PERKEMBANGAN TERKINI PROGRAM
PEREMAJAAN KELAPA SAWIT NASIONAL
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
JAKARTA, MEI 2017
Oleh
Bambang Sad JugaTENAGA AHLI BIDANG INVESTASI DAN REKOMTEK/
KETUA TIM FASILITASI PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT DITJEN PERKEBUNAN
Disampaikan pada Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) 2017 – PPKS
Hotel Best Western Premier Solo Baru , 18 Juli 2017
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
4,6 4,85,4 5,6
66,5
3,84,1
4,4 4,4 4,5 4,7
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit (Juta Ha)
PBS
PR
PBN
PBS55%
PR39%
PBN6%
LUAS AREAL TAHUN 2016
KONDISI
22,00 23,126 27,8 29,3 31,3
3,6 3,5 3,7 3,5 3,6 3,7
,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
PERKEMBANGAN PRODUKSI DANPRODUKTIVITAS
Produksi
Produktivitas
Juta
Ton/Ha/Th
3,8124,1373,219
8,400
PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT NASIONAL (TON/HA)
PBN
PBS
PR
POTENSI
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
PERMASALAHAN
1. Sebagian besar tanaman tua rusak;
2. Produktivitas belum sesuai potensinya;
3. Kehilangan hasil produksi pekebun 17,49 jt ton
Nilai Rp.124,34 triliun
4. SDM dan kelembagaan pekebun kurang
memadai;
5. Sarana dan prasarana belum memadai
6. Sebagian besar pembiayaan peremajaan
kelapa sawit pekebun belum tersedia
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
RUANG LINGKUP KEGIATAN
PEREMAJAAN KELAPA SAWIT
PERATURAN
MENTERI
PERTANIAN No.
18/PERMENTAN/KB
.330/5/2016 :
KEGIATAN
PEREMAJAAN
PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT
TEKNIK
PEREMAJAAN
KELAPA SAWIT
PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN
PEKEBUN
UNSUR
PENDUKUNG/
SAPRAS
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
Kriteria Peremajaan
- Umur tanaman diatas 25 tahun;
- Produktivitas max 10 ton TBS/ha/tahun.
TEKNIK
PEREMAJAAN
PERKEBUNA
N KELAPA
SAWIT
PERBENIHAN
KELAPA SAWIT
SISTEM
PEREMAJAAN
TANAMAN KELAPA
SAWIT
PEREMAJAAN
PADA AREAL
ENDEMIK
GANODERMA
• Benih unggul, sehat dan cukup
• Umur benih siap salur 10 – 12 bln
• Lokasi pembenihan (kemudahan
air, tanah isian dan pengawasan)
• Sistem tumbang serempak
• Sistem underplanting
• Sistem peremajaan bertahap
• Sistem tumpangsari/intercropping
• Persiapan melalui sensus penyakit per
pohon
• Perlakuan khusus
+ olah tanah dan sanitasi akar-batang
+ sistem lubang tanam besar (big hole)
+ aplikasi agensia hayati
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
A. Persiapan Peremajaan
1. Pra Peremajaan (sosialisai, persiapan dokumen);
2. Persiapan Administrasi (Identifikasi dan verifikasi
kebun, pekebun, kelembagaan, Penyusunan
RKP3KS);
3. Persiapan Teknis Peremajaan;
4. Persiapan Kelembagaan (LEMD, pelatihan);
5. Pendampingan (penyuluh swadaya/desa, PLPTKP/
kec., TKP/kab)
B. Pelaksanaan Peremajaan
1. Pelaksanaan Teknis Peremajaan
2. Komponen Peremajaan Tahap Awal;
3. Pelaksana Peremajaan;
4. Penumbuhan dan Pemberdayaan Kelembagaan;
5. Pengawalan, Pengawasan, Monitoring, Evaluasi
dan Penilaian Fisik Kebun;
Tahapan Pelaksanaan Peremajaan
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN
NOMOR: 29/KPTS/KB.120/3/2017
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
1. Tahapan Pelaksanaan Peremajaan Kelapa Sawit:
(1). Penyusunan rencana peremajaan
(2). Menumbang dan mencacah (Chipping)
(3). Membangun dan mrehab bangunan konservasi tanah
(4). Rehabilitasi infrastruktur
(5). Penyemprotan gulma pada jalur penanaman
(6). Pancang titik tanam/pola penanaman
(7). Membangun dan menanam tanaman penutup tanah
(8). Pembuatan lubang tanam dan pemberian pupuk dasar
(9). Pengangkutan dan ecer benih siap salur
(10).Penanaman kelapa sawit
(11).Konsolidasi tanaman
(12).Pemeliharaan TBM
(13).Pemupukan TBM
(14).Pengendalian OPT
(15).Kastrasi Tanaman
B. Pelaksanaan Peremajaan
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
2. Komponen Peremajaan Tahap Awal Upah tenaga kerja, Infrastruktur (Peningkatan jalan, parit, pengawetan dan pengolahan
tanah serta tata air), Bahan dan alat.
3. Pelaksana Peremajaan Kelompok Tani/Gapoktan/Koperasi/Kelembagaan pekebun lainnya
atau; Dikerjasamakan dengan pihak lain;
4. Penumbuhan dan Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan; Pendampingan kepada Pekebun Kelompok Tani/Gapoktan/
Koperasi/Kelembagaan pekebun lainnya;5. Pengawalan, Pengawasan, Monitoring, Evaluasi dan Penilaian Fisik Kebun
• Pengawalan, • Pengawasan dan Monev (Dinas kab/kota, Provinsi dan Pusat serta
asosiasi pekebun dan institusi terkait lainnya)• Penilaian fisik kebun umur 36 s.d 48 bulan
(Pusat, Provinsi, Kab/Kota, BPDPKS dan Perbankan)
..lanjutan Pelaksanaan Peremajaan..
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
PENGEMBANGAN SDMA. PELATIHAN
1. Proses Pelatihan
a. Tahap Persiapan:
• Identifikasi kelembagaan masyarakat desa
• Identifikasi kebutuhan pelatihan
b. Tahap Pelaksanaan:
• Sosialisasi
• Penguatan dan Pembentukan Kelembagaan Desa
• Jenis Pelatihan (petugas pendamping/pelatih dan pekebun)
2. Modul dan Kurikulum
3. Penyelenggara Pelatihan
4. Evaluasi Pelatihan
B. PENDAMPINGAN DAN FASILITASI1. Pendampingan;
2. Asistensi;
3. Fasilitasi.
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
A. Pelatihan untuk petugas
pendamping/ pelatih
• Pelatihan bertujuan untuk
melaksanakan penyegaran dan
menyediakan tenaga-tenaga
pendamping/pelatih yang mempunyai
kompetensi, dedikasi, integritas untuk
terselenggaranya pelatihan pekebun.
• Pelatihan petugas pendamping/
pelatih terdiri dari pelatihan
penumbuhan kebersamaan,
penguatan kelembagaan,
pengembangan kelembagaan dan
usaha, pelatihan kepemimpinan,
pelatihan teknis, administrasi dan
keuangan.
• Sebagai manajer perubahan
sekaligus melaksanakan tugas-tugas
teknis sesuai dengan berbagai
keterampilan dasar
B. Pelatihan untuk Pekebun
• Pelatihan bertujuan agar pekebun mampu
menumbuhkan kelembagaan ekonomi
yang kuat, mandiri dan profesional
• Jenis pelatihan:
1. Pelatihan penumbuhan kebersamaan
pekebun (PKP);
2. Pelatihan penguatan kelembagaan;
3. Pelatihan pengembangan
kelembagaan dan usaha;
4. Pelatihan Kepemimpinan;
5. Pelatihan Manajemen Administrasi dan
Keuangan;
6. Pelatihan Teknik Budidaya;
7. Pelatihan ISPO;
8. Pelatihan Panen dan Pascapanen;
9. Pelatihan Informasi Pasar dan
Promosi;
10.Pelatihan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Perkebunan;
11.Teknik Pemetaan Lokasi Perkebunan.
SASARAN DAN JENIS PELATIHAN
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
UNSUR
PENDUKUNG/
SARANA DAN
PRASARANA
PEREMAJAAN
KELAPA SAWIT
INTENSIFIKASI
ATAU DILUAR
PEREMAJAAN
KELAPA SAWIT
• Pemetaan letak/lokasi kebun
• STDB oleh Dinas Kabupaten/kota
• Sertifikasi lahan
• Sertifikasi ISPO
• SPPL
• Benih
• Pupuk
• Pestisida
• Alat pasca panen dan pengolahan hasil
• Jalan kebun
• Alat transportasi
• Pembentukan Infrastruktur Pasar
• Verifikasi atau Penelusuran Teknis
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
Keterangan :
= garis komando
SUSUNAN ORGANISASI dan KELENGKAPANNYA
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
TUGAS TIM KHUSUS
Tugas Tim Khusus Fasilitasi Peremajaan Tanaman
Kelapa Sawit Pekebun, Pengembangan Sumberdaya
Manusia dan Sarana Prasarana adalah memfasilitasi dan
merekomendasi secara teknis kegiatan peremajaan tanaman
kelapa sawit, bantuan sarana dan prasarana dan
pengembangan sumber daya manusia
Tim Khusus berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Perkebunan.
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
SKEMA TATA CARA PENGUSULAN PROPOSAL
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
PEMBIAYAAN USAHA PERKEBUNAN
UU No. 39/2014• pasal 93 ayat (3)
pembiayaan usaha bersumber : a. penghimpunan
dana pelaku usaha ,
b. dana lembaga pembiayaan,
c. dana masyarakat d. dana lain yang syah
• pasal 93 ayat (4) penggunaan: a. pengembangan SDM, b. litbang, c. promosi, d. peremajaan tanaman e. sarana dan prasarana
PP No. 24/2015 tentang Penghimpunan dana perkebunan• pasal 13,
peremajaan ditujukan untuk peningkatan produktivitas tanaman maupun menjaga luasan lahan agar tidak berkurang
Perpres No. 61/2015 jo Perpres 24/2016 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa
Sawit.• pasal 3, dana yang
bersumber dari pelaku usaha perkebunan kelapa sawit meliputi (a) pungutan atas ekspor kelapa sawit dan/atau turunannya dan (b) iuran
?Kemenkeu (dana) • Permenkeu No.
113/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan tatakerja BPDPKS.
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id
PEMBIAYAAN USAHA PERKEBUNAN
Rapat Komite Pengarah BPDPKS tanggal 1 Pebruari 2017, • Peremajaan tidak
berjalan• Keterlibatan Kementan
belum signifikan• Menteri Koordinator Bidang Perekonomian meminta agar Ditjen Perkebunan menyusun grand design peremajaan tanaman kelapa sawit.
Alokasi anggaran dari BPDPKS: untuk 2017
seluas 20.780 ha dengan anggaran Rp 520 m
diharapkan akan meningkat terus dg succestory tahun 2017
Kementan (teknis) • Kep. Dirjen
Perkebunan No. 29/2017 tentang Pedoman .......
• Kep. Dirjen Perkebunan No. 111/2017 tentang Tim Khusus
Kemenkeu (dana) • Permenkeu No. 113/PMK.01/2015 tentang Organisasi
dan tatakerja BPDPKS.• Permenkeu No. 84/ PMK.05/2017
tentang Penggunaan dana peremajaan perkebunan kelapa sawit
Daerah (teknis) • Tim Khusus
Provinsi dg Kep. Kadis Provinsi
• Tim Khusus Kab/Kota
dengan Kep. Kadis Kab/Kota
Verifi-kasi untuk 4.470 ha sd perte-ngahan Juli 2017
Kementerian Pertanian RI
Direktorat Jenderal Perkebunanhttp://ditjenbun.pertanian.go.id