PERUBAHAN MAKNA GENERALISASI DAN
MAKNA SPESIALISASI DALAM SURAT KABAR
HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI 2020
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
MUHAMAD SIGIT
1688201024
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Muhamad Sigit
Nomor Pokok Mahasiswa : 16.88201.024
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jenjang Studi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Perubahan Makna Generalisasi dan Makna
Spesialisasi dalam Surat Kabar Harian Kompas
Edisi Januari 2020
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Proposal
Skripsi
Tangerang, 23 April 2020
Tim Pembimbing : Tanda Tangan:
Pembimbing I,
Dr. H. Supyan Sori, M.Mpd. ………………………
NBM. 120 4795
Pembimbing II,
Sumyani, M.Pd ………………………
NBM. 819 886
Ketua Program Studi
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd.
NBM. 109 4914
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhamad Sigit
Nomor Induk Mahasiswa : 16.88201.024
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Perubahan Makna
Generalisasi dan Makna Spesialisai dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi
Januari 2020” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan bukan
merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal tersebut
melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan ini, saya
siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang, 23 April 2020
Muhamad Sigit
NIM. 1688201024
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. atas nikmat, petunjuk, dan berkah-
Nya yang selalu berlimpah, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi dengan judul “Perubahan Makna Generalisasi dan Makna Spesialisasi
dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi Januari 2020” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M., M.O.S., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3. Sumiyani, M.Pd., Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang dan sekaligus Dosen Pembimbing II
yang selalu memberikan waktu, arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang.
6. Dr. H. Supyan Sori, M.M.Pd., Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan
waktu, arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan banyak ilmu
pegetahuan kepada peneliti selama mengikuti pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
v
8. Semua rekan-rekan mahasiswa kelas B1 prodi Pendidikan Bahasa dan sastra
Indonesia yang telah memberikan saran dan motivasi dalam proses
penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh pihak yang bersedia dengan ikhlas membantu penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT., senantiasa melimpahkan berkah-Nya sebagai balasan
atas segala kebaikan yang telah diberikan. Peneliti menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan skripsi ini.
Tangerang, 23 April 2020
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................................... 4
C. Perumusan Masalah ................................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 4
1. Manfaat Teoretis ................................................................................................. 4
2. Manfaat Praktis ................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 6
A. Landasan Teori ........................................................................................................ 6
1. Semantik ............................................................................................................. 6
2. Surat Kabar ....................................................................................................... 15
B. Penelitian Relevan ................................................................................................ 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 18
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................................... 18
B. Waktu Penelitian ................................................................................................... 18
1. Jadwal Penelitian .............................................................................................. 18
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian ......................................................................... 19
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 20
E. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 20
F. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 21
1. Reduksi Data ..................................................................................................... 21
2. Penyajian Data .................................................................................................. 21
3. Menarik Kesimpulan/verifikasi ......................................................................... 22
vii
G. Keabsahan Data ................................................................................................ 22
1. Objektivitas (Comfirmability) ........................................................................... 22
2. Kesahihan Internal (Credibility) ....................................................................... 22
3. Kesahihan Eksternal (Transferability) .............................................................. 23
4. Keterandalan (Dependability) ........................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24
1
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sebuah sistem lambang bunyi yang memiliki
makna. Chaer (2012:45) berpendapat bahasa bersifat arbitrer yang berarti
berubah-ubah atau manasuka, selain itu bahasa juga dapat dikatakan
sebagai suatu yang dinamis, universal, bermakna, bervariasi, unik dan
manusiawi. Bahasa dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Bahasa biasanya
dijadikan sebagai objek kajian dalam linguistik. Dalam studi linguistik
atau kebahasaan terdapat beberapa bidang studi salah satunya semantik.
Dalam tata bahasa Indonesia dikenal sebuah kondisi yang disebut
perubahan makna. Perubahan makna dapat berupa perkembangan,
pergeseran, dan penyimpangan dari makna awal kata.
Semantik merupakan bidang studi yang mempelajari tentang makna
kata. Makna kata memiliki arti suatu konsep, ide atau gagasan yang
terdapat pada sebuah kata. Makna tersebut berkembang dan berubah dari
masa ke masa. Di dalam studi semantik terdapat perubahan makna,
pergeseran makna, dan masih banyak lagi. Pergeseran makna merupakan
perubahan makna kata yang dahulu kurang baik kemudian sekarang
istilahnya lebih baik. Sedangkan perubahan makna adalah makna suatu
kata yang berubah bisa menyempit atau meluas. Perubahan makna kata
biasanya terjadi disebabkan karena beberapa hal seperti sosial budaya,
lingkungan, dan sebagainya. Perubahan makna ini memiliki beberapa jenis
diantaranya makna spesialisasi dan makna generalisasi yang berarti
penyempitan dan perluasan makna. Makna spesialisasi adalah proses
perubahan makna menyempit sedangkan makna generalisasi merupakan
proses perubahan makna yang meluas.
2
Surat kabar di Indonesia atau nasional terdiri dari banyak jenis.
Diantaranya, Kompas, Sindo, Jawa Pos, Radar Banten, Tempo, Republika,
dan lainnya yang sudah banyak beredar di Indonesia. Dalam hal ini
peneliti tertarik untuk meneliti surat kabar harian Kompas. Kompas
merupakan surat kabar yang diterbitkan dalam bentuk cetak dan daring.
Surat kabar Kompas ini juga yang paling dikenal oleh masyarakat,
sehingga banyak dibaca. Dalam harian Kompas terdapat beberapa rubrik,
diantaranya rubrik opini, rubrik politik, rubrik hukum, pendidikan dan
kebudayaan, umum, dan beberapa rubrik lainnya.
Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan surat kabar
dimodifikasi ke dalam bentuk daring atau online. Karena dengan surat
kabar daring atau online masyarakat dapat mengetahui berbagai peristiwa
baik yang sudah terjadi maupun yang sedang terjadi dimanapun dan
kapanpun. Serta surat kabar daring sangat mudah diakses oleh siapapun.
Rata-rata masyarakat membaca surat kabar hanya untuk mengetahui
peristiwa yang terjadi. Masyarakat membaca koran atau surat kabar untuk
mendapatkan informasi tanpa menganalisis perubahan makna pada setiap
katanya. Karena biasanya bagian yang mengedit surat kabar akan
menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami serta menggunakan
bahasa yang menarik sebagai judul. Dalam sebuah surat kabar biasanya
terdapat banyak rubrik berita mulai dari berita tentang ekonomi, sosial,
pendidikan, hingga olahraga. Berita merupakan sebuah informasi yang
disajikan melalui media bahasa yang kemudian dipublikasikan dalam
media cetak maupun media audio-visual. Di dalam setiap berita terdapat
makna yang ingin disampaikan kepada masyarakat atau kepada pembaca.
Terkadang masyarakat sering kali hanya membaca isi surat kabar
hanya sekilas bagian inti berita saja. Namun ada sebagian masyarakat yang
membaca surat kabar secara keseluruhan agar informasi yang didapatkan
lebih lengkap dan jelas. Bahasa dalam koran atau surat kabar seringkali
terjadi penyempitan atau perluasan makna yang tidak disadari oleh
pembacanya. Surat kabar atau koran merupakan salah satu media cetak
3
atau media komunikasi massa yang di dalamnya berisi informasi suatu
peristiwa yang sedang terjadi. Peristiwa atau berita tersebut dituliskan
menggunakan bahasa yang kemudian dipublikasikan.
Sekarang ini banyak kosakata yang mengalami perkembangan dan
perubahan pada maknanya. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian dan
konteks kalimatnya. Dalam bagian opini atau ujaran narasumber tak jarang
yang ditulis menggunakan bahasa dahulu atau ragam bahasa daerah yang
mungkin tidak diketahui. Bahasa tersebut maknanya bisa sama hingga
sekarang atau berbeda dan berubah. Perubahan makna tersebut yang
nantinya sedikit menghambat informasi untuk dimengerti para pembaca.
Karena perubahan makna akan menimbulkan kekeliruan dan
ketidakpahaman pembaca maka peneliti tertarik untuk menjadikan hal ini
sebagai penelitian.
Seharusnya berita yang dituliskan dalam surat kabar harus
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami masyarakat agar lebih
efektif ketika dibaca. Berita tersebut juga harus memiliki judul unik untuk
manarik para pembaca. Dengan demikian editor atau penulis berita harus
memahami berita dengan jelas serta mengerti perubahan makna pada kata.
Makna kata dahulu dan sekarang sudah banyak mengalami perubahan,
baik meluas maupun meyempit. Karena keingintahuan peneliti terhadap
perubahan makna meluas dan menyempit yang ada dalam surat kabar,
maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Perubahan
Makna Generalisasi dan Makna Spesialisasi dalam Surat Kabar Harian
Kompas Edisi Januari 2020”. Untuk mengetahui bagaimana
perkembangan perubahan makna kata dari dahulu hingga sekarang. Serta
bagaimana perluasan dan penyempitan yang terjadi dalam surat kabar
harian Kompas.
4
B. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah perubahan makna yang berupa makna
generalisasi dan makna spesialisasi dalam rubrik pendidikan pada surat
kabar harian Kompas edisi Januari 2020.
C. Perumusan Masalah
Berdasakan latar belakang dan fokus penelitian maka peniliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana makna generalisasi dalam rubrik pendidikan pada surat
kabar harian Kompas edisi Januari 2020.
2. Bagaimana makna spesialisasi dalam rubrik pendidikan pada surat
kabar harian Kompas edisi Januari 2020.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan makna generalisasi dalam rubrik pendidikan
pada surat kabar harian Kompas edisi Januari 2020.
2. Untuk mendeskripsikan makna spesialisasi dalam rubrik pendidikan
pada surat kabar harian Kompas edisi Januari 2020.
E. Manfaat Penelitian
Berdasakan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan secara teoretis dapat bermanfaat dalam
wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan bahasa dan sastra
indonesia berkaitan dengan semantik, perubahan makna generalisasi
dan makna spesialisasi dalam rubrik pendidikan pada surat kabar
harian Kompas edisi Januari 2020.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna untuk mengetahui perkembangan dari
bahasa itu sendiri yang bersifat arbitrer dan dapat memahami
secara mendalam makna generalisasi dan makna spesialisasi dalam
rubrik pendidikan pada surat kabar harian Kompas edisi Januari
2020.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan dan meningkatkan
pengetahuan mengenai analisis makna generalisasi dan makna
spesialisasi pada karya sastra di sekolah.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat menambah minat baca dalam
mengapresiasikan karya sastra dan memahami ilmu pengetahuan.
d. Bagi Peneliti Lain
Semoga hasil penelitian ini dapat menambah wawasan
pengetahuan secara komprehensif tentang analisis makna
generalisasi dan makana spesialisasi untuk peneliti lain.
6
BAB II LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Semantik
a. Pengertian Semantik
Secara etimologi, kata semantik berasal dari yunani yaitu
„semantickos’ dan diturunkan pula dari „semainein’ yang berarti
„memperlihatkan atau menyatakan‟. Semantik adalah cabang ilmu
linguistik yang mempelajari makna kata. Secara sederhana
semantik membantu dalam memahami apa yang dimaksudkan
dalam kata klausa dan kalimat yang ditemukan. Kajian semantik
dilakukan berkaitan dengan aspek kebahasaan. Menurut Chaer
(2012), “Semantik memiliki objek yaitu makna, berada di seluruh
atau di semua tataran yang saling membangun, makna berada pada
tataran morfologi, fonologi, dan sintaksis.” (h.284). Jadi, semantik
memiliki objek yang berda di seluruh tataran makna serta saling
membangun pada tataran morfologi, fonologi, dan sintaksis.
Menurut Tarigan (2015), “Semantik adalaah telaah makna.
Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang
menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan makna
yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat.
Oleh karena itu, semantik mencakup kata-kata, perkembangan, dan
perubahannya.” (h.7). Jadi, semantik adalah menelaah lambang
atau tanda yang menyatakan makna, hubungan makna dan
pengaruhnya terhadap manusia.
Menurut Verhaar (2016), “Semantik adalah cabang linguistik
yang meneliti arti atau makna. Semantik dibagi menjadi semantik
gramatikal dan leksikal.” (h.385). Jadi, semantik adalah ilmu yang
7
mempelajari makan serta memiliki dua jenis yaitu gramatikal dan
leksikal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semantik adalah
cabang linguistik yang mengkaji makna kata, terdiri dari dua jenis
yaitu semantik gramatikal dan semantik leksikal. Semantik berada
dalam tataran yang sama dengan morfologi, fonologi, dan
sintaksis, serta menelaah lambang atau tanda yang menyatakan
makna.
b. Pengertian Makna
Makna adalah suatu hal yang sangat penting dalam memahami
dari suatu simbol. Menurut Saussure (1994), “Makna adalah
„pengertian‟ atau „konsep‟ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah
tanda-linguistik.” (Chaer, 2012 h.287). Jadi, makna merupakan
suatu hal yang penting dalam memahami suatu simbol.
Menurut Djajasudarma (2016), “Makna adalah pertautan yang
ada diantara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata).”
(h.7). Jadi, makna adalah pertautan yang berada diantara unsur
bahasa terutama kata-kata.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia (1990), “Makna adalah
sesuatu yang berkaian dengan maksud pembicara atau penulis.”
(Suhardi, 2017 h.52). Jadi makna adalah suatu tujuan yang ini
dicapai oleh pembicara atau penulis dari informasi yang
disampaikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makna adalah
suatu simbol yang harus bisa dipahami dari unsur bahasa yang
disampaikan lewat media cetak ataupun lisan.
c. Perubahan Makna
1) Pengertian Peubahan Makna
Makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah tetapi
ada kemungkinan dapat diubah. Dalam masa yang relatif
singkat makna sebuah kata akan tetap sama tidak berubah;
8
tetapi dalam waktu relatif lama kemungkinan makna tersebut
akan berubah. Perubahan makna tersebut terjadi tidak untuk
kosakata dalam sebuah bahasa melainkan hanya sejumlah kata
saja. Menurut Suhardi (2017), “Perubahan makna adalah gejala
pergantian rujukan dari simbol bunyi yang sama. Ini berarti
dalam konsep perubahan makna terjadi pergantian rujukan
yang berbeda dengan rujukan semula.” (h.117). Jadi, perubahan
makna adalah gejala pergantian rujukan dari simbol dan bunyi
yang sama.
Menurut Parera (2004), “Perubahan makna adalah
pergantian rujukan. Rujukan yang pernah ada diganti dengan
rujukan yang baru.” (h.107). Jadi, perubahan makna adalah
pergantian rujukan yang telah ada menjadi rujukan yang baru.
Menurut Nugraheni (2006), “Secara umum, perubahan
makna meliputi tiga macam proses, yaitu meluas, menyempit,
dan bergeser.” (h.3). Jadi, perubahan makna terbagi menjadi
tiga macam, yaitu meluas, menyempit, dan bergeser.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan
makna adalah pergantian rujukan yang pernah ada menjadi
rujukan baru dari simbol bunyi yang sama serta meliputi tiga
macam proses yaitu, menyempit, meluas, dan bergeser.
2) Jenis-jenis Perubahan Makna
Ada beberapa jeni-jenis perubahan makna salah satunya
adalah:
a) Perubahan Makna Meluas (Generalisasi)
Perubahan makna dalam arti perluasan yaitu gejala
yang terjadi atau proses perubahan makna dari yang khusus
ke umum. Proses ini terjadi karena beberapa faktor
kemudian kata tersebut memiliki makna yang lain. Menurut
Pateda (2010), “Makna luas (extended meaning)
menunjukkan bahwa makna yang terkandung pada sebuah
9
kata lebih luas dari yang dipertimbangkan.” (h.120). Jadi,
makna meluas merupakan makna yang terkandung pada
sebuah kata lebih luas dari yang dipertimbangkan.
Menurut Tarigan (2015), “Makna perluasan adalah
suatu proses perubahan makna kata dari yang lebih khusus
kepada yang lebih umum, atau dari yang lebih sempit
kepada yang lebih luas.” (h.79). Jadi, makna perluasan
adalah suatu proses perubahan makna dari kata lebih
khusus menjadi kata yang lebih umum.
Menurut Ullmann (2014), “Beberapa linguis
mengemukakan bahwa perluasan itu merupakan suatu
proses yang kurang umum dibandingkan dengan
penyempitan dan hal itu baru-baru ini dimunculkan oleh
percobaan-percobaan yang dilakukan oleh ahli psikologi.”
(h.283). Jadi, perluasan makna merupakan proses yang
tidak sama dengan penyempitan dan hal yang dimunculkan
baru-baru ini.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makna luas
adalah makna kata khusus yang menjadi umum atau meluas
dan hal tersebut baru-baru ini dimunculkan percobaan
seperti itu oleh ahli psikologi.
b) Perubahan Makna Menyempit (Spesialisasi)
Penyempitan makna atau spesialisasi merupakan proses
perubahan makna yang awalnya memiliki makna luas
kemudian maknanya berubah menjadi terbatas hanya pada
sebuah makna yang dimaksud. Penyempitan makna juga
tidak lepas dari konteks pemakaian kata tersebut. Menurut
Pateda (2010), “Makna sempit (specialized meaning) atau
(narrowed meaning) merupakan makna yang berwujud
sempit pada keseluruhan ujaran.” (h.126). Jadi, makna
10
sempit merupakan makna yang memiliki wujud yang
sempit pada ujarannya.
Menurut Tarigan (2015), “Makna penyempitan
mengacu kepada suatu perubahan yang mengakibatkan
makna kata menjadi lebih khusus atau lebih sempit dalam
aplikasinya.” (h.81). Jadi, makna penyempitan
mengakibatkan makna kata yang lebih khusus atau menjadi
sempit makna ujarannya.
Menurut Ullmann (2014), “Mekanisme pembatasan
atau penyempitan makna itu dapat dikemukakan dengan
contoh sederhana. Akibat perubahan ini ialah bahwa kata
itu sekarang dapat diterapkan kepada makin sedikit benda
tetapi dapat berbicara banyak tentang benda-benda itu.
Artinya, ruang lingkupnya dipersempit tetapi maknanya
diperkaya dengan unsur tambahan atau unsur baru, yaitu
unsur bepergian lewat air. Kalau kita menggunakan istilah
sperber, maka kita bisa mengatakan bahwa
“pengembangan” nya dikurangi tapi “intensi” nya
ditambah.” (h.281). Jadi, pembatasan atau penyempitan
makna diakibatkan oleh adanya perubahan menjadi makna
kata yang semakin menyempit.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makna
menyempit merupakan makna yang mengacu pada
perubahan makna kata menjadi lebih khusus pada bentuk
keseluruhan ujarannya.
3) Faktor Penyebab Perubahan Makna
Perubahan makna dapat terjadi karena banyak faktor atau
sebab. Sebab-sebab tersebut sangat beragam baik dari dalam
kebahasaan maupun dari luar kebahasaan. Oleh karena itu,
banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya mengenai
penyebab perubahan makna tersebut sebagai berikut.
11
1. Menurut Ullmann (2014), sebab-sebab perubahan makna
adalah sebagai berikut.
a) Bersifat Kebahasaan
Adanya proses penularan (contagion), dalam arti
makna sebuah kata mungkin dialihkan kepada kata
yang lain hanya karena kata-kata itu selalu hadir
bersama-sama dalam banyak konteks.
b) Historis
Sering terjadi bahasa itu lebih konservatif daripada
peradaban, baik peradaban material maupun moral.
Objek atau benda, lembaga, gagasan, konsep ilmiah,
selalu berubah sepanjang waktu.
(1) Perubahan yang Menyangkut Lembaga
Lembaga perwakilan rakyat di Negara kita
pernah disebut parlemen yang aslinya adalah bahasa
Prancis Kuna parlement. Pada awal revolusi, kata
itu mengacu pada lembaga wakil rakyat yang
mengontrol lembaga eksekutif (pemerintah). Dalam
perkembangan selanjutnya, parlemen atau lembaga
semacam ini banyak berubah.
(2) Perubahan yang Menyangkut Gagasan
Serupa dengan lembaga parlemen, gagasan
demokrasi (pemerintahan dari, oleh, dan untuk
rakyat) mengalami perubahan sejak revolusi Prancis
sampai kin; demokrasi di Amerika tidak sama
dengan demokrasi di Negara-negara komunis, beda
pula di Indonesia.
(3) Perubahan yang Menyangkut Konsep Ilmiah
Kata humor dulunya pernah dipakai untuk
istilah ilmiah, sekarang menjadi kata yang
12
mengandung gagasan umum saja. Di samping itu
banyak yang namanya tetap, tetapi isinya berubah.
(4) Sosial
Sebuah kata yang semula dipakai dalam arti
umum kemudian dipakai dalam bidang yang
khusus, misalnya dipakai sebagai istilah
perdagangan atau kelompok terbatas yang lain, kata
itu cenderung untuk memperoleh makna terbatas
(h.251).” Jadi, sebab-sebab perubahan makna terdiri
atas sebab yang bersifat kebahasaan, sebab historis
yaitu perubahan yang menyangkut benda, gagasan,
lembaga dan konsep ilmiah, serta sebab-sebab
sosial.
2. Menurut Chaer (2009), “Faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan makna, diantaranya adalah:
a) Perkembangan dalam Ilmu dan Teknologi
Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
kemajuan dalam bidang teknologi dapat menyebabkan
terjadinya perubahan makna sebuah kata. Di sini sebuah
kata yang tadinya mengandung konsep makna
mengenai sesuatu yang sederhana, tetap digunakan
walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah
sebagai akibat dari pandangan baru, atau teori baru
dalam satu bidang ilmu atau sebagai akibat dalam
perkembangan teknologi.
b) Perkembangan Sosial dan Budaya
Perkembangan dalam bidang sosial kemasyarakatan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna. Di
sini sama dengan yang terjadi sebagai akibat
perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi.
13
c) Perbedaan Bidang Pemakaian
Dalam bagian yang lalu sudah dibicarakan bahwa
setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki
kosakata tersendiri yang hanya dikenal dan digunakan
dengan makna tertentu dalam bidang tersebut.
d) Adanya Asosiasi
Agak berbeda dengan perubahan makna yang terjadi
sebagai akibat penggunaan dalam bidang yang lain, di
sini makna baru yang muncul adalah berkaitan dengan
hal atau peristiwa lain yang berkenaan dengan kata
tersebut.
e) Pertukaran Tanggapan Indra
Alat indra kita yang lima sebenarnya sudah
mempunyai tugas-tugas tertentu untuk menangkap
gejala-gejala yang terjadi di dunia ini.
f) Perbedaan Tanggapan
Setiap unsur leksikal atau kata sebenarnya secara
sinkronis telah mempunyai makna leksikal yang tetap.
Namun, karena pandangan hidup dan ukuran dalam
norma kehidupan di dalam masyarakat maka banyak
kata yang menjadi memiliki nilai rasa yang “rendah”,
kurang menyenangkan.
g) Adanya Penyingkatan
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau
ungkapan yang karena sering digunakan maka
kemudian tanpa diucapkan atau dituliskan secara
keseluruhan orang sudah mengerti maksudnya. Oleh
karena itu, maka kemudian orang lebih banyak
menggunakan singkatannya saja daripada menggunakan
bentuk utuhnya.
14
h) Proses Gramatikal
Proses gramatikal berupa afiksasi (imbuhan),
reduplikasi (kata ulang), dan komposisi (penggabungan
kata) dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna.
i) Pengembangan Istilah
Pengembangan istilah dapat berupa penambahan
kosakata baru yang berasal dari kosakata lama atau
yang sudah ada. Penambahan tersebut dapat meluas,
menyempit, dan memiliki arti baru (h.131).” Jadi,
perubahan makna disebabkan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial
budaya, perbedaan bidang pemakaian, adanya asosiasi,
adanya pertukaran tanggapan indra, adanya proses
gramatikal, dan adanya pengembangan istilah.
3. Menurut Parera (2004), penyebab atau sebab-sebab
terjadinya perubahan makna adalah sebagai berikut.
a) Linguistik
Kebiasaan memunculkan dua makna kata bersama-
sama dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan
pergeseran makna.
b) Historis/Kesejarahan
Berkembangnya ilmu pengetahuan sesuai dengan
zaman yang menyebabkan terjadinya perubahan makna.
c) Sosial
Pemakaian bahasa mempengaruhi perubahan makna
kata untuk menggambarkan pengalaman adapun gejala
perubahan makna, ialah generalisasi dan spesifikasi.
d) Psikologis
Faktor mental yang dicatat dan berhubungan dengan
sebab-sebab psikologis adalah faktor emotif dan faktor tabu
(h.110).” Jadi, perubahan makna terjadi karena sebab-sebab
15
linguistik, sebab-sebab historis, sebab-sebab sosial, dan
sebab psikologi.
Dengan demikian banyak sekali penyebab perubahan
makna yang terjadi diantaranya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial dan
budaya, adanya asosiasi, adanya pertukaran alat indra,
sebab-sebab psikologis, sosial, historis, linguistik, proses
gramatikal, perkembangan istilah dan sebagainya.
2. Surat Kabar
Surat kabar adalah lembaran tercetak yang berisikan informasi-
informasi penting yang terjadi di masyarakat atau pemerintah. Menurut
Nasrin (2012), “Dalam UU RI no. 40 tahun 1999 tentang pers, surat
kabar dikatakan sebagai instrumen Pers Nasional, maksudnya sebagai
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik yang meliputi; mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpang, mengolah, dan menyampaikan informasi. Surat kabar
adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya
dicetak pada kertas berbiaya rendah yang dibuat kertas Koran, yang
berarti berbagai topik.” (h.161). Jadi, surat kabar merupakan instrumen
Pers Nasional yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi:
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpang, mengolah, dan
menyampaikan informasi.
Menurut Suharyanto (2016), “Surat kabar termasuk pengertian pers
dalam arti sempit. Pers atau media amat dibutuhkan baik oleh
pemerintah maupun rakyat dalam kehidupan bernegara. Pemerintah
mengharapkan dukungan dan ketaatan masyarakat untuk menjalankan
program dan kebijakan negara. Sedangkan masyarakat juga ingin
mengetahui program dan kebijakan pemerintah yang telah, sedang, dan
akan dilaksanakan” (h.124). Jadi, surat kabar termasuk pengertian pers
16
secara sempit serta pers atau media ini sangat dibutuhkan oleh
pemerintah dan rakyat dalam kehidupan.
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia “Surat kabar adalah
media komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala dan
bersenyawa dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam
menyajikan tulisan berupa berita, feature, pendapat, cerita rekaan
(fiksi), dan bentuk karangan yang lain.” (Fajar dan Restivia, 2011
h.174). Jadi, surat kabar adalah media komunikasi massa yang
diterbitkan secara berkala dan berkaitan dengan kemajuan teknologi
pada masanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa surat kabar merupakan
instrumen Pers Nasional yang melaksanakan kegiatan jurnalistik
meliputi: mencari, memperoleh, memiliki, menyimpang, mengolah,
dan menyampaikan informasi. Surat kabar termasuk pengertian pers
secara sempit serta pers atau media ini sangat dibutuhkan oleh
pemerintah dan rakyat dalam kehidupan yang diterbitkan berkala
dengan kemajuan teknologi pada masanya.
B. Penelitian Relevan
1. Hasil penelitian Akhil Bashiroh (2017) Perluasan dan Penyempitan
Makna Kata Bahasa Jawa dalam Cerkak-Cerkak Penjebar Semangat
Terbitan Tahun 2015 Prodi Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kata-kata dalam Cerkak-Cerkak Penjebar Semangat
tahun 2015 yang mengalami perubahan makna secara meluas dan
menyempit serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah objek
penelitiannya. Penelitian ini objek kajian Bahasa Jawa dalam Cerkak-
Cerkak Penjebar Semangat sedangkan penelitian yang akan dilakukan
menggunakan rubrik pendidikan dalam koran Kompas sebagai objek
kajian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
17
dilakukan adalah sama sama meneliti perubahan makna penyempitan
dan perluasan makna.
2. Hasil penelitian Sri Wahyuningsih (2016) Perubahan Makna pada
Novel Azab dan Sengsara serta Implikasinya terhadap Bahasa dan
Sastra Indonesia di SMA Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk : (1)
Mendeskripsikan perubahan makna dalam novel Azab dan Sengsara
karya Merari Siregar dan (2) mendeskripsikan implikasinya terhadap
pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMA. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah objek
kajian yang digunakan. Penelitian ini menggunakan objek kajian novel
berjudul Azab dan Sengsara. Sedangkan penelitian yang akan
dilakukan menggunakan rubrik pendidikan dalam koran Kompas edisi
Januari-Februari 2020 sebagai objek kajiannya. Persamaan penelitian
ini dan penelitian yang akan dilakukan adalah sama sama meneliti
tentang perubahan makna menyempit dan meluas.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2015) metode
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (h.15). Selain
menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti juga menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud untuk
mendeskripsikan situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Peneliti
memfokuskan pada perluasan makna (generalisasi) dan penyempitan
makna (spesialisasi) yang terdapat dalam koran Kompas edisi Januari
2020.
B. Waktu Penelitian
1. Jadwal Penelitian
Penelitian dimulai dari pengajuan judul proposal dari bulan Juni
2019 sampai pada ujian skripsi bulan Juli 2020. Adapun rincian yang
lebih jelasnya terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian
19
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Sumber data yang terkait dengan penelitian ini adalah koran Kompas
yaitu pada rubrik pendidikan yang terdapat dalam koran Kompas edisi
Januari 2020. Menurut Sugiyono (2015) sumber data terdiri atas sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (308-309).
Koran ini diterbitkan oleh Yayasan Bentara Rakyat (1964-1965) PT.
Kompas Media Nusantara. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer yaitu didapatkan secara langsung dari objek yang sedang
diteliti dan data tersebut yang akan dijadikan sebagai data primer
dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah makna
meluas dan makna menyempit dalam koran Kompas edisi Januari
2020.
No. Kegiatan Waktu (Bulan)
Ket 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
1. Pengajuan Judul Terlaksana
2.
Bimbingan
Proposal
Terlaksana
3. Seminar Proposal Terlaksana
4.
Bimbingan dan
revisi hasil seminar
Terlaksana
5.
Pembuatan
instrumen
penelitian
Terlaksana
6. Pengumpulan data Terlaksana
7.
Pengolahan data
dan analisis data
Terlaksana
8. Ujian skripsi Terlaksana
20
2. Data Sekunder yaitu data-data yang sudah tersedia. Adapun data
sekunder dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, dan hal yang
berkaitan dengan perubahan makna meluas dan makna menyempit.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi,
dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2015 h.308-309). Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
dan dokumentasi, karena data-data yang dianalisis berupa teks dalam
rubrik pendidikan pada koran Kompas. Adapun langkah-langkah dalam
pengumpulan data sebagai berikut.
1. Membaca dengan teliti rubrik pendidikan yang terdapat dalam koran
Kompas edisi Januari 2020
2. Memahami isi keseluruhan rubrik pendidikan yang terdapat dalam
koran Kompas edisi Januari 2020
3. Mencari dan menandai kata yang mengalami perubahan makna meluas
dan makna menyempit pada rubrik pendidikan yang terdapat dalam
koran Kompas edisi Januari 2020
4. Mencari makna meluas dan menyempit yang telah ditandai dalam
rubrik pendidikan pada koran Kompas edisi Januari 2020
5. Memasukkan ke dalam tabel analisis data yang telah ditentukan
6. Menyimpulkan hasil analisis secara umum makna meluas dan
menyempit yang terdapat dalam rubrik pendidikan edisi Januari 2020.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukkur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015 h.148).
21
Penelitian kualitatif menempatkan peneliti sebagai instrumen utama dalam
penelitiannya.
Tabel 3.2.
Instrumen analisis makna meluas dan makna menyempit pada rubrik
pendidikan dalam koran Kompas edisi Januari 2020
No. Kutipan
Perubahan Makna
Meluas
(generalisasi)
Menyempit
(spesialisasi)
1.
2.
3.
4.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan analisis data.
Dalam menganalisis data dengan menggunakan:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari rubrik pendidikan yang terdapat dalam
koran Kompas edisi Januari 2020 yang dituangkan dalam uraian
lengkap dan terperinci. Uraian tersebut direduksi, memfokuskan pada
hal yang penting, dipilih menganai data yang diperoleh dari rubrik
pendidikan yang terdapat dalam koran Kompas tersebut. Reduksi data
ini dilakukan peneliti secara terus menerus selama proses penelitian
berlangsung.
2. Penyajian Data
Setelah melakukan kajian analisis data dengan menggunakan
metode deskriptif pada data-data yang sudah ditulis ke dalam tabel.
Data tersebut diproses dengan mengidentifikasi data yaitu peneliti
mencari data-data yang dijadikan sebagai sumber bahan penelitian
22
yang termasuk ke dalam makna meluas dan menyempit pada rubrik
pendidikan dalam koran Kompas edisi Januari 2020.
3. Menarik Kesimpulan/verifikasi
Setelah reduksi data, penyajian data, dan langkah terakhir yaitu
menarik kesimpulan. Kesimpulan ini diambil dari hasil data yang
diperoleh sejak awal penelitian. Ketiga komponen dalam teknik
analisis data saling berkaitan satu sama lain, dengan adanya langkah-
langkah dalam teknik analisis data akan memudahkan peneliti dalam
memperoleh data yang dianalisis.
G. Keabsahan Data
Untuk menyakinkan keabsahan deskripsi data yang telah disajikan
peneliti data yang absah dan memiliki kepercayaan, maka tahap yang akan
dilakukan adalah teknik yang didasarkan pada kriteria keabsahan data
yaitu objektivitas (comfirmability), kesahihan internal (credibility),
kesahihan eksternal (transferability), dan keterandalan (dependability).
1. Objektivitas (Comfirmability)
Objektivitas bermakna sebagai proses kerja yang dilakukan untuk
mencapai kondisi objek. Adapun kriteria objektivitas, jika memenuhi
syarat minimum, desain penelitian dibuat secara baik dan benar, fokus
penelitian tepat berkenaan dengan makna meluas dan menyempit,
teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus permasalahan
penelitian yaitu makna meluas dan menyempit pada rubrik pendidikan
dalam koran Kompas edisi Januari 2020.
2. Kesahihan Internal (Credibility)
Validasi internal membicarakan seberapa jauh hasil penelitian
dapat dipercaya, untuk mencapai kepercayaan melakukan penelitian
tersebut, maka peneliti melakukann diskusi teman sejawat (peer
debriefing). Pemeriksaan teman sejawat berarti pemeriksaan yang
23
dilakukan dengan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki
pengetahuan umum yang sama tentang apa yang diteliti, sehingga
bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan analisis
yang sedang dilakukan.
3. Kesahihan Eksternal (Transferability)
Kesahihan eksternal berkenaan dengan hasil penelitian yang dapat
ditransfer oleh orang lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain.
Penelitian yang dilakukan yaitu makna menyempit dan meluas pada
rubrik pendidikan dalam koran Kompas edisi Januari 2020 untuk
mencapai kesahihan eksternal peneliti harus meneliti dengan
sistematis, rinci, jelas, dan bisa dipertanggungjawabkan.
4. Keterandalan (Dependability)
Untuk menguji dan sudah tercapainya keterandalan data dalam
penelitian, maka data siap diedit kembali terhadap keseluruhan
penelitian, mulai dari menentukan fokus masalah, pengambilan data,
analisis data, uji keabsahan sampai kepada kesimpulan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta
___________. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta
Djajasudarma, Fatimah. 2016. Semantik 1. Bandung: PT Refika Aditama
Fajar, Arief dan Restivia, Dwi Yunita. 2011. Jurnal Komunikasi. Vol. 1. No. 2.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal
aspikom.org/index.php/aspikom/article/download/16/21&ved=2ahUKEwiI
2snEh8HoAhVDfSsKHWgnBCAQFjALegQIAhAB&usg=AOvVaw3mo3g-
oxIJ26Gxewy_NcnT [28 Februari 2020, pukul 15:40]
Nugraheni, Yunita. 2006. Perubahan Makna pada Istilah Ekonomi. Unimas. Vol.
2,No.2.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media
.neliti.com/media/publications/22790-ID-perubahan-makna-pada-istilah-
ekonomi.pdf&ved=2ahUKEwja546278TnAhX8IbcAHS4lDHsQFjAAegQI
ARAB&usg=AOvVaw0nwtZLLVHg9pVb6v_gkbgm [15 Februari 2020,
pukul 20:15]
Nasriah, ST. 2012. Jurnal Dakwah Tabligh. Media Neliti. Vol. 13 No. 1.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journa
l.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/download/9793/6517&ved=2ahUKEw
iS-
5rgtbnnAhXjILcAHZYpCAwQFjAIegQICRAB&usg=AOvVaw0_FYK8u9iu
tEvT6oG45ODi&cshid=1580871793783. [15 Februari 2020, pukul 20:05]
25
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal (Edisi Kedua). Jakarta: PT Rineka
Cipta
Parera, Jos Daniel. 2004. Teori Semantik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:Alfabeta
Suhardi. 2017. Dasar-dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Suharyanto, Agung. 2016. Jurnal Administrasi Publik. Vol. 6. No. 2.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ojs.um
a.ac.id/index.php/adminpublik/article/download/1051/1074&ved=2ahUK
EwiI2snEh8HoAhVDfSsKHWgnBCAQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw3pR
dvd7vPkykmwzQMpIE_E [28 Februari 2020, pukul 08:45]
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa
Ullmann, Stephen. 2014. Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Verhaar. J.M.W. 2016. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press