PERTEMUAN 4
KAMERA
Garis Imajiner Single KameraGaris yang memisahkan antara batas kiri dan kanan sebagai acuan
pengambilan gambar sehingga tidak sampai terjadi jump shot/ CROSS THE
LINE
CROSS THE LINE
Menggerakkan camera ke arah yang berlawanan dengan garis imajiner
yang ada di antara dua atau lebih subyek setelah merekam
Untuk menghindari cross the line maka dapat dibuatkan CUTAWAY
CUTAWAY
Pemotong arah, shot yang berfungsi untuk menyambungkan subyek utama
atau master shot dengan shot yang berhubungan dan sekaligus juga dapat
berfungsi untuk menghindari jump shot
Garis Imajiner Multi Kamera
CAMERA BLOKINGBLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 2 KAMERA
CU
OTS
1 2
Film bersuara yang dibuat secara profesional harus menyajikan citra visual
secara berkesinambungan, lancar, mengalir secara logis, ditambahkan suara,
pengggambaran peristiwa yang difilmkan secara berkaitan yang masuk akal.
Itu adalah aspek kesinambungan (continuous) yang menentukan sukses
tidaknya produk.
Waktu dan Ruang Sinematik
1. Continuity Waktu
Waktu yang sesungguhnya hanya bergerak kedepan, secara kronologis.
Waktu film bisa dibagi dalam empat kategori : Sekarang (Present time),
Lampau(Flasback), Mendatang(FlasForward) dan menurut kondisi(At time).
CONTINUITY
Continuity waktu masa kini (present time) menggambarkan
action sebagai berlangsung sekarang. Peristiwa berlangsung
dengan secara logis dan maju kedepan dituturkan
- Penggunaan waktu yang sesungguhnya dan pemakaian
waktu khayal dibatasi oleh kemampuan imjinasi dan
kemampuan penanganan secara teknis oleh para pembauat
film yang bersangkutan.
Suatu Flasback bisa menggambarkan suatu peristiwa yang
berlangsung sebelum saat cerita dimulai, atau bisa waktu
bergerak mundur untuk menggambarkan satu porsi dari cerita
yang sebelumnya tidak diperlihatkan.
- Suatu kilasan kedepan (FlasForward) adalah kebalikan dari
flasback. Bergerak maju ke masa depan untuk menggambarkan
kejadian yang akan, bisa atau dapat terjadi dan kemudian
kembali kemasa kini.
-Continuity “Conditional time” merupakan penggambaran
waktu sebagaimana dikondisikan oleh pemerannya.
Menggambarkan kejadian yang dibayangkan oleh suatu
adegan dari seorang pelaku
2. Continuity Ruang
Penuturan cerita yang actionnya bergerak dari satu tempat
ke tempat lain melibatkan continuiti ruang . Film dokumenter,
ekspedisi dan film perjalanan adalah bentuk-bentuk
contohnya.
BLOKING UNTUK WAWANCARA DENGAN 3 KAMERA
one shoot
Group shoot Two shoot1
2
3
Contoh
Sketsa Set Design
Sekuen dan Teknik Membaca
Shooting Script
Shot : Pengambilan gambar saat kamera video di on
sampai kamera video tersebut di off
Scene : Penggabungan shot demi shot hingga menjadi
sebuah adegan.
Sequence : Menyusun adegan-adegan sehingga
terbentuk suatu babak
PENGERTIAN SHOT, SCENCE, DAN SEQUENCE
Kumpulan dari gambar-gambar dalam satu gerakan yang sama
Sekuen berisikan mengenai bagian (kecil) dari sebuah cerita (Orang makan,
menulis, menggoreng, dsb)
SYARAT SEKUEN
* Mampu mendirect obyek
* Melakukan kegiatan yang sebenarnya (tidak
dibuat-buat)
* Pengambilan gambar dengan size dan angle
yang berbeda
* Tidak cross the line
* Hindari pergerakan kamera
* Kontinyu
- Visual
- audio (natsound)
- properti
- gerakan
SEKUEN
Contoh Bentuk Sekuen
1. Long shot 2. Medium close up
3. Medium close up
Over the shoulder4. Close up
5. Medium shot
High angle 6. Close up
7. Medium shot
(Foreground)
8. Close up
TIPS KAMERAMAN UMUM
1. Diskusikan dan prediksikan hal yang tidak terduga
yang akan terjadi pada saat pengambilan gambar
2. Rekamlah selama 10 detik gambar kosong / color
bar untuk memberi batas sehingga mempermudah
pencarian gambar ketika editing
3. Periksa set up audio, jangan lebih dari 0db
4. Merekamlah dengan selektif, jangan shaking
5. Mulailah dan akhirilah pergerakan kamera dengan
still shoot 8 detik, untuk mempermudah editing
6. Diamlah ketika mengambil gambar
7. Lakukan pengambilan gambar antara 8 - 15 detik
untuk mempermudah editing
8. Selalu gunakan tripod ketika merekam subyek yang
diam
9. Minimalisir penggunaan zoom in
10. Gunakan aturan "nose room" and " looking room"
11.Untuk mendapat Depth Of Field yang sempurna,
maksimalkan zoom in dan mainkan fokusdan mainkan
fokus
TIPS KAMERAMAN NON BERITA
1. Ikuti apa kata director
2. Gunakan Camera Card atau Shooting Script
sebagai panduan
3. Perhatikan komposisi secara matang
4. Gunakan Speed, Irish, White Balance dan Filter
dengan baik
5. Bekerjasamalah dengan Lightingman
6. Pencet tombol record ketika director
memberi instruksi “kamera” tunggu 5 detik
kaset berputar, kemudian jawab “rolling”
baru adegan dilakukan
7. One moment, One shot, One beautiful
shot
8. Usahakan shot yang diambil mempunyai
nilai filosofis.
9. Gunakan zoom dengan bijak
10. Gunakan cameram moving, camera
angle, fokus untuk variasi gambar
TIPS TERPENTING
Selalu sediakan satu orang untuk menjaga
kamera pada saat kamera tersebut tidak sedang
dipakai untuk menghindari “HILANG atau DICURI”
INGAT KEJAHATAN TERJADI BUKAN KARENA
NIAT SAJA TETAPI JUGA KARENA ADA KESEMPATAN
Bang Napi
OUTLINE DESAIN PRODUKSI
Lembar Judul Karya
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Dosen Pengajar
Lembar Konsultasi Bimbingan Karya Produksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
A. Latar Belakang Program
Latar belakang program berisi tentang alasan memilih program tsb,
dan alasan pemilihan tema dan judul program serta sub judul
per episode.
B. Tujuan Program
Berisi tentang tujuan pembuatan program yang dibagi atas tujuan
untuk masyarakat, tujuan priktisi, tujuan akademis.
C. Refrensi Pustaka dan Audio Visual
Buku dan program audiovisual apa saja yang menjadi literatur dalam
pembuatan program TV.
D. Deskripsi Program
Kategori Program : Hiburan
Media : Televisi
Format Program : Iklan Televisi
Judul Program : Nu Green Tea
Durasi Program :
Target Audience : Umur :Anak ( 6 -12)
Remaja ( 13 – 17)
Dewasa ( 18 – 35 )
Orang tua ( 36 – keatas)
- Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
- Status Ekonomi Sosial :A ( Kelas Atas )
B ( Menengah keatas)
C ( Menengah kebawah)
D ( Kelas bawah)
Karakteristik Produksi : Record Single Camera
Lembar Kerja Penata Kamera
1. Konsep Kerja Kamera
3. Camera Report (Shot List)
4. Spesifikasi Kamera
CAMERA REPORTProduction Company : BSI Director : Ani
Project Title : Cameraman :
Durasi : Hari/Tanggal/Kst :
No Scene Shot Visual Take Video Notes
Shot
Size
Angle Moving
1 1 1 LS Arching 3 Robi dan Tomi
berjalan di gang
1-2 C
3 OK
2 1 2 TS Still 2 Robi dan Tomi
Berjalan
1 C
2 OK
3 2 1 LS Tracking 4 Robi masuk ke
halaman
1 OK
2-3 C
4 OK
4 2 2 MCU Still 2 Robimasuk ke
halaman
1 OK
2 C
BLOCKING CAMERA
SPESIFIKASI KAMERA
Jenis/Seri Kamera : Sony DSR 250P
Elemen Gambar : 3 CCD
ND Filter : ¼, 1/32
Lensa : f1.6 – 2,4
Iris : f1.6 open f 11 close
Lens Zoom : 12 x Zoom
Digital Zoom : 50 x Zoom
Focus Length : 6 – 72 mm
Focus : Auto dan Manual
Level Gain : 0 dB, 3 dB, 6 dB,9 dB,12 dB, 15 dB, 18 dB
System Signal : PAL
Rec Mode : SP (Short Play)
Colour Temperatur : 3200 K Indoor
5600 K Outdoor
Audio : 16 Bit 48 kHz
External Mic : Boom Mic (Synhyzer)
LCD : Colour 2,5 Inch
Viewfinder : BW
Edit By Camera
Ada beberapa metode yang bisa digunakan ketika kita akan melakukan
penyuntingan gambar atau editing. Namun kalau dibagi dua, pertama
penyuntingan gambar bisa dilakukan pada tahapan paska produksi (dan
ini paling umum dilakukan), kedua penyuntingan gambar dilakukan pada
saat pengambilan gambar, istilah ini disebut edit in-camera.
Edit In Camera sebenarnya salah satu cara buat film yang mudah dan
sederhana. Sesuai dengan namanya kita akan melakukan rekam adegan
sekaligus edit langsung pada camera/handycam/dslr. Kemudian setelah
semua adegan selesai dapat dinikmati menjadi satu film yang utuh dan
dapat ditayangkan di layar. Namun, teknik ini tidak semudah yang
dibayangkan
Cara :
Rekam adegan > Catat adegan terakhir > rekam pada sudut lain (ganti
angle) > rekam adegan lagi > terus berulang >> selesai.
Berikut ini hal yang perlu diperhatikan waktu Edit In Camera
• Edit on Your Mind, bayangkan sekuens seperti apa yang akan dibuat. Ini
sebetulnya hal yang paling pokok ketika kita akan menggunakan metode
edit in-camera. Seorang cameraman sudah harus bisa membayangkan
bagaimana membuat alur cerita jauh sebelum pengambilan gambar
dilakukan.
• Shot List, daftar shot yang akan diambil pada saat pengambilan gambar
atau shooting. Shot list dibuat sedemikian rupa berdasarkan cerita yang
akan ditampilkan, dibuat secara linear sehingga akan memudahkan dalam
membuat urutan shot yang akan dilakukan.
• Durasi Shot,tidak ada aturan seberapa lama sebuah shot yang baik
dilakukan. Yang paling penting adalah apakah dalam durasi yg kita buat itu
informasi sudah tersampaikan pada penonton atau belum.
• Kontinyuitas, kesinambungan antar shot sangatlah penting. Antar shot
akan memiliki kesinambungan jika memiliki beberapa unsur yang sama
antar satu shot dengan lainnya. Diantara kesinambungan itu antara lain
kesinambungan posisi, gerak, cahaya, warna, dan sebagainya.
• General to Detail, dalam editing di paska produksi, seorang editor bisa
bermain-main dengan posisi atau letak shot yang dalam terminology
editing disebut juksta posisi. Tentang shot
Sebagai gambaran, berikut merupakan contoh sekuens dengan menggunakan
metode edit in-camera. “Unjuk rasa besar-besaran mendukung Komisi
Pemberantasan Korupsi di depan gedung KPK, demonstran terdiri dari
berbagai unsur organisasi masyarakat. Salah seorang koordinator lapangan
pengunjuk rasa mengecam keras semua yang terlibat dalam kriminalisasi
KPK”. Shotlist yang bisa dibuat oleh cameraman bisa seperti di bawah ini :
• Shot 1 : Establish Shot pengunjuk rasa
• Shot 2 : Medium Shot satu kelompok pengunjuk rasa
• Shot 3 : Close Up beberapa sepanduk
• Shot 4 : Medium Close Up beberapa pengunjuk rasa
• Shot 5 : Close Up wawancara koordinator lapangan
• Shot 6 : Medium Shot pengunjuk rasa
• Shotlist di atas merupakan contoh sederhana yang dibuat cameraman
(atau reporter) untuk mempermudah membuat sekuens, yang sudah
disusun sedemikian rupa secara linear, dan ini merupakan tyahapan yang
harus dilakukan jika akan menggunakan metode edit in-camera.
TUGAS 1 EDIT BY CAMERA
dikumpulkan pada pertemuan 7
Mahasiswa diharapkan mampu membuat sebuah iklan komersil dengan
menggunakan teknik edit by camera
Pengambilan gambar dengan menggunakan kamera video, minimal
handycam 3CCD.
Metode pengerjaan :
Buatlah sebuah iklan dengan ketentuan : Durasi : 30 detik s.d 60 detik
(optional), Format Penyimpanan : mov dan avi.
Waktu Pengerjaan selama 2 minggu (dikumpulkan pada pertemuan ke 7
ke dosen Videografi)
Softfile karya semua mahasiswa 1 kelas dikumpulkan dalam bentuk
CD/DVD pada pertemuan ke 7, berisi file beserta identitas mahasiswa
yang jelas.
Bentuk penyajian tugas
Disimpan ke dalam CD dan cover CD yang didesain masing – masing,
cantumkan :
Project : Iklan Komersil (edit by camera)
NIM : ………………………
Nama : ………………………
Kelas : .........................
Mata Kuliah : .........................
Cabang : .........................