Download - Peta Hijau Jakarta 2011 - Jakarta Dulu, Potret Kini | Jakarta's Kota Tua (Old Town Jakarta) Greenmap
PENGANTAR
JAKARTA DULU, POTRET KINI
POTRET KOTA TUA
Peta Hijau (www.greenmap.or.id) merupakan gerakan publik di berbagai kawasan dunia untuk memetakan wilayah mereka dengan ikon-ikon Peta Hijau. Tujuannya adalah meningkatkan kebiasaan hidup sehat dan berkelanjutan serta membantu warga menyadari sumber daya lingkungan dan budaya.
Peta Hijau tidak hanya berfungsi sebagai media informasi dan dokumentasi, tetapi juga sebagai alat untuk mengenali masalah dan mencari solusi. Peta Hijau mengajak warga untuk menjelajahi potensi lingkungan sekitar, memicu kesadaran warga terhadap lingkungan, mengenalkan keberadaan lokasi hijau, dan memacu upaya pelestarian lokasi hijau yang ada. Ada 3 kategori penggunaan ikon Peta Hijau,yaitu kehidupan berkelanjutan (sustainable living), alam (nature), serta budaya dan masyarakat (culture and society).
Komunitas Peta Hijau Jakarta (PHJ) merupakan bagian dari 350 komunitas Peta Hijau yang berada di 500 kota di 54 negara. Selama sepuluh tahun, Komunitas Peta Hijau Jakarta (PHJ) hadir dan berkarya membuat Peta Hijau - edisi 1: Kemang (2001), edisi 2: Kebayoran Baru (2002), edisi 3: Menteng (2003), edisi 4: Kota Tua (2005), edisi 5: Jelajah Jakarta (naik transportasi) Hijau (2009), edisi 6: Kenali Situ Jakarta dan sekitar (2009), edisi 7: 100 Lokasi Hijau (2010), dan edisi 8 : keanekaragaman Hayati (2011). Peta Hijau edisi 9 : Jakarta Dulu, Potret Kini adalah bagian dari upaya Komunitas Peta Hijau Jakarta untuk mengumpulkan informasi lingkungan, budaya dan masyarakat untuk mendukung kehidupan berkelanjutan di Kawasan Kota Tua Jakarta.
Bagi anda yang ingin menjaga dan melestarikan lokasi hijau, potensi alam, dan sosial budaya yang ada di Jakarta, bergabunglah dengan kami di Komunitas Peta Hijau Jakarta. Untuk mengetahui berbagai aktivitas Komunitas Peta Hijau Jakarta, silakan kunjungi situs http://www.greenmap.or.id/ dan bergabung di mailing list [email protected].
Mari mengenal lebih dekat lingkungan alam dan budaya kota kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jakarta, Juli 2011
Sejarah Jakarta bermula dari sebuah pelabuhan di muara sungai Ciliwung yang disebut Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan milik kerajaan Sunda Pajajaran ini dikenal luas dan disinggahi oleh pedagang-pedagang dari berbagai belahan dunia. Saat Fatahillah menyerbu Sunda Kelapa pada tahun 1527, kawasan tersebut diganti namanya menjadi Jayakarta. Selanjutnya pada masa penjajahan Belanda, Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia dan berkembang menjadi sebuah kota kolonial yang indah hingga dijuluki Queen of the East. Pergantian nama kembali terjadi pada masa penjajahan Jepang, yaitu dari Batavia menjadi Jakarta. Nama Jakarta kemudian terus digunakan hingga saat ini.
Kawasan Kota Tua Jakarta saat ini terbagi ke dalam dua wilayah administrasi, yaitu Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Terdapat berbagai jenis penggunaan lahan di kawasan ini yaitu pelabuhan, pusat bisnis, perkantoran, pergudangan, dan permukiman. Ciri utama kawasan Kota Tua Jakarta yang mudah dikenali adalah adanya bangunan-bangunan tua yang berasal dari masa penjajahan Belanda ratusan tahun yang lalu. Kota Tua Jakarta juga mengalami masalah yang sama, yaitu tingginya tingkat kepadatan penduduk, kemacetan, polusi udara dan banjir.
Lima tahun pasca pembuatan Peta Hijau Jakarta (PHJ) edisi 4 yaitu Kota Tua Tahun 2005, komunitas PHJ menelusuri kembali kawasan Kota Tua Jakarta. Wilayah pemetaan diperluas ke arah Selatan dimulai dari Halte Stasiun Kota dilanjutkan ke Gedung Arsip di Jl. Gajah Mada, ke arah Timur dari Museum Seni Rupa dan Keramik dilanjutkan hingga ke Stasiun Kampung Bandan, dan ke arah Barat dari Kali Besar ke Pekojan dan Masjid Jami Angke (Al-Anwar) di Jl. Pangeran Tubagus Angke.
Banyak hal baru yang ditemukan, namun ada juga beberapa titik hijau pada Peta Kota Tua edisi 4 yang telah hilang tak berbekas. Menjelajahi kawasan Kota Tua serasa mengunjungi miniatur kota Jakarta yang tengah kritis. Kota Tua tampak tak berdaya, limbung, dan sekarat “Hidup segan mati tak mau”. Kegagalan penataan ruang kota ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan sarana prasarana yang tidak memadai. Rapatnya bangunan membuat kawasan Kota Tua terasa sumpek dan menyesakkan dada. Kota Tua hanya menyisakan petak-petak kecil ruang terbuka hijau. Habitat satwa liar, burung, kupu-kupu, kodok, sudah lama menghilang. Kualitas lingkungan telah merosot . Limpasan air laut pasang (rob) semakin sering menggenangi kawasan dan menghambat laju aliran air. Banjir yang diakibatkan hujan beberapa jam juga sering terjadi.
Selain itu angka kriminalitas tinggi, tawuran antar warga mudah terjadi. Kerapatan bangunan membuat kawasan Kota Tua rawan kebakaran. Bangunan-bangunan tua peninggalan zaman kolonial Belanda dibiarkan tak terurus dan roboh satu demi satu.
Namun di tengah keprihatinan tersebut, relawan PHJ berhasil menemukan nilai positif yang dapat dijadikan sebagai modal untuk bangkit kembali. Kota tua memperlihatkan kemajemukan tempat-tempat peribadatan yang terpelihara (masjid, gereja, vihara) dan jejak kampung suku bangsa yang menggambarkan kebhinekaan struktur masyarakatnya. Sisa-sisa bangunan tua bersejarah sebagai penanda (tengeran) kawasan masih dapat diselamatkan, sebelum terlambat. Tempat-tempat pengumpul sampah anorganik dan tempat pengolah kompos tersebar di beberapa lokasi menjadi cerminan upaya penanggulangan permasalahan lingkungan. Walaupun terhimpit di antara bangunan-bangunan beton, ruang terbuka hijau berupa taman komunitas, jalur hijau, dan lapangan olahraga, masih ada dandapat mempertahankan fungsinya.
Berbekal Peta Hijau, kita turut berperan dalam pelestarian Kota Tua dan menyelamatkan sejarah dan masa depan kota Jakarta. Komunitas Peta Hijau Jakarta mengajak warga untuk mengenali lokasi-lokasi di Kota Tua yang dapat dijadikan tempat wisata alternatif sekaligus penting keberadaannya sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan Kota Tua Jakarta.
POTRET KOTA TUA
Peta Hijau – Green Map Indonesiawebsite: www.greenmap.or.ide-mail: [email protected]: [email protected]
Green Map SystemPO Box 249New York, NY 10002USAwebsite: www.greenmap.orge-mail: [email protected]: +1 212 674 1631
Peta Hijau - Green Map JakartaTelp: +62 21 68465892Email: [email protected]: [email protected]
@GreenMapJakarta
JAKARTA DULU,POTRET KINI
edisi kesembilan
Green Map Jakarta
versi digital (tidak untuk diperjual belikan)
J A K A R T AGREEN MAP MAKERS
1. BANGUNAN PUSAKA
59. Masjid Al-Mansyur 61. Masjid Jami’ Tambora
1. Pelabuhan Sunda Kelapa 1527
7. Pintu Air Sunda Kelapa
5. Menara Syah Bandar
45. Masjid Langgar Tinggi 46. Masjid Jami Angke 50. SMA 19
4. Museum Bahari
12. Jembatan Kota Intan 15. Masjid Al-Mukarromah
3. Masjid Luar Batang
6. Galangan VOC
33. Bangunan tua sepanjang Jl.Malaka 34. Museum Bank Indonesia
27. Toko Merah25. Museum Sejarah Jakarta
72. Masjid Al-Jami Kebon Jeruk71. Museum Arsip Nasional
51. Vihara Dharma Bhakti 53. Makam Souw Beng Kong
35. Museum Bank Mandiri 36. Stasiun Kota
24. Museum Seni Rupa dan Keramik23. Museum Wayang22. Kantor PT Pos Indonesia
38. Masjid An-Nawier 43. Gereja Sion
2. PASAR
2. Tempat Pelelangan Ikan 42. Pasar Petak Sembilan
4. DAUR ULANG
73. Komposting Tanah Sereal68. Tempat Pengumpulan Barang Bekas Kerajinan Raya
69. Urut Tradisional Ibu Heni Jl. Kerajinan Raya
6. PENGOBATAN ALTERNATIF
64. Pengobatan Kungfu Shaolin
KEGIATAN
3. PELAYANAN UMUM
Kantor Pemadam Kebakaran Sektor Taman Sari Pemadam Kebakaran Sudin JakBar
2. RUANG PUBLIK, PENGHIJAUAN , JALUR PEJALAN KAKI
70. Stadion Sepakbola ‘Taman Sari’
29. Taman Kampung Muka
17. Jalur Pedestrian Kali Besar14. Kampung Hijau Pasar Pisang
40. Jalur Hijau Perniagaan
73. Ruang Terbuka Hijau Tanah Sereal62. Kampung Hijau Tambora II Gg. I
54. Kampung Hijau Tambora 5 58. Jalur Hijau Angke Jaya
36. Halte Stasiun Kota
5. PERMASALAHAN LINGKUNGAN
16. Kali Besar
8. Kali Ciliwung
Air Pikulan
9. Jalur Rel KA, Pangkalan Truk
StasiunDuri
StasiunAngke
StasiunJakarta Kota
StasiunKampung Bandan
StasiunJayakarta
StasiunMangga Besar
StasiunJuanda
StasiunSawah Besar
GAJAH MADA
GAJAH MADA
KH. ZAINUL ARIFIN
GAJAH MADAHAYAM W
URUK
HAYAM WURUKKH. M
OCH.MANSYURDURI UTARA
KRENDANG BARAT
KH. MOCH.M
ANSYUR
DR. LATUMETEN
DR. LATUMETEN
JEMBATAN DUA
JEMBATAN DUA
JEMBATAN TIGA
JEMBATAN TIGA
HAYAM WURUK
PINTU BESAR SELATAN
PEJAGALAN
GEDONG PANJANG
GEDONG PANJANG
MUARA BARU
MUARA BARU
PEJKOJANPEJKOJAN
KALI BESAR BARAT
KALI BESAR BARAT
PERNIAGAAN BARAT
PINTU KECILPINTU KECIL
CENGKEH
KAKAP
EKOR KUNING
MARITIM RAYA
MARITIM RAYA
TONGKOL
TAMAN SARI
PECE
NONG
ANTA
MAN S
ARI
TAMAN SARI 10PE
CENO
NGAN
KEBON JERUK
KEBON JERUK 9
MANGGA BESAR
P.JAYAKARTA
P.JAYAKARTA
P.JAYAKARTA
MANGGA DUA
MANGGA DUABUDI MULIA
RE.MARTADINATA
LODAN RAYALODAN RAYA
LODAN RAYA
ANCOL BARAT 1KARANG BOLONG RAYA
GUNUNG SAHARI
PARANG TRITIS RAYA
GUNUNG SAHARIMANG
GA DU
A DAL
AM
JEMB.BATU
PERNIAGAANPEKOJAN
PETOKANGAN ASEMKA
BANK
KEADILAN
KEAMANAN
TANA
H SER
EAL
PEKAPURAN
KALI BESAR TIMUR 3
BANDENGAN UTARA
BANDENGAN UTARATELUK GONG RAYA
BANDENGAN SELATAN
BANDENGAN SELATAN
KUNIR
PAKINPAKIN
PLUIT SELATAN
PLUIT RAYA
KOPI
KOPIKAMPUNG BANDAN
MAN
GGA B
ESAR
5
MANGGA BESAR 1
PINANGSIA TIMUR
MAN
GGIS
MANGGA BESAR
DURI
KRENDANG UTARA
PANGERAN TUBAGUS ANGKE
PANGERAN TUBAGUS ANGKE
DURI
LABU
MANGGA BESAR UTARA
MANGGA BESAR 8MANGGA BESAR 10
HAYAM WURUK
SUKARJO WIRYOPRANOTO
BATU CEPER
BATU CEPER
KH.HASYIM ASHARI
IR.H.JUANDAIR.H.JUANDA
VETERAN VETERAN
HAYAM WURUK
VETERAN 3
VETE
RAN
1
70
TerminalAngkutan Barang
HARMONI
Sawah Besar
Mangga Besar
Olimo
Glodok
KOTA
40
49 50
54
6061
62
39
59
45
4142
5155
64
74
75
76
72
69
71
56
57
65
66
67
36
26
34
27
3332
38
30
10
76
12
17
14
22
32
4
15
21
63
53
464847
58
68
31
18
44
43
52
3729
35
19
16
13
9
8
5
1120
1
2423
25
73
StasiunJakarta Kota
PINTU BESAR UTARA
KALI BESAR BARATPINTU KECIL
CENGKEH
JEMB.BATU
ASEMKA
BANK
KALI BESAR TIMUR 3
KUNIR
KOPI
KOTA
36
26
34
27
3332
17
22
29
35
19
16
2423
25
IKON Peta Hijau Kota Tua :Pusat komunitasEco-spiritualSumber Kesehatan AlternatifAlat pemantau polusiTempat sukarelawanKantor PemerintahSekolahTempat PemujaanPemakamanWC UmumTengeranKampung hijau (ikon lokal)
Situs RusakSumber Polusi AirPenimbunan SampahSitus RawanSitus yang TerabaikanFitur airJalan setapak yang teduhTamanTaman komunitasArea olahragaMuseumFitur sejarah
Pertanian/ pasar lokalMakanan sehatBisnis lokalPasar loakBengkel PerbaikanDaur Ulang AirTempat komposArea bersepedaJalur pejalan kaki yang ramahTransportasi massal/ umumTransportasi airKawasan Berhati-hatiKOTA TUA
1. Pelabuhan Sunda Kelapa 1527Jl. Baruna Raya No. 2 Sejak abad ke-12 Masehi, Pelabuhan Sunda
Kelapa dikenal sebagai pelabuhan lada milik
kerajaan Pakuan Pajajaran, yang berpusat
di sekitar Bogor. Pelabuhan penting pada
masa Hindia Belanda, dan saat ini Sunda
Kelapa menjadi pelabuhan kapal tradisional
antar pulau.
2. Tempat Pelelangan Ikan Pasar Ikanterletak di samping Pasar Ikan Luar BatangTempat Pelelangan Ikan Pasar Ikan sudah
dibuka sejak tahun 1948. Di tempat ini,
aktivitas jual beli berlangsung antara
pukul 8 hingga 12 malam. Nelayan-
nelayan yang berjualan di sana berasal
dari berbagai daerah di Indonesia.
3. Kampung Luar Batangterletak di Jl. Pasar IkanDi Kampung Luar Batang, terdapat pasar
tradisional yang menjual kerajinan kulit
kerang, cetakan kue dan alat masak
tradisional, alat permainan anak-anak
tradisional, gerabah, serta kerajinan anyaman
seperti caping, tampah, dan tikar. Di dalam
Kampung terdapat Masjid Keramat Luar
Batang.
4. Museum BahariJl. Pasar Ikan no 1Dahulu VOC menyimpan persediaan pala
dan lada di sini. Museum ini memamer-
kan berbagai benda dan koleksi yang
terkait dunia kelautan.
5. Menara Syah BandarJl. Pasar Ikan no.1Menara Syahbandar dibangun pada masa
penjajahan Belanda di tahun 1834. Pada
awalnya, menara ini berfungsi memandu
lalu lintas kapal yang keluar dan masuk
kota Batavia. Di pelataran Menara
Syahbandar terdapat sebuah tugu yang
berfungsi sebagai penanda titik nol
kilometer Jakarta pada masa itu.
6. Galangan VOCJl. Kakap no.1-3 PenjaringanBangunan bersejarah, di abad 17-18
digunakan sebagai galangan untuk per-
baikan kapal-kapal VOC yang menguasai
perdagangan Nusantara. Saat ini hanya
digunakan untuk restoran maupun
tempat pertunjukan kesenian.
7. Pintu Air Sunda Kelapaterletak di sekitar Pasar IkanPintu Air ini tertutup, sehingga air tidak
bisa mengalir ke muara tetapi berbalik
arah ke selatan
9. Jalur rel KA, Pangkalan Truk, SUTETJl. TongkolDaerah ini kurang terurus. Selain menjadi
pangkalan truk, terlibat banyak tumpukan
sampah, saluran air menggenang.
8. Kali CiliwungJl. Kunir 2Kali atau sungai yang melewati Bogor,
Depok, Jakarta ini cerminkan perada-
ban manusianya. Pembuangan limbah
cair dan padat terjadi di sepanjang
sungai, sehingga di Kota Tua, air sungai
hitam pekat dan bau.
10. PT.Indosari Botani (Hembing) Jl. Gedong Panjang Raya No. 46
K-L-MSalah satu tempat praktik Prof. Dr. Hemb-
ing Widjajakusuma, pakar pengobatan
herbal dan obat-obatan tradisional.
13. Taman RW03Jl. Nelayan RT 01/03 Roa Malaka
samping rel keretaTaman kecil dengan fasilitas bermain
anak-anak. Taman seperti ini sangat jarang
ditemui di kawasan Kota Tua.
14. Kampung Hijau Pasar PisangJl. CengkehKampung seluas 1 RW yang terdiri dari
8 RT merupakan kampung percontohan
hijau di Kawasan Kota Tua, Jakarta. Kegiatan
warga menghijaukan dengan tanaman di
sepanjang jalan dan composting.
15. Masjid Al-Mu-karromah (makam kera-mat Kampung Bandan)Jl. Lodan RayaMasjid tua yang berumur kurang lebih 300
tahun. Terdapat 3 makam keramat, sampai
sekarang masih sebagai tempat ziarah.
17. Jalur Pedestrian sepanjang Kali Besarsepanjang Jl. Kali Besar BaratDi lokasi ini terdapat taman dan jalur
pedestrian yang lebar dan nyaman. Di
akhir pekan, sering menjadi tempat
nongkrong muda mudi. Di kawasan Kota
Tua sangat jarang ditemui jalur pedestrian
yang layak, seperti di kawasan ini.
16. Kali BesarDahulu Kali Besar digunakan sebagai jalur
transportasi air yang menghubungkan
antara Pelabuhan Sunda Kelapa dengan
daerah pusat kota. Saat ini, kondisi Kali
Besar dipenuhi berbagai sampah dan
airnya berwarna hitam pekat serta
berbau menyengat. Tahun 2008 dilakukan
revitalisasi, sehingga ada fasilitas
penerangan, jalur pejalan kaki dan
tempat duduk untuk bersantai, namun
Pemda belum berhasil menjernihkan air
dan menghilang bau di Kali Besar ini.
18. Pengumpul Barang Bekas/KardusJl. PejagalanDi sepanjang jalan ini ada beberapa usaha
mengumpulkan barang bekas seperti besi
tua dan lebih banyak berupa kardus dan
kertas.
20. Pangkalan Ojek Sepedaantara Jl. RE Martadinata dan Jl.
LodanOjek sepeda sudah sangat jarang di Jakarta
dan lambat laun menjadi ikon Kota Tua.
Alternatif angkutan umum yang handal
di kawasan ini terutama ketika terjadi
banjir rob.
22. Kantor PT Pos Indo-nesiaJl. Fatahillah no. 3Bangunan kantor pos ini dirancang oleh
Ir. R. Baumgartner dan dibangun pada tahun
1928.
19. Gedung Asuransi JasindoJl. Taman Fatahillah no.2Sebelumnya merupakan kantor Gebouw
West Java (WEVA) Handel Maatschappij.
Gedung tersebut saat ini tidak digunakan.
Kondisi sebagian badan gedung telah
roboh dan rusak.
21. Stasiun Kampung BandanStasiun Kampung Bandan tergolong
stasiun persimpangan karena dilalui oleh
kereta-kereta tujuan Bekasi, Tangerang dan
Cilegon.
23. Museum WayangJl. Pintu Besar Utara no.27Museum ini memiliki sekitar 4.000 koleksi
wayang dan boneka dari Indonesia dan
negara-negara lain. Museum Wayang juga
menampilkan pertunjukan wayang pada
waktu-waktu tertentu. Setelah direnovasi,
fasilitas museum cukup nyaman bagi
pengunjungnya.
28. Pasar Umum PejagalanJl. PejagalanSalah satu pasar tradisional, tetapi akan
berubah menjadi pasar modern.
49. Klenteng Arya Marga / Kwan Tee Bio / LamcengJl. Perniagaan Raya, Gg. LamcengKlenteng ini didirikan oleh Kapiten Cina
The Liong Hui tahun 1824, sebagai peng-
hormatan pada panglima perang Kuan
Kong. Di halamannya terdapat 12 rumah
petak yang disewakan untuk membiayai
perawatan klenteng.
31. Makmur Rejeki - Tempat Pengumpulan Barang BekasJl. Pejagalan Raya 54Salah satu tempat pengumpulan barang
bekas yang cukup besar di Kota Tua. Barang
bekas yang dibeli antara lain kertas, kardus,
besi bekas, tembaga, aluminium, dan plastik.
30. Masjid Al-AnshorJl. Pengukiran, Kecamatan PekojanMasjid tua yang dibangun tahun 1648 oleh
muslim yang berasal dari India. Sisa bangunan
masjid yang masih asli diwakili oleh jendela
berkisi, pintu, dan palang kayu di atap.
32. Jalur Pejalan Kaki sepanjang Jalan Roa MalakaJl. MalakaSalah satu jalur pejalan kaki yang cukup baik
di Kota Tua. Umumnya jalur pejalan kaki
di Kota Tua kurang terawat, beralih fungsi
menjadi tempat pedagang atau hilang akibat
pelebaran jalan.
36. Halte Stasiun KotaJl. Pintu Besar UtaraHalte akhir jalur busway Kota-Blok M, yang
mempunyai terowongan bawah tanah sebagai
sarana penyeberangan bagi pejalan kaki yang
menghubungkan Stasiun Jakarta Kota dan
Museum Bank Mandiri.
35. Museum Bank MandiriJl. Lapangan Stasiun no.1 Museum ini menempati bekas gedung
Nederlandsche Handel Maatschappij
(NHM), yang dibangun antara tahun 1929-
1932. Museum Bank Mandiri merupakan
museum bertema perbankan pertama di
Indonesia. Di museum ini sering diadakan
kegiatan-kegiatan komunitas, seperti pemu-
taran film, festival, lokalatih, dan lainnya.
RELAWAN PEMETAAN: Abdul Hafiz, Ady Kristanto, Agus, Ama Erithia, Arief Darmawan, Armely Meiviana,
Badiah Sutianty, Bayu Wardhana, Budiyanto, Chrisandini, Cholil, Cici, David A. Sagita, Dee, Dhyan Savitri, Dzikrina Nur
Fatimah, Fridia Novi Arimbi, Erudro Catur, Evi Fadliah, Fahmi, Febriyanti, Ganjar Wibowo, Gilang Mradipta Pangastomo,
Ikka Wuwiwa, Iqbal Muhtarom, Japro Edi Santosa, Jodi, Khairiza Silvira, King Kurniawan, Lusia Nini Purwati, Mimie Lestari,
Moudy, Niken Prawestiti, Nirwono Yoga, Novrizal Fahmi, Nur Ali, Ridho, Rina, Rizki Dewi Kristikareni, Roro Gusmita Ayu
Anjani, Shinta Idriyanti, Silvia Honsa, Sri Rahayu, Tyas Apriana Dewi Rukas, Veronica Supriyanti, Yansen Li, Yurnani
J A K A R T AGREEN MAP MAKERS
37. Pengumpul Barang BekasJl. Mangga Dua Raya Mengumpulkan/mensortir/menjual berbagai
macam barang bekas, seperti kardus, botol
plastik, logam, komputer bekas, kertas.
38. Masjid An-NawierPekojanSalah satu masjid tertua di daerah Pekojan.
Masjid tersebut dibangun pada tahun 1760
Masehi (1180 H) oleh seorang kontraktor
Cina sehingga arsitekturnya berkonstruksi
kayu dan bergaya campuran Arab, Cina dan
Eropa.
39. Toko Obat Lay An TongPerniagaan BaratToko obat ini cukup kondang di masa
lalu, menjual berbagai obat/ramuan
tradisional. Saat ini toko obat ini selalu
tutup dan tidak diketahui siapa yang
memiliki bangunan ini.
42. Pasar Petak SembilanJl. PerniagaanPasar tradisional yang selalu ramai dan
becek. Pedagang di sini menjual aneka
bahan mentah makanan, termasuk juga
hasil laut yang banyak disukai penduduk
Kota Tua.
41. Restoran Vegetarian ‘Winween’Jl. Toko Tiga Seberang No.5Restoran dengan menu vegetarian murni.
Sebagian penduduk di Kota Tua adalah
vegetarian, karena alasan kepercayaan
maupun kesehatan.
43. Gereja SionJl. Pangeran JayakartaPada mulanya Gereja Sion disebut Gereja
Portugis di luar Kota (Portugeesche
Buitenkerk) karena berada di luar
tembok kota Batavia. Gereja ini dibangun
mulai 19 Oktober 1693 dan selesai pada
23 Oktober 1695.
44. Pengumpul Barang Bekas dan Karung GoniJl. Masjid Pekojan IDi sini mengumpulkan barang bekas,
khususnya karung goni.
63. Masjid Al-AwwabinJl. Mangga Besar 1Masjid tua yang tidak tercatat cagar
budaya, namun ketika hendak digusur
menimbulkan polemik. Masyarakat
lebih suka beribadah di masjid ini
karena didirikan gotong royong,
daripada di masjid baru (di dekatnya)
yang didirikan oleh perorangan,
tetapi dengan menggusur banyak
pemukim di situ.
45. Masjid Langgar Tinggi PekojanMasjid Langgar Tinggi dibangun pada tahun
1829 Masehi atau 1249 H. Lantai atas ban-
gunan digunakan sebagai masjid. Sebagian
lantai bawah dahulu digunakan penginapan
pedagang dan tempat tinggal pengurus
masjid. Saat ini lantai bawah masjid diguna-
kan sebagai toko minyak wangi.
46. Masjid Jami Angke (Al-Anwar)Jl. Tubagus Angke, Gg. Masjid no.1 Masjid ini dibangun pada tahun 1751 oleh
pendatang asal Cina yang menikah dengan
pangeran dari Banten. Ciri khas masjid ini
adalah adanya percampuran ciri arsitektur
Bali, Belanda, Jawa serta Tionghoa.Terdapat
beberapa makam tokoh penting, diantaranya
makam Sultan Hamid Algadri dari Pontianak
dan makam Syekh Ja’far, yang konon masih
keturunan dari Kesultanan Banten.
48. Lapangan Bulu Tangkis (PBSI)Jl. Tubagus AngkeLapangan bulu tangkis yang sudah beralih
fungsi menjadi gudang, Namun menurut
warga sekitar lapangan indoor ini masih
aktif pada malam hari. Lapangan ini
mempunyai peran penting dalam sejarah
bulutangkis Indonesia, terutama di masa
tahun 70-an. Sayangnya, di depan bangunan
ini terdapat papan yang bertuliskan ‘Dijual’.
47. Plasa FutsalJl. Tubagus AngkeSalah satu fasilitas olahraga yang jarang ter-
dapat di Kota Tua. Tempat ini baru berdiri
kurang lebih 3 tahun yang lalu.
40. Jalur Hijau PerniagaanJl. Perniagaan TimurDi jalur hijau ini terdapat pohon kelapa,
mangga, maupun angsana. Panjang jalur
ini kurang lebih hanya 15 meter. Di
kawasan Kota Tua sangat jarang ditemu-
kan jalur hijau.
50. SMA 19Jl. Perniagaan RayaSMAN 19 menempati bekas gedung
perhimpunan THHK (Tiong Hoa Hwe
Koan). Perhimpunan ini merupakan awal
mula berdirinya organisasi Tionghoa
modern di kota Batavia (Jakarta) pada 17
Maret 1900. Di gedung ini juga didirikan
sekolah yang dikenal sebutan Pa Hoa
atau Sekolah Tjina pada masa Hindia
Belanda.
52. Kampung Pecah KulitNama kampung ini berasal dari penyik-
saan kejam terhadap Pieter Erberveld,
seorang keturunan Jerman yang dianggap
melawan pemerintah kolonial VOC di
tahun 1722.
53. Makam Souw Beng KongJl. Pangeran JayakartaSouw Beng Kong (1580-1644) adalah
Kapiten Cina pertama yang dipilih
Gubernur Jenderal Belanda JP Coen untuk
menjaga ketertiban saat Belanda hijrah
dari Banten ke Batavia pada tahun 1619.
Ia yang menjadi pemimpin masyarakat
Tionghoa di Batavia pada masa itu.
54. Kampung Hijau Tambora 5Jl. Tambora 5 RT. 09 RW.5 Ada taman PKK cukup hijau. Penghijauan
dilakukan oleh RT setempat. Terdapat
tanaman obat dan hias. Sayangnya, kurang
diikuti oleh RT-RT sekitarnya.
55. Klub Donor MataJl. Kemenangan no.2 Mangga BesarMerupakan perkumpulan bagi mereka
yang ingin mendonorkan mata bagi yang
membutuhkan, hal yang langka ditemui
di Jakarta.
56. Lapangan Sepakbola UMSJl. Mangga Besar 5Bekas kandang klub sepakbola ternama
pada tahun 1980-an yang dikenal UMS
80 dengan pelatihnya drg. Endang
Witarsa (alm). UMS awalnya adalah
klub sepakbola tertua di Indonesia yang
berdiri tahun 1905 dengan nama Tiong
Hoa Hwee Koan Scholar’s Football Club.
Lapangan ini menjadi ruang terbuka hijau
yang penting di Kota Tua. Sayangnya,
kabar terakhir lapangan ini akan dijual.
57. Tangki WoodPemukiman yang pada tahun 1960-an
dikenal sebagai tempat tinggal para artis.
Nama wood ditambahkan oleh alm. Bing
Slamet, agar tidak kalah keren dengan
Hollywood. Tangkiwood tidak jauh
dari pusat hiburan utama kala itu, THR
Lokasari, salah satu tempat para artis itu
berkarya. Sekarang pemukiman ini sudah
padat dan beberapa keturunan artis
masa lalu itu, masih berdiam di sini.
58. Jalur Hijau Angke JayaJl. Angke Jaya 11Penghijauan daerah tepi sungai yang
cukup baik dan terawat, juga terdapat
terapi. Ruang terbuka hijau ini digunakan
untuk kegiatan sosial warga.
59. Masjid Al-Mansyur Jl. Sawah lio II/33 Jembatan Lima Masjid Al-Mansyur merupakan masjid besar
yang didirikan pada tahun 1717. Di dalam
lingkungan masjid ini, terdapat taman dan
makam KH. Mansyur dan keturunannya.
Pada taman tersebut juga terdapat berbagai
jenis tanaman obat, tanaman hias, buah-
buahan, dan banyak kupu-kupu.
60. Restoran Vegetarian ‘Chang Sow’Jl. KH Mansyur No.120 B-F-G
Jembatan limaSalah satu restoran vegetarian yang telah
berdiri sekitar 15 tahun. Bahan baku yang
digunakan di restoran ini lebih banyak
berasal dari sumber lokal. Hampir semua
produk makanan yang dijual di restoran ini
adalah hasil buatan sendiri.
61. Masjid Jami’ TamboraJl. Tambora Masjid no.11Masjid tua yang dibangun pada tahun
1761, memiliki beberapa ornamen
peninggalan Cina dan Belanda, yaitu
keramik, ukiran, kuncup masjid,
dan lubang angin yang masih asli.
Di halaman depan masjid terdapat
bangunan makam pendiri masjid yang
wafat tahun 1836.
62. Kampung Hijau Tambora 2Jl. Tambora II, Gg. 1Satu gang yang melakukan penghi-
jauan dengan memelihara tanaman di
pot. Terlihat menyolok karena tidak
nampak penghijauan di gang-gang
lain pada pemukiman terpadat di
Jakarta ini.
64. Pengobatan Kungfu ShaolinJl. Keadilan Raya no.17Merupakan tempat rehabilitasi narko-
ba, serta pelatihan beladiri shaolin.
66. THR Lokasari (Prinsen Park)Jl. Mangga Besar RayaTaman Hiburan Rakyat ini pada masa
penjajahan Belanda dikenal dengan
nama Prinsen Park. Sampai tahun
1970-an, Lokasari telah menjadi
pusat pertunjukan kesenian seperti
gambang kromong, lenong. orkes
Melayu, dan juga terdapat pasar malam.
Namun saat ini didominasi oleh per-
tokoan dan pusat perbelanjaan.
65. GOR LokasariJl. Mangga BesarFasilitas olahraga untuk basket,
bulutangkis yang dimiliki pemerintah.
Meski banyak orang yang meman-
faatkan fasilitas ini, sayang kurang
terawat dan terlihat kumuh.
51. Vihara Dharma BhaktiJl. Kemenangan, Mangga BesarVihara Dharma Bakti atau Kim Tek Ie
dibangun sekitar tahun 1650 dan meru-
pakan salah satu vihara atau kelenteng
terbesar di Jakarta. Vihara ini terletak
di kawasan permukiman Petak 9 yang
merupakan pemukiman yang dikhusus-
kan bagi masyarakat Cina pada masa
penjajahan Belanda. Pengunjung yang
bersembahyang di vihara ini rata-rata
mencapai seratus orang per hari.
27. Toko MerahJl Kali Besar Barat no.11 Toko Merah adalah julukan gedung
berwarna merah yang namanya muncul
pertama kali saat digunakan sebagai toko
oleh warga Tionghoa pada tahun 1851.
Pernah digunakan sebagai tempat tinggal
para gubernur jenderal VOC, Akademi
Maritim dan Guest House. Gustaff
Willem Baron van Imhoff, Gubernur
Jenderal, yang membangun gedung itu
pada tahun 1730. Namun sekarang,
benda cagar budaya, bergolongan A ini
tidak digunakan.
25. Museum Sejarah JakartaJl. Taman Fatahillah no.1Bangunan Museum Sejarah Jakarta
dahulu berfungsi sebagai gedung balai-
kota Batavia (Stadhuis) yang dibangun
tahun 1707. Taman di depannya dahulu
berfungsi sebagai alun-alun kota Batavia
dan dikenal dengan nama Stadhuisplein
atau Taman Balaikota. Museum ini
menyimpan berbagai benda dan pening-
galan yang terkait dengan sejarah kota
Jakarta, mulai dari masa prasejarah
hingga saat ini.
67. Vihara AvalokitesvaraJl. Mangga BesarSalah satu tempat ibadah umat Budha
dan Konfusianisme yang umumnya
menjadi satu di kawasan Kota Tua.
TIM PENYUSUN: Peta Hijau Kota Tua Jakarta 2011 edisi kesembilan disurvei,
didata, didiskusikan dan disusun bersama oleh para mitra relawan yang tergabung dalam Komu-nitas Peta Hijau Jakarta. Teks dikompilasi dan diedit Ama Erithia, Bayu Wardhana, David A.Sagita, Ganjar Wibowo, Niken Prawestiti, Nirwono Joga, Shinta Idri-yanti, dan Yansen Li. Peta beserta informasinya dirancang Niken Prawestiti. Foto-foto dokumentasi Komunitas Peta Hijau Jakarta.
Utara
00
Jalur Sungai
11. Pembuatan Kompos Jl. KertajayaJl. Kertajaya, permukiman dekat
rel kereta, RW 12-14Terletak di tengah pemukiman padat,
pengolahan sampah menjadi kompos
dilakukan warga setempat sejak tahun
2008. Warga juga mengolah lumpur selo-
kan menjadi batako.
26. LKBH WiradarmaJl. Kali Besar Timur no. 4 Salah satu lembaga bantuan hukum yang
terdapat di kawasan Kota Tua. Tempat
ini sekaligus menjadi kantor biro jodoh,
toko amal, tempat latihan barongsai,
tempat latihan tai chi, klinik naturopatis,
lembaga adat Tionghoa, pusat gerakan
anti narkoba, dan kriminalitas Indonesia.
Kantor Pemadam KebakaranSebagian wilayah Kota Tua termasuk
sering dilanda kebakaran, terutama di
pemukiman padat seperti di Tambora,
dan Tanah Sereal. Selain dilengkapi mobil
pemadam kebakaran, juga tersedia
perahu karet untuk antisipasi banjir.
Ada 2 kantor pemadam di Kota Tua,
di Jl. KH Zainal Arifin no. 71 (021-
6344215) dan di Jl. Kemukus no. 2 (021
6916503/6916504)
MCK Umum dan Air Bersih KelilingDi Kota Tua banyak ditemukan MCK Umum
dan penjual keliling air bersih dalam kaleng.
Antara lain di Penjaringan, Tambora, Mangga
Besar, dan lain-lain. Ini cermin terbatasnya
air bersih, karena air sumur yang tidak layak
pakai karena intrusi air laut dan masalah sani-
tasi lainnya. Rata-rata, satu kaleng air bersih
dijual Rp 1.500,00. Di Penjaringan, dilakukan
daur ulang air untuk penggunaan MCK.
24. Museum Seni Rupa dan KeramikJl. Pos Kota no.2Museum Seni Rupa dan Keramik
menyimpan berbagai hasil kreasi seni
rupa. Sebagian besar koleksi keramik
di museum ini berasal dari peninggalan
bangsa Cina yang dibawa ke Nusantara.
Selain itu, di sini juga terdapat keramik-
keramik khas dari berbagai daerah di
Indonesia. Museum ini mengadakan
berbagai pelatihan, seperti pelatihan cara
membuat gerabah.
29. Taman Kampung MukaPermukiman Kampung Muka, Jalan
Asrama TransmigrasiTaman Kampung Muka dibuat sekitar 7
tahun yang lalu. Kawasan permukiman
Kampung Muka itu sendiri memiliki
penghijauan yang cukup teduh. Sayangnya
masih terdapat beberapa tumpukan
sampah di jalan masuk kampung.
33. Bangunan tua sepanjang Jalan MalakaTerdapat sekitar 6 bangunan tua di sepan-
jang Jalan Malaka 1. Dua di antaranya digu-
nakan oleh PT ITC dan PT Telkom. Sebagian
lagi berada dalam kondisi kurang terawat.
Perlu ada tindakan untuk menyelamatkan
bangunan-bangunan tua yang bersejarah ini.
34. Museum Bank IndonesiaJl. Pintu Besar Utara no.3Museum Bank Indonesia menempati gedung
bekas De Javashe Bank (DJB) yang didirikan
tahun 1828. Museum ini menampilkan sejarah
dunia keuangan Indonesia, koleksi uang dari
masa kerajaan-kerajaan Nusantara sampai
masa Republik Indonesia. Pameran koleksi
museum juga dilengkapi fasilitas multimedia
untuk menampilkan informasi yang lebih detil.
68. Pengumpulan Barang BekasJl. Kerajinan Raya no.22Salah satu tempat pengumpulan
barang-barang bekas maupun
menjadi lapak bagi pemulung yang
mengambil sampah dari warga.
69. Aneka Pengoba-tan Tradisional/Alternatif sepanjang Jl. Kerajinan RayaBanyak ditemui praktek pengobatan
alternatif seperti refleksi, tradisional-
kebatinan, tradisional Cimonde
(patah tulang), dan lain-lain.
12. Jembatan Kota IntanKali Besar Setelah Indonesia merdeka, nama
jembatan menjadi “Jembatan Kota Intan”,
karena di kawasan ini terdapat benteng
Belanda yang bernama “Diamond”.
Jembatan Kota Intan juga sering disebut
“Jembatan Jungkit”, karena dahulu jem-
batan ini dapat diangkat bila ada kapal
yang melintas.
71. Museum Arsip NasionalJl. Gajah MadaDibangun tahun 1760 oleh Reiner de
Klerk (1710-1750), yang kemudian
menjabat gubernur jendral VOC pada
tahun 1777. Awalnya gedung ini ber-
fungsi sebagai tempat peristirahatan
Reiner de Klerk. Saat ini museum ini
lebih banyak untuk resepsi pernikahan.
Di museum terdapat koleksi peta
yang melukiskan sejarah pemetaan
tentang Indonesia.
70. Stadion Sepakbola ‘Taman Sari’Jl. Taman Sari 10Stadion ini selain dipakai tempat
bertanding sepakbola juga men-
jadi tempat resapan air di kawasan
Mangga Besar. Dilengkapi dengan
podium sederhana bagi penonton,
lapangan ini dikepung oleh bangunan-
bangunan bertingkat.
72. Masjid Al-Jami, Kebon JerukJl. Kebon Jeruk 12Masjid yang merupakan cagar budaya,
dibangun oleh Chan Tsin Wa atau
Tschoa, pemimpin muslim Cina di
Batavia pada tahun 1786, yang datang
bersama istrinya Fatima Hwu.
74. RM Vegetarian ‘Tri Ratna’Jl. KH. M. Manzur no.130A Salah satu restoran yang menyediakan
menu vegetarian. Pengunjung juga bisa
membeli bahan pangan vegetarian di sini.
76. Pemeriksaan emisiJl. KH MansyurDi sebuah dealer mobil ini menyediakan
pemeriksaan emisi bagi kendaraan ber-
motor. Mengatur emisi ini penting, kar-
ena sebagian besar polusi udara Jakarta
berasal dari kendaraan bermotor.
75. Toko onderdil sepedaJL. KH M. Mansyur, Jembatan LimaToko sekaligus bengkel sepeda yang
ramai di jalan ini. Di kawasan Kota
Tua masih cukup banyak orang yang
mengayuh sepeda sebagai moda
transportasi sehari-hari.
PELAYANAN UMUM DAN FASILITAS UMUM
73. Penghijauan dan Pembuatan KomposJl. Tanah Sereal RW 7 TamboraDi wilayah ini terlihat upaya warga
untuk melakukan penghijauan di
bantaran sungai, termasuk pembua-
tan kompos dari sampah warga.