MAKNA SOLIDARITAS PADA DEWASA AWAL
SUKU DAYAK KANAYATN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Natasha Gloria RuntuNIM: 139114097
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
MOTTO
Jika kau tak pernah berhenti, kau takkan terkalahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Teruntuk keluargaku tercinta,
keluarga besar Dayak Kanayatn,
dan sobat pembaca sekalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MAKNA SOLIDARITAS PADA DEWASA AWAL SUKU DAYAK KANAYATN
Studi pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Natasha Gloria Runtu
ABSTRAK
Penelitian menjelaskan bahwa awal dari makna solidaritas didukung oleh hubungan darah atau hubungan keluarga di rumah panjang, sekarang dengan perubahan tempat tinggal mereka menjadi terpisah. Sehingga berkurangnya pendukung dan penopangsolidaritas suku DayakKanayatn. Perubahan ini berdampak lunturnya kebiasaansolidaritas dan menjadi keprihatinan bagi masyarakat Dayak, terkhusus bagi generasi muda suku Dayak yang hidupnya sudah jauh dari kampung halaman atau tinggal jauh dari rumah panjang.Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru kepada para tetua suku Dayak Kanayatn, masyarakat umum terkhusus masyarakat suku Dayak Kanayatn, dan praktisi psikologi mengenai makna solidaritas bagi dewasa awal masyarakat suku Dayak Kanayatn. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik analisa data yang digunakan Interpretatif Phenomenologycal Analysis (IPA). IPA membantu peneliti mengeksplorasi secara rinci pengalaman hidup individu dan berusaha memahami sudut pandang informan mengenai kehidupan dan pengalaman sosialnya. Hasil penelitian ini bahwa: Pertama, pandangan dewasa awal suku Dayak Kanayatn tentang keberadaan identitas sosial seperti rumah panjang, tradisi, dan bahasa menjadi alasan utama makna solidaritas sebagai sifat alamiah Suku Dayak Kanayatn itu sendiri. Kedua, Bagi dewasa awal suku Dayak Kanayatn makna solidaritas yang tinggi terbentuk meliputi hubungan kekerabatan dan kehidupan sosial yang dijalani menjadi alasan bahwa ikatan emosional (attachment)menjadi suatu ciri khas dari Suku Dayak Kanayatn.
.Kata kunci: Suku Dayak Kanayatn, Solidaritas, Makna Solidaritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
THE MEANING OF SOLIDARITY IN EARLY ADULT DAYAK KANAYATN TRIBE
Study in Psychology in Sanata Dharma University
Natasha Gloria Runtu
ABSTRACT
This research explains the meaning of the birth of solidarity supported by blood relations or family relationships in longhouses, now with changes in their living quarters being separated. Supporting the reduction of supporters and supporters of Dayak ethnic groups' solidarity. This change affected the fading habits of solidarity and became a consideration for the Dayak people, concentrated in the younger generation of Dayak ethnicitys who had risen far from their homes or lived far from longhouses. The results of this study are expected to give new views to the elders of the Dayak Kanayatn tribe, the general public, especially the Dayak Kanayatn Ethnicity community, and practitioners of psychology about the meaning of solidarity for the early adult Kanayatn tribe. This research uses qualitative methods using the phenomenology approach. Data analysis techniques are used Interpretative Phenomenologycal Analysis (IPA). IPA helps researchers explore in detail the life experiences of individuals and try to understand the informants' point of view about their lives and social experiences. The results of this study are: First, the early adult views of the Kanayatn Tribe regarding the existence of social identities such as long houses, traditions, and languages were the main reasons for the meaning of solidarity as the nature of the Dayak Kanayatn Ethnicity itself. Second, for the early adult Kanayatn Dayak Tribe, the meaning of high Solidarity was formed which included kinship relations and social life which served as the reason that attachment became a characteristic of the Dayak Kanayatn Ethnicity.
Keywords: Dayak Kanayatn Ethnicity, Solidarity, Meaning of Solidarity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Makna
Solidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn. Penyusunan tugas akhir ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program
Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan tidak lepas dari segala bantuan,
bimbingan, dorongan dan doa dari berbagai pihak, yang pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan banyak masukan, kritikan hingga tantangan sehingga peneliti
bergerak lebih jauh untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Dosen dan Karyawan USD yang telah membantu peneliti untuk lebih
menyiapkan syarat penyelesaian tugas akhir dengan lebih baik.
3. Kepada kedua orang tua yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan
dukungannya sehingga peneliti bergerak lebih jauh untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
4. Kepada teman-teman informan yang sudah berkenan meluangkan waktu dan
bercerita pengalamannya sehingga peneliti bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Kepada teman-teman yang tidak bisa disebut satu persatu, yang sudah
memberikan semangat, kritik dan sarannya selama pembuatan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Kepada Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam
penyusunan Laporan Proyek Tugas Akhir ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa sepenuhnya akan terbatasnya pengetahuan,
sehingga tidak menutup kemungkinan jika ada kesalahan serta kekurangan dalam
penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu sumbang saran dari pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan pelajaran berharga di masa yang akan datang.
Yogyakarta,
Natasha Gloria Runtu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 8
C. TujuanPenelitian ................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................ 13
A. Makna Hidup....................................................................................... 13
B. Solidaritas............................................................................................ 18
1. Pengertian Solidaritas .................................................................... 18
2. Tipe-Tipe Solidaritas ..................................................................... 19
3. Solidaritas Positif dan Negatif ...................................................... 20
C. IdentitasSosial Suku Dayak Kanayatn ....................................... ....... 25
1. Pengertian Identitas Sosial ............................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Proses Identitas Sosial ................................................................... 29
3. Pendukung Proses Identitas Sosial ................................................ 30
4. Suku Dayak Kanayatn Sebagai Identitas Sosial............................ 32
D. Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn ................................................ 32
1. Dewasa Awal.................................................................................. 32
2. Suku Dayak Kanayatn ................................................................... 35
E. Makna Solidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn .......... 39
F. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 43
BAB III METODEPENELITIAN .................................................................... 46
A. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 46
B. Fokus Penelitian .................................................................................. 48
C. Informan Penelitian ............................................................................ 49
D. Refleksivitas Penelitian....................................................................... 49
E. Saturasi Data ...................................................................................... 50
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 51
G. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 52
H. Kredibilitas Data ................................................................................ 53
I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 53
J. Insturumen ......................................................................................... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 57
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian................................................. 57
1. Persiapan dan Perizinan ................................................................. 57
2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 59
B. Informan Penelitian............................................................................. 59
1. Demografi Informan ...................................................................... 59
2. Latar Belakang Informan ............................................................... 60
C. Hasil Penelitian .................................................................................. 65
1. Informan GD (23) .......................................................................... 65
a. Pengetahuan tentang Suku Dayak Kanayatn dan rumah
Panjang ..................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Tradisi Suku Dayak Kanayatn dan
fungsi rumah panjang ............................................................... 66
c. Pengalaman antar kehidupan sosial di rumah panjang ............. 67
d. Pemahaman tentang bagian dari Suku Dayak Kanayatn .......... 68
e. Kekerabatan, kebersamaan dan pembagian tugas .................... 68
f. Kesadaran nilai-nilai positivisme ............................................. 69
2. Informan TH (24) .......................................................................... 69
a. Pemahaman asal-usus Dayak Kanayatn dan
rumah panjang ......................................................................... 71
b. Identitas budaya dan kehidupan sosial
di rumah panjang ..................................................................... 71
c. Sumber mata pencaharian dan kehidupan komunal ................ 71
d. Pengetahuan atas nilai-nilai positif Dayak Kanayatn .............. 72
e. Impian dan harapan atas pelestarian panjang .......................... 72
f. Upaya aktualisasi nilai-nilai positif ......................................... 72
3. Informan EM (24) ......................................................................... 73
a. Pemahaman tentang kehidupan Dayak Kanayatn ................... 73
b. Pentingnya mengetahui fungsi rumah panjang ....................... 74
c. Arti kebersamaan, kekerabatan, dan pembagian peran ........... 74
d. Citra diri positif atas nilai dari kehidupan suku Dayak
Kanayatn .................................................................................. 74
4. Informan AA (25) .......................................................................... 74
a. Pemahaman mengenai asal-usul perawakan
Dayak Kanayatn ...................................................................... 76
b. Kesadaran tentang hidup berkoloni dan menjaga tradisi
Budaya ..................................................................................... 76
c. Pemahaman tentang filosofi rumah panjang ........................... 76
d. Pengetahuan tentang page waris ............................................. 77
e. Ciri khas dari seorang Dayak Kanayatn .................................. 77
D. Analisis Data ...................................................................................... 78
1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn ............................................ 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
a. Rumah Panjang ......................................................................... 79
b. Tradisi ....................................................................................... 81
c. Bahasa ....................................................................................... 83
2. Ikatan Emosional (attachment) ...................................................... 84
a. Kekerabatan .............................................................................. 84
b. Kehidupan Sosial ...................................................................... 87
E. Pembahasan ........................................................................................ 89
1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn ............................................ 90
a. Rumah Panjang ........................................................................ 91
b. Tradisi ...................................................................................... 93
c. Bahasa ..................................................................................... 94
2. Ikatan Emosional (attachment) ...................................................... 96
a. Kekerabatan ............................................................................. 96
b. Kehidupan Sosial ..................................................................... 97
F. Skema Pembahasan ........................................................................... 100
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 101
A. Kesimpulan ........................................................................................ 101
B. Saran ................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 107
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pelaksanaan Penelitian............................................................................. 59
Tabel 2. Informan Penelitian.................................................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat Dayak memiliki pola sosial yaitu solidaritas. Solidaritas
dalam masyarakat Dayak Kanayatn ini tampak dari kegiatan sehari-hari
masyarakat Dayak yang dilakukan secara bersama-sama di rumah panjang,
seperti menumbuk padi, menjemur padi, menganyam tikar hingga sekedar
berkumpul hingga larut malam. Rumah panjang merupakan salah satu dari
ke-13 temuan basis-basis identitas yang khas secara budaya, antara lain ada
13 temuan menurut Muhrotien (2012) ialah: Rumah Panjang, Senjata:
Mandau, Perisai, Sumpit, Anyaman, Tempayan, Sistem Perladangan,
Kedudukan Wanita, Seni tari, Permainan Tradisional, Kerajinan Tradisional,
Bahasa, Pakaian, Salam: Adil katalino bacuramin kasaruga basengat
kajubata, dan Mangkok merah.
Pada mulanya, lahirnya sikap solidaritas yang kuat di dalam rumah
panjang yaitu diikat dalam hubungan geneologis atau hubungan darah (Paulus
dkk, 2010). Kemudian pada masa dulu masyarakat Dayak Kanayatn memiliki
tradisi mengayau, yaitu sebuah tradisi masyakarat Dayak Kanayatn untuk
berburu dan memenggal kepala musuh. Oleh karena itu, masyarakat Dayak
Kanayatn bergotong rotong membangun sebuah rumah panjang dengan
harapan agar masyarakat Dayak Kanayatn yang memiliki hubungan ikatan
darah tersebut mendapatkan perasaan aman jika berkumpul bersama. Bagi
masyarakat Dayak Kanayatn rumah panjang memberikan rasa aman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kehangatan komunitas yang tercermin dari keterlibatan setiap individu yang
tinggal dalam rumah panjang pada saat diselenggarakannya seremonial adat
(Djuweng, 1996). Rumah panjang bagi masyarakat Dayak Kanayatn ini
adalah jantung kehidupan suku Dayak Kanayatn, karena rumah panjang
adalah tempat pelbagai macam aktifitas sosial, ekonomi, budaya sampai pada
masalah politik terjadi (Djuweng, 1996) dan dari rumah panjang ini lah
masyarakat Dayak Kanayatn berangkat mencari nafkah dan rezeki. Hal ini
yang mendasari rumah panjang sebagai lambang kehidupan komunal yang
harmonis (Muhrotien, 2013).
Sikap solidaritas yang kuat di rumah panjang yang diikat dalam
hubungan geneologis atau hubungan darah ini menjadi alasan pendukung dan
penopang hidup solidaritas masyarakat Dayak Kanayatn yang tidak dimiliki
oleh suku lain pada umumnya, masyarakat Dayak Kanayatnmenamainya
dengan sebutan parenean. Masyarakat Dayak Kanayatn percaya bahwa dulu
kakek ataupun nenek masih memiliki ikatan darah, sehingga seluruh
masyarakat Dayak dianggap turun-temurun. Kepercayaan tersebut disebut
juga dengan istilah page waris, artinya masyarakat Dayak Kanayatn saling
memiliki hubungan keluarga. Menurut tradisi suku Dayak Kanayatn,
hubungan keluarga akan terputus pada sepupu delapan kali. Inilah
membedakan antara suku Dayak Kanayatn dengan suku-suku lainnya(Sandra,
2013).
Solidaritas sosial lahir berpusat pada geneologi, suatu ikatan yang
lahir atas rasa hormat dan kepercayaan satu dengan lainnya. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menyebabkan solidaritas tumbuh dan dilakukan secara turun-temurun, bahkan
sudah menjadi kebiasaan baku yang terus dipelihara kelestariannya. Hasilnya
setiap penghuni merasa memiliki dan merasa bertanggungjawab dalam setiap
kegiatan yang bersifat gotong-royong (Dilen, 1997).
Solidaritas lahir karena ada kesamaan pada para anggota, kesamaan
akan nilai dan norma serta keyakinan. Kesamaan itulah yang membuat sadar
bahwa pentingnya untuk hidup bersama-sama, karena memiliki pikiran yang
sama pula. Kesadaran untuk hidup bersama ini diwujudkan dalam bentuk
hidup yang kolektif,di mana segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama
(gotong-royong).Oleh karena itu, setiap anggota yang baru lahir dalam
kelompok tersebut pasti memiliki sifat atau perilaku yang sama dengan
kelompoknya, walaupun saat tidak sedang bersama dengan kelompoknya.
Salah satu dari beberapa faktor lain penyebablahirnya solidaritas ialah
kehidupan di rumah panjang, sehingga solidaritas tersebut sangat melekat
dalam diri masing-masing orang Dayak. Kehidupan solidaritas yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat Dayak merupakan suatu bentuk identitas
sosial bagi masyarakat Dayak, bahkan penghuni rumah panjang pun
mengakui bahwa kehidupan orang-orang Dayak terkhusus bagi orang-orang
Dayak Kanayatn tidak bisa lepas dari hidup berkoloni.
Solidaritas masyarakat Dayak menjadi sebuah identitas sosial yang
biasa disebut dengan istilah kekerabatan. Kekerabatan ini terjadi karena hidup
solidaritas pada masyarakat Dayak, khususnya yang tinggal di rumah panjang
ialah memiliki hubungan darah atau hubungan keluarga. Kekerabatan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
masyarakat Dayak berubah ketika masuknya agama Katolik dan Islam pada
tahun 1960-an. Pada awalnya masyarakat Dayak memiliki keyakinan
animisme, namun pada akhir tahun 1960-an terjadi kristenisasi massal
sehingga sebagian besar suku Dayak beragama Katolik. Masyarakat Dayak
yang memilih agama lain contohnya bila seorang Dayak masuk Islam, maka
orang tersebut bukan lagi seorang Dayak melainkan menjadi seorang Melayu
(Maunati, 2006) atau kata lainnya orang laut. Maka dari itu identitasnya
sebagai orang Dayak hilang karena orang tersebut memiliki keyakinan yang
berbeda dengan mayoritas suku Dayak, karena kedayakan seseorang
dikaitkan dengan agama Kristen atau Katoliksedangkan agama Islam justru
menjadi pertentangannya sebagai agama yang mendominasi di Indonesia
(Maunati, 2006).
Salah satu bentuk solidaritas masyarakat Dayak mulai terganggu
ketika terjadi relokasi penduduk asli suku Dayak oleh pemerintahan masa
orde baru pada tahun 1970-an. Gerakan perombakan rumah panjang tentunya
telah menghancurkan jantung kebudayaan, dengan alasan bahwa pola hidup
di rumah panjang ialah kolot, tidak higienis dan sangat rawan kebakaran
(Maunati, 2006). Bentukupaya pembaharuan dan pola higienis sebenarnya
tidak melulu hanya dengan membongkar rumah panjang, tetapi justru
menciptakan kesesuaian dengan tatanan sosial kebudayaan rumah panjang.
Terlihat jelas bahwa pembongkaran yang dilakukan sangat berdampak negatif
terhadap pola hidup masyarakat pedalaman sekarang ini (Djuweng, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kebijakan lain yang dilakukanuntuk mempengaruhi kondisi psikologi
pada masa pemerintahan orde baru terhadap masyarakat Dayak yaitu dengan
menguasai lahan-lahan hutan di daerah pedalaman yang dulunya merupakan
salah satu tempat mata pencaharian suku Dayak.Daerah tersebut kini
dimanfaatkan secara penuh oleh perusahaan asing. Hal tersebut
menyebabkan banyak lahan hutan menjadi lahan perkebunan sawit dan ini
menjadi salah satu penyebab banyak penduduk asli rumah panjang pergi
keluar dan mencari nafkah di perusahaan sawit atau tempat lainnya.
Bertambahnya kesadaran masyarakat pedalaman akan pentingnya pendidikan
juga membuat banyak masyarakat Dayak memilih merantau ke kota
Pontianak atau ke kota lainnya untuk melanjutkan pendidikan. Beberapa
alasan tersebutlah yang membuat banyak penduduk asli rumah panjang
akhirnya memilih untuk membangun rumah tunggal dan memilih untuk
merantau ke kota. Berdasarkan penyebab itulah banyak kalangan masyarakat
Dayak membangun rumah tunggal diluar rumah panjang, bahkan kini bisa
dikatakan sudahbertambah banyak.
Beberapa masyarakat Dayak Kanayatn tetap melestarikan adat dan
kebiasaan-kebiasaan yang lakukan secara bersama-sama di rumah panjang
hingga saat ini, seperti berburu bersama di hutan, pergi ke ladang bersama-
sama dan menumbuk padi bersama-sama. Akan tetapi, ada juga beberapa
masyarakat Dayak yang khususnya menempati rumah tunggal dan jauh dari
rumah panjang sudah jarang melakukan beberapa aktivitas seperti yang
disebutkan di atas. Ada pula bentuk solidaritaslain yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
masyarakat Dayak yang jauh tinggal dari rumah panjang dengan melakukan
perkumpulan arisan keluarga besar Dayak, dengan cara ini masyarakat Dayak
dapat di ingatkan dengan sistem kekerabatan yang pernah terjalin seperti
dulu. Selain itu juga ada organisasi kaum elit Dayak yang biasanya bergerak
dalam bidang politik. Organisasi ini bertujuan untuk membawa masyarakat
Dayak untuk ikut ambil peran dalam sistem pemerintahan agar masyarakat
Dayak tidak dikatakan sebagai orang primitif, tidak berpendidikan dan tidak
beradab, seperti yang pernah dicap oleh pemerintah masa orde baru pada
tahun 1970-an (Maunati, 2006).
Bentuk solidaritas masyarakat Dayak seperti perkumpulan arisan
keluarga besar Dayak ternyata tidak sepenuhnya dilakukan (secara
perbuatan/perilaku) oleh semua kalangannya, alasannya karena ada persepsi
bahwa banyak dari kalangan masyarakat Dayak yang memilih agama diluar
dari agama Kristen, seperti agama Islam, Hindu, Budha dan Konghucu.
Sudah menjadi tradisi bahwa beberapa kalangan masyarakat Dayak yang
beragama Islam, Hindu, Buddha dan Konghucu bukan lagi sebagai orang
Dayak karena memiliki keyakinan yang berbeda. Maka dari itu banyak dari
mereka cenderung untuk tidak ikut ambil bagian dalam bentuk solidaritas
sekarang, seperti ikut dalam arisan keluarga besar Dayak ataupun organisasi
maupun komunitas lainnya.
Persepsinya bahwa perubahan-perubahan pola tempat tinggal yang
awalnya hidup bersama dan komunal di rumah Panjang ke rumah tunggal,
perubahan pola tempat tinggal dengan menetap di kota, adanya persentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dengan agama dan budaya luar dan program pembangunan yang kurang bijak
pada masa pemerintahan orde baru menjadikan beberapa perilaku masyarakat
Dayak lebih individualistis. Selain itu juga menyebabkan masyarakat Dayak
yang dulunya selalu hidup berdampingan dan selalu berdiri tegak di atas
tradisi dan kebersamaan yang kuat berubah dan terpengaruh oleh modernisasi
budaya.
Sebab-sebab di atasbisa jadi sangat mempengaruhi lunturnya tradisi
dan kebersamaan, namun meskipun begitu identitas sosial yang melekat
dalam diri masyarakat Dayak tetap tidak akan pernah hilang. Permasalahan
yang dihadapi masyarakat Dayak seperti perubahan pola tempat tinggal,
sentuhan budaya lain dan masuknya modernisasi menjadi awal perubahan
dalam identitas sosial masyarakat Dayak. Hal yang cukup mempengaruhi
sebagian besar lunturnya nilai-nilai kebersamaan ialah perubahan pola tempat
tinggal (Maunati, 2006)
Awal mulanyasolidaritas di rumah panjang didukung oleh hubungan
darah atau hubungan keluarga, sekarang dengan perubahan tempat tinggal
mereka menjadi terpisah. Pergeseranidentitas sosial berdampak pada
lunturnya kebiasaan yang mulanya solid menjadi keprihatinan bagi
masyarakat Dayak, terkhusus bagi generasi muda (dewasa awal) suku Dayak
Kanayatn yang hidupnya sudah jauh dari kampung halaman atau tinggal jauh
dari rumah panjang.
Perubahan pola tempat tinggal inilah tanpa disadari membawa
pergeseran identitas sosial masyarakat Dayak Kanayatn, karena perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pola tempat tinggal ini membawa jarak pada hubungan kekerabatan antar
keluarga. Awal mulanya dirumah panjang hidup solidaritas didukung oleh
hubungan darah atau hubungan keluarga, sekarang dengan perubahan tempat
tinggal mereka menjadi terpisah. Pergeseran identitas sosial berdampak pada
lunturnya kebiasaan yang mulanya solid menjadi keprihatinan bagi
masyarakat Dayak, terkhusus bagi generasi muda (dewasa awal) suku Dayak
Kanayatn yang hidupnya sudah jauh dari kampung halaman atau tinggal jauh
dari rumah panjang.
Untuk itupeneliti memiliki ketertarikan untuk lebih jauh lagi menggali
bagaimana makna solidaritas pada dewasa muda Suku Dayak Kanayatn.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru
kepada para tetua suku Dayak Kanayatn, masyarakat umum terkhusus
masyarakat suku Dayak Kanayatn dan praktisi psikologi mengenai makna
solidaritas bagi dewasa awal masyarakat suku Dayak Kanayatn.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, maka pertanyaan dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana pemahaman dan pengalaman dewasa awal suku Dayak
Kanayatn mengenai makna solidaritas.”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitian tersebut, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah memberikan pemahaman dan pandangan baru mengenai
makna solidaritasbagi dewasa awal suku Dayak Kanayatn.
D. Manfaat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Manfaat penelitian merupakan berkaitan dengan urgensi atau hal-hal
yang sangat diharapkan agar hasil penelitian bisa dijadikan sebagai bahan
untuk uji ilmiah dan dipertanggungjawabkan baik secara teknis dan
metodologis. Urgensi di dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu urgensi
secara teoritis dan praktis.
1. Secara teoritis
Kegunaandalam penelitian ini secara teoritis, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan
psikologi sosial dan budaya mengenai makna hidup solidaritas bagi
generasi muda Dayak Kanayatn, serta diharapkan sebagai referensi ilmiah
dalam ilmu psikologi sosial dan budaya menumbuhkembangkan
pemahaman bagikhazanah keilmuan tentang“Makna Solidaritas Dewasa
Awal Dayak Kanayatn”. Selain itu juga untuk dijadikan bahan acuan
dalam peningkatan mutu dalam pembelajaran ilmu Psikologi. Serta
diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
para pegiat khazanah keilmuan yang berkaitan dengan ilmu Psikologi
Sosial dan Budaya untuk digunakan sebagai rujukan, bahan kajian dan hal-
hal lain sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Secara praktis
Penelitian diharapkan semoga dapat menjadi sumbangan nilai
keberartian yang dapat dimanfaatkan oleh Universitas Sanata Dharma
(USD) Yogyakarta dalam proses menciptakan civitas akademi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berintelektualitas. Sehingga terciptalah civitas akademi yang sesuai
dengan visi dan misi lembaga Universitas Sanata Dharma (USD)
Yogyakarta. Secara khusus penelitian ini diharapkan:
a. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta terkhusus
pada jurusan Psikologi, sebagai bahan kajian atau untuk menambah
ilmu tentang “Makna Solidaritas Dewasa Awal Dayak Kanayatn”.
b. Mahasiswa di luar Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta
sebagai tambahan keilmuan terkait Psikologi Sosial Budaya.
c. Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Generasi muda Dayak
Kanayatn baik di dalam dan di luar lingkungan Kalimantan Barat,
mereka dapat mengetahui bagaimana cara pandang dewasa awal suku
Dayak Kanayatn dalam memaknai solidaritas, sebagai informasi dan
tambahan pemahaman keilmuan mengenai “Makna Solidaritas Pada
Dewasa Awal Dayak Kanayatn”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Makna Solidaritas
Dalam memahami makna solidaritas, diperlukan terlebih dahulu
pemahaman mengenai sebuah makna. Victor Frankl menjelaskan bahwa
setiap manusia memiliki arti kehidupan yang didapatkan dari berbagai
pengalaman ataupun kejadian yang dialami. Pencarian akan arti kehidupan
dalam penelitian ini adalah bagaimana individu dapat mencari arti
kehidupannya dari berbagai pengalamannya dalam kehidupan solidaritas.
Berbagai pengalaman dan kejadian yang dialami individu dalam kehidupan
solidaritasnya akan menjadi sebuah makna solidaritas.
Tidak ada orang atau sesuatu yang lain yang dapat memberi sebuah
pengertian arti dan maksud dalam kehidupan. Arti dalam kehidupan
merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing orang untuk
menemukannya dan arti kehidupan berbeda pada tiap-tiap orang dan bahkan
dari momen satu dengan momen berikutnya.Begitu juga respons yang
diberikan individu ketika menemukan arti dan maksud dari pengalaman atau
kejadian yang dialaminya pun bukan dalam bentuk kata-kata melainkan
dalam bentuk tindakan (Naisaban, 2004).
Menurut Frankl hakikat eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor:
spritual, kebebasan, dan tanggung jawab (Schultz, 1991). Spiritual, Frankl
menyebutnya sebagi roh atau jiwa yang dapat dipengaruhi oleh dunia material
namun tidak dihasilkan dari material tersebut. Kedua ialah kebebasan, Frankl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mengatakan bahwa kebebasan merupakan sebuah insting terhadap kondisi
lingkungan. Kebebasan yang dimaksud ialah tiap orang diberi kebebasan
untuk memilih cara bertingkah laku dalam melihat kondisi lingkungan
sekitar. Setiap pilihan atau tingkah laku yang ditunjukkan merupakan sebuah
tanggung jawab atas pilihan kita tersebut, tanpa ketiga hal tersebut tidak
mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan.
Victor Frankl terkenal dengan logotherapysebuah wadah ilmu tentang
teori makna hidup (Schultz, 1991).Logoterapy lahir atau berawal dari sebuah
cabang psikologi eksistensial dengan fokus atau konsentrasi terhadap makna
dari eksistensi manusia. Menurutnya pengertian logotherapy berasal dari kata
“logos” dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) juga rohani
(sprituality), sedangkan “therapy” berarti pengobatan atau
penyembuhan.Logotherapy secara umum dapat digambarkan sebagai corak
psikologi/psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian, ragawi dan
kejiwaan, serta beranggapan makna hidup dan hasrat untuk hidup bermakna
merupakan motivasi primer manusia agar meraih tingkat hidup yang lebih
bermakna seperti yang dikehendaki (Bastaman, 2007). Mengenai arti dari
eksistensi manusia dan kebutuhan manusia akan arti, dan juga teknik-teknik
terapis khusus untuk menemukan arti dalam kehidupan (Schultz, 1991).
Logotherapy ini dibangun atas tiga dasar: kebebasan berkehendak (the
freedom of willing), kehendak untuk hidup bermakna(the will to meaning),
dan kehidupan yang bermakna(the meaningful life) (Bastaman, 2007).
Penjelasannya ialah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Kebebasan berkehendak (the freedom of willing)
Kebebasan manusia adalahkebebasan untuk menentukan sikap
(freedom to take a stand) pada pengalaman-pengalamanyang dihadapi.
Tentunya dalam penelitian ini adalah kebebasan dalam menentukan sikap
pada pengalaman kehidupan solidaritas. Kebebasan berkehendak ini
sesuai dengan pandangan humanistik yang menganggap manusia sebagai
“the self determining being” dengan maksud batas-batas tertentu dalam
kemampuan pada kebebasan sebagai manusia untuk mengubah kondisi
menjadi yang lebih berkualitas.
2. Kehendak untuk hidup bermakna (the will to meaning)
Kehendak untuk hidup bermakna merupakan suatu cita-cita dalam
pengharapan hidup, karena tujuan hidup setiap manusia tentunya
berbeda-beda antara satu dan lainnya. Dapat digambarkan bahwa tujuan
hidup adalah hasrat untuk mencapai kebermaknaan hidup, sebagai
motivasinya bahwa hasrat untuk hidup bermakna menjadikan seseorang
menjadi pribadi yang beharga dan berarti (being somebody).
3. Kehidupan yang bermakna(the meaningful life)
Makna hidup merupakan hal sangat penting dan beharga, sehingga
memberikan nilai pada setiap orang yang menjadikan layak dalam setiap
hidupnya. Rasa kebahagiaan (happiness) dalam hidup akan munculjika
makna hidup terpenuhi dan makna hidup inilah yang bisa ditemukan
dalam setiap kondisi kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambaran yang lebih jelas mengenai sifat khusus dari makna hidup,
antara lain dalam pandangan Bastaman (2007):
1. Makna hidup mempunyai sifat yang sangat khas (unik), pribadi dan
temporer. Sesuatu hal yang dianggap berarti, penting dan bermakna oleh
seseorang belum tentu demikian bagi yang lainnya. Makna hidup
seseorang biasanya mempunyai sifat khusus, berbeda dan bahkan tidak
sama dengan makna hidup orang lain, serta bisa jadi dari waktu ke waktu
berubah.
2. Makna hidup mempunyai sifat yang sangat spesifik dan nyata, yang
berarti makna hidup benar-benar dapat ditemukan dalam berbagai
pengalaman kehidupan sehari-hari dan tidak perlu dihubung-hubungkan
dengan peristiwa yang abstrak-filosofis, tujuan-tujuan idealitas, dan
prestasi-prestasi akademis yang serba menakjubkan.
3. Makna hidup mempunyai sifat memberi pedoman dan arah terhadap
kegiatan-kegiatan yang kita lakukan, yang berarti makna hidup seperti
hal yang menantang kita untuk memenuhinya. Makna hidup seperti ini
ketika menemukan sesuatu dalam makna hidup, maka seolah seperti
terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya dan segala
kegiatanpun seperti terarah kepada pemenuhan itu sendiri.
Bastaman (2007) juga mendeskripsikan ada lima metode dalam
menemukan makna hidup (Panca cara temuan makna), antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1. Pemahaman diri, mengenali diri sendiri secara objektif baik kelemahan
dan kekurangan. Serta mengembangkan potensi yang dimiliki dan
berusaha menekan kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
2. Bertindak positif, selalu berbuat hal-hal yang dianggap baik, bermanfaat
dan menguntungkan dalam prilaku dan tindakan sehari-hari.
3. Pengakraban hubungan, menjalin hubungan bersama relasi keluarga,
teman, dan rekan) dengan cara yang baik sehingga menghasilkan suatu
hubungan yang saling percaya dan memerlukan, serta saling membantu.
4. Pendalaman catur-nilai, berusaha memahami dan memenuhi empat
macam nilai yang merupakan bagian dari sumber makna hidup seperti; a)
Nilai kreatif, b) Nilai penghayatan, c) Nilai bersikap, dan d) Nilai
pengharapan.
5. Ibadah, menjalankan hal-hal yang diperintahkan oleh Tuhan dan
mencegah diri dari apa yang dilarang-Nya serta berusaha memahami apa
yang diperintah dan dilarang Tuhan. Ibadah merupakan bagian daripada
tindakan positif yang dilakukan makhluk-Nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
B. Solidaritas
1. Pengertian Solidaritas
Solidaritas erat kaitannya dengan rasa kebersamaan yang sering
dicontohkan seperti gotong royong. Solidaritas cenderung dihasilkan
karena adanya perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama,
sehingga secara ikatan emosional mereka cenderung termotivasi untuk
mempertahankan kebersamaan mereka (Johnson, 1986).
Tokoh yang memperkenalkan solidaritas sebagai bagian dari
fakta sosial yang terjadi di masyarakat adalah Emile Durkheim.
Johnson(1986) menjelaskan bahwa solidaritas merupakan hubungan
antar individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat dengan perasaan
emosional bersama. Individu atau kelompok yang memiliki perasaan
moral dan kepercayaan yang sama mereka cenderung akan memiliki
pikiran yang hampir sama satu sama lain. Kelompok yang memiliki
perasaan emosional yang hampir sama satu sama lain akan membuat
anggota kelompok tersebut memiliki kepercayaan yang sama akan
sebuah cita-cita dan tujuan kelompok. Kelompok yang memiliki
kepercayaan yang sama, cita-cita dan tujuan yang sama membuat mereka
pikir bahwa mereka harus bersama-sama karena memiliki pikiran yang
serupa satu sama lain.
2. Faktor yang memnbentuk Solidaritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa faktor-faktor yang
membentuk solidaritas ialah solidaritas dapat muncul karena adanya
suatu kesamaan nilai-nilai dalam individu-individu sehingga mereka
memiliki kesadaraan untuk tetap terus bersama dalam sebuah kelompok
untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Kesadaran untuk terus
bersama ini lama kelamaan akan memunculkan perasaan atau emosi yang
sama dalam sebuah kelompok sehingga mereka lebih termotivasi lagi
untuk tetap selalu bersama-sama (Johnson, 1986).
Selain kesamaan akan nilai-nilai yang dianut bersama, solidaritas
juga dapat muncul karena kepentingan-kepentingan individu akan
imbalan ekonomi mereka. Kepentingan-kepentingan antar individu ini
akan menjadi sebuah rantai ketergantungan satu sama lain yang
mengharuskan mereka untuk tetap berhubungan, sehingga akan
menciptakan solidaritas baru diantara kelompok tersebut (Johnson,
1986).
Kesamaan akan nilai-nilai yang dianut dan kepentingan indiidu
atau kelompok merupakan faktor yang membentuk lahirnya solidaritas,
sehingga dalam dalam prosesnya tentu tergantung daripada tipe-tipe
solidaritas yang dimaksud. Masing-masing tipe solidaritas mempunyai
spirit yang berbeda sesuai dengan latar belakang lahirnya solidaritas
tersebut, namun pada hakikatnya solidaritas merupakan hubungan antara
individu atau kelompok yang mempunyai kesamaan (baik nilai maupun
kepentingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Tipe-TipeSolidaritas
Durkheim mengenalkan ada dua macam tipe dalam solidaritas,
yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik (Ritzer, 2012), antara
lain penjelasannya:
a. Solidaritas Mekanik
Dalam solidaritas mekanik, Durkheim memberi contoh
seperti umat gereja. Menurut Durkheim, mereka menganut satu
orientasi agama yang sama dan mereka memiliki pola normatif yang
sama juga. Kelompok yang memiliki kepercayaan sama tentunya
memiliki sifat dan nilai norma yang sama pula karena mereka
memiliki pikiran yang hampir serupa. Hal ini merupakan dasar
integrasi sosial dan ikatan yang mempersatukan individu dalam
sebuah kelompok atau organisasi.
Solidaritas Mekanik merupakan solidaritas yang menekankan
pada nilai-nilai yang dianut secara bersama, sehingga solidaritas
mekanik didasarkan pada kesadaran kolektif bersama. Kesadaran
kolektif bersama didasari oleh individu-individu yang memiliki sifat-
sifat yang sama, menganut kepercayaan dan pola normatif yang
sama. Kesadaran kolektif menurut Durkheim adalah totalitas
kepercayaan dan sentiment-sentimen bersama yang rata-rata ada
pada warga yang sama.
Kesamaan akan sifat, kepercayaan dan pola normatif yang
sama menyebabkan tidak adanya sifat individualitas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kelompok. Sifat individualitas dalam kelompok menjadi tidak
berkembang, rasa individualitas dalam kelompok solidaritas
mekanik akan terus menerus ditekan oleh besarnya konformitas
dalam kelompok. Ciri khas dalam solidaritas mekanik adalah
solidaritas didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi
dalam kepercayaan, nilai-nilai norma dan sebagainya. Homogenitas
yang seperti itu menurut Durkheim hanya bisa didapatkan kalau
pembagian kerja yang bersifat sangat minim. Pembagian kerja yang
minim ini dapat diartikan sebagai kesetaraan derajat, dalam
pembagian kerja tidak memandang ini ahli atau tidak karena semua
dianggap sederajat atau sama.
Durkheim menjelaskan bahwa indikator dalam solidaritas
mekanik adalah ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang
bersifat menekan (repressive). Hukum-hukum yang dimaksud ialah
setiap perilaku yang jahat dalam arti perilaku yang mengancam atau
melanggar kesadaran kolektif. Seseorang atau beberapa orang yang
memperlihatkan perilaku menyimpang atau sudah melanggar dari
kesadaran kolektif bersama dalam kelompok itu, maka orang
tersebut akan diberi hukuman sesuai dengan pelanggaran apa yang
telah dibuatnya.
Solidaritas mekanik ini biasanya dianut oleh sekelompok
orang tradisional atau kelompok perdesaan yang cenderung masih
memiliki nilai-nilai yang dianut bersama.Solidaritas mekanik ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
jarang ditemukan dalam masyarakat perkotaan karena masyarakat
perkotaan sekarang lebih cenderung mengedepankan nilai
individual.
b. Solidaritas Organik
Solidaritas organik cukup berbeda dengan solidaritas
mekanik. Sebelumnya dalam solidaritas mekanik Durkheim
menggambarkannya sebagai kelompok yang berdasarkan akan
kesadaran kolektif bersama, sedangkan dalam solidaritas organik ini
Durkheim mencontohkannya seperti para pedagang. Menurut
Durkheim para pedagang memberi contoh bagaimana mereka dapat
hidup bersolidaritas karena imbalan ekonomi seperti gaji atau
keuntungan lainnya, dengan kata lain mereka membentuk sebuah
kelompok solidaritas berdasarkan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan masing-masing.
Dasar integrasi sosial dan ikatan yang mempersatukan
individudalamsebuah kelompok ini adalah rasa ketergantungan. Rasa
ketergantungan antara hasil sumbangan pribadi dan hasil sumbangan
dari orang lain. Durkheim memberi contoh, misalnya dalam sebuah
perusahaan pabrik ada orang yang bekerja menjalan-kan mesin,
orang yang memperbaiki mesin, pengawas, yang meme-gang
pembukuan, manager, penjual dan sebagainya. Para pekerja tersebut
akan saling berhubungan dan saling bergantung untuk menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sebuah produk. Adanya rasa ketergantungan ini akhir-nya
membentuk solidaritas, yang dilihat sebagai solidaritas organik.
Kelompok solidaritas organik ini juga memiliki kesamaan
akan nilai dan norma yang dianut bersama dan mereka memiliki
semangat yang besar untuk berkelompok karena rasa ketergantungan
untuk mendapatkan keuntungan masing-masing.Nilai dan norma
yang dianut bersama ini seringkali bukan menjadi dasar mereka
untuk berperilaku solidaritas, tetapi rasa ketergantungan lebih
penting sebagai dasar solidaritas dibanding nilai dan norma yang
dianut bersama.
Pembagian kerja anggota dalam sebuah kelompok yang
seperti dicontohkan oleh Durkheim(Ritzer, 2012)yang menyebabkan
perbedaan di kalangan individu. Munculnya perbedaan-perbedaan di
kalangan individu menyebabkan semakin berkembangnya rasa
individualitas dan menghilangkan rasa kolektif. Durkheim
mengatakan bahwa solidaritas organik ditandai oleh pentingnya
hukum yang bersifat memulihkan (restitutive). Hukum ini berfungsi
untuk mempertahankan atau melindungi pola saling ketergantungan.
Hukuman akan diberikan jika seseorang yang mengancam atau
memberi kerugian pada pihak tertentu yang menggangu
ketergantungan. Durkheim mengatakan bahwa hukuman tersebut
sifatnya untuk memulihkan keadaan dan bukan bersifat balas
dendam. Hukuman yang diberikan itupun bersifat rasional,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
disesuaikan dengan tingkat pelanggaran dengan hukum kontrak kerja
atau prosedur lainnya. Solidaritas organik ini biasa dijumpai oleh
masyarakat perkotaan, dimana ikatan solidaritas yang terjalin karena
adanya ikatan kerja disebuah perusahaan atau perkantoran.
Masyarakat perkotaan juga identik dengan kecenderungan untuk
lebih individualis yang disebabkan berbagai macam kesibukan dan
pengaruh budaya luar, sehingga kesadaran kolektif jarang muncul
dalam masyarakat perkotaan.
4. Solidaritas Positif dan Negatif
Durkheim (dalam Johnson, 1994) membedakan solidaritas
menjadi solidaritas positif dan negatif. Antara lain penjelasannya
mengenai solidaritas positif :
a. Mengikat individu pada masyarakat secara langsung tanpa perantara,
namun pada solidaritas positif lainnya individu tergantung dari
masyarakat.
b. Suatu sistem fungsi-fungsi yang berbeda dan khusus, menyatukan
hubungan-hubungan yang tetap, meskipun sebenarnya kedua
masyarakat tersebut hanya satu saja. Keduanya merupakan dua
wilayah dari satu kenyataan yang sama, namun perlu dibedakan.
c. Individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan
tetapi berbeda peran dan fungsi.
Solidaritas negatif sebaliknya, yaitu sama sekali tidak
menghasilkan integrasi apapun sehingga tidak memiliki kekhususan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pada dasarnya prinsip solidaritas adalah saling tolong-menolong, bekerja
sama. Solidaritas juga dipengaruhi interaksi sosial yang berlangsung
karena ikatan kultural yang pada dasarnya disebabkan karena munculnya
sentimen komunitas (Kumalasari, 2017).
C. Identitas Sosial Suku Dayak Kanayatn
1. Pengertian Identitas Sosial
Defisini tentang Identitas Sosial bermacam-macam menurut para
tokoh, antara lain tentang social identity theory (teori identitas sosial)
yang pertama kali digagas oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 yang
merupakan tokoh pertama mendefinisikan identitas sosial. Salah satu
pengertian mengenai identitas sosial dikemukakan oleh Tajfel dan dapat
ditemukan dalam buku berjudul Social Identification (Hogg & Abrams,
1998) “The individual’s knowledge that he belongs to certain social
groups together with some emotional and value significance to him of the
group membership.” (hlm.7)
Pengetahuan individu, memiliki kelompok sosial tertentu,
emosional, dan arti atau nilai penting sebagai anggota merupakan
pemahan yang sangat mendasar yang ditawarkan oleh Tajfel dalam
memahami identitas sosial. Artinya bahwa setiap individu dalam
kelompok tertentu, hadir karena hubungan emosional dan pentingnya
sebuah nilai yang melekat pada kelompok tertentu.
Pengertian lain mengenai identitas sosial juga dikemukakan oleh
Turner yang ditemukan dalam buku Social Identification (Hogg dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Abrams, 1998) antara lain “Two or more individuals who share a
common social identifi-cations of themselves or wich is nearly the same
thing, perceive themselves to be members of the same social category.”
(hlm. 7)
Identitas sosial yang bagian dari kelompok sosial tertentu juga
dipahami sebagai sebuah kelompok sosial yang merupakan kumpulan
lebih dari dua orang yang memiliki identitas sosial yang sama, di mana
mereka akan mengidentifikasi diri dan memiliki definisi yang sama
tentang siapa mereka dan atribut apa yang mereka miliki, sehingga
mereka berkata bukan aku-kamu melainkan kita-kami (Turner, 1982).
Kelompok sosial merupakan kumpulan individu yang
memandang dirinya sebagai anggota dari kelompok yang sama dan
memiliki kesamaan identitas sosial, melekat dengan atribut yang dimiliki
dalam sebuah kelompok. Atribut akan dipergunakan untuk
memperkenalkan adanya kelompok sosialnya dan membedakan
kelompok sosialnya dengan kelompok sosial lainnya. Identitas sosial
juga menunjukkan adanya proses psikologis, di mana seseorang yang
masuk dalam sebuah kelompok sosial akan memiliki kesadaran emosi
dan nilai penting lainnya yang hampir sama satu dengan lainnya.
Anggota kelompok akan mengenali perilaku kelompok dan
membuat norma yang tepat serta menginternalisasikan dan
memberlakukan norma tersebut sebagai bagian dari identitas sosial
mereka (Turner, 1982). Untuk itu setiap anggota secara kognitif dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
berpikir dan bertindak seperti anggota kelompok lainnya, mereka juga
memiliki rasa emosional yang hampir sama yang diakibatkan dari
identitas sosial mereka. Seorang anggota kelompok jika sedang sendirian
atau tidak bersama-sama dengan anggota kelompok lainnya, maka orang
tersebut dapat berpikir dan bertindak seperti anggota kelompok lainnya.
Singkatnya, dasar dari identitas sosial ialah adanya kesamaan dalam
persepsi dan kelakuan dalam sebuah kelompok. Norma kelompok yang
merupakan bagian dari identitas sosial menjadi dasar penting untuk
pengaturan diri, seperti bagaimana cara orang mempersepsikan sebuah
informasi dan cara orang berperilaku terhadap sesuatu yang akan berubah
menjadi stereotip dan stereotip kelompok.
Masing-masing kelompok sosial memiliki pandangan atau nilai
yang berbeda-beda berdasarkan norma yang berlaku dalam kelompok,
dari pandangan yang berbeda-beda ini munculah stereotip. Stereotip
dalam sebuah kelompok ini akan menjadi prototipe kelompok
yangmemiliki fungsi sebagai acuan dalamevaluatif. Identitas sosial
sifatnya adalah evaluatif, artinya kelompok sosial dapat mengevaluasi
atribut ataupun tingkah laku lainnya yang dimiliki, sehingga kelompok
memiliki motivasi untuk menerapkan strategi tingkah laku untuk
mencapai atau mempertahankan perbandingan kelompok (Hogg &
Abrams, 1998). Seseorang yang lahir dari kelompok tertentu maka sifat
orang tersebut tidak jauh dari sifat kelompoknya,di manapun orang itu
berada akan tetap membawa sifat-sifat dari kelompoknya. Individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
lahir dalam kelompok tersebut cenderung akan meniru sebagaimana sifat
dari kelompoknya tersebut. Identitas sosial merupakan proses kognitif,
Sebuah proses di mana mereka akan mewakili kelompok sosial mereka
dalam hal kolektif.
Identitas sosial juga sifatnya adalah dinamis, artinya identitas
sosial dapat berubah-ubah dalam suatu kelompok. Perubahan identitas
sosial tersebut dikarenakan konteks lingkungannya yang berubah, jadi
lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi identitas dalam kelompok.
Identitas sosial dapat berubah-ubah sesuai dengan konteks lingkungan,
namun identitas sosial tidak akan bisa hilang dalam sebuah kelompok.
Sesuai penjelasan di atas dapat ditarik bahwa identitas sosial merupakan
atribut yang dimiliki individu di mana individu tersebut merupakan
bagian dari suatu kelompok sosial, atribut tersebut kemudian berguna
untuk memperkenalkan kelompok sosialnya dan membedakan kelompok
sosialnya tersebut dengan kelompok sosial lain.Kesadaran ini akan
memunculkan proses psikologis dan kognitif dalam pembentukkan
identitas sosial, yang dapat dilihat dari rasa emosi dan nilai lainnya yang
dianut bersama- sama.
Identitas sosial lahir karena adanya kesamaan nilai-nilai dan
norma bersama, sehingga setiap anggota kelompok dapat berperilaku dan
berpikir sama seperti kelompok. Hal tersebut juga menandakan bahwa
identitas sosial membangun kesadaran kolektif, sehingga setiap anggota
pasti memiliki sifat dalam kelompoknya. Nilai dan norma yang dibangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dalam sebuah kelompok sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan,
seiring dengan perkembangan yang lebih modern sehingga membawa
pandangan baru untuk membangun nilai dan norma yang lebih relevan.
Perubahan pandangan terhadap nilai dan norma tersebut membuat
identitas kelompok yang dibangun berdasarkan nilai dan norma bersama
sewaktu-waktu dapat berubah juga. Hal tersebut dikarenakan identitas
sosial sifatnya adalah evalutif, kelompok dapat mengevaluasi sifat
kelompok sebelumnya berdasarkan pandangan kelompok, sehingga
mereka dapat memperbaiki sifat kelompoknya berdasarkan pandangan
yang dianggap baik oleh kelompok mereka.
2. Proses Identitas Sosial
Identitas sosial terbentuk karena adanya asumsi keterkaitan antara
individu dan masyarakat. Keterkaitan antara individu dan masyarakat ini
membentuk adanya sebuah proses identitas sosial, menurut Hogg proses
tersebut antara lain kategorisasi sosial, prototipe, dan
dipersonalisasi(Hogg, 2004). Kategorisasi sosial sangat mempengaruhi
definisi diri, perilaku dan persepsi pada prototipe yang menjelaskan dan
menentukan perilaku. Pada saat tidak ada kejelasan mengenai identitas
diri, maka konsep tentang diri dan sosial akan berdampak pada
ketidakjelasan pula. Prototipe jika dilekatkan kepada kelompok tertentu
secara berlebihan, maka ketika meberikan penialaian pada kelompok
lainnya adalah buruk atau jelek. Pada dasarnya stereotiplahir dari kognisi
individu dalam sebuah kelompok, namunstereotip juga dapat muncul dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kelompok satu terhadap kelompok lain yang berada diluar lingkungannya
(Stets et al. 1998). Secara kognitif seperti atribut-atribut yang tergambar
terdapat kesamaan,baik dalam hubungan struktur dalam kelompok agar
membedakan dan menetukan keanggotaan kelompok (Stets et al. 1998).
Sedangkan depersonalisasi merupakan proses sebuah individu
menginternalisasi sebagai bagian dari dirinya, atau dapat juga
kelompoknya dapat menerima individu lain.
3. PendukungProses Indentitas Sosial
Selain ketiga hal tersebut, terdapat dua hal penting lainnya yang
mendukung proses identitas sosial yaitu, perbandingan sosial dan
kategorisasi diri (Hogg & Abrams, 1998). Perbandingan sosial, di mana
kelompok berusaha untuk membandingkan kelompoknya dengan
kelompok lainnya. Perbandingan ini dapat berupa evaluasi, kelompok
berusaha mengevaluasi kelompoknya dengan kelompok lainnya. Hasil
evaluasi ini akan menghasilkan pandangan positif jika merasa ada
kesamaan dengan kelompok tertentu dan pandangan negatif jika merasa
ada perbedaan dengan kelompok tertentu. Perbandingan sosial
merupakan dasar untuk penekanan perseptual yang menjadi stereotip
kelompok.
Kategorisasi diri merupakan sebuah kelanjutan yang menguraikan
proses kategorisasi sosial sebagai dasar kognitif perilaku kelompok.
Proses kategorisasi diri menonjolkan kesamaan ransangan dalam kategori
yang sama dan perbedaan ransangan dalam kategori yang berbeda. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tersebut juga biasa disebut dengan istilah in-group dan out-group.
Seseorang yang memiliki rasa kesamaan dengan orang lain atau
kesamaan dengan suatu kelompok lebih dikenal dengan in-group,
sedangkanout-groupdi mana seseorang yang merasa berbeda dengan
orang lain atau merasa berbeda dengan suatu kelompok. Hal penting dari
kategorisasi diri ialah penekanan kesamaan yang diraih antara diri dan
anggota kelompok (in-group) dan penekanan perbedaan antara diri dan
anggota kelompok lainnya (out-group). Penekanan dalam hal kemiripan
(in-group) ataupun perbedaan (out-group) dapat berupa kesamaan atau
perbedaan dalam perilaku diri dan kelompok, kepercayaan, nilai-nilai,
norma kese-harian dan gaya berbicara.
Seseorang yang sudah mengkategorikan dirinya dalam sebuah
kelompok tertentu akan memiliki persepsi yang hampir sama antara satu
dengan lainnya, hal ini disebabkan karena adanya perasaan kesamaan
akan sebuah nilai maupun keyakinan sehingga mendorong mereka untuk
memiliki pikiran yang serupa. Hal ini didukung juga oleh sikap kelom-
pok yang berusaha untuk membandingkan adanya kesamaan (in-group)
dan perbedaan (out-group) dengan kelompok tertentu, sehingga akan
melahirkan penekanan perseptual tertentu yang menjadi dasar mereka
untuk memilki persepsi yang hampir sama. Kesamaan persepsi mereka
akan menentukan niali normatif kelompok yang merupakan bagian dari
proses pembentukan identitas sosial.
4. Suku Dayak Kanayatn Sebagai Identitas Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Riwut (2007) membagi orang Dayak ke dalam tujuh rumpun suku
yang disebut stammenras. Ke-tujuh rumpun suku tersebut adalah rumpun
Punan, rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun
Murut, rumpun Ot Danum dan rumput Ngajuk. Kalimantan Barat masuk
dalam rumpun Klemantan atau yang sering disebut Dayak darat. Rumpun
Klemantan ini tersebar di daerah hulu sungai Kalimantan Barat dan
Sarawak, Malaysia.
Suku Kanayatn terdapat dalam rumpun Klemantan, kata
Kanayatn menurut hasil penelitian tim peneliti Struktur Bahasa
Kendayan FKIP Universitas Tanjungpura (1979) berasal dari nama
sebuah bukit yang letaknya di perbatasan kecamatan Salamantan,
Bengkayang (Kabupaten Sambas) dan kecamatan Mempawah Hulu dan
kabupaten Pontianak. Secara geografis orang Dayak Kanyatan persisnya
menghuni di wilayah pedalaman Kabupaten Pontianak dan sebagian lagi
berada di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kota Pontianak.
D. Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn
1. Dewasa Awal
Rentang usia dewasa awal adalah usia 18-40 tahun (Berk, 2012).
Menurut Erikson dewasa awal (young adults)masuk dalam tahap
keintiman versus isolasi. Keintiman versus isolasi pada masa dewasa
awal ini dapat tecermin dari pikiran dan perasaan anak muda mengenai
komitmen tetap pada pasangan dekat. Keintiman membawa orang
dewasa muda mampu melepaskan kebebasan mereka dan mendefinisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kembali identitas dan nilai serta kepentingan pasangan. Erikson
menjelaskan bahwa orang dewasa awal yang hidup tanpa keintiman akan
menjadi kesepian dan penuh keegoisan (Yustinus, 1993).
Erikson menegaskan bahwa sebuah identitas aman mendorong
pencapaian pada keintiman. Serta komitmen pada nilai dan tujuan pribadi
mempersiapkan orang dewasa muda berkomitmen pada hubungan
antarpersonal, yang meningkatkan kemajuan di masa dewasa awal (Berk,
2012). Saat orang dewasa muda dapat mencari identitas diri mereka
maka akan semakin setia dalam hubungan. Pencapaian identitas pada
laki-laki dan perempuan berkorelasi positif dengan kesetiaan dan cinta.
Sebaliknya jika orang dewasa muda tidak dapat mencapai identitasnya
berhubungan negatif terhadap kesetiaan dan cinta (afeksi).
Dalam hubungannya dengan persahabatan dan hubungan kerja,
orang dewasa muda yang mendapatkan keintiman akan lebih kooperatif
dan toleran dengan menerima perbedaan latar belakang dan nilai. Orang
dewasa muda yang tidak mencapai keintiman, mereka akan lebih takut
untuk menjalin keakraban karena mereka takut akan kehilangan identitas.
Orang muda dewasa ini akan lebih mudah bersaing daripada kerja sama,
tidak bisa menerima perbedaan dan merasa terancam ketika ada orang
yang dekat dengannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud orang dewasa
awal adalah orang yang memasuki usia 18-40 tahun. Dalam masa ini
orang dewasa muda harus menyelesaikan konflik antara keintiman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
versusisolasi dalam hubungannya dengan pasangan. Orang dewasa awal
akan merasa kesepian dan terisolasi dalam relasinyajika seseorang gagal
dalam menghadapi konflik antara keintiman versus isolasi (Berk, 2012).
Perkembangan Identitas Dewasa Awal akan lebih memiliki
ketertarikan dalam hal politik, filosofi, sejarah dan rasa toleransi yang
lebih besar terhadap keberagaman etnik dan budaya (Berk, 2012).
Penalaran moral yang didapat dari pengalaman hidup dan pendidikan
serta berbagai macam sudut pandang mendorong orang dewasa muda
untuk melihat lebih dekat pada diri mereka sendiri. Hal tersebut
menyebabkan orang dewasa muda dapat mencapai sebuah konsep diri
yang lebih kompleks, kesadaran akan perubahan sifat dan nilai diri lebih
berkembang bersama semakin tingginya penghargaan diri (Berk, 2012).
Saat seseorang memasuki usia 20 tahunan, mereka akan lebih
memperbaiki pendekatan untuk mencapai identitas mereka. Cara mereka
untuk mencapai identitas ialah dengan mengeksplorasi secara luas, atau
menimbang banyak kemungkinan. Dalam mengekspolari secara luas,
orang dewasa muda diberi kesempatan untuk mencoba berbagai
pengalaman hingga akhirnya dapat berkomitmen pada suatu hal. Saat
orang dewasa muda sudah memutuskan untuk berkomitmen terhadap
suatu hal, waktunya orang dewasa muda untuk menggali secara
mendalam.Orang dewasa muda dapat mengevaluasi komitmen yang
dipilih, mengaitkan pilihan tersebut dengan motivasi, minat dan kinerja
serta prospek dalam berkarier.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Orang dewasa muda yang bergerak ke arah menggali secara
mendalam dan yakin akan komitmennya akan lebih mampu menye-
suaikan diri, baik sosial dan pendidikan. Berbeda jika orang dewasa
muda yang berorientasi pada mengeksplorasi secara luas tanpa adanya
sebuah komitmen maka, orang dewasa tersebut lebih buruk dalam
penyesuaian diri dan lebih cenderung ke arah depresi serta terlibat dalam
penyalahgunaan obat. Semakin berkembangnya identitas dalam diri
orang dewasa muda membawa mereka lebih percaya dan yakin pada
kemampuan diri untuk berhasil, bertekad untuk mengatasi persoalan dan
lebih bertanggung jawab terhadap hasil-hasil yang diperoleh.
2. Suku Dayak Kanayatn
Dayak menunjuk pada orang-orang asli yang tinggal di Pulau
Kalimantan. Istilah Dayak pertama kali digunakan oleh kolonial untuk
menyebut seluruh penduduk asli Pulau Borneo. Para peneliti Eropa pada
tahun 1800-an mendefinisikan Dayak sebagai manusia pedalaman, non-
Muslim, primitf, dan tidak beradab dan istilah negatif lainnya. Hal ini
dikarenakan pada masa dulu orang-orang Dayak, jika didatangi oleh
orang luar akan semakin jauh berpindah ke hulu sungai dan wilayah
pegunungan karena kalah saing. Riwut (2007) membagi orang Dayak ke
dalam tujuh rumpun suku yang disebut stammenras. Ke-tujuh rumpun
suku tersebut adalah rumpun Punan, rumpun Klemantan, rumpun Iban,
rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot Danum dan rumput
Ngajuk. Kalimantan Barat masuk dalam rumpun Klemantan atau yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sering disebut Dayak darat. Rumpun Klemantan ini tersebar di daerah
hulu sungai Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia.
Suku Kanayatn terdapat dalam rumpun Klemantan, kata
Kanayatn menurut hasil penelitian tim peneliti Struktur Bahasa
Kendayan FKIP Universitas Tanjungpura (1979) berasal dari nama
sebuah bukit yang letaknya di perbatasan kecamatan Salamantan,
Bengkayang (Kabupaten Sambas) dan kecamatan Mempawah Hulu dan
kabupaten Pontianak. Secara geografis orang Dayak Kanyatan persisnya
menghuni di wilayah pedalaman Kabupaten Pontianak dan sebagian lagi
berada di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kota Pontianak.
Menurut data statistik kecamatan pada tahun 1998, jumlah pendu-
duk Dayak Kanayatn berjumlah 173.340 jiwa. Jumlah ini jauh lebih besar
dibanding dengan subsuku lainnya yang ada di Kalimantan Barat.
Dengan kata lain Dayak Kanayatn merupakan salah satu suku Dayak
terbesar. Dalam ekonomi, sosial, dan budaya orang dayak Kanayatn lebih
banyak memiliki kontak dengan pihak luar jika dibandingkan dengan
subuku Dayak lainnya yang ada di Kalimantan Barat. Dayak Kanayatn
memiliki arus lalu lintas jalan darat pada jalan utama dari Pontianak
hingga ke pedalaman suku Kanayatn, sehingga masyarakat Dayak
Kanayatn mendapatkan transportasi utama dalam kontaknya dengan
dunia luar. Hal tesebut juga membuat masyarakat Dayak Kanyatan lebih
berpeluang untuk mendapatkan akses pendidikan ke sekolah-sekolah
yang didirikan pemerintah di ibukota kecamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Suku Kanayatn pada dulunya juga dinggap memiliki arti yang
megatif. Menurut orang-orang dulu, kata Kanayatn berkonotasi negatif
yang mengarah kepada kejorokan dan kejelekan, misalnya orang yang
kotor, jorok, bodoh dan sebagainya. Seiring perkembangan pendidikan
istilah tersebut sudah mulai hilang, ditambah sekarang banyak dari anak-
anak dari suku Kanyatan yang memiliki pendidikan sekolah dasar hingga
sekolah menengah atas.
Dayak Kanayatn mempunyai salam khas yang biasanya
diucapkan sebagai salam pembukaan sebelum memulai suatu kegiatan.
Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata
Arus..Arus..Arus.Adil Ka’Talino artinya adil ke manusia, mengingatkan
kita sesama manusia untuk adil terhadap sesama. Bacuramin Ka’Saruga
artinya bercermin ke surga, tolak ukur hidup agar bisa ke masuk ke
surga. Basengat Ka’Jubata yang memiliki arti bernafas atau hidup
kepada Tuhan, mengingatkan kita hidup sepenuhnya bergantung pada
Tuhan. Setelah mengucapkan salam tersebut orang-orang akan menyaut
arus arus arus yang memiliki arti setuju setuju setuju. Salam khas Dayak
Kanayatn ini sekarang menjadi semboyan dari seluruh masyarakat Dayak
secara Nasional. Selain itu yang menjadi keunikan dan khas dari Dayak
Kanayatn adalah bahasa Ahe, bahasa interaksi yang digunakan sehari-
hari oleh masyarakat Dayak. Bahasa Ahe ini diklasifikasikan sebagai
Malayaic Dayak. Suatu klasifikasi berdasarkan analisis linguistik karena
bahasa ahe sangat dekat dengan bahasa Melayu (Djuweng, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan asal usul orang Dayak Kanayatn, terdapat dua versi
yang berbeda. Versi pertama mengatakan penciptaan dilakukan oleh
Ne’Jubata Panitah, jubata Ne’Patampa atau Jubata Ne’Panjajai dan
Jubata Ne’Pangedokng. Nama-nama tersebut menandakan adanya satu
kepribadian Jubata (Tuhan) dengan tiga nama. Jubata Ne’Panitah
bertitah manusia lahir dari tanah liat yang segambar dan serupa dengan
Jubata. Pekerjaan menempa dilakukan oleh Jubata Ne’Patampa, setelah
itu Jubata Ne’Pajajai menjadikannya persis dengan gambaran Jubata.
Hasil dari Jubata Ne’Patampa dan Jubata Ne’Pajajai belum selesai dan
manusia belum bernafas, untuk itu Jubata Ne’Pangedokng memerikan
manusia hembusan nafas untuk hidup. Akhir penciptaan inilah tercipta
sepasang manusia, yaitu Ne’Adam dan Ne’Siti Hawa (Djuweng,
1997).Dalam versi kedua, dikisahkan bahwa alam semesta memiliki
sumber air pohon asam besar atau pusat ai’punah janggi. Inilah sumber
pohon kehidupan manusia, kisah dari versi ini menunjukkan adanya
peran perkawinan dalam penciptaan manusia. Dari pohon kehidupan itu
menciptakan popo’dua rusuk (kesejukan lumpur dan tulang iga). Hasil
perkawinan antara popo (istri) dan dua rusuk (suami) melahirkan
sepasang manusia, bernama Ne’Galeber sebagai laki-laki, dan Ne’An-
teber sebagai perempuan. Sepasang manusia inilah yang dianggap
sebagai nenek moyang suku Dayak Kanayatn. Anak dan cucu hasil
perkawinan nenek moyang ini lah yang menempati daerah-daerah yang
dikenal dengan penduduk orang Dayak Kanayatn (Djuweng, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. MaknaSolidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn
Sebuah kelompok pastinya dibangun berdasarkan adanya kesamaan
akan nilai-nilai yang diyakini bersama. Seseorang yang memiliki kesamaan
dalam nilai-nilai tertentu akan mengkategorikan dirinya sebagai bagian dari
kelompok yang memiliki kesamaan dengannya. Kebersamaan mereka telah
membangun sebuah pandangan tentang nilai normatif bersama. Nilai normatif
yang dibangun bersama akan lebih mendorong anggota dalam kelompok
untuk terus bersama, dan nilai normatif ini menjadikan kelompok memiliki
pandangan, pikiran dan perilaku yang hampir serupa antara satu dengan
lainnya. Sejalan dengan pandangan Durkheim (dalam Jhonson, 1994) bahwa
solidaritas merupakan suatu keadaan hubungan antara individu atau
kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut
bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Kesamaan akan pandangan nilai-nilai, norma serta keyakinan ini
merupakan proses dari pembentukan solidaritas sosial. Sama halnya dengan
masyarakat Dayak Kanyatn, mereka memiliki keyakinan yang sama serta
nilai dan norma yang sama. Kesamaan akan nilai-nilai ini membentuk nilai
normatif masyarakat Dayak. Nilai normatif yang dibangun bersama membuat
masyarakat Dayak memiliki perilaku dan pikiran yang serupa antara satu dan
lainnya, sebagai contohnya masyarakat Dayak memiliki perilaku solidaritas.
Nilai-nilai normatif masyarakat Dayak ini dibangun berdasarkan kesamaan
keyakinan, baik itu keyakinan agama maupun keyakinan bersama atas mitos-
mitos yang diyakini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Solidaritas dalam sebuah kelompok dibangun berdasarkan dua
pertimbangan, pertama karena adanya kesamaan nilai, norma serta keyakinan
agama yang biasa disebut solidaritas mekanik. Kedua solidaritas dapat
dibangun berdasarkan kepentingan akan mendapat imbalan atau yang disebut
solidaritas organik. Dalam masyarakat Dayak, nilai solidaritas dibangun
berdasarkan adanya kesamaan antar nilai-nilai dan keyakinan, sesuai dengan
solidaritas mekanik.
Solidaritas yang dijalani masyarakat Dayak dirumah panjang dapat
terlihat dari segala aktivitas sehari-hari yang dilakukan bersama. Solidaritas
juga didukung oleh hubungan darah atau hubungan keluarga (geneologi) dan
hal tersebutlah yang mengikat masyarakat Dayak untuk menjunjung tinggi
kehidupan solidaritas. Kehidupan solidaritas sosial masyarakat Dayak yang
ditopang oleh hubungan darah ini merupakan sebuah atribut yang
membedakan mereka dengan suku-suku lainnya. Atribut inilah yang
membangun hidup solidaritas di rumah panjang menjadi sebuah identitas
sosial bagi masyarakat Dayak.
Solidaritas masyarakat Dayak ini dibangun berdasarkan nilai dan
norma masyarakat Dayak yang memegang teguh keyakinan akan mitos-mitos
yang mengatakan bahwa manusia harus hidup saling berdampingan. Sebuah
identitas sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan. Perubahan dalam
solidaritas ini diikuti oleh adanya perubahan dalam pandangan untuk
membangun nilai dan norma yang lebih baik sesuai dengan perkembangan
yang lebih modern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Masyarakat Dayak Kanayatn semenjak masa pemerintahan orde baru
tahun 1970-an, penduduk asli yang tinggal di rumah panjang hampir semua
direlokasikan kerumah tunggal. Kehidupan solidaritas di rumah panjang
lama-lama menjadi hilang karena adanya relokasi penduduk asli Dayak.
Bukan hanya karena alasan relokasi, tetapi faktor lainpun menyebabkan
banyaknya penduduk di rumah panjang untuk memilih tinggal dalam rumah
tunggal.
Kejadian perpindahan pola tempat tinggal kerumah tunggal ini
menjadi awal dari permasalahan atas perubahan bentuk solidaritas masyarakat
Dayak. Perubahan ini dikarenakan minimnya penopang hidup solidaritas
masyarakat Dayak, sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa solidaritas
sosial masyarakat Dayak didukung oleh hubungan darah yang terjalin di
rumah panjang (geneologi). Persepsinya jika semakin banyak penduduk
rumah panjang yang memilih untuk tinggal dalam rumah tunggal,
makasemakin berkurangnya anggota keluarga yang memiliki hubungan darah
yang dapat melunturkan nilai dari solidaritas.
Perpindahan pola tempat tinggal ini didasari oleh alasan untuk
membawa masyarakat Dayak menjadi masyarakat yang lebih modern, sesuai
dengan perkembangan yang lebih modern, berbeda dengan dulu yang masih
tetap mempertahankan nilai luhur nenek moyang. Perubahan konteks dalam
arti perkembangan yang lebih modern akhirnya membawa identitas sosial
juga ikut mengalami perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Anggapan dari lunturnya solidaritas masyarakat Dayak bukan hanya
karena perpindahan pola tempat tinggal, tetapi juga bisa berubah karena
adanya pengaruh budaya dan keyakinan luar. Orang Dayak yang memilih
agama lain seperti agama Islam karena perkawinan cenderung akan
mengkategorikan dirinya bukan lagi sebagai orang Dayak, melainkan orang
melayu (Coomans dalam Maunati, 2006). Seseorang yang mengkategorikan
dirinya bukan lagi sebagai orang Dayak, orang tersebut tidak lagi memiliki
kesamaan akan berpikir dan tingkah lakunya seperti orang Dayak.
Suku Dayak Kanayatan adalah salah satu subsuku yang sebagian
besar memenuhi Kalimantan Barat, dan yang berpotensi besar dalam
mengalami perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan yang terbaru.
Khususnya bagi para generasi muda atau dewasa awal Dayak Kanayatn,
mereka hidup dalam perkembangan yang lebih modern dan tentunya mereka
akan lebih mudah untuk banyak belajar hal-hal baru. Mungkin saja hal
tersebut bertolak belakang dari nilai normatif budaya yang pernah diajarkan
oleh pendahulunya.
Orang-orang dewasa awal sesuai dengan perkembangan tahap Erikson
masuk dalam masa keintiman versus isolasi. Keintiman yang dirasakan oleh
dewasa awal membebaskan mereka untuk lebih lagi melihat dirinya dan
membentuk sebuah identitas. Kemantapan dalam identitas diri orang dewasa
awal ini menjadikan mereka lebih berkomitmen dalam hubungan, kooperatif,
lebih toleran, dan lebih banyak menerima perbedaan. Nilai-nilai moral yang
mereka dapat dari pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
serta pengalaman mereka akan memudahkan mereka untuk mencapai konsep
diri yang utuh. (Yustinus, 1993)
Pembentukan makna solidaritas dalam diri dewasa awal ini akan
menentukan kategorisasi diri mereka, apakah mereka mengkategorikan
dirinya sebagai orang Dayak atau bukan berdasarkan nilai moral yang
didapatnya. Walaupun orang dewasa awal dapat mengkategorikan dirinya
sebagai orang Dayak, namun nilai-nilai normatif seperti hidup bersolidaritas
seperti di rumah panjang mungkin hanya sedikit yang dapat merasakan dan
mengalaminya. Tentunya peneliti akan banyak mengupas lebih mendalam
lagi pemahaman dan pengalaman dewasa awal suku Dayak Kanayatn terkait
makna solidaritas bagi mereka.
F. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai Makna hidup, Solidaritas, Dewasa Awal dan
Dayak Kanayatn, telah banyak dilakukan mengenai konten pembahasan,
sumber penelitian, metodologi penelitian, dan tujuan dari penelitian dalam
judul “Makna Solidaritas Dewasa AwalSuku Dayak Kanayatn memang
belum ada.
Penelitian Luluk Dwi Kumalasari (2017), berjudul “Makna Solidaritas
Sosial Dalam Tradisi ‘Sedekah Desa’ (Studi pada Masyarakat Desa Ngogri
Megaluh Jombang)”.UMM SENASPRO 2017. Hasil penelitiannya bahwa
dengan rumusan masalah tentang bentuk-bentuk solidaritas, maka bentuk-
bentuk solidaritas sosial dalam tradisi ‘sedekah desa’ di Desa Ngogri
Megaluh Jombang antara lain; musyawarah, iuran bersama, membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
makanan, terlibat dalam kepanitiaan, terlibat dalam acara (kenduri), terlibat
dalam acara pengajian, dan terlibat dalam acara (hiburan). Makna solidaritas
dari pelaksanaan ‘sedekah desa’ adalah: kebersamaan, kerukunan, guyup /
kekompakan, keikhlasan, kebaikan untuk bersama, dan kerjasama/gotong
royong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian
deskriptif, sampel penelitian yang terdiri dari perangkat desa.
Penelitian Lisbet Situmorang (2014), berjudul “Solidaritas Pedagang
Buah Dipasar Segiri Samainda”.Jurnal Psikososial Universitas Malawarman.
Hasil penelitian adalah bentuk solidaritas yang terjadi pada pedagang kaki
lima ditandai dengan pembentukan modal usaha, pembagian jenis buah dan
lapak, penentan harga jual dan kebersihan lingkungan kios atau lapak.
Penelitian ini menggunakan dilihat dari selruh kontennya bahwa metode
penelitian deskriptif analitik, dengan menggunakan pendekatan statu
apporach (pendekatan perundang-undangan) dan empirical approach
(pendekatan lapagan).
Penelitian Sinta Ismaini (2013), berjudul “Hubungan Antara
Solidaritas dengan Agresifitas Pada Anggota TNI-AD”. Fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitiannya bahwa ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara solidaritas dengan agresivitas.
Semakin tinggi solidaritas maka semakin tinggi pula prilaku agresivitas para
anggota TNI-AD, dan sebaliknya semakin rendah solidaritas semakin rendah
pula prilaku agresivitas yang dilakukan para anggota TNI-AD. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan sampel penelitian menggunakan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Batalyon Infanteri walayah Surakarta sejumlah 80 responsden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang
digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian ada 2 macam
yaitu: 1) skala solidaritas sosial, 2) skala agresivitas. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan korelasi product moment.
Berdasarkan hasil dan metode penelitian dari beberapa penelitian di
atas ternyata yang terkait fokus penelitian mengenai pengalaman psikologis
dari individu baik pengetahuan maupun pengalaman yang dijalani terkait
“Makna Solidaritas Pada Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn” masih belum
tersentuh oleh penggiat penelitian. Terutama dewasa awal yang kebetulan
sudah tidak lagi menetap di rumah panjang. Perbedaan lain dari penelitian di
atas ialah metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi dalam jenis pendekatan fenomenologi transedental, empiris
atau psikologis dengan menggunakan teknik Interpetatif Phenomenology
Analysis (IPA). Sehingga menghasilkan sebuah kajian psikologi sosial
budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk mengungkapkan isi dan makna dari suatu permasalahan
secara menyeluruh. Penelitian kualitatif pada umumnya berhubungan dengan
mengekpolarasi, mendeskripsikan dan menafsirkan pengalaman hidup setiap
individu maupun pengalaman sosial dari informan (Smith, 2008). Dalam
metode kualitatif ini peneliti berharap dapat mendeskripsikan makna hidup
bagi dewasa awal mengenai solidaritas dan menggambarkan identitas sosial
suku Dayak Kanayatn bagi para dewasa awal.
Pendekatan penelitian yang digunakan ialah fenomenologi,menurut
Creswell (2015) pendekatan fenomenologi terbagi menjadi dua, antara lain:
fenomenologi hermeunetik (Van Manendalam Creswell, 2015) dan
fenomenologi empiris, transedental, atau psikologis (Moustakas dalam
Creswell, 2015).Pendekatan fenomenologi ialah mendeskripsikan
pengalaman hidup dan ditujukan untuk menafsirkan teks kehidupan.
Fenomenologi bukan hanya deskripsi, tetapi juga proses penafsiran yang
mana peneliti tersebut membuat penafsiran dengan cara memediasi antara
makna yang berbeda tentang makna dari beberapa pengalaman hidup
tersebut. Fenomenologi transendental atau psikologis kurang memfokuskan
pada penafsiran peneliti, melainkan lebih fokus mendeskripsikan pengalaman
dari para informan hanya untuk memperoleh perspektif yang segar atau baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
terhadap fenomena yang sedang dipelajari. Adapun fenomena transendental
empiris lebih mengadopsi Duquesne Studies in Phenomenology yang
mengidentifikasi fenomena yang hendak dipelajari, mengurung pengalaman
sendiri dan mengumpulkan data dari beberapa orang yang sudah mengalami
fenomena tersebut. Prosedurnya, antara lain: mengidentifikasi kemudian
menganalisis data tersebut dengan mereduksi menjadi pernyataan atau
kutipan penting dan memadukannya menjadi tema, selanjutnya peneliti
mengembangkan deskripsi tekstural dari pengalaman informan dan deskripsi
struktural dari pengalaman informan baik dari sudut pandang kondisi, situasi
dan konteks, sehingga ditariklah sebuah “esensi” keseluruhan dari
pengalaman tersebut (Creswell, 2015). Fenomenologi empiris, transendental
atau psikologis inilah yang digunakan dalam jenis pendekatan ini, agar
tercapai sebuah kesimpulan makna yang utuh dan segar sesuai pengalaman
informan.
Pendekatan fenomenologi ini berfokus pada deskripsi tentang penga-
laman dari informan agar memperoleh perspektif yang segar (baru) dengan
cara, antara lain: mengidentifikasi fenomena yang hendak dipelari,
menganalisis-mereduksi-memadukan penyataan menjadi tema dengan meng-
embangkan deskripsi teksrural dan stuktural.
Teknik analisa data yang digunakan ialah dengan menggunakan
Interpretative Phenomenologycal Analyisis (IPA) (Smith, 2008). Menurut
Smith analisis fenomenologi interpretatif bertujuan untuk mengeksplorasi
secara rinci pengalaman hidup individu dan mengekspolrasi bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
individu memahami dunianya dan lingkup sosialnya. Analsis fenomenologi
interpretatif ini berfokus untuk mencoba memahami sudut pandang informan
mengenai kehidupan dan pengalaman sosialnya, agar dapat memahami
bagaimana makna solidaritas pada dewasa awal suku Dayak Kanayatn.
Keunggulan dari IPA dalam menguraikan padangan informan individu ini
yang menjadi kekuatan peneliti, untuk memahami lebih dalam dan dekat
mengenai makna solidaritas suku Dayak Kanayatn bagi dewasa awal suku
Dayak Kanayatn.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pemahaman dan pengalaman para dewasa
awal suku Dayak Kanayatn dalam memaknai solidaritas suku Dayak
Kanayatn. Seperti mengumpulkan beberapa catatan umum tentang informasi-
sejarah-tradisi-budaya yang mendeskripsikan Suku Dayak
Kanayatn.Mengurucut lagi menggali pengetahuan dan pengalaman informan
dewasa awal mengenai kehidupan orang-orang suku Dayak Kanayatn, serta
pengetahuan informan akan kehidupan di rumah panjang. Seperti bagaimana
melihat pandangan informan mengenai hidup solidaritas yang dapat dilihat
dari kehidupan sehari-hari mereka, melihat nilai-nilai positif yang dapat
diambil dari kehidupan orang suku Dayak Kanayatn dan bagaimana
merealisasikan nilai-nilai positif tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Serta bagaimana pandangan informan terhadap solidaritas sebagai cerminan
identitas sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. InformanPenelitian
Informan dalam penelitian ini ialah khusus pada usia dewasa awal,
dengan batas usia 21-40 tahun, asli suku Dayak Kanayatn dan tinggal diluar
lingkungan rumah panjang. Informan tidak dibatasi, peneliti berupaya untuk
mendapatkan data yang diperoleh memiliki kemiripan hasil atau telah menca-
pai titik jenuh. Untuk itu dalam penelitian ini, tidak ada acuan untuk menen-
tukan jumlah informan atau dengan kata lain pencarian data berbasis pada
saturisasi.
D. Refleksivitas Penelitian
Ibu peneliti berasal dari suku Dayak Kanayatn dan ayah berasal dari
suku Manado, namun sejak kecil peneliti sudah dikenalkan dengan kebiasaan
dan adat istiadat suku Dayak Kanayatn. Sejak kecil peneliti juga sudah
mengenal berbagai benda-benda magis dan filosofi Dayak. Merasa sudah
terbiasa dan mengenal baik adat istiadat maupun filosofi baik sejarah maupun
kehidupan Dayak Kanayatn, sehingga dalam diri pun lekat dengan apapun
tentang dayak Kanayatn. Rasa kelekatan ini lah yang menjadi salah satu
alasan personal peneliti untuk melakukan penelitian ini. selain itu juga, ruang
lingkup pertemanan peneliti hampir semua berasal dari suku Dayak Kanayatn
dan suku Tiociu. Atas dua alasan personal tersebut, penelitian ini menjadi
bentuk kepedulian peneliti terhadap identitas Dayak Kanayatn. Dalam
penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi bahan bertimbangan selama
melakukan penelitian, yaitu hal yang berkaitan dengan latar belakang
Peneliti. Peneliti sadar bahwa saya memiliki latar belakang yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
keturunan Dayak Kanayatn, sehingga peneliti cenderung menempatkan diri
pada posisi informan dan melihat persoalan dari sudut padang informan juga.
Dalam sikap ini peneliti menjadi fokus mengutamakan cara pandang para
informan baik dalam pengambilan data hingga menganalisa data dan hal ini
menjadi suatu kelemahan. Dalam penelitian ini ada kemungkinan beberapa
hal yang kurang mendalam dan tergali dalam proses pengambilan data. Jika
peneliti tidak memiliki kedekatan dengan para informan, maka ada
kemungkinan peneliti akan melihat dengan cara pandang yang berbeda dan
tentunya akan mengeksplorasi detail yang berbeda juga. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha mawas diri agar hasil dari penelitian ini benar-benar
memberikan pemahaman dan pandangan baru mengenai makna hidup
solidaritas sebagai identitas Dayak Kanayatn.
E. Saturasi Data
Saturasi dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk melihat sejauh
mana data yang diperoleh telah mendapati titik jenuh. Fusch & Ness (2015)
menjelaskan bahwa saturasi dalam penelitian jika seorang peneliti mencoba
untuk mendapatkan data baru, namun hasil data tersebut cenderung mereplika
dari data sebelumnya. Saturasi data tidak selalunya berpatokan terhadap
jumlah informan sebagai acuan dasar, namun setidaknya saturasi dapat
dicapai dengan enam wawancara tergantung ukuran sampel dari populasi.
Kejeunuhan pada data yang diperoleh tidak dilihat dari berapa jumlah
informan, melainkan tentang ke dalaman data yang diperoleh(Fusch & Ness,
2015). Saturasi dalam penelitian kualitatif dapat dilihat dari segi kekayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
(rich) dan kepadatan (thick). Kekayaan dalam data mengacu pada kualitas
data yang berlapis, lebih rumit, mendetail dan memiliki nuansa. Sebaliknya
kepadatan dalam data mengacu pada kuantitas, berdasarkan jumlah informan
dan kuantitas dalam wawancara. Pada prinsipnya, saturasi data menekankan
pada segi kekayaan dan kepadatan data (Fusch & Ness, 2015) daripada
jumlah informan dalam wawancara.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna solidaritas bagi para
dewasa awal suku Dayak Kanayatn. Untuk itu diperlukan metode yang
mampu untuk menggali lebih dalam pandangan para informan mengenai
makna hidup solidaritas sebagai indentitas suku Dayak Kanayatn. Teknik
yang digunakan peneliti untuk menggali informasi dari informan adalah
dengan wawancara yang mampu mendapatkan berbagai data secara akurat
dan mendalam.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi
terstruktur, wawancara yang tidak terlalu kaku dengan menggunakan sifat
semi terstruktur (improvisasi), serta memiliki tujuan untuk memahami adanya
fenomena atau permasalahan tertentu (Herdiansyah, 2015). Jenis wawancara
semi terstruktur membuat informan lebih bebas dalam membuat pernyataan
apa pun selama masih dalam konteks pembicaraan. Peneliti juga dapat
berimprovisasi dalam mengajukan pertanyaan sesuai situasi asalkan masih
dalam topik yang sudah ditentukan. Wawancara semi terstruktur ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
membebaskan peneliti dalam melakukan probing jika hal penting muncul dari
informan.
G. ProsedurPengumpulan Data
1. Peneliti mencari dan menentukan informan sesuai karakteristik, dewasa
awal berusia 21 hingga 40 tahun yang berasal dari suku Dayak Kanayatn
2. Peneliti menjelaskan informed consent pada informan. Informed consent
berisi identitas peneliti, tujuan dari penelitian, partisipan penelitian,
metode pengambilan data, serta pernyataan kesediaan informan untuk
ikut berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti juga akan menginformasikan
pada informan hak-hak mereka, seperti informan berhak membicarakan
hal apapun sejauh mereka merasa nyaman dan informan berhak untuk
menghentikan wawancara jika merasa tidak nyaman, setelah itu
penandatangan informed consent.
3. Peneliti melakukan wawancara dengan informan pada waktu dan tempat
yang sudah disepakati bersama. Sifat wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, dan peneliti sudah
membuat panduan wawancara sebagai acuan dasar namun peneliti juga
mungkin untuk mengubah urutan pertanyaan dilihat dari respons
informan.
4. Peneliti akan membuat transkrip setelah melakukan wawancara dan akan
melakukan analisis pada transkrip yang sudah diperoleh.
5. Melakukan member checking dan external auditor, agar hasil data wa-
wancara yang diperoleh dapat dinilai keakuratannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
H. Kredibilitas Data
Validasi dalam penelitian kualitatif adalah usaha untuk menilai
keakuratan dari berbagai temuan yang telah dideskripsikan oleh peneliti dan
informan (Creswell, 2015). Untuk memeriksa akurasi dalam penelitian ini,
dilakukan dengan dua cara yaitu member checking dan external auditor.
Dalam member checking informan akan mengambil peran dalam menilai
akurasi data, dengan cara peneliti akan memberikan analisis dari deskripsi
atau tema kepada informan untuk memastikan bahwa deskripsi atau tema
tersebut akurat (Creswell, 2015). Peneliti juga akan meminta auditor (external
auditor) yang akan membantu mempelajari proses penelitian dan menilai
akurasinya dengan objektif, yaitu dosen pembimbing. Menurut Creswell
(2015), dalam hal ini auditor akan membantu peneliti untuk melihat apakah
keseluruhan informasi yang didapat, penafsiran dan kesimpulan penelitian
didukung oleh data atau tidak.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan ialah Interpretative Pheno-
menological Analysis (IPA)Smtih (2008), tahap-tahap interpre-tative
phenomenological analysis adalah sebagai berikut :
1. Reading and re-reading. Tahap pertama dalam analisis ialah dengan
membaca seksama transkrip yang diperoleh dari informan. Membaca
transkrip dengan seksama bertujuan agar peneliti mendapatkan gambaran
secara umum dari informan mengenai pandangannya tentang solidaritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
suku Dayak Kanayatn. Diperlukan juga untuk membaca transkrip secara
berulang-ulang, hal ini dilakukan untuk lebih mendalami pengalaman
informan.
2. Meaning units. Tahap kedua dalam analisis adalah meaning units. Tahap
ini ialah dengan memberikan catatan jika ditemukan kata kunci dalam
kalimat atau pun ada kalimat yang memiliki makna dalam transkrip.
Tahapan ini peneliti akan membagi teks menjadi unit makna (meaning
units) dan memberikan catatan atau komentar pada setiap unit. Catatan
atau komentar yang diberikan dapat berupa informasi penting dan kata
kunci dari infroman.Tahap ini membantu peneliti untuk lebih mendalam
dalam mengidentifikasi apa yang dikatakan oleh informan.
3. Developing emergent themes. Tahap ini adalah mengembangkan tema
dari catatan atau komentar yang sudah diberikan di tahap kedua tersebut.
Tahapan ini, tema-tema yang sudah dikembangkan berguna untuk me-
lihat hubungan atau pola yang tersusun antar komentar. Komentar dan
tema ini adalah upaya meringkas isi transkrip untuk menampilkan pikiran
dan pemahaman informan tetapi juga melibatkan interpretasi dari pene-
liti.
4. Connections across emergent themes. Setelah peneliti mengembangkan
tema yang disusun secara kronologis, selanjutnya peneliti akan mengem-
bangkan bagaimana tema-tema tersebut dapat saling berhubungan. Tahap
ini tidak semua tema yang muncul akan digabungkan, akan ada beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tema yang mungkin akan tidak terpakai, tergantung dari apa yang menja-
di fokus dalam penelitian.
J. Instrumen
1. Untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan informan mengenai
kehidupan suku Dayak Kanayatn.
a. Sejauh ini, apa yang kamu ketahui tentang suku Dayak Kanayatn ?
b. Bagaimana kehidupan orang-orang suku Dayak Kanayatn yang
kamu ketehaui berdasarkan pengalamanmu ?
2. Untuk mengetahui pengetahuan informan tentang rumah panjang dan
kehidupannya
a. Asal mula rumah panjang yang kamu ketahui bagaimana ?
b. Fungsi dari rumah panjang yang kamu ketahui bagaimana untuk saat
ini?
c. Kebiasaan yang dilakukan orang-orang di rumah panjang yang kamu
ketahui seperti apa ?
3. Untuk mengetahui pandangan informan terhadap hidup solidaritas suku
Dayak Kanayatn.
a. Suku Dayak Kanayatn dikenal dengan adanya istilah kekerabatan,
istilah kekerabatan seperti apa yang kamu ketahui ?
b. Kehidupan sehari-hari orang Dayak Kanayatn yang menunjukkan
adanya kebersamaan yang kamu ketahui seperti apa ?
4. Untuk melihat pandangan informan akan nilai-nilai dari kehidupan
solidaritas suku Dayak Kanayatn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
a. Menurutmu nilai-nilai apa saja yang dapat kamu ambil dari
kehidupan suku Dayak Kanayatn ? dan bagaimana cara kamu untuk
merealisasikan hal tersebut ?
5. Untuk mengetahui pandangan informan terhadap identitas sosial suku
Dayak Kanayatn.
a. Bagaimana orang lain bisa melihatmu sebagai orang Dayak
Kanayatn ? dalam konteks kehidupan sosialmu !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian dan hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Penelitian utama dalam hal ini ialah tentang
makna solidaritas pada dewasa awal suku Dayak Kanayatn, sesuai dengan apa
yang telah dijabarkan dalam ‘Bab Kajian Pustaka’ yang meliputi makna
solidaritas, dewasa awalsuku Dayak Kanayatn. Penjelasan tersebut akan
membantu menjawab, makna hidup seperti apa yang bisa dipahami bagi dewasa
awal suku Dayak Kananyatn. Selanjutnya dilakukan sebuah analisis terhadap data
yang telah didiperoleh oleh peneliti. Pada bagian terakhir, akan dilakukan
pembahasan.
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan dan Perizinan
Penelitian ini melibatkan empat orang dewasa awal yang berasal
dari suku Dayak Kanayatn sebagai informan. Sebelum pengambilan data,
peneliti memberikan pemahaman dan tujuan dari penelitian ini kemudian
meminta kesediaan informan dengan mengisi dan tandatangan pada
lembar informed consent. Peneliti membacakan setiap poin-poin yang
tertera dalam lembar informed consent agar informan dapat memahami
semua proses penelitian yang akan dilakukan.
Proses persiapan penelitian di dalamnya, peneliti melakukan
pendekatan terhadap masing-masing informan. Hal ini dilakukan agar
informan mau memberikan kepercayaan dan keterbukaan pada peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
untuk memperoleh informasi yang mendalam. Peneliti dan informan
sudah menjalin pertemanan baik dan sering melakukan komunikasi yang
intens, baik bertemu secara langsung maupun melalalui media sosial.
Pada proses pelaksanaan pengambilan data, peneliti memberikan
kebebasan pada informan untuk menentukan waktu dan tempat
pengambilan data. Dalam memberikan kenyamanan pada informan
sebelum dilakukan wawancara, peneliti melakukan rapport awal.
Rapport awal berupa pertanyaan sederhana mengenai kondisi informan
saat itu, aktivitas informan yang dilakukan sebelumnya, dan beberapa
pertanyaan seputar kondisi orangtua informan dan lain sebagainya.
Setelah rapport dirasa cukup, baru peneliti akan melakukan proses
wawancara.
Selama proses wawancara, peneliti menggunakan teknik
wawancara semi terstruktur guna memberikan keluasan bagi peneliti
dalam menentukan alur wawancara dan dapat melakukan probing. Atas
izin dari para informan, peneliti menggunakan alat perekam berupa
ponsel untuk merekam proses wawancara. Hasil rekaman suara tersebut
kemudian akan di transkrip oleh peneliti sehingga menghasilkan
dokumentasi tertulis berupa verbatim dan kemudian melanjutkan ke
langkah berikutnya yaitu analisi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. PelaksanaanPenelitian
Pelaksanaan penelitian dengan empat informan dilakukan secara
terpisah sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan informan. Berikut
waktu dan tempat pelaksanaan penelitian :
Tabel 1Pelaksanaan Penelitian
No Keterangan Informan 1(GD)
Informan 2(TH)
Informan 3(EM)
Informan 4(AA)
1 Pendekatan dengan
informan
Sabtu, 10 November
201818.00-19.00 Rumah GD
Kamis, 15 November
201814.00-15.00
Warung Kopi
Aming
Minggu, 18 November
201815.00-16.00
Ruangan OMK Gereja Jeruju
Minggu, 25 November
2018 19.00-20.00Rumah AA
2 wawancara informan
Minggu, 11 November
201811.00-12.00Rumah GD
Sabtu, 17 November
201817.00-18.00Rumah TH
Rabu, 21 November
201814.00-15.00
Rumah makan
bakso 21
Jumat,30 November
201815.00-16.00Rumah AA
B. Informan Penelitian
1. Demografi Informan
Penelitian ini diperoleh data dari informan pada bulan November
2018 dengan jumlah informan empat orang di tempat yang berbeda. Data
demografi yang diperoleh meliputi Inisial, usia, jenis kelamin, kelahiran,
pendidikan terkahir, pekerjaan, suku, dan agama. Hasil dari distribusi
data demografi informan dapat dilihat pada tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 2Demografi Penelitian
No Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
1 Inisial GD TH EM AA
2 Usia 23 24 24 25
3Jenis
KelaminPerempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
4Urutan
Kelahiran
Anak ke-3 dari empat bersaudara
anak ke-2 dari empat bersaudara
anak ke-2 dari dua
bersaudara
anak ke-5 dari enam bersaudara
5Pendidikan
TerakhirD3
keperawatanS1
KomunikasiS1
KebidananSMA
6 Pekerjaan Perawat Pengrajin tas BidanPemahat/ pentato
7 SukuDayak
KanayatnDayak
KanayatnDayak
Kanayatn
Dayak Kanayatn
8 Agama Katolik Katolik Katolik Katolik
2. Latar Belakang Informan
Berikut ini adalah rincian yang berisi latar belakang informan
beserta cerita singkat mengenai perjalanan pindah dan menetap di kota
Pontianak yang letaknya cukup jauh dari kampung halaman yaitu di
Saham.
a. Informan 1 (Gd)
Gd (23) berasal dari kampung Saham, namun ia dan
keluarganya membangun rumah di kampung Pahauman yang
letaknya tidak jauh dari kampung Saham. Gd dan keluarga memilih
untuk membangun rumah di kampung Pahauman karena,kampung
Pahauman tersebut tidak jauh dengan kantor tempat ayahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
bekerja. Akan tetapi, hingga saat ini nenek beserta tante dan om Gd
masih menempati rumah panjang Saham. Gd menghabiskan masa
kecilnya di kampung Pahauman dan Saham, hingga saat lulus
sekolah dasar Gd dan keluarga harus pindah ke kota Pontianak. Gd
dan keluarga berpindah dari kampung Pahauman ke Pontianak
dikarenakan saat itu ayahnya dipromosikan untuk menempati jabatan
disalah satu instansi pemerintahan kota Pontianak. Maka dari itu Gd
beserta saudara-saudaranya melanjutkan sekolah di Pontianak hingga
lulus kuliah, namun sekarang kedua kakak Gd kembali dan
mengabdi menjadi tenaga pengajar salah satu lembaga pendidikan di
wilayah kampung Saham. Gd mengambil S1 keperawatan disalah
satu universitas di kota Pontianak saat ini dan berencana akan
melamar pekerjaan disalah satu rumah sakit di Pontianak. Gd sudah
sangat merasa nyaman tinggal di daerah Pontianak dan tidak
berencana akan bekerja di kampung halamannya. Alasan Gd merasa
nyaman tinggal di daerah Pontianak karena orang tuanya juga sudah
lama menetap di Pontianak dan menjadi pensiunan sebagai Aparatur
Sipil Negara (ASN), sekaligus ia sudah memiliki banyak teman dan
juga berbagai fasilitas yang tidak akan ia dapatkan jika ia memilih
untuk tinggal di kampung kembali. Saat Gd tidak lagi bertugas di
rumah sakit, Gd dan keluarga selalu menyempatkan waktu untuk
kembali ke kampung Saham untuk bertemu dengan keluarga
besarnya. Gd dan keluarga juga selalu menyempatkan waktu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bisa hadir bersama keluarga pada saat penyelenggaraan upacara adat
dan pernikahan di kampung Saham.
b. Informan 2
Th (24) lahir di Kampung Saham dan ayahnya berasal dari
kampung Subangki yang letaknya kurang lebih 15 menit perjalanan
dari kampung Saham, sedangkan ibunya berasal dan hidup di rumah
panjang Saham. Th lebih sering menghabiskan masa kecilnya di
daerah Pontianak, karena sejak Taman Kanak-kanak (TK) Th tinggal
di daerah Pontianak ikut bersama kedua orangtua dan keluarganya.
Th menempuh pendidikan dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga
sekolah Menengah Atas(SMA) di Pontianak, namun memilih
melanjutkan kuliah di Jakarta dengan mengambil jurusan ilmu
komunikasi. Saat menjalani kuliah Th mengalami pecah pembuluh
darah dikaki, akhirnya ia pulang ke Pontianak untuk menjalani
pengobatan.Dalam mengisi waktu luangnya dalam menjalani
pengobatan, Th sekarang bekerja menjadi pengrajin tas di Pontianak.
Th sudah kembali ke Pontianak sejak 1,5 tahun yang lalu
(pertengahan tahun 2017) dan Th merasa lebih nyaman untuk tinggal
di Pontianak dibanding di Jakarta. Selama tinggal di Pontianak setiap
pekannya selalu menyempatkan diri untuk pulang ke kampung
halaman yaitu Saham. Th dan teman-temannya sedang membuat
pelatihan pembuatan tas bagi para remaja di Saham saat ini. Th
berharap pelatihan ini dapat mengembangkan potensi-potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kreativitas para remaja dan juga berharap tas tersebut dapat mereka
jual sehingga bisa membantu meningkatkan perekonomian di
kampung Saham.
c. Informan 3 (Em)
Em (24) lahir dan lebih banyak menghabiskan masa-masa
kecilnya di rumah panjang Saham bersama keluarga. Kedua
orangtuanya bekerja di salah satu perusahaan sawit yang letaknya
tidak jauh dari rumah panjang Saham. Kedua orangtua Em tinggal
di rumah panjang saham, namun Emmemilih tinggal di Pontianak
saat ini. Sejak lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) Em lebih
memilih untuk melanjutkan sekolah di Pontianak, untuk mengikuti
kakaknya yang sedang menempuh kuliah. Em mulai masuk Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri hingga akhirnya bekerja di Pontianak
dan sudah merasa nyaman dengan segala fasilitas yang dapatkan di
Pontianak sehingga lebih memilih untuk tinggal menetap di
Pontianak. Akan tetapi Em dan kakaknya juga tidak lupa
menyempatkan diri untuk selalu mengunjungi kedua orangtua dan
keluarga yang masih tinggal di rumah panjang Saham setiap akhir
pekan. Em juga tidak melupakan teman-temannya yang masih
berada di rumah panjang Saham dan selalu berkomunikasi dengan
teman-temannya disana melalui media whatsapp (WA), bahkan saat
teman-temannya menyempatkan untuk berkunjung ke Pontianak
pasti selalu menginap di rumahnya EM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
d. Informan 4 (Aa)
Aa (25) juga lahir dan lebih banyak menghabiskan masa
kecilnya di kampung Saham. Sebelumnya Aa dan keluarga hidup di
rumah panjang namun karena dirasa bilik (kamar) yang mereka
tempati kurang terasa luas akhirnya mereka memilih untuk
membangun rumah tunggal di luar rumah panjang Saham namun
letaknya masih di kampung Saham. Aa bersekolah dari Sekolah
Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di kampung
Pahauman. Saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) Aa
memutuskan untuk mencoba kuliah jurusan teknik informatika
disalah satu universitas di Pontianak. Saat menempuh pertengahan
semester, Aa memutuskan untuk berhenti karena merasa tidak
mampu mengikuti pelajaran. Setelah memilih untuk berhenti kuliah,
Aa tetap memilih tinggal di Pontianak untuk belajar cara memahat
kayu menjadi ukiran Dayak dan belajar cara mentato ukiran Dayak.
Hasilnya Aa sudah berhasil menjual banyak pahatan bahkan jasanya
dipakai beberapa gereja untuk desain interior dengan ukiran-ukiran
Dayak. Aa merasa nyaman dan akan menetap di Pontianak, karena ia
sudah menemukan pekerjaannya. Aa tidak pernah lupa untuk
menyempatkan waktu pulang ke kampung halaman, yaitu di daerah
Saham bertemu dengan orangtua dan keluarganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
C. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang sudah dilakukan, peneliti memperoleh data hasil
dari wawancara dengan masing-masing informan. Data-data ini kemudian
selanjutnya akan dianalisis peneliti memalui empat tahapan yaitu
readingandre-reading, initial noting, developing emergent themes, dan
structurizing.
Tahap pertama reading dan re-reading dilakukan setelah selesai
wawancara dengan 4 (empat) informan. Peneliti melakukan tahap pembuatan
transkrip data yang kemudian akan dibaca berulang kali oleh peneliti untuk
lebih mendalami setiap peranan kalimat. Kemudian peneliti akan membuat
initial noting, tahap ini peneliti akan mencatat hal-hal yang bermakna dan
membagikan menjadi unit makna. Selanjutnya peneliti masuk pada tahapan
developing emergent themes, melihat dan mencatat tema-tema apa saja yang
muncul. Setelah tahap-tahap tersebut dilakukan, kemudian peneliti menggam-
barkan secara naratif mengenai tema-tema yang muncul pada setiap informan.
Berikut ini adalah pemaparan naratif pada setiap informan.
1. Informan Gd (23)
a. Pengetahuan tentang Suku Dayak Kanayatn dan rumah panjang
Gd (23) Lahir sebagai bagian dari Suku Dayak Kanayatn dan
berasal dari kampung Saham, serta membangun tempat tinggal
bersama keluarganya di kampung pahamuan (rumah tunggal), suatu
koordinat yang tidak jauh dari kampung saham dan lokasi tempat
ayahnya bekerja. Pengalaman menempati rumah panjang di kampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
saham dan rumah tunggal di Pahauman dilakukan hingga lulus
Sekolah Dasar (SD) hingga bersama keluarga (kecuali nenek, paman
dan bibi) pindah ke kota Pontianak.
Pengetahun Gd (23) terkait Suku Dayak Kanayatn dan rumah
panjang dipahami bahwa, Suku Dayak Kanayatn adalah kelompok
atau suku yang cukup mendominasi di Kalimantan Barat dan
memiliki struktur bahasa yang dinilai sangat mudah dipahami.
Rumah panjang sebagai tempat tinggal masyarakat Suku Dayak
Kanayatn dibangun tinggi atas dasar terhindar dari masuknya
serangan-serangan binatang buas sehingga bentuk struktur bangunan
terlihat tinggi.
b. Tradisi Suku Dayak Kanyatn dan fungsi rumah panjang
Tradisi-tradisi yang dipahami Gd (23) yang sangat mencolok
ialah upacara adat terkait naik Dango dan Adat Pernikahan yang
dinilai mempunyai khas tersendiri, sehingga dirasa perlu sekali untuk
ikut serta dalam perayaannya. Terkait fungsi dari rumah panjang Gd
(23) memahami bahwa hal tersebut merupakan rumah adat dan
sekaligus tempat tinggal. Gd (23) mengatakan hanya kakek dan
nenek saja yang mau menempati rumah panjang saat ini dan anak-
anaknya enggan untuk tinggal di rumah panjang, tetapi kamar-kamar
yang kosong tetap disediakan sebagai tempat singgah dan
berkunjungnya keluarga dan beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Rumah panjang juga berfungsi untuk dijadikan sebagai tempat
mengadakan penyelenggaraan upacara adat seperti naik dango dan
perayaan lainnya sampai pada penyelenggaraan adat perkawinan dan
dijadikan sebagai tempat berkumpul orang-orang Dayak Kanayatn.
Dari sinilah Gd (23) berserta keluarga selalu menyempatkan waktu
untuk pulang ke kampung halaman bertemu keluarga besar dan ikut
serta dalam pelaksanaan upacara adat dan pernikahan keluarga.
c. Pengalaman antar kehidupan sosial di rumah panjang
Gd (23) yang semasa kecilnya tinggal di rumah panjang saham
dan rumah pahauman sampai lulus Sekolah Dasar (SD) dan
melanjutkan pendidikannya di Kota Pontianak, hingga sekarang
tengah mengambil S1 keperawatan disalah satu Universitas kota
Pontianak. Tetap saja Gd (23) mengetahui bahwa kehidupan sosial
Suku Dayak Kanayatn dinilai sangat ramah dan selalu gotong-royong
dalam setiap kegiatan apapun. Suku Dayak Kanayatn sejatinya tidak
hanya ramah dengan sesama Dayak Kanayatn, namun Suku Dayak
manapun asalkan suku nya berasal dari Dayak tetap saja dianggap
sebagai keluarga.
Kehidupan sosial lainnya ialah seperti kebiasaan Suku Dayak
Kanayatn yang selalu berkumpul di ruang tamu depan kamar rumah
panjang dengan mengadakan hiburan seperti melakukan permainan
kartu dan diskusi sampai tengah malam.
d. Pemahaman tentang bagian dari Suku Dayak Kanayatn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gd (23) memahami bahwa sebagai bagian dari Suku Dayak
Kanayatn yang sangat menonjol diketahui yaitu tentang alat interaksi
yang digunakan menggunakan bahasa Ahe.Menggunakan bahasa Ahe
tersebut orang dan kelompok lain akan mengenal bahwa itu adalah
bahasa asli Dayak Kanayatn, meskipun menggunakan bahasa
Indonesia tetap saja akan tampak logat khas di dalamnya.
Mengenai sifat bagi Gd (23) tidaklah melulu menjadi patokan
utama, karena tidak menjamin meskipun wajah, logat dan bahasanya
seperti Dayak Kanayatn tetapi melakukan perbuatan yang tidak men-
cerminkan seorang Dayak.
e. Kekerabatan, kebersamaan dan pembagian tugas
Gd (23) menganggap bahwa kekerabatan adalah keluarga,
apalagi ketika berjumpa dengan orang satu kampung sehingga secara
alamiah menganggap pasti ada hubungan saudara meskipun dari jalur
kakek atau nenek. Seperti yang dialami Gd (23) dalam perjumpaan
orang satu kampung di suatu tempat yang secara alamiah perjumpaan
tersebut berlangsung akrab walaupun tanpa saling mengenal antara
satu dan lain, seolah muncul rasa kekraban dan kekeluargaan yang
begitu tinggi. Dalam hal kebersamaan bagi Gd (23) diibaratkan
seperti makan bersama,saling menunggu hingga berkumpul semua
dan makanan yang sudah dihidangkan dimakan secara bersama-sama.
Pembagian tugas bagi Gd (23) ialah seperti ibunya yang sedang
memasak, maka kewajiban seorang anak perempuan ialah membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
urusan rumah dan ayahnya yang sedang bekerja maka kewajiban
anak laki-laki untuk membantunya. Hal ini diwujudkan sebagai
bentuk menjalankan fungsi dan peran sebagai anak baik perempuan
dan laki-laki.
f. Kesadaran nilai-nilai positivisme
Gd (23) mendapatkan bahwa orang-orang dari Suku Dayak
Kanayatn sangat terbuka bagi orang dan kelompok lain. Suku Dayak
Kanayatn tidak memandang asal suku manapun, yang terpenting
baginya ialah selalu bersikap ramah dan terbuka. Prinsip Dayak
Kanayatn bagi keluarga Gd (23) adalah ketika orang dan kelompok
lain bersikap baik maka keluarga Gd (23) akan membalasnya dengan
kebaikan dan keterbukaan, tetapi jika niatnya ialah tidak baik maka
dibalas pula dengan ketidakbaikan.
Kesadaran Gd (23) dari nilai-nilai yang dapat direalisasikanya
adalah selalu ramah kepada orang lain dan berusaha untuk membantu
orang lain ketika membutuhkan pertolongan, walaupun hanya pada
batas kemampuan yang dimiliki. Jika ada yang berniat untuk berbuat
tidak baik, maka lebih tidak baik pula timbal baliknya.
2. Informan Th (24)
a. Pemahaman asal-usus Dayak Kanayatn dan rumah panjang
Th (24) dilahirkan di kampung Saham dan Ibunya merupakan
asli dari kampung Saham dan pernah merasakan tinggal di rumah
panjang. Th (24) lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pontianak dan melanjutkan kuliah di Jakarta. Saat kuliah di Jakarta
Th (24) mengalami sakit pecah pembuluh darah dikaki, akhirnya Th
(24) pulang untuk menjalani pengobatan di Pontianak.
Th (24) sangat memahami asal-asul Dayak Kananyatn dan
rumah panjang sebagai Suku Dayak terbesar dan terbanyak di
Kalimantan Barat. Dayak Kanayatn adalah Dayak bukit karena nenek
moyang saat itu memang hidupnya dibukit-bukit yang jauh dari laut,
dan Dayak bukit tersebut mempunyai bahasa yang masuk ke dalam
rumpun melayik.
Suku Dayak Kanayatn ini berdiri sendiri dan bukan berasal dari
campuran suku-suku lain, seperti Banjar yang sukunya tersebut
berasal dari unsur suku-suku lain.
Th (24) mengetahui bahwa rumah panjang tersebut memiliki
ukuran yang tinggi, panjang dan di dalamnya ada sekat-sekat bilik.
Alasan rumah yang memanjang, karena Suku Dayak Kanayatn sangat
senang hidup berkoloni. Alasan ditinggikan rumah panjang karena
masih ada perang antar kampung dan anak laki-laki yang sudah
beranjak dewasa mesti di perintahkan untuk ngayau kepala, karena
yang sangat beharga bagi orang Dayak adalah kepala manusia.
Sebaliknya, desain rumah panjang sekarang sudah tidak seperti
dahulu karena sudah tidak terlalu tinggi.
b. Identitas budaya dan kehidupan sosial di rumah panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Th (24) memandang bahwa salah satu identitas budaya yang
sangat tampak sekali dalam kehidupan sosial masyarakat Dayak
Kanayatn adalah rumah panjang, karena selain sebagai rumah huni
juga sebagai dasar untuk mempertahankan budaya karena hanya
dimiliki oleh Suku Dayak Kanayatn.
Kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn sangat tinggi dan
mereka senang hidup bersama-sama seperti hidup berkelompok. Pada
dasarnya memang kehidupan Suku Dayak Kanayatn ialah
berkoloni,sehingga sangat wajar sekali rasa kekeluargaanya sangat
tinggi.Dalam hidup berkomunal pula Th (24) merasa aman dan
terlindungi.
c. Sumber mata pencaharian dan kehidupan komunal
Mata pencaharian Suku Dayak Kanayatn pada dasarnya berasal
dari alam. Th (24) menyadari sekali bahwa suku Dayak Kanayatan
sangat dekat dengan alam, maka mereka menjalani kehidupan sehari-
hari dengan bercocok-tanam seperti bertani. Bagi Th (24) kehidupan
komunal itu ialah hidup bersama-sama sehingga terlihat populasinya
yang ramai, maka hampir segala aktivitas yang dijalani selalunya
dilakukan secara bersama-sama. Seperti contoh nampik beras,
menenun dan menganyam karpet serta upacara-upacara adat lainnya,
sehingga terlihat jelas rasa gotong-royong yang sangat kuat.
d. Pengetahuan atas nilai-nilai positif Dayak Kanayatn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Th (24) menyadari bahwa nilai-nilai positif yang dapat di
pelajari dari Suku Dayak Kanayatn sangat banyak. Contohnya Th
(24) sangat memahami rasa kekeluargaan, keramahan, kepekaan,
kehidupan komunal dan nilai-nilai budaya dalam kehidupan suku
Dayak Kanayatn.
Selain rumah panjang, ternyata bahasa ibu merupakan salah
satu hal yang dijunjung tinggi dalam nilai-nilai tradisi budaya dengan
mempratikkan logat dan bahasa Ahe di manapun berada saat
berjumpa dengan Suku Dayak Kanayatn.
e. Impian dan harapan atas pelestarian rumah panjang
Th (24) mengetahui bahwa rumah panjang merupakan salah
satu identitas budaya dan hanya dimiliki oleh Suku Dayak Kanayatn.
Th (24) berharap agar anak muda jangan melupakan dan menjaga
serta merawat rumah panjang. Lebih baik lagi diupayakan untuk
dikenalkan ke masyarakat umum agar banyak orang yang berkunjung
dan wisata ke kampung Saham.
f. Upaya aktualisasi nilai-nilai positif
Th (24) menyadari setiap kaliia berjumpa dengan orang Dayak
selalu dianggapnya keluarga, meskipun saat Th (24) masih berkuliah
di Jakarta. Th (24) selalu mempraktikkan cara yang sama setiap kali
bertemu orang Dayak dengan menganggap mereka sebagai bagian
dari keluarga dan juga tidak lupa untuk selalu bertegur sapa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
setiap perjumpaan.Th (24) juga selalu berusahamembantu ketika ada
teman yang sedang dalam keadaan susah.
Th (24) merasakan perlu dipertahankan nilai-nilai positif lain
seperti saat makan bersama-sama dan melingkar yang diawali dengan
berdo’a bersama pula. Th (24) memegang prinsip yang tertanam
pada Suku Dayak Kanayatn, bahwa kebaikan dibalas dengan
kebaikan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan.
3. Informan 3 Em (24)
a. Pemahaman tentang kehidupan Dayak Kanayatn
Em (24) menghabiskan masa kecilnya lebih banyak di rumah
panjang daerah Saham hingga lulus SMP. Em (24) melanjutkan SMA
Negeri mengikuti kakaknya yang saat itu sedang menempuh kuliah di
Pontianak. Dalam pemahamannya tentang kehidupan suku Dayak
Kanayatn Em (24) sangat sadar bahwa Dayak Kanayatn memiliki
kepekaan dan pesaudaraan sangat kuat, sehingga ketika ada yang
sedang merasa sedang kesulitan secara alamiah akan selalu dibantu.
Em (24) juga paham akan suatu tradisi yang selalu dilakukan
secara bersama-sama seperti menganyam tikaratau bide, nyerok atau
menampi beras, ketika waktunya makan selalu bersama-sama dan
sangat tanggap terhadap tugas masing-masing.
b. Pentingnya mengetahui fungsi rumah panjang
Fungsi rumah panjang yang diketahui oleh Em (24) adalah
sebagai rumah tempat tinggal dan rumah keluarga. Jika ada keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yang datang dan singgah untuk berkunjung, maka rumah panjang
menjadi rumah persinggahan. Rumah panjang juga sebagai rumah
budaya yang merupakan salah satu peninggalan asli Dayak Kanayatn.
Em (24) merasakan bahwa rumah panjang selain daripada
sebagai rumah tempat tinggal, melainkan sebagai tempat keluarga
ketika pulang kampung.
c. Arti kebersamaan, kekerabatan, dan pembagian peran
Em (24) mengatakan bahwa rasa kebersamaan itu sangat terasa
ketika sedang berkumpul bersama keluarga. Begitu pula ketika Em
(24) bertemu dengan orang Dayak ia merasa bahwa orang yang
ditemuinya itu sebagai bagian dari keluarganya, karena Em (24)
menganggap semua masyarakat Dayak adalah keluarga. Hal lain
yang dialami Em (24) ialah saat menjalani aktivitas dirumah, seperti
hari minggu sepulang gereja secara alamiah Em (24) mengambil
peran sebagai anak untuk membantu orangtuanya dalam
membersihkan rumah.
d. Citra diri atas nilai Positif dari kehidupan suku Dayak Kanayatn
Citra diri atas nilai positif yang didapatkan oleh Em (24) bahwa
kedua orangtuanya ialah good coping,sehingga ia selalu
mempraktikkan seperti yang sudah dicontohi oleh kedua
orangtuanya, seperti gaya komunikasi yang halus.Em (24) juga
mempraktikkan untuk selalu ikut aktif dalam kegiatan arisan bersama
keluarga besar Dayak Kanayatn.Em (24) juga mengatakan jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
sedang berada di rumah, ia selalu menggunakan bahasa Ahe bahkan
sejak kecil hingga sekarang. Meskipun saat berbicara bahasa
Indonesia, Em (24) juga sangat kental dalam logat dan aksen bahasa
Ahe.
4. Informan 4 Aa (25)
a. Pemahaman mengenai asal-usul perawakan Dayak Kanayatn
Aa (25) lahir dan menetap di kampung Saham hingga SMA,
setelah itu memutuskan untuk kuliah di Pontianak, namun pertengahn
semester Aa (25) berhenti dan memilih untuk belajar cara memahat
kayu menjadi ukiran Dayak dan belajar membuat tato ukiran Dayak
di Pontianak. Meskipun Aa (25) sudah bekerja di Pontianak, ia tidak
lupa untuk menyempatkan pulang ke kampung halaman untuk
berkumpul bersama orang-tua dan keluarganya.
Aa (25) mengetahui bahwa nenek moyang suku Dayak
Kanayatan merupakan keturunan berasal dari Cina yang masuk
kepulau Borneo melalui perairan Sambas. Menjelajah ke pedalaman-
pedalaman sampai pada kampung Saham, sehingga akhirnya berbaur
dengan penduduk lokal dan menikah sampai menetap di Saham.
Aa (25) mengatakan perawakan Dayak Kanayatn yang berkulit
putih dan bermata sipit merupakan campuran lokal dan Cina. Orang-
orang asli pedalaman Dayak ternyata di masa nenek moyang ialah
hasil dari akultuasi antara penduduk lokal dan Cina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Kesadaran tentang hidup berkoloni dan menjaga tradisi budaya
Aa (25) menyadari bahwa kehidupan berkoloni adalah bagian
dari tradisi dan pada dasarnya Suku Dayak Kanayatn tidak bisa hidup
sendiri, serta tidak bisa lepas dari budaya dan adat.
Tradisi dan budaya yang ada pada Dayak Kanayatn menurut
Aa (25) memang tidak bisa hidup jauh daripada Alam, sehingga
Dayak Kanayatn dan alam merupakan satu kesatuan.
c. Pemahaman tentang filosofi rumah panjang
Menurut Aa (25) bahwa rumah panjang merupakan jantungnya
peradaban Suku Dayak Kanayatn. Rumah panjang mempunyai nilai-
niai filosofi tersendiri dalam memaknainya, Aa (25) memiliki
pengetahuan bahwa rumah panjang ada yang menghadap ke hulu dan
ada juga yang menghadap ke hilir. Mengahadap ke hulu artinya
menghadap kearah timur dengan makna filosofis yang berarti
perintah bekerja keras. Menghadap ke hilir arttina menghadap kearah
barat dengan makna filosofis berarti pulang bekerja sebelum matahari
terbenam.
Rumah panjang dibuat memanjang karena menurut Aa (25)
Dayak Kanayatn mempunyai rasa kebersamaan yang sangat tinggi.
Dibuat tinggi keatas dikarenakan pada zaman dahulu tradisi suku-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
suku lain sering ngayau kepala orang. Dari situ rumah panjang dibuat
tinggi untuk antisipasi dari serangan-serangan kelompok luar.
Fungsi rumah panjang menurut Aa (25) adalah selain sebagai
tempat tinggal dan rumah adat (seremonial), melainkan berfungsi
sebagai tempat wisata sekarang ini.
d. Pengetahuan tentang page waris
Aa (25) meyakini bahwa kakek-nenek dulu mempunyai
hubungan darah antara satu dan lain. Hubungan tesebut dinamakan
sebagai page waris, sehingga diakui bahwa Suku Dayak Kanayatn
pada dasarnya masih keluarga.
Aa (25) terbiasa melakukan tradisi bersama-sama seperti
mengumpulkan getah karet, mencari makanan di hutan dan
berkumpul bersama hingga larut malam. Tradisi yang dilakukan Aa
(25) ini membentuk ikatan keluarga, karena tradisi ini dilakukan
secara bersama-sama.
e. Ciri khas dari seorang Dayak Kanayatn
Ciri khas utama Dayak Kanayatn menurut Aa (25) ialah
Kehidupan berkoloni. Aa (25) meyakini adanya ikatan darah, rumah
panjang, dan orang-orang tua yang selalu mengajarkan bahasa asli
Dayak Kanayatn yaitu bahasa Ahe.
Ciri khas lainnya menurut Aa (25) adalah desain tato dan ukir
kayu yang lebih menonjolkan simbol-simbol Dayak, serta minuman
tardisional seperti tuak menjadi minuman sehari-hari baik pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
upacara adat, kawinan bahkan disaat kumpul malam-malam di rumah
panjang.
D. Analisis Data
Peneliti selanjutnya melakukan tahapan pemetaan terhadap tema-tema
yang muncul dan menghubungkannya. Tema-tema yang muncul pada
penelitian ini ditujukan untuk merespons pertanyaan khusus, yaitu bagaimana
pandangan dewasa awal suku Dayak Kanayatn mengenai makna solidaritas
mereka dan mendeskripsikannya secara mendalam. Pada tahap ini, makna
solidaritas dewasa awal suku Dayak Kanayatn akan dapat terlihat. Secara
umum tema-tema yang muncul dapat dikerucuti lagi untuk melihat
bagaimana makna para informan dalam solidaritas yang disusun dalam dua
kategori, yaitu sifat alamiah suku Dayak Kanayatn dan ikatan emosional
(attachment) suku Dayak Kanayatn. Lebih jelasnya pandangan tersebut akan
dijelaskan, sebagai berikut:
1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn.
Persamaan penjelasan tentang bentuk identitas sosial Suku Dayak
Kanayatn dalam makna solidaritas tergambar jelas dan seirama, sehingga
dapat diartikan bahwa salah-satunya hadir karena sifat alamiah yang ada
pada setiap orang Dayak Kanayatn, khususnya informan yang masuk
pada golongan masa dewasa awal. Seperti rumah panjang, tradisi dan
bahasa Suku Dayak Kanayatn adalah ciri atau khas yang sangat
mendominasi perbedaan dengan kelompok-kelompok lain.
a. Rumah Panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Rumah panjang merupakan salah satu identitas yang dimiliki
oleh Suku Dayak Kanayatn. Simbol keberadaan rumah panjang
selalu di maknai sebagai jantungnya Suku Dayak Kanayatn.
Kalau saat ini fungsi dari rumah panjang sendiri yang kau tau seperti apa?
Hm. Itu sih ya Tas secara umum memang rumah panjang ini ya rumah adat suku Dayak. Kalau bicara soal fungsinya jelas fungsi rumah panjang sekarang sebagai tempat tinggal. Walaupun setau aku sekarang nih paling tinggal nenek kakek nya aja yang tinggal sana, anak-anaknya udah pada ngga mau lagi tinggal disitu. Tapi ada juga kamar yang memang sengaja dijadikan rumah singgah, jadi kalau ada keluarga yang datang berkunjung bisa tidur, istirahat di rumahnya yang di rumah panjang itu”. ”Lalu ada lagi ngga menurut kau?” “terus selain itu sih, tetap rumah panjang tempat kita ngadakan upacara adat, kayak naik dango, perayaan adat lainnya juga bahkan kawinan juga disitu kok. Ya gitulah, selain jadi tempat tinggal rumah panjang juga jadi tempat upacara adat dan tempat berkumpul nah buat orang-orang dayak kita Tas. (Gd (23), 69-93)
Trus fungsi dari rumah panjang sendiri yang kau tau seperti apa sekarang ini?
Untuk fungsi jelas rumah panjang ini untuk keamanan nomor satunya. Ya seperti tadi untuk menghindari musuh dan oh ya binatang-binatang buas. Ya rumah panjang inilah rumah yang teraman saat itu,terus juga fungsinya ya sekarang memang ini menjadi rumah huni ya. Ya selain rumah yang memang tempat tinggal ya ini juga dasar kita untuk mempertahankan budaya kita. Karena apa ya karena memang rumah panjang ini kan sebagai identitas kita. Rumah panjang identitas dan kepunyaan orang Dayak, diluar suku Dayak ngga ada yang punya rumah panjang seperti kita ini. (Th (24),91-105 )
Fungsi rumah panjang sekarang ini yang tau itu seperti apa?
Ya jelas rumah panjang ini sebagai rumah tempat hidup, terus juga ya rumah keluarga lah. Kalau ada keluarga yang datang ini rumah jadi tempat singgah. Rumah budaya juga lah, karena rumah ini kan satu-satunya peninggalan asli orang Kanayatn. Ya buat aku sendiri rumah panjang ini sih jadi rumah keluarga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
rumah tempat aku dan keluarga kalau balik kampung.(Em (24), 38-46)
Fungsi rumah panjang yang abang tahu saat ini seperti apa?
Jadi rumah panjang itu Tasha, itu memang jantungnya orang kita orang Dayak. Memang sejak dulu ya hidup disana. Terus rumah panjang ini punya filosofi sendiri, jadi dia menghadap ke hulu dan ke hilir. Jadi kalo hadap ke hulu itu artinya hadap ke timur, kalau ke hilir itu ke barat seingat abang.kata orang dulu artinya kalau arah ke hulu itu kita disuruh untuk bekerja keras, kalau arah ke hilir itu artinya pulang bekerja sebelum matahari terbenam. Juga kenapa di buat memanjang karena memang Dayak dikenal punya rasa kebersamaannya tinggi. Terus kenapa di buat tinggi ke atas itu karena dulu untuk jaga keluarga dari suku-suku lain yang dulu masih sering ngayau palak orang kan. Juga antisipasi kalau semisal air sungai meluap, ya itu makanya di buat tinggi. (AA (25), 35-54)
Hubungan rumah panjang sebagai salah satu identitas sosial
dan bagian dari sifat alamiah Suku Dayak Kanayatn tampak pada
fungsinya sebagai rumah tinggal, rumah singgah dan rumah adat.
Hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial dirumah panjang
terdapat sisi yang sangat alamiah. Informan menanggapi bahwa
pengalaman kehidupan sosial di rumah panjang sangat fungsional.
Kalau kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tahu itu seperti apa?
kalau kebiasaan orang sana aku kurang tau pasti, tapi yang aku lihat setiap pulang sana sih ya tetap mereka ada harinya mereka yang ibu-ibunya sama-sama masak. Nah itu biasa kalau pas salah satu anak lahir itu biasakan di adatkan cuman aku lupa ya namanya tu adat apa. Ya..Setiap ada adat gitu sih semua bekerja sama saling tolong menolong, ibu-ibunya masak, bapak-bapaknya siapkan segala persyaratan buat adat gitu. Nah yang aku suka sih dari mereka, yang aku lihat sendiri kebiasaan orang sana itu selalu ngumpul gitu diruang tamunya di depan kamar. Ya ngga ngapa-ngapain sih, kadang main kartu, ngobrol2 sampai malam gitu. (Gd (23), 94-113)
Terus kebiasaan orang-orang di rumah panjang yang kau tau seperti apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Yang aku tau ngayam tikar atau bide namanya tu sama aja kayak tikar yang dari kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama, biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-anak perempuannya yang nampi beras. Numbuk beras juga buat misahkan kulit-kulit padinya itu. itu biasa mereka ngerjainnya di teras depan itu lah. (Em (24), 47-55)
Jadi menurut abang apa fungsi rumah panjang itu?
Ya tidak lainnya fungsinya sebagai rumah adat suku Dayak Kanayatn, sekarang juga rumah panjang kan juga jadi tempat wisata, tapi tetap ada orang yang masih tinggal disana jadi bukan hanya tempat peninggalan sejarah juga. Rumah panjang kan juga tempat seremonial, jadi upacara-upacara adat kan semua disana juga.(Aa (25), 55-62)
b. Tradisi
Tradisi yang ada pada Suku Dayak Kanayatn sangat
beragamtetapi, hanyaada beberapa hal saja yang bisa dijadikan
sebagai sifat alamiah sekaligus sebagai kebiasaan yang sampai ini
dapat dipertahankan dengan baik. Informan menyampaikan bahwa
keberagaman tradisi suku Dayak Kanayatn tersebut sudah menyatu
menjadi wajah budaya bagi Suku Dayak Kanayatn.
Terus seperti apa kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tahu?
kalau bicara soal kehidupan orang-orang dayak sih luas ya. Cuman yang udah jelas dimata aku sih dari kehidupan sosialnya lah. kalau menurutku ya orangnya ya ramah-ramah. Haa banyak suka gotong-royong, misalnya kayak ada pernikahan itu tu pasti satu kampung turun semua buat bantu-bantu masak sama dekorasi gitu. Terus kan juga kayak Naik Dango itu kan juga persiapannya satu kampung turun kan. Lalu aku juga yang aku tau orang Kanayatn ini ngga kenal orang ini suku Dayak mana, asal sesama suku Dayak tetap di anggap keluarga. (Gd (23), 14-30)
Terus apa yang kau tahu tentang kehidupan orang Dayak Kanayatn?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
jelas mereka bercocok tanam, bertani mereka. Terutama orang Kanayatn itu dekat banget loh dengan alam, kita semua dari mata pencaharian dan sumber makanan ya semua dari alam. Jadi misalnya mereka ambil hasil hutan kayak buah-buah hutan, sayur-sayuran. Nah itu nanti mereka akan jual di tepi jalan kalau pas ada orang lewat gitu. (Th (24), 23-31)
kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tau itu seperti apa?
yang aku tau ngayam tikar atau bide namanya tu sama aja kayak tikar yang dari kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama, biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-anak perempuannya yang nampi beras. (Em (24), 47-52)
Terus bentuk kegiatan apa aja yang sering orang Kanayatn lakukan sama-sama?
Kalau di kampung itu biasa noreh sama-sama. Atau biasa itu kami ke hutan sama-sama cari cokelat, ee cari rebung, buah-buah kampung lah. Hah biasa abang sama saudara-saudara atau kawan-kawan itu suka cari tengkuyung di sungai. Tapi hmm kebiasaan keluarga abang juga kalau udah makan malam itu kerjaan cuman ngumpul di tengah ruang, ngobrol-ngobrol sambil minum mimunan tradisional tengah malam biasa. (Aa (25), 85-94)
Jadi orang bisa lihat abang sebagai Dayak Kanayatn nya dari mana?
Terus juga suka mabuk orang Kanayatn hahahha. (Aa (25), 111-112)
Bagaimana sih kehidupan orang-orang Kanayatn yang abang tahu?
Kehidupan orang Kanayatan ya menurut abang sama juga ya dengan Dayak-Dayak yang lain pastinya kita Dayak hmm khususnya Kanayatn ngga bisa hidup sendiri. Lebih ke namanya hidup berkoloni ya, dan juga orang Kanayatn itu tidak bisa lepas dari namanya budaya dan adat. jadi kita terutama orang Kanayatn ya termasuk abang itu ngga bisa jauh dengan adat-adat lah ya. Ya selain itu kita memang ngga bisa hidup jauh dari alam, jadi kita memang udah lengket dengan alam. Itu aja sih.(Aa (25), 21-34)
c. Bahasa sebagai tradisi lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Bahasa Ahe merupakan alat interaksi dan bagian dari ciri khas
Dayak Kanayatn. Secara alamiah informan akan tetap menggunakan
aksen bahasa Dayak Kanayatn, meskipun informan sedang berbicara
bahasa Indonesia.
Bagaimana sih orang bisa lihat kau ini oh ini orang Dayak Kanayatn?
Aku sebagai orang Kanayatn itu sih kalau aku lebih ke bahasa. Soalnya kan nampak banget Dayak Kanayatn kan bahasanya ahe, trus juga kan kita orang sini rata-rata tau ooo ini pasti orang Kanayatn dari bahasanya. Terus juga walaupun ngomong pakai bahasa Indonesia ya juga kan masih ada nampak logat-logatnya, kayak ngomong di ayun-ayun ahahha.(Gd (23), 179-190)
Apa yang kau tahu tentang Dayak Kanayatn?
Hmm Dayak bukit itu bahasanya masuk rumpun melayik, rumpun bahasa yang sama hmm mirip melayu yang di peruntukkan buat orang Dayak kita.(Th (24), 9-12)
Jadi menurut kau, orang bisa lihat kau orang Dayak Kanayatn dari mananya?
Iya itu lah Tasha hmm secara pintas ya Tasha, menurut ku itu 50% aksen. Jadi orang Dayak hmm khususnya Kanayatn ya itu punya aksen yang beda dengan aksen-aksen suku lainnya. Jadi orang Kanayatn yang sudah terbiasa ngomong sehari-hari pakai bahasa ibu ya bahasa Kanayatn kan jelas saat dia ngomong pakai bahasa Indonesia pasti masih bawa aksennya Kanayatn. Tapi beda kalau dia yang memang udah ngomong sehari-hari pakai bahasa Indonesia pasti kurang logat,aksen-aksennya itu. Apalagi misalnya aku, aku di rumah be Ahe, biarpun aku di Jakarta yang ngomongnya gue elu tapi tetap pasti keceplosan aksen Dayaknya.(Th (24), 178-193)
Jadi orang bisa lihat abang sebagai Dayak Kanayatn nya dari mana?
Sebenarnya juga dari gaya bicara juga nampak kok orang Ahe nya, tetap pasti ada khasnya kalau ngomong. (Aa (25), 112-115)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berbeda dengan Em (24) dan Aa (25) yang secara alamiah dapat
mengambil nilai positif dari bahasa Dayak Kanayatn atau bahasa
Ahe.
Nilai-nilai apa yang bisa kau ambil dari kehidupan orang Dayak Kanayatn?
Terus juga cara komunikasi yang halus, itu bah cara bicaranya halus. Karna kan nada-nadanya diayun bah, kayak marah tapi ngga marah. Kalau aku di rumah ya dari dulu sampai sekarang aku selalu pakai bahasa ibu, be Ahe.(Em (24), 76-82)
Selain itu ada lagi ngga nilai-nilai yang bisa abang ambil?
Selain itu menurut abang apa ya, hm mungkin gini, banyak orang tua yang masih ajarkan anak-anaknya bahasa ahe. Malah itu dijadikan bahasa hari-hari, jadi bahasa ibu itu ngga hilang lah. (Aa (25), 101-105)
2. Ikatan Emosional (attachment).
a. Kekerabatan
Persamaan makna lain bagi informan yang tergambar dalam
Suku Dayak Kanayatn sehingga terlihat bentuk solidaritas yang tinggi
salah satunya ialah kekerabatan. Menurut para informan, kekerabatan
merupakan suatu alasan bahwa ikatan emosional terbentuk menjadi
kesatuan ciri khas Dayak Kanayatn. Kekerabatan yang dimaknai oleh
para informan lebih kepada Keluarga, Suku dan Page waris.
Apa sih yang kau tahu tentang kehidupan orang-orang Kanayatn?
Lalu juga yang aku tau orang Kanayatn ini ngga kenal orang ini suku Dayak mana, asal sesama suku Dayak tetap di anggap keluarga. Mmm soalnya orang Dayak itu kalau aku bilang rasa keakrabannya kuat apalagi kalau ketemu dengan yang satu kampung. Gini ya yang aku rasain banget nih aku ketemu dengan orang ni, sekali ditanya dari mana misalnya dari Senakin dalam sedangkan aku dari Senakin pasar itu udah pasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
langsung dekat. Kayak otomatis akrab gitu walaupun ngga saling kenal tapi kan masih satu kampung. ya kebanyakan sih orang yang aku lihat juga begitu, rasa keakraban dan kekeluargaan nya besar ya gitu aja sih Tas yang aku rasain dan yang aku tahu. (Gd (23), 26-47)
Kekerabatan seperti apa yang kau maksud?
Kekerabatan hmm... Kekerabatan itu seperti ini Tas, sesama Dayak pasti udah di anggap keluarga. Apalagi yang tau eh ternyata satu kampung. Nah itukan pasti di kait-kaitkan eh ternyata, misalnya kakeknya dia itu masih saudara dengan kakek aku. Nah berarti aku dengan orang ini masih ada hubungan keluarga, ya walaupun aku sendiri ngga terlalu paham hubungan persaudaraan antar kakek aku ni gimana gitu Ta. Yaa gitu lah tas. (Gd (23), 48-62)
Kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tau seperti apa?
Jadi pas aku masih kuliah di Jakarta kemarin setiap bertemu dengan orang Dayak pasti udah merasa kalau kita ini keluarga. Ngga cuman di Jakarta aja sih, di setiap daerah yang aku kunjungi lah. Jadi memang bener rasanya kalau orang-orang Dayak ini rasa kekeluargaan nya memang tinggi. Oh ya satu juga hampir lewat, orang Dayak ini hidupnya komunal hm ngertikan maksudnya komunal, makanya di Saham sana itu ramai kan orang-orangnya. Enak lho Tasha hidup ramai-ramai hmm komunal seperti itu. Enaknya itu kalau ke aku ya senang banyak keluarga, aku pasti merasa aman karna istilahnya kita ini dilindungin dengan sekelompok besar orang yang memang sama-sama keluarga Dayak. Itu enaknya Tasha. (Th (24), 35-53 )
Jadi menurut kau kekerabatan orang Kanayatn itu bagaimana sih?
Nah kalau kekerabatan yang aku tahu ini ya. Hmm orang kanayatn ini kan rasa kekeluargaannya tinggi ya, hampir setiap orang Dayak yang aku temui pas merantau kemarin ya aku anggap keluarga sendiri. Jadi memang arti kekerabatan ini bagi aku ya memang kekeluargaan. Hmm aku ngga tau sih ya kalau orang Dayak yang lain bagaimana ya Tasha, cuman apa yang aku rasakan dari keluarga aku sendiri ya memang orang Kanayatn rasa kekeluargaannya besar. (Th (24), 54-65)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pengalaman yang berbeda dari Em (24) bahwa kekerabatan
seperti keluarga, secara ikatan emosional tanpa harus ada pengakuan
sebagai keluarga atau bukan.
Apa sih yang kau tau tentang kehidupan orang-orang Dayak Kanayatn?
Kehidupannya yang aku tahu sih hmm slalu rukun. Dah.. hmm apa lagi ya, berdasarkan pengalaman diri sih, peka satu sama lain. Maksudnya kalau ada salah satu yang kesusahan nda perlu dia ngomong ke orang lain pasti udah ada yang bantu dia. Sama lah ya rasa persaudaraan orang Ahe ini kuat. Kerukunan Dayak Ahe juga kuat kan Tasha. (Em (24), 9-17)
Trus menurut kau kekerabatan orang Dayak Kanayatn itu yang bagaimana?
Kayak gini bah, setiap aku ketemu orang Dayak pasti dianggap keluarga. (Em (24), 19-22)
Kepercayaan lain yang diketahui oleh Aa (25) memandang
kekerabatan sebagai persaudaraan yang tidak terlepas daripada ikatan
darah nenek moyang, sehingga wajar ikatan emosial terbangun antara
satu dan lainnya.
Trus menurut abang bagaimana sih kekerabatan orang DayakKanayatn itu?
persaudaraan kalau abang bilangnya. Karna abang percaya kita punya nenek-nenek ini masih ada hubungan darah, namanya itu page waris jadi kita ini sebenarnya masing-masing masih ada sangkut paut darah ya dari nenek-nenek kita. Jadi ya kita ini masih keluarga, Keluarga Dayak. jadi nda herankan kalau ketemu kawan, itu kayak Ica kenalkan temannya yang dia bilang ke kita kalau temannya ini masih keluarga. Katanya ini anak tante siapa tp keluarga jauh. Ha kan kita ngga asing kalau ada orang yang ngomong begitu dengan kita kan. (Aa (25), 71-84)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial adalah sebuah bentuk dari kebiasaan sehari-
hari Dayak Kanayatn sebagai bentuk identitas sosial, sehingga makna
hidup solidaritas terbentuk berdasarkan adanya ikatan emosional
yang sangat kuat di dalam kehidupan sosial. Para informan meyakini
bahwa Suku Dayak Kanayatn sudah terbiasa dengan hidup bersama-
sama dan bekerja bersama-sama, dengan pola hidup seperti ini Suku
Dayak Kanayatn bisa juga dikenal dengan gaya hidup komunal dan
gotong-royong.
Apa sih yang kau tau tentang kehidupan orang-orang Dayak Kanayatn?
Cuman yang udah jelas dimata aku sih dari kehidupan sosialnya lah. kalau menurutku ya orangnya ya ramah-ramah. Haa banyak suka gotong royong, misalnya kayak ada pernikahan itu tu pasti satu kampung turun semua buat bantu-bantu masak sama dekorasi gitu. Terus kan juga kayak Naik Dango itu kan juga persiapannya satu kampung turun kan. Lalu juga yang aku tau orang Kanayatn ini ngga kenal orang ini suku Dayak mana, asal sesama suku Dayak tetap di anggap keluarga. (Gd (24), 15-30)
Kalau kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tau itu seperti apa?
Setiap ada adat gitu pasti semua bekerja sama saling tolong menolong, ibu-ibunya masak, bapak-bapaknya siapkan segala persyaratan buat adat gitu. Nah yang aku suka sih dari mereka, yang aku lihat sendiri kebiasaan orang sana itu selalu ngumpul gitu mereka di ruang tamunya di depan kamar. Ya ngga ngapa-ngapain sih, kadang main kartu, ngobrol2 sampai malam gitu. (Gd (23), 102-113)
Nilai-nilai apa yang bisa kau ambil dari kehidupan orang Dayak Kanayatn ini?
Keramahan mereka itu paling aku suka, mereka ngga memandang orang ini asal nya dari suku mana istilahnya ngga mandang bulu lah. Pasti selalu diterima sam mereka, itulah yang menurut aku paling apa yaa. (Gd (23), 140-146)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Kehidupan sosial bagi Th (25) tidak terlepas dari
ketergantungan dengan alam, secara bersama-sama hidup (komunal)
dan mencari penghidupan pun secara bersama di alam. Hal ini
menyebabkan ikatan emosional terbentuk dari kebiasaan hidup
berkomunal dan gotong-royong.
Kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tau seperti apa?
Kehidupan orang-orang sana yang aku ketahui jelas mereka bercocok tanam, bertani mereka. Terutama orang Kanayatn itu dekat banget loh dengan alam, kita semua dari mata pencaharian dan sumber makanan ya semua dari alam. Jadi misalnya mereka ambil hasil hutan kayak buah-buah hutan, sayur-sayuran. Nah itu nanti mereka akan jual di tepi jalankalau pas ada orang lewat gitu. (Th, 22-31)
Kehidupan orang-orang Kanayatn yang kau tau seperti apa? Terus ada lagi ngga?
Orang Dayak ini hidupnya komunal hm ngertikan komunal, makanya di Saham sana itu ramai kan orang-orangnya. Enak lo Tasha hidup ramai-ramai hmm komunal seperti itu. (Th (24), 43-48)
Kebiasaan orang-orang di rumah panjang yang kau tahu seperti apa?
Hal yang aku tahu ya orang sana itu kehidupan sosialnya memang tinggi, mereka senang hidup berkelompok, berkoloni gitu kan. Hm memang hampir setiap aktivitas ya bersama-sama. Hmm contohnya nampik beras, nenun, nganyam karpet. Eh tapi sekarang juga sebenarnya mereka masih bah sama-sama nampik, ngayam gitu. apalagi pas bertepatan pas ada adat, atau kegiatan desa yang jelas hm rasa gotong-royong kuat. (Th (24), 113-123)
Terus bentuk kegiatan apa aja yang sering orang Kanayatn lakukan sama-sama?
Kalau di kampung itu biasa noreh sama-sama. Atau biasa itu kami ke hutan sama-sama cari cokelat, ee cari rebung, buah-buah kampung lah. Hah biasa abang sama saudara-saudara atau kawan-kawan itu suka cari tengkuyung di sungai. Tapi hmm kebiasaan keluarga abang juga kalau udah makan malam itu kerjaan cuman ngumpul di tengah ruang, ngobrol-ngobrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sambil minum mimunan tradisional tengah malam biasa. (Aa (25), 86-94)
Kehidupan sosial yang di alami Em (24) adalah munculnya
rasa kepekaan antara satu dan lainnya. Dari kepekaan tersebutlah
alasan ikatan emosial dari identitas Dayak Kanayatn membuahkan
sebuah makna solidaritas yang sangat tinggi.
Apa sih yang kau tau tentang kehidupan orang-orang Dayak Kanayatn?
Kehidupannya yang aku tahu sih hmm slalu rukun. Dah.. hmm apa lagi ya, berdasarkan pengalaman diri sih, peka satu sama lain. Maksudnya kalau ada salah satu yang kesusahan nda perlu dia ngomong ke orang lain pasti udah ada yang bantu dia. Sama lah ya rasa persaudaraan orang Ahe ini kuat. Kerukunan Dayak Ahe juga kuat kan Tasha. (Em (24), 9-17)
Kebiasaan orang-orang rumah panjang yang kau tau itu seperti apa?
Yang aku tau ngayam tikar atau bide namanya tu sama aja kayak tikar yang dari kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama, biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-anak perempuannya yang nampi beras. (Em (24), 47-52)
Ada sebuah kesadaran yang sama dalam memaknai kehidupan
Suku Dayak Kanayatn merupakan sebuah kesadaran yang saling
terhubung bagi setiap informan. Lahirnya sifat alamiah dengan secara
sadar dan ikatan emosial (attachment) yang sangat kuat menjadi
suatu bentuk solidaritas yang terlihat sebagai identitas murni.
E. Pembahasan
Narasi eksploratif atas pandangan mengenai makna solidaritas dewasa
awal suku Dayak Kanayatn, bahwa menurut Durkheim (dalam Johnson, 1994)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
membedakan solidaritas menjadi solidaritas positif dan negatif. Mengenai
solidaritas positif, berikut:
a. Mengikat individu pada masyarakat secara langsung tanpa perantara,
namun pada solidaritas positif lainnya individu tergantung dari
masyarakat.
b. Suatu sistem fungsi-fungsi yang berbeda dan khusus, menyatukan
hubungan-hubungan yang tetap, meskipun sebenarnya kedua masyarakat
tersebut hanya satu saja. Keduanya merupakan dua wilayah dari satu
kenyataan yang sama, namun perlu dibedakan.
c. Individu merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan tetapi
berbeda peran dan fungsi.
Solidaritas negatif sebaliknya, yaitu sama sekali tidak menghasilkan
integrasi apapun sehingga tidak memiliki kekhususan. Namun pada dasarnya
prinsip solidaritas adalah saling tolong-menolong, bekerja sama. Solidaritas
juga dipengaruhi interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural
yang pada dasarnya disebabkan karena munculnya sentimen komunitas
(Kumalasari, 2017). Dari pembahasan ini, peneliti akhirnya memperoleh dua
kategori utama. Pertama, mengarah kepada hal-hal terkait mengenai sifat
alamiah Suku Dayak Kanayatn dan kedua mengarah kepada ikatan emosional
(attachment) Suku Dayak Kanayatn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1. Sifat Alamiah Suku Dayak Kanayatn
a. Rumah Panjang
Aspek kunci pada masyarakat Dayak Kanayatn salah satunya
ialah terkait pola tempat tinggal seperti rumah panjang. Karena
rumah panjang bukan hanya khas dari segi bentuk bangunan, tetapi
juga secara perwujudan kehidupan sosialnya pun terlihat khas dan
solidaritas terbentuk menjadi mapan secara mekanik oleh sebab
hubungan yang terjalin selama berada dalam rumah panjang. Seperti
pernyataan Geddes yang dapat ditemukan dalam buku Identitas
Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan (Maunati, 2006):
Bangunan rumah-rumah panjang merupakan sebuah indikasi cara hidup orang Dayak Darat yang khas. Geddes membandingkan kehidupan komunal yang ditemukan di rumah-rumah panjang tersebut dengan individualisme Eropa, dengan menyatakan bahwa gaya hidup orang Dayak adalah perwujudan yang lebih sempurna dari kehidupan orang-orang Eropa. (hlm.62-63)
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa gaya hidup komunal
Suku Dayak Kanayatn menjadikan bukti bahwa hidup solidaritas
merupakan sebuah perwujudan yang sempurna. Sifat alamiah Suku
Dayak Kanayatn terlahir dari kehidupan sosial yang ada di rumah
panjang, sehingga menurut Geddes (dalam Maunati, 2006)
menjelaskan bahwa keberadaan rumah panjang melahirkan ciri hidup
masyarakat Dayak menggunakan sistem gotong-royong.
Telah dinyatakan oleh para informan bahwa kehidupan sosial
di rumah panjang secara alamiah selalu hidup berkelompok, saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
tolong-menolong dan antara satu serta yang lain menanamkan sifat
kekerabatan. Terlihat sangat wajar bahwa solidaritas Suku Dayak
Kanayatn diperkuat dari rumah panjang inilah yang membuat orang
Dayak Kanayatn merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari Dayak
Kanayatn. Kehidupan yang khas dalam rumah panjang ini juga dapat
dijadikan sebagai pembeda masyarakat Dayak dengan masyarakat
pada umumnya.
Kekhasan rumah panjang dijelaskan oleh Djuweng (1996)
bahwa rumah panjang ialah pusat dari segala aktivitas sosial, budaya,
ekonomi dan politik masyarakat Suku Dayak Kanayatan. Bentuk
aktifitas yang dijalani seperti naik Dango, adat pernikahan, hidup
bersama-sama, nampik beras, tenun, dan bergotong-royang terjadi di
rumah panjang, wajar rumah panjang dikatakan sebagai jantung
kehidupan.Alasan utama rumah panjang sebagai jantung kehidupan
dipertegas oleh Paulus dkk. (2010) bahwa masyarakat Dayak
Kanayatn memiliki naluri atau sifat alamiah untuk hidup bersama dan
hidup damai dalam komunitas harmonis di rumah panjang bersama-
sama secara berdampingan dengan masyarakat lainnya. Kesadaran ini
didasari oleh alam pikiran religio magis dengan menganggap bahwa
setiap warga mempunyai kedudukan, nilai dan hak hidup yang
sama.Dalam hal ini sangat wajar bahwa rumah panjang memperkuat
solidaritas mekanik yang bersifat positif, seperti individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisahkan tetapi
berbeda peran dan fungsi.
b. Tradisi
Tradisi Suku Dayak Kanayatn sangat beragam, sehingga setiap
tradisi yang ada pada ruang lingkup kehidupan sosial Suku Dayak
Kanayatn selalu dikaitkan dengan gaya hidup komunal
(kebersamaan), kedekatan dengan alam, sampai pada
penyelenggaraan adat-istiadat pun selalu dijaga sampai sekarang.
Tradisi yang baik tentu berkaitan dengan solidaritas positif, karena
selalu dikaitkan dengan gaya hidup yang komunal dan gotong royong
di dalam setiap praktik penyelenggaraan adat-istiadat dari masa ke
masa. Hal ini merupakan citra solidaritas yang sangat positif,
sepanjang tradisi tersebut mempunyai nilai dan tujuan yang
dinyatakan baik sehingga diakui sebagai local wisdom.Terutama yang
lebih unik lagi menurut Th (24) mengungkapan bahwa salah satu
tradisi dalam mata pencaharian suku Dayak Kanayatn ialah dengan
bercocok tanam atau bertani dan sangat dekat dengan alam. Tradisi
yang dilakukan oleh Suku Dayak Kanayatn yang diungkapkan oleh
para informan ini senada dengan Midenyang dapat ditemukan dalam
buku Dayak Bukit Tuhan, Manusia, Budaya (Miden,1999) “Pada
umumnya mata pencaharian Suku Dayak Bukit adalah
berladang/bersawah. Dari hasil ladang diperoleh padi, sayur-sayuran
dan palawija. Selain berladang, mata pencaharian lain adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
menyadap karet, mencai hasil hutan, berburu, dan beternak babi atau
ayam.” (hlm.72)
Peneliti memaknai penjelasan di atas bahwa mata pencaharian
yang dimaksud bukan sekedar sebagai tradisi alamiah, melainkan
bahwa dari tradisi tersebut ada makna yang bisa dijadikan sebagai
nilai positif. Makna tersebut merupakan sisi alamiah yang muncul
sebagai lahirnya sebuah sifat kekeluargaan yang tinggi, di mana
setiap individu Dayak Kanayatn akan bertindak seperti masyarakat
Dayak Kanayatn yang selalu bergotong-royong dan mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama. Semakin sering bergotong-royong dan
kebiasaan mengerjakan sesuatu bersama-sama maka, secara tersirat
alam menjadikan kelompok suku Dayak Kanayatn sebagai keluarga
terdekatnya sehingga muncullah sebuah kealamiahan itu sendiri.
Solidaritas positif ini berkaitan dengan makna yang positif ketika
tradisi sebagai local wisdom ini menjadi bagian daripada perangkat
kehidupan.
c. Bahasa sebagai tradisi lisan
Aspek lain dari ciri khas Suku Dayak Kanayatn adalah bahasa
yang secara alamiah langsung menghubungkan antara satu dan lain-
nya, sehingga tradisi lisan bagian dari pada warisan budaya yang
diturunkan dari masa ke masa. Menurut Rufinus (1997) Suku Dayak
Kanyanatn masih memiliki seperangkat tradisi lisan yang secara
fungsinya untuk mengikat kebersamaan. Hal menarik tentang bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dijelaskan oleh informan Aa (25) bahwa kebiasaan orang tua pada
Suku Kanayatn ialah masih mengajarkan anak-anaknya bahasa Ahe
sebagai bahasa tradisi dan dijadikan sebuah bahasa keseharian hingga
sekarang, sehingga bahasa Ahe dianggap sebagai bahasa ibu oleh
masyarakat Suku Dayak Kanayatn. Rufinus dalam buku Mencermati
Dayak Kanayatn(Rufinus, 1997) :
Tradisi Lisan Dayak Kanayatn yang merupakan pengetahuan bersama masyarakat dipakai sebagai informasi, penyaksian, dan kebiasaan lisan. Ketiganya digunakan dalam kegiatan sehari-hari di ladang, di sawah, di hutan dan tentu saja di rumah. Pertama, sebagai pengetahuan informasi, tradisi lisan dapat ditemui dalam bentuk cerita Ne’ Baruakng Kulup, Si Kencet; cerita lisan lain tentang kehidupan binatang, seperti dalam cerita Kakura’ mang Pilanuk, Kara’ mang Oncet, Kakura’ mang Kijakng Makaratn Talok mang Pauh. Kedua, dalam penglahiran penyaksian lisan, tradisi lisan merupakan pengetahuan masyarakat yang dilakukan melalui upacara kepercayaan agama lama, seperti baliatn, badendo, nyangahatn, atau penyaksian akan tanda-tanda (bunyi, lokasi, waktu), seperti rasi, mato’, ngawah. Ketiga, dalam kebiasaan lisan pengetahuan masyarakat Dayak Kanayatn nampak melalui kegiatan gotong royong, kepercayaan bersama, seperti balalae’ ka’ uma, barumaha’, balala’, baremah. (hlm. 60)
Terlihat sebuah gambaran bagi peneliti bahwa bahasa sebagai
tradisi lisan sudah menjadi bagian dari sifat alamiah Suku Dayak
Kanayatn.Sekaligus bagi para informan, bahasa Ahe maupun logat
bahasa Ahe menjadi sebuah ciri khas yang dimiliki yang dapat
membedakan Dayak Kanayatn dengan Dayak lainnya maupun suku
lainnya. Dari sebuah identitas sosial dalam kegiatan gotong-royong,
bahwa bahasa dalam kebiasaan lisan Dayak Kanayatn menjadi alat
interaksi utama dan perekat untuk menjaga hubungan kebersamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2. Ikatan Emosional(attachment)
a. Kekerabatan
Memahami sistem kekerabatan sangat berhubungan dengan
simbol dan khasnya rumah panjang, sehingga kekerabatan
memunculkan kesadaran kolektif bersama yang positif dalam
kehidupan suku Dayak Kanayatn. Hadirnyamakna solidaritas
tersebut beralasan karena di dorong oleh salah satu perangkat sistem
kekerabatan yang muncul karena adanya ikatan emosional dari
kebiasaan hidup secara berkelompok dan tradisi dijalankan turun-
temurun. Ikatan emosional secara nyata terjalin antara Suku Dayak
Kanyatn, hal ini senada dirasakan oleh para informan seperti halnya
Gd (24) merasakan bahwa Suku Dayak Kanayatn sebagian besar
mempunyai rasa yang sama yaitu, rasa kekerabatan dan
kekeluargaan yang kuat. Th (24) merasakan hal yang sama bahwa
Suku Dayak Kanayatn memiliki rasa Kekeluargaan yang tinggi. Em
(24) mengalami langsung dengan menggambarkan ikatan emosional
(attachment) yang dimiliki suku Dayak Kanayatn secara ikatan
memiliki sifat kepekaan antara satu dan lainnya, seperti ketika ada
permasalahan yang ditanggapi langsung dengan niat untuk
membantu. Aa (25) juga meyakini bahwa sistem kekerabatan
tersebut tidak muncul begitu saja terikat secara emosional, baginya
ini semua berasal dari adanya hubungan ikatan darah atau Suku
Dayak Kanayatn biasa menyebutnya dengan istilah page waris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
b. Kehidupan Sosial
Makna solidaritas dalam kehidupan sosial Suku Dayak
Kanayatn diyakini oleh para informan dibentuk 2 (dua) hal
yaitupertama, berkaitan dengan aktifitas suatu kelompok yang
terbiasa hidup komunal dan bekerja bersama-sama (gotong-
royong).kedua,berkaitan dengan hubungan geneologis dalam sistem
kekerabatan. Kebiasaan aktifitas gotong-royong dalam kehidupan
sosial Masyarakat Dayak Kanayatn dapat membentuk ikatan
emosional yang begitu kuat, apalagi solidaritas sosial Suku Dayak
Kanayatn semakin diperkukuh atas adanya hubungan geneologis
(hubungan darah), suatu hubungan yang tidak terdapat pada
masyarakat yang lebih luas. (Dilen, 1997). Hubungan keluarga ini
disebut dengan page waris, yang dirincikan; 1) Sa’ pusat atau tatak
pusat(saudara kandung) ; 2)Sakadiriatn atau pupu sakali(saudara satu
kakek-nenek) ; 3)Dua madi’ enek atau pupu dua kali(keturunan dari
kakek-nenek);4)Dua madi’ saket atau pupu tiga kali (satu nenek uyut
seperti kakek atau nenek sepupu sekali); 5) Duduk dantar atau pupu
ampat kali (antara kakek sepupu dua kali) ; 6)Dantar page atau pupu
dua kali(kakek atau nenek satu uyut) ;7)Page atau pupu enam
kali(Djuweng, 1996).
Kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn sebenarnya terjalin
dan terpusat pada kehidupan di rumah panjang, Dilen dalam buku
Mencermati Dayak Kanayatn (Dilen, 1997) mengungkapkan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kekeluargaan ini begitu kuat dalam persekutuan Radakng karena semua ini diikat dalam hubungan geneologis dalam sistem kekerabatan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai bentuk aktifitas kehidupan radakng yang melibatkan semua penghuni, misalnya dalam balale’ (gotong-royong) mengerjakan ladang. Setiap penghuni merasa memiliki dan sekaligus bertanggung jawab dalam kegiatan tersebut sebagai bukti dari solidaritasnya yang tinggi. (hlm. 47)
Ikatan emosional yang terjalin dalam kehidupan sosial
masyarakat Dayak Kanayatn ini hadir karena setiap masyarakat
Dayak Kanayatn merasa saling memiliki dan bertanggung jawab
dalam segala bentuk aktifitas. Kutipan ini senada dengan ungkapan
pengetahuan dan pengalaman yang di dapat dari para informan terkait
kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn. Seperti Gd (24)
mengungkapkan bahwa yang sangat tampak dari suku Dayak
Kanayatn selain daripada sifat ramah tetapi juga kehidupannya yang
selalu gotong-royong. Seperti dalam acara kegiatan pernikahan,
memasak, dekorasi dan penyelenggaraan Naik Dango yang
melibatkan satu kampung ikut turun campur tangan bersama-sama
membantu. Para informan sepakat mengenai sikap hidup Suku Dayak
Kanayatn yang komunal dan gotong-royong.
Pengalaman yang didapat oleh para informan dewasa awal
mengenai rumah panjang, tradisi, bahasa, kekerabatan dan kehidupan
sosial membuat dewasa awal Dayak Kanayatn lebih berkomitmen
pada hubungan antar personal, sehingga dapat terjalin solidaritas
yang membangun kesadaran kolektif bersama yang positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Pengalaman para informan dewasa awal ini menghasilkan sebuah arti
kehidupan dalam kehidupan solidaritas, sehingga lahirlah sifat
alamiah dan ikatan emosional sebagai makna solidaritas pada dewasa
awal suku Dayak Kanayatn. Tema-tema tersebut juga menunjukkan
bahwa indentitas sosial suku Dayak Kanayatn antara satu dan lainnya
saling terhubung menjadi sebuah ikatan solidaritas sosial yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Skema Pembahasan
Dewasa Awal Suku Dayak Kanayatn
Rumah Panjang
Bentuk Solidaritas
Tradisi
Bahasa
Kehidupan Sosial
Kekerabatan
Ikatan Emosional (Attachment)
Sifat AlamiahSuku Dayak
Kanayatn
Makna Solidaritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narasi eksploratif atas pandangan mengenai makna solidaritas dewasa
awal suku Dayak Kanayatn, peneliti akhirnya memperoleh dua kategori
utama. Pertama, mengarah kepada hal-hal terkait mengenai sifat alamiah Suku
Dayak Kanayatn atas keberadaan rumah panjang, tradisi, dan bahasa yang
menjadi alasan sebagai bagian dari makna solidaritas. Kedua, mengarah
kepada ikatan emosial (attachment) Suku Dayak Kanayatn terbentuk meliputi
hubungan kekerabatan dan kehidupan sosial yang dijalani yang menjadi alasan
sebagai bagian lainnya dalam makna hidup solidaritas yang tinggi.
Menarik bagi peneliti bahwa, meskipun jarak hubungan kekerabatan
antar keluarga bahkan sesama Suku Dayak Kanayatn tidak seperti dulu yang
hidup bersama-sama di rumah panjang dan melakukan aktivitas sosial secara
komunal. Perubahan pola tempat tinggal yang terpisah menyebabkan
kurangnya pendukung dan penopang hidup solidaritas Suku Dayak Kanayatn
di rumah panjang sekarang ini. Akan tetapi, generasi muda Suku Dayak
Kanayatn dewasi ini menyadari dengan baik tentang makna solidaritas, baik
secara sifat alamiahnya dan ikatan emosional (attacment). Hal ini terjadi
karena generasi-generasi tua selalu mengajarkan tentang nilai-nilai positif
tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn secara turun-menurun dari dulu
hinnga sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
B. Saran
1. Kepada pemuda Suku Dayak Kanayatn
Sangat diharapkan bagi pemuda gerenasi masa depan untuk selalu
menjaga dan merawat tradisi budaya dengan baik, bahkan ikut aktif untuk
memperkenalkan tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn ke seleluruh
manca negara bahkan dunia internasional. Penting untuk dijaga dan
dirawat karena tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn merupakan
bagian daripada identitas sosial itu sendiri.
Aktualisasi nilai-nilai positif yang di dapat dari tradisi dan budaya
Suku Dayak Kanayatn ke dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal
yang sangat baik, sehingga sifat alamiah dan ikatan emosional yang sudah
terbentuk menjadi sangat berguna bagi lingkungan sekitar baik sebagai
manusia maupun sebagai warga negara Indonesia.
2. Kepada peneliti selanjutnya
Peneliti menyadari bahwa usaha penggalian data pemahaman,
pengetahuan dan pengalaman seringkali tidak bisa dilepaskan dari konteks
yang terjadi. Pada praktiknya pertanyaan tersebut menimbulkan banyak
jawaban yang melebar sehingga, tema-tema yang muncul tersebut tidak
hanya terfokus pada makna solidaritas karena begitu kompleksnya
kehidupan sosial Suku Dayak Kanayatn dan beragam pula corak
pengalaman yang dijalani oleh karena perbedaan tempat tinggal yang
sudah jauh dari tempat kelahiran atau tempat asal. Seperti pertanyaan
mengenai asal usul rumah panjang, dimana terdapat jawaban yang melebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
hingga berbicara mengenai tradisi mengayau,kemiripan bahasa Dayak
Kanayatn dengan bahasa Melayu, serta berbicara mengapa rumah panjang
menghadap ke matahari terbit dan terbenam. Kekurangan peneliti inilah
yang menjadi alasan bahwa peneliti selanjutnya diharapkan bisa lebih
fokus untuk mendalami kajiannya sesuai dengan kebutuhan disiplin
keilmuan selama proses pencarian dan pengumpulan data.
Peneliti setidaknya menjadikan kajian ini sebagai batu loncatan
pengembangan penelitian selanjutnya dan dijadikan sebagai tolak ukur
untuk mempertimbangkan cakupan yang digali dalam proses penelitian,
serta walaupun demikian proses wawancara yang diperoleh masih berada
dalam satu fokus yang sama. Karena masih banyak hal yang perlu diteliti
lebih lanjut mengenai persoalan Dayak Kanayatn yang begitu kompleks,
seperti bagaimna makna hidupnya sebagai Dayak Kanayatn, apalagi
keunikannya soal page waris, rumah panjang, tradisi bahasa lisan, dan lain
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Alloy, S., Albertus & Istiyanti, C. P.(2008). Mozaik Dayak keberagaman subsuku dan bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi.
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi (psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Berk, L. E. (2012). Development through the lifespan (5th ed.) (Daryanto, Terj.)Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Coomans, M. (1987). Manusia Daya: Dahulu, sekarang, masa depan. Jakarta: PT. Gramedia.
Creswell, J. W. (2015).Penelitian kualitatif & desain riset (edisi ketiga) (A. L. Lazuardi, Terj.)Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djuweng, S., dkk.(1996). Manusia Dayak: Orang kecil yang terperangkap modernisasi. Pontianak: Institute of Dayakologi Research and Development.
Dilen, D. (1997). Radakng dalam kehidupan orang Kanayatn.Dalam N. Andasputra & V. Julipin (Ed.),Mencermati Dayak Kanayatn.Pontianak: Institut of Dayakology Research and Development.
Fusch, P. I., & Ness, L. R. (2015). Are we there yet ? data saturation in qualitative reseacrh. The Qualitative Report, 20(9), 1408-1416.
Hall, C. S. & Lindzey, G.(1970/1993).Psikologi kepribadian 1 teori-teori psikodinamikklinis (Yustinus, Terj.). Yogyakarta: Kansius.
Hogg, M. A, Abrams, D., Otten, S., & Hinkle, S. (2004). The social identity perspective: Intergroup relation, self-conception and small group. Small Group Research, 35(3), 246-276. doi:10.1177/10464969404263424.
Hogg, M. A. & Abrams, D. (1998).Social Identifications: A Social Psychology of Intergroup Relation and Group Procesess. New York, USA: Routledge.
Johnson, P. D. (1986). Teori sosiologi klasik dan modern (jilid satu) (R. Lawang, Terj.).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Johnson, P. D. (1994). Teori sosiologi klasik dan modern(R. Lawang, Terj.).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
Kumalasari, D. L. (2017). Maknasolidaritassosialdalamtradisi ‘sedekahdesa’ (studipadamasyarakatdesaNgogriMegaluhJombang)(Skripsi). Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Jawa Timur. Diunduh dari http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1336.
Maunati, Y. (2006). Identitas Dayak: Komodifikasi dan politik kebudayaan. Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.
Miden, S. M. (1999). Dayak bukit Tuhan, manusia, budaya.Pontianak: Institut Dayakologi.
Muhrotien, A. (2012). Rekonstruksi identitas Dayak.Yogyakarta: TICI Publications.
Naisaban, L. (2004). Para psikolog terkemuka dunia. Jakarta: PT. Grasindo.
Paulus. F, S., Djuweng, B., John., & A., Nico(2010). Kebudayaan Dayak aktualisasi dan transformasi. Pontianak: Institut Dayakologi.
Paulus, S. (2013). Pengaruh multikultural terhadap hiasan pada rumah betang masyarakat Dayak Kanayatn Kalimantan Barat (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diunduh dari http://eprints.uny.ac.id/23068/1/Paulus%20Sandra%2008207249007.pdf.
Ritzer, G. (2012). Teori sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir postmodern (S. Pasaribu, Widada, E. Nugraha, W Djohar, Terj.).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riwut, T. (2007). Kalimantan membangun alam dan kebudayaan.Yogyakarta: NR Publishing.
Rufinus, A. (1997). Tradisi lisan dalam tata upacara adat pada teknologi pertanian asli masyarakat Dayak Kanayatn.Dalam N. Andasputra & V. Julipin (Ed.),Mencermati Dayak Kanayatn. Pontianak: Institut of Dayakology Research and Development.
Sa’diyah, I. D. (2016). Solidaritas sosial masyarakat Kuningan di Yogyakarta studi kasus komunitas paguyuban pengusaha warga Kuningan (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diunduh dari http://digilib.uin-suka.ac.id/22017/.
Schultz, D. (1977/1991).Psikologi pertumbuhan sehat model-model kepribadian sehat (Yustinus, Terj.).Yogyakarta: Kansius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Stets, J. E., & Burke, P. J. (1998). Identity theory and social identity theory.Social Psychology Quartly, 63(3), 224-237. doi:10.2307/2695870.
Sukin, (2012).Sejarah dan fungsi bangunan rumah panjang (betang) bagi masyarakat Dayak Kanayatn desa Saham kecamatan Sengah Temila kabupaten Landak provinsi Kalimantan Barat(Skripsi).Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Diunduh dari https://docplayer.info/45884975-Program-studi-pendidikan-sejarah-fakultas-keguruan-dan-ilmu-pendidikan-universitas-kristen-satya-wacana-salatiga.html.
Turner, V. (1982). From ritual to theater: The human seriousness of play. New York: PAJ.
Widjono, R. H. (1998). Masyarakat Dayak menatap hari esok.Jakarta: PT. Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Berkaitan dengan tugas akhir mengenai makna hidup solidaritas sebagai identitas sosial bagi dewasa awal suku Dayak Kanayatn, saya :
Nama : Natasha Gloria Runtu
Status : Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
NIM : 139114097
Akan berperan sebagai peneliti dalam proses pengambilan data sehubungan dengan penelitian ini. peneliti akan melibatkan informan penelitian dengan kriteria orang dewasa awal asli suku Dayak Kanayatn yang hidup diluar rumah panjang yang berusia 21-40 tahun. Mengacu pada kriteria tersebut, saya memohon kesediaan Anda :
Nama :
Sebagai : Informan
Untuk berpatisipasi dalam penelitian ini karena Anda memenuhi kriteria tersebut.penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana orang dewasa awal suku Dayak Kanayatn memaknai kesolidaritasan atau keakraban sebagai identitas sosial mereka. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kasus yang sedang saya teliti serta adanya menggunakan alat perekam untuk membantu keseluruhan proses. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan waktu dari Anda untuk pengambilan data.
Dalam proses ini, Anda bebas mengajukan keberatan jika merasa ada hal yang kurang sesuai dengan harapan. Anda juga berhak menolak untuk berpatisipasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dalam penelitian ini. sehingga bila Anda telah bersedia mengikuti penelitian ini, Anda juga bebas mengundurkan diri setiap saat.
Diharapkan penelitian ini akan mendorong Anda untuk semakin memahami diri Anda melalui bentuk refleksi atas jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan.
Informasi yang disampaikan dalam keseluruhan proses ini akan diolah untuk kepentingan penelitian dan bersifat rahasia. Keterangan mengenai identitas serta informasi yang Anda berikan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti sehingga Anda diharapkan dapat memberikan informasi dengan apa adanya.
Natasha Gloria Runtu,
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 1, Analisis Informan 1 (Gd)
No Transkrip Tema Komentar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
hmm apa ya. Jadi gini yang selama
ini aku tahu dayak kanayatn itu jadi
salah satu perkumpulan dayak yang
paling besar di sini, kalimantan
barat ini lah kan. Dayak Kanayatn
ini memiliki populasinya yang
paling banyak ya Tas untuk di
Kalbar sendiri. Dan juga Dayak
Kanayatn itu punya bahasa yang
paling banyak orang paham, ngerti,
paling mudah untuk di praktekkan.
Hmm itu aja sih dari apa yang aku
ketahui ya tas..
pengetahuan dan pemahaman
tentang suku Dayak Kanayatn
informan memiliki pemahaman yang baik mengenai
suku Dayak Kanayatn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
kalau bicara soal kehidupan orang-
orang dayak sih luas ya. Cuman
yang udah jelas dimata aku sih dari
kehidupan sosialnya lah. kalau
menurutku ya orangnya ya ramah-
ramah. Haa banyak suka gotong
royong, misalnya kayak ada
pernikahan itu tu pasti satu
kampung turun semua buat bantu-
bantu masak sama dekorasi gitu.
Terus kan juga kayak Naik Dango
itu kan juga persiapannya satu
kampung turun kan. Lalu juga yang
aku tau orang Kanayatn ini ngga
Pemahaman dan pengetahuan
tentang kehidupan sosial suku
Dayak Kanayatn
Perasaan emosional terhadap
orang Dayak Kanayatn
Pemahaman yang positif oleh informan mengenai
kehidupan sosial suku Dayak Kanayatn
Informan mengetahui bentuk aktivitas sosial yang
dilakukan orang Dayak Kanayatn
Perasaan emosional mendorong informan memiliki
rasa keakraban yang kuat terhadap sesama orang
Dayak Kanayatn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
kenal orang ini suku Dayak mana,
asal sesama suku Dayak tetap di
anggap keluarga. Mmm soalnya
orang Dayak itu kalau aku bilang
rasa keakrabannya kuat apalagi
kalau ketemu dengan yang satu
kampung. Gini ya yang aku rasain
banget nih aku ketemu dengan
orang ni, sekali ditanya dari mana
misalnya dari Senakin dalam
sedangkan aku dari Senakin pasar
itu udah pasti langsung dekat.
Kayak otomatis akrab gitu
walaupun ngga saling kenal tapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
55
56
kan masih satu kampung. ya
kebanyakan sih orang yang aku
lihat juga begitu, rasa keakraban
dan kekeluargaan nya besar ya gitu
aja sih Tas yang aku rasain dan
yang aku tahu.
kekerabatan ya hmm... Kekera-
batan itu seperti ini Tas, sesama
Dayak pasti udah di anggap
keluarga. Apalagi yang tau eh
ternyata satu kampung. Nah itukan
pasti di kait-kaitkan eh ternyata,
misalnya kakeknya dia itu masih
saudara dengan kakek aku. Nah
Arti tentang kekerabatan Persepsi informan mengenai kekerabatan artinya
adalah keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
berarti kan aku dengan orang ini
masih ada hubungan keluarga, ya
walaupun aku sendiri ngga terlalu
paham hubungan persaudaraan
antar kakek aku ni gimana gitu Tas.
Yaa gitu lah Tas
aku kurang tau jelas sih bagaimana
ini rumah panjang bisa ada, cuman
yang dulu pernah mamak cerita
katanya dibangun tinggi nih biar
binatang buas susah masuk.
Hahaha itu doang yang aku tau Tas.
Hm. Itu sih ya Tas secara umum
memang rumah panjang ini ya
pengetahuan tentang rumah
panjang Saham
pemahaman dan pengetahuan
tentang fungsi dari
Informan memiliki pengetahuan yang kurang baik
mengenai sejarah rumah panjang Saham
Informan memahami dengan baik tentang fungsi
dari rumah panjang saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
rumah adat suku Dayak. kalau
bicara soal fungsinya jelas fungsi
rumah panjang sekarang sebagai
tempat tinggal. Walaupun setau aku
sekarang nih paling tinggal nenek
kakek nya aja yang tinggal sana,
anak-anaknya udah pada ngga mau
lagi tinggal disitu. Tapi ada juga
kamar yang memang sengaja
dijadikan rumah singgah, jadi kalau
ada keluarga yang datang
berkunjung bisa tidur, istirahat di
rumahnya yang di rumah panjang
itu. terus selain itu sih, tetap rumah
rumahpanjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
panjang tempat kita ngadakan
upacara adat, kayak naik dango,
perayaan adat lainnya juga bahkan
kawinan juga disitu kok. Ya
gitulah, selain jadi tempat tinggal
rumah panjang juga jadi tempat
upacara adat dan tempat berkumpul
nah buat orang-orang dayak kita
Tas.
kalau kebiasaan orang sana aku
kurang tau pasti, tapi yang aku
lihat setiap pulang sana sih ya tetap
mereka ada harinya mereka yang
ibu-ibunya sama-sama masak. Nah
pengalaman tentang kehidupan
dirumah panjang
Pengalaman pribadi membuat informan memahami
dengan baik kehidupan orang-orang dirumah
panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
itu biasa kalau pas salah satu anak
lahir itu biasakan di adatkan cuman
aku lupa ya namanya tu adat apa.
Ya.. setiap ada adat gitu pasti
semua bekerja sama saling tolong
menolong, ibu-ibunya masak,
bapak-bapaknya siapkan segala
persyaratan buat adat gitu. Nah
yang aku suka sih dari mereka,
yang aku lihat sendiri kebiasaan
orang sana itu selalu ngumpul gitu
mereka di ruang tamunya di depan
kamar. Ya ngga ngapa-ngapain sih,
kadang main kartu, ngobrol2
Kehidupan sosial orang dirumah
panjang
Bentuk solidaritas menjadi sebuah kebiasaan
dirumah panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
sampai malam gitu.
Hmm, kalau sehari-harinya sih ya
Tas kalau dikeluarga aku itu
misalnya soal makan. Jadi kalau
aku mau makan aku harus nunggu
bapak, mamak, abang sama adek
aku baru kita semua makan sama-
sama. Jadi kalau di keluarga aku
makan harus sama-sama, di
kampung tempat nenek sama bibi
aku juga gitu kalau mau makan
nanti nunggu semua dah kumpul
baru makan bareng. Terus juga
kalau urusan rumah misalnya
Arti kebersamaan
Kesetaraan pembagian tugas
Informan dapat memberikan arti kebersamaan
berdasarkan pengalaman dan kebiasaan dalam
keluarganya. (makan bersama)
masing-masing anggota keluarga mendapatkan
tugas dan tanggung jawab dirumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
mama lagi mau masak, nah wajib
itu kalau ada anak perempuannya
harus bantu mama masak, juga
kalau bapak lagi betulin atap atau
kabel-kabel lah apa gitu anak laki-
kali harus bantu bapak, ya kalau di
keluarga aku semua begitu. Kan itu
menurut aku kehidupan sehari-hari
yang menonjolkan kebersamaan.
Kalau menurutku ya, aku paling
suka karena orang Kanayatn itu
welcome banget sama orang lain,
yaa mungkin pasti semua suku
Dayak gitu kali ya. Keramahan
Nilai-nilai positif dari kehidupan
dayak Kanayatn
Informan mempersepsikan orang Dayak selalu
ramah dan terbuka terhadap semua orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
mereka itu paling aku suka, mereka
ngga memandang orang ini asal
nya dari suku mana istilahnya ngga
mandang buluh lah. Pasti slalu di
terima sama mereka, itu lah yang
menurut aku paling apa yaa.. hmm
paling yang bisa aku ambil nilai
positifnya dari keluarga Kanayatn
ini. Terus juga lebih menguta-
makan keluarga, kayak tadi itu Tas
asal sesama Dayak aja pasti udah
dianggap keluarga, apalagi satu
kampungkan euh itu pasti udah
akrab banget. Haa tapi juga hal
Relasi sosial orang Dayak
Kanayatn
informan mengganggap semua orang Dayak adalah
keluarga
Informan mempersepsikan relasi sosial orang Dayak
dengan cara kebaikan dibalas kebaikan dan
kejahatan dibalas kejahatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
penting lainnya, kalau Dayak ini ya
dikeluarga aku tapi mungkin
semua. Misalnya kalau ada orang
ini baik sama kita, kita juga baik
dan welcome sama dia. Tapi kalau
orang ini niatnya jahat, kita juga
lebih jahat kedia. Jadi itu sih kita
sekarang tetap harus liat orangnya
juga, liat dia dekat sama kita karna
niat baik apa jahat gitu. Itu aja sih
Tas ya menurut aku yang nilai-nilai
ini.
kalau selama ini ya Tas, aku sendiri
ya sambil belajar juga setiap
Cara merealisasikan nilai-nilai
positif
Informan belajar bagaimana berperilaku tolong
menolong dan bersikap ramah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
bertemu orang ya ramah. Kalau ada
orang butuh pertolongan ya sebisa
aku pasti aku bantu juga. ya tapi
tetap di mana-mana ya, orang
Dayak kalau ada orang baik sama
aku, ya aku akan lebih baik ke dia
cuman kalau orang itu udah jahatin
aku, aku bisa lebih jahat lagi kedia
hahahha.
Mm kalau menurut aku ya, orang
lain bisa lihat aku sebagai orang
Kanayatn itu sih kalau aku lebih ke
bahasa. Soalnya kan nampak
banget Dayak Kanayatn kan
Kehidupan orang Dayak
Kanayatn
Gambaran diri sebagai orang
Dayak Kanayatn
Setiap perbuatan orang lain akan selalu dibalas oleh
informan.
Infroman menggambarkan diri sebagai bagian dari
Dayak Kanayatn berdasarkan logat dan bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
bahasanya Ahe, trus juga kan kita
orang sini rata-rata tau ooo ini pasti
orang Kanayatn dari bahasanya.
Trus juga walaupun ngomong
pakai bahasa Indonesia ya juga kan
masih ada nampak logat-logatnya,
kayak ngomong di ayun-ayun
hahaha.. hal lain pun ya menurut
aku mungkin bentuk muka, tapi
sebenarnya ngga menjamin sih ya
sekarang. Apalagi kalau sifat ya,
menurut aku sih kalau sifat jaman
sekarang ngga mendukung lah.
Banyak sekarang dia orang Dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
Kanayatn kan, mukanya ya
memang mirip orang Kanayatn lah,
cara omongnya lah segala mirip
tapi sekali lihat kelakuannya ngga
mencerminkan Dayak sekali gitu.
Tapi ada juga ketemu orang laut,
ngomongnya Melayu sangat tapi
kelakuannya baik ramah skali sama
kita. Jadi kalau aku bilang ya Tas
sifat tu nda menjamin, jadi
memang bahasa sama logat lah tu
yang nampak benar oo dia ni pasti
orang Kanayatn gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 2, Informan 2 (Th)
No Transkrip Tema Komentar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kalau menurut aku ya salah satu suku di
Indonesia. Suku Dayak terbesar di
Kalimantan Barat, dan penduduknya juga
terbanyak di Kalbar ini. Hal yang aku tau
tentang Dayak Kalbar ini, Dayak Kanayatn
ini Dayak bukit. Tau kan Dayak bukit,
nenek moyang Dayak ini hidupnya
memang di bukit-bukit karna kita jauh dari
laut. Hmm Dayak bukit itu bahasanya
masuk rumpun melayik, rumpun bahasa
yang sama hmm mirip melayu yang di
peruntukkan buat orang Dayak kita. Juga
Pemahaman dan pengetahuan tentang
suku Dayak Kanayatn
Informan mengetahui dengan baik
tentang suku Dayak Kanayatn baik
bahasa dan klan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
kita beda dengan Banjar, Kanayatn ini
berdiri sendiri klan nya kalau Banjar itu
hasil dari klan-klan disana. Ngerti ya, jadi
memang yang aku tau Kanayatn ini
memang lahir sendiri, bukan hasil dari
gabungan suku ini dan itu. Beda dengan
suku Banjar yang seperti di Kalsel itu kan
merupakan gabungan dari suku-suku
disana jadilah suku Banjar.
kehidupan orang-orang sana yang aku
ketahui jelas mereka bercocok tanam,
bertani mereka. Terutama orang Kanayatn
itu dekat banget loh dengan alam, kita
semua dari mata pencaharian dan sumber
Pengetahuan tentang kehidupan suku
Dayak Kanayatn
Informan mengetahui dengan baik
bagaimana cara orang Dayak Kanayatn
dalam mencari mata pencaharian mereka
sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
makanan ya semua dari alam. Jadi
misalnya mereka ambil hasil hutan kayak
buah-buah hutan, sayur-sayuran. Nah itu
nanti mereka akan jual di tepi jalan kalau
pas ada orang lewat gitu. Dan juga untuk
sehari-hari mereka makan ya dari hasil
hutan juga, dari hasil cocok tanam mereka
juga. Apa lagi ya hmm nah ya pengalaman
sendiri lah. Jadi pas aku masih kuliah di
Jakarta kemarin setiap bertemu dengan
orang Dayak pasti udah merasa kalau kita
ini keluarga. Ngga cuman di Jakarta aja
sih, di setiap daerah yang aku kunjungi lah.
Jadi memang bener rasanya kalau orang-
Perasaan emosional terhadap orang
Dayak
Pengetahuan tentang kehidupan sosial
Perasaan emosional yang muncul pada
informan berupa rasa kekeluargaan jika
bertemu dengan sesama orang Dayak
Informan mengetahui kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
orang Dayak ini rasa kekeluargaan nya
memang tinggi. Oh ya satu juga hampir
lewat, orang Dayak ini hidupnya komunal
hm ngertikan maksudnya komunal,
makanya di Saham sana itu ramai kan
orang-orangnya. Enak lho Tasha hidup
ramai-ramai hmm komunal seperti itu.
Enaknya itu kalau ke aku ya senang banyak
keluarga, aku pasti merasa aman karna
istilahnya kita ini dilindungin dengan
sekelompok besar orang yang memang
sama-sama keluarga Dayak. Itu enaknya
Tasha.
Nah kalau kekerabatan yang aku tahu ini
Dayak Kanayatn
Perasaan emosional terhadap cara
hidup orang Dayak Kanayatn
Arti kekerabatan
komunal yang ada dirumah panjang
Informan memiliki perasaan senang dan
aman dari cara hidup komunal orang
Dayak Kanayatn
Informan mengartikan kekerabatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
ya. Hmm orang Kanayatn ini kan rasa
kekeluargaannya tinggi ya, hampir setiap
orang Dayak yang aku temui pas merantau
kemarin ya aku anggap keluarga sendiri.
Jadi memang arti kekerabatan ini bagi aku
ya memang kekeluargaan. Hmm aku ngga
tau sih ya kalau orang Dayak yang lain
bagaimana ya Tasha, cuman apa yang aku
rasakan dari keluarga aku sendiri ya
memang orang Kanayatn rasa
kekeluargaannya yang besar.
hmm rumah panjang, yang aku tau
rumahnya tinggi, panjang, di dalam ada
sekat-sekat kamar. Tapi kenapa dibuat
Pengetahuan tentang asal mula
pembuatan rumah panjang
sebagai keluarga
Informan mengetahui dengan baik
kenapa rumah panjang di buat meninggi
dan memanjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
memanjang hm karena mereka senang
hidup berkolompok kan, jadi rumah itu
dibuat memanjang seperti itu. Dan juga
orang-orang dulu setiap ada anak laki-laki
yang udah akil balik ya yang udah mimpi
basah, nanti mereka akan disuruh untuk
ngayau kepala. Kan yang berharga bagi
orang Dayak ini yaitu kepala manusia. Gitu
katanya untuk antisipasi kalau misalnya
ada anak dari kampung sebelah yang mau
ngayau mereka susah jangkau kita karena
punya rumah yang tinggi. Dan dulu juga
katanya karena masih ada perang-perang
antar kampung makanya dibuat tinggi. Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
sebenarnya tangga kayu yang ada dirumah
panjang itu kalau zaman dulu lah ya pas
magrib itu pasti diangkat jadi orang ngga
bisa naik ke atas. Dulu memang rumah
panjang tinggi-tinggi, kalau yang sekarang
ini rendah karena udah di pangkas. Yaa itu
aja yang aku tahu Tasha.
Untuk fungsi jelas rumah panjang ini untuk
keamanan nomor satunya. Ya seperti tadi
untuk menghindari musuh dan oh ya
binatang-binatang buas. Ya rumah panjang
inilah rumah yang teraman saat itu, terus
juga fungsinya ya sekarang memang ini
menjadi rumah huni ya. Ya selain rumah
Pengetahuan dan pemahaman tentang
fungsi dari rumah panjang
Informan mengetahui dengan baik
fungsi dari rumah panjang saat dulu dan
fungsinya sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
yang memang tempat tinggal ya ini juga
dasar kita untuk mempertahankan budaya
kita. Karena apa ya karena memang rumah
panjang ini kan sebagai identitas kita.
Rumah panjang identitas dan kepunyaan
orang Dayak, diluar suku Dayak ngga ada
yang punya rumah panjang seperti kita ini.
kan oleh karena itu memang seharusnya
kita yang anak-anak muda ni nda boleh
lupa tu sama rumah panjang, ya semoga
makin di rawat lah rumah panjang yang di
Saham sana. Ngga cuman dirawat jak itu,
tapi harus di publishkan biar makin banyak
orang datang kesana.
Rumah panjang sebagai identitas
budaya
Harapan Informan pada rumah
panjang
Informan mengatakan kalau rumah
panjang merupakan dasar budaya orang
Dayak dan juga sebagai identitas budaya
orang Dayak,khususnya orang Dayak
Kanayatn
Informan memiliki harapan agar anak-
anak muda yang lain tidak lupa akan
rumah panjang Saham dan bisa
merawatnya, juga tidak lupa untuk mem
publish agar semakin banyak orang yang
berkunjung kerumah panjang Saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
Hal yang aku tahu ya orang sana itu
kehidupan sosialnya memang tinggi,
mereka senang hidup berkelompok,
berkoloni gitu kan. Hm memang hampir
setiap aktivitas ya bersama-sama. Hmm
contohnya nampik beras, nenun, nganyam
karpet. Eh tapi sekarang juga sebenarnya
mereka masih bah sama-sama nampik,
nganyam gitu. Apa lagi kalau bertepatan
pas ada adat, atau kegiatan desa yang jelas
hm rasa gotong royongnya kuat. Tah itu
kayak bersih-bersih, masak juga. ya seperti
itu lah kehidupan orang sana yang aku tau.
Hmm setiap pulang kampung, eh
Kehidupan sosial dirumah panjang Kehidupan sosial dirumah panjang
tercertim dari berbagai kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
maksudnya rumah nenek aku ya. Hm
kebiasaan dirumah nenek misalnya untuk
cuci baju ke sungai ha itu pasti kita
barengan. Nenek cuci baju, mama aku,
aku, sama biasa ada tante juga yang ikutan.
Seru bah kalau sama-sama gitu kita. Juga
kalau dirumah nenek kita kalau mau makan
ya semua barengan gitu, ngumpul di
belakang duduk dilantai melingkar trus
baru berdoa makan bersama. yaa itu dia
kebiasaannya yang selama ini aku pernah
rasakan.
kalau nilai-nilai ini banyak bah yang positif
menurut aku, cuman balik lagi memang ga
Arti kebersamaan Informan memaknai kebersamaan
berdasarkan pengalaman dan kebiasaan
dalam keluarganya (makan dan cuci
baju bersama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
bisa aku pungkiri memang nilai pertama itu
nilai untuk jaga apa namanya rasa
kekeluargaan. Udah aku singgung tadi kan
kalau kita ini rasa kekerabatan, rasa
kekeluargaannya kuat. Hmm dan nomer
dua ya buat aku keramahan orang-orang
Dayak, orang Dayak kalau kena baik
dibalas baik kan, coba kalau di jahatin pasti
dibalas jahat juga. Terus ketiga itu
kepekaan Tasha, mungkin karena rasa
kekerabatan kita kuat. Jadi kita itu peka
satu sama lain gitu, maksudnya kalau ada
salah satu dari kita tertimpa musibah ya
akan kita bantu juga. karena memang
Nilai-nilai positif dari kehidupan suku
Dayak Kanayatn
Informan memandang ada 4 nilai positif
dari kehidupan suku Dayak Kanayatn
(kekeluargaan,keramahan, kepekaan dan
budaya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
dasarnya kita orang Dayak ngga bisa hidup
sendiri pasti hidup bersama-sama atau
berkoloni itu. Hmm terakhir orang Dayak
ngga bisa namanya lepas dari budaya, hmm
sangat menjunjung budaya kayak ingat
sama leluhur, pesta-pesta adat, ya seperti
itu.
hmm aku juga sampai saat ini pun, aku
akui kalau setiap kali bertemu dengan
orang Dayak biar dia dari kampung mana
kah tetap aku anggap aku dan dia ini
keluarga. Kan itu masuk juga kan kalau
selama ini aku udah mempraktekkan rasa
kekeluargaan antar orang Dayak. Hmm
Cara merealisasikan nilai-nilai positif
kehidupan suku Dayak
Gambaran Diri sebagai Suku Dayak
Informan menyadari bahwa setiap orang
Dayak di manapun berada secara ikatan
emosial dianggap keluarga
Informan mengambarkan dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
kalau yang lain aku rasa aku masih sambil-
sambil lah. Maksudnya hmm mencoba
slalu tegur sapa. Karna banyak yang bilang
aku ini rada sengak sama orang lain
hahaha. Terus juga walaupun orang pada
bilang aku ini sengak, tapi aku ngga lupa
kawan lah. Kalau ada kawan yang
kesusahan ya kalau bisa aku bantu pasti
aku bantu.
Iya itu lah Tasha hmm secara pintas ya
Tasha, menurut ku itu 50% aksen. Jadi
orang Dayak hmm khususnya Kanayatn ya
itu punya aksen yang beda dengan aksen-
aksen suku lainnya. Jadi orang Kanayatn
Kanayatn
Penilaian orang lain terhadap
informan
sebagai orang yang sombong (sengak),
tapi selalu membantu teman yang
sedang dalam keadaan kesusahan
Orang lain menilai informan sebagai
bagian dari Dayak Kanayatn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
yang sudah terbiasa ngomong sehari-hari
pakai bahasa ibu ya bahasa Kanayatn kan
jelas saat dia ngomong pakai bahasa
Indonesia pasti masih bawa aksennya
Kanayatn. Tapi beda kalau dia yang
memang udah ngomong sehari-hari pakai
bahasa Indonesia pasti kurang logat,aksen-
aksennya itu. Apalagi misalnya aku, aku
dirumah be Ahe, biarpun aku di Jakarta
yang ngomongnya gue elu tapi tetap pasti
keceplosan aksen Dayaknya.Selebihnya
kalau secara fisik memang kebanyakan
orang Dayak Kanayatn putih-putih tapi
sekarang banyak juga yang hitam karna
Tradisi Bahasa Lisan
Sehari-hari informan menggunakan
bahasa ibu, dan tetap menggunakan
aksen Dayak diluar pulau Kalimantan
Informan Menjaga tradisi Bahasa Lisan
Dayak Kanayatn dengan komunikasi
dilingkungan keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
195
196
197
198
199
200
201
202
berjemur hahaha.. Aku aja sendiri sering di
bilang orang lain kalau cuman liat fisik aja
ni mirip orang Jawa. Tapi kan aku asli
orang Dayak. Jadi ya memang yang bisa
dilihat sekarang itu aksen ya, logat nya itu
tetap ngga bisa hilang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 3, Informan 3 (Em)
No Transkrip Tema Komentar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Suku terbesar di Kalimantan Barat lah.
Orang Pontianak siki-sikitnya cuman tau
Dayak Ahe. Di mana-mana juga bahasa
yang paling familiar pasti Dayak Ahe.
Terus jumlah penduduknya yang paling
banyak di Kalbar kan. Apa ya.. jadi kayak
Dayak umumnya di Kalbar ya pasti Dayak
Ahe lah.
kehidupannya yang aku tahu sih hmm slalu
rukun. Dah.. hmm apa lagi ya, berdasarkan
pengalaman diri sih, peka satu sama lain.
Maksudnya kalau ada salah satu yang
Pengetahuan dan pemahaman tentang Dayak Kanayatn
Kehidupan Sosial Suku Dayak Kana-yatn
Informan Mengetahui dengan baik bahasa Dayak Kanayatn
Pemahaman yang positif berdasarkan pengalaman tentang kepekaan dan kerkunan yang kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
kesusahan nda perlu dia ngomong ke orang
lain pasti udah ada yang bantu dia. Sama
lah ya rasa persaudaraan orang Ahe ini
kuat. Kerukunan Dayak Ahe juga kuat kan
Tasha.
ih apa ya,kalau diri aku sendiri nih
kekerabatan itu kayak apa ya. Kayak gini
bah, setiap aku ketemu orang Dayak pasti
di anggap keluarga. Hmm ya keluarga lah
namanya kan Tasha. Itu sih.
Haa rumah panjang ini yang aku taunya
dibuat tinggi karena dulu yang apa ya
masih ada perang-perang antar kampung
itu. juga menghindari binatang buas, kan
Arti Kekerabatan
Pengetahuan dan pemahaman tentang asal usul pembangunan rumah panjang
Pandangan Informan kekerabatan ada-lah keluarga
Informan cukup tahu dan paham asal mula pembangunan rumah panjang berdasarkan oleh cerita ibunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
dulu nya yang tau mamak aku dulu bilang
rumah panjang yang kamar-kamar
dibangun satu-satu dulu. jadi misalnya
anaknya udah nikah terus mau bangun
rumah ya disamping rumah orangtuanya,
nanti kalau ada saudaranya mau bangun
rumah lagi ya bangun disampingnya lagi.
Makanya rumah kita ini panjang,
memanjang kan. Cuman kalau sekarang
udah ga bisa lagi di tambah panjangnya
karna tanah udah ngga ada lagi.
Ya jelas rumah panjang ini sebagai rumah
tempat hidup, terus juga ya rumah keluarga
lah. Kalau ada keluarga yang datang ini
Fungsi dari rumah panjang Informan mengartikan fungsi rumah panjang sebagai rumah keluarga dan budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
rumah jadi tempat singgah. Rumah budaya
juga lah, karena rumah ini kan satu-satunya
peninggalan asli orang Kanayatn. Ya buat
aku sendiri rumah panjang ini sih jadi
rumah keluarga, rumah tempat aku dan
keluarga kalau balik kampung.
Yang aku tau ngayam tikar atau bide
namanya tu sama aja kayak tikar yang dari
kulit kayu. Juga nyerok eh maksudnya
tampi beras. Itu juga mereka ya sama-sama,
biasanya kalau ngga ibu-ibunya ya anak-
anak perempuannya yang nampi beras.
Numbuk beras juga buat misahkan kulit-
kulit padinya itu. Itu biasa mereka
Pengetahuan tentang kehidupan sosial di rumah panjang
Kegiatan yang dilakukan bersama-sama (kebiasaan) menjadi sebuah bentuk solidaritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
ngerjainnya di teras depan itu lah.
Hmm kalau aku karena tinggal berdua jak
sama kakak ya bingung juga sih, karena
kita jadwal nya aja beda. Jadi bisas aku
udah tidur duluan eh kakak baru pulang
kerja gitu. Jadi kalau selama di Pontianak
ini sih ngga ada pengalaman sama-
samanya. Cuman kalau aku sama kakak pas
pulang kampung rasa kebersamaannya
lebih kental. Jadi misalnya kalau mau
makan itu nunggu semua siap baru makan
sama-sama. Trus kalau udah hari minggu,
pulang gereja semua kami udah ada tugas
masing-masing bersihin rumah itu juga
Arti Kebersamaan Berdasarkan pengalaman informan setiap pulang kampung kebersamaan tercermin saat kumpul bersama untuk makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
sama-sama.
Nilai yang bisa jelas aku ambil itu
kerukunannya. Dari aku kecil diajarkan
sama mamak,bapak eh bukan lebih
mencontoh sih apa yang bapak dan mamak
lakukan. Jadi setiap bertemu nih dengan
orang baru yang sesama Dayak pasti
dianggap keluarga. Terus juga cara
komunikasi yang halus, itu bah cara
bicaranya halus. Karna kan nada-nadanya
diayun bah, kayak marah tapi ngga marah.
Kalau aku dirumah ya dari dulu sampai
sekarang aku selalu pakai bahasa ibu, be
Ahe.
Nilai-nilai positif dari kehidupan suku Dayak Kanayatn
Orang-tua memberikan contoh yang kemudian di apresiasi informan sebagai sebagai hal positif dari kehidupan Suku Dayak Kanayatn (orang-tua good coping buat informan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
Kalau terealisasikan sih aku jujur nda
terlalu yang bagaimana. Toh aku juga ngga
ke semua orang selalu bersikap ramah,
kadang aku juga jahat sama orang hahaha.
Tapi kalau aku sendiri walaupun ngga ada
orangtua tetap ikut aktif ikut arisan
kumpul-kumpul Dayak Kanayatn, ya
bareng sama kakak aku juga.
ih kalau aku gimana ya..tapi bisa jadi
kayaknya lebih ke aksen aku bicara.
Soalnya coba Tasha liat sendiri aksen kita
beda kan, hmm bukan beda sih tapi lebih
ada ciri khasnya. Apa lagi kalau aku ini
masih kental nada-nada, logat Ahe.
Citra Diri tentang sikap yang harus direalisasikan dalam kehidupan
Gambaran diri dan ciri sebagai Dayak Kanayatn
Informan selalu ikut aktif dalam perkumpulan acara Dayak Kanayatn
Informan memandang bahwa seseorang yang bisa disebut sebagai Dayak Kanayatn terlihat dari logat bahasa sebagai ciri khas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Khasnya itu lebih kalau ngomong itu ada
nada-nada yang di ayunkan, kalau
ngomong “iya” jadi “aok” kan. Itu masih
sering keceplosan bahasa Ahenya aku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 4, Informan 4 (Aa)
No Transkrip Tema Komentar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kanayatan itu terbesar di Kalbar jelas.
Kanyatan itu penyumbang besar
penduduknya di Kalbar ini. Ya hampir
setiap di setiap kabupaten pasti ada orang
Dayak Kanayatn. Juga kabupaten Landak
ya terutama sama Bengkayang itu kan
penyumbang terbesar Kalbar. Yang abang
ingat kita punya nenek moyang ada
keturunan dari Cina asli, mereka masuk ke
pulau Borneo ini. Masuk pertama seingat
abang di daerah perairan Sambas sana.
Mereka jelajah ke pedalaman-pedalaman
Pengetahuan dan pemahaman terkait
Suku Dayak Kanayatn
Informan menyadari bahwa Suku
Dayak Kanayatn sebagai penyumbang
terbesar Kalimantan Barat terkait
jumlah penduduk dan persebarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
sampai lah ke kampung kita, terus akhirnya
mereka berbaur dengan penduduk lokalnya
trus menikah akhirnya ya jadi orang sana.
Makanya kita nda heran ya kalau orang-
orang asli pedalaman Dayak itu banyak
yang kulitnya putih-putih dan mata yang
mirip Cina sipit-sipit. Ya setau abang itu
sih.
Kehidupan orang Kanayatan ya menurut
abang sama juga ya dengan Dayak-Dayak
yang lain pastinya kita Dayak hmm
khususnya Kanayatn ngga bisa hidup
sendiri. Lebih ke namanya hidup berkoloni
ya, dan juga orang Kanayatn itu tidak bisa
Pemahaman tentang kehidupan sosial
Suku Dayak Kanayatn
Informan sangat menyadari bahwa
Suku Dayak Kanayatn tidak bisa hidup
sendiri, tetapi lebih suka hidup
berkoloni dan tidak bisa lepas dari adat
serta budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
lepas dari namanya budaya dan adat. Jadi
kita terutama orang Kanayatn ya termasuk
abang itu ngga bisa jauh dengan adat-adat
yang berlaku. Istilahnya tu lebih menghar-
gai adat lah ya. Ya selain itu kita memang
ngga bisa hidup jauh dari alam, jadi kita
memang udah lengket dengan alam. Itu aja
sih
Jadi rumah panjang itu Tasha, itu memang
jantungnya orang kita orang Dayak.
Memang sejak dulu orang-orang jaman
dulu ya hidup disana. Terus rumah panjang
ini punya filosofi sendiri, jadi dia
menghadap ke hulu dan ke hilir. Jadi kalau
Pemahaman dan pengetahuan tentang
rumah panjang
Informan sangat menyadari bahwa
rumah panjang merupakan jantungnya
Suku Dayak Kanayatn, apalagi rumah
panjang mempunyai filosofi tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
hadap ke hulu itu artinya hadap ke timur,
kalau hilir itu ke barat seingat abang. Kata
orang dulu artinya kalau arah ke hulu itu
kita disuruh untuk kerja keras, kalau arah
ke hilir itu artinya pulang bekerja sebelum
matahari terbenam. Juga kenapa di buat
memanjang karena memang Dayak dikenal
punya rasa kebersamaannya tinggi. Terus
kenapa di buat tinggi ke atas itu karena
dulu untuk jaga keluarga dari suku-suku
lain yang dulu masih sering ngayau palak
orang kan. Juga antisipasi kalau semisal air
sungai meluap, ya itu makanya di buat
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
Ya tidak lainnya fungsinya sebagai rumah
adat suku Dayak Kanayatn, sekarang juga
rumah panjang Saham kan juga jadi tempat
wisata, tapi tetap ada orang yang masih
tinggal disana jadi bukan hanya tempat
peninggalan sejarah juga. Rumah panjang
kan juga tempat seremonial, jadi upacara-
upacara adat kan semua disana juga.
Kalau yang abang lihat sih ya semua biasa
aja sama lah dengan orang-orang lain. Tapi
biasa masih ada beberapa ibu-ibu atau yang
anak-anak gadis itu mereka ramai-ramai
nganyam tikar, bikin aksesoris-aksesoris
Dayak juga, mungkin itu buat di jual kali
Fungsi rumah panjang
Kehidupan sosial Suku Dayak Kana-
yatn dilungkungan rumah panjang
Informan memahami dengan baik
terkait fungsi dari rumah panjang
Informan menyadari bahwa kehidupan
sosial Suku Dayak Kanayatn selalu
melaksanakan aktifitas dengan bersa-
ma-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
ya. Itu sih ya yang pernah abang liatnya
Tasha.
persaudaraan kalau abang bilangnya. Karna
abang percaya kita punya nenek-nenek ini
masih ada hubungan darah, namanya itu
page waris jadi kita ini sebenarnya masing-
masing masih ada sangkut paut darah ya
dari nenek-nenek kita itu. Jadi ya kita ini
masih keluarga, Keluarga Dayak. Jadi nda
herankan kalau ketemu kawan, itu kayak
Ica kenalkan temannya yang dia bilang ke
kita kalau temannya ini masih keluarga.
Katanya ini anak tante siapa tp keluarga
jauh. Ha kan kita ngga asing kalau ada
Arti Kekerabatan Informan menyadari dan meyakini
bahwa Suku Dayak Kanayatn mempu-
nyai hubungan darah yang biasa
disebut dengan page waris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
orang yang ngomong begitu dengan kita
kan.
Kalau di kampung itu biasa noreh sama-
sama. Atau biasa itu kami ke hutan sama-
sama cari cokelat, ee cari rebung, buah-
buah kampung lah. Hah biasa abang sama
saudara-saudara atau kawan-kawan itu
suka cari tengkuyung disungai.Tapi hmm
Kebiasaan keluarga abang juga kalau udah
makan malam itu kerjaan cuman ngumpul
diruang tengah, ngobrol-ngobrol sambil
minuman sampai tengah malam biasa.
Nilai apa ya, kalau di lihat dari kehidupan
orang Kanayatn ini nilai yang bisa abang
Arti Kebersamaan Suku Dayak Kana-
yatn
Nilai positif yang dapat diambil dari
Suku Dayak Kanayatn
Informan menyadari bahwa
kebersamaan antar Suku Dayak
Kanayatn sangat kental sekali
Informan menganggap bahwa karena
hidupnya berkoloni lahirlah rasa tole-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
ambil jelas yang positif-positifnya ya.
Hmm hidup Dayak ini kan lebih berkoloni,
jadi pasti rasa toleransi, kebersamaannya
mantap jadi itu salah satu nilai positifnya.
Selain itu menurut abang apa ya, hm
mungkin gini, banyak orang tua yang
masih ajarkan anak-anaknya bahasa Ahe.
Malah itu dijadikan bahasa hari-hari, jadi
bahasa ibu itu ngga hilang lah.
Haa kalau abang ya, dari ciri khas tato nya.
Rata-rata orang Dayak punya tatonya khas,
kalau Kanayatn mungkin lebih kayak
ukiran Dayak. Terus coba kalau liat Dayak
Iban itu tatonya yang model bunga di dada
ransi yang tinggi dan kebersamaan
yang kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
111
112
113
114
115
kanan kiri kan. Terus juga suka mabuk
orang Kanayatn hahaha.. sebenarnya juga
dari gaya bicara juga nampak kok orang
Ahe nya, tetap pasti ada khasnya kalau
ngomong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 8, Cluster of Meaning Para Informan
A. Pengetahuan dan Pemahaman tentang Suku Dayak Kanayatn1. Pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan sosial2. Pengetahuan tentang rumah panjang3. Pengetahuan tentang fungsi rumah panjang4. Pengalaman tentang kehidupan dirumah panjang
B. Pengaruh Suku Dayak Kanayatn dan Rumah Panjang bagi Para Infor-man1. Perkumpulan Dayak yang paling besar di Kalimantan Barat2. Bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti serta mudah dipraktekkan3. Suku Dayak Kanayatn termasuk ramah dan suka gotong-royong4. Suku Dayak Kanayatn mudah akrab dan peka5. Suku Dayak Kanayatn terbiasa hidup komunal6. Suku Dayak Kanayatn selalu mengajarkan tradisi lisan turun-temurun7. Suku Dayak Kanayatn mempunyai bahasa yang familiar yaitu ahe8. Suku Dayak Kanayatn mempunyai rasa persaudaraan yang kuat
Identitas Sosial Suku Dayak Kanayatn1. Rumah panjang2. Tradisi3. Bahasa
Solidaritas Sosial Suku Dayak Kanayatn1. Kekerabatan2. Kehidupan sosial yang dijalani
Relasi Sosial Suku Dayak Kanayatn1. Sesama orang Dayak di anggap keluarga2. Menerapkan prinsip kebaikan dibalas kebaikan, begitu sebaliknya3. Terbuka
Internal1. Pentingnya menjaga tradisi dan budaya
a. Pentingnya menjaga tradisi dan budaya yang dimilikib. Merealisasikan nilai-nilai positif Dayak Kanayatn
2. Pemaknaan atas solidaritas sosiala. Suku Dayak Kanyatn senang hidup komunalb. Suku Dayak Kanyatn yang suka gotong-royongc. Suku Dayak Kanyatn yang peka terhadap sesamanyad. Suku Dayak Kanyatn yang tidak melupakan bahasa aslinyae. Suku Dayak Kanyatn yang terbukaf. Suku Dayak Kanyatn yang ramahg. Suku Dayak Kanyatn yang dekat dengan alamh. Suku Dayak Kanyatn yang dekat dengan tradisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
i. Suku Dayak Kanyatn yang memegang prinsib kebaikan dibalas kebai-kan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan
j. Suku Dayak Kanyatn yang meyakini sesamanya mempunyai hubungan darah
Gambaran Diri yang Positif1. Menolong yang sedang kesusahan 2. Keterbukaan diri terhadap siapapun3. Pandangan bahwa suku Dayak adalah keluarga4. Pribadi yang good coping terhadap orang tua5. Pribadi yang ramah6. Menajdikan bahasa ibu sebagai bahasa sehari-hari dilingkungan sesama-
nya, khususnya keluarga
Rumah Panjang1. Jantungnya orang Dayak Kanayatn2. Tempat hidup3. Tempat keluarga4. Tempat singgah5. Salah satunya peninggalan asli Dayak Kanayatn6. Mempunyai filosofi sendiri7. Rumah adat8. Alasan bahwa makna hidup solidaritas sebagai sifat alamiah
Tradisi1. Suka gotong-royong2. Tradisi naik dango3. Menganggap sesama Dayak sebagai keluarga4. Bercocok tanam5. Selalu dekat dengan alam6. Nganyam tikar/bide7. Makan bersama-sama8. Berburu kehutan bersama-sama9. Berkumpul malam sambil minum-minuman tradisional10. Bagi laki-laki suka mabuk11. Alasan bahwa makna hidup solidaritas sebagai sifat alamiah
Bahasa1. Tradisi lisan diajarkan secara turun-temurun2. Bahasa ahe3. Logat atau aksen ahe4. Bahasa sehari-hari dengan sesama dan keluarga5. Komunikasi yang halus 6. Alasan bahwa makna hidup solidaritas sebagai sifat alamiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Kekerabatan1. Menganggap sesama Suku Dayak Kanayatn sebagai keluarga2. Meyakini sesama Suku Dayak Kanayatn memiliki hubungan darah3. Rasa keakraban dan kekeluargaan yang besar4. Alasan ikatan emosional (attechment) menjadi suatu ciri khas dari Suku
Dayak Kanayatn
Kehidupan Sosial1. Hidup komunal dan saling tolong-menolong2. Ramah dan suka gotong-royong3. Selalu bekerja-sama4. Selalu ngumpul bersama sambil ngobrol dan minum-minuman tradisional5. Tidak pandang bulu6. Selalu dekat dengan alam, berburu, dan bercocok-tanam7. Peka satu sama lain8. Alasan ikatan emosional (attechment) menjadi suatu ciri khas dari Suku
Dayak Kanayatn
Impian dan harapan masa depan Suku Dayak Kanayatn1. Selalu terus menjaga tradisi dan budaya2. Melestarikan kebiasaan baik3. Memperkenalkan tradisi dan budaya keluar daerah, nasional dan inter-
nasional, sehingga tradisi dan budaya Suku Dayak Kanayatn salah satunya sebagai tempat wisata.
Nilai Positif dari Suku Dayak Kanayatn1. Selalu bersikap ramah dan terbuka2. Kebaikan dibalas kebaikan, begitupun sebaliknya3. Saling menolong4. Arti kekeluargaan5. Peka6. Berkoloni7. Menjunjung tinggi nilai budaya8. Tegur-sapa9. Gaya komunikasi yang halus10. Meyakini adanya hubungan darah bagi sesamanya11. Tradisi lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI