i
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw)
PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan oleh :
Maria Paulina Hartaya
NIM : 058114046
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw)
PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
Yang diajukan oleh :
Maria Paulina Hartaya
NIM : 058114046
Skripsi ini telah disetujui oleh:
Pembimbing
Ipang Djunarko, S.Si., Apt
tanggal 22 Agustus 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pengesahan Skripsi Berjudul
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw)
PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
Oleh:
Maria Paulina Hartaya
NIM : 058114046
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
pada tanggal: 19 Agustus 2009
Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Pembimbing:
Ipang Djunarko, S.Si., Apt
Penguji:
1. Ipang Djunarko, S.Si., Apt
2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt
3. Drs. Mulyono, Apt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Maria Paulina Hartaya
Nomor Mahasiswa : 058114046
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
DAYA ANTIDIARE SARI BUAH SALAK PONDOH (Zallaca edulis
Reinw) PADA MENCIT DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendiatribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 20 Agustus 2009
Yang menyatakan,
Maria Paulina Hartaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
” Bergembiralah karena TUHAN maka Ia akan memberikan kepadamu apa
yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah
kepada-Nya, dan Ia akan bertindak ”
Mazmur 37: 4-5
Karya ini kupersembahkan untuk:
Sumber hidupku Yesus
Bunda Maria bunda pelindungku
Bapak ibu sumber cinta kasih dan semangatku
Kakak, adik, ponakan sumber kegembiraan dan ketegaranku
Semua sahabatku yang telah mewarnai hari-hari ku
dan semua dosen sumber ilmu dan pengetahuan untuk ku.
”Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan,
supaya engkau menjadi bijak di masa depan.”
Amsal 19:20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
INTISARI
Telah dilakukan penelitian mengenai daya antidiare sari buah salak pondoh (Salacca edulis reinw) pada mencit betina. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kebenaran khasiat sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.) sebagai antidiare dan mengetahui besarnya daya antidiare sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan mencit putih betina berumur 2-3 bulan, berat 20-30 gram. Pada penelitian ini digunakan metode transit intestinal. Pada proses penelitian digunakan 60 ekor mencit yang dibagi secara acak dalam 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok CMC Na dan tiga kelompok uji dengan tiga peringkat dosis berturut-turut yaitu 14,95 g/kg BB; 25 ml/kg BBdan 63,23 g/kg BB. Bahan uji yang digunakan yaitu sari buah salak pondoh (Salacca edulis reinw). Setelah 45 menit, hewan uji diberi larutan marker karbo adsorben sebanyak 0,2 ml/20 gram BB mencit secara oral. Setelah 20 menit, mencit dimatikan dan diambil ususnya. Diukur panjang usus yang dilalui marker karbo adsorben (A) dan panjang usus seluruhnya (B) dan dihitung nilai rasio antara A dan B. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan statistik dengan metode Anova dan dilanjutkan dengan uji post hoc/LSD.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah salak pondoh memiliki daya antidiare. Sari buah salak pondoh dosis 12,5 ml/kg BBmemiliki daya antidiare sebesar 68%. Sari buah salak pondoh dosis 25 ml/kg BBmemiliki daya antidiare sebesar 84%. Sari buah salak pondoh dosis 50 ml/kg BBmemiliki daya antidiare sebesar 135%. Hasil penelitian juga menunjukkan semakin tinggi dosis semakin besar pula daya antidiare yang dihasilkan. Kata kunci : Salacca edulis reinw, tanin, metode transit intestinal, sari buah salak pondoh, anova.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
A research had been conducted about the Antidiarrhea Effect of Salacca edulis juice based on the contain of chemical substance in Salacca edulis juice. Purpose this research is to knowing the truth of antidiarrhea effect of Salacca edulis juice and to knowing bigness Antidiarrhea Power of Salacca edulis juice. This study is an experimental research with the one way complete randomized design use white female mice, aged 2-3 month, weight 20-30 gram. This research was using intestinal transit method. In the process of the research was using 60 mice randomly devided into 6 groups – negative control group, positive group, CMC Na 1% group and three test group – with three phase dose of 14,95 g/kg BW; 31,04 g/kg BW dan 63,23 g/kg BW. The experimental material which was contained Salacca edulis juice, was given in volume 0,2 ml per 20 gram BW mice. After 45 minutes, the experimental mice were given 0,2 ml/20 gram BW mice of carbo adsorben marker solution orally. After 20 minutes, mice were terminated and then the intestine were bringing out through the surgery. The karbo adsorben marker solution trace (A) within the intestine and the total of intestine length (B) were measured and calculate ratio of A and B values. The data obtained was analyzed statistically using Anova method and the computation using Post Hoc test. The result data showed that Salacca edulis juice has the antidiarrhea power. The dose of Salacca edulis juice 12,5 ml/kg BW has 68% antidiarrhea power, in the 25 ml/kg BW the power was 84% and at the dose of 50 ml/kg BW the antidiarrhea power was 135%. Key word: Salacca edulis, tannin, intestinal transit method, Salacca edulis juice, Anova.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul ”Daya Antidiare Sari Buah Salak Pondoh (Salacca edulis reinw) pada
Mencit dengan Metode Transit Intestinal.” Skripsi ini ditulis sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud
tanpa bimbingan, bantuan dan pengarahan berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ipang Djunarko, S.Si., Apt., selaku dosen pembimbing, yang selalu
memberi dukungan, bantuan, dan saran selama penelitian.
2. Rita Suhadi, S.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik penulis.
3. Christine Patramurti, S.Si., M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. sebagai pimpinan laboratorium Farmasi yang
telah memberikan izin dalam penggunaan fasilias laboratorium untuk
penelitian skripsi ini.
5. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Mulyono, Apt. Selaku dosen penguji yang telah banyak membantu
dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
7. Mas Parjiman, Mas Heru, Mas Kayat, Mas Yuono dan semua staf
laboratorium Farmasi yang telah banyak membantu dalam memberikan
berbagai kebutuhan selama penelitian berlangsung.
8. St. Hartaya dan Ant. Sumiyati tercinta, yang telah membesarkanku,
terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada habisnya untukku.
9. Mbak Cha, Mbak Tha, Erni, terimakasih untuk semangat yang kalian
berikan, juga buat Dedek Ito, Mbak Cika yang membuatku selalu
tersenyum.
10. Bulek, Om Basuki, yang telah memberikan kebun salaknya untuk
penelitianku, terimakasih, tanpa kalian penelitian ini tiada artinya.
11. Teman seperjuanganku dalam penelitian ini Aya dan Detta yang telah
banyak membantu, menemani dan menyemangati selama penelitian dan
penulisan skripsi ini, kita stres bersama kita juga harus bangkit bersama-
sama kawan, serta Dani, Nixon dan Inus yang banyak membantuku,
berdiskusi, mengajariku dalam penulisan skripsi ini.
12. Aya, Detta, Siska, eratkan tali persahabatan kita kawan. Aku sayang
kalian, terimakasih untuk persahabatan, kebahagiaan yang kalian berikan
selama ini.
13. Sahabatku Erika, Ade, Lintang Ayuning Tyas, Hadian, Iman, Angela
Giovanny, Lusi, Tini, Made, Bembi, Tami, Rita, Suci, David dan semua
FST 2005 terimakasih untuk semangat yang kalian berikan untukku, kalian
telah memberikan warna sehingga membuat hari-hariku indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
14. Berto dan Wulan, Yoyok, Wisley dan Stella, Agus, Fian terimakasih untuk
kenangan yang kalian berikan.
15. Untuk Rio, Inggit, Bapak, Ibu, terimakasih karna telah memberikan warna
baru dalam hidupku, terimakasih untuk semangat yang selalu diberikan
untukku.
16. Teman-teman kosku (Cintya, Mbak Tika, Uti, Gadis, Sepa), juga
sahabatku Yeni, Echie, Terry, ayo semangat kawan, terimakasi atas
keindahan yang kita alami terutama di akhir masa kuliah kita.
17. Pak Parno yang telah membatuku dalam menyediakan mencit untuk
penelitian ini.
18. Staf keamanan kampus III Paingan yang telah saya repotkan selama
penelitian ini.
19. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan untukku, semoga Tuhan
selalu memberikan berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah dalam hidup mereka.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini.
Namun demikian, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna
bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 1 Mei 2009
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Mei 2009
Penulis,
Maria Paulina Hartaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................… i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING........… ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................... iv
INTISARI...............................................................................…... v
ABSTRACT.........................................................................…........ vi
PRAKATA..............................................................................…... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................... x
DAFTAR ISI.............................................................................…. xi
DARTAR TABEL......................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. xvii
BAB I. PENGANTAR
A. Latar Belakang.................................................................... 1
1. Perumusan masalah...................................................... 3
2. Keaslian penelitian........................................................ 3
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis....................................................... 3
b. Manfaat praktis......................................................... 4
B. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Tujuan umum................................................................ 4
2. Tujuan khusus.............................................................. 4
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diare.................................................................................. 5
1. Pengertian.................................................................... 5
2. Penyebab...................................................................... 5
3. Tanda dan gejala.......................................................... . 8
4. Patofisiologis………………………………………… 10
B. Antidiare............................................................................ 10
C. Sasaran Pengobatan Antidiare...................……..……....... 12
D. Saluran Cerna……………………………………….….… 14
E. Salak…………................................................................... 15
1. Sistematika tanaman.................................................... 15
2. Deskripsi...................................................................…. 16
3. Khasiat.......................................................................…. 16
4. Kandungan kimia........................................................... 16
F. Tanin.............................................................................…...... 17
1. Kimia dan penyebarannya……………………………. 17
2. Mekanisme aksi tanin………………………………… 17
3. Efek samping dan toksikologi………………………... 18
G. Metode Uji………………...................................................... 14
1. Metode proteksi terhadap diare oleh ooleum ricini…….. 18
2. Metode transit intestinal………………………………. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
H. Loperamide Hydroclorida.......................................................... 19
1. Kimia..............................................................................….. 20
2. Farmakologi............................................................……....... 20
3. Farmakologi klinik..............................................…….......... 21
4. Penggunaan.......................................................……........... 22
I. Karbo Adsorbens.................................................... …............... 22
J. Landasan Teori........................................................……........... 23
K. Hipotesis..................................................................................... 23
BAB III. METODE PENELITIAN...................................…............... 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.......................................…....... 24
B. Variabel dan Definisi Variabel....................................……........ 24
1. Variabel penelitian.................................................……........ 24
2. Definisi operasional………................................;....….......... 26
C. Bahan atau Materi Penelitian......................…....................…... 27
1. Bahan utama........................................................……........... 27
2. Bahan kimia.............................................................….……. 28
D. Alat Penelitian...............................................................……….. 28
E. Tata Cara Penelitian........................................................…….... 29
1. Pengumpulan bahan..............................................……....... 29
2. Penentuan metode uji...................................................…….. 29
3. Percobaan pendahuluan..............................................……... 29
4. Penentuan daya antidiare.......................................……..... 33
5. Perhitungan daya antidiare.....................................……...... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
6. Seleksi hewan uji..............................................…………..... 34
7. Perlakuan terhadap hewan percobaan.....................……....... 35
8. Skema kerja...........................................................……….... 36
F. Tata Cara Analisis Hasil............................................................ 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………. 38
A. Determinasi Tanaman………………………………………… 38
B. Penetapan Daya Antidiare……………………………………. 39
1. Penentuan Kontrol Positif………………………….……... 40
2. Orientasi Percobaan……………………………………….. 41
C. Penetapan Daya Antidiare…………………………………….. 44
D. Rangkuman Pembahasan…………………………………….. 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 55
A. Kesimpulan…………………………………………………... 55
B. Saran…………………………………………………………. 55
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... 56
LAMPIRAN…………………………………………………………. 58
BIOGRAFI PENULIS………………………………………………. 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Hasil orientasi kontrol negatif, kontrol positif dan
kadar sari buah salak pondoh dengan metode transit
intestinal……..……………………………………… 39
Tabel II. Daya antidiare kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif dan kelompok perlakuan dengan
metode transit intestinal....……..…………………… 43
Tabel III. Hasil uji normalitas antar kelompok perlakuan
dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov……...... 47
Tabel IV. Hasil uji varians antar kelompok
perlakuan………....…………………………………... 48
Tabel V. Hasil anova satu arah daya antidiare sari buah salak
pondoh antar kelompok perlakuan…………………... 49
Tabel VI. Rangkuman hasil LSD daya antidiare sari buah salak
pondoh...…………....................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema kerja kelompok kontrol dan kelompok
uji..............................................................………… 33
Gambar 2. Grafik rata-rata rasio panjang usus yang ditempuh
marker karbo adsorben terhadap panjang usus
seluruhnya.....................................................………. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Penimbangan bahan................................................... 58
Lampiran 2. Foto pohon salak pondoh........................................... 59
Lampiran 3. Foto sari buah salak pondoh...................................... 60
Lampiran 4. Data hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif
(NaCl fisiologik 0,9%)................................... 61
Lampiran 5. Data hasil penelitian pada kelompok kontrol positif
(Loperamide HCl dosis 7,28 x 10-4g/kgBB).............. 62
Lampiran 6. Data hasil penelitian pada kelompok CMC
Na1%......................................................................... 63
Lampiran 7. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan I (sari
buah salak pondoh dosis 14.95 g/kg BB)...................... 64
Lampiran 8. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II sari
buah salak pondoh dosis 32.04 g/kg BB)...................... 65
Lampiran 9. Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II (sari
buah salak pondoh dosis 62.23 g/kg BB).............. 66
Lampiran 10. Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol negatif
(NaCl fisiologik 0,9%)............................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 11. Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol positif
(dosis Loperamide HCl 7,28 x 10-4g/kg BB)............ 68
Lampiran 12. Foto usus hasil perlakuan dengan CMC Na 1%........ 69
Lampiran 13. Foto usus hasil perlakuan dengan sari buah salak
pondoh dosis 14.95 g/kg BB……………………… 70
Lampiran 14. Foto usus hasil perlakuan dengan sari buah salak
pondoh dosis 32.04 g/kg BB.................................... 71
Lampiran 15. Foto usus hasil perlakuan dengan sari buah salak
pondoh dosis 62.23 g/kg BB.................................. 72
Lampiran 16. Analisis Statistik menggunakan SPSS.................... 73
Lampiran 17. Histogram daya antidiare kelompok kontrol
negatif……………………………………………… 78
Lampiran 18. Histogram daya antidiare kelompok kontrol
positif…………………………………………… 79
Lampiran 19. Histogram CMC Na 1%.................……................... 80
Lampiran 20. Histogram daya antidiare kelompok perlakuan sari
buah salak pondoh dosis I.......................................... 81
Lampiran 21. Hisrogram daya antidiare kelompok sari buah salak
pondoh dosis II........................................................ 82
Lampiran 22. Histogram daya antidiare kelompok perlakuan sari
buah salak pondoh dosis III....................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Diare merupakan kondisi buang air besar yang tidak biasa dimana feses
encer/berair paling tidak tiga kali dalam 24 jam (Anonim, 2005). Definisi lain
mengatakan diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya dan
berulang-ulang yang disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi feses
menjadi lembek atau cair (Ajizah, 2004).
Perkiraan WHO (World Health Organization) bahwa 3 -5 milyar kasus diare terjadi
setiap tahun di seluruh dunia (1 milyar kasus merupakan anak-anak berusia di bawah 5 tahun) dan
kira-kira 5 juta kematian dikarenakan diare setiap tahunnya (2,5 juta merupakan anak-anak berusia
di bawah 5 tahun) (Heinrich,2004).
Akibat negatif diare adalah gangguan absorbsi yang menyebabkan
terjadinya dehidrasi dan malnutrisi. Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan
cairan, kekurangan kalium (hipokalemia) dan adakalanya acidosis (darah menjadi
asam), yang tidak jarang berakhir dengan shock dan kematian. Sehingga pada
penderita diare memerlukan terapi pengganti dengan cairan dan elektrolit serta
kalori, obat antibakteri atau antiamuba tergantung penyebab diare, maupun obat-
obat lain yang bekerja memperlambat peristaltik usus, menghilangkan spasme dan
nyeri, atau menenangkan (Anonim, 1991).
Salak pondoh mempunyai kandungan tanin (Anonim, 2007). Kandungan
tanin dapat melindungi dinding mukosa usus terhadap rangsangan isi usus atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengendapkan racun. Tanin terhidrolisis terdapat dalam perasan, sehingga
dipakai perasan dalam penelitian ini. Pengujian daya antidiare sari daging salak
pondoh dilakukan dengan menggunakan metode transit intestinal.
Metode transit intestinal dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas
obat antidiare, laksansia, antispasmodik, berdasarkan pengaruhnya pada rasio
jarak usus yang ditempuh oleh sesuatu marker dalam waktu tertentu terhadap
panjang usus keseluruhan pada hewan percobaan mencit atau tikus. Obat antidiare
akan memperkecil rasio, sedangkan obat laksansia dan obat antispasmodik akan
memperbesar rasio ini dibandingkan rasio pada hewan tanpa perlakuan (Anonim,
2000).
Salak pondoh di daerah Sleman sangat melimpah, sehingga memberikan
nilai ekonomis yang rendah, salak pondoh juga hanya dimanfaatkan untuk buah
saja. Belum ada penelitian tentang sari daging salak pondoh, khususnya di Daerah
Sleman. Melalui penelitian ini dengan diketahuinya khasiat salak pondoh sebagai
antidiare diharapkan nilai ekonomis dari salak pondoh khususnya di daerah
Sleman dapat meningkat dan salak bukan hanya dimanfaatkan untuk buah saja
tetapi dapat dibuat sari yang berkhasiat sebagai antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Permasalahan
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang timbul
dirumuskan sebagai berikut
a. Apakah sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.)
mempunyai daya antidiare pada mencit betina dengan metode transit
intestinal ?
b. Seberapa besar daya antidiare yang dimiliki sari daging buah salak pondoh
(Salacca edulis Reinw.) ?
2. Keaslian penelitian
Sampai saat ini belum ada penelitian tentang daya antidiare sari
daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.) pada mencit putih betina
dengan metode transit intestinal.
3. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian tentang daya antidiare sari daging buah
salak pondoh (Salacca edulis Reinw.) ini diharapkan akan diperoleh manfaat
sebagai berikut:
a. manfaat teoritis : untuk melengkapi teori yang sudah ada mengenai obat
tradisional khususnya tentang tanaman buah salak pondoh (Salacca edulis
Reinw.)
b. manfaat praktis : memberikan informasi dosis efektif daging buah salak
pondoh sebagai alternatif pengobatan terhadap diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang buah salak (Salacca edulis Reinw.) ini memiliki tujuan
yang dapat disajikan seperti di bawah ini.
1. Tujuan umum
Tujuan umum yang ingin dicapai penulis adalah membuktikan khasiat
sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.) agar dapat digunakan
sebagai terapi yang efektif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis adalah mengetahui
besarnya daya antidiare dalam sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis
Reinw.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diare
1. Pengertian
Diare berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berarti mengalir
terus, merupakan suatu keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu
serius (Sugiyanto, 1997). Ada beberapa definisi diare, antara lain diare adalah
buang air besar dengan frekuensi tak normal (meningkat) dengan konsistensi lebih
lembek atau cair (Suharyono, 1991). Menurut WHO, diare merupakan kondisi
buang air besar yang tidak normal dimana feses encer/berair paling tidak tiga
kali dalam 24 jam (Anonim,2005).
Menurut WGO (World Gastroenterology Organisation), diare akut
didefinisikan sebagai pengeluaran tinja dalam bentuk semisolid atau cair dari
dalam usus dengan tidak normal, tidak kurang dari 14 hari (Anonim, 2008).
Penggolongan penyebab diare pada seorang pasien berdasarkan riwayat
klinisnya biasanya sulit. Berdasarkan waktunya diare dapat digolongkan dalam 3
kategori, yakni:
a. Diare akut, timbul sedikitnya 3 kali dengan feses cair selang waktu 24 jam
b. Disentri, diare dengan mengeluarkan darah
c. Diare persisten, diare sedikitnya selama 14 hari (Anonim, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Penyebab
Berdasar teori klasik, diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik
usus hingga pelintasan khimus dipercepat dan masih mengandung banyak air pada
saat meninggalkan tubuh sebagai feses. Ketidakseimbangan pengangkutan air dan
elektrolit berperan penting pada patogenesis diare, terjadi perubahan absorpsi dan
sekresi cairan dan elektrolit yang dapat meningkatkan terjadinya dehidrasi.
Peningkatan pengeluaran cairan dapat terjadi karena sekresi yang meningkat
(secretory diarrhea) pada diare infeksi, osmotik karena adanya bahan-bahan
dalam lumen usus, dan motilitas usus yang meningkat (Anonim, 1994).
Menurut Longe (2005), ada beberapa hal yang dapat menyebabkan diare,
meliputi mikroorganisme penyebab diare seperti bakteri, virus dan protozoa, obat-
obat yang dapat menginduksi diare, AIDS, dan makanan penginduksi diare.
a. Bakteri penyebab diare atau pemroduksi toksin penyebab diare
Pasien dengan diare yang disebabkan agen pemroduksi toksin mengalami
diare berair, yang biasanya melibatkan usus halus. Pasien mengalami onset yang
mendadak dari feses cair yang banyak, nyeri abdomen bagian atas, mual, muntah,
kram, dan mungkin demam ringan. Jika bagian usus besar yang diserang
organisme invasif akan menimbulkan sindrom seperti disentri. Sindrom ini
dikarakterisasi dengan demam, kram abdomen, tenesmus (ketegangan), feses
bervolume sedikit yang jarang dan mungkin mengandung darah dan lendir
(Longe, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
b. Virus penyebab diare
Rotavirus sering menyebabkan diare akut terutama pada bayi dan anak
usia 6 hingga 12 bulan (Firdaus, 1997). Tanda-tanda klinis termasuk periode
inkubasi 12 hingga 48 jam, diikuti dengan muntah, diare cair dan demam ringan
(Longe, 2005).
c. Protozoa penyebab diare
Beberapa protozoa penyebab diare adalah Balantidum coli, Capillaria
philippinensis, Cryptosporidum, Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia,
Strongyloides stercoralis, Faciolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Trichuris
trichiura, Isospora belli (Firdaus, 1997). Giardia adalah suatu infeksi pada usus
halus yang umumnya terjadi pada anak-anak, wisatawan, atau seperti pendaki.
Gejala mungkin tidak ada atau ringan. Setelah 1-3 hari masa inkubasi, gejala
mungkin termasuk feses cair, kram abdomen, kembung, dan nyeri epigastric. E.
Hystolitica menyebabkan amebiasis pada area dengan sanitasi yang rendah dan
pada wisatawan, pekerja migran dan pasien. Penyakit ini dikarakterisasi dengan
nyeri kram yang berat, tenesmus, dan disentri antara 3-10 hari (Longe, 2005).
d. Obat-obat penginduksi diare
Obat seperti laksatif, misoprostol, olsalazine, agen antikanker, quinidine,
dan colchicine mungkin menyebabkan diare. Obat-obat yang menyebabkan
retensi elektrolit dan air di lumen intestinal mungkin menyebabkan hiperosmolar,
diare osmotik. Laksatif antasid yang mengandung magnesium mungkin
menyebabkan diare, berdasarkan pada dosis yang diminum dan penerimaan
individual. Obat-obat yang mempengaruhi kontrol autonomik dari motilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
intestinal normal, seperti agen antihipertensi dengan aktivitas sympatolitik,
mungkin juga menyebabkan diare. Kram umum dan diare mungkin mengikuti
penggunaan obat-obat prokinetik seperti bethanecol, metoclopramide, atau
cisapride (Longe, 2005).
e. AIDS
Pasien dengan AIDS dan HIV diketahui sangat mudah untuk terkena
bermacam-macam infeksi yang menimbulkan diare sebagai suatu manifestasi.
Demam dan onset yang mendadak dari ledakan feses cair dimulai setelah 1-3 hari
setelah inkubasi. Kram abdomen juga kadang-kadang terjadi (Longe, 2005).
f. Makanan penginduksi diare
Intoleransi makanan dapat menyebabkan diare dan mungkin dihasilkan
dari suatu alergi makanan atau dari makanan yang dicerna yang berlemak atau
pedas atau mungkin jumlah yang besar dari makanan yang kasar atau banyak biji-
bijian (Longe, 2005).
3. Tanda dan gejala diare
Gejala yang biasa ditemukan pada penderita diare antara lain diare cair
terkadang mengandung darah atau lendir, muntah dapat mendahului sebelum atau
sesudah diare, anoreksia, nyeri perut, distensi, Madang-kadang ileus, dehidrasi,
kehilangan elektrolit dan air (Widjaya, 2002).
Menurut Widjaya (2002), gejala-gejala klinis yang dapat timbul apabila
penderita terkena diare adalah bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu
badan meningkat, dan nafsu makan berkurang, feses makin cair, mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
darah/lendir, warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
empedu, anus lecet, gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang,
muntah sesudah dan sebelum diare, hipoglikemia (penurunan kadar gula darah),
dehidrasi (kekurangan cairan). Bila terjadi dehidrasi timbul rasa haus, elastisitas
(turgor dan tonus) kulit menurun, bibir dan mulut kering, air mata tidak keluar,
tekanan darah rendah.
Tabel I. Tahapan dehidrasi pada anak yang mengalami diare (World Gastroenterology Organisation (WGO) practice guideline)
Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat
a. Gejala normal b. Mata tidak cekung c. Minum normal d. Kulit kembali
normal setelah dicubit dengan segera
a. Adanya iritasi b. Mata cekung c. Minum
seperlunya d. Kulit kembali
normal setelah dicubit lambat (<2detik)
a. Tidur tidak normal atau lethargic
b. Mata cekung c. Minum sedikit atau
bahkan tidak sama sekali d. Kembalinya kulit setelah
dicubit sangat lambat (>2detik)
Tanda dehidrasi pada orang dewasa adalah sebagai berikut:
a. Kecepatan nadi >90
b. Hipotensi
c. Lidah kering
d. Bola mata cekung
e. Turgor kulit menurun (Anonim, 2008).
Dalam WGO Guideline : Acute Diarrhea (2008) disebutkan bahwa gejala
yang dialami oleh penderita dapat dihubungkan untuk mengetahui penyebab
terjadinya diare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel II. Hubungan antara gejala yang timbul dan penyebab diare (Anonim,2008)
Gejala Penyebab Diare
Demam • Umumnya dihubungkan dengan invansi patogen
Feses terdapat darah
• Invansi patogen dan citotoksin yang dilepaskan patogen • Penderita infeksi Enterohemorrhagic Escherichia (E.)
coli (EHEC) • Tidak dengan agen virus dan enterotoksin yang
melepaskan bakteri
Muntah • Sering kali pada diare karena virus dan rasa sakit
disebabkan karena proses pencernaan dari toksin bakteri (contoh Staphylococcus aureus)
4. Patofisiologis
Ada empat mekanisme patofisiologis gangguan elektrolit pada diare.
Keempat mekanisme yang merupakan dasar diagnosis dan terapi antara lain :
perubahan aktivitas transport ion oleh penurunan absorpsi natrium atau
peningkatan sekresi klorida, perubahan motilitas intestinal, perubahan osmolaritas
usus, dan peningkatan tekanan hidrostatik otot polos. Dalam klinik, mekanisme
tersebut dapat dihubungkan dengan jenis diare yakni sekretori, osmotic, eksudatif,
dan perubahan transit usus (DiPirro dan Longe, 2000).
B. Antidiare
Antidiare adalah obat yang bila diminum pada saat terserang diare akan
menunjukkan efek menghentikan diare. Zat-zat yang menekan peristaltik
sebetulnya tidak begitu layak untuk digunakna karena pada waktu diare
pergerakan usus sudah banyak berkurang, lagipula virus dan toksin perlu
dikeluarkan secepat mungkin dari dalam tubuh. Obat-obat untuk pengobatan diare
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sebaiknya jangan diberikan lebih dari 7-10 hari, karena bisa jadi diare yang
diderita bukan benar-benar penyakit diare tetapi merupakan gejala dari penyakit
yang lain (Tjay dan Rahardja, 2002).
Antidiare diberikan untuk mengurangi peristaltik, spasme usus, menahan
iritasi, absorbsi racun dan sering terpadu dengan anti-mikroba. Diare yang
menyerupai kolera mengakibatkan dehidrasi dan sering memerlukan infus, sebab
penderita dapat meninggal karena kekurangan cairan dan elektrolit. Bila diare
tidak disertai muntah maka cairan garam rehidrasi (oralit) banyak menolong
sebagai pertolongan pertama (Djamhuri, 1995).
Sebagai penunjang dapat digunakan adsorbensia (karbo aktif,
silikondioksida koloida, kaolin), zat pengembang (pectin) atau adstringensia
(preparat yang mengandung tannin seperti garam bismuth atau garam
perak)(Mutschler, 1986). Norit atau arang aktif (karbo adsorben) adalah arang
halus (nabati dan hewani) yang telah diaktifkan melalui proses tertentu. Norit
mempunyai daya serap pada permukaannya (adsorbansi) yang kuat, terutama
terhadap zat-zat yang molekulnya besar, misalnya alkaloida, toksin bakteri atau
zat-zat beracun yang berasal dari makanan (Tjay dan Rahardja, 2002).
Kelompok obat yang biasa digunakan pada terapi diare adalah:
1. Kemoterapeutika untuk terapi kausal, yakni memberantas bakteri penyebab
diare. Contohnya antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
2. Obstipansia untuk terapi simptomatis, yang dapat menghentikan diare dengan
beberapa cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. zat-zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu
untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus. Contohnya adalah
candu dan alkaloidnya, derivate petidin (difenoksilat dan loperamida) dan
antikolinergik (atropine, ekstrak belladonna).
b. Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus. Misalnya asam samak
(tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismut dan aluminium.
c. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yang pada permukaannya dapat
menyerap (adsorpsi) zat-zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri
atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk juga
zat-zat lendir yang menutupi selaput lender usuu dan luka-lukanya dengan
suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pectin (suatu karbohidrat yang
terdapat antara lain dalam buah apel), garam-garam bismuth dan
aluminium.
3. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang
seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare. Misalnya papaverin dan
oksifenonium (Tjay dan Rahardja, 2002).
C. Sasaran Pengobatan Antidiare
Sasaran terapi antidiare antara lain menjaga keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam-basa, member terapi untuk simptomnya, menghilangkan
penyebabnya dan mengobati penyakit penyertanya (DiPiro, 1997). Akibat
negative diare adalah dangguan absorbs yang menyebabkan terjadinya dehidrasi
dan malnutrisi. Dehidrasi dan malnutrisi merupakan penyebab kematian utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pada kasus diare. Oleh sebab itu, selain pengobatan untuk menghentikan diare
seharusnya dilakukan upaya lain yaitu rehidrasi dan terapi makanan (Soenarto,
1993).
Terapi terhadap diare harus disesuaikan dengan penyebabnya. Penanganan
terapeutik yang sesuai adalah penggantian cairan dan elektrolit secukupnya. Pada
umumnya cukup diberikan limun secara oral yang mengandung gula dengan
penambahan garam dapur atau diberikan larutan glukosa-elektrolit yang diminum,
yang biasa dikenal sebagai oralit (Mustchler, 1986). Oralit tidak menghentikan
diare tetapi mengganti cairan tubuh yang hilang bersama tinja. Dengan
menghentikan cairan tubuh tersebut terjadinya dehidrasi dapat dihindarkan
(Djamhuri, 1995).
Menurut WHO, sasaran pengobatan diare adalah untuk:
1. Mencegah dehidrasi
2. Mengobati dehidrasi ketika terjadi
3. Mengurangi durasi dan semakin parahnya diare dengan memberikan
supplemen zinc (Anonim, 2005).
Home therapy yang dilakukan adalah untuk mencegah dehidrasi dan
malnutrisi. Anak-anak dengan adanya gejala dehidrasi membutuhkan cairan ekstra
dan garam untuk menggantikan kehilangan air dan elektrolit karena diare
(Anonim, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Cairan yang diberikan:
1. ORS
2. Minuman yang diasini, misalnya air beras yang diasini atau minuman yoghurt
yang diasini
3. Sup sayuran atau ayam yang diasini
4. 3 g garam dapur dan 18 gram gula dalam 1 liter air
Minuman karbonasi, jus buah, teh manis, kopi, teh kesehatan dihindari. Suplemen
zinc dapat diberikan (10-20 mg) setiap hari untuk 10-14 hari (Anonim, 2005).
D. Saluran Cerna
Saluran cerna berfungsi untuk menyerap zat makanan, zat-zat penting,
garam dan air serta mengekskresi bagian makanan yang tak diserap dan sebagian
hasil akhir metabolisme. Organ saluran pencernaan meliputi rongga mulut dan
farings, esofagus, lambung, usus halus, usus besar (Mutschler, 1986).
Di dalam usus halus, pecahan makanan dengan berat molekul rendah
akan diabsorpsi. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum (usus
duabelas jari), jejunum, dan ileum. Di samping mukosa, usus halus terdiri atas
lapisan otot melingkar dan memanjang dan serosa yaitu bagian viseral
peritoneum. Pada kerja motorik usus halus dibedakan atas gerakan mencampur
dan gerakan gelombang peristaltik dorong. Gerakan mencampur melakukan
pencampuran intensif khimus dengan getah pankreas, empedu dan sekret dari
kelenjar usus halus, sedangkan gerakan peristaltik mendorong makanan. Gerakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ini dapat timbul dengan adanya relaksasi dinding usus dan dikendalikan saraf
melalui plexus myentericus (Mutschler, 1986).
Usus besar yang merupakan bagian akhir dari saluran cerna dibagi
menjadi cecum (usus buntu sekum) dengan apendix vermiformis (umbai cacing),
colon dan rectum. Dengan gerakan dinding usus besar, isi usus akan digiling dan
dibawa terus. Di samping gelombang peristaltik lambat dari otot lingkar pada
jarak usu yang pendek, sekitar 2-3 kali sehari terjadi gelombang peristaltik yang
besar mulai dari sekum sampai sigmoid. Gerakan ini akan distimulasi oleh impuls
parasimpatis dan dihambat oleh impuls simpatis (Mutschler, 1986).
E. Salak
Tidak banyak informasi tertulis yang didapat mengenai tanaman buah
salak (Salacca edulis). Sejauh ini hanya sedikit literatur yang mengulas tentang
tanaman ini, sehingga boleh dikatakan bahwa buah salak (Salacca edulis) langka
dalam kepustakaan.
1. Sistematika tanaman (Salacca edulis Reinw.)
Sinonim : Salacca biumeana Mart.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Palmales
Suku : Palmae
Marga : Salacca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Jenis : Salacca edulis Reinw.
Nama umum : Salak
Nama daerah
Sumatera : Sala (Minangkabau), Salak (Melayu)
Jawa : Salak (Sunda, Jawa Tengah, Madura)
Bali : Salak
Sulawesi : Salak (Makasar, Bugis)
Kalimantan : Tusum (Kalimantan Selatan) (Anonim, 2008)
2. Deskripsi
Habitus : Perdu, tahunan, tinggi 2-3, 5 m.
Batang : Tegak, bulat, coklat
Daun : Majemuk, bertangkai, berduri, anak daun tidak bertangkai,
bentuk lanset, ujung runcing, tepi dan pangkal rata,
permukaan bawah berlapis lilin, panjang 50-75 cm, lebar 7-
10 cm, hijau.
Bunga : Tongkol, bertangkai, panjang bunga 7-15 cm, coklat muda
Buah : bulat telur, bersisik, tersusun rapi, coklat, berdaging pulih,
terbagi dua sampai tiga, coklat kehitaman.
Biji : keras, bulat atau lonjong, diameter ± 1,5 cm, coklat
kehitaman.
Akar : Serabut, coklat muda (Anonim, 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Khasiat
Daging buah Salacca edulis berkhasiat sebagai obat mencret. Untuk obat
mencret dipakai ± 20 gram daging buah yang masih muda.
4. Kandungan kimia
Daging buah Salacca edulis mengandung tanin, flavonoida, dan saponin
(Anonim, 2008).
F. Tanin : asam samak, acidum tannicum
1. Kimia dan penyebarannya
Secara fitokimia, tanin dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan
utama yaitu tanin yang dapat terhidrolisis dan tanin terkondensasi (prosianidin
atau proantosianidin). Tanin yang dapat terhidrolisis biasanya terdiri dari sebuah
molekul inti glukosa yang terikat dengan molekul-molekul asam gallik (gallitanin)
atau asam heksahidroksidifenil (ellagitanin). Tanin terkondensasi adalah polimer
flavan dimana tidak mudah terhidrolisa. Biasanya terdiri dari molekul-molekul
katekin dan epikatekin yang tergabung karena adanya ikatan karbon-karbon (Mills
dan Kerry, 2000).
2. Mekanisme aksi tanin
Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang
menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.
Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat mengkerutkan dinding sel
atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Ajizah,2004).
Ketika tanin kontak dengan membran mukosa, tanin akan bereaksi
dengan protein pada mukus dan sel-sel epitel dari mukosa membentuk ikatan
silang. Akibatnya mukosa menjadi lebih rapat dan kurang permeabel, proses ini
dikenal dengan adstringensia. Adstringensia mampu meningkatkan proteksi
membran terhadap mikroorganisme dan zat-zat iritan (Mills dan Kerry, 2000).
Tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein,
karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek
antibakteri tanin antara lain melalui: reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim,
dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik. Karena tanin pada daun jambu
biji cukup banyak, penghambatan pertumbuhan bakteri Salmonella typhimurium
diduga juga disebabkan oleh mekanisme ini (Masduki,1996).
3. Efek samping dan toksikologi
Reaksi samping dari tanin akan muncul hanya ketika tanin dipergunakan
dalam jumlah yang signifikan dalam dosis tinggi. Tanin dengan dosis tinggi akan
meningkatkan sifat adstringentnya pada membran mukosa yang mengalami iritasi
sehingga kekakuan dari membran mukosa akan semakin meningkat. Penambahan
asam tanin, tanin yang dapat terhidrolisis pada larutan barium sulfat dapat
menyebabkan terjadinya hepatotoksik akut. Tanin juga mempunyai sifat
karsinogenik ketika diinjeksikan secara subkutan (Mills dan Kerry, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
G. Metode Uji
Pada penelitian mengenai antidiare diketahui ada dua metode uji yang dapat
digunakan, yaitu:
1. Metode proteksi terhadap diare oleh oleum ricini
Prinsip yang digunakan pada metode ini adalah kandungan utama dari
Oleum Ricini, yaitu trigliserida dari asam risinoleat akan mengalami hidrolisis di
dalam usus halus oleh lipase pankreas menjadi gliserin dan asam risinoleat.
Sebagai surfaktan anionik, zat ini bekerja mengurangi absorbsi cairan bersih
(neto) dan elektrolit serta menstimulasi peristaltis usus sehingga berkhasiat
sebagai laksansia berdasarkan kerja ini. Obat yang berkhasiat antidiare akan dapat
melindungi hewan percobaan mencit terhadap diare yang diinduksi dengan Oleum
Ricini tersebut (Anonim, 1991).
2. Metode transit intestinal
Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi aktivitas obat antidiare,
laksansia dan antiplasmodik. Evaluasi didasarkan pada pengaruhnya pada rasio
jarak usus yang ditempuh oleh suatu marker dalam waktu tertentu terhadap
panjang usus keseluruhan pada hewan percobaan mencit atau tikus (Anonim,
1991).
Obat antidiare akan memperkecil rasio, sedangkan obat laksansia dan
obat antiplasmodik akan memperbesar rasio ini dibandingkan rasio pada hewan
atau perlakuan (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
H. Loperamide Hydrochlorida
Loperamid adalah senyawa yang menunjukkan aksi antidiare pada saluran
pencernaan untuk mencegah peristaltik. Pada mekanisme terjadinya diare,
loperamid mempengaruhi perubahan motilitas intestinal sehingga mampu
mengatasi diare dengan cara meminimalkan terjadinya hiperperistaltik. Efeknya
lebih baik dan lebih cepat atau panjang daripada difenoksilat dan kodein (Anonim,
1994).
1. Kimia
Loperamid adalah senyawa yang berbentuk serbuk, warna putih sampai
agak kuning; melebur pada suhu lebih kurang 2250C disertai peruraian (Dollery,
1991).
Nama kimia : 4-(p-klorofenil)-4-hidroksi-N, N-dimetil-α , α -
difenil-1-piperidina butiramida monohidroklorida
Rumus kimia : C29H33ClN2O2.HCl
Bobot molekul : 513,51 (Anonim, 1995).
Pka : 8,7
Koefisien partisi : tinggi
Kelarutan : mudah larut dalam methanol, dalam isopropyl alkohol
dan dalam kloroform; sukar larut dalam air dan asam
encer (Anonim, 1995). Kelarutan dalam alkohol 1:10;
kelarutan dalam air 1:50000 (Dollery, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Farmakologi
Loperamid mencegah kemampuan peristaltik oleh otot pada saluran
pencernaan dengan interaksi kolinergik maupun non kolinergik dari tanggapan
mekanisme saraf untuk menunjukkan gerakan peristaltik secara refleks.
Loperamid menekan reseptor opiat pada dinding usus, mengurangi gerakan
peristaltik dan menambah waktu transit di saluran pencernaan. Loperamid juga
menambah kemampuan menahan pada saluran pengeluaran. Loperamid
menunjukkan kemampuan mencegah sekresi cairan dan elektrolit pada saluran
pencernaan ( Dollery, 1991).
Loperamid menunjukkan efek antidiare dengan kimbinasi aksi pada otot
halus dalam saluran pencernaan dan mempengaruhi efek sekresi. Namun
loperamid tidak menunjukkan pengaruh pada flora saluran pencernaan. Loperamid
adalah senyawa dengan daya antidiare yang menunjukkan pengaruh secara
langsung pada saluran pencernaan. Efeknya mirip dengan difenoksilat dan kodein,
tetapi loperamid memperlihatkan efek yang lebih cepat, lebih panjang dan lebih
tepat pada saluran pencernaan (Dollery, 1991).
3. Farmakologi klinik
Loperamid sangat efektif untuk penanganan diare. Aksinya pada otot halus
dan hasil sekresi saluran cerna untuk perbaikan kondisi diare dalam beberapa jam.
Loperamid tergolong efektif dan aman untuk mengatasi berbagai keluhan terhadap
diare akut, menurunkan frekuensi maupun jumlah pengeluaran feses (Dolerry,
1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pada orang dewasa, Loperamid HCl diberikan dengan dosis awal 4 mg,
diikuti 2 mg diberikan setelah buang air besar. Pada anak-anak berusia 4-8 tahun,
diberikan 1 mg setiap tiga atau empat jam sehari sampai diare dapat teratasi. Pada
anak-anak diatas 8 tahun diberikan dosis 2 mg setiap empat jam sehari sampai
diare dapat teratasi. Pada kasus diare kronis, penderita dewasa memerlukan
penanganan loperamid dengan dosis yang berbeda-beda untuk setiap penderita
sesuai dengan kebutuhannya. Dosis awal biasanya antara 4 mg sampai 8 mg per
hari. Pada kasus tertentu loperamid dapat diberikan dengan dosis terapi yang
sesuai menurut respon penderita, sampai dosis maksimum 16 mg per hari
(Dollery, 1991).
5. Penggunaan
a. Indikasi
Loperamid adalah obat yang sangat baik untuk pengobatan pada
diare akut dan diare kronis. Sebaiknya tidak digunakan dalam jangka
waktu yang lama tanpa pengawasan (Dollery, 1991).
b. Kontra indikasi
Diare adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi kerja
yang serius pada sistem gastro intestinal. Dari keadaan tersebut,
diperlukan pemeriksaan terutama pada pasien atau penderita yang berumur
lebih dari 40 tahun. Yang perlu diperhatikan pada penggunaan Loperamid
adalah pada pasien dengan keluhan radang usus besar dan kelainan pada
usus besar dengan tujuan menghindari endapan beracun/toksik yang
terdapat dalam kolon. Loperamid tidak boleh digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menghindari penghambatan peristaltik atau konstipasi, atau pada kondisi
pasien dengan dehidrasi yang berat (Dollery, 1991).
I. Karbo adsorbens : arang aktif, Norit, Bekarbon
Karbo adalah arang halus (nabati atau hewani) yang telah diaktifkan
melalui proses tertentu. Obat ini memiliki daya serap pada permukaannnya
(adsorpsi) yang kuat, terutama terhadap zat-zat yang molekulnya besar, misalnya
alkaloida, toksin bakteri atau zat-zat beracun yang berasal dari makanan. Begitu
pula banyak obat dapat diadsorpsi pada karbo in vivo, antara lain asetosal,
parasetamol, fenobarbital, glutetimida, fenotiazin, antidepresiva trisiklik,
digoksin, amfetamin, ferosulfat, propantelin dan alkohol. Oleh karena itu, obat-
obat ini jangan diberikan bersamaan waktu, melainkan 2-3 jam setelah pemberian
karbo. Dosis biasa: 3-4 dd 0,5-1 g (Tjay dan Rahardja, 2002).
J. Landasan Teori
Daging buah salak pondoh (Salacca edulis) mengandung tanin
(Anonim, 2008). Tanin dalam hal antidiare dapat berperan sebagai astringent yang
berfungsi untuk menciutkan lapisan permukaan usus, sehingga mengurangi
kepekaan sekresi yang dapat menekan peristaltik usus. Dengan adanya kandungan
tanin dalam daging buah salak pondoh (Salacca edulis) memungkinkan daging
buah salak pondoh (Salacca edulis) dapat berperan sebagai antidiare.
K. Hipotesis
Sari daging buah salak pondoh (Salacca edulis) memiliki daya antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni, yaitu dilakukan
perlakuan terhadap subyek uji dan bersifat eksploratif yaitu untuk mengetahui
pengaruh pemberian sari buah salak pondoh terhadap daya antidiare.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola searah.
Acak berarti pengelompokan hewan uji (mencit) dilakukan secara random.
Termasuk penelitian rancangan lengkap karena variabel yang terdapat dalam
penelitian ini sudah diperhitungkan sebelumnya, baik bahan uji, sampel uji
maupun hewan uji. Termasuk penelitian pola searah karena variabel bebas pada
penelitian ini hanya ada satu yaitu dosis sari daging salak pondoh (Salacca edulis
Reinw.) yang menentukan variabel tergantungnya yaitu daya antidiare sari buah
salak pondoh.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel utama pada penelitian ini adalah dosis sari buah salak pondoh dan
daya antidiare yang dihasilkan oleh sari buah salak pondoh dengan parameter
yaitu rasio panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben terhadap
panjang usus seluruhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. variabel bebas, yaitu dosis sari daging salak pondoh (Salacca edulis
Reinw.). Dosis yang digunakan dalam penelitian adalah 12,5 ml/kg BB,
25 ml/kg BB, 50 ml/kg BB.
b. variabel tergantung, yaitu daya antidiare yang ditunjukkan oleh daging
buah salak pondoh (Salacca edulis Reinw.) dengan parameter yaitu rasio
panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben terhadap panjang
usus seluruhnya.
c. Variabel pengacau terkendali
1) Jenis sampel
Digunakan buah salak pondoh yang siap dipanen yaitu berumur 5
bulan setelah bunga mekar, dengan ciri warna kulit bersih dan
mengkilap, bila dipegang atau dipijit empuk dan kulitnya tidak kasar,
beraroma khas, bila dikupas warna bijinya coklat atau coklat
kehitaman, daging buah kenyal atau empuk, duri-duri kecil kulit
buah sudah tumpul (tidak terlihat lagi), sisik kulit luarnya sudah
melebar, dan bila dipetik mudah terlepas dari tangkai bunganya.
Buah salak pondoh diambil dari desa Ndero, Harjobinangun, Pakem,
Sleman, Yogyakarta.
2) Hewan uji
Digunakan hewan uji mencit dengan ketentuan atau persyaratan
sebagai berikut:
Jenis kelamin : betina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Berat badan : 20-30 gram
Umur : 2-3 bulan
3) Lama perlakuan
Total lama waktu perlakuan adalah 65 menit.
4) Cara pemberian
Cara pemberian pada penelitian ini dipilih cara oral. Dipilih cara
pemberian oral karena hasil penelitian yang diamati adalah usus
sebagai saluran pencernaan sehingga harus dilakukan dengan cara
oral.
d. Variabel pengacau tak terkendali
Selain variabel utama dan variabel pengacau terkendali, dalam
penelitian ini juga terdapat variabel pengacau yang tidak dapat
dikendalikan oleh peneliti. Variabel tersebut adalah keadaan patologi
subyek uji. Diharapkan subyek uji yang digunakan dalam keadaan sehat,
namun sampai dimana keadaan sehat mencit putih betina sebagai subyek
uji tidak dapat ditentukan. Hal ini disebabkan keterbatasan penelitian ini
karena penulis tidak meneliti secara detail atau mengadakan penelitian
khusus mengenai keadaan patologi kesehatan sesungguhnya dari subyek
uji yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Definisi operasional
a. Buah salak pondoh
Adalah bagian daging buah salak pondoh yang siap panen yaitu
berumur 5 bulan setelah bunga mekar, dengan ciri warna kulit bersih dan
mengkilap, bila dipegang atau dipijit empuk dan kulitnya tidak kasar,
beraroma khas, bila dikupas warna bijinya coklat atau coklat kehitaman,
daging buah kenyal atau empuk, duri-duri kecil kulit buah sudah tumpul
(tidak terlihat lagi), sisik kulit luarnya sudah melebar, dan bila dipetik
mudah terlepas dari tangkai bunganya.
b. Sampel uji
Adalah sari daging buah salak pondoh yang dibuat dengan cara
memblender sejumlah daging buah selama 2 menit, kemudian diperas
untuk mendapatkan sarinya.
c. Rasio daya antidiare
Adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui adanya daya
antidiare dari semua perlakuan. Didapat dengan cara membandingkan
panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben terhadap panjang
usus seluruhnya pada hewan percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Bahan Penelitian atau Materi Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua
kelompok besar, yaitu:
1. Bahan utama
a. bahan uji; digunakan buah salak pondoh yang siap dipanen. Buah salak
pondoh diambil dari Desa Ndero, Harjobinangun, Pakem, Sleman,
Yogyakarta.
b. hewan uji; digunakan mencit putih betina dewasa sehat berumur 2-3 bulan
dengan berat badan 20-30 gram sebanyak sepuluh ekor setiap kelompok
perlakuan. Hewan ini diperoleh dari UD WISTAR, Sewon-Bantul.
2. Bahan kimia
a. Gom Arab; diperoleh dari Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
b. Karbo adsorben; Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
c. NaCl padat; diperoleh dari Laboratorium Farmakologi -Tosikologi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
d. Aquadest; diperoleh dari Laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
e. Loperamid HCL; diperoleh dari obat antidiare Immodium® produksi PT
Jassen-Cilag dengan zat aktif Loperamid HCl yang dibeli di Apotek
Master Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
f. CMC-Na; diperoleh dari Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Solid
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
D. Alat Penelitian
Alat atau instrumen yang digunakan meliputi:
1. alat-alat gelas (beaker gelas, gelas ukur, pengaduk, labu ukur)
2. timbangan analitik merk Metller AE200, timbangan merk Metller PM600
3. alat suntik oral, berupa jarum sonde yaitu jarum yang pada bagian ujungnya
berbentuk bulat dan bagian tengahnya berlubang, yang digunakan untuk jalur
pemberian oral.
4. blender, pisau, stopwacth, penggaris
5. kandang mencit, kotak kaca, meja bedah dan alat bedah
E. Tata Cara Penelitian
Pada penelitian ini peneliti melakukan rangkaian proses sebagai berikut :
1. Pengumpulan bahan
Bahan atau sampel buah salak pondoh yang diambil atau dipetik adalah
buah yang sudah tua yang siap panen yaitu yang berwarna coklat kehitaman. Buah
salak pondoh ini diambil dari desa Ndero, Harjobinangun, Pakem, Sleman,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Penentuan metode uji
Pada percobaan ini penulis memilih menggunakan metode uji transit
intestinal. Penulis memilih metode ini karena metode transit intestinal sangat
mudah dikerjakan dengan hasil yang cukup akurat. Selain itu, pada pengerjaanya
relatif tidak dibutuhkan waktu yang lama karena total waktu yang diperlukan
adalah selama 65 menit. Hasil yang ditunjukkan juga mudah untuk diamati karena
hanya melakukan pengukuran panjang usus yang ditempuh suatu penanda yaitu
marker karbo adsorben yang dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya.
3. Percobaan pendahuluan
Sebelum dilakukan percobaan lebih lanjut ada beberapa percobaan
pendahuluan yang dilakukan, yaitu:
a. Perlakuan hewan uji
Sebelum diberikan perlakuan, hewan uji dipuasakan makan selama lebih
kurang 18 jam tetapi minum tetap diberikan. Hewan uji dipuasakan lebih dahulu
supaya saluran pencernakan (lambung dan usus) menjadi bersih sehingga tidak
mengganggu pengamatan dan tidak mempengaruhi absorbsi loperamid dan sari
buah salak pondoh.
b. Penentuan dosis sari buah salak pondoh
Penentuan dosis sari buah salak pondoh ini ditetapkan berfasarkan
orientasi karrna belum ada keterangan empiris tentang dosis sari buah salak
pondoh sebagai antidiare. Peringkat dosis ditetapkan dengan peringkat volume (
0,25 ml, 5 ml, 1 ml) karena konsentrasi sari buah salak pondoh tidak dapat
dipekatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Yang pertama dilakukan adalah menentuan konsentrasi sari buah salak
pondoh dengan cara meninmbang 20 buah salak pondoh (tanpa kulit dan biji) satu
per satu kemudian dirata-rata, kemudian satu persatu disarikan dan dihitung rata-
rata sari buah salak pondoh yang dapat diambil. Didapatkan rata-rata buah salak
pondoh dan rata-rata sari buah salak pondoh yaitu dalam 41,108 gram dapat
diambil 7,47 ml sari buah salak pondoh.
Untuk mengetahui konsentrasi sari buah salak pondoh dosis terapi,
ditimbang 0,5 ml sari buah salak pondoh dengan spuit, lalu didapatkan berat 0,5
ml sari buah salak pondoh.
1) Penentuan dosis I
Dosis dihitung sebagai berikut:
D x BB = C x V
D = = 12,5 ml/kg BB
2) Penentuan dosis II
Dosis dihitung sebagai berikut:
D x BB = C x V
D = = 25 ml/kg BB
konversi = 25 ml/kg BB x 378,9 = 9472,5 ml/70 kg BB
= 135,32 ml/kg BB x 5,5
= 744,27 g/kg BB ∞ 18 buah salak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Penentuan dosis III
Dosis dihitung sebagai berikut:
D x BB = C x V
D = = 50 ml/kg BB
c. Pembuatan larutan loperamid HCl
Pembuatan larutan loperamid HCl diawali dengan menghaluskan 10
tablet loperamid lalu dihomogenkan. Langkah selanjutnya adalah dengan
menimbang seksama serbuk tablet loperamid yang setara dengan 4 mg loperamid,
kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100 ml. Kemudian ditambahkan aquadest
hingga tanda.
Kandungan loperamid HCl pada obat X adalah 2 mg tiap tablet. Pada
penderirta dewasa, loperamid HCl diberikan dengan dosis awal 4 mg, diikuti 2 mg
setiap setelah buang air besar. Berat badan rata-rata orang dewasa Indonesia
adalah 50 kg. Apabila dosis tersebut dikonversikan ke orang dewasa Eropa
dengan berat badan 70 kg adalah sebagai berikut :
kgBBgxgx 70106,5004,05070 3−=
Sedangkan faktor konversi dosis dari manusia yang dikonversikan ke mencit
dengan berat badan 20 gram sebesar 0,0026. Maka untuk mencit 20 gram
diberikan:
5,6.10-3 x 0,0026 = 1,456.10-5 g/20 g BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dosis Loperamid yang diberikan pada mencit
1000 x 1,456.10-5 g/20 g BB = 7,28.10-4 g/ kg BB 20
Volume pemberian pada hewan uji (mencit) 0,2 ml/20 gram BB (Anonim, 1991).
Maka konsentrasi larutan Loperamid yang dibutuhkan :
D x BB = C x V
7,28.10-4 g/ kg BB x 0,02 kg = C x 0,2 ml
C = 7,28.10-5 g/ml = 7,28.10-3 g/100 ml
Total serbuk yang diambil = tabletberattotalxloperamidkandungantotal
dibutuhkanyangloperamidtotal
= gxx 372.00222.102.01028.7 3
=−
Sehingga ditimbang 0,372 gram loperamid dalam 100 ml CMC Na 1%.
d. Pembuatan larutan fisiologik 0,9 %
Larutan fisiologik dibuat dengan menimbang 0,9 gram NaCl
kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Proses pelarutan dibantu dengan
pengadukan supaya serbuk NaCl lebih cepat larut.
e. Pembuatan suspensi marker
Dalam penelitian ini dibutuhkan marker yang terdiri dari suspensi
Gom Arab 20% yang diwarnai hitam dengan karbo adsorben 5 %. Oleh sebab
itu, dalam pembuatan marker dilakukan pembuatan dua macam larutan, yaitu:
1) Suspensi Gom Arab 20%
Suspensi Gom Arab dibuat dengan menimbang 10 gram Gom Arab.
Kemudian dilarutkan dengan sedikit aquadest dan dituangkan ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
labu takar volume 50 ml. Proses pelarutan dibantu dengan pengadukan
yang cepat dan sesering mungkin untuk menghindari penggumpalan Gom
Arab. Selanjutnya volume labu takar ditambah dengan aquadest hingga
mencapai 50 ml.
2) Karbo adsorben 5%
Karbo adsorben dengan konsentrasi 5% dibuat dengan menimbang 2,5
gram karbo adsorben kemudian dilarutkan dalam 50 ml aquadest. Proses
pelarutannya dibantu dengan pengadukan secukupnya.
Selanjutnya suspensi Gom Arab 20% tersebut dicampur dengan larutan
karbo adsorben 5% kemudian digunakan sebagai marker.
4. Penentuan daya antidiare
Setelah 65 menit perlakuan, mencit dikorbankan dengan cara dislokasi
tulang leher. Usus dikeluarkan dengan hati-hati. Panjang usus yang dilalui marker
mulai dari pylorus sampai ujung akhir yang berwarna hitam diukur. Demikian
pula panjang usus seluruhnya dari pilorus sampai rektum.
Kemudian dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap
panjang usus seluruhnya. Apabila nilai rasio kelompok uji lebih kecil
dibandingkan dengan rasio kelompok kontrol negatif maka sari buah salak pondoh
memang mempunyai daya antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5. Perhitungan daya antidiare
Daya antidiare sari buah salak pondoh ditunjukkan dengan
membandingkan (rasio) panjang usus yang dilalui marker norit terhadap panjang
usus seluruhnya. Misalnya, panjang usus yang dilalui marker norit dilambangkan
dengan A dan panjang usus seluruhnya dilambangkan dengan B. Maka daya
antidiare (Ad) sari buah salak pondoh dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ad = x 100%
6. Seleksi hewan uji
Dalam penelitian ini, mencit yang digunakan adalah mencit putih betina
galur lokal yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Pada
penelitian ini di gunakan hewan uji sebanyak 78 ekor yang terbagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok orientasi sebanyak 18 ekor dan kelompok perlakuan
sebanyak 60 ekor. Semua hewan yang digunakan dalam penelitian ini mendapat
perlakuan yang sama dalam hal kandang, pakan dan minum. Sebelum digunakan
untuk pengujian, hewan uji yang akan digunakan dipuasakan terlebih dahulu
selama 18-24 jam tanpa diberi makan, hanya diberi minum saja.
7. Perlakuan terhadap hewan percobaan
Dalam penelitian ini, hewan uji yang digunakan untuk perlakuan
sebanyak 60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan
yang terdiri dari kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok
CMC Na, kelompok uji dosis I, II, dan III masing-masing 10 ekor. Pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sediaan dilakukan dengan cara per oral. Kelompok kontrol negatif menerima
larutan fisiologik NaCl 0,9%, kelompok uji menerima sari buah salak pondoh
dengan dosis I (12,5 ml/kg BB mencit), II (25 ml/kg BBg/kgBB mencit), III (50
ml/kg BBmencit) dan kelompok kontrol positif menerima loperamid pada dosis
7,28 x 10-4g/kg BB. Setelah t = 45 menit semua hewan diberikan suspensi marker
karbo adsorben sebanyak 0,2 ml/20 gram BB secara oral. Pada t = 65 menit,
semua hewan dikorbankan secara disoklasi tulang leher. Usus dikeluarkan secara
hati-hati, sampai teregang. Panjang usus yang dilalui norit mulai dari pylorus
sampai ujung akhir (berwarna hitam) diukur. Demikian pula panjang seluruh usus
dari pylorus sampai rectum dari masing-masing hewan. Kemudian dari masing-
masing hewan dihitung rasio antara jarak yang ditempuh marker terhadap panjang
usus seluruhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
8. Skema kerja
60 ekor mencit yang terbagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan. Setiap
kelompok perlakuan terdiri atas 10 ekor mencit yang dipelihara pada kondisi
yang sama.
Hewan percobaan dipuasakan makan selama lebih kurang 18 jam, minum tetap
diberikan.
Setelah ditimbang, hewan dikelompokkan secara rawu, kelompok kontrol
positif, kelompok CMC Na, kelompok kontrol negatif, kelompok uji dengan
dosis I (12,5 ml/kg BB g/kgBB mencit) ,II (25 ml/kg BBg/kgBB mencit), III (50
ml/kg BBg/kgBB mencit) masing-masing 10 ekor.
pada t 45 menit berikan 0,2 ml suspensi marker
pada t 65 menit korbankan mencit dengan dislokasi tulang leher dan bedah
keluarkan usus dengan hati-hati, regangkan pelan-pelan ukur panjang usus yang
dilalui marker norit dari pilorus hingga ujung akhir yang berwarna hitam (A)
ukur panjang usus seluruhnya dari pilorus sampai rektum (B)
hitung rasionya (A: B), hitung rata-ratanya
Gambar 1. Skema kerja kelompok kontrol dan kelompok uji.
Selanjutnya nilai rata-rata rasio A dan B dari masing-masing kelompok
dibandingkan satu dengan yang lainnya (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang diperoleh berupa nilai ratio A dibanding B dari tiap
kelompok. Dihitung nilai rata-rata rasio A dan B pada tiap-tiap kelompok. Nilai
rata-rata tersebut dibandingkan antara kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif, kelompok uji I, II dan III.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan metode Anova.
Bila nilai rasio kelompok uji lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas antidiare. Sebaliknya, bila
rasio kelompok uji lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif maka sampel uji mempunyai aktivitas laksansia atau antispasmotidik. Pada
penelitian ini digunakan taraf kepercayaan 95% (Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Kebun Obat
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Determinasi tanaman dilakukan untuk
memastikan kebenaran identitas tanaman yang digunakan sebagai sampel, yaitu
Salacca edulis Reinw. serta untuk menghindari kesalahan tanaman yang
digunakan. Ciri hkas yang terdapat dalam tanaman salak di determinasi dengan
buku Flora (Steenis, 1992).
Kunci determinasi tanaman salak (Salacca edulis Reinw) adalah sebagai
berikut:
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7a - 8b
21…………………………………………………………….……..Fam. Palmae
1b - 3b - 4a
5b………………………………….………………………………Salacca edulis
Dari hasil determinasi diketahui bahwa tanaman yang digunakan adalah
salak (Salacca edulis Reinw.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Penetapan Daya Antidiare
Pada penelitian daya antidiare sari buah salak pondoh ini digunakan
metode transit intestinal dengan pemberian larutan kontrol maupun larutan uji
dengan cara oral. Penulis memilih metode ini karena metode transit intestinal
sangat mudah dikerjakan dengan hasil yang cukup akurat.
Daya antidiare pada penelitian ini ditetapkan dengan penghitungan rasio
panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (B) terhadap panjang usus
seluruhnya (A). Nilai rasio panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (B)
terhadap panjang usus seluruhnya (A) tiap kelompok yaitu kontrol positif
(pembanding), kelompok CMC Na 1%, kontrol negatif, kelompok dosis I,
kelompok dosis II dan kelompok dosis III, kemudian dirata-rata. Hasil rata-rata
rasio tiap kelompok tersebut kemudian dibandingkan.
Apabila rasio panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben (B)
terhadap panjang usus seluruhnya (A) mempunyai nilai yang kecil di bandingkan
dengan kontrol negatif maka senyawa tersebut memiliki aktifitas sebagai
antidiare. Sehingga bila pada mencit yang diberi perlakuan sari buah salak pondoh
memiliki nilai ratio yang lebih kecil daripada kelompok kontrol negatif maka sari
buah salak pondoh menunjukkan aktifitas sebagai antidiare.
Nilai rata-rata rasio kelompok perlakuan yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok kontrol negatif disebabkan karena jarak yang ditempuh marker
karbo adsorben di dalam usus mencit semakin pendek dengan adanya pemberian
sari buah salak pondoh. Hal ini terjadi karena kandungan tanin yang ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sari buah salak pondoh dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk
lapisan, sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan menyebabkan sekresi
elektrolit dan air terhambat. Selain itu tanin juga mempunyai kemampuan sebagai
spasmolitik yang mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Dengan terhambatnya sekresi elektrolit dan air yang
berlebih dalam saluran pencernaaan tersebut serta gerak peristaltik usus yang
berkurang maka menyebabkan karbo adsorben akan sulit bergerak di dalam usus
sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben semakin pendek.
1. Penentuan kontrol positif
Sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan
penentuan senyawa yang sesuai untuk digunakan sebagai kontrol positif. Kontrol
positif berfungsi sebagai pembanding hasil penelitian sampel yang diuji. Kontrol
positif yang digunakan sebaiknya adalah senyawa yang benar-benar atau telah
terbukti mempunyai efek sebagai antidiare. Selain itu, pemilihan kontrol positif
juga harus disesuaikan dengan metode uji yang digunakan, mekanisme kerja dari
kontrol positif yang digunakan sebaiknya sesuai dengan mekanisme kerja dari
metode uji yang digunakan.
Penelitian ini menggunakan metode transit intestinal. Cara kerja dari
metode ini didasarkan pada salah satu patofisiologi terjadinya diare, yaitu
perubahan motilitas intestinal. Oleh karena itu, kontrol positif yang digunakan
sebaiknya juga menunjukkan mekanisme kerja yang sama pula yaitu perubahan
motilitas intestinal. Loperamid HCl adalah kontrol positif yang disarankan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
penelitian dengan menggunakan metode transit intestinal (Anonim, 1991), karena
Loperamid HCl juga menunjukkan mekanisme perubahan motilitas intestinal.
2. Orientasi percobaan
Orientasi yang dilakukan adalah orientasi dosis pemberian sari buah
salak pondoh. Orientasi dosis pemberian sari buah salak pondoh dilakukan untuk
mengetahui dosis yang dapat menunjukka aktivitas sebagai antidiare pada hewan
uji. Orientasi dilakukan terhadap 18 ekor mencit putih betina yang memenuhi
persyaratan percobaan. Tiga ekor mencit mewakili satu kelompok perlakuan, yaitu
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelopok CMC Na, kelompok dosis I,
dosis II dan dosis III.
Pada orientasi ini dilakukan penelitian sesuai dengan cara kerja yang
sudah ditentukan yaitu dengan metode transit intestinal untuk mengetahui daya
antidiare dari larutan kontrol negatif, kontrol positif dan sari buah salak pondoh
dalam berbagai peringkat dosis. Hewan uji dalam orientasi ini dibagi dalam enam
kelompok sebagai berikut : kelompok kontrol negatif diberi perlakuan berupa
pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% sebanyak 0,2 ml/20 gram BB; kelompok
kontrol positif (pembanding) diberi perlakuan berupa pemberian larutan
Loperamid HCl dalam CMC Na sebanyak 0,2 ml/20 gram BB dengan dosis 7,28 x
10-4 g/kg BB; kelompok pembanding kontrol positif diberi CMC Na 1% sebanyak
0,2 ml/20 gram BB; kelompok perlakuan I diberi sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB; kelompok perlakuan II
diberi sari buah salak pondoh konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BB;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kelompok perlakuan III diberi sari buah salak pondoh konsentrasi 1,2646 g/ml
dengan dosis 50 ml/kg BB.
Data panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben, panjang usus
seluruhnya dan rasio hasil orientasi dapat dilihat pada tabel 1 berikui ini:
Tabel III. Hasil orientasi kontrol negatif, kontrol positif , CMC Na dan sari buah salak pondoh dengan metode transit intestinal
Perlakuan Χ ratio ± SE Χ daya ± SE
I 0,5300 ± 1,63 x 10-2 0,58 ± 1,15 x 10-2
II 0,3100 ± 8,16 x 10-3 1,00 ± 5,77 10-3
III 0,4933 ± 9,43 x 10-3 0,63 ± 6,67 10-3
IV 0,4533 ± 1,69 x 10-2 0,68 ± 1,20 10-2 V 0,3633 ± 1,25 x 10-2 0,85 ± 8,82 10-3
VI 0,2367 ± 4,71 x 10-3
1,31 ± 3,33 10-3
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. Χ ratio ± SE : rata-rata ratio tiap kelompok Χ daya ± SE : rata-rata daya tiap kelompok
Melihat data hasil orientasi tersebut, dapat diketahui rata-rata rasio dan
rata-rata daya antidiare tiap kelompok perlakuan. Rata-rata ratio antidiare NaCl
fisiologik 0,9% adalah 0,53; kontrol positif dengan pemberian larutan loperamid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
HCl dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB adalah 0,31; pembanding CMC
Na adalah 0,49. Terlihat bahwa rasio loperamid HCl lebih kecil bila dibandingkan
dengan NaCl fisiologik 0,9% maupun bila dibandingkan dengan CMC Na, data
ini berarti bahwa loperamid HCl menunjukkan aktifitas sebagai antidiare.
Selanjutnya rata-rata ratio kelompok perlakuan dosis I, II dan III berturut-turut
adalah 0,45; 0,36 dan 0,24. Terlihat bahwa rasio sari buah salak pondoh dosis I, II
dan III lebih kecil bila dibandingkan dengan NaCl fisiologik 0,9%, data ini juga
menunjukkan bahwa sari buah salak pondoh dosis I, II dan III mempunyai
aktifitas sebagai antidiare. Dari data tersebut juga diketahui rasio dosis III lebih
kecil bila dibandingkan dengan Loperamid HCl, berarti daya antidiare salak
pondoh dosis III lebih besar dari loperamid HCl.
Pada pelaksanaan penelitian selanjutnya digunakan cara kerja yang sama
seperti yang telah dilakukan pada orientasi percobaan. Dari hasil orientasi tersebut
peringkat dosis telah menunjukkan aktifitas antidiare sehingga digunakan
peringkat dosis seperti pada orientasi tersebut yaitu 12,5 ml/kg BB; 25 ml/kg
BBg/kg BB dan 50 ml/kg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Pengujian Daya Antidiare
Tabel IV. Daya antidiare kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok CMC Na 1% dan kelompok perlakuan dengan metode transit intestinal.
Kelompok Jumlah (ekor) Χ ratio ± SE Χ daya ± SE
I 10 0,5370 ± 0,0122 0,58 ± 0,0122
II 10 0,3130 ± 0,0121 1,00 ± 0,0121
III 10 0,4880 ± 0,0119 0,64 ± 0,0135
IV 10 0,4570 ± 0,0374 0,68 ± 0,0409 V 10 0,3740 ± 0,0196 0,84 ± 0,0196 VI
10
0,2310 ± 0,0198
1,35 ± 0,0198
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. Χ ratio ± SE : rata-rata ratio antidiare tiap kelompok.
Adapun data panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben A)
terhadap panjang usus seluruhnya (B), serta angka rasio A dan B serta rata-ratanya
untuk semua kelompok tersaji pada lampiran.
Setiap kelompok menggunakan 10 ekor mencit. Hasil penelitian pada
kelompok kontrol negatif memperlihatikan bahwa besarnya daya antidiare larutan
NaCl fisiologik 0,9% adalah 58%. Kelompok kontrol positif dengan pemberian
loperamid HCl dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB besarnya daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
antidiare adalah 69%. Kelompok CMC Na 1% besarnya daya antidiare adalah
100%.
Kelompok perlakuan dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiga peringkat
dosis. Pada ketiga kelompok digunakan sediaan yang sama yaitu sari buah salak
pondoh namun setiap kelompok mendapat perlakuan dosis yang berbeda-beda.
Tiga peringkat dosis yang digunakan adalah merupakan peringkat dosis yang telah
diuji pada orientasi percobaan dan memiliki daya antidiare yang diharapkan.
Kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh konsentrasi
1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB memiliki daya antidiare sebesar 68%.
Kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB memiliki daya antidiare sebesar
84%. Kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi 1,2646
g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB memiliki daya antidiare sebesar 135%.
Sampel uji mempunyai daya antidiare jika nilai rasio panjang usus yang
dilewati marker karbo adsorben (A) terhadap panjang usus (B) mempunyai nilai
yang lebih kecil dari kelompok kontrol negatif. Dari data yang diperoleh diketahui
bahwa kelompok perlakuan menggunakan sari buah salak pondoh memiliki daya
antidiare karena memiliki nilai rasio yang lebih kecil dibandingkan dengan rasio
kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan fisiologik NaCl 0,9%.
Rasio kontrol negatif yaitu NaCl fisiologik 0,9% menunjukkan nilai rasio
yang paling besar dari semua kelompok yaitu sebesar 0,5370. Hal ini disebabkan
NaCl fisiologik 0,9% tidak dapat membentuk lapisan selaput lendir usus, sehingga
selaput lendir usus tidak menciut, sekresi elektrolit dan air tetap lancar. NaCl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
fisiologik 0,9% juga tidak mempunyai kemampuan sebagai spasmolitik sehingga
tidak mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus
tidak berkurang. Hal tersebut menyebabkan karbo adsorben akan tetap bergerak
lancar di dalam usus sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben
semakin panjang, dan menghasilkan rasio yang besar.
Dari hasil penelitian diperoleh data yang menunjukkan perbedaan jarak
yang ditempuh oleh karbo adsorben karena kemampuan karbo adsorben bergerak
berbeda-beda, juga disebabkan oleh perbedaan kemampuan daya antidiare
senyawa yang diberikan.
Hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif memperlihatkan bahwa
rasio rata-rata larutan NaCl fisiologik 0,9% adalah 0,5370. Kelompok kontrol
positif dengan pemberian loperamid HCl dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg
BB besarnya rasio rata-rata adalah 0,3130. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kontrol positif yang digunakan yaitu loperamid HCl memiliki kemampuan sebagai
antidiare karena rata-rata nilai rasio yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan
dengan nilai rasio dari kelompok kontrol negatif. Oleh karena loperamid HCl
memiliki kemampuan menghambat sekresi cairan elektrolit dan gerakan
peristaltik pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan gerak karbo adsorben
di dalam usus terhambat sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben
semakin pendek, dan menghasilkan rasio yang kecil.
Pada kelompok perlakuan dengan pemberian sari buah salak pondoh
peringkat dosis I, dosis II dan dosis III menunjukkan nilai rata-rata rasio berturut-
turut sebesar 0,4570; 0,3740 dan 0,2310. Nilai tersebut menunjukkan bahwa sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
buah salak pondoh memiliki kemampuan sebagai antidiare karena rata-rata nilai
rasio yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan nilai rasio dari kelompok
kontrol negatif. Hal ini terjadi karena kandungan tanin yang ada dalam sari buah
salak pondoh dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan,
sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan menyebabkan sekresi elektrolit
dan air terhambat. Selain itu tanin juga mempunyai kemampuan sebagai
spasmolitik yang mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Dengan terhambatnya sekresi elektrolit dan air yang
berlebih dalam saluran pencernaaan tersebut serta gerak peristaltik usus yang
berkurang maka menyebabkan karbo adsorben akan sulit bergerak di dalam usus
sehingga jarak yang ditempuh marker karbo adsorben semakin pendek.
Untuk mempertegas hasil yang didapatkan maka dilakukan uji statistik
dengan menggunakan uji Anova satu arah. Dipilih uji Anova satu arah karena
variabel bebas pada penelitian ini hanya ada satu yaitu dosis sari buah salak
pondoh. Namun sebelum melakukan uji Anova satu arah harus dilakukan uji
distribusi sampel dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov dengan taraf
kepercayaan 95% dan uji variansi karena syarat dibunakannya uji Anova satu arah
adalah hasil harus terdistribusi normal dan variansinya sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hasil distribusi sampel dengan Kolmogorov Smirinov disajikan pada tabel
berikut:
Tabel V. Hasil uji normalitas antar kelompok perlakuan dengan menggunakan Kolmogorov Smirinov.
Tests of Normality
perlakuan Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistic df Sig. ratio negatif .232 10 .136 positif .160 10 .200* CMC Na .224 10 .168 dosis1 .177 10 .200* dosis2 .171 10 .200* * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Pengujian distribusi menggunakan Kolmogorov Smirnov suatu
sampel dikatakan terdistribusi normal jika nilai significancy untuk masing-masing
kelompok > 0,05 (p > 0,05). Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa semua
kelompok perlakuan nilai significancy-nya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05)
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sampel terdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji variansi untuk melihat apakah ada perbedaan
variansi tiap kelompok. Hasil uji variansi dengan SPSS tersaji pada tabel berikut:
Tabel VI. Hasil uji varians antar kelompok perlakuan.
Test of Homogeneity of Variances rasio
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.373 5 54 .051
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dari hasil uji variansi data menunjukkan bahwa nilai significancy 0,051 (p
> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan varians antara kelompok
data yang dibandingkan atau dengan kata lain variansi data adalah sama.
Dari hasil uji distribusi sampel dengan menggunakan Kolmogorov
Smirinov dengan taraf kepercayaan 95% dan uji variansi telah yaitu hasilnya
terdistribusi normal dan variansinya sama, maka dapat dilanjutkan dengan uji
Anova satu arah.
Hasil uji Anova satu arah menunjukkan angka signifikan kurang dari 0,05
(p < 0,05) diantara kelompok uji pada penelitian ini. Angka signifikan kurang dari
0,05 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna diantara kelompok uji
(kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, CMC Na dan kelompok
perlakuan) berdasarkan perhitungan rasio A dan B. Data selengkapnya dari
perhitungan Anova dapat dilihat pada lampiran.
Tabel VII. Hasil anova satu arah daya antidiare sari buah salak pondoh antar kelompok perlakuan.
ANOVA
Sumber variasi Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat rata-rata F Signifikan
Perlakuan (antar kelompok) .679 5 .136 31.348 .000
Kesalahan percobaan (dalam kelompok) .234 54 .004
Total .913 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Selanjutnya dari perhitungan Anova tersebut dilanjutkan dengan uji post
hoc. Uji ini dilakukan untuk mempertegas hasil perhitungan Anova yang telah
dilakukan. Yang terpenting dilihat signifikan perbandingan rata-rata rasio pada
keenam kelompok uji. Apabila dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikan
kurang dari 0,05 (p<0,05) maka terdapat perbedaan yang bermakna diantara
kelompok uji. Namun bila hasil dari perhitungan diperoleh nilai signifikan lebih
dari 0,05 (p>0,05) maka terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Data lengkap
mengenai hasil perhitungan uji LSD dapat dilihat pada lampiran.
Tabel VIII. Rangkuman hasil LSD daya antidiare sari buah salak pondoh
Kelompok Signifikan bila dibandingkan dengan kelompok
I II III IV V VI I .000bb .561btb .088btb .000bb .000bb
II .000bb .000bb .000bb .317btb .054btb
III .561btb .000bb .897btb .004bb .000bb
IV .088btb .000bb .897btb .070btb .000bb
V .000bb .317btb .004bb .070btb .000bb
VI .000bb .054btb .000bb .000bb .000bb
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. bb : menunjukkan perbedaan yang bermakna bila angka signifikan kurang
dari 0,05 (p<0,05) btb : menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna bila angka signifikan
lebih dari 0,05 (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari data yang tersaji pada tabel menunjukkan bahwa hasil penelitian daya
antidiare dengan pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% (kontrol negatif)
menunjukkan angka signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05) untuk kontrol positif,
dosis II dan dosis III. Artinya perbandingan daya antidiare yang ditunjukkan oleh
NaCl fisiologik 0,9% terhadap daya antidiare loperamid dan sari buah salak
pondoh dosis II dan dosis III adalah berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian larutan NaCl fisiologik 0,9% tidak menunjukkan daya antidiare.
Sedangkan perlakuan kontrol positif dengan pemberian loperamid dan perlakuan
dengan pemberian sari buah salak pondoh dosis II dan dosis III benar-benar
memiliki daya sebagai antidiare. Kelompok perlakuan dosis I menunjukkan angka
signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,088 artinya terdapat perbedaan tidak
bermakna antara kontrol negatif dan perlakuan dosis I sehingga dapat disimpulkan
bahwa sari buah salak pondoh dosis I tidak memiliki daya antidiare.
Dari data yang tersaji pada tabel menunjukkan bahwa hasil penelitian daya
antidiare dengan pemberian larutan loperamid HCl dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB
menunjukkan angka signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05) yang berarti adanya
perbedaan bermakna untuk kontrol negatif, CMC Na 1% dan perlakuan dosis I.
Perbedaan yang bermakna ini diartikan bahwa kedua hasil dinyatakan berbeda
karena menunjukkan besarnya daya antidiare yang berbeda. Sedangkan angka
signifikan loperamid HCl menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna terhadap
perlakuan dosis II dan perlakuan dosis III. Perbedaan tersebut tidak bermakna
sehingga dapat dikatakan bahwa daya antidiare perlakuan dosis II dan dosis III
dengan kelompok kontrol positif adalah hampir sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari data besarnya daya antidiare masing-masing kelompok atau hasil
perhitungan rasio panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben (A)
terhadap panjang usus seluruhnya (B) dapat digambarkan dalam bentuk grafik
sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik rata-rata rasio panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben terhadap panjang usus seluruhnya.
Dari hasil penelitian ini telah terbukti bahwa sari buah salak pondoh dosis
II dan dosis III memiliki daya antidiare. Daya antidiare yang ditunjukkan oleh sari
buah salak pondoh dosis II dan dosis III disebabkan oleh adanya tanin yang
terkandung dalam sari buah salak pondoh. Kandungan tanin yang ada dalam sari
buah salak pondoh dapat menyebabkan selaput lendir usus membentuk lapisan,
sehingga dapat menciutkan selaput lendir usus dan menyebabkan sekresi elektrolit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan air terhambat. Selain itu tanin juga mempunyai kemampuan sebagai
spasmolitik yang mampu menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak
peristaltik usus berkurang. Penelitian ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut
apakan hanya senyawa tanin yang memiliki daya antidiare dalam sari buah salak
pondoh.
D. Rangkuman Pembahasan
Penelitian ini menggunakan metode transit intestinal. Sejumlah hewan uji
yaitu mencit putih betina dibagi secara acak dalam enam kelompok perlakuan,
masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor mencit. Kelompok perlakuan
tersebut yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok
CMC Na 1% dan tiga kelompok dosis. Kontrol negatif yang digunakan adalah
larutan NaCl fisiologik 0,9%. Sedangkan kontrol positif menggunakan larutan
loperamid HCl dalam CMC Na 1% dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB. Kelompok
perlakuan sari buah salak pondoh dengan peringkat dosis yaitu 12,5 ml/kg BB; 25
ml/kg BBg/kg BB dan 50 ml/kg BB. Semua kelompok diberi perlakuan yang
sama sesuai hasil orientasi.
Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah panjang usus yang
dilalui marker karbo adsorben (A) dibandingkan dengan panjang usus seluruhnya
(B). Hasil perhitungan rasio keduanya adalah merupakan besarnya daya antidiare
yang ditunjukkan oleh senyawa yang diujikan. Senyawa uji dikatakan mempunyai
daya antidiare apabila nilai rasio A dan B lebih kecil daripada nilai rasio
kelompok kontrol negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dari hasil penelitian, kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah
salak pondoh dosis 25 ml/kg BBg/kg BB dan kelompok perlakuan III dengan sari
buah salak pondoh dosis 50 ml/kg BB menunjukkan perbedaan yang tidak
bermakna dengan larutan kontrol positif sehingga dapat dikatakan bahwa daya
antidiare perlakuan dosis II dan dosis III dengan kelompok kontrol positif adalah
hampir sama.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah salak pondoh
memiliki daya antidiare. Sari buah salak pondoh dosis 12,5 ml/kg BB memiliki
daya antidiare sebesarb68%. Sari buah salak pondoh dosis 25 ml/kg BBg/kg BB
memiliki daya antidiare sebesar 84%. Sari buah salak pondoh dosis 50 ml/kg BB
memiliki daya antidiare sebesar 135%. Hasil penelitian juga menunjukkan
semakin tinggi dosis semakin besar pula daya antidiare yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sari buah salak pondoh mempunyai daya antidiare.
2. Daya antidiare sari buah salak pondoh dosis 12,5 ml/kg BB; 25 ml/kg BBg/kg
dan 50 ml/kg BB yaitu 68%, 84%, 135%.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sebaikya perlu dilakukan
penelitian-penelitian lebih lanjut, misalnya:
1. Penggunaan buah salak pondoh yang muda yaitu yang belum siap panen
sebagai bahan penelitian.
2. Penggunaan metode penelitian selain metode transit intestinal.
3. Penelitian lebih lanjut senyawa apa saja dalam buah salak pondoh yang dapat
digunakan sebagai antidiare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
PUSTAKA
Ajizah, 2004, Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun
Psidium Guajava L., Bioscientiae, volume pertama, 31-38 Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka-Penapisan
Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 23-25, 111, 179-185, Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta
Anonim, 1994, Daftar Obat di Indonesia, edisi 9, 468, 902, Grafidian Jaya,
Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta Anonim, 2000, Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional, edisi 1, 1-3,
Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Depkes RI, Jakarta
Anonim, 2005, World Health Organization (Who) Guidelines On Treatment Of Diarrhea (2005), who_guidelines.asp.htm, diakses tanggal1 Juli 2009
Anonim, 2007, Salak Prospek Agribisnis dan Teknik Usaha Tani, cetakan ke-6, 74, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Anonim, 2008, Salacca edulis Reinw,
http://free.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-256.pdf , diakses tanggal 24 Oktober 2008
Anonim, 2008, World Gastroenterology Organisation Practice Guideline: Acute
Diarrhea, http://www.worldgastroenterology.org/assets/downloads/en/pdf/guidelines/01_acute_diarrhea.pdf, diakses tanggal 1 Juli 2009
DiPiro, J.T and Longe, R. L., 1997, Diarhea and Constipation, in DiPiro, J. T.,
Talbrt, R. t., Yee, G. C., Matzake, G. R., Well, B. G., Posey, L. M., (eds), Pharmacoteraphy, A Phatophysiologic Approach, Third Edition, 2125-2141, Appleton and Lange, Stamford
Djamhuri, A., 1995, Sinopsis Farmakologi dengan Terapan Khusus di Klinik dan
Perawatan, edisi 1, cetakan III, 101, Penerbit Hipokrates, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dollery, S. C., 1991, Therapeutic Drugs, volume 2, Churchill Livingstone Edinburgh, London
Firdaus, 1997, Etiologi Diare karena Infeksi di Indonesia, Medika, edisi 23 tahun
I, 41-44 Heinrich, 2004, Fundamental of Pharmacognosy and Phytotherapy, 199, Churchill Livingstone,
New York
Longe, R.L, 2005, Diarrhea, dalam Handbook of Nonprescription Drugs, 14th ed., 405-431, American Pharmacist Association, Washington D.C.
Markum, 1999, Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Masduki I, 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap
S. aureus dan E. coli. Cermin Dunia Kedokteran 109 : 21-24. Mills, S. and Kerry, B., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy: Modern
Herbal Medicine, 34-37, 68-70, Churcill Livingstone Mutschler, E., 1986, Arzneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Widianto dan
Ranti, edisi 5, 521, Penerbit ITB, Bandung Soenarto, Y., 1993, Tatalaksana Kasus Diare Akut pada Anak dalam Pemakaian
Obat pada Anak, Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas GAdjah Mada, Yogyakarta
Sugiyanto, 1997, Penatalaksanaan Diare pada Malnutrisi, Medika, edisi 23 tahun
1, 35-40 Suharyono, 1991, Diare Akut Klinik dan Laboratorik, PT Rineka Cipta, Jakarta Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan
dan Efek-efek Sampingnya, cetakan pertama, edisi kelima, PT. Elexmedia Komputindo Keluarga Gramedia, Jakarta
Van Steenis, C. G. G. J., 1992, Flora, cetakan ke-6, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta. Widjaja, M. C., 2002, Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita, Cetakan I,
Kawan Pustaka, 4-10, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 1: Penimbangan bahan.
Volume pemberian pada hewan uji (mencit) 0,2 ml/20 g BB. Maka konsentrasi
larutan Loperamid yang dibutuhkan :
D x BB = C x V
7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg = C x 0,2 ml
C = 7,28 x 10-4 g/ kg BB x 0,02 kg 0,2 ml
C = 7,28 x 10-5 g/ml atau 7,28 x 10-3 g/100 ml
Dari perhitungan di atas diketahi bahwa banyaknya Loperamid yang dibutuhkan
adalah 7,28 x 10-3 g dalam 100 ml. Loperamid HCl didapatkan dari tablet X
sebanyak 10 tablet yang tiap tabletnya mengandung 2 mg Loperamid HCl. Berat
serbuk X yang harus diambi dapat dihitung dengan cara:
Berat serbuk yang ditimbang =
= tabletberattotalxloperamidekandunganTotal
dibutuhkanygloperamideTotal ......
...
= 7,28 x 10-3 g/ml x 1,022 g 0,020 g
= 0,372 g
Serbuk sebanyak 0,372 g ini kemudian dilarutkan dalam 100 ml aquadest,
sehingga didapatkan loperamid dengan konsentrasi 7,28 x 10-3 g/100ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Hasil orientasi kontrol negatif, kontrol positif , CMC Na dan sari buah salak pondoh dengan metode transit intestinal
Keterangan : I : kelompok kontrol negatif dengan pemberian larutan NaCl fisiologik
0,9% II : kelompok kontrol positif dengan pemberian larutan Loperamid HCl
dalam CMC Na dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB III : kelompok perlakuan CMC Na 1% IV : kelompok perlakuan I dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,1960 g/ml dengan dosis 12,5 ml/kg BB V : kelompok perlakuan II dengan pemberian sari buah salak pondoh
konsentrasi 1,2816 g/ml dengan dosis 25 ml/kg BBg/kg BB VI : kelompok perlakuan III dengan sari buah salak pondoh konsentrasi
1,2646 g/ml dengan dosis 50 ml/kg BB. B : panjang usus yang dilewati marker karbo adsorben. A : panjang usus seluruhnya. B/A : rasio daya antidiare
Kelompok A (cm) B (cm) A/B
Ad x 100%
I 22 42 0.53 0.47 23 47 0.51 0.49 22 40 0.55 0.45
rata-rata 0.53 0.47
II 14,5 46 0.31 0.69 14 44 0.32 0.68 12 40 0.30 0.70
rata-rata 0.31 0.69
III 14,5 30 0.48 0.52 19,5 39 0.50 0.50 18 36 0.50 0.50
rata-rata 0.49 0.51
IV 18 38 0.47 0.53
17,5 41 0.43 0.57 22 47,5 0.46 0.54
rata-rata 0.45 0.55
V 17 44,5 0.38 0.62
15,5 43 0.36 0.64 18 52 0.35 0.65
rata-rata 0.36 0.64
VI 10 44 0.23 0.7712 50 0.24 0.76 11 46 0.24 0.76
rata-rata 0.24 0.76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 2: Foto pohon Salak (Salacca edulis Reinw.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 3: Foto sari buah salak (Salacca edulis Reinw.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 4: Data hasil penelitian pada kelompok kontrol negatif (NaCl fisiologik 0,9%)
Mencit A (cm) B (cm) A/B
1 22 40 0.55
2 22 35 0.57
3 23 49 0.45
4 22 42 0.53
5 23.5 41 0.56
6 22 37 0.51
7 22 39.5 0.56
8 23 47 0.51 9 22 43 0.55
10 23.5 52 0.58
rata-rata 0.54 Keterangan :
A : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
B : panjang usus seluruhnya
A/B : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 5: Data hasil penelitian pada kelompok kontrol positif (Loperamid HCl
dosis 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%)
Mencit A (cm) B (cm) A/B
1 14,5 46 0,31
2 14,5 41 0,35
3 8,5 34 0,25
4 14,5 40,5 0,36
5 14 44 0,32
6 13 49 0,26
7 12,5 43 0,29
8 18,5 52 0,35
9 12 40 0,30
10 16 47 0,34
rata-rata 0,31
Keterangan :
A : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
B : panjang usus seluruhnya
A/B : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 6: Data hasil penelitian pada kelompok CMC Na 1%.
Mencit A (cm) B (cm) A/B
1 24 47 0,51
2 19 46 0,41
3 18 36 0,50
4 17,5 39 0,45
5 14,5 30 0,48
6 19,5 39 0,50
7 30 57 0,53
8 27,5 53 0,52
9 25 54 0,46
10 24 46 0,52
rata-rata 0,49 A : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
B : panjang usus seluruhnya
A/B : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 7: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan I (sari buah salak pondoh dosis 14.95 g/kg BB)
Mencit A (cm) B (cm) A/B
1 19 40 0.47
2 10 44 0.23
3 19 53.5 0.35
4 21 43.5 0.48
5 20 47 0.42
6 26 38.5 0.67
7 15 35 0.43
8 23 41 0.56
9 40 45. 5 0.44
10 31 59 0.52
rata-rata 0.46
Keterangan :
A : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
B : panjang usus seluruhnya
A/B : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 8: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan II (sari buah salak pondoh dosis 32.04 g/kg BB)
Keterangan :
A : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
B : panjang usus seluruhnya
A/B : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
Mencit A (cm) B (cm) A/B
1 18 49.5 0.36
2 20 46.5 0.43
3 17 44.5 0.38
4 13 42 0.31
5 12 48 0.25
6 18 51 0.35
7 20 47 0.42
8 15.5 43 0.36
9 22.5 52 0.43
10 23 50.5 0.45
rata-rata 0.37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 9: Data hasil penelitian pada kelompok perlakuan III (sari buah salak
pondoh dosis 62.23 g/kg BB)
Mencit A (cm) B (cm) A/B
1 9 42 0.21
2 9 39.5 0.23
3 7.5 48.5 0.15
4 13 48.5 0.27
5 5 46 0.11
6 10.5 48.5 0.22
7 15.5 48.5 0.32
8 12 45 0.27
9 13 52.5 0.25
10 13 47 0.28
rata-rata 0.23
Keterangan :
A : panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
B : panjang usus seluruhnya
A/B : rasio perbandingan panjang usus yang ditempuh marker karbo adsorben
terhadap panjang usus seluruhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 10: Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol negatif (NaCl fisiologik
0,9%)
Keterangan : A : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
B : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 11: Foto usus hasil perlakuan dengan kontrol positif (dosis Loperamid HCl 7,28 x 10-4 g/kg BB dalam CMC Na 1%)
Keterangan : A : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
B : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 12: Foto usus hasil perlakuan dengan CMC Na 1%
Keterangan : A : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
B : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 13: Foto usus hasil perlakuan I (sari buah salak pondoh dosis 14.95
g/kg BB)
Keterangan : A : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
B : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 14: Foto usus hasil perlakuan II (sari buah salak pondoh dosis 32.04 g/kg BB)
Keterangan : A : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
B : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 15: Foto usus hasil perlakuan III (sari buah salak pondoh dosis 62.23 g/kg BB)
Keterangan : A : Panjang usus yang dilewati marker norit (warna hitam).
B : Panjang usus seluruhnya
1. : Lambung
2. : Pylorus
3. : Apendik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 16: Analisis Statistik menggunakan SPSS 12
Tests of Normality perlakua
n
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ratio negatif .232 10 .136 .881 10 .136
positif .160 10 .200* .931 10 .456
CMC Na .224 10 .168 .907 10 .261
dosis1 .177 10 .200* .974 10 .924
dosis2 .171 10 .200* .931 10 .453
dosis3 .169 10 .200* .944 10 .600a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Interpretasi data: Jumlah sampel 60 sampel data. Diketahui nilai Significancy dari semua kelompok perlakuan menunjukkan nilainya lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya atau p > 0,05 maka sampel dikatakan terdistribusi normal. Maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan Anova one way.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
One way Anova
Test of Homogeneity of Variancesratio
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.373 5 54 .051
ANOVA ratio
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
.679 5 .136 31.348 .000
Within Groups .234 54 .004
Total .913 59
Descriptives ratio
N Mean Std.
DeviationStd.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximum
Lower Bound
Upper Bound
negatif 10 .5370 .03860 .01221 .5094 .5646 .45 .58positif 10 .3130 .03831 .01212 .2856 .3404 .25 .36CMC Na
10 .4880 .03795 .01200 .4609 .5151 .41 .53
dosis1 10 .4570 .11833 .03742 .3724 .5416 .23 .67dosis2 10 .3740 .06204 .01962 .3296 .4184 .25 .45dosis3 10 .2270 .06129 .01938 .1832 .2708 .11 .32Total 60 .3993 .12442 .01606 .3672 .4315 .11 .67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
ratio Tukey HSD
perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
dosis3 10 .2270
positif 10 .3130 .3130
dosis2 10 .3740 .3740
dosis1 10 .4570 .4570 CMC Na 10 .4880 negatif 10 .5370 Sig. .054 .317 .070 .088 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Multiple Comparisons
ratio Tukey HSD
(I) perlakuan
(J) perlakuan
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence IntervalLower Bound
Upper Bound
negatif positif .22400* .02944 .000 .1370 .3110CMC Na .04900 .02944 .561 -.0380 .1360dosis1 .08000 .02944 .088 -.0070 .1670dosis2 .16300* .02944 .000 .0760 .2500dosis3 .31000* .02944 .000 .2230 .3970
positif negatif -.22400* .02944 .000 -.3110 -.1370CMC Na -.17500* .02944 .000 -.2620 -.0880dosis1 -.14400* .02944 .000 -.2310 -.0570dosis2 -.06100 .02944 .317 -.1480 .0260dosis3 .08600 .02944 .054 -.0010 .1730
CMC Na negatif -.04900 .02944 .561 -.1360 .0380positif .17500* .02944 .000 .0880 .2620dosis1 .03100 .02944 .897 -.0560 .1180dosis2 .11400* .02944 .004 .0270 .2010dosis3 .26100* .02944 .000 .1740 .3480
dosis1 negatif -.08000 .02944 .088 -.1670 .0070positif .14400* .02944 .000 .0570 .2310CMC Na -.03100 .02944 .897 -.1180 .0560dosis2 .08300 .02944 .070 -.0040 .1700dosis3 .23000* .02944 .000 .1430 .3170
dosis2 negatif -.16300* .02944 .000 -.2500 -.0760positif .06100 .02944 .317 -.0260 .1480CMC Na -.11400* .02944 .004 -.2010 -.0270dosis1 -.08300 .02944 .070 -.1700 .0040dosis3 .14700* .02944 .000 .0600 .2340
dosis3 negatif -.31000* .02944 .000 -.3970 -.2230positif -.08600 .02944 .054 -.1730 .0010CMC Na -.26100* .02944 .000 -.3480 -.1740
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dosis1 -.23000* .02944 .000 -.3170 -.1430dosis2 -.14700* .02944 .000 -.2340 -.0600
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 17: Histogram daya antidiare kelompok kontrol negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 18: Histogram daya antidiare kelompok kontrol positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 19: Histogram CMC Na 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 20: Histogram daya antidiare kelompok perlakuan I (sari buah salak pondoh dosis 14.95 g/kg BB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 21: Hisrogram daya antidiare kelompok perlakuan II (sari buah salak pondoh dosis 32.04 g/kg BB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 22: Histogram daya antidiare kelompok perlakuan III (sari buah salak pondoh dosis 62.23 g/kg BB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BIOGRAFI PENULIS
Penulis Skripsi berjudul ”Daya Antidiare Sari Buah
Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.) pada Mencit
Betina dengan Metode Transit Intestinal” bernama Maria
Paulina Hartaya. Dilahirkan di Pringsewu, 30 Juni 1987
sebagai putri ketiga dari pasangan Stefanus Hartaya S.
dan Antonia Sumiyati.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di SD
Fransiskus Pringsewu. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun
2002 di SMP Xaverius Pringsewu. Pendidikan menengah atas diselesaikan di
SMA Xaverius Pringsewu pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma tahun 2005-2009.
Selama kuliah penulis aktif menjadi koordinator UKF PSF Veronica
BEMF Farmasi (2006-2007), Sekretasis Bakti Sosial “Ibu Aktif Anak Sehat”
2006, Panitia Seminar Nasional “Terapi Kanker dan Pengelolaan Sitostatistika”
2007, Sekretaris Pharmacy Performance 2007, Anggota tim PKMP DIKTI 2008,
Koordinator Pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi 2008, Aktif dalam berbagai
kegiatan Campus Ministry unit Paingan (2008-2009), Panitia Pekan Suci Paskah
2009,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI