Download - POTENSI DHIAN
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata antibiotika diberikan pada produk metabolik yang
dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah amat
kecil bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain.
Atau dengan kata lain, antibiotik merupakan zat kimia yang
dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang menghambat atau
membunuh mikroorganisme lainnya.
Antibiotika disintesis dan disekresi oleh bakteri tertentu,
Actinomycetes dan fungi yang dapat menghancurkan atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Sekarang ini,
beberapa antibiotika disintesis dilaboratorium atau dimodifikasi
tetapi bagaimanapun juga antibiotik asli merupakan sel-sel
hidup. Untuk menentukan efek-efek terapeutiknya obat pilihan,
harus diketahui model kerja/ aksinya , kemungkinan efek balik
dan efek sampingnya pada inang dan wilayah aktivitas
antimikrobanya. Mekanisme aksi spesifik bervariasi untuk
berbagai obat yang berbeda dan jangka pendek/jangka panjang
dari banyak obat dapat menghasilkan efek samping sistemik
dalam inang. Variasi ini toksisitasnya dari sedang hingga
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
temporer dan bahkan menimbulkan kerusakan jaringan
permanent.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah
bagaimana cara untuk menentukan potensi antimikroba
terhadap mikroorganisme tertentu.
C. Maksud Praktikum
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara penentuan potensi antimikroba terhadap
mikroorganisme tertentu.
D. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
potensi dari suatu bahan obat terhadap mikroba uji E. coli pada
medium Glukosa Nutrien Agar (GNA)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
Menurut definisi Waksman, antibiotika adalah ( pada
mulanya ) zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat atau membunuh perrtumbuhan mikroorganisme
lain. Definisi ini harus diperluas karena zat yang bersifat
antibiotik ini dapat pula dibentuk oleh beberapa hewan dan
tumbuhan tinggi. Di samping itu berdasarkan antibiotika alam,
dapat pula dibuat antibiotika baru secara sintesis parsial yang
sebagian mempunyai sifat yang lebih baik. Sejak ditemukannya
penisilin oleh Alexander Fleming sampai saat ini sudah beribu-
ribu antibiotika yang ditemukan , dan hanya sebagian kecil yang
dapat dipakai untuk maksud teraupetik ( Mutschler, 1991 :
634 ).
Yang berguna hanyalah antibiotika yang mempunyai
kadar hambatan minimum (KHM) in vitro lebih kecil dari kadar
zat yang dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik.
Mekanisme kerja antibiotika umumnya dapat dijelaskan secara
terperinci :
Antibiotika
o Menghambat biosintesis dinding sel ( penisilin, sefalosporin,
sikloserin, basitrasin )
o Meninggikan permeabilitas membran sitoplasma,
( sefalosporin, sikloserin, basitrasin )
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
o Mengganggu sintesis protein normal bakteri ( tetrasiklin,
kloramfenikol, eritromisin, novobiosin, antibiotika
aminoglikosida ) ( Mutschler, 1991 : 635 )
Komplikasi terapi antibiotik, toksisitas selektif terhadap
bakteri yang menginavasi tidak menjamin pejamu bebas dari
efek yang tidak diinginka, karena obat dapat menimbulkan
respons alergik atau bersifat toksik yang tidak berkaitan dengan
aktifitas antimikrobanya. Reaksi hipersensitivitas terhadap
antimikroba atau produk metabolitnya sering terjadi. Misalnya,
penisilin, selain memiliki kemampuan toksisitas mikroba yang
paling selektif, obat ini dapat menimbulkan masalah
hipersensitivitas serius dimulai dari urtikaria (gatal-gatal)
sampai dengan syok anafilaktik ( Mycek, 2001 : 290-291 ).
Kadar antibiotika tertentu yang tinggi dalam serum
dapat menyebabkan toksisitas melalui proses seluler yang
mempengaruhi tubuh pejamu secara langsung. Sebagai contoh,
aminoglikosida dapat menyebabkna ototoksisitas dengan
mempengaruhi fungsi membran dalam sel rambut organo Korti.
( Mycek, 2001 : 291 ).
Beberapa obat antibiotik berguna untuk pengobatan
amubiasis intestinal, misalnya eritromisin, paromomisin dan
beberapa jenis tetrasiklin. Paromomisin adalah satu-satunya
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
antibiotic yang memiliki mefek amubisid langsung. Antibiotik
lain tidak langsung bersifat amubisid dan bekerja dengan
mempengaruhi flora usus yang penting untuk kehidupan amuba
patogen. ( Ganiswarna, 1995 : 543 )
Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba,
khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam
pembicaraan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas
pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit
( Ganiswarna, 1995 : 571 ).
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,
terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi
mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara
semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari -
hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba
(misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan
sebagai antibiotik ( Ganiswarna, 1995 : 571 ).
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan
oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928
(penisilin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan
dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey
(Oxford). Kemudian banyak zat lain dengan khasita antibiotik
diisolir oleh penyelidik - penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang
dapat digunakan sebagai obat ( Rahardja, 2001 : 63 ).
Masa perkembangan kemoterapi antimikroba sekarang
dimulai pada tahun 1935, dengan penemuan sulfonamida. Pada
tahun 1940, diperlihatkan bahwa penisilin, yang ditemukan
pada tahun 1929, dapat dibuat menjadi zat kemoterapi yang
efektif. Selama 25 tahun berikutnya, penelitian kemoterapi
sebagain besar berpusat sekitar zat antimikroba yang berasal
dari mikroorganisme, yang dinamakan antibiotika ( Rahardja,
2001 : 64 ).
Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas
selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu obat berbahaya bagi
parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas
selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti
bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu dapat
ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit ( Rahardja, 2001 :
64 ).
Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi
syarat - syarat berikut :
1. Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad
spectrum antibiotic)
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
2. Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari
mikroorganisme pathogen
3. Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang
buruk pada host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf,
iritasi lambung, dan sebagainya
4. Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari
host seperti flora usus atau flora kulit.
B. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : Agar
Sinonim : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau berasa
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah terutup rapat
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai komposisi medium
2. Air suling (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Aquades, air suling
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
RM / BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Alkohol (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol, alkohol
RM / BM : C2H6O / 46,07
RB : CH3-CH2-OH
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,
mudahterbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai Antiseptik
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
4. Amoksisilin (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : Amoxicillinum
Nama lain : Amoksisilin
RM / BM : C 16H19 N3O5 .3H2O / 394,41
Berat molekul : 419,45
Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak
berbau
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol, tidak
larut dalam benzena, dalam karbon
tetraklorida dan dalam kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu
terkendali.
Khasiat : Antibiotik
Kegunaan : Sebagai baku pembanding
5. Beef ekstrak (Arthur H. K. 2000)
Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan
mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara
merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah
dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental
berbentuk pasta.
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
Pemerian : Massa berbentuk pasta, berwarna coklat
kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa
seperi daging, sedikit asam.
Penyimpanan : Wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai komposisi medium
6. Glukosa (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : Glucosum
Sinonim : Glukosa
RM / BM : C 6H12O6 . H2O / 198,17
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau
butiran putih, tidak berbau rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
etanol (95 %) P, sukar larut dalam etanol (95 %
) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai komposisi medium
7. Pepton (Ditjen POM. 1979)
Nama resmi : Pepton
Sinonim : Pepton
Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat;
bau khas tidak busuk.
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan
berwarna coklat kekuningan yang bereaksi
agak asam, praktis tidak larut dalam etanol
(95 %) P dan dalam eter P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai komposisi medium
C. Uraian Mikroba
Eschericia coli
a. Klasifikasi (Tjiitrosoepomo, 1995)
Kingdom : Protista
Divisio : Schizophyta
Class : Schyzomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Eschericia
Spesies : Eschericia coli
b. Morfologi (Dwidjoseputro,D. 1998)
Merupakan suatu golongan bakteri yang
menunjukkan sifat-sifat yang mendekati fungi / bakteri.
Terdapat dalam tanah maupun dalam udara dan
sebagian parasit pada tumbuhan tingkat tinggi. Koloni
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
berwarna (tergantung substraknya), mempunyai bau
tanah, resisten terhadap penisilin dan streptomia.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Alat Yang digunakan
Bahan yang digunakan adalah autoklaf, Bunsen, Cawan
petri steril, Inkubator, Erlenmeyer, Ose bulat, Pinset, Vial,
Tabung reaksi, Spoit 1 ml, Spoit 10 ml, Rak tabung.
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
D. Prosedur Praktikum
1. Buat suspensi inokulum dengan mencampurkan medium NA
steril
2. Tuang inokulum sebanyak 20 ml ke dalam tiap-tiap cawan
petri
3. Setelah inokulum padat kemudian diletakkan pencadang di
atas media inokulum yang telah memadat
4. Pipet sediaan larutan baku dan sediaan sampel yang akan
diperiksa dalam pencadang sesuai dengan konsentrasi hasil
pengenceran
5. Inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C
6. Amati zona hambatan yang terbentuk dan lakukan
pengukuran garis tengah derah hambatan dengan
menggunakan mistar
7. Hitung potensi antibiotika dari hasil pengukuran
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat yang dipakai
1. Autoklaf
2. Botol Pengenceran
3. Cawan Petri
4. Erlenmeyer
5. Hand Sprayer
6. Inkubator
7. Korek Api
8. Lampu Spritus
9. Labu Ukur
10. Ose bulat
11. Paper Disc
12. Pinset
13. Spoit 1,0 ml; 5,0 ml; 10,0 ml
14. Sendok Tanduk
15. Timbangan Analitik
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
B. Bahan yang digunakan
1. Aquadest Steril
2. Alkohol 70%
3. Aluminium Foil
4. Biakan bakteri Escherichia coli
5. Karet
6. Kertas Label
7. Kertas Timbang
8. Medium Nutrien Agar (NA)
9. Sampel Kloramfenikol
10. Tissu Roll
C. Cara Kerja
Penyiapan Sampel
A. Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA)
- Alat dan bahan disiapkan.
- Ditimbang 0,5 g ekstrak beef, 1 g pepton, dan 1,5 g agar
kemudian dilarutkan dalam 75 ml air suling.
- Suspensi dipanaskan hingga agar larut, kemudian
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15
menit (larutan 1).
- Ditimbang 1g glukosa, kemudian dilarutkan dalam 25 ml
air suling.
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
- Larutan glukosa disetrilkan di atas tangas air selama 15
menit, kemudian didinginkan (larutan 2).
- Larutan 1 dan 2 dicampur, kemudian dihomogenkan.
B. Pembuatan Larutan Baku :
Kloramfenikol
- Alat dan bahan disiapkan.
- Kloramfenikol baku ditimbang sebanyak 0,05 g lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml dan
ditambahkan Na-CMC hingga batas tanda,
dihomogenkan (larutan stock).
- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan
menggunakan spoit, lalu dimasukkan dalam
labu ukur 25,0 ml dan dicukupkan dengan
Na-CMC hingga batas tanda untuk
memperoleh larutan 20 ppm.
- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan
menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk
memperoleh larutan 10 ppm.
- Larutan stock diambil sebanyak 0,5 ml dengan
menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan
dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk
memperoleh larutan 5 ppm.
C. Pembuatan Larutan Sampel :
Kloramfenikol
- Alat dan bahan disiapkan.
- Kloramfenikol® Kapsul / Suspensi ditimbang sebanyak 0,05
g lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0
ml dan ditambahkan Na-CMC hingga batas
tanda, dihomogenkan (larutan stock).
- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan
menggunakan spoit, lalu dimasukkan dalam
labu ukur 25,0 ml dan dicukupkan dengan
Na-CMC hingga batas tanda untuk
memperoleh larutan 20 ppm.
- Larutan stock diambil sebanyak 1 ml dengan
menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk
memperoleh larutan 10 ppm.
- Larutan stock diambil sebanyak 0,5 ml dengan
menggunakan spoit, lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur 50,0 ml dan dicukupkan
dengan Na-CMC hingga batas tanda untuk
memperoleh larutan 5 ppm.
D. Pengujian Potensi Antimikroba Terhadap Bakteri Uji
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Medium NA dituang ke dalam cawan petri steril sebanyak
10 ml sebagai base layer lalu dibiarkan memadat.
3. Medium NA sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam botol
pengenceran lalu ditambahkan suspensi bakteri
Escherichia coli untuk sampel Kloramfenikol sebanyak 1
ml, lalu dihomogenkan.
4. Medium tersebut dituang ke dalam cawan petri yang telah
berisi base layer dan dibiarkan setengah memadat sebagai
seed layer.
5. 6 buah paper disc masing - masing direndam dalam
sampel antibiotik yang telah diencerkan, yaitu sampel
baku Kloramfenikol 20 ppm, 10 ppm, 5 ppm dengan dosis
tinggi, menengah, dan rendah.
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
6. Cawan Petri tersebut diinkubasi dalam inkubator selama 1
x 24 jam pada suhu 37C.
7. Perubahan yang terjadi diamati dan diameter zona
hambatan (berupa daerah bening) yang terjadi diukur
dengan menggunakan mistar.
BAB IV
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
a. Data Hasil Pengamatan
Tabel I : Hasil uji potensi antibiotik Kloramfenikol dengan
respon diameter zona hambat (mm) terhadap bakteri
Escherichia coli
Kl
p
Re
p
Diameter Hambatan (mm)
Ket’ (Bakteri
Uji)
Baku Uji
BT BM BR UT UM UR
I
1 20 22 21 20 25 22
E.Coli2 18 19 22 20 22 21
3 21 18 21 22 21 20
II
1 22 25 23 13 21 19
E.Coli2 21 24 20 12 19 20
3 20 24 22 15 20 20
III
1 30 30 18 13 10 20
E.Coli2 20 20 15 12 9 18
3 20 25 16 15 8 18
IV
1 - 14 13 10 14 15
E.Coli2 - 13 13 10 14 16
3 - 14 13 9 14 15
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
Keterangan :
BR : Baku Rendah UR : Uji Rendah
BM : Baku Menengah UM : Uji Menengah
BT : Baku Tinggi UT : Uji Tinggi
b. Perhitungan
1. Jumlah sediaan
B = BT + BM + BR = 192 + 248 + 217 = 657
U = UT + UM + UR = 171 + 197 + 224 = 592
2. Kontras Linier (KL)
LB = BT – BR = 192 – 217 = - 25
LU = UT – UR = 171 – 224 = - 53
3. Kontras Kuadrat (KK)
QB = BT – 2 BM + BR
= 192 – (2.248) + 217 = 192 – 496 + 217 = - 87
QU = UT – 2 UM + UR
= 171 – (2.197) + 224 = 171 – 394 + 224 = 1
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
Dosis Sediaan
Baku
Sediaan Uji Total
Tinggi
Menengah
Rendah
Total Sediaan
192
248
217
657
171
197
224
592
363
445
441
1249
Kontras Linear
(KL)
Kontras Kuadrat
(KK)
LB = - 25
QB = - 87
LU = - 53
QU = 1
L = -78
Q = -86
Ket :
B = baku
U = uji
d = dosis = 3
n = jumlah replikasi = 12
h = jumlah pembanding = 2
N = jumlah data = 72
1. Kontras (k) =
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
2. Jk Sediaan (Jk5)=
=
=
= 1,39
3. Jk. Regresi (E) =
4. Kesejajaran =
=
=
= 0,08
5. Jk. Kuadrat =
=
=
= 0,69
6. Jk Perbedaan Kuadrat =
=
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
=
= 0,25
7. Jk Perlakuan =
=
= - 1512,5
= 1516,3 – 1512,5
= 3,8
TABEL ANAVA
S Keseragaman DB Jk RK(KT) FHitung
FTabel
1% Ket 5% Ket
.
Sediaan
Regresi
Kesejajaran
Kuadrat
Perb. Kuadrat
1
1
1
1
1
1,39
2,08
0,08
0,69
0,25
1,39
2,08
0,08
0,69
0,25
2,78
4,16
0,16
1,38
0,5
9,3
3
NS
NS
NS
NS
NS
4,7
5
NS
NS
NS
NS
NS
Perlakuan
Galat
Total
5
12
17
4,49
6,01
10,5
0,89
0,50
0,61
1,79
Perhitungan Potensi
I = log 2 = 0,301
b =
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
YB = B/d.n = 85/3.3 = 9,44
YU = U/d.n = 80/3.3 = 8,88
MU’ =
Ratio potensi sediaan uji (MV) = anti log MV’
= antilog –0,40
= 0,39 x 100%
= 39 %
C =
=
=
=
= 1,16
Uji bebas keyakinan terhadap rasio potensi
AV = antilog CMV’
= antilog 1,16 – 0,40
= antilog 0,34
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
= antilog 0,34
= 2,66 x 100% = 266%
AV2 = 0,34 -
= 0,34 – 2,327
= 1,98 x 100% = 198%
Batas keyakinan = 198% - 266%
= - 68%
Jadi potensi pada uji obat kloramfenikol® suspensi. Lebih tinggi
pada uji batas kejadian lebih kecil dari pad potensi sediaan uji.
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
c. Gambar Hasil Pengamatan
Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium NA
3. Paper Disc
4. Zona hambat
5. Uji Tinggi
6. Uji Menegah
7. Uji Rendah
8. Baku Tinggi
9. Baku
Menengah
10.Baku Rendah
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
LABOTAROIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Sampel :
Kloramfenikol®
Mikroba Uji : Escherichia coli
1 8 2 9 3 5 10 4 6 7
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
B. PEMBAHASAN
Percobaan potensi antibiotik ini dilakukan untuk
mengetahui dan menentukan potensi dari suatu antibiotik yang
beredar di pasaran. Potensi antibiotik dapat diketahui
berdasarkan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan
dari suatu mikroorganisme atau bakteri. Dalam percobaan ini
dilakukan dengan cara mengukur daya hambat dari suatu
antibiotik yakni dengan mengukur diameter zona hambatannya
pada beberapa konsentrasi.
Pada percobaan potensi antibiotik ini digunakan sampel
uji Kloramfenikol® dan sampel baku sebagai pembanding,
dimana kedua bahan ini dibuat dalam bentuk larutan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 15 ppm, 30 ppm, dan 60
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
ppm, untuk melihat sejauh mana pengaruh konsentrasi terhadap
aktivitas sediaan antibiotik tersebut membunuh bakteri uji,
dalam hal ini bakteri uji yang digunakan yaitu E. Coli
Uji hayati adalah uji kuantitatif yang mengukur potensi
zat atau sediaan yang penetapan kadarnya tidak dapat
dilakukan secara kimia atau fisika. Uji ini dimaksudkan untuk
menentukan batas potensi zat atau sediaan dan disesuaikan
dengan batas kelaziman yang pernah diperoleh. Karena ada
kemungkinan potensi tersebut mengalami perubahan, baik itu
berupa kontaminasi dengan bahan dari dalam (wadah) atau dari
luar (lingkungan) atau karena penyimpanan yang terlalu lama.
Hal ini dapat mengakibatkan potensi zat tersebut akan
berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan batas kelaziman
yang ditetapkan.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,
terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi
mikroba jenis lain. Sedang antimikroba adalah obat pembasmi
mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia.
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel
(penisilin dan sefalosporin) atau membran sel (kelompok
polimiksin). Tetapi mekanisme kerja yang terpenting adalah
perintangan selektif metabolisme protein bakteri, sehingga
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
sintesis protein terhambat dan kuman musnah atau tidak
berkembang lagi, misalnya kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida, dan makrolida.
Pada percobaan ini digunakan metode difusi, dimana
dilakukan dengan cara silinder tidak beralas, yang mengandung
obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada pembenihan
padat yang telah ditanami dengan biakan tebal organisme yang
diperiksa. Setelah diinkubasi, garis tengah daerah hambatan
jernih yang mengelilingi obat dianggap sebagai ukuran
kekuatan hambatan obat terhadap organisme yang diperiksa.
Metode ini dipengaruhi banyak faktor fisik dan kimiawi di
samping interaksi antara obat dengan organisme, misalnya
pembenihan dan daya difusi, ukuran molekul dan stabilitas obat.
Kesulitan terbesar adalah laju pertumbuhan yang beragam
diantara berbagai mikroorganisme.
Pada percobaan ini digunakan sediaan kloramefenikol.
Adapun maksud dari penggunaan larutan baku adalah untuk
melihat sejauh mana kloramfenikol kapsul masih mempunyai
potensi atau efektifitas antibiotik untuk menghambat
pertumbuhan bakteri E. Coli
Mekanisme kerja dari kloramfenikol yaitu dengan
menghambat sintesis protein sel mikroba. Untuk kehidupannya,
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein
berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada
bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit, yang berdasarkan
konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S.
Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan
bersatu pada rantai pangkal mRNA menjadi ribosom 70S.
Kloramfenikol berikatan dengan ribosom 50S dan menghambat
pengikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh enzim
peptidil transferase.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
yang diperoleh antara lain pengerjaan yang kurang aseptis,
pengukuran dan pengamatan zona hambatan kurang teliti serta
faktor-faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi
hasil percobaan.
Dari hasil perhitungan statistik yang dilakukan,
diperoleh ratio potensi sediaan uji sebesar 288% dengan batas
keyakinan antara 33% dan 301%. Ratio potensi yang diperoleh
ini masuk range, ini berarti bahwa sampel Kloramfenikol®
memiliki potensi antibiotik untuk bakteri E. Coli
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa Kloramfenikol® kapsul memiliki ratio potensi
288% untuk bakteri E. Coli dengan batas keyakinan 33% -
301%.
B. Saran
-
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswarna, S, G., (1995), “Farmakologi dan Terapi”, Edisi 4, Bagian Farmakologi-Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.
2. Rahardja, K., Tan Hoan Tjay., (2001), “Obat-obat Penting”, Edisi V, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
3. Jawelz., Melnick., Adelberg., (1995), “Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology)”, Edisi 20, EGC, Jakarta.
4. Ditjen POM., (1979), “Farmakope Indonesia”, Edisi III,
Dep.Kes.RI, Jakarta.
5. Pelezar, J, ME C.S. Chan, (1986), “Dasar-dasar Mikrobiologi”, Jilid 2, UI - Press, Jakarta.
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
Skema Kerja
Medium NA (Nutrien Agar)
Buat Base layer dalam cawan petri steril
(biarkan memadat)
Suspensikan mikroba dalam medium yang cocok
(seed layer)
Tanam pencadang pada medium seed layer
(atur jaraknya)
Pencadang diisi dengan sampel
Antibiotik Baku Antibiotik Uji
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
BT BM BR UT UM UR
Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37O C
Amati dan ukur daya hambatnya
Sampel Antibiotik
Base layer (NA) Cawan petri Seed layer (GNA) 5 ml Sebanyak 10 ml Suspensi mikroba uji 1 ml Pencadang / Paper Disc
Inkubasi 37O C selama 1 x 24 jam
Pengamatan
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
MASDIANA LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.Farm150 280 153