Download - PLR Jepara
-
5/24/2018 PLR Jepara
1/28
MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH
RANCANG BANGUN KAWASAN INDUSTRI DI DAERAH
JEPARA
DISUSUN OLEH KELOMPOK III :
DIAN NOORFIKA ARIANI 011000266
DIMAS PUGUH WINARSETO 011000267
JANUR ISNAIDA NAGARI 011000273
MIA LESTARI AYUNINGTYAS 011000275
PROGRAM STUDI TEKNOKIMIA NUKLIR 2010
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
-
5/24/2018 PLR Jepara
2/28
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena berkat anugrahnyapembuatan makalah ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.
Makalah ini kami beri judul RANCANG BANGUN INDUSTRI DI KAWASAN
JEPARA, kami mengambil judul makalah ini dengan didasari dari pengetahuan danbeberapa literature yang ada tentang sumber daya alam, industri yang ada dan kondisi saat inidan merangkumnya menjadi suatu rancangan kawasan industri yang bermanfaat bagi manusiakhususnya pengolahan limbah industrinya.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan sangatjauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan para pembaca dapat memberikankritik dan saran untuk kami demi kesempurnaan ini.
Kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada para pembaca. Kami berharapsemoga makalah ini dapat diterima dan dimanfaatkan bagi pembaca.
Yogyakarta, 21 Maret 2013
Kelompok III
-
5/24/2018 PLR Jepara
3/28
BAB I PENDAHULUAN
Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta, pulau ini
merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah
berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota
Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di
pulau ini. Jawa dahulu merupakan pusat dari beberapa kerajaan Hindu-Buddha,kesultanan
Islam, pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan
Indonesia.Pulau ini berdampak sangat besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi
Indonesia.
Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik, merupakan
pulau ketiga belas terbesar di dunia, dan terbesar kelima di Indonesia. Deretan gunung-
gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini.
Terdapat tiga bahasa utama di pulau ini, namun mayoritas penduduk menggunakanbahasa
Jawa. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta penduduk Indonesia, dan sebagian
besar penuturnya berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah bilingual, yang
berbahasa Indonesiabaik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Sebagian besar penduduk
Jawa adalah Muslim, namun terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis,
serta budaya di pulau ini.
Pulau ini secara administratif terbagi menjadi empat provinsi, yaituJawa Barat,Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Banten; serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI
Yogyakarta.
Awalnya, perekonomian Jawa sangat tergantung pada persawahan. Kerajaan-kerajaan
kuno di Jawa, sepertiTarumanagara,Mataram,danMajapahit,sangat bergantung pada panen
padi dan pajaknya. Jawa terkenal sebagai pengekspor beras sejak zaman dahulu, yang
berkontribusi terhadap pertumbuhan penduduk pulau ini. Perdagangan dengan negara Asia
lainnya seperti India dan Cina sudah terjadi pada awal abad ke-4, terbukti dengan
ditemukannya keramik Cina dari periode tersebut. Jawa juga terlibat dalam perdagangan
rempah-rempah Maluku semenjak era Majapahit hingga era Perusahaan Hindia Timur
Belanda (VOC). Perusahaan dagang tersebut mendirikan pusat administrasinya di Batavia
pada abad ke-17, yang kemudian terus dikembangkan oleh pemerintah Hindia-Belanda sejak
abad ke-18. Selama masa penjajahan, Belanda memperkenalkan budidaya berbagai tanaman
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buddhahttp://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hindia-Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_menurut_luas_wilayahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bilingualhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Muslimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bantenhttp://id.wikipedia.org/wiki/DKI_Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Majapahithttp://id.wikipedia.org/wiki/Rempah-rempahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Malukuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malukuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rempah-rempahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Majapahithttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagarahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DI_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/DKI_Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bantenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Muslimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bilingualhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_menurut_luas_wilayahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia-Belandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Buddhahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau -
5/24/2018 PLR Jepara
4/28
komersial, sepertitebu,kopi,karet,teh,kina,dan lain-lain. Kopi Jawa bahkan mendapatkan
popularitas global di awal ke-19 dan abad ke-20, sehingga namaJavatelah menjadi sinonim
untuk kopi.
Jawa telah menjadi pulau paling berkembang di Indonesia sejak era Hindia-Belanda
hingga saat ini. Jaringan transportasi jalan yang telah ada sejak zaman kuno dipertautkan dan
disempurnakan dengan dibangunnyaJalan Raya Pos Jawa olehDaendels di awal abad ke-19.
Kebutuhan transportasi produk-produk komersial dari perkebunan di pedalaman menuju
pelabuhan di pantai, telah memacu pembangunan jaringan kereta api di Jawa. Saat ini,
industri, bisnis dan perdagangan, juga jasa berkembang di kota-kota besar di Jawa, seperti
Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung, sedangkan kota-kota kesultanan tradisional
seperti Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon menjaga warisan budaya keraton dan menjadi
pusat seni, budaya dan pariwisata. Kawasan industri juga berkembang di kota-kota sepanjang
pantai utara Jawa, terutama di sekitar Cilegon, Tangerang, Bekasi, Karawang, Gresik, dan
Sidoarjo.
Jaringan jalan tol dibangun dan diperluas sejak masa pemerintahan Soeharto hingga
sekarang, yang menghubungkan pusat-pusat kota dengan daerah sekitarnya, di berbagai kota-
kota besar seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Selain jalan tol
tersebut, di pulau ini juga terdapat 16 jalan raya nasional.
Dunia industri di Indonesia telah tumbuh sejak sebelum Belanda menguasai
kepulauan Nusantara, namun masih terbatas pada kerajinan tangan. Sepanjang abad
pertengahan, usaha kerajinan berkembang bargandengan dengan upacara-upacara adat dan
sangat dipengaruhi oleh agama/kepercayaan yang dianut masyarakat setempat. Pemintalan
dan pertenunan berkembang lebih awal daripada kerajinan lainnya, karena kebutuhan
sandang memang paling vital di samping kebutuhan pangan. Sebelum kapas diperkenalkan,
penduduk telah menggunakan berbagai jenis bahan baku sandang, antara lain serat tanaman,
kulit kayu, kulit binatang, dan lain-lain.
Industri modern, atau industri Barat, baru mulai tumbuh di pertengahan abad ke-18,
menyusul terjadinya perang antara Kerajaan Belanda dengan Inggris yang mengakibatkan
industri tekstil di Belanda mengalami kesulitan, produksinya menurun. Karena kebutuhan
pakaian tentara tidak dapat lagi dipasok oleh Belanda sendiri, maka lantas didatangkan dari
Hindia Belanda.
Dalam waktu singkat puluhan pabrik gula dibangun, terutama di Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Tumbuh pula perusahaan dagang yang mewakili perusahaan induknya di Eropa
untuk menjual mesin-mesin peralatan pabrik, bahkan sekaligus membangun pabrik yang
http://id.wikipedia.org/wiki/Tebuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karethttp://id.wikipedia.org/wiki/Tehhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Raya_Poshttp://id.wikipedia.org/wiki/Daendelshttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cilegonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tangeranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bekasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karawanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sidoarjohttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Soehartohttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Soehartohttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sidoarjohttp://id.wikipedia.org/wiki/Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karawanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bekasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tangeranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Cilegonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cirebonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Surakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Semaranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daendelshttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Raya_Poshttp://id.wikipedia.org/wiki/Kinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tehhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karethttp://id.wikipedia.org/wiki/Kopihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tebu -
5/24/2018 PLR Jepara
5/28
bergerak dalam bidang permesinan. Usaha perbengkelan berkembang, terutama untuk
melayani kebutuhan pabrik gula atau pengangkutan tebu dari perkebunan ke pabrik. Bengkel-
bengkel inilah yang menjadi cikal-bakal pabrik mesin dan perbengkelan di pulau Jawa.
Kurun waktu 1900-1914 merupakan periode yang sangat penting karena pada masa
ini mulai dibuka perkebunan-perkebunan besar di pulau Jawa dan Sumatra. Bersamaan
dengan itu, dibangun pabrik pengolahan hasil perkebunan seperti pabrik karet, kelapa sawit,
atau hasil tanaman lainnya.
Terkait dengan pelaksanaan undang-undang keselamatan kerja, sejak 1881 secara
teratur diadakan pendaftaran pabrik yang menggunakan mesin uap untuk mengetahui
perkembangan industri di Hindia Belanda. Namun jumlah yang tercatat sebenarnya belum
menunjukkan jumlah sebenarnya karena masih banyak perusahaan yang masih memakai
kincir air.
Adapun kegiatan industri dibagi atas 9 kelompok, yaitu industri makanan dan
minuman (kopra, minyak kelapa, minyak kacang, tapioka, sagu, penyosohan beras, kopi, teh,
dll.), industri gula; barang logam, mesin dan peralatan (perbengkelan, reparasi mesin,
perakitan mesin, konstruksi bangunan, pengerjaan logam alat pertanian); industri kimia dan
bahan dari minyak bumi (sabun, gambir, minyak astiri, barang dari karet, cat, korek api, lilin,
dll.); kayu dan barang dari kayu (penggergajian, kayu balok, papan, anyaman rotan, tikar,
perabot rumah); tekstil dan kulit (pertenunan, batik, pemintalan, tali, sabut kelapa, kain layar,
penyamakan, pengeringan kulit, barang dari kulit, sepatu, sandal); barang dari bahan galian
bukan logam (kapur, batubata, genteng, marmer, barang dari tanah liat, teraso, dll.); kertas
dan percetakan (kertas merang, karton, percetakan, penjilidan); dan industri lain-lain.
Pulau Jawa dan Bali memiliki pendapatan perkapita tertinggi dibandingkan Pulau-
pulau lainnya. Hal ini dikarenakan, seperti kita ketahui Jakarta adalah pusat kota dan
merupakan ibukota negara. Selain itu juga dikarenakan luas daerah Jawa Barat paling luas
dibandingkan pulau jawa lainnya.
Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia pada tahun 2009, menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) sudah semakin baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Itu menandakan
secara rata-rata masyarakat Indonesia semakin makmur dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya.
Definisi Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri.
Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
-
5/24/2018 PLR Jepara
6/28
Sektor Industri tersebut meliputi :
Industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, industri barang kayu,
rotan, dan bambu adalah sektor-sektor yang mendominasi hampir di setiap provinsi di Pulau
Jawa-Bali.
Sektor-sektor utama yang cukup kuat dan potensial sebagai penggerak sistem
perekonomian di masing-masing provinsi di Pulau Jawa-Bali, antara lain :
(1)Provinsi DKI Jakartasektor utama meliputi industri pengolahan (industri barang dari logam, industri alat angkutan
dan perbaikannya, dan industri lainnya), sektor bangunan, dan sektor angkutan darat.
(2)Provinsi Jawa Baratsektor utama meliputi Industri tekstil dan produk tekstil, Industri Petrokimia, Industri mesin
listrik dan peralatan listrik, Industri makanan minuman, Industri barang dari logam, Industri
alat angkutan dan perbaikannya, Bangunan, Angkutan darat
(3)Provinsi Jawa Tengahsektor utama meliputi sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor angkutan
(angkutan darat)
(4)Provinsi DI Yogyakartasektor utama meliputi sektor pertanian (peternakan dan hasil-hasilnya), sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, dan Industri pengolahan
(5)Provinsi Jawa Timursektor utama meliputi sektor listrik, gas dan air bersih, Indutri pengolahan (industri pulp dan
kertas, industri makanan minuman, industri dasar besi, baja dan logam dasar bukan besi,
industri barang kayu, rotan dan bambu), sektor hotel dan restoran, dan sektor bangunan
(6)Provinsi Bantensektor utama meliputi sektor industri pengolahan (industri tekstil dan produk tekstil, industri
pulp dan kertas, industri mesin listrik dan peralatan listrik, industri makanan minuman) dan
sektor angkutan (angkutan udara dan angkutan darat)
(7)Provinsi Balisektor Pertanian (peternakan), Perdagangan, Industri tekstil dan produk tekstil, Industri
makanan minuman, Industri barang kayu, rotan dan bambu, Hotel dan Restoran, Angkutan
Udara.
Jika dilihat secara agregat (Wilayah Jawa Bali), sektor utama sebagai penggerak
perekonomian Wilayah Jawa-Bali adalah sektor industri mesin listrik dan peralatan
listrik, industri alat angkutan dan perbaikannya dan industri tekstil dan produk tekstil.
-
5/24/2018 PLR Jepara
7/28
Prioritas pengembangan sektor untuk setiap provinsi adalah sebagai berikut:
(a) industri makanan dan minuman di hampir setiap provinsi, kecuali DKI;
(b) industri tekstil dan produk tekstil, kecuali DKI dan Jatim;
(c) industri barang kayu, rotan dan bambu, kecuali DKI dan Jabar;
(d) industri mesin listrik dan peralatan listrik di Jabar dan Banten; dan
(e) industri alat angkutan dan perbaikannya di DKI dan Jabar.
Dalam makalah ini, pengembangan eco-industry di Pulau Jawa akan dipersempit untuk
daerah Jepara secara khususnya.
-
5/24/2018 PLR Jepara
8/28
BAB II PEMBAHASAN
A. JEPARAKabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukotanya adalahJepara.Kabupaten ini berbatasan denganLaut Jawa di barat dan utara,
Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputiKepulauan Karimunjawa,yang berada di Laut
Jawa.
Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu
ketenarannya hingga ke luar negeri. Kerajinan mebel dan ukir ini tersebar merata hampir
di seluruh kecamatan dengan keahlian masing-masing. Namun sentra perdagangannya
terlekat di wilayah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda.
Dikaitkan dengan bentuk pulau Jawa, posisi itu sebenarnya kurang menguntungkan.
Berada di ujung utara Pulau Jawa menjadikan Jepara tak terlewati jalur utama pantura.
Namun posisi geografis ini justru menjadikan masyarakat Jepara kreatif mencari
keunggulan kompetitif atas hasil karya mereka dalam mengembangkan perekonomian.
B. SDAJepara yang memiliki garis pantai sepanjang 72 km, memiliki potensi dalam bidang
perikanan sangat besar. Keberhasilannya nampak pada semakin meningkatnya peran
serta para pelaku pembangunan sektor perikanan yaitu pembudidaya tambak, nelayan,
KUD, swasta dan semakin efektifnya pelaksanaan dan fungsi pemerintah
Dengan garis pantai sepanjang 72 km termasuk keberadaan Karimunjawa, maka luas
wilayah penangkapan laut, baik jalur I, II dan III mencapai 1.500 km2. Sedangkan
budidaya laut dapat dilakukan di atas areal seluas 10.000 Ha dan luas areal budi daya laut
dan penangkapan diperairan umum mencapai 1.472 Ha lebih. Sementara itu Sumber
Daya Manusia yang dimiliki berjumlah 17.202 orang yang terdiri dari nelayan laut 9.948
orang, nelayan perairan umum 3.831 orang, petani tambak dan kolam 2.275, pengolah
394 orang dan yang terlibat dalam bidang pemasaran 703 orang.
Potensi Unggulan Perikanan
1. Tambak udang dan ikan air tawar
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupatenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepara,_Jeparahttp://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudushttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Laut_Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepara,_Jeparahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten -
5/24/2018 PLR Jepara
9/28
Untuk sarana tempat pembenihan (hatchery) udang Windu skala besar maupun
kecil, terdapat 400 unit pembenihan berskala rumah tangga dengan produksi benur
siap tebar 622,4 juta serta 12 unit sora dengan produksi benur siap tebar 456 juta.
2. Kegiatan penangkapan ikan lautPelabuhan Jepara merupakan pelabuhan persinggahan dan pendaratan ikan hasil
tangkapan, yang mempunyai sarana apung ( Kapal motor, Perahu ), alat tangkap, dan
sarana pendaratan dengan kapasitas rata-rata 1.500 unit perahu penangkap ikan
perhari.
3. Budidaya Rumput lautKabupaten Jepara juga menyimpan potensi besar di sektor perikanan terutama
sumberdaya rumput laut baik di Karimunjawa maupun Pesisir Jepara daratan. Rumput
laut merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya yang mempunyai nilai
ekonomis penting dengan peluang pasar yang luas baik lokal maupun orientasi
eksport. Ketersedian teknologi yang sederhana, serta cash flow yang terhitung cepat
dengan margin keuntungan yang besar dan tingkat penyerapan tenaga kerja yang
besar,menjadikan kegiatan usaha rumput laut sebagai kegiatan usaha perikanan yang
mampu menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat pesisir Jepara. Sebagai gambaran
bahwa produksi rumput laut Jepara pada saat puncak musim tanam dapat mencapai
600 ton/bulan atau sekitar 7.200 ton per-tahun dengan jumlah pelaku budidaya
mencapai sekitar 1.200 orang. Dalam 8 bulan terakhir (sampai dengan Agustus 2009)
perputaran dana hasil produksi rumput laut dalam bentuk raw-material di
Karimunjawa mencapai 2,5 milyar, angka yang cukup tinggi dan memberikan
peluang investasi yang besar.
Pertanian
Kabupaten Jepara juga menghasilkan beras dan kecamatan penyumbang terbesar
adalah Kecamatan Welahan. Selain itu, terdapat beberapa komoditas palawija seperti
jagung, ketela rambat, ketela pohon, kacang hijau, kacang kedelai dan lain lain.
Tanaman buahanbuahan dengan produksi terbesar adalah pohon mangga.
-
5/24/2018 PLR Jepara
10/28
Perkebunan
Adapun produksi utama tanaman perkebunan di Kabupaten Jepara dapat dilihat
dalam Tabel berikut ini :
Tabel 1 Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Kabupaten Jepara
Jenis Tanaman Produksi Satuan
1. Cengkih
2. Kopi
3. Kelapa
4. Kapok
5. Kapas
6. Tebu
7. Jambu Mete
8. Lada
9. Coklat
10. Karet
65.980
201.000
43.470.692
3.926.706
94.548
148.574.776
762.900
7.800
9.790
1.935.030
kg
kg
butir
takar
kg
kg
kg
kg
kg
kg
sumber :http://www.jeparakab.go.id
Kehutanan
Terdapat dua komoditas kehutanan di kabupaten jepara yaitu budidaya lebah
madu dan ulat sutera. Selain itu, Jepara terkenal dengan ukirannya maka dari itu, jeparamemiliki produksi bahan baku kayu untuk pembuatan mebel sangat banyak. Tetapi hal
ini tidak diringi dengan jumlah hutan yang baik karena masih terdapat beberapa lahan
kritis di sekitar kawasan hutan yang akan mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah,
tanah longsor dan banjir. Disamping itu perilaku masyarakat juga mendorong
peningkatan lahan kritis.
C. INDUSTRISektor yang paling banyak digeluti adalah industri pengolahan. Ketekunan
masyarakat dalam mengembangkan produk akhir di sektor ini, menjadikan produk
mereka memiliki keunggulan kualitas dibanding daerah lain. Indikasinya adalah tingkat
penerimaan pasar internasional terhadap produk industri pengolahan dari Jepara.
Dimotori industri furniture (mebel dan ukir), berbagai produk industri Jepara saat ini
tercatat telah menembus pasar ekspor di seratus lebih negara di dunia. Di luar industri
kayu, Kabupaten Jepara setidaknya memiliki 10 jenis industri lain yang menjadikan
http://www.jeparakab.go.id/http://www.jeparakab.go.id/ -
5/24/2018 PLR Jepara
11/28
industri pengolahan mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat. Hampir seluruh
industri ini berskala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Tingginya kontribusi sektor pengolahan terhadap pengembangan perekonomian
daerah dapat dilihat dari besarnya kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada akhir tahun 2008
kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB tetap yang terbesar, yakni 27
persen (atas dasar harga berlaku). Berikutnya baru sektor pertanian (21,87 persen), sektor
perdagangan, hotel, dan restoran (20,94 persen), sektor jasa-jasa (10 persen), dan sektor-
sektor lain.
Indikasi lainnya adalah jumlah unit usaha yang sedemikian besar, serta ketersediaan
lapangan kerja yang terlihat dari besarnya serapan tenaga kerja ke sektor tersebut. Tak
dapat dimungkiri, sektor industri pengolahan telah menjadi sandaran utama bagi hajat
hidup warga Jepara yang saat ini berjumlah 1.090.000 jiwa.
Berikut beberapa jenis industri yang berkembang di Jepara, sampai dengan akhir
tahun 2008. Data yang disajikan merupakan angka yang dicatat di akhir tahun tersebut.
1. Furniture dan Ukir KayuIndustri ini merupakan ikon kota Jepara, yang kemudian menghadirkan jatidiri
Jepara Kota Ukir. Salah satu tonggak pencapaian pasar internasional dalam industri
ini adalah ketika RA. Kartini mengenalkan produk perajin binaannya kepada kawan-
kawannya di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Belanda.
Puncak kejayaan industri ini justru terjadi di seputar tahun 1999 saat Indonesia
diguncang oleh krisis menoter. Industri yang tersebar di hampir semua kecamatan di
Jepara, sampai dengan tahun 2008 tercatat telah dipasarkan di 110 negara tujuan
ekspor dengan jumlah eksporter yang mencapai 248 perusahaan. Mereka tak hanya
terdiri dari pengusaha dalam klasifikasi PMDN, namuan juga PMA. Sedangkan
jumlah unit usaha yang eksis berjumlah 3.821 unit. Tak heran jika serapan tenaga
kerja ke industri ini sangat besar, yakni 50.668 orang. Di tahun 2008 volume produksi
yang dihasilkan mencapai 2,667 juta buah/set dengan nilai produksi sebesar Rp. 1,2
triliun,-. Sedangkan nilai investasi tertanam sebesar Rp. 164 miliar.
-
5/24/2018 PLR Jepara
12/28
2. Kerajinan KayuDi luar furniture, industri pengolahan kayu di Jepara juga dikembangkan dalam
produk kerajinan, termasuk souvenir dan patung. Terdapat 157 unit usaha yang
menggeluti jenis industri ini.
Selain di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara yang juga merupakan sentra patung
kayu, jenis industri ini dikembangkan perajin di Desa Kawak dan Lebak (Pakis Aji),
Bendengan (Jepara), dan Karimunjawa. Sebanyak 1.095 pekerja yang menggeluti
industri ini sepanjang tahun 2008 tercatat menghasilkan 418.737 set / buah produk.
Dari produk itu nilai produksi yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 3.349.900.000,-.
Konsumen di luar negeri memberikan kepercayaan pada perajin di Jepara karena
mereka memiliki keunggulan kompetitif yang jauh lebih baik dibanding produsen di
tempat lain. Kehalusan finishing dan detail produk yang jauh lebih baik, telah
memberikan daya tarik yang luar biasa bagi peminat produk di berbagai belahan
dunia.
3. Kerajinan RotanDi Jepara, pengembangan kerajinan rotan tak hanya tersedia dalam produk akhir
yang pure berbahan baku jenis ini. Pada berbagai produk seperti furniture, hiasan
interior, perkakas, dan souvenir, rotan banyak dipadukan dengan beberapa bahan baku
lain. Konsentrasi industri ini berada di Kecamatan Welahan, tepatnya di Desa
Sidigede dan Telukwetan.
Produk akhir yang berkualitas tinggi membuat industri ini juga diterima di pasar
internasional, khususnya Korea Selatan dan Cina. Selain desain produk kreasi perajin,
pembeli juga bisa memesan barang dengan desain yang dibawa sendiri. Perajin sudah
terbiasa dengan pesanan dari buyers yang langsung ke lokasi sentra.
Tak heran jika investasi yang tertanam di industri ini terus meningkat hingga
mencapai Rp. 107,7 juta pada akhir 2008. Sebanyak 352 unit usaha yang ada mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 2.468 orang. Mereka menghasilkan 2 juta buah / set
produk dengan nilai Rp.3,2 miliar.
4. Tenun TrosoSesuai dengan namanya, kerajinan Tenun Ikat Troso digeluti oleh warga Desa
Troso, Kecamatan Pecangaan. Dari kota Jepara, desa industri ini berjarak sekitar 15
km. arah tenggara. Keterampilan membuat tenun ikat sudah dimiliki oleh warga Desa
-
5/24/2018 PLR Jepara
13/28
Troso sejak tahun 1935 yang bermula dari Tenun Gendong warisan turun-
temurun.Tahun 1943 mulai berkembang Tenun Pancal dan kemudian pada tahun 1946
beralih menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), hingga sekarang. Keterampilan
ini terus berkembang. Varian produk-produk baru berhasil dimunculkan para perajin
seiring perkembangan jaman. Setelah serangkaian pameran disertai upaya
peningkatan kualitas sesuai dengan permintaan pasar, industri kerajinan ini semakin
dikenal, bukan saja di dalam negeri tetapi juga pasar internasional. Pengusaha
mengandalkan pintu pasar di Bali, Jogjakarta, dan Jakarta.
Perkembangan tenun ikat Troso ini dapat dilihat dari jumlah unit usahanya yang
mencapai 250 buah yang mampu menyerap lebih dari 2.500 tenaga kerja. Nilai
produk yang dihasilkan sepanjang tahun 2008 mencapai lebih dari Rp. 221 miliar. Di
Jepara, tenun Troso merupakan seragam resmi PNS dan karyawan BUMD setiap hari
Kamis Sabtu. Setelah diberlakukan lima hari kerja, tenun Troso dipakai sebagai
seragam pada hari Kamis dan Jumat.
5. Kerajinan MonelSebagai pemudah identifikasi di tanah suci, jamaah haji asal Indonesia pernah
diwajibkan mengenakan gelang monel dari Jepara. Ini dapat dipahami sebagai bentuk
pengakuan atas kualitas produk tersebut.
Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan merupakan sentra industri ini. Meski
demikian, kerajinan monel juga ditekuni warga desa-desa sekitar, seperti Robayan,
Margoyoso, Krasak, dan Gemulung. Setidaknya terdapat 184 unit usaha kerajinan
monel yang ditekuni oleh 711 pekerja dengan nilai produksi mencapai Rp. 389 juta.
6. Kerajinan GerabahKerajinan gerabah keramik berkembang di Desa Mayong Lor Kecamatan
Mayong. Berbagai produk dengan kualitas yang baik dihasilkan oleh masyarakat
setempat untuk memenuhi permintaan pasar. Jika pada tahun 2005 jumlah unit usaha
di industri ini tercatat 43 unit, maka sampai akhir tahun 2008 terdapat tambahan lima
unit usaha baru menjadi 48. Indsutri ini juga menjadi sandaran hidup bagi 200 tenaga
kerja yang terserap. Intensitas produksi yang cukup tinggi menjadikan nilai produksi
industri ini sanggup menembus angka Rp. 389 miliar sepanjang tahun 2008.
-
5/24/2018 PLR Jepara
14/28
7. Kerajinan GentengPerkembangan lebih besar pada pengolahan industri berbahan dasar tanah terjadi
untuk jenis produk genteng. Produk ini menjadi lapangan kerja bagi 4.100 orang di
Desa Mayong Lor, Mayong Kidul, dan Jatisari, kecamatan Welahan.
Banyaknya tenaga kerja terserap karena jumlah unit usaha industri ini juga besar,
yakni 685 unit yang mampu menghasilkan lebih dari 1,1 juta buah produk senilai Rp.
389 miliar sepanjang tahun 2008.
8. Rokok KretekDi awal perkembangannya, home industri rokok kretek sempat menyerap puluhan
ribu tenaga kerja. Namun seiring ketatnya regulasi cukai, saat ini tinggal 794 tenaga
kerja yang berhasil diserap olah 100 unit usaha yang berada di Desa Robayan,
Kecamatan Kalinyamatan dan sekitarnya. Keunggulan produk ini adalah pada tingkat
harga yang relatif murah sehingga memiliki segmen pasar yang berbeda dengan
bidikan pabrik sekala besar.
9. Industri LainDi luar industri olahan tersebut di atas, Jepara juga memiliki sentra konveksi di
Desa Sendang. Industri ini mampu menyerap 3.491 tenaga kerja karena telah
berkembang di desa-desa lain.
Industri ini berkembang di 506 unit usaha. Industri makanan juga menjadi salah
satu lapangan kerja di Jepara. Industri ini bahkan menyerap 6.440 tenaga kerja yang
bekerja di 1.280 unit usaha. Sentra utama industri ini sejatinya berada di Desa Bugo
Kecamatan Welahan, namun di desa-desa lain di Jepara juga tumbuh dengan baik.
Delama skala yang bervariasi, industri kerajinan lain juga banyak dijumpai di Jepara.
Keragaman produk industri yang ada di Jepara menjadikan sektor industri
pengolahan mampu menopang ekonomi masyarakat. Indikasi ini tak hanya terekam
dari sumbangan sektor industri pengolahan pada PDRB Jepara. Dinas Industri dan
Perdagangan Kabupaten Jepara pada akhir tahun 2008 mencatat data ekspor yang
cukup tinggi, dari keseluruhan produk tersebut.
Dari daerah di ujung utara pulau Jawa, tercatat 259 perusahaan yang memiliki
pasar di luar negeri. Dari jumlah tersebut, mayoritas eksporter adalah perusahaan
furniture yang memang telah lama menjadi motor. Mereka mampu menjamah pasar di
111 negara di berbagai belahan dunia. Dengan volume yang mencapai 42.286.091,96
-
5/24/2018 PLR Jepara
15/28
kg, nilai ekspor yang dihasilkan dari keseluruhan produk industri pengolahan Jepara
pada tahun 2008 mencapai US $ 109,886 juta, atau mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya yang hanya US $ 104 juta.
Kenaikan ini mengindikasikan kebangkitan kembali industri pengolahan Jepara
yang sempat terhimpit persaingan global karena lemahnya daya saing dengan harga
produk sejenis dari negara-negara lain.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, sektor ini tentu saja sangat berpengaruh dalam
memastikan ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Dalam lima tahun terakhir,
pertumbuhan ekonomi di Jepara stabil di atas kisaran empat persen. Pertumbuhan
tersebut adalah 4 % pada tahun 2004, lalu 4,23 % (2005), dan 4,19 % pada tahun
2006.
Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 pertumbuhan tersebut mencapai 4,74 persen
dan 4,49 persen. Angka ini diperolah dari catatan BPS yang dipublikasikan secara
resmi pada bulan Agustus 2009.
Tabel 2 Banyaknya Unit Usaha (unit) dan Tenaga Kerja (orang) Dirinci Menurut Jenis Industri Kecil dan Menengah
-
5/24/2018 PLR Jepara
16/28
Tabel 3 Sentra - sentra Industri UKM di Jepara
Kecamatan Sentra UKM
Nalumsari Gula merah, gula pasir, penggilingan tebu, tahu, rokok, bordir,
konfeksi
Batealit Penggergajian kayu, rotan, mebel,
Bangsri Krupuk, penggergajian kayu, kerai, penggilingan batu, finishing
mebel, mebel,
Keling Krupuk, kapuk, gipsum, gamping, mebel,
Tahunan Penggergajian kayu, rotan, mebel, pigura, relief, mebel, karton,
marmer, mebel, finishing mebel,
Kembang Kapuk, mebel,
Jepara Kecap, getuk lindri, penggergajian kayu, bubut mebel, mebel,
patung, souvenir, ukir patung, ukiran, finishing mebel,
Kalinyamatan Krupuk, makroni, rokok, kapuk, kerudung, konveksi,
penggergajian kayu, paving, penggilingan batu, mebel, monel,
Mlonggo Krupuk, kapuk , penggergajian kayu, penggergajian kayu,
ukiran, finishing mebel, mebel,
Manyong Tahu, krupuk, rokok, celana, genteng, mebel,
Pecangaan Tahu, kacang, rokok, kain jok, tenun ikat, penggergajian kayu,
ukiran, finishing mebel, mebel, monel, kerajinan emas
Welahan Tahu, keripik balado, rokok, celana, kapuk, konfeksi, rotan,
Kedung Penggergajian kayu, mebel, ukiran,
D. Kondisi Saat IniKabupaten Jepara terletak 76 km dari ibukota Provinsi Jawa Tengah, dengan luas
wilayah 100.413,189 Ha. Daerah pantai memanjang dari sebelah barat utara sepanjang
82,73 km Daerah dataran rendah terutama di bagian barat dan selatan merupakan bagian
terbesar. Dataran tinggi berada di utara dan timur Kabupaten Jepara (sekitar gunung
Muria). Dengan kondisi geografis yang bervariasi ini Kabupaten Jepara mempunyai
sumber alam yang cukup melimpah, yang secara ekonomis merupakan aset Pemerintah
Kabupaten Jepara yang berpotensi. Penggunaan lahan di Kabupaten Jepara : tanah sawah
26.408.009 ha dan tanah kering 74.005.185 ha.
Tabel 4. Penggunaan tanah di jepara menurut data statistik
NoPenggunaan Tanah Luas (Ha)
Presentase
(%)
1 Tanah Sawah 26,282.06 26.17
-
5/24/2018 PLR Jepara
17/28
2 Tanah untuk bagunan
dan halaman
sekitarnya
28,326.31 28.21
3 Tegal 18,436.23 18.36
4 Padang Rumput 8 0.01
5 Rawa yang tidak
ditanami21 0.02
6 Tambak 1,171.39 1.17
7 Kolam 10 0.01
8 Tanah yang sementara
tidak diusahakan331 0.33
9 Tanah untuk tanaman
kayukayuan1,535.46 1.53
10 Hutan Negara 17,562.27 17.49
11 Perkebunannegara/swasta
3,954.29 3.94
12 Tanah lainnya 2,775.94 2.76
Jumlah 100,413.19 100
KONDISI IKLIM
Kabupaten Jepara beriklim tropis. Suhu rata-rata antara 21,55 - 32,71 Celcius. Adapun
komoditas ekspor yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Kabupaten Jepara
adalah : mebel/ furniture, barang dari plastik dan produk anyaman.
Tabel 5. Hasil komoditas Jepara
No Jenis KomoditiJumlah
Eksportir
Jumlah
Negara
Tujuan
Volume
Nilai
(USD) (Rp.000,-)
1. Furniture 268 101 34.000.761,46 111.653.351,51 980.234.395,22
2. Kapok 7 11 333.082,07 244.756,46 2.148.781,46
3.
Barang Dari
Plastik 1 12 2.067.574,00 4.439.870,90 38.978.804,56
4.
Kerajinan Batu,
Semen,Marmer,
dll
3 3 59.573,00 52.061,00 457.057,33
5.Keramik /
Terakota5 6 216.640,00 238.726,15 2.095.840,21
6.Barang Dari
Logam1 1 3.543,00 3.803,84 33.394,92
7.Kerajinan Kayu
& Handycraft20 19 1.019.143,62 1.618.779,31 14.211.693,03
8. Kayu Olahan 17 23 3.349.966,10 1.692.528,82 14.859.159,55
-
5/24/2018 PLR Jepara
18/28
9.
Kerajinan Dari
Karet. Sandal &
Alas kaki
1 1 77.932,20 41.577,94 365.023,77
10.Kaca & Produk
dari Kaca6 6 15.923,30 39.095,71 343.231,61
11. ProdukAnyaman
5 5 727.910,20 2.394.635,10 21.023.136,85
12. Karet 2 9 3.053.837,00 14.230.094,53 124.929.775,18
13.Perlengkapan
Furniture22 13 302.930,15 1.294.639,54 11.365.984,00
14.Jenis Komoditas
lainnya4 4 1.633.787,50 98.117,02 861.395,35
276 105 48.862.603,60 138.042.037,78 1.211.907.673,04
Desa Banyuputih merupakan satu dari dua belas desa di Kecamatan Kalinyamatan
Kabupaten Jepara, dengan luas wilayah 2.54 Km dan terbagi menjadi 20 RT dan 5 RW
dan meliputi 2 dukuh. Pola penggunaan lahan Desa Banyuputih didominasi oleh lahan
persawahan dan tegalan/kebun. Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa,
jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, berjumlah 4.903 jiwa tahun 2006
.meningkat menjadi 4.975 jiwa di tahun 2007 dan 5.050 jiwa pada tahun 2008. Desa ini
di penuhi ladang tebu, maka mayoritas warga desa banyuputih bermata pencaharian
sebagai petani tebu.
Secara umum komoditas domba dan kambing terdistribusi di berbagai pulau atau
provinsi di seluruh wilayah Indonesia atau minimum menyebar di 11 provinsi di seluruh
Indonesia. Luasnya penyebaran populasi komoditas domba dan kambing tersebut
membuktikan bahwa berbagai wilayah di tanah air memiliki tingkat kecocokan yang baik
untuk pengembangan, baik kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan
dari sisi sosial-budaya daerah setempat.
Lokasi penyebaran kambing sangat cocok bila dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah,
pada provinsi tersebut populasi kambingnya adalah yang paling tinggi dibandingkan
provinsi-provinsi lain di Indonesia (3.033.952 ekor), dan domba sangat cocok bila
dikembangkan di Provinsi Jawa Barat, karena populasi domba di Provinsi Jawa Barat
adalah yang paling tinggi di Indonesia yaitu sebanyak 4.221.806 ekor atau mencapai 55,9
% populasi domba nasional (Statistik Peternakan, 2006).
-
5/24/2018 PLR Jepara
19/28
Berikut merupakan hasil, lokasi dan pemasaran kambing di Jepara:
Jumlah Tahun 2009 : 70.010 ekor
Tahun 2010 : 69.749 ekor
Tahun 2011 : 64.311 ekor
Lokasi : Kecamatan Donorojo, Keling, Mlonggo, & Bangsri
Pemasaran : Lokal & Ekspor
Sub sektor peternakan terbagi menjadi ternak besar, kecil dan ternak unggas. Ternak
besar terdiri sapi perah/potong, kerbau dan kuda. Ternak kecil terdiri dari ayam, itik dan
burung puyuh.
Jumlah : 50.848 ekor ( Th. 2011 )
Lokasi Kecamatan Donorojo, Keling, Bangsri, &Kembang
Pemasaran : Lokal & Ekspor
Desa Banyuputih merupakan satu dari dua belas desa di Kecamatan Kalinyamatan
Kabupaten Jepara, dengan luas wilayah 2.54 Km dan terbagi menjadi 20 RT dan 5 RW
dan meliputi 2 dukuh. Pola penggunaan lahan Desa Banyuputih didominasi oleh lahan
persawahan dan tegalan/kebun. Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa,
jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, berjumlah 4.903 jiwa tahun 2006
.meningkat menjadi 4.975 jiwa di tahun 2007 dan 5.050 jiwa pada tahun 2008. Desa ini
di penuhi ladang tebu, maka mayoritas warga desa banyuputih bermata pencaharian
sebagai petani tebu.
PLTU di Jepara
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengukir sejarah baru dalam dunia perlistrikan,
yakni saat ini sebagai penghasil listrik terbesar di Jawa Tengah dan nomor tiga terbesar
di Indonesia setelah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dan Kota Cilegon, Banten. Di
kota kelahiran Raden Ajeng Kartini ini terdapat empat unit Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), yakni PLTU Tanjung Jati B Unit 1, PLTU Tanjung Jati B Unit 2, PLTU
Tanjung Jati B Unit 3, dan PLTU Tanjung Jati B Unit 4 yang total berkapasitas 2.643,8
MW. Sementara itu di Probolinggo terdapat 9 unit PLTU Paiton yang total berkapasitas
4.725 MW dan di Cilegon terdapat 8 unit PLTU Suralaya yang total berkapasitas 4.020
MW. Dengan kapasitas 2.643,8 MW maka PLTU Tanjung Jati B menyumbang 9% dari
total pasokan listrik di sistem Jawa-Bali sebesar 29.231 MW.
-
5/24/2018 PLR Jepara
20/28
Gambar 1. PLTU Tanjung Jati B
Nilai total investasi keempat unit PLTU Tanjung Jati B yang berlokasi di Desa
Tubanan, Kecamatan Kembang, itu sebesar Rp 38,3 triliun dengan rincian PLTU
Tanjung Jati B Unit 1 Rp 7,9 triliun, PLTU Tanjung Jati B Unit 2 Rp 7,9 triliun,
PLTU Tanjung Jati B Unit 3 Rp 11,2 triliun, dan PLTU Tanjung Jati B Unit 4 Rp 11,2
triliun. PLTU Tanjung Jati B Unit 1 beroperasi 1 Oktober 2006, PLTU Tanjung Jati B
Unit 2 beroperasi 1 November 2006, PLTU Tanjung Jati B Unit 3 beroperasi 13
Oktober 2011, dan PLTU Tanjung Jati B Unit 4 beroperasi 1 Januari 2012.
Dari kapasitas 2.643,8 MW yang dihasilkan oleh keempat unit PLTU Tanjung
Jati B tersebut daya yangdididistribusikan ke Jepara sebanyak 153 MW, dengan beban
puncak 69 MW sehingga surplus 84 MW. Pasokan daya dari PLTU Tanjung Jati B
berdampak positif pada meningkatnya jumlah pelanggan PLN. Jumlah total pelanggan
PLN di Jepara adalah 210.928 pelanggan. Khusus pelanggan baru tahun 2010 adalah
7.407 pelanggan, jumlah pelanggan baru di tahun 2011 adalah 11.248 pelanggan, dan
jumlah pelanggan baru periode JanuariMei 2012 adalah 4.984 pelanggan.
E. Usulan PemanfaatanSeperti yang diketahui, letak geografis Jepara terkesan terisolir karena terpotong
oleh jalur Pantura. Oleh karena itu pemberdayaan potensi daerah untuk kemandirian
masyarakat sangat diperlukan. Misalnya dengan menciptakan suatu kawasan industri
yang sehat dan mandiri yang memaksimalkan potensi daerah dan sumber daya
manusianya.
-
5/24/2018 PLR Jepara
21/28
Pada kesempatan kali ini, kami akan menyampaikan sebuah rancang bangun untuk
kawasan industri kawasan dekat pantai atau yang memiliki potensi air laut. Untuk lebih
jelasnya, bisa dilihat pada diagram 1.
Diagram 1. Rancang Bangun Kawasan Industri
Rancang bangun ini terdiri dari beberapa industri, yaitu :
1. Pengolahan air lautMasalah lama di daerah pinggir pantai adalah masalah kebutuhan air tawar untuk
keperluan konsumsi dan sanisitas. Sumber air yang secara kuantitas tidak terbatas
adalah air laut, walaupun kualitasnya sangat buruk karena air laut mengandung kadar
garam atau TDS (Total Dissolved Solid) yang sangat tinggi. Untuk itu, air laut perlu
diolah terlebih dahulu. Pemanfaatan teknologi pengolahan air asin harus disesuaikan
dengan kondisi air baku, biaya yang tersedia, kapasitas dan kualitas yang diinginkan
oleh pemakai air. Di antara berbagai macam teknologi tersebut yang banyak dipakai
adalah teknologi destilasi. Teknologi destilasi umumnya banyak dipakai ditempat
yang mempunyai energi terbuang (pada kasus ini dipakai steam dan listrik dari PLTU
dan PLTS), sehingga dapat menghemat biaya operasi dan skala produksinya besar.
Genset
Biogas danPengolahan air
laut / RO
H2O
air
Pembuatan
NaOH
BrinePabrik Gula
Cl2 /
pemutih
Tebu
Air laut
Ternak
kambing/
Tetes
tebu
Biogas
PupukHutan
mebel
Limbah
kayu
Listrik
Untuk
Masyarakat
Masyarakat
Biogas
Untuk
Masyarakat
Steam &
listrik
-
5/24/2018 PLR Jepara
22/28
Destilasi merupakan metode perubahan fase, yaitu air laut yang dipanaskan untuk
menghasilkan uap air. Kemudian dikondensasi untuk menghasilkan air tawar. Limbah
dari proses ini adalahBrineatau air garam dengan konsentrasi pekat.
2. Industri Pembuatan NaOH dengan elektrolisa garamDengan metode ini larutan NaCl atau Brine yang merupakan limbah dari industri
sebelumnya dijadikan bahan baku untuk pembuatan NaOH. Brine yang telah
dimurnikan dari pengotor seperti ion ion Mg2+, Ca2+, Fe3+, danSO42- denganmenambahkan reagen, dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel
elektrolisa, brine dialiri arus listrik searah DC, sehingga akan terjadi peristiwa
penguraian NaCl menjadi Na+dan Cl-. Dengan penambahan air akan terbentuk NaOH
disertai dengan gas H2. Hasil samping lainnya adalah klorin (Cl2).
3. Industri Gula PasirKualitas gula pasir tebu hasil olahan masyarakat dapat ditingkatkan dengan penambahan
klorin sebagai pemutih.
4. PeternakanTetes tebu hasil samping pengolahan tebu menjadi gula pasir dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pakan ternak. Kotoran hewan ternak selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk kandang bagi tanaman tebu atau hutan-hutan kayu di Jepara.
5. BiogasBiogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari
bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana
dan karbon dioksida.
Tabel 6. Komposisi biogas
Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
-
5/24/2018 PLR Jepara
23/28
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan
listrik.Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana,
batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk
organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan,
unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan
oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung,
bawang merah dan padi.
6. Briket BiomassaSelain penghasil gas, bio, kotoran ternak juga dapat menghasilkan briket kotoran ternak.
Penggunaan kotoran ternak sebagai bahan pembuatan briket tidak saja sebagai
merupakan cara pemanfaatan energi yang lebih baik tetapi juga dapat mengurangi
pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak.
Gambar 2. Briket
(Sumber :http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/)
-
5/24/2018 PLR Jepara
24/28
Briket sendiri adalah sumber energi alternatif pengganti Minyak Tanah dan Elpiji dari
bahan-bahan bekas, sampah maupun limbah-limbah pertanian yang tidak terpakai dan
diolah. Pembuatan briket berbeda dengan pembuatan biogas. Dimana pembuatan briket
dilakukan dengan mengubah kotoran ternak dalam bentuk briket dengan menggunakan
alat cetak. Briket yang sudah terbentuk dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah
kering, briket tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas. Alat pemanas diletakkan
diatas kompor atau tungku. Setelah briket berubah jadi arang yang ditandai dengan
habisnya asap yang keluar pada tempat pemanas. Lalu alat pemanas di buka dan briket
yang masih membara disemprot dengan air. Briket yang sudah jadi arang ini dapat
dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak atau kebutuhan rumah tangga.
7. MebelSeperti yang telah telah dipaparkan mebel kayu merupakan komoditi utama dalam
perekonomian masyarakat Jepara. Kayu dari kekayaan alam Jepara diproses lebih lanjut
untuk dijadikan produk furniture yang siap bersaing di pasar dunia. Kepercayaan yang
besar terhadap produk Jepara ini tentu sangat membanggakan dan menguntungkan bagi
pendapatan daerah sendiri. Permasalahannya adalah limbah yang dihasilkan yaitu berupa
serbuk gergaji dan limbah kayu yang lain. Dari banyaknya produsen mebel di Jepara
tentu saja limbah yang dihasilkan juga sangat melimpah.
Limbah kayu ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kerajinan lain (seni), media tanam
untuk tanaman tertentu seperti jamur misalnya, dan atau bahan bakar alternatif.
8. Genset BiogasGenset biogas 800Watt pada sistem bahan bakarnya.Sehingga dibutuhkan Genset khusus
untuk menghasilkan energi listrik dengan menggunakan bahan bakar biogas. Di desa
Nongko jajar menggunakan genset berkapasitas 1200VA, dengan daya yang dihasilkan
800Watt. Sehingga dengan menggunakan 10 sapi dapat menghasilkan daya 800Watt
secara kontinyu.
Tabel 7. Kesetaraan energi biogas untuk volume 1m3
1 m3Biogas
4700-6000 Kkal
0,8 liter bensin
0,48 kg gas LPG
0,52 liter solar
-
5/24/2018 PLR Jepara
25/28
4,7 kWh listrik
Tabel 8. Sumber penghasil kotoran
JenisBanyak Tinja
(Kg/hari)
Kandungan BK
(%)
Biogas
(m3/kg.BK)
Sapi 25 20 0,023 -0,040
Kambing/ Domba 1,13 26 0,040 -0,059
Ayam 0,18 28 0,065 -0,116
Itik 0,34 38 0,065 -0,116
Manusia 0,25-0,4 23 0,020 -0,028
Dimana BK adalah bahan kering
9. PLTSPembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan
energi matahari untuk menghasilkan energi listrik. sistem PLTS terdiri dari energi
matahari, modul surya, baterai charge regulator, baterai, inevrter dan beban. Modul surya
terbuat dari bahan semikonduktor tipe n dan p, energi matahari yang jatuh di permukaan
modul akan menggerakkan elektron-hole sehingga terjadi arus konstan DC. Dari modul
surya arus listrik DC dialirkan melalui batteru charge regulator (BCR) yang berfungsi
mengontrol pengisian baterai. arus listrik DC dari BCR dialirkan ke baterai untuk
disimpan. Kemudian dari baterai arus listrik DC dialirkan ke Inverter untuk menjadi
tegangan AC guna memenuhi beban AC atau langsung disuplai ke beban DC. Gambar 3
memperlihatkan blok diagram umum dari sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Gambar 3 Blok diagram sistem PLTS
-
5/24/2018 PLR Jepara
26/28
(Sumber:http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-
surya-plts.html)
a. Energi matahariEnergi matahari merupakan energi utama untuk mendukung sistem PLTS agar bisa
menghasilkan energi listrik
b. Modul suryaSell surya berfungsi sebagi piranti semi konduktor yang merubah secara langsung
energi matahari menjadi energi listrik searah (Direct Current, DC).
c. Battery Charge RegulatorBCR berfungsi sebagai pengontrol pengisian/charge baterai atau bisa dikatakan
sebagai sistem proteksi bagi baterai yang bertujuan untuk menghindari baterai dari
kerusakan. Prinsip kerja dari BCR adalah apabila baterai telah terisi penuh oleh
muatan listrik, maka BCR akan memutuskan hubungan antara panel surya dengan
baterai sehingga pengisian baterai berhenti. Sebaliknya, apabila muatan listrik yang
ada pada baterai dibawah kondisi yang ditentukan, maka BCR akan menghubungkan
solar panel dengan baterai dan mengisi baterai dengan muatan listrik.
d. BateraiBaterai berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik yang berasal dari modul surya
yang nantinya digunakan untuk mensuplai peralatan listrik sesuai dengan kebutuhan,
atau diubah menjadi listrik AC oleh inverter.
e. InverterInverter berfungsi sebagai pengubah tegangan DC (direct current) ke AC
(Aalternative current). Dalam banyak aplikasi, inverter juga memperbesar tegangan
input.
f. BebanBeban merupakan implementasi dari sistem PLTS dan jenis beban disesuaikan
dengan kebutuhan.
http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.html -
5/24/2018 PLR Jepara
27/28
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanJawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta, pulau ini
merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah
berpenduduk terpadat di dunia. Salah satu kota di Jawa adalah Jepara. Jepara dikenal
sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu ketenarannya hingga ke
luar negeri.
Untuk memberdayakan SDA untuk kemandirian suatu daerah dapat dirancang suatu
kawasan industri yang bersifat tertutup atau meminimalisir limbah yang dihasilkan
dengan cara mengolah limbah yang dihasilkan dalam suatu proses menjadi bahan baku
atau bahan penunjang proses lainnya.
Telah disampaikan rancang bangun kawasan industri untuk daerah Jepara dengan
menimbang SDA dan kondisi daerah Jepara. Diperlukan partisipasi dari segala pihak
untuk menerapkan rancang bangun tersebut. Penulis menyarankan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk rancang bangun ini.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulau -
5/24/2018 PLR Jepara
28/28
DAFTAR PUSTAKA
Nuryadi, Devi.2012.http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-
surya-plts.html.diunduh pada tanggal 14 Maret 2013 pukul 09.58 WIB
Anonimus. 2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas.Diunduh pada tanggal 15 Maret 2013
pukul 15.38 WIB
Nurmanjaya, Ahid.dkk.2012.Makalah Proses Kimia :Proses Desalinasi dengan Metode
MSF. Yogyakarta : STTN-BATAN
Anonimus.2012.http://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdf.
Diunduh pada tanggal 9 Maret 2013 pukul 19.45 WIB
Fitradiansyah, Dhika. .http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-
Presentation.pdf.diunduh pada tanggal 9 Maret 2012 pukul 20.03 WIB
Anonimus.2012.http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/ .diunduh pada tanggal
14 Maret 2013 pukul 17.00 WIB
http://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdfhttp://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://hannayuri.wordpress.com/2011/11/01/briket/http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13491-Presentation.pdfhttp://bpmpptjepara.files.wordpress.com/2012/11/profil-investasi-2012.pdfhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogashttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.htmlhttp://devinuryadi.blogspot.com/2012/01/pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts.html