LAPORAN KASUS
POLIP NASI DEKSTRA DENGAN SINUSITIS MAKSILARIS DEKSTRA
Oleh : Dora Anjarwati
Pembimbing :dr. Rachmawati, Sp. THT
Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
PENDAHULUAN Latar Belakang
Polip nasi penyakit cukup sering di bidang THT Insiden belum diketahui secara pasti Usia dewasa muda
Tidak ada kekhususan Ras Bermacam teori dikemukakan mengenai penyebab timbulnya polip nasi belum ada teori yg diterima dgn mutlak Gejala utama : sumbatan hidung
Bila alergi bersin dan rhinorhea
Infeksi sinus paranasal dpt terjadi bersamaan dgn polip nasi Terapi : medikamentosa dan operatifRekurensi tinggi bila faktor-faktor resiko tdk dikontrol
Laki : perempuan 2-4 : 1
Tujuan Memenuhi salah satu syarat kepanitraan klinik di
Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung tenggorok Kepala dan Leher FK Unmul Memperkaya ilmu pengetahuan tentang polip hidung
diagnosis dini pada tingkat pelayanan dasar Melatih ketrampilan dalam melaporkan dan
menganalisa kasus dengan baik
TINJAUAN PUSTAKA ANATOMI
Hidung Luar : 1. Pangkal hidung (bridge) 2. Dorsum nasi 3. Puncak hidung 4. Ala nasi 5. Kolumela 6. Lubang hidung (nares anterior)
Dibentuk ol kerangka
tulang dan tulang rawan Perdarahan : a. nasalis
anterior , a. nasalis posterior, a. angularis Persarafan : cabang n
oftalmikus, cabang n. maksilaris
Cavum Nasi Septum nasi 2 ruangan dari nares sampai koana
(apertura posterior) Batas-batas cavum nasi : - Posterior : nasofaring - Atap : os nasal, os os frontal, lamina kribriformis
etmoidale, korpus sfenoidale dan sebagian os vomer - Lantai : palatum durum - Medial : septum pars membranosa - Lateral : bagian dari os maksila, os lakrima, os etmoid, konka nasalis inferior, palatum dan os sfenoid.
Mukosa Hidung - Mukosa pernafasan : terdapat pada sebagian besar
rongga hidung, pseudostratified columnas ciliated epitel, permukaannya diliputi oleh mucous blanket (dihasilkan sel mukosa dan goblet)- Mukosa penghidu : terdapat pada atap rongga
hidung, konka superior dan 1/3 bagian atas septum, pseudostratified columnas non ciliated epitel, epitel dibentuk ol 3 macam sel : sel penunjang, sel basal & sel reseptor penghidu.
Fisiologi Hidung
1.2. 3.
4.5. 6. 7.
Sebagai Jalan Nafas Air conditioning Sebagai penyaring & pelindung Indra Penghidu Resonansi suara Proses Bicara Refleks nasal
POLIP HIDUNG Definisi
Peradangan mukosa hidung yang berisi cairan interseluler dan berupa massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung.Berwarna putih bening atau keabu abuan, mengkilat, lunak polip edematosa Berwarna kekuning kuningan atau kemerah merahan, suram dan lebih kenyal polip fibrosa
Tempat tumbuhnya : di bagian atas hidung, di
bagian lateral konka media, dan sekitar muara sinus maksila dan sinus etmoid Polip dari antrum sinus maksila sering tunggal dan
tumbuh ke arah belakang, muncul di nasofaring dan disebut polip antrokoanal
Epidemiologi Di USA polip nasi pd anak 0,1%, meningkat pd anak dgn fibrosis kistik 6-48% Insiden pd dewasa 1-4% Terjadi pada semua ras dan kelas ekonomi Ratio pria : wanita 2-4 : 1 Angka mortalitas tidak signifikan menurunnya kualitas hidup
EtiologiEtiologi pasti belum diketahui, namun ada 3 faktor penting pada terjadinya polip, yaitu : Adanya peradangan kronik yang berulang pada mukosa hidung dan sinus. Adanya gangguan keseimbangan vasomotor. Adanya peningkatan tekanan cairan interstitial dan edema mukosa hidung
Kadang-kadang infeksi dalam hidung /sinus paranasal sering ditemukan bersamaan dengan adanya polip.
Patogenesis (1)Menurut teori Barnstein, Terjadi perubahan mukosa hidung akibat peradangan atau aliran udara yang berturbulensi, (terutama didaerah sempit di kompleks ostiomeatal). Terjadi prolaps submukosa yang diikuti oleh reepitealisasi dan pembentukan kelenjar baru. Terjadi peningkatan penyerapan natrium oleh permukaan sel epitel yang berakibat retensi air sehingga terbentuk polip.
Patogenesis (2)Teori lain mengatakan karena ketidakseimbangan saraf vasomotor Peningkatan permeabilitas kapiler Gangguan regulasi vascular
Sel mast melepaskan sitokin-sitokinEdema
POLIPTurun ke rongga hidung dan membentuk tangkai.
Klasifikasi Berdasarkan jenis sel peradangannya, polip
dikelompokkan menjadi 2 : 1. Polip Eosinofilik mempunyai latar belakang alergi 2. Polip Neutrofilik biasanya disebabkan infeksi atau gabungan keduanya
DiagnosisANAMNESA Keluhan utama : hidung rasa tersumbat, rinore dari yang jernih sampai purulen (pada infeksi sekunder), hipoosmia atau anosmia Mungkin disertai bersin-bersin, rasa nyeri dihidung disertai sakit kepala didaerah frontal, post nasal drip Harus ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleransi terhadap aspirin dan alergi obat lainya serta alergi makanan
Pemeriksaan fisik Polip nasi massif deformitas hidung luar
pelebaran batang hidunghidung tampak mekar Pada pemeriksaan rinoskopi anterior :
terlihat massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.
Pembagian stadium polip menurut Mackay dan Lund (1997)Stadium 1 polip masih terbatas dimeatus medius Stadium 2 polip sudah keluar dari meatus medius, tampak dirongga hidung tapi belum memenuhi rongga hidung Stadium 3 polip yang massif
Pemeriksaan PenunjangNaso endoskopi
Polip stadium 1 dan 2, dan polip koanal
Radiologi
Foto polos sinus paranasal (posisi waters, AP, aldwell dan lateral) : terlihat penebalan mukosa dan adanya batas udara cairan didalam sinus (kurang bermanfaat pada kasus polip) CT Scan diindikasikan : polip yang gagal diterapi dengan medikamentosa, jika ada komplikasi dari sinusitis dan pada perencanaan tindakan bedah terutama bedah endoskopi.
Alergi
Dipertimbangkan pada pasien dengan riwayat alergi
Laboratorium
Pada swab hidung sinusitis alergi eosinofil
Diagnosis Banding
Konka PolipoidTidak bertangkai Sukar digerakkan
Angiofibroma JuvenilSumbatan pada hidung dengan epistaksis berulang yang masif Rhinorhea kronis, gangguan penciuman
Nyeri bila ditekan dengan pinset Otalgi, sefalgia Mudah berdarah Dapat mengecil pada pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalin).
RP : massa kenyal, abu-abu sampai merah muda
Penatalaksanaan Tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi
ialah menghilangkan keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip. Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan
polip nasi (polipektomi medikamentosa) dapat diberikan topical atau sistemik.
Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi
medikamentosa atau polip yang sangat massif dipertimbangkan untuk terapi bedah, yaitu:- Ekstraksi polip (polipektomi) menggunakan senar
polip atau cunam dengan analgesi local - Etmoidektomi intra nasal/ ekstranasal untuk polip etmoid - operasi Caldwell_Luc untuk sinus maksila. - Yang terbaik adalah tersedia fasilitas endoskopi tindakan BSEF (Bedah Sinus Endoskopi Fungsional)
LAPORAN KASUSIdentitas Pasien Nama : An. Ulva H Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 10 tahun Alamat : Jalan Sawo Rt.05 Desa Segol Muara Pendidikan : Pelajar SD kelas 4 Pekerjaan Orang tua : Swasta Masuk Rumah Sakit tanggal 24 Januari 2012
Anamnesis
Bersin-bersin Gatal pd hidung Keluar sekret jernih
1 bln Hidung tersumbat Benjolan/mengg anjal pd hidung kanan
Hidung tersumbat menetap Ke PKM di rujuk ke RS
5 bln
2 mgg
Riwayat Alergi disangkal pasien Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (-)
Pemeriksaan FisikKesadaran : CM
Status Generalisata
Status Umum
KU : sakit ringan
Kepala : Normocephali Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil bulat isokhor, reflek cahaya langsung (+/+), exoftalmus (-/-) Hidung : lihat status THT Mulut : sianosis (-), gigi geligi : karies dentis (-), plaque (+), pulpitis (-) Telinga : lihat status THT Leher : tidak ada pembesaran KGB, tidak ada pembesaran Tiroid
BB : 35 kgTanda Vital Nadi : 78 x/menit RR : 20 x/menit Temp : 36,3 0C
Thoraks Tidak ada Kelainan
Abdomen Tidak ada KelainanEkstrimitas akral hangat, oedema (-), sianosis (-)
Status THTTelingaDaun Telinga (D/S): dbn MAE (D/S) : dbn Nyeri Tarik, Nyeri tekan Tragus (D/S) : (-) MT (D/S) : intak, pulsasi (-), hiperemi (-) Retroaurikuler (D/S) : dbn
HidungKulit luar (D/S) : dbn Vestibulum (D/S) : dbn Septum Deviasi (D/S) : (-) Rongga hidung Dex : Massa (+) putih keabu-abuan, permukaan licin, tidak nyeri bila disentuh, lunak, mobile, menutupi seluruh rongga hidung Sin : dbn Nyeri tekan (pipi,pangkal hidung, dahi) : (-)
TenggorokArcus Faring : Simetris Dinding Faring :Hiperemis (-) Uvula : ditengah, tidak edema Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis Palatum molle : hiperemis (-), ulkus (-)
Rhinoskopi Anterior
Massa (+) putih keabu-abuan, permukaan licin, tidak nyeri bila disentuh, lunak, mobile, menutupi seluruh rongga hidung sebelah kanan
Diagnosis Kerja Sementara Polip Nasi Dextra Polipoid Mukosa Angiofibroma Juvenilis
Pemeriksaan PenunjangRadiologiFoto Waters : Perselubungan sinus maxillaries dextra, sinus paranasalis lainnya dan dinding sinus paranasalis normal, aerasi ossa mastoid normal
LaboratoriumDL tanggal 24 Januari 2012
Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit GDS BT CT
: 10.100/mm3 : 13,2 gr/dl : 39,1 % : 362.000/mm3 : 99 mg/dl : 3 : 12
Diagnosis Kerja
Polip Nasi Dextra dengan Sinus Maxillaris Dextra
Penatalaksanaan
Tramenza syr 2x cth I Cefadroxyl syr 2x cth I Rencana Operasi (pro polipektomi + Irigasi sinus Maksilaris)
Tes Alergi
Usulan Pemeriksaan
Pembahasan Penegakan Diagnosis Polip Nasi dengan Sinusitis
Maksilaris dekstra berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Fakta
Benjolan pd rongga hidung kanan, hidung tersumbat semakin memberat Bersin (+), gatal pd hidung (+)
Teori
Sumbatan hidung yang meningkat, tidak hilang timbul Gejala yang beragam Bila penyebabnya alergi bersin & iritasi pd hidung
Anamnesis
Fakta
Deformitas (-) Massa putih abu-abu permukaan licin, tidak nyeri, mobile & menutupi seluruh rongga hidung kanan
Teori
Polip masif : deformitas hidung RA : masa translusen Tes efedrin tdk mengecil
Pemeriksaan Fisik
Fakta Teori
Radiologi : waters sinusitis maksilaris dekstra Laboratorium DL Riw alergi disangkal usul tes alergi
Radiologi < bermanfaat CT Scan Tes alergi
Pemeriksaan Penunjang
King hubungan yang lebih sering polip dan
reaksi tipe lambat alergi makanan Pang dkk. Melaporkan bahwa 81% pasien dengan
polip hidung memiliki beberapa alergi makanan terbukti dengan uji kulit alergi makanan intradermal Predisposisi terjadi polip : alergi, sumbatan
hidung ol. Kelainan anatomi & hipertrofi konka, peradangan mukosa hidung & sinus paranasal kronik, gangguan keseimbangan vasomotor & edema
Polip dapat timbul pd hidung yg tidak terinfeksi
sumbatan sinusitis, bisa sebaliknya Pada kasus gambaran perselubungan pd sinus maksila Beberapa polip dapat timbul berdekatan dengan
muara sinus aliran udara tidak terganggu, tetapi mukus bisa terperangkap dalam sinus Mukus bisa terinfeksi gejala
Polip Antrokoanal- Lesi polipoid jinak berasal dari mukosa antrum -
-
sinus maksila yg inflamasi & meluas ke koana Insiden 4-6% dari semua kasus polip hidung Ditemukan pd anak dan dewasa muda Gejala utama : hidung tersumbat unilateral dan rhinorhea Sinus maksilaris kronis bkn menyebabkan timbulnya polip polip antrokoanal menyebabkan obstruksi dari ostium sinus
Beberapa penulis telah menemukan hubungan
statistik yang signifikan dari polip antrokoanal dengan penyakit alergi Cook dkk melaporkan rhinitis alergi sebesar 70% pada pasien dengan polip antrokoanal. Chen dkk. Mendeteksi bahwa alergi memainkan peran signifikan terjadinya polip antrokoanal.
Diagnosis BandingTdk bertangkai, sukar digerakkan, konsistensi keras, nyeri, mudah berdarah, mengecil dgn vasokonstriktor
Polipoid MukosaMobile, lunak, tdk nyeri, putih keabuan, tidak mudah berdarah
DDSumbatan hidung, epistaksis berulang yg masif, rhinorhea, sefalgia, RP : massa kenyal, biru/abu2, insiden pada anak
Angiofiroma JuvenilSumbatan hidung (+), epistaksis hanya sekali, usia anak
Prinsip penatalaksanaan sesuai penyebab,
namun penyebab belum diketahui secara pasti konservatif dan operatif Konservatif polip kecil kortikosteroid oral
dan intranasal Kasus dekongestan dan antihistamin
(tramenza) sedikit memberi keuntungan
Terapi antibiotik obstruksi sinus menyebabkan
infeksi pengobatan infeksi akan mencegah perkembangan polip lebih lanjut dan mengurangi perdarahan selama pembedahan Antibiotik diberikan sebagai kombinasi pada polip
nasi sebelum dan sesudah operasi
Operatif bila :
Polip menghalangi saluran nafas 2. Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi infeksi sinus 3. Polip berhubungan dengan tumor 4. Pada anak-anak dengan multipel polip atau kronik rhinosinusitis yang gagal pengobatan maksimum dengan obat- obatan.1.
Indikasi pd kasus : polip stadium 3 (polip massif)
dan polip menghalangi drainase dari sinus Tindakan operatif sesuai dengan pilihan yang ada
Namun pada polip antrokoanal dengan Bedah
Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) lebih disukai blm ada fasilitas Polipektomi tingkat kekambuhan tinggi Caldwell-luc terdapat komplikasi Tingkat kekambuhan polip nasi tinggi
pengobatan ditujukan kepada penyebabnya