Download - poartumst
-
5/26/2018 poartumst
1/24
Asuhan KeperawatanPerdarahan Postpartum
Presented byKELOMPOK
-
5/26/2018 poartumst
2/24
Definisi
Perdarahan postpartum adalah
perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih
setelah kala III selesai (setelah plasenta
lahir) .
Klasifikasi klinis perdarahan postpartum,
yaitu :
a. perdarahan postpartum primer
b. perdarahan postpartum sekunder
-
5/26/2018 poartumst
3/24
Etiologi
Menurut Mochtar (1995) etiologi
perdarahan Postpartum , antara lain :
Atonia uter 50-60%
Retensio plasenta 16-17%
Sisa plasenta 23-24%
Laserasi jalan lahir 4-5% Kelainan darah 0,5% - 0,8%
-
5/26/2018 poartumst
4/24
Beberapa faktor yang memengaruhi perdarahan postpartum
primer yaitu :
Umur
Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun ataulebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan
pasca persalinan
Pendidikan
Paritas
Pada paritas yang rendah (paritas 1) dapat menyebabkanketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu
hamil tidak mampu dalam menangani komplikasi yang terjadi
selama kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan semakin
sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan (paritas lebih
dari 3) maka uterus semakin lemah sehingga besar risikokomplikasi kehamilan
Jarak kelahiran
Riwayat persalinan buruk sebelumnya
anemia
-
5/26/2018 poartumst
5/24
Manifestasi klinis
Atonia Uteri
a. Gejala yang selalu ada : Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan
perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum
primer).
b. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan
lain-lain).
Robekan jalan lahir
a. Gejala yang selalu ada : perdarahan segera, darah segar mengalir
segera setelah bayi lahir, kontraksi uteru baik, plasenta baik.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul : pucat, lemah, menggigil.
Retensio plasenta
a. Gejala yang selalu ada : plasenta belum lahir setelah 30 menit,
perdarahan segera, kontraksi uterus baik.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul : tali pusat putus akibat traksi
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
-
5/26/2018 poartumst
6/24
Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
a. Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian
selaput (mengandung pembuluh darah ) tidaklengkap dan perdarahan segera.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul : Uterusberkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang. Inversio uterus
a. Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba,lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat
(jika plasenta belum lahir), perdarahan segera,dan nyeri sedikit atau berat.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syokneurogenik dan pucat
-
5/26/2018 poartumst
7/24
PatofisiologiDalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus
melebar untuk meningkatkan sirkulasi ke sana, atoniuteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi
uterus menurun sehingga pembuluh darah-pembuluh
darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna
sehingga perdarahan terjadi terus menerus. Trauma
jalan lahir seperti epiostomi yang lebar, laserasi
perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan
perdarahan karena terbukanya pembuluh darah,
penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau
hipofibrinogemia karena tidak ada atau kurangnya fibrinuntuk membantu proses pembekuan darah juga
merupakan penyebab dari perdarahan postpartum.
Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada
keadaan shock hemoragik.
-
5/26/2018 poartumst
8/24
Pemeriksaan penunjang
Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan
peningkatan jumlah sel darah putuih (SDP).(Hb saat tidak hamil
:12-16gr/dl, saat hamil: 10-14gr/dl. Ht saat tidak hamil : 37%-
47%, saat hamil : 32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500-
10.000/mm3 saat hamil 5.000-15.000). Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca
partum.
Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih.
Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk
fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen :
masa tromboplastin partial diaktivasi, masa tromboplastin partial
(APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID.
Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan
-
5/26/2018 poartumst
9/24
Penatalaksanaan
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak
berkontraksi dengan kuat, uterus harus diurut :
Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterusbagian bawah untuk menstimulasi kontraksi dan kekuatan
penggumpalan. Waspada terhadap kekuatan pemijatan. Pemijatan
yang kuat dapat meletihkan uterus, mengakibatkan atonia uteri yang
dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan yang
signifikan dapat terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.
Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada
fundus uteri. Bila perdarahan berlanjut pengeluaran plasenta secara
manual harus dilakukan.
Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yangmenyertai selama berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap
darah yang berwarna merah dan uterus yang relaksasi yang
berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang tertahan.
Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus,
mengindikasikan perdarahan akibat adanya laserasi.
-
5/26/2018 poartumst
10/24
Berikan kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu
yang beresiko mengalami hematoma vagina. Jika hematoma
terbentuk, gunakan rendam duduk setelah 12 jam.
Pertahankan pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan
ukuran jarum 18, untuk pemberian produk darah, jika diperlukan.Kirim contoh darah untuk penentuan golongan dan pemeriksaan
silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang persalinan.
Pemberian 20 unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline
normal, terbukti efektif bila diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt
bersama dengan mengurut uterus secara efektif
Bila cara diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan
secara IV, dapat merangsang uterus untuk berkontraksi dan
berelaksasi dengan baik, untuk mengatasi perdarahan dari tempat
implantasi plasenta. Pantau asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya
masukan kateter foley untuk memastikan keakuratan perhitungan
haluaran.
Berikan oksigen malalui masker atau nasal kanula. Dengan laju 7-10
L/menit bila terdapat tanda kegawatan pernafasan
-
5/26/2018 poartumst
11/24
ASUHAK KEPERAWATAN
POST PARTUM
-
5/26/2018 poartumst
12/24
Pengkajian
Identitas : Sering terjadi pada ibu usia dibawah 20tahun dan diatas 35 tahun
Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir, badanlemah, limbung, keluar keringat dingin, kesulitannafas, pusing, pandangan berkunang-kunang.
Riwayat kehamilan dan persalinan : Riwayat hipertensidalam kehamilan, preeklamsi / eklamsia, bayi besar,gamelli, hidroamnion, grandmulti gravida, primimuda,anemia, perdarahan saat hamil. Persalinan dengantindakan, robekan jalan lahir, partus precipitatus,
partus lama/kasep, chorioamnionitis, induksipersalinan, manipulasi kala II dan III.
Riwayat kesehatan : Kelainan darah dan hipertensi
-
5/26/2018 poartumst
13/24
Pengkajian fisik :
Tanda vital :
Tekanan darah : Normal/turun ( kurang dari 90-100
mmHg) Nadi : Normal/meningkat ( 100-120 x/menit)
Pernafasan : Normal/ meningkat ( 28-34x/menit )
Suhu : Normal/ meningkat
Kesadaran : Normal / turun Fundus uteri/abdomen : lembek/keras, subinvolusi
Kulit : Dingin, berkeringat, kering, hangat, pucat,capilary refil memanjang
Pervaginam : Keluar darah, robekan, lochea ( jumlahdan jenis )
Kandung kemih : distensi, produksi urinmenurun/berkurang
-
5/26/2018 poartumst
14/24
Diagnosa
Kekurangan volume cairan berhubungandengan perdarahan pervaginam.
Gangguan perfusi jaringan berhubungandengan perdarahan pervaginam
Cemas/ketakutan berhubungan denganperubahan keadaan atau ancamankematian
Resiko infeksi berhubungan dengan
perdarahan Resiko syok hipovolemik berhubungan
dengan perdarahan.
-
5/26/2018 poartumst
15/24
IntervensiA. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginam
Tujuan : Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume
cairanIntervensi Keperawatan :
1. Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan
badannya tetap terlentang
Rasional : Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous
return dan memungkinkan darah keotak dan organ lain.
2. Monitor tanda vital
Rasional : Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin
hebat
3. Monitor intake dan output setiap 5-10 menitRasional : Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan
fungsi ginjal
4. Evaluasi kandung kencing
Rasional : Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi
uterus
-
5/26/2018 poartumst
16/24
5. Lakukan masage uterus dengan satu tangan serta tangan
lainnya diletakan diatas simpisis.
Rasional : Massage uterus merangsang kontraksi uterus
dan membantu pelepasan placenta, satu tangan diatas
simpisis mencegah terjadinya inversio uteri
6. Batasi pemeriksaan vagina dan rektum
Rasional : Trauma yang terjadi pada daerah vagina serta
rektum meningkatkan terjadinya perdarahan yang lebih
hebat, bila terjadi laserasi pada serviks / perineum atau
terdapat hematom. Bila tekanan darah semakin turun,
denyut nadi makin lemah, kecil dan cepat, pasien merasa
mengantuk, perdarahan semakin hebat, segera kolaborasi.7. Berikan infus atau cairan intravena
Rasional : Cairan intravena dapat meningkatkan volume
intravaskular
-
5/26/2018 poartumst
17/24
8. Berikan uterotonika ( bila perdarahan karena atonia uteri )
Rasional : Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan
mengontrol perdarahan
9. Berikan antibiotik
Rasional : Antibiotik mencegah infeksi yang mungkin terjadi
karena perdarahan
10.Berikan transfusi whole blood ( bila perlu )
Rasional : Whole blood membantu menormalkan volume
cairan tubuh.
-
5/26/2018 poartumst
18/24
B. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam
Tujuan: Tanda vital dan gas darah dalam batas normal
Intervensi Keperawatan :
1. Monitor tanda vital tiap 5-10 menit
Rasional : Perubahan perfusi jaringan menimbulkan
perubahan pada tanda vital
2. Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan
lidah, suhu kulit
Rasional : Dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan
vital, sirkulasi di jaingan perifer berkurang sehingga
menimbulkan cyanosis dan suhu kulit yang dingin
3. Kaji ada / tidak adanya produksi ASI
Rasional : Perfusi yang jelek menghambat produksi
prolaktin dimana diperlukan dalam produksi ASI
-
5/26/2018 poartumst
19/24
4. Tindakan kolaborasi :
a. Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar
gas darah dan PH merupakan tanda hipoksia
jaringan )
b. Berikan terapi oksigen (Oksigen diperlukan untuk
memaksimalkan transportasi sirkulasi jaringan
-
5/26/2018 poartumst
20/24
C. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atauancaman kematian
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnyadan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.
Intervensi Keperawatan :1. Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
Rasional : Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya
2. Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
Rasional :Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada
respon fisiologis3. Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
Rasional : Memberikan dukungan emosi
4. Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
Rasional : Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dantakut yang tidak diketahui
5. Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
Rasional : Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
6. Kaji mekanisme koping yang digunakan klien
Rasional : Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah denganmekanisme koping yang tepat.
-
5/26/2018 poartumst
21/24
D. Resiko infeksi sehubungan dengan perdarahan
Tujuan : Tidak terjadi infeksi ( lokea tidak berbau dan TV dalam
batas normal )
Intervensi Keperwatan :
1. Catat perubahan tanda vital
Rasional : Perubahan tanda vital ( suhu ) merupakan indikasi
terjadinya infeksi
2. Catat adanya tanda lemas, kedinginan, anoreksia, kontraksi uterus
yang lembek, dan nyeri panggulRasional : Tanda-tanda tersebut merupakan indikasi terjadinya
bakterimia, shock yang tidak terdeteksi
3. Monitor involusi uterus dan pengeluaran lochea
Rasional : Infeksi uterus menghambat involusi dan terjadi
pengeluaran lokea yang berkepanjangan4. Perhatikan kemungkinan infeksi di tempat lain, misalnya infeksi
saluran nafas, mastitis dan saluran kencing
Rasional : Infeksi di tempat lain memperburuk keadaan
-
5/26/2018 poartumst
22/24
5. Berikan perawatan perineal,dan pertahankan agar
pembalutjangan sampai terlalu basah
Rasional : Pembalut yang terlalu basah menyebabkan kulit
iritasi dandapat menjadi media untuk pertumbuhan bakteri,peningkatan resiko infeksi.
6. Tindakan kolaborasi
a. Berikan zat besi ( Anemi memperberat keadaan )
b. Beri antibiotika ( Pemberian antibiotika yang tepatdiperlukan untuk keadaan infeksi ).
-
5/26/2018 poartumst
23/24
E. Resiko shock hipovolemik s/d perdarahan.
Tujuan: Tidak terjadi shock(tidak terjadi penurunan kesadaran
dan tanda-tanda dalam batas normal)
Intervensi Keperawatan :
1. Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional : Peningkatan intake cairan dapat meningkatkan
volume intravascular sehingga dapat meningkatkan volume
intravascular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan.
2. Observasitanda-tandavital tiap 4 jamRasional : Perubahan tanda-tanda vital dapat merupakan
indikator terjadinya dehidrasi secara dini.
3. Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi.
Rasional : Dehidrasi merupakan terjadinya shock bila dehidrasi
tidak ditangani secara baik.
4. Observasi intake cairan dan output
Rasional : Intake cairan yang adekuat dapat menyeimbangi
pengeluaran cairan yang berlebihan.
-
5/26/2018 poartumst
24/24
5. Kolaborasi dalam :
a. Pemberian cairan infus / transfusi
Rasional: Cairan intravena dapat meningkatkanvolume intravaskular yang dapat meningkatkan
perfusi jaringan sehingga dapat mencegah
terjadinya shock
b. Pemberian koagulantia dan uterotonika
Rasional: Koagulan membantu dalam proses
pembekuan darah dan uterotonika merangsang
kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan.