1
POTENSI PAJAK HIBURAN JENIS WARUNG INTERNET
DAN KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN TERHADAP
PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
ENDAH TRI WIDYASIH
NIM F3407004
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul : POTENSI PAJAK HIBURAN JENIS WARUNG
INTERNET DAN KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN TERHADAP
PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN
KARANGANYAR telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna
mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi UNS
Surakarta, 29 Juni 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Dra. Setianingtyas Honggowati, MM, Ak
NIP. 19600427 198601 2 001
3
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul :
POTENSI PAJAK HIBURAN JENIS WARUNG INTERNET DAN
KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN TERHADAP PENERIMAAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 20 Juli 2010
Tim Penguji Tugas Akhir
Anas Wibawa, SE, M.Si, Ak
NIP 19730215 2000 12 1 001 Penguji
Dra. Setianingtyas Honggowati, MM, Ak
NIP 19600427 198601 2 001 Pembimbing
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Ø “Masalah adalah seni dari kehidupan, untuk itu bersemangatlah dalam manjalani seni itu.”
Ø “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang mempunyai manfaat untuk orang lain.”
Ø “Allah SWT tidak memberikan segala sesuatu yang hamba inginkan, tetapi Dia memberikan apa yang hamba butuhkan.”
Ø ‘Janganlah kau bersedih coz everything gonna be okay.” (Bondan ft F2B)
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
© Allah SWT
© Nusa bangsa dan agamaku
© Bapak Ibuku tercinta
© Seluruh keluarga besar tersayang
© Teman yang mengerti akan diriku
© Almamaterku dan rekan-rekan seperjuangan,
pajak A pajak B ’07
© Pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulisan
5
Tugas Akhir dengan judul POTENSI PAJAK HIBURAN JENIS WARUNG
INTERNET DAN KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN TERHADAP
PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN
KARANGANYAR ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan
suri tauladan yang baik bagi para pengikut di jalan-Nya.
Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat-syarat
mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta, dengan kesabarannya yang telah memberikan do’a,
nasihat dan bimbingan hingga terselesainya Tugas Akhir ini. Aku akan
membalas setiap peluh keringat yeng telah kalian korbankan.
2. Mbak Shanty, Mas Andhi, Mas Agus, Mbak Fina dan keponakanku Ahran,
yang telah memberikan keceriaan dalam hari-hariku.
3. Seluruh keluarga besar Bani Ihsansani dan Khasan Suro.
4. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
5. Drs. Santoso Tri Hananto, MSi. Ak selaku ketua Program Diploma III.
6. Sri Suranta, SE, MSi. Ak selaku Ketua Program Studi Perpajakan pada
program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
6
7. Agus Widodo, SE, Msi. Ak selaku Pembimbing Akademik.
8. Dra. Setianingtyas Honggowati, MM. Ak selaku Pembimbing Tugas Akhir,
yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan masukan selama
penyusunan Tugas Akhir.
9. Arum Kusumaningdyah Adiati, SE, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing
Magang.
10. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret, yang telah bersedia membagi ilmunya kepada penulis.
11. Seluruh pegawai dan staf DPPKAD Karanganyar.
12. Anak-anak “Peacemaker” Nisa, Eka, Ana, Ardha, Galih, kalian adalah
sahabat yang tak seperti mantan yang hanya manis ketika masih pacaran.
Kalian marah seperti ayah, peduli seperti ibu, jahil seperti kakak, ngeselin
seperti adik dan menyayangi lebih dari kekasih.
13. Icha, Een, Erwin, Niken, Doni, Mas Andhi, Kodok, Siwi, Winta, Dimas, Dito,
Rosa, Yesi, Desy, Adiya, Intan, Fatim, Sari, Nurul, Mitha dan seluruh teman-
teman di paguyupan perpajakan angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan
satu per satu, kalian adalah teman-teman yang sangat luar biasa.
14. Anak-anak di kost Andre 2 Ratih, Dani, Novik, Ayu, yang telah memberikan
bentuk keluarga kecil yang menyenangkan.
15. Seseorang yang berinisial MK, sosok yang belum tergantikan hingga detik
terselesaikannyaTugas Akhir ini. Terima kasih telah mengajarkan arti
kehilangan yang sebenarnya.
7
16. Tekad, Erna, Rosi, Linda, Devy, Titis, Muth, Nurul, Desy, Herni, Big,
Gempil, Korek, Amin dan semua teman-teman alumni Sos 4 Smansakra
2007, terima kasih untuk kekonyolan dan kebersamaan yang terjalin.
17. Adek-adekku tersayang dek Ntan, Jemblem, dek Anis, Hesty, Raihan.
18. AD 6101 GF, si jangkrik yang selalu bersedia mengantar dan menemani
kemanapun aku pergi.
19. Si bulug 2626 yang setia menemaniku dalam keadaan suka maupun duka
meskipun selalu aku sia-siakan.
20. Bondan Prakoso ft F2B, untuk lagu-lagunya yang penuh inspirasi.
21. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan Tugas
Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir
ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan. Namun demikian, karya sederhana ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 23 Juli 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
8
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………… 5
C. Tujuan ……………………………………………………...5
D. Manfaat …………………………………………………… 5
E. Metode penelitian ………………………………………… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pajak ………………………………………….. 9
B. Pengertian Pajak Daerah ………………………………..... 11
C. Pajak Hiburan …………………………………………… 13
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ………………………………. 17
B. Deskripsi Jabatan …………………………………………. 21
9
C. Laporan Magang Kerja …………………………………… 36
D. Pembahasan Masalah ……………………………………... 39
1. Potensi Warnet Kabupaten Karanganyar …………….. 40
2. Tingkat Efektifitas Pemungutan Pajak Hiburan
Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Karanganyar ................................................. 48
3. Potensi Kontribusi Pajak Hiburan Jenis Warnet
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Karanganyar ................................................. 51
BAB IV PENUTUP
A. Temuan …………………………………………………… 52
1. Kelebihan …………………………………………….. 52
2. Kelemahan ……………………………………………. 53
B. Kesimpulan ………………………………………………. 54
C. Saran ……………………………………………………… .55
D. Keterbatasan ……………………………………………… 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
10
TABEL Halaman
3.1. Target Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar …………… 48
3.2. Pertumbuhan Penerimaan Pajak Hiburan
Kabupaten Karanganyar............................................................................ 50
3.3. Potensi Warnet di Karanganyar ……………………………………….... 51
DAFTAR GAMBAR
11
GAMBAR Halaman
2.1. Struktur Organisasi DPPKAD Kabupaten Karanganyar ……………... 35
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Permohonan Magang
2. Ijin Magang Dari DPPKAD Karanganyar
3. Keterangan Selesai Magang
4. Penilaian Magang
5. Rekomendasi Kesbangpolinmas
6. Rekomendasi Bappeda
7. Memo Laporan magang
8. Surat Pernyataan
9. Jadwal Konsultasi Tugas Akhir
10. Laporan Pendapatan Daerah
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan dan memelihara berbagai sektor
pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan secara berencana dan
berkelanjutan, diperlukan dana yang cukup besar untuk tetap mempertahankan
laju pertumbuhan pembangunan secara konsisten dan menyeluruh. Usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan dana ini dilakukan secara terus menerus dengan
menggali dan meningkatkan pemanfaatan berbagai sumber dana baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Peningkatan penerimaan dari dalam negeri khususnya
pajak hiburan, erat hubungannya dengan pendapatan daerah karena merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah setempat yang cukup penting. Dalam hal
meningkatkan pendapatan daerah dari segi pajak hiburan, hendaknya tidak hanya
ditempuh dengan cara kebijakan kenaikan tarif saja yang diperoleh dari
persetujuan antara pihak penyelenggara dengan pemerintah daerah tetapi yang
lebih penting adalah memperbaiki atau menyempurnakan administrasi sistem dan
prosedur yang ada sekarang.
Penerimaan dari sektor pajak hiburan menurut ketentuan perundang-
undangan menjadi hak pemerintah kabupaten untuk memungutnya, sehingga
penerimaan tersebut mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pendapatan Asli Daerah tersebut juga merupakan soko guru bagi
penyelenggaraan pemerintahan dan merupakan sumber dana bagi pelaksanaan
pembangunan di daerah khususnya daerah Kabupaten Karanganyar. Di samping
14
itu dengan adanya peraturan dalam penyelenggaraan hiburan daerah diharapkan
akan lebih tertib dan teratur baik dalam pelaksanaan pemungutan maupun
pembayarannya.
Dalam Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2006 tentang pajak hiburan
menyebutkan bahwa objek pajak yang dikenakan pajak hiburan yaitu :
1. Pertunjukan Film;
2. Pertunjukan Kesenian dan sejenisnya;
3. Pergelaran musik dan tari;
4. Diskotik dan sejenisnya;
5. Karaoke;
6. Klab Malam;
7. Permainan Billyard;
8. Permainan Ketangkasan dan sejenisnya;
9. Panti Pijat;
10. Mandi Uap dan sejenisnya;
11. Pertandingan Olah Raga dan usaha kesegaran jasmani;
12. Penyelenggaraan Tempat Wisata, Taman Rekreasi, Kolam Pemancingan,
Pasar Malam, Pameran, Komedi Putar, dan sejenisnya.
Dari semua objek pajak yang disebutkan dalam Peraturan Daerah
tersebut, masih banyak objek pajak yang terdapat di Kabupaten Karanganyar yang
masuk kriteria untuk dikenakan pajak hiburan, namun dalam prakteknya masih
banyak objek pajak yang belum dikenakan kewajiban untuk membayar pajak
hiburan. Hal ini dikarenakan belum adanya Peraturan Daerah yang memutuskan
15
bahwa objek-objek tersebut termasuk dalam kriteria objek pajak yang ditetapkan
untuk membayar pajak hiburan.
Salah satu objek pajak hiburan tersebut adalah warung internet atau
warnet. Selain sebagai salah satu kemajuan teknologi yang dimanfatkan untuk
peningkatan sarana pendidikan, warnet jugadapat dimanfaatkan sebagai sarana
hiburan bagi masyarakat. Kesit (2003) mendefinisikan hiburan adalah semua jenis
pertunjukkan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan
nama dan bentuk apapun yang ditonton serta dinikmati oleh setiap orang dengan
dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga. Dari
unsur-unsur pengertian hiburan yang dikemukakan Kesit tersebut, warnet
memiliki kriteria dan dapat dikategorikan sebagai objek yang wajib dikenakan
pajak hiburan. Sedangkan besarnya tarif pajak yang dikenakan untuk warnet
ditentukan sebesar 15%. Hal ini seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah
Nomor 16 Tahun 2006 Pasal IV point m berbunyi “yang tidak menggunakan
tanda masuk selain seperti dalam huruf d, e, f, g, h, dan k pasal ini ditetapkan
sebesar 15% dari pembayaran”. Tarif 15% cukup besar apabila dibandingkan
dengan tarif yang dikenakan pada objek pajak jenis penyelenggaraan tempat
wisata yang hanya 10%. Alasan lain yang mendorong agar warnet dijadikan
sebagai salah satu objek pajak hiburan, karena di kabupaten lain seperti
Kabupaten Boyolali warnet sudah masuk dalam objek yang dikenakan pajak
hiburan.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan warnet di
Kabupaten Karanganyar berkembang pesat dan jumlahnya terus bertambah
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Keberadaan warnet tersebut
16
mendapat antusias yang cukup besar dari masyarakat. Para pengguna warnet telah
menjamur dalam seluruh lapisan masyarakat segala usia mulai dari anak-anak,
remaja hingga orang tua. Dari antusiasme para pengguna warnet tersebut dapat
dijadikan referensi bahwa warnet memiliki potensi besar untuk dikenakan pajak
hiburan. Hal tersebut dapat diketahui dari banyaknya jumlah pengunjung warnet
tiap harinya kemudian dibuat rata-rata pengunjung tiap bulannya. Untuk
mendapatkan jumlah rata-rata pengunjung warnet, penulis akan melakukan
penelitian terlebih dahulu. Dari penelitan tersebut akan diketahui seberapa besar
potensi warnet di Kabupaten Karanganyar. Dengan potensi yang dihasilkan
warnet akan dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak hiburan sehingga
Pendapatan Asli Daerah otomatis juga akan meningkat. Dari Pendapatan Asli
Daerah yang meningkat tersebut, serta merta akan membawa kemajuan pada
pembangunan daerah khususnya Kabupaten Karanganyar.
Berdasarkan penjelasan yang telah penulis sampaikan di atas maka
penulis ingin menghitung potensi pajak hiburan jenis warung internet dengan
mengambil beberapa sampel dari banyaknya warnet yang ada di Kabupaten
Karanganyar. Dari hasil perhitungan potensi warnet tersebut dapat dijadikan
bahan pertimbangan dan masukan kepada Dinas Pengelolaan Pendapatan
Keuangan dan Aset Daerah. Penulis juga ingin menghitung tingkat efektifitas
pajak hiburan terhadap nenerimaan Pendapatan Asli Daerah. Untuk itu penulis
membuat tugas akhir yang berjudul “POTENSI PAJAK HIBURAN JENIS
WARUNG INTERNET DAN KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN TERHADAP
PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN
KARANGANYAR”.
17
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Penulis dapat
mengemukakan masalah-masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Berapa besar potensi pajak hiburan jenis warnet yang dapat dihasilkan?
2. Bagaimana tingkat efektifitas pemungutan pajak hiburan terhadap Pendapatan
Asli Daerah di Kabupaten Karanganyar?
3. Bagaimana potensi kontribusi pajak hiburan jenis warnet terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah?
C. Tujuan
Berdasarkan masalah yang diambil, maka penelitian ini bertujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dihasilkan warnet terhadap
peningkatan pajak hiburan.
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas pemungutan pajak hiburan terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karanganyar.
3. Untuk mengetahui besarnya potensi kontribusi warnet terhadap peningkatan
Pendapatan Asli Daerah.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan tentang perpajakan khususnya pajak
hiburan dan dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan pemikiran
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pajak
hiburan. Serta dapat digunakan untuk menerapkan teori yang diperoleh di
bangku kuliah dengan realita di dunia kerja.
18
2. Bagi Perusahaan/Kantor
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi DPPKAD dalam upaya
peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar
dan dapat dijadikan alternatif perbandingan untuk mengevaluasi kebijakan
yang telah ada serta sebagai penunjang praktik pengambilan keputusan.
3. Bagi Akademi
Sebagai tambahan literatur yang bermanfaat bagi adik-adik tingkat dan
dapat dijadikan sebagai bahan referensi pengembangan ilmu pengetahuan
tentang pajak hiburan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Serta
sebagai salah satu acuan bagi penelitian yang akan datang
4. Bagi Pihak lain
Dapat bermanfaat dan digunakan sebagai tambahan informasi dan
referensi bagi para pembaca atau bagi yang membutuhkan.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian dilakukan dengan cara survei. Laporan Tugas Akhir ini
akan membahas besarnya potensi yang dihasilkan warnet. Caranya yaitu
dengan menghitung jumlah rata-rata omset yang diperoleh tiap harinya
dikalikan tarif 15%. Untuk mengetahui besarnya omset yang diperoleh
dilakukan dengan membagikan kuisioner pada tiap warnet yang telah
ditentukan untuk dijadikan sampel. Penelitian secara sampel dilakukan
berdasarkan pertimbangan karena alasan biaya, sempitnya waktu dan
terbatasnya tenaga. Dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar penulis
memilih Kecamatan Karanganyar untuk dijadikan sampel.
19
2. Jenis dan Sumber Data
Dipandang dari sumber dan penggunaannya maka data dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Data Intern
Data yang dikumpulkan oleh suatu badan itu sendiri dan hasil pengumpulan
data ini digunakan oleh badan itu sendiri.
b. Data Ekstern
Data yang tidak terdapat dalam aktivitas intern suatu badan. Data ini dapat
diperoleh dari majalah-majalah, surat kabar atau badan-badan lainnya,
dimana data yang dimaksud telah tersedia. Menurut sumber dan
pengumpulannya, data ekstern dapat dibedakan menjadi :
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh suatu badan dan diterbitkan oleh badan itu
pula. Badan lain dapat memperolehnya bila memerlukannya. Data
primer dalam penulisan Tugas Akhir ini diperoleh dari badan DPPKAD
Karanganyar.
2) Data sekunder
Data yang dilaporkan oleh suatu badan, sedang badan ini tidak langsung
mengumpulkan sendiri melainkan diperoleh dari pihak lain yang telah
mengumpulkan terlebih dahulu dan menerbitkannya. Data sekunder
diperoleh dari hasil kuisioner yang telah dibagikan.
20
3. Teknik Pengumpulan Data
a) Penelitian Lapangan (Field Observation)
Pengumpulan data dengan datang langsung ke obyek penelitian untuk
melakukan pengamatan secara langsung dan sistematis tentang hal-hal
yang akan diteliti.
b) Wawancara (Interview)
Pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan
pegawai di lingkungan kantor atau perusahaan yang akan diteliti.
c) Studi Pustaka
Dengan memanfaatkan media bacaan atau literatur-literatur dari berbagai
sumber sebagai penunjang untuk melakukan analisa mengenai pajak
hiburan yang sesuai dan berhubungan dengan tema penyusunan Tugas
Akhir.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pajak
Definisi Prancis termuat dalam buku Leroy Beaulieu bahwa pajak adalah
bantuan, baik secara langsung maupun yang dipaksakan oleh kekuasaan publik
dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah. Sedangkan
Mr. Dr. N. J. Feldmann mendefinisikan pajak sebagai prestasi yang dipaksakan
sepihak oleh penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum),
tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum (Erly Suandy, 2002).
Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja pajak adalah iuran wajib
berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-
norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa
kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum (Wirawan dan Richard, 2007).
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH mendefinisikan pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisinya yang kemudian dipertahankan menjadi pajak adalah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran
rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan
sumber utama untuk membiayai public investment (Erly Suandy, 2002).
22
1. Fungsi Pajak
Pajak memiliki dua fungsi, yaitu (Erly Suandy, 2002):
a. Fungsi penerimaan (budgetair/financial)
Memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
b. Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur masyarakat atau
melaksanakan kebijakan baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik
dengan tujuan tertentu.
2. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi (Waluyo, 2007):
c. Official Assessment System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
terutang.
d. Self Assessment System
Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang harus dibayar.
e. Withholding System
23
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
3. Pembagian Pajak
Pembagian pajak dapat dikelompokkan berdasarkan (Waluyo, 2007):
a. Menurut golongan
1) Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib
Pajak yang bersangkutan.
2) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan ke pihak lain.
b. Menurut sifatnya
1) Pajak subjektif adalah pajak yang berdasarkan pada subjeknya yang
selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan
keadaan dari Wajib Pajak.
2) Pajak objektif adalah pajak yang berdasarkan pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.
c. Menurut pemungut dan pengelolanya
1) Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
2) Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
B. Pengertian Pajak Daerah
24
Menurut UU No 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak Daerah
dapat dipaksakan berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
mana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pembangunan daerah (Syafiqurrahman dan Nur Haryani, 2007).
a. Jenis-jenis pajak daerah
Menurut wilayah pemungutannya pajak daerah dibagi menjadi (Kesit, 2003):
1) Pajak Propinsi
Yaitu pajak daerah yang dipumgut oleh pemerintah daerah tingkat
propinsi. Pajak propinsi yang berlaku di Indonesia sampai saat ini terdiri
dari :
a) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan
2) Pajak Kabupaten / Kota
Yaitu pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat
kabupaten / kota. Pajak kabupaten / kota yang berlaku di Indonesia terdiri
atas :
a) Pajak Hotel
b) Pajak Restoran
25
c) Pajak Hiburan
d) Pajak Reklame
e) Pajak Parkir
f) Pajak Penerangan Jalan
g) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
b. Kriteria Pajak Daerah
Kriteria pajak daerah secara spesifik diuraikan oleh K.J. Davey yang terdiri
atas 4 hal, yaitu (Syafiqurrahman dan Nur Haryani, 2007) :
a. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah berdasarkan pengaturan
dari daerah sendiri.
b. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan Pemerintah Pusat tetapi
penetapan tarifnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
c. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh Pemerintah Daerah.
d. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah Pusat tetapi
hasil pemungutannya diberikan kepada Pemerintah Daerah.
C. Pajak Hiburan
1. Definisi Pajak Hiburan
Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Sedangkan
hiburan adalah semua jenis pertunjukkan, permainan, permainan ketangkasan,
dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton /
dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk
penggunaan fasilitas untuk berolah raga (Kesit, 2003).
2. Objek Pajak
26
Objek pajak adalah setiap penyelenggaraan hiburan. Dalam Peraturan
Daerah Nomor 16 Tahun 2006 tentang pajak hiburan menyebutkan bahwa
objek pajak yang dikenakan pajak hiburan yaitu :
a. Pertunjukan Film
b. Pertunjukan Kesenian dan sejenisnya
c. Pergelaran musik dan tari
d. Diskotik dan sejenisnya
e. Karaoke
f. Klab Malam
g. Permainan Billyard
h. Permainan Ketangkasan dan sejenisnya
i. Panti Pijat
j. Mandi Uap dan sejenisnya
k. Pertandingan Olah Raga dan usaha kesegaran jasmani
l. Penyelenggaraan Tempat Wisata, Taman Rekreasi, Kolam Pemancingan,
Pasar Malam, Pameran, Komedi Putar, dan sejenisnya.
3. Subjek Pajak
Pengertian subjek pajak menurut Perda No 16 Tahun 2006 adalah
orang pribadi atau badan yang menonton atau menikmati hiburan.
27
4. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah pembayaran yang seharusnya
dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan. Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2006 besarnya tarif pajak untuk setiap
jenis hiburan adalah:
a. untuk jenis pertunjukan dan keramaian umum yang menggunakan sarana
film bioskop ditetapkan :
1) Golongan AII utama sebesar 30% ( tiga puluh persen ).
2) Golongan AII sebesar 28% ( dua puluh delapan persen ).
3) Golongan AI sebesar 25% (dua puluh lima persen).
4) Golongan BII sebesar 24% (dua puluh empat persen).
5) Golongan BI sebesar 20% (dua puluh persen).
6) Golongan C sebesar 17% (tujuh belas persen).
7) Golongan D sebesar 13% (tiga belas persen).
8) Jenis Keliling sebesar 10% (sepuluh persen ).
b. untuk pertunjukan kesenian antara lain kesenian tradisional, pertunjukkan
sirkus, pameran seni, pameran busana, ditetapkan sebesar 10% (sepuluh
persen);
c. untuk pertunjukan / pergelaran musik dan tari ditetapkan sebesar 15%
(lima belas persen);
28
d. untuk Diskotik, dan bar ditetapkan sebesar 30% (tiga puluh persen);
e. untuk Karaoke ditetapkan sebesar 20% (dua pulh persen);
f. untuk Klab Malam ditetapkan sebesar 30% (tiga puluh persen);
g. untuk permainan Billyard ditetapkan sebesar 15 % (Lima belas persen);
h. untuk permainan ketangkasan dan sejenisnya ditetapkan sebesar 15 %
(lima belas persen);
i. untuk Panti Pijat ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh lima persen);
j. untuk Mandi Uap dan sejenisnya ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh lima
persen);
k. untuk Pertandingan Olah Raga dan Usaha Kesegaran Jasmani ditetapkan
sebesar 10 % (sepuluh persen);
l. penyelenggaraan tempat-tempat wisata, taman rekreasi, kolam
pemancingan, pasar malam, pameran, komedi putar dan sejenisnya
ditetapkan sebesar 10 % (sepuluh persen) dari HTM (Harga Tiket
Masuk)/ pembayaran;
m. yang tidak menggunakan tanda masuk selain seperti dalam huruf d, e , f ,
g , h ,dan k Pasal ini ditetapkan sebesar 15 % (lima belas persen) dari
pembayaran.
5. Peranan Pajak Hiburan
Dalam hal ini yang penting adalah manfaat atau peranan pajak hiburan
itu sendiri, antara lain :
a. Setiap daerah berhak menyediakan tempat kesenian untuk pertunjukan
yang ada.
29
b. Pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat agar bisa
menikmati sarana hiburan atau tontonan yang ada.
c. Dengan adanya pajak hiburan masyarakat dapat memilih pertunjukan
yang ada baik di dalam gedung atau di tempat terbuka yang luas.
d. Setiap orang yang menghadiri suatu hiburan untuk melihat dan atau
mendengarkan dapat menggunakan fasilitas yang disediakan oleh
penyelenggara hiburan.
Selain hal-hal yang disebut di atas, pajak atas penyelenggaraan
hiburan merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang merupakan
sumber dana dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Di samping itu,
dengan diaturnya penyelenggaraan hiburan di Kabupaten Karanganyar
diharapkan akan lebih tertata, tertib dan teratur keberadaannya, sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila dan budaya bangsa serta dapat menambah
manfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar yang
berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD dibentuk berdasarkan Peraturan
30
Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Daerah Kabupaten Karanganyar.Tugas-tugas DPPKAD yaitu
melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah berdasar Asas Otonomi dan tugas
pembantuan dalam bidang Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah:
1. Sekretariat
2. Bidang Pendaftaran dan Pendataan
3. Bidang Penetapan dan Penagihan
4. Bidang Anggaran
5. Bidang Perbendaharaan dan Kas
6. Bidang Akutansi dan Aset Daerah.
Sejalan dengan diberlakukanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, peranan
masyarakat atau publik di era reformasi dan otonomi daerah dewasa ini menjadi
semakin penting. Masyarakat bukan lagi sebagai obyek pembangunan, tetapi juga
subyek pembangunan.
Otonomi daerah akan berdampak pada semakin besarnya wewenang dan
tanggungjawab yang diberikan kepada daerah dalam mengelola pembangunan dan
keuangan di daerahnya masing-masing. Di samping hal ini akan berdampak pada
sejumlah dampak positif, perlu diantisipasi kemungkinan timbulnya dampak
negatif. Salah satu dampak negatif desentralisasi dalam pengelolaan pembangunan
dan keuangan daerah adalah kemungkinan bergesernya korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN) dari pusat ke daerah. Guna mengantisipasi hal ini dimensi
31
partisipasi dan akuntabilitas publik dalam pengelolaan pembangunan dan
keuangan daerah menjadi penting.
1. Kedudukan
Kedudukan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar adalah sebagai pengelola sumber Pendapatan Daerah yang
bertanggung jawab kepada Bupati karanganyar. Dibentuk berdasarkan
ketentuan pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar No 9 Tahun 2001
tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar.
2. Kewenangan
Bidang kewenangan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah adalah pengelola pendapatan daerah.
3. Visi
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar akan
diarahkan atau dibawa agar dapat eksis dan apa yang akan dicapai pada masa
depan.
Visi DPPKAD adalah : “ menjadi dinas yang professional di bidang
pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah melalui program intensifikasi
dan eksentifikasi dalam rangka mendukung kabupaten karanganyar menuju
tingkat pendapatan terkemuka di Jawa Tengah “.
4. Misi
Dalam rangka mendukung atau mewujudkan misi yang telah ditetapkan
dan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka Misi Dinas Pengelolaan
32
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar dapat ditetapkan sebagai
berikut :
a. Meningkatkan sumber daya Pengelolaan Pendapatan Daerah yang
Profesional.
b. Meningkatkan pelayanan ketatausahan/administrasi pengelolaan Pendapatan
Daerah sesuai system manajemen keuangan atau pendapatan daerah yang
berlaku.
c. Meningkatkan pelayanan masyarakat dibidang pendapatan.
d. Meningkatkan pendapatan setiap tahun anggaran.
e. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis dengan semua
pihak yang terkait dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.
5. Tujuan
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan
merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu
tertentu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun ke depan. DinasPendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar menetapkan
tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola sumber-sumber
pendapatan daerah yang professional melalui pembinaan pendidikan dan
pelatihan teknis maupun fungsional.
b. Meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen keuangan atau pendapatan
secara efektif dan efesien.
33
c. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di bidang pendapatan daerah
dan meningkatkan ke sasaran membayar pajak daerah maupun retribusi
daerah sesuai dengan ketentuan dan prosedur.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana sumber-sumber pendapatan dalam
menunjang pelayanan prima dan peningkatan pendapatan daerah.
e. Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah tiap tahun khususnya
intensifikasi pengelolaan PAD dari sector pajak dana penimbangan retribusi
daerah dan penerimaan lain-lain.
f. Meningkatkan upaya peningkatan pendapatan daerah khususnya
ekstensifikasi sumber-sumber baru pendapatan daerah yang potensial.
g. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis denagn semua
pihak yang terkait dalam upaya peningkatan pengelolaan pendapatan.
6. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan
dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian
integral dalam proses perencanaan strategis dalam Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Berdasarkan pengertian tersebut
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar menetapkan sasaran sebagai berikut :
a. Tersedia data potensi sumber-sumber pendapatan daerah khususnya pajak
dan retribusi daerah melalui pendataan, penelitian, dan pengkajian.
b. Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana sumber-sumber
pendaptan daerah yang memadai.
c. Makin efektif dan efesien pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah.
34
d. Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah setiap tahun anggaran.
e. Terjalin hubungan atau kerja sama yang hormonis dengan semua pihak yang
terkait dalam pengelolaan pendapatan daerah.
f. Terselenggaranya koordianasi yang mantap antar unit kerja pengelolaan
pendapatan daerah dan dengan daerah tetangga di bidang pendapatan
daerah.
g. Makin bertambahnya jenis sumber pendapatan daerah yang menunjang
peningkatan pendapatan daerah.
B. Deskripsi Jabatan
1. Kepala Dinas
Tugas:
a. Membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah
dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan
azas otonomi dan tugas pembantuan.
b. Merumuskan program kegiatan Dinas berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan.
c. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang meliputi
35
pendaftaran dan pendataan, penetapan dan penagihan, anggaran,
perbendaharaan dan kas, akuntansi dan aset daerah serta kesekretariatan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum
dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah, yang meliputi
pendaftaran dan pendataan, penetapan dan penagihan, anggaran,
perbendaharaan dan kas, akuntansi dan aset daerah serta kesekretariatan.
2. Sekretariat
Tugas:
a. Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan perencanaan,
keuangan, umum, dan kepegawaian di lingkungan Dinas.
b. Merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan Dinas
secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja
yang optimal.
b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Sekretariat terdiri atas:
a. Kepala Sub Bagian Perencanaan
Tugas:
36
1) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Perencanaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang
tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Fungsi:
1) Menyiapkan konsep naskah dinas bidang perencanaan sesuai dengan
ketentuan berlaku.
2) Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)/Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan
Anggaran (DPPA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Kepala Sub Bagian Keuangan
Tugas:
1) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Keuangan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang
tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberi petunjuk dan arahan secara lisan maupun tertulis guna
meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.
Fungsi :
1) Menyiapkan proses pencairan dana dan pengelolaan administrasi
keuangan.
37
2) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran dengan cara
membandingkan laporan perkembangan realisasi belanja dengan rencana
pembiayaan yang telah disusun untuk bahan laporan kepada atasan.
c. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas :
1) Menyusun program kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
2) Menyiapkan konsep naskah dinas bidang administrasi umum dan
kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Fungsi :
1) Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan keuangan di
lingkungan Dinas.
2) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
3. Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan
Tugas:
a. Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidang
Pendaftaran dan Pendataan.
b. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan
agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
38
Fungsi :
a. Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan bidang pendaftaran dan
pendataan obyek dan subyek pajak dan retribusi daerah serta pendataan
PBB.
b. Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan pendataan ijin HO, ijin
bangunan dan ijin perumahan.
Bidang Pendaftaran dan Pendataan terdiri atas:
a. Kepala Seksi Pendaftaran
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Pendaftaran.
2) Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas.
Fungsi :
1) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pendaftaran wajib pajak dan
wajib retribusi kepada atasan.
2) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
b. Kepala Seksi Pendataan
Tugas:
1) Menyusun rencana kegiatan dibidang pendataan, mencatat data obyek
dan subyek .
39
2) Menghimpun, mengelola, dan mencatat data obyek dan subyek pajak dan
retribusi daerah.
Fungsi :
1) Melaksanakan pendataan ijin HO, ijin bangunan, ijin perumahan.
2) Melaksanakan kegiatan pendataan Notaris/PPAT dan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
4. Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan
Tugas:
a. Merumuskan program kegiatan dibidang Penetapan dan Penagihan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
b. Merekomendasi surat perjanjian yang ada hubungannya dengan tontonan
untuk Pemberian saran teknis pembayaran pajaknya.
Fungsi:
a. Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi daerah yang telah melampaui
jatuh tempo sesuai peraturan yang berlaku agar pembayaran pajak dan
retribusi daerah tertib dan lancar.
b. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan.
Bidang Penetapan dan Penagihan terdiri atas:
a. Kepala Seksi Penetapan
Tugas:
40
1) Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Menyiapkan blangko penerbitan surat ketetapan guna mendapatkan
penetapan pajak dan retribusi dari Kepala Seksi Penetapan untuk diproses
lebih lanjut.
Fungsi:
1) Menyerahkan surat ketetapan kepada wajib pajak dan wajib retribusi
untuk membayar pajak dan retribusi kepada bendahara.
2) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang
tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.
b. Kepala Seksi Penagihan
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, dan pengendalian kegiatan Seksi Penagihan.
2) Menyusun program kegiatan di Seksi Penagihan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian
di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
41
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
2) Menyusun rencana kerja di bidang penagihan pelaksanaan administrasi
dan pendistribusian surat menyurat dan dokumentasi yang berhubungan
dengan penagihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
5. Kepala Bidang Anggaran
Tugas:
a. Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Anggaran.
b. Merumuskan program kegiatan di Bidang Anggaran berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pelaksanaan kegiatan.
Fungsi:
a. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan
agar diperoleh hasil kerja yang optimal.
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan APBD dan
perubahan APBD perkembangan dan sebagai bahan perumusan kebijakan
atasan.
Bidang Anggaran terdiri dari:
a. Kepala Seksi Pengendalian Anggaran
42
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
kegiatan Seksi Pengendalian Anggaran.
2) Menyusun program kegiatan di Seksi Pengendalian Anggaran
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian
di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Menyelenggarakan pengendalian APBD sesuai dengan ukuran,
kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan penyiapan
bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian
kegiatan Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran.
2) Menyusun program kegiatan di Seksi Perencanaan dan Penyusunan
Anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
43
Fungsi:
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian
di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Membuat Surat Edaran Bupati tentang petunjuk penyusunan RKA-
SKPD, Penetapan APBD maupun Perubahan APBD.
6. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas
Tugas:
a. Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Perbendaharaan dan Kas.
b. Merumuskan program kegiatan di Bidang Perbendaharaan dan Kas
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data
yang tersedia sebagai pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan
agar diperoleh kerja yang optimal.
b. Menyusun konsep peraturan, keputusan, edaran serta petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis Bupati dalam rangka pelaksanaan APBD.
44
Bidang Perbendaharaan dan Kas terdiri dari:
a. Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam merumuskan
kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di
Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas.
2) Menyusun program kegiatan di Seksi Perbendaharan dan Pengendalian
Kas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian
di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Mengurus, mengajukan dan mencairkan dana-dana yang berasal dari
pusat, propinsi dan lainnya.
b. Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam melaksanakan
penyiapan bahan perumuskan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan
pengendalian kegiatan Seksi Penerimaan dan Pengeluaran.
45
2) Menyusun program kegiatan di Seksi Penerimaan dan Pengeluaran
berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian
di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Mengumpulkan hasil analisis Seksi Anggaran belanja langsung, belanja
tidak langsung dan belanja modal untuk disajikan sebagai bahan laporan
dan evaluasi kepada atasan.
7. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah
Tugas:
a. Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Akuntansi dan Aset Daerah.
b. Merumuskan program kegiatan Akuntansi dan Aset Daerah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di
lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
46
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan
agar diperoleh kerja yang optimal.
b. Mengkoordinasi pelaksanaan akuntansi baik langsung maupun tidak
langsung dengan Bidang dan UPTD di lingkungan Dinas maupun
Bendahara pada SKPD terhadap keabsahan setoran pendapatan Daerah
maupun terhadap SP2D, pengeluaran, dan pembiayaan yang telah diambil
(sesuai pembebanan rekening).
Bidang Akuntansi dan Aset Daerah terdiri dari:
a. Kepala Seksi Akuntansi
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah dalam
melaksanakan penyiapaan bahan perumuskan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi Akuntansi.
2) Menyusun program kegiatan Seksi Akuntansi berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian
di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Menyusun laporan bulanan, triwulanan, dan tahunan pendapatan dan
belanja serta pembiayaan Daerah berdasarkan catatan akuntansi sebagai
47
bahan penyajian data kepada atasan maupun penyusunan laporan kinerja
daerah.
b. Kepala Seksi Aset Daerah
Tugas:
1) Membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah dalam
melaksanakan penyiapaan bahan perumuskan kebijakan, koordinasi,
pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi Aset Daerah.
2) Menyusun program kegiatan di Seksi Aset Daerah berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai
pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
1) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian
di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.
2) Melaksanakan pengawasan pembukuan secara sistematis dan kronologis
mengenai aset.
48
KE
PA
LA
SEK
RE
TA
RIS
SU
BA
G
PER
EN
CA
NA
AN
SU
BA
G
KE
UA
NG
AN
SUB
AG
UM
UM
DA
N
UPT
D
BID
AN
G
AK
UN
TA
NSI
DA
N
ASE
T D
AE
RA
H
BID
AN
G
PER
BE
ND
AH
AR
AA
N
DA
N K
AS
SEK
SI
PER
BE
ND
AH
AR
AA
N
& P
EN
GE
ND
AL
IAN
SEK
SI
AK
UN
TA
NSI
SEK
SI
ASE
T D
AE
RA
H
SEK
SI
PEN
ER
IMA
AN
DA
N
BID
AN
G
AN
GG
AR
AN
SEK
SI
PER
EN
CA
NA
AN
& P
EN
YU
SUN
AN
SEK
SI
PEN
GE
ND
AL
IAN
BID
AN
G
PEN
ET
APA
N D
AN
PEN
AG
IHA
N
SEK
SI
PEN
ET
APA
N
SEK
SI
PEN
AG
IHA
N
BID
AN
G
PEN
DA
FTA
RA
N
DA
N P
EN
DA
TA
AN
SEK
SI
PEN
DA
FTA
RA
N
SEK
SI
PEN
DA
TA
AN
2.
Stru
ktur
Org
anis
asi D
inas
Pen
dapa
tan,
Pen
gelo
laan
Keu
anga
n da
n A
set
Dae
rah
49
C. Laporan Magang Kerja
1. Lokasi Magang
Kegiatan magang dilakukan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPPKAD) Karanganyar dengan alamat Jl. KH. Wachid
Hasyim No.2 Karanganyar 57713.
2. Aktivitas Magang
Pada dua minggu pertama dari tanggal 1-15 Februari 2010 ditempatkan
di bagian Penetapan dan Penagihan. Pada minggu pertama kegiatan yang
dilakukan mempelajari UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah No. 10 tahun 2006, sebagai bahan
acuan untuk membuat Peraturan Daerah yang baru untuk tahun 2010. Terutama
Pajak Parkir, Pajak Mineral Bukan Logam dan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), karena ditiap-tiap bagian sudah terbentuk tim dan
masing-masing tim membuat draf Rancangan Peraturan Daerah yang berbeda-
beda. Setelah mempelajari kemudian mencari perbedaan antara Perda yang
lama dengan Perda yang baru. Selain mempelajari Perda, juga merekap STTS
DHKP (Surat Tanda Terima Setoran Daftar Himpunan Ketetapan Pajak dan
Pembayaran) tiap-tiap kecamatan se-Kabupaten Karanganyar. Kemudian
memberi stempel “Lunas” pada tanda bukti setoran pajak. Memilah SSP
rangkap 3 yang kemudian dipisah-pisahkan berdasarkan nomor lembarnya.
Kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua yaitu menginput data
pemungut PBB tiap kecamatan yang masuk. Data pemungut PBB diperbarui
setiap tahunnya karena adanya perubahan seperti tidak menjabat sebagai Kaur
50
Pemerintahan Desa lagi atau bahkan petugas yang ditunjuk tersebut sudah
meninggal dunia. Mencetak Surat Ketetapan Pajak jenis pajak hotel, pajak
hiburan, pajak restoran dan pajak parkir. Caranya dengan memasukkan
NPWP dan dengan sendirinya data nama WP akan muncul barulah SKP
tersebut dicetak. Kemudian merekap dana yang dikeluarkan untuk kegiatan
yang telah dilakukan oleh para pegawai DPPKAD seperti biaya perjalanan
dinas baik dalam maupun luar daerah dan lain-lain. Biaya-biaya ini muncul
pada saat mengadakan survei dan melakukan pendataan di daerah Kabupaten
Karanganyar.
Pada empat minggu berikutnya dari tanggal 16 Februari sampai
dengan 13 Maret 2010 berada di bagian Akuntansi dan Aset Daerah. Minggu
ketiga kegiatan yang dilakukan yaitu menginput daftar inventaris Setda.
Daftar inventaris Setda diperbarui setiap tahunnya tetapi pada hari berikutnya
softcopy daftar tersebut telah ditemukan sehingga hanya perlu mengeditnya
saja. Kemudian mengedit format Perda lama diganti dengan format Perda
yang baru. Mengarsipkan data personil penyimpan barang dan
mengelompokannya pada setiap instansi maupun kecamatan. Mencatat
instansi maupun kecamatan se-Kabupaten Karanganyar yang belum
mengirimkan data personil. Pada minggu keempat kegiatan yang dilakukan
yaitu membantu pegawai disana melipat surat dan memasukkan ke dalam
amplop serta mencatat alamat yang akan dikirimi surat ke dalam buku arsip.
Membuat surat permohonan penghapusan aset daerah di los dan kios pasar
Gondhangrejo dan pasar Karangpandan. Ada satu hari dimana libur nasional
dan satu hari cuti bersama.
51
Pada minggu pertama di bulan Maret hanya empat hari kerja yang aktif
karena dua hari izin tidak masuk. Kegiatan yang dilakukan pada empat hari
kerja yaitu membantu pegawai mencetak power point hasil seminar,
mengedit SK Bupati dan merekap pendapatan dari sektor pajak yang telah
masuk. Pada minggu kedua kegiatan yang dilakukan yaitu mengarsipkan data
penyimpan barang, mengetik lampiran SK Bupati, serta mengetik surat
balasan mengenai tanggapan atas surat permohonan penghapusan aset daerah
yang dibuat minggu kemarin. Pada minggu ini satu hari izin tidak masuk.
Pada dua hari terakhir magang kegiatan yang dilakukan mencari informasi
tentang pajak hiburan dan meminta data untuk digunakan sebagai bahan
pembuatan Tugas Akhir (TA). Disini perlu diingat bahwa kegiatan yang
dilakukan tidak selalu sehari penuh harus jadi hasilnya tetapi bisa dilanjutkan
pada hari-hari berikutnya. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilakukan
berulang-ulang pada tiap harinya.
3. Jadwal Magang
Magang dilakukan selama 1,5 bulan dari tanggal 1 Februari sampai
dengan 13 Maret 2010. Jam kerja hari Senin sampai Kamis dari pukul 07.30 –
13.30 WIB, hari Jumat dari pukul 07.30 – 11.00 WIB, dan hari Sabtu dari
pukul 07.30 – 13.00 WIB. Di DPPKAD Kab. Karanganyar setiap harinya
dilakukan apel pagi. Pada hari senin awal bulan diadakan upacara luar biasa
dan setiap tanggal 17 juga diadakan upacara bendera di lapangan DPPKAD
Karanganyar. Setiap hari Jumat di minggu pertama dan ketiga diadakan senam
bersama di Gedung Wanita, sedangkan untuk minggu kedua dan keempat
senam diadakan di masing-masing kantor/dinas.
52
D. Pembahasan Masalah
Usaha yang dilakukan pemerintah untuk mendapatkan salah satu sumber
kas daerah tidak semudah dengan apa yang dikerjakan. Dalam hal ini semua itu
membutuhkan tempat, sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai,
sehingga dalam pajak hiburan masih dibutuhkan pertunjukan atau tontonan
dalam bioskop seperti pertunjukan film, kesenian dan pertunjukan lain yang
berhubungan dengan hiburan. Seperti yang sedang berkembang pesat di
Kabupaten Karanganyar dewasa ini, mulai dari berkembangnya warnet, tempat
penyewaan film, arena permainan ketangakasan (playstation) hingga lapangan
futsal yang banyak dibangun. Namun berkembang pesatnya penyelenggaraan
hiburan tersebut tidak diimbangi dengan pembaharuan Peraturan Daerah
sehingga penyelenggaraan hiburan tersebut masih bebas dari pengenaan pajak
hiburan.
Nama-nama objek pajak di Kabupaten Karanganyar yang dikenakan
pajak atas penyelenggaraan hiburan adalah sebagai berikut :
1. Panti pijat
a. Panti pijat Subur
b. Panti pijat Margolaras
c. Panti pijat Samaria
d. Panti pijat Dewa Sehat
e. Panti pijat Rindang
2. Penyelenggaraan tempat wisata
a. PT Duta Tawangmangu
b. PPT Balekambang Tawangmangu
53
c. Sondokoro Tasikmadu
d. Air Terjun Jumog Ngargoyoso
e. Air Terjun Parangijo Girimulyo Ngargoyoso
3. Kolam renang
a. Intan pari Karanganyar
b. Teletubis Bibis Karanganyar
1. Potensi Warnet Kabupaten Karanganyar
Warnet memiliki unsur-unsur dan kriteria yang dapat dikategorikan
sebagai objek yang dikenakan pajak hiburan. Untuk mengetahui besarnya
potensi warnet, penulis melakukan penelitian dengan menyebarkan
kuisioner di beberapa warnet dengan mengambil sampel di wilayah
Kecamatan Karanganyar dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten
Karanganyar. Kuisioner diisi oleh penjaga warnet sehingga data yang
diperoleh tidak ada rekayasa sama sekali dan bersumber langsung dari
lapangan penelitian. Perhitungan potensi warnet diperoleh berdasarkan :
Hari panjang (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu) :
Jumlah Hari x Jumlah Pengunjung x Tarif/jam = xxx
Hari pendek (Jum’at) :
Jumlah pengunjung x tarif/jam = xxx
Hari libur (Minggu) :
Jumlah pengunjung x tarif/jam = xxx
Omset 1 minggu ( A ) = xxx
Omset 1 bulan ( B ) = A x 4
Besarnya pajak = B x 15% (tarif pajak hiburan)
54
Besarnya pajak itulah yang akan dijadikan dasar sebagai besarnya potensi
warnet di Kabupaten Karanganyar.
Berikut ini data nama-nama warnet dan besar potensinya yang
diperoleh penulis diambil dari sampel Kecamatan Karanganyar :
a. Abyan-Net
Hari panjang : 5 x 20 x Rp 3.000,- = Rp 300.000,-
Hari pendek : 20 x Rp 3.000,- = Rp 60.000,-
Hari libur : 30 x Rp 3.000,- = Rp 90.000,-
Omset 1 minggu = Rp 450.000,-
Omset 1 bulan : Rp 450.000,- x 4 = Rp 1.800.000,-
Besarnya pajak : Rp 1.800.000,- x 15% = Rp 270.000,-
b. Anchor-Net
Hari panjang : 5 x 117 x Rp 3.000,- = Rp 1.755.000,-
Hari pendek : 90 x Rp 3.000,- = Rp 270.000,-
Hari libur : 75 x Rp 3.000,- = Rp 225.000,-
Omset 1 minggu = Rp 2.250.000,-
Omset 1 bulan : Rp 2.250.000,- x 4 = Rp 9.000.000,-
Besarnya pajak : Rp 9.000.000,- x 15% = Rp 1.350.000,-
c. As Net
Hari panjang : 5 x 60 x Rp 4.000,- = Rp 1.200.000,-
Hari pendek : 40 x Rp 4.000,- = Rp 160.000,-
Hari libur : 76 x Rp 4.000,- = Rp 300.000,-
Omset 1 minggu = Rp 1.660.000,-
55
Omset 1 bulan : Rp 1.660.000,- x 4 = Rp 6.640.000,-
Besarnya pajak : Rp 6.640.000,- x 15% = Rp 996.000,-
d. Atlas
Hari panjang : 5 x 65 x Rp 3.600,- = Rp 1.170.000,-
Hari pendek : 70 x Rp 3.600,- = Rp 252.000,-
Hari libur : 56 x Rp 3.600,- = Rp 201.600,-
Omset 1 minggu = Rp 1.623.600,-
Omset 1 bulan : Rp 1.623.600,- x 4 = Rp 6.494.400,-
Besarnya pajak : Rp 6.494.400,- x 15% = Rp 974.100,-
e. Barokah Net
Hari panjang : 5 x 32 x Rp 3.000,- = Rp 480.000,-
Hari pendek : 40 x Rp 3.000,- = Rp 120.000,-
Hari libur : 50 x Rp 3.000,- = Rp 150.000,-
Omset 1 minggu = Rp 750.000,-
Omset 1 bulan : Rp 750.000,- x 4 = Rp 3.000.000,-
Besarnya pajak : Rp 3.000.000,- x 15% = Rp 450.000,-
f. Bonnet
Hari panjang : 5 x 200 x Rp 4.000,- = Rp 4.000.000,-
Hari pendek : 150 x Rp 4.000,- = Rp 600.000,-
Hari libur : 250 x Rp 4.000,- = Rp 1.000.000,-
Omset 1 minggu = Rp 5.600.000,-
Omset 1 bulan : Rp 5.600.000,- x 4 = Rp 22.400.000,-
Besarnya pajak : Rp 22.4000.000,- x 15% = Rp 3.360.000,-
56
g. Combo-Net
Hari panjang : 5 x 95 x Rp 2.400,- = Rp 1.140.000,-
Hari pendek : 25 x Rp 2.400,- = Rp 60.000,-
Hari libur : 55 x Rp 2.400,- = Rp 132.000,-
Omset 1 minggu = Rp 1.332.000,-
Omset 1 bulan : Rp 1.332.000,- x 4 = Rp 5.328.000,-
Besarnya pajak : Rp 5.328.000,- x 15% = Rp 799.200,-
h. Core-Net
Hari panjang : 5 x 92 x Rp 2.500,- = Rp 1.150.000,-
Hari pendek : 95 x Rp 2.500,- = Rp 237.500,-
Hari libur : 87 x Rp 2.500,- = Rp 217.500,-
Omset 1 minggu = Rp 1.605.000,-
Omset 1 bulan : Rp 1.605.000,- x 4 = Rp 6.420.000,-
Besarnya pajak : Rp 6.420.000,- x 15% = Rp 963.000,-
i. Dinda Net
Hari panjang : 5 x 25 x Rp 3.000,- = Rp 375.000,-
Hari pendek : 22 x Rp 3.000,- = Rp 66.000,-
Hari libur : 30 x 3.000,- = Rp 90.000,-
Omset 1 minggu = Rp 531.000,-
Omset 1 bulan : Rp 531.000,- x 4 = Rp 2.124.000,-
Besarnya pajak : Rp 2.124.000,- x 15%= Rp 318.000,-
57
j. Docomo
Hari panjang : 5 x 40 x Rp 4.000,- = Rp 800.000,-
Hari pendek : 35 x Rp 4.000,- = Rp 140.000,-
Hari libur : 50 x Rp 4.000,- = Rp 200.000,-
Omset 1 minggu = Rp 1.140.000,-
Omset 1 bulan : Rp 1.140.000,- x 4 = Rp 4.560.000,-
Besarnya pajak : Rp 4.560.000,- x 15%= Rp 684.000,-
k. Fatima-Net
Hari panjang : 5 x 20 x Rp 3.000,- = Rp 300.000,-
Hari pendek : 27 x Rp 3.000,- = Rp 81.000,-
Hari libur : 42 x Rp 3.600,- = Rp 126.000,-
Omset 1 minggu = Rp 507.000,-
Omset 1 bulan : Rp 507.000,- x 4 = Rp 2.028.000,-
Besarnya pajak : Rp 4.028.000,- x 15% = Rp 304.200,-
l. G-Net
Hari panjang : 5 x 60 x Rp 2.500,- = Rp 750.000,-
Hari pendek : 68 x Rp 2.500,- = Rp 170.000,-
Hari libur : 74 x Rp 2.500,- = Rp 185.000,-
Omset 1 minggu = Rp 1.105.000,-
Omset 1 bulan : Rp 1.105.000,- x 4 = Rp 4.420.000,-
58
Besarnya pajak : Rp 4.420.000,- x 15% = Rp 663.000,-
m. Jayjay-Net
Hari panjang : 5 x 50 x Rp 2.500,- = Rp 625.000,-
Hari pendek : 45 x Rp 2.500,- = Rp 112.500,-
Hari libur : 40 x Rp 2.500,- = Rp 100.000,-
Omset 1 minggu = Rp 837.500,-
Omset 1 bulan : Rp837.500,- x 4 = Rp 3.350.000,-
Besarnya pajak : Rp 3.350.000,- x 15% = Rp 502.500,-
n. LA-Net
Hari panjang : 5 x 25 x Rp 3.000,- = Rp 375.000,-
Hari pendek : 30 x Rp 3.000,- = Rp 90.000,-
Hari libur : 55 x Rp 3.000,- = Rp 165.000,-
Omset 1 minggu = Rp 630.000,-
Omset 1 bulan : Rp 630.000,- x 4 = Rp 2.520.000,-
Besarnya pajak : Rp 2.520.000,- x 15% = Rp 378.000,-
o. MR-Net
Hari panjang : 5 x 37 x Rp 3.500,- = Rp 647.500,-
Hari pendek : 40 x Rp 3.500,- = Rp 140.000,-
Hari libur : 57 x Rp 3.500,- = Rp 199.500,-
Omset 1 minggu = Rp 987.000,-
Omset 1 bulan : Rp 987.000,- x 4 = Rp 3.948.000,-
59
Besarnya pajak : Rp 3.948.000,- x 15% = Rp 592.200,-
p. Picasso
Hari panjang : 5 x 130 x Rp 4.000,- = Rp 2.600.000,-
Hari pendek : 100 x Rp 4.000,- = Rp 400.000,-
Hari libur : 80 x Rp 4.000,- = Rp 320.000,-
Omset 1 minggu = Rp 3.320.000,-
Omset 1 bulan : Rp 3.320.000,- x 4 = Rp 13.280.000,-
Besarnya pajak : Rp 13.280.000,- x 15% = Rp 1.992.000,-
q. Ria Warnet
Hari panjang : 5 x 30 x Rp 3.000,- = Rp 450.000,-
Hari pendek : 23 x Rp 3.000,- = Rp 69.000,-
Hari libur : 42 x Rp 3.000,- = Rp 126.000,-
Omset 1 minggu = Rp 645.000,-
Omset 1 bulan : Rp 645.000,- x 4 = Rp 2.580.000,-
Besarnya pajak : Rp 2.580.000,- x 15% = Rp 387.000,-
r. Trans-Net
Hari panjang : 5 x 37 x Rp 4.000,- = Rp 740.000,-
Hari pendek : 35 x Rp 4.000,- = Rp 140.000,-
Hari libur : 38 x Rp 4.000,- = Rp 152.000,-
Omset 1 minggu = Rp 1.032.000,-
Omset 1 bulan : Rp 1.032.000,- x 4 = Rp 4.128.000,-
Besarnya pajak : Rp 4.128.000,- x 15% = Rp 619.200,-
60
s. Vista-Net
Hari panjang : 5 x 35 x Rp 3.000,- = Rp 525.000,-
Hari pendek : 30 x Rp 3.000,- = Rp 90.000,-
Hari libur : 30 x Rp 3.000,- = Rp 90.000,-
Omset 1 minggu = Rp 705.000,-
Omset 1 bulan : Rp 705.000,- x 4 = Rp 2.820.000,-
Besarnya pajak : Rp 2.820.000,- x 15% = Rp 423.000,-
t. YO-Net
Hari panjang : 5 x 52 x Rp 3.000,- = Rp 780.000,-
Hari pendek : 41 x Rp 3.000,- = Rp 123.000,-
Hari libur : 74 x Rp 3.000,- = Rp 222.000,-
Omset 1 minggu = Rp 1.125.000,-
Omset rata-rata/bulan : Rp 1.125.000,- x 4 = Rp 4.500.000,-
Besarnya pajak : Rp 4.500.000,- x 15% = Rp 675.000,-
Berdasarkan perhitungan besarnya pajak yang terutang dari masing-
masing warnet, dapat dilihat bahwa warnet memiliki potensi besar untuk
meningkatkan penerimaan dari sektor pajak hiburan. Dengan meningkatnya
pendapatan dari sektor pajak hiburan maka secara otomatis Pendapatan Asli
Daerah juga akan akan meningkat. Besar kecilnya potensi yang dihasilkan
warnet dipengaruhi beberapa faktor seperti letak lokasinya yang strategis,
61
perbedaan fasilitas yang diberikan oleh masing-masing warnet, besarnya
tariff yang dikenakan per jam, serta baru lamanya warnet tersebut berdiri
akan berpengaruh pada jumlah pengunjung/pengguna fasilitas warnet.
2. Tingkat Efektifitas Pemungutan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Karanganyar
Untuk mengetahui tingkat efektifitas pemungutan pajak hiburan di
Kabupaten Karanganyar, berikut ini disajikan tabel mengenai target dan
realisasi penerimaan pajak hiburan Kabupaten Karanganyar dari Tahun
Anggaran 2006 sampai dengan Tahun Anggaran 2009.
Tabel 3.1
Target Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar
Tahun Anggaran 2006 s/d 2009
Tahun
Anggaran Target (a)
Realisasi
Penerimaan (b)
Persentase
(b/a x 100%)
2006
2007
2008
2009
117.000.000
203.000.000
223.668.000
407.100.000
171.358.635
204.557.075
191.433.518
254.092.422
146,46%
100,77%
85,58%
62,42%
Sumber : DPPKAD Karanganyar
Dari tabel 3.1 di atas diketahui bahwa realisasi penerimaan pajak
hiburan mengalami peningkatan pada dua tahun pertama, bahkan melebihi
target anggaran yang telah ditetapkan. Namun pada dua tahun terakhir
realisasi penerimaan pajak hiburan tidak dapat memenuhi target meskipun
pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak hiburan mengalami peningkatan
62
dari tahun-tahun sebelumnya. Pada Tahun Anggaran 2006 target yang
ditetapkan Rp 117.000.000,- dan terealisasi Rp 171.358.635,-. Tahun
Anggaran 2007 target yang ditetapkan Rp 203.000.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 204.557.075,-. Tahun Anggaran 2008 target yang ditetapkan Rp
223.668.000,- dan hanya terealisasi Rp 191.433.518,-. Sedangkan Tahun
Anggaran 2009 target yang ditetapkan Rp 407.100.000,- dan terealisasi
sebesar Rp 254.092.422,- cukup jauh dari target yang telah ditetapkan. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa pemungutan pajak hiburan cukup
efektif pada Tahun Anggaran 2006 yang melebihi target sebesar 146,46%
dan Tahun Anggaran 2007 sebesar 100,77%. Pada dua tahun terakhir
pemungutan pajak hiburan belum cukup efektif untuk meningkatkan
Penerimaan Asli Daerah. Pada Tahun Anggaran 2008 sebesar 85,58% dan
pada Tahun Anggaran 2009 sebesar 62,42% jauh di bawah target yang telah
ditetapkan.
Meskipun pemungutan pajak hiburan pada dua tahun pertama cukup
efektif, namun pada kenyataanya presentase dalam mencapai target yang
ditetapkan tidak meningkat pada tiap tahunnya tetapi justru semakin
menurun dan jauh dari pencapaian target. Hal tersebut dikarenakan target
yang ditetapkan oleh pihak DPPKAD Karanganyar selalu mengalami
peningkatan pada tiap tahunnya dan tidak diimbangi dengan penambahan
objek yang seharusnya dapat dikenakan pajak atas penyelenggaraan hiburan.
Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam pemungutan
pajak hiburan dapat dilihat dari perbandingan antara penerimaan tahun
sebelumnya dengan penerimaan tahun berjalan. Berikut ini disajikan tabel
63
mengenai tingkat pertumbuhan penerimaan pajak hiburan mulai Tahun
Anggaran 2006 sampai Tahun Anggaran 2009.
Tabel 3.2
Pertumbuhan Penerimaan Pajak Hiburan Kabupaten Karanganyar
Tahun Anggaran 2006 s/d 2009
Tahun Penerimaan
(a) Tahun
Penerimaan
(b)
Selisih
(c = b - a)
Persentase
(c/a x 100%)
2006
2007
2008
171.358.635
204.557.075
191.433.518
2007
2008
2009
204.557.075
191.433.518
254.092.442
33.198.440
13.123.557
62.658.924
Naik 19,37%
Turun 6,42%
Naik 32,73%
Sumber : DPPKAD Karanganyar
Dari tabel 3.2 di atas diketahui bahwa tingkat pertumbuhan
penerimaan pajak hiburan di Kabupaten Karanganyar tidak hanya
mengalami kenaikan tetapi juga penurunan. Jumlah persentase dari tahun ke
tahun terlihat jelas perbedaannya. Pada Tahun Anggaran 2007 jumlah
penerimaan pajak hiburan mengalami peningkatan sebesar 19,37% dari
Tahun Anggaran 2006. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2008 jumlah
penerimaan pajak hiburan mengalami penurunan sebesar 6,42% dari Tahun
Anggaran 2007. Kemudian pada Tahun Anggaran 2009 jumlah penerimaan
pajak hiburan mengalami peningkatan sebesar 32,73% dari Tahun Anggaran
2008. Meskipun Tahun Anggaran 2009 jumlah penerimaan pajak hiburan
jauh dari pencapaian target yang telah ditetapkan, namun tingkat
keberhasilan dalam pemungutan pajak hiburan mengalami peningkatan
64
cukup besar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah penerimaan
pajak hiburan sebesar 32,73% daripada tahun sebelumnya.
3. Potensi Kontribusi Pajak Hiburan Jenis Warnet Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar
Berdasarkan perhitungan potensi warnet yang telah penulis lakukan,
diperoleh 20 warnet yang telah diketahui besar potensinya. Berikut ini
disajikan tabel mengenai potensi warnet dalam kurun waktu satu bulan.
Tabel 3.3
Potensi Warnet di Karanganyar
(Kurun Waktu 1 Bulan)
No Nama Warnet Pajak Hiburan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Abyan-Net
Anchor-Net
As Net
Atlas
Barokah
Bonnet
Combo-Net
Core-Net
Dinda Net
Docomo
Fatima-Net
G-Net
Jayjay-Net
LA-Net
MR-Net
Picasso
Rp 270.000,-
Rp 1.350.000,-
Rp 996.000,-
Rp 974.100,-
Rp 450.000,-
Rp 3.360.000,-
Rp 799.200,-
Rp 963.000,-
Rp 318.600,-
Rp 684.000,-
Rp 304.200,-
Rp 663.000,-
Rp 502.500,-
Rp 378.000,-
Rp 592.200,-
Rp 1.992.000,-
65
17.
18.
19.
20.
Ria Warnet
Trans-Net
Vista-Net
Yo-Net
Rp 387.000,-
Rp 619.200,-
Rp 423.000,-
Rp 675.000,-
Jumlah Rp 16.701.000,-
Dari tabel 3.3 di atas diketahui bahwa warnet di Kecamatan
Karanganyar dapat memberikan kontribusi sebesar Rp 16.701.000,- setiap
bulan. Jumlah tersebut baru diambil dari Kecamatan Karanganyar dan
belum termasuk 16 kecamatan lain yang terdapat di wilayah Kabupaten
Karanganyar. Dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar, jika dihitung
seluruhnya akan menghasilkan potensi jauh lebih besar jika dibandingkan
dengan perhitungan yang hanya diambil satu sampel yaitu Kecamatan
Karanganyar. Namun jumlah besarnya potensi warnet pasti akan berbeda
pada tiap-tiap kecamatan. Perbedaan tersebut dikarenakan perkembangan
warnet dan tingkat pertumbuhan pembangunan pada tiap-tiap kecamatan
yang berbeda-beda. Ada kemungkinan terdapat kecamatan yang belum
terjamah teknologi sehingga warnet belum berkembang pesat di kecamatan
tersebut. Potensi yang dihasilkan warnet di seluruh kecamatan yang ada di
66
Kabupaten Karanganyar secara otomatis memberikan kontribusi besar untuk
meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Serta target yang telah
ditetapkan oleh pihak DPPKAD Karanganyar akan dapat dicapai secara
maksimal.
BAB IV
PENUTUP
A. Temuan
Pajak hiburan memiliki peran penting sebagai salah satu sumber
penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Karanganyar. Sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi DPPKAD Karanganyar yang bertugas dan bertanggung
jawab untuk melakukan pendataan, penetapan, pembukuan, pemungutan dan
penerimaan serta penagihan pajak hiburan. Namun dalam pelaksanaannya
masih mengalami beberapa kendala yang cukup signifikan. Berdasarkan
analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengemukakan
beberapa kelebihan dan kelemahan antara lain :
a. Kelebihan
67
a. DPPKAD Karangayar selalu meningkatkan jumlah target penerimaan
pajak hiburan yang akan dicapai pada tiap tahunnya.
b. Warnet di Kabupaten Karanganyar memiliki potensi besar untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak hiburan.
c. Masyarakat Kabupaten Karanganyar memanfaatkan keberadaan warnet
secara maksimal dan pertumbuhan warnet berkembang sangat pesat
tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar.
d. Keberadaan pajak hiburan memiliki tingkat efektifitas cukup tinggi
terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Karanganyar.
e. Penerimaan pajak hiburan sempat mengalami penurunan, namun pada
akhirnya mengalami peningkatan yang cukup tajam jauh dari
penerimaan pada tahun sebelumnya.
b. Kelemahan
a. Meskipun jumlah target penerimaan pajak hiburan selalu ditingkatkan,
tetapi realisasinya masih ada yang jauh di bawah target. Dalam hal ini
pencapaian target belum maksimal.
b. Adanya Peraturan Daerah yang belum diperbaharui, sehingga banyak
objek hiburan yang memenuhi kriteria untuk dikenakan pajak dengan
bebas tidak dibebankan kewajiban untuk membayar pajak.
c. Pihak DPPKAD Karanganyar tidak segera merealisasikan rencana untuk
menambah objek pajak hiburan meskipun rencana tersebut telah menjadi
pembicaraan dan pembahasan oleh pihak DPPKAD.
d. Sering terdapatnya penyelenggaraan hiburan yang lolos dari pengenaan
pajak sebagai kewajiban penyelenggara pertunjukan.
68
e. Fasilitas hiburan yang ada belum dapat dinikmati penuh oleh masyarakat
karena hanya dapat dinikmati oleh sebagian masyarakat kota.
f. Dalam pembelian karcis tontonan sebenarnya lebih banyak dari target
yang diperkirakan, tetapi yang dilaporkan hanya sebagian kecil.
g. Hambatan yang bersifat permanen yaitu masih terdapat penyelenggara
hiburan yang melakukan pembayaran dengan cara menunggak.
h. Pihak DPPKAD Karanganyar belum menindaklanjuti secara tegas
karena tidak adanya sanksi/denda bagi mereka para Wajib Pajak yang
telat membayar dan melakukan penunggakkan.
B. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan serta keterangan dari DPPKAD
Karanganyar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Warnet di Kabupaten Karanganyar ternyata memiliki potensi cukup besar
untuk dikenakan kewajiban membayar pajak hiburan. Dari sampel yang
diambil di Kecamatan Karanganyar terdapat 20 warnet yang berdiri.
b. Tingkat efektifitas pemungutan pajak hiburan di Kabupaten Karanganyar
belum cukup efektif untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli
Daerah. Hal ini diketahui dari Tahun Anggaran 2008 dan 2009. Pada
Tahun Anggaran 2008 target yang ditetapkan Rp 223.668.000,- dan hanya
terealisasi Rp 191.433.518,-. Sedangkan Tahun Anggaran 2009 target yang
ditetapkan Rp 407.100.000,- dan terealisasi sebesar Rp 254.092.422,-
69
cukup jauh dari target yang telah ditetapkan. Jika diwujudkan dalam
persentase maka diperoleh 85,58% pada tahun 2008 dan tahun 2009 hanya
sebesar 62,42% di bawah target.
c. Target yang ditetapkan oleh pihak DPPKAD Karanganyar selalu
mengalami peningkatan pada tiap tahunnya namun tidak diimbangi dengan
penambahan objek yang seharusnya dapat dikenakan pajak atas
penyelenggaraan hiburan.
d. Tingkat keberhasilan dalam pemungutan pajak hiburan mengalami
pertumbuhan yang naik turun jika dibandingkan pada tahun-tahun
sebelumnya. Terbukti pada tahun 2007 jumlah penerimaan pajak hiburan
naik sebesar 19,37% dari tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah
penerimaan pajak hiburan mengalami penurunan sebesar 6,42% dari tahun
2007. Namun pada tahun 2009 pihak DPPKAD berhasil meningkatkan
penerimaan pajak hiburan sebesar 32,73% dari tahun 2008.
e. Pajak hiburan jenis warung internet dapat memberikan kontribusi besar
terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Karanganyar. Potensi warnet
yang diperoleh dari Kecamatan Karanganyar memberikan kontribusi
sebesar Rp 16.701.000,- dalam jangka waktu satu bulan.
f. Kurangnya kesadaran wajib pajak adalah salah satu faktor penghambat
dalam kelancaran pemungutan pajak. Hal ini dapat diketahui dari jumlah
wajib pajak yang terdaftar sebanyak 12 wajib pajak. Dalam kenyataannya
tidak semua wajib pajak memenuhi kewajiban untuk membayar pajak,
terdapat wajib pajak yang menunggak bahkan ada juga yang terlambat
untuk membayar pajak.
70
C. Saran
Dengan adanya kelemahan-kelemahan yang ada, penulis mengajukan
saran sebagai berikut :
a. Pihak DPPKAD perlu memperbaharui Peraturan Daerah yang telah ada
dengan menitikberatkan pada objek-objek yang perlu dikenakan kewajiban
membayar pajak hiburan. Hiburan-hiburan tersebut diantaranya warnet,
lapangan futsal dan arena permainan play station yang akhir-akhir ini
berkembang pesat di Karanganyar.
b. Sering lolosnya penyelenggaraan hiburan dari pengawasan pihak
DPPKAD dapat ditindaklanjuti dengan cara :
a. Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
Peraturan Daerah pajak hiburan, tidak hanya masyarakat kota tetapi
juga masyarakat desa baik melalui pendidikan formal maupun melalui
media massa.
b. Memanggil pihak penyelenggara hiburan untuk mempertanggung
jawabkan kewajibannya meskipun sudah kadaluwarsa.
c. Adanya pengawasan yang teratur, terencana dan terkoordinasi untuk
selalu memonitor dan melaporkan kegiatan-kegiatan pertunjukan yang
ada pada tiap-tiap daerah tingkat kecamatan.
c. Cara penggunaan fasilitas yang tersedia harus diupayakan seoptimal
mungkin dan diharapkan pula harga tanda masuk lokasi hiburan harus
dapat dijangkau oleh masyarakat baik kota maupun desa.
d. Meningkatkan mutu petugas pajak, kajujuran serta kedisiplinan. Petugas
harus dapat memantau ke lapangan sehingga dapat ditentukan besarnya
71
pajak yang akan dipungutnya. Kejelian petugas mengadakan perjanjian
dengan pihak penyelenggara sangat berperan penting dalam pemungutan
pajak.
e. Untuk mengatasi ketidak patuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak
terhutangnya pihak DPPKAD Karanganyar harus tegas dalam menindak
lanjuti hal tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan yaitu memberikan sanksi
kepada wajib pajak yang sengaja melakukan kelalaian membayar pajak.
Sanksi dapat berupa denda atau teguran secara tertulis.
D. Keterbatasan
Dalam perhitungan potensi warnet, penulis membuat rata-rata jam
pemakaian warnet dengan diasumsikan per orang menyewa 1 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Djarwanto. 1987. Statistik Sosial Ekonomi. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
Giyarsi. 2002. Peranan Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Karanganyar.
Ilyas, Wirawan B; Richard Burton. 2007. Hukum Pajak. Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat. Prakosa, Kesit Bambang. 2003. Pajak dan Retribusi. Edisi Revisi.
Yogyakarta : UII Press. Soemitro, Rochmat. 1988. Pajak dan Pembangunan. Edisi Kedua. Bandung :
PT Eresco. Suandy, Erly. 2002. Hukum Pajak. Yogyakarta : Salemba Empat.
Syafiqurrahman, Muhammad; Nur Haryani. 2007. Praktik Pajak Daerah, PBB dan BM. UNS Press.
72
Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia. Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat.
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89