perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
De
KONSEP P
PHOTOGRA
DENGAN
TE
Di
JURUSA
UN
PHOTOGRAPHY CENTREengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Tek
PERENCANAAN DAN PERANCAN
APHY CENTRE DI YOGYA
N PENDEKATAN DESAIN METAFORA
EKNIK-TEKNIK DASAR FOTOGRAFI
TUGAS AKHIR
iajukan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
DANIEL IRIAWANMAMBOR
I 0206048
AN ARSITEKTUR FAKULTAS TEK
NIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
RE DI YOGYAKARTAknik Dasar Fotografi
1
NGAN
AKARTA
DARI
KNIK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
2
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTA
DENGAN PENDEKATAN DESAIN METAFORA DARI TEKNIK-TEKNIK DASAR
FOTOGRAFI
Disusun Oleh :
DANIEL IRIAWAN MAMBOR
I 0206048
Menyetujui :
Surakarta, 24 Januari 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Sri Hardiyatno, MT Ir. M. Asngad
Mengetahui :
Ketua Jurusan Arsitektur Pembantu Dekan I
Ir. Hardiyati, MT Ir. Noegroho Djarwanti, MT
195612091986012001 195611121984032007
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
3
PERSEMBAHAN KEPADA
Tuhan Yesus…
Tuhan, kupersembahkan bagiMu dan bagi kemuliaan namaMu…
Papa dan Mamaku…
Nicholas Mambor &Wiji Utami
Kupersembahkan atas kepercayaan dan harapan yang digantungkan
kepadaku…
Kakak dan Adikq…
Cynthia Margaretha Mambor, Silvia Fransiska Mambor &
Devitha Permatasari Mambor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
4
UCAPAN TERIMA KASIH
Tuhan Yesus
Terima kasih untuk kekuatan yang Engkau berikan…biarlah tangan dan kakiku berkerja
atasMu….
Family
Papa dan Mama, terima kasih untuk perhatian, cinta, support dan doa mama papa
selama ini….denny pengen buat mama dan papa bangga…
Kak Thia, Sisca dan Dita terima kasih untuk menjadi kakak dan adik yang baik dan
manis. Terima kasih untuk dukungan, cinta dan keceriaan kalian…
Bapak-Ibu Dosen…
Ir. Hardiyati,MT selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur UNS.
Ir. Sri Hardiyatno, MT dan Ir. M. Asngad selaku pembimbing tugas akhir. Terima
kasih untuk konsultasi dan ngobrolnya…
Pak Upok dan Ibu Leni selaku dosen penguji, terima kasih untuk saran dan kritik dari
Bapak dan Ibu…
Ibu Dyah, selaku Pemimbing Akademik terima kasih untuk 4 tahun lebih menjadi
Pemimbing Akademik saya yang selalu sabar…
Staff Pengajaran Jurusan…
Tim Suksesku…
Si maketer Jalal...
Buyung…yang bikin 3D makasih ya yung..lain kali boleh order lagi hehe..
Ratri yang bantuin bikin konsep dan gambar… makasih ya...’beib…
Pijhon makasih ya boy….
Agam, thanks ya tem….lw ikutan lembur di bekasi selama TA…
Faiz…makasih bwt bantuannya.. . lain kali makan2 jgn telat lagi…kn dah habiz tuh
makanan..haha
Bima…si kecil..wkwkw…makasih ya…
Adin…makasih ya layoutnya trandesnya bagus,,,
Kos Ijo
Fajri, Cuya, Ican, Gondo, Jajuk, dan semua peserta community kos ijo….makasih ya buat
dukungannya semoga kita semua sukses…aminnn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
5
Periode 120
Ipal dan Iqbal…tetangga q di studio, hehehe………
Ikfy, Iput, Retno, Gita, Mb Tiwi, Mas Arsi, Mas Ikhsan, Mb Ita, Mas Dani, Mas
Kambing, semoga kesuksesan selalu beserta kita….amiiiinnn…
God Bless Us…
Arsitek Angkatan 2006
Terima kasih untuk bisa menjadi salah satu dari kalian…tetep kompak ya..maju terus
pantang mundur!!!!!!!!!!!!!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
6
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Yesus Kristus atas berkat, kasih dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar.
Mengawali Tugas akhir ini dengan kegemaran penulis akan dunia fotografi. Penulis
menyadari bahwa wadah yang menampung kegiatan berfotografi sangatlah minim,
padahal perkembangnnya sangat pesat. Oleh sebab itu penulis mengangkat Photography
Centre sebagai sebuah wadah yang layak direncanakan dan dirancang demi kemajuan
fotografi di Indonesia. Penulis menyadari bahwa hal tersebut merupakan tantangan
tersendiri bagi penulis untuk bisa menyelesaikannya. Oleh sebab itu penulis berusaha
menjalani prosesnya dengan keyakinan suatu saat nanti apa yang sudah dihasilkan akan
berguna bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Tugas Akhir merupakan sebuah proses terakhir dari pembelajaran untuk kemudian
masuk dalam dunia kerja. Dalam pelaksanaan Tugas Akhir banyak pengalaman yang
penulis dapatkan yaitu bisa menjadi semakin dewasa dan bertanggung jawab. Semoga
pengalaman Tugas Akhir ini bermanfaat dalam dunia kerja yang profesional sesuai
dengan yang diharapkan.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran, kritik dan masukan yang membangun sangat diharapkan demi kebaikan penulis
selanjutnya.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
7
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. JUDUL........................................................................................ 1
B. PENGERTIAN JUDUL.............................................................. 1
C. LATAR BELAKANG ................................................................ 1
1. Fotografi Sebagai Media Informasi...................................... 1
2. Perkembangan Dunia Fotografi............................................ 3
3. Fotografi di Yogyakarta ....................................................... 5
4. Pencitraan Bangunan............................................................ 7
D. RUMUSAN PERMASALAHAN............................................... 8
1. Permasalahan ....................................................................... 8
2. Persoalan .............................................................................. 8
E. TUJUAN DAN SASARAN........................................................ 9
1. Tujuan................................................................................... 9
2. Sasaran ................................................................................. 9
F. LINGKUP PEMBAHASAN ...................................................... 9
G. METODE PEMBAHASAN ....................................................... 9
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ............................................. 10
BAB II TINJAUAN FOTOGRAFI
A. SEJARAH FOTOGRAFI ........................................................... 12
B. TINJAUAN METAFORA.......................................................... 13
1. Arsitektur Metafora .............................................................. 13
2. Ekspresi Metafora ................................................................ 17
3. Studi Banding Karya Arsitektural Pada Metafora ................ 18
C. TEKNIK-TEKNIK DASAR FOTOGRAFI ............................... 19
1. Bukaan Diafragma................................................................ 20
2. Kecepatan Rana.................................................................... 21
3. Teknik Fotografi................................................................... 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
8
BAB III TINJAUAN PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTA
A. KONDISI KOTA YOGYAKARTA........................................... 26
1. Kondisi Geografis ................................................................ 26
2. Klimatologis ......................................................................... 28
3. Kependudukan...................................................................... 28
4. Aktivitas.. ............................................................................. 29
5. Pendidikan............................................................................ 30
6. Budaya .............................................................................. 31
B. PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTA.................... 32
1. Kondisi Fotografi di Yogyakarta.......................................... 32
2. Event Fotografi di Yogyakarta ............................................. 34
3. Studio Foto di Yogyakarta ................................................... 35
BAB IV TEKNIK FOTOGRAFI
A. KARAKTER FOTOGRAFI........................................................... 36
B. KARAKTER TEKNIK PEMOTRETAN FREEZE, BLUR
PANNING DAN BULB.............................................................. 39
1. Karakter Teknik Freeze ........................................................ 39
2. Karakter Teknik Blur............................................................ 43
3. Karakter Teknik Panning...................................................... 46
4. Karakter Teknik Bulb........................................................... 49
BAB V ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
A. DESKRIPSI PROYEK ............................................................... 59
1. Fungsi ................................................................................... 59
2. Tujuan dan Sasaran .............................................................. 59
3. Manfaat dan Skala Pelayanan............................................... 60
4. Fasilitas Yang Ditawarkan/Direncanakan ............................ 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
9
B. PELAKU, JENIS, KEBUTUHAN, HUBUNGAN DAN
BESARAN RUANG................................................................... 61
1. Pelaku ................................................................................... 61
2. Jenis Kegiatan ...................................................................... 62
3. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang................................. 63
4. Hubungan Ruang.................................................................. 72
C. PEMILIHAN SITE .................................................................... 74
1. Kriteria Lokasi...................................................................... 74
2. Pemilihan Lokasi.................................................................. 75
3. Kriteria Pemilihan Site ........................................................ 76
4. Alternatif Site ....................................................................... 76
5. Site Terpilih.......................................................................... 79
D. ANALISA SITE.......................................................................... 81
1. Analisa Kondisi Kebisingan Site.......................................... 83
2. Analisa View Dari Site......................................................... 84
3. Analisa View Ke Site ........................................................... 85
4. Analisa Sirkulasi Site ........................................................... 86
E. ANALISA PENERAPAN KARAKTER FOTOGRAFI PADA
PHOTOGRAPHY CENTRE....................................................... 87
F. ANALISA PENERAPAN TEKNIK FREEZE, BLUR,
PANNING, dan BULB PADA PHOTOGRAPHY CENTRE .... 88
1. Analisa Teknik Freeze.......................................................... 89
2. Analisa Teknik Blur ............................................................. 89
3. Analisa Teknik Panning ....................................................... 89
4. Analisa Teknik Bulb............................................................. 89
G. ANALISA STRUKTUR PHOTOGRAPHY CENTRE DI
YOGYAKARTA......................................................................... 89
1. Struktur Pondasi ................................................................. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
10
2. Super Struktur ...................................................................... 90
3. Upper Struktur...................................................................... 91
H. ANALISA SISTEM UTILITAS DAN MEKANIKAL
ELEKTRIKAL PHOTOGRAPHY CENTRE DI
YOGYAKARTA......................................................................... 91
1. Sistem Air Bersih dan Air Kotor .......................................... 91
2. Drainase................................................................................ 92
3. Sistem Pengkondisian Udara................................................ 93
4. Sistem Pemadaman Kebakaran ............................................ 93
5. Sistem Jaringan Listrik......................................................... 94
6. Sistem Pencahayaan ............................................................. 95
7. Sistem Penangkal Petir......................................................... 96
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
A. KONSEP PERUANGAN............................................................ 97
1. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang................................. 97
2. Hubungan Ruang.................................................................. 103
B. KONSEP PENGOLAHAN TAPAK .......................................... 104
1. Site Terpilih.......................................................................... 104
2. Penzonningan ....................................................................... 105
C. PENERAPAN KARAKTER FREZEE, BLUR, PANNING,
dan BULB PADA PHOTOGRAPHY CENTRE........................ 106
1. Karakter Frezee .................................................................... 106
2. Karakter Blur........................................................................ 107
3. Karakter Panning.................................................................. 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
11
4. Karakter Bulb ....................................................................... 108
D. KONSEP STRUKTUR PHOTOGRAPHY CENTRE DI
YOGYAKARTA......................................................................... 109
1. Struktur Pondasi ................................................................. 109
2. Super Struktur ...................................................................... 110
3. Upper Struktur...................................................................... 110
E. KONSEP SISTEM UTILITAS DAN MEKANIKAL
ELEKTRIKAL PHOTOGRAPHY CENTRE DI
YOGYAKARTA......................................................................... 111
1. Konsep Sistem Air Bersih dan Air Kotor............................. 111
2. Konsep Drainase .................................................................. 112
3. Konsep Sistem Pengkondisian Udara................................... 112
4. Konsep Sistem Pemadaman Kebakaran ............................... 113
5. Konsep Sistem Jaringan Listrik............................................ 113
6. Konsep Sistem Pencahayaan ................................................ 114
7. Konsep Sistem Penangkal Petir............................................ 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
12
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Kondisi Kependudukan Kabupaten di Yogyakart………. 29
Tabel III.2 Daftar Klub Fotografi di Yogyakarta............................... 33
Tabel III.3 Daftar Studio Foto di Yogyakarta.................................... 35
Tabel IV.1 Karakter Fotografi dan Teknik Pemotretan Frezee, Blur, Panning, dan
Bulb........................................................................... 51
Tabel IV.2 Sifat-sifat Warna………………………………………… 54
Tabel IV.3 Kesan Warna……………………………………………. 55
Tabel V.1 Kebutuhan Ruang Zona Penerima………………………. 66
Tabel V.2 Kebutuhan Ruang Zona Pemahaman dan Informasi……. 67
Tabel V.3 Kebutuhan Ruang Pameran Foto………………………... 68
Tabel V.4 Kebutuhan Ruang Zona Penunjang................................. . 69
Tabel V.5 Kebutuhan Ruang Zona Pengelola................................... . 70
Tabel V.6 Kebutuhan Ruang Zona Service....................................... . 71
Tabel V.7 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Keseluruhan................... . 72
Tabel V.8 Peraturan Pemanfaatan Ruang……………………………. 81
Tabel V.9 Karakter Fotografi……………………………………….. 87
Tabel VI.1 Kebutuhan Ruang Zona Penerima………………………... 97
Tabel VI.2 Kebutuhan Ruang Zona Pemahaman dan Informasi……... 98
Tabel VI.3 Kebutuhan Ruang Pameran Foto…………………………. 99
Tabel VI.4 Kebutuhan Ruang Zona Penunjang................................. . 100
Tabel VI.5 Kebutuhan Ruang Zona Pengelola................................... . 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
13
Tabel VI.6 Kebutuhan Ruang Zona Service...................................... . 102
Tabel VI.7 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Keseluruhan.................. . 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Prinsip Kamar Gelap Camera Obscura..................................... 13
Gambar II.2 House X (Peter Eisenman) Mewakili Gender Pria…………... 16
Gambar II.3 Court For Madrid (Zaha Hadid) Mewakili Gender Wanita….. 17
Gambar II.4 EX Plaza Indonesia................................................................... 18
Gambar II.5 Nakagin Capsule Tower............................................................ 18
Gambar II.6 TWA Building Airport……………………………………...... 19
Gambar II.7 Teknik Blur…………………………………………………... 21
Gambar II.8 Menghentikan............................................................................ 22
Gambar II.9 Mulai kabur………………………………………………....... 22
Gambar II.10 Kabur…………………………………………………………. 22
Gambar II.11 Dengan kecepatan rana dan bukaan diafragma tertentu, anjing yang
dilempar ke atas tersebut terlihat seperti diam................. 23
Gambar II.12 Teknik pemotretan blur digunakan supaya objek orang yang di
ambil menjadi jelas dan backgroundnya terlihat kabur, sehingga
obyeknya menjadi detail............................................ 23
Gambar II.13 Memotret motor bergerak dengan kamera yang digerakkan
merupakan teknik panning, yang akan menghasilkan foto motor
yang seolah-olah terlihat bergerak.................................. 24
Gambar II.14 Dengan settingan rana lambat gerakan mobil di malam hari,
tampak seperti sinar yang bergerak, sehingga sinar tersebut
memunculkan unsur artistiknya................................................ 25
Gambar III.1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta…………………………… 27
Gambar III.2 Menempuh Jogja-Solo sembari menikmati Pameran Foto....... 34
Gambar IV.1 Bukaan……………………………………………………...... 38
Gambar IV.2 Anjing Melompat…………………………………………….. 40
Gambar IV.3 Pencarian Kata Kunci Teknik Freeze…………………………… 41
Gambar IV.4 Bahan…………………………………………………………. 41
Gambar IV.5 Gubahan Massa………………………………………………. 42
Gambar IV.6 Unsur Titik dalam Arsitektur………………………………… 42
Gambar IV.7 Teknik Blur…………………………………………………... 43
Gambar IV.8 Pencarian Kata Kunci Teknik Blur……………………………… 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
15
Gambar IV.9 Proporsi Bangunan…………………………………………… 45
Gambar IV.10 Pemadam Kebakaran…………………………………………. 46
Gambar IV.11 Pencarian Kata Kunci Teknik Panning…………………………. 47
Gambar IV.12 Struktur dan Fasade Bangunan……………………………….. 48
Gambar IV.13 Bundaran Hotel Indonesia…………………………………... 49
Gambar IV.14 Pencaian Kata Kunci Teknik bulb……………………………..... 50
Gambar IV.15 Fasade Bangunan…………………………………………….. 50
Gambar IV.16 Kualitas Bukaan……………………………………………… 52
Gambar IV.17 Karakter Warna……………………………………………… 53
Gambar IV.18
Gambar IV.19
Kesan Terhadap Bahan……………………………………….
Bahan Organik Teratur & tak Teratur…………………….......
56
56
Gambar IV.20 Karakter Tekstur Kasar………………………………………. 56
Gambar IV.21 Karakter Tekstur Lembut…………………………………….. 56
Gambar IV.22 Pembagian Skala Menurut Tinggi Ruang……………………. 56
Gambar IV.23 Kualitas Garis dan Karakternya……………………………… 58
Gambar V.1 Skematik Pengamatan Pameran foto…………………………. 64
Gambar V.2 Area Duduk Seminar…………………………………………. 65
Gambar V.3 Area Duduk Seminar…………………………………………. 65
Gambar V.4 Area duduk workshop………………………………………... 65
Gambar V.5 Zona Penerima……………………………………………….. 72
Gambar V.6 Zona Pemahaman dan Informasi…………………………….. 73
Gambar V.7
Gambar V.8
Gambar V.9
Gambar V.10
Gambar V.11
Zona Penunjang……………………………………………….
Zona Pengelola………………………………………………..
Peta Kecematan Depok.............................................................
Alternatif 1................................................................................
Alternatif 1................................................................................
73
74
75
77
77
Gambar V.12 Alternatif 2................................................................................ 78
Gambar V.13 Alternatif 3................................................................................ 78
Gambar V.14 Lokasi Site................................................................................. 79
Gambar V.15 Keadaan Sekitar Site................................................................. 80
Gambar V.16 Sketsa Tampak Atas Site........................................................... 81
Gambar V.17 Sketsa Kondisi Kontur Site....................................................... 82
Gambar V.18
Gambar V.19
Gambar V.20
Foto Batas Tanggul Site............................................................
Site Sketsa Kondisi Noise Site..................................................
Sketsa Tanggapan Kondisi Noise Site………………………..
83
83
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
16
Gambar V.21
Gambar V.22
Sketsa Kondisi View Dari Site……………………………….
Sketsa Tanggapan Kondisi View Dari Site…………………...
84
85
Gambar V.23 Sketsa Kondisi View Ke Site………………………………… 85
Gambar V.24 Sketsa Tanggapan View Ke Site……………………………... 86
Gambar V.25 Sketsa Kondisi Sirkulasi Site………………………………… 86
Gambar V.26 Sketsa Tanggapan Kondisi Sirkulasi Site……………………. 87
Gambar V.27 Sketsa Bukaan Pada Bidang Vertikal………………………… 88
Gambar V.28 Sketsa Bukaan Pada Bidang Horisontal……………………… 88
Gambar V.29 Sketsa Bukaan Pada Bidang Sudut…………………………... 88
Gambar V.30 Pondasi Batu Kali Dan Tiang Pancang………………………. 90
Gambar V.31 Distribusi Air Bersih…………………………………………. 92
Gambar V.32
Gambar V.33
Gambar VI.1
Gambar VI.2
Distribusi Drainase....................................................................
Skematik Pendistribusian Listrik..............................................
Zona Penerima..........................................................................
Zona Pemahaman Dan Informasi.............................................
93
95
103
103
Gambar VI.3
Gambar VI.4
Gambar VI.5
Gambar VI.6
Gambar VI.7
Gambar VI.8
Gambar VI.9
Gambar VI.10
Gambar VI.11
Gambar VI.12
Gambar VI.13
Gambar VI.14
Gambar VI.15
Gambar VI.16
Zona Penunjang.........................................................................
Zona Pengelola..........................................................................
Site Terpilih...............................................................................
Penzonningan............................................................................
Sketsa Transformasi Karakter Freeze.......................................
Sketsa Transformasi Karakter Blur...........................................
Sketsa Transformasi Karakter Panning.....................................
Sketsa Transformasi Karakter Bulb..........................................
Sketsa Transformasi Karakter Bulb..........................................
Pondasi Batu Kali Dan Tiang Pancang.....................................
Distribusi Air Bersih.................................................................
Distribusi Sanitasi.....................................................................
Skematik Pendistribusian Listrik..............................................
Sistem Track Light Dan Spot Lamp..........................................
103
104
104
105
106
107
107
108
109
110
111
112
114
115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
PHOTOGRAPHY CENTRE di YOGYAKARTA
DENGAN PENDEKATAN DESAIN METAFORA DARI TEKNIK-TEKNIK
DASAR FOTOGRAFI
B. PENGERTIAN JUDUL
Sebuah tempat yang mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan seni
fotografi berupa fasilitas pameran, pendidikan, profesional, perdagangan
dan penunjang dengan pendekatan bangunan yang berkaitan dengan
tema fotografi.
Tujuannya adalah agar pengunjung nantinya dapat merasakan suasana
fotografi pada saat berkunjung ke tempat ini. Untuk mencitrakan suasana
fotografi akan mengambil istilah-istilah pada fotografi yang sudah
umum dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
C. LATAR BELAKANG
1. Fotografi Sebagai Media Informasi1
Bagaimana informasi menjadi penting dan menguasai hidup
manusia ? Pertanyaan itu menjadi pertanyaan klasik yang telah terjawab
dengan beberapa versi, yang intinya adalah menekankan pada sifat hakiki
1Mulyanta, Edi S, (2008), Teknik Modern Fotografi Digital, Penerbit ANDI, Yogyakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
18
manusia dan bersosialisasi dengan sesama makhluk di dunia. Informasi
menjadi penting karena menjadi sifat dasar manusia untuk berusaha
mengenal sekelilingnya. Setelah eksplorasi terhadap sekeliling telah
terlampaui, range atau jangkauan penjelajahan atas pengenalan manusia
akan semakin lebar hingga melampaui batas pandangan manusia terhadap
lingkungannya.
Kebutuhan informasi akan semakin meningkat seiring jangkauan
pengenalan lingkungan terhadap kehidupan manusia. Dalam perkembangan
kebutuhan informasi, manusia akan semakin memperluas jangkauannya
sehingga informasi kasat mata menjadi hal yang biasa. Selanjutnya
informasi akan semakin berkembang pada media-media non fisik yang
tidak kasat mata menjadi hal yang biasa. Selanjutnya informasi akan
semakin berkembang pada media-media nonfisik yang tidak kasat mata
seperti pada media suara dan gelombang elektromagnet. Pada masa purba,
suara tanduk binatang dapat menjadi sarana pemberi informasi yang tidak
terbatas oleh jangkauan pandang alami manusia saja. Manusia semakin
sadar bahwa informasi ternyata tidak hanya didasarkan pada informasi yang
bersifat kasat mata saja, tetapi juga pada suara atau kode-kode bentuk suara
yang tidak terhalang oleh media kasat mata yang lain. Ambisi manusialah
yang akhirnya mendasari penemuan media-media yang tidak kasat mata,
seperti media wireless tersebut akan semakin berkembang karena
efektivitasnya dalam mengalirkan informasi sehingga faktor lokasi menjadi
faktor yang tidak begitu berpengaruh terhadap penyebaran informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
19
Informasi semakin menyadarkan manusia akan arti pengetahuan
(knowledge). Seperti pepatah yang mengatakan bahwa knowledge is power,
tidaklah berlebihan bila pengetahuan akan menjadi aset yang sangat
dibutuhkan dalam perkembangan teknologi informasi. Oleh karena
pentingnya pengetahuan, maka metode penyebaran informasi juga menjadi
sangat penting. Keterbatasan seakan justru semakin menambah ambisi
manusia untuk meningkatkan pengetahuan dengan berkolaborasi melalui
jejaring yang semakin mendekatkan hubungan antar individu.
Jika menurut jejak langkah masa lampau perkembangan teknologi
komputasi, akan ditemukan kegigihan usaha manusia dalam mengurai
elemen informasi agar bisa “dibaca” sehingga berguna bagi individu hingga
kelompok masyarakat dunia. Kesadaran akan informasi berkembang
seiring usia manusia serta pengelolaan peradabannya di dunia sehingga
evolusi teknologi akan semakin berkembang menuju kepada suatu hal yang
sangat sulit diprediksikan saat ini. Selain itu, kesadaran akan informasi juga
akan semakin berkembang pesat sejak ditemukannya mesin komputasi yang
dapat membantu mempercepat kerja perhitungan-perhitungan sederhana
hingga sangat rumit. Revolusi teknologi informasi sering disebut-sebut
sebagai tonggak sejarah dimulainya ketergantungan manusia terhadap
informasi setelah terjadinya revolusi yang pertama, yakni revolusi industri.
2. Perkembangan Dunia Fotografi
Masyarakat awam sering mengganggap karya foto sebagai artefak
yang objektif, artinya apa yang tercetak pada kertas foto atau ditampilkan
pada bidang 2 dimensi selalu menggambarkan realitas sebagaimana adanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
20
Selain objektif karya foto juga mempunyai unsur momentik yang terkadang
menjadi tujuan pada saat memotret.
Dalam dunia fotografi, perkembangan teknologi memang terlihat
sangat menonjol dimata masyarakat. Semakin berkembangnya era
teknologi membuat peminat fotografi semakin bertebaran. Adanya kamera
digital sangat berperan besar dalam melahirkan para peminat baru didunia
fotografi. Kelebihan yang sangat menonjol pada kamera digital membuat
para peminat baru di dunia fotografi semakin meledak, peran kamera digital
juga sangat luas, tidak hanya para pencinta fotografi bahkan berbagai
kalangan dan berbagai usia dapat menikmatinya. Kemudahan dalam
pengoperasian dan kelengkapan fitur pada kamera digital membuat para
pengguna kamera digital lebih hemat, mereka bebas memotret tanpa harus
membeli film terlebih dahulu selain itu mereka juga dapat memotret
sebanyak mungkin karena hasil gambar dari proses pemotretan berupa file
foto yang tersimpan otomatis dalam media penyimpan seperti memory
card.2
Secara tidak disadari sekarang ini dunia fotografi merupakan bagian
dari kehidupan masyarakat sehari-hari misalnya saja di rumah, di kamar
tamu atau kamar tidur pasti dengan mudah dijumpai foto individu atau
keluarga yang diletakkan di atas meja atau lemari. Di luar rumah pun
dengan mudah dijumpai di pinggir jalan banyak iklan-iklan yang berisi foto
artis yang membintangi iklan dari produk tertentu. Selain itu juga pada
barang yang dipergunakan sehari-hari seperti buku, makanan, snack atau
2(http://t-r-ibe.blogspot.com/2009/10/tren-perkembangan-dunia-fotografi-dalam.html)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
21
kemasan produknya. Kemudian pada telepon seluler kelengkapan dengan
kamera merupakan fasilitas yang lumrah dijumpai. Hal ini menjadi bukti
bahwa dunia fotografi sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-
hari namun seringkali tidak disadari.
Sekarang ini dunia fotografi sudah semakin mudah. Hanya dengan
sekali jepret dengan menggunakan kamera digital atau handphone kamera
hasilnya dapat langsung dilihat dan dicetak dengan printer tanpa harus pergi
ke tempat cuci cetak. Karena proses penggunaan yang semakin mudah dan
praktis, permintaan akan peralatan yang berkaitan dengan fotografi semakin
meningkat. Hal itu dapat dilihat pada fakta bahwa kamera keluaran terbaru
cepat sekali keluar, misalnya dari yang keluaran 1 megapixel sampai 12
megapixel.3
Begitu juga dengan handphone kamera (hampir tiap bulan keluar
teknologi baru) ini membuktikan permintaan yang berkaitan dengan
fotografi meningkat dan jika permintaan untuk alat yang berkaitan dengan
fotografi meningkat berarti ketertarikan masyarakat akan dunia fotografi
semakin meningkat juga.
3. Fotografi di Yogyakarta
Perkembangan dunia fotografi di Yogyakarta sangatlah pesat,
tampak dengan semakin banyaknya jumlah penggemar fotografi, serta
semakin banyaknya digunakan media fotografi sebagai alat atau sarana
penunjang berbagai kegiatan. Seperti pada media masa, bidang
perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan, seni, budaya, dsb.
3(www.fotografer.net/Austein Adikoesoemo)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
22
Melihat potensi Yogyakarta yang cenderung meningkat di bidang
fotografi dengan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang lain, maka
ada banyak kebutuhan dan keinginan untuk mengikuti perkembangan
tersebut. Kebutuhan-kebutuhan seperti tersedianya suatu wadah yang
membuat masyarakat mempelajari dan menampung kegiatan dalam bidang
fotografi antara lain: pameran, informasi, eksperimen, diskusi, jasa,
pelayanan serta promosi yang tentunya dapat bermanfaat bagi user
bangunan pada khususnya dan meningkatkan laju pembangunan kota
Yogyakarta pada umumnya.
Yogyakarta merupakan salah satu kota pariwisata yang terkenal
dengan aspek kebudayaannya. Objek wisata budaya yang menonjol antara
lain Keraton, Candi Borobudur, Candi Prambanan dan banyak lagi yang
lainnya. Semua itu merupakan objek yang sangat menarik yang jarang
dijumpai di daerah lain. Objek-objek wisata budaya tersebut sangat menarik
untuk para pemotret sebagai objek bidikan yang nantinya memiliki makna
dan pesan tersendiri pada sebuah foto yang sudah jadi.
Beberapa Institusi Pendidikan sudah menetapkan “ Fotografi “
sebagai matakuliah wajib pada kurikulum pendidikannya, antara lain ISI
(Institut Seni Indonesia), MSD, ADVY. Kemudian pada Institusi yang lain
meskipun fotografi tidak ditawarkan sebagai matakuliah yang wajib tetapi
ditawarkan sebagai kegiatan kurikuler yang dapat dilakukan di luar jam
kuliah atau istilahnya UKM ( Unit Kegiatan Mahasiswa ). Di luar kegiatan
dalam institusi fotografi ada beberapa perkumpulan penggemar fotografi
yang tergabung dalam club atau komunitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
23
4. Pencitraan Bangunan
Dalam dunia arsitektur tampilan bangunan yang menarik
merupakan sesuatu yang wajib diciptakan untuk memperlihatkan karakter
arsitektur itu sendiri. Selain hanya sekedar tampilan yang menarik juga
harus ada keterkaitan antara tema dan fungsi bangunan dengan tampilan
bangunan. Jika kita bandingkan dengan dunia fashion orang lalu akan
mencari tukang jahit ulung atau disainer yang selain dapat menjahit secara
teknis rapi, dia juga mampu memberikan pamor kecantikan yang khas dari
karakter orang tersebut kepada si pemakai. Dengan kata lain selain segi
fungsi manusia berbudaya membutuhkan citra yang menjujung dirinya.
Kemudian kembali lagi dikaitkan dengan dunia arsitektur sebuah bangunan
istana negara yang besar dan megah menggambarkan citra negara yang
besar dan kepala negara yang berwibawa.
Pada konteks Photography Centre di Yogyakarta ini penulis ingin
menciptakan bangunan Photography Centre yang mempunyai citra
bangunan yang berkaitan dengan tema fotografi. Tujuannya adalah agar
pengunjung nantinya dapat merasakan suasana fotografi pada saat
berkunjung ke tempat ini. Suasana untuk mencitrakan susana fotografi akan
mengambil istilah-istilah pada fotografi yang sudah umum dan mudah
dimengerti oleh masyarakat.
Kemudian pada penerapan pencitraan bangunan yang bertemakan
fotografi akan diterapkan dominan pada tampilan bangunan, penerapan
pencitraan pada tampilan bangunan dianggap mampu dinikmati oleh
pengunjung dari berbagai jarak. Misalnya pengunjung yang berada dekat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
24
dengan bangunan maupun berada agak jauh dari bangunan ataupun di luar
site jika melihat bangunan akan bisa merasakan pencitraan bangunan
fotografi ini.
Pencitraan bangunan Photography Centre di Yogyakarta ini
diharapkan dapat sebagai daya tarik tersendiri untuk menarik perhatian
masyarakat untuk berkunjung ke area ini dan memberikan ciri khas yang
membedakan dengan bangunan lainnya.
D. RUMUSAN PERMASALAHAN
1. Permasalahan
Bagaimana wujud rancangan Photography Centre di Yogyakarta
sebagai wadah informasi terhadap karya fotografi dengan pendekatan
metafora dari karakter hasil teknik pemotretan freeze, blur, panning dan
bulb pada tampilan bangunan.
2. Persoalan
Bagaimana menentukan lokasi site yang tepat guna mewadahi
kegiatan fotografi.
Bagaimana menentukan jenis, pola kegiatan dan program ruang yang
sesuai dengan kebutuhan para user.
Bagaimana menentukan konsep tampilan bangunan sebagai wujud
aplikasi pendekatan metafora dari teknik-teknik dasar fotografi.
Bagaimana menentukan sistem struktur, material dan utilitas yang
sesuai dengan perwujudan metafora dari karakter hasil teknik
pemotretan freeze, blur, panning dan bulb pada bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
25
E. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Tersusunnya konsep perencanaan dan perancangan bangunan
Photography Centre di Yogyakarta yang mampu mewadahi kegiatan yang
berkaitan dengan informasi dan penghargaan fotografi itu sendiri dengan
pendekatan transformasi karakter hasil teknik pemotretan pada seni
fotografi berdasarkan kecepatan rana dan bukaan diafragma.
2. Sasaran
Menghasilkan tampilan bangunan yang mentransformasikan
karakter teknik pemotretan fotografi berdasarkan kecepatan rana dan
bukaan diafragma yaitu freeze, blur, panning dan bulb.
F. LINGKUP PEMBAHASAN
Perencanaan dan perancangan Photography Centre di Yogyakarta lebih
menekankan pada pemecahan permasalahan dengan melakukan analisis
terlebih dahulu baru menerapkannya pada transformasi karakter pada
tampilan bangunan dan suasana ruang. Kemudian hal-hal yang berkaitan
dengan fotografi dan berada di luar ilmu arsitektur akan berusaha
diselesaikan semaksimal mungkin.
G. METODE PEMBAHASAN
1. Pengumpulan data melalui kajian pustaka dan media online, yaitu
mempelajari sejarah fotografi dan teknik-teknik dalam fotografi.
Pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara langsung dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
26
beberapa penggemar fotografi yang tergabung dalam Klub Fotografi
Arsitektur (KFA) mengenai karakter teknik-teknik dalam fotografi
berdasarkan kecepatan rana dan bukaan diafragma, yaitu freeze, blur,
panning dan bulb.
2. Analisis dengan menafsirkan karakter freeze, blur, panning dan bulb yang
akan digunakan sebagai dasar dalam transformasi perancangan arsitektural
pada Photography Centre di Yogyakarta.
3. Melakukan transformasi perancangan Photography Centre di Yogyakarta
berdasarkan hasil teknik-teknik dalam fotografi berdasarkan kecepatan rana
dan bukaan diafragma, yaitu freeze, blur, panning dan bulb yang akan
diterapkan pada tampilan bangunan.
4. Penyusunan hasil transformasi perancangan menjadi konsep perencanaan
dan perancangan Photography Centre di Yogyakarta.
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi judul, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan,
tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan
sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN FOTOGRAFI
Berisi pengertian dan sejarah tentang perkembangan fotografi,
penjelasan tentang kamera, penjelasan lensa, aksesori kamera, teknik
pemotretan fotografi, pencahayaan, komposisi dan penjelasan
tentang apresiasi fotografi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
27
BAB III TINJAUAN PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTA
Berisi tentang kondisi kota Yogyakarta, Photography Centre di
Yogyakarta, pemilihan site, alternatif site dan site terpilih.
BAB IV TEKNIK FOTOGRAFI
Berisi permasalahan yang akan diangkat yaitu tentang karakter
teknik pemotretan freeze, blur, panning dan bulb pada fotografi
kemudian melakukan analisis karakter teknik freeze, blur, panning
dan bulb. Penjelasan elemen pembentuk arsitektural, metode
transformasi pada arsitektur dan transformasi ke dalam wujud
arsitektural.
BAB V PENDEKATAN PERANCANGAN PHOTOGRAPHY CENTRE
DI YOGYAKARTA
Berisi deskripsi proyek, fungsi dan sasaran proyek, analisa pelaku
dan kegiatan, kebutuhan dan besaran ruang, analisis perancangan
yaitu analisis site, transformasi perancangan photography centre di
Yogyakarta berdasarkan karakter fotografi, transformasi perancangan
photography centre di Yogyakarta berdasarkan karakter freeze, blur,
panning dan bulb.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTA
Berisi konsep perancangan yaitu konsep site, konsep perancangan
pada suasana ruang dan tampilan bangunan, konsep lansekap,
struktur, utilitas dan ME pada Photography Centre.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
28
BAB II
TINJAUAN FOTOGRAFI
A. SEJARAH FOTOGRAFI
Fotografi adalah dunia yang dinamis dan memiliki dimensi yang
luas. Pengetahuan bahwa citra dapat terbentuk pada sebuah permukaan
dalam sebuah ruang gelap (camera obscura) diperkirakan berasal dari
Cina Kuno (www.Firama Adventure & Active Work.com).
Sejarah fotografi berawal dari digunakannya pelat fotografi yang
terbuat dari gelas. Selanjutnya digunakan gelatin, yang diikuti dengan
ditemukannya film hitam putih hingga foto berwarna. Dasar dari
terbentuknya objek fotografis adalah terjadinya proses fokus sinar pada
area sensitif. Hingga kini, proses tersebut masih menjadi dasar dalam
dunia fotografi pada umumnya. Area sensitif tersebut kemudian diproses
menggunakan bahan-bahan kimia untuk menghasilkan bentukan objek,
baik gambar negatif maupun positif.
Istilah fotografi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yakni
photos yang berarti cahaya dan graphein yang berarti menggambar.
Sementara itu, kata kamera berasal dari bahasa latin Camera Obscura yang
berarti kamar gelap atau “dark room”. Camera Obscura justru telah
ditemukan beratus-ratus tahun sebelum fotografi dikenal seperti ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
29
Pada gambar tersebut diperlihatkan prinsip kuno gambar gelap
yang menjadi dasar fotografi modern saat ini. Sinar akan masuk ke dalam
kamar gelap melalui lubang kecil sehingga akhirnya akan membentuk
objek dari luar kamar gelap menjadi bayangan objek yang yang terbalik di
dinding kamar gelap. Diyakini bahwa prinsip itu ditemukan pada saat
pemerintahan Yunani kuno oleh Aristoteles pada tahun 384 SM-322 SM
dan kemudian ditulis ulang oleh Leonardi DaVinci (1452-1519)
B. TINJAUANMETAFORA
1. Arsitektur Metafora
a. Identifikasi Metafora
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang
digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan
perbandingan. Pemakaiannya dalam dunia arsitektur, telah ada
sejak post-modern mulai muncul, dan digunakan sebagai bahasa
penampilan dalam mengekspresikan fungsi dan sebuah bangunan.
Gambar II.1
Prinsip Kamar Gelap Camera Obscura
Sumber : http://www.nikon.co.jp/main/eng/feelnikon/kumon/01e.htm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
30
Metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan
bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan
menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau
memakainya.
Metafora digunakan sebagai :
1). Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu
subjek ke subjek lain.
2). Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu objek seakan-
akan sesuatu hal yang lain.
3). Mengganti focus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi
atau penyeledikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan
atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang
dipikirkan dengan cara baru).
Penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara atau
metode sebagai perwujudan kreatifitas arsitektural, yakni sebagai
berikut :
1) Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari
sudut pandang yang lain.
2) Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi
pengamat.
3) Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang
kemudian dianggap sebagai hal yang tidak dapat dimengerti
ataupun belum sama seklai ada pengertiannya.
4) Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
31
Menurut Anthony C. Antoniades (1990) dalam Poetic of
Architecture: Theory of Design, mengidentifikasi metafora
arsitektur ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Metafora abstrak (intangible metaphor)
Rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang
bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan, misalnya: sosial,
budaya, kondisi manusia. Rancangan arsitektur yang
menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art Museum
karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan
budaya didalamnya.
2) Metafora konkrit (tangible metaphor)
Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda
nyata dan dapat dirasakan secara visual. Rancangan yang
menggunakan metafora ini adalah Stasiun TGV karya
Calatrava yang menerjemahkan bentuk burung terbang
kedalam bangunan.
3) Metafora kombinasi (combined metaphor)
Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan
konkrit didalamnya. Rancangan arsitektur yang menggunakan
metafora ini adalah EX Plaza Indonesia karya Budiman
Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah
mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi
gubahan masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya
kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
32
b. Metafora Gender dalam Arsitektur
Arsitektur dapat menjadi suatu media komunikasi massal,
pesan-pesan yang disampaikan ini juga banyak menyampaikan
masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu
masalah sosial yang diangkat dalam arsitektur yaitu gender. Selain
makhluk hidup biasa, arsitektur juga terbagi atas dua gender, yaitu
gender pria dan wanita
1). Gender Pria
Gender ini diwakili oleh bangunan berbentuk kotak-kotak,
yang memiliki kesan solid, kuat, dan kaku.
2). Gender Wanita
Gender ini diwakili oleh bangunan berbentuk kurva atau
lengkung, yang memiliki kesan dinamis, indah, dan eksotis.
Gambar II.2
House X (Peter Eisenman) Mewakili Gender Pria
Sumber :
http://i399.photobucket.com/albums/pp75/ZAKEFF/eisenman
_houseX_75-1.jpg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
33
Psikologi, ideologi, cara pandang, dan cara mencari solusi
oleh arsitek dapat memberi banyak pengaruh kepada bentuk
rancangan arsitektur.
2. Ekspresi Metafora
Metafora adalah pandangan yang subjektif, bergantung pada
tingkat kecerdasan orang yang menginterpersepsikannya. Point dari
arsitektur metafora adalah sebagai berikut :
a. Bentuk bangunan makna filosofi.
b. Konsep bangunan berangkat dari suatu kegiatan atau benda
acuan.
c. Desain bentuk dari benda acuan tersebut sesuia dengan tema
bangunan.
Gambar II.3
Court For Madrid (Zaha Hadid) Mewakili Gender Wanita
Sumber :
http://i399.photobucket.com/albums/pp75/ZAKEFF/eisenman
_houseX_75-1.jpg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
34
3. Studi Banding Karya Arsitektural Pada Metafora
a. EX Plaza Indonesia
b. Nakagin Capsule Tower ( Kisho Kurokawa / Jepang)
Nagakin Capsule Tower dengan
140 kotak dan 1 core. Metafora
sebagai sugar cube atau
tumpukan mesin cuci. Kurokawa
beranggapan bahwa bentuk
tersebut adalah tumpukan
kandang burung bagi para
bussiness man yang sibuk.
Termasuk metafora abstrak
karena Nagakin Capsule Tower
membawa arti sejarah di dalam
bentuk metaforanya
Gambar II.4
EX Plaza Indonesia
Sumber :
http://www.thejakartapost.com/files/images/p21-
a-1_25.img_assist_custom.jpg
EX Plaza
Indonesia karya Budiman
Hendropurnomo menjadikan
gaya kinetik pada sebuah
mobil sebagai konsepnya,
yang diterjemahkan menjadi
gubahan masa lima kotak
yang miring sebagai ekspresi
gaya kinetik mobil, kolom-
kolom penyangganya
sebagai ban mobil.
EX Plaza
Indonesia termasuk
metafora kombinasi karena
mengacu pada benda-benda
nyata yang dapat dilihat
secara visual tetapi juga
mengacu akan hal-hal yang
tidak bisa dibendakan yaitu
energi kinetik
Gambar II.5
Nakagin Capsule Tower
Sumber : http://dailycontributor.com/wp-
content/uploads/2008/12/nakagin-
capsule-tower.jpg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
De
c. TWA
C. TEKNIK-TE
Teknik
menghasilkan
menguasai pen
manual.
Ada ha
yaitu unsur pe
objek harus
fotografi ada
kecepatan ran
foto merupaka
http://ww
_City/pho
_
PHOTOGRAPHY CENTREengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Tek
A Building Airport (Eero Saarinen / New Yor
EKNIK DASAR FOTOGRAFI
pemotretan adalah cara menguasai teknik
n sebuah foto. Pada dasarnya teknik f
nggunaan kecepatan rana dan bukaan diafrag
al penting yang harus diperhatikan dalam te
encahayaan. Dalam hal ini sinar atau cahaya
cukup, sehingga dapat direkam dalam fil
alah teknik memadukan unsur, bukaan
na untuk memperoleh foto yang diinginkan. D
an hasil perpaduan ketiga unsur tersebut.
Stru
men
ters
met
yan
den
ters
ban
met
ran
Air
ben
diraGambar II.6
TWA Building Airport
Sumber :
ww.newyorkstatesearch.com/photos/New_York
otographs/TWA_Flight_Center_Building_John
_F_Kennedy_International_Airport.jpg
RE DI YOGYAKARTAknik Dasar Fotografi
35
rk)
fotografi untuk
fotografi adalah
gma pada kamera
eknik pemotretan
a yang diperoleh
lm. Jadi, teknik
diafragma dan
Dengan kata lain,
uktur Shell yang
nyangga bangunan
sebut adalah sebuah
tafora mengenai burung
ng siap terbang, sesuai
ngan fungsi bangunan
sebut, yaitu sebagai
ndar udara. Termasuk
tafora konkrit karena
ncangan TWA Building
rport mengacu pada
nda-benda nyata dan dapat
asakan secara visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
36
1. Bukaan Diafragma
Bukaan diafragma (aperture) adalah alat pengatur cahaya yang
dapat masuk ke dalam lensa kamera. Bukaan diafragma berbentuk
lempengan bundar terbuat dari logam yang bisa membuka dan
menutup dan terdapat pada lensa. Ukuran bukaan diafragma
dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa.
Ukuran bukaan diafragma pada lensa adalah
f/1,4;f/2;f/2,8;f/4;f/5,6;f/8;f/11;f/16;f/22 dan f/32. Ukuran ini
menunjukkan perbandingan terbalik, yaitu semakin besar f/angka,
semakin kecil bukaan diafragmanya dan semakin kecil f/angka,
semakin lebar bukaan diafragmanya.
Setiap lensa kamera manual memiliki bukaan diafragma
maksimal dan minimal yang berbeda. Umumnya lensa standar
memiliki bukaan diafragma maksimal f/4 atau f/5,6 dan minimal f/22
atau f/32. Bukaan diafragma pada kamera saku bekerja secara
otomatis, termasuk dalam mengatur bukaan diafragma sesuai dengan
pencahayaan pada objek.
Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan cahaya yang
masuk ke dalam lensa. Semakin kecil f/angka, semakin besar bukaan
diafragmanya, sehingga cahaya yang masuk ke dalam diafragma
semakin banyak. Sebaliknya, semakin besar f/angka, semakin kecil
bukaan diafragmanya, sehingga semakin sedikit cahaya yang masuk
ke dalam lensa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
37
Selain mengontrol pencahayaan terhadap objek dalam foto,
bukaan diafragma dan kecepatan rana juga dapat menentukan ruang
tajam objek.
2. Kecepatan Rana
Kecepatan rana (shutter speed) adalah pengaturan keceparan
rana dalam menerima pencahayaan objek. Rana adalah tutup jendela
kamera yang mengatur cahaya masuk ke dalam film. Semakin cepat
rana membuka dan menutup, semakin sedikit cahaya yang masuk.
Sebaliknya, semakin lama rana membuka dan menutup, semakin
banyak cahaya yang masuk.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam pencahayaan detik,
yaitu: 1,1/2, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000,
1/2000, 1/4000, 1/8000, dan B (bulb) untuk kecepatan tanpa batas
waktu, atau tergantung pemotretan. Namun angka-angka yang tertera
dalam gelang kecepatan adalah 1,2,4,8 dan seterusnya. Angka-angka
ini menunjukkan semakin besar angka kecepatan rananya, semakin
Gambar II.7
Teknik Blur
Sumber : http://www.google.co.id/images Blur+photography&btnG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
38
tinggi kecepatannya. Artinya semakin cepat rana membuka dan
menutup, semakin sedikit cahaya yang masuk. Dalam memilih
kamera, salah satu pertimbangannya adalah fasilitas kecepatan
rananya. Umumnya kecepatan rana kamera SLR paling lambat adalah
1 detik atau B, sedangkan tercepat adalah 1/8000 detik. Semakin
lengkap atau tinggi kecepatan rana sebuah kamera, semakin baik
karena bisa digunakan untuk pemotretan yang lebih beragam.
Misalnya, memotret objek berkecepatan tinggi atau menangkap
suasana malam hari.
Menentukan kecepatan rana tergantung pencahayaan buatan
(lampu atau lampu kilat), pencahayaan alam (matahari), lensa, bukaan
diafragma, ISO film dan objek foto. Oleh sebab itu, pemotret belajar
memadukan semuanya itu untuk menghasilkan foto yang diinginkan.
3. Teknik Fotografi
a. Teknik Freeze
Teknik pemotretan ini adalah teknik yang digunakan untuk
memotret pada kegiatan yang objeknya bergerak kemudian pada
hasilnya foto yang diinginkan agar objek dari yang bergerak tadi
Gambar II.8
Menghentikan
Sumber : www.Fotografer.net
Gambar II.9
Mulai kabur
Sumber : www.Fotografer.net
Gambar II.10
Kabur
Sumber : www.Fotografer.net
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
39
menjadi diam (freeze). Biasanya teknik ini digunakan pada foto
jurnalistik khususnya yang berkaitan dengan olah raga.
b. Teknik Blur
Teknik pemotretan ini adalah teknik yang digunakan untuk
memotret objek dengan keadaan sekitarnya, tetapi pada foto yang
dihasilkan nantinya diinginkan gambar objek detail sedangkan
gambar sekitarnya kabur (tidak jelas).
Gambar II.11
Dengan kecepatan rana dan bukaan diafragma tertentu, anjing yang
dilempar ke atas tersebut terlihat seperti diam.
Sumber : www.Fotografer.net
Gambar II.12
Teknik pemotretan blur digunakan supaya objek orang yang di ambil menjadi jelas
dan backgroundnya terlihat kabur, sehingga obyeknya menjadi detail
Sumber :
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1280&bih=619&tbs=isch%3
A1&sa=1&q=Blur+photography&btnG=Telusuri&aq=f&aqi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
40
c. Teknik Panning
Adalah teknik memotret dengan menggerakkan kamera
sesuai gerakan objek foto. Dalam teknik ini objek yang difoto
adalah objek yang bergerak kemudian hasil gambar yang
diinginkan adalah gambar yang terlihat bergerak. Biasanya teknik
pemotretan ini digunakan untuk memotret sebuah kegiatan yang
ingin diekspose.
d. Teknik Bulb
Adalah teknik pemotretan yang menggunakan setingan
kecepatan rana B paling lambat, teknik ini biasanya untuk
memotret suasana lingkungan yang bergerak. Teknik jenis ini
tidak ada unsur menonjolkan objek ataupun lingkungan tetapi
lebih mencari unsur artistiknya.
Gambar II.13
Memotret motor bergerak dengan kamera yang digerakkan merupakan
teknik panning, yang akan menghasilkan foto motor yang seolah-olah
terlihat bergerak
Sumber :
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1280&bih=619&tbs
=isch%3A1&sa=1&q=panning+photography&aq
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
41
Gambar II.14
Dengan settingan rana lambat gerakan mobil di malam hari, tampak
seperti sinar yang bergerak, sehingga sinar tersebut memunculkan
unsur artistiknya
Sumber :
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1280&bih=619&t
bs=isch%3A1&sa=1&q=bulb+photography&aq
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
42
BAB III
TINJAUAN PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTA
A. KONDISI KOTA YOGYAKARTA
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang terkenal
dengan sebutan kota pelajar dan pariwisata budaya. Disebut kota pelajar
karena banyak terdapat institusi pendidikan, seperti contohnya Universitas
Gajah Mada, Universitas Islam Indonesia, Institut Seni Yogyakarta,
Universitas Atma Jaya dan lain-lain. Perguruan tinggi tersebut merupakan
beberapa yang menonjol di Yogyakarta dan peminatnya berasal dari
seluruh Indonesia sehingga tak jarang Yogyakarta juga disebut sebagai
Indonesia kecil.
Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pariwisata budaya yang
memiliki objek wisata yang terkenal dengan kebudayaannya yang kuat
antara lain Keraton, Candi Borobudur, Candi prambanan dan lain-lain.
Semua itu merupakan objek pariwisata budaya yang masih kental
kebudayaannya sehingga menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik itu
dalam negeri maupun dari mancanegara.
Berikut ini adalah beberapa data tentang keadaan fisik dan non fisik dari
Daerah Istimewa Yogyakarta.
1. Kondisi Geografis
Secara geografis Yogyakarta terletak antara 7º33’-8º11’ lintang
selatan dan 110º5-110º50’ bujur timur. Ujung sebelah utara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
43
Yogyakarta merupakan puncak Gunung Merapi dengan ketinggian +
2920 meter diatas permukaan laut.
Luas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta + 3.186 km2
(0,17% luas Indonesia), berpenduduk 3.188.400 jiwa dan terbagi
kedalam 5 Daerah Tingkat II, yakni :
a. Kotamadya Yogyakarta, yang merupakan ibukota Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY).
b. Kabupaten Sleman, dengan ibukota Beran
c. Kabupaten Gunungkidul, dengan ibukota Wonosari
d. Kabupaten Bantul, dengan ibukota Bantul
e. Kabupaten Kulonprogo, dengan ibukota Wates
Gambar III.1
Peta Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumber : http://datapu.files.wordpress.com/2009/03/peta.jpg
Selain terbagi kedalam 4 Kabupaten dan 1 Kotamadya, DIY
terdiri dari 75 kecamatan, 438 kelurahan/ desa dan 5122 dusun (Pemda
DIY & Yogya Urban Development Project).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
44
Propinsi Yogyakarta berbatasan dengan beberapa wilayah
antara lain :
Timur : Kabupaten Wonogiri
Utara : Kabupaten Klaten
Barat : Kabupaten Purworejo
Selatan: Laut Selatan (Samudra Hindia)
2. Klimatologis
Sebagai wilayah yang berada di daerah garis khatulistiwa maka
Yogyakarta beriklim tropis (sebagaimana iklim Indonesia secara
umum), dengan kelembaban tinggi, dan curah hujan yang cukup. Suhu
udara rata-rata di Yogyakarta adalah 26ºC, namun di beberapa bagian
daerah Yogyakarta suhu udara bisa lebih rendah, misalnya di daerah
Kaliurang suhu dapat mencapai 10ºC, sedangkan untuk daerah pantai
suhu dapat mencapai diatas 28ºC.
3. Kependudukan
Propinsi Yogyakarta dibagi kedalam 4 Kabupaten dan 1
Kotamadya yang ditempati oleh para penduduk kota Yogyakarta. Dari
tiga kali sensus penduduk mulai tahun 1980, 1990, 2000 jumlah
penduduk Yogyakarta rata-rata mengalami peningkatan.
Penyebaran penduduk di beberapa daerah di Yogyakarta cukup
bervariasi yang dipengaruhi oleh letak, kondisi geografis,
perekonomian dan tingkat kemajuan daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
45
Tabel III.1
Kondisi Kependudukan Kabupaten di Yogyakarta
(Sumber : Biro Pusat Statistik
4. Aktivitas
Secara umum aktivitas di Yogyakarta di dominasi oleh aktivitas
pendidikan dan periwisata-budaya sehingga lebih dikenal sebagai kota
pelajar. Berbagai sarana pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi tersebar di Yogyakarta. Aktivitas perekonomian
dalam hal ini perdagangan dan jasa menempati urutan kedua setelah
pendidikan dan pariwisata. Pusat aktivitas perekonomian dan
pemerintahan Yogyakarta berada di jantung kota yaitu kawasan
malioboro. Kawasan yang membentang dari jalan diponegoro hingga
jalan urip sumoharjo juga dikenal sebagai kawasan jasa dan
perdagangan.
Yogyakarta memiliki satu perpustakaan pusat daerah, berada di
perkotaan, dan empat perpustakaan cabang yang tersebar di empat
kabupaten. Minimnya lahan dan dana mengakibatkan perpustakaan
pusat daerah tersebar di tiga lokasi, yaitu di jl. Tentara pelajar, jl.
Malioboro, dan jl. F.M Noto. Jangkauan wilayah pelayanan
perpustakaan daerah ini adalah untuk seluruh masyarakat di daerah
istimewa Yogyakarta.
No Kabupaten / kotamadya Luas Wilayah (Km2) Persentase (%)
1 Kulon Progo 568,27 18,4
2 Bantul 506,85 15,9
3 Gunung Kidul 1.485,36 46,6
4 Sleman 574,82 18,1
5 Yogyakarta 32,50 1,0
Total 3.185,50 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
46
5. Pendidikan
Kota Yogyakarta selain dijuluki sebagai Kota Gudeg, juga
dijuluki Kota Pelajar. Di kota ini terdapat universitas negeri tertua di
Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan juga berbagai
universitas swasta terkenal lainnya seperti UPN "Veteran", AMIKOM,
STMIK AKAKOM, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
(STTKD), STIE YKPN, STIE SBI, Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa "APMD", Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW), Universitas Islam Indonesia (UII) yang merupakan
universitas swasta tertua di Indonesia, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY), Universitas Sanata Dharma (USD), [Universitas
Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)], Univrsitas PGRI yogyakarta (UPY),
Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Universitas PGRI
Yogyakarta (UPY), dan lain sebagainya, selain Institut Seni Indonesia
Yogyakarta (ISI Yogyakarta) dan Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga (UIN Sunan Kalijaga) dan Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dan beberapa
program kejuruan yang menawarkan jenjang D3 sepereti POLISENI,
POLTEKES, dll. Bisa dikatakan bahwa di kota ini sebagian besar
penduduknya relatif memiliki pendidikan sampai tingkat SMU.
Yogyakarta International School (YIS) adalah satu-satunya sekolah
internasional yang ada di Yogyakarta.
Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan
TNI Angkatan Udara di Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
47
Indonesia. SMK Penerbangan dan STTA (Sekolah Tinggi Teknologi
Adisucipto) berada di Yogyakarta pula. LPLP Tutuko adalah lembaga
pendidikan aviasi dan maintenance penerbangan (mekanik) di
Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan,
Yogyakarta). Berbagai pendidikan kesehatan seperti akademi
keperawatan dan akademi kebidanan. Pendidikan kursus dan pelatihan
untuk instansi, organisasi, perorangan (privat) dan umum.
6. Budaya
Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Seni
dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
masyarakat Yogyakarta. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa,
masyarakat Yogyakarta akan sangat sering menyaksikan dan bahkan,
mengikuti berbagai acara kesenian dan budaya di kota ini. Bagi
masyarakat Yogyakarta, di mana setiap tahapan kehidupan
mempunyai arti tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan
masih dilaksanakan sampai saat ini. Tradisi juga pasti tidak lepas dari
kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi tersebut.
Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam.
Dan kesenian-kesenian yang beraneka ragam tersebut terangkai indah
dalam sebuah upacara adat. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta,
seni dan budaya benar-benar menjadi suatu bagian tak terpisahkan
dari kehidupan mereka. Kesenian khas di Yogyakarta antara lain
adalah kethoprak, jathilan, dan wayang kulit. Yogyakarta juga dikenal
dengan perak dan gaya yang unik membuat batik kain dicelup, seni ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
48
juga dikenal karena seni kontemporer hidupnya. Memberikan nama
kepada anak masih merupakan hal yang penting (Nama-nama anak
jawa). Yogyakarta juga dikenal dengan gamelan musik, termasuk gaya
yang unik gamelan Yogyakarta.
B. PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTA
Photography Centre di Yogyakarta nantinya merupakan tempat
untuk para penggemar fotografi dan masyarakat umum yang ingin
mengetahui segala hal tentang fotografi memperoleh informasi secara
langsung. Photography Centre diharapkan dapat berperan sebagai fasilitas
pendukung pengembangan dunia fotografi khususnya di Yogyakarta tetapi
tidak menutup kemungkinan untuk wilayah yang lebih luas.
1. Kondisi Fotografi di Yogyakarta
Yogyakarta merupakan salah satu kota pariwisata yang terkenal
dengan aspek kebudayaannya. Objek wisata budaya yang menonjol
antara lain Keraton, Candi Borobudur, Candi Prambanan dan lain-lain.
Semua itu merupakan objek yang sangat menarik yang jarang dijumpai
di daerah lain. Objek-objek wisata budaya tersebut sangat menarik
untuk para pemotret sebagai objek bidikan yang nantinya memiliki
makna dan pesan tersendiri pada sebuah foto yang sudah jadi.
Yogyakarta sebagai kota mahasiswa memiliki banyak kaitan
dengan hal-hal yang berkaitan dengan fotografi, hal ini diperkuat oleh
pernyataan dari Drs. Risman Marah, fotografer dan dosen Fakultas
Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, dalam sambutannya di pembukaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
49
“Pameran dan Workshop Fotografi Forum Komunikasi Club
Fotografi” Perguruan Tinggi se-DIY (Kedaulatan Rakyat, Senin, 16 Februari
2004.) :
“Yogyakarta memiliki potensi yang luar biasa di bidang
fotografi. Bahkan saya dan teman-teman fotografer memiliki obsesi,
Yogya sebagai kota fotografi mahasiswa di Indonesia”
Beberapa Institusi Pendidikan sudah menetapkan “ Fotografi “
sebagai matakuliah wajib pada kurikulum pendidikannya, antara lain
ISI (Institut Seni Indonesia), MSD, ADVY. Kemudian pada Institusi
yang lain meskipun fotografi tidak ditawarkan sebagai matakuliah
yang wajib tetapi ditawarkan sebagai kegiatan kurikuler yang dapat
dilakukan di luar jam kuliah atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).
Di luar kegiatan dalam institusi fotografi ada beberapa perkumpulan
penggemar fotografi yang tergabung dalam sebuah Klub antara lain :
Tabel III.2
Daftar klub fotografi di Yogyakarta
Sumber : www.jogja.com
No Daftar Klub Fotografi Di Yogyakarta
1 HISFA ( Himpunan seni foto amatir)
2 Publishia Photo Club-UGM Yogyakarta
3 Unit Fotografi UGM
4 KSM FotKom- Kelompok Studi Mahasiswa UPN di bidang fotografi
5 Siluet UPN
6 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta - UKM
7 STIEHUNT- UKM fotografi STIE YKPN Yogyakarta
8 UKM fotografi UMY (RPC
9 APC – UKM Atma Jaya
10 FJK (Fotografi Jurnalistik Klub) khusus jurusan Fisipol
11 UKM fotografi UKDW
12 SAFA (Sanggar Fotografi Akindo) UKM Akindo
13 Lensa - UKM Universitas Ahmad Dahlan
14 LENS - UKM Sanata Dharma
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
50
Dalam proses pengolahan data tentang klub fotografi yang
berada di Yogyakarta dilakukan wawancara dengan klub APC tentang
kegiatan yang berkaitan dengan fotografi. Dalam wawancara tersebut
diperoleh beberapa kesimpulan tentang kegiatan yang dilakukan oleh
klub APC dalam waktu satu tahun, kesimpulan ini nantinya dijadikan
asumsi untuk kegiatan klub lainnya.
Pameran gelar karya anggota dilakukan 1 kali dalam setahun.
Pameran gelar karya anggota baru dilakukan 1 kali dalam setahun.
Dipamerkan rata-rata 50 foto dalam satu kali gelar karya
Ukuran foto rata-rata 12R dengan frame 60cmx70cm
Dalam satu tahun dilakukan Forkom (Forum Komunikasi Fotografi
se DIY) oleh semua klub fotografi di Yogyakarta.
2. Event Fotografi di Yogyakarta
a. traINveling : Comfort Train For Traveling
Merupakan salah satu rangkaian dari pameran fotografi
yang diselenggarakan oleh
Komunitas Fotografi
Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
(FOTKA UMY). Pameran
Perdana FOTKA UMY ini
melibatkan hampir sekitar 30
fotografer anggota FOTKA.
Gambar III.2
Menempuh Jogja-Solo sembari menikmati
Pameran Foto
Sumber : http://www2.umy.ac.id/wp-
content/uploads/2010/02/cerius.jpg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
51
b. Pameran Fotografi Jogja Imaginer Line (JIL)
Pameran Fotografi Jogja Imaginer Line (JIL) oleh Fotkom
401 UPN Veteran Yogyakarta, mengangkat tema aktivitas
kehidupan sosial dan budaya yang ada di daerah sekitar garis
imajiner Jogja. Tema tersebut menarik untuk diangkat karena
menjelaskan tentang segala aktivitas kehidupan di daerah tersebut
yang notabenenya belum banyak orang yang mengetahui tentang
Garis Imajiner Jogja dan kehidupan di sekitarnya.
Mulai dari aktivitas penambang pasir yang ada di Kali
Adem, aktivitas pembuat jadah tempe di Kaliurang, aktivitas di
Tugu, Malioboro, Pasar Beringharjo, dll.
3. Studio Foto di Yogyakarta
Tabel III.3
Daftar studio foto di Yogyakarta
Sumber : Pengamatan Lapangan, 2010
No Studio Foto Alamat
1 Agatha Photo Jl. Asem Gede 22-26
2 Fresco Digital
Photography
Jl. Colombo No.8 Samirono
3 Kencana Art Photography Jl.P.Diponegoro No.106
4 Malibu 62 Studio Ruko Casagrande Kav.24 Jl.Ring Road
Utara
5 Calista Digital Photo
Studio
Jl. Arteri Utara 33
Ramai Mall Lt. 1 Yogyakarta
Plaza Ambarukmo Lt. 1 A25
6 Alvin Photography Jl. Condongcatur
7 Aguss Photo Jl. Magelang Km. 10
Denggung - Sleman, Yogyakarta
8 Imperial Photography Jl. Pakuningratan No. 1
9 Silhouette & Co
Photography
www.silhouette-co.com
Branch Office :
By Appointment Only
10 Cmostudio Jl. Prof. Yohanes No.1030
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
52
BAB IV
TEKNIK FOTOGRAFI
Permasalahan pada perencanaan dan perancangan Photography Centre di
Yogyakarta adalah bagaimana pengunjung mampu merasakan karakter teknik
pemotretan freeze, blur, panning dan bulb melalui transformasi karakter teknik
pemotretan tersebut pada tampilan bangunan.
Untuk mencari masing-masing karakter tersebut, dilakukan analisis pada
karakter fotografi itu sendiri dan karakter teknik pemotretan freeze, blur, panning
dan bulb sebagai kata kunci yang mewakili karakter teknik pemotretan yang
nantinya ditransformasikan pada tampilan bangunan.
A. KARAKTER FOTOGRAFI
Fotografi merupakan sebuah media transformasi nirmana 3 matra
menjadi 2 matra yang penuh dengan kemungkinan pengembangan kreativitas
yang sangat luas, maksudnya adalah fotografi merupakan proses perubahan
dari bentuk 3 dimensi (nyata) menjadi 2 dimensi (tidak nyata). Disamping itu
fotografi juga mempunya unsur komunikasi dimana proses komunikasi
terjadi dari sebuah foto yang menyampaikan terdapat sebuah pesan kepada
yang melihatnya.
Istilah ‘fotografi’ berasal dari dua kata “foto” dan “grafi”
yang dalam bahasa Yunani, foto berarti cahaya dan grafi
berarti menulis atau melukis, sehingga “fotografi” dapat
diartikan sebagai “melukis dengan cahaya”.
Kata kunci :
“melukis dengan
cahaya”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
53
Dari kutipan di atas dicari kata kunci yang nantinya akan digunakan
sebagai transformasi karakter pada bangunan Photography Centre di
Yogyakarta secara keseluruhan. Dari pencarian kata kunci pada empat
kutipan tersebut ditemukan kata kunci yang mewakili keempat pendapat
diatas yaitu “cahaya / pencahayaan (sinar)”. Jadi kata kunci untuk karakter
pada fotografi adalah “cahaya / pencahayaan (sinar)”.
Fotografi merupakan seni dan proses penghasilan
gambar dengan cahaya pada film atau permukaan
yang dipekakan. Jadi fotografi adalah teknik melukis
dengan menggunakan cahaya.
Kata kunci :
“ penghasilan gambar
dengan cahaya ”
Fotografi adalah bahasa sinar (the language of
light). Melalui pencahayaan objek, pemotret dapat
mengkomunikasikan suatu keinginannya.
Kata kunci :
“ bahasa sinar ”
Fotografi adalah seni atau suatu proses penghasilan
gambar dan cahaya yang dipantulkan oleh objek
masuk ke lensa kemudian diteruskan ke bidang film,
sehingga menghasilkan gambar.
Kata kunci :
“ penghasilan gambar
dan cahaya ”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
54
Kata kunci “pencahayaan” yang merupakan karakter dari fotografi
secara keseluruhan dapat dilihat pada tampilan secara arsitektural dengan
melihat beberapa preseden desain yang sudah ada.
Pada beberapa preseden desain yang sudah ada dapat dilihat aplikasi
kata kunci karakter “pencahayaan” pada salah satu elemen arsitektural
bukaan.
Gambar IV.1
Bukaan
Sumber : Sumber : www.arscape.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
55
B. KARAKTER TEKNIK PEMOTRETAN FREEZE, BLUR, PANNING
DAN BULB
Dalam dunia fotografi terdapat beberapa teknik pemotretan yang
sering digunakan. Sebenarnya ada 3 unsur yang mempengaruhi teknik
pemotretan antara lain bukaan diafragma, kecepatan rana dan pencahayaan.
Pada proses pemikiran perancang yang nantinya dianalisis dan digunakan
sebagai konsep perancangan Photography Centre di Yogyakarta adalah teknik
pemotretan berdasarkan kecepatan rana dan bukaan diafragma. Hal yang
menjadi alasan mengapa digunakan pendekatan teknik pemotretan
berdasarkan kecepatan rana dan bukaan diafragma karena pada dasarnya
teknik fotografi adalah menguasai penggunaan kecepatan rana dan bukaan
diafragma pada kamera manual (Yozardi & Wijono, 2004). Kemudian dari
teknik pemotretan tersebut terdapat 4 teknik pemotretan yaitu freeze, blur,
panning dan bulb. Keempat teknik pemotretan tersebut memiliki fungsi dan
karakter yang berbeda-beda.
1. Karakter Teknik Freeze
Teknik pemotretan ini adalah teknik yang digunakan untuk
memotret pada kegiatan yang objeknya bergerak kemudian pada hasilnya
foto yang diinginkan agar objek dari yang bergerak tadi menjadi diam
(freeze). Biasanya teknik ini digunakan pada foto jurnalistik khususnya
yang berkaitan dengan olah raga misalnya memotret atlet lompat jauh yang
sedang melompat di udara kemudian tingkah laku binatang. Intinya dari
kegiatan yang bergerak untuk mendapatkan hasil yang diam (freeze).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
De
Secara
tinggi diatas 1
bisa dilakukan
flash bukaan
kesulitan lagi
Beriku
yang dilakuka
freeze.
Pendekatan Kons
Proses : Memo
Hasil : Gambar y
Tujuan : Men
An
Disini d
pengambilan g
tujuan pengamb
usaha untuk m
dibuat-buat, me
dari objek yan
PHOTOGRAPHY CENTREengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Tek
Gambar IV.2
Anjing Melompat
Sumber : www.Fotografer.net
a teknis teknik pemotretan freeze ini mengun
1/60 disesuaikan dengan gerakan objek foto.
n mengunakan lampu flash. Pada saat men
diafragma dibuat lebih kecil bukaannya sehi
membekukan gerak yang super cepat.
ut ini adalah pencarian kata kunci berdasark
an pada proses pengambilan foto dan hasil
sep :
tret gambar yang bergerak
yang bergerak menjadi diam
nonjolkan kegiatan objek
nalisis konsep :
dapat dilihat pada proses
gambar, hasil akhir gambar,
bilan gambar bahwa adanya
memalsukan, merekayasa,
enutupi kenyataan yang ada
ng bergerak menjadi diam.
Kata
(re
p
RE DI YOGYAKARTAknik Dasar Fotografi
56
nakan kecepatan
. Teknik ini juga
ngunakan lampu
ingga tidak akan
kan pengamatan
l akhir dari foto
a kunci “ kepalsuan “
kayasa, dibuat-buat,
penipuan, ditutupi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
57
Gambar IV.3
Pencarian Kata Kunci Teknik Freeze
Dari bagan di atas dapat disimpulkan menjadi dua kata kunci untuk
karakter dari teknik pemotretan freeze yaitu “ Kepalsuan (rekayasa,
dibuat-buat, ditutup-tutupi) dan diam membeku”
Kata kunci pertama “kepalsuan” yang merupakan karakter dari
teknik freeze dapat dilihat pada tampilan secara arsitektural dengan
melihat beberapa preseden desain yang sudah ada. Contohnya penggunaan
bahan-bahan pabrikasi dan penggunaan bahan-bahan alami pada
bangunan.
Gambar IV.4
Bahan
Sumber : Sumber : www.arscape.com & Asri
Pendekatan secara pragmatik :
Secara langsung dapat kita melihat gambar
yang dibuat diam dan membeku. Ini
merupakan kebalikan dari teknik panning yang
terlihat bergerak.
Kata kunci “ diam atau
membeku “
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
58
Pada beberapa preseden desain yang sudah ada dapat dilihat kata
kunci yang mewakili dari karakter “kepalsuan” (dibuat-buat, ditutup-
tutupi) secara umum terlihat pada elemen arsitektural bahan & tekstur.
Disini pemaknaan dari karakter kepalsuan itu sendiri adalah dimana ada
sesuatu yang asalnya dari bahan buatan (anti alamiah).
Kemudian kata kunci “diam” (tidak bergerak) yang merupakan
karakter kedua dari teknik freeze dapat dilihat pada tampilan secara
arsitektural dengan melihat beberapa preseden desain yang sudah ada.
Gambar IV.6
Unsur Titik dalam Arsitektur
Sumber : D.K Ching, 1994, hal 21
Gambar IV.5
Gubahan Masa
Sumber : www.arscape.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
59
Pada contoh preseden desain ditemukan bentuk tabung dan bola
yang menggambarkan karakter diam (tidak bergerak), alasan ini diperkuat
oleh referensi dari D.K Ching yang juga mengatakan unsur titik
merupakan bersifat statis, tidak mempunyai arah gerak dan terpusat. Dari
unsur titik tersebut timbul silinder dan bola yang merupakan elemen
arsitektural dari bentuk dan wujud.
2. Karakter Teknik Blur
Teknik pemotretan ini adalah teknik yang digunakan untuk
memotret objek dengan keadaan sekitarnya tetapi pada foto yang
dihasilkan nantinya diinginkan gambar objek detail sedangkan gambar
sekitarnya kabur (tidak jelas). Teknik memotret blur berbeda dengan
memotret tidak fokus, jika tidak fokus yang kabur semuanya sedangkan
teknik blur yang kabur keadaan sekitarnya sedangkan objeknya jelas
(tajam).
Pada contoh dapat dilihat gambar yang terjadi adalah objek terlihat
tajam sedangkan gambar disekitarnya kabur, disini dapat dirasakan tujuan
Gambar IV.7
Teknik Blur
Sumber : http://www.google.co.id/images Blur+photography&btnG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
60
dari pengambilan gambar ini adalah seorang fotografer hanya ingin
menonjolkan objek itu sendiri sedangkan keadaan sekitar dianggap tidak
penting sehingga dikaburkan (tidak jelas).
Berikut ini adalah pencarian kata kunci berdasarkan pengamatan
yang dilakukan proses pengambilan foto dan hasil akhir dari foto blur.
Gambar IV.8
Pencarian Kata Kunci Teknik Blur
Pendekatan Konsep :
Proses : Memotret gambar yang diam
Hasil : Gambar objek tajam yang lain kabur
Tujuan : Menonjolkan objek
Analisis konsep :
Disini dapat dilihat pada proses
pengambilan gambar, hasil akhir gambar,
tujuan pengambilan gambar bahwa adanya
usaha untuk menonjokan (expose) satu objek
saja sedangkan keadaan sekitar diabaikan
dengan mengaburkannya.
Dari analisis diperoleh kesimpulan adanya
karakter egois, usaha ingin menonjol sendiri,
menang sendiri dan mengabaikan yang lain
Kata kunci “ egois “
(menonjol sendiri)
Pendekatan secara pragmatik :
Secara langsung dapat dilihat jelas pada
gambar ada dua unsur karakter yaitu di
satu sisi ada yang tajam/jelas dan di satu
sisi ada yang kabur/tidak jelas.
Kata kunci “kontras”
( sisi jelas dan tidak jelas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
61
Dari bagan di atas dapat disimpulkan menjadi dua kata kunci untuk
karakter dari teknik pemotretan blur yaitu “egois (ingin menonjol sendiri)
dan kontras (sisi jelas dan tidak jelas)”
Dari kata kunci “egois” (penonjolan diri) yang merupakan karakter
pertama dari teknik blur dapat dilihat pada tampilaSn secara arsitektural
dengan melihat preseden desain yang ada di atas. Proporsi bangunan yang
berbeda dengan bangunan sekitarnya menggambarkan karakter yang egois
(penonjolan diri) sedangkan karakter yang kedua “kontras” dapat dilihat
Gambar IV.9
Proporsi Bangunan
Sumber : www.arscape.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
62
pada penggunaan warna. Pada preseden dapat dilihat warna yang
digunakan berbeda sendiri dengan sekitarnya sehingga menggambarkan
karakter kontras.
3. Karakter Teknik Panning
Adalah teknik memotret dengan menggerakkan kamera sesuai
gerakan objek foto. Dalam teknik ini objek yang difoto adalah objek yang
bergerak kemudian hasil gambar yang diinginkan adalah gambar yang
terlihat bergerak. Biasanya teknik pemotretan ini digunakan untuk
memotret sebuah kegiatan yang ingin diekspose, misalnya orang yang
berlari, mobil balap yang sedang melaju kencang dan yang lainnya. Tujuan
dari teknik pemotretan ini adalah agar kegiatan yang difoto tadi dapat
terekam.
Berikut ini adalah pencarian kata kunci berdasarkan pengamatan
yang dilakukan proses pengambilan foto dan hasil akhir dari foto panning.
Gambar IV.10
Pemadam Kebakaran
www.fotografer.net
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
63
Gambar IV.11
Pencarian Kata Kunci Teknik Panning
Dari bagan di atas dapat disimpulkan menjadi dua kata kunci untuk
karakter dari teknik pemotretan panning yaitu “ kejujuran (apa adanya,
tidak ada yang ditutupi) dan bergerak ”
Pendekatan Konsep :
Proses : Memotret gambar yang bergerak
Hasil : Gambar objek tajam yang lain kabur
bergaris
Tujuan : Menonjolkan kegiatan objek
Analisis konsep :
Disini dapat dilihat pada proses pengambilan
gambar, hasil akhir gambar, tujuan pengambilan
gambar bahwa adanya usaha untuk menonjolkan
(expose) kegiatan dari objek tersebut sesuai
dengan kejadian aslinya.
Dari analisis diperoleh kesimpulan adanya
karakter kejujuran, dimana disini foto
ditampilkan apa adanya (orisinil) sesuai dengan
pada saat pemotretan, gambar bergerak dan
hasil fotonya juga terlihat bergerak
Kata kunci “
kejujuran” (apa
adanya, tidak ada
yang ditutupi)
Pendekatan secara pragmatik :
Secara langsung dapat dilihat jelas pada gambar
yang ada pada teknik panning adalah gambar
yang seakan-akan bergerak
Kata kunci “
bergerak”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
64
Pada preseden desain dapat dilihat kata kunci “kejujuran dan
bergerak” yang mengambarkan karakter dari teknik panning. Kata kunci
“kejujuran” dapat dilihat pada preseden pertama dimana struktur bangunan
terexpose (menampilkan apa adanya) dengan penggunaan bahan dan
tekstur yang transparan, kemudian untuk kata kunci “bergerak” dapat
dilihat pada bentuk dan wujud bangunan pada contoh preseden.
Gambar IV.12
Struktur dan Fasade Bangunan
Sumber : www.arscape.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
65
4. Karakter Teknik Bulb
Adalah teknik pemotretan yang menggunakan setingan kecepatan
rana B paling lambat, teknik ini biasanya untuk memotret suasana
lingkungan yang bergerak. Teknik jenis ini tidak ada unsur menonjolkan
objek ataupun lingkungan tetapi lebih mencari unsur artistiknya.
Gambar IV.13
Bundaran Hotel Indonesia
www.fotografer.net
Pendekatan Konsep :
Proses : Memotret objek yang bergerak
Hasil : Gambar keseluruhan kabur bergaris
Tujuan : Tidak ada yang ditonjolkan
Analisis konsep :
Disini dapat dilihat pada proses pengambilan
gambar, hasil akhir gambar, tujuan pengambilan
gambar adalah tidak adanya sesuatu yang
ditonjolkan, semuanya terkesan datar (flat)
Kata kunci “ tidak
ada yang tonjolkan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
66
Pendekatan secara pragmatik :
Secara langsung dapat dilihat jelas pada gambar
yang ada pada teknik bulb adalah gambar yang
seakan-akan mengalir
Kata kunci “
mengalir “
(Kecepatan)
Gambar IV.14
Pencaian Kata Kunci Teknik bulb
Dari bagan di atas dapat disimpulkan menjadi dua kata kunci untuk
karakter dari teknik pemotretan bulb yaitu “ tidak ada yang ditonjolkan
dan mengalir (kecepatan)“
Kata kunci “tidak ada yang ditonjolkan” (flat/datar) dapat dilihat
pada contoh preseden desain yang menggunakan bahan dan tekstur yang
sama secara keseluruhan. Kemudian kata kunci “mengalir” (kecepatan)
dapat dilihat pada pengolahan bentuk dan wujud bangunan.
Gambar IV.15
Fasade Bangunan
Sumber : www.arscape.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
67
Dari penjelasan di atas berikut adalah kesimpulan dari pencarian
kata kunci untuk karakter Fotografi secara umum dan teknik pemotretan
freeze, blur, panning dan bulb yang kemudian dikaitkan pada tampilan
arsitektural. Tampilan yang menggambarkan kata kunci karakter kemudian
diklasifikasikan ke dalam elemen pembentuk arsitektural berdasarkan
Francis D.K Ching dan Edward T. White :
Tabel IV.1
Karakter Fotografi dan Teknik pemotretan freeze, blur, panning dan bulb
Teknik
PemotretanKata Kunci ( Karakter ) Elemen Arsitektural
Fotografi Pencahayaan Bukaan
FreezeKepalsuan (rekayasa, dibuat-buat,
ditutup-tutupi) dan Diam, membeku
Tekstur dan bahan
Bentuk dan wujud
Bluregois (ingin menonjol sendiri) dan
kontras (sisi jelas dan tidak jelas)
Proporsi
Warna
Panningkejujuran (apa adanya, tidak ada yang
ditutupi) dan bergerak
Tekstur dan bahan
Bentuk dan wujud
BulbTidak ada yang ditonjolkan dan
mengalir (kecepatan)
Warna, Tekstur dan bahan
Bentuk dan wujud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
68
C. ELEMEN PEMBENTUK KARAKTER ARSITEKTURAL
Berdasarkan Francis D.K Ching dan Edward T. White ada beberapa
elemen arsitektural yang bisa membentuk karakter. Penerapan karakter pada
arsitektural dapat dibentuk melalui permainan beberapa elemen seperti,
bukaan, warna, tekstur dan bahan, proporsi serta bentuk dan wujud.
1. Bukaan
Bukaan dalam ruang dapat mempengaruhi karakter ruang
didalamnya. Semakin kecil bukaan maka akan menimbulkan kesan
terkurung, tertutup, penderitaan, sepi, terisolasi, dikucilkan. Sedang
semakin besar bukaan akan menimbulkan kesan kebebasan , terbuka,
bermasyarakat, lega, dan lapang.
Gambar IV.16
Kualitas Bukaan
Sumber : D.K Ching, 1994, hal 185
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
69
Bukaan juga dapat mempengaruhi intensitas pencahayaan dalam
ruang. Semakin luas bukaan maka akan membuat cahaya terang dan akan
menimbulkan kesan luas sedang semakin kecil bukaan akan menimbulkan
suasana gelap yang memberi kesan sempit, ketakutan, bahkan intim.
2. Warna
Warna merupakan elemen yang dapat mempengaruhi jiwa atau
karakter ruang secara visual. Melalui permainan warna kita dapat
menciptakan kesan-kesan tertentu pada ruang. Warna juga dapat
mempengaruhi suasana hati manusia. Warna dapat menciptakan suasana
tenang atau menggugah, aktif atau pasif, ceria atau sedih, maskulin atau
feminim. Selain itu warna juga dapat mempengaruhi skala visual maupun
menipu proporsi ruang.
Gambar IV.17
Karakter Warna
Sumber : Darmaprawira W.A, Sulasmi, (2002), WARNA ( Teori dan Kreatifitas
Penggunanya), Edisi Kedua, penerbit ITB, Bandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
70
Warna terang dan netral seperti putih dan krem dapat menciptakan
suasana ruang lebih luas, sedangkan warna gelap sebaliknya. Warna-warna
langit dan air yang ringan bisa menyegarkan ruang, sedangkan warna
tanah dan api yang kuat dapat menghangatkan ruang. Warna terang akan
berkesan menjauhkan sedang warna gelap akan berkesan mendekatkan.
Berikut adalah tabel sifat-sifat dan kesan yang dimiliki oleh warna
terhadap pengamatnya.
Tabel IV.2
Sifat-Sifat Warna
Warna Sifat
Merah Semangat, panas, keintiman,
menggairahkan. Penggunaan
disesuaikan dengan kondisi
thermal terutama pada interior
ruangan ber-AC atau bersuhu
dingin, untuk memberikan
kesan hangat secara visual
Keingin-tahuan, enerjik
Kaya dengan gagasan
Optimis
Biru Ketenangan, kedamaian,
Istirahat, sejuk
Stabil dalam menghadapi
tugas-tugas yang bersifat rutin
Hijau Kesegaran, kesejukan
Ketenangan
Mewakili warna Alam
Menentramkan Emosi
Oranye Kuat
Dominan
Bercahaya
Sebaiknya tidak digunakan
pada ruang untuk beristirahat
Mewah
Kesehatan
Membangkitkan Semangat
Menimbulkan gejolak emosi
Coklat Hening
Tenang
Mewakili warna Alam (seperti
kayu, tanah)
Menentramkan
Aman, stabil
Bila terlalu dominan akan
menimbulkan perasaan sesak
Hitam Misteri
Depresi
Abstrak
Berat
Kesan Sempit
Kontras terhadap ruang
berwarna Putih
Abu-abu Hening
Tenang
Penetralistik Suasana
Putih Kepolosan
Bersih, Agung
Terang, Anggun
Bersahaja
Luas
Membantu Berkonsentrasi
Kuning Ceria, Cerah
Semangat, Senang
Hangat, Temperamental
Berfungsi sebagai penghangat
Menarik Perhatian
Cerdik, Kaya Ide dan Sumber
Kekuatan
Sumber : Darmaprawira W.A, Sulasmi, (2002), WARNA ( Teori dan Kreatifitas
Penggunanya), Edisi Kedua, penerbit ITB, Bandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
71
Tabel IV.3
Kesan Warna
Warna Kesan pada PlafondKesan pada
DindingKesan pada Lantai
Merah GangguanBeratPaksaan
AgresifDorongan
WaspadaSadar
Biru DinginAngkasa
DinginJauh (biru muda)Mendorong
BersemangatBergerakTanpa tenaga
Hijau Melindungi PasifDinginTenang
Dingin (biru-hijau)LembutIstirahat
Oranye Membangkitkansemangat
HangatBercahaya
MenggerakkanOrientasipergerakan
Hitam MenekanSuramBayangan
TerasingTakmenyenangkan
AnehTerasing
Abu-abu KosongMengurangi bayanganMenyebabkan sinar
Netralmembosankan
Netral
Putih KosongBebas
NetralSterilKosongTanpa energi
Penghambatsentuhan(tidak bolehberjalan diatasnya)Netral
Kuning TerangKegembiraan
Hasrat(kuning-oranye)
MengasyikanMenyenangkan
Sumber : Darmaprawira W.A, Sulasmi, (2002), WARNA ( Teori dan Kreatifitas
Penggunanya), Edisi Kedua, penerbit ITB, Bandung
3. Tekstur dan Bahan
Tekstur sangat mempengaruhi kesan terhadap suatu benda, begitu
juga suatu ruang. Tekstur yang kasar relatif memberikan kesan aktif,
maskulin, berani, tegas dan bergejolak. Sedangkan tekstur halus mampu
memberi kesan feminim, kelembutan, tenang, ceria, dan pasif.
Bahan atau material seperti kayu, air, dan tanaman memberi kesan
alami, lembut, sejuk, dibanding bahan seperti beton, batu, bata, atau metal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
72
Gambar IV.22
Pembagian Skala Menurut Tinggi Ruang
Sumber : White, 1985
4. Proporsi
Faktor yang sangat mempengaruhi proporsi suatu ruang adalah
skala. Menurut White pembagian skala ruang dibagi menjadi skala akrab,
wajar, megah, dan mencekam.
Akrab Wajar
MencekamMegah
Gambar IV.18
Kesan Terhadap Bahan
Sumber : White, 1985
Gambar IV.19
Bahan Organik Teratur & tak Teratur
Sumber : White, 1985
Gambar IV.20
Karakter Tekstur Kasar
Sumber : Pengamatan Lapangan
Gambar IV.21
Karakter Tekstur Lembut
Sumber : Pengamatan Lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
73
Selain itu skala suatu ruang juga dapat dipengaruhi oleh wujud,
warna, dan pola permukaan bidang pembatasnya, wujud dan penempatan
lubang-lubang bukaan, serta sifat dan skala unsur-unsur yang diletakkan di
dalamnya. (Ching,1996)
5. Bentuk dan Wujud
Secara psikologis manusia secara naluriah akan menyederhanakan
lingkungan visualnya untuk memudahkan pemahaman. Dalam setiap
komposisi bentuk, manusia cenderung mengurangi subjek utama dalam
daerah pandangan ke bentuk-bentuk yang paling sederhana dan teratur.
Semakin sederhana dan teraturnya suatu wujud, semakin mudah diterima
dan dimengerti. (Ching , 1996 )
Menurut Kim W. Todd dalam bukunya Site, Space, and Structure
mengatakan bahwa kualitas suatu garis sangat menentukan kualitas dari
bentuk, karena bentuk tercipta dari garis. Berikut adalah garis-garis yang
menggambarkan suasana :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
74
Gambar IV.23
Kualitas Garis dan Karakternya
Sumber : Todd, 1987
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
75
BAB V
ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN
A. DESKRIPSI PROYEK
1. Fungsi
Photography Centre di Yogyakarta ini merupakan sebuah
tempat yang mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan seni
fotografi. Pengunjung pada fasilitas ini sebenarnya lebih diutamakan
untuk para penggemar fotografi dan orang yang ingin mendalami
fotografi lebih mendalam tetapi tidak menutup kemungkinan juga
untuk masyarakat umum.
Photography Centre di Yogyakarta berfungsi sebagai tempat
para penggemar fotografi berkumpul dengan komunitasnya untuk
mendapatkan informasi melalui pencarian literatur dan saling tukar
informasi dengan sesama penggemar fotografi. Bagi masyarakat umum
Photography Centre ini juga berfungsi untuk mendapatkan informasi
dari sumber literatur yang disediakan dan berekreasi dengan
menikmati pameran foto yang disediakan.
2. Tujuan dan Sasaran
Memberikan sarana informasi dan hiburan kepada masyarakat.
Memberikan sarana kepada penggemar fotografi dan
komunitasnya untuktempat berdiskusi dan bereksperimen dalam
proses mendalami fotografi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
76
Memberikan tempat untuk para pelaku fotografi memamerkan
karya-karyanya.
3. Manfaat dan Skala Pelayanan
Memberikan kemudahan untuk memperoleh informasi dan
menyalurkan apresiasi di bidang fotografi.
Memberikan saranan yang bersifat rekreatif ( berupa pameran
foto )
Skala pelayanan diutamakan hanya sebatas wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk tingkat yang lebih luas.
4. Fasilitas yang Ditawarkan / Direncanakan
a. Fasilitas Utama
Fasilitas ini membantu mewujudkan apresiasi berbentuk
informasi dan pemahaman. Dalam fasilitas ini pengunjung
diharapkan akan bisa memahami lebih dalam tentang fotografi.
Perpustakaan
Ruang Seminar
Ruang Workshop
Ruang Studio Mini
Ruang Pamer Foto
b. Fasilitas Penunjang
Fasilitas yang merupakan sebagai sarana penunjang dari
fasilitas utama.
Rental Fotografi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
77
Cafetaria
Merchandise Shop
B. PELAKU, JENIS, KEBUTUHAN, HUBUNGAN DAN BESARAN
RUANG
Untuk menentukan pelaku, jenis kegiatan, hubungan dan kebutuhan
ruang dipengaruhi oleh aktifitas yang biasa dilakukan oleh orang orang
sebagai pecinta fotografi dan masyarakat umum yang hanya mempunyai
tujuan refresing.
1. Pelaku
Para pelaku yang dimaksud disini adalah orang-orang yang terlibat
langsung dengan Photography Centre ini secara langsung. Pelaku
tersebut dikelompokkan secara garis besar menjadi 3 bagian sebagai
berikut :
a. Komunitas Penggemar Fotografi
Adalah orang-orang yang merupakan penggemar fotografi
baik itu yang tergabung dalam sebuah club atau pun yang tidak
tergabung sama sekali. Penggemar disini mempunyai tujuan
utama untuk mendapatkan informasi secara lebih dalam.
b. Masyarakat Umum
Adalah orang-orang awam yang datang dengan tujuan
untuk rekreasi dan mencari hiburan. Disini tidak jarang ada juga
yang mencari informasi dengan studi literatur di perpustakaan
yang disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
78
c. Pengelola
Adalah orang-orang yang mempunyai tugas mengelola
Photography Centre di Yogyakarta ini secara keseluruhan.
2. Jenis Kegiatan
a. Kelompok kegiatan pemahaman
Memahami fotografi melalui studi literatur yang disediakan
di perpustakaan.
Melakukan diskusi antara penggemar fotografi.
Melakukan seminar tentang fotografi.
Mengikuti workshop
Melakukan praktek langsung (dalam ruangan dan luar
ruangan)
Melakukan pameran hasil karya
Menonton pameran hasil karya
b. Kelompok kegiatan penunjang
Cafetaria
Merchandise shop
Rental fotografi
c. Kegiatan pengelola
Administrasi
d. Kegiatan pelayanan
Bagian teknik
Bagian konsumsi
Keamanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
79
Lavatory
3. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Kebutuhan dan besaran ruang dipengaruhi oleh kegiatan yang
diwadahi dan bertujuan untuk mendapatkan ruang gerak sesuai dengan
kegiatan yang diwadahi, dasar pertimbangan pendekatan besaran
ruang antara lain :
Kegiatan yang ada dalam fasilitas yang meliputi bentuk dan pola
kegiatan
Jumlah pelaku kegiatan
Besaran flow gerak pelaku kegiatan
Beberapa ruang sudah mempunyai standar flow gerak yang
sudah ditentukan, tetapi pada ruang-ruang mempunyai sifat lebih
khusus ditentukan berdasarkan perhitungan sendiri sbb :
20% : untuk kebutuhan sirkulasi
40% : untuk tuntutan kenyamanan fisik
60% : untuk tuntutan kenyamanan psikologis
70-100% : untuk keterkaitan dengan banyak kegiatan
Untuk menentukan jumlah konsumen yang akan datang ke
Photography Centre ini mengunakan pendekatan berkaitan dengan
data penggemar fotografi yang ada di Yogyakarta sebagai berikut :
Untuk jumlah komunitas pengemar fotografi yang ada di
Yogyakarta berjumlah 14 komunitas, untuk satu komunitas
diasumsikan yang aktif mengunjungi Photography Centre di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
80
Gambar V.1
Skematik Pengamatan Pameran foto
Sumber : Data Arsitek
Yogyakarta berjumlah 15 orang kemudian dikalikan 14 komunitas
berjumlah 210 orang.
Untuk masyarakat umum yang berkunjung ke Photography Centre
diasumsikan setengah dari komunitas, jadinya 105 orang.
Jadinya asumsi untuk pengunjung keseluruhan berjumlah 315
orang untuk setiap harinya.
Kemudian untuk luasan pergerakan yang dilakukan di
Photography Centre ditentukan berdasarkan mencari studi literartur
yang sudah tersedia pada buku Dimensi Manusia dan Ruang Interior
(Penero,1979) sebagai berikut :
Analisis kebutuhan area pengamatan pameran foto dengan ukuran
besar. Asumsi ukuran foto adalah 12 R 30cmX40cm (wawancara
dengan anggota APC, 2006). Berikut adalah potongan secara
vertikal dan horizontal pada saat pengamat mengamati pameran
foto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
81
Demi kenyamanan maka jarak pengamatan yang dipakai
adalah yang terbesar yaitu 198 cm dan jarak minimal antar frame
foto adalah 70 cm. Luas area yang dibutuhkan untuk pengamatan
lukisan besar adalah (198)cm x (70+70)cm = 27720cmxsirkulasi
100% = 55440cm2 atau 5.54 m2.
Analisis kebutuhan area seminar
Gambar V.2
Area Duduk Seminar
Sumber : Data Arsitek
Gambar V.3
Area Duduk Seminar
Sumber : Data Arsitek
Analisis kebutuhan ruang workshop
Gambar V.4
Area duduk workshop
Sumber : Data Arsitek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
82
Untuk menentukan standar luas area untuk parkir mobil
adalah 7.82 m2 ( 4.63m x 1.80m ) per mobil, bus seluas 33.88 m2
( 12.10m x 2.80 m )per bus, dan untuk motor dibutuhkan area
seluas 1.5 m2 ( 1.00 m x 1.5 m ) per motor.
a. Zona Penerimaan
Asumsi yang mengunakan mobil adalah 50% dari total
pengunjung, 30% pengguna sepeda motor, 20% pengguna bis.
Jadinya pengunjung yang mengunakan mobil berjumlah 160
orang, satu mobil terdiri dari 4 orang. Untuk pengunjung yang
menggunakan motor 96 orang, satu motor terdiri dari 2 orang.
Sisanya pengguna bis berjumlah 64 orang. Pengelola diasumsikan
10% dari 320 orang yaitu 32 orang.
Tabel V.1
Kebutuhan Ruang Zona Penerima
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Penerima
Parkir
Pengunjung
40 mobil 7,82 40 312,8
68 motor 1,5 68 102
3 bis 33.88 3 101,4
Sirkulasi 60% 824,6
Parkir
Pengelola
8 mobil 7,82 8 62,56
15 motor 1,5 15 45
Sirkulasi 60% 171,2
Plaza (ruang
terbuka)
105 orang 204
Sirkulasi 60% 327,6
Receptionist
dan
Informasi
4 orang 14,40 1 17,2
Sirkulasi 20%
Lobby 105 orang 0,65 204
Sirkulasi 60% 327,6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
83
b. Zona Pemahaman dan Informasi
Pada penentuan jumlah pengguna fasilitas yang disediakan
digunakan perhitungan berdasarkan asumsi ntetapi tetap
memperhitungkan berdasarkan jumlah pengunjung setiap hari
yang telah ditentukan di atas.
Tabel V.2
Kebutuhan Ruang Zona Pemahaman dan Informasi
Ruang
Santai /
Diskusi 20%
70 orang 0,45 32,4
Sirkulasi 20% 39,2
TOTAL PENERIMA 1707,4
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Pemahaman dan Informasi
Ruang
Seminar
40 orang 0,69 1 96,6
Sirkulasi 60% 154,5
Ruang
Persiapan
Seminar
4 orang 5,48 1 21,9
Sirkulasi 40% 30,6
Ruang
Perpustakaan
20 rak buku
60 orang 30
Sirkulasi 40% 12
Ruang Baca 40 orang 75,2
Sirkulasi 40% 30
Ruang
Pengelola
Perpustakaan
6 orang 32,88
Sirkulasi 20% 6,4 186,48 184,48
Ruang
Workshop
20 orang 0,91 2 72,8
Sirkulasi 60% 116,4
Ruang
Peralatan
4 rak 1,2 2 19,2
Sirkulasi 40% 26,8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
84
Pada zona pameran barang seni seperti lukisan biasanya
dibagi menjadi 2 bagian yaitu pameran yang bersifat tetap dan
temporer, pada zona pameran fotografi hanya ada ruang pamer
temporer. Jadinya keseluruhan ruang pamer ada 3, masing-masing
mempunyai gudang penyimpanan sementara.
Tabel V.3
Kebutuhan Ruang Pameran Foto
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Exhibition
Pameran
Temporer
80 objek foto 5,54 3 1329,6
Sirkulasi
100%
Asumsi
Ukuran Foto
Sama 2659,2
Ruang
Penyimpanan
60 foto 0,3 3 54
Sirkulasi 20% 64,8
Ruang
Bongkar
Muat
1 truk barang 33,8 3 101,4
Sirkulasi 40% 141,9
Ruang
Administrasi
1 orang 5,88 3 16,2
Sirkulasi 20% 19,4
TOTAL EXHIBITION 2885,3
Ruang Studio
Mini
10 orang 0,91 2 36,4
Sirkulasi 60% 58,24
Ruang
Diskusi
Terbuka (
tersebar)
72 orang 0,45 1 32,4
Sirkulasi 200% 94,4
TOTAL PEMAHAMAN DAN INFORMASI 510,20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
85
c. Zona Penunjang
Tabel V.4
Kebutuhan Ruang Zona Penunjang
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Cafetaria
40 orang
Area Makan 10 set meja
makan
0,98 1 39,2
Sirkulasi 100% 78,4
Area Dapur 6 orang
pegawai
1,6 1 9,6
Sirkulasi 60% 15,36
Area Bar
dan
Makanan
Siap Saji
2 orang
pegawai
1,6 1 3,2
Sirkulasi 40% 4,48
Merchandise
Shop +
Ruang Rak
Barang
6 rak 1,2 1 6,4
Sirkulasi 100% 12,8
Rental
Fotografi +
Ruang
Etalase
Barang
6 rak 1,2 1 6,4
Sirkulasi 100% 502 12,8
TOTAL 123,84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
86
d. Zona Pengelola
Tabel V.5
Kebutuhan Ruang Zona Pengelola
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Administrasi
Ruang
general
manager
1 orang 5,88 1
Sirkulasi 100% 11,8
Ruang
Sekretaris
1 orang 5,88 1
Sirkulasi 60% 9,4
Ruang
Manager
Keuangan
1 orang 5,88 1
Sirkulasi 80% 10,5
Ruang
Manager
Personalia
1 orang 5,88 1 8,8
Sirkulasi 80% 10,5
Ruang
Manager
Marketing
1 orang 5,88 1 8,8
Sirkulasi 80% 10,5
Ruang
Rapat
8 orang 0,98 1 7,84
Sirkulasi 60% 12,5
Ruang Staf 5 orang 5,88 1 29,4
Sirkulasi 100% 58,88
Ruang
Tamu
6 orang 0,98 1 5,88
Sirkulasi 60% 9,4
TOTAL ADMINISTRASI 133,48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
87
e. Zona Service
Tabel V.6
Kebutuhan Ruang Zona Service
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Service
Ruang
Mekanikal
dan
Elektrikal
3 orang 5,48 1 16,4
Sirkulasi 20% 19,7
Ruang
Genset
1 set panel
kontrol dan
trafo
1 30
Sirkulasi 20% 36
Konsumsi
(dapur)
3 orang 1,6 1 4,8
Sirkulasi 60% 7,6
Ruang Staff
Konsumsi
3 orang 1,6 1 4,8
Sirkulasi 40% 6,7
Ruang Staff
Keamanan
12 orang 1,6 2 9,6
Sirkulasi 40% 13,4
Lavatory Asumsi 3 6 216
Sirkulasi 20% 259,2
Gudang Sirkulasi 20% 1 30 30
TOTAL SERVIS 372,6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
88
Berikut adalah rekapitulasi kebutuhan ruang Photography Centre di
Yogyakarta:
Tabel V.7
Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Keseluruhan
4. Hubungan Ruang
a. Zona Penerimaan
ZONA RUANG BESARAN RUANG (m2)
Zona Penerimaan 1707,4
Zona Pemahaman dan Informasi 452,88
Zona Exhibition 2885,3
Zona Penunjang 123,84
Zona Pengelola 133,48
Zona Service 372,6
Luasan Total 5675,5
Gambar V.5
Zona Penerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
89
b. Zona Pemahaman dan Informasi
c. Zona Penunjang
Gambar V.6
Zona Pemahaman dan Informasi
Gambar V.7
Zona Penunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
90
d. Zona Pengelola
C. PEMILIHAN SITE
Pemilihan site merupakan hal yang cukup penting bagi eksistensi
sebuah proyek. Dalam pemilihan site ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar nantinya proyek dapat suskses mencapai tujuan dari
pembuatannya. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan adalah
sebagai berikut :
1. Kriteria Lokasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi Photography
Centre di Yogyakarta adalah kaitan fungsi dari bangunan yang
bertemakan tentang fotografi. Tema fotografi mengandung unsur
pendidikan dan pariwisata. Unsur pendidikan dan pariwisata akan
Gambar V.8
Zona Pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
91
digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi dalam kiteria pemilihan
lokasi :
a. Lokasi berada pada daerah yang mempunyai rencana pemanfaatan
ruang untuk pendidikan.
b. Lokasi berada pada jalur pariwisata.
2. Pemilihan Lokasi
Setelah memperhatikan kriteria lokasi diperoleh lokasi yang
memenuhi kriteria pemilihan lokasi untuk Photography Centre di
Yogyakarta. Lokasi yang dipilih untuk Photography Centre di
Yogyakarta berada di jalur arteri Yogyakarta – Prambanan yang
merupakan salah satu jalur pariwisata di Yogyakarta yang memiliki
pemanfaatan pendidikan. Pada jalur arteri Yogyakarta – Prambanan
yang memenuhi persyaratan rencana pemanfaatan ruang untuk
pendidikan adalah daerah sekitar Babarsari.
Gambar V.9
Peta Kecamatan Depok Sleman
Sumber : Bapeda Kab Sleman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
92
3. Kriteria Pemilihan Site
Lokasi yang diperoleh adalah daerah sekitar babarsari yang
dilintasi oleh jalur arteri Yogyakarta-Prambanan. Kriteria pemilihan site
Photography Centre di Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Site berada pada jalur arteri Yogyakarta-Prambanan.
b. Kemudahan akses oleh pengunjung dengan berbagai alat
transportasi pribadi maupun umum.
c. Dilalui fasilitas jaringan penunjang seperti telepon, listrik, air
bersih dll.
4. Alternatif Site
Dari persyaratan dan kriteria yang telah disebutkan, maka
ditawarkan beberapa alternatif lokasi yang akan menjadi tapak
Photography Centre, yaitu berada di kecamatan Depok, antara lain:
Alternatif 1
Terletak di Jl. Ring Road Utara seberang Rumah Sakit
Internasional Yogyakarta, Condongcatur, Depok. Lahan kosong
merupakan lahan persawahan dan permukiman dengan lahan berkontur.
Lokasi berada dekat dengan beberapa perguruan tinggi (kawasan
pendidikan) antara lain : UII, UPN Terpadu, AMIKOM, AKS, STT
Nas, UAJ, Sanata Dharma, IAIN, UNY.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
93
Gambar V.11
Alternatif 1
Sumber : Pengamatan Lapangan, 2010
Batas-batas :
Utara Rumah Sakit Internasional Yogyakarta
Timur permukiman
Selatan permukiman dan persawahan
Barat pertokoan dan permukiman
Alternatif 2
Terletak di Jl. Adi Sucipto (jalan arteri Solo-Jogja), samping
Hotel Sheraton, kelurahan Depok. Merupakan kawasan industri kecil
yang berupa lahan kosong yang berkontur.Dekat dengan fasilitas umum
dan berada di kawasan pendidikan dan pariwisata.
Gambar V.10
Alternatif 1
Sumber : Google Earth
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
94
Batas-batas :
Utara Rumah Sakit Internasional Yogyakarta
Timur permukiman
Selatan permukiman dan persawahan
Barat pertokoan dan permukiman
Alternatif 3
Terletak di Jl. Ring Road Utara seberang Hotel Jayakarta dan
samping Showroom Sumber Baru Mobil. Dengan kondisi lahan kosong
yang berupa persawahan dengan berbagai macam vegetasi. Kontur
bervariatif dan terdapat sungai di samping site. Lokasi memiliki
jaringan utilitas yang memadai.
Gambar V.12
Alternatif 2
Sumber : Google Earth
Gambar V.13
Alternatif 3
Sumber : Pengamatan Lapangan, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
95
Gambar V.14
Lokasi site
Sumber : Google Earth
Supermarket
Lottemart
5. Site Terpilih
Site Photography Centre di Yogyakarta yang terpilih adalah yang
memenuhi kriteria pemilihan site diatas yaitu alternatif ke 3 yaitu di Jl.
Ring Road Utara depan Hoten Jayakarta, kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman Yogyakarta.
Keadaan sekitar site Photography Centre di Yogyakarta yang
sebelumnya merupakan lahan persawahan yang berada di pinggir
sungai Sembung. Lokasi berbatasan dengan:
Utara : Persawahan
Selatan : Jalan Raya dan Hotel Jayakarta
Barat : Showroom Sumber Baru Mobil
Timur : Sungai Sembung dan persawahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
96
Berikut ini adalah data dan peraturan pemanfaatan site
Photography Centre di Yogyakarta yang diperolah dari Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Sleman Yogyakarta. Peraturan ini nantinya
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan
Photography Centre di Yogyakarta.
Gambar V.15
Keadaan Sekitar Site
Sumber : Pengamatan Lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
97
Tabel V.8
Peraturan Pemanfatan Ruang
DATA DAN PERATURAN PEMANFAATAN RUANG
1 Merupakan lahan pertanian
2 Terletak pada jalan arteri primer
3 Kegiatan dominan pendidikan, perdagangan dan penunjang pariwisata,
perhotelan dan restoran.
4 Rencana pemanfaatan ruang untuk pemukimam dan perdagangan
5 Merupakan rencana jaringan pengembangan air bersih
6 Dilalui jaringan drainase tertutup
7 Dilalui jaringan telepon eksisting
8 Sepadan sungai 10-15 m ke arah kanan dan kiri badan sungai
9 Koefisien Dasar Bangunan 60%
10 Tinggi bangunan maksimal 24m
11 Rooi pagar 20 m dari as jalan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sleman
D. ANALISA SITE
Pada bab sebelumnya sudah dilakukan proses dalam pemilihan
lokasi dan site Photography Centre di Yogyakarta yang berada di
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Berikut ini adalah
analisis site Photography Centre di Yogyakarta :
Gambar V.16
Sketsa Tampak Atas Site
Sumber : Data Pribadi
Luas site : 48.659,25 m2
KDB : 60 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
98
Kondisi Site Photography Centre di Yogyakarta secara fisik adalah
berkontur, terletak di sebelah barat Sungai Sembung. Karena terletak
dipinggir sungai maka ada peraturan khusus untuk ketentuan
pembangunan yaitu adanya sepadan sungai 10-15m dari pinggir sungai.
Untuk kontur site mempunyai 2 level ketinggian yaitu bagian barat
di ketinggian 0.00 sama dengan ketinggian jalan dan bagian timur pada
level -4.00, jadi beda levelnya 4m.
Gambar V.17
Sketsa Kondisi Kontur Site
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
99
1. Analisa Kondisi Kebisingan Site
Analisis ini bertujuan untuk peletakan masa bangunan serta
melihat pengaruhnya terhadap bentuk dan tatanan masa bangunan.
Kondisi Site
Gambar V.18
Foto Batas Tanggul Site
Sumber : Pengamatan Lapangan
Gambar V.19
Sketsa Kondisi Noise Site
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
100
Tanggapan
Pada perencanaan nantinya bagian depan tidak boleh
dimanfaatkan untuk fungsi bangunan jika terpaksa diselesaikan dengan
penggunaan bahan peredam pada dinding bangunan.
2. Analisa View dari Site
Analisis ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan view dari site ke view di luar site yang menarik.
Kondisi Site
Gambar V.20
Sketsa Tanggapan Kondisi Noise Site
Sumber : Data Pribadi
Gambar V.21
Sketsa Kondisi View dari Site
Sumber : Pengamatan Lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
101
Tanggapan
3. Analisa View Ke Site
Analisis ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan view ke site yang dimaksimalkan dengan pengolahan
pada proporsi dan peletakan masa bangunan.
Kondisi Site
Gambar V.22
Sketsa Tanggapan Kondisi View dari Site
Sumber : Data Pribadi
Gambar V.23
Sketsa Kondisi View ke Site
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
102
Tanggapan
4. Analisa Sirkulasi Site
Analisis ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan sirkulasi kendaraan yang masuk ke area site, analisis
sirkulasi berkaitan dengan peletakan parkir dan sirkulasi dalam site.
Kondisi Site
Gambar V.24
Sketsa Tanggapan Kondisi View ke Site
Sumber : Data Pribadi
Gambar V.25
Sketsa Kondisi Sirkulasi Site
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
103
Tanggapan
E. ANALISA PENERAPAN KARAKTER FOTOGRAFI PADA
PHOTOGRAPHY CENTRE
Karakter fotografi diterapkan pada elemen arsitektural bukaan,
karakter ini diterapkan secara dominan pada fungsi bangunan penunjang
seperti pengelola, cafetaria, merchandise shop, rental fotografi dan
lainnya. Secara keseluruhan karakter ini digunakan sebagai karakter secara
umum untuk semua bangunan.
Tabel V.9
Karakter fotografi
KATA
KUNCI
FOTOGRAFI
PROPORSI BUKAAN WARNATEKSTUR
& BAHAN
BENTUK
DAN
WUJUD
Cahaya /
pencahayaan
(sinar)
ok
Gambar V.26
Sketsa Tanggapan Kondisi Sirkulasi Site
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
104
Kata kunci “pencahayan” yang merupakan dari karakter fotografi
pada penerapan nya nanti diperlihatkan pada elemen arsitektural bukaan.
Disini pemanfaatan pancahayaan alami sangat dimaksimalkan untuk
memperkuat karakter.
F. ANALISA PENERAPAN TEKNIK FREZEE, BLUR, PANNING, dan
BULB PADA PHOTOGRAPHY CENTRE
Untuk karakter teknik pemotretan freeze, blur, panning dan bulb
akan diterapkan pada bangunan utama dari Photography Centre di
Yogyakarta antara lain pada ruang seminar, perpustakaan, ruang workshop
dan ruang exhibition. Karakter dari teknik pemotretan freeze, blur,
panning dan bulb akan dominan diterapkan pada tampilan bangunan dan
suasana di dalam ruangan. Berikut elemen arsitektural yang akan
digunakan.
Gambar V.27
Sketsa Bukaan pada Bidang Vertikal
Sumber : Data Pribadi
Gambar V.28
Sketsa Bukaan pada Bidang horisontal
Sumber : Data Pribadi
Gambar V.29
Sketsa Bukaan pada Bidang Sudut
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
105
1. Analisa Teknik Freeze
Karakter freeze akan diterapkan pada fungsi exhibition. Kata
kunci karakter teknik freeze adalah “kepalsuan (rekayasa,dibuat-buat,
penipuan) dan diam”.
2. Analisa Teknik Blur
Karakter blur akan diterapkan pada fungsi ruang seminar,
perpustakaan, ruang worshop. Kata kunci karakter teknik blur adalah
“egois (menonjolkan diri sendiri) dan kontras”.
3. Analisa Teknik Panning
Karakter panning akan diterapkan pada fungsi exhibition. Kata
kunci karakter teknik panning adalah “kejujuran dan bergerak”.
4. Analisa Teknik Bulb
Karakter bulb akan diterapkan pada fungsi ruang exhibition.
Kata kunci karakter teknik bulb adalah “tidak ada yang ditonjolkan
dan mengalir”.
G. ANALISA STRUKTUR PHOTOGRAPHY CENTRE di
YOGYAKARTA
Struktur merupakan bagian utama yang akan menentukan berdiri
tegaknya sebuah bangunan, struktur sebuah bangunan akan dipengaruhi
oleh lokasi, bentuk serta fungsi bangunan. Sehingga dalam rancangan
struktur bangunan harus memperhatikan beberapa pertimbangan yang akan
mempengaruhi konsep struktur yang akan dirancang, berikut merupakan
beberapa pertimbangan dalam perancangan konsep struktur bangunan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
De
Pengaruh
Fleksibilit
Keamanan
sendiri ban
Keamanan
1. Struktur
Dasar pert
a. Keting
b. Dapat
c. Karakt
d. Kemun
e. Ponda
f. Ponda
g. Ponda
2. Super Str
Dasar pert
a. Jumlah
b. Mudah
wujud
PHOTOGRAPHY CENTREengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Tek
struktur terhadap bentuk masa bangunan.
tas bangunan yang terkait dengan kualitas vis
n struktur terhadap gaya-gaya yang bersifat
ngunan, beban orang/barang, gaya angin, gem
n struktur terhadap bahaya kebakaran.
Pondasi
timbangan :
ggian bangunan maksimal 4 lantai.
menyangga sistem super struktur
teristik kegiatan dalam yang bermacam-maca
ngkinan system yang digunakan adalah ;
asi Foot Plate
asi Tiang Pancang
asi batu kali
ruktur
timbangan :
h kegiatan yang mewadahi untuk dapatkan lu
h dalam mendukung estetis penampilan ba
d karakter dari teknik freeze, blur, panning dan
Gamba
Pondasi batu kali d
RE DI YOGYAKARTAknik Dasar Fotografi
106
sual ruang.
t merusak (berat
mpa)
am
uasannya.
angunan sebagai
n bulb.
ar V.30
dan tiang pancang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
107
3. Upper Struktur
Dasar pertimbangan :
a. Kesesuaian dengan fungsi bangunan
b. Kemudahan dalam teknologi dan bahan
c. Mudah dalam mendukung estetis penampilan bangunan
Struktur lanjut yang dapat dijadikan sebagai struktur atap diantaranya
yaitu :
a. Struktur Shell/Cangkang
b. Struktur Dak beton
H. ANALISA SISTEM UTILITAS DAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PHOTOGRAPHY CENTRE di YOGYAKARTA
1. Sistem Air bersih dan Air Kotor
Pengadaan air bersih dalam bangunan direncanakan untuk
mensuplai kebutuhan lavatory ruang pamer, pengelola, penunjang,
dapur dan sistem pemadam kebakaran. Konsep sistem pendistribusian
air yang dipakai dalam bangunan adalah down feed system, sistem ini
memanfaatkan gaya gravitasi bumi sebagai tenaga pengerak untuk
mengalirkan air ke seluruh bagian bangunan.
Pengadaan air terdiri dari 2 sumber yaitu sumur dan PDAM.
Perbedaannya adalah pengadaan air untuk lavatory dan dapur
sumbernya adalah sumur sedangkan untuk pemadam kebakaran
sumbernya adalah PDAM karena membutuhkan tekanan air yang
lebih tinggi untuk memadamkan air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
108
Gambar V.31
Distribusi Air Bersih
2. Drainase
Air kotor pada Photography Centre di Yogyakarata ini terdiri
dari 2 jenis yaitu sanitasi (buangan dari area lavatory dan dapur) dan
drainase (buangan air hujan). Untuk drainase (buangan air hujan)
diarahkan ke sungai karena air masih bersifat netral sedangkan
sanitasi diarahkan ke sumur peresapan. Berikut adalah skema
pembuangan sanitasi pada Photography Centre di Yogyakarta.
Karena nantinya masa bangunan akan bersifat multi masa dan
jarak antara bangunan juga agak jauh maka untuk keamanan
mencegah dari kondisi saluran yang tersumbat karena jarak yang jauh
dari sumber ke tempat penampungan akhir maka nantinya
diperkirakan jumlah septictank dan sumur peresapan akan lebih dari 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
109
Gambar V.32
Distribusi Drainase
3. Sistem Pengkondisian Udara
Sistem pengkondisian udara pada Photography Centre di
Yogyakarta ini meliputi sistem alami dan buatan. Sistem
pengkondisian udara secara alami diciptakan melalui bukaan-bukaan
secara maksimal. Sedang pengkondisian udara secara buatan
diciptakan melalui penggunaan AC. Sistem pendistribusian
penghawaan buatan dengan AC yang digunakan adalah sistem central.
Sistem AC central ini nantinya akan diterapkan per masa bangunan,
maksudnya pada 1 masa bangunan penyelesaian penghawaan
buatannya dengan 1 rangkaian AC central. Jika nantinya akan
diterapkan 5 masa bangunan yang besar maka akan diperoleh 5
rangkaian AC central.
4. Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya rembetan kebakaran pada suatu
bangunan, diperlukan suatu cara/sistem pencegahan kebakaran karena
kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta
benda, dan lain-lain. Sistem pemadam kebakaran dalam ruangan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
110
Photography Centre di Yogyakarta yang paling efektif digunakan
adalah berupa sprinkler.
Karena nantinya mobil pemadam kebakaran akan lebih lambat
menjangkau semua bangunan karena jalan ke area masa bangunan
utama agak kecil tetapi tetap mobil pemadam kebakaran bisa
melaluinya. Sistem pemadam kebakaran di luar ruangan disediakan
Firehydrant dan Fire House Cabinet yang sumber airnya disuplai dari
PDAM.
5. Sistem Jaringan Listrik
Tenaga listrik yang dipakai pada Photography Centre di
Yogyakarta bersumber pada PLN dan Generator. Kriterianya antara
lain:
Efisiensi operasional / perawatan sangat dibutuhkan sehingga
penting untuk dibuat struktur pembagian sehingga dapat tercapai
kemudahan operasional dan perawatan
Atas dasar pertimbangan keamanan, banyak hal yang perlu
diperhatikan seperti penempatan jaringan terpisah, penempatan
jaringan pipa tanpa mengganggu konstruksi dan penempatan ruang
yang rawan kebakaran terpisah dari ruang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
111
Berikut adalah skematik distribusi listrik pada Photography
Centre di Yogyakarta :
Gambar V.33
Skematik Pendistribusian Listrik
6. Sistem Pencahayaan
Untuk sistem pencahayaan pada Photography Centre di
Yogyakarta sesuai dengan konsep fotografi itu sendiri secara umum
adalah pencahayaan alami. Jadinya nantinya pencahayaan alami pada
bangunan sangat dominan sehingga sudah cukup layak memenuhi
standar kesehatan dan kenyamanan. Tetapi tetap kita ketahui untuk
pencahayaan alami banyak mempunyai kekurangan terutama jika
malam hari dan keadaan langit mendung, untuk mengatasinya tetap
disediakan pencahayaan buatan yang dapat menunjang aktifitas dalam
bangunan.
Pencahayaan buatan yang lebih dominan dan beda pada
Photography Centre di Yogyakarta adalah pencahayaan objek foto
pada ruang pamer. Sistem pencahayaan yang digunakan nantinya
adalah sistem ceiling light (track light).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
112
Sistem pencahayaan ini nantinya penyelesaian secara
kontruksinya diselesaikan dengan dua sistem ada yang kontruksinya
diselesaikan pada bagian atas (dak beton) menggantung kemudian ada
yang diselesaikan pada dinding bangunan dengan tambahan pegangan
untuk memegang track light.
7. Sistem Penangkal Petir
Dengan melihat keunggulan atau kelebihan dari masing–masing
sistem, maka untuk pengamanan bangunan dari bahaya petir pada
Bangunan Photography Centre ini diterapkan system, yaitu System
Franklin.
Merupakan suatu tongkat logam beaka dengan puncak
penghantar listrik yang baik dan dihubungkan dengan suatu plat atau
pipa logam yang ditanam di dalam tanah. Tongkat itu diletakkan di
atas bangunan dan dibuat sepanjang mungkin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
113
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
E. KONSEP PERUANGAN
1. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
a. Zona Penerimaan
Asumsi yang menggunakan mobil adalah 50% dari total
pengunjung, 30% pengguna sepeda motor, 20% pengguna bis.
Jadinya pengunjung yang mengunakan mobil berjumlah 160 orang,
satu mobil terdiri dari 4 orang. Untuk pengunjung yang
menggunakan motor 96 orang, satu motor terdiri dari 2 orang.
Sisanya pengguna bis berjumlah 64 orang. Pengelola diasumsikan
10% dari 320 orang yaitu 32 orang.
Tabel VI.1
Kebutuhan Ruang Zona Penerima
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Penerima
Parkir
Pengunjung
40 mobil 7,82 40 312,8
68 motor 1,5 68 102
3 bis 33.88 3 101,4
Sirkulasi 60% 824,6
Parkir
Pengelola
8 mobil 7,82 8 62,56
15 motor 1,5 15 45
Sirkulasi 60% 171,2
Plaza (ruang
terbuka)
105 orang 204
Sirkulasi 60% 327,6
Receptionist
dan
Informasi
4 orang 14,40 1 17,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
114
b. Zona Pemahaman dan Informasi
Pada penentuan jumlah pengguna fasilitas yang disediakan
digunakan perhitungan berdasarkan asumsi tetapi tetap
memperhitungkan berdasarkan jumlah pengunjung setiap hari
yang telah ditentukan di atas.
Tabel VI.2
Kebutuhan Ruang Zona Pemahaman dan Informasi
Sirkulasi 20%
Lobby 105 orang 0,65 204
Sirkulasi 60% 327,6
Ruang
Santai /
Diskusi 20%
70 orang 0,45 32,4
Sirkulasi 20% 39,2
TOTAL PENERIMA 1707,4
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Pemahaman dan Informasi
Ruang
Seminar
40 orang 0,69 1 96,6
Sirkulasi 60% 154,5
Ruang
Persiapan
Seminar
4 orang 5,48 1 21,9
Sirkulasi 40% 30,6
Ruang
Perpustakaan
20 rak buku
60 orang 30
Sirkulasi 40% 12
Ruang Baca 40 orang 75,2
Sirkulasi 40% 30
Ruang
Pengelola
Perpustakaan
6 orang 32,88
Sirkulasi 20% 6,4 186,48 184,48
Ruang
Workshop
20 orang 0,91 2 72,8
Sirkulasi 60% 116,4
Ruang 4 rak 1,2 2 19,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
115
Pada zona pameran barang seni seperti lukisan biasanya
dibagi menjadi 2 bagian yaitu pameran yang bersifat tetap dan
temporer, pada zona pameran fotografi hanya ada ruang pamer
temporer. Jadinya keseluruhan ruang pamer ada 3, masing-masing
mempunyai gudang penyimpanan sementara.
Tabel VI.3
Kebutuhan Ruang Pameran Foto
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Exhibition
Pameran
Temporer
80 objek foto 5,54 3 1329,6
Sirkulasi
100%
Asumsi
Ukuran Foto
Sama 2659,2
Ruang
Penyimpanan
60 foto 0,3 3 54
Sirkulasi 20% 64,8
Ruang
Bongkar
Muat
1 truk barang 33,8 3 101,4
Sirkulasi 40% 141,9
Ruang
Administrasi
1 orang 5,88 3 16,2
Sirkulasi 20% 19,4
TOTAL EXHIBITION 2885,3
Peralatan
Sirkulasi 40% 26,8
Ruang Studio
Mini
10 orang 0,91 2 36,4
Sirkulasi 60% 58,24
Ruang
Diskusi
Terbuka (
tersebar)
72 orang 0,45 1 32,4
Sirkulasi 200% 94,4
TOTAL PEMAHAMAN DAN INFORMASI 510,20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
116
c. Zona Penunjang
Tabel VI.4
Kebutuhan Ruang Zona Penunjang
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Cafetaria
40 orang
Area Makan 10 set meja
makan
0,98 1 39,2
Sirkulasi 100% 78,4
Area Dapur 6 orang
pegawai
1,6 1 9,6
Sirkulasi 60% 15,36
Area Bar
dan
Makanan
Siap Saji
2 orang
pegawai
1,6 1 3,2
Sirkulasi 40% 4,48
Merchandise
Shop +
Ruang Rak
Barang
6 rak 1,2 1 6,4
Sirkulasi 100% 12,8
Rental
Fotografi +
Ruang
Etalase
Barang
6 rak 1,2 1 6,4
Sirkulasi 100% 502 12,8
TOTAL 123,84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
117
d. Zona Pengelola
Tabel VI.5
Kebutuhan Ruang Zona Pengelola
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Administrasi
Ruang
general
manager
1 orang 5,88 1
Sirkulasi 100% 11,8
Ruang
Sekretaris
1 orang 5,88 1
Sirkulasi 60% 9,4
Ruang
Manager
Keuangan
1 orang 5,88 1
Sirkulasi 80% 10,5
Ruang
Manager
Personalia
1 orang 5,88 1 8,8
Sirkulasi 80% 10,5
Ruang
Manager
Marketing
1 orang 5,88 1 8,8
Sirkulasi 80% 10,5
Ruang
Rapat
8 orang 0,98 1 7,84
Sirkulasi 60% 12,5
Ruang Staf 5 orang 5,88 1 29,4
Sirkulasi 100% 58,88
Ruang
Tamu
6 orang 0,98 1 5,88
Sirkulasi 60% 9,4
TOTAL ADMINISTRASI 133,48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
118
e. Zona Service
Tabel VI.6
Kebutuhan Ruang Zona Service
Ruang Kapasitas
Standar
Luas
(m2)
Jumlah
Ruang
Standar x
Jumlah
Ruang
Luas
Ruang
(m2)
Service
Ruang
Mekanikal
dan
Elektrikal
3 orang 5,48 1 16,4
Sirkulasi 20% 19,7
Ruang
Genset
1 set panel
kontrol dan
trafo
1 30
Sirkulasi 20% 36
Konsumsi
(dapur)
3 orang 1,6 1 4,8
Sirkulasi 60% 7,6
Ruang Staff
Konsumsi
3 orang 1,6 1 4,8
Sirkulasi 40% 6,7
Ruang Staff
Keamanan
12 orang 1,6 2 9,6
Sirkulasi 40% 13,4
Lavatory Asumsi 3 6 216
Sirkulasi 20% 259,2
Gudang Sirkulasi 20% 1 30 30
TOTAL SERVIS 372,6
Berikut adalah rekapitulasi kebutuhan ruang Photography Centre di
Yogyakarta:
Tabel VI.7
Rekapitulasi Kebutuhan Ruang Keseluruhan
ZONA RUANG BESARAN RUANG (m2)
Zona Penerimaan 1707,4
Zona Pemahaman dan Informasi 452,88
Zona Exhibition 2885,3
Zona Penunjang 123,84
Zona Pengelola 133,48
Zona Service 372,6
Luasan Total 5675,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
119
2. Hubungan Ruang
a. Zona Penerimaan
b. Zona Pemahaman dan Informasi
c. Zona Penunjang
Gambar VI.1
Zona Penerima
Gambar VI.2
Zona Pemahaman dan Informasi
Gambar VI.3
Zona Penunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
120
d. Zona Pengelola
F. KONSEP PENGOLAHAN TAPAK
1. Site Terpilih
Lokasi Photography Centre di Yogyakarta yang berada di
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Gambar VI.4
Zona Pengelola
160.77m
106
.9 4m
61.55m
157 .
94m
Luas = 23045,75 m2= 2,3 ha
KDB 60%pemanfatan untuk bangunan : 13827m21,3 ha
35.27m91.79m
Sung
aise
mbu
ng
Ke Yogyakarta
Ke Prambanan
Luas : 48659,25 m2
KDB : 60 %
Gambar VI.5
Site Terpilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
121
2. Penzonningan
Di sebelah timur juga
dimanfaatkan sebagai area
pamer karena potensi view yang
menarik
Area bagian belakang dimanfaatkan
sebagai area pameran dan studio foto
dengan pertimbangan karena aktivitas
tersebut membutuhkan ketenangan
area pengelola dan
penunjang diletakan
dibelakang karena tidak
membutuhkan view yang
menarik
Gambar VI.6
Penzonningan
Area pameran foto diletakkan
didepan karena aktivitas
ditampung bersifat komersil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
122
G. PENERAPAN KARAKTER FREZEE, BLUR, PANNING, dan BULB
PADA PHOTOGRAPHY CENTRE
1. Karakter Freeze
Karakter freeze akan diterapkan pada fungsi exhibition. Kata
kunci karakter teknik freeze adalah “kepalsuan (rekayasa,dibuat-buat,
penipuan) dan diam”.
Gambar VI.7
Sketsa Transformasi Karakter Freeze
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
123
2. Karakter Blur
Karakter blur akan diterapkan pada fungsi ruang seminar,
perpustakaan, ruang worshop. Kata kunci karakter teknik blur adalah
“egois (menonjolkan diri sendiri) dan kontras”.
3. Karakter Panning
Karakter panning akan diterapkan pada fungsi exhibition. Kata
kunci karakter teknik panning adalah “kejujuran dan bergerak”.
Gambar VI.8
Sketsa Transformasi Karakter Blur
Sumber : Data Pribadi
Gambar VI.9
Sketsa Transformasi Karakter Panning
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
124
4. Karakter Bulb
Karakter bulb akan diterapkan pada fungsi ruang exhibition.
Kata kunci karakter teknik bulb adalah “tidak ada yang ditonjolkan
dan mengalir”.
Gambar VI.10
Sketsa Transformasi karakter Bulb
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
125
H. KONSEP STRUKTUR PHOTOGRAPHY CENTRE di
YOGYAKARTA
4. Struktur Pondasi
Dasar pertimbangan :
h. Ketinggian bangunan maksimal 4 lantai
i. Dapat menyangga sistem super struktur
j. Karakteristik kegiatan dalam yang bermacam-macam
Gambar VI.11
Sketsa Transformasi karakter Bulb
Sumber : Data Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
De
Sistem yan
a. Ponda
b. Ponda
5. Super Str
De
struktur pe
dari tekni
digunakan
sistem stru
digunakan
dengan ta
yang aka
bentuk ban
6. Upper Str
De
penampila
konstruksi
sebagai str
sebagai pe
PHOTOGRAPHY CENTREengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Tek
ng digunakan adalah ;
asi Foot Plate
asi Batu Kali
ruktur
engan mempertimbangkan analisa pola t
enampilan bangunan yang bervariasi sebagai
ik freeze, blur, panning dan bulb, maka
n pada bangunan Wadah Photography Ce
uktur rangka (kolom balok). Sistem struktu
n adalah sistem kolom balok yang disesua
ampilan bangunan, jadinya nantinya struktu
an diterapkan pada bangunan sangat flek
ngunan.
ruktur
engan mempertimbangkan analisa pola t
an bangunan dengan karakteristik dari kedu
i penutup atap tersebut, maka struktur lanju
ruktur atap yaitu struktur dak beton. Struktur
enyaluran beban, juga diperhitungkan dalam e
Gambar VI.1
Pondasi batu kali dan tia
RE DI YOGYAKARTAknik Dasar Fotografi
126
tata massa dan
i wujud karakter
a struktur yang
entre ini adalah
ur yang nantinya
aikan bentuknya
ur kolom balok
ksibel mengikuti
tata massa dan
ua jenis struktur
ut yang dijadikan
r selain berfungsi
estetika.
12
ang pancang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
127
I. KONSEP SISTEM UTILITAS DAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PHOTOGRAPHY CENTRE di YOGYAKARTA
8. Konsep Sistem Air bersih dan Air Kotor
Pengadaan air bersih dalam bangunan direncanakan untuk
mensuplai kebutuhan lavatory ruang pamer, pengelola, penunjang,
dapur dan sistem pemadam kebakaran. Konsep sistem pendistribusian
air yang dipakai dalam bangunan adalah down feed system, sistem ini
memanfaatkan gaya gravitasi bumi sebagai tenaga pengerak untuk
mengalirkan air ke seluruh bagian bangunan.
Pengadaan air terdiri dari 2 sumber yaitu sumur dan PDAM.
Perbedaannya adalah pengadaan air untuk lavatory dan dapur
sumbernya adalah sumur sedangkan untuk pemadam kebakaran
sumbernya adalah PDAM karena membutuhkan tekanan air yang lebih
tinggi untuk memadamkan air.
Gambar VI.13
Distribusi Air Bersih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
128
9. Konsep Drainase
Air kotor pada Photography Centre di Yogyakarata ini terdiri
dari 2 jenis yaitu sanitasi (buangan dari area lavatory dan dapur) dan
drainase (buangan air hujan). Untuk drainase (buangan air hujan)
diarahkan ke sungai karena air masih bersifat netral sedangkan
sanitasi diarahkan ke sumur peresapan. Berikut adalah skema
pembuangan sanitasi pada Photography Centre di Yogyakarta.
Karena nantinya masa bangunan akan bersifat multi masa dan
jarak antara bangunan juga agak jauh maka untuk keamanan mencegah
dari kondisi saluran yang tersumbat karena jarak yang jauh dari
sumber ke tempat penampungan akhir maka nantinya diperkirakan
jumlah septictank dan sumur peresapan akan lebih dari 1.
Gambar VI.14
Distribusi Sanitasi
10. Konsep Sistem Pengkondisian Udara
Sistem pengkondisian udara pada Photography Centre di
Yogyakarta ini meliputi sistem alami dan buatan. Sistem
pengkondisian udara secara alami diciptakan melalui bukaan-bukaan
secara maksimal. Sedang pengkondisian udara secara buatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
129
diciptakan melalui penggunaan AC. Sistem pendistribusian
penghawaan buatan dengan AC yang digunakan adalah sistem central
. Sistem AC central ini nantinya akan diterapkan per masa bangunan,
maksudnya pada 1 masa bangunan penyelesaian penghawaan
buatannya dengan 1 rangkaian AC central. Jika nantinya akan
diterapkan 5 masa bangunan yang besar maka akan diperoleh 5
rangkaian AC central.
11. Konsep Sistem Pemadam Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya rembetan kebakaran pada suatu
bangunan, diperlukan suatu cara/sistem pencegahan kebakaran karena
kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta
benda, dan lain-lain. Sistem pemadam kebakaran dalam ruangan pada
Photography Centre di Yogyakarta yang paling efektif digunakan
adalah berupa sprinkler.
Karena nantinya mobil pemadam kebakaran akan lebih lambat
menjangkau semua bangunan karena jalan ke area masa bangunan
utama agak kecil tetapi tetap mobil pemadam kebakaran bisa
melaluinya. Sistem pemadam kebakaran di luar ruangan disediakan
Firehydrant dan Fire House Cabinet yang sumber airnya disuplai dari
PDAM.
12. Konsep Sistem Jaringan Listrik
Tenaga listrik yang dipakai pada Photography Centre di
Yogyakarta bersumber pada PLN dan Generator. Kriterianya antara
lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
130
Efisiensi operasional / perawatan sangat dibutuhkan sehingga
penting untuk dibuat struktur pembagian sehingga dapat tercapai
kemudahan operasional dan perawatan
Atas dasar pertimbangan keamanan, banyak hal yang perlu
diperhatikan seperti penempatan jaringan terpisah, penempatan
jaringan pipa tanpa mengganggu konstruksi dan penempatan ruang
yang rawan kebakaran terpisah dari ruang lain
Berikut adalah skematik distribusi listrik pada Photography Centre di
Yogyakarta.
Gambar VI.15
Skematik Pendistribusian Listrik
13. Konsep Sistem Pencahayaan
Untuk sistem pencahayaan pada Photography Centre di
Yogyakarta sesuai dengan konsep fotografi itu sendiri secara umum
adalah pencahayaan alami. Jadinya nantinya pencahayaan alami pada
bangunan sangat dominan sehingga sudah cukup layak memenuhi
standar kesehatan dan kenyamanan. Tetapi tetap kita ketahui untuk
pencahayaan alami banyak mempunyai kekurangan terutama jika
malam hari dan keadaan langit mendung, untuk mengatasinya tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
131
disediakan pencahayaan buatan yang dapat menunjang aktifitas dalam
bangunan.
Pencahayaan buatan yang lebih dominan dan beda pada
Photography Centre di Yogyakarta adalah pencahayaan objek foto
pada ruang pamer. Sistem pencahayaan yang digunakan nantinya
adalah sistem ceiling light (track light).
Sistem pencahayaan ini nantinya penyelesaian secara
kontruksinya diselesaikan dengan dua sistem ada yang kontruksinya
diselesaikan pada bagian atas (dak beton) menggantung kemudian ada
yang diselesaikan pada dinding bangunan dengan tambahan pegangan
untuk memegang track light.
Gambar VI.16
Sistem Track Llight dan Spot Lamp
14. Sistem Penangkal Petir
Dengan melihat keunggulan atau kelebihan dari masing–masing
sistem, maka untuk pengamanan bangunan dari bahaya petir pada
Bangunan Photography Centre ini diterapkan system, yaitu System
Franklin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PHOTOGRAPHY CENTRE DI YOGYAKARTADengan Pendekatan Desain Metafora Dari Teknik-Teknik Dasar Fotografi
132
Merupakan suatu tongkat logam beaka dengan puncak
penghantar listrik yang baik dan dihubungkan dengan suatu plat atau
pipa logam yang ditanam di dalam tanah. Tongkat itu diletakkan di
atas bangunan dan dibuat sepanjang mungkin.