Download - PPT PNEUMOMEDIASTINUM
PNEUMOMEDIASTINUM
OLEH : HAFIZAH MAILANI LESTARI
G1A107038
KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN RADIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER/PSPD
UNJA2012
CLINICAL SCIENCE SESSION
PENDAHULUANPneumomediastinum pertama kali dikemukakan
oleh Laennec pada tahun 1819 sebagai akibat dari jejas traumatik.
Pneumomediastinum traumatik dilaporkan lebih banyak terjadi pada laki-laki dewasa, ini mencerminkan banyaknya kecenderungan aktivitas laki-laki dewasa yang akan meningkatkan resiko terjadinya barotrauma, misalnya sering menyelam atau sering melakukan pekerjaan yang menahan nafas seperti aktivitas atletik dan angkat berat.
TINJAUAN PUSTAKAANATOMI MEDIASTINUM
Mediastinum merupakan daerah diantara paru kanan dan paru kiri termasuk pleura mediastinalis.
Di depan dibatasi oleh sternum, belakang oleh vertebrae thoracalis, meluas dari aperture thoracicus superior sampai aperture thoracicus inferior (diafragma).
Mediastinum melanjut dari permukaan belakang sternum ke permukaan anterior tulang belakang torakal.
Mediastinum dibagi dalam mediastinum superior dan inferior.
Mediastinum inferior dibagi lagi dalam mediastinum-mediastinum posterior, medium, dan anterior.
DEFINISIPneumomediastinum atau mediastinal emfisema
merupakan suatu kondisi terdapatnya udara di dalam mediastinum.
EPIDEMIOLOGI♂ > ♀Pada pneumomediastinum traumatik >> ♂
kecenderungan aktivitas yang akan meningkatkan resiko terjadinya barotrauma, misalnya sering menyelam atau sering melakukan pekerjaan yang menahan nafas.
ETIOLOGIRuptur alveolus dengan diseksi udara ke dalam
mediastinum. Perforasi atau ruptur esophagus, trakea atau
bronkus utama. Diseksi udara dari leher atau abdomen ke
dalam mediastinum.
PATOFISIOLOGIpneumomediastinum terjadi akibat adanya udara
bebas yang masuk melalui alveoli yang rusak disepanjang lapisan vaskular peribronkhial kearah hilus paru.
Dari daerah ini terus akan meluas kearah mediastinum.
Jalur udara ini tak hanya terjadi pada mediastinum; udara itu akan menyebar melalui bidang-bidang jaringan ini sehingga menyebabkan pneumoperitoneum, pneumoretroperitoneum, pneumoperikardium, pneumothorax dan emphysema subkutan.
GEJALA KLINISNyeri dada (50- 90%), khasnya terdapat nyeri
dada substernum yang berat dengan atau tanpa penyebaran ke leher dan lengan, diperberat dengan inspirasi
Dyspnea atau sesak nafasDemam, kadang timbul menyertai gejala yang
lain.Nyeri tenggorokan Disfagia
PENEGAKKAN DIAGNOSAPemeriksaan Fisik
Biasanya ditemukan emfisema subkutis. Meskipun bukan merupakan tanda patognomonik dari pneumomediastinum udara di subkutis menunjukkan adanya udara bebas di dalam rongga thoraks.
Tanda Hamman merupakan tanda patognomik dari pneumomediastinum. Tanda Hamman ini terdiri dari : Precardial Systolic Krepitasi Melemahnya bunyi jantung
Tanda hamman ini menimbulkan bunyi “klik” (oleh karena adanya krepitasi) yang sinkron dengan denyut jantung dan akan lebih jelas didengarkan pada posisi miring (dekubitus) lateral kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANGRadiografi dada
Pada pemeriksaan radiologi dada biasanya menunjukkan pneumomediastinum (meskipun tidak selalu ditemukan, dapat dengan menggunakan CT-scanning dada).
Gambaran yang terlihat adalah adanya gas pada ruang mediastinal.
Garis tipis radiolusen menunjukkan adanya gas bebas, yang mungkin dapat terlihat vertikal (sepanjang sisi kiri jantung), retrosternal prekardial atau mengelilingi trakea.
Cincin yang mengelilingi arteri (artery tubular), sebuah area radiolusen yang dapat terlihat mengelilingi arteri pulmonalis kanan pada radiograf dada.
Thymic sail (spinnaker) sign : lobus thymic terangkat ke atas membentuk spinnaker yang penuh.
Tampak udara pada mediastinum (panah merah) dan emfisema subkutis (panah kuning)
Radiografi KontrasDalam kasus suspek perforasi esophageal,
pemeriksaan dengan kontras sangat dianjurkan.
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan gas darah arteri
Gas darah arteri harus diperiksa pada pasien dengan distress respirasi
Gas darah mungkin normal atau bahkan menimbulkan keadaan hipoksia atau hiperkarbia, tergantung dari toleransi akut sistem respiratorik.
Enzim jantung Untuk menyingkirkan adanya infark miokard
Pemeriksaan LainnyaElektrokardiografiBronkoskopiEsofagoskopi
PENATALAKSANAANPerawatan Medis
Pemasangan ventilasi mekanikPembedahan
Intervensi bedah disiapkan untuk penanganan kardiorespiratorik. Mediastinoscopy Precutaneus placement of mediastinal drainage tube telah
dilaporkan. Double mediastinotomy
PERAWATAN LANJUTRawat Inap
Pasien harus dimonitoring dengan ketat (secara klinis dengan cardiorespiratory monitor, pulse oximetry) untuk mengantisipasi komplikasi lanjutan yang lebih serius
Pasien harus menghindari aktivitas fisik yang berat yang membutuhkan kekuatan respiratorik. Fungsi paru harus selalu di cek.
Apabila ada kecurigaan terjadi perforasi esofagus dan beresiko tinggi untuk terjadinya mediastinitis lanjut, maka pasien harus diobservasi dengan ketat.
Rawat Jalan Pasien harus menghindari faktor resiko yang
berhubungan dengan pneumomediastinum. Aktivitas fisik yang berhubungan dengan resiko
pneumomesdiastinum harus diminimalisasikan. Kondisi medis yang berhubungan dengan
perkembangan pneumomediastinum harus ditangani dengan cepat. Hal ini termasuk asma dan muntah yang rekuren
PENCEGAHANPencegahan dapat dilakukan dengan
menghindari aktivitas faktor resiko, seperti memainkan alat musik tiup, scuba diving, termasuk aktivitas atletik yang berat.
KOMPLIKASITension pneumomediastinumMediastinitis
PROGNOSISMorbiditas atau mortalitas yang berhubungan
dengan faktor presipitasinya. Dengan pneumomediastinum rekuren sebagai
faktor resiko, namun pneumomediastinum terkadang tidak berakibat fatal
... TERIMA KASIH ...