BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan/atau
sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama.
Konsep bahwa semua manusia dibagi menjadi kelompok-kelompok bangsa ini
merupakan salah satu doktrin paling berpengaruh dalam sejarah.Doktrin ini
merupakan doktrin etika dan filsafat yang merupakan awal dari ideologi
nasionalisme.
Sedangkan negara adalah organisasi tertinggi yang sah di antara satu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita bersatu, hidup dalam daerah
tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Keberadaan negara,
seperti organisasi secara umum adalah memudahkan anggotanya (rakyat) untuk
mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Selain itu, negara merupakan aktor
pertama dan utama yang bertanggung jawab mencapai janji kesejahteraan kepada
rakyatnya, terutama memainkan peran distribusi sosial (kebijakan sosial) dan
investasi ekonomi (kebijakan ekonomi).
Sebuah negara dapat berdiri apabila memiliki fungsi dan tujuan serta
memenuhi syarat-syarat atau unsur-unsur negara.Sebagai suatu negara yang
berdaulat, Indonesia telah memenuhi semua unsur-unsur negara yang telah
digariskan oleh teori hukum Internasional.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bangsa dan Negara?
2. Bagaimana terbentuknya Negara?
3. Apa saja unsur-unsur Negara Indonesia?
4. Apa saja fungsi dan tujuan Negara Indonesia?
5. Apa saja macam-macam bentuk Negara yang ada?
6. Apa kasus yang terjadi berkenaan dengan Bangsa dan Negara Indonesia?
7. Bagaimana solusi dari kasus yang terjadi?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu, untuk menambah pengetahuan penulis,
serta untuk pemahamaman masalah-masalah yang secara umum mengenai seluk -
beluk bangsa dan negara, khususnya Negara Indonesia. Selain itu makalah ini
juga dibuat untuk menelaah realita yang terjadi saat ini berkenaan kasus-kasus
yang terjadi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menggoyah
kedaulatan rakyat.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Bangsa dan Negara
2.1.1 Bangsa
Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu
yang memiliki persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa
budaya yang sama, serta mitos leluhur bersama. Berikut pengertian bangsa
menurut para ahli:
1. Ernest Renant, bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang terjadi dari
dua hal yaitu rakyat yang harus menjalankan satu riwayat, dan rakyat
yang kemudian harus memiliki kemauan, keinginan untuk hidup
menjadi satu.
2. Otto Bauer, bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki
kesamaan karakter yang tumbuh karena kesamaan nasib.
3. F. Ratzel (Jerman), menyatakan bahwa bangsa terbentuk karena
adanya hasrat bersatu.
4. Hans Kohn (Jerman), menyatakan bahwa bangsa adalah buah hasil
tenaga hidup manusia dalam sejarah.
Sedangkan pengertian bangsa Indonesia itu sendiri ialah salah bangsa
yang terdiri atas berbagai macam suku atau etnik yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke.
2.1.2 Negara
3
Secara etimologi kata Negara berasal dari kata State (Inggris),Staat
(Belanda,Jerman), E`tat (Prancis), Status, Statum (Latin) yang berarti meletakkan
dalam keadaan berdiri, menempatkan, atau membuat berdiri.
Negara merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya
baik politik, militer,ekonomi, sosial maupun budayanya diatur
oleh pemerintahan yang berdaulat pada di wilayah tersebut. sehingga berhak
menentukan tujuan nasionalnya.
Pengertian-pengertian kata negara berdasarkan para ahli :
1. George Jellinek menyatakan negara sebagai organisasi kekuasaan dan
sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu
2. Mr.J.H.A.Logeman menyatakan negara sebagai organisasi
kemasyarakatan yang dengan kekuasaanya bertujuan mengatur dan
mengurus masyarakat tertentu.
3. G.W.F Hegel menyatakan negara sebagai organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan
universal.
4. Mac Iver menyatakan negara sebagai organisasi politik.
5. Mr.Kranenburg menyatakan negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yang diciptakan oleh suatu kelompok manusia yang disebut bangsa
6. R.Djokosoentono menyatakan negara adalah organisasi manusia atau
kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang
sama.
Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang
berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau". Jadi
Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di
Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia
menjadi negara berdaulat. Adapun pengertian Negara Indonesia yaitu organisasi
4
dari Bangsa Indonesia yang berdaulat berdasarkan hukum yang memiliki
keberagaman suku, budaya, etnik serta persamaan sejarah yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke.
Gambar 1: Diagram Proses Bangsa yang Bernegara
Tahapan Proses Bangsa Indonesia menjadi Negara Indonesia
Tahap I : Bangsa Indonesia menyadari pentingnya kemerdekaan
Tahap II : Bangsa Indonesia berjuang merebut kemerdekaan
Tahap III : Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Tahap IV :Bangsa Indonesia membentuk alat kelengkapan Negara
5
Dalam pelaksanaan tahapan-tahapan proses bernegara, Bangsa
Indonesia melakukan beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai
kemerdekaannya, diantaranya:
1. Kesadaran Sejarah:Bhineka Tunggal Ika: Suku, Agama Bahasa, dan Adat
istiadat
2. Perlawanan perlawanan Nasional atau di daerah-daerah
3. Kebangkitan Nasional 1908
4. Sumpah Pemuda 1928
5. BPUPKI 10-16 Juli 1945
6. Proklamasi 17 Agustus 1945
7. PPKI 18 Agustus 1945 (lahirnya UUD 1945)
2.2 Teori Terbentuknya Negara
Proses terbentuknya suatu negara dapat dibagi menjadi 2, yaitu dengan
cara pendekatan primer dan sekunder, serta pendekatan teoritis.
1. Pendekatan Primer dan Sekunder
Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya
masyarakat hukum yang paling sederhana,kemudian berevolusi ketingkat yang
lebih maju dan tidak dihubungkan dengan Negara yang telah ada
sebelumnya.Dengan demikian terjadinya negara secara primer adalah membahas
asal mula terjadinya Negara yang pertama di dunia. Menurut G. Jellinek,
terjadinya negara secara primer melalui 4 tahapan (Fase) yaitu :
a. Fase Persekutuan manusia.
b. Fase Kerajaan.
6
c. Fase Negara.
d. Fase Negara demokrasi dan Diktatur.
Sedangkan terjadinya negara secara sekunder adalah membahas
terjadinya negara baru yang dihubungkan dengan negara lain yang telah ada
sebelumnya, berkaitan dengan hal tersebut maka pengakuan negara lain dalam
teori sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu negara baru. Untuk
mengetahui terjadinya negara baru dapat menggunakan pendekatan faktual yaitu
suatu pendekatan yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah yang
benar–benar terjadi. Menurut kenyataan sejarah terjadinya suatu Negara karena :
a. Penaklukan/Pendudukan (Occupasi): Suatu daerah belum ada yang
menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa. Contoh: Liberia
diduduki budak–budak negro yang dimerdekakan tahun 1847.
b. Pelepasan diri (Proklamasi): Suatu daerah yang semula termasuk
daerah negara tertentu melepaskan diri dan menyatakan
kemerdekaannya. Contoh: Belgia melepaskan diri dari Belanda tahun
1839, Indonesia tahun 1945, Pakistan tahun 1947 (semula wilayah
Hindustan), Banglades tahun 1971 (semula wilayah Pakistan), Papua
Nugini tahun1975 (semula wilayah Australia), 3 negara Baltik (Latvia,
Estonia, Lituania) melepaskan diri dari Uni Soviet tahun 1991, dsb.
c. Peleburan menjadi satu (Fusi): Beberapa negara mengadakan
peleburan menjadi satu negara baru.
Contoh : Kerajaan Jerman (1871), Vietnam (1975), Jerman (1990),
dsb.
7
d. Aneksasi : Suatu daerah/negara yang diambil alih (dicaplok) oleh
bangsa lain, kemudian di wilayah itu berdiri negara. Contoh : Israel
tahun 1948.
e. Pelenyapan dan pembentukan negara baru : Suatu negara pecah dan
lenyap, kemudian diatas wilayah itu muncul negara baru.
Contoh :
Colombia pecah menjadi Venezuella dan Colombia Baru tahun
1832.
Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur tahun 1945.
Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara tahun 1945..
Uni Soviet pecah/lenyap tahun 1992 kemudian muncul Rusia,
Georgia, Kazakistan dsb.
Yugoslavia pecah tahun 1992 kemudian muncul Kroasia, Bosnia,
Serbia (Yugoslavia Baru).
2. Pendekatan Teoritis
Pendekatan Teoritis adalah pendekatan yang dicetuskan oleh gagasan-
gagasan para ahli .
Menurut pendekatan teoritis, negara terbentuk berdasarkan teori :
a) Teori Ketuhanan
Menurut teori ini, negara ada karena kehendak Tuhan.
Penciptaan negara oleh Tuhan, ada yang secara langsung dan ada pula
yang secara tidak langsung. Ciri Negara yang diciptakan Tuhan secara
langsung, yaitu penguasa berkuasa karena menerima wahyu dari
Tuhan. Sedangkan, ciri Tuhan menciptakan Negara secara tidak
8
langsung yaitu penguasa berkuasa karena kodrat Tuhan. Menurut
Thomas Aquinas, negara itu timbul dari pergaulan antar manusia yang
ditentukan oleh hukum dan tata alam. Tetapi hukum tata alam ini pun
terjadi dari kehendak Tuhan dan menurut aturan Tuhan. Secara umum
dalam pandangan teori Ketuhanan, Negara adalah ciptaan Tuhan, dan
raja adalah pemimpin yang ditunjuk Tuhan, sehingga
pertanggungjawaban pemimpin Negara ditujukan secara langsung
pada Tuhan.
Teori Ketuhanan menurut Julius Stahl, dan Thomas Aquinas
Gambar 2: Diagram Teori Ketuhanan
b) Teori Perjanjian Masyarakat
i. Thomas Hobbes
Menurut Thomas Hobbes, kehidupan manusia sebelum
adanya negara terdapat dalam keadaan alamiah sama sekali bukan
keadaan yang aman dan sejahtera, akan tetapi sebaliknya keadaan
alamiah merupakan keadaan yang kacau, tanpa hukum, tanpa
pemerintah, dan tanpa ikatan-ikatan sosial antar individu di
dalamnya. Kondisi ini sering disebut sebagai homo homini lupus
(manusia satu menjadi serigala bagi manusia yang lain) dan juga
sering disebut istilah omnium bellum contra omnes (semua melawan
9
semua).Dari kondisi alamiah tersebut maka kemudian warga
masyarakat berusaha membuat kesepakatan agar terjadi kondisi
tertib sosial yang mampu mengatur kondisi kacau balau itu, dalam
bentuk Pactum Subjectionis. Hal ini adalah bermakna kontrak dan
perjanjian bersama individu-individu dalam masyarakat yang
tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan semua
hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau sebuah
badan yang disebut negara. Negara dalam hal ini bersifat absolut
atau sering disebut Leviathan.
ii. John Locke
Menurut teori John Locke terdapat 2 Teori Perjanjian Masyarakat
yaitu:
Pactum Unionis : Perjanjian antar individu yang melahirkan
negara.
Pactum Subjectionis : Perjanjain anatara individu dengan
penguasa yang diangkat dalam pactum unionis, yang isinya
penyerahan hak–hak alamiah.
Dalam pactum subjectionis, tidak semua hak–hak alamiah yang
dimiliki manusia diserahkan kepada penguasa (raja) tetapi ada
beberapa hak pokok (asasi) yang meliputi hak hidup, hak
kemerdekaan/kebebasan, hak milik yang tetap melekat pada diri
manusia dan hak tersebut tidak dapat diserahkan kepada siapapun
termasuk penguasa. Dan hak–hak tersebut harus dilindungi dan
dijamin oleh raja dalam konstitusi (UUD). Melalui teorinya John
Locke menghendaki adanya bentuk monarkhi konstituisonal,dan ia
anggap sebagai peletak dasar teori hak asasi manusia.
10
iii.Hugo de Groot
Negara merupakan ikatan manusia yang insaf akan arti dan
panggilan kodrat. Negara berasal dari suatu perjanjian yang disebut
“pactum” dengan tujuan untuk mengadakan ketertiban dan
menghilangkan kemelaratan. Grotius merupakan orang yang pertama
kali memakai hukum kodrat yang berasal dari rasio terhadap hal–hal
kenegaraan. Dan ia menganggap bahwa perjanjian masyarakat sebagai
suatu kenyataan sejarah yang sungguh–sungguh pernah terjadi.
c) Teori Kekuasaan
Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan,
sedangkan kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat
dan berkuasa, sehingga dengan demikian negara terjadi karena adanya
orang yang memiliki kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang
lemah.Gambaran bahwa negara terbentuk karena kekuasaan dapat
disimak dalam berbagai pendapat yang dikemukan oleh para ahli
sebagai berikut :
Kalikles : Dalam suasana alam bebas bila ada orang–orang
yang lebih baik telah memperoleh kekuasaan yang lebih besar
dari yang kurang baik, maka disitulah keadilan, demikian pula
pada negara bahwa yang kuat memerintah (menguasai) yang
lemah.
Karl Marx : Negara adalah hasil pertarungan antar kekuatan–
kekuatan ekonomis dan negara merupakan alat pemeras bagi
mereka yang lebih kuat terhadap yang lemah dan negara akan
lenyap kalau perbedaan kelas tidak ada lagi.
11
G. Jellinek : Negara adalah kesatuan yang dilengkapi dengan
kekuasaan memerintah bagi orang-orang yang ada di
dalamnya yaitu kemampuan memaksakan kemauan sendiri
terhadap orang-orang lain tanpa tawar menawar.
d) Teori Kedaulatan
Kedaulatan Hukum :
Menurut teori ini bahwa hukum adalah pernyataan penilaian
yang terbit dari kesadaran hukum manusia dan bahwa hukum
merupakan sumber kedaulatan.
Kedaulatan Rakyat : Teori ini berpendapat bahwa rakyatlah
yang berdaulat dan mewakili kekuasaannya kepada suatu
badan, yaitu pemerintah.
Kedaulatan Negara: Teori ini berpendapat bahwa negara
merupakan sumber kedaulatan dalam negara. Kemudian, teori
asal mula terjadinya negara, juga dapat dilihat berdasarkan
proses pertumbuhannya yang dibedakan menjadi dua, yaitu
terjadinya negara secara primer dan teori terjadinya negara
secara sekunder
e) Teori Hukum Alam
Hukum alam bukan merupakan buatan negara tapi merupakan
kekuasaan alam yang berlaku di setiap tempat dan waktu.
2.3 Unsur dan Syarat Terbentuknya Bangsa dan Negara
2.3.1 Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa
12
Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena unsur atau
faktor objektif tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain, seperti:
1. Unsur nasionalisme yaitu kesamaan keturunan.
2. Wilayah.
3. Bahasa.
4. Adat-istiadat
5. Kesamaan politik.
6. Perasaan.
7. Agama.
Menurut Joseph Stalin, unsur terbentuknya bangsa adalah adanya:
1. Persamaan sejarah.
2. Persamaan cita-cita.
3. Kondisi objektif seperti bahasa, ras, agama, dan adat-istiadat.
2.3.2 Unsur-unsur Terbentuknya Negara
Sedangkan unsur terbentuknya Negara dapat digolongkan menjadi dua
macam yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif.
I. Unsur Konstitutif
Unsur Konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada di saat Negara
tersebut didirikan seperti rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang
berdaulat.
Berikut adalah unsur-unsur Konstitutif terbentuknya sebuah Negara:
A. Unsur Rakyat
13
Rakyat adalah semua orang yang secara nyata berada dalam
wilayah suatu Negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan Negara
tersebut. Rakyat dibedakan menjadi dua macam yaitu penduduk dan bukan
penduduk.
a) Penduduk adalah orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah
suatu Negara dalam jangka waktu yang lama. Penduduk terdiri dari
WNI dan WNA (pekerja asing yang tinggal menetap di Indonesia).
Penduduk juga dibedakan menjadi warga Negara dan bukan warga
Negara. Warga Negara adalah orang yang secara syah menurut hukum
menjadi warga Negara, yaitu penduduk asli dan WNI keturunan asing.
Sementara bukan warga Negara adalah orang yang menurut hukum
tidak menjadi warga suatu Negara atau WNA.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang
diakui oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU No. 12 tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini,
orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah:
1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan
ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan
ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal
sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
14
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang
WNI
6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang
diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah
dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan
12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Selain itu, yang diakui pula sebagai WNI yaitu:
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah
sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan
15
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara
sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang
termasuk dalam situasi sebagai berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau
ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang
diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak
oleh warga negara Indonesia
Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di
atas, dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia
melalui proses pewarganegaraan. Warga negara asing yang kawin secara
sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun
tidak berturut-turut dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara
di hadapan pejabat yang berwenang, asalkan tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda.
b) Bukan penduduk adalah mereka yang berada di wilayah suatu Negara
tidak secara menetap atau tionggal untuk sementara waktu. Contoh:
Turis asing yang sedang berlibur.
Berikut ini diagram beberapa cara memperoleh Kewarganegaraan:
16
Gambar 3: Diagram cara-cara memperoleh Kewarganegaraan
B. Unsur Wilayah
Wilayah adalah unsur mutlak suatu Negara yang terdiri dari
daratan, lautan, dan udara Tetapi terkadang suatu Negara hanya memiliki
daratan dan udara saja, dikarenakan Negara tersebut terletak di tengah
benua jadi tidak memiliki lautan atau pantai.
a) Wilayah Daratan
Batas wilayah daratan suatu Negara dengan Negara lain dapat berupa:
Batas alamiah (gunung, sungai, hutan)
Batas buatan (pagar tembok, kawat berduri, patok, pos penjagaan)
17
Batas secara geografis yaitu batas berdasarkan garis lontang dan
garis bujur. Misalnya Indonesia terletak antara 6o LU – 11o LS,
95o BT– 141o BT.
b) Wilayah Lautan
Ada dua konsep dasar mengenai batas wilayah lautan, yaitu :
Res nullius, yaitu laut dapat diambil dan dimiliki oleh setiap
Negara.
Res communis adalah laut adalah milik masyarakat dunia,
sehingga tidak dapat diambil atau dimilliki oleh suatu Negara.
Pada tanggal 10 Desember 1982, PBB menyelenggarakan
konferensi Hukum Laut Internasional III di Montigo Bay (Jamaika) yang
bernama UNCLOS (United Nations Conference on The Law of The Sea)
ditandatangani 119 negara peserta, menetapkan tentang batas lautan suatu
Negara, yang terdiri dari :
Laut teritorial, adalah lebarnya 12 mil yang diukur dari pulau
terluar suatu Negara disaat air laut surut.
Zona bersebelahan, adalah wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari
laut teritorial suatu Negara berarti lebarnya 24 mil laut dari pantai.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), adalah wilayah laut suatu Negara
yang lebarnya 200 mil ke laut bebas, di zona ini negar tersebut
berhak mengelola, dan menggali segala kekayaan alam untuk
kegiatan ekonomi Negara tersebut. Di wilayah ini Negara tersebut
berhak menangkap nelayan asing yang menangkap ikan.
18
Landas kontinen, adalah daratan di bawah permukaan laut di luar
laut teritorial dengan kedalaman 200 m atau lebih.
Landas benua, adalah wilayah laut suatu Negara yang lebarnya
lebih 200 mil. Di zona ini Negara boleh mengelola kekayaan
dengan syarat membagi keuntungan dengan masyarakat
internasional
c) Wilayah Udara
Menurut UU No. 20 tahun 1982, dinyatakan bahwa batas wilayah
kedaulatan dirgantara suatu Negara yang termasuk orbit
geostasioner adalah 35.761 km. Menurut Konvensi Paris tahun 1919,
negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi di wilayah
udaranya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan.
Ada dua teori tentang konsep wilayah udara :
Teori udara bebas ada dua yaitu aliran kebebasan ruang udara
tanpa batas dan aliran kebebasan udara terbatas.
Teori Negara berdaulat di udara, yaitu teori keamanan untuk
menjaga keamanan suatu Negara.
d) Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah ekstrateritorial adalah wilayah suatu Negara yang berada
di luar wilayah Negara itu atau wilayah Negara tersebut berada di wilayah
19
Negara lain, seperti daerah perwakilan diplomatik di suatu Negara dan
kapal asing yang berlayar di laut bebas dengan berbendera suatu Negara.
C. Pemerintahan yang berdaulat
Menurut Jean Bodin sifat kedaulatan ada empat :
i. Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang
lebih tinggi.
ii. Permanen artinya kekuasaan itu tetap ada selama Negara tetap
berdiri.
iii. Tunggal atau bulat artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya
kekuasaan tertinggi dalam Negara yang tidak dibagi-bagi
kelembaga Negara lainnya.
iv. Tidak terbatas artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan
lain. Bila ada yang membatasi maka kekuasaan itu akan lenyap.
Pemerintah suatu Negara berdaulat keluar dan kedalam :
Berdaulat keluar artinya memiliki kedudukan sederajat dengan
Negara-negara lain, sehingga bebas dari campur tangan Negara-
lain.
Berdaulat ke dalam artinya berwibawa, berwenang menentukan
dan menegakkan hokum atas warga dan wilayah negaranya.
II. Unsur Deklaratif
20
Unsur Deklaratif adalah unsur yang tidak harus ada di saat Negara
tersebut berdiri tetapi boleh dipenuhi setelah Negara tersebut berdiri,
misalnya pengakuan dari Negara lain.
A. Pengakuan dari Negara lain
Pengakuan dari negara lain ada dua jenis yaitu secara de facto dan de jure.
a) De facto adalah pengakuan atas fakta adanya suatu Negara telah
terbentuk berdasarkan adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang
berdaulat.
Contoh :Belanda tidak mengakui Indonesia merdeka 17 Agustus 1945,
seharusnya Indonesia diserahkan kepada Belanda karena kemerdekaan
Indonesia bertentangan dengan hukum Internasional menurut Belanda,
namun dalam usaha ini Belanda mengadakan perundingan dengan
pihak Indonesia, itu artinya Belanda telah mengakui keberadaan
Negara Indonesia secara de facto..
Pengakuan de facto ada dua macam :
De facto bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain terhadap
suatu Negara yang hanya menimbulkan hubungan di bidang
perdagangan dan ekonomi.
21
De facto bersifat sementara adalah pengakuan dari Negara lain tanpa
melihat perkembangan Negara tersebut. Bila Negara tersebut bubar
maka Negara lain akan menarik pengakuannya.
b) De jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut
hukum internasional, sehingga suatu Negara mendapatkan hak-hak dan
kewajibannya sebagai anggota keluarga nagsa-bangsa di dunia.
Contoh Belanda mengakui Republik Indonesia secara de jure pada
tanggal 27 Desember 1947, Mesir mengakui Indonesia secara de
jure tanggal 10 Juni 1947.
Pengakuan de jure ada dua macam :
De jure bersifat tetap adalah pengakuan dari Negara lain yang berlaku
selamanya karena kenyataan menunjukkan pemerintahan yang stabil.
De jure bersifat penuh adalah terjadinya hubungan antar Negara yang
mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi, dan
diplomatik. Negara yang mengakui berhak membuka konsulat,
kedutaan di Negara yang diakui.
2.4 Fungsi dan Tujuan Negara
2.4.1 Fungsi Negara
Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara
menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi
tersebut adalah sebagai berikut :
22
1. Melaksanakan penertiban (Law and Order) : untuk mencapai tujuan
bersama dan mencegah bentrokan–bentrokan dalam masyarakat, maka
negara harus melaksanakan penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat
dikatakan sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya
kedaulatan negara dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan
yang dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa (negara). Untuk
itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga
peradilan.
Adapula fungsi Negara berdasarkan Teori Trias Politika yaitu:
a) Fungsi legislatif (pembuat undang-undang) dipegang oleh DPR
b) Fungsi eksekutif (pelaksana undang-undang) dipegang oleh
Presiden
c) Fungsi yudikatif (mengadili pelanggaran terhadap undang-
undang) dipegang oleh MA/MK
Teori-teori Fungsi Negara
1. Individualisme/ Liberalisme : menjaga keamanan dan ketertiban agar
hak dan kebebasan individu terjamin.
2. Negara hukum murni : menjaga dan menciptakan keamanan dan
ketertiban.
3. Welfare state : tidak hanya menciptakan ketertiban saja tetapi secara
aktif mewujudkan kesejahteraan
23
4. Komunisme : mebagai alat penindas/pemaksa dari kelas ekonomi yang
kuat terhadap kelas lainnya yang lebih lemah.
5. Anarkisme : mewujudkan masyarakat yang bebas tanpa organisasi
paksaan. Kaum anarkhis tidak memerlukan negara dan pemerintah,
sehingga fungsi negara dan pemerintah dilaksanakan oleh kelompok
yang dibentuk secara sukarela tanpa alat paksaan, polisi, hukum serta
pengadilan
2.4.2 Tujuan Negara
Dalam pengertian umum, tujuan diadakannya Negara terutama terletak
pada tujuan yang berurutan dan saling mendasari, yaitu:
i. Untuk menanamkan kedaulatan pemerintah, jika kedaulatan sudah
terwujud, maka pemerintah berupaya;
ii. Untuk menyelenggarakan ketertiban umum, jika ketertiban sudah
tercipta maka tujuan berikutnya adalah;
iii. Untuk mencapai kesejahteraan sosial
Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan negara :
1. Plato : tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia
2. Roger H Soltau : tujuan negara adalah mengusahakan agar rakyat
berkembang serta mengembangkan daya cipta sebebas mungkin.
3. John Locke : tujuan negara adalah menjamin suasana hukum individu
secara alamiah atau menjamin hak–hak dasar setiap individu.
4. Harold J Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan agar rakyat
dapat memenuhi keinginannya secara maksimal.
24
5. Montesquieu : tujuan negara adalah melindungi diri manusia sehingga
dapat tercipta kehidupan yang aman, tentram dan bahagia.
6. Aristoteles : tujuan negara adalah menjamin kebaikan hidup warga
negaranya.
7. Niccolo Machiavelli : tujuan negara adalah untuk membentuk
kekuasaan yang mutlak demi kebesaran bangsa dan Negara.
8. Immanuel Kant : tujuan negara adalah untuk membentuk dan
mempertahankan hukum agar hak dan kemerdekaan warga negara
terpelihara dengan baik.
Sedangkan tujuan Negara Indonesia sendiri tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945 alinea IV yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
25
Gambar 4: Diagram Tujuan Negara Republik Indonesia
2.5 Bentuk-bentuk Negara
Pada dasarnya bentuk Negara dapat dibedakan berdasrkan rumusan konsepsi
Negara dan pemegang subjek pemegang kekuasaan dalam Negara
tersebut.Berdasarkan konsepsi bentuk Negara, Negara dibedakan atas bentuk
Negara kesatuan dan Negara serikat. Sementara jika ditinjau dari siapa subjek
pemegang kekuasaan bagi Negara tersebut, maka Negara dapat dibedakn atas
Negara Republik, Negara Monarki, Negara Oligarki, dan Negara Demokrasi.
1. Bentuk Negara Berdasarkan Konsepsi
a) Negara Kesatuan
26
TUJUAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA (SILA KE – 5)
MISI
IKUT MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA
BERDASARKAN KEMERDEKAAN,
PERDAMAIAN ABADI DAN KEADILAN SOSIAL
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
VISIPEMBUKAAN
UUD 1945 (ALINEA KE – IV)MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN
UMUM
MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA
NEGARA INDONESIA YANG
ADIL DAN MAKMUR
Negara kesatuan adalah Negara yang merdeka dan berdaulat dengan
satu pemerintahan pusat yang berkuasa mengatur daerah-daerah. Maka
kekuasaan pemerintah pusat dan daerah tidak sama. Kekuasaan
pemerintah pusat adalah merupakan kekuasaan yang
menonjol.Sementara pemerintah daerah bersifat tidak langsung dan
sering kali dalam bentuk otonomi yang luas.
b) Negara Serikat
Pada dasarnya Negara serikat merupakan gabungan dari Negara-
negara bagian. Kekuasaan Negara serikat dibagi antara kekuasaan
yang dimilik pemerintah serikat/federal dan pemerintah Negara
bagian. Negara bagian yang satu terbebas dari intervensi Negara
bagian yang lain dan berhubungan secara sendiri-sendiri dengan
pemerintah serikat. Juga kekuasaan negara bagian yang satu dengan
Negara bagian yang lain adalah sama. Sementara kekuasaan
pemerintah serikat memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari Negara-
negara bagian karena terdapat bidang-bidang tertentu yang hanya
merupakan kekuasaan pemerintah pusat. Misalnya bidang urusan luar
negeri, pertahanan dan keamanan, moneter dan lain-lain.
2. Bentuk Negara Berdasarkan Subjek Pemegang Kekuasan
a) Negara Republik
Negara Republik adalah bentuk pemerintahan yamh kepala negaranya
seorang Presiden.Presiden dalam pemerintahan Republik yang
demokratis dipilih dan diangkat dalam satu peristiwa tertentu oleh
lembaga atau pilihan rakyat. Smentara dalam pemerintahan Republik
yang tidak demokratis, Presiden bisa berasal dari tindakan mengangkat
dirinya sendiri atau menunjuk orang lain yang akan menggantikannya.
27
b) Negara Monarki
Bentuk Negara monarki identik dengan Negara kerajaan. Monarki
merupakn bentuk suatu negra dimana yang menjadi pemegang
kedaulatan pada negara
Gambar 5: Diagram bentuk-bentuk Negara
28
BENTUK – BENTUK NEGARA
Demokrasi
Monarki Oligarki
Berdasarkan Konsep
Kekuasaan
SerikatKesatuan
Berdasarkan Konsep
Yang menggunakan konsep Desentralisasi
Yang menggunakan konsep Sentralisasi
BAB III
KAJIAN KASUS
3.1 Kasus
A. Buruknya sistem Birokrasi di Indonesia
Sistem birokrasi telah membuat Negara kita akan semakin tertinggal.
Kinerja para pejabat negeri ini belum terlihat dalam mensejahterahkan rakyatnya.
Semua keputusan dan kebijakan yang dibuat pemerintah dinilai hanya
menguntungkan golongan tertentu saja tanpa ada keuntungannya bagi
masyarakat Indonesia yang rata-rata masih hidup dalam keadaan serba
kekurangan.
Contoh –contoh kasus seperti naiknya harga bahan bakar minyak , harga
pangan , tidak stabilnya nilai rupiah di dunia, hingga korupsi yang dilakukan oleh
pejabat pemerintah sendiri menggambarkan ketidakmampuan para pejabat untuk
menangani hal tersebut dalam rangka melayani dan melindungi rakyatnya. Selain
itu,faktor para menteri dan pejabat yang sebagian besar berasal dari partai politik
juga berpengaruh pada kinerja mereka. Tidak sedikit dari mereka yang
mengorbankan rakyatnya demi kelangsungan hidup partai mereka , mereka lebih
fokus dalam mencari uang sebanyak-banyaknya demi keuntungan pribadi dan
juga partainya , sehingga munculah kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah. Dengan demikian, revolusi dalam hal sistem birokrasi semakin sulit
tercapai karena dari tahun ke tahun, kisah seperti ini terus terjadi hingga akhirnya
berimbas pada ketidakpercayaan rakyat kepada pemimpinnya. Perubahan pada
sistem birokrasi mutlak diperlukan agar negara ini bisa terbebas dari
permasalahan yang terus membelit.
29
Buruknya sistem birokrasi di Indonesia berdampak dengan semakin
tingginya kesenjangan sosial di Indonesia. Kesenjangan itu sendiri terjadi karena
adanya perbedaan yang cukup besar terhadap status sosial. Contohnya dapat
dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Karena sistem birokrasi yang buruk, banyak
warga miskin yang meninggal gara-gara tidak mendapatkan pertolongan pertama
dengan cepat di Rumah Sakit. Selain itu, pelayanan publik lain seperti mengurus
kartu identitas, surat-surat kendaraan, surat izin dan lain-lain juga masih sangat
sulit. Berbeda sekali dengan orang mampu atau berada. Semua bisa dilayani
secara cepat karena ada uang pelicin. Hal-hal itu terlihat seperti orang susah
dipersulit, orang kaya dipermudah.
3.2 Solusi
Dalam menanggapi permasalahan diatas , penulis memiliki beberapa
alternatif solusi untuk mengurangi masalah tersebut serta dampaknya bagi
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diantaranya solusi-solusi
tersebut yaitu:
a. Transparansi
Adanya transparansi antara pejabat dan rakyat akan mempersempit
kesempatan pejabat-pejabat pemerintahan untuk melakukan KKN.
Contoh: Seperti Provinsi DKI Jakarta, semua warganya bisa melihat
pengeluaran dan pendapatan daerah bahkan gaji Gubernur sampai
Camat saja bisa diakses di website milik Pemprov DKI.
b. Pengawasan
Dilakukannya pengawasan yang ketat dan berkala pada institusi-
institusi pemerintah ataupun swasta. Akan lebih baik lagi bila
30
pengawas-pengawas tersebut adalh lembaga independen, agar tidak
terjadi “main mata” antara pihak yang diawasi dan pengawas.
c. Peraturan atau UU mengenai KKN dan Birokrasi harus lebih
diperketat. Ancaman dan hukuman bagi warga atau pemerintah yang
melanggar UU harus lebih memberikan efek jera bagi pelaku dan
orang banyak.
d.
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah mengenai Bangsa dan Negara Kebangsaan
Indonesia adalah:
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, terdiri dari beragam suku,
etnis, budaya tetapi memiliki latar belakang dan persamaan nasib yang
sama.
Bangsa Indonesia menyadari betapa pentingnya bernegara yang merdeka.
Lalu bangsa Indonesia membentuk Negara dengan bentuk Negara
Republik yang menganut sistem Demokrasi, yaitu Kesatuan Republik
Indonesia setelah melalui tahapan-tahapan dan perjuangan dengan cara
Proklamasi /atau pelepasan diri. Setelah merdeka Negara Republik
Indonesia membuat aturan dasar yaitu UUD 1945 yang sekaligus
terkandung juga terdapat fungsi dan tujuan, serta peraturan mengenai
unsur-unsur dan tata Negara.
Negara Indonesia saat ini masih banyak mengalami masalah-masalah
dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu sistem birokrasi dan
ketatanegaraan masih perlu disempurnakan. Selain sistem, rakyat dan
pemerintah selaku unsur-unsur Negara perlu lebih bekerja sama agar law
and order bisa ditegakkan secara adil guna terciptanya cita-cita Negara.
32