Download - Polin Europa t i
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 1/22
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________
_
Pengertian Umum Neuropati
Neuropati ialah keadaan dimana saraf tepi mengalami gangguan fungsi akibat kerusakan
seluler ataupun molekuler, dan dapat disebabkan oleh berbagai macam etiologi seperti :
trauma, entrapment (terjepit / terjebak), penyakit metabolik, penyakit defisiensi ,
keracunan (zat kimia toksik, logam berat), gangguan imunologis, bahkan etiologi yang
sifatnya genetik.
Penyakit ini penting untuk dipelajari karena kasusnya banyak dijumpai dalam praktek
seharihari. Pada umumnya gejala dan tanda klinis penyakit ini boleh dikatakan sama,
meskipun etiologinya berbeda, oleh karena substratnya sama yaitu serabut saraf tepi.
!eringkali bedanya hanya terletak pada "aktu onset nya (akut, subakut, khronis) pada
distribusi gejala sesuai dengan berkasberkas saraf yang rusak ( simetris, asimetris,
setempat, bilateral simetris dsb.), pada perluasan gejala / tanda di badan (contoh pada
sindroma #uillain $arre : asenderen). !ecara patologik bedanya dapat terletak pada:
bagian sel saraf yang terganggu yaitu mielinnya, akson , badan selnya sendiri, atau
bahkan seluruh sel saraf. %eskipun demikian, etiologi ruparupanya menentukan
patofisiologinya .
Polineuropati ialah neuropati yang mengenai banyak saraf tepi dan distribusinya
umumnya bilateral simetris. &ntuk dapat mengerti patogenesis dan patofisiologi
neuropati maupun polineuropati perlu diingat kembali anatomi dan fisiologinya.
'
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 2/22
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________ _
Anatomi Sistim Saraf Tepi
ermasuk sistim saraf tepi adalah : saraf kranial (neri craniales), saraf spinal (neri
spinales) bersama akar (radices) dan cabangnya (rami), saraf tepi dan komponen perifer
sistim saraf otonom.
Saraf spinal dan saraf tepi
!araf spinal mempunyai akar : radix anterior dan posterior yang melekat dengan
perantaraan sederetan filamen pada medulla spinalis. !etelah menyeberangi spatium
subarachnoideum , kearah distal masuk kantung dura. *emudian disebelah lateral
ganglion spinale yang terletak di radix posterior , kedua radices bergabung membentuk
nervus spinalis . +embaranlembaran dura menyatu didaerah ganglion spinale,
selanjutnya menerus sebagai epineurium. %asingmasing saraf spinal segera bercabang
menjadi ramus primarius ventralis dan dorsalis. abang dorsal mensarafi punggung,
sedangkan cabang entral mensarafi ekstremitas dan bagian entrolateral dinding badan.
-idaerah cervical dan lumbosacral , cabangcabang entral masingmasing membentuk
anyaman : plexus brachalis dan plexus lumbosacralis. -ari anyaman saraf ini muncul
sarafsaraf tepi yang besarbesar. aringan pengikat yang merupakan bungkus saraf juga
memba"a pembuluhpembuluh darah (vasa nervorum), limfe dan serabut saraf sensorik
dan otonom (nervi nervorum). $ungkus saraf ini juga berfungsi memperkuat saraf,
terutama terhadap tarikan atau peregangan.
Distribusi saraf spinal dan saraf tepi
$egitu dipercabangkan, ramus ventralis nervi spinalis segera membentuk plexus . -isini
komponen funiculus atau berkasnya terbagi untuk memasuki beberapa saraf tepi yangkemudian keluar dari plexus. adi prinsip umumnya :masingmasing ramus yang
membentuk plexus, mempunyai kontribusi pada beberapa saraf tepi, jadi sebaliknya
masingmasing saraf tepi berisi seratserat yang berasal dari beberapa rami ventrales
nn.spinales. -ari gambaran tersebut diatas jelas bah"a nn.spinales dengan rami
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 3/22
ventrales nya mempunyai pola distribusi segmental atau dermatomal , berbeda dengan
karakteristik
0
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 4/22
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
saraf tepi yang memba"a serat dari beberapa tingkatan segmen medulla spinalis.
1stilah segmen muncul atas dasar fakta bah"a bagian dari tabung memanjang medulla
spinalis, yang sisi kiri kanannya dilekati sepasang radix spinalis membentuk satu
segmen. !edang istilah dermatom diartikan sebagai area kulit yang mendapat suplai dari
serabutserabut sensorik berasal dari radix posterior satu segmen medula spinalis.
-ermatomdermatom ini ternyata tumpang tindih satu sama lain. 2rtinya suatu area kulit
dapat memperoleh suplai serabut saraf sensorik lebih dari satu radix posterior , sehingga
pemutusan satu radix posterior mungkin tidak menimbulkan anestesi (tak ada sensasi
samasekali) melainkan hipestesi (kurang merasakan suatu sensasi). -isebutkan bah"a
tumpang tindih untuk sensasi raba lebih besar daripada sensasi nyeri.
-ermatom perlu dipelajari untuk diagnosa letak atau tinggi lesi radikuler maupun segmen
medula spinalis, dengan mengetahui area kulit yang mengalami gangguan sensibilitas,
baik anestesi (tidak merasakan sensasi raba) maupun analgesi (tidak merasakan sensasi
nyer), hipestesi maupun hipalgesi. -istribusi dermatom sesuai dengan data dari Foerster
('300, '304) dapat dilihat pada gambar ' dan . 5arus dicamkan bah"a boleh dikatakan
tidak ada persesuaian antara dermatom dan otototot diba"ahnya.
Pengaturan serabut saraf untuk otototot ekstremitas umumnya adalah sebagai berikut :
!egmen bagian cerical dan lumbosacral (yang melebar), makin rostral akan memberi
persarafan otot dibagian proksimal ekstremitas dan makin kaudal akan memberi
persarafan untuk otot yang lebih distal. !atu otot dapat menerima serabut saraf dari
beberapa segmen medula spinalis, sesuai dengan serabutserabut saraf nervus spinalis
segmen tersebut yang ikut membentuk saraf tepi pensuplai otot bersangkutan. ontoh:
m.biceps brachii mendapat serabutserabut saraf dari n.spinalis segmen medula spinalis
cervikal 5,6 karena otot tersebut mendapat cabang otot dari saraf tepi n.musculocutaneusyang berkas sarafnya dibentuk oleh serabut dari n.spinalis cervikal 5 dan 6. &mumnya
serabut dari satu segmen mendominasi persarafan otot. -alam hal m.biceps brachii,
segmen cervical 5, lebih banyak memberi serabutserabut sarafnya pada otot tersebut.
*arena satu otot mendapatkan serabut saraf dari lebih satu segmen medula spinalis,
kerusakan satu segmen saja umumnya tidak akan menimbulkan plegi atau kelumpuhan
6
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 5/22
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
total pada otot tersebut melainkan parese saja (kelumpuhan parsiil). !araf tepi juga
menunjukkan area persarafan yang tumpang tindih dengan saraf tepi yang lain meskipun
tidak luas. adi apabila satu saraf tepi dipotong, maka akan muncul kelumpuhan otot yang
disarafi, gangguan otonom, dan hilangnya sensasi kurang lebih daerah sentral area
distribusi saraf tepi tersebut, serta kurangnya sensasi didaerah pinggiran area distribusi.
*eadaan terakhir ini disebabkan tumpang tindih dengan saraf tepi yang berbatasan.
#ambar'. 2spek entral dermatom #ambar . 2spek dorsal distribusi dermatom
menurut data 7oerster ('300,'304)8 menurut -ata 7oerster ('300,'304)8
-aerah bahu (6,9) utamanya 6 -aerah deltoid, punggung atas (6,9)elapak tangan radial (9,4) !etinggi angulus inferior scapulae utamanya ()
elapak tangan ulner (,;) !etinggi crista iliaca (')
-aerah papilla mammae (6,9) !etinggi sacrum (+,0)
!etingi umbilicus ('<) !ekitar anus (!0o')
-aerah inguinal (',+'), -orsum tungkai atas (+0,!)-aerah genu (+0) -orsum tungkai ba"ah (+6,9,!)
%edial tungkai ba"ah (+0,6) +ateral telapak kaki (!')
+ateral tungkai ba"ah (+0,9) %edial telapak kaki (!)%edial punggung kaki (+6,!')
+ateral/tengah punggung kaki (+9)
Punggung jari kaki (!)8-ari #ardner =, #ray -, dan >?@ahilly @. 2natomy 6th =d. Philadelphia, A$.!aunders o.,'3;
9
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 6/22
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________
_
Anatomi Mikroskopik Serabut Saraf Tepi
1stilah serabut saraf dapat diartikan akson saja atau akson plus sel satelitnya. &ntuk
bahasan disini dipergunakan pengertian yang disebut terakhir. *ekhususan morfologik
serabut saraf berkaitan dengan fungsinya untuk transmisi informasi secara tepat antara
tempat dalam organisme. 1nformasi ini dapat diteruskan dengan cepat: kecepatan
propagasi impuls saraf berkisar antara kurang dari ' dan lebih dari '<<m/detik.
-isamping itu akson juga berfungsi sebagai sistim transportasi bahan kimia, baik secara
sentripetal/retrograd (kearah badan sel saraf) ataupun sentrifugal/anterograd (kearah
distal). ransportasi substansisubstansi dan organella baik retrograd maupun anterograd
dapat bersifat masingmasing cepat (6<<mm/hari) atau lambat (mm/hari). ransportasi
aksonal ini tidak hanya penting untuk pengaturan metabolisme tonjolan sel saraf yang
panjangpanjang itu, melainkan juga untuk kepentingan aktiitas neurosekretorik
termasuk transmisi sinaptik dan neuromuskuler. *emungkinan lain: penting untuk sinyal
trofik selsel lain, seperti seratserat otot.
2kson ada yang bermielin, ada yang tanpa mielin. %enurut definisi, akson tanpa
mielin adalah akson yang tertutup oleh selsel satelit yang belum memproduksi mielin
sekeliling akson tersebut. -alam arti luas, kategori ini termasuk akson dalam stadium
a"al perkembangan, akson dalam stadium regenerasi, akson demielinisasi patologis dan
akhirnya kelompok besar akson halus yang matur yang normalnya memang permanen
atotl tanpa mielin. -alam arti sempit hanya pengertian terakhir ini yang dipergunakan.
erabut tak bermielin berarti struktur dibentuk oleh satu atau lebih akson tak bermielin
beserta selsel satelitnya. Perlu diperhatikan juga bah"a ternyata dijumpai serabut saraf
campuran, yaitu : bermielin disebelah distal, secara progresif menjadi tak bermielinkearah proksimal, meskipun ini pada serabut afferen agus binatang kucing.
2kson perifer bermielin adalah tonjolan dari badan sel saraf. $adan sel saraf ini dapat
berada di medula spinalis, nukleus motorik batang otak, ganglion spinale, ganglion
sensorik saraf kranial, dan ganglion otonom. !el. $erarti jumlah terbesar badan sel akson
4
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 7/22
tersebut berada dalam sistim saraf pusat. !erabut otonom posganglionerlah yang badan
selnya seluruhnya berada dalam sistim saraf tepi, dan umumnya tanpa mielin.
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
2kson saraf tepi bermielin dikelilingi oleh sel satelit : sel ch!ann . "lia#ch!ann
$unction yang menandai perbatasan sistim saraf sentral dan tepi, tidak selalu berada
ditempat munculnya radices spinales dari medula spinalis atau munculnya nn.craniales
dari truncus cerebri (batang otak). 2kson bermielin dikelilingi bungkus mielin tubuler
mulai dari dekat badan sel sampai ' mikrom dari terminal akson. Pada tempat tempat
tertentu yaitu pada nodus %anvier bungkus mielin ini seperti terputus. adi bungkus
#ambar 0. #ambar diagram ultrastruktur nodus @anier
(-ari :-yck P, homas P*, +ambert =5 dan $unge @. Polyneuropathy.nd =d. Philadelphia, A$.
!aunders o., '3;6.)
mielin akan nampak sebagai serial segmen silindris, masingmasing disebut internodus
dan diproduksi oleh satu sel !ch"ann. %aka sel !ch"ann juga nampak dibatasi satu
sama lain oleh nodus %anvier . !itoplasma sel !ch"ann ini melingkari akson sedemikian
hingga nampak sebagai lapisan tipis disebelah eksternal bungkus mielin (lapisan
abaksonal ), tetapi juga disebelah internalnya (lapisan adaksonal & lapisan 'authner ).
Nukleus sel !ch"ann menempatkan diri kurang lebih di tengahtengah internodus. !uatu
ruang sempit : periaksonal space , memisahkan aksolemma dan membran lapisan
adaksonal sel !ch"ann. 2kson mempunyai dinding (membran) permukaan yang disebut
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 8/22
aksolemma dan berisi aksoplasma. 2ksoplasma ini terdiri atas cairan sitoplasmik dimana
didalamnya
dijumpai struktur filamen dan organella. -engan mikroskop elektron struktur filamen ini
jelas menunjukkan adanya microtubules&neurotubules dan neurofilaments.
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
Kategori Klinis Neuropati
!angat berguna untuk memisahkan neuropati menjadi kategori , atas dasar pola
distribusi keterlibatan saraf tepi (penting untuk melacak kearah etiologi) :
a. Polineuropati : lesi mengenai banyak saraf tepi dengan pola distribusinya
bilateral simetris dan kejadiannya boleh dikatakan simultan. *adangkadang
dipergunakan istilah poliradikulopati, poliradikuloneuropati untuk menekankan
keterlibatan radix spinalis ataupun radix spinalis plus truncus spinalis.
b. Mononeuropati dan mononeuropati multipleks : lesi mengenai satu saraf tepi,
atau beberapa saraf tepi yang sifatnya tidak simetris. 2tau dapat juga nampak
simetris, tetapi kejadiannya tidak simultan . -ari patologinya juga akan nampak
berbeda, seringkali tergantung dari lokasi masingmasing saraf yang terkena.
=tiologi kategori ini umumnya adalah penyakit ataupun kondisi yang
menimbulkan lesi atau kerusakan yang sifatnya local, bukan difus seperti pada
polineuropati (trauma atau mikrotrauma mekanik : traksi, tekanan, pukulan
langsung, luka tembusB entrapment , lesi karena radiasi, listrik, terbakar, lesi
askuler, lesi granulomatus, lesi neoplastik).
!eringkali keadaan polineuropati yang sifatnya difus ditumpangi oleh lesi yang
sifatnya fokal, sebagai konsekuensi kerentanan yang sifatnya abnormal terhadaptekanan dari bangunan sekitar saraf tersebut. ontoh : pada polineuropati ringan akan
seringkali dijumpai sindroma tero"ongan karpal (carpal tunnel syndrome ( * ),
atau bahkan pada penderita diabetes mellitus akan terlebih dahulu dijumpai *
sebelum didiagnosa dengan polineuropati.
;
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 9/22
1stilah neuritis dapat dipergunakan pada kasuskasus yang memang jelas ada proses
infeksi oleh kuman. ontoh : mononeuritis multipleC pada penyakit lepra lepromatosa
yang disebabkan oleh 'ycobacterium leprae.
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________
_
Gambaran Klinis Polineuropati
iri khas dari polineuropati adalah distribusi gejala klinisnya yang bilateral simetris,
mulai dari ujung distal berkas saraf yang terpanjang: jadi mulai dari jarijari kaki ke
proksimal, kemudian mulai dari jarijari tangan ke proksimal, selanjutnya dapat
berkembang lebih lanjut mengenai berkas saraf di tubuh (a.l. nn.intercostales,
n.ilioinguinalis, n.hypogastricus), juga mulai dari distal ke proksimal. >leh karena pada
polineuropati, lesinya melibatkan banyak saraf tepi secara simultan, maka umumya
etiologinya merupakan penyakit atau gangguan patologis yang bersifat sistemik . ontoh :
gangguan endokrin (diabetes mellitus, hipertiroidi), gangguan imunologis, gangguan
yang bersifat defisensi terkait dengan nutrisi (malnutrisi), keracunan khronis zat kimia
seperti: arsen, plumbum, air raksa dsb. !etiap saraf tepi dapat mengandung unsur sebagai berikut :
a. serabut sensorik : dari kulit, dinding pembuluh darah
b. serabut motorik : untuk otot
c. serabut proprioseptif : dari otot, ligamen dan tendo serta sendi yang berdekatan
dengan otot.
d. serabut otonom : simpatis atau parasimpatis, untuk dinding pembuluh darah kulit,
otot, sendi.
%aka gejala klinis polineuropati akan bergantung juga pada sifat unsur serat saraf yang
mengalami kerusakan, disamping daerah innerasinya.
Selektivitas gangguan fungsi klinis
#angguan fungsi klinis dapat berupa :
a. #angguan sensibilitas sesuai dengan daerah persarafan saraf tepi.
3
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 10/22
b. #angguan fungsi motorik sesuai dengan cabang motorik yang terkena.
c. #anggan fungsi proprioseptif sesuai dengan cabang sendi atau cabang otot
yang terkena
d. #angguan simpatis atau parasimpatis , sesuai dengan jenis serat otonom mana
yang rusak.
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________ _
#ejala klinis yang mucul pada polineuropati dapat merupakan kombinasi dari beberapa
gejala tersebut diatas. &mumnya yang timbul adalah gejala sensorimotor. *eadaan
keadaan tertentu dapat menimbulkan gejala dengan dominasi masingmasing gejala
motorik, sensorik maupun otonom. Pada diabetes mellitus, lepra, defisiensi itamin $'
dan neuropati sensorik herediter, gejala yang menonjol adalah gangguan sensibilitas.
!edangkan pada sindroma "uillain +arre, polineuropati yang berhubungan dengan
intoksikasi timah, diphteria, yang menyolok adalah keluhan motoriknya. Neuropati
uremik umumnya manifes dengan keluhan sensorik ataupun sensorimotor. -emikian juga
gangguan sensorimotor lebih banyak dijumpai sebagai komplikasi nonmetastatik
(remote effect) pada kasuskasus dengan karsinoma dan limfoma dibandingkan gangguan
sensorik ataupun motorik saja. Perubahanperubahan otonom umumnya muncul a"al danmengganggu pada neuropati amiloid, demikian juga sering muncul dominan pada
diabetes mellitus.
Perjalanan klinis polineuropati
Pengetahuan mengenai perjalanan klinis polineuropati dapat membantu penentuan
etiologinya. Polineuropati umumnya mempunyai perjalanan penyakit yang sifatnya
subakut (beberapa minggu sampai beberapa bulan), seperti pada polineuropati diabetik
dan uremik. %eskipun lebih jarang, polineuropati diabetik kejadiannya dapat subakut
dengan perjalanan penyakit beberapa hari saja, dikatakan terutama dicetuskan oleh
terapiB demikian juga polineuropati uremik yang dikatakan dicetuskan oleh hemodialisis.
*emungkinan yang dimaksud disini, hasil terapi ataupun hemodialisis yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan justru akan mencetuskan terjadinya komplikasi polineuropati.
'<
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 11/22
Polineuropati bersifat subakut juga dijumpai pada sindroma "uillain +arre dan
diphteria. *eadaan lain yang mempunyai latar belakang gangguan imunologis dapat pula
disertai polineuropati yang sifatnya subakut. Polineuropati subakut dengan "aktu yang
lebih lama (beberapa minggu sampai beberapa bulan) dapat juga dijumpai pada paparan
jangka panjang terhadap zatzat toksik, pada defisiensi nutrisi yang relatif menetap, pada
penyakit maligna (sebagai remote effect ) . Polineuropati dengan a"itan yang samasekali
tidak kentara dan berlangsung khronik progresif, dengan memakan "aktu bertahuntahun
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________
_
dapat dijumpai pada beberapa polineuropati yang bersifat genetic dan polineuropati
demielinisasi inflamatorik khronik progresif. !ebagian polineuropati mempunyai
kecenderungan untuk rekuren (relaps). %isalkan sindroma #uillain $arre dapat berulang
ulang kambuh secara episodik selama bertahuntahun.
Perjalanan klinis polineuropati merefleksikan perubahanperubahan patologis yang
terjadi. *esembuhan yang penuh dan cepat seperti misalnya pada sindroma #uillain
$arre dan polineuropati karena dipthteria, menggambarkan adanya demielinisasi yang
relatif difus dan menimbulkan blok konduksi yang sifatnya temporer. Penyembuhan
berarti ada remielinisasi. ontoh lain tetapi pada mononeuropati adalah $ell?s palsy (lesi
n.D11) dan aturday night palsy (lesi n.radialis). -isini juga ada demielinisasi tetapi
bersifat local, dengan blok konduksi. @emieliniasi kemudian akan terjadi diikuti restorasi
fungsi. Pada polineuropati dengan kerusakan aksonal yang ekstensif, bila proses
kausanya bersifat reersible, penyembuhan terjadi dengan adanya regenerasi aksonal atau
collateral sprouting dari akson yang survive. &mumnya restorasi fungsi disini lambat dan
seringkali tidak mencapai '<<E.
Gejala dan tanda polineuropati
#ejala dan tanda polineuropati sama dengan neuropati umumnya, yaitu meliputigangguan pada fungsi :
a. motorik
b. sensorik
c. proprioseptif
d. otonom
''
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 12/22
a. Gangguan fungsi motorik a. Gangguan fungsi motorik
#angguan motorik dapat berupa kelumpuhan mulai dari yang ringan ( parese) sampai
lumpuh total ( plegi). *elumpuhan gerak olunter ini dapat akibat blok konduksi pada
serat saraf motorik ataupun rusak atau terputusnya akson. $lok konduksi sifatnya dapat
temporer, umpamanya pada anestesi local, pendinginan, anoksia. Pada neuropati dengan
demielinisasi selektif, dimana aksonnya tetap intak, blok konduksi dapat permanen : pada
pasien dengan sindroma #uillain $arre dan polineuropati diphteri.
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________
_
Pada kerusakan mielin dimana aksonnya masih intak, tidak ada atrofi otot akibat
denerasi karena aksi trofik (trophic action) akson motorik pada serabut otot masih tetap
dipertahankan. *adangkadang akan dijumpai atrofi karena kurangnya penggunaan otot
tersebut (disuse atrophy). Pada pemeriksaan =%# (electromyography) akan dijumpai
*5! (kecepatan hantar saraf) atau %D (motor conduction velocity) yang menurun
tetapi tidak ada tanda denervasi pada pemeriksaan %&P (motor unit potential ) dengan
jarum yang ditusukkan pada otot, berupa fibrilasi ataupun gelombang positive spike.
Penyembuhan disini umumnya cepat dan sempurna.
*erusakan pada akson sebaliknya disamping berakibat kelumpuhan otot, juga akan
menimbulkan atrofi otot akibat denervasi (artinya: putus hubungan dengan serabut sel
saraf). 2trofi otot ini umumnya baru akan nampak setelah beberapa minggu, dan bersifat
progresif. !erabut otot akan mulai menghilang kurang lebih antara 4 F 3 bulan. -an
setelah 0 tahun serabutserabut otot ini umunya akan tersisa sedikit saja. @estorasi fungsi
seringkali masih dapat terjadi dalam "aktu ' bulan bila terjadi reinnerasi. +ebih dari
"aktu tersebut umumnya penyembuhan fungsi tidak akan memuaskan.
#ejala dan tanda lain yang dapat muncul menyertai kerusakan serat saraf motorik adalah
fasikulasi, kram, kekakuan otot umum ( generalied muscular stiffness). 7asikulasi inikadangkadang cukup ekstensif sehingga sukar dibedakan dengan degenerasi progresif
sel kornu anterior yang sifatnya ireersibel. -emikian juga kram yang umumnya
dijumpai pada spinal muscular atrophy , dapat muncul pada polineuropati dengan
aksonopati. ontohnya pada polineuropati uremik dimana kram muncul bersamaan
'
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 13/22
dengan dilakukannya dialysis. 5al ini menimbulkan pemikiran bah"a kram dipicu oleh
adanya perubahan balans cairan dan elektrolit.
#ejala kekakuan otot umum pada pemeriksaan dengan =%# akan menimbulkan
gambaran yang disebut aktiitas unit motorik kontinyu dan keadaan itu sering disebut
sebagai '- syndrome /ontinuous 'otor -nit yndrome), 0saacs#'ertens syndrome
atau neuromyotonia. !ebagian kasus ini memperlihatkan kelambanan relaksasi setelah
kontraksi olunter sehingga sering disebut juga pseudomyotonia. *elambanan relaksasi
semacam ini sebenarnya khas pada penyakit otot yang dikenal sebagai myotonia.
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________ _
*ekakuan otot yang berhubungan dengan miokimia (keadaan dimana terjadi kontraksi
yang menetap, primer mengenai otototot distal akan tetapi kemudian dapat meluas
mengenai seluruh tubuh dan dapat berakibat postur dan langkah yang abnormal. Postur
tangan setelah kontraksi olunter mirip yang terjadi pada tetani (carpopedal spasm).
!eringkali dijumpai rasa kelelahan selama kontraksi olunter dan bahkan selama tidur
kekakuan otot ini tetap ada.
Pada polineuropati perifer, sindroma tersebut diatas sering dijumpai, dengan spontaneous
discharge terjadi dibagian perifer akson. 2kan tetapi keadaan ini harus dibedakan dengan
kasuskasus dimana spontaneous dicharge berasal dari sentral, seperti pada kram ototyang amat nyeri akibat konsumsi alcohol. uga harus dibedakan dengan kekakuan otot
karena sel motorik cornu anterior yang terisolir, mungkin akibat interneuron yang hilang.
adi '- syndrome ini memang non spesifik, dapat terjadi baik pada polineuropati
dengan kerusakan mielin (tipe demielinisasi) maupun akson (tipe neuronal).
ontoh: tipe demielinisasi, chronic relapsing demyelinating neuropathy dan tipe
neuronal, harcot#'arie#*ooth disease.
b. Gangguan fungsi sensorik
#angguan sensorik pada polineuropati dapat mengenai semua modalitas, atau terbatas#angguan sensorik pada polineuropati dapat mengenai semua modalitas, atau terbatas
pada satu jenis modalitas tertentu saja, tergantung dari jenis serabut saraf yang rusak. pada satu jenis modalitas tertentu saja, tergantung dari jenis serabut saraf yang rusak.
enis serabut saraf bergantung dari ada tidaknya mielin dan diameternya.
!ecara klinis dapat dibedakan 0 pola gangguan sensorik :
a. #angguan sensibilitas untuk nyeri dan temperatur
'0
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 14/22
b. #angguan sensasi untuk raba dan tekanan, sensasi diskriminasi titk, dan
proprioseptif (posisi sendi).
c. #angguan yang mengenai semua modalitas secara simultan.
#angguan proprioseptif akan dibahas tersendiri.
ontoh untuk gangguan yang mengenai semua modalitas adalah type 0 hereditary
sensory neuropathy, polineuropati dengan gangguan sensorik yang diturunkan secara
genetic dominan. -isini dijumpai patologi : hilangnya mielin secara difus pada
semua jenis
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________ _
serabut saraf terutama dengan diameter kecil dan hilangnya sebagian besar serabut tanpa
mielin. Pada keadaan dimana serabut yang rusak lebih kearah diameter yang besar, maka
akan muncul gangguan pada sensasi posisi sendi, sensasi raba dan tekanan, serta sensasi
ibrasi. ontoh : pada polineuropati uremik dan pada penyakit degenerasi ataksia
7riedreich. 5ilangnya sensasi ibrasi tidak hanya karena rusaknya serabut saraf diameter
besar, melainkan juga dapat terjadi karena dispersi temporal konduksi saraf akibat
demielinisasi saraf. Pada demielinisasi saraf tidak mungkin terjadi konduksi rentetan
impuls secara sinkhron.
Parestesi adalah sensasi yang dirasakan sebagai ditusuktusuk jarum kecil atau sebagai
rasa panas ( 1a!a2 gringgingen, semuten, kemranyas seperti dilombok ). Pada
polineuropati sensasi ini mempunyai distribusi bilateral simetris: glove and stocking
(distribusi sarung tangan dan kaos kaki) pada ekstremitas. %enurut %errington dan
Nathan, parestesi ini disebabkan karena kondisi iskhemik dan pos iskhemik, yang
berakibat munculnya impuls abnormal& ektopik sepanjang serabut saraf. 1mpuls
abnormal berupa letupan impuls frek!ensi tinggi yang berlangsung lama (akan
meningkat pada hiperentilasi). 1mpuls abnormal ini hanya muncul dan dapat direkam
dari serat bermielin. 1mpuls ektopik ini memberikan pola spasiotemporal abnormal oleh
karena berasal dari berbagai jenis unit sensorik. +etupan ektopik ini juga dijumpai pada
cabang regenerasi akson pada neuropati dan analog juga dengan aktiitas ektopik yang
'6
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 15/22
dapat direkam dari neuroma yang merupakan ujung distal saraf pada ektremitas yang
diamputasi.
1stilah restless legs diartikan sebagai keluhan atau sensasi tidak enak & uncomfortable
pada kaki dan tungkai ba"ah, yang dirasakan se"aktu istirahat utamanya malam hari.
@asa tidak enak yang dapat diutarakan sebagai macammacam rasa (oleh karena
kesulitan penggambaran) umumnya dirasakan sedemikian sehingga pasien cenderung
untuk menggerakgerakkan tungkainya. #erakan ini akan mengurangi keluhan untuk
sementara. %eskipun komponen personalitas juga bekerja disini, keluhan restless legs
umumnya menyertai polineuropati (khususnya polineuropati uremik). -isebutkan juga
bah"a keluhan ini juga dijumpai pada kondisi hiperkapnia.
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
1stilah hiperalgesi, hiperestesi, dan hiperpati umumnya merujuk pada keadaan
overreaction (reaksi berlebihan) akibat stimulus kutan, atau pada sensasi tidak enak
yang biasanya menyertai sensasi kutan. 12!P (he 1nternational 2ssociation for the
!tudy of Pain) merekomendasikan definisi yang lebih tepat. 3iperestesi merujuk pada
sensitiitas yang meningkat terhadap rangsangan. -igambarkan sebagai rasa tidak enak
sebagai respons terhadap non#noxious stimulus. -isebutkan bah"a stimulus yang bergerak ringan pada kulit lebih akan memunculkan sensasi hiperestesi dibandingkan
suatu tekanan agak kuat dan singkat. llodinia menggambarkan hipersensitif juga, tetapi
non#noxious stimulus pada kulit normal memberikan respons nyeri. 3iperpatia
menggambarkan adanya respons nyeri yang mengganggu terhadap noxious stimulus,
utamanya bila berulangulang dan mempunyai sifat khas yaitu: delay (tertunda),
overreaction (memberi respons berlebihan), dan aftersensation (masih memberikan
respons meskipun stimulus sudah behenti). Phenomen ini dapat dijumpai umpamanya
pada neuralgia pos herpes, pada stadium regenerasi setelah kerusakan saraf tepi.
4yeri merupakan simtom yang sangat mengganggu. &mumnya ini lebih banyak dijumpai
pada mononeuropati dan bersifat local, sesuai dengan daerah persarafan serabutserabut
saraf yang sakit. ontoh : nyeri seperti terbakar pada meralgia paresthetica (lesi
n.cutaneus femoris lateralis). *adangkadang lesi fokal berakibat nyeri yang menjalar
'9
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 16/22
luasB contoh : pada carpal tunnel syndrome, serangan acroparesthesia (semuten ujung
ujung jari) pada malam hari seringkali menjalar keatas sepanjang lengan sebagai rasa
kemeng , kenceng, tebal sampai daerah bahu bahkan sampai pangkal leher.
Polineuropati umumnya tanpa rasa nyeri. Polineuropati disertai rasa nyeri dapat dijumpai
pada polineuropati karena keracunan arsen dan thallium. uga pada polineuropati
khronik seperti pada polineuropati sensorik diabetik dijumpai nyeri yang sering
digambarkan intens, letaknya dalam seperti berasal dari tulang. *adangkadang pula
digambarkan sebagai lancinating pain (rasa nyeri hebat yang muncul mendadak bak
halilintar). Pada dasarnya dapat dikatakan bah"a rasa nyeri selalu muncul pada neuropati
dengan kerusakan selektif serabut diameter kecil atau kerusakan semua diameter.
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________ _
$ahasan mengenai mekanisme nyeri pada polineuropati oleh karena cukup luas,
membutuhkan uraian tersendiri.
ausalgia menurut !eddon dibatasi pada pengertian : nyeri akibat lesi pada berkas saraf
yang hebat dan persisten, seringkali (tidak harus) mengandung komponen sensasi seperti
terbakar dan radiasi melampaui batas teritori saraf yang rusak. Nyeri seringkali
diperberat oleh faktor emosi. Paling sering dijumpai pada lesi proksimal n.medianus,
diisi tibial n.ischiadicus dan truncus inferius plexus brachialis dan umumnya pada lesi
parsial. 2"itannya dapat terjadi 6 jam setelah kerusakan saraf, atau dapat tertunda
sampai 69 hari. Patogenesisnya masih belum jelas, tetapi secara klinis simpatektomi
dapat meredakan <;<E kasus kausalgia.
c. Gangguan fungsi proprioseptif
*erusakan selektif serabut saraf diameter besar akan menimbulkan ataksia pada
ekstremitas. 2pabila kerusakan ini terjadi pada ekstremitas atas, sedangkan kekuatan
ototototnya masih baik, maka manifestasinya berupa gerak pseudoathetoid jarijari
tangan se"aktu lengan direntangkan dengan mata tertutup. 7enomena yang sama juga
dapat terjadi pada ekstremitas ba"ah. Pada umumnya dapat dikatakan bah"a pada
gangguan proprioseptif yang relatif berat, performa motorik menjadi buruk dan bahkan
pekerjaan rutin seharihari tak dapat dilakukan. 5al ini untuk sebagian disebabkan karena
'4
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 17/22
tidak ada koreksi otomatik secara refleks pada gerak olunter dan juga karena ketidak
mampuan untuk mempertahankan kontraksi otot pada derajat kekuatan konstan lebih
lama dari ' detik, tanpa ada visual feedback (umpan balik isual). *ebanyakan pasien
juga tidak mampu untuk melakukan fungsi motorik sederhana secara berurutan dalam
jangka "aktu lama, tanpa dibantu penglihatan.
remor pada jari tangan dengan lengan direntangkan yang mirip tremor esensial dapatremor pada jari tangan dengan lengan direntangkan yang mirip tremor esensial dapat
dijumpai pada neuropati motorik dan sensorik herediter tipe 1, pada pasien tahapdijumpai pada neuropati motorik dan sensorik herediter tipe 1, pada pasien tahap
penyembuhan sindroma #uillain$arre, dan neuropati demielinisasi khronik progresif atau penyembuhan sindroma #uillain$arre, dan neuropati demielinisasi khronik progresif atau
khronik relaps.khronik relaps.
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________
_
d. Gangguan fungsi otonomd. Gangguan fungsi otonom
#angguan fungsi otonom dapat terjadi pada polineuropati. !indrom 5orner biasanya
ditemui pada lesi fokal yang mengenai radiks n.thoracalis 0 atau rantai simpatis serikal
tetapi sangat jarang pada polineuropati. Pada polineuropati diabetik dengan gangguan
fungsi otonom, jenis gangguan pupil yang umum dijumpai adalah refleks pupil yang
sangat lambat. 3ipotensi ortostatik seringkali merupakan satusatunya gejala pada
polineuropati otonom pada amyloidosis. Pada polineuropati diabetik estimasi
frek"ensinya masih kontroersial. -ugaan penyebabnya adalah defek innerasi
aomotorik pada pembuluh darah. -efek ini juga dapat dijumpai pada sindroma #uillain
$arre, polineuropati alkoholik, polineuropati berkaitan dengan karsinoma (remote effect )
dan limfoma. nhidrosis (kulit tidak berkeringat) pada polineuropati mempunyai
distribusi simetris, biasanya mulai dari kaki (pada penderita diabetes). 2pabila gangguan
otonom ini ekstensif, bahkan dapat menimbulkan intolerans terhadap panas dan keluar
keringat berlebihan, utamanya pada tubuh bagian atas. nhidrosis diakibatkan oleh lesi
posganglioner saraf simpatis sudomotor dan seringkali disertai defek piloereksi.
Pada kasus dengan diabetes mellitus, adanya gangguan saraf otonom dapat berakibat
kurang peka terhadap kondisi hipoglikemi (disebabkan kegagalan pelepasan
'
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 18/22
katekholamin). "angguan fungsi genitouriner juga dijumpai pada penderita
polineuropati diabetik dan amyloid. *emudian hari akan terjadi kandung kencing yang
atonik dan dilatasi. %ulamula pasien akan menyadari bah"a jarak "aktu kencing
bertambah lama, kencingnya sulit dan alirannya terputusputus atau tidak lancar, dan
setelah kencing air seni masih menetes. *emudian akan terjadi retentio urinae dengan
overflo! incontinence, yang umumnya dirasakan pada malam hari. *arena adanya
denerasi sensorik pada dinding kandung kencing, maka kesadaran akan kandung
kencing yang penuh juga menghilang. Pada pria dapat muncul impotensi karena
kegagalan ereksi akibat denerasi parasimpatis, kemudian baru disusul kegagalan
e$akulasi yang disebabkan denerasi simpatis. !eringkali dijumpai kasus polineuropati
diabetik dengan gangguan otonom menderita keadaan yang disebut e$akulasi retrograd.
%eskipun ereksi dan orgasme, emisi seminal tidak terjadi, dan dijumpai semen didalam
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
urine. -iduga sfingter internal leher kandung kencing tidak menutup normal se"aktu
ejakulasi. #angguan innerasi otonom saluran pencernaan dapat memunculkan gejala
nocturnal diarrhea. #angguan usus besar karena dilatasi colon juga dapat dijumpai. Polineuropati khronik bila munculnya pada usia sebelum pertumbuhan badan berhenti,
dapat memunculkan deformitas. 5al ini diduga akibat kelemahan otot karena adanya
denerasi aferen pada otot dan sendi. -eformitas pada tulang belakang dapat berupa
kyphoscoliosis. Pada polineuropati motorik dan sensorik herediter, dapat dijumpai adanya
posisi euinovarus kaki, deformitas cavus pada kaki dengan cla!ing toes.
Perubahan Trophic
-isamping perubahanperubahan seperti yang telah diuraikan diatas masih ada
perubahan trophic yang mengikuti adanya denerasi. Penyebab keadaan ini rupanya
multiple dan kompleks. %akin banyak bukti bah"a innerasi yang normal mempunyai
peranan yang penting untuk diferensiasi jaringan dan kemudian mempertahankan struktur
';
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 19/22
dan aktiitasnya yang normal. !erabutserabut saraf yang memberi persarafan pada otot
skelet , menunjukkan keterlibatannya dalam menentukan berbagai sifatsifat structural
dan fungsional serat otot. 5ilangnya persarafan otot akan mengakibatkan timbulnya atrofi
otot. %enurut +e"is dan Pickering ('304) perubahan yang mengikuti denerasi pada
kulit, kuku, dan jaringan pengikat, bukannya disebabkan karena serabut saraf yang
kehilangan fungsi khusus yaitu fungsi trofiknya, melainkan karena disuse atrophy,
perubahanperubahan suplai darah, hilangnya fungsi sensorik. Perubahan trofik semacam
ini dapat dijumpai pada polineuropati dabetik, polineuropati pada lepra, polineuropati
sensorik herediter, polineuropati motorik dan sensorik herediter. Perubahan ini umumnya
menyolok didaerah perifer maka !pillane dan Aells menyebut acrodystrophic
neuropathy untuk kasuskasus dengan polineuropati sensorik maupun sensorimotor yang
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
menunjukkan adanya ulserasi trofik dibagian distal ekstremitas. Perubahan tulang juga
terjadi di distal. 7oto radiologik menunjukkan penurunan densitas tulang baik fokal
maupun disfus, phalanC mengecil, fraktur patologis dan muculnya artropati. 2danya
ulkus trofik dan degenerasi neuropatik sendi diduga karena hilangnya sensasi nyeri ,
sehingga jaringan terpapar pada risiko terluka atau trauma berulang.
'3
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 20/22
Polineuropati
_______________________________________________________________________________________________
_
Macam-macam Polineuropati Macam-macam Polineuropati
Polineuropati umumnya muncul menyertai atau disebabkan kondisikondisi / penyakit
tertentu.
'. Polineuropati yang menyertai penyakit sistemik
a. Polineuropati diabetik
<
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 21/22
b. Polineuropati uremik
c. Polineuropati hepatik
d. Polineuropati pada penyakit tiroid
e. Polineuropati amyloid
f. Polineuropati karena defisisiensi nutrisi dan alkoholism
. Polineuropati karena infeksi, posinfeksi dan polineuropati inflamatorik
a. 1nfeksi irus herpes
b. +epra
c. -iphteri
d. Poliradikulopati
• hronic 0nflammatory emyelinating Polyradiculoneuropathy
• cute 0nflammatory emyelinating Polyradiculoneuropathy
0. Polineuropati karena bahanbahan industrial toksik, metal dan obat.
6. Polineuropati yang menyertai neoplasma
9. Polineuropati herediter.
Polineuropati _______________________________________________________________________________________________
_
Referensi Referensi
'. #ray 5. #ray?s 2natomy, Aar"ick @ and Ailliams P.+. eds., 09thed., +ongman,
'30 : 64 F 3.
. $ro"n %, 5opkins A#, dan *eynes @.=ssential of Neural -eelopment, nd
'
7/21/2019 Polin Europa t i
http://slidepdf.com/reader/full/polin-europa-t-i-56d983486ffab 22/22
=d. ambridge &niersity Press, '33 : ''; F '04.
0. #ardner = and $unge @P. #ross 2natomy of the Peripheral Nerous !ystem. 1n
Peripheral Neuropathy, -yck P, homas P*, +ambert =5 and $unge @, eds., nd
ed., A$ !aunders ompany, '3;6 : '' F 0;.
6. homas P* dan >choa . %icroscopic 2natomy of Peripheral Nere 7ibers. 1n
Peripheral Neuropathy, -yck P, homas P*, +ambert =5 and $unge @, eds.,
nd ed., A$ !aunders ompany, '3;6 : 03 F 4.
9. homas P*. linical 7eatures and -ifferential -iagnosis. 1n Peripheral
Neuropathy, -yck P, homas P*, +ambert =5 and $unge @, eds., nd ed., A$
!aunders ompany, '3;6 : ''43 '';'.