Download - ppt CASE 1 Osteoma
LAPORAN KASUS
Pembimbing : dr. Abdul Wahid Usman, Sp.PD
Kepaniteraan Klinik Program Studi Kedokteran – Stase Interna
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta2015
Identitas Nama : Tn.I Usia : 65 tahun Alamat : Sindanglaka Status : Menikah Masuk RS : 14-09-2015 (20:15 WIB)
Keluhan Utama Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang Os datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3
hari SMRS keluhan dirasa semakin lama semakin memberat, sesak sampai membuat os tidak bisa banyak bergerak, dan sesak dirasakan terus menerus, keluhan disertai rasa nyeri dada, terutama dada kanan, batuk (+), tidak berdahak, demam (+) dirasakan cukup tinggi, penurunan berat badan (+), keringat malam (+). 3 bulan SMRS, Os pernah mengalami keluhan yang sama namun tidak seberat kali ini, saat itu Os berobat ke klinik sampai sesak hilang.
Riwayat Penyakit DahuluDM (-). Hipertensi (-), Penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit keluargaPenyakit DM. Penyakit hipertensi, penyakit jantung dan penyakit ginjal dalam keluarga disangkal
Riwayat PengobatanPasien mengaku tidak rutin minum obat, atau menjalani pengobatan jangka panjang.
Riwayat Alergi Riwayat alergi obat (-), alergi makanan (-), alergi cuaca (-),
alergi binatang (-)
Status Generalis KU : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 88x/menit kuat angkat,
reguler Pernapasan : 26x/menit Suhu : 36,80C BB sebelum sakit : 60 kg BB saat sakit : 54 kg
Kepala : Normocephal, rambut putih, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemi -/-, Sclera ikterik -/-, Reflex pupil +/+ , pupil bulat, isokor
Hidung :konka dbn/dbn, Deviasi septum -/-, Secret -/-, Epistaksis -/-, massa -/-
Mulut : Sianosis (-), Bibir kering(+), Faring hiperemis (-),tonsil T1/T1
Telinga : normotia, aurikula dbn/dbn, MT intak/intak
Leher : Pembesaran KGB (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-)
JVP 5+2 cmH2O, pulsasi pembuluh darah normal
Thorax : Normochest, jaringan parut (-)
Pulmo : Inspeksi simetris, penggunaan otot bantu napas (-/-), retraksi dinding dada (-/-), bagian dada yang tertinggal (-/-)
Palpasi nyeri tekan -/-, massa -/-,krepitasi -/-, vocal fremitus melemah di paru kanan
Perkusi redup pada lapang paru kanan(sejak ICS 4, batas paru hepar sulit dinilai.
Auskultasi vesicular melemah di lapang kanan, wheezing -/-, ronki +/-
Cor : Inspeksi ictus cordis tidak terlihat Palpasi ictus cordis teraba di ICS V
Linea midclavicularis sinistra Perkusi batas jantung kanan pada ICS III linea
parasternalis dextra batas jantung atas pada ICS III linea
parasternalis sinistra batas kiri bawah pada ICS V , linea
midclavicula sinistraAuskultasi S1 S2 normal, regular gallop (-),
murmur (-)
Abdomen Inspeksi Cembung , jaringan parut (-),
distensi (-) Palpasi Nyeri tekan (+) epigastrium, Hepar tidak teraba, nyeri tekan (-)
Lien tidak teraba, nyeri tekan (-)Palpasi timpani (+), shifting dullnes (-)Auskultasi bising usus normal
Ekstremitas atas : akral hangat, edema -/- , CRT < 2 detik
Ekstremitas bawah : akral hangat, edema -/- , CRT < 2 detik
Laboratorium Hematologi
Hemoglobin : 10.4 g/dL Leukosit : 15.800 Trombosit : 316.000 GDS : 132mg/dL Ureum : 24 mg/dl Kreatinin :0.76 mg/dl
Cor : Sulit dinilai
Pulmo : Corakan bronkhovaskuler
tampak meningkat pada lapang paru kiri, kanan sulit dinilai
Sinus costophrenicus kanan , tampaak perselubungan opak homogen pada hemitoraks kanan
Kesan : Efusi pleura kanan
tanggal S O A P15/9/15 Sesak, batuk, dan nyeri
pada dada kanan
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 24x/menit
HR 88x/menit
Suhu 37,8 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh+/-,
Wh -/-, Redup pada ICS 4
kebawah, nyeri
Abd: supel, NTE –
Leukosit : 15.800,
Foto thorax : cairan pada ronga
pleura kanan
Cairan Pleura Pus
1. Empiema
Thoraks e.c
Tuberkulosis
Paru
Inf D5%
• Ceftriaxone 2x1g IV
• Omeprazole 20mg 1x1 IV
• Pracetamol 3 x 500 mg
Konsul Spesialis Bedah untuk
pemasangan Water Seal Drainage
16/9/15 Sesak, batuk, dan nyeri
pada dada kanan
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 25x/menit
HR 84x/menit
Suhu 37,9 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh+/-,
Wh -/-, Redup pada ICS 5
kebawah, nyeri
1. Empiema
Thoraks e.c
Tuberkulosis
Paru
Terapi dilanjutkan
17/9/15 Sesak, batuk, dan nyeri
pada dada kanan
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 24x/menit
HR 84x/menit
Suhu 37,6 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh+/-,
Wh -/-, Redup pada ICS 4
kebawah, nyeri
1. Empiema
Thoraks e.c
Tuberkulosis
Paru
Inf D5% Meropenem 2x1g IV Omeprazole 20mg 1x1 IVPracetamol 3 x 500 mgKetorolac 3 x 1
18/9/15 Sesak agak perbaikan, batuk,
sedikit nyeriKU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 22x/menit
HR 82x/menit
Suhu 37,6 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh-/-,
Wh -/-, Redup pada ICS 4
kebawah, nyeri
Sudah terpasang WSD
1. Empiema
Thoraks e.c
Tuberkulosis
Paru
Terapi dilanjutkan
19/9/15Sesak agak perbaikan,
sedikit nyeri
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 22x/menit
HR 80x/menit
Suhu 37,3 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh+/-,
Wh -/-, Redup pada ICS 4
kebawah, nyeri
1. Empiema Thoraks
e.c Tuberkulosis
Paru
Terapi dilanjutkan
20/9/15Sesak Sudah hilang,
sedikit nyeri
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 20x/menit
HR 84x/menit
Suhu 37,6 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh+/-,
Wh -/-, , nyeri
1. Empiema Thoraks
e.c Tuberkulosis
Paru
21/9/15Sesak Sudah hilang,
nyeri pada tempat
pemasangan WSD
KU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 18x/menit
HR 88x/menit
Suhu 36,7 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh-/-,
Wh -/-, , nyeri
1. Empiema Thoraks
e.c Tuberkulosis
Paru
Inf D5%
• Meropenem 2x1g IV
• Omeprazole 20mg 1x1 IV
• Pracetamol 3 x 500 mg
• Ketorolac 3 x 1Konsul PA mengenai cairan pleura, Ro.
Thorax ulang
22/9/15 Tidak ada keluhan , nyeri pada
bekas WSDKU/Kes: S.sedang/CM
TD: 110/70 mmHg
RR 18x/menit
HR 82x/menit
Suhu 37,0 C
Mata: KA+/+, SI-/-
Thorax: Cor BJ1=2 reg
Pulmo VBS +/+, Rh-/-,
Wh -/-, , nyeriHasil PA, non spesifik
1. Empiema Thoraks
e.c Infeksi
Bakterial )>
Pneumonia
Rawat Jalan
ANALISA KASUS
DEFINISI
Empiema toraks didefinisikan sebagai suatu infeksi pada ruang pleura yang berhubungan dengan pembentukan cairan yang kental
dan purulen baik terlokalisasi atau bebas dalam ruang pleura yang disebabkan karena adanya dead space, media biakan pada cairan
pleura dan inokulasi bakteri. Empiema adalah akumulasi pus
diantara paru dan membran yang menyelimutinya (ruang pleura) yang
dapat terjadi bilamana suatu paru terinfeksi
Pemeriksaan Radiologik Pungsi Pleura : Pus
Pemeriksaan penunjang
KausalInfeksi yang berasal dari dalam paru : Pneumonia Abses paru Bronkiektasis TBC paru Aktinomikosis paru Fistel Bronko-PleuraInfeksi yang berasal dari luar paru : Trauma Thoraks Pembedahan thorak Torasentesi pada pleura Sufrenik abses Amoebic liver abses
Pemeriksaan Patologi (Cairan Pleura)
TorakosentesisPERBEDAAN BIOKIM TRANSUDAT EKSUDATWARNA KUNING PUCAT-
JERNIHJERNIH KERUH PURULEN
BEKUAN NEGATIF -/+MASSA JENIS < 1018 >1018RIVALTA NEGATIF POSITIFLEUKOSIT <1000/UL >1000UL
MONOSIT PMNPROTEIN TOTAL <50% >50%RATIO PROTEIN CAIR <0,5 >0,5LDH <60% SERUM >60% SERUMRATIO LDH CAIR <0,6 >0,6GLUKOSA =PLASMA <PLASMABAKTERI NEGATIF -/+
Patogenesis Drainage C. Pleura sistim limfatik pada pleura parietalis Efusi pleura eksudat
Produksi berlebih Penyerapan berkurangPada keadaan:
Penambahan c. interstitiel: CHF, CKD, Pneumonia, iatrogenik overload Peningkatan tekananan hidrostatik: LV Failure, efusi perikard, obstruksi
vena cava superior Peningkatan permeabilitas kapiler peradangan Robek P. Darah & P. Limfe ( duktus thoraxcicus) oleh karena:
Pembedahan, trauma, keganasan Penurunan tekanan pleura (obstruksi bronkus)
Manifestasi Klinis Sesak nafas Rasa berat pada dada Berat badan menurun pada neoplasma
Pemeriksaan fisik Dinding dada lebih cembung dan gerakan
dada tertinggal Vokal fremitus menurun Perkusi dull sampai flat Bunyi pernafasan menurun sampai
menghilang
Pengobatan 1. Kausal
Pneumonia
2. Torakosintesisindikasi: menghilangkan sesak, bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif/gagal, bila terjadi reakumulasi cairan
3. WSD
4. Pleurodesismelengketkan pleura viseralis dg pleura parietal dg zat kimia (tetrasiklin, bleomesin, tiotepa, corynebacterium, dll)
Closed drainage-tube water scaled drainage dengan indikasi:
Nanah sangat kental dan sukar diaspirasi.
antibiotic (misalnya untuk efusi parapneumonik) dan diuretic (misalnya untuk yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif).
antibiotic awal yang digunakan hendaklah bersifat broad spectrum yang meliputi baik mikroorganisme aerob maupun anaerob
Terapi kombinasi dapat meliputi sefalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone
Prognosis dipengaruhi oleh umur serta penyakit yang melatarbelakanginya. Angka kematian meningkat pada usia tua, penyakit asal yang berat, dan pengobatan yang terlambat. Faktor prognosis buruk pada empiema apabila:
Didapatkan nanah di rongga pleura Pewarnaan Gram cairan pleura positif Kadar glukosa cairan pleura kurang dari 40mg/dL Biakan cairan pleura positif pH cairan pleura < 7,0 Kadar LDH cairan pleura > 3 kali nilai normal
serum
Prognosis pada kasus ini adalah dubia ad bonam, karena penanganan yang cepat dan pemberian antibiotik yang adekuat sehingga keadaan pasien membaik
TERIMAKASIH