-
PERBEDAAN TINGKAT STRES ISTRI PELAUT
BERDASARKAN KELOMPOK USIA DAN DURASI WAKTU
UNTUK BERTEMU SUAMI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Stefanus Renggan Diaz
149114070
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
sKryrysr
PERBEI}AA]\I TINGKAT ISTRI Pf, LAUT BERDA SARKANKELOMPIOK USIA DAN DURASI WAKTU UNTUK
BERTEMU SUAMI
Disusun0leh:
"'z ?
us Siswa Widyairnoko, M.Psi. Tanggal : 2 B Ft8 ;/rJtg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
Penguj,i i
Penguji 2
Penguji 3
SI(RIPSIr
PERBEDAAN TTNGKAT ISTRI PELAUT BERDASARKANIGTOMPOK USIA DAN DTIRASI wAKTU UNTTIKi,, BERTEMUSEiAtr/IT
Dipersiapkanan dituiis oieh :
Stefanus Renggan Diaz
NIM: 1491140?0
yo-gyahara, ZI MAi 2019Fakultas Psikologi
a--7
ltt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN MOTTO
Jangan menyalahkan waktu karena cepat berlalu, coba tanya dirimu mengapa
terlalu lambat melakukan sesuatu. ~ N.n~
Bekerja untuk mama ~ruang kerja~
Selama masih ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin ~N.N~
Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya ~N.N~
Senang itu sementara, jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu
~Nosstress~
In Inopia, Deo et Homini Laboro. Sine Iis Non Possum Vivere
(Didalam Kekurangan, Aku melayani Tuhan dan Sesama. Tanpa Mereka, Aku tak
Mungkin Hidup) ~N.N~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pada karya ini saya persembahkan bagi semua orang yang telah membantu,
memberi semangat, dan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah
selama mengerjakan skripsi. Karya ini juga sebagai tanda persembahan saya bagi
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah setia menemani dan memberikan jalan
ketika saya merasakan keputusasaan.
Tidak ada lagi kata-kata yang dapat mewakilkan segala perasaan saya, hanya
permintaan maaf dan terimakasih atas segalanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PESI{yATAAN KEASLTAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesmgguhnya bahwa slaipsi ini tidak memuat
karya ataubagpan karya dari orang lain, terkecuali yang telah disebutkan dalam
daftar pustaka sebagar mana pada umumnya karya ilmiah
Yogyakarta,
Stefanus Renggan Diaz
vl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PERBEDAAN TINGKAT STRES ISTRI PELAUT
BERDASARKAN KELOMPOK USIA DAN DURASI WAKTU
UNTUK BERTEMU SUAMI
Stefanus Renggan Diaz
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat stres pada istri
pelaut berdasarkan kelompok usia dan durasi waktu untuk bertemu suami. Subjek
pada penelitian ini berjumlah 110 orang yang berasal dari istri pelaut di Indonesia.
Skala yang digunakan adalah skala dari DASS (Depression, Anxiety, and Stress
Scale) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Damanik dan hanya
menggunakan skala pada aspek stres yang berjumlah 14 item (α = 0,968). Teknik
analisis menggunakan uji beda Mann Whitney U karena sebaran data pada
penelitian ini tidak normal. Pada penelitian ini terdapat dua hasil, yakni adanya
perbedaan yang signifikan tingkat stres istri pelaut pada kelompok usia (p =
0,000) dan tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat stres istri pelaut pada
kelompok durasi waktu untuk bertemu dengan suami (p = 0,177).
Kata kunci : Tingkat Stres, Istri Pelaut, Usia, dan Durasi Waktu untuk Bertemu
Suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
THE STRESS LEVEL DIFFERENCES OF SEAFARER’S WIFE
BASED ON AGE GROUP AND TIME DURATION FOR
MEETING HUSBANDS
Stefanus Renggan Diaz
ABSTRACT
This study is used to investigate the difference level of stress from
seafarer’s wife based on the group of age and duration of meeting. There are 110
subject that used to be the studied in this investigations from seafarer’s wife
whom lived in Indonesia. The scale that in order to is scale from DASS
(Depression, Anxiety, and Stress Scale) where have adapted to Bahasa by
Damanik and only 14 item (a = 0,968) used in stress aspect. This study use
analysis technic of Mann Whitney U T-Test because the data distribution in this
study is not normal. There are two result in this study, the significance difference
level of stress whom exist in group age (p = 0,000)seafarer’s wife and the
significance difference level of stress whom does not exist in durations group (p =
0,177)of meeting with husband.
Keywords: Stress Level, Seafarer’s Wife, Age, and Duration of Time to Meet
Husband
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
.LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH TJNTUK KEPENTINGAI{ AKAI}EMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma :
Nama
NIM
: Stefanus Renggan Diaz
: 149114070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul :
..PERBEDAAN TINGKAT STRES ISTRI PEAUT BERDASARKA}IKELOMPOK USIA DAN I}URASI WAKTU UNTTJK BERTEMU SUAMT'
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam benuk media lain, serta
mengelolanya di intemet atau mdia lain urtuk kepentingan akadernis knpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetapmencantumkan rarna saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengaa sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal
(Stefanus Renggan Diaz)
lX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas
penyertaan-Nya selama saya mengerjakan skripsi dengan judul “Perbedaan
Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu untuk Bertemu
Suami”. Segala hal dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari campur tangan,
bantuan, dukungan dan peran dari banyak pihak yang membantu saya dalam
menghadapi setiap tantangan. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan rasa
terima kasih saya yang terdalam kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi., Psi. Selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.App., Ph.D. selaku Ketua
Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing saya dari semester awal dan yang telah
memberikan yang terbaik dalam perkuliahan saya di Fakultas Psikologi.
4. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko. M. Psi., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi. Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Bapak karena telah
membimbing saya sejak mata kuliah Seminar hingga skripsi. Terima kasih
karena bapak selalu berusaha untuk meluangkan waktu dan membimbing
saya di tengah kesibukan bapak. Terima kasih banyak atas segala kebaikan
bapak. Terimakasih pak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
5. Bapak Agung Santoso, selaku dosen yang mau berbagi informasi tentang
analisis SPSS. Terima kasih banyak pak, berkat Bapak saya menjadi lebih
paham tentang analisis dari penelitian saya ini.
6. Keluarga RINOSI DIAZ, selaku pemberi semangat dan materi selama
pengerjaan skripsi. Terima kasih karena selalu mendorong saya untuk
selalu mengerjakan skripsi, mengurangi waktu bermain, dan mengingatkan
saya untuk lebih cepat menyelesaikan skripsi
7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima
kasih untuk ilmu, waktu, nasihat dan segala kesabaran dalam membimbing
saya selama saya menimba ilmu di Fakultas Psikologi. Terima kasih
karena telah membantu saya untuk lebih menerima diri saya apa adanya.
8. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi USD yang dengan ramah
dan profesional memberikan pelayanan yang baik selama saya berkuliah di
Fakultas Psikologi USD ini.
9. Fransdany, Anus, Kinan, Budi, dan Diva sebagai teman setiaselama
penulismengerjakan skripsi. Terima kasih karena telah menemani saya
mengerjakan skripsi walaupun tidak memberikan motivasi untuk cepat
selesai karena keberadaan kalian saya semakin sadar bahwa saya harus
cepat lulus agar bisa menjadi motivasi kalian juga untuk lulus.
10. Platinum Internet Cafe, Merapi Net, dan Luxury Internet Cafe, sebagai
tempat saya mengerjakan skripsi dikala laptop tidak bisa digunakan.
Terima kasih kepada mas/mbak operator yang selalu memberikan tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
yang nyaman dan terkadang memberikan saya makanan dan minuman
gratis selama saya mengerjakan skripsi disana.
11. Mentanoia, Yuka, Ocha Sasmitha, Tara, dan Hanny Terima kasih banyak
atas segala dukungan dan bantuan kalian. Kalimat-kalimat positif dan
bantuan kalian membuat saya dapat lebih memahami skripsi saya. Berkat
kalian saya lebih semangat dalam mengerjakan skripsi.
12. Fransdany, selaku sahabat sejak SMA. Terima kasih kawan! Bantuan
kamu memberikan pinjaman laptop dan merelakan skripsi kamu. Big
thank’s, Bro!
13. Teman-teman kelas B angkatan 2014, tanpa saya sadari bahwa kalian telah
membantu saya selama perkuliahan. Thank’s.
14. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi dari angkatan 2009 - 2018.
Terima kasih dinamika dan pengalaman yang telah diberikan. Berkat
kalian semua saya lebih memahami dan semangat untuk kuliah. Terima
kasih banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii
HALAMAN MOTTO............................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................. vi
ABSTRAK............................................................................................... vii
ABSTRACT................................................................................................ viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................ ix
KATA PENGANTAR............................................................................. x
DAFTAR ISI........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
D. Manfaat Penelitian............................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI................................................................ 8
A. Stres.................................................................................... 8
1. Pengertian Stres............................................................ 8
2. Sumber Stres................................................................. 9
3. Aspek Stres................................................................... 10
4. Bentuk Stres................................................................... 11
5. Tahapan Stres................................................................. 11
B. DASS................................................................................... 14
C. Pernikahan Jarak Jauh........................................................... 15
D. Tahap Perkembangan Usia Dewasa...................................... 16
1. Dewasa Dini.................................................................... 16
2. Dewasa Madya................................................................ 18
E. Durasi Waktu untuk Bertemu Suami.................................... 19
F. Pelaut dan Istri...................................................................... 20
G. Dinamika Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Usia dan
Durasi Waktu Bertemu Suami............................................... 22
H. KerangkaBerpikir.................................................................. 25
I. Hipotesis............................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 26
A. Jenis dan Desain Penelitian.................................................. 26
B. Variabel Penelitian............................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
C. Definisi Operasional............................................................... 27
1. Stres.................................................................................. 27
2. Usia Tahap Dewasa.......................................................... 28
3. Durasi Waktu untuk Bertemu Suami................................ 29
D. Subjek Penelitian.................................................................. 30
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data...................................... 30
1. Metode Pengumpulan Data............................................ 30
2. Alat Pengumpulan Data................................................... 31
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...................................... 33
1. Validitas........................................................................... 33
2. Koefisien Korelasi Item Total (rix)................................. 34
3. Reliabilitas....................................................................... 35
G. Analisis Data........................................................................ 36
1. Uji Asumsi....................................................................... 36
a. Uji Normalitas........................................................... 36
b. Uji Homogenitas........................................................ 37
2. Uji Hipotesis................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................... 39
A. Pelaksanaan Penelitian........................................................... 39
B. Deskripsi Subjek Penelitian................................................... 40
C. Deskripsi Data Penelitian...................................................... 41
Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris.......................... 41
D. Hasil Penelitian..................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
1. Uji Asumsi..................................................................... 42
a. Uji Normalitas......................................................... 42
b. Uji Homogenitas...................................................... 44
2. Uji Hipotesis................................................................. 45
E. Pembahasan......................................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 53
A. Kesimpulan.......................................................................... 53
B. Keterbatasan Penelitian....................................................... 53
C. Saran.................................................................................... 54
a. Bagi Istri Pelaut............................................................. 54
b. Bagi Suami.................................................................... 54
c. Bagi Peneliti Selanjutnya.............................................. 54
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 56
LAMPIRAN.......................................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran Item Skala DASS.............................................. 31
Tabel 2 Skor Respon dari Aspek Stres pada Skala DASS........... 32
Tabel 3 Kisaran Koefisien Korelasi Item Total (rix)…………… 34
Table 4 Koefisien Reliabilitas Skala Stres.................................. 36
Tabel 5 Subjek Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu untuk
Bertemu Suami................................................................ .. 40
Tabel 6 Deskripsi Statistik Data Penelitian..................................... 41
Tabel 7 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov................................. 43
Tabel 8 Uji Hasil Uji Homogeintas Tingkat Stres
Terhadap Usia.................................................................... 44
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas Tingkat Stres Terhadap
Durasi Waktu untuk Bertemu Suami................................... 44
Tabel 10 Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan Usia.... 45
Tabel 11 Hasil Uji Mann Whitney U Test Tingkat Stres
Berdasarkan Usia................................................................ 46
Tabel 12 Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan
Durasi Waktu untuk Bertemu Suami...................................... 47
Tabel 13 Hasil Uji Mann Whitney-U Tingkat Stres Berdasarkan
Durasi Waktu untuk Bertemu Suami........................................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian.......................................................... 64
Lampiran 2. Reliabilitas Skala........................................................ 68
Lampiran 3. Data Empiris................................................................ 69
Lampiran 4. Uji Normalitas............................................................ .. 70
Lampiran 5. Uji Homogenitas............................................................ 70
Lampiran 6. Uji Mann Whitney U...................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stres adalah suatu kondisi yang umum dirasakan oleh masyarakat. Stres
berkaitan dengan suatu kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan atau situasi
yang menekan seseorang (Priyoto, 2014). Tidak dipungkiri lagi bahwa setiap
individu dapat mengalami stres, terkhusus istri pelaut.
Bekerja sebagai pelaut merupakan suatu tantangan yang besar bagi pelaut
(dalam Sarinas dan Ellaga, 2016). Walaupun demikian, tidak sedikit warga
negara Indonesia yang berprofesi sebagai pelaut. Dalam situs daftar pelaut di
Indonesia, terdaftar jumlah pelaut di Indonesia sebanyak 893.406 orang
(pelaut.dephub.go.id, diakses pada tanggal 28 Maret 2018). Bekerja sebagai
pelaut harus siap untuk hidup berjauhan dengan keluarga, berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun harus terpisah dengan istri dan anak. Selain itu, bekerja sebagai
pelaut juga terkendala dalam berkomunikasi. Hal ini dikarenakan sulitnya
mendapatkan sinyal handphone ketika kapal sedang berada di tengah lautan lepas
(DM, wawancara pelaut pada tanggal 14 Maret 2018). Arif (2016)
mengungkapkan bahwa manusia harus saling berkomunikasi dan komunikasi
intim terjadi pada saat manusia memasuki tahap dewasa, yaitu hubungan antara
suami dan istri. Pada masa ini, suami dan istri membutuhkan waktu komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
yang intim lebih banyak, tidak hanya melalui ucapan verbal melainkan juga
melalui ekspresi dan prilaku dari pasangannya (Arif, 2016). Namun dikarenakan
keadaan, komunikasi intim antar pelaut dan istri jarang dan sulit terjadi jika
suami sedang berada di tengah laut lepas.
Dilain sisi, menjadi istri dari seorang pelaut biasanya dipandang sebagai istri
yang beruntung karena dari segi finansial mereka tidak berkekurangan. Menurut
kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dr. Wahyu Satrio Utomo,
gaji seorang pelaut dapat mencapai 30 juta dalam sebulan jika berlayar di laut
Indonesia. Sementara itu, gaji bagi pelaut yang berlayar di laut internasional
sekitar 11-12 ribu dollar perbulannya. (beritatrans.com, diakses pada tanggal 8
Januari 2018). Selain itu, sang istri juga dapat berpergian ke berbagai tempat
untuk menemui suaminya (Karen, 2017).
Walaupun demikian, menjadi seorang istri pelaut bukanlah hal yang mudah
dijalani. Hurlock (2006) menjelaskan bahwa seseorang yang memasuki tahap
dewasa akan memiliki tugas perkembangan yang lebih banyak, lebih penting,
dan lebih sulit untuk dilalui. Pada tahap dewasa awal, seseorang akan betugas
untuk menentukan karir, pasangan hidup, berkeluarga, dan mendidik anak. Bagi
seorang istri pelaut, hampir semua tugas dalam keluarga mereka lakukan seorang
diri tanpa kehadiran dari suami, seperti mendidik anak, menentukan keputusan
masalah sehari-hari, dan berperan ganda dalam membesarkan anak (Karen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
2017). Pada penelitian yang dilakukan Mijilputri (2015) tentang peran dukungan
sosial terhadap kesepian istri yang menjalani pernikahan jarak jauh dengan
subjek tiga istri berumur 18-40 tahun yang telah menjalani pernikahan jarak jauh
selama satu hingga tiga tahun ditemukan hasil bahwa dukungan sosial sangat
membantu mengurangi rasa sepi bagi istri-istri pada tahap dewasa awal.
Namun tidak semua istri menganggap dukungan sosial dapat mempengaruhi
secara signifikan terhadap rasa sepi. Hal ini dikarenakan persepsi dan
penyesuaian diri serta kebutuhan dari masing-masing individu yang berbeda
(dalam Mijilputri, 2015). Berbeda dengan tahap dewasa madya, seseorang akan
melakukan penyesuaian terhadap perubahan seperti pensiun suami, kehilangan
pasangan hidup, kepergian anak dari rumah, serta berperan menjadi seorang
kakek-nenek. Oleh karena itu, pertambahan usia dan proses penyesuaian diri
pada tahap-tahap sebelum dewasa dapat menentukan diri seseorang ketika ia
memasuki tahap dewasa. Sehingga istri pelaut yang telah memasuki usia dewasa
madya akan lebih menerima dan menyesuaikan diri terhadap profesi dari
suaminya sebagai pelaut.
Berdasarkan wawancara sebelumnya, alasan munculnya stres bagi istri
pelaut adalah waktu yang lama untuk saling bertemu dan jarak yang memisahkan
antar keduannya terlalu jauh (LG, wawancara pada 13 Maret 2018). Selain itu,
Gerstel dan Gross (dalam Nuraini dan Masykur, 2015) mengungkapkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
tingkat ketidakpuasan dalam perkawinan yang tinggi dikarenakan rentang waktu
berpisah yang terlalu lama. Karsner (2011) menjelaskan bahwa ada 4 kompenen
penting dalam pernikahan, yakni kepercayaan, komunikasi, kehadiran, dan
komitmen. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan jika salah satu komponen ini
berkurang atau hilang maka dapat mempengaruhi komponen lain. Dalam arti
lain, jika komponen kehadiran berkurang tingkat intensitasnya maka dapat
mempengaruhi komponen kepercayaan, komunikasi dan komitmen. Hal ini juga
memberikan dampak pada munculnya gejala stres pada istri pelaut, seperti
merasa kesepian dan cemas terhadap kondisi suami. Menurut Lazarus, stres
adalah keadaan dimana seseorang merasa cemas karena tanggung jawab yang
diterima melebihi kemampuannya (dalam Seaward, 2012). Hal ini selaras dengan
penelitian yang dilakukan Hagmark-Cooper, PhD kemaritiman di Amerika
(dalam Kamila Midor, 2015) yang menjelaskan bahwa sekitar 90% istri pelaut
berhasil mengatasi kepergian suami mereka untuk bekerja dikapal, namun 10%
istri pelaut yang tidak dapat mengatasi kepergian suami mereka cenderung akan
stres. Hal ini terlihat dari kehidupan mereka yang tidak memiliki teman, tidak
pergi beribadah, dan tidak bersosialisasi dengan tetangga.
Pendapat lain, menurut Priyoto (2014) mengungkapkan bahwa stres adalah
suatu reaksi fisik dan psikis dari tuntutan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari
yang dapat mengganggu kestabilan dan menyebabkan ketegangan. Dalam hal ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
seorang istri pelaut harus menjadi single parent dalam membesarkan anak karena
suami mereka bekerja dalam waktu yang lama di kapal, biasanya 6 bulan atau
lebih (Karen, 2017). Selain itu, istri pelaut juga harus berperan menjadi sosok ibu
dan ayah dalam waktu bersamaan, mengurus keperluan keluarga, dan mengambil
keputusan dalam masalah sehari-hari sendiri.
Kemudian, secara umum faktor-faktor penyebab stres atau stresor adalah
stresor fisik, stresor sosial, dan stresor psikologis (Priyoto, 2014). Bentuk dari
stressor fisik adalah suhu (panas atau dingin), polusi udara, polusi suara, dan
obat-obatan. Bentuk stresor sosial muncul dari lingkungan seperti tidak memiliki
pekerjaan, kriminalitas, politik-ekonomi, kematian anggota keluarga, karir yang
kurang baik, memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang lain, dan
perbedaan gaya hidup. Sedangkan bentuk stresor psikologis terlihat dari rasa
frustasi dan ketidakpastian akan suatu hal seperti khawatir atau cemas saat
menghadapi sesuatu, merasa tertekan, merasa bersalah, dan merasa tidak yakin
dengan masa depan.
Berdasarkan pemaparan latar belakang dan dampak dari stres istri yang
menjalani pernikahan jarak jauh, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat stres
pada istri pelaut berdasarkan usia istri pelaut dan durasi waktu untuk bertemu
dengan suami. Hal ini dikarenakan, peneliti ingin meneliti lebih spesifik tingkat
stres istri yang menjalani pernikahan jarak jauh, khususnya istri pelaut karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
pada penelitian sebelumnya subjek dari penelitian sebelumnya dipilih secara
random (acak) pada penelitian pernikahan jarak jauh, padahal banyak profesi dari
suami yang bisa menuntut untuk mengalami pernikahan jarak jauh, seperti pilot,
pelaut, tenaga kerja yang bekerja di luar negeri, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan tingkat stres istri pelaut yang signifikan berdasarkan
usia dan durasi waktu untuk bertemu suami?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat stres istri
pelaut berdasarkan usia dan durasi waktu untuk bertemu. Tujuan tambahan dalam
penelitian ini adalah melihat seberapa tinggi tingkat stres yang dialami oleh istri
pelaut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan di
bidang psikologi sosial dan klinis tentang kondisi tingkat stres pada istri
pelaut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi suami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Hasil dari penelitian ini di diharapkan dapat memberikan pencerahan
bagi suami-suami yang bekerja di kapal. Sehingga dapat lebih memahami
dan menjaga komitmen dengan istrinya.
b. Bagi Perkumpulan Istri Pelaut
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi
para-istri-istri pelaut agar semakin mendukung satu sama lain. Sehingga
dapat saling membagikan energi dan pikiran positif agar dapat menjalankan
perannya sebagai istri, ibu, sekaligus ayah bagi suami dan anak-anaknya.
c. Bagi Keluarga dan Kerabat Dekat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat anggota keluarga atau
kerabat menjadi lebih peduli dan memberikan dukungan sosial bagi istri-
istri dari seorang pelaut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini, peneliti akan menjabarkan landasan teori yang akan menjadi
dasar kerangka pemikiran dari penelitian. Berdasarkan judul penelitian ini,
“Perbedaan Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Kelompok Usia dan Durasi
Waktu untuk Bertemu Suami”, maka peneliti akan menjabarkan beberapa konsep
terkait dengan variable dan subjek penelitian, yakni stress, usia, durasi waktu dan
istri pelaut.
A. Stres
1. Pengertian Stres
Menurut Lazarus, stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang
merasa dirinya cemas karena tanggung jawab yang telah atau sedang diterima
melebihi kemampuan yang dimilikinya (Seaward, 2012). Hans Selye
(Seaward, 2012) menambahkan definisi stres adalah respon nonspesifik dari
tubuh terhadap pengaruh dari luar tubuh untuk beradaptasi, baik itu
menimbulkan rasa sakit atau kesenangan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, stres memiliki dua pengertian, yakni gangguan atau kekacauan
mental dan emosional; tekanan (dalam Priyoto, 2014;2).
Bartsch dan Evelyn (dalam Kholidah dan Alsa, 2012) menjelaskan
bahwa stres merupakan ketegangan, beban yang menarik seseorang dari
segala penjuru, tekanan yang dirasakan pada saat menghadapi tuntutan atau
harapan yang menantang kemampuan seseorang untuk mengatasi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
mengelola hidup.Ahli lain, Sarafino (dalam Gunarti, Hartati, dan Listiara,
2006) menjelaskan bahwa stres adalah suatu kondisi yang berasal dari
interaksi antara individu dengan lingkungan, sehingga menimbulkan persepsi
jarak antara tuntutan-tuntutan yang muncul dari situasi yang bersumber pada
sistem biologis, sosial,serta psikologis dari seseorang.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa stres
adalah suatu kondisi dari individu yang merasa dirinya cemas, terbebani, dan
terganggu akibat tekanan-tekanan yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya.
2. Sumber Stres
Situasi, kondisi, atau individu lain yang menjadi penyebab stres, secara
umum disebut stresor. Stresor dibagi menjadi tiga, yakni stresor fisik, stresor
sosial, dan stresor psikologis(dalam Priyoto, 2014; 2). Stresor fisik dapat
disebabkan dari perubahan suhu, suara, udara, dan bahan kimia (obat-obatan).
Stresor sosial muncul dari bidang ekonomi-politik, seperti pengangguran,
tingkat inflasi yang tinggi, dan kriminalitas. Selain itu, stressor sosial juga
dapat berasal dari lingkungan sosial lainnya seperti keluarga, lingkungan
kerja, dan lingkungan pertemanan.
Sedangkan penyebab dari Stresor psikologis terbagi menjadi dua, yakni
frustasi dan ketidakpastian. Perasaan frustasi terlihat ketika seorang individu
tidak dapat mencapai keinginan atau tujuan hidupnya dikarenakan ada
hambatan yang dirasa tidak bisa dilalui. Ketidakpastian muncul ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
seorang individu sering berada dalam keraguan dan kebingungan mengenai
masa depan sehingga merasa tertekan, bersalah, khawatir, dan inferior.
3. Aspek-Aspek Stres
Menurut Sarafino (dalam Gunawati, Hartati, dan Listiara. 2006), stres
memiliki dua aspek, yakni :
a. Aspek Biologis
Aspek ini ditandai dari gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan pada
tidur, pencernaan, pola makan, kulit, dan produksi keringat yang
berlebihan.
b. Aspek Psikologis
Aspek ini dapat diliat dari gejala psikis, yakni :
1) Gejala Kognisi dapat menggangu proses berpikir seseorang. Hal
ini ditandai dengan kesulitan untuk berkonsentrasi, kemampuan
daya ingat, dan perhatian terhadap suatu hal.
2) Gejala emosi
Suatu kondisi yang dapat mengganggu kestabilan emosi
seseorang. Hal ini ditandai dengan rasa cemas yang berlebihan,
mudah marah, dan merasa kesepian, dan depresi.
3) Gejala Tingkah Laku
Kondisi stres yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
bertingkah laku cenderung negatif. Sehingga dapat menimbulkan
masalah dalam hubungan bersosialisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
4. Bentuk dari Stres
Menurut Lazarus (dalam Christyanti, Mustami’ah, dan Sulistiani. 2010)
terdapat dua bentuk dalam stres, yaitu Distress (stres negatif) dan Eustress
(stres positif). Distress yaitu stres yang mengganggu, merusak, dan
merugikan seseorang. Hal ini dapat terlihat dari ciri-ciri orang yang
mengalami distress, yaitu mudah marah, cepat tersinggung, sulit
berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan, pelupa, pemurung, tidak energik,
dan cepat bingung. Sedangkan, Eustress adalah stres yang baik atau tidak
mengganggu dan memberikan semangat, serta bermanfaat dan bersifat
konstruktif.
Ahli lain, Schafer (dalam Dewi, 2009) membagi stres dalam tiga jenis,
yakni Neustres, stres yang bersifat netral dan tidak merugikan. Distress, stres
yang mengarah pada dua jenis gangguan baik fisik maupun psikis. Dan ketiga
adalah positive stress, jenis stres yang dapat membantu mengerjakan hal-hal
tertentu, misalnya membantu mendorong seseorang untuk mengerjakan suatu
tugas dalam waktu yang terbatas.
5. Tahapan Stres
Stres pada seseorang muncul secara bertahap dan lambat. Sehingga
perlahan akan lebih terlihat jelas jika stress sudah mengganggu fungsi dalam
kehidupan sehari-hari. Tahap stres terbagi menjadi 6 tahap (dalam Priyoto,
2014;5), yakni :
a. Stres tahap I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Tahap ini merupakan tahap yang paling ringan dan diawali dengan
perasaan-perasaan yang positif seperti semangat yang berlebihan,
penglihatan menjadi lebih tajam, merasa senang dengan kemampuan
yang dimiliki. Namun tanpa disadari hal ini membuat seseorang
menjadi lupa waktu dan menggunakan semua tenaga dan
kemampuannya sehingga semakin lama semakin menipis energi dan
semangat yang dikeluarkan.
b. Stres tahap II
Pada tahap ini, individu mulai timbul perasaan-perasaan bosan,
mengeluh, letih, dan cepat merasa capai. Hal ini dikarenakan dampak
pada tahap I perlahan sudah mulai menghilang. Selain itu, pada tahap
ini individu akan merasakan detak jantung yang lebih keras dari
biasanya, otot-otot tubuh menjadi tegang, dan kurang bisa santai
dalam menyelesaikan sesuatu.
c. Stres tahap III
Jika pada tahap II tidak dihiraukan, maka pada tahap III keluhan-
keluhan yang dirasakan pada tahap II akan menjadi lebih terasa
sehingga menyebabkan peningkatan keluhan pada tahap II dan
muncul keluhan baru seperti buang air besar tidak teratur, insomnia,
dan koordinasi tubuh terganggu.
d. Stres tahap IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Gejala yang muncul pada tahap IV adalah perasaan sulit untuk
bertahan sepanjang hari, merasakan aktivitas sehari-hari menjadi
membosankan dan lebih sulit untuk dihadapi, mengalami gangguan
tidur yang disertai dengan mimpi-mipi yang menegangkan, daya
konsentrasi dan ingatan menurun, serta muncul perasaan ketakutan
dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
e. Stres tahap V
Apabila tetap berlanjut, pada tahap V individu akan merasa semakin
kelelahan secara fisik dan mental, ketidakmampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana,
gangguan-gangguan pencernaan semakin berat, serta perasaan takut
dan cemas semakin tinggi sehingga individu menjadi mudah bingung
dan panik.
f. Stres tahap VI
Tahap ini merupakan puncak dari tahapan stres. Individu akan
mengalami panic attack dan perasaan takut mati. Selain itu, individu
yang berada pada tahap ini akan merasakan debaran jantung yang
amat keras dan kencang, susah bernafas, tubuh akan bergemetar, suhu
tubuh menurun, dan keringat bercucuran, serta mengalami kolaps
(pingsan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
B. DASS (Depression, Anxiety, and Stress Scale)
Pengukuran pada penelitian ini menggunakan DASS (Depression,
Anxiety, and Stress Scales) yang dikembangkan oleh P. F. Lovibond dan S.
H. Lovibond pada tahun 1995. DASS merupakan skala yang mengukur tiga
aspek gejala psikologis, yakni depresi, kecemasan, dan stres. Pada aspek
depresi gejala yang diukur dilihat dari suasana hati responden, seperti rasa
sedih dan merasa tidak berharga. Pada aspek kecemasan pengukuran
berkaitan dengan rangsangan pada fisik, kepanikan, dan ketakutan, seperti
gemetar atau pingsan. Sedangkan, pada aspek stres mengukur berdasarkan
non-chronic arousal (gejala tidak kronis) seperti ketegangan, mudah marah,
dan reaksi berlebihan terhadap sesuatu yang dapat menimbulkan stres.
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Crawford dan Henry (2003)
menunjukkan bahwa DASS dapat digunakan pada subjek non-klinis. Hal ini
terlihat dari hasil pengukuran reliabilitas pada aspek stres dari DASS yang
menggunakan teknik cronbach’s alpha pada subjek non-klinis ditemukan
nilai reliabilitasnya sebesar 0.90. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan
Bìgle dan Bayram (2010) pada 1102 orang wanita di Turki juga
mengungkapkan bahwa DASS merupakan skala pengukuran yang reliabel
dan valid untuk digunakan pada sampel non-klinis. Berdasarkan hal ini skala
stres pada DASS dapat digunakan pada subjek penelitian ini, istri pelaut,
karena subjek pada penelitian ini adalah subjek non-klinis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
C. Pernikahan Jarak Jauh
Erikson (Papalia, Olds, & Feldman, 2008) mengatakan bahwa setiap
individu akan menjalani tugas perkembangan dari tahap-tahap
perkembangannya sebagai manusia. Pada tahap dewasa, salah satu tugas
perkembangannya adalah menjalin kedekatan dengan orang lain (intimacy)
dan berusaha untuk menghindar dari sikap menyendiri (isolation). Kedekatan
dengan orang lain ini akan menimbulkan sikap ketergantungan yang dapat
mempengaruhi kehidupan dari masing-masing individu. Salah satu bentuk
hubungan yang memiliki sikap ketergantungan adalah hubungan suami istri
dalam pernikahan.
Dyer (dalam Asmarina & Lestari, 2017) menjelaskan bahwa pernikahan
adalah suatu subsistem dari dua orang dewasa yang berbeda kelamin dan
membuat sebuah komitmen personal dan legal untuk hidup bersama sebagai
pasangan suami-istri. Secara normatif dalam struktur masyarakat
digambarkan bahwa suami memiliki kedudukan dan peran yang menonjol
dalam keluarga dan rumah tangga, baik di dalam maupun di luar rumah.
Dengan demikian, istri diharapkan sebagai pekerja di dalam rumah dan suami
diharapkan sebagai pekerja pencari nafkah bagi keluarga (Hasibuan, 2011).
Hal ini membuat tidak sedikit pasangan suami istri untuk menjalani
pernikahan jarak jauh. Eliyani (dalam Muliadi, 2017) mengungkapkan tiga
faktor yang dapat mempengaruhi pernikahan jarak jauh, yakni faktor
ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan. Dalam penelitian ini pekerjaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
ekonomi merupakan faktor utama yang mendorong dalam menjalani
pernikahan jarak jauh. Hal ini dikarenakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan keadaan ekonomi serta mencapai jenjang karir yang
diinginkan.
Gretel dan Gross (1982) mendefinisikan pernikahan jarak jauh
(commuter marriage) sebagai kesepakatan yang dilakukan dengan sukarela
oleh pasangan suami-istri yang berada pada dua lokasi berbeda karena
berbagai alasan dan dipisahkan setidaknya tiga malam dalam satu minggu
selama minimal tiga bulan. Selain itu, Maines (dalam Margiani & Ekayati,
2013) menjelaskan bahwa pernikahan jarak jauh adalah pernikahan terpisah
antar suami dan istri yang didasari dengan komitmen sebelum pernikahan
karena tuntutan karir atau pekerjaan. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pernikahan jarak jauh adalah suatu ikatan
pernikahan antara suami istri yang memiliki komitmen untuk hidup terpisah
dalam membangun kehidupan berkeluarga, dikarenakan faktor ekonomi,
pekerjaan, dan karir.
D. Tahap Perkembangan Usia Dewasa
1. Dewasa Dini
Hurlock (2006) menjelaskan bahwa diantara sekian banyak tugas
perkembangan dalam tahap perkembangan manusia tahap dewasa merupakan
suatu tahap yang memiliki tugas banyak, sangat penting, dan sangat sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
diatasi. Pada tahap dewasa, seseorang akan melakukan penyesuaian diri
terhadap pekerjaan, perkawinan, menjadi orangtua, dll.
Hurlock (2006) menjelaskan bahwa pada tahap dewasa dimulai dari umur
18-40 tahun. Tahap ini disebut sebagai masa dewasa dini. Menurut
Havighrust (dalam Supatmi & Masykur, 2018) terdapat beberapa tugas pada
tahap dewasa dini, seperti mencari kerja, mencari pasangan, membangun dan
mengelola kehidupan berkeluarga, dan mengasuh anak. Pada tahap ini,
kehidupan pernikahan merupakan tugas yang penting. Olson (dalam Supatmi
& Masykur, 2018) menjelaskan bahwa pernikahan merupakan sebuah
komitmen legal dengan ikatan emosional antar dua orang untuk saling
berbagi keintiman fisik dan emosional, serta saling bertanggung jawab.
Selain itu, dalam hidup pernikahan Berk (2012) membagi dalam dua
jenis pernikahan, yakni pernikahan tradisional dan pernikahan egaliter. Pada
pernikahan tradisional, peran seorang suami adalah sebagai kepala keluarga
yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga dan istri
berperan sebagai pelayan suami dan mengasuh anak serta menciptakan
suasana rumah yang baik dan menyenangkan. Sedangkan dalam pernikahan
egaliter, peran suami dan istri imbang, dimana suami dan istri harus berusaha
menyeimbangkan waktu dan energi untuk karir, anak, dan hubungan
pernikahan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
2. Dewasa Madya
Pada tahap ini Hurlock (2006) menjelaskan bahwa tahap dewasa
madya (40-60 tahun) adalah tahap seseorang mengalami penurunan-
penurunan pada kekuatan fisik maupun daya ingat. Sehingga hal ini dapat
dapat memicu munculnya stres pada orang-orang pada tahap dewasa madya.
Terdapat empat kategori stres pada usia dewasa madya (dalam Hurlock,
2006), yakni stres somatik yang disebabkan keadaan jasmani yang mengalami
penurunan; stres budaya yang disebabkan penempatan nilai-nilai pada masa
muda yang terlalu tinggi; stres ekonomi yang disebabkan beban keuangan
untuk mendidik anak dan memberikan status sosial bagi semua anggota
keluarga; dan stres psikologis yang diakibatkan kematian salah satu pasangan,
kepergian anak dari rumah, kebosanan pada pernikahan, kehilangan masa
muda, dan mendekati ambang kematian.
Pada tahap ini, Berk (2012) menjelaskan bahwa pada masa ini
merupakan puncak kehidupan dari seseorang. Mereka akan menerima diri
mereka lebih baik dan menguasai perubahan-perubahan dalam lingkungan.
Sehingga membuat orang-orang pada masa ini merasa mendapatkan kepuasan
hidup dan kesehatan psikologis yang lebih besar. Selain itu, pada tahap
dewasa madya seseorang akan menjadi lebih efektif dalam mengatasi pemicu-
pemicu stres yang muncul. Hal ini dikarenakan mereka sudah dapat
mengkontrol kestabilan emosi dan kepercayaan pada diri sendiri (dalam Berk,
2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
E. Durasi Waktu Istri untuk Bertemu dengan Suami
Karsner (dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa terdapat empat
komponen penting dalam menjalin sebuah hubungan. Komponen pertama
adalah komunikasi, dimana komponen ini menjadi dasar bagi seseorang untuk
saling mengetahui satu sama lain sehingga dapat terciptanya hubungan baik.
Komponen kedua yakni keintiman, yang mana tidak hanya kedekatan secara
fisik melainkan juga kedekatan secara emosional, seperti munculnya perasaan
dekat, nyaman, dan saling peduli satu sama lain. Komponen yang ketiga
adalah komitmen. Komponen ini komponen kognitif yang mengarahkan
pasangan untuk saling terikat dan memelihara rasa cinta hingga hubungan
berakhir. Komponen terakhir adalah kehadiran, yang mana komponen ini
dapat mempengaruhi kelanggengan suatu hubungan. Dalam komponen ini
juga terdapat sifat kejujuran yang melibatkan kognitif seseorang ketika
pasangan sedang tidak berada disisinya.
Pada penelitian Guldner dan Swensen (dalam Kidenda, 2002)
menjelaskan bahwa menghabiskan waktu bersama akan membantu sepasang
suami istri dapat meningkatkan kepuasan dalam hubungan dan menurunkan
tingkat stres masing-masing. Menurut Fischman (dalam Mijilputri, 2015)
ketika pasangan menjalani pernikahan jarak jauh dan terpisah dalam waktu
yang lama hal ini dapat memunculkan rasa kesepian antar pasangan. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatma dan Achmad (2015)
yang menemukan bahwa sebagian istri pelaut memiliki perasaan sedih ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
berjauhan dengan suami dan memiliki keinginan untuk bertemu dengan
suami setiap hari. Ketika sedang berada dikondisi seperti itu sebagian istri
pelaut melampiaskan dengan menangis.
Santrock (2002) menjelasakan bahwa durasi waktu yang lama untuk
bertemu pasangan akan membuat seseorang merasa terisolasi dan merasa
dirinya tidak dapat menemukan tempat pelarian ketika stres muncul.
Sehingga dapat menyebabkan menurunnya kepuasan dalam menjalin
hubungan pernikahan jarak jauh. Selain itu, Stuart (dalam Kidenda, 2002)
menjelaskan bahwa banyaknya jumlah waktu yang dihabiskan bersama pada
pasangan merupakan strategi terapis untuk meningkatkan kepuasan dalam
pernikahan dan mengurangi stres.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa durasi waktu untuk
bertemu suami dapat mempengaruhi tingkat stres istri. Semakin lama waktu
untuk bertemu suami akan membuat seorang istri merasa terisolasi, cemas,
dan dapat meningkatkan stres.
F. Pelaut dan Istri
Menjadi pelaut merupakan salah satu profesi yang menjanjikan untuk
perkembangan karir seseorang (Ljung dan Widell, 2014). Seperti yang sudah
tertulis dalam BAB 1, kisaran jumlah pendapatan seorang pelaut yang bekerja
di dalam dan di luar negri. Hal ini menjadi salah satu alasan motivasi bagi
seorang pelaut, walaupun ada beberapa motif lain seperti mengikuti jejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
orangtua, menantang, dan dapat bekerja sambil berpergian ke berbagai
tempat/negara (wawancara dengan H dan N, pada tanggal 5 September 2018)
Walaupun demikian, tidak sedikit problematika yang terjadi dalam
kehidupan menjadi seorang pelaut. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh
Kantharia Raunek pada tahun 2013 (Ljung dan Widell, 2014) menjelaskan
bahwa bekerja dalam keadaan jauh dari keluarga selama 6 bulan atau lebih
dapat membuat para pelaut merasa terisolasi dan hal ini dapat memicu stress
secara emosional. Terlebih para pelaut dapat melewati momen-momen
kebahagian dalam keluarganya, seperti kelahiran anak, ulangtahun, dan hari
besar lainnya (Karen, 2017). Selain itu, bekerja sebagai pelaut juga memiliki
kekurangan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan istri dan anak. Hal
ini membuat para pelaut sedikit kesulitan dalam memahami dan
menyelesaikan persoalan dalam keluarga (H, wawancara pada tanggal 5
September 2018). Hal lainnya, adalah kecurigaan dan ketakutan dalam
membangun hubungan yang harmonis antar suami dan istri saat mereka
menjalani hubungan jarak jauh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istri merupakan wanita
(perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami
(kbbi.kemdikbud.go.id/entri/istri, diakses pada tanggal 28 Juni 2018).
Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa istri pelaut adalah
seorang wanita yang telah menikah dengan seorang pria yang bekerja sebagai
pelaut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
G. Dinamika Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu
Bertemu Suami
Stres menurut Lazarut merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasa
dirinya cemas karena tanggung jawab yang telah atau sedang diterima
melebihi kemampuan yang dimilikinya (Seaward, 2012). Hans Selye
(Seaward, 2012) juga menambahkan definisi stres menjadi respon nonspesifik
dari tubuh terhadap pengaruh dari luar tubuh untuk beradaptasi, baik itu
menimbulkan rasa sakit atau kesenangan.
Schafer (dalam Dewi, 2009) membagi stres dalam tiga jenis stres, yakni
Neustres, stres yang bersifat netral dan tidak merugikan. Distress, stres yang
mengarah pada dua jenis gangguan baik fisik maupun psikis. Dan ketiga
adalah positive stress, jenis stres yang dapat membantu mengerjakan hal-hal
tertentu, misalnya membantu mendorong seseorang untuk mengerjakan suatu
tugas dalam waktu yang terbatas.
Stres yang dialami oleh istri pelaut diakibatkan karena usia dan lama
durasi waktu untuk bertemu dengan suami. Hurlock (2006) menjelaskan
bahwa pada tahap dewasa, seseorang memiliki tugas perkembangan yang
lebih banyak, lebih penting, dan lebih sulit untuk lalui. Salah satunya dalam
kehidupan berkeluarga, dimana sepasang suami istri harus berbagi peran
sebagai orangtua untuk mengasuh dan mendidik anak.
Dalam penelitian yang dilakukan Supatmi dan Masykur (2018)
mengungkapkan bahwa dinamika istri pelaut pada awalnya harus menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
permasalahan hubungan kedekatan dan pengasuhan (ketika sudah memiliki
anak). Selain itu, sebagai istri pelaut mereka juga harus sadar dan menerima
kenyataan bahwa suami tidak dapat selalu hadir setiap saat dalam kegiatan
mereka. Hal ini membuat para istri pelaut menjalankan konsep pernikahan
tradisional, yaitu istri bertanggung jawab atas semua urusan dalam rumah
tangga termasuk pengasuhan anak, sedangkan suami bertanggung jawab
mencari nafkah (dalam Lestari, 2016). Dengan demikian, para istri pelaut
harus memerankan peran ganda ketika suami mereka bekerja mencari nafkah.
Padahal ketika seseorang berada dalam masa dewasa awal (25-40 tahun),
kemungkinan untuk menjalani hubungan pernikahan jarak jauh akan terasa
berat. Hurlock (2006) menjelaskan bahwa penting bagi suami-istri untuk
belajar memainkan peran dan berbagi tugas mereka dalam keluarga sebagai
orangtua. Sehingga dapat membantu mereka menyesuaikan diri dalam
kepuasan perkawinan dan menurunkan stres bagi kedua pasangan.
Hurlock (2006) juga menjelaskan bahwa bertambahnya usia dan lama usia
pernikahan merupakan variabel penting dalam kepuasan perkawinan dan
mengurangi tingkat stres pasangan suami-istri. Semakin lama dan
bertambahnya usia serta usia pernikahan, pasangan suami istri akan semakin
mengerti peran masing-masing dalam keluarga sehingga mereka akan merasa
puas dalam pernikahan dan tingkat stres akan menurun.
Kemudian, pada tahap dewasa madya (40-60 tahun) Marmor (Hurlock,
2006) membagi sumber-sumber stres kedalam beberasa jenis, salah satunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
adalah stres psikologis, yang mana dapat terjadi ketika kematian pasangan,
kepergian anak dari rumah, kebosanan pada perkawinan, rasa kehilangan
masa muda, dan mendekati ambang kematian. Namun pada tahap ini, Berk
(2012) berpendapat bahwa seseorang sudah dapat lebih menyesuaikan diri
terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi pada kehidupannya. Hal ini
dikarenakan, seseorang pada tahap ini sudah lebih berpengalaman dalam
menyelesaikan setiap masalah dalam hidupnya.
Selain usia, yang dapat mengakibatkan stres pada istri pelaut adalah durasi
waktu untuk bertemu suami. Gerstel dan Gross (Nuraini dan Masykur, 2015)
mengungkapkan bahwa tingkat ketidakpuasaan dalam perkawinan dan stress
akan meningkat jika rentang waktu berpisah antar suami-istri yang terlalu
lama. Hal ini sejalan dengan pendapat Hendrick (dalam Nuraini dan Masykur,
2015) yang mengungkapkan bahwa hubungan jarak jauh antar pasangan
suami istri akan menimbulkan beban dan stres yang semakin berat, khususnya
bagi istri.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat stres pada
istri pelaut berbeda-beda berdasarkan usia dan lama waktu untuk bertemu
dengan suami. Semakin usia bertambah maka tingkat stres istri pelaut akan
berkurang karena semakin mengerti akan penyesuaian perannya sebagai istri
pelaut. Demikian pula dengan lama waktu untuk bertemu dengan suami,
semakin cepat bertemu dengan suami maka akan semakin rendah tingkat stres
istri pelaut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
H. Kerangka Berpikir
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan
yang signifikan pada tingkat stres istri pelaut berdasarkan kelompok usia dan
durasi waktu untuk bertemu suami.
Tingkat Stres Istri Pelaut
Usia Durasi Waktu Bertemu
Suami
25-40
Tahun
41-60
Tahun >6
bulan/tahun
3-6
bulan/tahun
Stres
Tinggi
Stres
Rendah
Stres
Rendah
Stres
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada analisis data berbentuk
angka dan kemudian diolah dengan metode statistika (Azwar, 2013). Tujuan dari
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan model-model matematis, teori,
atau/dan hipotesis yang memiliki kaitannya dengan fenomena-fenomena alam
(Sugiyono, 2006).
Selain itu, pada penelitian ini juga menggunakan pendekatan desktiptif.
Tujuannya adalah mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu tanpa mencari
hubungan variabel itu dengan variabel yang lain (Suryabrata, 2003; Sugiyono,
2013). Oleh karena itu, penelitian ini juga memaparkan keadaan tingkat stres istri
pelaut ketika penelitian ini dilakukan.
Fokus pada penelitian ini adalah melihat perbedaan tingkat stres pada istri
pelaut berdasarkan usia dan lama waktu untuk bertemu. Penelitian ini
menggunakan skala DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale) dari P. F.
Lovibond dan S. H. Lovibond (1995) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia dalam tesis Damanik (2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti
(Arikunto, 2002; 96). Variabel bebas (independent) merupakan variable yang
mempengaruhi kemunculan dari variabel terikat (Kerlinger, 2006). Pada
penelitian ini variabel bebasnya adalah kelompok usia istri pelaut dan kelompok
durasi waktu untuk bertemu suami
Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi dan mengikuti
perubahan dari variabel bebas (Kerlinger, 2006). Variabel terikat pada penelitian
ini adalah stres.
C. Definisi Operasional
1. Stres
Menurut Lazarus, stres adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa
dirinya cemas karena tanggung jawab yang telah atau sedang diterima
melebihi kemampuan yang dimilikinya (dalam Seaward, 2012). Sumber stres
dibagi menjadi tiga, yakni stresor fisik, stresor sosial, dan stresor psikologis
(dalam Priyoto, 2014; 2). Menurut Sarafino (dalam Gunawati, Hartati, dan
Listiara. 2006), stres memiliki dua aspek, yaitu aspek biologis dan psikologis.
Tingkat stres istri pelaut pada penelitian ini diukur menggunakan DASS
(Depression, Anxiety, and Stress Scale). DASS ) yang dikembangkan oleh P.
F. Lovibond dan S. H. Lovibond pada tahun 1995 merupakan skala yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
mengukur tiga aspek gejala psikologis, yakni depresi, kecemasan, dan stres.
Pada penelitian ini hanya menggunakan skala pada aspek stress, dimana aspek
ini mengukur berdasarkan non-chronic arousal (gejala tidak kronis) seperti
ketegangan, mudah marah, dan reaksi berlebihan terhadap sesuatu yang dapat
menimbulkan stres. Semakin tinggi skor pada skala stres, maka semakin tinggi
tingkat stres pada istri pelaut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor
pada skala stres, maka semakin rendah tingkat stress pada istri pelaut.
2. Usia Tahap Dewasa
Hurlock (2006) menjelaskan bahwa diantara sekian banyak tugas
perkembangan dalam tahap perkembangan manusia tahap dewasa merupakan
suatu tahap yang memiliki tugas banyak, sangat penting, dan sangat sulit
diatasi. Ketika seseorang memasuki usia 18-40 tahun maka disebut sebagai
masa dewasa dini. Pada tahap ini, kehidupan pernikahan merupakan tugas
yang penting. Olson (dalam Supatmi & Masykur, 2018) menjelaskan bahwa
pernikahan merupakan sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antar
dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, serta saling
bertanggung jawab satu sama lainnya.
Selanjutnya, Hurlock (2006) menjelaskan bahwa tahap dewasa madya
(40-60 tahun) adalah tahap seseorang mengalami penurunan-penurunan pada
kekuatan fisik maupun daya ingat. Terdapat empat kategori stres pada usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
dewasa madya (dalam Hurlock, 2006), yakni stres somatik, stres budaya, stres
ekonomi, dan stres psikologis. Akan tetapi, pada tahap dewasa madya
seseorang akan menjadi lebih efektif dalam mengatasi pemicu-pemicu stres
yang muncul. Hal ini dikarenakan mereka sudah dapat mengkontrol kestabilan
emosi dan kepercayaan pada diri sendiri (dalam Berk, 2012).
3. Durasi Waktu Untuk Bertemu Suami
Karsner (dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa terdapat empat
komponen penting dalam menjalin sebuah hubungan, yakni komunikasi,
keintiman, komitmen, dan kehadiran. Pada penelitian Guldner dan Swensen
(dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa menghabiskan waktu bersama
akan membantu sepasang suami istri dapat meningkatkan kepuasan dalam
hubungan dan menurunkan tingkat stres masing-masing. Selain itu, menurut
Fischman (dalam Mijilputri, 2015) ketika pasangan menjalani pernikahan
jarak jauh dan terpisah dalam waktu yang lama hal ini dapat memunculkan
rasa kesepian antar pasangan.
Santrock (2002) menjelasakan bahwa durasi waktu yang lama untuk
bertemu pasangan akan membuat seseorang merasa terisolasi dan merasa
dirinya sulit untuk menemukan tempat pelarian ketika stres muncul. Selain itu,
Stuart (dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa banyaknya jumlah waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
yang dihabiskan bersama pada pasangan merupakan strategi terapis untuk
meningkatkan kepuasan dalam pernikahan dan mengurangi stres.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber utama dari data penelitian yang memiliki
data mengenai variable yang diteliti (Azwar, 2013). Pemilihan pada subjek
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Artinya, sample yang
menjadi subjek dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan tertentu
sesuai yang dikehendaki (Azwar, 2013). Oleh karena itu, peneliti menggunakan
purposive sampling bertujuan agar mendapatkan subjek dengan kriteria sebagai
berikut :
Seorang istri dari pelaut Indonesia
Berusia 25-60 tahun
WNI (Warga Negara Indonesia)
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan alat ukur
yakni kuesioner. Narbuko dan Achmadi (2007) menjelaskan bahwa
kuesioner merupakan salah satu jenis instrumen pengumpulan data yang
berisi rangkaian pernyataan mengenai suatu masalah yang akan diteliti dan
dijawab oleh subjek penelitian. Metode ini digunakan karena subjek adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
orang yang mengetahui keadaan dirinya sendiri, sehingga apa yang
dinyatakan oleh subjek adalah benar dan terpercaya. Sehingga apa yang
dimaksudkan oleh peneliti sama dengan interpretasi subjek tentang
pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner tersebut (Hadi, 2002).
Kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala stres yang diadaptasi
dari DASS (Depression, Anxiety, and Stress Scale) dari P. F. Lovibond dan
S. H. Lovibond (1995) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
dalam tesis Damanik (2006) dan skala ini hanya menggunakan aspek stres.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala DASS dari
P. F. Lovibond dan S. H. Lovibond (1995) yang telah diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia oleh Damanik (2006). Namun dalam penelitian ini,
peneliti hanya menggunakan aspek stres. Berikut ini adalah sebaran
Tabel 1
Sebaran Item Skala DASS
Variable Jenis Jumlah item
Stres
Sulit untuk santai 3
Memunculkan kegugupan 2
Mudah marah/gelisah 3
Mengganggu/lebih reaktif 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Tidak sabar 3
Total 14
Skala DASS ini berbentuk model Likert. Aspek stres pada skala DASS
ini memiliki 14 item dengan alternative jawaban 0 : tidak sesuai dengan saya
sama sekali, atau tidak pernah. 1 : sesuai dengan saya sampai tingkat
tertentu, atau kadang-kadang. 2 : sesuai dengan saya sampai dengan batas
yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering. 3 : sangat sesuai dengan
saya, atau sering sekali.
Table 2
Skor Respon dari Aspek Stres pada Skala DASS
Respon Skor Respon
tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah 0
sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau
kadang-kadang
1
sesuai dengan saya sampai dengan batas yang dapat
dipertimbangkan, atau lumayan sering
2
sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Semakin tinggi skor dari respon yang diberikan maka semakin tinggi
tingkat stres pada subjek. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor dari
respon yang diberikan, maka semakin rendah tingkat stres pada subjek.
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Menurut Arikunto (1998, dalam Mustafidah, 2011) validitas adalah
“suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen; keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur”. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan skala DASS dari P. F. Lovibond dan S. H. Lovibond
(1995) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh E.
Damanik (2006). Menurut Supratiknya (2014) uji validitas merupakan upaya
yang dilakukan peneliti untuk mengetahui sejauh mana suatu tes sungguh-
sungguh mengukur atribut psikologis yang akan diukur. Kemudian, pada
penelitian ini peneliti melakukan pengujian validitas isi dengan bantuan
expert judgment. Peneliti menggunakan validitas isi karena ingin melihat
kesesuaian isi tes dan konstruk yang dianalisis dengan analisis logis yang
sesuai dengan teori dalam penelitian ini.
Penilaian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
analisis logis yang dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
bidangnya atau bisa juga disebut expert judgment (dalam Supratiknya,
2014). Artinya, peneliti meminta seorang yang lebih ahli dalam memberikan
penilaian atas konten dari setiap item agar sesuai dengan tujuan penelitian
yang akan diukur. Expert judgment pada penetuan validitas isi ini dibantu
oleh dosen pembimbing skripsi, dimana dosen pembimbing skripsi dianggap
expert dan dapat memberikan penilaian terhadap seluruh item skala.
2. Koefisien Korelasi Item Total (rix)
Koefisien korelasi item total bertujuan untuk melihat daya diskriminasi
dari sebuah skala (Azwar, 2003). Kisaran nilai korelasi item total berada
pada rentang -1,00 sampai 1,00. Menurut Crocker dan Algina (dalam
Supratiknya, 2014), apabila nilai koefisien dari item total berada dibawah
0,30 atau memiliki tanda negatif, maka item tersebut dapat diartikan tidak
memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya, apabila nilai dari
koefisien berada diatas 0.30, maka item tersebut memiliki daya diskriminasi
yang baik.
Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS versi 22, maka
ditemukan bahwa kisaran koefisien korelasi item total pada skala stres
penelitian ini, sebagai berikut :
Tabel 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Kisaran Koefisien Korelasi Item Total (rix)
Skala Stres
Kisaran (rix)
0,712 – 0,896
Berdasarkan tabel diatas, dapat diartikan bahwa item-item yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki daya diskriminasi yang baik, karena
kisaran nilai koefisien dari setiap item berada diatas 0,30 (0,712-0,896).
3. Reliabilitas
Nasution (dalam Mustafidah, 2011) menjelaskan bahwa suatu alat ukur
dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut dapat mengukur suatu gejala secara
konsisten walaupun mengukur pada waktu yang berbeda. Menurut Siregar
(2014) kriteria dari suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika
koefisien reliabilitas α > 0.6.
Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS) pada aspek stres yang
telah diuji oleh Damanik dalam tesisnya menggunakan teknik Alpha
Cronbach dan diperoleh nilai sebesar α = 0.8806. Menurut Azwar (2003)
walaupun skala stres DASS sudah pernah diuji reliabilitasnya, komputasi
koefisien reliabilitas hasil ukur subjek pada penelitian lain harus tetap
dilakukan lagi. Hal ini mengingat bahwa kelompok subjek dalam penelitian
ini berbeda dengan kelompok subjek pada penelitian sebelumnya. Pada
pengujian reliabilitas penelitian ini menggunakan teknik tryout terpakai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober 2018 hingga berakhir pada tanggal 7
Desember 2018.
Berdasarkan hasil dari pengujian reliabilitas pada skala stress
menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS versi 22 terlihat
sebagai berikut:
Tabel 4
Koefisien Reliabilitas Skala Stres
Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa koefisien pada skala stres
memiliki nilai sebesar 0.968. Hasil ini menunjukkan bahwa skala stres pada
penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Selain itu, hasil
koefisien alpha pada penelitian ini (α = 0.968) lebih tinggi dari pada koefisien
alpha pada penelitian Damanik (α = 0.8806).
G. Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorv smirnov
IBM SPSS 22 Statistic dengan sampel lebih dari 30 (Nazir, 2005). Uji
Cronbach’s Alpha Jumlah Item
0,968 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
normalitas bertujuan untuk mengetahui persebaran data terdistribusi secara
normal atau tidak dari populasi yang diambil. Apabila hasil dari taraf
signifikan (p) lebih besar dari 0,05, maka data terdistribusi secara normal.
Namun jika hasil signifikan (p) lebih kecil dari 0,05, maka data tidak
terdistribusi secara normal (Santoso, 2010).
Apabila hasil dari uji normalitas memiliki hasil yang normal, maka uji
analisis yang digunakan adalah uji statistik parametrik. Begitu pula
sebaliknya, jika hasil dari uji normalitas menunjukkan hasil yang tidak
normal maka uji analisis yang digunakan adalah non-parametrik (Siregar,
2014).
b. Uji Homegenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji setiap varian dari sampel
sama atau tidak. Data akan dikatakan sama (homogen) apabila nilai
signifikansi (p) dari F lebih besar dari 0.05 (p > 0.05). Uji homogenitas
yang digunakan adalah Levene’s test dengan menggunakan uji statistika
SPSS 22. Levene’s Test ini digunakan karena peka terhadap
ketidaknormalan data.
2) Uji Hipotesis
Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan metode analisis
komparasional. Analisis ini merupakan metode statistik untuk melihat hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
antar variabel dengan menggunakan analisis uji beda, uji anova, anakova, chi
kuadrat, dan sebagainya (Sangadji & Sopiah, 2010). Analisis yang digunakan
dalam uji beda yakni independent sample t-test, dimana uji ini digunakan untuk
membandingkan dua kelompok yang tidak saling mempengaruhi (Suparno,
2011). Namun, jika sebaran data tidak normal maka menggunakan uji beda Non-
parametric Mann Whitney U Test. Apabila nilai dari signifikansi (2-tailed) lebih
besar 0.05, maka tidak ada pengaruh yang signifikan. Namun, jika nilai
signifikansi (2-tailed) kurang dari 0.05, maka terdapat pengaruh yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober 2018 hingga
berakhir pada tanggal 7 Desember 2018. Penyebaran skala dalam penelitian ini
dilakukan melalui media sosial seperti whatsapp, facebook, dan instagram. Cara
lain dalam penyebaran skala ini adalah peneliti berkunjung ke daerah Semarang
untuk mengikuti kegiatan pertemuan dari perkumpulan istri pelaut lulusan dari
Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP).
Pada skala penelitian ini, peneliti menjelaskan bahwa identitas dan hasil
yang subjek berikan akan sangat penting dan dijamin kerahasiaannya. Sehingga
peneliti memberikan kebebasan kepada subjek sebelum mengisi identitas dan
skala untuk bersedia menjadi subjek penelitian ini atau tidak. Selain itu, peneliti
juga memperbolehkan subjek untuk menggunakan inisial nama dalam pengisian
identitas.
Pada penelitian ini, jumlah subjek yang yang terdaftar ada 117 orang.
Namun terdapat 7 orang yang memilih untuk tidak mengisi skalan penelitian ini.
Sehingga diperoleh ada 110 subjek yang bersedia untuk mengisi skala pada
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
B. Deskripsi subjek
Subjek yang berpastisipasi dalam penelitian ini berjumlah 110 orang yang
merupakan istri dari pelaut Indonesia. Berikut deskripsi subjek pada penelitian
ini:
Tabel 5.
Subjek Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu untuk Bertemu Suami
Usia
Durasi Waktu untuk Bertemu
Suami
Jumlah
25 - < 40 Tahun 3 – 6 Bulan 31 orang
25 - < 40 Tahun >6 Bulan 35 orang
41 – 60 Tahun 3 – 6 Bulan 19 orang
41 – 60 Tahun >6 Bulan 25 tahun
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek yang berusia 25-< 40
Tahun dan memiliki durasi waktu untuk bertemu dengan suami 3 – 6 bulan/tahun
sebanyak 31 orang. Sedangkan subjek yang berusia 25 -< 40 tahun dan memiliki
durasi waktu untuk bertemu suami lebih dari 6 bulan/tahun sebanyak 35 orang.
Subjek yang berusia 41 – 60 tahun dan memiliki durasi waktu 3- 6 bulan/tahun
untuk bertemu suami berjumlah 19 orang. Kemudian, subjek yang berusia 41- 60
tahun dan memiliki durasi waktu bertemu dengan suami lebih dari 6 bulan/tahun
sebanyak 25 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
C. Deskriptif Data Penelitian
Deskriptif data ini digunakan untuk melihat gambaran subjek dalam
menjawab skala tentang stres. Peneliti menjabarkan data penelitian dengan
perhitungan nilai minimum, nilai maximum, mean, median, dan standar deviasi
dengan bantuan analisis statistik SPSS 22. Berikut ini adalah hasil tabel
deskriptif data:
Tabel 6.
Deskriptif Statistik Data Penelitian
Varia
bel
N Nila
i
Min
.
Nilai
Maks
.
Mean
Empir
is
Nilai
Min.
Nilai
Mak
s.
Mean
Teoriti
s
SD Sig.
Stres 110 0 40 17,76 0 42 21 12,17
4
0,00
6
Selanjutnya peneliti membandingkan mean empiris dan mean teoritis untuk
melihat subjek pada penelitian ini memiliki skor ringgi atau rendah. Berikut
ini perhitungan mean teoritik pada penelitian ini:
Jumlah item : 14 item
Nilai maksimum : 3 x 14 = 42
Nilai minimum : 0 x 14 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
Rentang nilai jarak : 0 – 42
Jarak : 42 – 0 = 42
Mean teoritik :
µ =(imax + imin)
2
µ = {(3x14) + (0x14)}
2
µ = 42
2
µ = 21
Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh hasil bahwa mean teoritik
(21) lebih besar daripada mean empiris (17,76). Hal ini dapat diartikan bahwa
tingkat stres istri pelaut dalam penelitian ini rendah. Hasil uji t yang dilakukan
menjelaskan bahwa mean empiris dan mean teoritis memiliki perbedaan yang
signifikan (p = 0.006 < 0.05).
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat sampel yang diambil dari
populasi memiliki persebaran data yang normal atau tidak (Santoso, 2010).
Apabila hasil dari uji normalitas menunjukkan data terdistribusi secara
µ = mean teoritik
imax = skor maksimal
imin = skor minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
tidak normal maka dilakukan uji statistik non-parametrik (Siregar, 2014).
Berikut ini hasil uji normalitas :
Tabel 7.
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Variabel Kategori Kolmogorov-
Smirnov (Sig.)
Keterangan
Stres
Usia
25 - 40 tahun 0.000
Tidak
Normal
41 – 60 tahun 0.000
Tidak
Normal
Durasi Waktu Bertemu Suami
3 – 6 bulan 0.001
Tidak
Normal
>6 bulan 0.000
Tidak
Normal
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari kedua
kelompok usia sebesar 0.000 (p < 0.05) dan kedua kelompok durasi waktu
bertemu suami sebesar 0.001 dan 0.000 (p < 0.05). Berdasarkan hasil ini
menunjukkan bahwa data yang diperoleh tidak terdistribusi secara normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji varian dari setiap sample
sama atau tidak. Uji ini dilakukan karena lebih peka terhadap
ketidaknormalan data. Jika nilai signifikansi (p) > 0.05, maka dapat
dikatakan bahwa data memiliki varian yang homogen. Berikut ini adalah
hasil dari perhitungan dari uji Levene’s Test :
Tabel 8.
Hasil Uji Homogeintas Tingkat Stres Terhadap Usia
Base on
mean
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
31.972 1 108 0.000
Nilai signifikansi dari Levene’s test sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini
menunjukkan bahwa data yang diperoleh berasal dari varians heterogen.
Tabel 9.
Hasil Uji Homogenitas Tingkat Stres Terhadap Durasi Waktu
untuk Bertemu Suami
Base on
mean
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
2.812 1 108 0.096
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
Nilai signifikansi dari Levene’s Test sebesar 0.096 (p > 0.05). Hal
tersebut menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki varians data
yang sama atau homogen.
2. Uji Hipotesis (Uji Beda Mann Whitney U Test)
Uji Mann Whitney U Test dilakukan untuk menguji hipotesis pada
penelitian ini karena data yang tidak terdistribusi normal. Apabila nilai
signifikansi (2-tailed) lebih dari 0.05, maka tidak terdapat pengaruh pada
perbedaan tingkat stres antara kedua kelompok usia dan kelompok durasi waktu
untuk bertemu suami. Sedangkan, sebaliknya jika nilai signifikansi (2-tailed)
kurang dari 0.05, maka terdapat pengaruh pada perbedaan tingkat stres antar
kedua kelompok usia dan kedua kelompok durasi waktu untuk bertemu suami.
Berikut hasil uji Mann Whitney U Test :
Tabel 10.
Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan Usia
Variabel Usia N Mean Rank
Sum of
Ranks
Stres
25 – 40
tahun
66 67.19 4424.50
41 – 60 44 37.97 1670.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
tahun
Total 110
Dilihat pada tabel 6, terdapat perbedaan rata-rata antar kedua kelompok
usia 25-40 tahun (67.19) dengan 41-60 tahun (37.97) yang memiliki selisih
29.22. Hal ini menunjukkan bahwa istri pelaut pada usia 25-40 tahun memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi daripada istri pelaut yang berusia 41-60 tahun.
Tabel 11.
Hasil Uji Mann Whitney U Test Tingkat Stres Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai
signifikansi (2-tailed) sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat stres istri pelaut pada
kelompok usia 25 – 40 tahun dengan 41 – 60 tahun.
Stres
Mann Whitney U 680.500
Wilcoxon W 1670.500
Z -4.711
Asymp. Sig. (2-
tailed)
0.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
Tabel 12.
Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan Durasi Waktu
untuk Bertemu Suami
Dilihat pada tabel 8, terdapat perbedaan rata-rata antar kedua kelompok
durasi waktu untuk bertemu suami 3- 6 bulan/tahun (51.01) dengan lebih dari
6 bulan/tahun (59.24) yang memiliki selisih 8.23. Hal ini menunjukkan bahwa
pada kelompok durasi waktu untuk istri pelaut bertemu suami lebih dari 6
bulan/ tahun memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada kelompok istri
pelaut yang bertemu suami 3 – 6 bulan/tahun.
Tabel 13.
Hasil Uji Mann Whitney-U Tingkat Stres Berdasarkan Durasi Waktu
untuk Bertemu Suami
Variabel Waktu N Mean Rank
Sum of
Ranks
Stres
3 – 6
bulan/tahun
50 51.01 2550.50
>6 bulan/tahun 60 59.24 3554.50
Total 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
Stres
Mann Whitney U 1275.50
Wilcoxon W 2550.50
Z
-1.349
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.177
Hasil uji hipotesis menggunakan Mann Whitney U menunjukkan bahwa
nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0.177 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan tingkat stres yang signifikan antara durasi waktu
untuk bertemu dengan suami 3-6 bulan/ tahun dengan yang lebih dari 6
bulan/tahun.
C. Pembahasan
Pada hasil penelitian ini, data tingkat stres istri pelaut diolah menggunakan uji
beda Mann Whitney U antar kelompok usia (25-40 tahun dan 41-60 tahun) dan
kelompok durasi waktu untuk bertemu suami (3-6 bulan/tahun dan >6
bulan/tahun). Hasil pada uji Mann Whitney U berdasarkan usia memiliki nilai
signifikansi (2-tailed) sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan tingkat stres istri pelaut yang signifikan antara kelompok usia
25-40 tahun dengan 41–60 tahun. Dilihat pada perbedaan rerata menunjukkan
bahwa pada kelompok usia 25-40 tahun (mean = 67.19) lebih besar daripada istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
pelaut yang berada pada kelompok usia 41-60 tahun (mean = 37.97). Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Supatmi dan Masykur (2018) yang
mengungkapkan bahwa dinamika istri pelaut pada awalnya harus menghadapi
permasalahan hubungan kedekatan dan pengasuhan (ketika sudah memiliki anak).
Selain itu, Karen (2017) juga menambahkan bahwa sebagai istri pelaut juga
mereka harus sadar dan menerima kenyataan bahwa suami tidak dapat selalu hadir
setiap saat dalam kegiatan mereka. Hampir semua tugas dalam keluarga dilakukan
seorang diri oleh seorang istri tanpa kehadiran dari suami, seperti mendidik anak,
menentukan keputusan masalah sehari-hari, dan berperan ganda dalam
membesarkan anak. Pendapat lain, yang dikemukakan Lestari (2016) menjelaskan
bahwa para istri pelaut harus menjalankan konsep pernikahan tradisional, yaitu
istri bertanggung jawab atas semua urusan dalam rumah tangga termasuk
pengasuhan anak, sedangkan suami bertanggung jawab mencari nafkah. Peneliti
berasumsi bahwa tingkat stres yang lebih tinggi pada istri pelaut dikelompok usia
25-40 tahun disebabkan oleh kurangnya waktu bagi suami-istri untuk
menyesuaikan diri terhadap pembagian peran dalam keluarga sebagai orangtua.
Hurlock (2006) menjelaskan bahwa penting bagi suami-istri untuk belajar
memainkan peran dan berbagi tugas mereka dalam keluarga sebagai orangtua.
Sehingga dapat membantu mereka menyesuaikan diri dalam kepuasan perkawinan
dan menurunkan stres bagi kedua pasangan.
Kemudian peneliti juga berasumsi bahwa tingkat stres yang rendah pada istri
pelaut di kelompok usia 41-60 tahun disebabkan oleh kemampuan penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
diri dan berpengalaman dalam menyelesaikan masalah tanpa peran suami. Hal ini
sejalan dengan pendapat Berk (2012) yang berpendapat bahwa seseorang yang
memasuki tahap dewasa madya sudah dapat lebih menyesuaikan diri terhadap
perubahan-perubahan yang akan terjadi pada kehidupannya. Para istri pada
kelompok usia dewasa madya juga dapat lebih mengontrol emosi dan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi pada diri sendiri (Berk, 2012).
Pada hasil uji Mann Whitney U tingkat stres istri pelaut berdasarkan kelompok
durasi waktu untuk bertemu suami menunjukkan bahwa nilai signifikansi (2-
tailed) sebesar 0.177 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang berpengaruh tingkat stres yang signifikan antara kelompok durasi waktu
untuk bertemu dengan suami 3-6 bulan/tahun dengan yang lebih dari 6
bulan/tahun. Walaupun berdasarkan perbedaan mean menunjukkan bahwa rerata
pada kelompok durasi waktu untuk bertemu suami lebih dari 6 bulan/tahun (mean
= 59.24) lebih tinggi daripada kelompok durasi waktu untuk bertemu suami 3-6
bulan/tahun (mean = 51.01). Sehingga dapat dikatakan hasil uji beda Mann
Whitney U untuk melihat perbedaan antar kelompok durasi waktu untuk bertemu
suami tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat stres.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang diteliti
oleh Guldner dan Clifford (1995) yang menjelaskan bahwa waktu yang dihabiskan
bersama antar pasangan tidak memberikan pengaruh pada kualitas suatu hubungan
pada pasangan yang menjalani LDR (Long Distance Relationships). Selain itu,
peneliti-peneliti sebelumnya yang juga meneliti tentang durasi waktu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
dihabiskan oleh sepasang suami istri, seperti penelitian Govaerts dan Dixon pada
tahun 1988 ; serta Ridfuss dan Stephen pada tahun 1990 tidak menemukan
perbedaan yang signifikan antara durasi waktu pendek dan panjang yang
dihabiskan bersama bagi sepasang suami-istri serta tidak memberikan pengaruh
pada kualitas hubungan suami-istri (Guldner dan Clifford, 1995).
Peneliti berasumsi bahwa durasi waktu untuk bertemu dengan suami tidak
berpengaruh signifikan pada tingkat stres istri pelaut karena terdapat faktor-faktor
lain. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dahlia (2017) mengungkapkan
bahwa membangun komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjaga
keharmonisa