perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
POTENSI KAWASAN PENGGING SEBAGAI ATRAKSI WISATA
MINAT KHUSUS ANDALAN KABUPATEN BOYOLALI
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
NOOR FADLILA MURTI SUJIYONO
C 9409039
D III USAHA PERJALANAN WISATA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Tetap tersenyumlah, walaupun hakekatnya hatimu sedang.
Senyumanmu adalah semangat hidupku.
Semua kenangan bersamamu tidak akan pernah aku lupakan.
( N. Fadlila M. S ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Orangtua,, ketiga kakak dan keluarga
besar yang selalu menyayangiku,
mendukung dan mendoakanku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkat,
rahmat serta karuniaNya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis
menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin
dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Isnaini WW, M. Pd., selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan
Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberi petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga
sehingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.
3. Drs. Suharyana M.Pd selaku sekertaris Program Diploma III Usaha Perjalanan
Pariwisata, yang memberi petuah bijak dan semangat dalam penulisan Tugas
Ahkir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberi
koreksi, dan masukan, yang sangat berharga bagi penulis. Sehingga bisa
menyelesaikan Tugas Ahkir ini.
5. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd sebagai dosen penguji kedua terima kasih atas
koreksi dan pengesahan Tugas Ahkir ini.
6. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ilmunya.
7. Petugas Tata Usaha dan Lab. Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Orangtua , kakak dan keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakanku.
9. Siti Marfuah yang menjadi inspirasiku, mendukung, memotivasi dan memberikan
semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10. Nia Fuziah Amini, Rela Rasta Adityana, dan Imam Widyo Saputro yang telah
membantu melakukan penelitian.
11. Teman-teman Prodi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2009 yang
telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12. Bapak Sri Waliyanto Isprayitno S.Sos,M.SI kepala UPT Pengging dan seluruh
karyawan Kawasan Wisata Pengging yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk meneliti dan mencari data-data guna melengkapi Tugas Akhir ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penulisan Tugas Akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih
belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca
akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Noor Fadlila Murti Sujiyono. 2012. C9409039. Potensi Kawasan Pengging Sebagai
Atraksi Wisata Minat Khusus Andalan Kabupaten Boyolali. Program Diploma III
Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata Pengging dengan
tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pengging, potensi dan daya
tarik yang dimiliki di kawasan obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar
obyek wisata Pengging.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara
melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata Pengging, melakukan
wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang
akurat serta menggunakan studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
setelah data dikumpulkan diadakan analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan wisata
Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata alam dengan air melimpah
yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata alam dan budaya karena memiliki
hubungan yang erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki
tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul Sungsang, Umbul
Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan
atraksi budaya yang dimiliki kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada
menjelang hari Ramadhan, Sebaran Apem Keong Emas dilakukan pada pertengahan
bulan Sapar, ritual kungkum pada setiap malam Jumat Pahing, Sanggaran Janur pada
setiap malam Jumat Pahing,
Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap pengelola
masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi lewat media cetak dan
elektonik serta memperbaiki fasilitas – fasilitas yang ada disetiap obyek wisata
Pengging. Sedangkan peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat
dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap obyak wisata. Sebagai
contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional
yaitu andong dan ojek, membuka warung makan, membuka lahan parkir dan
penitipan sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan yang
akan bermalam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi kawasan wisata Pengging yang
dimiliki sangat besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata andalan Kabupaten
Boyolali, sehingga diharapkan jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami
peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBNG ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................. iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 5
E. Kajian Pustaka ................................................................................. 7
F. Metode Penelitian ............................................................................ 12
G. Sistematika Penulisan Laporan ....................................................... 15
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI DAN
SEJARAH PENGGING ................................................................................... 16
A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali .............................................. 16
B. Sejarah Pengging ............................................................................. 22
BAB III KAWASAN WISATA PENGGING ................................................. 32
A. Obyek Wisata Pemandian ( Umbul ) di Kawasan Wisata Pengging 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Pemandian Umbul Pengging Tirto Marto ................................ 32
2. Umbul Sungsang ...................................................................... 39
3. Umbul Sewu ............................................................................. 42
B. Obyek Wisata Ziarah ( makam ) di Kawasan Wisata Pengging .... 47
1. Makam Raden Ngabei Yosodipuro .......................................... 47
2. Makam Ki Ageng Kebo Kenongo ........................................... 51
C. Analisis 4 A Kawasan Wisata Pengging ........................................ 54
1. Aksesibilitas ............................................................................. 54
2. Amenitas .................................................................................. 55
3. Aktivitas ................................................................................... 61
a. Aktivitas Wisatawan .......................................................... 61
b. Aktivitas Masyarakat ......................................................... 62
4. Atraksi Wisata Minat Khusus .................................................. 63
D. Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Pengging 73
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 76
A. Kesimpulan .......................................................................................... 76
B. Saran ..................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 78
LAMPIRAN ..................................................................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Luas wilayah Kecamatan di Kabupaten Boyolali ............................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Informan ............................................................................ 80
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 83
Lampiran 3 Data Kunjungan Obyek Wisata Kabupaten Boyolali 2011 – 2012 84
Lampiran 4 Peta Kabupaten Boyolali dan Kawasan Wisata Pengging............ 86
Lampiran 5 Struktur Organisasi Umbul Sungsang dan Umbul Sewu.............. 91
Lampiran 6 Gambar Kawasan Wisata Pengging ............................................. 92
Lampiran 7 Gambar Umbul Pengging Tirto Marto ......................................... 94
Lampiran 8 Gambar Umbul Sungsang ............................................................. 97
Lampiran 9 Gambar Umbul Sewu ................................................................... 99
Lampiran 10 Gambar Makam Yosodipuro ...................................................... 102
Lampiran 11Gambar Makam Kebo Kenanga ................................................. 105
Lampiran 12 Gambar Atraksi Wisata Minat Khusus ....................................... 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
POTENSI KAWASAN PENGGING SEBAGAI ATRAKSI
WISATA MINAT KHUSUS ANDALAN
KABUPATEN BOYOLALI
Noor Fadlila Murti Sujiyono1
Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum2
ABSTRAK
2012. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata
Pengging dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana
sejarah Pengging, potensi dan daya tarik yang dimiliki di kawasan
obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar obyek wisata
Pengging.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan
cara melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata
Pengging, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang
dapat memberikan data – data yang akurat serta menggunakan
studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan setelah
data dikumpulkan diadakan analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan
wisata Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata
alam dengan air melimpah yang berpotensi untuk dijadikan obyek
wisata alam dan budaya karena memiliki hubungan yang erat
dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki
tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul
Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam
Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan atraksi budaya yang dimiliki
kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada menjelang hari
Ramadhan, Sebaran Apem Keong Emas dilakukan pada
1Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM
C9409039 2 Dosen Pembimbing
pertengahan bulan Sapar, ritual kungkum pada setiap malam Jumat
Pahing, Sanggaran Janur pada setiap malam Jumat Pahing,
Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap
pengelola masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi
lewat media cetak dan elektonik serta memperbaiki fasilitas –
fasilitas yang ada disetiap obyek wisata Pengging. Sedangkan
peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat
dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap
obyak wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa
angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek,
membuka warung makan, membuka lahan parkir dan penitipan
sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan
yang akan bermalam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi kawasan wisata
Pengging yang dimiliki sangat besar untuk dikembangkan sebagai
obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali, sehingga diharapkan
jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
POTENTIAL AREAS PENGGING AS LEADING
TOURIST ATTRACTIONS SPECIAL
INTEREST BOYOLALI
Noor Fadlila Murti Sujiyono1
Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum2
ABSTRACT
2012. Diploma III Program Business Travel Literature and
the Arts Faculty of the Sebelas Maret SurakartaUniversity
This final report examines about Pengging tourist area with the aim
of writing to find out how Pengging history, potential and
attraction held in the area attractions Penging, and the role of
communities around the attractions Pengging.
The method used in data collection is to observe directly in the
tourist area Pengging, conducted interviews with several
informants who can provide the data - the data is accurate and uses
the study of documents to obtain the required data after the data
analysis of data collected are held.
The results showed that the potential dimiki Pengging Boyolali
tourist area has the charm of nature with abundant water that has
the potential to be a natural and cultural tourism because it has a
close relationship with the kingdom of Surakarta. Pengging have
tourist areas where tourism is Pengging Bannerman (Tirto Marto),
Breech Bannerman, Bannerman Sewu, Tomb R. Ng. Yosodipuro
and Ki Ageng Kebo Boxwood Cemetery. While the cultural
attractions held Pengging tourist areas namely: Padusan on the day
of Ramadan, the Golden Conch Distribution apem conducted in
mid-Sapar, kungkum ritual every Friday night at Pahing,
Sanggaran Janur Pahing on Friday nights.
1Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan NIM
C9409039 2 Dosen Pembimbing
In carrying out the development of the tourist area manager
Pengging each individual - each has made tourism promotion
through print and electronic media as well as improving facilities -
facilities that exist in every society the role of tourism
Pengging.Sedangkan Pengging around the tourist area, the
community can provide a service or facility that does not exist in
every tourist obyak. For example, providing public transport
services in the form of a traditional vehicle that is buggy and a
motorcycle taxi, opened the diner, open parking lots and bike care
and provide lodging for the tourists who will spend the night.
The conclusion of this study is the potential tourist areas are
extremely large Pengging to be developed as a mainstay attractions
Boyolali, so the expected number of tourist arrivals will continue
to increase.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata sekarang ini sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman
modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun
ke tahun terus meningkat. itu terjadi tidak saja dihampir setiap negara di dunia ini,
tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang alam dan seni budayanya sangat menarik.
Peningkatan permintaan tersebut dapat dilihat dari angka kunjungan wisata domestik
yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Fenomena tersebut telah menjadi
fenomene global dan telah merasuk hingga ke skala regional .
Peningkatan kebutuhan orang-orang untuk melakukan wisata tersebut
mengakibatkan permintaan terhadap keragaman jenis wisata, kelengkapan fasilitas
dan sarana prasarana wisata, serta kemudahan mengakses atraksi – atraksi wisata
yang diminati. Keragaman jenis wisata bisa jadi merupakan variabel pokok yang
menjadi daya tarik utama bagi calon wisatawan. Betapa tidak, kejenuhan akan
rutinitas hidup sehari-hari, tuntutan waktu yang terbatas, serta pertimbangan efesiensi
ekonomi memuat calon – calon wisatawan tersebut berusaha mencari produk –
produk wisata alternatif yamg mampu memenuhi hasrat akan kepuasan ,
kenyamanan, petualangan, rekreasi, memberi banyak pengalaman baru, dan tentu saja
mudah, murah dan praktis.
Salah satu produk wisata alternatif yang cukup digemari saat ini adalah
atraksi wisata minat khusus. Wisata minat khusus tersebut dapat berupa kegiatan –
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kegiatan olahraga alam bebas, seperti, arum jeram, panjat tebing, mountain hiking,
dan sebagainya, dapat juga berupa kegiatan bersama di alam bebas (outbound) seperti
berkemah, dan sebagainya.
Akhir-akhir ini banyak wisatawan yang lebih memilih mengunjungi obyek
wisata alam dan budaya. Keanekaragaman budaya juga sangat diminati oleh para
wisatawan, maka tidak heran jika potensi ini menarik untuk dikembangkan (
Disparbud Kabupaten Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi
Pariwisata Boyolali. Boyolali. 2011 ).
Tingginya minat dan keinginan wisatawan akan sebuah obyek dan daya tarik
wisata yang ada didalamnya diharapkan dapat memberikan manfaat dan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan atau pengunjung. Oleh karena itu kebutuhan wisatawan
akan sebuah obyek dan daya tarik wisatawan tersebut di atas masih belum bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan. Kebutuhan akan sebuah obyek dan
daya tarik wisata yang berbeda dalam hal ini menarik dan memberikan kesan tesebut
dapat diwujudkan dengan mengembangkan potensi dan daya tarik wisata yang sudah
ada.
Obyek dan daya wisata adalah suatu bentuk atau aktifitas dan fasilitas yang
berhubungan, yang dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang kesuatu
daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan semata - mata
merupakan sumber daya potensial. Salah satu pengembangan obyek dan daya tarik
wisata misalnya dengan melestarikan suatu obyek wisata alam dengan potensi budaya
yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kabupaten Boyolali mempunyai daya tarik obyek pariwisata yang beraneka
ragam, dengan unsur keindahan alam dan budaya yang unik dan menarik. Kabupaten
Boyolali mempunyai peninggalan – peninggalan kebudayaan yang dijadikan sebagai
daya tarik pariwisata yang dapat mendatangkan pariwisata. Kabupaten Boyolali
menyimpan pesona pariwisata alam yaitu obyek wisata Tlatar, Arga Merapi –
Merbabu, dan obyek wisata Selo, sedangkan wisata budaya yaitu kawasan wisata
Pengging, Makam Gunung Tugel, dan Makam Pantaran, serta wisata buatan yaitu
Waduk Cengklik, Waduk Bade dan Wana Wisata Telawa.
Salah satu obyek wisata alam dan budaya yang dimiliki yakni kawasan wisata
Pengging yang berada di Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali termasuk dalam
sub daerah tujuan wisata ( sub DTW ) yang ada di Jawa Tengah. Boyolali memiliki
udara yang segar karena terletek diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu,
yang berada di Kabupaten Boyolali. Kota Boyolali berjarak 25 kilometer dari kota
Surakarta ( Solo ), dan merupakan bagian kawasan wisata SSB ( Solo – Selo –
Borobudur ). Boyolali dikenal sebagai kota “Susu” dan mempunyai moto Boyolali
Tersenyum ( tertib, elok, rapi, sehat, nyaman, untuk masyarakat ). Pandangan
matapun tak lepas dari patung “Sapi Perah”, karena Kabupaten Boyolali merupakan
sentra produksi minuman susu segar, sehingga dikenal sebagai kota susu.
Tempat wisata yang ada di Kabupaten Boyolali yang merupakan ekowisata
adalah Obyek wisata Pengging. Pengging merupakan sebuah desa yang berada di
Kabupaten Boyolali yang memiliki tempat rekreasi yang berpotensi menjadi atraksi
wisata minat khusus. Tidak hanya atraksi wisata minat khusus tetapi potensi atraksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
budaya yang terdapat di Pengging perlu digali guna mendukung pariwisata di wilayah
Kabupaten Boyolali. Daerah Pengging merupakan daerah yang memiliki potensi
untuk pengembangan kawasan pariwisata Kabupaten Boyolali, banyak budaya-
budaya dan ritual-ritual yang berpotensi di daerah Pengging,
Pemerintah Kabupaten Boyolali menangkap peluang di atas sebagai sebuah
prospek wisata yang menjanjikan bagi pembangunan wisata di Kabupaten Boyolali.
Selain potensi – potensi wisata yang telah ada sebelumnya Kabupaten Boyolali
memiliki wisata lain yang belum diolah dan dikelola secara optimal, yaitu kawasan
objek wisata Pengging. Tempat ini menyajikan tempat pemandian Umbul Pengging,
Umbul Sunggsang, makam Raden Ngabei Yosodipuro, Makam Ki Ageng Kebo
Kenanga selain itu berdekatan dengan Umbul Sewu yang merupakan wahana baru di
kawasan obyek wisata Pengging.
Atraksi wisata yang berhubungan dengan budaya dan tradisi yang terdapat di
Pengging yaitu ritual kungkum pada malam Jumat Pahing di Umbul Sungsang dan
Umbul Pengging Tirto Marto, Ziarah dan Sanggaran Janur di makam Raden Ngabei
Yosodipuro dan makam Kebo Kenanga, padusan yang dilakukan menjelang bulan
puasa, sebaran apem kukus keong emas pada bulan sapar. Meskipun tradisi ini
bersifat ritual namun di dalam acara ini terdapat hal – hal yang menarik bagi
wisatawan. Bagi yang percaya ritual tersebut dianggap membawa manfaat tertentu.
Dari latar belakang di atas maka judul yang diambil untuk laporan Tugas
Akhir adalah “Potensi Kawasan Pengging Sebagai Atraksi Wisata Minat Khusus
Andalan Kabupaten Boyolali”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang Pengging yang menjadi daya tarik wisata minat
khusus?
2. Potensi apa saja yang menjadi daya tarik wisata minat khusus kawasan Pengging?
3. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging
tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang Pengging menjadi daya tarik wisata minat
khusus.
2. Mengetahui potensi wisata minat khusus kawasan wisata Pengging.
3. Mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging.
D. Manfaat Penelitian
Dengan pelaksanaan penelitian ini maka penulis berharap semoga dari
penelitian dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan gambaran kepada masyarakat dan pembaca mengenai obyek
wisata Pengging sebagai obyek wisata minat khusus.
b. Memberikan wawasan mengenai sejarah dan budaya Pengging.
c. Agar masyarakat mengetahui potensi yang menjadi daya tarik obyek wisata
Pengging.
d. Agar masyarakat mempunyai rasa memiliki dan dapat berperan serta dalam
menjaga serta melestarikan obyek wisata Pengging.
e. Menambah motivasi masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata.
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia
pariwisata
b. Memberiakn pengetahuan tentang potensi , keunggulan dan daya tarik objek
wisata Pengging
c. Mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata Pengging sebagai obyak
wisata minat khusus.
3. Manfaat akademik
a. Menambah ilmu pengetahuan tentang dunia periwisata dalam rangka
pengembangan diri untuk mencapai puncak sukses.
b. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis dan kepada pembaca yang
berikan informasi kepada yang pembaca mengenai obyek wisata Pengging.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Kajian Pustaka
1. Pariwisata
Pengertian pariwisata adalah perjalanan untuk bersenag – senang.
Sedangkan definisi pariwisata di dalam “Ensiklopedia Nasional Indonesia”
dikatakan bahwa periwisata atau tuorism merupakan kegiatan perjalanan
seseorang atau serombongan orang dari tempat tinggal asal ke suatu tempat di
kota lain atau suatu negara.
Secara umum pariwisata adalah semua kegiatan dan urusan yang ada
kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, baik pihak pemerintah,
swasta, maupun masyarakat. Sedangkan secara khusus kepariwisataan adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata yang termasuk pengusaha obyek
dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Secara teknis periwisata merupakan rangkain
kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok
di dalam wilayah negara sendiri.
Sedikitnya ada empat kriteria suatu perjalanan dapat disebut sebagai
perjalanan pariwisata, yaitu :
a. Perjalanan itu tujuannya semata – mata untuk bersenang – senang.
b. Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat ( di mana orang itu tinggal
berdiam ) ke tempat lain ( yang bukan kota atau negara di mana ia biasanya
tinggal ).
c. Perjalanan itu dilakukan minimal 24 jam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Perjalanan tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi
dan orang melakukan perjalanan itu semata – mata sebagai konsuman di
tempat yang dikunjunggi ( H Oka A. Yoeti, 2001 : 9 ).
2. Wisata Minat Khusus.
Pariwisata minat khusus mempunyai kaitan dengan adventure atau
petualangan. Dalam pariwisata petualangan, wisatawan secara fisik mengeluarkan
dan menguras tenaga dan ada unsur tantangan yang harus dilakukan. Kadang-
kadang bahkan ada bahaya yang harus dihadapi. Bentuk adventuring tourism ini,
antara lain safari di daerah terpencil, trekking, hiking, pendakian gunung, rafting
di sungai, penelusuran gua (caving) dan berperahu. Berburu dan memancing di
laut dapat dikategorikan sebagai bentuk pariwisata minat khusus dan pariwisata
petualangan.
Wisata minat khusus dan wisata petualangan tidak memerlukan fasilitas
yang mahal dan pengembangan infrastruktur dalam skala besar. Oleh banyak
penulis, wisata minat khusus diberikan banyak istilah seperti perjalanan aktif dan
memberi pengalaman baru, perjalanan ke pedalaman untuk bertemu masyarakat
terasing atau wisata sosial, wisata pendidikan, berwisata yang berbasis alam atau
wisata yang bertujuan untuk pelestarian.
Wisatawan minat khusus (special interest) merupakan wisatawan yang
memiliki pemilihan atau permintaan khusus diluar minat wisatawan umum
lainnya. Wisatawan ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Wisata minat khusus yang dimiliki seharusnya diminati hanya berkaitan
dengan latar pekerjaan , hobi dan intelektualitas wisatawan dan sumber –
sumber yang masih ada diwilayah wisata.
b. Minat khusus populer di Indonesia termasuk pengembangan industri,
perkebunan dan geologi di Bandung, pertanian dan botani di Bogor, kesenian
dan sejarah di Yogyakarta, kebudayaan di Tana Toraja dan daerah – daerah
lainnya, flora dan fauna di Taman Nasional, kerajinan tangan di berbagai
Propinsi.
c. Minat khusus ini mengalami perubahan – perubahan dari waktu ke waktu
yang dipengaruhi oleh trend yang saat ini sedang terjadi.
d. Penyelenggaraan wisata minat khusus membutuhkan perencanaan khusus
yang melibatkan pemandu wisata yag terlatih dan memiliki pemahaman yang
mendalam mengenai obyek dan daya tarik wisata minat khusus yang hendak
dituju.
e. Biaya perjalanan untuk wisata minat khusus ini cenderung mahal dan
memakan waktu lama untuk menetap di daerah tujuan wisata ( Happy
Marpaung, 2002 : 52 ).
3. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan berdasar kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya ( Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1995 : 784 ). Potensi di daerah tujuan wisata dipengaruhi
adanya 4 aspek, yag dikenal dengan istilah 4 A, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Atraksi
Atraksi merupakan daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh
wisatawan di tempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan yang
datang berkunjung.
b. Aksesibilitas ( Kemudahan )
Aksesibilitas merupakan sarana yang memberikan kemudahan
mencapai daerah tujuan wisata, tempat tersebut mudah dijangkau, sarana yang
diperlukan wisatawan mudah ditemukan.
c. Amenitas
Tersedianya fasilitas pendukung seperti : penginapan, restauran,
hiburan, transportasi lokal, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas
kesehatan, dan lain sebagainya.
d. Aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat di lakukan oleh wisatawan selama
di daerah tujuan wisata.
4. Wisata Budaya
Wisata budaya adalah suatu gerakan atau kegiatan yang dirasakan oleh
adanya obyek – obyek wisata dalam wujud hasil seni budaya, seperti adat istiadat,
upacara agama, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni, kerajinan –
kerajinan rakyat ( Darmaji, 1989 : 28 ).
Wisata budaya biasanya dilakukan karena keingin tahuan para wisatawan
untuk mengetahui secara lebih jelas dan dekat suatu budaya yang dimiliki oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
suatu daerah atau suatu negara. Pengertian wisatawan budaya adalah orang yang
melakukan perjalanan karena adanya motivasi atau adanya daya tarik seni dan
budaya pada suatu tempat atau daerah tertentu ( Oka A. Yoeti, 1989 : 144 ).
5. Hubungan Pariwisata dengan Kebudayaan.
Kebudayaan bangsa salah satu kebudayaan yang timbul sebagai buah
usaha budi daya masyarakat Indonesia , kebudayaan lama dan asli yang terdapat
pada bangsa ini serta usaha kebudayaan yang harus menuju arah kemajuan,
budaya, persatuan, dengan tidak menolak bahan – bahan baru yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta dapat
mempertinggi derajad bangsa Indonesia ( Musanef, 1996 : 19 ).
Obyek wisata yang luas di Indonesia merupakan salah satu potensi yang
harus dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penunjang peningkatan
pembangunan dan kesejahteraan rakyat, pemanfaatan obyek wisata budaya
haruslah tetap memperhatikan upaya perlindungan dan pelestarian. Sesungguhnya
kebudayaan sebagai milik masyarakat suatu negara adalah merupakan menifestasi
dan pengucapan karya kreasi yang spiritual dan artistik manusia yang membentuk
masyarakat negeri ini menjadi sasaran utama, sehinngga menimbulkan perasaan
seseorang ingin mengetahui akan negeri tersebut. Setelah kita menyikapi
pengertian di atas hendaknya hubungan antara kebudayaan dan pariwisata tidak
saja ditinjau dari segi hubungan antara wisatawan dengan benda – benda
melainkan juga dari sudut kegunaan pariwisata itu sendiri hubungannya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kebudayaan yang sedang hidup dan berkembang dalam masyarakat ( Nyoman S.
Pendit, 1986 : 25 ).
6. Atraksi Wisata
Atraksi adalah daya tarik wisatawan liburan. Atraksi yang diidentifikasi
yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, yang perlu dikembangkan
untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak aka nada peristiwa,
bagian utama lain tidak akan diperlukan ( Kusudianto Hadinoto, 1996 :34 ).
7. Wisata Ziarah
Wisata ziarah ( wisata pilgrim ) adalah jenis wisata yang dikaikan dengan
agama, kepercayaan ataupun adat istiadat dalam masyarakat. Wisata ziarah
dilakukan baik perseorangan atau rombongan dengan berkunjung ke tempat –
tempat suci, makam – makam orang suci atau orang terkenal dan pimpinan yang
diagungkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan restu, berkah, kebahagiaan
dan ketentraman ( A. Hari Karyoto, 1997:19 ).
F. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
Kawasan Wisata Pengging yang terletak di Kecamatan Banyudono,
Kabupaten Boyolali. 12 km dari kota Boyolali dan 25 km dari kota Surakarta,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Obyek yang diteliti
Potensi kawasan Pengging sebagai atraksi wisata minat khusus andalan
Kabupaten Boyolali.
3. Teknik pengumpulan data.
a. Observasi.
Observasi adalah termasuk cara mengupulkan data yang utama dalam
penelitian. Observasi biasanya menyangkut situasi sosial suatu sosial tersebut
berlangsung, manusia – manusia pelaku (actor) yang menduduki status atau
posisi tertentu, kegiatan atau aktifitas para pelaku pada lokasi atau tempat
berlangsunya situasi sosial tersebut. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 :
153)
Dalam penelitian observasi yang di lakukan secara langsung mengenai
obyek wisata Pengging, untuk memperoleh data mengenai sejarah Pengging,
obyek wisata yang ada di kawasan pengging, potensi wisata minat khusus
kawasan wisata Pengging serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan
kawasan wisata Pengging.
b. Wawancara.
Wawancara personal merupakan cara yang jauh lebih fleksibel
daripada survey surat maupun survey telepon karena pewawancara dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan responden. Metode wawancara personal
dapat disebut sebagai cara terbaik untuk mengontrol sample dibandingkan
dengan teknik survey lainnya (Wardiyanto,2006 : 31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dalam penelitian ini wawancara dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada setiap pengelola obyek wisata Pengging, wisatawan di
kawasan wisata Pengging serta wawancara kepada pegawai Dinas Periwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.
c. Studi Pustaka.
Studi pustaka di gunakan untuk memperoleh data yang lebih akurat
melalui buku – buku yang berhubungan dengan laporan ini. Pengumpulan
data, info dan referensi dilakukan di perpustakaan ( Laboratorium Tour D3
Usaha Perjalanan Wisata ) Universitas sebelas Maret Surakarta, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.
d. Studi Dokumen dan Arsip.
Studi dokumen dan arsip adalah metode mengumpulkan data yang
ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian
meliputi laporan – laporan yang relevan, foto – foto, dan data yang relevan
untuk penelitian seperti data pengunjung obyek wisata di Kabupaten Boyolali
4. Analisis Data
Menganalisis data – data yang telah dikumpulkan sehingga data
terangkum jelas dan dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
pada rumusan masalah. Analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif
kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha
mendiskriptifkan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan
antar fenomena yang di teliti dengan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
– fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Kusmayadi
dan Endar Sugiarto,2000:29).
Pengumpulan data yang di dapat dari hasil penelitin dengan memberikan
gambaran menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan pada waktu penelitian,
dengan berusaha merekam dan mendeskripsikan kembali serta menganalisis
kondisi yang berkaitan dengan kawasan wisata Pengging.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika ini merupakan garis besar dari masalah yang akan dibahas lebih
lanjut, kemudian disusun secara urut dan sederhana. Adapun sistematika penulisan
Tugas Akhir ini adalah :
BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II menjelaskan tentang gambaran umum Kabupaten Boyolali, dan sejarah
Pengging.
BAB III menguraikan tentang hasil penelitian mencangkup obyek – obyek wisata
yang tedapat di kawasan wisata Pengging, potensi kawasan wisata Pengging dilihat
dari konsep 4 – A , makna mitos tradisi dan ritual di kawasan wisata Pengging, serta
peran masyarakat dalam mengelola kawasan wisata Pengging.
BAAB IV merupakan bab penutup dari laporan yang disusun berisi kesimpulan dan
saran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI
DAN SEJARAH PENGGING
A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali.
Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah kurang lebih 101.510,20 Ha, atau
kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 110°
22’ BT - 110° 50’ BT dan 7° 36’ LS - 7° 71’ LS . Jarak bentang wilayah dari Barat ke
Timur 48 km dan dari Utara ke Selatan sejauh 54 km, sebelah Timur dan Selatan
merupakan daerah rendah, sedangkan sebelah Utara dan Barat merupakan daerah
pegunungan. Adapun batas – batas administrasi Kabupaten Boyolali sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten
Sukoharjo.
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
d. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Kabupaten dari 35 Kabupaten atau
Kota di Propinsi Jawa Tengah. Secara administrasi Kabupaten Boyolali terdiri dari 19
Kecamatan yang terbagi menjadi 261 desa dan 6 Kalurahan ( Disparbud Kabupaten
Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali.
2011 ).
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Tabel 1
Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Boyolali
No Kecamatan Luas (km²) Presentase
1 Selo 56.078 5,52
2 Ampel 90.391 8,90
3 Cepogo 52.998 5,22
4 Musuk 65.041 6,41
5 Boyolali 26.251 2,56
6 Mojisongo 43.411 4,27
7 Teras 29.936 2,95
8 Sawit 17.233 1,70
9 Banyudono 25.379 2,50
10 Sambi 46.495 4,58
11 Ngeplak 38.527 3,80
12 Nogosari 55.084 5,43
13 Simo 48.08 4,73
14 Karanggede 41.756 4,11
15 Klego 51.877 5,11
16 Andong 54.528 5,37
17 Kemusu 99.084 9,76
18 Wonosegoro 92.998 9,16
19 Juwangi 79.994 7,88
Jumlah 1.015,101 100,00
( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali : Laporan Akhir Studi
Perencanaan Pengembangan Kawasan Waduk Cengklik Ngempak. 2011 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dari seluruh Desa dan Kalurahan yang ada, 267 Desa atau Kalurahan
merupakan Desa yang berada di dataran rendah atau sekitar 83 % dari seluruh Desa
atau Kalurahan dan selebihnya merupakan Desa di dataran tinggi. Kabupaten
Boyolali yang memiliki luas wilayah sebesar 101.510,20 Ha, dimana luas terbesar
adalah Kecamatan Kemusu dan luas terkecil adalah Kecamatan Sawit. Kawasan
wisata Pengging berada di Kecamatan Banyudono dengan luas wilayah 25.379 km².
Luas di wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :
1. Tanah sawah : 23.287,4945 Ha ( 23,0 % )
2. Taah kering : 56.186,0830 Ha ( 55,3 % )
3. Tanah lain : 22.036,5190 Ha ( 21,7 % )
Melihat keadaan alam Kabupaten Boyolali yang sebagian besar merupakan
daerah yang bergelombang, maka sebagian besar daerah Kabupaten Boyolali
merupakan derah pertanian lahan kering yang potensial. Berdasarkan topografi dapat
ditunjukkan pada ketinggian suatu wilayah dari permukaan laut ( DPL ), secara
topografi Kabupaten Boyolali terletak pada ketinggian 75 m di atas permukaan air
laut, dan daerah perbukitan terletak pada ketinggian 1500 m di atas permukaan air
laut. Lebih jelasnya pembagian topografi di Kabupaten Boyolali sebagai berikut:
1. 75 – 400 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Teras, Banyudono,
Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Kemusu,
Karanggede, dan Boyolali.
2. 400 – 700 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan
Cepogo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. 700 – 1000 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan
Cepogo.
4. 1000 – 1300 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo, Ampel, dan
Cepogo.
5. 1300 – 1500 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo.
Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :
1. Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri
dari tanah lempung.
2. Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Banyudono) struktur tanahnya adalah
tanah galian.
3. Bagian Barat Laut (Kecanatan Musuk dan Cepogo) struktur tanahnya berpasir.
4. Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten
Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur.
Boyolali mempunyai curah hujan 1.500 – 2000 mm/ th ( bio iklim lembab )
dengan bulan kering 3 – 4 bulan meliputi Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, dan
Musuk. Sementara curah hujan lebih dari 2000 mm/th ( bio iklim sangat lembab )
dengan bulan kering 2 – 4 bulan, meliputi Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Sambi,
Ngemplak, Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu, Wonosegoro, dan
Kecamatan Juwangi.
Secara umum wilayah Kabupaten Boyolali terbagi menjadi empat relief daratan,yaitu:
1. Lereng Gunung Merbabu.
Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Ampel.
2. Lereng Gunung Merapi ( dari puncak ke kaki gunung ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Selo, Kecamatan
Musuk dan Kecamatan Cepogo.
3. Dataran rendah.
Merupakan daerah terendah di Kabupaten Boyolali meliputi, Kecamatan
Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi, Nogosari, dan
Kecamatan Ngemplak.
4. Daerah Berbukit.
Daerah sekitar Pegunungan Kendeng, meliputi Kecamatan Simo, Wonosegoro,
Klego, Andong, Kemusu, dan Juwangi.
Sungai – sungai besar yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan
keperluan penduduk adalah sebagai berikut :
1. Sungai serang mengalir dari Gunung Merbabu ke arah Timur melalui Kecamatan
Karanggede, Wonosegoro, dan Kemusu.
2. Sungai Cemoro mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Simo dan
Nogosari.
3. Sungai Pape mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Mojosongo,
Teras, Banyudono, serta Ngemplak.
4. Sungai Gandul mengalir dari Gunung Merbabu melaliu kecamatan Musuk,
Boyolali, Teras dan Sawit.
Di samping sungai – sungai tersebut mempunyai beberapa waduk yaitu,
waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, waduk Bade di Kecamatan Klego dan
waduk Kedungombo. Juga terdapat sumber air dangkal di Tlatar Kebonbimo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Kecamatan Boyolali, Nepen di Kecamatan Teras dan Pengging di Kecamatan
Banyudono.
Kabupaten Boyolali ( bahasa Jawa : Boyolali, arti harafiah : “lupa dari
marabahaya” ). Boyolali dikenal sebagai kota susu dan mempunyai moto
pembangunan “BOYOLALI TERSENYUM” ( Tertip, Elok, Rapiu, Sehat, Nyaman,
Untuk, Masyarakat ) adalah salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah yang
terletak di kaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu sehingga memiliki
pemandangan yang indah dan suasan khas pegunungan yang sejuk. Hal tersebut
sangat mendukung potensi wisata yang di miliki Kabupaten Boyolali. Selain daerah
tujuan wisata yang menarik dan beragam Boyolali juga memiliki produk andalan
yaitu susu sapi segar. Hal ini berkaitan dengan hewan yang menjadi icont Kabupaten
Boyolali yaitu sapi perah.
Boyolali menatap masa depan dengan penuh optimisme, karena banyak sektor
yang berpotensi diantaranya sektor pariwisata. Sektor pariwisata ini merupakan salah
satu strategi andalan pembangunan perekonomian di Kabupaten Boyolali. Dengan “
Tembung Manis dan Ulet Pandang “, Boyolali mengemas obyek wisata dalam satu
paket wisata.
Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali cenderung mengalami
peningkatan pada dua tahun terakhir. Meskipun peningkatan sektor periwisata belum
sesuai dengan target, Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.
Kenaikan tersebut sekitar 4,75%. Hal tersebut terlihat dari jumlah kunjungan
wisatawan ke Boyolali yang pada tahun 2008 mencapai 334.631 wisatawan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
348.731 wisatawan pada tahun 2009 ( Data Kunjungan Wisatawan Nusantara di
Obyek Wisata Jawa Tengah Tahun 2011).
Dalam hal ini, kawasan wisata Pengging turut menyumbang 80.167
wisatawan yang berkunjung selama tahun 2011. Hal tersebut semakin menegaskan
bahwa kawasan wisata Pengging mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan
obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali ( Disparbud Kabupaten Boyolali :Laporan
Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali. 2011).
B. Sejarah Pengging
1. Asal Mula Pengging.
Menurut buku Pustaka Raja, hasil karya pujangga besar Ranggawarsito III
yang hidup pada tahun 1802 – 1875 dalam buku menyebutkan adanya suatu yang
bernama Pengging, dan didirikan oleh Prabu Kusumo Wicitro pada awal tahun
Surya 902/1026 Masehi. Negara tersebut bernama Negara Witaraga. Karena
cerita-cerita dalam buku ini (buku Pustaka Raja) belum dikenal masyarakat luas
pada waktu itu.
Dalam cerita rakyat terdapat pula nama Pengging, misalnya cerita tentang
Candi Prambanan, yang menceritakan candi tersebut ciptaan seorang anak Raja
Pengging yang bernama Bandung Bondowoso. Meskipun cerita ini hanya
merupakan dongeng sebelum bobok atau tidur anak – anak kecil, tetapi cerita ini
membuktikan bahwa Negara Pengging dahulu benar-benar ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Pengging mulai tercantum dalam sejarah baru semenjak negara Majapahit
mengalami kemunduran dan akhirnya tenggelam sama sekali. Kemunduran ini
akibat masuknya Islam pada waktu itu, yang dibawa oleh kaum pedagang. Dan
Islam masuk Majapahit begitu pesat dan penyebarannya mulai dari pedesaan
sampai ke kota raja.
Pada waktu itu Pengging termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit
yang dikepalai oleh seorang Adipati. Daerah Kabupaten kurang lebih hanya
seluas karesidenan di Jawa sekarang sedang wewenang seorang Adipati jauh lebih
luas dari pada seorang Gubernur sekarang ini. Adipati Pengging pada waktu itu
adalah Hadayaningrat ke VIII, isteri beliau putra Prabu Brawijaya V Raja
Majapahit yang bernama Ratu Pembayun.
Dalam masa jayanya Adipati Hadayaningrat ke VIII, bersama Adipati
Ponorogo Batara Katong mengadakan musyawarah untuk mengatasi keadaan
tentang datangnya tamu-tamu asing yang mengganggu ketentraman masyarakat
dan untuk menyerang Demak dengan maksud mendahuluinya, sebelum
menyerang Majapahit.
Perlu diketahui Bahwa Adipati Demak dan Adipati Ponorogo Batara
Katong masih bersaudara kakak dan adik adalah putra Prabu Brawijaya V
Majapahit.
Rencana penyerangan ini ternyata diketahui oleh Prabu Brawijaya V dan
mengutus kedua prajurit untuk datang ke Pengging dengan membawa surat yang
bermaksud agar rencana penyerangan ke Demak dibatalkan. Setelah membaca
surat yang dibawa kedua prajurit Majapahit dan tahu maksudnya, maka Adipati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Ponorogo batara katong kembali ke Ponorogo, sedang situasi masih dalam
keadaan yang pergolakan Adipati Handayaningrat VIII wafat dan jenazahnya
dimakamkan di Dukuh Malangan, Kalurahan Dukuh Kecamatan Banyudono
sekarang. Dan merupkan seorang Adipati Pengging yang pertama kali memeluk
agama Islam, sedang para adipati sebelumnya memeluk agama Hindu, maka
dukuh Malangan merupakan satu-satunya makam Adipati Pengging yang beraga
Islam.
Adipati Handayaningrat mempunyai dua putra yaitu Raden Kebokenongo
dan Kebokanigo. Raden Kebokenongo inilah yang menggantikan Adipati
Handayaningrat ke VIII, dan gelarnya Handayaningrat ke XI, tetapi ia terkenal
dengan sebutan Kyai Kebokenongo.
Setelah kerajaan Majapahit jatuh, kedaulatan dipegang oleh Adipati Demak
(Raden Patah) yang kemudian bergelar dengan sebutan Sultan Syah Akbar. Tetapi
Adipati Pengging tidak mau mengakui berdirinya Kasultanan Demak Bintoro.
Menurut riwayat dan cerita yang ada Kyai Kebokenongo atau Handayaningrat XI,
diminta meninggalkan Pengging dan dilaporkan kepada Sultan Demak Bintoro,
bahwa Kyai Kebokenongo telah meninggal, sedangkan makamnya berada di
Dukuh Gedong yang sekarang termasuk wilayah Kalurahan Jembungan
Kecamatan Banyudono.
Kyai Ageng Kebokenongo hanya meninggalkan seorang putra yang masih
kecil bernama Mas Karebet. Satu-satunya orang yang berhak menggantikan
sebagai Adipati Pengging ialah Kyai Kebokenongo, tetapi beliau sudah dahulu
meninggalkan tempat/daerah Pengging. Sehingga Pengging terpaksa kosong tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mempunyai Adipati. Sepeninggalnya Kyai ageng Kebokenongo, Mas Karebet
diasuh oleh Nyai Ageng Hadipurwo di desa Tingkir. Setelah dewasa, ia berguru
kepada Syech Abdurrachman di Sala. Setelah merasa cukup ilmunya ia pergi ke
Demak melamar pekerjaan menjadi seorang prajurit, yang akhirnya diangkat
menjadi Senopati ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali.
1997 ).
2. Nama Pengging Dilupakan Oleh Masyarakat
Semenjak ibu kota Kadipaten Pengging pindah ke Pajang meskipun
resminya masih derah Pengging. Pada umumnya orang menyebut daerah Pajang,
sehinnga nama Pengging sudah Lazim , sehingga nama Pengging sudah lazim
apabila dilupakan orang dan disebut – sebut lagi dalam percaturan hanya sebagai
daerah biasa atau daerah perdikan. Dengan tenggelamnya nama Pengging dari
percaturan masyarakat luas, mengakibatkan banyak orang hanya mengakui
adanya hanya Kasultanan Pajang di bawah pemerintah Sukltan Hadiwijaya
setelah dirinya dapat mengalahkan Arya Penangsang dan menghapus Kasultanan
Bintara. Kemudian Pajang dinyatakan menjadi Kasultanan.
Semua pusaka yang ada di Bintara yang berasal dari Majapahit sewaktu
kalah perang dengan Demak Bimtara. Sementara Demak Bintara sendiri
dikembalikan menjadi daerah Kadipaten Prawata. Selama dalam kancah perang
saudara ini nama Pengging benar – benar ditelan keadaan.
Ketika Sultan Pajang mengalahkan Adipati Jipang Arya Penegsang
mendapat bantuan sepenuhnya dari Kyai Ageng Pemanahan dan Puteranya Bagus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Danar atau Raden Sutawijaya. Untuk membalas jasanya, Kyai Ageng Pamanahan
diangkat menjadi Adipati Mataram, sedangkan Bagus Danar atau Raden
Sutawijaya sendiri diangkat menjadi panglima merangkap perdana mentri atau
Patih, karena waktu itu rumah Patih terletak di sebelah utara pasar dan memang
sudah manjadi tradisi sampai sekarang, maka Mas Ngabei Sutawijaya terkenal
dengan nama mas Ngabei Loring Pasar. Tak lama kemudian Kyai Ageng
Pamanahan menyerahkan kekuasaannya kepada anaknya Raden Sutawijaya,
setelah menjabat Adipati menggantikan ayahnya dan terkenal dengan sebutan
Panembahan Senopati Ing Ngalaga.
Sejak Panembahan Senopati Menjabat sebagai Adipati Mataram,
berkeinginan memisahkan diri dari Kasultanan Pajang. Secara perlahan – lahan
mengadakan penyerangan dengan cara halus, sehingga tindakannya tidak terlalu
menyolok di mata Sultan Hadiwijaya, tetapi maksud ini diketahui oleh Sultan
Pajang ketika Panembahan Senopati menggagalkan hukuman patian Senopati.
Melihat kejadian ini Sultan Pajang mengambil tindakn tegas terhadap
Panembahan Senopati, ternyata tentara Mantaram lebih kuat dari pada tentara
Pajang. Masih dalam pergolakan Sultan Hadiwijaya wafat, kedudukan digantikan
oleh puteranya yang bernama Pangeran Benawa yang merasa sudah tidak sanggup
mempertahankan kedudukannya, menyerah kedaulatan kepada Panembahan
Senopati.
Penyeraha benda – benda upacara dan pusaka diterima, tetapi Pangeran
Benawa diminta tetap menjadi Sultan Pajang. Langkah berikutnya yahg diambil
Panembahan Senopati yaitu mengalahkan Demak , dengan berbagai cara akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Demak Bintarapun dapat dikalahkan. Dengan kemenangan tersebut nama
Mataram dan Panembahan Senopati semakin terkenal, sekaligus merubah
kasultana Pajang dikembalikan menjadi daerah Kadipaten. Semasa jayanya
Panembahan senopati manambah patalnya nama Pengging atau kadipaten
Pengging dalam percaturan raja dan masyarakan luas.
Panembahan Senopati semasa jayanya secara terus – menerusn malakuan
atau berperang melawan Adipati yang dulu tunduk kepada Pajang , kebanyakan
masih keturunan Sultan Trenggana, sehingga mereka tidak mau begitu saja
tunduk kepada Panembahan Senopati yang bukan keturunan Sultan Demak.
Namun demikian tentara Mataram setiap berperang selalu mendapat kemenangan,
hal bbelum selesai. Oleh karena itu beliau belum pernah menyatakan sebagai raja
besar atau sebagai Sultan, baru setelah sampai pada cucu beliau yang bernama
Raden Masrangsang menggunakan nama yang bergelar Sultan Agung
Anyokrokusumo.
Kasultana Pajang dihapus dan dikembaliakan kedudukanya sebagai
Kadipaten, dan dalam waktu yang singkat berangsur – angsur Kadipaten Pajang
dihapus oleh Mataram. Dengan terhapusnya Pajang dari percaturan raja (
Kerajaan ), nama Pengging mulai dikenal lagi ( Disparbud Kab. Boyolali :
Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).
3. Nama Pengging di Kenal Lagi oleh Masyarakat Sekitar.
Pengging dikenal lagi pada awal abad ke XVIII ( 18 ), lewat kepndaian
puttera – puteranya di bidang kasusasteraan. semua ini dikarenakan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pemindahan ibu kota Mataram ke Kartosuro, sedangkan di Penging telah berdiri
Pondok Pesantren yang diasuh oleh Kyai Kalifah Syarif dari Begelen. Di pondok
tersebut terdapat santri dari Palembang bernama Zainal Abidin. Berkat ketekunan
dalam beribadat dan kesabarannya dalam melakukan sesuatu yang sangat penting
demi kepentingan orang banyak, melihat kepribadiannya Kyai Syarif sangat
tertarik dan akhirnya dikawinkan dengan puterinya yang bernama Siti Maryam.
Pada suatu ketika pemerintah kraton Kartosuro menerima pengaduan soal
perdata, semua hakim kraton tidak dapat member keputusan, terpaksa kraton
mengadakan sayembara untuk mendapatkan hakim yang dapat menyelesaikan
atau member keputusan soal perdata yang ada. Dari sekian banyak peserta yang
mengikuti salah seorang adalah Zainal Abidin dan ternyata dapat menyelesaikan
dengan baik. Sebagai hadiahnya Zainal Abidin dijadikan pegawai Kraton
Kartosuro ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).
Lama kelamaan latar belakang Zainal Abidin diketahui oleh pihak kraton ,
bahwa sesungguhnya Kyai Zainal Abidin adalah Bupati Pekalongan bernama
Tumenggung Padmonegoro yang telah lama hilang dalam peperangan. Oleh
karena iti Kyai Zainal Abidin diagkat menjadi Bupati Jaksa di Kartosuro bernama
Tumenggung Padmonegoro yang berdarah keturunan Sultan Hadiwijaya, dan juga
keturunan Susuhuna Mangkurat di Mataram yang di makamkan di Tegal Arum.
Maka dari itu setelah wafat Kyai ZainalAbidin atau Tumenggung Padmonegoro
dimakamkan di desa Gedong berdekatan dengan makam Kyai Kebokenongo.
Almarhum Tumenggung Padmonegoro mempunyai dua orang putera yaitu
Raden Ngabei Yosodipuro I dan Yosodipuron II, kemudian berganti nama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
menjadi Raden Tumenggung Padmonegoro II. Kakak adik ini adalah sarjana
dalam bidang kesusasteraan Jawa, dan telah berjasa menyusun buku – buku
berbahasa Jawa dengan sajak atau tembang yang tersusun indah dalam bahas
Jawa. Karena penyusunnya dalam waktu yang besamaan, gaya bahasanya sama,
sehingga sangat sulit untuk membedakan buku ciptaan Raden Ngabei Yosodipuro
I dan Yosodipuron II. Selain menulis peristiwa – peristiwa yang sedang terjadi
sebagai dokumentasi seperti dalam bukunya yang diberi judul : Babad Giyanti,
Babad Prayut, Babad Pakepung dan masih banyak lagi hasil karyannya, mereka
juga berhasil menterjemahkan buku – buku berbahas Melayu misalnya : Hikayat
Amir Hamsyah, Kitab Mahkota Raja. Kita wajib berterima kasih atas jasa –
jasanya, dan dapat mengetahui maksud dan isi dari buku – buku tersebut. Tetapi
yang lebih penting kita dapat menambah pengetahuan mengenal keindahan
bahasa yang ada.
Setelah wafat kedua – duanya dimakamkan di Ngaliyan sekarang
termasuk wilayah kalurahan Bendan, Kecamatan Banyudono. Hingga sekarang
ini makm tersebut selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah,
terutama pada malam Jumat Pahing. Sebab hari tersebut adalah hari kelahiran
almarhum Raden Ngabei Yosodipuro I ( Disparbud Kabupaten Boyolali :
Selayang Pandang Boyolali. 1997).
Sil – silah Kyai Yosodipiro
1. Kyai Kholifan Syarif.
2. Siti Maryam kawin dengan Zaenal Abidin ( Pradata Kartosuro ).
3. Bagus Subuh ( R. Ng. Yosodipuro I ) Pujangga Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4. R.T. Sastronegoro ( R. Ng. Yosodipiro II ) Pujangga Surakarta.
5. R. Ng. Atmowarsito.
6. Bagus Burhan ( R. Ng. Ronggowarsito ) Pujagga Surakarta. ( Disparbud Kab.
Boyolali : Sejarah Pengging. 2001 ).
4. Pembangunan Kembali Pesanggrahan Pengging oleh Sri Pakubuwana ke IX.
Pada abad ke XIX, Sri Pakubuwana ke IX sering berkunjung ke Pengging.
Kedatangan beliau ke Pengging untuk berziarah dan beristirahat. Selama di
Pengging beliau bermalam di rumah orang Belanda yang bernama Van Zaaten,
seorang pimpinan perusahaan perkebunan yang berkedudukan di Pengging.
Hal sermacam itu diraskan merepotkan tuan rumah, maka Sri Pakubuwana
IX mambangun pasangrahan yang diberi nama “Pesanggrahan Ngeksi Purna”,
letaknya di sebelah selatan masjid. Untuk melengkapi Pengging sebagai tempat
rekreasi dan peristirahatan oleh Sri Pakubuwana IX dibagun pula masjid
Karangduwet, menurut cerita didirika oleh almarhum Raden Tumenggung
Padmonegoro pada waktu masih bernama Kyai Zainal Abidin. Pembangunan
masjid ini baru dapat diselesaikan pada tahun 1908 dan diberi nama masjid
Ciptomulyo. Pada waktu peresmiannya Sri Pakubuwana IX berkenan menghadiri
dan mengikuti sholat Jumat tujuh kali berturut – turut.
Makam Ngaliyan yang terletak di belakang masjid Ciptomulyo adalah
makamnya Raden Ngabei Yosodipuro , Raden Tumenggung Hamongprojo dan
pejabat maupun para bengsawan. Tempat makam tersebut juga dibangun dan
diberi nama Astana Luhur. Di muka masjid didirikan sebuah madrasah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
diberi nama Nambaul Ulum, sekarang telah diurusi Dinas Pendidikan Agama
dirubah menjadi Madrassh Ibtidaiyah.
Pasar Pengging yang terletak di Desa Taman, kemudian dipindahkan di
muka pesanggrahan sebelah selatan Madrasah. Di sebelah selatan pesanggrahan
dibangun kolam atau pemandian. Satu kolam untuk keluarga Sri Pakubuwana dan
yang lainnya untuk pemandian umum. Disekitar kolam dibangun taman yang
sangat indah dan diberi beberapa binatang yang dipelihara oleh pengikut Sri
Pakubuwana pada waktu itu.
Demikianlah usaha – usaha yang dirintis Sri Pakubuwana ke IX pada awal
abad ke XX di Pengging yang sekarang dilanjutkan pembangunannya oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali . Tempat – tempat pemandian
yang ada dipugar kembali menjadi lebih bagus ( Disparbud Kabupaten Boyolali :
Selayang Pandang Boyolali.1997 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
KAWASAN WISATA PENGGING
A. Obyek Wisata Pemandian ( Umbul ) di Kawasan Wisata Pengging
1. Pemandian Umbul Pengging ( Tirto Marto ).
Tirto marto berasal dari bahasa Jawa, Tirto yang artinya air atau umbul
dan Marto yang berarti jernih, jadi Tirto Marto beratri air jernih. Obyek wisata
umbul Pengging terletak di desa Dukuh, Kecamatan Banyudono. Kabupaten
Boyolali, 12 km dari kota Boyolali dan 17 km dari kota Surakarta, dengan luas
1.5 Ha, yang merupakan milik PEMDA Boyolali. Sejak abad ke 20 Pemandian
Umbul Pengging dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Boyolali, tetapi mulai awal bulan Januari 2012 pengelolaan Umbul Pengging
diserahkan kepada pihak ke 3 yaitu di bawah pengelolaan CV. Win – Win yang
mengontrak Umbul Pengging selama 3 tahun masa percobaan, berkisar Rp.
272.000.000 per tahun.
Pemerintah Kabupaten Boyolali menyerahka kepada pihak ke 3, karena
dengan hal itu akan menguntungkan pemerintah Kabupaten Boyolali yang setiap
tahunnya mendapat pendapatan sebesar Rp. 272.000.000. Pendapatan tersebut
dapat digunakan untuk memperbaiki perekonomian Kabupaten Boyolali. Harga
retribusi di Umbul Pengging yang menentukan juga pemerintah Kabupaten
Boyolali walaupun pengelolaannya sudah diserahkan kepada pihak ke 3. (
Wawancara dengan bapak Agus Purwanto Disparbud 7 Mei 2012 ).
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Di kawasan Pengging terdapat beberapa pemandian yaitu Umbul
Pengging, Umbul Sungsang, dan pemandian buatan Umbul Sewu. Pemandian ini
pada zaman dahulu hanya dipergunakan raja – raja dan keluarganya dari
Kasunanan Surakarta yang dilengkapi tempat beristirahat didekatnya. Umbul
Pengging ini masih dipergunakan untuk keluarga Keraton Kasunanan Surakarta
hingga sekarang. Apabila keluarga kraton mau berkunjung biasanya menghubungi
pihak pengelola Umbul Pengging untuk dibukakan pintu masuk Umbul Pengging,
biasanya pada pukul 04.00 pagi. Keluarga keraton Kasunanan Surakarta biasanya
menggunakan Pemandian Umbul Ngabean.
Umbul Pengging ( Tirto Marto ) buka setiap hari dari jam 5.30 pagi
hingga jam 5 sore. Pada hari Jumat Pahing dibuka sampai tengah malam setelah
ritual kungkum selesai. Retribusi masuk umbul Pengging Rp. 3.000 per orang.
Setiap hari Sabtu dan Minggu banyak wisatawan yang berkunjung. Pada malam
Jumat Pahing banyak wisatawan yang melakukan ritual kungkum, baik dari
dalam kota maupun luar kota Boyolali. Kunjungan yang paling ramai hingga
mencapai puluhan ribu pengunjung jatuh pada hari padusan menjelang bulan
puasa atau bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 29 dan 30 Ruwah.
Padusan berasal dari kata “ adus “ ( mandi ) merupakan sebuah upacara
tradisional penduduk daerah Surakarta dan sekitarnya, untuk mandi guna
mensucikan diri sebelum melakukan ibadah puasa. Upacara ini cukup banyak
mandapatkan perhatian yang besar dari penggunjung yang berasal dari luar daerah
Boyolali antara lain dari Kartosuro, Surakarta, Klaten, Sukoharjo dan sekitarnya (
Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
a. Fasilitas Obyek Wisata Pemandian Umbul Pengging.
Kawasan objek wisata Umbul Pengging terdapat beberapa fasilitas
yang dimanfaatkan dan di nikmati oleh para pengunjung antara lain :
1) Tiga buah kolam pemandian dengan air alami (berasal dari umbul)
meliputi :
a) Umbul Penganten.
Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar
tembok dengan ukuran 24 m, panjang 1,40 m dan 1,80 m, yang di
lengkapi dengan bangunan-bangunan ruang tunggu, ruang ganti
pakaian, WC dan kamar mandi. Umbul Penganten mempunyai
kedalaman 2 meter, tetapi disekeliling tepi hanya berkedalaman 1,5
meter dengan di lengkapi pengaman berupa pegangan. Umbul ini pada
dasar berupa kerikil – kerikil sehingga kealamian dari Umbul ini
masih terjaga. Di umbul ini terdapat 1 sumber mata air. Di bagian
sudut sebelah Timur di buat agak dangkal selebar 3 meter × 5 meter
untuk di pergunakan anak – anak yang belum dapat berenang.
Adapun nama Umbul Penganten menurut sejarahnya adalah
sebagai berikut : Pada jaman dahulu pemandian ini terdapat 2 buah
umbul yang pada saat kunjungan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono
X di “Sabda” atau di cipta menjadi satu dan ternyata benar-benar
menjadi satu. Karena dua umbul menjadi satu, maka dapat di ibaratkan
sebagai sepasang mempelai yang hidup rukun menjadi satu. Sehingga
akhirnya umbul tersebut sampai sekarang di kenal dengan nama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Umbul Penganten. Retribusi masuk Umbul Penganten Rp. 1000.-,
pemungut retribusi dari Umbul ini adalah masyarakat setempat.
Umbul Temanten setiap hari Jumat di bersihkan dari pecahan kaca dan
lumut – lumut dan dikuras agar bersih.
b) Umbul Ngabean.
Umbul ini adalah suatu kolam pemandian berpagar tembok
kedalaman 1,50 m, di lengkapi dengan aula, panggung, ruang ganti
pakaian serta WC dan kamar mandi. Kolam ini pada jaman Sri Paduka
Susuhunan Paku Buwono X khusus hanya dipergunakan mandi para
keluarga Raja Kasunanan Surakarta. Untuk menjaga ketertiban dan
keamanan serta kebersihan juga keindahan oleh Raja ditugaskan
seorang berpangkat atau berkedudukan Ngabehi sebagai penjaganya.
Yang akhirnya, umbul tersebut sampai sekarang disebut dengan
Umbul Ngabean. Retribusi masuk Rp.2.000. Setiap hari Selasa Umbul
Ngaben di bersihkan agar terjaga kebersihannya.
c) Umbul Dudo.
Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar
tembok dengan ukuran lebar 8 m, panjang 12 m, dengan kedalaman
0,7 m yang di dalamnya terdapat sebuah batu yoni yang terbalik.
Adapun Umbul dudo ini menurut cerita sejarah adalah sebagai berikut
: Dulu pemandian berpagar tembok ini di ketemukan seekor kura-kura
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
(bulus bahasa Jawa) yang cukup besar dengan jenis kelamin jantan.
Oleh karena itu maka atas di ketemukan hanya seekor kura-kura jantan
di umbul tersebut sampai sekarang disebut Umbul Dudo. Pada masa
masih dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali
di Umbul Dudo tidak di tarik retribusi masuk, tetapi setelah pengelola
diserahkan kepada pihak ke 3 di pungut retribusi sebesar Rp. 1.000
per orang. Umbul Dudo apabila di sekitar kolam terlihat kotor maka
pihak pengelola akan segera membersihkannya.
2) Pemancingan dan Lesehan Win.- Win.
Pemancingan dan lesehan win – win yang menyediakan berbagai
ikan air tawar seperti lele, kakap, gurame, nila, bawal. Dinamakan Win -
Win karena merupakan salah satu nama pemilik dari tempat ini. Di
pemancingan dan lesehan win – win terdapat beberapa gazebo yang dapat
dimanfaatkan bagi para pengunjung untuk beristirahat, memancing dan
memesan beranaka macam menu yang disediakan di Win – Win .
3) Dua buah kolam ikan yang di manfaatkan sebagai arena
pemancingan untuk umum.
Kolam ikan kecil berukuran lebar 14 m, panjang 35 m, dengan
kedalaman air 0,08 m. Sedangkan kolam ikan besar berukuran lebar 45 m,
panjang 65 m, dengan kedalaman 2 m, yang sumber airnya dari aliran
pelimpahan Umbul Temanten dan Umbul Dudo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Kolam ini di sediakan untuk umum dan sebagai tempat rekreasi
pemancingan dan ternyata setiap harinya cukup ramai lebih-lebih pada
hari Minggu. Tempat memancing ini berada di dalam Lesehan Win – Win.
4) Panggung kesenian terbuka ( Ampitheater ).
Panggung ini berukuran 7 x 7 m, terletak. dan dekat mushola. Di
objek wisata ini pada hari-hari tertentu di sajikan atraksi kesenian daerah
berupa Orkes Melayu, Band, pentas seni kesenian tradisional, dangdut
dan lain sebagainya bermaksud untuk dapat selalu memberikan hiburan
kepada para pengunjung yaitu pada menjelang bulan Ramadhan pada
acara Padusan.
5) Area bermain anak-anak.
Di kawasan Umbul Pengging ini disediakan area bermain anak,
yang luasnya 100 m. Di area bermain anak ini terdapat berbagai
permainan yang dapat di manfaatkan untuk anak – anak yaitu seluncuran,
ayunan dan bola lingkar. Letaknya dekat umbul Ngabean.
6) Tempat parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4.
Di Umbul Tirto Marto terdapat beberapa area tempat parkir. Yang
pertama berada didekat Umbul Temanten yang dapat menampung motor
dan mobil yang merupakan tempat parkir utama setelah jalan masuk
Umbul Tirto Marto dengan area tempat parkir yang luas dan rindang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
karena di tempat parkir ini banyak pepohonan yang besar. Tarif untuk
sepeda motor Rp. 1.000, Mobil Rp. 2.000, dan mini bus Rp.5.000.
Yang kedua berada didekat Pemancingan dan lesehan Win – win
juga dapat menampung sepeda motor dan mobil tetapi area ini tidak terlalu
luas. Yang ketiga berada didekat Umbul Ngabean hanya dapat
menampung sepeda motor saja. Keamanan kendaraan pengunjung juga
dijamin dengan pengawasan dari petugas parkir yang dikelola oleh
masyarakat sekitar.
7) Warung makan.
Di dalam lokasi Umbul Pengging tersedia beberapa warung makan
yang menyediakan masakan khas setempat seperti pecel lele dan belut
goreng. Diantaranya warung makan mbak Rani dengan harga sewa Rp.
50.000 perbulan, Bu Ranto Rp. 22.000 perbulan, Bu Codiwiryo Rp.
22.000 perbulan, Mbak Inten Rp. 22.000 perbulan.
8) Mushola dan tempat peristirahatan .
Lokasi umbul Pengging menyediakan fasilitas Mushola bagi umat
muslim dan tempat untuk beristirahat setelah lelah malakukan aktivitas di
Umbul Pengging. Laknya di dekat Umbul Penganten dan panggung
terbuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
9) Kolam renang anak.
Di sebelah Timur warung makan mbak Rani terdapat kolam
renang anak-anak dengan tarif Rp. 3.000 per anak. Dangan luas 13 × 6
meter, dengan kedalaman kolam 0,80 meter kolam renang anak di
bersihkan 2 kali sehari, karena kolam ini merupakan kolam buatan.
b) Pengelola Umbul Pengging Tirto Marto.
Umbul Pengging ( Tirto Marto ) sejak awal tahun 2012 dikelola oleh
CV. Win – win dengan masa percobaan kontrak selama 3 tahun senilai Rp.
272.000.000 per tahun. Tanah Umbul Pengging ( Tirto Marto ) merupakan
milik pemerintah Boyolali yang dahulu dikelola oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Boyolali dan sekarang telah di serahkan kepada pihak ke 3 di
bawah pengelolaan swasta yaitu CV. Win – win. Direktur CV. Win – Win
adalah bapak Bagyo yang merupakan pemilik radio Bima Sakti di Boyolali.
Pengawas pemandian Umbul Pengging yaitu bapak Wardoyo dan dibantu
beberapa staf pemungut retribusi.
2. Umbul Sungsang.
Umbul Sunggsang berada di luar kawasan pemandian Umbul Pengging.
±100 meter sebelah Utara Umbul Pengging. Terletak di desa Bendan, Kecamatan
Banyudono, biasanya tempat ini untuk ritual kungkum yaitu berendam dalam air
sambil menunggu hasil dari sanggaran di makam Yosodipuro. Setiap malam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Jumat Pahing banyak wisatawan yang melakukan ritual kungkum di Umbul
Sungsang. Retribusi umbul masuk di kawasan wisata Umbul Sungsang sebesar
Rp. 2.400,- dan untuk parkir Rp. 1.000,- . Umbul Sungsang dibersihkan kolamnya
dan dikuras satu minggu sekali.
a. Fasilitas yang tersedia di Umbul Sungsang
1) Tiga buah kolam pemandian.
a) Umbul Laki – Laki .
Umbul laki – laki di sebut laki – laki karena sumber air di
umbul ini seperti air yang memancur, dengan luas 20× 20 meter
dengan kedalaman 120 meter, tempat ini dikhususkan untuk para laki
– laki.
b) Umbul Plempeng ( Wanita ).
Umbul plempeng disebut juga umbul wanita karena sumber air
yang muncul seperti air yang menyebar, luas umbul ini 15 × 15 meter
dengan kedalaman 120 meter, dikhususkan untuk para wanita.
c) Umbul Sungsang.
Umbul sunggsang merupakan sungai yang menjadi titik temu
antara umbul Laki – laki dan perempuan. Kedua aliran umbul ini akan
dialirka ke Umbul Sungsang ( Sungai ). Dengan luas 50 × 30 meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Pendopo Joglo.
Tempat ini merupakan tempat untuk beristirahat bagi para
wisatawan yang luasnya 20 × 30 meter. Di temapt ini biasanya di
pergunakan wisatawan untuk bersantai dan beristirahat sebelum
melakukan ritual kungkum atau setelah berenang.
3) Gasebo.
Di kawasan Umbul Sungsang disediakan 2 buah gazebo denagn
ukuran 5 × 5 meter yang dapat digunakan para wisatawan untuk
beristirahat atau menikmati suasana Umbul Sungsang.
4) Warung makan.
Di Umbul Sunggsang terdapat 5 warung makan yang merupakan
milik masyarakat setempat, yag menyediakan beraneka jajanan seperti
somay, hek, makanan ringan, minuman ringan dan lain sebagainya.
5) Kamar mandi.
Setelah para wisatawan berenang, para wisatawan dapat membilas
di kamar mandi yang sudah disediakan di Umbul Sungsang.
6) Air terjun.
Di Umbul Sungsang terdapat air terjun buatan yang berukuran 10
meter dengan aliran air yang cukup derasdan jernih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
7) Sungai
Di belakang umbul ini terdapat sungai yang dapat di gunakan
untuk berenang dan di manfaatkan masyarakat sekitar untuk mencuci
pakaian. ( Wawancara dengan kepala UPT Pengging Bapak Sri Waliyanto
Isprayitno S.Sos,M.SI ).
b. Pengelola Umbul Sungsang.
Umbul Sungsang dikelola oleh Dinas Periwisata dan Kebudayaan
Boyolali, kepala UPT Pengging Bapak Sri Waliyanto Isprayitno S.Sos,M.SI
dibantu 3 orang staff.
3. Umbul Sewu
Umbul Sewu terletak di desa Bukur Ireng, Kalurahan Bendan Kecamatan
Banyudono Kabupaten Boyolali. Umbul Sewu merupakan obyek wisata buatan
yang ada di kawasan wisata Pengging. Umbul Sewu Pengging merupakan suatu
restauran yang dilengkapi dengan kolam renang. Umbul Sewu resmi dibuka pada
tahun 2007 memasuki bulan ke tiga. Umbul Sewu berdiri di atas tanah seluas
6000 meter persegi. Asal mula nam Umbul Sewu berawal ketika Umbul sewu ini
sedang dibangun. Ketika di bangun, di lokasi Umbul Sewu terdapat kolam yang
awalnya digunakan sebagai kolam ikan. Di dalam kolam ini terdapat banyak
sumber mata air. Sumber mata air ini mengeluatkan air yang jernih dan tidak
pernah surut meskipun musim kemarau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Di lokasi lain juga di temukan sumber mata air yang cukup besar.
Sehinnga munculnya mata air ini menyulitkan pihak pengelola dalam proses
pembangunan, akhirnya mata air tersebut di alihkan dengan menutup sebagian
mata air akan tetapi ait yang mengalir dari mata air tersebut di alirkan melalui
pipa – pipa yang di pasang oleh pihak pengelola.
Awal mula tempat Umbu Sewu adalah bekas gedung bioskop dan kolam
pemancingan yang terbengkalai. Di bawah PT. Umbul Sewu maka dibangunlah
lahan tersebut manjadi restauran, kolam renang dan pemancingan.
Dalam masyarakat Jawa kata “ sewu “ atau “ ewu “ atau “ ewon “
merupakan penjelasan dari sesuatu yang jumlahnya sangat banyak. Kata Umbul
sendiri berarti mata air. Sehingga pihak pengelola memberikan nama Umbul
Sewu yang berarti mata air yang banyak.
Untuk masuk ke lokasi Umbul Sewu, tiap pengunjung hanya dipungut
biaya Rp. 5.000. Para pengunjung yang masuk ke lokasi Umbul Sewu tidak
diperkenankan membawa makanan dan minuman ke dalam, dikarenakan pihak
pengelola telah menyediakan makanan dan minuman di dalam lokasi Umbul
Sewu.
a. Fasilitas yang tersedia di Umbul Sewu.
1) Kolam renang .
Di obyek wisata Umbul Sewu terdapat dua jenis kolam renang.
Yang pertama merupakan kolam renang yang dipergunakan bagi
penggunjung dewasa, meskipun juga dapat dipakai pengunjung anak –
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
anak. Akan tetapi diwajibkan bagi anak – anak menggunakan peralatan
renang seperti pelampung, ban renang, dan sejenisnya untuk lebih
menjamin keamanan dan keselamatan saat berada di kolam renang. Hal
tersebut dikarenakan ke dalaman kolam renang yang mencapai 125
centimeter. Kolam renang tersebut berukuran 17 meter × 45 meter, dengan
kedalaman mulai dari 115 centimeter sampai 125 centimeter semakin ke
Timur tinggi kedalaman semakin tinggi. Kolam renang ini juga rutin
untuk dipakai berlatih renang.
Yang kedua adalah kolam renang anak letaknya di sebelah kolam
renang dewasa. Di kolam renang ini terdapat juga waterslide akan tetapi
tidak setinggi waterslide yang berada di kolam renang dewasa. Kolam
renang anak – anak mempunyai kedalaman 50 centimeter sehingga aman
digunakan untuk anak – anak. Kolam renang anak ini berukuran 7 meter ×
20 meter.
Bagian paling Selatan di sebelah kolam renang anak – anak
terdapat sebuah kolam wahana permainan air. Kolam ini hanya memiliki
kedalaman 25 centimeter. Dengan kondisi kolam yang dangkal sangat di
mungkinkan anak – anak kecil dapat bermain air dengan resiko yang
cukup rendah. Di kolam permainan air ini juga di sediakan beberapa
terowongan yang berbentuk menyerupai binatang yang dapat melengkapi
keceriaan anak – anak selama bermain di kolam. Dari ketiga kolam renang
yang ada di Umbu Sewu setiap pagi dan sore hari dibersihkan agar terjaga
kebersihan airnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2) Restoran.
Di dalam Umbul Sewu terdapat restoran yang menyajikan berbagai
menu masakan dengan cita rasa yang nikmat dengan 20 menu makanan,
10 menu tambahan, 5 macam sambal dan 20 menu minuman yang bisa
dinikmati oleh para pengunjung. Akan tetapi yang menjadi menu andalan
dari Umbul Sewu Resto adalah menu ikan bakar dan ikan goreng.
3) Gedung pertemuan.
Gedung pertemuan ini memanfaatkan bangunan bekas gedung
bioskop yang sudah tersedia sejak Umbul Sewu mulai dibangun. Biasanya
gedung tersebut di gunakan untuk menerima tamu dalam jumlah banyak,
sehingga harus menggunakan tempat yang luas untuk menjamu tamu yang
berkunjung, biasanya dari kalangan anak sekolah yang sedang berlibur,
dari berbagai intansi pemerintah dan perusahaan. Gedung tersebut mampu
menampung kurang lebih 500 orang, dengan pintu masuk gedung yang
langsung manghadap ke kolam renang, maka depan pintu masuk gedung
tersebut sering digunakan sebagai tempat pementasan musik karena di
lokasi Umbul Sewu belum memiliki fasilitas panggung hiburan.
4) Gazebo dan rumah apung.
Keberadaan gazebo dan rumah apung dimaksudkan untuk
menanmbah fasilitas bagi pengunjung yang digunakan untuk istirahat para
pengunjung sekaligus memesan beberapa menu yang di sediakan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
restoran Umbul Sewu. Gazebo dan rumah apung tersedia dalam beberapa
ukuran, dari yang berukuran kecil, sedang, hingga berukuran besar. Untuk
mempermudah dalam pelayanan, gazebo dan rumah apung tersebut diberi
nama pada masing – masing gazebo dan rumah apung , antara lain :
Anggrek 1 dan 2, tulip 1 dan 2, Teratai 1 dan 2, Kenanga 1 sampai dengan
7, Dahlia 1 sampai dengan 4, Aster 1 sampai dengan 4, Melati 1 dan 2,
Rosela 1 sampai dengan 10, serta Mawar sehingga jumlah yang ada
sebanyak 16 buah, 3 buah rumah apung besar dan 13 gazebo kecil.
5) Kolam ikan.
Untuk lebih memberikan kesan alami pihak pengelola juga
menyediakan kolam ikan yang diletakkan di bawah gazebo dan rumah
apung. Di dalam kolam tersebut terdapat lebih dari 1000 ekor ikan dengan
berbagai jenis ikan yang dimasak di restoran Umbul Sewu dapat di
pastikan ikan yang benar – benar segar. Para pengunjung juga dapat
langsung memberi makan ikan – ikan yang ada di kolam tersebut.
6) Tempat parkir.
Di Umbul Sewu disediakan lahan parkir yang cukup luas lebih dari
250 unit sepeda motor dan hampir 50 unit mobil mampu ditampung di
lahan parkir tersebut. Keamanan kendaraan pengunjung juga dijamin
dengan pengawasan lebih dari 5 orang petugas perkir yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
b. Pengelola Umbul Sewu.
PT Umbul Sewu adalah sebuah Perseroan Terbatas yang mengelola
beberapa restauran dan tempat wisata. Antara lain Pancingan Mina Indah
Telatar, Sendang Ayu, Umbul Sewu Pengging dan Semar Resto Boyolali. PT.
Umbul Sewu didirikan setelah Umbul Sewu Pengging diresmikan pada tahun
2007. PT. Umbul Sewu berkantorkan di komplek Semar Resto di jalan raya
Solo – Boyolali tepatnya di depan Mapolres Boyolali.
B. Obyek Wisata Ziarah ( Makam ) di Kawasan Wisata Pengging
1. Makam Raden Ngabei Yosodipuro.
Makam Raden Ngabei Yosodipuro adalah seorang pujangga Kasunanan
Surakarta yang di makamkan di desa Pengging, Kalurahan Bendan, Kecamatan
Banyudono terletak ± 200 meter sebelah Utara obyek wisata pemandian Umbul
Pengging dengan luas area ± 3 Ha. Ada dua cungkup makam yang utama yaitu :
1) Makam Yosodipuro I dengan keluarganya.
a) Makam putra dan putri Yosodipuro I.
b) Makam juru kunci.
c) Makam putra menantu.
d) Makam istri – istri Yosodipuro I.
e) Makam yang tak dikenal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Di dalam cungkup ini terdapat pelenggahan pamejangan Syeh Siti
Jenar kepada Kyai Pengging Kebo Kenongo dan ada batu peringatan (
bersurat ).
2) Cungkup makam Sastronegoro ( Yosodipuro II ) dengan keluarganya
merupakan cungkup di sebelah Timur. Adapun nama keluarga yang di
makamkan di cungkup ini adalah sebagai berikut :
a) Makam putra Sastronegoro.
b) Makam putra istri Sastronegoro.
c) Makam R. A. Purwoningrat ( putri Sastronegoro ).
d) Makam Kyai Tanujoyo.
Dari kedua buah makam tersebut terdapat susunan makam tingkat
tertinggi adalah Sastronegoro (Yosodipuro II ) dan Makam istri Sasatronegoro. Di
bawah lantai tingkat tinggi adalah makam putra Sastronegoro, makam istri putra
Sastronegoro, makam R.A. Purwoningrat, makam Kyai Tanujaya. Di luar sebelah
Timur terdapat makam Ibu R.Ng. Ronggowarsito pujangga Surakarta yang
terletak di Palar.
Makam Yosodipuro sangat ramai dikunjungi orang untuk berziarah,
terutama pada malam menjelang malam Jumat Pahing. Para Penziarah yang
datang diterima oleh juru kunci, kemudian di beri nomor urut. Setelah malam itu
tiba upacara ziarah dimulai di bawah pimpinan juru kunci yang sekaligus
bertindak sebagai media. Peziarah masuk ke ruang makam maksimum 5 orang,
sambil membawa janur atau daun kelapa muda, kemudian di serahkan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
juru kunci. Setrelah peziarah keluar dan menanti sanggaran pada pukul 24.00
WIB, janur yang di sanggarkan baru bisa diambil. Janur tersebut dibawa oleh
petugas dan di dalamnya tersirat sebuah huruf arab. Huruf itu mempunyai makna
sendiri – sendiri dan dapat diterangkan oleh petugas atau juru kunci dan huruf
tersebut sebagai lambang yang merupakan jawaban atas maksud peziarah (
Disparbud Kabupaten Boyolali :Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).
Makna yang terkandung di dalam masing – masing huruf Arab tersebut
secara garis besar sebagai berikut :
Alip : Beralamat baik memberkati khajat.
Bak : Tuhan Allah memberi kebaikan.
Tak : Bertobatlah kepada Allah dan rajinlah dalam bekerja.
Tsak : Luhur namamu dalam agama, sampailah niatanya dan
tertolonglah oleh musuhnya.
Jim : Menemukan kebahagiaan dan keuntungan.
Hak : Gusti Allah memberikan kemudahan niatnya
Khok : Jangan berpergian, ada rahasia besar.
Dal : Kalau berpergian tidak jauh, hajatnya.
Dhal : Menang bertengkar dan niatnya terlaksana
Rok : Luhur kekuasaannya, terlaksanalah khajadnya,
memprihatinkan dunia akhirat.
Yak : Semua khajadnya terlaksana.
Sin : Menemukan kebaikan dan keuntnungan dari berdagang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Syin : Takut pada musuhnya.
Shot : Tidak terlaksana khajatnya.
Dhod : Tunggulah beberapa waktu.
Tok : Kalau bekerja tidak mendapatkan hasil , lebih baik jauhilah.
Dho : Yang di tuju ada berkahnya.
Ngain : Tidak terkabul khajadnya.
Ghoin : Bersedekahlah untuk menolak bahaya.
Fak : Telitilah pekerjaannya, setelah itu tekuni yang satu.
Qof : Luhur dan terlaksana Niatnya.
Kaf : Sampai pada posisi yang menyulitkan.
Lam : Keuntungan dari orang berkelana.
Min : Dinodai oleh orang yang berbudi rendah.
Nun : Mendapatkan manfaat dalam perbuatan baik, dan dapat,
mengalahkan musuhnya.
Wawu : Menemukan keuntungan dari perbuatan terpuji.
Hak : Tertolong dan bisa selamat dari mara bahaya.
Lam-alip : Yang di harapkan tidak telaksana, lebih baik berhenti dulu.
Hamzah : Bertobatlah kepada Allah.
Zai : Mendapat kebaikan dan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Makam Kebo Kenongo
a. Asal-Usul Ki Ageng Pengging ( Raden Kebo Kananga ).
Nama aslinya adalah Raden Kebo Kenanga. Kakak Kebo Kenanga
bernama Raden Kebo Kanigara. Keduanya adalah putra pasangan
Andayaningrat dan Ratu Pembayun. Nama asli Andayaningrat adalah Jaka
Sengara. Ia diangkat menjadi bupati Pengging karena berjasa menemukan
Ratu Pembayun putri Brawijaya raja Majapahit yang diculik Menak
Daliputih raja Blambangan putra Menak Jingga. Jaka Sengara berhasil
menemukan sang putri dan membunuh penculiknya.
Jaka Sengara kemudian menjadi Adipati atau Raja Muda
Pengging, bergelar Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging I . Kedua
putranya menempuh jalan hidup yang berbeda. Kebo Kanigara yang setia
pada agama lama meninggal saat bertapa di puncak Gunung Merapi.
Sedangkan Kebo Kenanga masuk Islam di bawah bimbingan Syekh Siti
Jenar.
b. Kebo Kenanga Menjadi Ki Ageng Pengging II
Serat Kanda mengisahkan, Andayaningrat membela Majapahit saat
berperang melawan Demak. Ia tewas di tangan Sunan Ngudung panglima
pasukan Demak yang juga anggota Walisanga. Kebo Kenanga tidak ikut
berperang karena takut menghadapi gurunya. Padahal, Syekh Siti Jenar
sendiri tidak mendukung serangan Demak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kebo Kenanga kemudian menjadi penguasa Pengging
menggantikan ayahnya. Namun, ia tidak menjalani hidup mewah
sebagaimana para bupati umumnya, melainkan hidup sebagai petani
membaur dengan rakyatnya. Menurut Serat Siti Jenar, Kebo Kenanga
bertemu Syekh Siti Jenar sesudah menjadi penguasa Pengging.
Dikisahkan keduanya berdiskusi tentang persamaan agama Hindu,
Buddha, dan Islam. Akhirnya, di capai kesepakatan kalau ke tiga agama
tersebut pada hakikatnya sama, yaitu sama-sama menyembah Tuhan Yang
Maha Esa, hanya tata cara peribadatannya saja yang berbeda.
Ki Ageng Kebo Kenanga Pengging menikah dengan kakak
perempuan Ki Ageng Butuh murid Syekh Siti Jenar pula. Dari perkawinan
itu lahir seorang putra bernama Mas Karebet. Saat Karebet dilahirkan, Ki
Pengging sedang menggelar pertunjukan wayang yang didalangi kakak
seperguruannya, yaitu Ki Ageng Tingkir. Sepulang mendalang, Ki Tingkir
meninggal dunia. Kelak, sepeninggal Ki Ageng Pengging dan istrinya,
Karebet diambil sebagai anak angkat Nyai Ageng Tingkir (janda Ki
Ageng Tingkir), sehingga setelah dewasa, Karebet pun di juluki sebagai
Jaka Tingkir dan mendirikan Kerajaan Pajang.
Pendirian Pajang adalah sebagai usaha Jaka Tingkir, yang telah
berhasil memperistri puteri raja Trenggana, untuk memindahkan pusat
pemerintahan dari Demak menuju pedalaman Jawa. Hal inilah yang
memunculkan teori berpindahnya corak kerajaan maritim ke agraris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Secara politis juga untuk menjauhkan diri dari kemungkinan sengketa
dengan keturunan Sekar Seda Lepen yang bernama Arya Penangsang.
c. Kematian Ki Ageng Pengging.
Ki Ageng Pengging dicurigai Raden Patah hendak memberontak
karena tidak mau menghadap ke Demak. Patih Wanapala (versi Serat Siti
Jenar menyebut Patih Wanasalam) dikirim ke Pengging untuk
menyampaikan teguran.
Waktu setahun berlalu dan Ki Pengging tetap menolak
menghadap. Apalagi ia gencar mendakwahkan ajaran Syekh Siti Jenar
yang dianggap sesat oleh pemerintah Demak. Maka, Sunan Kudus pun di
kirim untuk menghukum mati Ki Ageng Pengging. Setelah melalui
perjalanan panjang, rombongan Sunan Kudus akhirnya tiba di Pengging.
Ki Pengging merelakan kematiannya daripada harus menghadap Raden
Patah. Akhirnya, ia pun meninggal dunia setelah titik kelemahannya, yaitu
ujung siku, ditusuk keris Sunan Kudus.
Menurut Serat Siti Jenar, Ki Ageng Pengging Kebo Kenongo
meninggal karena kemauannya sendiri. Sebelumnya, ia di kisahkan
berhasil menyadarkan Sunan Kudus tentang ajaran Syekh Siti Jenar yang
sebenarnya. Akhirnya, Ki Ageng Pengging meninggal dunia dengan
caranya sendiri, bukan karena ditusuk Sunan Kudus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pada intinya, kematian Ki Ageng Pengging disebabkan karena
penolakannya terhadap pemerintahan Demak. Ia adalah murid terbaik
Syekh Siti Jenar, yaitu seorang wali yang mengajarkan kesederajatan
manusia dan menolak basa-basi duniawi.
Kebo Kenaga di makamkan di desa Malangan Kecamatan
Banyudono, Kabupaten Boyolali letaknya 200 meter dari pasar Pengging.
setiap malam Jumat bahkan Jumat Pahing bayak wisatawan yang datang
untuk berziarah di makam Kebo Kenanga. Makam ini di kelola warga
masyarakat desa Malangan dan tidak di pungut retribusi hanya infak
seiklasnya ( Disparbud Kabupaten Boyoalali : Sejarah Pengging. 2001 ).
C. Analisis 4 A Kawasan Wisata Pengging
1. Aksesibilitas.
Kondisi jalan baik dan sudah diaspal. Lokasi menuju Umbul Pangging
cukup mudah untuk di jangkau dengan menggunakan transportasi umum seperti
kendaraan pribadi, taksi, bus besar, bus kecil, serta kol. Banyak sarana
transportasi yang dapat mengantarkan wisatawan menuju tempat ini, baik dari
terminal, stasiun, ataupun bandara. Untuk menuju Umbul Pengging ini,
perjalanan dapat dimulai dari Terminal Tirtonadi, Stasiun Balapan, atau Bandara
Adi Sumarmo Solo. Jika wisatawan memulai perjalanan dari Terminal Tirtonadi,
pelancong bisa naik bus jurusan Solo-Semarang tarif Rp.4000, atau bus jurusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Solo – Boyolali, dan juga bisa menggunakan taksi. Namun, jika wisatawan mulai
perjalanan dari Stasiun Balapan, kemudian naik bus Atmo turun Kerten kemudian
naik bus jurusan Solo – Semarang. Sedangkan dari Bandara Adi Sumarmo Solo,
wisatawan dapat naik taksi atau mobil sewaan untuk sampai di lokasi . Dari arah
Semarang wisatawan dapat menggunakan bus jurusan Solo – Semarang,
sedangkan dari arah Yogyakarta wisatawan dapat menggunakan bus jurusan
Solo,turun terminal Kartosuro kemudian manggunakan bus jurusan Solo -
Semarang. Dari beberapa lokasi, bagi wisatawan yang menggunakan bus
kemudian turun Pengging. Jarak antara jalan raya menuju kawasan wisata
Pengging sekitar 3 km wisatawan dapat naik ojek tarif Rp. 5.000 per orang, atau
andong dengan tarif Rp. 2.000 per orang sekali jalan, sedangkan untuk
rombongan Rp.20.000 dengan kapasitas 5 orang pergi pulang.
2. Amenitas.
a. Dua Buah Lapangan Tennis
Di kawasan objek wisata Pengging dilengkapi dengan sarana olah
raga yaitu dua buah lapangan Tennis yang cukup nyaman, teduh dengan
udaranya yang segar karena di sekitarnya banyak pepohonan dan di kelilingi
oleh persawahan. Letaknya di sebelah Timur Umbul Tirto Marto. Setiap pagi
dan sore hari tempat ini dipergunakan masyarakat sekitar Pengging untuk
berolahraga tenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Masjid Cipto Mulyo.
Masjid Cipto Mulyo adalah masjid yang didirikan oleh Pakubuwono
X, yang kemudian di selesaikan pada 1908 M. Konon masjid ini merupakan
perpindahan jamaah Masjid Karangduwet ke Masjid Cipto Mulyo yang
menjadi cikal bakal dukuh tersebut disebut Ngaliyan dalam Wilayah Desa
Bendan Banyudono. Pada malam Jumat Pahing masjid ini banyak dikunjungi
wisatawan untuk melakukan sholat tahajud sertelah malakukan ritual
Kungkum di Umbul Sungsang. Masjid ini setiap harinya ramai untuk
beribadah oleh masyarakat sekitar dan wisatawan terutama pada malam hari.
c. Gedung Eksi Purno ( Pendopo Kapujanggan ).
Pendopo ini terletak diantara Umpul Sungsang dan Umbul Pengging
yang mempunyai luas 500 meter. Dahulu tempat ini merupakan tempat
tinggal Pujangga yang di senjatai keris, pedang, tombak. Pada zaman dahulu
juga di gunakan untuk mengubur pusaka dan sekarang tempat ini menyimpan
mata uang pada zaman dahulu kala. Rencana pemerintah Kabupaten Boyolali
tempat ini akan dipergunaka untuk menyimpan tiruan benda – benda pusaka
peninggalan Pujangga Pengging. Pendopo Kapujanggan ini juga digunkan
untuk pementasan kesenian rakyat seperti wayang kulit, keroncong klasik,
tarian – tarian tradisional, kethoprak, karawitan. Biasanya acara tersebut di
laksanakn pada setiap malam Jumat Pahingg untuk menghibur wisatawan
yang mengunjungi Pengging.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
d. Titipan sepeda yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Pada even - even tertentu seperti pada malam Jumat Pahing, pada
waktu acara upacara sebaran apem, pada acara padusan biasanya masyarakat
sekitar membuka tempat untuk titipan sepeda motor dengan tarif Rp. 2.000
per motor. Biasanya pendapatan akan diperoleh pada even – even tersebut.
Biasanya masyarakat yang memiliki lahan yang besar bisa menampung 30
sepeda motor.
e. Warung makan.
Di kawasan wisata Pengging tersedia beberapa warung makan yang
menyediakan berbagai masakan, seperti Sate ayam, Sate kambing muda,
Tengkleng, Bebek goreng, Ayam goreng, Ayam Katrok, Nasi liwet, Nasi dan
bubur tumpang, mie ayam, bakso. dan masih banyak lainnya. Di kawasan
wisata Pengging setiap malam menjadi wisata kuliner yang berada di dekat
pasar 100 meter kearah timur dari Umbul Sungsang yang dapat di nikmati
para wisatawan dengan berbagai pilihan jenis makanan yag ada. Di tempat ini
pada malam hari sangat ramai terdapat warung makan lebih dari 10 warung
makan.
Di kawasan wisata Pengging sendiri paling terkenal dengan bebek
gorengnya yang enak di bandingkan derah lainnya. Makanan yang paling
terkenal di Pengging yaitu sate Pak Darso yang menyediakan sate kambing
muda, tongseng, gulai, yang selalu ramai didatangi para pecinta sate kambing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pada even – even tertentu seperti acara padusan malam Jumat Pahing sate pak
Darso sangat ramai di kunjungi.
f. Jasa angkutan.
Di kawasan pengging tersedia jasa angkutan berupa ojek dengan tarif
Rp. 5.000 sekali jalan dan andong tarif perorangan Rp. 2.000 sekali jalan
dan untuk rombongan max. 5 orang dengan tarif Rp. 20.000 Pergi – pulang.
g. Akomodasi atau Penginapan.
Di kawasan Umbul Pengging sudah terdapat penginapan hotel yaitu
hotel Permata yang merupakan Hotel Melati yang terletak 500 meter dari
Umbul Sewu dengan tarif Rp. 125.000 per kamar.
h. TIC (Tourist Information Center).
Untuk Tourist Information Center belum ada namun jika wisatawan
ingin mengetahui sekilas sejarah tentang obyek tersebut bisa menanyakan
langsung kepada warga setempat yang dipercaya mengetahui asal usul objek
wisata Pengging tersebut, serta bisa kepada pengelola kawasan wisata
Pengging.
i. Jasa komunikasi.
Untuk jasa komunikasi sudah terdapat, jaringan komunikasi yang
berupa wartel ada 3 kios dan toko penjual pulsa lebih dari 10 kios.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
j. Toko cinderamata.
Di kawasan Wisata Pengging belum terdapat toko cindera mata, tetapi
terdapat toko atau pedagang asongan yang menjual mainan dan pernak pernik
hiasan seperti gelang kalung. Pada malam Jumat Pahing di sekitar jalan
kawasa makam Yosodipuro, tempat ini seperti pasar malam terdapat banyak
penjual yang menjual tasbih, peci, baju, obat – obat tradisioanal.
k. Penerangan.
Di dalam kawasan Obyek Wisata Pengging sudah terdapat sumber
daya penerangan yang baik dan mencukupi.
l. Air bersih.
Untuk ketersediaan air bersih sudah ada. yaitu berasal dari dalam tanah
atau suber air dari dalam tanah yang dapat di manfaatkan masyarakat sekitar.
Selain sumber air dari dalam tanah, terdapat sumber air dari PDAM dan dari
sumur.
m. Pos keamanan.
Untuk keamanan objek wisata sudah dijaga oleh penduduk sekitar
yang dipercayai untuk mengawasi obyek tersebut setiap malam bergantian
untuk ronda. Poskampling terletak 100 meter ke arah Timur dari Umbul
Pengging dekat pasar Pengging Pada malam Jumat Pahing akan dijaga para
pihak kepolisian yang berada di makam Yosodipuro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
n. Jasa pemandu.
Jasa pemandu belum ada, namun bila wisatawan ingin di sediakan
pemandu bisa dibantu oleh penduduk sekitar atau petugas yang berada di
kawasan wisata Pengging yang mengetahui tentang objek wisata Pengging.
o. Promosi wisata.
Promosi obyek wisata kawasan Pengging sampai sejauh ini masih
minim. Dinas Pariwisata Boyolali hanya mempromosikannya lewat media
elektronik melalui radio Bima Sakti VOB 88,5 FM, internet dengan web site
http.//Kabupaten Boyolali.htm, serta melalui brosur Pesona Wisata Kabupaten
Boyolali.
p. Papan keterangan objek.
Sudah terdapat papan keterangan objek di mana baru dapat kita lihat
ketika kita sudah sampai jalan Solo- Boyolali, itupun hanya satu papan saja
dengan kondisi papan yang masih baik yang dapat di lihat secara jelas, karena
papan keterangan objek besar di pinggir jalan.
q. Fasilitas Kesehatan
Di kawasan wisata Pengging sudah tersedia fasilitas kesehatan yaitu
Puskemas Taon telaknya 1 km dari Umbul Sungsang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Aktivitas.
a. Aktivitas Wisatawan.
Para wisatawam yang berekreasi di Umbul Tirto Marto dapat
melakukan aktivitas berenang, memancing, makan bersama keluaraga di
pemancingan lesehan Win – win atau mencicipi makan khas di Pengging
yaitu pecel wader. Pada malam Jumat Pahing wisatawan dapat melakukan
ritual kungkum. Pada acara padusan menjelang bulan Ramadhan wisatawan
dapat mengikuti tradisi padusan atau sekedar melihat acara padusan.
Wisatawan yang berada di Umbul Sungsang dapat berenang,
menikmati keindahan sekitar Umbul Sungsang, menikmati percikan dan
derasnya air terjun buatan , serta sekedar makan pecel wader khas makanan
kawasan wisata Pengging. Pada malam Jumat Pahing wsatawan dapat
mengikuti tradisi kungkum atau sekedar melihat prosesi acara kungkum. Pada
acara padusan menjelang bulan Ramadhan wisatawan dapat mengikuti tradisi
padusan atau sekedar melihat acara padusan.
Di Umbul Sewu wisatawan dapat berenang, berkumpul bersama
keluarga, kerabat atau kantor dengan menikmati masakan ikan bakar atau ikan
goreng, wisatawan dapat mengikuti prosesi padusan pada acara padusan dan
Para wisatawan yang mengunjungi R. Ng. Yosodipuro dapat
berziarah, berdoa di makam Yosodipuro dan setiap malam Jumat Pahing
dapat melakukan sanggaran. Sedangkan wisatawan yang mengunjungi makam
Kebo Kenanga dapat berdoa dan berziarah di makam tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
. Wisatawan yang suka dengan udara yang sejuk dan berolahraga dapat
menggunakan lapangan tenis yang sudah disediakan di kawasan wisata
Pengging. Pada malam hari wisatawan dapat menikmati wisata kuliner yang
berada disekitar pasar Pengging. Wisatawan yang suka dengan seperti wayang
kulit, karawitan setiap malam Jumat Pahing dapat menikmati hiburan yang
disediakan kawasan wisata Pengging yang diselenggarakan di Pendopo
Kapujanggan. Selain berekresi para wisatan dapat megenal sejarah, budaya
dan tradisi yang berada di kawasan wisata Pengging.
b. Aktivitas Masyarakat.
Masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging sebagai pedagang
makanan baik di luar obyek wisata muapun di dalam obyek wisata.,
Masyarakat sekitar juga menyediakan lahan parkir yang keamanannya
terjamin dan membuka lahan penitipan sepeda motor. Selain itu masyarakat
sekitar juga berperan menyedikan jasa angkutan untuk mempermudahkan para
wisatawan berkunjung di kawasan wisata Pengging seperti menjadi tukang
ojek dan menjadi kusir andong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
4. Atraksi Wisata Minat Khusus Kawasan Wisata Pengging.
a. Daftar Acara Seremonial Budaya Pengging.
1) Pengging Fair.
Acara Pengging Fair biasanya diadakan tiap 1 tahun sekali, setiap
bulan Agustus. Biasanya acara ini dilaksanakan dalam rangka
memeriahkan HUT RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Acarana ini
biasanya dilakukan atas kerjasama masyarakat kecamatan Banyudono
dilaksakan pada hari Sabtu dengan rute dari Kecamatan Bannyudono
sampai pendopo Kapujanggan. Dalam acara Pengging Fair banyak
kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam mengisi acara tersebut. Adapun
kegiatan dimulai dengan kegiatan yang bernuansakan social seperti :
donor darah, pemeriksaan gratis. Puncak acara adalah satu hari satu
malam yang diawali pawai karnaval pengging fair pada sore hari dan
dilanjutkan dengan malam pentas seni di pendopo Kapujanggan. Pada
acara malam pentas seni Pengging Fair banyak sekali pertunjukan yang
disuguhkan, antara lain : Wayang kulit, Keroncong, Campursari, Dangdut,
Pentas anak, Parade Band, Musik Tempo doeloe (tembang kenangan).
2) Pawai Ta’aruf.
Pawai Ta’aruf ini merupakan sebuah kegiatan karnafal anak-anak
santri Play Group atau TKIT, SDIT dan TPA seKecamatan Banyudono dalam
rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengajak masyarakat muslim untuk berpuasa Ramadhan serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
menyerukan kepada masyarakat Pengging dan sekitar akan pentingnya puasa
Ramadhan. Rute dari pawai Ta’aruf dari Kecamatan Banyudono sampai
Pendopo Kapujanggan.
3) Padusan.
Padusan merupakan sebuah acara tahunan yang digelar oleh
pemerintah Kabupaten Boyolali dalam rangka menyongsong bulan
Ramadhan. Pemerintah mengadakan acara padusan bertujuan untuk
memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam mensucikan dirinya guna
menghadapi bulan Ramadhan. Acara padusan digelar di kawasan wisata
Pengging. Untuk lebih menarik masyarakat yang datang pada acara padusan
digelar pertunjukan dangdut. Tapi sayang dengan adanya Dangdutan
masyarakat lupa dengan tujuan utama yaitu mensucikan raga dalam rangka
memasuki bulan Ramadhan. Padusan mulai diadakan dan dijadikan pariwisata
sejak pembangunan Pengging di serahkan kepada pemerintah Kabupaten
Boyolali Abat ke 20.
Padusan berasal dari kata “ adus “ ( mandi ) merupakan sebuah
upacara tradisional penduduk daerah Surakarta dan sekitarnya, untuk mandi
guna mensucikan diri sebelum melakukan ibadah puasa. Upacara ini cukup
banyak mandapatkan perhatian yang besar dari penggunjung yang berasal dari
luar daerah Boyolali antara lain dari Kartosuro, Surakarta, Klaten, Sukoharjo
dan sekitarnya ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang. 1997 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Upacara Padusan Pengging dilaksanakan pada dua hari (H-2)
menjelang Bulan Suci Ramadhan untuk menyucikan diri dalam memasuki
Bulan Puasa. Prosesi pelaksaan Padusan Pengging meliputi:
1. Kenduri yang di laksanakan pada H – 1 sebelum hari pelaksaan, di Umbul
Ngabean oleh masyarakat Pengging yang melibatkan unsur Paguyuban
Pakusuba dan Paguyuban Moyotirto beserta masyarakat sekitar.
2. Kirab budaya yang dilaksanakan pada hari pelaksanaan, melibatkan
komponen dari Paguyupan Pakusuba dab Paguyuban Moyotirto, Muspida
Boyolali dan Muspika Kecamatan Banyudono, kelompok kesenian local,
serta Mbak dan Mas Boyolali.
3. Sungkeman siraman yang dilakukan oleh Mbak dan Mas Boyolali.
Pemilihan Mbak dan Mas Boyolali di adakan sejak tahun 2004.
4. Pembukaan Padusan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Boyolali ( Disparbud Kab. Boyolali : Hasil Pendataan Sejarah Nilai
Tradisional Kabupaten Boyolali. 2011 ).
4) Sebaran Apem Kukus Keong Emas.
Acara ini diselenggarakan pada bulan Sapar. Biasanya dilaksanakan di
depan masjid Cipto Mulyo. Pada ritual ini panitia akan membagi-bagikan
apem dengan cara dilempar atau disebar dari tumpeng apem raksasa. Sebaran
Apem di Pengging mulai dilaksanakan kembali tahun 2000 sejak bapak Joko
Sriyanto menjabat sebagai bupati Kabupaten Boyolali. Beliau memerintahkan
kepada masyarakat sekitar agar tradisi sebaran Apem yang ada di Pengging di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
laksanakan kembali untuk mendatangkan wisatawan di kawasan wisata
Pengging, maka sejak itulah dan sampai sekarang tradisi Sebaran Apem
Kukus Keong Emas mulai dilaksanakan kembali.
Saparan Pengging adalah tradisi berebut apem Kukus keong Mas yang
berasal dari Kabupaten Boyolali. Perwujudannya berupa pembagian kue apem
yang terbungkus janur yang di sanggarkan oleh doa yang di laksanakan oleh
Kyai Ulama yang berlokasi di Astana Luhur R. Ng Yosodipuro pada bulan
Jumat pertengahan Bulan Sapar dan kemudian dibagikan pada hari Jumat
setelah Sholat Jumat. Pembuatan apem melibatkan semua masyarakat
Kecamatan Banyudono, setiap desa yang berada di Kecamatan Banyudono
akan memberiakan apem sebanyak 500 biji apem. Masyarakat sekitar
mempercayai bahwa siapa yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan apem
maka akan mendapatkah berkah. Prosesi acara sebaran Apem Keong Mas
meliputi :
1. Satu hari sebelum pelaksaan tepatnya pada hari Kamis malam Jumat
diadakan pembacaan doa dan Tahtil Apem Kukus Keong Emas yang di
laksanakan di Masjid Cipto Mulyo yang dilakukan oleh Takmir Masjid
Cipto Mulyo beserta Paguyuban Pakusubo. Moyotirto, Trah keturunan
R.Ng. Yosodipuro dan sejumlah elamen masyarakat Pengging.
2. Prosesi selajutnya adalah penyanggaran Apem Kukus Keong Emas di
makam R. Ng. Yosodipuro.
3. Kirab budaya dan Gunungan Apem Kukus Keong Emas dari Kecamatan
Banyudono menuju ke Masjid Cipto Mulyo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
4. Serah terima Apem Kukus Keong Emas dari Trah Yosodipuro kepada
Takmir Masjid Cipto Mulyo.
5. Doa oleh ketua Takmir Masjid Cipto Mulyo.
6. Penyebaran Apem Kukus Keong Emas yang dilakukan oleh Trah R. Ng.
Yosodipuro. Muspida Kabupaten Boyolali kepada masyarakan Pengging.
Makna dan nilai yang terkandung yaitu upacara tradisional Sebaran
Apem Kukus Keong Emas adalah salah satu tradisi Keraton Surakarta pada
zama dahulu, terjadinya tradisi tersebut sampai sekarang masih diperingati
pada zaman pujangga Dalem Keraton Surakarta Hadiningkrat R. Ng.
Yosodipuro di jaman sinuwun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono IV. R. Ng.
Yosodipuro kecuali seorang Pujangga Keraton Surakarta, beliau juga seorang
Ulama, maka sampai saat inipun beliau banyak mempunyai santri dan sering
member ilmu – ilmu dan penyebaran agama islam. Ilmu tersebut diantaranya
ilmu Tauhid kepada Allah SWT, kepercayaan yang dianut sebenarnya hanya
datang dari Tuhan ( Cahaya Ilahi atau Nur Ilahi ). Ilmu tersebut digambarkan
dengan “janur” yang bermakna untuk mematapkan nasehat – nasehat dari R.
Ng. Yosodipuro kepada murid – muridnya, kemudian murid – muridnya
disarankan untuk membawa apem kukus dibungkus janur dengan di
gambarkan “keong” yag bermakna keong itu kecil tetepi bisa mengalahka
kancil pada dongeng si kancil.
Cerita tersebut digaris bawahi bahwa kawulo alit di Surakarta
Hadinngkrat selalu hidup rukun dan sejahtera dan selalu mengabdikan dirinya
kepada Tuhan. Tradisi tersebut sudah berjalan sejak zaman Keraton Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
hadiningkrat di bawah pemerintahan ISKS Pakubuwono X yang sangat
terkenal pada saat itu di tanah Jawa. Seperti ilmu oleh ISKS Pakubuwono X
yang manjadi dasar pada zaman Senopati lalu disebut Pujangga Dalem Kyai
Yosodipuro dilambangka dengan tembang Dandanggula.
Dengan tenbang Dandaggula tersebut dengan tradisi budaya yang
sangat kental didasari dengan cipta rasa budukarsa kalau benar – benar
diyakini akan menjadi anugrah besar, namun bila disia – siakan akan menjadi
mala petaka. Dengan begitu Sampeyan Dalem memerintahkan kepada Abdi
Suranata mengadakan tradisi yang sudah dilaksanakan oleh nenek moyang
dengan nama “Paringan Apem Kukus Keong Emas”. Setelah selesai
pembuatan Apem Kukus Keong Emas dibawa ke Raja yang sangat disenangi
pada saat itu dan suka pada Budaya serta orangnya sangat bijaksana. Dari
tradisi berdoa Pakubuwono X juga sering mengumandangkan Gending –
gending Yoso dalem para Noto di zaman Mataram yang isinya tentang doa
dan ucapan syukur dan pelajaran ilmu agama islam yang terdiri dari dua arti
yaitu : Santhi Suaran dan Raras Madya. Santhi Suaran berarti senanti atau
doa. Raras Madya berarti Wucalan atau pelajaran, bahwa gendhing tersebut
pada zaman Sultan Agung sering dikumandangkan hingga menjadi sebuah
Candra Sengkala atau pertanda ( Rasas Anggana Wisiking Nabi ) atau disebut
dengan tahun 1566. Dari tradisi tersebut apabila diketahui semua mempunyai
makna : Manunggaling Kawula Gusthi atau bersatunya tanah Jawa dengan
islam yang didalamnya banyak mengandung makna – makna kehidupan (
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Disparbud Kab. Boyolali : Hasil Pendataan Sejarah Nilai Tradisional
Kabupaten Boyolali 2011 ).
5) Ritual Kungkum malam Jum’at Pahing.
Ritual ini di laksanakan setiap malam Jum’at Pahing di Umbul
Sungsang dan Umbul Pengging Tirto Marto. Banyak para wisatawan yang
datang ke tempat ini dengan tujuan ngalap berkah (mencari berkah). Ritual
yang sering dilaksanakan adalah merendamkan diri di Umbul Sungsang dan
Umbul Pengging dengan tidak memakai pakaian.
Ritual kungkum mulai ada sejak Pengging dibangun pada abad ke 19,
biasanya wisatawan melakukan ritual kungkum pada malam Jumat Pahing
mempunyai niat atau kepercayaan masing – masing dengan tujuan dari
wisatawan satu dengan yang lain berbeda agar senantiasa mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Wisatawan yang melakukan ritual kungkum kebanyakan
orang yang sudah tua baik pria maupun wanita baik dari kalangan pejabat,
pedagang, pegawai, tetapi masih terdapat beberapa wisatawan yang muda
yang melakukan ritual kungkum. Ritual kungkum biasanya dimulai pada
pukul 22.00 berakhir setelah jam 24.00 sesuai dengan keinginan wisatawan.
Masyarakat mempercayai apabila melakukan ritual kungkum selama
7 kali maka permintaannya akan terkabul. Tidak hanya dari luar daerah
Kabupaten Boyolali saja yang melakukan ritual kungkum, tetapi masyarakat
sekitar masih banyak yang yakin dan percaya terhadap tradisi ritual kungkum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
6) Sanggaran.
Sanggaran yaitu meletakkan janur kuning di makam Yosodipura
dengan tujuan untuk mengetahui nasib baik atau buruk dari oarng yang
menyanggarkan. Didalam janur kuning yang sudah di sanggarkan akan
terdapat tulisan arab yang dapat dibaca dan diterjemahkan maknanya oleh juru
kunci. Di dalam janur tersebut berisi samar – samar tulisan arab. Sanggaran
di mulai sejak sore hari dan dapat diambil kembali setelah pukul 24.00.
Wisatawan yang ingin melakukan sanggaran harus mendaftar kepada
juru kunci dan memohon apa keinginannya kemudian wisatawan akan diberi
nomer urut sesuai dengan nomor yang tertera di janur kuning. Juru kunci akan
menyanggarkan di dalam makam Raden Ngabei Yosodipuro setelah pukul
24.00 para juru kunci akan mendoakan, setelah didoakan janur dibagiakan
kembali kepada wisatwan sesuai nomer urut dan didalam janur akan muncul
samar – samar huruf arab yang dapat membaca dari huruf arab itu hanya juru
kunci makam Yosodipuro. Di makam ini tidak dipungut retribusi tetapi
masyarakat dapat sodakoh atau infak seiklasnya.
Sanggaran mulai menjadi tradisi sejak Raden Ngabei akan wafat,
beliau memberi amanat kepada masyarakat sekitar apabila kelak dikemudian
hari anak cucuku sedang menghadapi permaslahan lahir dan batin
diperintahkan untuk meletakkan atau menyanggarkan janur di makam
Yosodipuro, maka di situ akan ada pertanda yang akan menyelesaikan
permasalah tersebut. Maka sejak Raden Ngabei Yosodipuro wafat banyak
yang berdatangan untuk berziarah pada setiap malam Jumat, dan banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
wisatawan dan masyarakat yag melakukan tradisi sanggaran pada malam
Jumat Pahing karena pada hari Jumat Pahing merupakan kelahiran dari Raden
Ngabei Yosodipuro ( Wawancara dengan bapak Sansoyo juru kunci makam
Yoyodipuro pada tanggal 12 Juli 2012 ).
b. Makna Mitos Tradisi dan Ritual di Kawasan Wisata Pengging.
Banyak mitos – mitos yang beredar di kawasan wisata Pengging
mengenai tradisi dan ritual kungkung pada malam Jumat Pahing, sanggaran di
makam Yosodipuro, sebaran apem kukus keong mas, padusan, serta berziarah.
Masyarat sekitar percaya adanya berkah apabila melakukan tradisi dan ritual
yang ada di kawasan wisata Pengging.
Ritual kungkum pada malam Jumat Pahing, masyarakat sekitar
percaya apabila ritual kungkum dilakukan 7 kali berturut – turut dengan hati
yang suci maka apa yang menjadi keinginginannya akan terkabul dan menjadi
berkah. Ada masyarakat yang beranggapan bila dilakukan dengan
kesungguhan hati maka pada saat melakukan ritual kungkum akan didatangi
ular dan apabila berani untuk menangkap ular tersebut maka ular tersebut
akan berubah menjadi akik, tasbih ataupun keris. Wisatawan yang melakukan
ritual kungkum mempunyai niat yang berbeda - beda. Terdapat wisatawan
yang melakukan ritual kungkung untuk mendatangkan kesuksesan, mencari
jodoh, rejeki yang lancar, diberi karunia keturunan, ada juga yang hanya
untuk menghilangkan capek dibadan karena aktivitas sehari – hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Di kawasan wisata Pengging juga terdapat kejadian – kejadian mistis
seperti yang dialami bapak Surono warga Bendan, Kecamatan Kabupaten
Boyolali beliau berpartisipasi mengikuti ritual kungkung selama beberapa hari
dan beliau mendapatkan sebuah keris di sekitar Umbul Sungsang. Keris
tersebut tidak ada tempatnaya haya rangka keris, padahal beliau menemukan
keris ini pada saat banyak wisatwan yag datang. Masyarakat sekitar
beranggapan apabila keris tersebut tidak terlihat memang bukan untuk kita
atau rejeki kita.
Masjid Cipto Mulyo setiap malam memang sangat ramai di kunjungi
masyarakat untuk menunaikan ibadah sholat. Di masjid ini terdapat kejadian
yang dialami bapak Hari petugas retribusi masuk Umbul Sungsang beliau 3
kali berturut – turut mendapatkan tasbis setelah melakukan tirakatan di masjid
Cipto Mulyo.
Pada tradisi sebaran apem keong emas, masyarakat sekitar percaya
apabila membuat apem untuk acara tradisi sebaran apem maka akan di beri
berkah. Sedangkan siapa yang medapat apem pada saat sebaran apem keong
emas disebar maka bagi yang mendapatkan dan di tanam di sawah maka
masyarakat beranggapan sawah mereka akan menjadi subur, dan
menghasilkan panen yang banyak. Sedanglan yang disimpan di dalam rumah
maka keluarga mereka akan tentram terhindar dari mara bahaya. Apabila di
tempatkan pada kandang ternak maka perternaka tersebut akan menghasilkan
ternak yang banyak. Ada juga masyarakat yang memakan hasil sebaran apem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kukus keong emas, mempercayai apabila dimakan maka akan dan
disembuhkan dari segala penyakit.
Kawasan wisata Pengging terdapat 2 makam yaitu Yosodipuro dan
Kebo Kenanga yang setiap malm Jumat dan khususnya pada malam Jumat
Pahing dikunjungi banyak wisatawan yang berziarah. Masyarakat percaya
apabila berzirah di makam Yosodipuro dan Kebo kenanga maka akan
mendapat berkah lahir dan batin. Di makam Yosodipuro juga terdapat tradisi
sanggaran yang dianggap masyarakat dapat menolong dari permasalan hidup.
Dari semua tradisi dan ritual di kawasan wisata Pengging menjadi
pariwisawa minat khusus yang dapat mendatangkan wisatawan. Tradisi dan
ritual tersebut tidak lepas dari kepercayaan masyarakat yang sudah melekat sejak
zaman dahulu hingga sekarang. Pemerintah Kabupaten Boyolali melestarikan
tradisi dan kebudayaan di Kawasan wisata Pengging agar pariwisata di
Kabupaten Boyolali maningkat.
D. Peranan Masyarakat Dalam Pengelolaan Obyek Wisata Pengging.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
perorangan maupun secara berkelompok atau masyarakat. Warga lokal mempunyai
peran yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pariwisata. Peran serta
warga lokal dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang dimiliki
merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik wisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Harapan kedepan keterlibatan peran serta masyarakat dalam pengembangan
pariwisata dengan pola pemgembangan pariwisata berbasis masyarakat adalah agar
keuntungan dari usaha pariwisata dapat lebih banyak diterima langsung dan dinikmati
oleh masyarakat, untuk mencapai harapan ini dapat kita terapkan sistem rotasi dalam
penyediaan jasa pariwisata, artinya sebelum pengunjung datang masyarakat telah
mendapatkan informasi tentang kunjungan tersebut, sehingga dapat dilakukan
pengaturan pembagian penyediaan jasa kepada pengunjung atau wisatawan seperti
penginapan, penyediaan makanan, pemandu dan sebagainya sehingga seluruh
masyarakat memperoleh tambahan, tentu pengaturan semua ini harus dikelola dengan
baik dengan melibatkan unsur masyarakat yang berkepentingan.
Masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam pengembangan
pariwisata, karena pada dasarnya pilar pariwisata itu terdiri dari pertama pemerintah,
kedua swasta dan ketiga masyarakat, yang sering disebut tiga pilar utama pariwisata.
Misalnya, setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan
pariwisata, kemudian pihak swasta yang secara professional menyediakan jasa
pelayanan bagi pengembangan pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat adalah
selain senantiasa membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga
menumbuh kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai kreasi segar yang
mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat pariwisata.
Di kawasan obyek wisata Pengging peran masyarakat sangat dibutuhkan.
Masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada disetiap obyek
wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa
kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek. Dimana jasa angkutan ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk mempermudah wisatawan dalam
mengunjungi tempat yang dituju. Akomodasi berupa penginapan disediakan oleh
masyarakat sekitar agar para wisatwan yang ingin menikmati obyek wisata Pingging
lebih lama dapat menginap di hotel yang berdekatan.
Masyarakat sekitar tidak hanya menyediakan jasa seperti, jasa tranportasi
akomadi tetapi masyarakat juga menyediakan warung – warung makan baik di dalam
obyek wisata maupun di luar obyek wisata. Selain menyediakan fasilitas – fasilitas
seperti akomodasi, transportasi, warung makan, masyarakat juga ikut berperan dalam
melestarikan sumber daya alam yang ada. Selain ikut andil dalam merawat menjaga
dan melestarikan seumber daya alam dan budaya yang ada, masyarakat juga ikut
peran dalam mengembangkan obyek wisata. Disetiap masing – masing obyek
kebanyakan karyawan berasal dari daerah sekitar obyek wisata Pengging. Maka
peran masyarakat Pengging diperlukan guna untuk meningkatkan periwisata di
Pengging.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kawasan wisata Pengging yang terletak 15 km sebelah Timur yang Kota
Boyolali yang berada di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali dan memiliki
hubungan erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging merupakan
kawasan wisata yang berpotensi yang dijadikan obyek wisata andalan Kabupaten
Boyolali. Hal tersebut dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan yang mengunjungi
wisata Pengging. Peran serta setiap pengelola obyek wisata dalam memberikan
pelayanan terhadap wsiatawan dengan menyedikan fasilitas yang diperlukan
wisatawan. Kawasan wisata Pengging merupakan wisata minat khusus yang tidak
lepas dari budaya dan kepercayaan masyarakat sekitar yang menjadi daya tarik
wisata. Pengging mempunyai sejarah yang meninggalkan peninggalan – peninggalan
di Pengging yang dijadikan obyek wisata. Kawasan wisata Pengging mempunyai
tempat wisata yang menarik untuk di kunjungi yaitu, umbul Tirti Marto, Umbul
Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro, dan Makam Ki Ageng Kebo
Kenanga.
Pada setiap hari libur kawasan wisata Pengging dikunjungi banyak para
wisatawan. Biasanya para wisatawan berkunjung dengan keluarga untuk berenang,
memancing, makan bersama, ada juga dengan pasangan mereka atau dengan teman.
Pada hari – hari tertentu misalnya pada malam Jumat Pahing, pada bulan Suro, dan
menjelag bulan Ramadhan kawasan wisata Pengging sangat ramai dikunjungi para
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
wisatawan karena pada hari itu terdapat atraksi budaya yang merupakan kepercayaan
masyarakan Boyolali dan sekitarnya.
Artaksi wisata minat khusus yang menjadi tradisi yaitu padusan, ritual
kungkum, sebaran apem keong emas, Sanggaran dan ziarah. Dari semua tradisi dan
ritual di kawasan wisata Pengging menjadi pariwisawa minat khusus yang dapat
mendatangkan wisatawan. tradisi dan ritual tersebut tidak lepas dari kepercayaan
masyarakat yang sudah melekat sejak zaman dahulu hingga sekarang. Pemerintah
Kabupatn Boyolali melestarikan tradisi dan kebudayaan di Kawasan wisata Pengging
agar pariwisata di Kabupaten Boyoali maningkat.
Peran masyarakat dalam melestarikan sumber daya alam, budaya dan
penambahan jasa wisata dapat meningkatkan pengelolaan kawasan wisata Pengging.
Masyarakan tidak hanya ikut andil dalam menyediakan jasa pendukung pariwisata,
tetapi masyarakat juga dapat berperan serta sebagai wisatawan yang menikmati
kawasan wisata Pengging.
B. Saran
Pelayanan yang baik untuk para pengunjung agar menjadi prioritas utama bagi
pihak pengelola disetiap obyek wisata di Pengging. Hal tersebut dikarenakan
pelayaanan menjadi sesuatu yang penting dalam meningkatkan kepercayaan
wisatawan untuk berkunjung kembali. Perawatan terhadap fasilitas – fasilitas yang
ada penting untuk menjaga keindahan, kerapian di lokasi kawasan wisata Pengging.
Kebersihan disekitar obyek wisata perlu ditingkatkan agar wisatawan yang
berkunjung betah untuk lama berada di obyek wisata Pengging.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Kerajasa dengan biro perjalanan wisata untuk mendatangkan para wisatawan,
dan membuat paket wisata yang terdiri dari beberapa tempat wisata yang ada di
Kabupaten Boyolali. Dari beberapa obyek wisata tersebut dijadikan satu dalam satu
paket wisata yang dapat ditawarkan kepada calon wisatawan.
Meningkatkan kesadaran akan lingkungan hidup dengan menjaga ,
melestarikan dari seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pariwisata mulai dari pihak
pengelola karyawan, masyarakat . dan wisatawan karena obyek wisata Pengging
berkaitan dengan budaya, tradisi dan kepercayaan masyarakat sekitar.