-
i
PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
ANGGUR (Vitis vinifera) VARIETAS PROBOLINGGO BIRU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
Yosefi Monica Galuh
NIM: 101434010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini Ku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku, Ibu Chatarina Rantinah dan Alm. Bapak
Lucius Suwartono yang selalu mendoakan dan mendukungku
Almamaterku,
Universitas Sanata Dharma
Sahabat P.Bio 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
DON’T BE AFRAID TO MOVE,
BECAUSE THE DISTANCE OF 1000 MILES STARTS BY
A SINGLE STEP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Yosefi Monica Galuh. 2014. Pengaruh Media Tanam TerhadapPertumbuhan Tanaman Anggur (Vitis vinifera) Varietas Probolinggo Biru.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis tanah terhadappertumbuhan tanaman anggur Vitis vinifera varietas Probolinggo Biru serta jenistanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman anggur varietas Probolinggo Birudengan penambahan NOPKOR. Penelitian dilakukan di kebun percobaan BiologiUniversitas Sanata Dharma Paingan, Yogyakarta selama 5 bulan, yaitu dari BulanNovember 2013 hingga Februari 2014. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif. Alat pengumpulan data adalah jangka sorong, meteran. Analisis ragammodel CRD. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah 3 jenis tanah yaitu tanahRegosol, Aluvial dan Latosol dengan 3 pengulangan. Variabel terikat adalahpertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman , diameter batang dan jumlahdaun. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali selama 17 minggu setelahpenanaman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata tinggi batang pada perlakuantanah Regosol, Aluvial, Latosol dan Kontrol secara berturut-turut adalah 9,71;11,57; 18,69; 9,06 dan rerata diameter batang pada pada perlakuan tanah Regosol,Aluvial, Latosol dan Kontrol secara berturut-turut adalah 0,060; 0,043; 0,094;0,062, sedangkan untuk rerata jumlah daun pada perlakuan tanah Regosol,Aluvial, Latosol dan Kontrol secara berturut-turut adalah 2,94; 3,02; 3,54; 1,52.Berdasarkan hasil analisa uji F dapat disimpulkan bahwa jenis tanahmempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman anggur varietas Probolinggo Biru,tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun dan diameter batangtanaman.
Kata kunci : Anggur varietas Probolinggo Biru, jenis tanah, NOPKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
Yosefi Monica Galuh. 2014. The Effect of Planting Medium Towards TheGrowing of Probolinggo Biru Grapes Variety (Vitis vinifera). Thesis. Biology
Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education.Sanata Dharma University, Yogyakarta
This research was conducted to discover about the effect of the type of soiltowards the growth of Vitis vinefera grapes of variety Probolinggo Biru and tofind out what type of soil that compatible as a growing medium of ProbolinggoBiru grapes variety with addition of NOPKOR. The research held at Biologyexperiment garden of Sanata Dharma University Yogyakarta during 5 months,that was from October 2013 through February 2014. This research is aquantitative research; experiment equipment are caliper, varnier caliper. Designanalysis is Complete Random Design (CRD). The independent variable in thisresearch are 3 different type of soil which are Regosol, Aluvial, and Latosol soil.The dependent variable is the plant's growed which includes height, stem'sdiameter, and the amount of leaves. Observation were made every single week for17 weeks after the planting.
Research's result shows that the highest for stem's height for treatment ofRegosol, Aluvial, and Latosol in fixed order are 9,71; 11,57; 18,69; 9,06 andstem's diameter treatment of Regosol, Aluvial, and Latosol in fixed order are0,060; 0,043; 0,094; 0,062, while the amount of leaves for treatment of Regosol,Aluvial, and Latosol in fixed order are 2,94; 3,02; 3,54; 1,52. Based on theanalysis result of the F test analysis it was concluded achieved is that the type ofsoil did influence the height of Probolinggo Biru grapes variety, but did not affectto the amount of leaves and stem's diameter.
Keyword: Probolinggo Biru grapes variety, type of soil, NOPKOR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas
rahmat dan kuasa-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
Skripsi yang berjudul “PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGUR (Vitis vinifera) VARIETAS
PROBOLINGGO BIRU” bertujuan untuk memenuhi persyaratan gelar
kesarjanaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Dosen Pembimbing dan Ketua
Program Studi Pendidikan Biologi yang selalu meluangkan waktu dan
tenaganya untuk membimbing, mendorong, memberi masukan, serta
dukungan yang sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini hingga
terselesaikan dengan baik.
4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
yang telah mendidik dan memberikan banyak pengalaman dan ilmu
pengetahuan kepada penulis.
5. Seluruh staf Sekretariat JPMIPA (Mas Arif, Pak Sugeng, dan Pak Agus) yang
telah memberikan pelayanan akademik secara prima.
6. Ibu Chatarina Rantinah dan Alm. Bapak Lucius Suwartono , yang tak pernah
berhenti mendukung dan mendoakan penulis.
7. Patar Nasib Sianipar, yang selalu mengirimkan doa, semangat, dan dukungan
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
8. Teman-teman penelitian anggur yang selalu membantu dan memberi
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Dwi, Nesya, Resi, Daus,
Yesi, Yayan, Mela, Sesil, Hugos, Esther dan Sam. Terimakasih atas dinamika
yang telah kita lalui.
9. Teman-teman Prodi Pendidikan Biologi 2010, atas kerjasama, kebersamaan,
semangat, suka-duka, dan semua dinamika yang kita lalui bersama.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan bagi penyempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat menjadi kajian yang bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
Yosefi Monica Galuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i
Halaman Persetujuan .................................................................................. ii
Halaman Pengesahan ................................................................................... iii
Halaman Persembahan ............................................................................... iv
Motto ............................................................................................................. v
Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................ vi
Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................................. vii
Kata Pengantar ............................................................................................ viii
Abstrak .......................................................................................................... x
Abstract ......................................................................................................... xi
Daftar Isi ....................................................................................................... xii
Daftar Gambar ............................................................................................. xvi
Daftar Tabel ................................................................................................. xviii
Daftar Lampiran .......................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
BAB II DASAR TEORI ............................................................................... 7
A. Tanaman Anggur ....................................................................................
1. Klasifikasi Tanaman Anggur ............................................................
2. Sejarah Tanaman Anggur .................................................................
3. Jenis Anggur di Indonesia.................................................................
4. Anggur Varietas Probolinggo Biru ...................................................
5. Morfologi Tanaman Anggur .............................................................
6. Syarat Tumbuh Tanaman Anggur .....................................................
7
7
8
8
9
10
14
B. Hama dan Penyakit Tanman Anggur ......................................................
1. Hama ................................................................................................
2. Penyakit ...........................................................................................
16
16
20
C. Teknik Budidaya Anggur di Dalam Pot .................................................
1. Penyiapan Sarana ...............................................................................
2. Penanaman .........................................................................................
3. Pemeliharaan Tanaman ......................................................................
23
23
25
26
D. Media Tanam ..........................................................................................
1. Fungsi Tanah sebagai Media Tumbuh ..............................................
2. Tanah Aluvial ...................................................................................
3. Tanah Latosol ...................................................................................
4. Tanah Regosol Bukit Pasir ...............................................................
28
28
29
30
31
E. Pupuk ......................................................................................................
1. Pupuk Kompos .................................................................................
2. Pupuk Kompos Cacing .....................................................................
32
32
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
3. Pupuk Cair ........................................................................................
4. NOPKOR .........................................................................................
37
39
F. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................
G. Hipotesis .................................................................................................
40
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 43
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 43
B. Design Penelitian .................................................................................... 43
C. Variabel Penelitian .................................................................................. 44
D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 45
E. Alat dan Bahan ....................................................................................... 45
F. Prosedur Kerja ........................................................................................ 46
G. Pengamatan............................................................................................. 52
H. Analisa Data ............................................................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 59
A. Hasil ........................................................................................................ 59
B. Pembahasan ............................................................................................
1. Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Anggur varietas Probolinggo Biru ....................................
2. Pola Pertumbuhan Tanaman Anggur setiap Minggunya ..................
3. Pengaruh pH dan Kelembaban Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Anggur varietas Probolinggo Biru ....................................
4. Ketahanan Tanaman Anggur varietas Probolinggo Biru
Terhadap Hama dan Penyakit ..........................................................
70
71
75
77
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN
DALAM PEMBELAJARAN ........................................................ 84
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 87
A. Kesimpulan ............................................................................................. 87
B. Saran ....................................................................................................... 87
Daftar Pustaka ............................................................................................. 88
Lampiran....................................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. (a) Daun tunggal tanaman anggur varietas Probolinggo Biru.
(b) Tanaman anggur varietas Probolinggo Biru. (c) Buah
anggur varietas Probolinggo Biru ............................................... 10
Gambar 2. Pengaruh jenis tanah terhadap pertambahan
tinggi tanaman anggur varietas Probolinggo Biru
setiap minggu .............................................................................. 60
Gambar 3. Pengaruh jenis tanah terhadap pertambahan
jumlah daun tanaman anggur varietas Probolinggo Biru
setiap minggu .............................................................................. 63
Gambar 4. Pengaruh jenis tanah terhadap pertambahan
diameter batang tanaman anggur varietas Probolinggo
Biru setiap minggu ...................................................................... 66
Gambar 5. Persentase Daun Sehat Tanaman Anggur (Vitis vinifera)
Varietas Probolinggo Biru .......................................................... 68
Gambar 6. Grafik Persentase Daun yang Sehat per minggu
pada Tanaman Anggur Varietas
Probolinggo Biru .........................................................................
68
Gambar 7. Rata-Rata pH Tanah pada Tiap jenis Tanah Terhadap
Pertumbuhan Anggur Varietas Probolinggo Biru
78
Gambar 8. Rata-Rata Kelembaban Tanah pada Tiap jenis Tanah
terhadap Pertumbuhan Anggur Varietas Probolinggo Biru ........ 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
Gambar 9. Tanaman dengan daun yang terserang kumbang
Apogonia destructor .................................................................... 81
Gambar 10. Penyakit Downey Mildew pada tanaman anggur
varietas Probolinggo Biru. (a) permukaan daun
tampak berwarna bintik-bintik kuning kecoklatan.
(b) lapisan putih yang bertepung di bagian bawah daun ............. 82
Gambar 11. Tanaman anggur varietas Probolinggo Biru
yang daunnya terserang penyakit Busuk hitam ........................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Denah Penelitian .............................................................................. 43
Tabel 2. Hasil Pengamatan Tinggi Batang .................................................... 53
Tabel 3. Hasil Pengamatan Jumlah Daun ...................................................... 53
Tabel 4.Hasil pengamatan Diameter Batang ................................................. 54
Tabel 5. Pengelompokan data berdasarkan perlakuan ................................... 55
Tabel 6. Analisa ragam model CRD (RAL) ................................................... 56
Tabel 7. Rata-rata hasil pertambahan tinggi tanaman anggur
varietas Probolinggo Biru ................................................................ 59
Tabel 8. Rata-rata hasil pertambahan jumlah daun tanaman anggur
varietas Probolinggo Biru ................................................................ 62
Tabel 9. Rata-rata hasil pertambahan diameter batang tanaman
anggur varietas Probolinggo Biru .................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ....................................................................................... 91
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 100
Lampiran 3. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Anggur
varietas Probolinggo Biru ......................................................... 116
Lampiran 4. Data pertambahan Tinggi Tanaman anggur
varietas Probolinggo Biru ......................................................... 118
Lampiran 5. Uji Normalitas Pada Pertambahan Tinggi Tanaman ................. 120
Lampiran 6. Perhitungan Uji Homogenitas Data Tinggi Tanaman
Vitis Vinivera Varietas Probolinggo Biru ................................. 121
Lampiran 7. Perhitungan ANOVA Tinggi Batang Tanaman ........................ 122
Lampiran 8. Uji Lanjut ANOVA Pertambahan Tinggi Tanaman .................. 124
Lampiran 9. Data Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman
Anggur varietas Probolinggo Biru ............................................ 126
Lampiran 10. Data Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Anggur
varietas Probolinggo Biru (tabel selisih) .................................. 128
Lampiran 11. Uji Normalitas Pada Pertambahan Jumlah Daun .................... 129
Lampiran 12. Perhitungan Uji Homogenitas Data Jumlah Daun
Vitis Vinivera Varietas Probolinggo Biru ................................. 130
Lampiran 13. Perhitungan ANOVA Jumlah Daun ....................................... 131
Lampiran 14. Data Pengamatan Pertumbuhan Diameter Batang
Tanaman Anggur varietas Probolinggo Biru ............................ 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
Lampiran 15. Data Pertambahan Jumlah Diameter Batang
Tanaman Anggur varietas Probolinggo Biru
(tabel selisih) ............................................................................. 135
Lampiran 16. Uji Normalitas Pertambahan Diameter Batang Tanaman ....... 136
Lampiran 17. Perhitungan Uji Homogenitas Data Diameter Batang
Vitis Vinivera Varietas Probolinggo Biru ................................. 137
Lampiran 18. Perhitungan Anova Diameter Batang Tanaman ...................... 138
Lampiran 19. Data Persentase Daun Sehat Tanaman Anggur Varietas
Probolinggo Biru Tiap Perlakuan Per-Minggu.......................... 140
Lampiran 20. Rata-rata Persentase Daun Sehat Masing-Masing Perlakuan
pada Setiap Minggu................................................................... 141
Lampiran 21. pH dan Kelembaban pada 3 Jenis Media Tanaman Anggur
(Vitis vinifera)Varietas Probolinggo Biru................................. 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman anggur merupakan tanaman asli daerah subtropis. Buah anggur
sudah ditanam sejak zaman prasejarah. Bahkan tanaman anggur ini diduga sudah
seusia dengan peradaban manusia, oleh karena itu anggur sudah sangat popular di
kalangan masyarakat dunia. Hal ini berdasarkan pada penemuan fosil dari daun-
daunan, potongan-potongan cabang, dan biji-bijian di sekitar Negara Swiss
(Cahyono B., 2010).
Tanaman anggur yang dikenal di Indonesia semula sebagai tanaman hias.
Pada waktu itu tanaman anggur tidak diusahakan secara komersial karena
menghasilkan buah yang berasa masam. Baru kemudian pada tahun 1950-an
tanaman anggur mulai diusahakan atau dibudidayakan secara komersial karena
telah ditemukan cara-cara untuk mengurangi rasa masam pada buah anggur.
Selain karena telah tersedianya bibit jenis-jenis anggur yang buahnya manis. Kini
tanaman anggur telah dibudidayakan dan dikembangkan oleh masyarakat dengan
bermacam-macam jenisnya dan merupakan jenis hibrida (varietas unggul yang
memiliki nilai ekonomi tinggi/harganya mahal) seperti varietas Probolinggo Biru
(Cahyono A., 2010).
Masyarakat telah banyak membudidayakan tanaman anggur, beberapa
jenis anggur yang dibudidayakan sudah beradaptasi dengan baik di lingkungan
tropis (Indonesia) seperti varietas Probolinggo Biru. Namun di pasaran, buah
anggur import masih mendominasi. Hal ini dikarenakan dari potensi tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
anggur yang dikelola masih 50 %, sehingga produksi anggur di Indonesia (dalam
negeri) belum mampu mengimbangi permintaan pasar (konsumen) domestik.
Akibatnya untuk memenuhi kekurangan konsumsi dalam negeri, Indonesia
masih impor buah anggur (Rukmana,1999).
Buah anggur import yang beredar di pasaran beraneka jenis, mulai yang
berwarna merah, hijau dan ungu dengan kisaran harga yang tinggi, antara
Rp.30.000,- Rp.60.000/kg. Sedangkan buah anggur lokal lebih murah, dengan
harga berkisar Rp 15.000,-- Rp 25.000, dengan kualitas setara. Melihat
perkembangan impor yang begitu pesat menjadi pertanyaan buat kita apakah
Indonesia tidak mampu menghasilkan anggur seperti anggur impor. Sebenarnya
anggur dapat ditanam di Indonesia pada beberapa daerah yang memiliki
kesesuaian syarat tumbuh. Bila kita menanam anggur varietas unggul di tempat
yang sesuai dan budidaya yang baik, bukannya tidak mungkin kita dapat
menghasilkan buah anggur yang dapat menyaingi buah impor (Budiyati, 2010).
Sebenarnya, pengembangan buah anggur di Indonesia sangat strategis.
Sumber bibit dan agroklimatnya mendukung, pasarnya juga ada. Selain itu,
produktifitas anggur di kawasan tropis, lebih tinggi dibanding dengan kawasan
sub tropis. Walaupun di kawasan sub tropis hasil optimal anggur bisa mencapai
20 ton per hektar per tahun, maka di negeri kita hanya tiga perempatnya (15 ton
per hektar), tetapi panen anggur di kawasan sub tropis hanya bisa sekali dalam
setahun. Sedangkan di negeri kita bisa hampir tiga kali, bahkan saat panennya pun
bisa kita atur sepanjang tahun dengan catatan lahan diberi pengairan dan
pemupukan yang baik (Budiyati, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Akan tetapi, petani anggur kurang memperhatikan media tanam yang
baik untuk tanaman anggur sehingga dalam pertumbuhannya anggur tidak dapat
tumbuh dengan maksimal dan tidak dapat menghasilkan buah yang berkualitas.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani tentang cara
bercocok tanaman anggur. Dalam penanaman anggur memang banyak hal yang
harus diperhatikan diantaranya yaitu kondisi iklim dan kondisi tanah. Tanaman
anggur dapat tumbuh pada semua jenis tanah, akan tetapi biasanya kondisi tanah
yang membuat pertumbuhan tanaman anggur paling optimal adalah tekstur dan
struktur tanah lempung berpasir, tanah yang memiliki drainase dan aerasi baik, pH
7 (netral), ketersediaan unsur hara yang cukup dan terdistribusi merata secara
vertikal ke arah perakaran (Dewi, 2012).
Selain memperhatikan kondisi iklim dan media tanam, budidaya
tanaman anggur tidak lepas dari peranan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Penambahkan mikroba mampu membantu tanaman untuk menyerap nutrient.
Penyerapan nutrient atau unsur hara dalam tanah oleh tanaman berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Saat ini banyak mikroba yang dapat digunakan
dalam pembudidayaan tanaman, salah satunya adalah Nitrogen Phospat Kalium
Organism Recorvery (NOPKOR). Dalam pembudidayaan tanaman, NOPKOR
memiliki manfaat yang baik karena NOPKOR dapat membantu untuk
menyuburkan tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman, serta mempercepat
pertumbuhan dan memperkuat akar tanaman (Murwono, 2012).
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukan di atas, peneliti ingin
melakukan penelitian untuk melihat pertumbuhan tanaman anggur Probolinggo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Biru yang paling optimal pada jenis tanah yang telah ditentukan dengan
menambahkan NOPKOR. Ada 3 jenis tanah yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu tanah jenis aluvial, regosol serta latosol. Dengan demikian peneliti
mengajukan penelitian yang berjudul Pengaruh Media Tanam terhadap
Pertumbuhan Anggur Varietas Probolinggo Biru. Dari penelitian ini peneliti
berharap dapat membuktikan bahwa tanah – tanah yang digunakan dapat
menumbuhkan anggur Probolinggo Biru secara optimal dan didukung dengan
penambahan NOPKOR.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur (Vitis
vinifera) jenis Probolinggo Biru?
2. Media tanam apa yang paling cocok bagi pertumbuhan tanaman anggur (Vitis
vinifera) varietas Probolinggo Biru?
C. Batasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas maka permasalahan dibatasi
sebagai berikut:
1. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah jenis anggur varietas Probolinggo Biru.
2. Objek penelitian
Obyek penelitian ini adalah jenis tanah yang digunakan yaitu tanah regosol
bukit pasir (berpasir), aluvial (lempung berpasir), dan latosol (lempung).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
3. Teknik penanaman anggur Varietas Probolinggo Biru adalah dengan cara
tabulampot.
4. Parameter
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan tanaman
anggur dilihat dari tinggi batang, jumlah daun, serta diameter batang setelah
perlakuan yang dilakukan selama 4 bulan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan tanaman
anggur Probolinggo Biru
2. Mengetahui media tanam yang paling cocok bagi pertumbuhan tanaman
anggur Varietas Probolinggo Biru
E. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah mengetahui jenis tanah yang
cocok untuk tanaman anggur varietas Probolinggo Biru, memperluas dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pertanian dan
pembudidayaan, melatih kemampuan peneliti untuk memecahkan masalah dan
menuangkan ke dalam karya tulis ilmiah, melatih mengembangkan potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
keterampilan proses ilmiah, serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang di
dapat untuk dikembangkan lebih lanjut.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah memeberikan pengetahuan
baru bagi masyarakat terkait budi daya tanaman anggur, serta memberi informasi
kepada masyarakat mengenai jenis tanah yang paling cocok untuk pertumbuhan
tanaman anggur Varietas Probolinggo Biru.
3. Bagi Perkembangan Ilmu
Manfaat penelitian ini bagi perkembangan ilmu pengetahuan adalah
memberikan kontribusi pengetahuan ilmiah khususnya dibidang pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
BAB II
DASAR TEORI
A. Tanaman Angggur
1. Klasifikasi Tanaman Anggur
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman anggur diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (biji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Rhamnales
Famili : Vitacea
Genus : Vitis
Spesies : Vitis vinifera
Dari famili Vitacea, anggur yang dikenal jumlahnya lebih dari 60 jenis.
Namun, jenis Vitis vinifera atau yang lebih dikenal dengan anggur Eropa (old
world), adalah jenis yang paling banyak (lebih dari 95%) ditanam oleh
masyarakat di berbagai negara. Hal ini karena anggur jenis Vitis vinifera
memiliki rasa enak, manis, lezat dan menyegarkan sehingga lebih disukai oleh
masyarakat (Untung, 1992).
2. Sejarah Tanaman Anggur
Buah anggur sudah ditanam sejak zaman prasejarah. Bahkan tanaman
anggur ini diduga sudah seusia dengan peradaban manusia, oleh karena itu anggur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
sudah sangat popular di kalangan masyarakat dunia. Hal ini berdasarkan pada
penemuan fosil dari daun-daunan, potongan-potongan cabang, dan biji-bijian di
sekitar Negara Swiss (Martulis, 1991).
Tanaman anggur merupakan tanaman asli daerah subtropis. Tanaman
anggur yang dikenal di Indonesia semula sebagai tanaman hias dan pada waktu itu
tanaman anggur tidak dibudidayakan secara komersial karena menghasilkan buah
yang berasa masam, baru kemudian pada tahun 1950-an tanaman anggur mulai
dibudidayakan secara komersial karena telah ditemukan cara-cara untuk
mengurangi rasa kemasamannya. Selain itu, juga karena telah tersedianya bibit
jenis-jenis anggur yang buahnya manis seperti anggur jenis Vitis vinifera. Saat ini,
tanaman anggur yang dibudidayakan dan dikembangkan oleh masyarakat
bermacam-macam jenisnya dan merupakan jenis hibrida (varietas unggul yang
memiliki nilai ekonomi tinggi/harganya mahal) (Martulis, 1991) .
3. Jenis Anggur Di Indonesia
Tanaman anggur yang dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan atas
tiga tipe, yaitu sebagai berikut:
1) Jenis atau spesies anggur Vitis vinifera, seperti varietas Probolinggo Biru,
Alphonso Lavalle, Probolinggo Putih, Situbondo Kuning, Gros Colmon,
Delaware, Muscat d’Alexandria serta Golden Champion tumbuh baik di
dataran rendah pada ketinggian 0-300 meter di atas permukaan laut dengan
iklim kering (musim kering lebih dari 3 bulan). Varietas anggur yang
tergolong species Vitis vinifera dicirikan oleh buahnya yang berukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
kecil, tanaman pada waktu masih muda pertumbuhannya lambat, daun tipis,
bentuk daun bulat dengan lekungan yang dalam, sulur pendek, dompolan
buah besar dan panjang, pada umumnya buah berbentuk bulat lonjong (oval)
walaupun ada yang bulat bentuknya serta buah memiliki kadar gula yang
tinggi. Anggur yang tergolong ke dalam spesies Vitis vinifera cocok ditanam
di dataran rendah hingga ketinggian 300 m dari permukaan laut. Varietas
anggur dari spesies Vitis vinifera cocok untuk minuman beralkohol (wine).
Hal ini dikarenakan, wine yang dibuat dari spesies Vitis vinifera
mengandung alkohol lebih dari 10%. Wine yang kadar alkoholnya kurang
dari 10% akan cepat berubah cita rasanya (Untung, 1992).
2) Jenis atau spesies anggur Vitis labursca, seperti White Malaga, Briliant,
serta Curmen, tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi
(pegunungan) pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut dengan
tipe iklim agak basah (musim kering kurang dari 3 bulan).
3) Jenis atau spesies anggur Vitis rotundifolia, seperti Australia, Red Emperor,
Red Globe dan White Malaga tumbuh baik di daerah beriklim kering pada
ketinggian 0-1.000 meter di atas permukaan laut (Cahyono B., 2010).
4. Anggur Varietas Probolinggo Biru (Probolinngo 81 klon BS 4)
Anggur probolinggo biru masuk ke dalam jenis Vitis vinifera, yang
memiliki ciri buah berbentuk bulat atau bulat telur, buah yang masih muda
berwarna hijau tua dan bila telah matang berwarna merah kehitaman, kulit buah
tertutup lapisan bedak tipis, jumlah buah pertandan mencapai 78 buah dan buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
memiliki rasa yang manis. Buah siap dipanen setelah berumur 105-110 hari
(matang pohon) setelah pemangkasan buah. Tanaman anggur jenis ini memiliki
kepekaan terhadap kumbang penggerek daun (Rukmana, 1999).
5. Morfologi Tanaman Anggur
Gambar 1. (a) Daun tunggal tanaman anggur varietas Probolinggo Biru. (b)Tanaman anggur varietas Probolinggo Biru (c) buah anggur varietasprobolinggo biru.
Tanaman anggur merupakan jenis tanaman semak yang bersifat tahunan
serta tumbuh merambat ke atas, berumur panjang, dan memiliki panjang ± 8meter (Dewi, 2012). Berikut ini adalah ciri-ciri dari tanaman anggur:
a) Perakaran
Sebagai tanaman berkeping dua (dikotil), tanaman anggur mempunyai
akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis). Sistem
perakaran menyebar ke seluruh arah pada lapisan tanah. Tanaman anggur hasil
perbanyakan vegetatif (stek cabang, cangkokan, penyambungan, penyusuan,
perundukan) biasanya mempunyai perakaran lebih dangkal daripada tanaman
hasil perbanyakan generatif (biji).
(a) (b) (c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Akar berperan dalam pengisapan makanan. Akar tanaman anggur mudah
mengalami kerusakan akibat lingkungan yang tidak cocok. Akar tanaman anggur
tidak tahan (peka) terhadap genangan air. Oleh karena itu, tanaman anggur harus
ditanam di tanah yang drainasenya baik (Rismunandar, 2010).
b) Batang
Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman yang sangat penting
sebagai alat pembentuk dan penyangga daun. Batang tanaman anggur beruas-
ruas, berbuku-buku serta berkayu dan tumbuh menjalar. Struktur batang dan
percabangannya terdiri atas batang utama, cabang primer, cabang sekunder, dan
cabang tersier yang menghasilkan cabang bunga atau buah.
Setiap buku batang mempunyai mata tunas. Cabang bermata tunas inilah
yang dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kulit batang dan cabang yang masih muda berwarna hijau, tetapi setelah tua
berubah menjadi hijau kecoklat-coklatan atau coklat (Dewi, 2012).
c) Sulur
Tanaman anggur bersulur. Sulur tanaman merupakan bagian dari organ
tubuh yang berfungsi membentuk malai bunga. Kedudukan sulur tumbuh pada
setiap dua ketiak daun berurutan, dan diikuti satu ketiak daun, lalu yang
berikutnya tidak bersulur. Ujung sulur berbentuk seperti kail (pancing). Sulur
memiliki ukuran panjang 3-4 cm.
Fungsi sulur adalah sebagai alat pemanjat. Sulur pada tanaman anggur
letaknya berhadap-hadapan atau berseling dengan daun dan bersifat terputus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
artinya dua helai daun yang letaknya berdekatan masing-masing bersulur,
sedangkan daun yang berikutnya tidak bersulur (Rukmana, 1999).
d) Bunga
Bunga anggur tumbuh bergerombol yang tersusun dalam malai
(panicula), yaitu bunga mempunyai tangkai utama yang panjang dan bercabang-
cabang banyak. Tiap cabang bercabang lagi dengan cara yang sama seperti
tangkai utama bercabang. Mekarnya bunga dari bawah ke atas. Bentuk
perbungaan seluruhnya seperti piramida atau kerucut. Bunga anggur berbentuk
bintang, berukuran kecil, dan sempurna (putik dan benang sari terdapat dalam
satu bunga). Bunga terdiri atas kelopak bunga, mahkota bunga berwarna putih
kekuningan atau hijau kekuningan, benang sari (sel jantan), dan kepala putik (sel
betina). Bunga anggur tumbuh pada cabang tersier (Cahyono A., 2010).
Bunga anggur bersifat menyerbuk silang. Penyerbukan bunga
berlangsung dengan bantuan angin, serangga dan manusia.Tipe anggur Vitis
Vinifera umumnya mempunyai bunga berumah satu (monoecus), artinya
tumbuhan dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina ( Rukmana,
1999).
e) Buah
Buah anggur merupakan produk utama dari tanaman anggur. Buah
anggur berbentuk bulat lonjong (oval). Kulit buah sangat tipis, dan memiliki
warna beragam, ada yang biru kehitam-hitaman, merah, ungu kehitaman, coklat,
dan merah kecoklatan. Demikian pula warna daging buahnya juga beragam, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
yang berwarna kekuningan, putih kemerahan, putih, putih kehijauan, tergantung
dari varietasnya. Daging buah anggur bertekstur halus dan memiliki rasa
beragam, ada yang manis, sangat manis, agak asam, agak manis,dan manis-
manis asam. Buah anggur ada yang berbiji dan ada yang tidak berbiji. Buah
anggur yang berbiji, memiliki jumlah biji 2-4 perbuah. Selain itu, buah anggur
juga mengandung banyak air (Cahyono A., 2010).
f) Biji
Biji anggur berbentuk bulat lonjong, berukuran kecil, dan berwarna
coklat muda. Biji buah anggur berkeping dua yang dapat digunakan untuk
perbanyakan tanaman (pembiakan). Biji anggur bersifat tidak keras dan
memiliki rasa hambar. Sejauh ini biji anggur tidak banyak digunakan untuk
pembiakan tanaman. Pembiakan tanaman umumnya menggunakan bagian
vegetatif tanaman, seperti batang (stek batang), mata tunas (penempelan mata
tunas) cabang (stek cabang), pucuk tanaman (okulasi/penyambungan) (Dewi,
2012).
g) Daun
Tanaman anggur mempunyai daun tunggal, artinya terdiri atas satu helai daun
pada satu tangkai daun. Struktur daun tanaman anggur mempunyai helaian
daun, tangkai daun, dan sepasang daun penumpu (Rismunandar,2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Daun berbentuk bulat sampai jorong dengan bagian tepinya berlekuk dan
biasanya mempunyai lima lekukan. Ada lima bentuk jenis helaian daun anggur
yaitu, bentuk penjepit, kodat, pentagonal dan lingkaran (Dewi, 2012).
6. Syarat Tumbuh Tanaman Anggur
a) Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat atau letak geografis tanah sangat berpengaruh
terhadap tingkat pertumbuhan tanaman, produksi buah, dan kualitas buah yang
dihasilkan, karena ketinggian tempat berhubungan erat dengan kondisi iklim
(Rismunandar, 2010). Ketinggian tempat yang cocok untuk budidaya tanaman
anggur adalah di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggan 0-1000
meter di atas permukaan laut, tergantung spesiesnya. Untuk spesies Vitis vinifera
cocok ditanam di dataran rendah di tepi pantai hingga ketinggian 300 m dpl
(Martulis,1991).
b) Keadaan tanah
Kondisi tanah yang sesuai untuk tanaman anggur adalah tekstur dan
struktur tanah lempung berpasir dengan kandungan lempung 30-50%, pasir 30-
50%, dan liat 7-12%. Tanah pasir cocok untuk anggur karena pasir mudah
ditembus oleh akar tanaman anggur. Tanah memiliki drainase dan aerasi baik,
pH 5,5-7,3 , kandungan C-organik ≥ 2%, ketersediaan hara makro dan mikroyang cukup dan terdistribusi merata secara vertikal ke arah perakaran. Jika pH
tanah di bawah 5, tanah perlu ditambah kapur untuk menaikkan pH menjadi
lebih dari 5,5 (Cahyono B., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Anggur Vitis vinifera mempunyai perakaran yang cukup dalam hingga 3
meter lebih tergantung pada dangkal dalamnya tanah. Pada umumnya anggur
Vitis vinifera dengan perakaran sendiri dapat tumbuh dengan baik di tanah-tanah
yang mengandung lempung 50%-70%. Hal ini dikarenakan dengan tanah
lempung anggur yang ditanam akan menghasilkan rasa buah yang lebih manis
dan memiliki kualitas yang lebih tinggi (Martulis, 1991).
Berdasarkan hal tersebut maka dipergunakan beberapa jenis tanah yang
dalam penelitian ini, yaitu tanah regosol bukit Pasir, aluvial, dan latosol. Secara
umum ketiga jenis tanah ini memiliki karakteristik yang berbeda yang dijelaskan
pada sub bab selanjutnya.
c) Faktor Angin
Pada periode bunga tanaman anggur mulai tumbuh, diperlukan angin
untuk memudahkan terlaksananya persarian (penyerbukan). Angin yang sedang-
sedang saja pada musim kemarau, mengurangi kelembaban dalam para-para
sehingga dapat mengurai timbulnya infeksi penyakit. Tanaman anggur yang
dijalarkan menurut sistem pagar, agar tidak dapat gangguan dari deras angin dan
arah pagar disesuaikan dengan arah angin. Jika tidak, sistem pagar akan
menahan angin dan akan berakibat buruk bagi buah anggur dan tanaman anggur
sendiri (Cahyono A., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
d) Iklim
Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
anggur meliputi ketinggian tempat (elevasi) yang berkaitan dengan suhu dan
kelembaban udara, curah hujan, serta sinar matahari. Keadaan iklim yang
optimum untuk pertumbuhan dan produksi anggur pada ketinggian 0-300 meter
di atas permukaan dengan suhu udara antara 25o-31oC, kelembapan udara (rH)
40% - 80%, intensitas sinar matahari (penyinaran) 50% - 80%, mempunyai 3-4
bulan kering dan curah hujan 800mm/tahun (Rukmana,1999).
Jenis atau varietas anggur dataran rendah yang ditanam di dataran tinggi
menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitas buah, buah menjadi kecil dan
rasanya masam. Tanaman anggur membutuhkan banyak air, tetapi tidak tahan
terhadap hujan lebat. Pembungaan pada musim hujan atau daerah bercurah hujan
tinggi dapat menyebabkan bunga berguguran hingga rusak terserang penyakit
cendawan, seperti embun upas (Rukmana,1999).
B. Hama dan Penyakit Tanaman Anggur
1. Hama
Hama penting yang kemungkinan besar menyerang tanaman anggur
diantaranya adalah:
a) Kumbang Daun (Apogonia sp.)
Kumbang ini berwarna hitam atau cokelat yang aktif pada senja dan
malam hari sampai menjelang fajar. Pada siang hari kumbang bersembunyi
dalam tanah. Kumbang menyerang dengan cara memakan atau merusak daun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
kemudian membuat lubang-lubang kecil pada permukaan daun. Serangan berat
menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga pertumbuhan tanaman
kerdil (abnormal) (Rukmana,1999).
Pengendalian kumbang daun dapat dilakukan dengan cara memasang
perangkap lampu penerang pada malam hari. Kumbang yang tertangkap
kemudian dibakar (dimusnahkan) selain itu pengendalian juga dapat dilakukan
dengan cara mekanis dan sanitasi pekarangan, serta dengan penyemprotan
pestisida (Untung, 1992).
b) Trips
Hama trips menyerang daun muda atau bagian tanaman lainnya yang
masih muda. Hama ini mengisap cairan sel tanaman (daun muda dan tunas
muda). Trips dewasa memiliki panjang tubuh 1-2 mm, bentuk tubuh lancip dan
datar, dan tubuhnya berwarna coklat atau hitam (Dewi, 2012).
Hama trips bersifat polifag (hidup pada banyak jenis tanaman), seperti
cabe, bawang-bawangan, tembakau, tomat, kentang, labu-labuan serta tanaman
hias. Pada umumnya serangan hama trips terjadi pada musim kemarau (Cahyono
B., 2010).
Daun tanaman anggur yang diserang hama trips tampak berkerut
(keriting), pucat layu, menguning, dan akhirnya daun mengering. Bunga yang
terserang juga mengkerut, layu, dan akhirnya mengering. Pada buah yang
diserang trips, timbul guratan-guratan berwarna cokelat, buah kaku, kecil-kecil,
dan pecah-pecah. Hama trip sering berada di ujung daun lapisan bawah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
pucuk-pucuk tanaman. Pucuk tanaman yang diserang, maka pertumbuhan
tunasnya akan terhenti dan tanaman tumbuh kerdil .
Pencegahan dan pengendalian trips dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
1) Sanitasi kebun, yaitu membersihkan rumput, gulma, dan sisa-sisa tanaman
mati, dikumpulkan, lalu dibakar
2) Membunuh kepompongnya dengan cara penggenangan sesaat (Untung,
1992).
c) Kutu Putih (Pseudococcus sp.)
Kutu putih merusak tunas pucuk dan daun muda, tangkai daun, dan
batang. Kutu putih memiliki badan yang berukuran sangat kecil, panjang tubuh
sekita 2 mm, dan tubuhnya berwarna putih.
Kutu putih mengisap cairan sel tanaman pada tunas pucuk atau tunas
muda, tangkai daun, daun muda, dan batang. Selain menginfeksi tanaman, kutu
putih juga mengeluarkan embun madu sehingga datangnya semut dan sendawan
jelaga. Kedatangan semut-semut tersebut mengakibatkan buah masaknya tidak
serentak. Organ tanaman yang diserang kutu putih menjadi layu dan menguning,
lalu mati. Pada organ-organ tanaman yang diserang kutu putih tampak terdapat
gerombolan (koloni) kutu yang berwarna putih. Daun-daun yang diserang juga
menjadi berwarna hitam karena daun tersebut ditumbuhi sendawan jelaga akibat
dari cairan embun madu yayng dikelauarkan kutu tersebut (Muktiani, 2011).
Pencegahan dan pengendalian kutu putih dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
1) Membunuh koloni kutu putih yang berada pada organ-organ tumbuhan yang
diserang secara perlahan-lahan dengan menggunakan tangan
2) Memangkas organ-organ tanaman yang diserang parah, dikumpulkan, lalu
dibakar
3) Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif triazofos (Muktiani, 2011)
d) Spider mite
Kutu yang menyerupai laba-laba ini berukuran sangat kecil kurang dari 1
milimeter. Biasanya kutu ini berdiam di bagian bawah daun dan merusak lapisan
stomata di sekitar tulang daun. Kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu
mengganggu, kecuali jika serangan yang terjadi sangat banyak bisa
menyebabkan kerusakan parah yang berakibat fatal pada pohon anggur yang
sedang mengalami stress air (Cahyono B., 2010).
Biasanya kutu laba-laba ini bersembunyi di rerumputan atau sampah
organik yang ada di permukaan tanah, pada saat kering mereka akan berpindah
naik ke daun anggur terutama daun yang rimbun/rapat (Untung, 1992).
e) Hama Lain
Hama lain yang sering menyerang tanaman anggur di antaranya adalah
sebagai berikut :
1) Ulat grayak (Spodotera sp) yang sering menyerang daun hingga rusak atau
berlubang. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan disemprot
insektisida yang mangkus, seperti Buldok 25 EC atau Tokuthion 500 EC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
2) Rayap yang sering menimbulkan masalah pada pembibitan tanaman anggur.
Hama ini menyerang stek yang belum atau baru tumbuh. Pangkal batang
atau akar pada stek dirusak dengan cara membuat lorong-lorong kecil
ditutupi sarang dari tanah. Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan cara
menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan tidak menggunakan pupuk
kandang yang belum matang.
3) Belalang yang sering merusak daun. Pengendaliannya disemprot insektisida
sistemik (Rukmana, 1999).
2. Penyakit
Penyakit penting yang kemungkinan menyerang tanaman anggur
diantaranya adalah:
a) Downey mildew
Gejala yang ditimbulkan oleh serangan jamur ini bervariatif tergantung
pada usia permukaan daun yang terserang. Pada umumnya spora jamur downy
mildew ini menempel pada bagian bawah daun, berbentuk butiran-butiran kecil
yang berwarna kuning-orange. Gejala serangan yang terjadi pada daun muda
biasanya berupa perubahan warna pada permukaan atas daun yang menjadi
bercak-bercak kekuningan mengkilap seperti berminyak, pada daun yang lebih
tua daerah yang terserang biasanya berubah warna menjadi kuning kemerahan
seperti hampir mengering dan sedikit berkerut ke atas (Rismunandar, 2010).
Memperbaiki drainase media tumbuhnya dan kebersihan sekitar tanaman
dari rumput bisa mengurangi resiko terjangkitnya downy mildew. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
sebaiknya tidak memberikan kompos/bahan organik terlalu banyak pada media
tanam di sekitarnya serta daun yang gugur sebaiknya tidak ditimbun di sekitar,
terutama sampah yang telah terinfeksi downy mildew ini (Dewi, 2012).
Keterlambatan pengandalian serangan jamur ini akan membuatnya
berkembang dan masuk ke mata tunas, sehingga pada saat tunas bersemi setelah
pemangkasan bisa terserang kembali dengan cepat. Jamur downy mildew sangat
mudah menjadi kebal terhadap fungisida yang diaplikasikan terus menerus,
sebaiknya gunakan beberapa fungisida secara bergantian. Serangan yang tidak
terkendali dan telah meluas bisa menyebabkan sebagian besar daun gugur
sebelum waktunya dan membuat tanaman menjadi stress, hal ini membuat
tanaman anggur menjadi lemah terhadap serangan penyakit yang lain
(Rismunandar, 2010).
b) Powdery mildew
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang bisa menyerang seluruh bagian
tanaman anggur yang berwarna hijau. Jamur powdery mildew mudah menyebar
terbawa hembusan angin, berjangkitnya serangan jamur ini biasanya dipicu oleh
kelembaban udara yang tinggi dan sirkulasi udara yang buruk, terutama pada
musim hujan saat mendung di siang hari yang hangat.
Serangan pada daun terjadi pada permukaan daun bagian atas, jamur
tumbuh membentuk bercak-bercak putih keabu-abuan yang menyebar makin
meluas, daun yang terserang akan mengering atau gugur sebelum waktunya
(Setiadi,1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Serangan pada cabang yang masih hijau akan terlihat seperti luka tipis
berwarna coklat kehitaman, dan saat cabang berkayu bercak luka tersebut akan
berubah menjadi coklat kemerahan. Cabang yang terserang tidak akan
mengalami gangguan, hanya saja jamur yang menempel pada batang akan
tumbuh hingga menghasilkan spora yang bisa membuat serangan ulang berkali-
kali jika tidak segera diatasi.
Serangan pada buah yang masih muda akan terlihat jelas berupa jamur
putih yang menyelimuti permukaan buah, serangan yang berlanjut akan
membuat kulit buah berubah menjadi kecoklatan dan bertekstur kasar, biasanya
buah yang terinfeksi tidak bisa matang sempurna bahkan membusuk sebelum
sempat menjadi besar. Untuk menghindari penggunaan obat-obatan berbahan
dasar kimia sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan
dengan penjarangan daun dan cabang secara berkala pada area yang tumbuh
lebat dan terlalu rapat supaya sirkulasi udara membaik dan penetrasi cahaya
matahari meningkat sehingga pertumbuhan dan penyebaran jamur bisa diredam.
Untuk serangan skala kecil sebaiknya bagian yang terinfeksi segera dipotong
dan dibuang jauh-jauh atau dibakar (Tjahjadi, 1989).
c) Karat daun
Penyakit karat daun disebabkan oleh cendawan Physopella ampelopsidis.
Gejala serangan terdapatnya tepung berwarna jingga (spora jamur) pada sisi
bawah daun. Gejala yang spesifik yakni adanya bercak-bercak berwarna hijau
kekuningan dan seluruh permukaan daun tertutup lapisan tepung (spora).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Serangan berat menyebabkan daun kering dan rontok. Pengendalian penyakit
karat daun dapat dilakukan dengan cara memangkas daunyang sakit berat dan
aplikasi fungisida (Rukmana,1999).
d) Busuk hitam
Penyakit busuk hitam disebabkan oleh cendawan Guignardia bidwellii.
Infeksi awal terjadi pada daun muda dan tangkai buah. Gejala serangan terjadi
bercak-bercak cokelat dikelilingi oleh tepi hitam pada daun, kemudian
disekeliling bercak terbentuk daerah yang berwarna cokelat gelap sampai hitam.
Pada sisi bercak terdapat bintik-bintik hitam kecil secara teratur dalam satu
lingkaran. Tunas hijau yang terinfeksi mengalami perubahan warna dari hijau
menjadi ungu sampai hitam dan agak melekuk. Pengendalian penyakit busuk
hitam dapat dilakukan dengan memotong bagian yang terinfeksi berat,
mengurangai kelembaban kebun, pembungkusan buah dan aplikasi fungisida
yang berbahan aktif tembaga (Dewi, 2012).
C. Teknik Budidaya Anggur di dalam Pot
1. Penyiapan Sarana
Sarana yang dibutuhkan terdiri atas pot atau wadah tanam, medium tanam,
bibit tanaman anggur, tempat rambatan, dan fasilitas penunjang berkebun.
a) Wadah tanam
Wadah (tempat) tanam yang umum digunakan aalah pot atau drum bekas.
Pot memiliki banyak bentuk antara lain berbentuk bulat atau persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Bahan pembuatan pot juga bermacam-macam, misalnya semen, plastik, tanah
liat atau keramik. Wadah (tempat) tanam yang akan digunakan harus dipilih
yang mempunyai kedalaman minimum 75 cm, diameternya 60 cm dan dibagian
dasar wadah tanam memiliki lubang drainase (Alex, 2010).
b) Media tanam
1) Media tanam yang umum digunakan adalah campuran tanah, pasir, dan
pupuk kandang yang masak (jadi) dengan perbandingan 1 : 1 : 2. Tata cara
pengisian medium tanam ke dalam pot atau drum adalah sebagai berikut:
2) Masukkan pecahan bata merah atau genting menutup lubang didasar pot
atau drum hingga mencapai seperempat bagian wadah tanam.
3) Isikan medium tanam sampai cukup penuh atau sekitar 5 cm dibawah tepi
(permukaan) mulut pot atau drum.
4) Sebarkan pupuk NPK sebanyak 10 g dan Furadan 3G lebih kurang 5 g ke
dalam pot atau drum, kemudian campurkan merata dengan medium tanam.
5) Siram medium tanam dalam pot atau drum dengan air bersih hingga basah
(lembab)
6) Simpan pot atau drum yang telah diisi medium tanam ditempat yang teduh
(Alex, 2010).
c) Bibit tanaman anggur
Bibit dapat disiapkan dengan cara membeli dari penangkar bibit atau
membuat sendiri. Bibit anggur yang baik berasal dari varietas unggul,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
tumbuhnya sehat dan normal, serta minimal mempunyai dua helai daun dewasa
(Muktiani, 2011)
d) Tempat rambatan
Tempat rambatan dapat dibuat dari bahan kayu, bambu, atau besi.Ukuran
dan bentuk tempat rambatan harus diserasikan dengan ukuran tanaman anggur,
misalnya berbentuk tangga, huruf T atau huruf H (Muktiani, 2011).
e) Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang untuk berkebun anggur dalam pot atau drum Antara
lain skop, gunting pangkas, gembor, semprotan kecil, pupuk, pestisida dan lain-
lain (Rukmana, 1999).
2. Penanaman
Waktu tanam bibit anggur dalam pot atau drum dapat dilakukan setiap
saat, asal ketersediaan air untuk pengairan (penyiraman) memadai.Mula-mula
medium tanam dalam polybag disiram sampai basah, kemudian bibit bersama
akar dan medium tanamnya dikeluarkan dari polybag untuk segera ditanam
ditengah-tengah pot atau drum. Bersamaan dengan itu, tempat rambatan
ditancapkan dalam pot atau drum.
Seusai tanam, medium tanam segera disiram dengan air bersih hingga
cukup basah. Pot atau drum yang sudah ditanami bibit tanaman anggur disimpan
dulu selama 15-30 hari ditempat yang teduh hingga tanaman muda bertunas dan
berakar cukup kuat (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
3. Pemeliharaan Tanaman
a) Penempatan pot atau drum
Pot atau drum berisi tanaman anggur ditempatkan pada lokasi terbuka
yang mendapat sinar matahari penuh. Disamping itu, lokasi penempatan pot
harus dekat dengan sumber air dan serasi dengan lingkungan sekitarnya.
b) Penyiraman dan pemupukan
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman anggur membutuhkan air dalam
jumlah yang memadai. Pengairan (penyiraman) dilakukan secara kontinu 2 kali
sehari. Setelah tanaman berumur lebih dari 2 bulan, frekuensi penyiraman
dikurangi, yaitu dua hari sekali.
Sepuluh hari setelah tanam, pohon anggur dipupuk dengan Urea
sebanyak 10 g/pot. Pemupukan diulang selang 10 hari sekali dengan takaran
yang sama sampai tanaman berumur 3 bulan. Tanaman anggur yang berumur
lebih dari 3 bulan sampai 6 bulan, dipupuk urea sebanyak 15 g/pot dengan
selang 15 hari sekali. Pertumbuhan anggur yang kurang subur dapat diberi
pupuk daun (Santoso, 2010).
c) Pemangkasan dan pembentukkan pohon
Tanaman anggur yang umurnya 6 bulan sudah saatnya dilakukan
pemangkasan dan pembentukkan pohon. Tujuan pemangkasan dan
pembentukkan pohon adalah memperoleh bentuk dasar (frame) pohon yang
kokoh dan bagus, serta bertunas seimbang dalam jumlah banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Tata cara pemangkasan dan pembentukkan pohon adalah sebagai berikut:
1) Pangkas (potong) ujung tanaman pada ketinggian 50 cm dari permukaan
tanah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru yang disebut cabang
primer
2) Pangkas kembali ujung cabang primer, disisakan sepanjang 1 meter untuk
menumbuhkan tunas-tunas baru yang disebut cabang sekunder
3) Pangkas (potong) ujung cabang sekunder, disisakan sepanjang 1 meter
untuk menumbuhkan cabang-cabang tersier. Dari cabang tersier inilah akan
muncul bunga atau buah.
Hal yang penting diperhatikan dalam pemangkasan adalah keadaan
tanaman harus sehat.Tanda-tanda tanaman anggur yang layak dipangkas adalah
bila cabangnya dipotong meneteskan air dan kulit cabangnya berwarna
kecokelat-cokelatan (Rukmana, 1999).
d) Perambatan cabang
Bersamaan dengan pemangkasan dan pembentukkan pohon, tunas-tunas
baru atau cabang yang ada dirambatkan pada tempat rambatan sambil ditarik
atau diatur agar jarak antar cabang seimbang. Tiap ujung cabang sebaiknya
diikat dengan tali rafia atau plastik agar cabang yang satu tidak mudah
bertumpuk dengan cabang yang lainnya (Rukmana, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
D. Media Tanam
1. Fungsi Tanah Sebagai Media Tumbuh
Tanah sebagai media tumbuh yang ideal secara material tersusun oleh 4
komponen, yaitu bahan padatan yang terdiri dari bahan mineral dan bahan
organik, air tanah dan udara tanah. Berdasarkan volumenya, maka tanah secara
rerata terdiri-dari : (1) 50 % padatan, berupa 45% bahan mineral (bahan hasil
pelapukan batuan induk, termasuk mineral prmer, mineral sekunder dan bahan
amorf) dan 5 % bahan organik (flora dan fauna tanah, perakaran tabaman serta
hasil dekomposisi/penguraian sisa vegetasi atau hewan hasil kegiatan
mikroorganisme) dan (2) 50% ruang pori berisi 20% - 30% air dan 20% - 30%
udara (Sutanto,2005).
Masing-masing komponen memiliki peran dalam menunjang fungsi tanah
sebagai media tumbuhm sehingga variabilitas keempat komponen tanah ini akan
berdampak terhadap fungsi tanah sebagi media tumbuh.
Fungsi masing-masing komponen tanah yaitu :
a) Udara tanah berfungsi sebagai gudang dan sumber gas seperti O2 yang
dibutuhkan oleh sel-sel perakaran untuk melaksanakan respirasi, CO2 bagi
mikroba fotosintetik dan N2 bagi mikrobia pengikat N.
b) Air tanah berfungsi sebagai komponen utama tubuh tanaman dan biota tanah,
sebagian besar penyerapan hara seperti N, K, dan Ca oleh tanaman dimediasi
oleh air melalui mekanisme aliran massa air, baik ke permukaan akar maupun
transportasi ke daun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
c) Bahan organik dan mineral tanah terutama berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara bagi tanaman dan biota tanah. Bahan organik melalui bentuk
partikel-partikelnya merupakan penyusun ruang pori tanah yang tidak saja
berfungsi sebagai gudang udara dan air tetapi juga sebagai ruang untuk akar
berpenetrasi, makin sedikit ruang pori akan makin tidak berkembang sistem
perakaran tanaman. Sedangkan bahan organik merupakan sumber energi,
karbon dan hara bagi biota heterotrofik (pengguna senyawa organik) sehingga
keberadaan BOT (bahan organik tanah) akan sangat menentukan populasi dan
aktivitsnya dalam membebaskan hara-hara tersedia yang dikandung oleh
BOT tersebut (Sutanto, 2005).
2. Tanah Aluvial
Tanah yang terdapat di Desa Paingan adalah tanah aluvial.Tanah aluvial
berasal dari endapan baru, berlapis-lapis (bukan hasil perkembangan tanah), bahan
organik yang terdapat di dalamnya jumlahnya berubah-ubah dan tidak teratur
dengan kedalamannya.Tanah aluvial selalu diperbaharui, maka tanah ini dianggap
masih muda karena tanah ini terbentuk akibat banjir di musim penghujan, maka
sifat bahan-bahannya juga tergantung pada kekuatan banjir dan asal serta macam
bahan yang diangkut, sehingga secara morfologis terlihat berlapis-lapis.
Sifat tanah aluvial dipengaruhi langsung oleh sumber bahan asalnya,
sehingga kesuburannya ditentukan oleh bahan asalnya. Kebanyakan tanah aluvial
sepanjang aliran besar, merupakan campuran material yang banyak mengandung
unsur-unsur hara tersedia bagi tanaman, sehingga dianggap sebagai tanah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
subur. Secara pedogenensis, tanah aluvial kurang dipengaruhi oleh iklim dan
vegetasi, tetapi yang paling nampak pengaruhnya pada cirri dan sifat tanahnya
adalah bahan induk topografi sebagai akibat waktu terbentuknya tanah yang masih
muda (Rosmarkam, 2011).
3. Tanal Latosol
Tanah latosol adalah jenis tanah yang mudah berkembang dengan
pelapukan lanjut dan bahkan sebagian mengalami erosi dan longsor. Latosol
merupakan tanah yang dominan terdapat di bentang lahan struktural. Formasi
batuan tersebut dapat dijumpai di Nglanggeran, Semilir, Kebobutak, Patuk, dan
Nanggulan (Suratman, 2007).
Latosol adalah tanah yang mengalami pelapukan intensif dan
perkembangan tanah lanjut, sehinggga terjadi pencucian unsur basa, bahan
organik dan silika. Ciri morfologi yang umum ialah tekstur lempung sampai
geluh, struktur remah sampai gempal lemah konsistensi gembur.
Tanah latosol mempunyai distribusi kadar lempung tinggi (lebih atau sama
dengan 60%), remah sampai gumpal, gembur dan warna secara homogen,
kejenuhan basa (NH4O) kurang dari 50%. Di Indonesia, tanah latosol umumnya
berasal dari batuan induk vulkanik, terdapat mulai dari tepi pantai sampai setinggi
900 m di atas permukaan laut dengan topografi miring (Rosmarkam, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
4. Tanah Regosol Bukit Pasir
Lahan pantai Daerah Istimewa Yogyakarta yang membentang dari wilayah
Bantul sampai Kulon Progo dengan lebar 1-1,5 km dan sepanjang 60 km berupa
gumuk pasir yang terbentuk dari pasir pantai yang berasal dari erosi (debu
vulkanik) dan terbawa oleh sungai, kemudian terbawa oleh kekuatan angin laut
yang bersifat deflasi dan akumulasi. Pasir yang ringan terbawa oleh gaya ombak
laut dan terlempar lebih jauh dari bibir pantai, sedangkan yang berat (pertikel
lebih besar) biasanya lebih hitam (berat jenis lebih tinggi) teronggok dekat bibir
pantai yang landai.
Pasir yang kering dan ringan tertiup angin ke arah daratan dan diendapkan
di daerah yang ada vegetasi sebagai penumpu sehingga terbentuk daerah bukit
pasir. Jika daratan pantai meluas, bukit pasir yang semula dipengaruhi angin laut
menajdi tidak dipengaruhi dan menjadi tidak asin (Supriyo ,2009). Sifat gumuk
pasir adalah topografi bergelombang bertekstur pasir yang miskin unsur hara dan
bahan organik, kemampuan menyerap dan menahan air rendah, cepat meloloskan
air.
Kendala jika gumuk pasir akan ditanami adalah:
a) Kemampuan menyimpan air sangat rendah (very low water holding capacity)
b) Unsur hara yang tersedia sangat rendah
c) Kandungan garam sangat tinggi
d) Kecepatan angin sangat kuat dan suhu tinggi, maka evapo-transpirasi sangat
besar sehingga mempercepat kekeringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut antara lain dapat dilakukan
dengan cara pemupukan dengan bahan organik (pupuk kandang, pupuk kompos,
pupuk hijau), karena pupuk yang berasal dari bahan organik mampu menyimpan
air dalam jumlah yang banyak (Rosmarkam, 2011)
E. Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia,
atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam
pengertian khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih
hara tanaman. Berbicara tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk.
Dalam pertanian modern, penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak
untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan (Adriani, 2011). Untuk
itu dalam penelitian ini menggunakan beberapa jenis pupuk, yaitu:
1. Pupuk Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari hasil penguraian aneka bahan
sampah organik. Proses terbentuknya kompos dari bahan-bahan organik dapat
dipercepat secara artificial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos yang
memenuhi syarat C/N rasio < 20, kadar air dan nutrisi tertentu, dikategorikan ke
dalam pupuk organik karena terbuat dari bahan alami yakni berasal dari bahan
makhluk hidup (Suwahyono, 2011).
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Kompos secara alami terbentuk dari sampah organik yang terurai oleh
berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses
terurai ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara, dan kelembaban.
Waktu pembentukan kompos rata-rata dalam 4-6 minggu. Suhu optimal untuk
pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65oC. Bahan baku
pengomposan adalah semua material organic yang mengandung karbon dan
nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijau, sampah kota, lumpur cair dan
limbah industri pertanian (Alex, 2010).
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan
tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan
meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Selain itu, aktivitas mikroba tanah
juga dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit serta tanaman
memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan tanaman yang
dipupuk dengan bahan kimia.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :
a) Aspek Ekonomi
- Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbun limbah
- Mengurangi volume / ukuran limbah
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
b) Aspek Lingkungan
- Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas
metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di
tempat pembuangan sampah.
- Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
c) Aspek bagi tanah/lingkungan
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
- Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
- Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
- Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
- Menekan pertumbuhan atau serangan penyakit
- Meningkatkan retensi atau ketersediaan hara dalam tanah.
Manfaat dari bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya adalah
merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan
menahan air. Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah
meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang berperan dalam fiksasi nitrogen dan
transfer hara seperti S, P, dan N (Alex, 2010).
Kompos yang baik dan memiliki mutu serta nilai jual tinggi memiliki
beberapa kriteria, diantaranya adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
a) Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan
sempurna serta menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan
tanaman.
b) Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya
persaingan bahan nutrient antara tanaman dengan mikoorganisme tanah yang
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
c) Kompos yang baik memiliki beberapa cirri sebagai berikut:
- Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah
- Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspense
- Berefek baik jika diaplikasikan dengan tanah
- Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan
- Tidak berbau (Alex, 2010)
2. Pupuk Kompos Cacing
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik
maupun non aerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Jenis bahan
pembuat kompos pun juga beragam, diantaranya adalah kompos cacing
(vermikompos).
Kompos cacing (vermikompos) adalah kompos yang terbuat dari bahan
organik yang di cerna oleh cacing, yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing
tersebut. Jadi vermikompos merupakan campuran kotoran cacing tanah (cascing)
dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Pembentukan pupuk
ini dengan memeihara cacing dalam tumpukan sampah organik hingga cacing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
tersebut berkembangbiak di dalamnya dan menguraikan sampah organic dan
menghasilkan kotoran (Alex, 2010).
Dalam proses pembuatannya. Kompos cacing tidak berbeda dengan
pembuatan kompos lainnya, hanya saja starter dalam pembuatan kompos cacing
ini adalah cacing. Jenis cacing yang umumnya digunakan adalah Eisenia foetida,
Eisenia hortensis, Perionyx excavates dan Lumbricus terestris. Kompos cacing
dapat menyuburkan tanaman karena kotoran cacing memiliki bentuk dan struktur
yang mirip dengan tanah namun ukuran partikel-partikelnya lebih kecil dan lebih
kaya akan bahan organik sehingga memiliki tingkat aerasi yang tinggi dan cocok
untuk dijadikan media tanam. Kompos cacing memiliki kandungan yang hampir
sama dengan bahan organic yang diurainya (Suwahyono, 2011).
Kompos cacing mengandung humus, hormon pertumbuhan tanaman, serta
mikroba tanah. Kualitas kompos cacing tergantung pada jenis bahan media atau
pakan yang digunakan, jenis cacing tanah serta umur vermikompos. Vermikompos
yang berkualitas baik ditandai dengan warna hitam kecoklaatan hingga hitam,
tidak berbau, bertekstur remah dan matang. Sama seperti pupuk organik lainnya,
kompos cacing juga memiliki keunggulan diantaranya adalah (Alex, 2010):
- Mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40 – 60% sehingga mampu
mempertahankan kelembapan.
- Memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah
- Mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K,
Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, dan Mo tergantung pada bahan yang
digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
- Membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Membantu proses penghancuran limbah organik
3. Pupuk Cair
Pupuk cair organik adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Kelebihan dari pupuk cair organik
adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara. Pupuk cair organik umumnya
tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin (Alex,
2010).
Pupuk cair merupakan zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-
bahan organik dan berwujud cair selain berfungsi sebagai pupuk, pupuk cair juga
dapat dimanfaatkan sebagai activator untuk membuat kompos. Kompos cair
sendiri memiliki manfaat, yaitu (Alex, 2010):
- Untuk menyuburkan tanah
- Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah
- Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik yang
mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran.
Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik maka proses penguraian
oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya
nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Alex, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pupuk cair Lypothryl A.
berikut akan dijelaskan mengenai pupuk cair Lypotril, yaitu:
Lypotril atau pupuk mikro sistemik daun merupakan campuran berbagai
unsur bahan pupuk anorganik dengan bahan organik yang digunakan lewat system
penyerapan permukaan stomata atau seluruh bagian daun, batang dan
buah.Lypotril mengandung 17,40% unsur nitrogen, 24,85% unsur P, 18,25%
unsur K, 1,78% Mg) dan CaO, serta 3, 68% vitamin (E, caaroten) dan mineral
(Boron, Cu, Zn, Cr, Mn, I) (Murwono, 2012).
Dilihat dari kandungan yang terdapat pada Lypotril, Lypotril memiliki
beberapa fungsi bagi tanaman, yaitu:
1) Percepatan pertumbuhan pucuk daun dan penguatan ketahanan daun,
berhadapan dengan tingginya paparan sinar UV Matahari
2) Mempercepat proses pertumbuhan bunga, dan ketahanan bunga sampai
terjadinya proses pembuahannya, serta ketahanan bakal buah pada kondisi
klimat ekstrem
3) Memperbesar kemungkinan keberhasilan budidaya, dengan pencegahan
terjadinya kerontoakan bunga, buah dan daunnya, serta percepatan
pertumbuhan dan perkembangannya
4) Dapat berfungsi pada berbagai jenis tanaman, dan akan meningkatkan
produktifitasnya, akan berfungsi sebagai faktor pengatur pengatur tumbuh
bagi tanaman, proses aklimatisasinya
5) Pemupukan akan langsung diserap oleh pori permukaan daun (stomata),
batang dan buahnya, dan langsung diproses dalam metabolisme asimilasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
sehingga dapat mengurangi derajad kehilangan mikrohara, maka proses
sarapan pada daun, batang, dan buah, akan sangat efisien. Penekanan karena
kehilangan, dapat dihindari sekecil mungkin.
6) Menaikkan kualitas dan kauntitas panen
7) Tidak membunuh mikroorganisme tanah, yang akaan menciptakan
keseimbangan ekosistem kawasan yang baru, sehingga memudahkan
tumbuhnya keanekaragaman hayati dan rehabilitasi predator alami
8) Meningkatkan kuallitas rasa, warna daun, bunga, dan buahnya, serta
meningkatkan unsur gizi akibat tingginya kandungan biomineral
9) Dapat digunakan untuk mencegah timbulnya kriting daun
10) Produk pertanian yang dihasilkan akan sangat ramah lingkungan, dan tidak
meninggalkan residu pestisida siklis pada hasil pangannya (Murwono, 2012)
4. NOPKOR
NOPKOR adalah kultur campuran mikroba fiksasi nitrogen, pelarut
phospat dan kalium yang mengandung mikroba N-P-K, yang fungsi utamanya
adalah sebagai penggembur dan penyubur tanah. Dengan pemakaian NOPKOR,
tanah menjadi kaya akan unsur hara mikro dan makro yang bermanfaat bagi
tanaman dan dapat bermanfaat bagi tanaman dan dapat berfungsi sebagai pupuk
dasar (Murwono,2013). Berikut adalah jenis mikroba jenis Aceto mycetes yang
digunakan dalam proses pembuatan NOPKOR (Murwono, 2012):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Pemberian NOPKOR harus berhati-hati, tidak boleh sampai mengenai
bagian tubuh tumbuhan, karena jika terdapat bagian tumbuhan yang luka akan
menyebabkan pembusukan pada bagian tumbuhan tersebut.
Alasan dan manfaat pemberian pupuk NOPKOR bagi tanaman adalah
1) Dapat menstabilkan pH pupuk dan tanaman
2) Meningkatkan aktivitas akar untuk berkembang dan mudah menyerap unsur
hara
3) Mencegah terjadinya busuk akar
4) Mempercepat tumbuhnya tunas
5) Dapat digunakan untuk membuat kompos
6) Mikroorganisme yang terkandung dalam NOPKOR dapat
mendekomposisikan residu tanah
7) Mampu mencengkram laju pertumbuhan mikroba (bakteri patogen)
8) Penggunaan yang berlebihan tidak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman, melainkan dapat menjadi cadangan makanan
bagi tanaman tersebut
9) Dapat membantu memulihkan generasi yang hampir punah, atau membantu
memulihkan sifat baik dari induk tanaman (Murwono, 2012).
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wardhani, Toto Suharjanto dan Ruly
Budi Heriyanto (2006) dengan judul Kajian Pengaruh Media Tanam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Awal Kamboja Jepang (Adenium
abesum) Varietas White Pink Silk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, jumlah
daun dan diameter batang kamboja Jepang.
Uji lanjut dengan BNT 5 % menunjukkan bahwa tinggi tanaman
pada perlakuan D (kompos kulit kopi dan pasir) lebih tinggi daripada
perlakuan lainnya. Uji BNT 5 % memperlihatkan bahwa perlakuan media
kompos kulit kopi (D) menyebabkan jumlah daun bibit kamboja Jepang
lebih banyak dibanding perlakuan media tanam coco peat (A) dan arang
sekam (B), tetapi jumlah daun pada perlakuan kompos kulit kopi sama
banyaknya dengan jumlah daun pada perlakuan kompos sampah kota
(C). Hasil uji BNT 5 % memperlihatkan bahwa perlakuan media tanam
mengakibatkan perbedaan yang nyata pada diameter batang. Diameter
batang pada perlakuan kompos kulit kopi lebih besar dibanding
perlakuan media tanam coco peat dan arang sekam. Sementara diameter
batang pada perlakuan media tanam coco peat adalah yang paling kecil
dibanding perlakuan lainnya
2. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Karya Catur Sukarwanto (2012)
dengan judul Kajian Keanekaragaman Media Tanam dan Zat Perangsang
Tumbuh Auksin terhadap Pertumbuhan Stek Anggur (Vitis Vinifera L.).
hasil penelitian menunjukan pengaruh zat perangsang tumbuh auksin
terhadap pertumbuhan stek anggur berpengaruh pada parameter jumlah
ruas (batang) dan jumlah daun (helai) dengan konsentrasi 40 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
auksin/stek sebagai perlakuan terbaik. Keanekaragaman media tanam
pada stek anggur berbeda nyata pada parameter jumlah tunas (helai)
dengan media pasir : tanah : guano (1:1:1) sebagai perlakuan terbaik
dengan rerata 10,33 helai dan jumlah ruas (batang) dengan media tanam
pasir : tanah : pupuk kandang (1:1:1) sebagai perlakuan terbaik dengan
rerata 4,33 buah. Interaksi zat perangsang tumbuh auksin dengan media
tanam yang berbeda sangat nyata pada parameter panjang akar, pada
perlakuan A2M2 Konsentrasi 40 mg auksin/stek dengan media pasir :
tanah : bokashi (1:1:1) sebagai perlakuan terbaik dengan nilai 18,00 cm,
dan jumlah akar yang berbeda sangat nyata pada perlakuan A3M2
(Konsentrasi 60 mg auksin/stek dengan media tanam pasir : tanah :
bokashi (1:1:1) sebagai perlakuan terbaik dengan nilai rerata sebesar
18,67 buah. Media tanam guano menjadi media tanam yang terbaik
dalam pertumbuhan stek anggur secara umum.
G. Hipotesis
1. Ada pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur varietas
Probolinggo Biru
2. Jenis tanah yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman anggur adalah
tanah aluvial dengan penambahan pupuk NOPKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
rancangan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen dapat didefinisikan
sebagai penelitian dimana ada perlakuan (treatment) terhadap variabel perlakuan.
Perlakuan eksperimen dapat memberikan penjelasan tentang hubungan sebab
akibat yang bisa diketahui oleh peneliti yang dimungkinkan untuk melakukan
tratment terhadap obyek penelitian (Kountur, 2003).
B. Desain Penelitian
Penelitian ini mempergunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Dalam penelitian ini terdapat 3 perlakuan yaitu penggunaan tanah latosol (Gunung
Kidul), tanah Aluvial (Paingan) dan tanah Regosol Bukit Pasir (Pantai Samas,
Bantul) dan Kontrol (tanah pasir). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Pot
disusun dan diberi nomor seperti tabel berikut:
Tabel 1. Denah PenelitianA(3)
A(2)
A(1)
B(6)
B(5)
B(4)
C(9)
C(8)
C(7)
D(12)
D(11)
D(10)
Tanah Regosol BukitPasir
No Urut Petak
Tanah Aluvial
Tanah Latosol
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Keterangan :A (1) = Jenis tanah regosol pengulangan satuA (2) = Jenis tanah regosol pengulangan duaA (3) = Jenis tanah regosol pengulangan tigaB (1) = Jenis tanah aluvial pengulangan satuB (2) = Jenis tanah aluvial pengulangan duaB (3) = Jenis tanah aluvial pengulangan tigaC (1) = Jenis tanah latosol pengulangan satuC (2) = Jenis tanah latosol pengulangan duaC (3) = Jenis tanah latosol pengulangan tigaD (1) = Jenis tanah kontrol pengulangan satuD (2) = jenis tanah kontrol pengulangan duaD (3) = Jenis tanah kontrol pengulangan tiga
Penentuan acak dilakukan pada saat pemilihan tanaman yang akan ditanam,
tanaman diambil secara acak untuk masing-masing tanah. Sehingga, tidak ada
tanaman khusus untuk tiap-tiap jeniss tanah.
C. Variabel Penelitian
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat penting dalam suatu
penelitian. Variable adalah segala sesuatu yang yang akan menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Variabel sendiri berasal dari kata vary (berarti:
berbeda) dan able (berarti : dapat). Secara harafiah variabel dapat diartikan
sesuatu yang hasilnya dapat berbeda-beda. Dalam penelitian ini menggunakan 3
jenis variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah jenis tanah
2. Variabel terikat meliputi tinggi batang, jumlah daun, dan diameter batang.
Pengukuran variabel terikat ini dilakukan setiap 1 minggu sekali, pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
dilakukan dengan menggunakan meteran untuk tinggi tanaman, jangka
sorong untuk diameter batang serta penghitungan untuk jumlah daun.
3. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah faktor lingkungan (air, cahaya,
dan kelembaban udara) pupuk kandang, umur bibit, pemeliharaan, NOPKOR
dan penyiraman.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Kebun Percobaan Biologi Universitas Sanata Dharma di Desa Paingan
Maguwoharjo Yogyakarta. Dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Oktober 2013-
Februari 2014.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu karung, cangkul, sekop,
gembor, ember, selang, kran, gunting pemangkas, pot, pH meter, para-para,
buku untuk mencatat hasil pengukuran, semprotan pestisida, meteran, mistar,
sendok semen, topi/caping, sarung tangan, tali raffia, ember, takaran air,
parang/arit, gayung, label, kawat, timbangan , penampung air, sapu lidi, jangka
sorong.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bibit anggur, pupuk
kascing, pupuk kompos, tanah Regosol, tanah Aluvial, tanah Latosol, air,
pestisida merek lannete, pupuk sistemik daun ‘lypotril’ dan NOPKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
F. Prosedur Kerja
1. Penyiapan Lahan
Pada penelitian ini, tanaman anggur di tanam di pot yang diletakkan di
lahan percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Lahan
dipersiapkan di daerah Paingan, Depok Sleman Yogyakarta. Lahan yang
digunakan untuk kebun anggur dibersihkan dari tanaman lain yang tidak
berguna yang akan menghambat pertumbuhan anggur.
2. Penyiapan Sarana Tanam
a) Persiapan Pot
Pot yang digunakan untuk tabulampot anggur bisa terbuat dari
berbagai macam bahan. Namun dalam penelitian ini menggunakan pot yang
berasal dari tanah. Dari berbagai macam bahan pot yang lebih baik untuk