIDI JAWA BARAT
Pemimpin = Sekar Marijan
Kartosuwiryo
Latar BelakangKekecewaan Kartosuwiryo terhadap kebijakan
Soekarno mengenai faham komunis Keinginan Darul Islam untuk mendirikan Negara
Islam Indonesia
Tujuan Awal = Untuk menentang penjajah Belanda di Indonesia
Akan tetapi setelah semakin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII).
Upaya penumpasan dengan operasi militer yang disebut bharatayuda.
Dengan taktis pagar betis, tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap oleh pasukan
siliwangi di gunung geber, Majalaya, Jawa Barat. Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati pada tanggal
16 Agustus 1962
2. DI/TII KALIMANTAN
Pemimpin = Ibnu Hajar
Di daerah kalimantan Selatan, Ibnu Hajar beserta dengan pasukan yang diberi nama Kesatuan Rakyat yang tertindas melakukan berbagai aksi
penyerangan terhadap pos-pos TNI di daerah tersebut.
Selanjutnya, karena Ibnu Hajar tidak mau menyerah maka pemerintah terpaksa mengambil tindakan tegas guna menumpas gerombolan Ibnu
Hajar.
Pada tahun 1959 gerombolan Ibnu Hajar berhasil ditangkap.
3. DI/TII JAWA TENGAH
Pemimpin = Amir Fatah bekerja sama
dengan Kartosuwiryo
Bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.
Setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir fatah kemudian
diangkat sebagai Komandan Pertempuran Jawa Tengah dengan
pangkat Mayor Jendral Tentara Islam Indonesia
Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk
Komando Gerakan Banteng Negara di bawah letkol Sarbini.
Pemberontakan di kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat
Islam yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman.
Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang
disebut Operasi Gerakan Banteng Nasional dari Divisi Diponegoro.
Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena
pemberontakan Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi
Diponegoro.
Didaerah Merapi- Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang dilancarkan oleh Gerakan oleh Gerakan Merapi-
MerbabuComplex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional
dilancarkan operasi Banteng Raiders.
4. DI/TII ACEH
Pemimpin : Tengku Daud Beureueh
Latar Belakang : Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah,pertentangan antargolongan,
serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak lancar menjadi
penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.
Pada tanggal 20 September 1953 Tengku Daud
Beureuehmemproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah
pimpinan Kartosuwiryo.
Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan
kombonasioperasi militer dan musyawarah. Hasil nyata dari musyawarah tersebut ialah
pulihnya kembali keamanan di daerah Aceh.
5. DI/TII SULAWESI SELATAN
Pemimpin : Kahar Muzakar
Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya SulawesiSelatan (KGSS) dan anggotanya
disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di
bawah pimpinanya.
Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi
syarat untuk dinas militer.
Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara danTetorium VII,
Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan
dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan.
Kahar Muzakar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara
Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada
tanggal 7 Agustus 1953
Tanggal 3 Februari 1965 , Kahar Muzakar tertembak mati oleh
pasukan TNI.
Pemimpin : Kapten Westerling, Sultan
Hamid II
Tujuan sebenarnya dari gerakan APRA :1. Tetap berdirinya negara federal di
indonesia2. APRA sebagai tentara di negara-
negara bagian RIS
Pada 23 Januari 1950 APRA menyerang Bandung. APRA
melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap anggota TNI
Westerling didesak untuk meninggalkan kota Bandung. Pasukan APRA semakin terdesak oleh APRIS bersama rakyat. Gerakan APRA
berhasil dilumpuhkan.
Pemimpin : Mr. Dr. Christian Robert Steven
Soumokil.
Tidak setuju terbentuknya Negara kesatuan Republik Indonesia.
Pada 24 April 1950, Soumokil memproklamasikan berdirinya
RMS.
Untuk mengatasinya, pemerintah menempuh jalan damai dengan mengirim Dr. Leimena, namun
ditolak.
Akhirnya pemerintah melaksanakan ekspedisi militer. Pemimpin nya adalah kolonel A.E.
Kawilarang. Gerakan RMS pun berhasil diatasi.
Latar belakang : Hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah pusat dengan beberapa daerah, terutama Sumatera dan
Sulawesi.
Tokoh: Letkol Achmad Husein
Pada 15 Februari 1958. Achmad Husein memproklamirkan berdirinya pemerintahan revolusioner di padang.
Untuk memulihkan keadaan negara dilakukan operasi 17 agustus.