Download - PRESENTASI KASUS JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASANAtie Umnia Najikh
DATA
Ny.L ( 42 th) dibawa ke rumah sakit jiwa oleh keluarganya karena sering marah-marah dan mudah tersinggung, klien impulsif, dan mengamuk dengan merusak barang-barang dan mengancam ingin membunuh dan mengganggu lingkungan, klien tampak bicara dan tertawa dengan keras. Keluarga mengatakan gejala muncul sejak tiga minggu yang lalu, Klien tidak pernah menderita gangguan jiwa dan dirawat sebelumnya, klien memiliki kepribadian introfert, tidak dekat dengan keluarga, dan memiliki banyak teman, klien dibesarkan dalam lingkungan disiplin, klien pernah bekerja sebagai babby sitter di Jakarta.
Saat pengkajian klien tampak berbicara dengan nada cepat dan sedikit ketus, tampak tegang, defensif dan bermusuhan, klien mengatakan sering tibatiba tidak suka dengan sikap dan tingkah laku orang lain sehingga emosi dan marahmarah.
No Data fokus Diagnosa
1 DO: Riwayat klien :• sering marah-marah •mudah tersinggung,•klien impulsif,•mengamuk dengan merusak barang-barang• mengancam ingin membunuh•mengganggu lingkungan.Saat pengkajian :•klien berbicara dgn nada cepat dan ketus, •tampak tegang, •defensif dan •bermusuhan,
DS :•klien mengatakan sering tibatiba tidak suka dengan sikap dan tingkah laku orang lain sehingga emosi dan marahmarah.
Resiko perilaku kekerasan
ANALISA DATA
RENCANA KEPERAWATANTgl DX Tujuan INTERVENSI
28/2-14
Dx 1
TU: klien tidak melakukan tindakan kekerasanTK: 1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya2. Klien dapat
mengidentifikasikan penyebab perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6. Klien dapat mendemonstrasikan cara untuk mencegah perilaku kekerasan
7. Klien mendapat dukungan keluarga
1. Observasi tanda dan gejala kemarahan klien
2. Bina hubungan saling percaya
3. Beri kesempatan klien untuk mengungkapakan perasaannya
4. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab marahnya
5. Ajarkan tanda dan gejala perilaku kekerasan
6. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan akibat yang ditimbulkan
7. Diskusikan cara-cara untuk mencegah perilaku kekerasan.
8. Berikan pendkes pada keluarga untuk mendukung klien dalam mencegah perilaku kekerasan
RASIONALISASI
Hubungan saling percaya meningkatkan kepercayaan dan dasar untuk kelancaran interaksi selanutnya.
Memantau bagaimana tipe reaksi yang ditunjukkan pasien.
Untuk memahamkan klien dampak dari PK Dengan mengetahui akibat PK keinginan
untuk melakukan PK akan berkurang. Mencegah terjadinya perilaku destruktif dari
perilaku kekerasan. Mengetahui tindakan apa yang akan
dilakukan dan mengetahui sejauhmana interaksi efektif.
IMPLEMENTASI & EVALUASItgl jam Implementasi EVALUASI
11/22014
07.50
1. Mengobservasi tanda dan gejala kemarahan klien
2. Membina hubungan saling percaya
3. Memberi kesempatan klien untuk mengungkapakan perasaannya
4. Membantu klien untuk mengungkapkan penyebab marahnya
5. Mengajarkan tanda dan gejala perilaku kekerasan
6. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan akibat yang ditimbulkan
7. Mendiskusikan cara-cara untuk mencegah perilaku kekerasan. Tarik nafas dalam
S:Klien mengatakan masih ada rasa kesal dan tidak suka dengan apa yang dilakukan orang lain. O:tampak wajah tegang, bicara cepat, sedikit ketus. Klien mampu mempraktekan yg diajarkan.A:Resiko perilaku kekerasan belum teratasiPlaning:1. Beri kesempatan klien untuk
mengungkapakan perasaannya2. Bantu klien untuk mengungkapkan
penyebab marahnya3. Ajarkan tanda dan gejala perilaku
kekerasan 4. Menganjurkan klien untuk
mengungkapkan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan akibat yang ditimbulkan
7. Mendiskusikan cara-cara untuk mencegah perilaku kekerasan.
Memukul bantal
tgl jam Implementasi EVALUASI
12/22014
09.00
1. Mengobservasi tanda dan gejala kemarahan klien
2. Membina hubungan saling percaya
3. Memberi kesempatan klien untuk mengungkapakan perasaannya
4. Membantu klien untuk mengungkapkan penyebab marahnya
5. Mengajarkan tanda dan gejala perilaku kekerasan.
6. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan akibat yang ditimbulkan
7. Mendiskusikan cara-cara untuk mencegah perilaku kekerasan. Memukul bantal
S:Klien mengatakan kesal berkurang namun masih ada, sudah bisa mempraktekkan tarik nafas dalam dan istighfar.O:Klien nampak tenang, mata tidak melotot, pandangan teduh, bisa berinteraksi dengan baik. TD 130/90A:Resiko perilaku kekerasan belum teratasi.Planing:1. Beri kesempatan klien untuk
mengungkapakan perasaannya2. Bantu klien untuk mengungkapkan
penyebab marahnya3. Ajarkan tanda dan gejala perilaku
kekerasan4. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan akibat yang ditimbulkan
5. Diskusikan cara-cara untuk mencegah perilaku kekerasan. Terapi aktifitas
tgl jam Implementasi EVALUASI
13/22014
08.00 1. Mengobservasi tanda dan gejala kemarahan klien
2. Membina hubungan saling percaya
3. Memberi kesempatan klien untuk mengungkapakan perasaannya
4. Membantu klien untuk mengungkapkan penyebab marahnya
5. Mengajarkan tanda dan gejala perilaku kekerasan
6. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan dan akibat yang ditimbulkan
7. Mendiskusikan cara-cara untuk mencegah perilaku edukasi obat
S:klien mengatakan merasa baik dan mempraktekan latihan cara memukul bantal, kesal muncul namun terkontrol.O:Klien nampak rileks , mata tidak melotot, pandangan teduh, bisa berinteraksi dengan baik. Tanda marah tidak ada, terlihat ceria dan tersenyum.A:Resiko perilaku kekerasan teratasiPlaning:4. Edukasi obat.