POLA KOMUNIKASI ORGANISASI
DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL
POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Maulisa Sudrajat
NIM: 109051000072
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI
DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL
POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Maulisa Sudrajat
NIM: 109051000072
Dibawah Bimbingan
Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP: 19670818 199803 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Januari 2014
Maulisa Sudrajat
i
ABSTRAK
Maulisa Sudrajat (109051000072)
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN
NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU adalah lembaga yang bergerak di
bidang sosial. Di lembaga atau organisasi pastinya akan terjadi aktifitas
berkomunikasi karena dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan untuk mencapai
tujuan yang dimiliki organisasi. Berbicara komunikasi organisasi, maka akan
timbul pola komunikasi organisasi yang membuat komunikasi menjadi efektif dan
efesien.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan tulisan ini adalah menjawab
pertanyaan bagaimana pola komunikasi organisasi di lembaga kemanusiaan
nasional PKPU dalam menyampaikan informasi?
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Waktu penelitian dimulai bulan Juli hingga bulan
November 2013. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Teori yang digunakan adalah pola komunikasi organisasi Joseph A.
Devito. Pola terbagi menjadi lima, yakni pola lingkaran yang tidak memiliki
pemimpin, dan setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain
disisinya. Pola Roda, memiliki pemimpin yang berada di pusat, anggota yang
ingin berkomunikasi dengan anggota lain pesannya harus disampaikan melalui
pemimpin. Pola Y anggotanya dapat mengirim dan menerima pesan dari dua
orang lainnya, dan ketiga anggota lainnya berkomunikasi hanya dengan satu orang
lainnya. Pola rantai, anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi
dengan satu orang saja. Pola bintang, semua anggota bisa berkomunikasi dengan
anggota lainnya.
Pola komunikasi organisasi yang ada di Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU adalah pola bintang dan pola rantai. Pola bintang terlihat ketika para
anggota berkomunikasi secara bebas tanpa perantara kepada anggota lainnya, baik
kepada atasan, bawahan ataupun teman sejawat. Untuk pola rantai digunakan
dalam penyampaian informasi yang sifatnya pengumuman dari satu divisi
sehingga harus melalui divisi SDM untuk menyampaikan keseluruh anggota
lainnya.
Kata kunci : Organisasi, Komunikasi, Pola dan PKPU.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Subhanallah Walhamdulillah, puja-puji serta syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan begitu banyak nikmat, khusunya nikmat iman, yang
dengan nikmat tersebut memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi
tantangan dan hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala usaha dan
doa, penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak bantuan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan baik, semua berkat
arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi yang diberikan kepada penulis.
Dengan segala cinta kasih penulis ucapkan banyak-banyak terimakasih
kepada kedua orang tua penulis, Ayah Agus Sudrajat dan Ibu Ritawati. Kedua
orang tua yang doanya tak pernah putus, kasih sayangnya tak pernah habis dan
selalu sabar dalam mendidik penulis, terima kasih juga kepada adik-adik penulis
yang begitu penulis sayangi Fitri Mutiara, Diah Amalia, Muhammad Hafidz dan
Muhammad Firdaus yang selalu memberikan do’a, juga semangat kepada penulis
setiap harinya. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
Pembantu Dekan I Dr. Suparto, M.Ed, Pembantu Dekan II Drs. Jumroni,
M.Si serta Pembantu Dekan III Drs. Wahidin Saputra, MA.
2. Jumroni, M.Si, Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu
Umi Musyarrofah, MA, sekretaris jurusan Komunikasi dan penyiaran
iii
Islam yang selalu menjadi idola penulis, semoga kelak penulis dapat
mengikuti jejak beliau.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan pengarahan serta dukungan guna meraih masa depan
yang lebih baik. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan
keberkahan untuk beliau dan keluarga.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, khususnya kepada Drs. Masran, MA
selaku dosen penasehat akademik KPI B 2009 yang selalu menyempatkan
waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan pengarahan kepada
penulis dan teman-teman.
5. Pimpinan beserta staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan
berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Bobby Cahyono selaku staff SDM Lembaga kemanusiaan
Nasional PKPU yang telah banyak membantu penulis melengkapi data.
Bapak Sukismo dan Bapak A. Firdaus yang telah bersedia memberikan
informasi mengenai PKPU kepada penulis, serta kepada Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU secara keseluruhan tempat penulis
melakukan penelitian.
7. Kepada sahabat-sahabat penulis, Siska Wulandari sahabat setia yang
begitu sabar. Annisa Mahasidiana teman satu bimbingan tempat penulis
iv
sharing. Siti Mahmudah, S. Kom. I dan Ika Solihah, S. Kom. I sahabat
yang walau jauh namun doanya selalu ada untuk penulis.
8. Untuk yang special Ichsan Galih Prabowo yang selalu ada selama penulis
melakukan penelitian, selalu berusaha ada dalam suka maupun duka dan
keseharian, yang begitu sabar menghadapi sikap dan sifat penulis, semoga
Allah selalu memberikan penjagaan dan keberkahan kepadanya juga
keluarga.
9. Teman-teman kuliah penulis. Khususnya KPI B, KKN SATU dan
angkatan 2009 tanpa terkecuali mudah-mudahan tidak mengurangi rasa
cinta dan sayang penulis terhadap kawan-kawan semuanya yang telah
memberikan nuansa persahabatan dan kekeluargaan. Semoga Allah
mengizinkan kita menjadi orang-orang-orang yang sukses di masa depan.
Amiin Allahumma Amiin ..
Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, semoga Allah
membalas semua kebaikan keluarga, sahabat serta sosok terhebat yang penulis
sayangi. Pada akhirnya, tiada yang sempurna kecuali kesempurnaan Allah SWT.
Tentu banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini, karena itu kritik dan saran
yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak demi penyempurnaan
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
terutama untuk penulis dan untuk pembaca pada umumnya.
Jakarta, 15 Januari 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 4
D. Tinjauan pustaka ................................................................... 5
E. Metodologi penelitian ........................................................... 7
F. Sistematika Penulisan............................................................ 10
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Komunikasi Organisasi ......................................................... 12
1. Pengertian Komunikasi Organisasi ................................. 12
2. Fungsi Komunikasi Organisasi ....................................... 15
3. Pola Komunikasi Organisasi ........................................... 18
4. Iklim Komunikasi Organisasi ......................................... 24
B. Media Komunikasi Organisasi .............................................. 27
1. Pengertian Media Komunikasi Organisasi ...................... 27
2. Macam-Macam Media Komunikasi Organisasi.............. 28
vi
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA KEMANUSIAAN
NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos
Keadilan Peduli Umat ........................................................... 31
B. Visi dan Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos
Keadilan Peduli Umat ........................................................... 34
C. Struktur Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat ........................................................................... 35
D. Fungsi dan Komitmen Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat ........................................................................... 37
E. Program Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat .......................................................................... 39
F. Aktifitas Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat ........................................................................... 48
BAB IV KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA
KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI
UMAT (PKPU)
A. Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU ..................................................................... 51
1. Pola Komunikasi Organisasi Bintang di Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU......................................... 51
2. Pola Komunikasi Organisasi Rantai di Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU......................................... 53
vii
B. Teknik Komunikasi Vertikal dan Horizontal ........................ 54
1. Komunikasi Atasan Kepada Bawahan ............................ 54
2. Komunikasi Bawahan Kepada Atasan ............................ 55
3. Komunikasi Horizontal ................................................... 57
C. Media Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU ..................................................................... 58
D. Iklim Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU ..................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 65
B. Saran ...................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1997, terjadilah krisis ekonomi diberbagai Negara ASEAN
termasuk Indonesia. Dengan adanya krisis ekonomi, pada 10 Desember 1999
terbentuklah suatu lembaga swadaya masyarakat yang bernama Pos Keadilan
Peduli Ummat (PKPU) dengan badan hukum yayasan. PKPU menisbahkan
dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial. Lembaga ini
bertujuan untuk membantu masyarakat luas baik dalam bidang sosial,
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.1
Lembaga ini berawal dari keprihatinan sekelompok mahasiswa yang
melihat krisis ekonomi. Hingga akhirnya mereka membentuk suatu organisasi
sosial dan kemudian organisasi tersebut berkembang dan mampu memberikan
banyak kontribusi bagi masyarakat. Pada akhirnya organisasi ini memutuskan
untuk menjadi lembaga yang memiliki visi menjadi lembaga terpercaya dalam
membangun kemandirian dan misi mendayagunakan program rescue,
rehabilitasi, dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian. Lembaga
ini juga memiliki banyak kegiatan diantaranya pengumpulan dana zakat, infak
dan wakaf.2
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara
pengirim pesan dan penerima pesan. Adapun pengirim pesan itu dapat berupa
seorang individu, kelompok, atau organisasi. Dan penerima pesannya dapat
1 www.pkpu.or.id, Kamis, 28 irburbi 01:83:01BIW ,2013
2 Ibid.
2
berupa seorang anggota organisasi, kelompok orang dalam suatu organisai,
maupun suatu organisasi secara keselurahan.3
Organisasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang,
dan terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi. Organisasi
diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah
yang dilakukan orang-orang antara yang satu dan yang lainnya dan tidak eksis
secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi
tersebut.4
DeVito yang dikutip Burhan Bungin menjelaskan organisasi adalah
sebuah kelompok individu yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan tertentu,
memiliki jumlah anggota bervariasi namun yang jelas jumlah anggota dari
suatu organisasi harus lebih dari dua orang. Organisasi memiliki struktur
formal juga struktur informal, dan organisasi memiliki tujuan umum untuk
meningkatkan pendapatan, namun memiliki tujuan-tujuan spesifik yang bagi
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya. Untuk mencapai tujuannya,
organisasi membuat aturan yang dibuat untuk dipatuhi oleh seluruh
anggotanya.5
Dalam organisasi komunikasi itu sangat penting, karena dengan
adanya komunikasi yang efektif organisasi dapat mencapai suatu tujuan. Di
dalam organisasi para anggota memiliki perbedaan posisi seperti pimpinan dan
karyawan. Sehingga masing-masing orang dalam posisi tersebut memiliki
3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi aksara, 2011), h. 5
4 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h.11 5Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat) (Jakarta: Kencana, 2007), h.274
3
tanggung jawab yang berbeda pula, namun tetap dibutuhkan kerjasama demi
tercapainya tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, komunikasi organisasi
adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam konteks organisasi di
mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling
bergantungan.6
Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) adalah sebuah lembaga
kemanusiaan nasional yang saat ini sudah memiliki nama yang dikenal oleh
masyarakat luas. SK. Menteri Agama RI No 441 tahun 2001 yang
mengukuhkan PKPU sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional adalah suatu hal
yang membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin
besar.7
Dana yang dikumpulkan oleh lembaga ini disalurkan melalui program-
program yang telah disebutkan. Ketika ada bencana alam atau bencana
kemanusiaan disuatu daerah, maka lembaga ini dengan dengan segera
meninjau daerah tersebut dan jika memang ada yang membutuhkan
rehabilitasi maka setelah lembaga ini meninjau dan memungkin dapat
dilakukan rehabilitasi, dengan segera lembaga ini melakukan rehabilitasi. Hal
ini dapat tejadi pastinya karena informasi dilingkungan internal lembaga
begitu mendukung. Berkualitasnya lembaga akan didapatkan ketika antar
anggota yang terlibat didalam nama besar PKPU saling berkomunikasi, pola
komunikasi organisasi apa yang digunakan oleh lembaga ini sehingga
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU mampu mendapat kepercayaan yang
begitu besar dari masyarakat?
6 Burhan Bungin, sosiologi komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat), h.275 7 www.pkpu.or.id, Kamis, 28 irburbi 01:83:01BIW ,2013
4
Hal-hal di atas menumbuhkan minat penulis untuk meneliti bagaimana
pola komunikasi antar anggota pada lembaga kemanusiaan nasional PKPU
sehingga lembaga tersebut saat ini menjadi lembaga yang sudah sangat
dikenal oleh masyarakat, maka judul penelitian ini adalah : " Pola
Komunikasi Organisasi Di Lembaga kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat (PKPU) "
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk lebih mempermudah penelitian, maka penelitian ini difokuskan
hanya pada pola komunikasi organisasi yang ada di Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU pusat, baik komunikasi dalam bentuk
vertikal maupun horizontal.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti merumuskan masalah
yang akan diteliti yaitu ”Wrgrimrnr Polr Komunikrsi Obgrnisrsi di
LimrrgrKimrnusirrnNrsionrlPKPU?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pola komunikasi organisasi yang ada di Lembaga Kemanusiaan Naional
Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).
5
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sebagai
tambahan referensi dalam perkembangan kajian keilmuan, khususnya
dalam bidang ilmu komunikasi.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat secara
akademis, tetapi juga secara praktis yakni penelitian ini diharapkan
dapat berguna bagi para praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam agar lebih megetahui mengenai pola dan
tata cara berkomunikasi yang efektif dan efesien dalam hal komunikasi
organisasi.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelumnya, Setelah peneliti melakukan pengamatan di Perpustakaan
Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti menemukan beberapa laporan penelitian mengenai Komunikasi
Organisasi, diantaranya:
1. “Komunikasi Organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta Dalam Berdakwah”. Skripsi ini ditulis
oleh Farah Nurul Hikam Agustina (105051001966/2009) mahasiswa
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
6
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lulusan pada tahun 2009.
Dalam sripsinya saudari Farah menyimpulkan bahwa pengurus PITI DPW
Jakarta berkomunikasi dengan pengurus lainnya menggunakan pola roda,
dimana pemimpin rapat menerima informasi dari anggota rapat, dan jika
menemukan masalah maka mencari jalan keluarnya harus dengan
persetujuan dan saran dari angota lainnya. Kemudian untuk komunikasi
yang terjalin antara pengurus dan jamaah adalah dengan menggunakan
komunikasi antarpersonal.
2. “Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan Kepemimpinan Di SMU
Muhammadiyah 4 Jakarta”. Skripsi ini ditulis oleh Eska Ariyanti
(104051001861/2008) mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, lulusan pada tahun 2008. Dalam skripsinya saudari Eska
menjelaskan bahwa komunikasi dalam suatu organisasi memiliki peran
yang begitu penting bagi perkembangan kemampuan kepemimpinan para
anggota dan para peserta kegiatannya baik dengan komunikasi internal dan
eksternal yang terjadi dalam organisasi sehari-hari.
3. "Komunikasi Organisasi Baitul Muslimin Indonesia Dalam Pembinaan
Akhlak Kader”. Skbipsi ini ditulis olih Muhrmmrd Rirdul Muslim
(107051002393/2011) mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, lulusan pada tahun 2001. Dalam skripsinya saudara Muhammad
Riadul Muslim menjelaskan bahwa pola komunikasi organisasi di Baitul
7
Muslimin Indonesia begitu terlihat jelas. Pertemuan antara ketua umum
dengan ketua bidang pada tiap-tiap divisi diadakan begitu sering. Dan roda
organisasi di dalam bidang masing-masing berjalan sesuai instruksi dari
hasil rapat.
Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah pada
perbedaan objek yang diteliti dan penggunaan teori, penelitian ini
menggunakan teori pola Joseph A. Devito.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan
pendekatan kualitatif. Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas
yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil
yang digunakan sebagai bahan penelitian. Pendekatan kualitatif ini menitik
beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan melalui
pengamatan, dan wawancara. Dengan jenis penelitiannya bersifat
deskriptif, yakni berusaha memberikan gambaran
Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip
umum yang ada. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna
dan gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dan
masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh kategorisasi.8
8 Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h.
28
8
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah beberapa anggota dari Lembaga
Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU).
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos
Keadilan Peduli Umat (PKPU).
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dan
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9
Peneliti mengamati langsung objek yang diteliti. Dalam penelitian ini,
peneliti mengadakan pengamatan terhadap para anggota lembaga
mengenai pola komunikasi yang digunakannya
b. Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan informan yang akan
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini
Penulis melakukan wawancara langsung dengan pimpinan lembaga
9 M. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) h. 115
9
PKPU, dengan mempersiapkan sejumlah pertanyaan yang terstruktur,
sesuai dengan pihak-pihak yang terkait dengan topik permasalahan.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku,
gambar, arsip-arsip milik PKPU, dan semua tulisan yang berisikan
informasi mengenai Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif dalam penelitian komunikasi berangkat dari
sebuah fenomena. Pada penelitian ini data diperoleh dari berbagai sumber,
dengan memanfaatkan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(triangulasi), dan dilakukan terus menerus hingga tidak ditemukan data
baru.10
Melalui data yang diperoleh, penulis kemudian melakukan analisis
dan diintepretasikan. Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis
data adalah analisis deskriptif, dimana penulis melaporkan data dengan
menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul
sesuai fakta kemudian data tersebut disimpulkan.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai
November, tahun 2013. Untuk tempat penelitian dilaksanakan di Graha
Peduli PKPU, Jalan Condet Raya No. 27 B. RT 001/03. Gedong Pasar
Rebo Jakarta Timur 13760.
10
Andi Prastowo. Memahami Metode-Metode Penelitian (Suatu Tinjauan Teoretis &
Praktis). (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) h.36
10
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis
penulisannya di bagi menjadi lima bab, yang terdiri dari beberapa sub. Adapun
sistematika yang dimaksud sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan membahas latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat Penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka teori.
Kerangka teori terdiri dari komunikasi organisasi, pengertian
komunikasi organisasi, fungsi komunikasi dalam organisasi, pola
komunikasi organisasi, iklim komunikasi organisasi. Media
komunikasi organisasi, pengertian media komunikasi organisasi,
fungsi media komunikasi organisasi, dan macam-macam media
komunikasi organisasi.
Bab III Gambaran Umum Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.
Terdiri dari sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, fungsi dan
tujuan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Program
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, dan aktifitas Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU
Bab IV Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU.
Bab ini berisi tentang pola komunikasi organisai di dalam
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Kemudian teknik
11
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi
sesama karyawan. Media komunikasi yang digunakan Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU, serta Iklim komunikasi Organisasi
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.
Bab V Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan, saran-saran, daftar
pustaka, dan lampiran-lampiran.
12
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terdiri dari dua kata, yakni komunikasi dan
organisasi. Agar lebih mudah memahami keduanya, maka kedua kata
tersebut akan diuraikan dengan penjelasan masing-masing. Kata
komunikasi adalah sebuah terjemahan dari bahasa Inggris Communication,
kata tersebut dikembangkan di Amerika Serikat. Untuk definisi
komunikasi dapat dilihat dari sudut pandang (etimologi) dan dari sudut
istilah (terminologi).1
Menurut bahasa atau etimologi, komunikasi dalam Ensiklopedi
Umum diartikan dengan perhubungan, sedangkan yang terdapat dalam
buku komunikasi berasal dari Bahasa Latin communication yang
diturunkan dari kata communis yang memiliki arti membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Communis memiliki akar kata
yaitu communico yang memiliki arti berbagi/membuat sama. Dalam hal ini
berbagi yang dimaksud adalah pemahaman bersama melalui pertukaran
pesan.2
Pengertian komunikasi secara etimologi tersebut bermaksud
memberikan pengertian bahwa komunikasi yang dilakukan seharusnya
1Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h. 19
2Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Depok: PT Indeks
Kelompok Gramedia, 2005) h. 24
13
dilakukan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama dipahami oleh
komunikator dan komunikan.
Komunikasi secara istilah atau terminologi juga disampaikan oleh
para ilmuan yang memfokuskan diri dalam bidang komunikasi. salah
satunya adalah Everret M. Rogers dikutip Hafied Cangara yang
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.3
Dari beberapa definisi yang ada, dapat dikatakan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian ide kepada satu penerima atau
lebih dilakukan dengan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama
dipahami oleh komunikator dan komunikan dan memiliki tujuan untuk
membangun kebersamaan antara komunikan dan komunikator.
Organisasi menurut Everet Roggers dalam buku Perilaku
Organisasi karangan Miftah Thoha adalah suatu sistem individu yang
stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama
lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.4
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat
meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang
beranggotakan minimal dua orang dan memiliki fungsi untuk mencapai
suatu tujuan.5
3Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.1
4Miftah Toha, Perilaku organisasi, (Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,2002), cet ke-12,
h. 162 5Vheithzal Rivai, kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 188
14
Arni Muhammad mengutip pernyataan Shcein yang berpendapat
bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan tanggung
jawab. Organisasi memiliki karakteristik tertentu, yaitu mempunyai struktur,
tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lainnya.6
Dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah yang
didalamnya terdapat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang memiliki struktur dan tanggung jawab, dan tujuan
tersebut akan dicapai dengan saling berhubungannya satu bagian dengan
bagian lainnya.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan didalam kelompok formal ataupun informal organisasi. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang sifatnya berorientasi pada organisasi, dan
komunikasi informal adalah komunikasi yang orientasinya tidak pada
organisasi namun lebih ke para anggotanya secara individual.7
Selain itu ada pula definisi menurut Arni Muhammad, komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi
yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,
hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward
atau komunikasi ke bawah (atasan kepada bawahan), komunikasi upward atau
komunikasi ke atas (komunikasi bawahan kepada atasan).8
6Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 23-24
7Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 6 8 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 65-66
15
Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah penyampaian informasi
atau pesan baik dari atasan ke bawahan maupun dari bawahan kepada atasan.
Bentuk komunikasinya dapat berupa komunikasi formal maupun informal, dan
komunikasi ini hanya sebatas komunikasi internal, yakni komunikasi yang
terjadi hanya dalam lingkup organisasi.
2. Fungsi Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi memiliki peran yang begitu besar,
bayangkan jika dalam suatu organisasi para anggota tidak saling
berkomunikasi, pastinya tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan pernah
tercapai atau mungkin organisasi tersebut tidak akan berdiri lama.
Dalam bukunya Sosiologi Komunikasi, Burhan Bungin mengutip
peernyataan Sandjaja yang mengantakan bahwa “Dalam suatu organisasi, baik
yang berorientasi untuk menarik keuntungan maupun yang tidak menarik
keuntungan, memiliki empat fungsi organisasi, diantaranya adalah:
a. Fungsi Informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan infromasi. Dimana
seluruh anggota dalam organisasi berharap dapat memperoleh informasi
yang banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi melaksanakan pekerjaan secara
lebih pasti
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi
16
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan
d. Fungsi Integratif
Setiap organisai berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Ada dua komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi dan laporan kemajuan
organisasi, juga saluran komunikasi informal. Pelaksanaan aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam
diri karyawan terhadap organisasi.9
Stephen P. Robbins memiliki pendapat juga mengenai fungsi
komunikasi dalam organisasi. Keempat fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi Kendali. Komunikasi berfungsi mengendalikan tingkah laku
anggota organisasi dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas
hirarki dan pedoman resmi dimana anggota-anggotanya diwajibkan
mematuhinya.
b. Motivasi. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan
penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan,
9Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007),
h. 274
17
seberapa baik mereka mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kinerja jika sedang dibawah standar.
c. pernyataan emosi. Bagi karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber
utama bagi interaksi social. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok
merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat
mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka.
Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi
perasaan dan pemenuhan kebutuhan social.
d. informasi. Fungsi yang terakhir adalah fungsi informasi, komunikasi
berfungsi memberikan informasi bagi perseorangan atau kelompok untuk
membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi pilihan.10
Dari keempat fungsi menurut Stephen, tidak ada satupun dari keempat
fungsi tersebut yang tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk
melaksanakannya secara efektif, kelompok perlu menjaga beberapa bentuk
pengendalian terhadap anggota-anggotanya, mendorong mereka untuk
melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan
membuat pilihan. Memang jika kita perhatikan, setiap interaksi komunikasi
yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari
keempat fungsi yang ada.
Dalam organisasi, antar manusia berkomunikasi dengan manusia
lainnya atau disebut juga dengan komunikasi antarpribadi. Adapun fungsi
10
Stephen P. Robbins, Prinsip- Prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.
146
18
komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insani
(Human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan
pengalaman dengan orang lain.11
3. Pola Komunikasi Organisasi
Pola komunikasi terdiri dari kata pola dan komunikasi. Pola dikatakan
sebagai model, yaitu cara untuk menunjukkan sebuah obyek yang
mengandung kompleksitas proses didalamnya dan hubungan antara unsur-
unsur pendukungnya.12
Sedangkan kata komunikasi menurut Everret M.
Rogers yang dikutip Hafied Cangara adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.13
Pola komunikasi adalah bentuk komunikasi yang digunakan. Dalam
suatu oraganisasi para anggota pasti saling bertukar pesan dengan anggota
lainnya. Pertukaran pesan tersebut terjadi dengan melalui suatu jalan yang
dinamakan pola aliran informasi atau jaringan komunikasi. 14
Dalam organisasi ada beberapa pola yang biasa digunakan untuk
berkomunikasi, diantaranya adalah pola komunikasi organisasi menurut
Joseph A. devito dalam buku karangan Abdullah Masmuh, yakni :
11
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h.60 12
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004), h.9 13
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 1 14
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 56
19
a. Pola Lingkaran
Pola lingkaran adalah pola yang tidak memiliki pemimpin. Para anggota
memiliki posisi yang sama. Mereka memiliki kekuatan dan wewenang
yang sama. Tidak ada yang paling kuat diantara mereka semua. Dan setiap
anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.
b. Pola Roda
Pola ini memiliki pemimpin yang jelas, yakni orang yang berada di pusat.
Orang ini adalah satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan
dari semua anggota. Karenanya jika ada anggota yang ingin
berkomunikasi dengan anggota lain pesannya harus disampaikan melalui
pemimpinnya.
20
c. Pola Y
Pola yang satu ini relative kurang tersentralisasi dibanding dengan pola
roda, akan tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya.
Pada pola Y terdapat pemimpin yang jelas, dan anggota ini dapat
mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota
lainnya memiliki komunikasi yang terbatas, hanya dengan satu orang
lainnya.
d. Pola Rantai
Pola rantai sama dengan pola lingkaran, namun dalam pola ini anggota
yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja.
Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah
lebih berperan sebagai pemimpin daripada orang-orang yang berada di
posisi lain.
21
e. Pola Bintang (Semua Saluran)
Pola bintang hampir sama dengan pola lingkaran. Dalam pola ini semua
anggota adalah sama dan memiliki kekuatan yang sama pula dalam hal
mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur pola bintang,
setiap anggota bisa berkomunikasi dengan anggota lainnya. Dan pola ini
memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.15
Pola-pola yang telah disebutkan merupakan pola aliran informasi yang
biasa digunakan dalam organisasi dan digunakan hanya untuk berkomunikasi
secara internal, atau hanya dalam lingkup organisasi saja.
Dalam organisasi jika pesan atau informasi yang disampaikan,
ditransfer, dikirim dan diterima melalui pola hirarki kewenangan organisasi
yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi disebut rantai komando,
dengan demikian terjadilah komunikasi formal. Menurut Miftahul Thoha
komunikasi organisasi formal merupakan proses komunikasi yang mengikuti
15
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58
22
jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur
organisasi.16
Komunikasi formal berarti komunikasi yang timbul karena adanya
organisasi. Jadi komunikasi tersebut tersebut bersifat resmi. Komunikasi
formal itu lebih banyak mengandung muatan instruksi atau top-down
(komunikasi dari atasan kepada bawahan).17
Komunikasi formal dalam
organisasi memiliki arah aliran informasi dan jenis-jenis informasi yang
disampaikan. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan arah aliran informasi serta
jenis-jenis informasi yang disampaikan dalam organisasi sebagai berikut :
a. Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam organisasi berarti bahwa aliran
informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi ke jabatan
yang memiliki otoritas lebih rendah. Pada aliran ini ada lima jenis
informasi yang biasa disampaikan dari atasan kepada bawahan,
diantaranya:
1) Informasi menganai bagaimana melakukan pekerjaan
2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
4) Informasi mengenai kinerja pegawai
5) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas.18
6) Komunikasi Ke Atas
16
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 14 17
Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001), h. 16 18
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 64
23
Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Biasanya jenis komunikasi mencakup :
1) Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Maksudnya yang dibahas
disini adalah apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh
hasil yang sudah dicapai, apa masih ada hal yang harus dilakukan.
2) Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum
terjawab.
3) Berbagai saran-saran untuk perubahan.19
b. Komunikasi horizontal
Komunikasi ini berarti mengalirnya informasi diantara orang-orang
yang memiliki tingkat otoritas yang setara dan dalam lingkup unit yang
sama. Biasanya komunikasi ini memiliki tujuan :
1) Mengkoordinasikan penugasan kerja.
2) Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
3) Untuk memecahkan masalah baru.
4) Untuk memperoleh pemahaman bersama.
5) Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.
6) Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.20
c. Komunikasi Lintas Saluran Atau Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara
para pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau
19
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 67-
68 20
Ibid, h. 68-70
24
fungsi yang berbeda dan tidak memiliki otoritas langsung terhadap pihak
lain. komunikasi ini merupakan komunikasi yang jarang dipakai, biasanya
aliran ini digunakan jika para anggota tidak dapat berkomunikasi secara
efektif melalui saluran lainnya.
Selain komunikasi formal, dalam organisasi biasanya juga
menggunakan komunikasi informal, yakni komunikasi yang dilakukan
oleh karyawan kepada karyawan lainnya tanpa memperhatikan posisi
mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi.
Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah dan secara horizontal tanpa
memperhatikan hubungan posisi, dan kalaupun ada kemungkinan hanya
sedikit. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai
orang dan kejaadian-kejadian yang terjadi secara tidak resmi.21
4. Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim organisasi dan iklim komunikasi adalah dua hal yang berbeda,
namun dalam kenyataannya ada hubungan yang sirkuler antara keduanya.
Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim,
diantaranya iklim organsiasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-
macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi.22
Lebih
mudahnya akan dibahas masing-masing untuk iklim organisasi dan iklim
komunikasi.
Iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para anggota
organisasi melakukan pekerjaan. Iklim itu ada, dapat kita rasakan dan kita
21
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.124-125 22
Ibid, h. 45
25
lihat namun tidak dapat kita sentuh. Seperti halnya udara dalam ruangan, iklim
mengitari kita dan mempengaruhi segala hal yang terjadi dalam organisasi dan
ada gilirannya dimana iklim dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi
dalam organisasi. Iklim adalah konsep system yang dinamis.23
Selain itu Hillrieger dan Slocum yang dikutip Arni Muhammad
mengemukakan definisi iklim organisasi dengan mempertimbangkan
subsistem dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu
set atribut organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota
organisasi yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem
terhadap anggota dan lingkungannya.24
Litwin dan Stringers mengatakan bahwa iklim organisasi dapat
dipelajari dengan mengobservasi jumlah otonomi secara individual, kebebasan
kebebasan yang dialami individu, tingkat dan kejelasan struktur dan posisi
yang dibebankan kepada pekerja, orientasi ganjaran dari organisasi dan
banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja. Itulah
sebabnya mereka memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut: rasa
tanggung jawab; standard atau harapan tentang kualitas pekerjaan; ganjaran
atau reward; rasa persaudaraan; semangat tim25
Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar mengenai iklim organisasi
cenderung mendukung kesimpulan bahwa jika dalam organisasi memiliki
iklim yang lebih postif, maka oraganisasi tersebut akan lebih produktif. Selain
itu iklim yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi tetapi juga
penting bagi kehidupan orang-orang yang ada didalam organisasi, karena jika
iklim organisasi positif dengan sendirinya kinerja dalam organisasi akan
berjalan sesuai dengan harapan.
23
Keith Davis & John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: Erlangga,
1985), h. 21 24
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h. 82-83 25
Ibid, h. 83
26
Wayne Pace dan Don. F. Faules mengatakan bahwa iklim komunikasi
adalah gabungan-gabungan dari beberapa persepsi yang ada mengenai
peristiwa komunikasi, perilaku manusia yang ada didalamnya, respon antar
pegawai, harapan-harapan para pegawai, konflik-konflik yang terjadi
antarpersonal, serta kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Iklim
komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang
berhubungan dengan pesan yang terjadi di dalam suatu organisasi.26
Dalam komunikasi istilah iklim merupakan kiasan dari iklim fisik
untuk suatu kawasan. Jika dalam iklim fisik terdiri dari kondisi-kondisi cuaca
mengenai suatu wilayah seperti mendung, hujan, dan sinar matahari maka
dalam komunikasi iklim merupakan gabungan dari persepsi-persepsi
mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap
pegawai lainnya, konflik yang ada antara para pegawai, dan kesempatan bagi
pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan
iklim organisasi karena iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai
pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan organisasi.27
Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota
yang lain. Sedangkan iklim negative menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.
Setelah memahami kedua iklim tersebut, maka secara keseluruhan
iklim komunikasi organisasi menurut Falcinone yang dikutip oleh Wayne Pace
26
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 147 27
Ibid, h. 147
27
dan Don F. Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi menjelaskan
bahwa:
Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan
gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.
Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat
suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang
sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas
karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi.28
Selain itu Arni Muhammad mengutip dari Charles Redding dalam
buku Komunikasi Organisasi mengetakan bahwa ada lima dimensi penting
untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi, yakni :
1. Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan
komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun,
dan menjaga perasaan diri berharga dan penting
2. Partisipasi membuat keputusan
3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia
4. Keterbukaan dan keterusterangan
5. Tujuan kinerja yang tinggi pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.29
B. Media Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Media Komunikasi
Media berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara
harfiahnya memiliki arti tengah, pengantar, atau perantara. Kata tengah itu
sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut perantara. Karena
posisinya yang berada ditengah maka bisa disebut juga sebagai pengantar
atau penghubung.30
28
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 149 29
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85 30
Yuhdi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 6
28
Media komunikasi adalah sarana atau alat bantu yang digunakan
komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan
yang digunakan untuk memberikan feedback dari komunikan kepada
komunikator, media sendiri merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
memiliki arti perantara, penyampai atau penyalur.31
Selain itu, media juga sebagai salah satu unsur komunikasi agar
komunikasi yang berlangsung berjalan secara efektif. Komunikasi yang terjadi
dalam organisasi pastinya menjadikan media sebagai alat untuk penunjang
proses komunikasi. Seperti halnya atasan menyampaikan suatu informasi
kepada bawahan melalui pamflet yang ditempel pada mading organisasi,
dengan demikian atasan tidak perlu memberikan informasi kepada bawahan
secara satu persatu. Hal tersebut sangat jelas bahwa media sebagai alat
penunjang proses komunikasi dalam organisasi.
2. Macam-Macam Media Komunikasi Organisasi
Komunikasi formal dalam organisasi dapat menggunakan media
komunikasi agar pesan yang disampaikan lebih efisien. Ada banyak media
yang bisa dipakai untuk berkomunikasi dalam organisasi, namun secara garis
besar media komunikasi organisasi terbagi menjadi media elektronik dan
media non elektronik.
Media komunikasi elektronik yang biasa digunakan dalam organisasi
adalah :
31
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diklat Prajabatan
Golongan III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003), Cet. Ke-22, h. 8
29
a. Telepon, media ini paling sering digunakan karena paling mudah dan
informasi yang disampaikan dapat disampikan secara lebih jelas.
b. E-mail, media ini biasanya digunakan untuk mengirim data baik dengan
kapasitas besar atau kecil secara cepat walau dari jarak jauh.
c. Group dalam media online, media ini biasanya digunakan untuk
menyampaikan informasi dengan jumlah penerima lebih dari satu dan
dapat diterima secara bersamaan.
Sedangkan media komunikasi non elektronik yang biasa digunakan
dalam organisasi diantaranya adalah :
a. Rapat.
Rapat adalah media komunikasi yang didalamnya melibatkan khalayak
dalam jumlah banyak. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-
hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi.32
b. Surat
Merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa
surat konvensional maupun surat elektronik. Surat menyurat merupakan
salah satu kegiatan penting diperusahaan. Banyak informasi yang keluar
masuk perusahaan melalui media surat, karena surat merupakan media
komunikasi yang efektif apabila yang terkait tidak dapat berhubungan
secara langsung atau lisan.
c. Memo dan Instruksi Tertulis
Memo dan instruksi tertulis merupakan media yang banyak digunakan
oleh organisasi. Memo adalah catatan singkat yang dapat diketik maupun
32
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 125
30
ditulis dengan tangan. Pesan yang disampaikan dapat ditujukan kepada
bagian atau karyawan lain dalam organisasi. Memo isinya bermacam-
macam, dapat berupa rencana kebijakan atau hanya pesan-pesan harian
saja.
d. Papan Pengumuman dan Poster
Papan Pengumuman dan Poster memiliki fungsi menyampaikan informasi
yang menyangkut sejumlah besar karyawan dan ditujukan untuk banyak
karyawan. Biasanya informasi yang disampaikan meliputi peringatan
tentang cara bekerja yang efisien dan menjamin keamanan kerja serta
tersedianya peralatan keamanan, dll.
e. Kotak Saran
Media ini memiliki fungsi menyediakan data yang cukup memadai untuk
mendorong produktivitas dan menjamin kepuasan kerja karyawan. Media
ini biasanya digunakan untuk mendaptkan informasi mengenai pertanyaan,
keluhan, dan komentar dari karyawan.33
Penyampaian informasi melalui media komunikasi formal dapat
berbentuk lisan maupun tertulis atau bersifat satu arah dan dua arah.
Penggunaan media tidak memiliki ketentuan yang tetap, namun tergantung
dari anggota organisasi ingin menggunakan media apa sesuai kesepakatan dan
kebutuhan para anggota. Media digunakan untuk labih menghemat waktu,
tenaga, dan cost.
33
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 116
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL POS
KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli
Umat PKPU
Lembaga Kemanusiaan PKPU lahir dari krisis multidimensi yang
melanda Indonesia sejak tahun 1997 hingga tahun 1999, yang diperparah
dengan berbagai musibah bencana alam maupun kemanusiaan. Menyikapi
krisis yang berkembang sejumlah anak bangsa dengan ketetapan hati yang
kuat bergandeng tangan dan bergerak menyumbangkan tenaga dan fikirannya
melakukan aksi sosial di beberapa penjuru tanah air. Keinginan kuat untuk
pengelolaan bantuan dengan professional, tepat sasaran dan sampai kepada
penerima manfaat yang benar-benar membutuhkan, membuat satu kebulatan
tekad, mendirikan lembaga yang mewadahi tekad dan niat tersebut. Beberapa
nama yang ada diawal lahirnya PKPU antara lain Dedi Sularso, Ahmad Zaki,
dr. Naharus Surur, Sahabudin, Novel Ariyadi, dan drg. Hardiono.1
Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas
kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10
Desember 1999 lahirlah lembaga swadaya masyarakat yang bernama Pos
Keadilan Peduli Ummat (PKPU) dengan badan hukum yayasan. PKPU
menisbahkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial. Pada 8
Oktober 2001, berdasarkan SK. Menteri Agama No 441 PKPU telah
1PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013. h. 7
32
ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional
(LAZNAS).2
Seiring dengan meluasnya jangkauan kegiatan sosial yang terus
disalurkan ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia serta
besarnya kepercayaan dan dorongan masyarakat luas untuk bekerjasama
dalam memberdayakan bangsa, maka pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk
membangun kemandirian rakyat Indonesia dengan memperluas lingkup
kerjanya sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional.3
Sebuah milestone bagi PKPU, dimana keberadaannya sebagai lembaga
kemanusiaan Nasional juga diakui internasional. Tekad kuat PKPU untuk
bekerja atas nama kemanusiaan lintas lintas Negara, diakui secara
professional. Kerja-kerja nyata itu terwujud dalam bentuk program
kemanusiaan untuk gempa Haiti, gempa Turki, gempa Jepang, palestina,
Badai Sendai Philipina, dan krisis kemanusiaan di Myanmar.4
Sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu
kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan
program telah mencambuk PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu
program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi
masyarakat. Tuntutan tersebut dijawab dengan diterimanya PKPU sebagai
”NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of
the United Nations” pada 21 Juli 2008, yang menuntut akuntabilitas kinerja
2 www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
3 Ibid.
4PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 12
33
kemanusiaan secara periodik sebagai konsekuensi status yang disandang.
Kemudian pada tahun 2010, PKPU juga telah resmi terdaftar sebagai
Organisasi Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No
08/Huk/2010.5 Setelah sembilan bulan resmi menjadi ORSOSNAS, pada 8
Oktober 2010, PKPU terdaftar di Uni Eropa dengan nomor registrasi
EuropeAid ID No. 2010-CSD-1203198618.6
Dalam perkembangannya PKPU telah melahirkan cabang-cabang
untuk mempermudah tugasnya. Cabang-cabang PKPU hampir sebagian besar
tumbuh setelah ada moment bencana di sebuah wilayah tersebut. Selain itu,
cabang-cabang PKPU juga lebih banyak lahir karena permintaan sejumlah
aktivis di daerah yang memiliki kesamaan visi dengan PKPU. Salah satu
moment penting dalam perjalanan sejarah perkembangan cabang PKPU
adalah ketika Rakernas pertama PKPU yang dilakukan pada akhir Januari
2001 di Malino, Sulawesi Selatan. Dalam Rakernas tersebut PKPU
mengukuhkan tiga Korlap (Koordinator Lapangan) yang ada saat itu menjadi
Cabang. Ketiga cabang baru tersebut adalah Cabang Sumatera Barat, Cabang
Yogyakarta dan Cabang Jawa Tengah. Namun sebelum ketiga cabang tersebut
ada, sudah lebih dahulu ada beberapa cabang yang menjadi bagian dari PKPU.
Cabang yang ada ketika itu adalah cabang Jawa Barat, Cabang Maluku,
Cabang Sulawesi Selatan dan Cabang Jawa Timur.7
5www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
6PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 24 7Ario Munandar. “Sejarah Perkembangan & Dinamika Kantor Cabang PKPU (Sebuah
Catatan Kecil dari Dokumen yang Berserak)” yang ditulis oleh : Nana Sudiana yang saat ini
menjabat sebagai partnership director. Di Akses ubaR, 6 Novemaer 2013, bra
ptth://braosembaRkabba.aooskhot.mom.
34
Bila merunut sejarah, harus diakui cabang tertua dan pertama di PKPU
ketika itu adalah Cabang Maluku. Hal ini tidak dipisahkan dari sejarah PKPU
sendiri yang bermula dari terjadinya krisis kemanusiaan tahun 1999 di
Maluku. Bahkan bisa dikatakan, Maluku-lah cikal bakal PKPU ada sebelum
PKPU berdiri secara nasional dan mengembangkan lembaganya dengan
menambah cabang yang lain.8
Hingga saat ini, PKPU sudah memiliki 15 kantor cabang di berbagai
kota besar di Indonesia. Cabang-cabang tersebut berada di kota Yogyakarta,
Semarang, Surabaya, Aceh, Medan, Padang, Bukittinggi, Bengkulu, Makassar,
Bandung, Balikpapan, Kendari, Palu, Manado dan Maluku. PKPU juga
memiliki 9 kantor kas dan 13 KCP (Kantor Cabang Pembantu) dibawah
pimpinan Agung Notowiguno sebagai direktur uama9
B. Visi dan Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU)
Visi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) : Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian.
Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) : Misi Kemanusiaan yang kami lakukan meliputi kegiatan :
1. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk
mengembangkan kemandirian.
8Ibid
9PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 105-107
35
2. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah,
dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
3. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada
masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).10
Visi dan misi tersebut kemudian dibagi dalam tiga program utama,
yaitu : penanganan bantuan bencana, rehabilitasi, dan pemberdayaan
komunitas yang disalurkan melalui 17 cabang di daerah dan mitra kerja
disemua propinsi. Program-program tersebut diperuntukan bagi masyarakat
miskin, pengungsi dan korban bencana.11
C. Struktur Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU)
Struktur Organisasi PKPU Periode 2013-201612
:
Direktur Utama : Agung Notowiguno
Wakil Direktur : Wildhan Dewayana
Deputy of Network and Strategic Alliance : Sri Adi Bramasetia.
Program director : Rully Barlian Thamrin
GM of Empowerment Program : Erwin
Community and Education Program Network : Ivan Satria
Social Enterpreneurship program Network : Bachtiar
10
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013. 11
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 6
12
Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12
November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.
36
Health and Environtment Program Network : Ferry Suranto
Disaster Risk Management : Kainuddin
Research and Development : Akbar Ali
Quality Control and Assurance : Iwan
Deputy Director of Relation and Resource Management : Tomy
Hendrajati
Eksternal Relation : Sukismo
Information Technology : Lulud
Human Resource : Dramadji
General Affairs : Suharyanto
Partnership Director : Nana Sudiana
GM of International partnership : Dedi Vena Rosa
Foregein Affairs : Lindayani
Marketing Communicaton : Nana Sudiana
Customer Relation Management : Ira Nurulia
GM of National Partnership : Romdon H
Zakat Center Manager : Cecep Ismail
Regional I-III : Cecep Ismail
Finance and Accounting Director : Eddy Nursantio
Finance and Accounting Manager : Fitri
Dalam pembagian struktur, PKPU memiliki tiga bagian yang terdiri
dari penghimpunan yang biasa disebut PHP, kedua ada program yakni divisi
yang menjalankan program-program yang telah dibentuk, dan ketiga adalah
37
support yakni divisi-divisi yang melengkapi atau memberikan support agar
semua yang ada berjalan dengan baik.
D. Fungsi dan Komitmen Pos Keadilan Peduli Umat
PKPU berfungsi sebagai fasilitator untuk membangun sebuah harapan
melalui kerja-kerja kemanusiaannya. Kerja-kerja kemanusiaannya diwujudkan
melalui program dan aktifitas yang dilakukannya.
PKPU sejak didirikannya, berkomitmen untuk selalu memberikan
pelayanan terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) baik
kepada donator, penerima manfaat, staff maupun para pihak yang
berhubungan dengan PKPU. Tata kelola dan tata nilai tersebut diwujudkannya
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Komitmen terhadap pengetahuan dan keahlian dalam mengelola
masyarakat
Komitmen ini diwujudkan dengan memberikan pelatihan-pelatihan
secara berkesinambungan kepada staf dan relawan PKPU baik pada
tingkatan dasar hingga tingkatan ahli. Diselenggarakan oleh internal
lembaga maupun pihak eksternal seperti BNPB, BASARNAS,
KEMENSOS, KEMENDAGRI, HFI, Forum Zakat, dll
2. Komitmen Memberikan Manfaat Positif Kepada Masyarakat
Komitmen ini diwujudkan dengan standar base live survey untuk
memulai sebuah program kemanusiaan dimasyarakat. Sehingga bias
terukur manfaat yang bias diberikan kepada masyarakat dari setiap
program yang digulirkan
38
3. Komitmen Terhadap Kredibilitas
Komitmen ini diwujudkan melalui pengakuan dan perijinan yang
telah diberikan oleh para pihak-pihak penting. Membangun kredibilitas
staf melalui pelaksanaan nilai budaya organisasi, yaitu jujur, tanggung
jawab, kerjasama, cepat dan peduli dalam menjalankan tugasnya
4. Komitmen Berpengalaman dalam Menjalin Kerja Sama
PKPU sejak awal berdiri hingga saat ini telah banyak menjalin
kerjasama dengan perusahaan nasional (seperti Telkomsel, XL Axiata,
Bank Mandiri, PLNN, dll) maupun multinasional (seperti ExxonMobil Oil
Indonesia, Conoco Philips, Danone Group, dll). NGO nasional maupun
Internasional NGO, Universitas dan Badan-badan pemerintah
5. Komitmen Berkelanjutan
Komitmen ini diwujudkan melalui perumusan “Quality of Life”
dalam mengukur tingkat keberhasilan para penerima manfaat program
kemanusiaan dan menjadikan masyarakat sebagai subyek program bukan
obyek program
6. Komitmen Akuntabel dan Transparan
Komitmen diwujudkan PKPU melalui upaya (a) Melakukan Audit
Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik independen setiap tahun anggaran
dan mempublikasikannya kepada khalayak melalui media cetak nasional
dan media publikasi internal (b) Standar akuntansi keuangan mengacu
pada PSAK nomor 109 (c) Telah tersertifikasi proses manajemen mutu
ISO 9001: 2008 (d) Mengimplementasikan sistem keuangan terintegraasi
39
secara nasional (e) Menginisialisasi audit syariah dalam koridor
implementasi proses organisasi (f) Pengelolaan bantuan dilakukan dengan
mengadopsi dan merujuk pada prinsip-prinsip akuntabilitas pengelolaan
bantuan kemanusiaan di Indonesia.13
E. Program Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU memiliki program untuk
membantu masyarakat. Ada enam bidang yang menjadi sasaran, dan program-
program yang telah dibentuk dibagi dalam bidang yang sesuai. Diantara
program-program yang dibentuk dan sudah berjalan dadalah :
1. Pendidikan
Program pemberdayaan dibidang pendidikan merupakan investasi
jangka panjang. Program bebas biaya sekolah yang digulirkan pemerintah
masih sangat terbatas. Terbatas hanya untuk sekolah negeri, dan terbatas
hanya untuk tingkat SD-SLTP. Disisi lain, kebutuhan pelajar dari keluarga
miskin tidak hanya biaya sekolah tapi juga uang buku, transportasi dan
pengeluran pendidikan lainnya. Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
membentuk beberapa program dalam bidang pendidikan, diantaranya :
a. Sekolah Berbasis Komunitas (SBK). SBK merupakan pendidikan
berbasis potensi dan kearifan lokal. Dilaksanakan untuk melengkapi
pendidikan formal yang ada sehingga peserta didik diharapkan
13
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 23-24
40
memiliki motivasi, pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan daerahnya
b. Beasiswa Peduli Generasi. Pemberian bantuan sekolah dari kalangan
masyarakat tidak mampu, guna meringankan biaya sekolah mereka,
tanpa mengikat apa pun. Semua siswa sekolah yang berhak dan layak
menerima beasiswa (setelah melalui proses seleksi internal PKPU),
akan memperoleh beasiswa ini. Tujuan program ini adalah untuk
membangun dan meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan
praktis dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
pembelajaran, melalui konsep education for all bagi anak-anak yang
kurang mampu, Membantu pemerintah dalam usaha wajib belajar 9
tahun, Memberikan pembinaan yang maksimal kepada penerima
beasiswa. Dengan diberikannya beasiswa maka akan meningkatkan
motivasi belajar anak. Sasaran dari beasiswa peduli generasi ini adalah
siswa SD, SMP, dan SMA yang bersekolah di negeri maupun swasta
c. Perpustakaan Keliling. Perpustakaan keliling merupakan sebuah
program yang bertujuan meningkatkan minat baca kepada anak-anak,
khususnya bagi anak-anak korban bencana. Karena melalui
membacalah anak-anak akan dengan mudah menghilangkan trauma
yang dialami ketika bencana. Dalam perpustakaan keliling terdapat,
berbagai macam buku bacaan menarik, selain itu para relawannya
diberikan kemampuan seorang pustakawan, mulai dari katalogisasi
buku, pengolaan sirkulasi buki, perawatan buku, hingga manajemen
41
perpustakaan. Sarana perpustakaan keliling ini bisa menggunakan
motor atau mobil
d. Bedah Sekolah. Sebuah program pendidikan untuk membantu sekolah-
sekolah yang sudah tidak layak pakai, yaitu dengan membantu
memperbaiki bagian-bagian yang dianggap rusak parah. Dalam
program ini, masyarakat juga diajak untuk aktif berpartisipasi
memperbaiki sekolah yang dibedah.14
e. Pelatihan Guru. Selain bangunan fisik, PKPU juga meningkatkan
kompetensi pengajar dengan program ini.15
Program-program pendidikan Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat, dan
terwujud dalam bentuk kegiatan belajar di sekolah, komunitas, sekolah
terbuka, taman bacaan, perpustakaan keliling, balai latihan kerja hingga
pondok-pondok yatim dan tahfidz yang dimiliki PKPU. Bagi PKPU
mempersiapkan masa depan generasi nan gemilang harus dimulai sejak
dini hingga akhir hayat, oleh karenanya intervensi program pendidikan
PKPU menjangkau mulai dari anak-anak usia dini, para siswa usia wajib
belajar, kaum wanita usia produktif hingga masyarakat di pelosok-pelosok
daerah dibangkitkan kesadaran belajarnya.
2. Ekonomi
Program ini memberikan intervensi kepada dhuafa berupa
penyaluran modal usaha dengan pendekatan kelompok. Selama
14
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013. 15
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 34
42
pengguliran dana berlangsung dilakukan juga pendampingan dalam
pengelolaannya. Beberapa program yang ada dalam bidang ekonomi
adalah :
a. PROSPEK atau Program Sinergi Pemberdayaan Komunitas. Ini
merupakan program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui
kelompok. Masyarakat yang menjadi sasaran dalam program ini adalah
kelompok petani, peternak, pengrajin, pedagang kecil, tukang ojek dan
nelayan. Masyarakat dihimpun dalam Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan rutin. KSM,
kemudian dihimpun dalam koperasi yang dikelola oleh, dari dan untuk
anggota.16
b. Program sekolah Enterpreneur
Pada program ini peserta diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
usaha yang telah berjalan, ataupun berani untuk memulai usaha baru.
Setelah kegiatan pelatihan berakhir, komunikasi antara PKPU dan
peserta berupa konsultasi dan pelatihan-pelatihan berikutnya.17
c. One Village One Production (OVOP)
Program ini berupaya untuk mengembangkan potensi daerah agar
dapat menghasilkan satu produk kelas global yang unik dank has
dengan memanfaatkan sumber daya local. Proses transfer pengetahuan,
informasi, teknologi tepat guna, dan jaringan bisnis yang mendukung
16
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013. 17
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 30
43
pemberdayaan hasil alam dan petani adalah beberapa hal yang akan
menjadi kunci program OVOP.18
Hingga saat ini PKPU terus melakukan upaya pemberdayaan
masyarakat yang berbasis pada potensi ekonomi dan potensi lokal
masyarakat. Diantaranya pemberdayaan petani pisang, petani albasiah,
peternak domba/kambing, petani strawberry, usaha mikro, pengrajin perca
dan jenis usaha lainnya yang berkembang di masyarakat seperti menjahit.
Program ini mampu menjangkau lenih dari seribu keluarga yang tersebar
di kota-kota besar Indonesia.19
3. Kesehatan
Masyarakat miskin merupakan kelompok masyarakat yang rentan
secara kesehatan, dan hal yang sering dihubungkan dengan rendahnya
tingkat kecerdasan serta produktivitas. Oleh sebab itu PKPU membentuk
beberapa program dalam bidang kesehatan, yakni :
a. Ibu Sadar Gizi (BUDARZI)
Program Pondok Gizi Budarzi (PG Budarzi) merupakan program gizi
masyarakat yang berorientasi pada pemeliharaan kesehatan dan gizi
balita, pembangunan kesadaran masyarakat khususnya ibu untuk
menerapkan kaidah gizi dan kesehatan dalam menyusun menu
keluarga khususnya balita, mendampingi dan melayani serta
memanfaatkan potensi lokal dalam upaya meningkatkan dan
memperbaiki status gizi masyarakat.20
18
Ibid. 19
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 41 20
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
44
b. Program Komunitas Sehat
Terdiri dari Program Kesehatan Masyarakat Keliling Terpadu
(PROSMILING TERPADU) yaitu program layanan kesehatan keliling
yang dilaksanakan secara terpadu (berbagai program kesehatan di
satukan dalam paket bersama) dan dikemas secara populis, yang
dilaksanakan secara cuma-cuma bagi masyarakat fakir miskin yang
tempat tinggalnya jauh dari akses pelayanan kesehatan. Selain
PROSMILING, PKPU memiliki program Klinik Peduli yang didirikan
di daerah-daerah minus dan bencana
c. Program Komunitas Hijau
Komunitas hijau atau green community adalah program pemberdayaan
masyarakat (community development) yang berorientasi pada
perubahan perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat serta
perbaikan kondisi lingkungan tempat tinggal. Program ini dilakukan di
daerah miskin dan membutuhkan perhatian berupa pendampingan
kesehatan lingkungan.21
Programm-program kesehatan Lembaga Kemanusiaan PKPU
dikembangkan untuk menjaga kesehatan lingkungan dan menjaga kualitas
gizi balita dan anak. Kedua hal tersebut saling terkait dan menunjang
tercapainya kualitas kesehatan generasi yang akan datang. Mengawal gizi
balita dan anak melalui edukasi secara intensif dan kontinyu kepada orang
tuanya dengan memberdayakan kader-kader masyarakat dan para bidan
sekitar.
21
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
45
4. Tanggap Darurat (Rescue)
Posisi Indonesia yang berada oada cincin api menyebabkan negara
ini memiliki ancaman yang sangat tinggi terhadap bencana. Untuk
menyiapkan masyrakat agar lebih siap dalam menghadapi bencana, maka
PKPU secara konsisten melakukan pendampingan masyarakat melalui
program CBDRM (Community Based Disaster Risk Management), yakni
Penanggulangan risiko bencana oleh komunitas merupakan upaya
pemandirian masyarakat dalam menghadapi risiko bencana yang kerap
dihadapi. Komunitas terlibat dan bertanggung jawab terhadap program
sejak perencanaan hingga pelaksanaan. Partisipasi aktif masyarakat
diharapkan akan mengurangi kerentanan dan memperkuat kapasitas
komunitas dalam penanggulangan bencana secara swadaya. Dengan
demikian menghindari ketergantungan komunitas pada pihak eksternal.
PKPU menghadirkan program ini dalam rangka mengalihkan
kesigapan penanganan bencana dari para pegiat tanggap darurat bencana
kepada masyarakat potensi korban bencana. Dengan demikian tindakan
penanganan bencana akan lebih cepat dilakukan dan meminimalisir resiko
dari potensi bencana yang terjadi.22
5. Sosial
Program layanan langsung masih terus digulirkan bagi dhuafa yang
tidak masuk kategori pemberdayaan. Beberapa program yang disalurkan
secara langsung bagi para dhuafa dalam bidang sosial adalah :
22
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
46
a. LAPORS (Layanan Pendampingan Orang Sakit)
LAPORS merupakan program yang secara langsung membantu
meringankan beban masyarakat kurang mampu yang memerlukan
pelayanan medis, terutama bagi yang mendapat rujukan rumah sakit
pemerintah. Program ini berupa pendampingan pasien hingga sembuh
atau pemberian santunan pada pasien. Kegiatan pendampingan
bertujuan untuk memberikan informasi kesehatan yang benar dan
praktis dalam masalah pengobatan dan membangun koordinasi yang
baik dalam menyukseskan program kesehatan bagi masyarakat dari
pemerintah, dan pasien yang menrima santunan adalah mereka yang
memerlukan biaya pengobatan cukup tinggi
b. LATAHZAN (Layanan Antar Jenazah)
LATAHZAN terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yaitu layanan antar jenazah,
pelatihan pengurusan jenazah, dan wakaf tanah kuburan. Layanan
antar jenazah merupakan layanan untuk meringankan beban
masyarakat kurang mampu yang sedang berduka dengan memberikan
pelayanan berupa armada ambulance. Pelatihan Pengurusan jenazah
merupakan program edukasi kepada masyarakat tentang teori dan
praktek pengurusan jenazah secara islami. Sementara, wakaf tanah
kuburan merupakan program dimana PKPU akan membantu orang
yang ingin mewakafkan tanahnya untuk dijadikan tanah kuburan
47
c. Wisata Yatim
Wisata Yatim adalah program mengajak anak-anak yatim berjalan-
jalan ke wahana wisata. Tempat yang dikunjungi bermacam-macam,
bisa wahana hiburan atau wisata alam. Dengan begitu, sambil bermain,
anak-anak yatim bisa mengenal alam, tumbuhan, hewan, dan tentunya
bisa bersyukur atas keindahan alam ciptaan sang kuasa. Selain itu
selama mengikuti program tersebut, anak-anak yatim mendapatkan
pelatihan citra diri positif
d. Voucher Yatim
Voucher Yatim merupakan program filantropi dalam bentuk voucher
belanja untuk anak-anak yatim sehingga mereka dapat memilih barang
yang sesuai dengan kebutuhan sekaligus keinginan mereka. Voucher
yatim dibagikan menjadi dua, 1) voucher belanja, yaitu pembelian
kebutuhan sehari-hari, dan 2) voucher pendidikan, yaitu pembelian
perlengkapan sekolah seperti alat tulis dan buku-buku pelajaran.23
Untuk voucher yatim atau belanja bareng yatim pada tahun 2011
meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia karegori
penyelenggaraan acara belanja bareng yatim serentak di 16 kota
dengan peserta terbanyak, dan hingga tahun 2013 program belanja
bareng yatim tetap dilaksanakan dengan ditambah dengan variasi
program berupa Wisata Kemah Yatim.24
23
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013. 24
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 32
48
F. Aktifitas Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)
1. Pengumpulan Dana dan Bantuan Masyarakat
Pengumpulan dana dan bantuan masyarakat ini dilakukan setiap
saat. Jika targetnya adalah lembaga atau perusahaan maka dengan
mendatangi perusahaan atau lenbaga tersebut dan mempresentasikan
proposal yang telah disusun. Sedangkan jika targetnya adalah msyarakat
perorangan maka menggunakan spanduk dan brosur yang disebar. Kadang
juga diadakan event, contohnya ketika acara Car Free Day disebarkan
brosur mengenai zakat. Pengumpulan dana dan bantuan masyarakat
tersebut berupa:
a. Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan Wakaf serta dana CSR Perusahaan
b. Dana khusus bencana kemanusiaan
c. Pakaian, bahan makanan (sembako) dan obat-obatan.25
2. Misi Penyelamatan Kemanusiaan
Misi penyelamatan manusia ini dilakukan ketika ada bencana alam
maupun bencana kemanusiaan. Selain itu daerah-daerah kritis dan minus
juga menjadi target untuk melakukan misi pemyelamatan kemanusiaan.
Dalam aktifitas ini PKPU telah membentuk tim yang siap diterjunkan
ketika terjadi bencana. Tim tersebut akan menjalankan program sesuai
dengan fase-fase bencana.26
25
Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12
November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta. 26
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 38
49
3. Rehabilitasi Kemanusiaan
Aktifitas rehabilitasi kemanusiaan telah dibentuk skala bencana
pada bagian program rescue, sehingga jika ada suatu daerah yang terkena
bencana sudah ada ketentuan bahwa daerah tersebut termasuk ke daerah
lokal atau nasional. Kemudian dilihat dampak kerusakan, juga banyaknya
korban jiwa. Sehingga ketika beraksi sudah tau apa yang lebih dahulu
harus dilakukan, menurunkan berapa orang yang terjun ke lapangan.
Beberapa aktifitas rehabilitasi yang PKPU jalani adalah :
a. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih
b. Rehabilitasi fasilitas pendidikan
c. Rehabilitasi fasilitas ibadah
d. Rehabilitasi fasilitas ekonomi.27
Rehabilitasi adalah program lanjutan dari program penyelamatan
kemanusiaan. Ketik ada bencana maka dari PKPU yang paling dilakukan
adalah penyelamatan manusia setelah itu rehabilitasi trauma dengan
menghibur korban bencana alam dengan datang ke posko-posko darurat,
dan ketika suasana sudah reda baru masuk ke tahap rekostruksi tempat
pendidikan dan ibadah.28
4. Pembangunan Masyarakat
Aktifitas pembangunan masyarakat dilakukan untuk membangun
masyarakat menjadi lebih mandiri, berpendidikan dan memiliki kesehatan
27
Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12
November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta. 28
Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12
November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.
50
yang layak. Beberapa aktifitas pembangunan masyarakat yang PKPU
lakukan adalah :
a. Pemberdayaan ekonomi umat
b. Pendidikan alternative
c. Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri
d. Distribusi hewan kurban
Sepanjang tahun program-program yang ada selalu berjalan.
Namun dalam penghimpunannya tidak selalu dimunculkan kepada
masyarakat. Penghimpunan dana tersebut dibikin pertema, pertiga bulan
sekali tema tersebut diganti sesuai dengan event yang ada. Contohnya
ketika mendekati hari pendidikan, maka tema yang diusung adalah tentang
beasiswa. Jika mendekati hari ibu, maka diusunglah tema mengenai
kesehatan ibu, dan jika terjadi bencana alam maka diganti dengan tema
penyelamatan manusia.29
PKPU menyajikan seluruh aktivitas tersebut untuk didedikasikan
kepada umat dan rakyat Indonesia bersama. “Menggugah Nurani Menebar
Peduli” Menggugah Nurani siapa saja, dimana saja dan kapan saja untuk
Peduli pada nasib sesama dalam amal ibadah yang nyata, “karena yang
terbaik diantara kita adalah yang paling besar kontribusinya terhadap
sesama”.30
29
Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12
November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta. 30
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
51
BAB IV
KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN
NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A. Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos
Keadilan Peduli Umat (PKPU)
1. Pola Komunikasi Bintang
Didalam Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, setiap anggota
yang ingin berkomunikasi dengan anggota lainnya dapat langsung
menyampaikan hal yang diperlukannya tanpa harus melalui orang lain,
begitu juga ketika ingin berkomunikasi kepada pimpinan tidak perlu
melalui perantara orang lain seperti melapor keatasan, seperti yang
disampaikan oleh bapak A. Firdaus, “Ketika ingin komunikasi ke divisi
lain kita tidak perlu melapor keatasan, bahkan ketika ingin berkomunikasi
dengan atasan kita bisa langsung. Namun jika ada hal-hal yang diperlukan
dalam bentuk administrasi, maka itu harus ada. Karena itu adalah tertib
administrasi namanya”.1
Komunikasi yang dilakukan di Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU jika dilihat dari beberapa pola komunikasi organisasi yang ada, pola
komunikasinya terlihat lebih condong ke pola bintang, yakni pola yang
hampir sama dengan pola lingkaran. Kesaamaanya dengan pola lingkaran
adalah semua anggota memiliki kekuatan yang sama dalam hal
mempengaruhi anggota lainnya, akan tetapi, dalam struktur pola bintang
1Wawancara pribadi dengan Penanggung Jawab Program Capacity Building, A. Firdaus.
Jakarta, 13 November 2013.
52
setiap anggota dapat berkomunikasi dengan anggota lainnya tanpa batas,
dan pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.
Pola komunikasi di PKPU setiap anggota dapat berkomunikasi dengan
anggota lainnya seperti pada pola bintang, tidak terbatas pada dua anggota
dikiri dan kanannya seperti pola lingkaran.
Pola bintang memiliki ciri tersendiri, yaitu komunikasi yang terjadi
berjalan dua arah dan seluruh pihak yang ada terlibat. Yang dimaksud
komunikasi dua arah adalah komunikasi yang terjadi bersifat informatif
dan persuasif serta menghasilkan feedback.2
Para karyawan di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU selalu
berusaha agar komunikasi yang dilakukannya berjalan dua arah karena
dengan demikian penerima pesan dapat dengan mudah mencerna pesan
yang diterimanya. Seperti halnya dalam kegiatan rutin pelatihan yang
dimiliki Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, setelah manager
memberikan pelatihan maka para staff yang hadir dapat bertanya
mengenai hal yang belum dipahami.3
Komunikasi seperti ini sudah dapat dikatakan efektif karena proses
penyampaian pesan berjalan dua arah antara komunikator dan komunikan.
Selain itu komunikasi semacam ini juga memudahkan komunikator dan
komunikan karena pesan yang disampaikan tidak perlu melewati orang
lain yang memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi. Komunikasi yang
efektif dan terbuka memudahkan pencapaian kerja yang maksimal.
2 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000),
h. 100 3 Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Jakarta, 12
November 3102. ai kantor pusat p r takarta.
53
2. Pola Komunikasi Rantai
Untuk pesan atau informasi yang bersifat pengumuman dari satu
divisi kepada seluruh karyawan dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU harus melalui divisi SDM. Seperti contohnya adalah ketika
manager dari divisi humas membuat suatu acara untuk memperingati hari
pers nasional, dan mengharapkan seluruh karyawan hadir dalam acara
tersebut, maka divisi humas tidak dapat menyebarkan informasi secara
langsung kepada seluruh karyawan, melainkan harus berkoordinasi dahulu
kepada divisi SDM untuk menyebarkan informasi kepada seluruh
karyawan.4
Hal tersebut berdasarkan pernyataan bapak sukismo dalam
wawancara. Beliau mengatakan: Semua pengumuman dari direktorat
untuk pegawai dikrim lewat SDM. Misalkan saya mengharapkan para
pegawai hadir dalam acara hari peringatan hari pers nasional, maka pihak
humas tidak bisa memberikan informasi kepada pegawai, harus melalui
divisi SaM”.5
Komunikasi semacam ini sama penjelasannya dengan pola rantai,
pola rantai sama dengan pola lingkaran yang setiap anggota dapat
berkomunikasi hanya dengan dua anggota disisi mereka, namun dalam
pola ini anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan
satu orang saja. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai
4Wawancara pribaadi dengan Bapak Sukismo, Manager External Relation. Jakarta, 13
November 3102. ai kantor pusat PKPU Jakarta. 5Ibid.
54
pemimpin daripada orang-orang yang berada di posisi lain.6 Dalam hal ini
divisi SDM lah yang berperan sebagai pemimpin, maksudnya pemimpin
disini adalah divisi SDM yang berhak dapat disampaikan atau tidak
informasi tersebut karena untuk urusan internal dalam Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU divisi SDM lah yang menangani.
B. Teknik Komunikasi Vertikal dan Horizontal
1. Komunikasi Atasan Kepada Bawahan
Komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah komunikasi
yang dilakukan oleh pimpinan kepada karyawan atau komunikasi dari
yang jabatannya lebih tinggi kepada yang jabatannya lebih rendah.
Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung dengan tatap muka
maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media. Komunikasi
kebawah memiliki tujuan memberikan informasi mengenai bagaimana
melakukan pekerjaan dan kebijakan-kebijakan yang ada.
Seperti hal yang telah disebut diatas, komunikasi kebawah dalam
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU juga demikian, dalam praktiknya
komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan itu berupa
instruksi pekerjaan atau tugas. Seperti yang disampaikan oleh bapak
Bobby Cahyono:
6Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57
55
“Biasanya kalau dari atasan itu komunikasi kebawahan mengenai
pekerjaan, ya instruksi pekerjaan, kemudian informasi tugas-tugas baru,
tapi 81% lebih ke tugas si”.7
Selain memberikan instruksi dan informasi tugas baru, para atasan
di Lembaga Kemanusiaan PKPU juga memberikan motivasi kepada para
karyawan. Pemberian motivasi tersebut dilakukan setiap hari senin dalam
kegiatan salam pagi. Kegiatan salam pagi berfungsi menambah semangat
setelah libur akhir pekan dan menambah kekuatan mental para pegawai.
Pemberian motivasi diberikan oleh manager, setiap minggunya para
manager bergilir dengan materi yang berbeda.8
Komunikasi kebawah adalah hal yang sangat penting untuk
kemajuan organisasi, karena dengan adanya komunikasi kebawah para
karyawan dapat mengetahui kinerja yang telah dilakukannya. Atasan dapat
mengoreksi kinerja karyawan setelah dilakukan eveluasi kerja, dan
setelahnya atasan dapat memberikan pengarahan untuk pekerjaan
selanjutnya.
2. Komunikasi Bawahan Kepada Atasan
Komunikasi antara bawahan kepada atasan adalah penyampaian
pesan dari bawahan kepada atasan atau mengalirnya informasi dari tingkat
yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Fungsi utamanya adalah
untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan, dan
pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
7Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Jakarta, 12
November 3102. ai kantor pusat PKPU Jakarta. 8Wawancara pribadi dengan Bapak Sukismo, Manager External Relation. Jakarta, 13
November 3102. ai kantor pusat p r takarta.
56
Komunikasi ini dapat berupa laporan kerja, saran-saran, pendapat atau
opini, keluhan, atau permohonan bantuan.
Manager External Relation Lembaga Kemanusiaan PKPU
mengatakan bahwa dalam praktiknya komunikasi kepada atasan lebih
banyak mengenai laporan pekerjaan. Laporan pekerjaan tersebut
disampaikan secara lisan dengan presentasi dalam rapat atau lisan
menggunakan media telpon, dan laporan pekerjaan yang disampaikan
melalui e-mail atau secara tertulis.9
Selain itu ketika anggota Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
memiliki kendala dalam pekerjaan yang dilakukan, maka anggota biasanya
langsung berkomunikasi kepada pimpinan dengan bertanya ataupun
meminta saran untuk membantu dan memberi arahan mengenai pekerjaan
tersebut. Seperti yang dikatakan bapak Bobby Cahyono :
“komunikasi kepada atasan selain laporan pekerjaan, biasanya
lebih minta saran, kalau staff itu ada kendala, atau ada masalah yang butuh
penyelesaian maka langsung bertanya ke manager”.10
Komunikasi kepada atasan dalam organisasi menjadi penting
sebagai balikan pimpinan memberikan petunjuk tentang keberhasilan
suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat memberikan
stimulus kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam merumuskan
kebijaksanaan bagi organisasinya.11
Selain itu, karena keterlibatan para
anggota termasuk poin utama untuk melancarkan proses kerja. Sebab jika
9 Wawancara pribadi dengan Bapak Sukismo, Manager External Relation. Jakarta, 13
November 3102. ai kantor pusat PKPU Jakarta. 10
Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Jakarta, 12
November 3102. ai kantor pusat p r takarta. 11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 117
57
komunikasi ini tidak berjalan tugas menjadi terhambat dan akan
memberikan efek buruk bagi individu ataupun organisasi secara
keseluruhan yang membuat tujuan-tujuan organisasi tidak tercapai.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal atau komunikasi kesamping adalah proses
penyampaian pesan yang terjadi antara dua pihak yang berada dalam
tingkatan hirarki wewenang yang sama. komunikasi horizontal sangat
berkaitan erat dengan aliran kerja dalam suatu organisasi. Komunikasi ini
memiliki fungsi utama yakni pengkoordinasian kerja dan pemecahan
masalah yang ada dalam organisasi.
Dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU para anggota yang
memiliki tingkatan yang sama dalam komunikasinya banyak mengenai
koordinasi pekerjaan jika ada pekerjaan yang beriringan antara divisi satu
dengan divisi yang lainnya maka komunikasi yang dilakukan lebih
banyak, karena menurut staff SDM Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU jika tidak di komunikasikan pekerjaan yang ada menjadi
terhambat.12
Selain berkomunikasi mengenai pekerjaan para anggota juga
berkomunikasi secara informal mengenai diri mereka, tentunya hal-hal
semacam ini dilakukan ketika diluar waktu-waktu bekerja. Komunikasi
tersebut dilakukan untuk memelihara hubungan sosial dan keakraban
dalam lingkungan kerja. Seperti yang dikatakan Bapak Ahmad Firdaus :
12
Wawancara pribadi dengan Bapak Sukismo, Manager External Relation. Jakarta, 13
November 3102. ai kantor pusat p r takarta.
58
“pomunikasi ke sesama karyawan ya mengenai pekerjaan, seperti
misalnya saya ingin mengundang trainer dan butuh kendaraan. Kemudian
jika ingin mendesign spanduk, saya berkomunikasi ke teman yang
designer, nanti dibuat oleh dia. Ya 30% mengenai pekerjaan dan 70%
komunikasi pribadi, karena kita juga kan harus mengenal teman-teman
secara personal, seperti apa orangnya”.13
Pentingnya komunikasi horizontal karena untuk menyatukan
pemahaman anggota organisasi. Contohnya ketika ada usulan perubahan
dalam organisasi, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit
organisasi tentang perubahan tersebut. Untuk hal ini mungkin tiap divisi
dengan divisi lainnya perlu mengadakan rapat untuk mencari kesepakatan
terhadap perubahan yang terjadi. Selain itu, komunikasi horizontal atau
komunikasi kesamping menjadi penting dalam organisasi karena
pertukaran informasi antar bagian dan antar karyawan dalam suatu
organisasi akan mempermudah untuk bekerjasama dan saling mengenal
satu sama lain, sehingga untuk mencapai tujuan yang diharapkan tidaklah
menjadi hal yang sulit.
C. Media Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
Media adalah sarana yang digunakan oleh komunikator untuk
menyampaikan pesan kepada komunikan. Penggunaan media komunikasi
dalam organisasi tidak dibatasi jenisnya, pemilihan media yang digunakan
dalam organisasi disesuaikan dengan kebutuhan para anggota organisasi.
Media yang digunakan untuk penyampaian pesan memiliki macam yang
13
Wawancara pribadi dengan Penanggung Jawab Program Capacity Building, A. Firdaus.
Jakarta, 13 November 2013
59
beraneka ragam, ada yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara lisan
ataupun tertulis.
Komunikasi secara lisan dapat menggunakan media telpon, untuk
komunikasi secara tertulis dapat menggunakan memo dan surat. Selain itu
dapat pula digunakan media elektronik online seperti e-mail, group facebook,
dan group online lainnya.
Media menjadi alat yang sangat penting untuk menyampaikan
informasi kepada seluruh karyawan dalam organisasi. Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU memberikan sarana media komunikasi telpon dan internet
sebagai alat untuk menyampaikan informasi mengenai pekerjaan yang harus
dikerjakan, informasi mengenai karyawan dalam organisasi, juga untuk
mendapatkan informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan
organisasi.
Media yang digunakan oleh Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
dalam memberikan informasi adalah:
1. Surat.
Media surat digunakan jika informasi berupa undangan dalam acara resmi
yang diselenggarakan oleh lembaga, selain itu surat juga digunakan untuk
keperluan administrasi jika ada satu divisi memberikan tugas kepada
divisi lain.
2. Telpon
Media telpon adalah media yang lebih sering digunakan karena dengan
telpon komunikasi yang dilakuakn dapat berjalan dua arah. Seperti yang
dikatakan oleh Bapak Ahmad Firdaus :
60
“palau komunikasi kita ada Mail list p r yahoo Group, group FB juga
ada, dan ada kita punya tiap ruangan kerja itu ada telpon dengan nomor
extensi yang berbeda, jadi ada apapun tinggal hubungin aja dengan ektensi
yang nol pulsa.”14
3. Internet.
Internet digunakan untuk menggunakan media social seperti, mail list,
group facebook, dan BBM (Blackberry Messanger). Media-media ini
dugunakan untuk memberikan informasi secara cepat dan yang yang
bersifat singkat.
4. Memo
Memo digunakan untuk berkomunikasi dengan manager yang berbeda
divisi, biasanya meninggalkan pesan yang ingin disampaikan
menggunakan memo.
5. Rapat
Selain media-media yang telah disebutkan, menurut penuturan Bobby
Cahyono selaku staff SDM, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU juga
menggunakan rapat sebagai media berkomunikasi untuk membahas hal-
hal yang sekiranya dibahas secara luas, mendalam dan membutuhkan
waktu yang tidak singkat, seperti contohnya evaluasi kerja dan diskusi
bagaimana cara mencapai tujuan yang diharapkan.15
Sedangkan untuk penyebaran pesan yang sasaran komunikasinya
begitu besar dan isi pesan atau beritanya menyangkut kepentingan sebagian
besar karyawan, maka Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU menggunakan:
14
Wawancara pribadi dengan Penanggung Jawab Program Capacity Building, A. Firdaus.
Jakarta, 13 November 2013 15
Wawancara pribadi dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Jakarta, 12
November 3102. ai kantor pusat PKPU Jakarta.
61
1. SMS center
SMS center digunakan jika ada informasi dari pimpinan teratas atau
direktur utama kepada seluruh karyawan mengenai pengumuman yang
bersifat segera.
2. Poster
Untuk informasi yang berisi pengumuman dalam jangka waktu yang lama
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU menggunakan poster yang
ditempel pada mading kantor, contohnya seperti pengumuman mengenai
lomba fotografi juga ada jadwal imam dan ceramah setelah sholat wajib,
karena setelah sholat berjamaah Lembaga Kemanusiaan PKPU memiliki
forum saling menasehati yang berupa tausiah.16
Penyampaian informasi melalui media komunikasi formal dapat
berbentuk lisan maupun tertulis atau bersifat satu arah dan dua arah.
Penggunaan media tidak memiliki ketentuan yang tetap, namun tergantung
dari anggota organisasi ingin menggunakan media apa sesuai kesepakatan dan
kebutuhan para anggota.
D. Iklim Komunikasi Organisasi Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
Organisasi adalah suatu wadah yang didalamnya terdapat orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang memiliki
struktur dan tanggung jawab, dan tujuan tersebut akan dicapai dengan saling
berhubungannya satu bagian dengan bagian lainnya. Dengan komunikasi yang
16
Wawancara pribadi dengan Penanggung Jawab Program Capacity Building, A. Firdaus.
Jakarta, 13 November 2013
62
berlangsung akan terbentuklah iklim komunikasi dari iklim komunikasi maka
dapat dirasakan iklim dalam organisasi.
Iklim komunikasi adalah gabungan-gabungan dari beberapa persepsi
yang ada mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia yang ada
didalamnya, respon antar pegawai, harapan-harapan para pegawai, dan
konflik-konflik yang terjadi antarpersonal.
Iklim komunikasi di Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU termasuk
iklim yang baik karena para anggota berkomunikasi secara terbuka dan tidak
menunda berkomunikasi jika mengalami masalah. Selain itu menurut
penuturan bapak Ahmad Firdaus, dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional
komunikasi antara pimpinan dengan para staff terjalin dengan baik, jika ada
masalah langsung dibicarakan, dan tidak menunda-nunda karena menurut
beliau jika ditunda akan memberikan efek negatif bagi dirinya sendiri dan juga
merugikan orang lain.17
Iklim organisasi yang positif dapat membuat para anggota merasa
nyaman sehingga para anggota mampu menjalin kekerabatan yang lebih
dalam. Iklim organisasi yang positif tidak menjadikan perbedaan yang terjadi
sebagai penghambat karena organisasi akan mampu mengatasi perbedaan
dengan bijak. Dengan memberikan perhatian kepada sesama anggota akan
menghilangkan sekat-sekat yang ada dalam berkomunikasi sehingga
memungkinkan organisasi akan mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan
dengan waktu yang relative cepat. Sedangkan iklim negatif akan membuat
17
Wawancara pribadi dengan Penanggung Jawab Program Capacity Building, A. Firdaus.
Jakarta, 13 November 2013
63
para anggota tidak dapat berkomunikasi secara terbuka, bahkan membuat para
anggota merasa sungkan untuk berkomunikasi, hal inilah yang membuat
tujuan sulit dicapai atau bahkan tujuan yang ada tidak tercapai.
Iklim positif dipancarkan dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU karena terlihat dari komunikasi anggotanya yang berlangsung secara
rileks dan tidak dengan tekanan. Selain itu terlihat pula antara anggota satu
dengan anggota lainnya terjalin persaudaraan yang harmonis. Menurut
penuturan bapak Sukismo yang menjabat sebagai Manager External Relation,
dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU ketika berkomunikasi kepada
para pimpinan tidak merasa rasa sungkan, bahkan jika komunikasi harus
dilakukan secepatnya dapat menghubungi pimpinan dengan mengirim SMS,
selain itu karena menurut beliau dalam lembaga kemanusiaan itu harus terjalin
rasa kekeluargaan.18
Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi, ada lima dimensi
penting yang harus kita ketahui, yakni :
1. Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi
mereka dengan atasan membantu mereka membangun, dan menjaga
perasaan diri berharga dan penting
2. Partisipasi membuat keputusan
3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia
4. Keterbukaan dan keterusterangan
18
Wawancara pribadi dengan Bapak Sukismo, Manager External Relation. Jakarta, 13
November 3102. ai kantor pusat PKPU Jakarta.
64
5. Tujuan kinerja yang tinggi pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.19
Dengan memahami lima kriteria diatas akan dapat diketahui iklim
komunikasi seperti apa yang dirasakan dalam organisasi. Apakah bawahan
setelah berkomunikasi dengan atasan memiliki perasaan untuk membangun
diri menjadi lebih baik lagi. Dan apakah pengambilan keputusan semua
anggota dilibatkan, adanya keterbukaan ketika berkomunikasi dan memiliki
tujuan kinerja yang tinggi.
19
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 85
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa
pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh Lembaga Kemanusian
Nasional PKPU adalah pola bintang dan pola rantai. Pola bintang digunakan
untuk berkomunikasi secara umum, dimana atasan bebas berkomunikasi
kepada bawahan dan bawahan bebas berkomunikasi kepada atasan tanpa
perantara orang lain. komunikasi ini dapat berjalan dengan baik karena adanya
keterbukaan antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan atasan.
Komunikasi dari atasan kepada bawahan adalah penyampaian informasi
mengenai pelaksanaan kerja, instruksi, dan penyampaian motivasi. Sedangkan
komunikasi dari bawahan kepada atasan adalah penyampaian laporan kerja,
saran-saran dan keluhan yang dirasakan Komunikasi di Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU juga menggunakan komunikasi formal dan
informal. Komunikasi yang disampaikan antar pegawai berupa
pengkoordinasian kerja, tugas-tugas pokok dan pemecahan masalah yang ada
dalam organisasiberkomunikasi mengenai pekerjaan para anggota juga
berkomunikasi secara informal mengenai diri mereka, hal tersebut dilakukan
untuk menciptakan, membentuk dan memelihara hubungan sosial dan
keakraban dalam lingkungan kerja sehingga dapat menciptakan iklim
komunikasi yang positif. Untuk pola rantai dalam Lembaga Kemanusian
66
Nasional PKPU digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat
pengumuman dari satu divisi kepada seluruh karyawan yang harus
disampaikan melalui divisi SDM.
B. Saran
Dari uraian yang dikemukakan dan fakta yang ditemukan. Maka saran-
saran penulis sebagai berikut :
1. Pertahankan pola bintang untuk penyampaian informasi, karena dengan
pola komunikasi yang sudah diterapkan oleh PKPU saat ini akan membuat
iklim organisasi menjadi lebih positif, dan jika iklim organisasi positif
maka kenyamanan akan dirasakan oleh para anggota yang pastinya
konerjanyapun akan menjadi lebih baik sehingga tujuan-tujuan yang belum
tercapai dapat dicapai.
2. Untuk penyampaian informasi dapat juga disampaikan oleh divisi Humas
karena Humas berfungsi juga untuk menyebarkan informasi dalam lingkup
internal.
3. Penulis berharap pertahankan penyebaran informasi menggunakan SMS
center, karena dengan media tersebut pastinya pesan akan langsung sampai
kepada komunikan. Jika melalui e-mail, belum tentu semua anggota
mengakses internet.
4. Penulis juga berharap kepada seluruh karyawan PKPU untuk selalu
menjaga komunikasi dengan pimpinan, dengan bawahan atau dengan
sesama karyawan. Karena dengan hal ini semua tujuan yang diharapkan
akan tercapai.
67
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
_____________. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana, 2007.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Davis , Keith & John W. Newstrom. Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta:
Erlangga, 1985.
Hardjito, Dydiet . Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2001.
Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006.
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Artikel diakses pada 2013
dari www.pkpu.or.id.
____________________________________. Menanam Harapan Untuk Masa
Depan. Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode
2009-2013.
Lestari, Endang dan Maliki. Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diklat
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003.
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek.
Malang: UMM Press, 2008.
Mahasiswi. Media Komunikasi, artikel diakses pada 2013, dari
www.mahasiswi692672320.blogspot.com
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi aksara, 2011.
Munadi, Yuhdi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Munandar, Ario. “Sejarah Perkembangan & Dinamika Kantor Cabang PKPU
(Sebuah Catatan Kecil dari Dokumen yang Berserak)”. Artikel diakses
pada 2013 dari www.ariokemanusiaan.blogspot.com .
Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian (Suatu Tinjauan Teoretis
& Praktis). Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
68
Rivai, Vheithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
Robbins, Stephen P. Prinsip- Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga,
2002.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.
Toha, Miftah. Perilaku organisasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,2002.
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Depok: PT
Indeks Kelompok Gramedia, 2005.
Wayne, R. Pace dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Rosdakarya, 2006.
Widjaja, H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2000.
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004.
HASIL WAWANCARA
Nama : Bobby Cahyono
Jabatan : Staff SDM
Tempat : Graha Peduli PKPU
Hari- Tanggal : Selasa, 12 November 2013
1. Menurut bapak, apakah komunikasi itu sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi?
Sangat penting, itu termasuk poin utama untuk melancarkan proses kerja. Ya
artinya baik di internal divisi atau lintas divisi sebisa mungkin membuat
mereka menjadi nyaman dalam berkomunikasi, jadi hubungan
interpersonalnya juga menjadi bagus lintas divisi, jadi jika ada kerjasama
antara program-program divisi bisa berjalan dengan mulus, jadi ga ada
konflik.
2. Bagaimana komunikasi yang terjalin dalam Lembaga Kcmanusiaan N'asional
PKPU antara atasan kepada bawahan atau sebaliknya dan sesama karyawan?
Komunikasinya cukup baik ya, karena kita usahakan berjalan dua arah. Kalau
pola komunikasinya bisa bertatap muka, tiap minggu rutin dengan pelatihan,
jadi pelatihannya diberikan oleh manager, bergilir tiap manager dengan materi
yang berbeda.
3. Jika ingin berkomunikasi dengan atasan apakah melalui tahapan? Apakah ada
jarak antara orang-orang yang memiliki otoritas lebih tinggi dengan karyawan
yang berada dibawahnya? Kalau keatasan langsung, kita bisa langsung datang
ke mejanya, tapi kalau saya mau komunikasi ke manager divisi lain kita
menggunakan memo, harus dengan media. Tidak langsung, tapi tidak perlu
ada janji.
Bahkan ketika saya komunikasi ke direktur bisa langsung. Jadi di PKPU itu
komunikasinya itu cair.
4. Apa saja yang di komunikasikan antara pemimpin dengan bawahan?
Mengenai pekerjaan, instruksi pekerjaan, informasi tugas-tugas baru. Tapi
80% lebih ke tugas.
5. Apa saja yang di komunikasikan antara bawahan kepada pemimpin? Biasanya
lebih minta saran, kalau staff itu ada kendala, masalah yang butuh
penyelesaian langsung nanya ke manager.
6. Apa saja yang di komunikasikan sesama karyawan?
Sesama karyawan lebih kordinasi aja sih, kaya misalnya ada pekerjaan yang
beriringan antar divisi satu dengan yang lainnya, kalau tidak dikomunikasikan
akhirnya pekerjaannya terhambat.
7. Adakah hambatan yang terjadi dalam berkomunikasi? Jika ada, hambatan apa
yang pernah dirasakan ketika berkomunikasi? Oh ya tentu, tapi kalau secara
umum di PKPU ya hambatannya itu lebih ke karakter. Ada pimpinana yang
karakternya terbuka, dikritik terbuka. Ada juga yang bermasalah ketika
dikritik. Ada bawahan yang tidak bisa dikritik. Tapi secara umum kita
langsung, tidak harus formal, secara informal saja.
8. Media apa yang digunakan dalam menyampaikan informasi?
Kalau secara singkat kita menggunakan e-mail dan telpon. Tapi kalau memang
pembahasannya panjang kita menggunakan rapat.
9. Media apa yang biasanya digunakan untuk penyebaran informasi secara
menyeluruh kepada karyawan?
Kalau pesan untuk semua pegawai kita ada mailing list, sins center, poster
yang bisa mba lihat sendiri disana (madding kantor).
10. Apakah ada rasa sungkan ketika bawahan ingin menyampaikan pesan kepada
atasan. Jika ada, lalu apa yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sungkan
tersebut?
Tidak ada rasa sungkan karena komunikasi keatas dilakukan demi kelancaran
pekerjaan.
Responden Interviewer
Bobby Cahyono Maulisa Sudrajat
(Div. SDM Bag. Pelatihan)
HASIL WAWANCARA
Nama : Ahmad Firdaus, MA
Jabatan : Penanggung Jawab Program Capacity Building
Tempat : Graha Peduli PKPU
Hari- Tanggal : Selasa, 13 November 2013
1. Menurut bapak, apakah komunikasi itu sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi?
Pasti, sangat penting. Karena keterlibatan antar pegawai itu pasti. Dalam
dunia kerja keterlibatan antar anggota itu penting ya. Kalau komunikasinya
kurang baik secara keselurahan atau individu. Contohnya program yang yang
harus dijalankan karena ada satu orang yang ga bagus maka akhirnya semua
jadi tidak tercapai.
2. Bagaimana komunikasi yang terjalin dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU antara atasan kepada bawahan atau sebaliknya dan sesama karyawan?
Kita termasuk yang sifatnya homogen ya, dalam arti agama kita semua sama.
Dalam komunikasi mengenai agama saya kira tidak ada masalah. Paling agak
terganggu itu yang bersifat kultur. Tapi karena dalam PKPU para pegawai
memiliki pendidikan yang bagus jadi dalam menghadapinya mampu.
3. Jika ingin berkomunikasi dengan atasan apakah melalui tahapan? Apakah ada
jarak antara orang-orang yang memiliki otoritas lebih tinggi dengan karyawan
yang berada dibawahnya?
Tidak, kapanpun mau bisa langsung berkomunikasi. Ketika ingin komunikasi
ke divisi lain tidak perlu melapor keatasan, namun jika dalam bentuk
administrasi itu harus ada. Karena itu adalah tertib administrasi namanya.
Contohnya dengan direktur kita tinggal sins, kalau bisa ke ruangannya maka
ke ruangannya. Itu yang membuat disini merasa nyaman.
4. Apa saja yang di komunikasikan antara pemimpin dengan bawahan? Hal-hal
yang bersifat teknis, seperti arahan teknis kegiatan. Yang biasa
dikomunikasikan itu seperti jobdesk dalam bentuk diskusi atau dialog.
5. Apa saja yang di komunikasikan antara bawahan kepada pimpinan? Biasanya
seperti bertanya dan mohon arahan kepada atasan, dan setiap pekan kita ada
evaluasi dihari jumat, apa hal yang sudah tercapai dan belum tercapai.
6. Apa saja yang di komunikasikan sesama karyawan?
Koordinasi pekerjaan. Seperti biasanya kalau saya ingin mengundang trainer
butuh kendaraan.kemudian ada tcman saya yang designer saya butuh spanduk
nanti di design oleh dia. 30-70 lah, 30% pekerjaan dan 70% hubungan pribadi.
7. Adakah hambatan yang terjadi dalam berkomunikasi? Jika ada, hambatan apa
yang pernah dirasakan ketika berkomunikasi? Ada, misalnya ada satu
kegiatan utama kita mau adakan diskusi dan menjalankan kegiatan, tapi kan
tidak semua orang mau bekerja. Ada tipikal-tipikal orang yang kalau belum
deadline nyantai dulu. Ada orang yang tertib dan terartur,
8. Media apa yang digunakan dalam menyampaikan informasi?
Mail list, group FB juga ada, ada kita punya tiap ruangan kerja kita itu ada
telpon, jadi ada apapun tinggal hubungin dengan ektensi yang nol pulsa.
9. Media apa yang biasanya digunakan untuk penyebaran informasi secara
menyeluruh kepada karyawan?
Mail list, sms center, undangan tertulis perorang dan siapapun yang dapat
undangan harus tanda tangan sebagai tanda terima. Kalau pengumuman
berlaku lama seperti jadwal imam dan ceramah maka ditempel di tiap-tiap
kantor.
10. Apakah ada rasa sungkan ketika bawahan ingin menyampaikan pesan kepada
atasan. Jika ada, lalu apa yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sungkan
tersebut?
Kalau secara pribadi karena saya juga kenal baik, jadi sangat fleksibel ya,
kalau ada yang kurang paham langsung bertanya karena kalau ditunda akan
merugikan saya dan orang lain juga.
11. Bagaimana suasana iklim komunikasi organisasi di PKPU?
Iklim komunikasi sangat terbuka. Semua bisa mencair antara atasan dengan
bawahan dan bawahan dan atasan. Tapi tetap ada sopan santun yang dijaga.
Responden Interviewer
Ahmad Firdaus, MA Maulisa Sudrajat
(Div. SDM Bag. Pelatihan)
HASIL WAWANCARA
Nama : Sukismo, SH
Jabatan : Manager External Relation
Tempat : Graha Peduli PKPU
Hari- Tanggal : Selasa, 13 November 2013
1. Menurut bapak, apakah komunikasi itu sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi?
Renting, karena komunikasi digunakan untuk bersinergi atau mengetahui apa-
apa yang mereka lakukan dalam aktifitasnya. Selain itu juga untuk mencapai
target yang yang diharapkan.
2. Bagaimana komunikasi yang terjalin dalam Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU antara atasan kepada bawahan atau sebaliknya clan sesama karyawan?
Tiap divisi memiliki keterpaduan, mereka perlu melakukan hal penting. Untuk
memunculkan suatu program, tiap divisi tidak bias berjalan sendiri.
3. Jika ingin berkomunikasi dengan atasan apakah melalui tahapan? Apakah
ada jarak antara orang-orang yang memiliki otoritas lebih tinggi dengan
karyawan yang berada dibawahnya? Tidak ada, kita disini bias saling
berkomunikasi dengan semuanya, bias berbaur tidak ada sekat-sekat antara
pimpinan dengan staff.
4. Apa saja yang di komunikasikan antara pemimpin dengan bawahan?
Menyangkut KPI (Key Performent Indikator), direalisasikan dalam bentuk job
desk. Mengacu semacam evaluasi mingguan.
5. Apa saja yang di komunikasikan antara bawahan kepada pemimpin? Laporan
kegiatan yang bias disampaikan dengan tulisan, dikirim lewat e-mail, tapi
biasanya di presentasiin melalui rapat.
6. Apa saja yang di komunikasikan sesama karyawan?
Koordinasi pekerjaan, misalnya membicarakan program yang menyangkut
dengan divisi lain, comtohnya ketika dari fundrising membutuhkan pembicara
dari luar, maka dari pihak fundrising harus berkomunikasi dengan kita karena
kita yang akan menghubungi pembicara tersebut.
7. Adakah hambatan yang terjadi dalam berkomunikasi? Jika ada, hambatan apa
yang pernah dirasakan ketika berkomunikasi? Ada, pertama menyangkut
program yang dilakukan tidak terencana atau tiba-tiba jadi sulit
berkomunikasi dengan divisi lain. Kedua karena terlalu focus pada program
sehingga lupa berkomunikasi dengan divisi terkait. Ketiga jarang bertemu
dengan manager lainnya. Karena bertemu hanya seminggu sekali dan itu
dalam pcmberian motivasi setiap awal pekan.
8. Media apa yang digunakan dalam menyampaikan informasi?
Biasanya lewat BBM, tapi pake telpon juga kalau mau berkomunikasi dan
berbicara banyak, agar tidak salah informasi.
9. Media apa yang biasanya digunakan untuk penyebaran informasi secara
menyeluruh kepada karyawan?
Medianya ada sms center, semua pengumuman dari direktorat untuk pegawai
dikrim lewat SDM. Misalkan saya mengharapkan para pegawaihadir dalam
acara hari peringatan hari pers nasional, maka pihak humas tidak bias
memberikan informasi kepada pegawai, harus melalui divisi SDM. Ada juga
poster, mail list PKPU yahoo Group, Griup di BBM juga ada.
10. Apakah ada rasa sungkan ketika bawahan ingin menyampaikan pesan kepada
atasan. Jika ada, lalu apa yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sungkan
tersebut?
Tidak sungkan, karena kita ini kan lembaga kemanusiaan nasional, jadi
bersifat kekeluargaan, kecuali orang-orang baru kali ya, karena kan baru
penyesuaian.
11. Bagaimana suasana iklim komunikasi organisasi di PKPU?
Bersifat terbuka ya karena semua dikomunikasikan, tapi untuk rahaasia
internal tetap kita tutuplah.
Responden Interviewer
'Sukismo, SH Maulisa Sudrajat
(Div. SDM Bag. Pelatihan)
kantor PKPU Pusat Jakarta Penulis Saat Melakukan Wawancara Dengan Staff SDM
Penulis Bersama Manager Dan Staff Divisi Humas Posko Banjir di kantor
PKPU divisi SDM