Download - Ppt Penetapan Kadar
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
1/23
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
2/23
Pendahuluan
Penetapan kadar metabolit sekunder
merupakan suatu uji kuantitatif untuk
mengetahui kadar total suatu senyawa
metabolit sekunder yang terkandung
dalam suatu sampel
Uji ini dapat diterapkan dgn metode
spektrofotometri, titrimetri, volumetri,gravimetri, dll, disesuaikan dgn jenis
senyawa yang ingin ditentukan kadarnya
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
3/23
Fenolik
Ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu mengacu pada metode Bhaskar
et al (2011):
Sebanyak 0,5 mL fraksi etil asetat 0,1%ditambahkan 0,75 mL reagen Folin-Ciocalteu
10% dan 2 mL Na2CO3 (2% w/v)
Campuran dihomogenkan dengan vorteks
selama 15 detik dan dipanaskan pada suhu45oC selama 15 menit.
Absorbansi diukur pada max 745 nm
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
4/23
Kandungan total fenol dinyatakan sebagai mg/g
ekuivalen asam tanat yang diperoleh dari
persamaan kurva standar yaitu:
Y= ax + c Keterangan :
Y =Absorbansi sampel
a =Gradien x =Konsentrasi ekivalen asam tanat
c =Intersep
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
5/23
Flavonoid (Chang dan Wen,
2002)
Penetapan kadar total flavonoid dilakukan
dengan spektrofotometri menggunakan reagen
aluminium klorida sesuai prosedur Chang, yaitu:
Sebanyak 2 mL larutan ekstrak dengan
konsentrasi 200 ppm
Ditambahkan dengan 2 mL alumunium klorida2% yang telah dilarutkan degan etanol,
Kemudian divortex selama 20 menit, inkubasi
campuran larutan selama 24 menit.
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
6/23
Absorbansi diukur pada 415 nm.
Dibuat perhitungan rata-rata tiga kali
pengukuran dan kandungan flavonoiddinyatakan dengan kesetaraan
pembanding baku Quersetin
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
7/23
Saponin
0,1 g daun kering dgn berat konstan
digerus menjadi serbuk halus
Dilarutkan dlm 10 ml etanol 70%
Serbuk diekstraksi di atas penangas pada
suhu 80C selama 15 menit
Absorbansi dari hasil ekstraksi diukur dgnspek uv-vis pada 365 nm
Nilai konsentrasi yg terbaca adl kadar
saponin
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
8/23
Masing2 5 l ekstrak dan standar
ditotolkan pada lempeng Alumunium Silica
Gel 60 F254, dikembangkan dengan fase
gerak CHCl3:Etanol absolut (49:1),ditambah beberapa tetes etil asetat
Setelah elusi selesai, intensitas warna
yang terbentuk diukur dengan TLC-Scannerdengan max301 nm
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
9/23
Alkaloid
1 gr ekstrak dimasukkan dlm corong pisah125 ml pertama, ditambah 20 ml H2SO4P(1 dlm 350), dikocok kuat selama 5 menit
Ditambah 20 ml eter P, dikocok hati2,disaring lapisan asam ke corong pisah 125ml kedua
Lapisan eter dikocok 2 kali, tiap kali dgn
penambahan 10 ml H2SO4P (1 dlm 350),disaring tiap lapisan asam ke corong pisah125 ml kedua&dibuang lapisan eter
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
10/23
Ekstrak asam ditambah 10 ml NaOH LP &50 ml eter P, dikocok hati2
Dipindah lapisan air ke corong pisah 125
ml ketiga berisi 50 ml eter P. Dikocokhati2, dibuang lapisan air, dicuci lapisaneter masing2 dgn 20 ml, 20 ml, & 5 mlH2SO4P (1 dlm 70)
Dilakukan ekstraksi pd corong ketiga dulu,stlh itu corong pisah kedua
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
11/23
Dicampur ekstrak asam dlm labu tentukur50 ml, diencerkan dgn asam smp tanda.Dilakukan thd 25 mg alkaloid pembandingtersedia
Diencerkan masing2 5 ml larutanuji(pembanding dgn larutan H2SO4 P (1dlm 70) hingga 100 ml&ditetapkan
serapan tiap larutan pada tertentumenggunakan larutan H2SO4P (1 dlm 70)
sbg blangko
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
12/23
Alkaloid
3 g sampel ekstrak dilarutkan dalam
metanol sampai 1 mL, sehingga
didapatkan konsentrasi 3 mg/L
Sebanyak 10 L ditotolkan (n=5) pada plat
silika gel F254 (Merck) tebal 0,25 mm
sebanyak lima replikasi. Kemudian plat
KLT dikembangkan dengan fase gerak etilasetat:metanol (1:5 v/v).
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
13/23
Bercak ditandai pada tepi plat dan
dideteksi dengan pereaksi semprot
Dragendorff.
Bercak yang telah ditandai atau sesuai Rf
dengan Dragendorff ditentukan AUC (luas
dibawah kurva) pada max 200 nm
menggunakan KLT-Densitometer
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
14/23
Contoh: Alkaloid Piperin
200 mg serbuk simplisia dilarutkan dalam
25 ml metanol, diaduk selama 30 menit.
Disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang,
kemudian diambil 2 ml filtrat berikutnya
dan diencerkan hingga 10 ml dengan
metanol.
Diukur absorbansi pada 345 nm.
Dibuat pengenceran seperlunya jika
absorbansi yang diperoleh terlalu tinggi
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
15/23
Digunakan metanol sebagai blangko.
Digunakan pembanding 10 mg isolat
alkaloid piperin sebagai pembanding.
Kadar piperin dihitung rumus sebagai
berikut:
Cs = (As/Ap) x Cp
Cs = konsentrasi larutan sampel
Cp = konsentrasi larutan pembanding
As = absorbansi larutan sampel
Ap = absorbansi larutan pembanding
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
16/23
Penentuan Alkaloid dengan
Metode Harborne
5 gram sampel ditimbang dalam beaker, ditambahkan
dengan 200 ml asam asetat 10% dalam etanol.
Beaker ditutup dan dibiarkan selama 4 jam.
Campuran disaring dan ekstraknya dipekatkan padapenangas air hingga volume semula menjadi 1/4-nya
Ditambahkan amonium hidroksida pekat tetes demi tetes
ke dalam ekstrak sampai endapannya sempurna.
Seluruh larutan dibiarkan tenang, endapan dikumpulkandan dicuci dengan amonium hidroksida lalu disaring.
Residu yang merupakan alkaloid dikeringkan dan
ditimbang.
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
17/23
Steroid
Larutan baku:
1 mg sitosterol dilarutkan dlm etanol P scr
bertingkat shg diperoleh kadar 5 g/ml, 10
g/ml & 20 g/ml
Larutan uji:
1 gr ekstrak dilarutkan dlm 20 ml etanol, triplo
50 mg biru tetrazolium P dilarutkan dlm 10 mlmetanol P. 2 ml larutan ditambahkan ke dlm
masing2 larutan uji, larutan baku, & labu
berisi 20 ml etanol P sbg blangko
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
18/23
Ke dalam tiap labu ditambahkan 2 ml
campuran etanol P & tetrametil amonium
hidroksida LP (9:1), dicampur&dibiarkan
dlm gelap selama 90 menit
Diukur segera serapan larutan yg
diperoleh dr larutan uji&larutan baku pada
= 525 nm dibandingkan thd blangko
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
19/23
Antrakuinon
0,1 gr ekstrak dikocok dgn 10 ml air panas
selama 5 menit, disaring panas2
Filtrat dingin diekstraksi dgn 10 ml benzen
Lapisan benzen dipisah, lapisan air
ditambah 10 ml FeCl35% dan 5 ml HCl
Campuran dipanaskan pada penangasselama 10 menit dlm tabung refluks,
dinginkan&ekstraksi dgn 10 ml benzen
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
20/23
Cairan diuapkan hingga habis dgn
pemanasan lemah
Residu dilarutkan dlm 5 ml KOH 5% dlm
metanol.
Resapan diukur pd 515 nm.
Dihitung kadar total antrakuinon glikosidaberdasarkan kurva baku antrakuinon
pembanding
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
21/23
Tanin
Sebanyak 50 mg contoh ditimbang kedalamtabung reaksi yang bertutup di tambahkan 5 ml
aseton 70%.
Diekstrak dengan ultrasonik selama 20 menit.
Didinginkan dalam wadah berisi air dan es batu.
Disentrifuse selama 20 menit dengan
kecepatan 2000 rpm
Sebanyak 100 mikroliter dari masing-masingcontoh dipipet kedalam tabung reaksi
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
22/23
Ditambahkan air suling hingga volumenya 1 ml
Ditambahkan berturut-turut 0,5 ml FolinCiocaltea, 2,5 ml larutan sodium karbonat 20%,
dikocok
Dibaca dengan spektrofotometer pada 725
nm
Dilakukan juga penambahan pereaksi yang
sama pada standar yang dipipet dari larutan
stok 10 mg asam tanat dalam 50 ml aseton70%, dimana deret standar adalah 10, 20, 30,
40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 l (Singleton
dan Rossi, 1965)
-
7/22/2019 Ppt Penetapan Kadar
23/23
Khusus untuk daun dilakukan penghilangan zat
warna klorofil sebelum dianalisis taninnya. Yaitu
dengan cara penambahan dietil eter yang
mengandung 1 % asam asetat (Makkar, 1999).