Download - Praktek Alat Ukur Dan Pengukuran
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
MODUL 1OHMETER
I. TUJUANMahassiswa diharapkan dapat menggunakan alat ukur ohmmeter dengan benar.
II. PERALATAN DAN KOMPONEN 1. Multimeter
2. Resistor
III. TEORIUntuk suatu alat pengukur, kebesaran yang minimal masih dapat dideteksi
oleh alat tersebut dinyatakan sebagai kepekaan dari pada alat yang dimaksudkan.
Kebesaran ini akan menjadi ukuran sampai berapa jauhkah suatu alat tersebut peka,
yang pula tergantung kepada kepekaan metode pengukuran.
Pada umumnya alat-alat ukur yamg mempunyai kepekaan yang lebih tinggi
akan lebih mudah pula dipengaruhi oleh keadaan-keadaan luar seoerti getaran dan
induksi elektromagnit, mempunyai batas-batas ukur yang lebih kecil dan pada
umumnya adalah sangat sulit untuk dipakai.
Pengukuran-pengukuran dengan kesalahan-kesalahan yang lebih kecil
disebut pengukuran yang teliti, sedangkan pengukuran yang memperlihatkan hasil-
hasil ukur yang tidak jauh berbeda satu dan lainnya disebut pengukuran yang
presisi. Jadi presisi memperlihatkan tingkat dari pada kesalahan-kesalahan yang
tidak disengaja yang terjadi selama proses pengukuran.
III. LANGKAH-LANGKAH PRAKTEK1. Tentukanlah nilai resistor dengan pembacaan gelang warna, serta
tentukanlah daerah kerja resistor tersebut, isikan ke tabel pengamatan di
bawah ini.
2. Ambillah multimeter, atur saklar pemilih ke range ohm ().
3. Kalibrasi ohmmeter dengan cara menghubungsingkat colokan (probe) merah
dan hitam serta aturlah jarum posisi nol sebelah kanan.
1
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
4. Hubungkan colokan (probe) meter pada obyek (resistor) yang akan diukur.
5. Lakukan pengukuran sesuai pada data tabel !
6. Tentukanlah kondisi resistor baik / tidak !
7. Tentukan % kesalahan.
% kesalahan = [(hasil pembacaan – hasil pengukuran ) / hasil pembacaan] x
100%
IV. DATA TABEL PENGUKURAN
1. R1 = 10
NO WARNA
GELANG
DAERAH
KERJA
RANGE () HASIL
PENGUKURAN
%
KESALAHAN
1 X 1
2 X 10
3 X 100
2. R1 = 39
NO WARNA GELANG DAERAH
KERJA
RANGE () HASIL
PENGUKURAN
%
KESALAHAN
1 X 1
2 X 10
3 X 100
3. R1 = 560
NO WARNA GELANG DAERAH
KERJA
RANGE () HASIL
PENGUKURAN
%
KESALAHAN
1 X 1
2 X 10
3 X 100
4. R1 = 3K3
NO WARNA GELANG DAERAH
KERJA
RANGE () HASIL
PENGUKURAN
%
KESALAHAN
1 X 1
2 X 10
3 X 100
2
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
5. R1 = 47K
NO WARNA GELANG DAERAH
KERJA
RANGE () HASIL
PENGUKURAN
%
KESALAHAN
1 X 1
2 X 10
3 X 100
6. R1 = 120K
NO WARNA GELANG DAERAH
KERJA
RANGE () HASIL
PENGUKURAN
%
KESALAHAN
1 X 1
2 X 10
3 X 100
V. TUGAS & PERTANYAAN1. Bagaimana pengaruh range terhadap hasil pengukuran?
2. Bagaimana pemilihan range yang tepat untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat?
3. Buatlah analisa dan kesimpulan tentang praktek yang telah saudara
lakukan.
3
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
MODUL 2 VOLTMETER DC
I. TUJUAN Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan alat ukur tegangan dc (voltmeter dc)
dengan benar.
II. PERALATAN DAN KOMPONEN1. Regulator DC power supply
2. Resistor = 1 K
3. Potensiometer = 5 K
4. Papan rangkaian
5. Multimeter
6. Kabel penghubung
III. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 1. Rangkaian percobaan voltmeter
4
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN1. Rangkailah seperti gambar 1.
2. Aturlah posisi potensiometer (VR) maksimum.
Sumber tegangan (Vin) minimum.
Range Voltmeter (50)
3. Naikkan sumber tegangan secara perlahan-lahan hingga Vs = 2V.
4. Aturlah range voltmeter ke 0,25 V
5. Putarlah potensiometer (VR) perlahan-lahan hingga jarum voltmeter berada
ditengah-tengah dan catat berapakah tegangannya. (E)
6. Ubahlah range voltmeter menjadi 2,5 V dan 10 V catatlah tegangannya En.
7. Ulangi langkah 2 s/d 6 untuk data-data seperti pada tabel.
Range E Range En
0,25 V 2,5 V
10 V
2,5 V 10 V
50 V
10 V 50 V
250 V
8. Ulangi langkah 2 s/d 6 untuk sumber tegangan (Vs) = 2 V dan range awalnya
2,5 V.
9. Ulangi langkah 2 s/d 6 untuk sumber tegangan (Vs) = 9 V dan range awalnya
10 V.
10. Perhitungan error untuk range yang tidak cocok adalah sebagai berikut:
E - En% error = -------- x 100 %
E
Dimana:E = tegangan untuk range yang cocokEn = tegangan untuk range yang tidak cocok
5
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
V. TUGAS1. Bagaimana pengaruh range terhadap hasil pengukuran?
2. Bagaimana pemilihan range yang tepat untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat?
3. Apa yang akan terjadi jika pemasangan voltmeter salah (seri dengan beban)
4. Analisa dan kesimpulan percobaan.
6
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
MODUL 3PEMBEBANAN VOLTMETER
I. TUJUANMahasiswa diharapkann dapat memahami akibat pembebanan votmeter
pada suatu rangkaian elektronika.
II. TEORIDengan adanya pemasangan atau pembebanan voltmeter, maka hasil
pengukuran tegangan akan mempengaruhi. Hali ini disebabkan adanya
tahanan pada voltmeter itu sendiri, sehingga dalam pengambilan data
pengukuran tegangan, tahanan voltmeter akan diparalel dengan tahanan
atau impedansi yang akan diukur tegangannya.
III. PERALATAN DAN KOMPONEN1. Multimeter
2. Regulator DC power supply
3. Resistor 330 , 10 K , 18 K
4. Papan rangkaian
5. Kabel penghubung
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 3. Rangkaian percobaan
7
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada gambar 3.
2. Atur tegangan Vs = 5 V.
3. Ukur tegangan pada Rz di mana R1 = 330 , Rz = 18 K dan catat
pada tabel.
4. Ulangi langkah 3 untuk Rz yang lainnya dan catat pada tabel.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk harga R1 = 10 K
VI. TABEL PENGAMATANR1 = 330
RzTegangan di Rz
Praktek Teori
18 K
18 K
18 K
R1 = 10 K
RzTegangan di Rz
Praktek Teori
18 K
18 K
18 K
VII. TUGAS1. Hitunglah tahanan dalam tiap-tiap range pada voltmeter.
2. Hitung % kesalahan tegangan pada Rz dari masing-masing
percobaan dengan harga standard perhitungan tegangan secara teoritis.
3. Buatlah analisa dan kesimpulan dari percobaan di atas.
8
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
MODUL 4DC AMMETER
I. TUJUANMahasiswa diharapkan dapat menggunakan dan membaca alat ukur arus listrik
(amperemeter) dengan benar.
II. PERALATAN DAN KOMPONEN1. Regulator DC power supply
2. Potensiometer 5 K
3. Multimeter
4. Resistor 2 K
5. Papan rangkaian
6. Kabel penghubung
III. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 2. Rangkaian percobaan Ammeter
9
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN1. Rangkailah seperti pada gambar 2.
2. Atur potensiometer pada posisi maksimum, sumber tegangan Vs pada posisi
minimum dan range ammeter pada posisi 50 A.
3. Ubahlah secara perlahan-lahan tegangan pada DC power supply hingga Vs
= 5 V.
4. Ubahlah range dari ammeter ke 2,5 mA.
5. Ubahlah secara perlahan-lahan potensiometer sampai jarum menunjuk
ditengah-tengah skala pada meter, dan catat harga I tersebut pada tabel.
6. Catat pula harga pembacaan arus sebagai In pada meter jika rangenya
diubah pada posisi 25 mA dan 0,25 A dan catat pula pada tabel.
7. Ulangi langkah 1 s/d 5 untuk harga-harga yang tercantum pada tabel.
V. TABEL PERCOBAAN
Range Vs I Range In VR ()
50 A Minimum
(…..V)
2,5 mA
25 mA
2,5 mA 5 V 25 mA
0,25 A
VI. TUGAS1. Bagaimana pengaruh range terhadap hasil pengukuran?
2. Bagaimana pemilihan range yang tepat untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang akurat?
3. Apa yang akan terjadi jika pemasangan amperemeter salah (paralel
dengan beban)
4. Analisa % error arus untuk setiap range di mana I sebagai standard dan In
sebagai data arus setiap range.
5. Hitung ketepatan arus berdasarkan teori hukum ohm.
6. Buatlah kesimpulan.
10
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
MODUL 5PEMBEBANAN AMMETER
I. TUJUANMahasiswa diharapkan dapat mengetahui akibat pembebanan ammeter pada
suatu rangkaian elektronika.
II. TEORIDengan adanya pemasangan atau pembebanan ammeter, maka hasil
pengukuran arus akan mempengaruhi. Hal ini disebabkan adanya tahanan pada
ammeter itu sendiri sehingga dalam pengambilan data pengukuran arus,
tahanan ammeter akan diseri dengan tahanan atau impedansi yang akan diukur
arusnya.
III. PERALATAN DAN KOMPONEN1. Multimeter
2. Regulator dc power supply
3. Resistor 22 , 470 , 1 K, 100
4. Potensiometer 5 K
5. Papan rangkaian
6. Kabel penghubung
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 4. Rangkaian percobaan
11
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
V. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN1. Buatlah rangkaian seperti gambar 4.
2. Atur tegangan Vs = 3 V, R1 = 100 dan Rz = 10 .
3. Atur Rs, sehingga arus Iz = 1 mA. Catat harga Rs pada tabel.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk harga Rz sebagai berikut 22 , 100 , 470
dan 1 K.
VI. TABEL PENGAMATAN
Rz ()Arus Iz
Rs ()Praktek Teori
10 1 mA
22 1 mA
100 1 mA
470 1 mA
1000 1 mA
VII. TUGAS1. Hitunglah tahanan dalam tiap-tiap range pada voltmeter.
2. Hitung % kesalahan arus pada Rz dari harga tahanan dengan harga
standard Iz teori.
3. Buatlah analisa dan kesimpulan dari percobaan di atas.
\
12
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
MODUL 6OSCILOSKOP
I. TUJUANMahasiswa diharapkan dapat menggunakan dan mengoperasikan osciloskop
dengan benar.
II. TEORIPada Osciloskop terdapat beberapa tombol di antaranya:
1. Tombol Power ON/OFF
Tekan untuk menghidupkan (on), tekan lagi untuk mematikan (off)
2. Indikator Power ON
Led menyala untuk menunjukkan osiloskop dipakai .
3. Pengatur Intensitas
Mengatur intensitas (kecermelangan) dari jejak yang ditampilkan pada CRT.
4. Pengatur focus
Mengoreksi fokus jejak yang dipakai
5. Pengaturan Trace rotation
Membetulkan penyimpangan yang disebabkan kemagnetan bumi.
Mengoreksi kemiringan jejak.
6. Pengatur Scale Illum
Mengatur penerangan dari layar dan berguna di ruangan gelap.
7. CH1/X Input
Untuk memasukkan sinyal ke channel 1 dengan kabel BNC atau probe.
Digunakan untuk input sinyal sumbu X ketika dioperasikan pada mode X-Y.
8. Tombol AC-GND-DC
Penghubung kopling input
AC : Kapasitor disisipkan dalam rangkaian seri antara sinyal dari amplifier
GND : Masukan dari amplifier dihubungkan ke daerah ground
DC : Semua komponen sinyal dimasukkan dalam amplifier
13
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
9. Saklar Volt/DIV
Meredam sinyal input agar amplitudonya tepat dalam pengamatan CRT,
ketika diamati dalam peredaman probe, amplitudo yang terukur harus
dikalikan dengan peredaman probe.
10. Pengatur CH1 posisi naik/turun
Mengatur kedudukan jejak vertikal pada CH1 pada CRT
11. Pengatur CH1 Variable
Mengatur perubahan sensitivitas pada range saklar VOLT/DIV
12. CH2/Y Input
Memasukkan sinyal ke CH2 dengan kabel probe serta digunakan untuk input
dari sinyal sumbu Y ketika dioperasikan pada mode X-Y.
13. CH2 AC-GND-DC
Penghubung kopling input
AC : Kapasitor disisipkan dalam rangkaian seri antara sinyal dari amplifier
GND : Masukan dari amplifier dihubungkan ke daerah ground
DC : Semua komponen sinyal dimasukkan dalam amplifier
14. CH2 Volt/DIV
Meredam sinyal input agar amplitudonya tepat dalam pengamatan CRT,
ketika diamati dalam peredaman probe, amplitudo yang terukur harus
dikalikan dengan peredaman probe.
15. CH2 Variabel
Mengatur perubahan sensitivitas pada range saklar VOLT/DIV untuk CH2
16. Mode Pemilihan Tampilan Vertikal
CH1 : Hanya CH1 yang ditampilkan
CH2 : Hanya CH2 yang ditampilkan
CHOP : Sinyal CH1 dan CH2 secara bergantian ditampilkan. Digunakan
untuk pengamatan sinyal-sinyal yang bergantian secara lambat (frekuensi
rendah)
ALT : Sinyal CH1 dan CH2 secara bergantian ditampilkan pada
penyapuan yang cepat (frekuensi tinggi)
ADD : Menampilkan jumlah aljabar sinyal CH1 dan CH2. Jika tombol
polarity dari CH2 diset pada mode Invert, perbedaan aljabar dari CH1 dan
CH2 ditampilkan.
14
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
17. Time/DIV
Pemilih dasar waktu horisontal
18. Horisontal Position Kanan-kiri
Pengaturan posisi gelombang secara horisontal pada CRT.
19. Tombol Variabel
Kalibrasi pada pengesetan tombol TIME/DIV
20. Saklar AUTO-NORM-X-Y
Mode pemilihan penyapuan:
OUTO : penyapuan bebas berjalan tanpa ada sinyal triger yang cukup.
Pentrigeran terjadi pada sinyal triger di atas 100Hz.
NORM : Penyapuan diadakan ketika sinyal triger yang cukup dipasang
pada rangkaian penyapu. Jika tidak ada sinyal triger, tidak ada
jejak yang ditampilkan.
X-Y : Operasi X-Y, sumbu X ditampilkan oleh sinyal input dari
konektor input CH1, sumbu Y ditampilkan oleh sinyal input
dari konektor input CH2
21. Pemilihan Sumber Trigger INT-LINE-EXT
INT : Sinyal input CH1 dan CH2 digunakan sebagai sumber triger
LINE : ditriger oleh line frekuensi
EXT : Sinyal dihubungkan EXT triger signal input sebagai sinyal triger.
22. Pemilihan Sumber trigger NORM-CH1-CH2
Sumber triger dipilih mengikuti sinyal yang dipakai konektor input CH1 dan
CH2 ketika mode INT.
NORM : Sinyal yang ditampilkan pada CRT dipilih sebagai sumber triger
CH1 : Sinyal pada CH1 dipilih sebagai sumber triger
CH2 : Sinyal pada CH2 dipilih sebagai sumber triger
15
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
23. Pemilihan kopling sinyal trigger AC-TV(H)-DC
Sinyal triger dijalankan dari rangkaian filter sebelum digunakan pada
rangkaian penyapu.
AC : Sinyal triger dihubungkan langsung degan kapasitor ke rangkaian
penyapu untuk memblok komponen dc, sehingga rangkaian penyapu
triger bebas dari komponen dc.
TV(V) : Memisahkan sinyal vertikal serentak dari sinyal video jika digunakan
sebagai sumber triger.
TV(H) : Memisahkan sinyal horisontal serentak dari sinyal video ketika
digunakan sebagai sumber triger.
DC : Semua komponen dari sinyal triger dihubungkan ke rangkaian
penyapu.
24. Penghubung input untuk sinyal triger external
Penghubung input untuk sinyal triger external
25. CAL
Terminal sumber sinyal kalibrasi untuk probe kompensasi kapasitansi dan
pengaturan sensitivitas , sinyal gelombang persegi.
III. PERALATAN DAN KOMPONEN1. Osciloskop
2. Kabel penghubung
3. Function Generator
4. Adaptor
IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAANA. KALIBRASI
1. Hubungkan osciloskop dengan tegangan jal-jala.
2. Saklar power pada posisi on. Tunggulah beberpa saat sampai pada layar
akan muncul berkas elektron.
3. Atuslah posis gambar pad alayar sehingga terletak di tengah-tengah. Jika
gambar masih bergerak terus maka aturlah posisi tombol sinkronisasi sampai
diperoleh gambar yang diam.
16
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
4. Hubungkan terminal input chanal 1 dengan terminal kalibrasi yang ada pada
panel depan osciloskop.
5. Amatilah bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya. Amplitudo sinyal
kalibrasi harus sesuai dengan yang tertera pada osciloskop.
6. Ukur tegangan serta periodenya untuk beberapa harga volt/divisi dan
time/divisi.
7. Gambarkan gelombang kalibrasi yang terdapat di layar osciloskop pada tabel
1.
8. Ulangi langkah-langkah di atas untuk input chanal 2.
B. PENGUKURAN GELOMBANG SINUS PADA LAYAR OSCILOSKOP1. Nyalakan power (ON) pada Function Generator.
2. Putar tombol CAL pada function generator sesuai dengan ketentuan.
3. Kemudian hubungkan osciloskop dengan function generator.
4. Dapatkan amplituda dan frekuensi gelombang sinus pada function generator
sebagai berikut:
100 Hz, 1500 Hz, 10 KHz, 200 KHz.
5. Catat dan gambarkan hasil pengukuran di layar osciloskop. (tabel 2, tabel 3,
tabel 4, dan tabel 5)
C. PENGUKURAN TEGANGAN DC PADA LAYAR OSCILOSKOP1. Nyakan power (ON) pada adaptor.
2. Kemudian hubungkan osciloskop dengan adaptor.
3. Dapatkan tegangan dc pada layar osciloskop sebagai berikut:
1,25 V; 3,8 V ; 9 V ; 15 V
4. Catat dan gambarkan hasil pengukuran di layar osciloskop. (tabel 6, tabel 7,
tabel 8, dan tabel 9)
17
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
V. HASIL PERCOBAAN
TABEL 1
Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p Perhitungan frekuensi
CHANAL 1
CHANAL 2
TABEL 2
F = 100 Hz
Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p Perhitungan frekuensi
2
TABEL 3
F = 1500 Hz
Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p Perhitungan frekuensi
2,2
TABEL 4
F = 10 KHz
Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p Perhitungan frekuensi
Minimum amplitudo
18
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
TABEL 5
F = 200 KHz
Time/Div Volt/Div Gambar Vp-p Perhitungan frekuensi
Maksimum amplitudo
TABEL 6
Tegangan = 1,25 V
Time/Div Volt/Div Gambar
TABEL 7
Tegangan = 3,8 V
Time/Div Volt/Div Gambar
TABEL 8
Tegangan = 9 V
Time/Div Volt/Div Gambar
TABEL 9
Tegangan = 15 V
Time/Div Volt/Div Gambar
19
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
VI. TUGAS1. Saudara bandingkan tegangan ac yang terukur dengan osciloskop dengan
tegangan ac yang terukur oleh voltmeter ac.
2. Apa yang dimaksud dengan tegangan ac dari nilai rata-rata, nilai rms dan
nilai peak-to-peak.
3. Saudara bandingkan tegangan dc yang terukur dengan osciloskop dengan
tegangan dc yang terukur oleh voltmeter dc.
20
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
MODUL 7RANGKAIAN RC SERI
I. TUJUAN1. Mengamati tegngan dalam suatu rangkaian RC seri dan menentukan sudut
fasa pada bermacam-macam frekuensi.
2. Mengamati pengaruh dari rangkaian RC terhadap amplitudo dan fasa sebuah
sinyal untuk bermacam-macam frekuensi.
II. PERALATAN DAN KOMPONEN1. Function Generator
2. Osciloskop
3. Multimeter
4. Kapasitor 0,01 F : 0,1 F ; 0,001F
5. Resistor 10 K ; 68 K
6. Kabel-kabel penghubung.
III. TEORI DASARPengukuran beda fasa antara dua buah sinyal dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
dengan osciloskop dua trace
dengan metode Lissajous.
Perbedaan fasa antara dua gelombang dapat diukur dengan metode seperti pada
gambar 5 di bawah ini:
21
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
Gambar 5
Setiap gelombang mempunyai periode waktu 8 div horisontal, dan waktu antara
permulaan setiap putaran adalah 1,4 div. Satu putaran = 360, sehingga 8 div =
360 , sehingga 1 div = 360 / 8 adalah 45. Jadi perbedaan fasanya adalah: 1,4 div X
45 = 63.
Perhitungan beda fasa dengan gambar Lissajaus, perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 6
22
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
Dari gambar 6 :
Yt = Ymax Sin (t + )
Dimana,
Ymax = Y2 = A Sin
Maka bila t = 0
Y0 = Y1 = A Sin
Perbandingan
Y1/Y2 = (A Sin ) / A
Y1/Y2 = Sin
= ArcSin (Y1/Y2)
= ArcSin (X1/X2)
IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5.
Gambar 7. Rangkaian Percobaan
23
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
2. Aturlah tegangan output function generator = 10 Vpp dengan frekuensi
seperti pada tabel 1.
3. Ukurlah dan catat tegangan pada R dan C ! ( gunakan osciloskop )
4. Hitunglah sudut fasa untuk setiap frekuensi.
5. Buatlah rangkaian seperti gambar 6
Gambar 8. Rangkaian Percobaan
6. Aturlah tegangan function generator (Vs) = 8 Vpp dan amatilah gelombang
ini pada kanal X (1) osciloskop.
7. Amatilah pula tegangan pada resistor melalui kanal pada resistor melalui
kanal Y (2) dari osciloskop.
8. Jagalah agar tegangan input selalu konstan = 8 Vpp, serta catatlah amplitudo
VR dan sudut fasa antara VR dan VS untuk frekuensi-frekuensi berikut ini.
9. Hitunglah periode untuk setiap frekeunsi masukkan ke tabel 2.
10. Hitunglah konstanta waktu rangkaian di atas.
11. Buatlah rangkaian gambar 9 di bawah ini:
24
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
Gambar 9. Rangkaian Percobaan.
12. Pasangkan R = 10 K, C = 0,0056 F
13. Amatilah dan gambar gelombang dari tegangan Vin (V1) dan tegangan
capasitor (V2).
14. Tentukan beda fasa V1 dan V2.
15. Ubahlah ke dalam mode Lissajauos (X-Y) dan tentukan perbedaan phasa
antara V1 dan V2, bandingkan dengan langkah 14).
16. Dengan harga R tetapUbahlah harga C yang bervariasi 0.0082 F ; 0,01 F.
Ulangi langkah 12 s/d 15.
17. Dengan harga C 0,0056 F dan R yang bervariasi 15 K dan 20 K ulangi
langkah 12) s/d 15).
18. Ulangi langlah 17). Untuk Vin 500 Hz.
19. Masukkan hasil percobaan ke tabel berikut ini:
Frek (Hz) R (ohm) C (F) Gb. Sinyal Gb. Lissajauos
25
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
DAFTAR PUSTAKA
1. TSUNEO FURUYA, GATOT KUSRAHARJO, JOKE PRATILASTIARSO, Praktikum Pengukuran Listrik I, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS.
2. MOH. ZAENAL EFENDI, GIGIH PRABOWO, Praktikum Pengukuran Listrik II, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS.
3. WILLIAM D COOPER, Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran, Erlangga, 1994.
26
Modul PraktikumAlat Ukur dan Pengukuran
27