UJI ANALGETIK EKSTRAK ETANOL 70% BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN SWISS DENGAN
METODE RANGSANG KIMIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: R.R. Fransiska Dewi Kusumo Wardhani
NIM: 048114090
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
UJI ANALGETIK EKSTRAK ETANOL 70%
BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN SWISS DENGAN
METODE RANGSANG KIMIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi
Oleh: R.R. Fransiska Dewi Kusumo Wardhani
NIM: 048114090
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku kepada...... Allah Bapa di surga , putra-Nya Yesus Kristus Juru Selamatku, dan Bunda Maria Papa dan Mama tercinta atas semua cinta dan doanya Kakak dan seluruh keluargaku tercinta Semua sahabat-sahabatku yang selalu setia memberikan dukungan dan doa Almamaterku tercinta
“Dia slalu pegang janji-Nya bagi orang percaya, mukjizat itu nyata”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Uji Analgetik Ekstrak
Etanol 70% Batang Brotowali (Tinospora Crispa (L.) Miers.) pada Mencit Putih
Jantan Swiss dengan Metode Rangsang Kimia”, sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapat banyak
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rita Suhadi , M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Akademis.
2. Arief Rahman Hakim, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Utama atas
bimbingan, pengarahan, dan dukungannya selama penelitian sampai penyusunan
skripsi ini.
3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan , kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
6. Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional yang telah membantu dalam penyediaan serbuk simplisia batang
brotowali dan determinasi tumbuhan.
7. Kedua orang tuaku Agustinus Wibowo S. dan Laela Suwaela yang selalu
mendoakan dan memberi motivasi dan materi dalam mendukung penelitian ini
serta kakakku yang memberi semangat tersendiri.
8. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku, terutama sepupuku
Dita dan Winda.
9. Teman-teman “seperjuangan” di Laboratorium, Meidina, Anggi, Indra dan Filisia
yang banyak membantu saat penelitian.
10. Teman-teman angkatan 2004 terutama kelompok praktikum D, Ivonne, Indah,
Suster Amandine, Ratna, Rizky, Widya, Avi, Feri DS, dan teman-teman FKK
angkatan 2004, terima kasih atas kerjasamanya dan dukungannya selama ini.
11. Teman-teman kos Zusi Arib, Meli, Tuti, Mamith, Ntrie, Archy, Evi, Ma’dum,
Lina, Thea, Mukti, Ina, Kristin, Angel, Hilaria, dan Vivi, terima kasih atas canda
tawa, dukungan, dan rasa persaudaraan yang telah diberikan selama ini.
12. Sahabat-sahabatku Livia, Rani, Honey, Didit, Elly, Cindy, Vita, terima kasih atas
dukungannya yang membuat penulis tetap bersemangat.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna
baik dalam hal isi, maupun bahasa. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 31 Juli 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.) merupakan salah satu tanaman yang bisa digunakan sebagai obat tradisional. Brotowali sering digunakan dalam pengobatan demam, sakit perut, rematik, sakit kuning, gatal-gatal, sakit kepala, dan kencing manis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek analgetik dan besarnya daya analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali pada mencit jantan.
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola satu arah. Subyek uji yang digunakan yaitu mencit putih jantan Swiss sebanyak 42 ekor, yang terbagi dalam 6 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif menggunakan natrium karboksimetilselulose 0,5%. Kelompok II sebagai kontrol positif menggunakan suspensi parasetamol dalam natrium karboksimetilselulose 0,5% dengan dosis 91 mg/kgBB. Kelompok III-VI sebagai kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% batang brotowali dengan dosis 66; 132; 264; dan 528 mg/kgBB. Bahan uji dan kontrol diberikan secara peroral. Setelah 15 menit, rangsang asam asetat dosis 100 mg/kgBB diberikan secara intraperitoneal kemudian geliat mencit diamati dan dicatat dalam kurun waktu 5 menit selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk persentase penghambatan geliat. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan uji Kolmogorov-Smirnov, One-Way ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji LSD.
Pada penelitian ini diperoleh persentase penghambatan geliat pada parasetamol dosis 91 mg/kgBB sebesar 55,71% dan ekstrak etanol 70% batang brotowali dosis 66; 132; 264; dan 528 mg/kgBB sebesar 49,27%, 67,57%, 79,83%, dan 86,69%. Kata kunci : analgetik, ekstrak etanol 70% batang brotowali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.) is one of plants that can be used as
a traditional medicine. Brotowali is often used by people as therapy for antipyretic, stomachache, rheumatic, jaundice, itc, headache and antidiabetes. The research had been done to prove the analgetic effect and analgetic potency of 70% ethanolic extract of brotowali’s stems.
The research was a pure experimental research with one way random complete design. The test subjects were 42 white male Swiss mice and separated on 6 groups. Group I as a negative control used natrium carboxymethylcellulose 0,5%. Group II as a positive control used paracetamol suspension in natrium carboxymethylcellulose 0.5% which dosage was 91 mg/kg of body weight. Groups III-VI as groups test used 70% ethanolic extract of brotowali’s stems which dosage were 66; 132; 264; and 528 mg/kg of body weight. Extract and control were given by oral injection. Fifteen minutes later, acetic acid was given in mice by intraperitoneal administration, dosage 100 mg/kg of body weight. The writhing responds are watched closely and booked every 5 minutes in 60 minutes. The accumulation numbers of the writhing responds are transferred into the form of resistance percentage of writhing protection. The data which is got from the calculation, later, is analyzed statistically by Kolmogorov-Smirnov, One Way ANOVA, and LSD Test.
By this experiments, percentage of writhing protection in paracetamol at 91 mg/kgBB were 55.71% and 70% ethanolic extract of brotowali’s stems at 66; 132; 264; and 528 mg/kg of body weight were 49.27%, 67.57%, 79.83%, and 86.69%.
Keyword : analgetic, ethanolic extract of brotowali’s stems
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. v
PRAKATA……………………………………....………………………… vi
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………. ix
INTISARI………………………………………………………………… x
ABSTRACT………………………………………………………………... xi
DAFTAR ISI………………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xvi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xviii
DAFTAR LAMPIRAN…….……………………………………………... xx
BAB I. PENGANTAR……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………. 1
1. Permasalahan…………………………………………………………… 3
2. Keaslian Penelitian……………………………………………………... 3
3. Manfaat Penelitian……………………………………………………... 5
B. Tujuan Penelitian……………………………………………………….. 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .......................................................... 6
A. Tumbuhan brotowali ................................................................................ 6
1. Keterangan botani........................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Morfologi .......................................................................................... 6
3. Nama Daerah ...................................................................................... 6
4. Kandungan Kimia .............................................................................. 6
5. Kegunaan............................................................................................ 8
B. Metode Penyarian ..................................................................................... 9
C. Radikal Bebas dan Antioksidan ................................................................ 10
1. Radikal Bebas .................................................................................... 10
2. Antioksidan ....................................................................................... 11
D. Nyeri ......................................................................................................... 12
1. Definisi Nyeri..................................................................................... 12
2. Jenis Nyeri.......................................................................................... 13
3. Mekanisme Nyeri................................................................................ 14
E. Analgetika ................................................................................................. 19
F. Parasetamol............................................................................................... 20
G. Metode Pengujian Efek Analgesik ........................................................... 22
H. Landasan Teori ......................................................................................... 26
I. Hipotesis .................................................................................................. 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 29
A. Jenis Rancangan Penelitian ....................................................................... 29
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 29
C. Variabel dan Definisi Operasional ............................................................ 30
1. Variabel ............................................................................................. 30
2. Definisi Operasional .......................................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Bahan Penelitian ....................................................................................... 31
E. Alat Atau Instrumen Penelitian .................................................................. 33
1. Alat Ekstraksi ...................................................................................... 33
2. Alat Uji Geliat........................................................................................ 33
F. Tata Cara Penelitian ................................................................................... 33
1. Pembuatan Sediaan Uji ....................................................................... 33
2. Uji pendahuluan .................................................................................. 38
3. Uji Utama .......................................................................................... 42
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 46
A. Pengumpulan Bahan dan Pembuatan Serbuk .......................................... 46
B. Pembuatan Ekstrak Batang Brotowali ..................................................... 47
C. Uji Pendahuluan ....................................................................................... 48
1. Penetapan kriteria geliat ................................................................... 49
2. Penetapan dosis asam asetat ............................................................. 49
3. Penetapan kontrol negatif ................................................................. 51
4. Penetapan dosis parasetamol dan ekstrak batang
brotowali ........................................................................................... 53
5. Penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol dengan
rangsang asam asetat ........................................................................ 57
6. Penetapan selang waktu pemberian antara ekstrak batang
brotowali dengan rangsang asam asetat ............................................ 59
D. Pengujian Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Batang Brotowali............ 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 74
A. Kesimpulan .............................................................................................. 74
B. Saran ......................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................. 79
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis
efektif asam asetat......................................................................... 50
Tabel II. Jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan kontrol
negatif ........................................................................................... 52
Tabel III. Jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan geliat pada
penetapan dosis parasetamol dan ekstrak etanol 70%
batang brotowali............................................................................ 54
Tabel IV. Hasil analisis LSD % penghambatan geliat pada penetapan
dosis parasetamol dan ekstrak batang brotowali.......................... 56
Tabel V. Jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan geliat pada
penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol dengan
rangsang asam asetat................................................................... 58
Tabel VI. Hasil analisis uji LSD % penghambatan geliat pada penetapan
selang waktu pemberian antara parasetamol 91 mg/kgBB dengan
rangsang asam asetat.................................................................... 59
Tabel VII. Jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan geliat pada
penetapan selang waktu pemberian antara ekstrak brotowali 264
mg/kgBB dengan rangsang asam asetat....................................... 60
Tabel VIII. Hasil analisis uji LSD % penghambatan geliat pada penetapan
selang waktu pemberian antara parasetamol dengan rangsang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
asam asetat................................................................................... 61
Tabel IX. Jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan geliat
pada kelompok perlakuan uji utama........................................... 64
Tabel X. Hasil analisis uji LSD % penghambatan geliat pada kelompok
perlakuan..................................................................................... 66
Tabel XI. Persentase penghambatan geliat pada kelompok perlakuan
mencit jantan dan betina............................................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka flavonoid (1a) dan sistem penomoran turunan
flavonoid (1b) .......................................................................... 7
Gambar 2. Mekanisme proses nyeri ......................................................... 16
Gambar 3. Perombakan asam arakhidonat................................................ 17
Gambar 4. Tempat berakhirnya serabut aferen pada 6 lapisan dari sumsum
tulang belakang......................................................................... 18
Gambar 5. Struktur molekul parasetamol .................................................. 21
Gambar 6. Skema kerja penelitian ............................................................ 45
Gambar 7. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan
dosis efektif asam asetat.......................................................... 50
Gambar 8. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan
kontrol negatif............................................................................. 52
Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan
% penghambatan geliat (b) pada penetapan dosis
parasetamol................................................................................ 55
Gambar 10. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan
% penghambatan geliat (b) pada penetapan dosis ekstrak
etanol 70 % batang brotowali.................................................... 55
Gambar 11. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan
% penghambatan geliat (b) pada penetapan selang waktu pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
antara parasetamol 91 mg/kgBB dengan rangsang asam asetat............ 58
Gambar 12. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan
% penghambatan geliat (b) pada penetapan selang waktu pemberian
antara ekstrak batang brotowali dengan rangsang asam asetat... 60
Gambar 13. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan
% penghambatan geliat (b) pada pengujian efek analgetik........ 65
Gambar 14. Perbandingan rata-rata % penghambatan geliat ekstrak batang
brotowali pada mencit jantan dan mencit betina..................................... 71
Gambar 15. Rata-rata % penghambatan geliat dari infusa batang brotowali
pada mencit betina (a) dan ekstrak etanol batang brotowali pada
mencit jantan (b).......................................................................... 72
Gambar 16. Tumbuhan brotowali ................................................................ 81
Gambar 17. Batang brotowali ....................................................................... 81
Gambar 18. Serbuk batang brotowali ........................................................... 82
Gambar 19. Ekstrak etanol 70% batang brotowali, (a) ekstrak cair, (b) ekstrak
kental......................................................................................... 82
Gambar 20. Geliat mencit............................................................................. 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat keterangan determinasi simplisia batang brotowali
(Tinospora crispa (L.) Miers................................................ 78
Lampiran 2. Foto tumbuhan, batang, serbuk batang brotowali, ekstrak
etanol 70% batang brotowali dan geliat mencit................... 81
Lampiran 3. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statisitk
pada penetapan dosis efektif asam asetat..................... 84
Lampiran 4. Data jumlah geliat hewan uji kontrol negatif (CMC-Na) dan
hasil analsis statisitik pada penetapan kontrol negatif.......... 86
Lampiran 5. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu
arah pada penetapan dosis efektif parasetamol dan penetapan
dosis efektif ekstrak etanol 70% batang brotowali................ 88
Lampiran 6. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis variansi satu
arah pada penetapan dosis efektif parasetamol dan penetapan
dosis efektif ekstrak etanol 70% batang brotowali................. 91
Lampiran 7. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu
arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara
parasetamol dengan asam asetat.............................................. 93
Lampiran 8. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis variansi satu
arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara
parasetamol dengan asam asetat.............................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran 9. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu
arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara
ekstrak brotowali (264 mg/kgBB) dengan asam asetat........... 97
Lampiran 10. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis variansi satu
arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara
ekstrak brotowali (264 mg/kgBB) dengan asam asetat........... 99
Lampiran 11. Data jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat dan
hasil analisis statistik pada semua kelompok perlakuan......... 101
Lampiran 12. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis statistik pada
semua kelompok perlakuan..................................................... 116
Lampiran 13. % Potensi relatif ekstrak terhadap parasetamol....................... 121
Lampiran 14. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis statistik semua
kelompok perlakuan pada mencit jantan dan betina............ 122
Lampiran 15. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis statistik kelompok
perlakuan ekstrak etanol 70% dan infusa batang brotowali pada
dosis yang setara........................................................................ 127
Lampiran 16. Cara perhitungan % penghambatan geliat terhadap kontrol
negatif dan % potensi relatif ekstrak terhadap kontrol positif.... 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, berbagai macam jenis tumbuhan telah digunakan
secara luas dalam metode pengobatan tradisional dan masyarakat saat ini cenderung
untuk kembali memanfaatkan bahan-bahan alami dalam proses pengobatan suatu
penyakit. Hal ini terjadi karena pengobatan tradisional dirasa memiliki risiko efek
samping yang lebih ringan daripada pengobatan dengan bahan kimia.
Tumbuhan brotowali telah banyak digunakan secara tradisional dalam
pengobatan demam, sakit perut, rematik, sakit kuning, gatal-gatal, sakit kepala, dan
kencing manis. Pada penelitian terdahulu telah terbukti bahwa infus batang brotowali
memiliki efek antiinflamasi pada tikus putih jantan dan efek analgetik pada mencit
jantan dan betina (Rivai, 1987 cit., Soedibyo, 1998; Teruna, 1987 cit., Soedibyo,
1998; Handara, 2006). Hal ini terkait dengan berbagai macam kandungan zat aktif
dalam tumbuhan brotowali. Hasil pemeriksaan kandungan senyawa kimia terhadap
ekstrak etanol batang tumbuhan brotowali secara kualitatif dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis menunjukkan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, dan
terpenoid (Rahayu, 2004). Flavonoid memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah
sebagai penangkap radikal bebas (antioksidan). Radikal bebas dalam jumlah
berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan
nyeri. Adanya senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai penangkap radikal bebas
dapat mengurangi terjadinya kerusakan jaringan dan mengurangi rasa nyeri yang
ditimbulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut Harborne (1984) flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat
diekstraksi dengan etanol 70%. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilihat
khasiat tumbuhan brotowali sebagai analgetika jika dilarutkan dalam pelarut polar
selain air, yaitu etanol 70%. Menurut Anonim (1986) etanol dipertimbangkan
sebagai penyari karena sifatnya yang lebih selektif, tidak beracun, dan absorpsinya
lebih baik. Kapang dan jamur akan sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas sehingga
sediaan ekstrak etanol relatif lebih tahan lama dan banyak digunakan dalam skala
industri. Bentuk sediaan ekstrak etanol juga dipilih karena jumlah zat aktif yang
terlarut lebih banyak sehingga diharapkan efek farmakologis yang muncul akan lebih
optimal.
Seberapa besar daya analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali sampai
sekarang belum diketahui. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan uji daya
analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali pada mencit jantan, serta akan
dibandingkan pengaruh jenis kelamin terhadap besarnya daya analgetik ekstrak
etanol 70% batang brotowali. Metode pengujian analgetik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode rangsang kimia karena metode ini dapat digunakan
sebagai langkah pengujian awal untuk mengetahui adanya efek analgetik pada suatu
senyawa. Metode ini juga cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa analgetika
yang mempunyai efek analgetik lemah, sederhana dan mudah dilakukan. Hewan uji
yang digunakan dalam metode uji rangsang kimia adalah mencit sebagaimana
tercantum dalam acuan (Turner, 1965).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Permasalahan
a. Apakah ekstrak etanol 70% batang brotowali memiliki efek analgetik
terhadap mencit putih jantan ?
b. Seberapa besar persentase daya analgetik yang dimiliki ekstrak etanol 70%
batang brotowali pada mencit putih jantan ?
2. Keaslian Penelitian
Sepanjang penulusuran pustaka penulis di Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma dan Universitas Gadjah Mada penelitian mengenai uji analgetik ekstrak
etanol 70% batang brotowali terhadap mencit jantan belum pernah dilakukan.
Adapun penelitian-penelitian tentang tanaman brotowali yang pernah dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Infus Batang Brotowali(Tinospora tuberculata Beumee.) terhadap
Berat Badan Tikus Putih (Suhartinah,1985).
2. Efek Analgetik Infus Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers) pada Mencit
Putih Jantan (Teruna, 1987 cit. Soedibyo, 1998).
3. Efek Anti Inflamasi Infus Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers) pada
Tikus Putih Jantan (Rivai, 1987 cit. Soedibyo, 1998).
4. Uji Fraksi Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers) terhadap
Beberapa Bakteri Penyebab Diare secara Invitro (Iskandar, 1990 cit. Soedibyo,
1998).
5. Daya Anti Mikroba Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers)
dalam Etanol 96%, terhadap Staphilococcus aureus, Escherichia coli, Candida
albicans, dan Trichophyton ajelloi (Halim, 1991 cit. Soedibyo, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
6. Uji Repelan Rebusan Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers. Ex Hook f.
& Thems.) terhadap Aedes aegepty (Hayati, 1997).
7. Daya Penolak Serangga Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.
Ex Hook f. & Thems.) yang Diberikan secara Peroral Pada Marmut terhadap
Nyamuk Aedes aegepty (Sulistyowati, 1999).
8. Efek Repelan Ekstrak Batang Brotowali Tinospora crispa (L) Miers. Ex Hook f.
& Thems.) terhadap Aedes aegepty secara Topikal (Mubayinah, 1999).
9. Aktivitas Ekstrak Petroleum Eter dan Fraksi Metanol Batang Brotowali
Tinospora crispa (L) Miers. Ex Hook f. & Thems.) terhadap Pertumbuhan
Candida albicans In Vitro (Silawati, 2001).
10. Efek Infus Batang Brotowali Tinospora crispa (L) Miers. Ex Hook f. & Thems.)
terhadap Nyamuk Aedes aegepty serta Analisis Kualitatif Kandungan Kimianya
secara KLT (Pooe, 2001).
11. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Kloroform Batang Brotowali (Tinospora crispa (L.)
Miers.) terhadap Sel Myeloma dan Profil KLT-nya (Elfrieda, 2004).
12. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanolik Batang Brotowali Tinospora crispa (L)
Miers.) terhadap Sel Hela serta Profil KLT-nya (Rahayu, 2004).
13. Pengaruh Pemberian Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.)
peroral terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Plasmodium bergehi pada
mencit in vivo (Astuti, 2005).
14. Perbandingan Pengaruh Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.)
dan Tolbutamid terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Terbebani
Glukosa (Yanti, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
15. Efek Analgetik Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.) pada
Mencit Putih Betina (Handara, 2006).
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna tentang
penggunaan tanaman obat sebagai analgetika.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang kegunaan ekstrak etanol 70% batang brotowali sebagai analgetika.
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya efek analgetik ekstrak etanol 70% batang
brotowali terhadap mencit putih jantan.
2. Untuk mengetahui seberapa besar daya analgetik yang dimiliki ekstrak etanol
70% batang brotowali pada mencit putih jantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tumbuhan Brotowali
1. Keterangan Botani
Menurut Backer dan Bakhuizen, (1965) tumbuhan brotowali diklasifikasikan ke
dalam famili: Menispermaceae; genus: Tinospora dan spesies: Tinospora crispa (L.)
Miers. ex Hook. f & Thems. Tumbuhan brotowali juga mempunyai nama lain, yaitu
Tinospora rumphii Boerl. dan Tinospora tuberculata (Lamk) Beaumae ex Heyne.
(Anonim, 1978)
2. Morfologi
Perdu memanjat, tinggi batang sampai 2,5 cm, berkutil-kutil yang rapat,
pepagannya mudah terkelupas. Daun bertangkai, panjang sampai 16 cm, bentuknya
seperti jantung atau agak membundar telur tetapi berujung runcing, lebar 6 cm
sampai 13 cm. Perbungaan berbentuk tandan semu dengan 1 sampai 3 bunga
bersama-sama, menggantung panjang 7 cm sampai 25 cm. Bunga (jantan) bergagang
pendek 3 mm sampai 4 mm, kelopak 6, hijau, panjang lebih kurang 3,5 mm, daun
mahkota 3, panjang lebih kurang 8 mm (Anonim, 1978).
3. Nama Daerah
Jawa: Danawali (Sunda), antawali, daun gadel, bratawali, putrawali (Jawa).
Nusatenggara: Antawali (Bali). Indonesia : Brotowali (Anonim, 1986)
4. Kandungan Kimia
Daun tumbuhan brotowali mengandung alkaloid, saponin, tanin, batang dan
batangnya mengandung glikosida pikroretosid, flavonoid, alkaloid berberin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
palmatin, harsa dan zat pahit pikroretin, sedangkan akarnya mengandung alkaloid
berberina dan kolumbina. (Anonim, 1978; Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991;
Soedibyo, 1998).
Hasil pemeriksaan kandungan senyawa kimia terhadap ekstrak etanol batang
tumbuhan brotowali secara kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tipis
menunjukkan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, dan terpenoid (Rahayu, 2004).
Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan dari bangsa Algae hingga Gimnospermae. Di dalam tumbuhan, flavonoida
biasanya berikatan dengan gula sebagai glikosida (Mursyidi, 1990). Flavonoid
merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan sebenarnya terdapat pada semua
bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepungsari, nektar, bunga, buah
buni, dan biji (Markham, 1982).
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-C6
artinya, kerangka karbonnya terdiri dari dua gugus C6 ( cincin benzena tersubsitusi)
yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
C C C
O
AB
1
2
345
6
7
81'
2' 3'
4'
5'6'
( a) (b) Gambar 1 . Kerangka flavonoid (a) dan sistem penomoran turunan flavonoid (b)
(Robinson, 1995)
Flavonoid sangat dimungkinkan dalam sejumlah pengobatan tradisional
yang substansinya belum diketahui akan tetapi menunjukkan isi zat aktifnya
flavonoid. Flavonoid berkhasiat sebagai anti-inflamasi, anti alergi, anti-thrombolik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
vasoprotektif sebagai penghambat promotor tumor dan untuk proteksi pada mukosa
saluran cerna atau gastrik. Efek-efek tersebut berhubungan dengan pengaruh
flavonoid pada metabolisme asam arakhidonat (Evans, 2002). Flavonoid dapat
bekerja sebagai inhibitor lipooksigenase. Penghambatan lipooksigenase dapat
menimbulkan pengaruh lebih luas karena reaksi lipooksigenase merupakan langkah
pertama pada jalur yang menuju ke hormon eikosanoid seperti prostaglandin dan
tromboksan (Robinson, 1995). Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan
polifenol yang memiliki kemampuan sebagai scavenger superoksida, oksigen singlet,
dan radikal peroksi lipid (Sitompul, 2003).
Flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol
70%. Pada penyarian lebih lanjut digunakan petroleum eter (PE), etanol 80%, dan
pelarut organik lain, flavonoid tetap berada dalam lapisan air (Harborne, 1984).
5. Kegunaan
Tumbuhan brotowali berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik),
penghilang nyeri (analgetik), dan penambah nafsu makan (stomakik). Tumbuhan
brotowali juga dapat digunakan untuk mengatasi demam, kencing manis, rematik,
sakit kepala, sakit perut, sakit kuning, tonik, dan gatal-gatal pada kulit (Soedibyo,
1998). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Limyati dan Esar (2006) juga
menunjukkan bahwa batang brotowali yang diekstraksi dengan metanol memiliki
daya antioksidan dengan nilai EC50 sebesar 0,1485 mg/ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Metode Penyarian
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Anonim,1995).
Cairan penyari yang digunakan untuk ekstraksi menurut Farmakope
Indonesia adalah air, eter, atau campuran etanol dan air. Etanol digunakan sebagai
penyari karena lebih selektif, kapang/kuman sulit tumbuh dalam etanol di atas 20%,
tidak beracun, bersifat netral, absorpsinya baik, dapat bercampur dengan air, panas
yang digunakan untuk pemekatan lebih sedikit (Anonim, 1986).
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilaluinya sampai
mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya
sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk
menahan (Anonim, 1986). Perkolasi merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu
baru sampai sempurna (exhaustive extraction), yang umumnya dilakukan pada
temperatur ruangan.
Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang
digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
yang keluar dari perkolator disebut perkolat atau sari, sedangkan sisa setelah
penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim,1986).
Menurut Anonim (1986), cara perkolasi lebih baik daripada dengan cara
maserasi karena:
1. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang
terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan
derajat perbedaan konsentrasi.
2. Ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat
mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka kecepatan
pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat meningkatkan
perbedaan konsentrasi.
C. Radikal Bebas dan Antioksidan
1. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu molekul yang reaktif karena kehilangan satu
atau lebih elektron yang bermuatan listrik yang seharusnya mengorbit berpasangan.
Dalam tubuh, radikal bebas dapat merusak sel-sel untuk memperoleh elektron guna
menstabilkan dirinya (Setiati, 2003). Radikal bebas akan merusak molekul yang
elektronnya ditarik oleh radikal bebas tersebut sehingga menyebabkan kerusakan sel,
gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel. Molekul utama di dalam tubuh yang
dirusak oleh radikal bebas yaitu DNA, lemak, dan protein (Setiati, 2003).
Radikal bebas diproduksi secara eksogen dan secara endogen. Secara
endogen, radikal bebas diproduksi oleh mitokondria, membran plasma, lisosom,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
retikulum endoplasma, dan intisel. Sedangkan secara eksogen, radikal bebas berasal
dari asap rokok, polutan radiasi, obat-obatan, dan pestisida (Setiati, 2003). Radikal
bebas yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan jaringan sehingga
menimbulkan nyeri. Dalam proses peradangan, radikal bebas terbentuk ketika asam
arakhidonat dikonversikan menjadi peroksida baik melalui jalur siklooksigenase
maupun lipooksigenase. Ketika terjadi kerusakan jaringan organ, jumlah radikal
bebas meningkat seiring dengan peningkatan produksi peroksida, padahal tubuh
memproduksi antioksidan endogen yang terbatas contohnya yaitu superoksida
dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase (GSH Px) yang bekerja
menstabilkan radikal bebas. Apabila jumlah radikal bebas makin banyak, antioksidan
endogen tak mampu lagi melumpuhkannya secara efektif sehingga harus ada
tambahan antioksidan dari luar (eksogen) yang berasal dari bahan makanan (Sibuea,
2004).
2. Antioksidan
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menghambat atau mencegah
kerusakan karena oksidasi pada suatu molekul target. Antioksidan mempunyai
struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada
radikal bebas tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutus reaksi berantai dari
radikal bebas (Setiati, 2003)
Antioksidan dapat dibedakan menjadi antioksidan eksogen dan antioksidan
endogen. Antioksidan endogen atau sering disebut antioksidan primer terdiri atas
enzim-enzim dan berbagai senyawa yang disintesis dalam tubuh yang bekerja dengan
cara mencegah pembentukan radikal bebas baru, contoh antioksidan endogen adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
superoksid dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx), peroksidase/katalase, dan
glutation (GSH). Antioksidan eksogen atau yang dikenal juga sebagai antioksidan
sekunder karena menangkap radikal dan mencegah reaksi berantai, contohnya adalah
vitamin E (tokoferol), vitamin C (askorbat), karoten, asam urat bilirubin, flavonoid,
dan albumin. Selain itu terdapat juga antioksidan tersier yang memperbaiki
kerusakan biomolekuler yang disebabkan oleh radikal bebas (Setiati, 2003).
Banyak antioksidan yang ditemukan di alam, seperti pada sayuran, buah
segar dan pada tumbuhan obat (herbal antioksidan). Antioksidan dari tumbuhan obat
seperti jamu-jamuan telah lama digunakan oleh praktisi kedokteran natural di seluruh
dunia. Riset modern terhadap antioksidan herbal ini menyatakan bahwa sifat medis
dari tumbuhan tersebut disebabkan oleh senyawa yang dikandungnya, terutama
flavonoid (Setiati, 2003). Flavonoid merupakan scavenger superoksida, oksigen
singlet dan radikal peroksi lipid. Di dalam keluarga polifenol, flavonoid ternyata
mempunyai sifat antioksidan yang amat kuat yang mencapai 20 kali sifat antioksidan
vitamin E (Sitompul, 2003).
D. Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh, yang timbul bila ada
jaringan yang rusak. Hal ini menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri (Guyton dan Hall, 1996). Menurut Greene dan Harris
(2000), nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
potensial. Nyeri merupakan suatu fungsi biologis sebagai penanda adanya bahaya
eksternal (misal: panas atau trauma fisik) dan proses patologi internal (misal:
inflamasi atau penyumbatan saluran kemih oleh batu ginjal).
Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat
menimbulkan rasa sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula
menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri dikatakan pula sebagai suatu
perasaan pribadi dimana ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat (level) dimana nyeri dirasakan untuk
pertama kali. Jadi, intensitas rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan
nyeri. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan gejala, yang berfungsi
melindungi tubuh (Tjay dan Rahardja, 2002).
2. Jenis Nyeri
Nyeri dapat dibedakan berdasarkan waktu timbulnya nyeri yaitu: nyeri akut
dan nyeri kronik (Anonim, 2001). Nyeri akut dengan kecepatan penjalaran antara 6-
30 meter per detik biasanya memiliki sebuah penyebab yang dapat ditegaskan dan
sering kali berfungsi sebagai perlindungan yang bertindak sebagai peringatan dari
ancaman luar atau kegagalan dalam tubuh. Nyeri kronik dengan kecepatan penjalaran
antara 0,5-2 meter per detik sering kali tidak menandakan bahaya yang segera
menimbulkan pencegahan dan pasien mungkin tidak mengartikan nyeri tersebut
sebagai penyakit serius (Greene dan Harris, 2000).
Nyeri berdasarkan sumbernya dapat dikategorikan menjadi nyeri somatik
dan nyeri viseral. Nyeri somatik yang muncul dari kulit, disebut nyeri superficial
(permukaan) sedangkan nyeri yang berasal dari otot, sendi, atau jaringan ikat disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
nyeri dalam. Nyeri viseral muncul dari organ dalam dan berbeda bermakna dengan
nyeri somatik (Anonim, 2001).
Nyeri berdasarkan intensitasnya dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: nyeri
ringan, nyeri sedang, nyeri berat, dan nyeri kanker. Nyeri ringan sampai nyeri sedang
misalnya nyeri sakit kepala, gigi, otot, sendi (rematik), perut, haid, nyeri akibat
benturan atau kecelakaan (trauma) efektif diobati dengan menggunakan analgetika
perifer. Nyeri berat misalnya nyeri setelah pembedahan atau fraktur (patah tulang)
yang lebih efektif bila diobati menggunakan analgetika narkotik atau opioid (Tjay
dan Rahardja, 2002).
3. Mekanisme Nyeri
Tahap awal dari timbulnya sensasi nyeri adalah adanya rangsangan atau
stimulasi pada reseptor yang dikenal dengan nosiseptor. Reseptor ini terdapat pada
struktur somatik dan viseral, serta diaktivasi oleh rangsang kimia, suhu dan mekanis.
Stimulasi noksius dapat memicu pelepasan mediator seperti bradikinin, K+,
prostaglandin, histamin, leukotrien, serotonin, substansi P yang nantinya akan
mengaktivasi nosiseptor (Baumann, 2003).
Tahapan selanjutnya adalah tahap transmisi yang terjadi pada serabut saraf
A-δ dan C. Rangsang bahaya atau noksius diteruskan menuju sistem saraf pusat dan
menyebabkan eksitasi neuron sehingga menimbulkan nyeri. Aktivasi serabut C
memicu pelepasan Calcitonin gene-related peptide (CGRP), sedangkan pada
jaringan inflamasi akan dilepaskan Neuron Growth Factor (NGF) dan mediator lain
seperti bradikinin, serotonin, prostaglandin, dan lain-lain (Rang, Dale, Ritter, dan
Moore, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Seseorang akan merasakan nyeri secara sadar ketika proses transmisi nyeri
menuju otak berjalan dengan baik. Sensasi nyeri yang dirasakan oleh tiap individu
akan berbeda walaupun mendapatkan rangsangan yang sama, dan hal ini disebut
dengan persepsi nyeri. Tubuh secara alamiah juga dapat menangani rangangan
nosiseptif melalui tahapan modulasi. Tahapan ini melibatkan sistem opiat endogen
yang terdiri dari neurotransmiter ( contoh : enkefalin, dinorfin, dan β-endorfin) dan
reseptornya (antara lain mu, kappa, dan delta). Proses modulasi alami yang dilakukan
tubuh menghambat proses transmisi nyeri. Sistem Saraf Pusat juga mempunyai suatu
sistem menurun yang terorganisasi untuk mengontrol transmisi nyeri,
neurotransmiter yang penting dalam proses ini antara lain opiat endogen, serotonin,
noradrenalin, asam γ-aminobutirat (GABA) dan neurotensin (Baumann, 2003)
Mekanisme proses nyeri secara singkat tersaji pada gambar 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2. Mekanisme proses nyeri (Rang,dkk., 2003) Keterangan
= menginduksi
= menghambat
BK = Bradikinin 5-HT = 5-Hidroksi triptamin (serotonin) SP = Substansi P
PG = Prostaglandin NGF = Neuron Growth Factor (faktor pertumbuhan neuron) CGRP = Calcitonin gene-related peptide NA = Nor Adrenalin NO = Nitric Oxide
GABA = asam γ-aminobutirat
Nyeri juga bisa terjadi karena jumlah radikal bebas dalam tubuh melampaui
normal. Pada dasarnya radikal bebas dalam jumlah normal tidak berbahaya karena
tubuh memiliki antioksidan alamiah (glutathion-peroxydase, superoxide-dismutase,
katalase) yang mampu menangkap radikal bebas tersebut. Dalam proses peradangan,
radikal bebas terbentuk ketika asam arakhidonat dikonversikan menjadi peroksida
baik melalui jalur siklooksigenase ataupun lipooksigenase. Ketika terjadi kerusakan
sel atau organ, produksi peroksida meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
radikal bebas, padahal di dalam tubuh jumlah antioksidan alamiah terbatas, kondisi
FORMASI NO
+
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ini akan menimbulkan stress oksidatif dengan kemungkinan kerusakan sel atau
organ. Apabila sel atau organ sudah rusak, maka mediator nyeri akan keluar dan
mengaktivasi reseptor nyeri sehingga seseorang bisa merasakan nyeri (Tjay dan
Rahardja,, 2002).
fosfolipase
siklooksigenase lipooksigenase
O2
- radikal bebas
COX-1 COX-2
mediator kimia
Gambar 3. Perombakan Asam Arakhidonat (Tjay dan Rahardja, 2002; Rang, dkk, 2003)
Keterangan: : menghambat ; : proses pembentukan
Kebanyakan reseptor pada kulit memiliki struktur khusus yang merupakan
ujung saraf bebas yang sederhana di perifer. Tiga tipe serabut saraf terlibat dalam
pengiriman nyeri ini ialah :
nyeri
tromboksan protasiklin prostaglandin leukotrien
asam hidroperoksida
penghambat lipooksigenase
endoperoksida
OAIN
fosfolipida (membran sel)
Rangsangan
gangguan membran
asam arakidonat
kortikosteroid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a. serabut A-β : berukuran besar, bermielin, cepat menyalurkan impuls (30- 100
m/detik), memiliki ambang nyeri yang rendah dan memberi tanggapan terhadap
sentuhan ringan.
b. serabut A-δ : bermielin tipis dan menyalurkan impuls dengan lebih lambat (6-30
m/detik), memberi tanggapan terhadap tekanan panas, dingin, kimia dan memberi
reaksi terhadap sensasi nyeri tajam sehingga menghasilkan reflek penarikan diri
atau gerakan cepat.
c. serabut C : berukuran kecil, tak bermielin, oleh karena itu menyalurkan dengan
lambat (1-2,5 m/detik), memberi tanggapan terhadap segala jenis rangsang
berbahaya dan menyalurkan lebih lambat nyeri tumpul (Greene dan Harris, 2000).
Menurut Greene dan Harris (2000) tiga kelompok utama reseptor kulit yang
telah diidentifikasi,yaitu :
a. mekanoreseptor (yang mendeteksi sentuhan ringan).
b. termoreseptor (yang mendeteksi panas).
c. nosiseptor (yang mendeteksi adanya luka dan rangsangan yang membahayakan
Gambar 4 . Tempat berakhirnya serabut aferen pada 6 lapisan dari sumsum tulang belakang (Rang dkk., 2003)
Mechanoreceptor
Mechanoreceptor
Nociceptor
Nociceptor Thermoreceptor Mechanoreceptor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
E. Analgetika
Analgetika adalah obat atau senyawa yang bertujuan untuk mengurangi
atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Anonim,2000).
Sedangkan sebuah sumber lain (Anonim, 1991) menyatakan bahwa analgetika adalah
kelompok obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi rasa nyeri.
Efek analgetik dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti menekan
kepekaan reseptor terhadap rangsang nyeri mekanik, termik listrik atau kimiawi di
pusat atau dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator
nyeri (Anonim, 1991). Efek analgetik dari OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
digunakan baik di perifer maupun di sentral, tetapi efek perifernya lebih banyak.
Efek analgetiknya berhubungan dengan efek antiinflamasinya dan diakibatkan oleh
inhibisi sintesis prostaglandin dalam jaringan yang meradang.
Menurut Ritter, Lewis, dan Mant (1999) analgetika dapat menghambat nyeri
dengan bekerja di perifer atau di sentral sebagai berikut :
1. pada tempat terjadinya luka, dengan mencampuri kerja mediator kimia pada
nosisepsi ( contoh penghambatan sintesis prostaglandin oleh obat AINS).
2. transmisi pada saraf perifer, menggunakan anastesi lokal.
3. transmisi pada dorsal horn dan talamus. Hal ini menjelaskan beberapa aksi
opioid dan nefopam serta beberapa antidepresan yang menghambat reuptake
axonal 5HT dan noradrenalin.
4. jalur pada pusat persepsi nyeri. Hal ini merupakan model kerja opioid dan kerja
analgetik dari antidepresan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetika dapat digolongkan ke dalam :
Analgetika narkotik
Analgetika narkotik, kini disebut juga opioida (= mirip opiat), adalah zat
yang bekerja terhadap reseptor opiod khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respons
emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi). Zat-zat ini memiliki daya penghalang
nyeri yang kuat sekali dengan titik-titik yang terletak di sistem saraf sentral. Mereka
umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan
menimbulkan perasaan nyaman (euforia) selain itu mengakibatkan toleransi dan
kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan fisik dan psikis (ketagihan, adiksi) bila
pengobatan dihentikan (Tjay, dan Rahardja, 2002).
Analgetika non narkotika
Obat ini merupakan analgetika yang paling efektif dengan efek samping
paling sedikit. Parasetamol dan NSAID sering dipilih untuk mengobati nyeri akut
yang ringan sampai sedang. Obat-obat ini mencegah pembentukkan prostaglandin
yang muncul akibat rangsang nyeri, sehingga mengurangi jumlah impuls nyeri yang
diterima oleh SSP (Baumann, 2005).
F. Parasetamol
Parasetamol yang juga disebut sebagai asetaminofen berupa serbuk hablur
berwarna putih; tidak berbau dan rasa sedikit pahit. Larut dalam air mendidih dan
dalam NaOH 1N dan juga mudah larut dalam etanol (Anonim, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
OH
NHCOCH3
Gambar 5. Struktur molekul Parasetamol (Anonim, 1995)
Parasetamol adalah metabolit aktif dari phenacetin yang bertanggung jawab
akan efek analgetiknya. Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti
sakit kepala, mialgia, nyeri pascapersalinan, dan keadaan lain dimana aspirin efektif
sebagai analgetik (Furst dan Munster, 2001).
Mekanisme kerja parasetamol adalah menghambat enzim siklooksigenase
(COX-3). Parasetamol bekerja dengan menghambat biosintesis prostaglandin
terutama di hipotalamus sehingga obat ini memiliki aktivitas antiinflamasi yang
relatif rendah dan lebih efektif bila digunakan sebagai analgetik-antipiretik (Rang,
dkk, 2003).
Parasetamol diabsopsi dengan baik secara oral dan tidak menyebabkan iritasi
lambung (Neal, 2005). Waktu paruh parasetamol adalah 2-3 jam dan relatif tidak
terpengaruh oleh fungsi ginjal. Nyeri akut dan demam dapat diatasi dengan 325-500
miligram empat kali sehari dan secara proporsional dikurangi untuk anak-anak.
Keadaan tunak (steady state) dicapai dalam sehari. Penggunaan parasetamol
sebanyak 10-15 gram dapat menimbulkan akibat yang fatal, kematian disebabkan
oleh hepatotoksisitas yang hebat dengan nekrosis lobulus sentral, kadang-kadang
dikaitkan dengan nekrosis tubulus ginjal akut (Furst dan Munster , 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
G. Metode Pengujian Efek Analgetik
Pengujian analgetika dapat dilakukan secara in vivo maupun secara in vitro.
Pengujian analgetika secara in vitro secara umum dikaitkan dengan ikatan senyawa
dengan reseptor yang berhubungan dengan rangsang nyeri sedangkan pengujian
secara in vivo berkaitan dengan kemampuan suatu senyawa dalam menurunkan
reaksi hewan uji terhadap rangsang nyeri.
Metode-metode pengujian aktivitas analgetika secara in vivo dilakukan
dengan menilai kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri
yang diinduksi pada hewan uji (mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi secara
mekanik, termik, elektrik dan secara kimia (Anonim, 1991).
Turner (1965) membagi metode pengujian daya analgetik menjadi dua, yaitu
berdasarkan jenis analgetiknya. Masing-masing metode tersebut antara lain :
1. Golongan analgetika narkotika
Analgetika narkotika adalah analgetika dengan mekanisme kerja sentral.
Metode penapisan aktivitas analgetik untuk analgetika narkotika antara lain sebagai
berikut:
a. Metode jepitan ekor
Sekelompok mencit disuntik dengan senyawa uji dengan dosis tertentu secara
subkutan (s.c.) atau intravena (i.v.). tiga puluh menit kemudian, jepitan dipasang
pada pangkal ekor mencit selama 30 detik. Mencit yang tidak diberi senyawa uji
akan berusaha melepaskan diri dari kekangan tersebut, tetapi mencit yang diberi
analgetika akan mengabaikan kekangan tersebut. Dalam rentang waktu tertentu
jepitan dipasang kembali. Respon positif yang menunjukkan adanya efek analgetik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
apabila tidak ada usaha untuk melepaskan jepitan selama 15 detik pada tiga kali
pengamatan.
b. Metode rangsang panas
Hewan percobaan ditempatkan diatas lempeng panas dengan suhu 50oC
sampai 55oC sebagai rangsang nyeri. Mencit yang sudah diberi senyawa uji secara
subkutan atau peroral, diletakkan pada hot plate yang sudah dipersiapkan. Reaksi
mencit adalah menjilat kaki depan, kaki belakang lalu meloncat. Selang waktu antara
pemberian rangsang nyeri dan terjadinya respon, disebut waktu reaksi. Waktu reaksi
dapat diperpanjang oleh obat-obat analgetika. Perpanjangan waktu reaksi selanjutnya
dapat dijadikan sebagai ukuran dalam mengevaluasi aktivitas analgetik.
c. Metode pengukuran tekanan
Metode ini menggunakan suatu alat untuk mengukur tekanan yang diberikan
pada ekor tikus secara seragam. Alat tersebut terdiri dari 2 syringe yang dihubungkan
ujung dengan ujungnya yang bersifat elastis, fleksibel, dan pipa plastik yang diisi
dengan cairan. Sisa pipa dihubungkan dengan manometer. Syringe yang pertama
diletakkan secara vertikal dengan ujung menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di
bawah penghisap syringe. Ketika tekanan diberikan pada penghisap dari syringe
yang kedua, tekanan ini akan berhubungan dengan sistem hidrolik pada syringe yang
pertama kemudian dengan ekor tikus. Tekanan yang sama pada syringe yang kedua
akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus. Manometer akan membaca ketika tikus
memberikan respon. Respon tikus yang pertama adalah meronta kemudian akan
mengeluarkan suara (mencicit) tanda kesakitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Metode potensi petidin
Metode ini kurang baik, karena dibutuhkan hewan uji dalam jumlah besar,
tetapi dapat digunakan untuk uji sedatif. Tiap kelompok tikus terdiri dari 20 ekor,
setengah kelompok dibagi menjadi 3 kelompok kecil dan diberi petidin dengan dosis
berturut-turut yaitu 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah kelompok dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok petidin dan senyawa uji dengan dosis 25% dari LD50.
Persen proteksi dihitung dengan bantuan metode rangsang panas.
e. Metode antagonis nalorfin
Uji analgetik dengan metode ini bertujuan untuk menunjukkan aksi obat-obat
seperti morfin. Nalorfin memiliki kemampuan untuk meniadakan aksi dari morfin.
Hewan uji yang biasa digunakan dalam metode ini adalah tikus, mencit, dan anjing.
Hewan uji diberi obat dengan dosis toksik kemudian segera diikuti pemberian
nalorfin (0,5-10,0 mg/KgBB) secara intravena. Sebuah obat yaitu piritramid dapat
menyebabkan respon seperti hilangnya refleks korneal dan refleks bradipnea. Efek
tersebut dapat dilawan setelah 1 menit pemberian nalorfin 1,25 mg/KgBB yang
disuntikkan secara intravena. Teori menyebutkan bahwa nalorfin dapat
menggantikan ikatan morfin dengan reseptornya.
f. Metode kejang oksitosin.
Oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari posterior,
dapat menyebabkan kontraksi uterus sehingga menimbulkan kejang pada tikus.
Respon kejang meliputi kontraksi abdominal sehingga menarik pinggang dan kaki
belakang. Respon kejang dapat diatasi dengan pemberian morfin atau turunannya.
Tikus betina diberi estrogen dengan menanam atau memasukkan 15 mg pelet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dietilstilbestrol secara subkutan pada paha tikus. Setelah 10 minggu hewan uji siap
diuji analgetik. Senyawa yang akan diuji diberikan 15 menit secara subkutan
sebelum diberi oksitosin secara intraperitoneal. Penurunan kejang dapat teramati dan
ED50 dapat diperkirakan. Selain morfin senyawa analgetika yang bisa diuji dengan
metode ini adalah heroin, metadon, kodein, meperidin.
g. Metode pencelupan air panas.
Sepuluh tikus disuntik intraperitoneal dengan senyawa uji, kemudian ekor
tikus dicelupkan dalam air panas (suhu 58oC). respon tikus dilihat dari hentakan
ekornya dari air panas.
2. Golongan analgetika nonnarkotika
Metode penapisan analgetik untuk analgetika nonnarkotika antara lain
sebagai berikut :
a. Metode rangsang kimia.
Didalam metode ini, rasa nyeri yang timbul berasal dari rangsang kimia yang
disebabkan oleh zat kimia yaitu fenilbenzokuinon dan asam asetat yang disuntikkan
pada hewan uji secara peritoneal. Metode ini cukup peka untuk pengujian senyawa-
senyawa analgetika yang mempunyai efek analgetik lemah. Selain peka metode ini
juga sederhana, dan reprodusibel. Akan tetapi metode ini memiliki kekurangan yaitu
hasilnya tidak spesifik karena senyawa-senyawa selain analgetik seperti obat
antihistamin juga memberikan reaksi positif. Pemberian analgetika akan mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri sehingga jumlah geliat yang terjadi berkurang sampai
tidak terjadi geliat sama sekali. Hal ini tergantung pada efek analgetik dari senyawa
yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Untuk uji efek analgetik jenis ini senyawa pembanding yang digunakan
biasanya adalah analgetika nonnarkotika seperti asetosal, parasetamol, dan
sebagainya. Perhitungan persen proteksi mengikuti persamaan sebagai berikut:
% Proteksi = 100 – [(P/K) x 100%]
Keterangan: P = jumlah geliat kumulatif mencit setelah perlakuan
K = jumlah rata-rata geliat mencit kelompok kontrol negatif.
b. Metode pedodolometer
Metode ini menggunakan aliran listrik untuk mengukur besarnya efek
analgetik. Alas kandang tikus terbuat dari kepingan metal yang bisa mengalirkan
listrik. Tikus diletakkan pada kandang tersebut kemudian dialiri listrik. Respon
ditandai dengan teriakan dari tikus tersebut. Pengukuran dilakukan setiap 10 menit
selama 1 jam.
c. Metode rektodolometer.
Tikus diletakkan dalam kandang yang dibuat khusus dengan alas tembaga
yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi yang berupa gulungan. Ujung lain
dari gulungan tersebut kemudian dihubung dengan silinder elektroda tembaga.
Sebuah voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan
konduktor yang berada di atas gulungan. Tegangan yang sering digunakan untuk
menimbulkan teriakan mencit adalah 1 sampai 2 volt.
H. Landasan Teori
Nyeri menurut Greene dan Harris (2000) adalah suatu sensasi yang tidak
menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
jaringan, baik aktual maupun potensial. Hampir sebagian besar penyakit memberi
gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ atau jaringan
pada tubuh. Nyeri juga bisa terjadi apabila jumlah radikal bebas dalam tubuh
melampaui normal. Pada dasarnya radikal bebas dalam jumlah normal tidak
berbahaya karena tubuh memiliki antioksidan alamiah (glutathion-peroxydase,
superoxide-dismutase, katalase) yang mampu menangkap radikal bebas tersebut.
Dalam proses peradangan, radikal bebas terbentuk ketika asam arakhidonat
dikonversikan menjadi peroksida baik melalui jalur siklooksigenase ataupun
lipooksigenase (Tjay dan Rahardja, 2002).
Pada penelitian terdahulu telah terbukti bahwa infus batang brotowali
memiliki efek antiinflamasi pada tikus putih jantan dan efek analgetik pada mencit
jantan dan betina (Rivai, 1987 cit., Soedibyo, 1998; Teruna, 1987 cit., Soedibyo,
1998; Handara, 2006). Batang brotowali mengandung glikosida pikroretosid,
alkaloid (berberina), flavonoid, harsa dan zat pahit. Senyawa flavonoid yang
terkandung dalam batang brotowali, diduga dapat memberikan efek analgetik. Hal
ini dikarenakan flavonoid diduga dapat menghambat enzim lipooksigenase dan
diperkirakan juga dapat menghambat enzim siklooksigenase sehingga menghambat
pembentukan mediator yang berperan dalam proses inflamasi. Flavonoid juga
memiliki khasiat sebagai antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas penyebab
nyeri. Flavonoid umumnya larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70%
sehingga diharapkan ekstrak etanol 70% batang brotowali dapat memberikan efek
analgetik pada mencit putih Swiss jantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
I. Hipotesis
Ekstrak etanol 70 % batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.)
memiliki efek analgetik terhadap mencit putih jantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan
menggunakan rancangan acak lengkap pola satu arah.
B. Metode Penelitian
Metode pengujian efek analgetik yang digunakan pada penelitian ini yaitu
metode rangsang kimia. Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa asam
asetat yang diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi senyawa
uji secara per oral pada selang waktu tertentu. Respon nyeri pada mencit adalah
geliat berupa kontraksi perut disertai tarikan kedua kaki belakang dan perut
menempel pada lantai. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. Pemberian
analgetik akan mengurangi rasa nyeri sehingga jumlah geliat yang terjadi berkurang.
Daya analgetik dapat dievaluasi menggunakan persen penghambatan terhadap geliat,
yaitu:
% penghambatan terhadap geliat = 100 – [(P/K) x 100]
Keterangan: P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian obat
yang telah ditetapkan K = jumlah rata-rata geliat hewan uji kelompok kontrol
Kriteria yang menentukan senyawa tersebut memiliki efek analgetik adalah
mampu menurunkan jumlah geliat ≥ 50% dari jumlah geliat pada kontrol negatif
(Anonim, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel penelitian meliputi:
a. Variabel bebas dari penelitian ini adalah kelompok perlakuan yang meliputi
kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok ekstrak
batang brotowali dengan 4 peringkat dosis per kg berat badan mencit.
b. Variabel tergantung dari penelitian ini adalah daya analgetik. Daya analgetik
adalah angka dalam persen yang menunjukkan seberapa besar suatu zat
tertentu dalam menimbulkan efek analgetik sehingga mampu menghambat
respon geliat.
c. Variabel pengacau terkendali :
1) Subjek uji, yaitu mencit putih jantan galur Swiss, usia 2-3 bulan, dan
berat badan 20-30 gram.
2) Asal tumbuhan brotowali, yaitu berasal dari Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Tanaman Tradisional Tawangmangu,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
3) Metode ekstraksi batang brotowali, yaitu menggunakan metode
perkolasi dengan penyari etanol 70%.
4) Cara pemberian zat uji, yaitu secara peroral.
d. Variabel pengacau tak terkendali:
1) Keadaan patologis hewan uji adalah keadaan individu mencit.
2) Suhu ekstraksi adalah temperatur lingkungan selama proses ekstraksi
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Ketahanan mencit adalah kemampuan individu mencit dalam menahan
rasa sakit.
4) Kemampuan absorpsi mencit adalah kemampuan absorpsi individu mencit
terhadap ekstrak batang brotowali.
2. Definisi Operasional
a. Efek analgetik adalah kemampuan suatu zat untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri dengan/tanpa menghilangkan kesadaran.
b. Ekstrak batang brotowali adalah ekstrak yang diperoleh dengan menyari
batang brotowali menggunakan penyari etanol 70% dengan cara perkolasi.
c. Metode rangsang kimia adalah metode yang digunakan untuk mengukur
efek analgetik zat uji terhadap subyek uji dengan cara memberi rangsang
nyeri dengan pemberian zat kimia tertentu.
d. Daya analgetik menunjukkan seberapa besar suatu zat tertentu dalam
memberi efek analgetik, yang ditunjukkan dengan besarnya nilai persentase
penghambatan terhadap respon (geliat).
e. Respon nyeri pada mencit adalah geliat berupa kontraksi perut disertai
tarikan kedua kaki belakang dan perut menempel pada lantai.
D. Bahan Penelitian
1. Hewan uji berupa mencit putih jantan, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3
bulan, yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Serbuk batang brotowali (Tinospora crispa (L) Miers.) yang telah dideterminasi
dan diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Tanaman Tradisional Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada
bulan Agustus 2007, yang kemudian diekstraksi dengan etanol 70%.
3. Bahan kimia untuk uji analgetik :
a. Parasetamol : berupa serbuk hablur berwarna putih; tidak berbau dan rasa
sedikit pahit (Anonim, 1995). Parasetamol yang digunakan dalam penelitian
diperoleh dari Brataco Chemika dengan kualitas farmasetis.
b. CMC Na : berupa serbuk halus atau berbentuk granul berwarna putih, bersifat
higroskopis (Anonim, 1995), diperoleh dari Brataco Chemika dengan kualitas
farmasetis.
c. Asam asetat glasial: berupa cairan jernih; tidak berwarna; bau khas, tajam jika
diencerkan dengan air; rasa asam (Anonim, 1995), diproduksi oleh Merck
dengan kualitas pro analisis dan diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik
Universitas Sanata Dharma.
d. Etanol 70% : berupa cairan jernih, mudah menguap; tidak berwarna; bau
khas; rasa terbakar pada lidah, mudah terbakar (Anonim, 1995), diperoleh
dari Asia Lab dengan kualitas teknis.
e. Aquadest, diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi,
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Alat atau Instrumen Penelitian
1. Alat Ekstraksi
Seperangkat alat gelas berupa beaker glass, Erlenmeyer, gelas ukur, labu
ukur, cawan porselen, pipet tetes, batang pengaduk; perkolator; seperangkat alat
penyaring; corong buchner dan vaccum merek Amleitung Lessen; Rotary Vaccum
Evaporator merek Janke & Kunkel RV5 ST; oven merek Termaks
2. Alat Uji Geliat
Kotak kaca tempat pengamatan geliat; stopwatch; jarum yang digunakan
untuk pemberian peroral, berupa jarum yang ujungnya berbentuk bulat dan berlubang
di bagian tengah; spuit injeksi merek Profi yang memiliki ujung runcing dan
digunakan untuk pemberian secara intraperitoneal, neraca analitik merek Mettler
Toledo tipe AE 2000; neraca merek Mettler Toledo tipe PM 600.
F. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan Sediaan Uji
a. Pengumpulan bahan
1) Bahan uji yang digunakan yaitu serbuk batang brotowali yang telah
dideterminasi dan diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Tanaman Tradisional Tawangmangu, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah pada bulan Agustus 2007.
2) Bahan kimia yang digunakan yaitu: etanol 70%, parasetamol, CMC Na,
aquadest, dan asam asetat glasial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Pembuatan serbuk batang brotowali
Batang brotowali yang telah dikumpulkan kemudian dipotong-potong
dengan panjang antara 3-4 cm. Batang yang telah dipotong, dipisahkan dari
pengotornya kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan di bawah sinar
matahari dengan ditutupi kain hitam. Simplisia yang telah dikeringkan lalu dirajang
dan diserbuk kemudian diayak dengan ayakan berukuran 60 mesh.
c. Pembuatan ekstrak batang brotowali
Sebanyak 400 gram serbuk batang brotowali dimasukkan ke dalam
perkolator, kemudian direndam dengan etanol 70% sampai mencapai ketinggian 1,5
cm di atas permukaan serbuk selama 24 jam. Kran perkolator dibuka dan kecepatan
aliran diatur sehingga tiap 1 menit didapat perkolat sebanyak 20 tetes. Ekstraksi
dihentikan jika perkolat yang keluar berwarna bening. Perkolat yang didapatkan
disaring dengan menggunakan corong buchner dan vaccum untuk menghilangkan
sisa serbuk yang mungkin ikut terbawa, kemudian perkolat diuapkan di dalam oven
dengan suhu 50o C sampai didapatkan ekstrak yang kental. Sebelum diuapkan,
perkolat terlebih dahulu dikentalkan dengan menggunakan alat vaccum rotary
evaporator. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses penguapan. Ekstrak pekat
kemudian disimpan di dalam lemari pendingin (kulkas) dengan suhu .
d. Pembuatan larutan CMC Na 0,5 %
Timbang dengan seksama 500 mg serbuk CMC Na, taburkan di atas air
panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga mengembang, lalu masukkan dalam
labu ukur 100 ml dan tambahkan aquadest hingga 100 ml lalu digojog.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e. Pembuatan larutan asam asetat
Larutan asam asetat yang diujikan dalam penelitian meliputi dosis 100
mg/kg BB dan 150 mg/kgBB. Maka perhitungan kebutuhan asam asetat dengan
volume pemberian 0,5ml/20 gram BB mencit adalah sebagai berikut :
1) Larutan asam asetat 100 mg/kgBB
= 2,0 mg/20 gram BB =2,0 mg/0,5 ml
= 4,0 mg/ml = 400 mg/100ml
= 0,4 g/100 ml = 0,4 %
Larutan asam asetat 0,4 % dibuat dengan cara mengambil asam asetat
glasial pro analisis dengan berat jenis (BJ) 1050 mg/ml sebanyak 0,38 ml dengan
pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml dan ditambah aquadest
hingga 100 ml.
2) Larutan asam asetat 150 mg/kgBB
= 3,0 mg/20 gram BB =3,0 mg/0,5 ml
= 6,0 mg/ml = 600 mg/100ml
= 0,6 g/100 ml = 0,6 %
Larutan asam asetat 0,6 % dibuat dengan cara mengambil asam asetat
glasial pro analisis dengan berat jenis (BJ) 1050 mg/ml sebanyak 0,51 ml dengan
pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml dan ditambah aquadest
hingga 100 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
f. Pembuatan suspensi parasetamol dalam CMC Na 0,5%
Suspensi parasetamol yang diujikan dalam penelitian ini meliputi dosis 65
mg/kgBB dan 91 mg/kgB, maka perhitungan konsentrasi parasetamol dengan
volume pemberian 0,5 ml/20 gram BB mencit adalah sebagai berikut:
1) Suspensi parasetamol 65 mg/kgBB
= 1,30 mg/20 gramBB
= 1,30 mg/0,5 ml
= 2,6 mg/ml
Suspensi parasetamol 65 mg/kgBB dibuat dengan menimbang 130 mg
serbuk parasetamol dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml dan ditambah
larutan CMC-Na 0,5% hingga volumenya 50 ml.
2) Suspensi parasetamol 91 mg/kgBB
= 1,82 mg/20 gramBB
= 1,82 mg/0,5 ml
= 3,64 mg/ml
Suspensi parasetamol 91 mg/kgBB dibuat dengan menimbang 182 mg
serbuk parasetamol dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml dan ditambah
larutan CMC-Na 0,5% hingga volumenya 50 ml.
g. Pembuatan suspensi ekstrak batang brotowali dalam CMC Na 0,5% Suspensi parasetamol yang diujikan dalam penelitian ini meliputi dosis 66
mg/kgBB, 132 mg/kgBB, 264 mg/kgBB, dan 528 mg/kgBB,maka perhitungan
konsentrasi ekstrak etanol batang brotowali dengan volume pemberian 0,5 ml/20
gram BB mencit adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1) Suspensi ekstrak batang brotowali 66 mg/kgBB
= 1,32 mg/20 gramBB
= 1,32 mg/0,5 ml
= 2,64 mg/ ml
Suspensi ekstrak batang brotowali 66 mg/kgBB dibuat dengan menimbang
66 mg ekstrak kental batang brotowali dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 ml
dan ditambah larutan CMC-Na 0,5% hingga volumenya 25 ml.
2) Suspensi ekstrak batang brotowali 132 mg/kgBB
= 2,64 mg/20 gramBB
= 2,64 mg/0,5 ml
= 5,28 mg/ ml
Suspensi ekstrak batang brotowali 132 mg/kgBB dibuat dengan menimbang
132 mg ekstrak kental batang brotowali dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 ml
dan ditambah larutan CMC-Na 0,5% hingga volumenya 25 ml.
3) Suspensi ekstrak batang brotowali 264 mg/kgBB
= 5,28 mg/20 gramBB
= 5,28 mg/0,5 ml
= 10,56 mg/ ml
Suspensi ekstrak batang brotowali 264 mg/kgBB dibuat dengan menimbang
264 mg ekstrak kental batang brotowali dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 ml
dan ditambah larutan CMC-Na 0,5% hingga volumenya 25 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4) Suspensi ekstrak etanol batang brotowali 528 mg/kgBB
= 10,56 mg/20 gramBB
= 10,56 mg/0,5 ml
= 21,12 mg/ ml
Suspensi ekstrak batang brotowali 528 mg/kgBB dibuat dengan menimbang
528 mg ekstrak kental batang brotowali dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25,0 ml
dan ditambah larutan CMC-Na 0,5% hingga volumenya 25 ml.
2. Uji Pendahuluan
a. Seleksi hewan uji
Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih jantan galur Swiss, berat 20-
30 gram, umur 2-3 bulan. Semua hewan uji dipelihara dengan kondisi perlakuan
yang sama meliputi: pakan, minum, kandang, dan alasnya. Sebelum digunakan
dalam percobaan, semua hewan uji diadaptasikan terlebih dahulu dengan kondisi
yang sama. Bila akan digunakan dalam perlakuan, hewan uji dipuasakan terlebih
dahulu selama ± 18-22 jam tanpa diberi makan, tetapi tetap diberi minum. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi variasi akibat adanya makanan.
b. Penetapan kriteria geliat
Respon yang diamati pada uji analgetik ini berupa geliat. Kriteria geliat
perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang hampir sama. Pedoman gerakan
mencit yang dianggap sebagai geliat adalah apabila mencit menarik kedua kaki
belakang sehingga permukaan perut menempel pada alas tempat berpijak mencit itu,
yaitu alas pada kotak kaca tempat pengamatan. Respon geliat yang timbul
merupakan akibat dari pemberian asam asetat yang bersifat mengiritasi jaringan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diberikan secara intraperitonial. Adanya jaringan yang rusak mengakibatkan
timbulnya rasa sakit dan mencit memberikan respon geliat.
c. Penetapan dosis asam asetat
Penetapan dosis asam asetat menggunakan 2 peringkat dosis, yaitu
100mg/kgBB dan 150mg/kgBB. Sebanyak 6 ekor hewan uji, mencit putih jantan,
galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam
dibagi ke dalam 2 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit
diinjeksi secara intraperitonial dengan asam asetat. Setelah itu diamati geliatnya
selama 60 menit dan dicatat jumlah geliat tiap 5 menit. Kelompok dosis efektif asam
asetat yang dipilih adalah yang memberikan respon geliat dengan jumlah jumlah
geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak karena dapat menyulitkan
pengamatan.
d. Penetapan kontrol negatif
Penetapan kontrol negatif ini bertujuan untuk mengetahui zat yang tidak
memiliki efek analgetik, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan dengan
zat uji. Kontrol negatif yang digunakan yaitu CMC Na 0,5 % . Volume pemberian
pada mencit sebanyak 0,5 ml dan diasumsikan berat mencit dalam penelitian ini
adalah 20 gram.
Dalam penetapan kontrol negatif, digunakan 3 ekor mencit putih jantan,
galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam
yang diberi larutan CMC Na 1% secara peroral. Setelah itu, diinjeksikan dengan
asam asetat 1% dan diamati respon geliatnya selama 60 menit dan dicatat jumlah
geliat setiap 5 menit. Jumlah kumulatif geliat dari kelompok kontrol negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kemudian dibandingkan dengan kelompok hewan uji yang hanya diberi rangsang
asam asetat dosis 100 mg/kgBB secara intraperitoneal untuk melihat ada tidaknya
efek analgetik pada kelompok kontrol negatif .
e. Penetapan dosis parasetamol dan dosis ekstrak batang brotowali
Dosis parasetamol yang lazim digunakan pada manusia adalah 500 mg.
Diketahui faktor konversi manusia dengan berat badan 70 kg ke mencit dengan berat
badan 20 gram adalah 0,0026, maka dosis parasetamol yang digunakan adalah
0,0026 x 500 mg = 1,3 mg/20 gBB atau 65 mg/kgBB. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Reo (2005), dosis parasetamol yang digunakan untuk pengujian efek
analgetik adalah 91 mg/kgBB. Dosis ini diperoleh dengan mengkonversikan dosis
parasetamol, yaitu 500 mg/ 50kgBB ke berat badan manusia Eropa (70kg) menjadi
(70 kg/50 kg) x 500 mg = 700 mg. Dosis konversi dari manusia 70 kg ke mencit 20
gram adalah 0,0026 x 700 mg = 1,82 mg/20 gBB sehingga diperoleh dosis
parasetamol 91 mg/kg BB . Jadi pada penetapan dosis parasetamol digunakan 2
peringkat dosis, yaitu 65 mg/kgBB dan 91 mg/kgBB.
Dalam penetapan dosis parasetamol digunakan 6 ekor mencit yang dibagi
dalam 2 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit putih jantan,
galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam
sebelumnya. Tiap- tiap kelompok diberi suspensi parasetamol dengan peringkat dosis
masing-masing, kemudian mencit diinjeksi dengan asam asetat 100 mg/kgBB secara
intraperitonial dengan selang waktu pemberian 30 menit. Geliat mencit yang timbul
diamati selama 60 menit dengan dicatat jumlah geliatnya tiap 5 menit. Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dosis yang paling efektif (jumlah geliat paling sedikit) digunakan sebagai kontrol
positif.
Penetapan dosis ekstrak batang brotowali didasarkan pada dosis infusa
batang brotowali yang efektif memberikan efek analgetik, yaitu 2400 mg/kgBB.
Dosis ekstrak batang brotowali didapatkan dengan mengkonversi dosis infus tersebut
dengan angka rendemen yang didapat dari hasil ekstraksi batang brotowali. Nilai
rendemen ekstrak etanol 70% batang brotowali adalah 11% yang diperoleh dari
perbandingan antara ekstrak yang didapat (sebanyak 43,5 gram) dengan berat awal
simplisia (sebanyak 400gram) lalu dikalikan 100 %. Perhitungan dosis ekstrak
batang brotowali adalah sebagai berikut :
Dosis ekstrak = 11% x dosis infus batang brotowali
Dosis ekstrak = 0,11 x 2400mg/kgBB = 264 mg/kgBB
Dalam penetapan dosis ekstrak batang brotowali digunakan 6 ekor mencit
putih jantan yang dibagi dalam 2 kelompok, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3
bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam sebelumnya. Tiap- tiap kelompok diberi
suspensi ekstrak batang brotowali sesuai dengan peringkat dosis masing-masing
secara per oral, kemudian mencit diinjeksi dengan asam asetat 100 mg/kgBB secara
intraperitonial dengan selang waktu 30 menit. Geliat mencit yang timbul diamati
selama 60 menit dengan dicatat jumlah geliatnya tiap 5 menit. Kelompok dosis yang
paling efektif (jumlah geliat paling sedikit) digunakan sebagai dosis ekstrak.
f. Penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol dengan rangsang asam asetat Rentang waktu yang diujikan adalah 5, 15, dan 30 menit. Sebanyak 9 ekor
mencit putih jantan, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 3 kelompok. Tiap-tiap kelompok diberi
suspensi parasetamol dosis 91 mg/kgBB secara peroral dengan selang waktu 5, 15,
dan 30 menit sebelum pemberian asam asetat. Selanjutnya, mencit diinjeksi dengan
asam asetat dosis 100 mg/kgBB secara intraperitonial. Geliat mencit diamati dan
dicatat tiap selang waktu 5 menit selama 60 menit. Waktu yang dipilih adalah waktu
yang memberikan jumlah geliat paling sedikit.
g. Penetapan selang waktu pemberian antara ekstrak batang brotowali dengan rangsang asam asetat Rentang waktu yang diujikan adalah 5, 15, dan 30 menit. Sebanyak 9 ekor
mencit putih jantan, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah
dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 3 kelompok. Tiap-tiap kelompok diberi
ekstrak batang brotowali dosis 264 mg/kgBB secara peroral. Selanjutnya, asam asetat
dosis 100 mg/kgBB diinjeksikan secara intraperitoneal dengan selang waktu 5, 15,
dan 30 menit. Geliat mencit diamati dan dicatat tiap selang waktu 5 menit selama 60
menit. Waktu yang dipilih adalah waktu yang memberikan jumlah geliat paling
sedikit.
3. Uji Utama
a. Perlakuan hewan uji
Pada kelompok perlakuan, hewan uji dibagi secara acak menjadi 6
kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit putih jantan, galur
Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam, yang
meliputi kelompok I yaitu kelompok kontrol negatif diberi CMC Na 0,5%, kelompok
II yaitu kelompok kontrol positif diberi suspensi parasetamol dalam CMC Na 0,5%
dengan dosis 91 mg/kgBB, kelompok III-VI yaitu kelompok perlakuan diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ekstrak batang brotowali dengan 4 peringkat dosis, yaitu 66 mg/kgBB, 132
mg/kgBB, 264 mg/kgBB, dan 528 mg/kgBB. Hewan uji diberikan senyawa uji
secara per oral kemudian diinjeksi dengan asam asetat dosis 100 mg/kgBB secara
intraperitonial dengan selang waktu 15 menit. Penentuan daya analgetik atau
besarnya persentase penghambatan geliat dilakukan dengan pengamatan respon nyeri
berupa geliat pada hewan uji akibat pemberian asam asetat tersebut. Pengamatan
dilakukan tiap 5 menit selama 60 menit.
b. Analisis Hasil
Data yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat kemudian digunakan
untuk menghitung persentase penghambatan geliat dengan cara sebagai berikut :
% penghambatan terhadap geliat = 100 – [(P/K) ×100
Keterangan: P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah perlakuan K = jumlah rata-rata geliat hewan uji kelompok kontrol
Potensi relatif ekstrak terhadap parasetamol sebagai kontrol positif pada tiap
kelompok perlakuan dihitung dengan rumus:
Potensi relatif ekstrak = % daya analgetik ekstrak x dosis parasetamol x100% terhadap parasetamol % daya analgetik parasetamol dosis ekstrak
Data dianalisis dengan uji distribusi Kolmogorof-Smirnov. Setelah diketahui
distribusinya normal dilanjutkan dengan analisis statistik One way-ANOVA untuk
melihat homogenitas variansinya dan ada tidaknya perbedaan antar kelompok
perlakuan. Apabila data yang diuji memiliki variansi yang sama dan distribusi
normal maka uji ANOVA yang dilakukan adalah valid. Selanjutnya dilakukan uji post
hoc dengan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95% untuk menguji adanya perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
bermakna antara kelompok satu dengan yang lain. Jika data yang diuji memiliki
variansi yang tidak sama atau distribusi tidak normal, dapat dilakukan transformasi
data untuk memperkecil variansi. Jika hasil transformasi data tetap menunjukkan
variansi yang tidak sama atau distribusi tidak normal, maka dilakukan uji non-
parametrik Kruskal-Wallis untuk melihat ada tidaknya perbedaan antar kelompok
perlakuan, yang kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat
adanya perbedaan bermakna antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Pada
penetapan dosis asam asetat dan penetapan kontrol negatif digunakan analisis
Independent-Samples T-test dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya
perbedaan di antara kedua perlakuan. Perbandingan nilai persentase penghambatan
geliat pada mencit jantan dan betina dianalisis dengan menggunakan GLM
Univariate-Factors. Skema kerja penelitian dapat dilihat pada gambar 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hewan uji (7 ekor/ kelompok)
Diberi perlakuan secara oral
Kontrol negatif (CMC Na 0,5%)
Kontrol positif (Parasetamol 91mg/kg BB)
Ekstrak Etanol 70% Batang Brotowali 66 mg/kgBB
Ekstrak Etanol 70% Batang Brotowali 132 mg/kgBB
Ekstrak Etanol 70% Batang Brotowali 264mg/kgBB
Ekstrak Etanol 70% Batang Brotowali 528mg/kgBB
Injeksi dengan asam asetat dosis 100 mg/kg BB secara intraperitoneal
Hitung jumlah geliat tiap 5 menit selama 60 menit
Hitung % penghambatan terhadap geliat
Hitung analisis statistik One-Way ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%
Bila tidak memenuhi syarat uji ANOVA, data diuji dengan uji non-parametrik Kruskal- Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan taraf
kepercayaan 95 %
Gambar 6. Skema kerja penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Bahan dan Pembuatan serbuk
Batang brotowali yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan sekitar
bulan Agustus 2007 oleh Balai Besar Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Tanaman Tradisional di daerah Tawangmangu. Batang yang
diambil adalah batang yang cukup tua dan siap panen dan berusia sekitar 11-12 bulan
sehingga diharapkan kandungan zat aktif di dalam batang sudah terbentuk secara
optimal.
Batang brotowali yang telah dikumpulkan kemudian dipotong-potong
dengan panjang antara 3-4 cm untuk mempermudah proses selanjutnya. Batang yang
telah dipotong kemudian dipisahkan dari zat pengotornya dan dicuci dengan air
mengalir hingga bersih. Setelah batang brotowali dicuci bersih, dilakukan proses
pengeringan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga lebih
tahan lama. Proses pengeringan dimaksudkan untuk mengurangi kadar air dan
manghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat mencegah penurunan mutu dan
kerusakan simplisia. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari dengan ditutupi
kain hitam untuk mencegah kerusakan zat aktif yang tidak tahan terhadap sinar
matahari. Proses ini dilakukan selama kurang lebih 1 minggu sampai didapatkan tiga
kali penimbangan dengan bobot konstan atau simplisia kering yang mudah
dipatahkan.
Simplisia kering kemudian dirajang dan diserbuk. Serbuk simplisia
kemudian diayak dengan ayakan nomor 60 mesh. Tujuan penyerbukan adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
memperluas permukaan kontak antara simplisia dengan penyarinya sehingga zat aktif
di dalam simplisia batang brotowali lebih mudah diekstraksi.
B. Pembuatan Ekstrak Batang Brotowali
Pembuatan ekstrak batang brotowali dilakukan dengan metode perkolasi.
Metode ini dipilih karena dengan metode ini senyawa akan lebih mudah terekstrak
sehingga diharapkan senyawa yang terekstrak lebih banyak. Pelarut yang digunakan
adalah etanol 70% yang memiliki polaritas cukup tinggi sehingga mampu menyari
sebagian besar kandungan kimia dari simplisia. Sebelum dilakukan ekstraksi, batang
brotowali diserbuk terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memperluas luas
kontak antara serbuk batang brotowali dengan pelarutnya sehingga proses ekstraksi
berlangsung lebih sempurna.
Serbuk batang brotowali sebanyak 400 gram direndam dengan
menggunakan pelarut etanol 70% selama 24 jam. Perendaman ini dimaksudkan agar
senyawa kimia yang terkandung dalam serbuk batang brotowali benar-benar terlarut
di dalam pelarutnya. Setelah perendaman selama 24 jam, kran perkolator dibuka
perlahan sehingga dicapai kecepatan aliran sebanyak 20 tetes per menit. Proses
perkolasi dilakukan sampai diperoleh perkolat yang bening (tidak berwarna). Selama
proses perkolasi ini, diusahakan agar tinggi pelarut tetap sama, yaitu ± 1,5 cm di atas
permukaan serbuk. Perkolat yang didapatkan lalu disaring sehingga partikel-partikel
kecil dari serbuk tidak ikut terbawa dalam perkolat. Perkolat kemudian dikentalkan
dengan menggunakan vaccum rotary evaporatory untuk mempercepat proses
penguapan dan diuapkan dalam oven dengan suhu 50oC agar tidak merusak zat aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang terkandung dalam ekstrak batang brotowali. Ekstrak pekat kemudian disimpan
di dalam lemari pendingin (kulkas).
Hasil perkolasi batang brotowali yang didapat adalah ekstrak kental
berwarna coklat kehitaman dengan bau khas dan rasa yang pahit, serta diperoleh nilai
rendemen sebesar 11 % (diperoleh berat ekstrak 43,5 gram dari total berat simplisia
awal 400 gram). Untuk uji selanjutnya, ekstrak batang brotowali ini disuspensikan ke
dalam larutan CMC Na 0,5%.
C. Uji Pendahuluan
Serangkaian uji pendahuluan dilakukan sebelum pengujian efek analgetik
ekstrak etanol batang brotowali dilakukan. Uji pendahuluan ini bertujuan untuk
menetapkan hal-hal yang akan dilakukan pada pengujian yang sebenarnya sehingga
dapat diperoleh data yang lebih optimal. Adapun uji pendahuluan tersebut meliputi
penetapan kriteria geliat, penetapan dosis asam asetat, penetapan kontrol negatif,
penetapan dosis parasetamol dan ekstrak batang brotowali, penetapan selang waktu
pemberian parasetamol dengan asam asetat, serta penetapan selang waktu pemberian
ekstrak batang brotowali dengan asam asetat. Hewan uji yang digunakan pada uji
pendahuluan ini memiliki kriteria yang sama dengan hewan uji yang akan digunakan
pada uji utama. Kriteria yang dimaksudkan adalah mencit putih jantan, galur Swiss,
usia 2-3 bulan, berat 20-30 gram, dan sebelum pengujian, tiap hewan uji dipuasakan
terlebih dahulu selama 18-22 jam, tidak diberi pakan namun tetap diberi minum. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi pengaruh makanan pada hasil pengujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1. Penetapan kriteria geliat
Penetapan kriteria geliat ini dilakukan agar geliat yang teramati hampir sama
sehingga pengamatan yang dilakukan menjadi lebih mudah dan spesifik. Pedoman
gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah ketika mencit menarik kedua
kaki ke belakang dengan mengempiskan perutnya sehingga permukaan perut
menempel pada alas tempat berpijak mencit tersebut, yaitu pada alas kotak tempat
pengamatan. Pemberian asam asetat yang bersifat mengiritasi jaringan dapat
menimbulkan nyeri pada mencit sehingga mencit akan meresponnya dalam bentuk
geliat. Rangsangan kimia dari asam asetat ini diberikan secara intraperitoneal.
2. Penetapan dosis asam asetat
Pengujian ini dilakukan dengan metode rangsang kimia, dimana zat
rangsang yang berupa asam asetat diberikan secara intraperitoneal. Ion H+ yang
terdapat pada asam asetat dapat menyebabkan iritasi pada jaringan lokal sehingga
menimbulkan rasa nyeri. Penetapan dosis asam asetat bertujuan untuk mendapatkan
dosis efektif asam asetat yang dapat menimbulkan geliat yang tidak terlalu banyak
ataupun terlalu sedikit pada waktu pengamatan selama 60 menit. Geliat yang terlalu
banyak ataupun terlalu sedikit akan menyulitkan pada waktu proses pengamatan.
Pada penetapan dosis asam asetat digunakan 2 peringkat dosis yaitu 100
mg/kgBB dan 150 mg/kgBB, dan diasumsikan volume pemberian yang digunakan
adalah sebanyak 0,5 ml untuk mencit dengan berat badan 20 gram. Secara teoritis,
peningkatan dosis asam asetat dapat meningkatkan respon geliat. Peningkatan dosis
asam asetat akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi ion H+ yang bersifat iritan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sehingga rasa nyeri yang timbul akan semakin meningkat dan jumlah geliat mencit
semakin banyak.
Pengujian dilakukan pada masing-masing dosis dengan menggunakan 3
ekor hewan uji dengan rute pemberian intraperitoneal dan diamati jumlah geliat yang
muncul selama 60 menit. Rata-rata kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis
efektif asam asetat dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asam asetat (n=3)
Kelompok dosis asam asetat (mg/kgBB)
Jumlah kumulatif geliat (X ± SE)
P*
100 67,67±1,45 150 79,33±2,40
0,021
Keterangan : X= mean (rata-rata) * = hasil uji Independent Sample T-test n= replikasi tiap kelompok perlakuan
Rata-rata kumulatif geliat yang muncul pada penetapan dosis efektif asam
asetat dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 7.
Gambar 7 . Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan dosis efektif
asam asetat
Jumlah geliat yang dihasilkan pada 2 kelompok dosis asam asetat dianalisis
dengan menggunakan Independent Sample T-test untuk mengetahui ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
atau tidaknya perbedaan diantara kedua kelompok tersebut. Data jumlah geliat dan
hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran 3.
Dari hasil analisis statistik tersebut diperoleh probabilitas lebih kecil dari
0,05 ( p < 0,05), yaitu 0,021, yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
diantara kedua kelompok dosis asam asetat. Dari hasil tersebut, juga dapat
disimpulkan bahwa dosis asam asetat 100 mg/kgBB sudah dapat memberikan
rangsang nyeri yang cukup baik, dapat dilihat dari jumlah respon geliat yang tidak
terlalu banyak maupun terlalu sedikit sehingga lebih memudahkan pengamatan. Oleh
karena itu, kelompok dosis asam asetat 100 mg/kgBB dipilih untuk digunakan pada
uji selanjutnya.
3. Penetapan kontrol negatif
Uji pendahuluan selanjutnya adalah penetapan kontrol negatif. Uji ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa pelarut yang digunakan, yaitu larutan CMC-Na
0,5% benar-benar tidak memiliki efek analgetik dan efek analgetik yang nanti
muncul benar-benar berasal dari zat uji. Penetapan ini dilakukan dengan
membandingkan jumlah respon geliat yang dihasilkan pada kelompok kontrol negatif
CMC Na 0,5% yang diberi rangsang kimia berupa asam asetat 100mg/kgBB dengan
kelompok yang hanya diberi asam asetat 100 mg/kgBB secara intraperitoneal.
Jumlah geliat yang dihasilkan pada kedua perlakuan yang dapat dilihat pada
lampiran 4 dan tabel II, dianalisis dengan menggunakan Independent Sample T-test
untuk mengetahui adanya perbedaan diantara kedua kelompok tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel II. Jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan kontrol negatif (n=3) Kelompok perlakuan
Jumlah kumulatif geliat
(X ± SE) P*
kontrol negatif (suspensi CMC-Na 0,5 %) secara p.o
+ asam asetat 100 mg/kgBB secara i.p.
64,00±1,73
asam asetat 100 mg/kgBB secara i.p 67,67±1,45
0,182
Keterangan : X= mean (rata-rata) * = hasil uji Independent Sample T-test n= replikasi tiap kelompok perlakuan
Dari hasil analisis statistik tersebut diperoleh probabilitas lebih besar dari
0,05 ( p > 0,05), yaitu 0,182, yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
bermakna diantara kedua kelompok perlakuan sehingga diasumsikan kelompok
kontrol negatif tidak memiliki efek analgetik. CMC- Na 0,5% digunakan sebagai
suspending agent untuk melarutkan zat uji karena zat uji memiliki tingkat kelarutan
yang lebih rendah di dalam aquadest. Larutan CMC-Na 0,5% digunakan pada uji
selanjutnya sebagai kontrol negatif.
Rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan kontrol negatif dapat pula
disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 8.
Gambar 8 . Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan kontrol negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Penetapan dosis parasetamol dan ekstrak batang brotowali
Pengujian ini menggunakan parasetamol sebagai kontrol positif.
Parasetamol diketahui sebagai salah satu obat paten yang memiliki efek analgetik
dan terrmasuk golongan nonnarkotik serta umum digunakan oleh manusia. Kontrol
positif digunakan sebagai pembanding terhadap zat uji sehingga dapat diketahui
potensi zat uji dalam memberikan efek analgetik. Dosis parasetamol yang umum
digunakan pada manusia dengan adalah 500 mg yang kemudian dikonversikan ke
mencit sehingga didapatkan dosis 65 mg/kgBB dan 91 mg/kgBB.
Pada uji ini juga dilakukan penetapan dosis efektif ekstrak batang
brotowali. Infusa batang brotowali pada dosis 2400 mg/kgBB sudah terbukti
memberikan persen penghambatan geliat sebesar 54,40% ± 2,38 (Handara, 2005).
Hal ini membuktikan bahwa batang brotowali berpotensi sebagai obat analgetik
karena sudah dapat memberikan persen penghambatan diatas 50%. Dosis ekstrak
batang brotowali yang digunakan pada uji ini diperoleh dengan mengkonversikan
dosis efektif infusa batang brotowali dengan nilai rendemen ekstrak batang brotowali
sehingga didapatkan dosis sebesar 264 mg/kgBB. Pada orientasi digunakan dua
peringkat dosis, yaitu 264 mg/kgBB dan 528 mg/kgBB yang merupakan hasil
kelipatan dua kali dari dosis pertama.
Parasetamol dan ekstrak batang brotowali kemudian disuspensikan dalam
CMC-Na 0,5% dan diberikan kepada hewan uji dengan volume pemberian 0,5 ml
untuk setiap 20 gram bobot mencit. Hal ini bertujuan untuk memperkecil variansi
data yang diakibatkan oleh volume pemberian zat uji pada hewan uji. Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
jumlah kumulatif geliat dan persen penghambatan geliat pada penetapan dosis
parasetamol dan ekstrak brotowali dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan geliat pada penetapan dosis parasetamol dan ekstrak batang brotowali (n=3)
Kelompok perlakuan Jumlah kumulatif
geliat (X ± SE)
Persen penghambatan geliat
(X ± SE)
P*
kontrol negatif 64 ± 1,73 - parasetamol 65 mg/kgBB 48,67 ± 1,76 23,96 ± 2,75 parasetamol 91 mg/kgBB 30 ± 1,53 53,13 ± 2, 39 ekstrak batang brotowali 264 mg/kgBB
16 ± 1,53 75 ± 2,39
ekstrak batang brotowali 528 mg/kgBB
6,67 ± 0,67 89,59 ± 1,04
0,000
Keterangan : X= mean (rata-rata) * = hasil uji One-way ANOVA n= replikasi tiap kelompok perlakuan
Respon geliat yang ditimbulkan parasetamol dan ekstrak batang brotowali
kemudian dibandingkan dengan respon geliat yang ditimbulkan oleh kelompok
kontrol negatif untuk mengetahui nilai persen penghambatannya terhadap geliat.
Secara teoritis semakin tinggi dosis parasetamol dan zat uji yang berupa ekstrak
batang brotowali, maka akan semakin sedikit respon geliat yang ditimbulkan dan
semakin besar nilai persen penghambatan geliat. Hal ini dapat dilihat pada gambar 9
dan 10 , yang menunjukkan rata-rata kumulatif geliat dan persen penghambatan
geliat pada penetapan dosis parasetamol dan dosis ekstrak batang brotowali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
(a) (b) Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan %
penghambatan geliat (b) pada penetapan dosis parasetamol
(a) (b) Gambar 10. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan %
penghambatan geliat (b) pada penetapan dosis ekstrak etanol 70 % batang brotowali
Nilai persen penghambatan geliat yang diberikan oleh masing kelompok
dosis parasetamol dan ekstrak batang brotowali kemudian dianalisis secara statistik
dengan menggunakan uji Oneway-ANOVA. Hasil analisis tersebut menunjukkan
probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 yang artinya
ada perbedaan diantara masing-masing kelompok perlakuan. Selanjutnya, data
diuji lagi dengan uji LSD untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
yang bermakna diantara kelimanya. Hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada
lampiran 6 dan serta ringkasannya dapat dilihat pada tabel IV
Tabel IV. Hasil analisis LSD % penghambatan geliat pada penetapan dosis parasetamol dan ekstrak batang brotowali
Kelompok perlakuan
Parasetamol 65 mg/kgBB
Parasetamol 91 mg/kgBB
Ekstrak batang brotowali 264 mg/kgBB
Ekstrak batang brotowali 528 mg/kgBB
Parasetamol 65 mg/kgBB
-
bb
bb
bb
Parasetamol 91 mg/kgBB
-
-
bb
bb
Ekstrak batang brotowali 264 mg/kgBB
-
-
-
bb
Keterangan : bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa parasetamol dosis 65 mg/kgBB
memiliki perbedaan yang bermakna dengan parasetamol dosis 91 mg/kgBB.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka pengujian selanjutnya menggunakan
parasetamol dengan dosis 91 mg/kgBB karena pada dosis tersebut parasetamol sudah
dapat memberikan persen penghambatan geliat yang cukup besar, yaitu sebesar
53,13%. Nilai tersebut sudah memenuhi syarat efek analgetik menurut Anonim
(1991), dimana suatu zat dapat dikatakan memiliki efek analgetik bila jumlah respon
geliat yang ditimbulkan ≤ 50% dari kelompok kontrol, atau dengan kata lain
mempunyai persen penghambatan geliat ≥ 50%.
Hasil pengujian juga menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara
ekstrak batang brotowali dosis 264 mg/kgBB dengan ekstrak batang brotowali dosis
528 mg/kgBB. Kedua dosis ekstrak yang diuji menunjukkan persen penghambatan
geliat yang lebih besar dari 50%. Hal ini semakin menguatkan asumsi bahwa ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
batang brotowali benar-benar memberikan efek analgetik. Dari hasil analisis tersebut,
dipilih ekstrak batang brotowali 264 mg/kgBB untuk digunakan dalam pengujian
selanjutnya karena respon geliat yang ditimbulkan oleh ekstrak batang brotowali 528
mg/kgBB terlalu sedikit sehingga dikhawatirkan akan mempersulit proses
pengamatan.
5. Penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol dengan rangsang asam asetat
Uji ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh parasetamol
untuk memberikan efek analgetik secara optimal. Efek analgetik yang optimal dapat
ditunjukkan dengan semakin sedikitnya respon geliat yang ditimbulkan setelah
pemberian rangsang kimia berupa larutan asam asetat. Pengujian menggunakan
parasetamol dosis 91 mg/kgBB dan yang diberikan secara per oral dan asam asetat
dosis 100 mg/kgBB yang diberikan secara intraperitoneal dengan selang waktu
pemberian 5, 15, dan 30 menit. Jumlah kumulatif geliat dari masing-masing
kelompok perlakuan kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif untuk
mengetahui nilai persen penghambatan geliatnya.
Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan persen penghambatan geliat pada
penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol dengan rangsang asam asetat
dapat dilihat pada tabel V dan dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang
seperti pada gambar 11 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel V. Jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol 91 mg/kgBB dengan rangsang asam asetat (n=3)
Selang waktu pemberian (menit)
jumlah kumulatif geliat
(X ± SE)
% penghambatan terhadap geliat (X ±
SE)
P*
5 48±1,53 25,00±2,39 15 22±2,31 65,63±3,61 30 30±1,53 53,13±2,39
0,000
Keterangan : X= mean (rata-rata) * = hasil uji One-way ANOVA n= replikasi tiap kelompok perlakuan
(a) (b) Gambar 11. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan %
penghambatan geliat (b) pada penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol 91 mg/kgBB dengan rangsang asam asetat
Nilai persen penghambatan geliat yang diberikan oleh masing-masing
kelompok selang waktu pemberian kemudian dianalisis secara statistik dengan
menggunakan uji Oneway-ANOVA. Dari hasil analisis tersebut didapatkan
probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 yang menunjukkan adanya
perbedaan diantara masing-masing kelompok perlakuan. Selanjutnya, data diuji lagi
dengan uji LSD untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna
diantara ketiganya. Hasil analisis statisitiknya dapat dilihat pada lampiran 8 serta
ringkasannya dapat dilihat pada tabel VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel VI. Hasil analisis uji LSD % penghambatan geliat pada penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol 91 mg/kgBB dengan rangsang asam asetat.
Selang waktu pemberian (menit) 5 15 30
5 - bb bb
15 - - bb
Keterangan : bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 )
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada tiap-
tiap kelompok selang waktu. Selang waktu yang dipilih adalah 15 menit karena pada
selang waktu ini respon geliat yang diperoleh paling sedikit, sehingga diasumsikan
bahwa pada selang waktu ini parasetamol memberikan efek analgetik secara optimal
dan ditunjukkan dengan nilai persen penghambatan geliat yang paling besar. Selain
itu, pemilihan selang waktu 15 menit ini bertujuan untuk efisiensi waktu
pengamatan.
6. Penetapan selang waktu pemberian antara ekstrak batang brotowali dengan rangsang asam asetat
Uji ini memiliki tujuan yang hampir sama dengan uji sebelumnya, yaitu
untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh ekstrak batang brotowali untuk
memberikan efek analgetik secara optimal. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan ekstrak batang brotowali dosis 264 mg/kgBB yang diberikan secara
per oral dan asam asetat dosis 100 mg/kgBB yang diberikan secara intraperitoneal
dengan selang waktu pemberian 5, 15, dan 30 menit. Jumlah kumulatif geliat dari
masing-masing kelompok perlakuan kemudian dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif untuk mengetahui nilai persen penghambatan geliatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Rata-rata persen penghambatan geliat pada penetapan selang waktu
pemberian antara ekstrak batang brotowali dengan rangsang asam asetat dapat dilihat
pada tabel VII dan dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada
gambar 12 .
Tabel VII. Jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian antara ekstrak batang brotowali 264 mg/kgBB dengan rangsang asam asetat (n=3)
Selang waktu pemberian (menit)
Jumlah kumulatif geliat
(X ± SE)
% penghambatan terhadap geliat (X ±
SE)
P*
5 21±2,08 67,19±3,25 15 12,67±0,88 80,21±1,38 30 16±1,53 75±2,39
0,026
Keterangan : X= mean (rata-rata) * = hasil uji One-way ANOVA n= replikasi tiap kelompok perlakuan
(a) (b) Gambar12. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan %
penghambatan geliat (b) pada penetapan selang waktu pemberian antara ekstrak batang brotowali dengan rangsang asam asetat
Nilai persen penghambatan geliat yang diberikan oleh masing kelompok
selang waktu pemberian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Oneway-
ANOVA. Dari hasil analisis tersebut didapatkan probabilitas lebih kecil dari 0,05
yaitu sebesar 0,026 yang menunjukkan adanya perbedaan diantara masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kelompok perlakuan. Selanjutnya, data diuji lagi dengan uji LSD untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan yang bermakna diantara ketiganya. Hasil analisis
statistiknya dapat dilihat pada lampiran 10 dan ringkasannya dapat dilihat pada tabel
VIII.
Tabel VIII. Hasil analisis uji LSD % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian antara parasetamol dengan rangsang asam asetat
Selang waktu pemberian (menit) 5 15 30
5 - bb tb
15 - - tb
Keterangan : bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 )
Hasil pengujian LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna
antara selang waktu pemberian 5 menit dengan 30 menit dan selang waktu
pemberian 15 menit dengan 30 menit. Selang waktu yang dipilih adalah 15 menit
karena pada selang waktu ini respon geliat yang diperoleh paling sedikit, sehingga
diasumsikan bahwa pada selang waktu ini ekstrak batang brotowali memberikan efek
analgetik secara optimal dan ditunjukkan dengan nilai persen penghambatan geliat
yang paling besar. Selain itu, pemilihan selang waktu 15 menit ini bertujuan untuk
efisiensi waktu pengamatan.
D. Pengujian Efek Analgetik Ekstrak Batang Brotowali
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek analgetik pada
ekstrak batang brotowali dan seberapa besar daya analgetik yang dimiliki oleh
ekstrak batang brotowali. Pengujian efek analgetik ini dilakukan setelah seluruh uji
pendahuluan selesai dilakukan. Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
metode rangsang kimia. Metode ini dipilih karena sederhana, mudah dilakukan, serta
peka untuk pengujian senyawa-senyawa yang memiliki daya analgetik lemah, tetapi
metode ini tidak spesifik dimana senyawa-senyawa selain analgetik juga memberikan
reaksi positif, seperti obat antihistamin.
Hewan uji yang digunakan dalam uji ini memiliki kriteria-kriteria tertentu,
yaitu mencit putih jantan, galur Swiss, usia 2-3 bulan, berat 20-30 gram, dan sebelum
pengujian, tiap hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 18-22 jam, tidak diberi
pakan namun tetap diberi minum. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pengaruh
makanan pada hasil pengujian.
Pengujian menggunakan zat uji sesuai dengan ketentuan yang diperoleh dari
hasil uji pendahuluan. Semua zat yang digunakan dalam pengujian ini dibuat dengan
asumsi volume pemberian sebanyak 0,5 ml untuk setiap 20 gram bobot mencit. Hal
ini dilakukan agar dalam pemberiannya tidak melebihi volume pemberian maksimum
mencit secara per oral ataupun intraperitoneal , yaitu 1 ml, dan juga untuk
mengurangi variansi yang mungkin terjadi akibat perbedaan volume pemberian.
Kontrol negatif yang digunakan adalah CMC-Na 0,5%, sedangkan kontrol positifnya
adalah parasetamol dosis 91 mg/kgBB. Dosis ekstrak batang brotowali yang
digunakan adalah 66 mg/kgBB, 132 mg/kgBB, 264 mg/kgBB, dan 528 mg/kgBB.
Pengujian ini juga menggunakan asam asetat dengan dosis 100 mg/kgBB sebagai
perangsang nyeri. Asam asetat dapat menyebabkan nyeri karena dapat mengiritasi
jaringan lokal. Hal ini disebabkan oleh adanya pembebasan ion H+ dari asam asetat
sehingga terjadi penurunan pH jaringan dan timbul perlukaan/iritasi pada jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Respon yang timbul berupa geliat menunjukkan bahwa mencit merasakan
nyeri. Respon geliat diamati tiap 5 menit selama 60 menit setelah pemberian asam
asetat. Data yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat pada tiap kelompok
perlakuan. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk persen penghambatan
terhadap geliat menurut persamaan Handersot-Forsaith dan dianalisis secara statistik
dengan uji One Sample Kolmogorov untuk mengetahui data terdistribusi secara
normal atau tidak kemudian dilanjutkan dengan analisis Oneway-ANOVA untuk
mengetahui homogenitas variansi data dan ada tidaknya perbedaan antara masing-
masing kelompok perlakuan. Analisis statistik kemudian dilanjutkan dengan uji LSD
dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang bermakna
antara masing-masing kelompok perlakuan. Syarat uji Oneway-ANOVA adalah data
yang dianalisis memiliki distribusi yang normal dan variansi yang sama. Apabila
salah satu syarat tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan tranformasi data agar syarat
uji Oneway-ANOVA tersebut terpenuhi. Namun, bila data hasil transformasi tetap
tidak memenuhi syarat untuk uji Oneway-ANOVA, maka data dianalisis dengan uji
non-parameterik Kruskall-Wallis yang kemudian dapat dilanjutkan dengan uji Mann-
Whitney.
Data jumlah kumulatif geliat semua kelompok perlakuan dan persen
penghambatan geliat serta hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran 11
dan 12 serta ringkasannya dapat dilihat pada tabel IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel IX. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan uji utama(n=7)
Kelompok perlakuan
jumlah kumulatif geliat
(X ± SE)
% penghambatan terhadap geliat
(X ± SE)
P*
I 68,71 ± 3,09 - II 30,43 ± 1,73 55,71 ± 2,52 III 34,86 ± 1,82 49,27 ± 2,65 IV 22,29 ± 1,32 67,57 ± 1,92 V 13,86 ± 0,59 79,83 ± 0,87 VI 9,14 ± 0,63 86,69 ± 0,92
0,000
Keterangan : X : rata-rata SE : standard error I : kontrol negatif (CMC Na 0,5 %) II : kontrol positif (parasetamol 91 mg/kgBB) III : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 66 mg/kgBB IV : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 132 mg/kgBB V : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 264 mg/kgBB VI : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 528 mg/kgBB * : hasil uji One-way ANOVA n : replikasi tiap kelompok perlakuan
Data rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit dan persen penghambatan
geliat pada pengujian efek analgetik seluruh kelompok dapat pula disajikan dalam
bentuk diagram batang pada gambar 13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(a)
(b)
Gambar 13. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat (a) dan % penghambatan geliat (b) pada pengujian efek analgetik
Dari tabel dan gambar di atas dapat dilihat bahwa jumlah kumulatif geliat
berbanding terbalik dengan nilai persen penghambatan geliat. Semakin banyak
jumlah kumulatif geliat yang muncul maka nilai persen penghambatannya semakin
kecil. Kelompok kontrol negatif CMC Na 0,5 % menunjukkan jumlah kumulatif
geliat yang paling besar namun tidak mempunyai nilai persen penghambatan geliat
karena kelompok ini tidak memiliki efek analgetik dan digunakan sebagai
pembanding untuk mengetahui nilai persen penghambatan geliat. Kelompok kontrol
positif dan ekstrak batang brotowali menunjukkan adanya efek analgetik yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dilihat dari nilai persen penghambatan geliat dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif.
Persen penghambatan geliat pada setiap kelompok perlakuan kemudian
dianalisis dengan uji statistik One-way ANOVA untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan diantara masing-masing kelompok. Hasil analisis variansi satu arah
menunjukkan nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) yaitu 0,000 yang
menunjukkan terdapatnya perbedaan diantara masing-masing kelompok perlakuan.
Analisis statistik dilanjutkan dengan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95 % dan
untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan tersebut dan perbedaan
tersebut bermakna atau tidak. Hasil analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran
12 dan ringkasannya dapat dilihat pada tabel X.
Tabel X. Hasil analisis uji LSD % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan
kontrol positif
ekstrak batang brotowali 66 mg/kgBB
ekstrak batang brotowali 132 mg/kgBB
ekstrak batang brotowali 264mg/kgBB
ekstrak batang brotowali 528 mg/kgBB
kontrol positif
- bb bb bb bb
ekstrak batang brotowali
66 mg/kgBB
- - bb bb bb
ekstrak batang brotowali
132 mg/kgBB
- - - bb bb
ekstrak batang brotowali
264 mg/kgBB
- - - - bb
Keterangan : bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 )
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif mempunyai
perbedaan yang bermakna dengan semua kelompok dosis ekstrak batang brotowali.
Perbedaan bermakna ini disebabkan oleh nilai persen penghambatan geliat antar tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kelompok perlakuan yang memiliki interval cukup besar. Persen penghambatan
geliat dari ekstrak batang brotowali dosis 66 mg/kgBB sebesar 49,27% jauh lebih
kecil dibandingkan dengan persen penghambatan geliat kontrol positif yang sebesar
55,71%. Persen penghambatan geliat kelompok kontrol positif ini jauh lebih kecil
dibandingkan dengan perlakuan ekstrak batang brotowali dosis 132; 264; dan 528
mg/kgBB yang memiliki persen penghambatan geliat berturut-turut 67,57%; 79,83%;
86,69%. Dengan demikian dari semua kelompok dosis ekstrak batang brotowali tidak
ada yang memiliki daya analgetik yang setara dengan kelompok kontrol positif
parasetamol 91 mg/kgBB.
Perbedaan yang bermakna juga ditunjukkan oleh masing-masing kelompok
dosis ekstrak batang brotowali terhadap dosis lainnya. Hal ini berarti tiap kelompok
dosis ekstrak batang brotowali memiliki daya analgetik yang berbeda antara satu
kelompok dengan yang lainnya. Daya analgetik yang ditunjukkan, meningkat seiring
dengan bertambahnya dosis yang digunakan. Perbedaan yang bermakna antar tiap
kelompok dosis ekstrak batang brotowali menunjukkan bahwa kelompok dosis yang
lebih kecil memiliki persen penghambatan yang jauh lebih kecil dibandingkan
kelompok dosis yang lebih besar. Demikian pula sebaliknya kelompok dosis yang
lebih besar memiliki persen penghambatan yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan kelompok dosis yang lebih kecil. Sebagai contoh, dosis ekstrak 66 mg/kgBB
memiliki nilai persen penghambatan sebesar 49,27 %, dimana nilai tersebut jauh
lebih kecil dibandingkan dengan persen penghambatan yang dimiliki oleh dosis
ekstrak 132 mg/kgBB, yaitu 67,57 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Menurut prosedur evaluasi Anonim (1991) mengenai efek analgetik pada
metode rangsang kimia, dikatakan bahwa adanya efek analgetik dinyatakan oleh nilai
persen penghambatan geliat ≥ 50%. Kelompok perlakuan ekstrak batang brotowali
dosis 132 mg/kgBB, 264 mg/kgBB, dan 528 mg/kgBB dapat dikatakan memiliki
efek analgetik karena memiliki nilai persen penghambatan geliat pada hewan uji ≥
50% jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Kelompok perlakuan
ekstrak batang brotowali dosis 66 mg/kgBB dikatakan tidak memiliki efek analgetik
karena persen penghambatan geliat pada hewan uji < 50% jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif.
Sumber lain (Vogel, 2002) menyatakan bahwa pada metode rangsang kimia,
suatu zat dikatakan mempunyai efek analgetik maksimal jika dapat menghambat
jumlah geliat pada hewan uji > 70%, sedangkan zat yang dapat menghambat jumlah
geliat < 70% dikatakan mempunyai efek analgetik minimal. Jika berdasarkan
prosedur evaluasi ini, maka ekstrak batang brotowali dosis 264 mg/kgBB dan 528
mg/kgBB dinyatakan mempunyai efek analgetik maksimal, sedangkan ekstrak
batang brotowali dosis 132 mg/kgBB dinyatakan memiliki efek analgetik minimal.
Nyeri dapat disebabkan oleh adanya radikal bebas yang jumlahnya
melampaui normal (Tjay dan Rahardja, 2002). Dalam proses peradangan, radikal
bebas terbentuk ketika asam arakhidonat dikonversikan menjadi peroksida baik
melalui jalur siklooksigenase maupun lipooksigenase. Ketika terjadi kerusakan
jaringan organ produksi peroksida meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
radikal bebas, padahal tubuh memproduksi antioksidan endogen yang terbatas.
Apabila jumlah radikal bebas makin banyak, antioksidan endogen tak mampu lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
melumpuhkannya secara efektif sehingga harus ada tambahan antioksidan dari luar
(eksogen) yang berasal dari bahan makanan (Sibuea, 2004).
Ekstrak brotowali terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat
menangkap radikal bebas (Limyati, 2006). Aktivitas antioksidan tersebut
kemungkinan berasal dari senyawa flavonoid yang terkandung di dalam batang
brotowali. Flavonoid berperan sebagai penangkap radikal bebas yang dalam jumlah
berlebihan dapat menyebabkan nyeri.
Berdasarkan hasil perhitungan persen penghambatan terhadap geliat dapat
dihitung potensi relatif ekstrak batang brotowali terhadap kontrol positif yang berupa
parasetamol. Penetapan potensi relatif ekstrak ini untuk melihat seberapa besar
kemampuan analgetik ekstrak jika dibandingkan dengan parasetamol. Dosis ekstrak
yang dibandingkan adalah dosis yang memiliki daya analgetik atau nilai persen
penghambatan geliat ≥ 50%. Data rata-rata potensi relatif ekstrak terhadap
parasetamol seluruh kelompok dapat dilihat pada lampiran 13.
Potensi relatif ekstrak batang brotowali 132; 264; dan 528 mg/kgBB secara
berturut-turut adalah 83,61 %, 49,40%; dan 26,82%. Nilai potensi relatif ekstrak
menurun seiring dengan terjadinya peningkatan dosis ekstrak batang brotowali. Hal
ini terjadi karena penetapan potensi relatif bukan hanya membandingkan nilai persen
penghambatan geliat antara kelompok dosis ekstrak dengan kontrol positif tetapi juga
membandingkan antara dosis kontrol positif dan dosis ekstrak. Dengan demikian
semakin tinggi dosis ekstrak batang brotowali yang digunakan maka nilai potensi
relatifnya akan semakin kecil karena nilai pembandingnya semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Potensi relatif semua dosis ekstrak menunjukkan nilai yang lebih kecil dari
100% sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak batang brotowali memiliki potensi
yang lebih kecil dibandingkan dengan parasetamol dalam memberikan efek
analgetik. Ekstrak batang brotowali dengan dosis 132 mg/kgBB memiliki potensi
relatif terhadap parasetamol yang paling besar yaitu 83,61%. Hal ini menunjukkan
bahwa ekstrak batang brotowali dosis 132 mg/kgBB adalah dosis yang paling poten
dibandingkan dengan kelompok dosis yang lainnya karena dengan dosis yang lebih
kecil sudah dapat memberikan efek analgetik yang hampir sama dengan parasetamol.
Selain dilakukan pengujian pada mencit jantan, ekstrak batang brotowali
juga diuji pada mencit betina (Filirida, 2008). Rata-rata persen penghambatan geliat
ekstrak batang brotowali pada mencit jantan dan mencit betina dapat dilihat pada
tabel XI dan dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar
14.
Tabel XI. Rata-rata persen penghambatan geliat pada kelompok perlakuan mencit jantan dan betina (n=7)
Kelompok perlakuan mencit jantan (X ± SE)
mencit betina (X ± SE)
I 55,71 ± 2,52 57,85± 2,20 II 49,27 ± 2,65 38,81 ± 1,44 III 67,57 ± 1,92 61,19 ± 1,30 IV 79,83 ± 0,87 80,95 ± 0,62 V 86,69 ± 0,92 84,05 ± 0,50
Keterangan: X : rata-rata SE : standard error I : kontrol positif (parasetamol 91 mg/kgBB) II : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 66 mg/kgBB III : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 132 mg/kgBB IV : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 264 mg/kgBB V : ekstrak etanol 70 % batang brotowali 528 mg/kgBB n : replikasi tiap kelompok perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 14. Perbandingan rata-rata % penghambatan geliat ekstrak batang brotowali pada mencit jantan dan mencit betina
Persen penghambatan geliat pada setiap kelompok perlakuan kemudian
dianalisis dengan uji statistik variansi dua arah (GLM-Univariate Factors) untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh kelompok perlakuan dan jenis kelamin terhadap
persen penghambatan geliat. Data hasil analisis statistik dapat dilihat pada lampiran
14.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan
memiliki nilai probabilitasnya sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa kelompok perlakuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai
persen penghambatan geliat. Pengaruh kelompok perlakuan ini disebabkan oleh
adanya perbedaan dosis pada tiap kelompok perlakuan. Probabilitas jenis kelamin
dan interaksi jenis kelamin dengan perlakuan juga menunjukkan nilai yang lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,004 dan 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis
kelamin dan interaksi antara jenis kelamin dengan perlakuan juga memberikan
pengaruh yang signifikan pada nilai persen penghambatan geliat. Pengaruh jenis
kelamin pada nilai persen penghambatan geliat dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan fisiologis tubuh antara jantan dan betina, seperti adanya perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
hormon dan perbedaan ketahanan dan kepekaan mencit terhadap rangsang nyeri.
Prostaglandin di rahim dapat menyebabkan kontraksi dari otot rahim yang dapat
menimbulkan nyeri hebat (Tjay dan Rahardja, 2002). Hal inilah yang menyebabkan
respon geliat pada mencit betina lebih banyak daripada mencit jantan dan nilai
persen penghambatan geliat pada mencit betina lebih kecil dari mencit jantan.
Pada penelitian terdahulu (Handara, 2006) telah dilakukan uji analgetik
infusa batang brotowali akan tetapi pengujian dilakukan pada mencit betina dan
menggunakan pembanding berupa asetosal dosis 91 mg/kgBB. Perbandingan daya
analgetik sediaan infusa dan ekstrak etanol batang brotowali dapat dilihat pada
gambar 15.
(a)
(b) Gambar 15. Rata-rata % penghambatan geliat dari infusa batang brotowali pada mencit
betina (a) dan ekstrak etanol batang brotowali pada mencit jantan (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dosis ekstrak batang brotowali secara berturut-turut 66 mg/kgBB, 132
mg/kgBB, dan 264 mg/kgBB setara dengan dosis infusa 600 mg/kgBB, 1200
mg/kgBB, dan 2400 mg/kgBB. Dosis tersebut dikatakan setara karena dosis ekstrak
tersebut diperoleh dari dosis infusa yang dikalikan dengan nilai rendemen. Dari
gambar di atas dapat dilihat bahwa ekstrak batang brotowali dengan dosis yang
setara dengan dosis infusanya menghasilkan nilai persen penghambatan geliat yang
lebih besar. Infusa batang brotowali dosis 600 dan 1200 mg/kgBB serta ekstrak
batang brotowali dosis 66 mg/kgBB sama-sama belum menunjukkan adanya efek
analgetik ( persentase penghambatan geliat < 50%), sementara dosis ekstrak batang
brotowali 132 mg/kgBB sudah dapat menunjukkan adanya efek analgetik.
Pada dosis infusa 2400 mg/kgBB dan dosis ekstrak yang setara dengannya,
yaitu 264 mg/kgBB sama-sama dapat dilihat adanya efek analgetik. Untuk melihat
perbedaan antara keduanya secara statisitik perlu dilakukan analisis menggunakan
Independent Samples T-test yang dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil analisis
statistik menunjukkan nilai p sebesar 0,000 yang artinya terdapat perbedaan daya
analgetik antara sediaan ekstrak dan infusa batang brotowali. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh adanya perbedaan jenis kelamin subyek uji antara dua kelompok
yang dianalisis. Perbedaan daya analgetik antara sediaan infusa dan ekstrak juga
diduga karena jumlah zat aktif, yaitu flavonoid lebih banyak terlarut pada sediaan
ekstrak etanol 70% dibandingkan dengan sediaan infusa sehingga efek analgetik
sediaan ekstrak batang brotowali lebih besar daripada sediaan infusa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil uji analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali (Tinospora
crispa (L.) Miers ) pada mencit putih jantan Swiss dengan metode rangsang kimia dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol 70% batang brotowali mempunyai efek analgetik pada mencit
jantan.
2. Daya analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali pada dosis 66 mg/kgBB, 132
mg/kgBB, 264 mg/kgBB, dan 528 mg/kgBB secara berturut-turut adalah 49,27%,
67,57%, 79,83%, dan 86,69%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa flavonoid jenis apa
yang bertanggung jawab terhadap daya analgetik dari ekstrak etanol 70% batang
brotowali.
2. Perlu dilakukan uji daya analgetik ekstrak etanol 70% batang brotowali dengan
metode non-narkotik lain.
3. Perlu dilakukan uji toksisitas akut ekstrak etanol 70% batang brotowali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, jilid II, 91-95, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-25, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik, 49, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami Pyitomedika, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 31, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2001, Professional’s Handbook of Drug Therapy for Pain, 21-24,
Springhouse , Pennsylvania. Astuti,D.R.D., 2004, Pengaruh Pemberian Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora
crispa (L) Miers.) peroral terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Plasmodium bergehi pada Mencit in vivo, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Backer, C.A., dan Bakhuizen R.C., 1965, Flora of Java, Vol. I, 157-158, N.V.P.
Noordhoff-Groningen, The Netherlands. Baumann T.J., 2005, Pain Management, dalam Dipiro J.T., Talbert R.L., YeeG.C.,
Matzke G.R., Wells B.G., Posey L.M. (Eds), Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, edisi 6, 1089-1091, Appleton & Lange, United States of America.
Elfrieda, N.S.A.L., 2004, Uji Sitotoksisitas Ekstrak Kloroform Batang Brotowali
Tinospora crispa (L) Miers.) terhadap Sel Myeloma dan Profil KLT-nya, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Evans, W.C., 2002, Trease and Evans Pharmacognosy, edisi 15, 214-252, W.B.
Saunders, London. Filirida, M., 2008, Uji Analgetik Ekstrak Etanol 70% Batang Brotowali
(Tinospora crispa (L.) Miers.) pada Mencit Putih Betina Swiss dengan Metode Rangsang Kimia, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Furst, D.E. dan Munster ,T., Obat-obat Antiinflamasi Nonstreoid, Obat-obat Antireumatik Pemodifikasi Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-obat untuk Pirai, dalam Katzung, B.G., 2001, Basic & Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakulatas Kedokteran Universitas Airlangga, Farmakologi Dasar dan Klinik, buku 2, edisi 8, 292-293, 484-485, Salemba Medika, Jakarta
Gitawati, R., 1995, Radikal Bebas-Sifat dan Peran dalam Menimbulkan
Kerusakan atau Kematian Sel, Cermin Dunia Kedokteran, No. 102, 33-35.
Greene R.J. dan Harris N.D., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist: A
Basic for Clinical Pharmacy Practice, edisi 2, 572-576, Pharmaceutical Press, London.
Guyton, A.C., dan Hall, 1996, Text book of Medical Phsycology, diterjemahkan
oleh Tengadi, I., Santosa, A., edisi 9, Bagian II, 76, Penerbit Buku Kedoteran EGC, Jakarta.
Halim, Y., 1991, Daya Anti Mikroba Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa
(L) Miers) dalam Etanol 96%, terhadap Staphilococcus aureus, Escherichia coli, Candida albicans, dan Trichophyton ajelloi, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Widya Mandala, Surabaya.
Handara, P.D., 2006, Efek Analgetik Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa
(L.) Miers.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Harborne, J.B., 1984, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Padmawinata,
K. dan Soediro, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, terbitan kedua, 84-92, 147-151, Penerbit ITB, Bandung.
Hayati, W., 1997, Uji Repelan Rebusan Batang Brotowali (Tinospora crispa (L)
Miers. Ex Hook f. & Thoms.) terhadap Aedes aegepty, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Iskandar, M., 1990, Uji Fraksi Ekstrak Batang Brotowali (Tinospora crispa (L)
Miers) terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Diare, secara Invitro, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Limyati, D.A. dan Esar, S.Y., 2006, Uji Antioksidan, Antiradikal Bebas dan Penentuan EC50 Ekstrak Metanol Jamu Pahitan dengan DPPH secara Spektrofotometri, Jurnal Obat Bahan Alam, Vol.5, 24-30, Surabaya
Markham, K.R., 1982, Techniques of Flavonoid Identification, diterjemahkan
oleh Padmawinata, K., Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 1-34, Penerbit ITB, Bandung.
Mubayinah, 1999, Efek Repelan Ekstrak Batang Brotowali Tinospora crispa (L)
Miers. Ex Hook f. & Thoms.) terhadap Aedes aegepty secara Topikal, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Mukhtar, H.M., Gusmali, D.M., dan Zambrut, A.A., 2001, Aktivitas Antimalaria
Senyawa Tinoskrisposid secara in vivo, Cermin Dunia Kedokteran, Vol. 131, 27-31.
Mutschler, E.,1986, Arieneimittelwirkungen, edisi 5, diterjemahkan oleh Mathilda
B., Widyanto dan Ranti, A.S., Dinamika Obat, 177-178, ITB, Bandung.
Neal, M.J., 2005, At a Glance- Farmakologi Medis, edisi 5, 70-72, Erlangga,
Jakarta. Pooe, R., 2001, Efek Infus Batang Brotowali Tinospora crispa (L) Miers. Ex
Hook f. & Thoms.) terhadap Nyamuk Aedes aegepty serta Analisis Kualitatif Kandungan Kimianya secara KLT, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rang, H.P., Dale M.M., Ritter J.M., dan Moore P.K., 2003, Pharmacology, edisi
5, 231-233, 562-570, Churchill Livingstone, London. Rahayu, S., 2004, Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanolik Batang Brotowali Tinospora
crispa (L) Miers.) terhadap Sel Hela serta Profil KLT-nya, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Reo, Y.P., 2005, Daya Analgetik Sari Buah Apel Hijau (Pyrus malus,L) pada
Mencit Putih Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogayakarta.
Rivai, Y., 1987, Efek Anti Inflamasi Infus Batang Brotowali (Tinospora crispa
(L) Miers) pada Tikus Putih Jantan, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang.
Robinson, T., 1995, The Organic Constituents of Higher Plants, diterjemahkan
oleh Padmawinata K., Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, 192, ITB, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Setiati, 2003, Radikal Bebas, Antioksidan, dan Proses Menua, Medika, No. 6,
366-369, Jakarta. Sibuea, P., 2004, Kuersetin, Senjata Pemusnah Radikal Bebas,
http://www.kompas.com/kompas.cetak/0402/10/humaniora/840926.htm, diakses tanggal 2 Mei 2008.
Silawati, D., 2001, Aktivitas Ekstrak Petroleum Eter dan Fraksi Metanol Batang
Brotowali Tinospora crispa (L) Miers. Ex Hook f. & Thoms.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans In Vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sitompul, B., 2003, Antioksidan dan Penyakit Aterosklerosis, Medika, No. 6, 373-
377, Jakarta. Soedibyo, M.B.R.A., 1998, Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan,
Cetakan ke-1, 92-94, Balai Pustaka, Jakarta. Suhartinah, 1988, Pengaruh Infus Batang Brotowali (Tinospora tuberculata
Beumee.) terhadap Berat Badan Tikus Putih, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sulistyowati, E., 1997, Daya Penolak Serangga Ekstrak Batang Brotowali
(Tinospora crispa (L) Miers. Ex Hook f. & Thoms.) yang Diberikan secara Peroral Pada Marmut terhadap Nyamuk Aedes aegepty, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. Teruna, H.Y., 1987, Efek Analgesik Batang Brotowali (Tinospora crispa (L)
Miers) pada Mencit Putih Jantan, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi 5, Cetakan ke-1, PT. Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.
Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, Vol I, 160, Academic
Press, New York. Yanti, 2005, Perbandingan Pengaruh Infusa Batang Brotowali (Tinospora crispa
(L) Miers.) dan Tolbutamid terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 1. Surat keterangan determinasi simplisia batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 2. Foto tumbuhan, batang , serbuk batang brotowali, ekstrak etanol 70% batang brotowali dan geliat mencit.
Gambar 16. Tumbuhan Brotowali
Gambar 17. Batang Brotowali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 18. Serbuk batang brotowali
(a) (b)
Gambar 19. Ekstrak etanol 70% batang brotowali, (a) ekstrak cair, (b) ekstrak kental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 20 . Foto geliat mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 3 . Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis pada penetapan dosis efektif asam asetat
Dosis 100 mg/kg BB Dosis 150 mg/kg BB Waktu
(mnt) I II III I II III 5 1 2 2 4 1 1 10 10 8 13 19 16 16 15 10 11 12 12 10 18 20 9 9 9 8 11 7 25 8 7 8 7 9 7 30 6 6 6 3 7 6 35 5 5 3 4 5 2 40 4 4 3 4 6 6 45 3 3 4 4 4 6 50 4 3 3 4 1 4 55 5 4 2 4 3 5 60 3 3 5 3 5 6 Total 68 65 70 76 78 84 X ± SE 67,67 ± 1,45 79,33± 2,40
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
geliat
N 6Mean 73.5000Normal Parametersa Std. Deviation 7.09225Absolute .189Positive .189
Most Extreme Differences
Negative -.138Kolmogorov-Smirnov Z .463Asymp. Sig. (2-tailed) .983
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
T-Test
Group Statistics
dosis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
asam asetat 100mg/kgBB 3 67.6667 2.51661 1.45297geliat
asam asetat 150mg/kgBB 3 79.3333 4.16333 2.40370
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e Std. Error Difference Lower Upper
Equal variances assumed
1.210 .333 -4.154 4 .014
-11.66667
2.80872 -19.46491 -3.86842geliat
Equal variances not assumed
-4.154 3.289 .021
-11.66667
2.80872 -20.17643 -3.15691
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4. Data jumlah geliat hewan uji kontrol negatif (CMC-Na) dan hasil analsis statisitik pada penetapan kontrol negatif
CMC-Na Waktu (mnt) I II III
5 1 2 0 10 8 8 9 15 12 13 14 20 8 9 10 25 8 9 9 30 9 8 6 35 4 5 5 40 3 6 4 45 2 2 3 50 4 1 1 55 1 2 2 60 1 2 1
Total 61 67 64 X ± SE 64±1,73
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
geliat
N 6
Mean 65.8333Normal Parametersa
Std. Deviation 3.18852
Absolute .143
Positive .103
Most Extreme Differences
Negative -.143
Kolmogorov-Smirnov Z .350
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
T-Test
Group Statistics
perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kontrol negatif 3 64.0000 3.00000 1.73205geliat
asam asetat 100 mg/kgBB 3 67.6667 2.51661 1.45297
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Equal variances assumed .032 .866 -1.622 4 .180 -3.66667 2.26078 -9.94359 2.61026gelia
t
Equal variances not assumed
-1.622 3.883 .182 -3.66667 2.26078 -10.01918 2.68584
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 5 . Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif parasetamol dan penetapan dosis efektif ekstrak etanol 70% batang brotowali
1. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif parasetamol Dosis 65 mg/kg BB Dosis 91 mg/kg BB Waktu
(mnt) I II III I II III 5 0 0 0 1 0 0 10 3 9 8 3 3 6 15 5 11 10 3 5 3 20 5 11 9 5 1 3 25 3 7 6 6 2 5 30 4 5 4 3 2 3 35 4 2 3 3 2 4 40 2 2 2 1 3 4 45 4 1 3 2 2 3 50 4 2 1 1 2 1 55 5 1 1 0 2 1 60 5 1 1 1 4 0 Total 46 52 48 29 28 33 X ± SE 48,67±1,76 30±1,53
2. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif ekstrak brotowali Dosis 264 mg/kg BB Dosis528 mg/kg BB Waktu
(mnt) I II III I II III 5 0 0 0 0 0 0 10 4 5 4 0 2 2 15 2 2 2 1 1 0 20 1 1 2 1 0 1 25 0 1 0 1 1 1 30 1 2 2 1 1 1 35 1 1 1 0 0 0 40 2 3 1 1 0 0 45 0 3 0 0 1 1 50 3 0 2 0 0 0 55 1 1 0 1 0 1 60 0 0 0 0 0 1 Total 15 19 14 6 6 8 X ± SE 16±1,53 6,67±0,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
geliat
N 15Mean 33.0667Normal Parametersa Std. Deviation 2.18124E1Absolute .141Positive .141
Most Extreme Differences
Negative -.123Kolmogorov-Smirnov Z .544Asymp. Sig. (2-tailed) .929a. Test distribution is Normal.
Oneway Descriptives
geliat
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
kontrol negatif CMC-Na 0,5% 3 64.0000 3.00000 1.73205 56.5476 71.4524 61.00 67.00
parasetamol 65 mg/kgBB 3 48.6667 3.05505 1.76383 41.0775 56.2558 46.00 52.00
parasetamol 91 mg/kgBB 3 30.0000 2.64575 1.52753 23.4276 36.5724 28.00 33.00
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 3 16.0000 2.64575 1.52753 9.4276 22.5724 14.00 19.00
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 3 6.6667 1.15470 .66667 3.7982 9.5351 6.00 8.00
Total 15 33.0667 21.81240 5.63194 20.9874 45.1460 6.00 67.00
Test of Homogeneity of Variances
geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.597 4 10 .673
ANOVA geliat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6593.600 4 1648.400 244.812 .000 Within Groups 67.333 10 6.733 Total 6660.933 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
geliat LSD
95% Confidence Interval
(I) perlakuan (J) perlakuan Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
parasetamol 65 mg/kgBB 15.33333* 2.11870 .000 10.6126 20.0541
parasetamol 91 mg/kgBB 34.00000* 2.11870 .000 29.2792 38.7208
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 48.00000* 2.11870 .000 43.2792 52.7208
kontrol negatif CMC-Na 0,5%
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 57.33333* 2.11870 .000 52.6126 62.0541
kontrol negatif CMC-Na 0,5% -15.33333* 2.11870 .000 -20.0541 -10.6126
parasetamol 91 mg/kgBB 18.66667* 2.11870 .000 13.9459 23.3874ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 32.66667* 2.11870 .000 27.9459 37.3874
parasetamol 65 mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 42.00000* 2.11870 .000 37.2792 46.7208
kontrol negatif CMC-Na 0,5% -34.00000* 2.11870 .000 -38.7208 -29.2792
parasetamol 65 mg/kgBB -18.66667* 2.11870 .000 -23.3874 -13.9459ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 14.00000* 2.11870 .000 9.2792 18.7208
parasetamol 91 mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 23.33333* 2.11870 .000 18.6126 28.0541
kontrol negatif CMC-Na 0,5% -48.00000* 2.11870 .000 -52.7208 -43.2792
parasetamol 65 mg/kgBB -32.66667* 2.11870 .000 -37.3874 -27.9459parasetamol 91 mg/kgBB -14.00000* 2.11870 .000 -18.7208 -9.2792
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 9.33333* 2.11870 .001 4.6126 14.0541
kontrol negatif CMC-Na 0,5% -57.33333* 2.11870 .000 -62.0541 -52.6126
parasetamol 65 mg/kgBB -42.00000* 2.11870 .000 -46.7208 -37.2792parasetamol 91 mg/kgBB -23.33333* 2.11870 .000 -28.0541 -18.6126
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB -9.33333* 2.11870 .001 -14.0541 -4.6126
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 6. Data % penghambatan dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif parasetamol dan penetapan dosis efektif ekstrak etanol 70% batang brotowali
Kelompok perlakuan
parasetamol 65mg/kgBB
parasetamol 91mg/kgBB
ekstrak brotowali
264 mg/kgBB
ekstrak brotowali
582mg/kgBB 1 28,12 54,69 76,56 90,63 2 18,75 56,25 70,31 90,63 3 25 48,44 78,13 87,50
X ± SE 23,96±2,75 53,13±2,39 75±2,39 89,59±1,04 NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penghambatan
N 12Mean 60.4175Normal Parametersa Std. Deviation 26.03942Absolute .149Positive .143
Most Extreme Differences
Negative -.149Kolmogorov-Smirnov Z .516Asymp. Sig. (2-tailed) .953a. Test distribution is Normal. Oneway
Descriptives penghambatan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
parasetamol 65mg/kgBB 3 23.9567 4.77133 2.75473 12.1040 35.8093 18.75 28.12parasetamol 91 mg/kgBB 3 53.1267 4.13304 2.38621 42.8596 63.3937 48.44 56.25ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 3 75.0000 4.13682 2.38840 64.7236 85.2764 70.31 78.13
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 3 89.5867 1.80711 1.04333 85.0976 94.0758 87.50 90.63
Total 12 60.4175 26.03942 7.51693 43.8728 76.9622 18.75 90.63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Test of Homogeneity of Variances
penghambatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.064 3 8 .417
ANOVA
penghambatan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7338.115 3 2446.038 162.456 .000
Within Groups 120.453 8 15.057
Total 7458.568 11
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons penghambatan LSD
95% Confidence Interval (I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
parasetamol 91 mg/kgBB -29.17000* 3.16824 .000 -36.4760 -21.8640
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB -51.04333* 3.16824 .000 -58.3493 -43.7374
parasetamol 65mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB -65.63000* 3.16824 .000 -72.9360 -58.3240
parasetamol 65mg/kgBB 29.17000* 3.16824 .000 21.8640 36.4760
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB -21.87333* 3.16824 .000 -29.1793 -14.5674
parasetamol 91 mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB -36.46000* 3.16824 .000 -43.7660 -29.1540
parasetamol 65mg/kgBB 51.04333* 3.16824 .000 43.7374 58.3493
parasetamol 91 mg/kgBB 21.87333* 3.16824 .000 14.5674 29.1793
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB -14.58667* 3.16824 .002 -21.8926 -7.2807
parasetamol 65mg/kgBB 65.63000* 3.16824 .000 58.3240 72.9360
parasetamol 91 mg/kgBB 36.46000* 3.16824 .000 29.1540 43.7660
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 14.58667* 3.16824 .002 7.2807 21.8926
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 7. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara parasetamol dengan asam asetat
5 menit 15 menit 30 menit Waktu
(mnt) I II III I II III I II III 5 2 3 1 1 0 2 1 0 0
10 9 2 8 10 5 5 3 3 6 15 10 5 7 3 5 5 3 5 3 20 6 10 3 2 2 3 5 1 3 25 7 5 5 3 2 4 6 2 5 30 5 6 5 0 1 2 3 2 3 35 3 6 2 1 1 1 3 2 4 40 2 4 3 1 1 0 1 3 4 45 2 3 7 0 0 0 2 2 3 50 1 2 2 1 0 2 1 2 1 55 1 2 1 0 0 1 0 2 1 60 1 2 1 0 1 1 1 4 0
Total 49 50 45 22 18 26 29 28 33 X ± SE 48±1,53 22±2,31 30±1,53
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
geliat
N 9Mean 33.33Normal Parametersa Std. Deviation 11.853Absolute .198Positive .198
Most Extreme Differences
Negative -.171Kolmogorov-Smirnov Z .595Asymp. Sig. (2-tailed) .871a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Oneway
Descriptives
geliat
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
selang waktu 5 menit 3 48.00 2.646 1.528 41.43 54.57 45 50
selang waktu 15 menit 3 22.00 4.000 2.309 12.06 31.94 18 26
selang waktu 30 menit 3 30.00 2.646 1.528 23.43 36.57 28 33
Total 9 33.33 11.853 3.951 24.22 42.44 18 50
Test of Homogeneity of Variances
geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.182 2 6 .838
ANOVA
geliat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1064.000 2 532.000 53.200 .000
Within Groups 60.000 6 10.000
Total 1124.000 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons geliat LSD
95% Confidence Interval (I) waktu (J) waktu
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
selang waktu 15 menit 26.000* 2.582 .000 19.68 32.32selang waktu 5 menit
selang waktu 30 menit 18.000* 2.582 .000 11.68 24.32selang waktu 5 menit -26.000* 2.582 .000 -32.32 -19.68selang waktu 15 menit
selang waktu 30 menit -8.000* 2.582 .021 -14.32 -1.68selang waktu 5 menit -18.000* 2.582 .000 -24.32 -11.68selang waktu 30 menit
selang waktu 15 menit 8.000* 2.582 .021 1.68 14.32*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 8. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara parasetamol dengan asam asetat
Selang waktu Kelompok
perlakuan 5 menit 15 menit 30 menit 1 23,44 65,63 54,69 2 21,88 71,88 56,25 3 29,69 59,38 48,44
X ± SE 25,00±2,39 65,63±3,61 53,13±2,39 NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penghambatan
N 9Mean 47.9200Normal Parametersa Std. Deviation 18.52105Absolute .198Positive .171
Most Extreme Differences
Negative -.198Kolmogorov-Smirnov Z .595Asymp. Sig. (2-tailed) .871a. Test distribution is Normal.
Oneway
Descriptives penghambatan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
selang waktu 5 menit 3 25.0033 4.13304 2.38621 14.7363 35.2704 21.88 29.69selang waktu 15 menit 3 65.6300 6.25000 3.60844 50.1041 81.1559 59.38 71.88
selang waktu 30 menit 3 53.1267 4.13304 2.38621 42.8596 63.3937 48.44 56.25
Total 9 47.9200 18.52105 6.17368 33.6835 62.1565 21.88 71.88
Test of Homogeneity of Variances
penghambatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.182 2 6 .838
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ANOVA
penghambatan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2597.781 2 1298.891 53.214 .000
Within Groups 146.453 6 24.409
Total 2744.234 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons penghambatan LSD
95% Confidence Interval
(I) waktu (J) waktu
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
selang waktu 15 menit -40.62667* 4.03393 .000 -50.4973 -30.7560selang waktu 5 menit
selang waktu 30 menit -28.12333* 4.03393 .000 -37.9940 -18.2527selang waktu 5 menit 40.62667* 4.03393 .000 30.7560 50.4973selang waktu 15 menit
selang waktu 30 menit 12.50333* 4.03393 .021 2.6327 22.3740selang waktu 5 menit 28.12333* 4.03393 .000 18.2527 37.9940selang waktu 30 menit
selang waktu 15 menit -12.50333* 4.03393 .021 -22.3740 -2.6327*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 9 . Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara ekstrak brotowali (264 mg/kgBB) dengan asam asetat.
5 menit 15 menit 30 menit Waktu
(mnt) I II III I II III I II III 5 0 1 0 0 0 0 0 0 0
10 2 4 1 4 3 1 4 5 4 15 6 3 3 1 2 1 2 2 2 20 4 2 1 0 0 2 1 1 2 25 3 2 2 0 1 2 0 1 0 30 1 4 2 1 1 1 1 2 2 35 0 2 2 1 2 3 1 1 1 40 1 0 1 1 0 1 2 3 1 45 3 1 2 2 2 1 0 3 0 50 0 2 3 0 1 1 3 0 2 55 1 0 0 0 0 0 1 1 0 60 1 3 0 1 1 1 0 0 0
Total 22 24 17 11 13 14 15 19 14 X ± SE 21±2,08 12,67±0,88 16±1,53
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
geliat
N 9
Mean 16.5556Normal Parametersa
Std. Deviation 4.33333
Absolute .196
Positive .196
Most Extreme Differences
Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z .587
Asymp. Sig. (2-tailed) .881
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Oneway Descriptives
geliat
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
selang waktu 5 menit 3 21.0000 3.60555 2.08167 12.0433 29.9567 17.00 24.00selang waktu 15 menit 3 12.6667 1.52753 .88192 8.8721 16.4612 11.00 14.00
selang waktu 30 menit 3 16.0000 2.64575 1.52753 9.4276 22.5724 14.00 19.00
Total 9 16.5556 4.33333 1.44444 13.2247 19.8865 11.00 24.00
Test of Homogeneity of Variances
geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.437 2 6 .309
ANOVA
geliat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 105.556 2 52.778 7.090 .026
Within Groups 44.667 6 7.444
Total 150.222 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons geliat LSD
95% Confidence Interval (I) waktu (J) waktu
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
selang waktu 15 menit 8.33333* 2.22777 .010 2.8822 13.7845selang waktu 5 menit
selang waktu 30 menit 5.00000 2.22777 .066 -.4512 10.4512selang waktu 5 menit -8.33333* 2.22777 .010 -13.7845 -2.8822selang waktu 15 menit
selang waktu 30 menit -3.33333 2.22777 .185 -8.7845 2.1178selang waktu 5 menit -5.00000 2.22777 .066 -10.4512 .4512selang waktu 30 menit
selang waktu 15 menit 3.33333 2.22777 .185 -2.1178 8.7845*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 10. Data %penghambatan geliat dan hasil analisis variansi satu arah pada penetapan selang waktu pemberian efektif antara ekstrak brotowali (264 mg/kgBB) dengan asam asetat.
Kelompok perlakuan
5 menit 15 menit 30 menit
1 65,63 82,81 76,56 2 62,5 79,69 70,31 3 73,44 78,13 78,13
X ± SE 67,19±3,25 80,21±1,38 75±2,39
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penghambatan
N 8Mean 73.6337Normal Parametersa Std. Deviation 7.05859Absolute .161Positive .122
Most Extreme Differences
Negative -.161Kolmogorov-Smirnov Z .455Asymp. Sig. (2-tailed) .986a. Test distribution is Normal. Oneway
Descriptives
penghambatan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
selang waktu 5 menit 3 67.1900 5.63437 3.25300 53.1935 81.1865 62.50 73.44
selang waktu 15 menit 3 80.2100 2.38294 1.37579 74.2905 86.1295 78.13 82.81
selang waktu 30 menit 3 75.0000 4.13682 2.38840 64.7236 85.2764 70.31 78.13
Total 9 74.1333 6.77067 2.25689 68.9289 79.3377 62.50 82.81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Test of Homogeneity of Variances
penghambatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.439 2 6 .309
ANOVA
penghambatan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 257.661 2 128.830 7.087 .026
Within Groups 109.076 6 18.179
Total 366.736 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
penghambatan LSD
95% Confidence Interval (I) waktu (J) waktu
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
selang waktu 15 menit -13.02000* 3.48131 .010 -21.5385 -4.5015selang waktu 5 menit
selang waktu 30 menit -7.81000 3.48131 .066 -16.3285 .7085
selang waktu 5 menit 13.02000* 3.48131 .010 4.5015 21.5385selang waktu 15 menit
selang waktu 30 menit 5.21000 3.48131 .185 -3.3085 13.7285
selang waktu 5 menit 7.81000 3.48131 .066 -.7085 16.3285selang waktu 30 menit
selang waktu 15 menit -5.21000 3.48131 .185 -13.7285 3.3085
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 11. Data jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat dan hasil analisis statistik pada semua kelompok perlakuan
CMC- Na 0,5 % Parasetamol
91mg/kgBB Brotowali
66 mg/kgBB waktu (menit)
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
5 3 0 6 6 4 6 2 0 1 2 2 1 1 0 3 3 0 2 1 0 2
10 12 7 16 17 20 14 6 2 6 3 6 2 7 2 7 5 3 4 5 5 5
15 4 9 10 11 10 11 15 3 6 4 3 1 8 5 3 3 4 5 3 4 5
20 7 7 10 9 6 11 8 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 5
25 4 5 5 7 8 9 6 3 2 2 3 5 2 2 3 2 2 2 2 2 4
30 7 4 5 3 5 10 4 2 2 3 2 5 0 2 4 2 2 2 2 3 4
35 4 4 5 5 6 7 5 1 3 2 2 4 1 2 2 4 2 2 4 2 3
40 3 7 3 3 6 3 4 2 3 2 5 4 3 2 3 2 3 3 2 4 2
45 5 4 2 3 2 1 4 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 1 3 2 3
50 4 3 3 3 5 1 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 3
55 3 5 2 3 4 1 3 3 1 2 3 2 1 2 4 3 3 3 3 2 3
60 6 3 1 1 4 4 3 2 3 2 2 1 1 3 3 2 4 3 3 3 3
total 62 58 68 71 80 78 64 24 35 30 37 31 30 26 41 35 30 32 33 31 42
X ± SE 68,71 ± 3,09 30,43 ± 1,73 34,86 ± 1,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Brotowali
132 mg/kgBB
Brotowali
264 mg/kgBB
Brotowali
528 mg/kgBB
waktu (menit)
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
5 1 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
10 3 4 2 3 2 3 3 4 2 1 2 3 1 1 1 1 0 2 0 1 1
15 3 3 2 1 2 3 3 2 4 2 3 1 1 2 0 3 1 2 2 2 1
20 1 2 0 1 1 4 4 2 2 2 1 0 2 2 1 1 2 3 1 1 1
25 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 0 0 2 1 2 0 0 2 1 0 1
30 2 1 1 2 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
35 2 2 1 1 1 2 2 0 2 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 0
40 2 3 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
45 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 0 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1
50 1 1 2 2 2 3 2 1 0 0 1 0 1 1 1 0 2 1 0 1 1
255 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0
60 2 2 2 2 3 1 1 0 1 1 3 1 1 1 0 0 1 0 0 2 1
total 21 25 17 19 23 29 24 14 16 13 15 11 14 14 8 12 8 10 7 9 10
X ± SE 22,29 ± 1,32 13,86 ± 0,59 9,14 ± 0,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
perlakuan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
geliat
N 42Mean 29.9286Normal Parametersa Std. Deviation 2.01862E1Absolute .163Positive .163
Most Extreme Differences
Negative -.128Kolmogorov-Smirnov Z 1.055Asymp. Sig. (2-tailed) .216a. Test distribution is Normal.
Oneway Descriptives
geliat
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 68.7143 8.17953 3.09157 61.1495 76.2791 58.00 80.00
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB
7 30.4286 4.57738 1.73009 26.1952 34.6619 24.00 37.00
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 34.8571 4.81070 1.81827 30.4080 39.3063 30.00 42.00
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 22.5714 3.99404 1.50961 18.8776 26.2653 17.00 29.00
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 13.8571 1.57359 .59476 12.4018 15.3125 11.00 16.00
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 9.1429 1.67616 .63353 7.5927 10.6930 7.00 12.00
Total 42 29.9286 20.18620 3.11480 23.6381 36.2190 7.00 80.00
Test of Homogeneity of Variances
geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.355 5 36 .003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
ANOVA
geliat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 15913.357 5 3182.671 144.406 .000
Within Groups 793.429 36 22.040
Total 16706.786 41
Nilai p untuk tes homogenitas variansi adalah 0,003 ( p < 0,05) berarti variansi
data tidak sama jadi Uji Anova tidak memenuhi syarat.
Dilakukan uji Power Estimation untuk mengetahui bentuk transformasi yang
paling kuat
Dari power estimation diperoleh nilai slope = 1,183 dan power = -0,183,
sehingga diperoleh bentuk transformasi data terbaik , yaitu fungsi 1/akar
(1/squareroot)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Oneway
Descriptives tran_geliat
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 .1212 .00717 .00271 .1146 .1278 .11 .13
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB
7 .1826 .01397 .00528 .1697 .1955 .16 .20
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 .1704 .01118 .00423 .1600 .1807 .15 .18
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 .2126 .01907 .00721 .1950 .2303 .19 .24
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 .2698 .01637 .00619 .2547 .2850 .25 .30
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 .3342 .02995 .01132 .3065 .3619 .29 .38
Total 42 .2151 .07239 .01117 .1926 .2377 .11 .38
Test of Homogeneity of Variances
tran_geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.731 5 36 .034
ANOVA
tran_geliat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .203 5 .041 128.472 .000
Within Groups .011 36 .000
Total .215 41
Nilai p untuk tes homogenitas variansi hasil tranformasi data adalah 0,034 ( p
< 0,05) berarti variansi data tidak sama jadi Uji Anova tetap tidak memenuhi
syarat.
Dilakukan analisis statistik menggunakan uji Kruskall-Wallis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
geliat 42 29.9286 20.18620 7.00 80.00
perlakuan 42 3.50 1.729 1 6
Kruskal-Wallis Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 39.00
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB 7 26.21
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 30.29
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 18.50
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 10.86
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 4.14
geliat
Total 42 Test Statisticsa,b
geliat
Chi-Square 38.608 df 5 Asymp. Sig. .000 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: perlakuan
Dengan uji Kruskall-Wallis, diperoleh nilai p = 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ‘paling tidak terdapat perbedaan jumlah geliat antara 2 kelompok.
Untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang mempunyai perbedaan, maka dilakukan analisis post-hoc. Alat untuk melakukan analisis post hoc untuk uji Kruskall-Wallis adalah dengan uji Mann Whitney
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Mann-Whitney Test Kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 11.00 77.00
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.134Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan Kelompok kontrol negatif dengan ekstrak brotowali 66 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.130Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kelompok kontrol negatif dengan ekstrak brotowali 132 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.130Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
Kelompok kontrol negatif dengan ekstrak brotowali 264 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.144Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kelompok kontrol negatif dengan ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.144Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
Kelompok kontrol negatif dengan ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol negatif CMC Na 0,5% 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.137Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kelompok kontrol positif dengan ekstrak brotowali 66 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB 7 5.71 40.00
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 9.29 65.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U 12.000Wilcoxon W 40.000Z -1.608Asymp. Sig. (2-tailed) .108Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .128a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan Kelompok kontrol positif dengan ekstrak brotowali 132 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB 7 10.50 73.50
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 4.50 31.50
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U 3.500Wilcoxon W 31.500Z -2.689Asymp. Sig. (2-tailed) .007Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .004a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kelompok kontrol positif dengan ekstrak brotowali 264 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.148Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan Kelompok kontrol positif dengan ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
kontrol positif parasetamol 91 mg/kgBB 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.141Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kelompok ekstrak brotowali 66 mg/kgBB dengan ekstrak brotowali 132 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.130Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan Kelompok ekstrak brotowali 66 mg/kgBB dengan ekstrak brotowali 264 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.144Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kelompok ekstrak brotowali 66 mg/kgBB dengan ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.137Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan Kelompok ekstrak brotowali 132 mg/kgBB dengan ekstrak brotowali 264 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.144Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kelompok ekstrak brotowali 132 mg/kgBB dengan ekstrak brotowali 528 mg/kgBB Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 11.00 77.00
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 4.00 28.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 28.000Z -3.137Asymp. Sig. (2-tailed) .002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
Kelompok ekstrak brotowali 264 mg/kgBB dengan ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
Ranks
perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 10.86 76.00
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 4.14 29.00
geliat
Total 14
Test Statisticsb
geliat
Mann-Whitney U 1.000Wilcoxon W 29.000Z -3.023Asymp. Sig. (2-tailed) .003Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Hasil Analisis Uji Mann Whitney kontrol
negatif kontrol positif
brotowali 66 mg/kgBB
brotowali 132 mg/kgBB
brotowali 264mg/kgBB
brotowali 528 mg/kgBB
kontrol negatif
- bb bb bb bb bb
kontrol positif
- - tb bb bb bb
brotowali 66 mg/kgBB
- - - bb bb bb
brotowali 132 mg/kgBB
- - - - bb bb
brotowali 264mg/kgBB
- - - - - bb
brotowali 528 mg/kgBB
- - - - - -
Keterangan bb : Berbeda bermakna ( p< 0,05 ) tb : Berbeda tidak bermakna ( p> 0,05 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 12. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis statistik pada semua kelompok perlakuan
% penghambatan terhadap jumlah geliat Kelompok perlakuan
kontrol positif Parasetamol 91
mg/kg BB
ekstrak brotowali
66 mg/kgBB
ekstrak brotowali
132 mg/kgBB
ekstrak brotowali
264 mg/kgBB
ekstrak brotowali
528 mg/kgBB 1 65,07 40,33 69,44 79,63 88,36 2 49,06 49,06 63,62 76,71 82,53 3 56,34 56,34 75,26 81,08 88,36 4 46,15 53,43 72,35 78,17 85,45 5 54,88 51,97 66,53 83,99 89,81 6 56,34 54,88 60,71 79,63 86,90 7 62,16 38,87 65,07 79,63 85,45
X ± SE 55,71 ± 2,52 49,27 ± 2,65 67,57 ± 1,92 79,83 ± 0,87 86,69 ± 0,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penghambatan
N 35Mean 67.8160Normal Parametersa Std. Deviation 15.07103Absolute .126Positive .120
Most Extreme Differences
Negative -.126Kolmogorov-Smirnov Z .747Asymp. Sig. (2-tailed) .632a. Test distribution is Normal.
Karena nilai p > 0,05 maka distribusi data adalah normal Oneway
Descriptives penghambatan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
kontrol positif 7 55.7143 6.66222 2.51808 49.5528 61.8758 46.15 65.07ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 49.2686 7.00215 2.64656 42.7927 55.7445 38.87 56.34
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 67.5686 5.09043 1.92400 62.8607 72.2764 60.71 75.26
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 79.8343 2.29049 .86572 77.7159 81.9526 76.71 83.99
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 86.6943 2.44052 .92243 84.4372 88.9514 82.53 89.81
Total 35 67.8160 15.07103 2.54747 62.6389 72.9931 38.87 89.81
Test of Homogeneity of Variances
penghambatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.837 4 30 .042
Nilai p untuk tes homogenitas variansi adalah 0,042 ( p < 0,05) berarti
variansi data tidak sama jadi Uji Anova tidak memenuhi syarat.
Dilakukan uji Power Estimation untuk mengetahui bentuk transformasi
yang paling kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Dari hasil uji power estimation diperoleh nilai slope = -3,519 dan power =
4,519, sehingga diperoleh bentuk transformasi data terbaik , yaitu fungsi
kuadrat
Hasil analisis statistik data tranfsormasi
Descriptives trn_penghambatan
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
kontrol positif 7 3.1421E3 741.36178 2.80208
E2 2456.4807 3827.7713 2129.82 4234.10
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 7 2.4694E
3 661.58647 2.50056E2 1857.5524 3081.2833 1510.88 3174.20
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 4.5877E
3 693.81902 2.62239E2 3946.0470 5229.3981 3685.70 5664.07
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 6.3780E
3 368.57383 1.39308E2 6037.1361 6718.8840 5884.42 7054.32
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 7.5210E
3 420.70050 1.59010E2 7131.9214 7910.0875 6811.20 8065.84
Total 35 4.8197E3 2011.07299 3.39933
E2 4128.8285 5510.4839 1510.88 8065.84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Nilai p untuk tes homogenitas variansi adalah 0,298 ( p > 0,05) berarti
variansi data sama jadi dapat dilanjutkan dengan Uji Anova. ANOVA
trn_penghambatan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.268E8 4 3.171E7 88.983 .000
Within Groups 1.069E7 30 356306.873
Total 1.375E8 34
Dengan Uji Anova, diperoleh nilai p = 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ‘paling tidak terdapat perbedaan jumlah geliat antara 2 kelompok.
Untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang mempunyai perbedaan, maka dilakukan analisis post-hoc. Alat untuk melakukan analisis post hoc untuk Uji Anova adalah dengan uji LSD.
Multiple Comparisons
trn_penghambatan LSD
95% Confidence Interval (I) perlakuan (J) perlakuan
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 672.70814* 3.19064E
2 .043 21.0921 1324.3242
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB -1445.59654* 3.19064E
2 .000 -2097.2126 -793.9805
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB -3235.88400* 3.19064E
2 .000 -3887.5000 -2584.2680
kontrol positif
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB -4378.87843* 3.19064E
2 .000 -5030.4945 -3727.2624
kontrol positif -672.70814* 3.19064E2 .043 -1324.3242 -21.0921
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB -2118.30469* 3.19064E
2 .000 -2769.9207 -1466.6887
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB -3908.59214* 3.19064E
2 .000 -4560.2082 -3256.9761
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB -5051.58657* 3.19064E
2 .000 -5703.2026 -4399.9705
kontrol positif 1445.59654* 3.19064E2 .000 793.9805 2097.2126
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 2118.30469* 3.19064E
2 .000 1466.6887 2769.9207
Test of Homogeneity of Variances
trn_penghambatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.285 4 30 .298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB -1790.28746* 3.19064E
2 .000 -2441.9035 -1138.6714
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB -2933.28189* 3.19064E
2 .000 -3584.8979 -2281.6659
kontrol positif 3235.88400* 3.19064E2 .000 2584.2680 3887.5000
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 3908.59214* 3.19064E
2 .000 3256.9761 4560.2082
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 1790.28746* 3.19064E
2 .000 1138.6714 2441.9035
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB -1142.99443* 3.19064E
2 .001 -1794.6105 -491.3784
kontrol positif 4378.87843* 3.19064E2 .000 3727.2624 5030.4945
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB 5051.58657* 3.19064E
2 .000 4399.9705 5703.2026
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 2933.28189* 3.19064E
2 .000 2281.6659 3584.8979
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 1142.99443* 3.19064E
2 .001 491.3784 1794.6105
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 13. % Potensi relatif ekstrak terhadap parasetamol
% Potensi relatif ekstrak terhadap parasetamol
Kelompok perlakuan
ekstrak brotowali
132 mg/kgBB
ekstrak brotowali
264 mg/kgBB
ekstrak brotowali
528 mg/kgBB 1 85,93 49,27 27,34 2 78,73 47,46 25,53 3 93,13 50,17 27,36 4 89,53 48,37 26,44 5 82,33 51,97 27,78 6 75,13 49,27 26.88 7 80,52 49,27 26,44
X ± SE 83,61 ± 2,38 49,40 ± 0,54 26,82 ± 0,29
Descriptives potensi
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std.
Deviation Std. Error Lower Bound
Upper Bound Minimum Maximum
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB 7 83.6143 6.29776 2.38033 77.7898 89.4387 75.13 93.13
ekstrak brotowali 264 mg/kgBB 7 49.3971 1.41851 .53614 48.0852 50.7090 47.46 51.97
ekstrak brotowali 528 mg/kgBB 7 26.8243 .75718 .28619 26.1240 27.5246 25.53 27.78
Total 21 53.2786 24.18629 5.27788 42.2691 64.2880 25.53 93.13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 14. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis statistik semua kelompok perlakuan pada mencit jantan
dan betina
1. Mencit jantan
2. Mencit betina
% penghambatan terhadap jumlah geliat Kelompok perlakuan
kontrol positif Parasetamol 91
mg/kg BB
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB ekstrak brotowali
264 mg/kgBB ekstrak brotowali
528 mg/kgBB
1 65,07 40,33 69,44 79,63 88,36 2 49,06 49,06 63,62 76,71 82,53 3 56,34 56,34 75,26 81,08 88,36 4 46,15 53,43 72,35 78,17 85,45 5 54,88 51,97 66,53 83,99 89,81 6 56,34 54,88 60,71 79,63 86,90 7 62,16 38,87 65,07 79,63 85,45
X ± SE 55,71 ± 2,52 49,27 ± 2,65 67,57 ± 1,92 79,83 ± 0,87 86,69 ± 0,92
% penghambatan terhadap jumlah geliat Kelompok perlakuan
kontrol positif Parasetamol 91
mg/kg BB
ekstrak brotowali 66 mg/kgBB
ekstrak brotowali 132 mg/kgBB ekstrak brotowali
264 mg/kgBB ekstrak brotowali
528 mg/kgBB
1 48,33 41,67 61,67 81,67 86,67 2 66,67 40,00 58,33 81,67 85,00 3 60,00 33,33 58,33 80,00 83,33 4 55,00 36,67 60,00 81,67 83,33 5 61,63 43,33 61,67 80,00 83,33 6 58,33 35,00 68,33 83,33 83,33 7 55,00 41,67 60,00 78,33 83,33
X ± SE 57,85± 2,20 38,81 ± 1,44 61,19 ± 1,30 80,95 ± 0,62 84,05 ± 0,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penghambatan
N 70Mean 66.1930Normal Parametersa Std. Deviation 16.09300Absolute .157Positive .071
Most Extreme Differences
Negative -.157Kolmogorov-Smirnov Z 1.316Asymp. Sig. (2-tailed) .062a. Test distribution is Normal.
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Value Label N
1 kontrol positif 14
2 ekstrak etanol
btg brotowali
66 mg/kgBB
14
3 ekstrak etanol
btg brotowali
132 mg/kgBB
14
4 ekstrak etanol
btg brotowali
264 mg/kgBB
14
perlakuan
5 ekstrak etanol
btg brotowali
528 mg/kgBB
14
1 jantan 35kelamin
2 betina 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Descriptive Statistics
Dependent Variable:penghambatan perlakuan kelamin Mean Std. Deviation N
jantan 55.7143 6.66222 7
betina 57.8571 5.83256 7
kontrol positif
Total 56.7857 6.11741 14 jantan 49.2686 7.00215 7 betina 38.8100 3.81514 7
ekstrak etanol btg brotowali 66 mg/kgBB
Total 44.0393 7.66786 14 jantan 67.5686 5.09043 7 betina 61.1900 3.43103 7
ekstrak etanol btg brotowali 132 mg/kgBB
Total 64.3793 5.32417 14 jantan 79.8343 2.29049 7 betina 80.9529 1.62732 7
ekstrak etanol btg brotowali 264 mg/kgBB
Total 80.3936 1.99511 14 jantan 86.6943 2.44052 7 betina 84.0457 1.31395 7
ekstrak etanol btg brotowali 528 mg/kgBB
Total 85.3700 2.33119 14 jantan 67.8160 15.07103 35 betina 64.5711 17.11783 35
Total
Total 66.1936 16.09283 70
Nilai p untuk tes homogenitas variansi adalah 0.004 ( p < 0.05) berarti variansi
data tidak sama jadi Uji General Linear Model Univariate tidak memenuhi
syarat.
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:penghambatan
F df1 df2 Sig.
3.069 9 60 .004
Tests the null hypothesis that the error variance
of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + perlakuan + kelamin +
perlakuan * kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Dilakukan uji Power estimation untuk mengetahui bentuk transformasi yang
paling kuat
Dari hasil uji power estimasi diperoleh nilai slope = -2,231 dan power = 3,231
( perlakuan) dan slope = -0,234 dan slope = 1,234 (jenis kelamin ), sehingga
diperoleh bentuk transformasi data terbaik, yaitu dengan fungsi kuadrat .
Hasil analisis data transformasi
Descriptive Statistics Dependent Variable:penghambatan
perlakuan kelamin Mean Std. Deviation N
jantan 55.7143 6.66222 7
betina 57.8571 5.83256 7
kontrol positif
Total 56.7857 6.11741 14jantan 49.2686 7.00215 7betina 38.8100 3.81514 7
ekstrak etanol btg brotowali 66 mg/kgBB
Total 44.0393 7.66786 14jantan 67.5686 5.09043 7betina 61.1900 3.43103 7
ekstrak etanol btg brotowali 132 mg/kgBB
Total 64.3793 5.32417 14jantan 79.8343 2.29049 7ekstrak etanol btg brotowali 264
mg/kgBB betina 80.9529 1.62732 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Total 80.3936 1.99511 14jantan 86.6943 2.44052 7betina 84.0457 1.31395 7
ekstrak etanol btg brotowali 528 mg/kgBB
Total 85.3700 2.33119 14jantan 67.8160 15.07103 35betina 64.5711 17.11783 35
Total
Total 66.1936 16.09283 70
Test of Homogeneity of Variances
trn_penghambatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.899 9 60 .069
Nilai p untuk tes homogenitas variansi adalah 0.069 ( p > 0.05) berarti variansi
data sama dan dapat dilanjutkan dengan Uji General Linear Model Univariate.
Univariate Analysis of Variance
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:trn_penghambatan
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Partial Eta Squared
Corrected Model 2.797E8a 9 3.107E7 118.329 .000 .947Intercept 1.505E9 1 1.505E9 5.731E3 .000 .990kelamin 2338795.967 1 2338795.967 8.906 .004 .129perlakuan 2.730E8 4 6.826E7 259.934 .000 .945perlakuan * kelamin 4285958.384 4 1071489.596 4.080 .005 .214Error 1.576E7 60 262609.290 Total 1.800E9 70 Corrected Total 2.954E8 69 a. R Squared = ,947 (Adjusted R Squared = ,939)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 15. Data % penghambatan geliat dan hasil analisis statistik kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% dan infusa batang brotowali pada dosis yang setara
1. Infusa Batang Brotowali
kelompok perlakuan
infusa 600 mg/kgBB infusa 1200 mg/kgBB infusa 2400 mg/kgBB
1 37,89 58,59 45,20 2 34,24 47,63 62,25 3 33,02 53,72 58,59 4 41,54 40,32 48,85 5 42,76 48,85 47,63 6 30,58 54,94 56,16 7 48,85 46,41 65,90 8 36,67 40,32 58,59 9 53,72 45,20 46,41
X ± SE 39,92±2,53 48,44±2,11 54,40 ± 2,51
2. Ekstrak Batang Brotowali kelompok perlakuan
ekstrak 66 mg/kgBB ekstrak 132 mg/kgBB ekstrak 264 mg/kgBB
1 40,33 69,44 79,63 2 49,06 63,62 76,71 3 56,34 75,26 81,08 4 53,43 72,35 78,17 5 51,97 66,53 83,99 6 54,88 60,71 79,63 7 38,87 65,07 79,63
X ± SE 49,27 ± 2,65 67,57 ± 1,92 79,83 ± 0,87 Hasil analisis Independent Sample T-test (dilakukan terhadap dosis infusa 2400 mg/kgBB dan ekstrak 264 mg/kgBB)
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Equal variances assumed
16.257 .001 -8.543 14 .000 -25.43651 2.97739 -31.82238 -19.05064penghambatan
Equal variances not assumed
-9.547 9.818 .000 -25.43651 2.66448 -31.38833 -19.48469
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 16. Cara perhitungan % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif , % potensi relatif ekstrak terhadap kontrol positif , dan perhitungan konsentrasi larutan,
Contoh :
1. Perhitungan % penghambatan jumlah geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% batang brotowali dosis 264 mg/kg BB (subyek uji no,1) % penghambatan jumlah geliat = 100 - [ (P/K) x 100 ] Jumlah geliat subyek uji (P) = 14 Rata-rata jumlah geliat kelompok kontrol negatif (K) = 68,71 Cara : % penghambatan jumlah geliat = 100 - [ ( 14 / 68,71 ) x 100 = 79,63 %
2. Perhitungan potensi relatif terhadap parasetamol pada kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% batang brotowali dosis 264 mg/kg BB (subyek uji no,1)
Potensi relatif ekstrak = % efek analgetik ekstrak x dosis parasetamol x100% terhadap parasetamol % efek analgetik parasetamol dosis ekstrak
% analgetik ekstrak = 79,63% % analgetik parasetamol = 55,71% dosis ekstrak = 264 mg/kgBB dosis parasetamol = 91 mg/kgBB Cara :
Potensi relatif ekstrak = 79,63% x 91mg/kgBB x 100% = 49,27 % terhadap parasetamol 55,71% 264 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
BIOGRAFI PENULIS
Penulis yang bernama Rr. Fransiska Dewi Kusumo
Wardhani, lahir di Bandung pada tanggal 11 Juli 1986,
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, lahir
dari pasangan Agustinus Wibowo Slamet dan Laela
Suwaela. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar
di SD Santo Agustinus Bandung pada tahun 1998. Setelah
tamat SD, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Santa Angela Bandung
sampai tahun 2001. Setelah itu, penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Santa Angela Bandung sampai
tahun 2004. Tamat SLTA, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 Farmasi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2004. Selama menjadi
mahasiswa, penulis pernah terlibat dalam beberapa kegiatan kepanitiaan seperti
Panitia Pagelaran Sendratari Ramayana Kolaborasi Jawa-Bali ANOMAN DUTA
tahun 2006, Panitia Perayaan Dies Natalis Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma tahun 2006, serta Panitia Pekan Suci Gereja Kampus USD Unit Paingan
tahun 2006-2008. Selain itu, penulis juga aktif sebagai Asisten Praktikum Botani
Dasar (2007/2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI