PETA KONSEP SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF UNTUK
MENGUKUR PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP-KONSEP FISIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Yosephin Emmy Setyawati NIM: 001424025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tuhan yang memulai Tuhan yang mengakhiri.
Tuhan takkan terlambat juga takkan lebih cepat. Semuanya itu, Dia
jadikan indah tepat pada waktu-Nya (Filipi 4:19)
Kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
Mamak Valentina Sumaryati dan Adek Elisabeth Candrawati Nugraheni
yang telah dipanggil Tuhan
Bapak Agustinus Suhadiyono dan Ibu Kusmiati yang tercinta.
Adikku Bernadus Dimas Hadisaputro dan Chistina Maria Preti Rosna
Wulandari serta keponakanku Debrina Maria Laudia Saputri.
Andreas Hari Matwan yang memberikan cinta, kasih sayang, semangat,
mendampingi dalam suka dan duka serta selalu mengingatkan untuk selalu
bersyukur atas apa yang aku hadapi,
Fransiskus Xaverius Edi Susanto terima kasih atas kesempatan dan
kebahagiaan yang pernah diberikan.
Sahabat-sahabat karibku (Rina, Lopek, Made, Venta) terima kasih untuk
berbagi cerita dan persahabatan baik dalam suka maupun duka.
Sahabat-sahabat seperjuanganku (Rina, Kalista, Ketrin, Merry, Naning,
Sri) dan anak-anak PFisika 2000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Yosephin Emmy Setyawati, “Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif Untuk Mengukur Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 2007.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juli sampai 19 September 2006 di kelas VII SMP Santo Aloysius Turi.
Ada dua macam data yang diperlukan dalam penelitian ini; yaitu (1) data yang berkaitan dengan pemahaman konsep dan (2) data berkaitan dengan kemampuan siswa membuat peta konsep. Data yang berkaitan dengan pemahaman konsep dikumpulkan dengan tes pemahaman, sedangkan data yang berkaitan dengan kemampuan membuat peta konsep diperoleh dari peta konsep yang dibuat siswa.
Dapat tidaknya peta konsep dipakai sebagai salah satu alat untuk mengukur pemahaman konsep, disimpulkan dari ada tidaknya korelasi antara skor tes pemahaman dan skor peta konsep. Ada tidaknya korelasi dinyatakan dengan koefisien korelasi yang dihitung mengunakan korelasi product-moment dari Pearson pada taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara skor tes pemahaman dengan skor kemampuan membuat peta konsep. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Emmy Setyawati, Yosephin 2007. “Concept Map is as An Alternative to
measure Students’ Understanding about Physics Concept.” Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, The Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This thesis has a purpose to know if a concept map can be used as an alternative to measure students’ understanding about physics concepts. The observation was carried out on July 24th until September 19th 2006 in the seven grade of Santo Aloysius Turi Secondary school.
There are two kinds of data which are needed in this research; The first is data that has relationship with concept understanding and the second is data that has relationship with concept understanding is gathered with the understanding test, while the data which has relationship with in making concept map is gained from concept maps which are made by students.
To know whether a concept map can be used as one of an equipment to measure concept understanding or not, it will be conclude if there is any relation between the understanding test scores and concept map scores or not. There is any correlation or not will be stated by correlation coefficient and analyzed using product-moment correlation from Pearson and the standard of significant is 0,05.
The reseach result shows that there is positive correlation between understanding test scores and the capability in making concept map scores. Therefore, it can be concluded that: A concept map can be used as an alternative to measure students’ understanding about physics concepts.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi dengan judul “Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif
Untuk Mengukur Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika” ini disusun
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini terwujud atas bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak, yang telah berkenan membimbing, memberi petunjuk serta motivasi. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd yang telah membimbing serta
menyumbangkan ide dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Domi Severianus, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik
yang juga selalu mendorong untuk menyelesaikan tulisan ini.
3. Br. Pius Suyoto. CSA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian di SMP St. Aloysius Turi.
4. Ibu MB.W.S. Handayani yang telah membantu dan memberikan masukan
samapai tulisan ini bisa selesai.
5. Siswa-siswa SMP Santo Aloysius Turi kelas VII yang dengan semangat mau
membantu sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
6. Teman-teman guru (Ibu Windati Pramusinta, Ibu Natalia Endri, Ibu Sri
Suyanti, Br. Martinus. CSA dan lain-lain) dan staf karyawan SMP Santo
Aloysius Turi yang selalu memberi dorongan untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
7. Maya yang telah meminjamkan komputer.
8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 3
D. Manfaat Penulisan.................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ............................................................................. 4
A. Konsep...................................................................................... 4
1. Pengertian Konsep……………………………………….. 4
2. Perkembangan Konsep…………………………………… 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Pemahaman Konsep……………………………………… 11
B. Peta Konsep…………………………………………………… 15
1. Pengertian Peta Konsep………………………………… 15
2. Manfaat Peta Konsep…………………………………… 17
3. Langkah-langkah Membuat Peta Konsep………………. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 22
A. Waktu, Tempat dan Subyek Penelitian .................................... 22
B. Jenis Penelitian……………………………………………..... 22
C. Ubahan………………………………………………………. 22
D. Treatmen……………………………………………………… 23
E. Instrument …………………………………………………… 24
1. Tes Pemahaman………………………………………… ... 24
2. Peta Konsep……………………………………………...... 27
F. Metode Analisis Data………………………………………… 27
1. Penentuan Skor Tes Pemahaman……………………….. ... 27
2. Penentuan Skor Peta Konsep…………………………… ... 28
3. Analisis Data…………………………………………… .... 29
4. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas…………………....... 30
G. Pelaksanaan Penelitian……………………………………….. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 32
A. Pelaksanaan………………………………………………….. 32
B. Deskripsi Data……………………………………………….. 34
C. Analisis Data……………………………………………….. .. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Uji Normalitas…………………………………………...... 39
2. Uji Homogenitas……………………………………… ...... 41
3. Korelasi Antara Tes Pemahaman Konsep dengan Kemampuan
Membuat Peta Konsep……………………………….. ....... 43
D. Pembahasan ………………………………………………..... 43
E. Keterbatasan peta konsep sebagai alat untuk mengukur pemahaman
konsep siswa…………………………………………………. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 45
A. Kesimpulan ............................................................................ 45
B. Saran .................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46
LAMPIRAN 1................................................................................................... 47
LAMPIRAN 2………………………………………………………………... 49
LAMPIRAN 3………………………………………………………………… 51
LAMPIRAN 4………………………………………………………………… 52
LAMPIRAN 5……………………………………………………………….... 53
LAMPIRAN 6…………………………………………………………………. 54
LAMPIRAN 7…………………………………………………………………. 55
LAMPIRAN 8…………………………………………………………………. 57
LAMPIRAN 9…………………………………………………………………. 59
LAMPIRAN 10………………………………………………………………… 61
LAMPIRAN 11.................................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
LAMPIRAN 12................................................................................................... 64 LAMPIRAN 13 .................................................................................................. 66 LAMPIRAN 14 .................................................................................................. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Nama Tabel Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi soal tes pemahaman................................................... 25
Tabel 3.2 Kriteria skoring tes pemahaman............................................... 27
Tabel 3.3 Kriteria skoring penyusunan peta konsep ................................ 29
Tabel 4.1 Hasil perhitungan skor tertinggi, skor terendah, mean dan standar
deviasi pokok bahasan ”Besaran dan Satuan” serta ”Suhu dan
Pemuaian” ................................................................................ 34
Tabel 4.2 Diskripsi frekuensi pemahaman konsep pokok bahasan ”Besaran
dan Satuan” .............................................................................. 35
Tabel 4.3 Diskripsi frekuensi kemampuan membuat peta konsep pokok
bahasan ”Besaran dan Satuan”................................................. 36
Tabel 4.4 Diskripsi frekuensi pemahaman konsep pokok bahasan ”Suhu dan
Pemuaian” ................................................................................ 37
Tabel 4.5 Diskripsi frekuensi kemampuan membuat peta konsep pokok
bahasan ”Suhu dan Pemuaian”................................................. 38
Tabel 4.6 One- sample Kolmogorov Smirnov test Pem1......................... 39
Tabel 4.7 One – sample Kolmogorov Smirnov test PK 1........................ 39
Tabel 4.8 One-sample Kolmogorov Smirnov test Pem 2......................... 40
Tabel 4.9 One-sample Kolmogorov Smirnov test PK 2........................... 40
Tabel 4.10 Test of homogenitas of variance Pem 1 dan PK 1 .................. 41
Tabel 4.11 Test of homogenitas of variance Pem 2 dan PK 2 .................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.12 Hasil uji normalitas dan uji homogenitas................................. 42
Tabel 4.13 Hasil korelasi antara tes pemahanan dengan kemampuan membuat
peta konsep............................................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nama Gambar Halaman
Gambar 2.1 Peta konsep yang paling sederhana............................................ 16
Gambar 2.2 Peta konsep yang memuat konsep perantara.............................. 16
Gambar 2.3 Peta konsep yang mengandung konsep perantara...................... 17
Gambar 4.1 Pemahaman konsep siswa pokok bahasan ”Besaran dan Satuan” 36
Gambar 4.2 Kemampuan membuat peta konsep pokok bahasan ”Besaran dan Satuan” ....................................................................................... 37
Gambar 4.3 Pemahaman konsep siswa pokok bahasan ”Suhu dan Pemuaian” .. 38 Gambar 4.4 Kemampuan membuat peta konsep pokok bahasan ”Suhu dan
Pemuaian” .................................................................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Kompetensi adalah kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara
abstrak atau batiniah (Pusat Bahasa: 584). Kompetensi secara umum bisa diartikan
sebagai batas minimal yang harus dicapai atau dikuasai siswa dalam proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran sains (fisika) kompetensi berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga sains (fisika) bukan
hanya menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Kompetensi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan
kompetensi siswa dituntut untuk mengerti dan memahami dalam proses belajar
mengajar.
Dengan proses pembelajaran yang dilakukan berarti dapat membangun
kompetensi yang harus dicapai siswa selama periode tertentu. Salah satu aspek
kompetensi adalah pemahaman akan konsep-konsep sains (fisika). Pemahaman
merupakan bagian yang sangat penting pada kegiatan belajar mengajar karena
menjadi bagian yang menonjol atau yang paling ditonjolkan. Bila diadakan
kegiatan belajar mengajar, maka pertama-tama yang akan dicapai adalah
memahami atau mengerti konsep apa yang sedang kita pelajari.
Dalam kegiatan belajar mengajar sains (fisika) yang harus dipahami adalah
konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori. Pemahaman konsep merupakan
dasar dari pemahaman prinsip dan teori artinya untuk dapat memahami prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
dan teori harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip
dan teori yang bersangkutan. Berdasarkan hal ini maka pemahaman konsep
memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Pada umumnya dalam kegiatan belajar mengajar perlu diadakan evaluasi
terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti pelajaran
selama periode waktu tertentu. Salah satu fungsi evaluasi adalah mengukur sejauh
mana siswa dapat memahami atau mengerti akan sesuatu yang sedang dipelajari.
Dalam dunia pendidikan pemahaman siswa biasanya diukur menggunakan tes
atau ujian, baik tes obyektif maupun tes esai. Pertanyaan yang muncul adalah
apakah tidak ada cara atau alat lain yang dapat digunakan untuk mengukur
pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah
peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur
pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika. Materi pembelajaran yang
akan diteliti dibatasi pada materi pokok besaran dan satuan serta suhu dan
pemuaian.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini, masalah dirumuskan sebagai berikut:
Apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika
D. MANFAAT DARI HASIL PENELITIAN
1. Menambah wawasan tentang cara mengukur pemahaman siswa tentang
konsep-konsep fisika.
2. Guru dapat menggunakan alternatif lain untuk mengukur pemahaman siswa
tentang konsep-konsep fisika di samping dengan cara tes seperti yang selama
ini dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
BAB II DASAR TEORI
A. KONSEP
1. Pengertian konsep
Banyak para ahli yang berusaha mendefinisikan konsep, namun definisi
tersebut mungkin belum dapat mengungkapkan arti yang luas. Dahar
mendefinisikan konsep sebagai pengkategorian berbagai stimulus yang ada di
lingkungannya, stimulus-stimulus tersebut dapat berasal dari peristiwa-peristiwa,
obyek atau kejadian yang ada di lingkungan sekitarnya. Hellen Heffermin
mendefinisikan konsep sebagai gambaran mental (mental image) mengenai
sesuatu. Gambaran mental tersebut dapat diperoleh melalui generalisasi dari
contoh-contah, data atau peristiwa khusus (Kartika Budi,1987). Rosser
mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek,
kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan yang mencakup atribut yang
sama. Tisher, Power dan Endean (1972) mendefinisikan konsep sebagai berikut:
a. Cara individu mengorganisasikan dan memperoleh pengertian dari
pengalamannya.
b. Sintesis-sintesis dari pengertian-pengertian dan penarikan kesimpulan
mengenai pengalaman-pengalaman yang dialami.
c. Gambaran mental(mental image) yang membantu individu
mengklasifikasikan pengalamannya.
d. Generalisasi atau abstraksi yang digunakan untuk menginterprestasikan
sekelompok benda-benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Pengkategorian stimulus atau gambaran mental yang kita persepsikan
harus mengungkap hakikat atau ciri esensialnya untuk membedakan konsep yang
satu dengan konsep yang lain. Flavell menyiratkan bahwa konsep-konsep dapat
berbeda dalam tujuh dimensi (Dahar,1989) yaitu:
a. Atribut. Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda baik ditinjau secara
fisik maupun fungsinya. Misalnya, konsep meja harus memiliki permukaan
datar dan sambungan-sambungan yang mengarah kebawah yang
mengangkat permukaan dari lantai.
b. Struktur. Struktur yaitu cara bagaimana atribut tersebut saling terkait. Ada
tiga macam struktur yaitu (1) struktur konjungtif yaitu konsep di mana
terdapat contoh konsep, seperti percepatan adalah perubahan kecepatan tiap
satuan waktu. Dua atribut yaitu perubahan kecepatan dan selang waktu harus
ada agar memenuhi konsep percepatan, (2) konsep disjungtif yaitu konsep di
mana satu dari dua atau lebih sifat harus ada, (3) konsep relasional
manyatakan hubungan tertentu antara atribut-atribut konsep, seperti
superposisi.
c. Keabstrakan. Ada konsep yang begitu konkrit dan abstrak, misalnya: jarak
dan elektron.
d. Generalitas atau keumuman. Bila diklasifikasikan konsep dapat berbeda
dalam posisi superordinat atau subordinat, misalnya energi merupakan
superordinat dari energi kinetik.
e. Ketepatan, menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk membedakan
contoh-contoh dari non contoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
f. Kekuatan ditentukan sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting.
Penjelasan yang kita berikan pada orang lain mengenai suatu konsep
dengan menunjukkan salah satu atau lebih dari dimensi-dimensi yang dicakup
oleh konsep yang dimaksud. Konsep sangat penting untuk memudahkan
pengorganisasian dan penjelasan deskripsi verbal serta representasi visual untuk
mengkomunikasikan pengertian konsep (Tisher, Power dan Endean,1972).
2. Perkembangan konsep
Berdasarkan definisi konsep di atas maka konsep jelas sangat berguna
untuk komunikasi, mengkomunikasikan berbagai stimulus yang ada disekitar kita.
Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa konsep sangat penting dalam proses
pengorganisasian pengalaman-pengalaman dan penggabungan beberapa
pengertian yang selanjutnya digunakan sebagai transfer dalam kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil studi Tisher, Power dan Endean(1972) dari beberapa
literatur hasil penelitian dan teori-teori psikologi pendidikan diuraikan beberapa
informasi mengenai perkembangan konsep, khususnya perkembangan konsep
sain(fisika) sebagai berikut:
a. Konsep yang dimiliki seseorang terus berkembang, perkembangan tersebut
menuju pada tingkat pemikiran konsep yang lebih stabil (mantap). Proses
perkembangan konsep tersebut berlangsung secara bertahap mulai dari
fakta-fakta, informasi-informasi, berkembang dari hal-hal yang spesifik ke
yang lebih umum, peristiwa-peristiwa konkrit menjadi lebih abstrak dan
formal. Ini sesuai dengan perkembangan Piaget yang menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
perkembangan intelektual serta konsekuensi dalam pembentukan konsep
berlangsung secara bertahap dari tingkat konkrit ke tingkat formal. Sebagai
tahap akhir untuk mencapai konsep yang cukup memadai dilakukan kegiatan
eksperimen. Sebagai implikasi dari proses perkembangan konsep di atas,
maka seorang pengajar sain (khususnya fisika), akan sangat terbantu jika
dengan menggunakan contoh-contoh, gambar, model, demonstrasi atau
kegiatan-kegiatan sejenis lainnya untuk mengembangkan konsep fisika.
b. Untuk lebih mengembangkan konsep-konsep yang dimiliki, perlu dilakukan
variasi-variasi terhadap pengalaman dan kemudian mengulangnya kembali
pada pengalaman yang sama untuk lebih menguatkan definisi konsep yang
telah dibentuk. Namun ada kalanya pada saat kita melakukan pengulangan-
pengulangan tersebut, justru kita mendapatkan informasi-informasi yang
tidak relevan yang dapat “menghambat” perkembangan konsep.
c. Setiap individu memiliki domain pengalaman yang berbeda, konstruksi
pengetahuan lama serta jaringan struktur kognitif yang berbeda, maka setiap
individu juga akan mengalami perkembangan konsep dalam taraf yang
berbeda-beda baik itu dalam hal ketelitian, ruang lingkup, perasaan (emosi)
maupun nilai-nilai mengenai konsep. Kondisi ini harus disadari oleh
pengajar yang konstruktivis. Melalui pengalaman yang bervariasi siswa akan
menemukan pengorganisasian konsep yang stabil (mantap) yang selanjutnya
pengalaman-pengalaman tersebut akan sangat berguna bagi masing-masing
individu. Relevansi dari kelanjutan tersebut setiap individu dapat mengecek.
Keinginan untuk mengecek tersebut berguna untuk mengevaluasi kesesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
dari konsep mereka sendiri sehingga dalam proses perkembangan konsep ini
siswa sungguh dituntut untuk berperan aktif untuk memperkembangkan
konsepnya sendiri di mana pengajar hanya bertindak sebagai mediator dan
fasilitator untuk mendorong perkembangan konsep siswa.
d. Konsep dapat berkembang dari kesamaan-kesaman serta perbedaan dari
sejumlah pengetahuan konsep dan hubungan yang baru antara konsep yang
satu dengan konsep yang lainnya. Kegiatan-kegiatan seperti
membandingkan serta membedakan memang merupakan aktivitas yang
penting dalam menjelaskan konsep-konsep dan kegiatan tersebut akan
semakin menambah atau mempertinggi perkembangan konsep-konsep
tersebut. Kegiatan ini dikategorikan sebagai penelitian aktif (active
searching) dari proses berpikir produktif (productive thinking) yang akan
meningkatkan generalitas serta keabstrakkan konsep-konsep individu.
Konsep-konsep yang mereka kembangkan menuntut reorganisasi
pengalaman. Reorganisasi pengalaman tersebut berlangsung secara kontinu
sehingga memberi peluang terjadinya perubahan-perubahan konsep yang
membuat siswa berusaha untuk merumuskan konsep baru yang memadai untuk
pengalaman-pengalaman baru tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang perlu digaris
bawahi mengenai perkembangan konsep, khususnya konsep sain(fisika) sebagai
berikut:
a. Konsep itu berkembang secara bertahap menuju pada pengertian konsep
yang lebih stabil (mantap). Sejumlah fakta-fakta, informasi baik itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
diperoleh dari interaksi kita dengan obyek yang ada di sekitar kita maupun
dalam kegiatan eksperimental di mana kita memberi kontrol pada beberapa
variabel tertentu untuk mempelajari hubungan antara variabel yang melekat
pada konsep tersebut. Karena fisika merupakan ilmu eksperimental maka
konsep-konsep fisika itu akan cepat berkembang jika banyak dilakukan
kegiatan eksperimental. Melalui kegiatan eksperimental ini konsep-konsep
yang dimiliki siswa dapat berkembang sehingga dimungkinkan siswa
merumuskan prinsip-prinsip atau teori. Prinsip dan teori yang telah
dikembangkan perlu diuji coba kembali melalui kegiatan eksperimen. Jika
prinsip atau teori sesuai dengan hasil eksperimen (yang dilakukan secara
tepat) maka prinsip atau teori dianggap benar dan jika tidak sesuai dengan
hasil eksperimen maka prinsip dan teori dianggap salah dan perlu diubah.
Kegiatan eksperimen merupakan kunci kebenaran sain (fisika) (Berg,1991).
Kemampuan berpikir induktif dan deduktif juga berperan besar dalam
membantu perkembangan konsep siswa. Dalam kegiatan eksperimen yang
berlangsung, dimungkinkan siswa menemukan hal-hal yang khusus yang
kemudian dilakukan pengamatan-pengamatan lebih lanjut dan teliti sehingga
diperoleh gejala-gejala yang bersifat umum yang membentuk konsep,
prinsip dan teori-teori baru yang lebih umum. Sebaliknya dari gejala-gejala
umum yang dihadapi, dapat diteliti beberapa variabel yang mungkin terkait
sehingga perhatian terpusat pada hal-hal yang lebih khusus. Melalui kegiatan
eksperimental ini, kita banyak berhadapan dengan benda-benda atau
peristiwa konkrit itu mungkin ada gejala-gejala yang tidak dapat ditangkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvi
oleh panca indra kita, namun merupakan bagian atau serangkaian proses
dalam kegiatan eksperimental yang sangat berpengaruh atau memberi efek
terhadap hasil eksperimen. Sebagai contoh, pada saat kita memanaskan salah
satu ujung logam, maka ujung yang lain lama kelamaan juga akan menjadi
panas. Efek panas dan kegiatan kita memanasi logam, dapat ditangkap
langsung oleh panca indra kita yaitu proses ikut panasnya ujung logam yang
lain pada saat kita memanaskan ujung yang satunya. Dalam proses tersebut
seharusnya ada semacam zat yang menghantarkan panas tersebut sehingga
mampu mencapai ujung yang lain. Untuk menjelaskan proses tersebut
seseorang kemudian membuat imajinasi-imajinasi sehingga terbentuk
konsep aliran arus dan elektron dalam bahan. Kedua konsep tersebut bersifat
abstrak dan dapat diberi penjelasan secara formal.
b. Pengalaman-pengalaman serta pemvariasian kegiatan perlu dilakukan untuk
menguji coba kebenaran serta ketepatan teori-teori yang telah dibentuk dari
kegiatan-kegiatan sebelumnya. Melalui variasi-variasi kegiatan tersebut kita
dapat mengetahui apakah teori-teori yang telah dibentuk siswa tersebut
berlaku untuk hal-hal yang sifatnya umum atau hanya untuk kasus-kasus
tertentu saja. Di sini timbul situasi di mana siswa mempunyai kesempatan
untuk mengevaluasi konsepnya sendiri.
c. Seorang siswa sain harus menyadari kemampuan setiap individu dalam
proses pembentukan konsep, hukum atau teori karena setiap individu
memiliki domain pengalaman, konstruksi pengetahuan lama serta jaringan
struktur kognitif yang berbeda-beda. Peran pengajar sebagai mediator dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvii
fasilitator harus difungsikan secara tepat dan benar sehingga mampu
menjangkau semua siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep seseorang
berkembang melalui dua proses yaitu proses asimilasi dan proses akomadasi.
Proses asimilasi terjadi jika seorang masih dapat menggunakan skema-skema
lamanya terhadap situasi atau pengalaman baru dan tinggal memperluasnya saja,
sehingga terbentuklah konsep-konsep baru yang sifatnya lebih luas. Sedangkan
proses akomodasi terjadi jika seseorang tidak dapat lagi menggunakan skema-
skema lamanya dalam menghadapi situasi atau pengalaman baru, sehingga orang
tersebut harus mengubah skema lama yang telah dimiliki. Skema adalah abstraksi
mental seseorang yang digunakan seseorang untuk mengerti sesuatu hal,
menemukan jalan keluar, atau memecahkan persoalan. Orang harus mengisi
atribut skemanya dengan informasi yang benar agar dapat membentuk kerangka
pemikiran yang benar (Suparno, 1997). Betencourt menyebutkan ada beberapa
situasi atau kondisi yang memungkinkan siswa melakukan perubahan-perubahan
konsepnya (baik itu proses asimilasi maupun akomodasi). Konteks membuat
masuk akal , konteks penjelasan dan konteks pembenaran (justification).
3. Pemahaman konsep
Dalam Sumbangan Pikiran Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika,
yang dikaryakan oleh Marpaung dan Suparno, Kartika Budi dengan artikelnya
yang berjudul “Konsep: Pembentukan dan Penanamannya”, (1987:233)
berpendapat bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek kognitif dalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Aspek ini merupakan aspek yang sangat penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxviii
pada pelaksanan kegiatan belajar mengajar karena manjadi aspek yang menonjol
atau yang paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan belajar mengajar, maka
pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang kita
pelajari.
Menurut Moh. Amien yang dikutip oleh Kartika Budi dalam artikelnya
yang berjudul “Konsep: Pembentukan dan Penanamannya”, (1987:233) dipandang
dari segi isi, dalam kegiatan belajar mengajar fisika (IPA, sains) yang harus
dipahami adalah konsep-konsep, prinsip-prinsi dan teori-teori. Prinsip adalah
generalisasi yang berisi konsep-konsep yang saling berkaitan, sedangkan teori
adalah generalisasi yang berisi prinsip-prinsip yang saling berhubungan yang
menjelaskan gejala-gejala.
Seperti yang dikutip oleh Katika Budi dalam artikel yang berjudul
“Konsep: Pembentukan dan Penanamannya”, dalam buku Sumbangan Pikiran
Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika (1987:233) pemahaman konsep
merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori artinya untuk dapat
memahami prinsip dan teori harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang
menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Berdasarkan ini maka pemahaman
konsep memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar dapat
dimengerti dan diterima sejauh tidak mengabaikan aspek-aspek lain.
Menurut Kartika Budi (1992) dalam artikelnya yang berjudul
“Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi” yang
dimuat dalam majalah Widya Dharma edisi Oktober 1992 disebutkan bahwa
fisika pada hakikatnya merupakan akumulasi hasil keilmuan berupa konsep-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxix
konsep fisis, prinsip, hukum dan teori yang diperoleh melalui proses keilmuan.
Sehingga mengajar fisika dapat diartikan sebagai proses penanaman konsep,
hukum dan teori; menanamkan pengetahuan tentang proses keilmuan dan
kemampuan melakukannya; menanamkan sikap keilmuan. Bila hal ini dilakukan,
maka tujuan yang harus dicapai siswa dalam belajar fisika adalah bahwa mereka
dapat memahami konsep, dapat melakukan proses keilmuan dan memiliki sikap
keilmuan yang diperlukan dalam melakukan proses tersebut.
Pemahaman dan pengembangan konsep merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai tujuan belajar fisika. Dalam belajar mengajar diperlukan
usaha agar siswa memahami konsep sehingga dapat diketahui tingkat
keberhasilannya. Untuk memutuskan apakah seseorang siswa memahami sesuatu
konsep atau tidak diperlukan kriteria-kriteria atau indikator-indikator yang dapat
menunjukkan pemahaman tersebut ( Kartika Budi,1992:113).
Menurut Kartika Budi dalam artikelanya yang berjudul “Pemahaman
Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi” telah disebutkan
beberapa indikator yang munjukkan pemahaman seseorang akan suatu konsep
antara lain (1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi
menggunakan kalimat sendiri, (2) dapat menjelaskan makna dari konsep
bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis hubungan antara konsep
dalam suatu hukum, (4) menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan
menjelaskan gejala-gejala alam khusus (b) untuk memecahkan masalah fisika baik
secara teoritis maupun secara praktis (c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi, (5) dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxx
mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat
membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan,
(7) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah dan dapat
membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.
Nana Sudjana (1995:22) dalam penilaian hasil proses belajar mengajar
menyebutkan bahwa menurut Bloom, klasifikasi hasil belajar secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah
psikomator (1995:22-25). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi.
Hasil belajar pemahaman adalah lebih tinggi dari pada hasil belajar
pengetahuan. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri yang dibaca
atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom,
kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun
tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat
memahami perlu lebih dahulu atau mengenal (Nana Sudjana,1995:24).
Pemahaman dibedakan dalam tiga kategori (Nana Sudjana,1995:24) yakni
tingkat rendah, tingkat kedua dan tingkat ketiga atau tingkat tertinggi. Tingkat
terendah yang meliputi pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti
yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia. Tinggat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxi
kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan bagian dari grafik atau kejadian, membedakan yang pokok dan
yang bukan pokok. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tinggi adalah
pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu
melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau
dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalah.
B. PETA KONSEP
1. Pengertian Peta Konsep
Peta konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan hubungan beberapa
konsep yang merupakan suatu gambaran dua dimensi dari suatu bidang studi,
dalam arti luas peta konsep adalah peta atau jaringan yang membuat konsep-
konsep lengkap dengan hubunganya (Ratna Willis Dahar,1990:136). Sedangkan
dalam arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hierarkis antar
konsep yang satu dengan konsep yang lain (Ratna Willis Dahar,1990:115).
Menurut Ratna Willis Dahar peta konsep tersebut diperjelas lagi dengan beberapa
ciri yaitu:
a. Peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dari
proposisi-proposisi suatu bidang studi fisika, kimia, biologi, geografi dan
sejarah atau yang lainnya.
b. Peta konsep merupakan suatu gambaran dua dimensi dari suatu bidang studi.
c. Peta konsep merupakan suatu hubungan antar konsep-konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini berarti ada beberapa
konsep yang inklusif dari pada konsep yang lain.
d. Peta konsep ialah tentang hierarki, bila dua atau lebih konsep digabungkan
dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada
konsep itu.
Peta konsep yang paling sederhana terdiri dari dua konsep dan salah satu
hubungan, seperti pada gambar berikut:
dapat berujud FASE PADAT BENDA / ZAT
Gambar 2.1 Peta konsep yang paling sederhana
Peta konsep di atas, memuat konsep benda dan konsep padat. Hubungannya
adalah benda dapat berujud. Hubungan dapat berujud adalah hubungan yang
proposisional, karena hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk proporsi.
Dalam arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hubungan hierarkis
antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Dalam konsep yang demikian
dapat ditunjukkan mana konsep yang paling umum (most inclusive) dan konsep
yang paling khusus (least inclusive, most specific). Peta konsep dapat memuat
konsep perantara, konsep perantara kecuali dimunculkan sebagai konsep yang
merupakan unsur peta tersebut, juga dapat dijadikan bagian dari proposisinya.
memiliki
ditentukan oleh
Gambar 2.2
Gaya
Massa
BesarPercepatan
Peta konsep yang memuat konsep perantara
xxxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besarnya ditentukan oleh
Gaya
Massa Percepatan
Gambar 2.3 Peta konsep yang mengandung konsep perantara
Bila ada dua orang yang membangun peta konsep tentang teori yang sama,
tidak dapat diharapkan hasilnya adalah peta konsep yang sama. Bahkan dapat
dipastikan bahwa peta konsep dari kedua orang itu akan berbeda. Hal itu
dikarenakan kekayaan akan konsep-konsep dari kedua orang itu mungkin berbeda,
keluasan, dan kedalaman akan pemahaman konsep dan hubungannya mungkin
juga berbeda (Katika Budi,1990:70).
2. Manfaat Peta Konsep
Beberapa keuntungan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran (Ratna
Willis Dahar,1989) adalah sebagai berikut:
a. Dengan peta konsep kita dapat menemukan pokok-pokok yang ingin kita
beri penekanan.
b. Kita dapat melihat bagian-bagian materi yang biasa yang mungkin ingin kita
hilangkan.
c. Kita dapat memahami bagaimana siswa dapat melihat atau mengorganisasi
materi pelajaran secara berbeda.
d. Proses pemetaan konsep dapat membantu kita untuk mengidentifikasikan
konsep yang merupakan kunci keberhasilan siswa.
xxxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxiv
e. Peta konsep membantu kita untuk memilih materi yang tersedia, kita dapat
membuat peta untuk mengefektifkan strategi pembelajaran dengan lebih
baik sesuai dengan waktu dan materi pembelajaran.
f. Kita dapat menjelaskan secara nyata hubungan–hubungan antar konsep.
g. Kita dapat menggunakan peta konsep untuk melengkapi sebuah pokok
pembicaraan siswa dan merangkum konsep-konsep umumnya.
h. Peta konsep dapat meningkatkan kemampuan kita dalam melihat berbagai
cara dalam membentuk kebermaknaan belajar kepada siswa.
i. Pemetaan konsep dapat membantu kita dalam mengembangkan
pembelajaran yang terintegrasi, runtut dan berkesinambungan.
Menurut Kartika Budi(1990:72-74) ada beberapa manfaat yang dapat
dipetik dari dalam mengelola proses pembelajaran IPA (fisika), antara lain :
a. Peta konsep merupakan salah satu cara untuk mengeksternalisasi konsep-
konsep yang telah diperoleh beserta hubungannya dan peta konsep
merupakan hasil eksternalisasi tersebut.
b. Dari peta konsep dapat dilihat keutuhan dari bangunan pengetahuan yang
dimiliki. Dari peta konsep juga dapat diketahui keluasan (banyaknya konsep
yang dapat ditangkap dari apa yang dipelajari) dan kedalam pemahaman
(banyaknya hubungan antara konsep-konsep yang dapat dinyatakan).
c. Dengan menganalisis peta konsep dapat dilihat ketepatan hubungan antar
konsep yang satu dengan konsep yang lain dibandingkan dengan hubungan
yang diterima sebagai hubungan yang benar. Dengan demikian melalui peta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxv
konsep dapat dideteksi adanya salah konsep, yaitu bila ditemukan hubungan
yang salah satu kurang tepat.
d. Dari peta konsep yang “baik” dapat dipilih dan ditetapkan mana konsep-
konsep yang penting, kurang penting dan tidak penting dalam konteks
materi yang dipelajari. Penetapannya didasarkan pada intensitas hubungan
dengan konsep-konsep yang lain. Suatu konsep yang tidak dapat diletakkan
dalam peta konsep, berarti tidak mempunyai hubungan dengan konsep-
konsep dalam peta konsep tersebut, dalam konteks materi atau pokok
bahasan yang kurang bahkan mungkin tidak penting.
e. Dengan peta konsep dapat ditunjukkan saling hubungan antara pokok
bahasan yang satu dengan pokok bahasan yang lain dengan suatu sub bidang
studi, sehingga guru dapat menunjukkan kapan, di mana dan untuk apa
konsep yang akan dipelajari, sehingga motivasi belajar dapat meningkat.
f. Dari peta konsep dapat diketahui apakah suatu konsep dipelajari secara
bermakna atau secara hafalan. Bila suatu konsep yang seharusnya
mempunyai hubungan dengan konsep yang lain ternyata tidak dapat
diletakkan dalam peta konsep yang telah dimiliki, maka konsep tersebut
dipelajari secara hafalan.
3. Langkah-langkah Membuat Peta Konsep
Pemetaan konsep adalah proses untuk menghasilkan peta konsep. Menurut
Kartika Budi(1990:72) untuk menyusun peta konsep diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua konsep yang akan dipetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxvi
b. Menyatakan makna dari masing-masing konsep.
c. Meletakkan konsep-konsep tersebut dalam peta sesuai hubungannya mulai
dari yang paling umum ke yang paling khusus.
d. Membuat garis-garis penghubung dan melukiskan hubungan pada garis
penghubung tersebut.
Setelah keempat langkah tersebut dilakukan belum dapat dijamin bahwa
hasilnya adalah peta konsep yang baik dilihat dari tata letak dan kelengkapan
hubungan. Oleh karena itu, peta konsep perlu dicek untuk memperbaiki tata letak
setiap konsep agar peta konsep mudah dibaca dan dianalisis. Dengan mengikuti
langkah-langkah penyusunan peta konsep di atas, maka diharapkan dapat
dihasilkan peta konsep yang benar-benar dapat membantu siswa dalam belajar,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Selama ini alat-alat evaluasi yang dikenal oleh guru dan siswa berbentuk
tes objektif dan tes esai. Walaupun cara evaluasi ini akan terus memegang peranan
penting dalam dunia pendidikan, teknik-teknik evaluasi baru perlu dipikirkan
untuk memecahkan masalah-masalah evaluasi yang kita hadapai dewasa ini(Ratna
Willis Dahar, 1989:132). Salah satu teknik evaluasi yang disarankan ialah
penggunaan peta konsep.
Penggunaan peta konsep sabagai alat evaluasi didasarkan pada tiga
gagasan dalam teori kognitif Ausubel, yaitu:
a. Struktur kognitif diatur secara hierarkis, dengan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi yang lebih inklusif, lebih umum superordinat terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxvii
konsep-konsep dan proposisi-proposisi yang kurang inklusif dan lebih
khusus.
b. Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif.
Belajar bermakna merupakan proses yang kontinu, di mana setiap konsep
baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuknya lebih banyak kaitan-
kaitan proposisional. Jadi konsep-konsep tidak pernah “tuntas dipelajari”,
tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih inklusif.
c. Penyesuaian integratif. Dalam peta konsep penyesuaian integratif
diperlihatkan dengan adanya kaitan silang (cross link) antara kumpulan-
kumpulan konsep.
Menurut Novak dan Gowin (1984) dalam (Ratna Willis Dahar, 1989:132),
dalam menilai peta konsep yang dibuat siswa harus memperlihatkan empat
kriteria penilaian, yaitu: (1) kesahihan proposisi, yaitu hubungan antara dua
konsep yang diindikasikan oleh garis hubungan dan kata hubung, (2) adanya
hierarki, yaitu peta konsep yang digambarkan dari konsep yang paling umum
diletakkan paling atas dan konsep yang khusus diletakkan dibawah 3) adanya
ikatan silang, yaitu peta yang menunjukkan hubungan yang berarti antara satu
segmen dari hirarki konsep dan segmen yang lain, (4) adanya contoh-contoh, yaitu
obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam tingkatan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxviii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu, Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juli sampai 19 September
2006 di SMP Santo Aloysius Turi Donokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta dengan
43 siswa kelas VII sebagai populasi.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalami
suatu kasus pada satu orang atau kelompok tertentu. Akan tetapi diharapkan hasil
penelitian ini dapat diterapkan pada kelas lain, jenjang pendidikan lain, dan materi
pokok yang lain.
C. Ubahan
1. Jenis Ubahan
Penelitian ini memiliki dua jenis ubahan yaitu:
a. Pemahaman siswa tentang materi Besaran dan Satuan serta materi Suhu dan
Pemuaian.
b. Kemampuan membuat peta konsep.
Dalam penelitian ini tidak dicari pengaruh ubahan yang satu terhadap yang
lain, oleh karena itu ubahan tidak dibedakan atas ubahan bebas dan ubahan terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxix
2. Definisi Oprasional Ubahan
Pemahaman siswa adalah skor hasil tes pemahaman dengan materi
Besaran dan Satuan serta materi Suhu dan Pemuaian.
Kemampuan membuat peta konsep adalah skor siswa dari peta konsep
yang dibuatnya tentang materi Besaran dan Satuan serta materi Suhu dan
Pemuaian.
D. Treatmen
1. Sebelum pembelajaran dilakukan peneliti menjelaskan apa itu peta konsep
kepada siswa.
2. Peneliti menjelaskan cara dan langkah-langkah membuat peta konsep
kepada siswa dengan memberikan contoh peta konsep untuk konsep yang
sederhana.
3. Peneliti akan memberikan beberapa bacaan mengenai suatu pokok bahasaan
yang pernah dipelajari oleh siswa sebelumnya yang akan digunakan siswa
untuk latihan membuat peta konsep.
4. Setelah selesai mengikuti pembelajaran, dengan materi Besaran dan Satuan
serta materi Suhu dan Pemuaian, siswa diminta untuk mengerjakan tes
pemahaman tentang materi tersebut.
5. Setelah selesai mengerjakan tes, siswa diminta membuat peta konsep dengan
materi Besaran dan Satuan serta materi Suhu dan Pemuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xl
E. Instrument
1. Tes Pemahaman
Seseorang dikatakan paham akan suatu materi ditentukan dari kriteria
pemahaman yang telah dibahas dalam latar belakang teori, yaitu (1) dapat
menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat
sendiri, (2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain,
(3) dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum, (4)
menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam
khusus (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara
praktis (c) memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu
sistem bila kondisi tertentu dipenuhi, (5) dapat mempelajari konsep lain yang
berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat membedakan konsep yang satu dengan
konsep yang lain yang saling berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang
benar dengan konsepsi yang salah dan dapat membuat peta konsep dari konsep-
konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.
Untuk menyusun instrument tes pemahaman kriteria pemahaman dibatasi
pada 4 hal yaitu: (1) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada
orang lain, (2) dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain
yang saling berkaitan, (3) menerapkan konsep untuk memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi,
(4) menerapkan konsep untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis
maupun secara praktis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xli
Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan materi pokok.
b. Menentukan kriteria- kriteria pemahaman.
c. Menentukan indikator- indikator
d. Menyusun kisi-kisi yang memuat distribusi soal menurut indikator yang
akan diukur, materi dan kriteria-kriteria pemahaman.
e. Merumuskan soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.
Kisi-kisi soal tes pemahaman disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel (3.1) Kisi – kisi Soal Tes Pemahaman
No soal Materi Kriteria pemahaman Indikator Jml
soal Level
I
Level
II
Level
III
Besaran
dan satuan
• Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain
• Menerapkan konsep untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis
• Menerapkan konsep untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi
• Dapat menjelaskan perbedaan besaran fisika dan bukan besaran fisika
• Dapat mengkonversi satuan
• Dapat menyebutkan cara mengukur volume sebuah benda
• Dapat menyebutkan cara yang lebih teliti dalam melakan pengukuran
• Dapat menjelaskan perlunya sistem satuan internasional
1
4
1
1
1
1
2
6
3
7,8
9
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xlii
Tabel (3.1) Lanjutan
No soal Materi Kriteria pemahaman Indikator Jml
soal Level I Level
II
Level
III
Besaran dan satuan Suhu dan pemuaian
• Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan
• Dapat menjelaskan
makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain
• Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan
• Menerapkan konsep untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi
• Dapat membedakan besaran pokok dengan besaran turuan
• Dapat membedakan satuan baku dan satuan tak baku
• Dapat menjelaskan pengertian suhu
• Dapat membedakan karakteristik termometer alkohol dan termometer raksa
• Dapat menjelaskan penggunaan termometer alkohol dan raksa pada daerah tertentu
• Dapat menjelaskan pengaruh air mendidih terhadap gelas
• Dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap benda-benda yang ada disekitar kita
• Dapat menjelaskan pengaruh bimetal yang dipanaskan
• Dapat mengemukakan alasan mengapa cairan isi termometer haruslah suatu konduktor yang baik
1 1 1
1
1
1 1 1
2
11
15
16
4 5
12
17,18
13
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xliii
Tabel (3.1) Lanjutan
No soal Materi Kriteria pemahaman Indikator Jml
soal Level I Level
II
Level
III
Suhu dan
pemuaian
• Menerapkan konsep untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis
• Dapat mengkonversi satuan
• Dapat menyebutkan titik tetap atas dan titik tetap bawah untuk beberapa satuan
1 1
19
20
Soal selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 4 dan 5 halaman 52 dan 53
2. Peta Konsep
Sebelum pembelajaran berlangsung siswa menerima penjelasan tentang
pengertian peta konsep dan cara membuatnya. Setelah pembelajaran siswa
membuat peta konsep dengan materi yang sudah dipelajari yaitu Besaran dan
Satuan serta Suhu dan Pemuaian.
F. Metode Analisis Data
1. Penentuan Skor Tes Pemahaman
Skor tes pemahaman ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel (3.2) Kiteria Skoring Tes Pemahaman
Level No soal Kriteria Skor
Level I 1,2,11,15,16 Dua jawaban benar
Satu jawaban benar
Jawaban salah
6
3
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xliv
Tabel (3.2) Lanjutan
Level No soal Kriteria Skor
4,5,12,18 Setiap jawaban benar
Setiap jawaban salah
1
0
Level II
3,6,17 Jawaban benar
Jawaban kurang lengkap
Jawaban salah
8
4
0
Level III 7,13,14 Jawaban lengkap
Jawaban kurang lengkap
Jawaban salah
10
5
0
8.9.19 Dua jawaban benar
Satu jawaban benar
Jawaban salah
10
5
0
10 Jawaban dan alasan benar
Jawaban salah alasan benar
Jawaban benar alasan salah
Jawaban dan alasan salah
10
5
2
0
20 Tiga jawaban benar
Dua jawaban benar
Satu jawaban benar
Jawaban salah
10
8
4
0
2. Penentuan Skor Peta Konsep
Peta konsep yang dibuat siswa diberi skor dengan sistem penskoran
menurut Novak dan Gawin dalam (Maria Arceli Ruiz Primo dan Ricard J.
Shavelson dalam Jurnal Of Research In Science Teaching,1996) dan (John r, Mc
Clure, Brian Sonak, Hi K. Suen dalam Jurnal Of Research In Science
Teaching,1999) yang telah dimodifikasi yaitu seperti tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel (3.3) Kriteria Skoring Penyusunan Peta Konsep
Yang dinilai Kriteria Skor
Hubungan Setiap ada hubungan dan benar
Setiap ada hubungan dan hubunganya salah
Tidak ada hubungan
5
1
0
Hierarki Hierarki yang betul
Hierarki yang kurang tepat
Tidak ada hierarki
10
5
0
Contoh Setiap ada contoh dan benar
Setiap ada contoh dan salah
Tidak ada contoh
2
1
0
Contoh penskoran peta konsep yang menunjukkan hubungan dan hierarki dapat
dilihat dalam lampiran 6, 7 dan 8 haaman 54 - 58
3. Analisis Data
Untuk menyimpulkan apakah peta konsep dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif untuk mengukur pemahaman konsep, dihitung koefisien korelasi
yang dihitung dengan rumus product-moment dari Pearson yang rumusnya:
robs =∑ ∑ ∑∑
∑ ∑ ∑−−
−
))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYN
Bila ternyata ada korelasi antara pemahaman siswa dengan kemampuan
membuat peta konsep berarti siswa yang skor tes pemahamannya rendah, skor tes
peta konsepnya juga rendah; yang skor tes pemahamannya tinggi, tes peta
konsepnya tinggi. Dengan demikian peta konsep dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif untuk mengukur pemahaman konsep.
xlv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xlvi
Untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara skor
pemahaman siswa dengan skor peta konsep yang disusun siswa dilakukan dengan
pengujian hipotesis:
Ho : Tidak ada korelasi antara pemahaman konsep dengan kemampuan menyusun
peta konsep,
Hi : Ada korelasi antara pemahaman konsep dengan kemampuan menyusun peta
konsep,
pada taraf signifikasi 0,05 atau 5 % dengan ketentuan:
Ho ditolak, Hi diterima, jika robs > rcrit
Ho diterima, Hi ditolak, jika robs < rcrit
4. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas
Sebelum analisis korelasi, diuji dulu syarat dapat dilakukannya analisis
korelasi, yaitu normalitas dan homogenitas. Untuk uji normalitas digunakan
metode Kolmogorov Smirnov, sedangkan homogenitas diuji menggunakan uji
homogenitas varian. Hal ini dilakukan supaya tahu analisis korelasinya
menggunakan korelasi yang mana.
G. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian siswa akan dilatih terlebih dahulu cara
membuat peta konsep. Untuk melatih siswa menyusun peta konsep dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xlvii
1. Peneliti menjelaskan konsep secara umum dan konsep-konsep dalam fisika.
Selanjutnya peneliti memperkenalkan peta konsep, yaitu definisi dan
bagaimana cara membuatnya.
2. Setelah siswa memahami makna peta konsep siswa diberi latihan dengan
cara (1) menentukan kata hubung antara dua konsep dari peta konsep yang
belum lengkap (2) menuliskan hubungan antara dua konsep dari peta konsep
yang belum lengkap, sampai siswa benar-benar trampil menentukan konsep
dan hubungan antara dua konsep.
3. Setelah siswa trampil menentukan dan menuliskan hubungan antara dua
konsep atau lebih siswa diberikan beberapa konsep untuk membuat sendiri
peta konsep.
4. Siswa diberi bacaan yang berisi uraian materi IPA SD. Dari bacaan itu siswa
diminta mengidentifikasi sendiri konsep-konsep penting.
5. Dari konsep-konsep yang telah diidentifikasi tersebut siswa diminta untuk
menggambarkan dalam peta konsep.
6. Siswa mengikuti pembelajaran materi besaran dan satuan
7. Setelah selesai siswa diberi tes pemahaman tentang materi tersebut dan
siswa diminta membuat peta konsep dari materi yang telah dipelajari
8. Siswa mengikuti pembelajaran materi suhu dan pemuaian.
9. Setelah selesai siswa diberi tes pemahaman tentang materi tersebut dan
siswa diminta membuat peta konsep dari materi yang telah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xlviii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Juli sampai 19 Semtember 2006.
Pertemuan I: tanggal 24 Juli 2006.
Peneliti mengemukakan maksud dan tujuan peneliti, penjelasan mengenai
konsep sacara umum dan konsep-konsep dalam fisika. Selanjutnya peneliti
memperkenalkan peta konsep, definisi dan bagaimana membuatnya. Agar siswa
memdengarkan penjelasan yang diberikan peneliti, maka peneliti memberikan
lembar foto kopi yang berisikan uraian yang ingin dijelaskan( terlihat dalam
lampiran 1 hal 47). Jadi siswa tidak perlu mencatat tapi hanya perlu
mendengarkan, bertanya jika belum jelas, dan menambahkan catatan-catatan pada
lembaran tersebut jika dianggap perlu. Selanjutnya, peneliti memberikan lembaran
bacaan yang berisikan ringkasan materi yang pernah dipelajari siswa pada waktu
SD. Materi yang dipakai tentang pokok bahasan “ Alat Indra”, kemudian bersama-
sama mengidentifikasi konsep-konsep yang terdapat pada lembaran bacaan
tersebut. Peneliti memberikan contoh peta konsepnya, dimana pada peta konsep
tersebut masih ada konsep-konsep maupun kata untuk menghubungkan antar
konsep yang belum diisi, kemudian siswa diminta untuk mengisinya. Setelah itu
hasilnya dibahas bersama-sama.
Pertemuan II: tanggal 25 Juli 2006.
Pada pertemuan ini siswa diberi latihan pengenalan mengenai langkah-
langkah dalam membuat peta konsep. Lembaran bacaan yang digunakan berisi
ringkasan materi tentang pokok bahasan “Magnet”. Siswa diberi waktu 5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xlix
untuk membacanya, kemudian secara berurutan siswa diminta untuk membaca
perkalimat dan bersama-sama mengidentifikasi konsep-konsepnya. Setelah 13
konsep yang terdapat pada lembaran bacaan ditemukan, ditentukan kunci
konsepnya. Kunci konsep merupakan konsep yang paling umum dan biasanya
diletakkan paling atas dalam peta konsep. Kemudian bersama-sama mencari kata
yang tepat untuk menghubungkan antar konsep dan membuat pata konsepnya.
Pertemuan III: tanggal 31 Juli 2006.
Siswa masih diberi latihan pengenalan peta konsep. Peneliti memberikan
bacaan yang berisi ringkasan materi tentang pokok bahasan “Tata Surya”. Siswa
diminta untuk membacanya, mengidentifikasi konsep-konsepnya dan menentukan
15 konsep penting yang terdapat dalam lembar bacaan, mencari kata yang tepat
untuk menghubungkan antar konsep, dan membuat peta konsepnya secara
mandiri. Kemudian salah seorang siswa diminta untuk maju menuliskan peta
konsep yang telah dibuatnya dan dibahas bersama-sama. Apabila terdapat
kesalahan konsep atau hubungan antar konsep, maka peneliti menunjukkan di
mana letak kesalahannya dan memberikan penjelasan tentang konsep dan
hubungan antar konsep yang benar.
Pertemuan IV: tanggal 21 Agustus 2006.
Dilakukan tes pemahaman konsep tentang pokok bahasan Besaran dan
Satuan.(soal selengkapnya terdapat pada lampiran 4 halaman 52).
Pertemuan V: tanggal 22 Agustus 2006.
Siswa diminta untuk membuat peta konsep untuk pokok bahasan Besaran
dan Satuan, dengan langkah-langkah (1) siswa diminta mengingat-ingat kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
l
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. (2) dari konsep-konsep tersebut
siswa diminta membuat peta konsep secara mandiri.
Pertemuan VI: tanggal 18 September 2006.
Dilakukan tes pemahaman konsep siswa tentang pokok bahasan “Suhu dan
Pemuaian”, (soal selengkapnya terdapat pada lampiran 5 halaman 53).
Pertemuan VII: tanggal 19 September 2006.
Siswa membuat peta konsep untuk pokok bahasan “Suhu dan Pemuaian”,
dengan langkah-langkah (1) siswa diminta mengingat-ingat kembali konsep-
konsep yang telah dipelajari sebelumnya, (2) dari konsep-konsep tersebut siswa
diminta membuat peta konsep secara mandiri.
B. Deskripsi Data
Tabel (4.1)Hasil Perhitungan Skor Tertinggi, Skor Terendah, Mean dan Standar Deviasi Pokok Bahasan “ Besaran dan Satuan serta “Suhu dan Pemuian”
Data Skor
Tertinggi Skor
Terendah Mean Standar
DeviasiSkor Hasil Pemahaman Konsep
Pokok Bahasan I (Xo) 73 51 56,70 4,964
Skor Hasil Kemampuan Membuat
Peta Konsep Pokok Bahasan I (Yo) 79 43 60,70 8,993
Skor Hasil Pemahaman Konsep
Pokok Bahasan II (X1) 72 47 54,14 6,240
Skor Hasil Kemampuan Membuat
Peta Konsep Pokok Bahasan II (Y1) 85 43 61,93 9,558
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan Mean dan Standar Deviasi dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 12,0.(Perhitungan selengkapnya terdapat dalam lampiran 10
halaman 61).
Tabel (4.2) Diskripsi Frekuensi Pemahaman Konsep Pokok Bahasan
“Besaran dan Satuan”
Interval skor Frekuensi
50-55 18
56-60 18
61-65 5
66-70 1
71-75 1
18 18
5
1 1
02468
101214161820
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75
Kelas Interval
Frek
uens
i
Gambar (4.1) Histogram diskripsi frekuensi pemahaman konsep siswa
pokok bahasan besaran dan satuan
li
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel (4.3) Diskripsi Frekuensi Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok
Bahasan “Besaran dan Satuan”
Interval skor Frekuensi
40-45 1
46-50 4
51-55 7
56-60 11
61-65 6
66-70 6
71-75 7
76-80 1
1
4
7
11
6 67
1
0
2
4
6
8
10
12
40-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80
Kelas Interval
Frek
uens
i
Gambar (4.2) Histogram diskripsi frekuensi kemampuan membuat peta
konsep pokok bahasan besaran dan satuan
lii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel (4.4) Diskripsi Frekuensi Pemahaman Konsep Pokok Bahasan “Suhu
dan Pemuaian”
Interval skor Frekuensi
45-50 16
51-55 12
56-60 9
61-65 4
66-70 1
71-75 1
16
12
9
4
1 1
0
2
46
8
10
1214
16
18
45-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75
Kelas Interval
Frek
uens
i
Gambar (4.3) Histogram diskripsi frekuensi pemahaman konsep siswa
pokok bahasan suhu dan pemuaian
liii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel (4.5) Diskripsi Frekuensi Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok
Bahasan “Suhu dan Pemuaian”
Interval skor Frekuensi
40-45 1
46-50 3
51-55 7
56-60 6
61-65 12
66-70 9
71-75 0
76-80 2
81-85 2
1
3
76
12
9
0
2 2
0
2
4
6
8
10
12
14
40-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
Kelas Interval
Frek
uens
i
Gambar (4.4) Histogram diskripsi frekuensi kemampuan membuat peta
konsep pokok bahasan suhu dan pemuaian
liv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lv
C. Analisis Data
1. Uji Normalitas
a. Pemahaman Konsep Pokok Bahasan Besaran dan Satuan
Tabel (4.6) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pem1 N 43 Normal Parameters(a,b) Mean 56,70 Std. Deviation 4,964 Most Extreme Differences Absolute ,141 Positive ,141 Negative -,089 Kolmogorov-Smirnov Z ,923 Asymp. Sig. (2-tailed) ,362
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Pada kolom variabel Pem 1 terdapat nilai Kolmogorov Smirnov = 0,923 dengan
probabilitas 0,362 (Asymp. Sig(2-tailed)). Persyaratan data tersebut normal jika
probabilitas atau P > 0,05 pada uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov. Oleh
karena nilai P = 0,362 atau P > 0,05, maka diketahui bahwa variabel Pem1 pada
43 sampel adalah normal atau memenuhi persyaratan uji normalitas.
b. Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok Bahasan Besaran dan Satuan
Tabel (4.7)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PK1 N 43 Normal Parameters(a,b) Mean 60,70 Std. Deviation 8,993 Most Extreme Differences Absolute ,091 Positive ,091 Negative -,084 Kolmogorov-Smirnov Z ,598 Asymp. Sig. (2-tailed) ,867
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lvi
Pada kolom variabel PK 1 terdapat nilai Kolmogorov Smirnov = 0,598 dengan
probabilitas 0,867. Oleh karena nilai P = 0,867 atau P > 0,05, maka diketahui
bahwa variabel PK 1 pada 43 sampel adalah normal atau memenuhi persyaratan
uji normalitas.
c. Pemahaman Konsep Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian
Tabel (4.8)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pem2 N 43 Normal Parameters(a,b) Mean 54,14 Std. Deviation 6,240 Most Extreme Differences Absolute ,177 Positive ,177 Negative -,126 Kolmogorov-Smirnov Z 1,161 Asymp. Sig. (2-tailed) ,135
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Pada kolom variabel Pem 2 terdapat nilai Kolmogorov Smirnov = 1,161 dengan
probabilitas 0,135. Oleh karena nilai P = 0,135 atau P > 0,05, maka diketahui
bahwa variabel Pem2 pada 43 sampel adalah normal atau memenuhi persyaratan
uji normalitas.
d. Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian
Tabel (4.9) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PK2 N 43 Normal Parameters(a,b) Mean 61,93 Std. Deviation 9,558 Most Extreme Differences Absolute ,126 Positive ,126 Negative -,066 Kolmogorov-Smirnov Z ,825 Asymp. Sig. (2-tailed) ,504
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lvii
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Pada kolom variabel PK 2 terdapat nilai Kolmogorov Smirnov = 0,825 dengan
probabilitas 0,504. Oleh karena nilai P = 0,504 atau P > 0,05, maka diketahui
bahwa variabel PK 2 pada 43 sampel adalah normal atau memenuhi persyaratan
uji normalitas.
2. Uji Homogenitas
a. Pemahaman Konsep dan Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok Bahasan Besaran dan Satuan
Tabel (4.10) Test of Homogeneity of Variance Pem 1 dan PK 1
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pem1 Based on Mean 1,503 3 38 ,229 Based on Median 1,185 3 38 ,328 Based on Median and
with adjusted df 1,185 3 30,215 ,332
Based on trimmed mean 1,470 3 38 ,238 . Pada hasil tes homogenitas varian (test of homogeneity of variance) angka
signifikansi yang ada adalah untuk probabilitas berdasarkan mean (Based On
Mean) = 0,229, berdasarkan median (Based On Median) = 0,328, probabilitas
berdasarkan median dan derajat kebebasan (Based On Median and With Adjusted
df) = 0,332 dan probabilitas berdasarkan tritmen mean (Based On Trimmed Mean)
= 0,238. Oleh karena probabilitas > 0,05; maka dapat diketahui bahwa Pem 1
memiliki varian yang homogen atau data berasal dari populasi-populasi dengan
varian sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lviii
b. Pemahaman Konsep dan Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian
Tabel (4.11) Test of Homogeneity of Variance Pem 2 dan PK 2
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pem1 Based on Mean 2,360 3 38 ,087 Based on Median 1,643 3 38 ,196 Based on Median and
with adjusted df 1,643 3 27,306 ,203
Based on trimmed mean 2,290 3 38 ,094 Pada hasil tes homogenitas varian (test of homogeneity of variance) angka
signifikansi yang ada adalah untuk probabilitas berdasarkan mean (Based On
Mean) = 0,087, berdasarkan median (Based On Median) = 0,196, probabilitas
berdasarkan median dan derajat kebebasan (Based On Median and With Adjusted
df) = 0,203 dan probabilitas berdasarkan tritmen mean (Based On Trimmed Mean)
= 0,094. Oleh karena probabilitas > 0,05; maka dapat diketahui bahwa Pem 1
memiliki varian yang homogen atau data berasal dari populasi-populasi dengan
varian sama.
Tabel (4.12) Hasil Uji Normalitas dan Hasil Uji Homogenitas
No Variabel Hasil Uji
Normalitas
Hasil Uji
Homogenitas
1 Pemahaman Konsep Pokok Bahasan
“Besaran dan Satuan” Normal Homogen
2 Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok
Bahasan “Besaran dan Satuan” Normal Homogen
3 Pemahaman Konsep Pokok Bahasan
“Besaran dan Satuan” Normal Homogen
4 Kemampuan Membuat Peta Konsep Pokok
Bahasan “Besaran dan Satuan” Normal Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lix
3. Korelasi antara Tes Pemahaman Konsep dengan Kemampuan Membuat Peta Konsep
Dari analisis korelasi diperoleh hasil seperti pada tabel:
Tabel (4.13) Hasil Korelasi Antara Tes Pemahaman dengan Kemampuan Membuat Peta Konsep
Pokok
Bahasan
Besar Sampel Harga df (degree of
freedom)
Harga robs Harga rcrit
I 43 41 0,513 0,304
II 43 41 0,537 0,304
(analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12 halaman 62-65)
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara (1) skor tes
pemahaman dengan skor peta konsep siswa pada materi Besaran dan Satuan; (2)
skor tes pemahaman dengan skor peta konsep siswa pada materi Suhu dan
Pemuaian. Itu berarti siswa yang skor tes pemahamannya rendah, skor peta
konsepnya juga rendah; siswa yang skor tes pemahamannya tinggi, skor peta
konsepnya juga tinggi. Artinya siswa yang tingkat pemahaman konsep tinggi,
kemampuan membuat peta konsep juga tinggi; siswa yang tingkat pemahaman
konsep rendah, kemampuan membuat peta konsep juga rendah. Sebaliknya, yang
kemampuan membuat peta konsepnya rendah, pemahamannya juga rendah; yang
kemampuan membuat peta konsepnya tinggi, pemahamannya juga tinggi. Dengan
demikian peta konsep dapat dipakai sebagai salah satu alternatif untuk mengukur
pemahaman konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lx
E. Keterbatasan peta konsep sebagai alat untuk mengukur pemahaman konsep siswa.
Penggunaan peta konsep sebagai alat untuk mengukur pemahaman konsep
siswa memiliki keterbatasan yaitu peta konsep tidak bisa digunakan untuk
mengukur semua indikator pemahaman sehingga peta konsep tidak dapat
mengantikan tes esaay maupun tes obyektif, tetapi penggunaan peta konsep
memiliki keuntungan yaitu dengan mengunakan peta konsep dapat menunjukkan
kesatuan struktur pembelajaran dari sebuah pokok bahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data terdapat korelasi antara pemahaman konsep
dengan kemampuan membuat peta konsep, oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa:
Peta konsep dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk
mengukur pemahaman siswa tentang konsep-konsep fisika yang
sedang dipelajari.
B. Saran
Sejalan dengan hasil penelitian di atas maka peneliti menyarankan:
1. Disamping dengan tes, guru juga menggunakan peta konsep untuk
mengukur pemahaman konsep siswa.
2. Bila akan dilakukan penelitian menggunakan peta konsep, siswa harus sudah
terampil membuat peta konsep dari konsep-konsep yang telah dipelajari.
3. Selanjutnya dapat juga dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah peta
konsep dapat digunakan untuk mengukur prestasi, aplikasi memecahkan
masalah, ingatan dan kemampuan sintesis analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxii
DAFTAR PUSTAKA
Berg , Euwe Van den (ed), 1991; Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi, Salatiga: Universitas Kristen Setya Wacana.
Kartika Budi, Fr. Y. 1987; “Konsep : Pembetukan dan penenemannya” Sumbangan Pikiran Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kartika Budi, Fr. Y. 1990; Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains), dalam Widya Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kartika Budi, Fr. Y. 1992; Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah konsepsi yang Terjadi, dalam Widya Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Dahar , Ratna Willis, 1989; Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Depertemen pendidikan nasional, 2002, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Nana Sudjana, 1995; Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suparno, P. 1997; Filsafat Konstuktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius.
Tisher, Power dan Endean, 1972; Fundamental Issues In Science Education, John Wiley and Sons Australia Pty Ltd: Sydney
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Bacaan tentang peta konsep
1. Konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi yang
memiliki ciri-ciri yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Konsep dibedakan menjadi tiga kelompok:
Konsep logika matematis, yaitu konsep yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap obyek. Misalnya: perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, dll
Konsep filosafis, yaitu konsep yang berkaitan dengan sifat manusia. Misalnya: senang, jatuh cinta, jujur, kagum, dll
Konsep fisis, yaitu konsep yang mengacu pada (a) obyek, (b) sifat yang menyatu pada obyek, (c) proses yang terjadi pada obyek, (d) relasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain.
2. Dalam fisika, konsep adalah segala hal yang sudah ada mengenai benda-
benda, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa dan ciri-ciri yang menjadi obyek dalam proses pembelajaran fisika, dan penerapannya untuk berbagai kepentingan. Dari ketiga konsep diatas, dalam pembelajaran fisika yang dibahas adalah konsep fisis.
Konsep yang mengacu pada obyek ada dua jenis, yaitu konkret dan abstrak. Konsep yang mengacu pada obyek yang konkret, misalnya: magnet, lensa, zat cair, cahaya, dll. Sedangkan konsep yang mengacu pada obyek yang abstrak misalnya: suhu, kalor, frekuensi, medan magnet, dll;
Konsep yang mengacu pada sifat yang mengacu pada obyek. Misalnya: massa, panjang, intensitas cahaya, panjang gelombang, dll.
Konsep yang mengacu pada proses. Misalnya: pemuaian, pembiasan, mencair, membeku, dll.
Relasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain, misalnya: “bila kawat berada didalam medan magnet dialiri arus listrik maka kawat tersebut akan mengalami gaya.
3. Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan
konsep-konsep yang lainnya. Hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain dapat digambarkan dalam apa yang disebut PETA KONSEP. Peta konsep adalah peta (jaringan, diagram) yang memuat konsep-konsep dan hubungannya. Contoh peta konsep yang paling sederhana terdiri dari dua konsep dan satu hubungan seperti pada gambar berikut:
Dapat berujud
PadatZat
lxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peta konsep tersebut memuat konsep zat dan konsep padat. Hubungannya adalah zat dapat berujud padat. Contoh peta konsep yang lebih komplek:
dapat berujud
Padat Cair Gas
Zat
4. Peta konsep dapat menyatakan hubungan hierarkis antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Dalam peta konsep yang demikian dapat ditunjukkan mana konsep yang paling umum dan mana konsep yang paling khusus. Biasanya konsep yang paling umum diletakkan paling atas, sedangkan konsep yang paling khusus diletakkan paling bawah.
5. Bila ada dua orang yang membuat peta konsep mengenai suatu teori yang
sama, tidak dapat diharapkan hasilnya adalah peta konsep yang sama. Bahkan hampir dapat dipastikan bahwa hasil peta konsep antara dua orang itu berbeda. Hal itu dikarenakan kekayaan akan konsep-konsep dari kedua orang tersebut mungkin berbeda, keluasanya dan kedalaman akan pemahaman konsep beserta hubungannya mungkin juga berbeda.
6. Pemetaan konsep adalah proses untuk menghasilkan peta konsep. Dalam
membangun sebuah konsep diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: Mengidentifikasi semua konsep yang akan dipetakan. Mengurutkan konsep-konsep tersebut dari yang paling umum ke
yang paling khusus (jika peta konsep akan dibuat hierarkis). Menyusun/menuliskan konsep-konsep itu di atas kertas.
Memetakan konsep-konsep itu berdasarkan kriteria: konsep yang paling umum dipuncak, konsep-konsep yang berada pada tingkatan yang sama diletakkan sejajar satu sama lain, konsep yang lebih khusus dibawah konsep yang lebih umum.
Menetapkan hubungan yang mungkin antar konsep yang satu dengan konsep yang lain dengan mencari kata-kata penghubung yang dapat menghubungkannya, membuat garis penghubung dan menuliskan hubungan pada garis penghubung tersebut.
Jika peta konsep sudah selesai, perhatikan kembali letak konsep-konsepnya dan kalau perlu diperbaiki atau disusun kembali agar menjadi lebih baik dan berarti sehingga peta dapat mudah dibaca dan dianalisis.
lxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxv
Lampiran 2 ALAT INDERA
Manusia memiliki lima jenis alat indera yang disebut panca indera. Mata
merupakan indera penglihatan. Bagian-bagian yang melindungi mata adalah alis mata, kelompok mata dan bulu mata. Bagian-bagian mata yang berperan penting dalam fungsi penglihatan adalah kornea, iris, lensa, badan bening, retina, dan saraf mata. Mata juga dilengkapi dengan kelenjar air mata dan otot mata. Buta warna merupakan penyakit keturunan.
Telinga merupakan indera pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Tuli bisa disebabkan pecahnya gendang telinga, tersumbatnya lubang telinga, rusaknya saraf pendengaran atau pengapuran tulang pendengaran.
Lidah merupakan indera pengecap (parasa). Bagian-bagian lidah yang peka terhadap rasa adalah ujung lidah, tepi lidah dan pangkal lidah. Lidah berfungsi sebagai alat bicara dan pengatur letak makanan.
Hidung merupakan indera pembau. Hidung juga berfungsi sebagai jalan pernafasan. Kulit merupakan indera peraba. Kulit juga berfungsi sabagai pelindung tubuh.
MAGNET
Magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi atau baja. Benda-benda yang dapat dibuat menjadi magnet disebut feromagnetik dan benda-benda yang tidak dapat dibuat menjadi magnet disebut diamagnetik. Gaya tarik menarik dapat menembus benda sampai ketebalan tertentu. Gaya tarik magnet tergantung pada kekuatan magnet. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub yang senama tolak-menolak, sedangkan kutub yang tak senama tarik menarik.
Magnet batang yang digantung secara seimbang dengan tali dan dibiarkan bebas berputar dapat digunakan sebagai kompas sederhana. Kekuatan gaya tarik magnet yang paling besar terletak pada kutub-kutubnya. Jangkauan tarikan magnet tergantung pada kekuatan magnet. Medan magnet adalah daerah disekitar magnet yang masih dipengaruhi gaya magnet.
Magnet terbagi atas magnet alam dan magnet buatan. Magnet buatan dapat dibuat dengan cara induksi, gosokan dan aliran listrik. Beberapa kegunaan magnet yang dapat kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada pengunci kotak pencil atau tas, kompas, obeng, dinamo dan pengunci lemari es.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxvi
TATA SURYA
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari matahari dan planet-planet yang mengelilinginya dengan matahari sabagai pusatnya. Ada sembilan planet dalam tata surya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan pluto. Planet yang mempunyai lintasan terdekat ke matahari adalah Merkurius. Planet yang mempunyai lintasan terjauh ke matahari adalah Pluto dan sekaligus merupakan planet terkecil. Bumi merupakan planet terdekat ketiga ke matahari dan merupakan satu-satunya planet yang dihuni makhluk hidup. Yupiter adalah planet terbesar dalam keluarga tata surya.
Meteoroid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang melanyang-layang di angkasa dengan kecepatan tinggi dan tidak mempunyai lintasan tertentu. Meteor adalah meteoroid yang tertarik oleh planet dan berpijar karena bergeseran dengan atmosfer planet yang menariknya. Meteor sering juga disebut bintang jatuh atau bintang beralih. Meteorit adalah meteor yang telah sampai di permukaan bumi.
Komet adalah benda langit yang terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku dan mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet sering juga disebut bintang berekor. Asteroid atau planetoid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang mengedari matahari pada lintasan tertentu. Lintasan asteroid berada di antara orbit Mars dan Yupiter. Satelit sering disebut pengiring planet karena satelit selalu menemani planet dalam peredarannya mengitari matahari. Satelit terbagi atas dua jenis yaitu satelit alam misalnya bulan dan satelit buatan misalnya satelit palapa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
lxvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxviii
Lampiran 4
Instrumen soal tes pemahaman materi “Besaran dan Satuan”
1. a. Apa yang dimaksud dengan besaran? b. Apakah warna bunga termasuk besaran? Mengapa?
2. Nyatakanlah 2500m dalam kilometer dan dalam sentimeter 3. Mengapa dalam suatu pengukuran diperlukan suatu sistem satuan yang berlaku
internasional? 4. Manakah yang termasuk besaran pokok dan besaran turunan?
a. Panjang f. Volum b. Massa g. Massa jenis c. Waktu h. Gaya d. Jarak i. Kecepatan e. Luas j. Percepatan
5. Manakah yang termasuk satuan baku dan satuan tak baku? a. Jengkal d. Meter b. Kilogram e. Hasta c. Centimeter f. Depa
6. Jika Pak Amir memiliki sawah seluas 100 hektar, berapa luasnya jika dinyatakan dalam m2? (1 hektar = 1 hm2)
7. Sebuah buku yang memiliki 400 halaman diukur tebalnya 2,0 cm. berapakah tebal dari tiap lembar kertas dalam mm?
8. a. Jika 1 pascal = 1 N/m2, nyatakanlah 0,01 KN/cm2 dalam pascal. b. Jika 1 watt = 1 J/s, nyatakanlah 3 KJ/menit dalam watt.
9. Bagaimana cara Anda mengukur volume sebuah gunting kecil dengan menggunakan : a. Sebuah gelas pengukur? b. Sebuah gelas berpancur dan sebuah gelas pengukur?
10. Dari soal no 16 diatas manakah yang lebih teliti: (a) atau (b)? Jelaskan alasan dari jawaban Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen soal tes pemahaman materi “Suhu dan Pemuaian” 1. a. Apa yang dimaksud dengan suhu? b. Dapatkah perasaanmu mengukur suhu dengan tepat. Jelaskan! 2. Manakah yang termasuk karakteristik termometer alkohol dan termometer
raksa a. Memiliki pemuaian seragam b. Membasahi kaca c. Bereaksi cepat terhadap perubahan suhu d. Memiliki titik didih tinggi e. Memiliki titik beku rendah f. Murah g. Cairan yang aman
3. Mengapa untuk mengukur suhu di daerah kutub digunakan termometer alkohol? Mengapa tidak digunakan termometer raksa?
4. Mengapa gelas tebal yang diisi dengan air mendidih dapat retak? 5. Jelaskan mengapa:
a. Kawat telpon didesain kendor di antara dua tiang. b. Salah satu ujung jembatan ditopang di atas roda dan diberi celah.
6. Diagaram di bawah ini menunjukkan sebuah keping bimetal pada suhu normal.
Perunggu Invar
a. Apa yang terjadi jika keping bimetal ini dipanaskan? b. Mengapa peristiwa itu terjadi? Jelaskan jawabanmu!
7. Jelaskan mengapa cairan yang digunakan dalam termometer haruslah suatu cairan yang merupakan konduktor panas yang baik!
8. Sebutkan 5 alasan mengapa air tidak digunakan untuk mengisi tabung termometer?
9. Di Bedugul, Bali, seorang turis mendengar siaran radio yang menyatakan bahwa suhu hari ini akan mencapai 15o C. berapakah suhu ini dalam : a. Skala Kelvin b. Skala Fahrenheit
10. Berilah angka yang ditunjukkan oleh titik tetap atas dan titik tetap bawah pada:
a. Slaka Celsius b. Skala Fahrenheit c. Skala Kelvin
lxix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6
Contoh salah satu peta konsep yang benar dan penskorannya
Penskoran : Hubungan 5 x 5 = 25 Hierarki 2 x 10 = 20 Skor total 45
Ket: Warna merah : hubungan Warna biru : hierarki
lxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Peta konsep yang dibuat siswa dan penskorannya untuk materi besaran dan satuan
Penskoran : Hubungan 9 x 5 = 45 Hierarki 3 x 10 = 30 Contoh 2 x 2 = 4 Skor total 79
Ket: Warna merah : hubungan Warna biru : hierarki
lxxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penskoran : Hubungan 4 x 5 = 20 Hirarki 2 x 10 = 20 Ada contoh dan benar 1 x 2 = 2 Ada contoh dan salah 1 x 1 = 1 Skor total 43
Ket: Warna merah : hubungan Warna biru : hierarki
lxxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
lxxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penskoran : Hubungan yang benar 4 x 5 = 20 Hubungan yang salah 3 x 1 = 3 Hirarki 2 x 10 = 20 Skor total 43
Ket: Warna merah : hubungan Warna biru : hierarki
lxxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxviii
Lampiran 11
Perhitungan korelasi secara manual antara pemahaman siswa dengan kemampuan menyusun peta konsep
Meteri : “Besaran dan Satuan”
No siswa X Y XY X2 Y2
1 57 59 3363 3249 3481 2 58 70 4060 3364 4900 3 50 46 2300 2500 2116 4 50 53 2650 2500 2809 5 66 67 4422 4356 4489 6 53 65 3445 2809 4225 7 58 58 3364 3364 3364 8 56 71 3976 3136 5041 9 59 73 4307 3481 5329 10 64 79 5056 4096 6241 11 51 60 3060 2601 3600 12 51 47 2397 2601 2209 13 64 58 3712 4096 3364 14 60 61 3660 3600 3721 15 73 71 5183 5329 5041 16 57 74 4218 3249 5476 17 57 75 4275 3249 5625 18 56 58 3248 3136 3364 19 55 57 3135 3025 3249 20 59 71 4189 3481 5041 21 52 46 2392 2704 2116 22 51 43 2193 2601 1849 23 57 67 3819 3249 4489 24 51 65 3315 2601 4225 25 55 56 3080 3025 3136 26 56 58 3248 3136 3364 27 53 55 2915 2809 3025 28 55 61 3355 3025 3721 29 63 54 3402 3969 2916 30 57 53 3021 3249 2809 31 57 52 2964 3249 2704 32 51 61 3111 2601 3721 33 63 75 4725 3969 5625 34 65 68 4420 4225 4624 35 56 51 2856 3136 2601 36 54 67 3618 2916 4489 37 60 60 3600 3600 3600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38 54 68 3672 2916 4624 39 53 46 2438 2809 2116 40 58 55 3190 3364 3025 41 50 56 2800 2500 3136 42 55 57 3135 3025 3249 43 58 63 3654 3364 3969 ∑ = 2438 = 2610 = 148943 = 139264 = 161818
Jumlah siswa (N) = 43
lxxix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxx
Lampiran 12
Perhitungan korelasi secara manual korelasi antara pemahaman siswa dengan kemampuan menyusun peta konsep
Meteri : “Suhu dan Pemuaian”
No siswa X Y XY X2 Y2
1 49 54 2646 2401 2916 2 53 66 3498 2809 4356 3 48 51 2448 2304 2601 4 53 64 3392 2809 4096 5 72 85 6192 5184 7396 6 51 60 3060 2601 3600 7 48 46 2208 2304 2116 8 50 61 3050 2500 3721 9 60 81 4860 3600 6561 10 70 61 4270 4900 3721 11 47 43 2021 2209 1849 12 53 62 3286 2809 3844 13 60 82 4920 3600 6724 14 50 47 2350 2500 2209 15 61 62 3782 3721 3844 16 55 64 3520 3025 4096 17 49 57 2793 2401 3249 18 55 55 3025 3025 3025 19 47 47 2209 2209 2209 20 59 66 3894 3481 4356 21 52 54 2808 2704 2916 22 53 66 3498 2809 4356 23 50 62 3100 2500 3844 24 52 63 3276 2704 3969 25 50 65 3250 2500 4225 26 58 69 4002 3364 4761 27 48 66 3168 2304 4356 28 57 52 2964 3249 2704 29 58 63 3654 3364 3969 30 53 66 3498 2809 4356 31 47 56 2632 2209 3136 32 62 62 3844 3844 3844 33 61 67 4087 3721 4489 34 53 55 2915 2809 3025 35 48 76 3648 2304 5776 36 47 55 2585 2209 3025 37 60 80 4800 3600 6400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38 57 64 3648 3249 4096 39 47 69 3243 2209 4761 40 48 58 2784 2304 3364 41 65 68 4420 4225 4624 42 59 56 3304 3481 3136 43 53 56 2968 2809 3136 ∑ =2328 =2663 =145520 =127672 =168757
Jumlah siswa (N) = 43
lxxxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lxxxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI