Download - persalinan riwayat SC
Laporan Kasus“Persalinan dengan Riwayat Sectio Secarea”
Irfa IrawatiPembimbing : dr. Hj. Kartini, Sp.OG
Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. YUmur : 36 tahunAgama : IslamPekerjaan : Swasta
Nama Suami : Tn. RUmur : 37 tahunAgama : IslamPekerjaan : Swasta
Tanggal masuk : 15 agustus 2015, 11.00 WIB
ANAMNESISKELUHAN UTAMA • Hamil anak kedua, bekas SC kehamilan 38 minggu.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG • G2P1A0 hamil 38 minggu datang ke bangsal An-Nisa 1
dengan rencana SC letak sungsang anak kedua bekas SC 2 tahun yang lalu.
Riwayat Periksa Kehamilan : Selama kehamilan os rutin kontrol ke poli kebidanan dan didapatkan hasil USG janin letak sungsang.
Riwayat penyakit dahulu : Os mengaku pernah mengalami hal yang sama pada kehamilan sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga : Tekanan darah tinggi disangkal, DM dan asma disangkal.
Riwayat Pengobatan : Os rutin meminum tablet tambah darah selama kehamilan.
Riwayat Haid :
Haid Pertama : 12 tahunSiklus Haid : 28 hari, lama 7 hari, haid teratur, kadang sakit.HPHT : 18-11-2014
Riwayat Persalinan G (4) P(3) A(0) NO Tahun Penolong Tempat
bersalinAterm Jenis
PersalinanPenyuli
tSex Berat Keadaan
1. 2013 Dokter RS 9 bulan SC - P 2050 Hidup
2. Hamil sekarang
Riwayat Alergi :• Alergi makanan disangkal• Alergi obat-obatan Penicilin • Alergi debu (-), udara dingin (-)
Riwayat Operasi :Ibu mengaku memiliki riwayat operasi sebelumnya
Riwayat kebiasaan :• Minum Jamu (-)• Merokok (-)• Alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
KU : Baik Kesadaran : compos mentisTD :120/80 mmHgNadi : 88x/menitPernapasan : 20x/menitSuhu : 36,6
Status GeneralisNormocephal simetris, rambut bewarna hitam
distribusi rata Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik(-/-), refleks
pupil (+/+) isokor , edema palpebra (-)Tidak ada
pembesaran KGB pada daerah axilla, leher,
inguinal dan submandibula, nyeri
tekan (-)
Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-), hidung bagian luar tidak
ada kelainan, pernapasan cuping hidung (-).
Normotia, nyeri (-/-), serumen (-/-),
pendengaran baikBibir kering (-), stomatitis
(-), lidah tidak kotor, faring hiperemis (-)
Status Generalis
INSPEKSI simetris dextra-sinistra, tidak
ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas, retraksi dinding dada (-)
PALPASI simetris, vocal fremitus sama
dextra-sinistra, tidak ada bagian
dada yang tertinggal saat bernapas, nyeri
tekan (-)PERKUSI sonor pada semua lapang
paru
AUSKULTASI suara napas vesikuler (-/-),
ronkhi (-/-), wheezing(-/-)
Paru
INSPEKSI ictus cordis tidak terlihat
PALPASI ictus cordis teraba di
ICS 5 linea midclavicularis
sinistraPERKUSI batas jantung dalam batas normal
AUSKULTASI bunyi jantung I dan II regular, bising
jantung (-), gallop (-), murmur (-)
Jantung
STATUS OBSTETRIPemeriksaan Luar :Inspeksi : perut cembung, striae gravidarum (+), linea nigra (+), bekas operasi (+).Palpasi : TFU : 30 cmL1 : teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala)L2 : teraba bagian panjang di sebelah kanan (puka)L3 : teraba bagian terbawah bulat, lunak, tidak melenting (bokong)L4 : divergenDJJ : 145 x / mnt.
Thursday, April 27, 2023OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RS UMUM DAERAH CIANJUR
Planning :• SC
Diagnosa :G2P1A0 hamil 38 minggu pro sc
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kehamilan dan persalinan setelah wanita melahirkan dengan seksio sesarea akan mendapat risiko tinggi
terjadinya morbiditas dan mortalitas yang meningkat berkenaan dengan parut uterus.
Konseling wanita hamil dengan parut uterus umumnya adalah sama seperti kehamilan normal, hanya yang harus diperhatikan bahwa konseling ditekankan pada:
• Persalinan harus dilakukan di rumah sakit dengan peralatan yang memadai untuk kasus persalinan dengan parut uterus.
• Konseling mengenai rencana keluarga berencana untuk memilih keluarga kecil dengan cara kontrasepsi mantap.
Direncanakan untuk dilakukan SS primer pada kehamilan 37 minggu, apabila ditemukan:
• Indikasi SS sebelumnya adalah penyebab tetap seperti panggul sempit absolut.
• Bila diketahui jenis insisi SS sebelumnya adalah insisi corporal (SS klasik)
• Bila SS sudah dilakukan sebanyak 2 kali atau lebih. Anjurkan tindakan sterilisasi.
Bila penyebab SS bukan penyebab tetap dan tidak ada kontraindikasi ibu
dicoba untuk melahirkan pervaginam. Ibu harus dianjurkan untuk mau
mencoba persalinan per vaginam, dan dijelaskan keuntungan persalinan per
vaginam antara lain lebih rendahnya morbiditas ibu dan anak pada persalinan
pervaginam, lebih singkat lama perawatan, dan lebih murah biayanya. Ibu
juga harus diberi tahu tentang kontra indikasi, kemungkinan gagal dan
kemungkinan adanya komplikasi (untuk mendapat informed consent).
Hal yang perlu diperhatikan dalam antisipasi terjadinya komplikasi kehamilan maupun persalinan ini adalah sebagai berikut :
• Selama kehamilan perlu konseling mengenai bahaya persalinan pada kasus parut uterus.
• Tidak diperkenankan ibu bersalin di rumah atau puskesmas pada kasus parut uterus. Perlu konseling bahwa risiko persalinan untuk terjadinya dehisens dan ruptura uteri adalah tinggi, sehingga perlu dilakukan rujukan segera.
• Di rumah sakit perlu fasilitas yang memadai untuk menangani kasus seksio sesarea emergensi dan dilakukan seleksi ketat untuk melakukan persalinan pervaginam dengan parut uterus.
Prosedur Persalinan Pervaginam dengan Parut Uterus (Menurut ALARM International)
Hal dasar yang perlu diperhatikan :
• Identifikasi pasien apakah memenuhi syarat untuk dilakukan pertolongan persalinan pervaginam.
• Jelaskan dengan cermat mengenai rencana pertolongan persalinan dengan diakhiri penandatanganan persetujuan pasien/keluarga.
• Persiapkan pemantauan ibu dan janin dalam persalinan secara terus-menerus termasuk pencatatan denyut jantung tiap 30 menit.
• Persiapkan sarana operasi segera untuk menghadapi kegagalan VBAC/TOLAC
Pemilihan Pasien
• Kenali jenis operasi terdahulu• Bila mungkin mengenal kondisi operasi terdahulu
dari laporan operasinya (adakah kesulitan atau komplikasinya)
• Dianjurkan VBAC dilakukan hanya pada uterus dengan luka parut sayatan transversal Segmen Bawah Rahim (SBR)
Kontra Indikasi VBAC
• Bekas SS klasik• Pernah histerostomi/histerorafi• Pernah miomektomi (yang mengenai cavum uteri)• Kontraindikasi relative, misalnya panggul sempit relative• Dua atau lebih luka parut transversal di SBR.• Kehamilan ganda.• Terdapat indikasi SS pada kehamilan saat ini (plasenta
previa, gawat janin, dsb)
Kala I
• Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin dan persediaan darah
• Dokter anestesi dan dokter anak harus diberitahu akan kemungkinan dilakukan tindakan SS sewaktu-waktu
• Infus dipasang selama persalinan• Selama fase aktif dilakukan pemantauan denyut jantung
janin secara kontinyu. Bila terjadi inersia uteri hipotonik, dilakukan amniotomi, observasi his selama 1 jam, bila tidak ada perbaikan, lakukan SS.
Kala II
• Bila kepala diatas station 0:• Pimpin meneran selama 15 menit• Bila tidak ada kemajuan lakukan SS• Bila ada kemajuan, disa dipimpin sampai
15 menit lagi.• Bila belum lahir, lakukan partus buatan.
Daftar Pustaka
• Wiknajosastro, Hanifa. Prof.dr.DSOG. Ilmu Kebidanan, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2007
• Cunningham, Macdonald. William Obstetrics. 22th edition. Appleton and Lange. Stanford Connecticut. 2007
Terima Kasih