Pelajar yang Mengunjungi Diskotik Prince Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun
Nengsilawati1, Nanik Rahmawati2, Marisa Elsera3
Email: [email protected]
Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Prince merupakan satu-satunya diskotik yang ada di Tanjung Batu Kundur. Tempat ini sangat populer bagi masyarakat Tanjung Batu terutama bagi para muda mudi yang ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, berdugem ria dengan menikmati suasana diskotik. Tidak hanya muda mudi yang tidak bersekolah, namun diskotik prince juga dikunjungi oleh pelajar, sehingga dalam penelitian ini ingin dilihat faktor internal dan ekternal seorang pelajar di Kelurahan Tanjung Batu Kota mengunjungi diskotik prince.
Dalam penelitian ini lebih menggunakan teori yang disampaikan oleh Edwin H. Sutherland, dimana melihat factor internal dan ekternal pelajar mengunjungi diskotik dengan factor yang menyebakan terjadinya penyimpangan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui internal dan faktor ekternal pelajar mengunjungi diskotik Prince Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah pelajar SMA yang mengunjungi diskotik Prince. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Analisis data digunakan dengan model metodologi penelitian kualitatif Miles and Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.
Adapun hasil penelitian, dilihat dari faktor eksternal pelajar mengunjungi diskotik yaitu dorongan dari diri sendiri karena keadaan bosan, jenuh, badmod. Selain itu pelajar merasa sangat terhibur, dan merasa mendapatkan kesenagan. merasa gaul, serta menaikkan harga diri sebagai seorang pelajar karena bisa mendatangi tempat hiburan yang tergolong kedalam tempat yang high class. Faktor kurangnya kasih sayang keluarga, disamping itu faktor ketidakharmonisan keluarga juga membuat anak tidak betah dirumah. Sedangkan faktor internal dilihat dari faktor diskotik prince yang memberikan kesenagan dan kemudahan untuk mengunjungi diskotik hal tersebut dapat dilihat dari diskotik prince merupakan sebuah tempat hiburan yang menawarkan sarana untuk bersenang-senang, kemudahan untuk mengunjungi diskotik. Pengaruh teman karena ajakan
1
teman, menghargai ajakan teman, serta adanya rasa setiakawan, dalam hal ini pelajar juga ingin dianggap gaul oleh teman. Faktor media massa yang menimbulkan rasa penarasan, hingga berakhir pada tahap pencobaan dengan mendatangi langsung diskotik tersebut.
Kata Kunci :Perilaku Menyimpang, Diskotik ,Faktor internaldan external
2
PENDAHULUAN
Masalah kenakalan remaja sudah terjadi semenjak berabad-abad yang lampau.
Namun sampai saat ini masalah tersebut sangat menarik untuk diperbincangkan
karena penyebab kenakalan yang ditmbulkan banyak macamnya dan kenakalan
yang timbul bukan hanya dari lingkungan luar bahkan dari diri sendiri. Perbedaan
kenakalan remaja pada setiap masa berbeda dalam versinya karena pengaruh
lingkungan kebudayaan dan sikap mental masyarakat pada masa itu (Willis,
1994).
Kartini Kartono (1998:24) mengemukakan bahwa, anak-anak remaja yang
melakukan kejahatan itu pada umumnya kurang memiliki kontrol diri, atau justru
menyalahgunakan kontrol diri tersebut dan menegakkan standar tingkah laku
sendiri, disamping meremehkan keberadaan orang lain. Kejahatan yang mereka
lakukan itu pada umumnya di sertai unsur-unsur mental dengan motif-motif
subjektif, yaitu untuk mencapai suatu subjek tertentu dengan di sertai kekerasan
dan agresif. Pada umumnya anak-anak muda tadi sangat egoistis dan suka sekali
menyalahgunakan dan melebih-lebihkan harga diri.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa diskotik merupakan tempat hiburan atau
klub malam dengan alunan musik yang dibawakan oleh Disc jockey.Diskotik
biasanya terdiri dari lantai dansa dengan ukuran yang besar di tengah-tengah,
ruangan yang bersuasana gelap yang hanya bermodalkan lampu sorot yang
berputar-putar dan lampu ambience yang menempel di dinding.
Prince merupakan satu-satunya diskotik yang ada di Tanjung Batu Kota
Kecamatan Kundur. Tempat ini sangat populer bagi masyarakat Tanjung Batu
terutama bagi para muda mudi yang ingin menghabiskan waktunya untuk
bersantai, berdugem ria dengan menikmati suasana diskotik, cafe, bar atau lounge
yang menghadirkan musik dengan bit yang kuat, cepat dengan volume yang keras
yang merangsang badan ikut berdisko dan bergoyang yang dapat membuat orang
rileks dan bisa menghilangkan kepenatan di otak.
3
Diskotik Prince berlokasi di jalan Hj M. Nawawi, kelurahan Tanjung Batu
Kota Kabupaten Karimun. Diskotik Prince ini merupakan diskotik satu-satunya
yang ada di Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur. Prince mulai beroperasi pada
pukul 19:00 sampai dengan pukul 04:00 wib. Hiburan yang ada di Prince seperti
musik DJ, cafe yang menyediakan berbagai minuman terutama minuman keras,
narkoba, wanita pekerja seks komersial dan kamar-kamar yang bisa disewa
sehingga membuat peluang pengunjungnya untuk melakukan hal-hal yang negatif
terutama anak muda yang masih menduduki bangku sekolah. Padahal prince
adalah diskotik yang juga memiliki aturan-aturan dari pemerintah namun aturan
itu bisa diabaikan oleh oknum-oknum yang tidak bertangung jawab yang ingin
mencari keuntungan tanpa melihat dampaknya. Fenomena yang terjadi pada
pelajar yang mengunjungi diskotik prince pada umunya melakukan perbuatan
menyimpang. Adapun perilaku yang dilakukan pelajar di Prince tersebut yaitu
pelajar mulai datang kelokasi pada sekitar pukul 22.00 wib dan pulang sampai
tutupnya diskotik tersebut, hal tersebut sering dilakukan pada hari sekolah
sehingga pada pagi harinya pelajar tidak bisa bersekolah karena ngantuk.
Sehingga membuat pelajar sering bolos sekolah, sehingga berdampak pada
prestasinya disekolah yang sering mendapatkan nilai jelek dan tidak naik kelas,
hal tersebut dapat dilihat dari raport siswa SMA tersebut.
Ketika berada di Diskotik pelajar juga melakukan perbuatan mabuk mabukan.
sebagaimana diketahui bahwa perbuatan mabuk mabukan merupakan suatu
perilaku menyimpang yang membahayakan diri sendiri serta orang lain. Ketika
mabuk pelajar tidak sadarkan diri dan bisa melakukan perkelahian karena tidak
bisa mengendalikan emosinya. .Sebagimana dilihat dari fenomena yang terjadi
pada pelajar yang mengunjungi diskotik prince, bahwa pelajar selalu melakukan
perbuatan menyimpang ketika mengunjungi diskotik tersebut. Perbuatan
menyimpang ketika mengunjungi diskotik juga tidak bisa dihindari karena
memang kenyataannya diskotik merupakan tempat melakukan perbuatan
menyimpang. seharusnya sebagai seorang pelajar, merka bisa berfikir tempat
mana yang seharusnya didatangi yang mempunyai nilai baik.
4
Tentunya pelajar yang mengunjunggi diskotik Prince memiliki motif dan
tujuan-tujuan tertentu sehingga mereka terdorong untuk mengunjungi tempat
tersebut. Apalagi jika dilihat dari usia mereka dan status sebagai pelajar terdapat
peraturan yang melarang pelajar ini untuk mengunjungi diskotik tersebut.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif., menurut Bodgam dan Taylor
(dalam silallahi, 2012:28) metode kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Tipe penelitian deskriptif bertujuan untuk
mengambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau
kelompok tertentu dalam masyarakat.
Penelitian ini akan dilakukan di diskotik Prince yang terletak di jalan Hj M.
Nawawi, kelurahan Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun.
Diskotik Prince ini merupakan diskotik satu-satunya yang ada di Tanjung Batu
Kota Kecamatan Kundur. Di diskotik inilah pelajar yang berkunjung melakukan
berbagai aktifitas yang dapat menimbulkan perilaku menyimpang dengan
mengakses fasilitas maupun mengadopsi kejahatan terselubung yang ada di
diskotik tersebut
Data perimer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika
peristiwa terjadi (Ulber Silalahi, 2012 : 289). Data perimer dalam penelitian ini
diperoleh langsung dari informan pelajar yang berusia 12-16 tahun yang selalu
berkunjung ke diskotik Prince Tanjung Batu Kota kecamatan Kundur. Data yang
akan diperoleh adalah data yang berkaitan tentang masalah utama penelitian yaitu
perilaku menyimpang remaja pelajar di diskotik Prince Tanjung Batu Kundur.
Sub-permasalahan yang didapat dari permasalahan tersebut antara lain : Faktor
Internal dan faktor Eksternal pelajar mengunjungi diskotik Prince Tanjung Batu
Kota Kecamatan Kundur.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber-sumber yang telah ada atau data yang diambil melalui keterangan
5
atau informasi yang diinginkan serta diperlukan untuk memperjelas data atau
permasalahan yang akan diteliti (Ulber Silalahi, 2012:291). Dalam penelitian ini,
data sekunder diperoleh dari media internet maupun media surat kabar yang
berkaitan dengan fokus permasalahan penelitian yaitu faktor pelajar mengunjungi
diskotik Prince Tanjung Batu Kundur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum peneliti lebih jauh membahas tentang hasil penelitian, maka
terlebih dahulu peneliti akan menguraikan identitas informan. Dalam penelitian
ini yang menjadi informan yaitu pelajar yang mengunjungi diskotik Prince.
Adapun informan yang diambil yaitu berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan
tingkat pendidikan, berdasarkan jumlah kunjungan setiap minggunya. Dalam
penelitian ini, penulisan nama informan disamarkan dengan inisial, dikarenakan
informan tidak mau disebutkan namanya secara terang terangan. Adapun
informan tersebut dapat dilihat pada rincian secara rinci yaitu sebagai berikut :
1. Informan Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
penelitian ini dilihat dari jenis kelamin diambil informan yang berjenis
kelamin laki laki, hal tersebut dikarenakan perilaku mengunjungi diskotik prince
mayoritas dilakukan oleh pelajar yang berjenis kelamin laki laki dibandingkan
dengan perempuan, hal tersebut dibuktikan dengan bahwa informan yang berjenis
kelamin laki laki yang dikatehui melakukan perilaku menyimpang ketika berada
didiskotik prince seperti menggunakan sabu sabu, melakukan prostitusi.
1. Informan Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
informan yang diambil oleh peneliti berdasarkan tingkat pendidikan yaitu
terbagi menjadi 2 katagori pendidikan yaitu informan yang bersekolah ditingkat
SMA serta informan yang bersekolah di tingkat SMP. Seharusnya ketika masih
duduk dibangku sekolah, seorang pelajar diwajibkan untuk belajar dan membatasi
dunia hiburan yang tidak semestinya mereka datangi. Dan pengambilan informan
yang merupakan pelajar SMP dan SMA dikarenakan pelajar tersebut masih
termasuk anak dibawah umur, meskipun pelajar SD juga merupakan anak
6
dibawah umur, namun dalam permasalahan ini pelajar tidak ada ditemukan data
bahwa pelajar SD ada yang mengunjungi diskotik Prince. Mahasiswa juga
merupakan seorang pelajar, namun mahasiswa tidak termasuk kedalam kriteria
penelitian karena pada umumnya mahasiswa yang mengunjungi diskotik Prince
berusia diatas 17 tahun.
2. Informan Penelitian Berdasarkan Usia
Dalam hal ini, informan berdasarkan usia sengaja diambil oleh peneliti
informan yang masih berusia dibawah umur, hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui bahwa ketika anak anak dibawah umur, apa saja yang menjadi daya
tarik serta daya dorong yang membuat anak anak lebih memilih diskotik prince
sebagai tempat huburan, karena dapat dikatakan bahwa pada usia remaja termasuk
dalam hal ini yaitu anak yang masih dalam usia bawah umur sangat memeiliki
kelabilatan yang cukup tinggi, perilaku untuk menjadi jati diri juga sangat melekat
dalam diri remaja.
3. Informan Penelitian Berdasarkan Jumlah Berkunjung Ke Diskotik
Prince Dalam Sebulan
informan yang berkunjung kediskotik prince dalam sebulan lebih dari tiga,
hal tersebut didasari alasan bahwa, semakin sering seseorang berkunjung kesuatu
tempat khususnya dalam penelitian ini, maka semakin bisa dilihat faktor apa saja
yang mendorong untuk berkunjung ke tempat tersebut, dalam hal ini yaitu
diskotik prince.
Dalam hal mendapatkan uang untuk berkunjung kedikotik prince, biasanya
informan meminta kepada keluarga khsusnya orang tua, yang mana dengan alasan
untuk ngumpul bersama teman teman, ataupun terkadang dengan melakukan
peminjaman dengan teman dekat.
A. Pelajar Yang Mengunjungi Diskotik Prince Tanjung Batu Kota
Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun
Masa remaja adalah masa dimana individu cenderung meningkatkan
pemahaman dirinya, mengeksplorasi identitasnya, serta ingin mengetahui
sifat-sifat, dan apa yang hendak diraih dalam hidupnya. Pemahaman diri
7
adalah representasi kognitif remaja mengenai diri, subtansi dan isi dari konsep
diri remaja (Santrock, 2007: 185-186). Masa remaja juga diartikan sebagai
masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang ditandai dengan
perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama, kognitif dan sosial (
Sarlito Wirawan Sarwono, 2012: 11 ).
Pada usia remaja inilah berkembang sifat, sikap dan perilaku yang
selalu ingin tahu, ingin merasakan dan ingin mencoba. Rasa ingin tahu disini
dapat dikatakan sebagai suatu proses pencarian makna. Karena merupakan
proses pencarian makna, maka di dalamnya mengandung hasrat untuk
memahami, menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan-
hubungan dan makna-makna, serta membangun suatu sistem nilai. Tentu
apabila tidak segera di fasilitasi atau diarahkan bukan tidak mungkin akan
salah arah dan berdampak negatif ( Mohammad Ali dan Mohammad Asrori,
2014: 157 ).
Salah satu contoh perilaku para remaja yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari yang saat ini kian berkembang adalah perilaku dunia gemerlap
dengan mengunjungi diskotik. Saat ini pertumbuhan dan perkembangan
industri semakin maju, terlihat dari gedung gedung yang menjulang tinggi
yang dijadikan sarana sebagai sarana tempat tinggal, ataupun sarana
perkantoran, namun dijadikan juga sebagai sarana hiburan seperti diskotik.
Diskotik merupakan tempat hiburan yang sangat identik dengan hal-hal yang
negatif, minuman keras dan obat-obatan terlarang (Sa’abah, 2001).
Dalam diskotik, tingkat kebisingan tinggi tampaknya mengubah
keadaan kesadaran partisipan, sehingga mereka seolah diliputi sepenuhnya
oleh musik dan dijauhkan dari tekanan keseharian mereka. Selain itu, lirik
musik yang populer di kalangan remaja sering kali mengena dengan
pengalaman dan frustasi emosional mereka sendiri ( Kathryn Geldard dan
David Geldard, 2010: 82 ).
Tanjung Batu Kota merupakan salah satu Kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Tanjung Batu Kundur, salah satu tempat hiburan malam yang
terdapat di Kelurahan Tanjung Batu Kota yaitu diskotik yang dinamakan
8
diskotik prince. Diskotik prince berlokasi di jalan Hj. Nawawi Kelurahan
tanjung Batu Kota Kabupaten Karimun. Yang mana diskotik Prince ini
beroperasi dari pukul 19.00 WIB hingga subuh hari.
Sebagaimana tempat hiburan lainnya, Diskotik Prince juga banyak
didatangi oleh pengunjung. Setiap bulannya pengunjung diskotik prince bisa
mencapai angka seribu lebih. Dari pengunjung yang mengunjungi diskotik
prince tersebut terdapat juga para remaja yang masih mengenjam pendidikan
dibangku SMP ataupun bangku SMA yang sering mengunjungi diskotik
prince.
Sebagaimana diketahui bahwa, diskotik prince merupakan tempat
hiburan yang sangat identik dengan hal-hal yang negatif seeprti, minuman
keras dan obat-obatan terlarang serta tempat melakukan praktek prostitusi. Di
dalam diskotik prince, terdapat alunan music yang sangat keras, yang
dimainkan oleh DJ yang bisa mengubah keadaan kesadaranpara pengunjung,
sehingga seolah diliputi sepenuhnya oleh musik dan dijauhkan dari tekanan
keseharian mereka.
Sebagai seorang pelajar, tentunya tidak seharusnya mencari hiburan
pada tempat seperti diakotik, karena palajar merupakan seorang yang didik
untuk menjadi peribadi yang bisa membedakan mana tempat yang baik serta
tempat buruk yang tidak boleh dikunjungi. Ketika para pelajar telah
membiasakan diri untuk mengunjugi diskotik prince hal tersebut
memunculkan perilaku menyimpang seperti mabuk mabukan, para pelajar
berani melakukan praktek prostitusi, serta yang lebih parah lagi para pelajar
menggunkan obat obatan terlarang seperti sabu atau narkoba.
1. Faktor Yang Menyebabkan Pelajar Mengunjungi Diskotik Prince
Tanjung Batu Kota Kecamatan Kundur
Ketika pelajar mengunjungi diskotik Prince tentunya tidak akan pernah
terlepas dari paktor penarik serta faktor pendorong sehingga pelajar tersebut
mengunjungi diskotik prince. Faktor faktor yang menjadi dasar seorang pelajar
mengunjungi diskotik Prince sangat berkaitan dengan sebuah dorongan atau
motivasi seorang mengunjungi diskotik yang dilihat dari pertama, motivasi
9
intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam (internal) sehingga
menimbulkan kepuasan, kedua, motivasi ekstrinsik adalah motivasi akibat
kekuatan-kekuatan dari luar (eksternal) untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
(Handoko, 1992 ).
Dalam hal ini motivasi intrinsik dijadikan sebagai faktor pendorong
yang dilihahat dari dorongan dari dalam diri serta kurangnya kasih sayang
keluarga. serta motivasi ekstrinsik yang dilihat dari faktor penarik yang
dimaksudkan pada penelitian ini adalah faktor yang berada di luar diri individu
sehingga menyebabkan pelajar mengunjungi diskotik Prince yang dilihat dari
hiburan yang diberikan oleh diskotik Prince, pengaruh kelompok bermain,
pengaruh media massa.
a. Faktor Internal Pelajar Mengunjungi Diskotik Prince
Faktor pendorong sangat berkaitan dengan sebuah dorongan yang
menyebabkan seseorang melakukan sebuah tindakan. Dalam hal ini tindakan
yang dilakukan yaitu tindakan pelajar untuk mengujungi diskotik prince yang
terdapat di Kelurahan Tanjung Batu Kota, Kecamatan Kundur, yang mana faktor
pendorong tersebut dilihat dari :
1. Dorongan Dari Diri Sendiri
Proses pembentukan sikap dan perbuatan sikap dipengaruhi oleh faktor
yang pokok yaitu faktor individu itu sendiri (intern). Dalam menanggapi dunia
luarnya, individu itu bersifat sekektif. Individu akan mengadakan seleksi mana
yang akan diterima atau mana yang akan ditolaknya. hal ini menentukan apakah
sesuatu yang dari luar atau objek itu dapat diterima atau tidak (menurut Bimo
Walgito (1987).
Dalam hal ini ketika seorang pelajar menanggapi dunia luar seperti
memilih mendatangi tempat hiburan pertama seorang pelajar akan menyeleksi
mana hiburan yang akan dipilih menjadi tempat yang akan dikunjunginya mana
pula tempat hiburan yanga akan ditolaknya. seperti dalam penelitian ini tempat
hiburan yang lebih dipilih oleh pelajar ketika mencari kesenagan yaitu diskotik.
Salah satu faktor pendorong seseorang melakukan sesuatu bisa berasal dari
diri sendiri. Sebagaimana mengacu pada tindakan sosial bahwa salah satu
10
pendorong dari sebuah tindakan yaitu tindakan yang bersifat efektif. Tindakan
yang ditentukan oleh keadaan emosional sang actor (Ritzer, 2012 : 215).
Dalam hal ini tindakan untuk lebih memilih mengunjungi diskotik sebagai
sarana untuk mendapatkan hiburan tidak terlepas dari dorongan dari emosional
pelajar
Tempat hiburan malam adalah tempat atau suatu kegiatan yang
ditujukan untuk memberikan kesenangan bagi orang-orang agar dapat
menghilangkan kejenuhan dari berbagai ativitasnya dan dari berbagai perasaan
tidak enak atau susah yang sedang dirasakan orang-orang tersebut, yang ada
pada malam hari (Hertika, 2003)
Menurut Teori Behaviorisme ”Law of Effects” perilaku yang tidak
mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi. Jadi, seseorang tidak akan
menikmati atau menggunakan sarana tempat hiburan malam, bila hal tersebut
dianggap tidak memberikan kepuasan pada kebutuhannya. Motivasi
mendorong remaja untuk menikmati hiburan malam merupakan suatu
pemuasan akan kebutuhannya (Rakhmat, 2000).
Dalam hal ini dapat dikatakan pula, bahwa ketika seorang pelajar yang
mengunjungi diskotik prince kemudian mereka tidak mendapatkan kesenagan
ketika berkunjung kediskotik tersebut, maka hal tersebut tidak akan diulangi
lagi, namun dalam hal ini ketika tindakan mengunjungi diskotik prince tersebut
mendapat kesenagan atau kepuasaan seperti yang pelajar inginkan maka hal
tersebut menjadi sebuah tindakan yang akan dilakukan secara berulang kali.
Adapun faktor yang berasal dari dalam diri sendiri atau tindakan yang
dilandasi dengan dorongan emosional yang membuat pelajar mengunjungi
diskotik prince dapat dilihat dari ketika pelajar berada dalam keadaan bosan,
jenuh, badmod sehingga ia mengunjungi diskotik prince untuk menghilangkan
perasaan tersebut dengan mencari hiburan yang benar benar menghibur, Selain
itu juga ditemukan hasil penelitian bahwa dengan mengunjungi diskotik prince
pelajar merasa sangat terhibur, dan merasa mendapatkan kesenagan. merasa
menjadi seorang pelajar yang gaul, serta menaikkan harga diri sebagai seorang
11
pelajar karena bisa mendatangi tempat hiburan yang tergolong kedalam tempat
yang high class.
b. Faktor Ekternal Pelajar Mengunjungi Diskotik Prince
Dalam hal ini, adapun faktor ekternal pelajar mengunjungi diskotik Prince
dilihat dari faktor yang berasal dari luar seperti hiburan yang diberikan oleh
diskotik Prince, pengaruh dari teman, faktor dari media massa, serta kurangnya
kontrol keluarga, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan sebagai
berikut:
1. Faktor dari Diskotik Prince Yang Memberikan Kesenangan dan
Kemudahan Untuk mengunjungi Diskotik
Diskotik tidak akan pernah terlepas sebagai sebuah tempat hiburan malam.
Tempat hiburan malam adalah tempat atau suatu kegiatan yang ditujukan untuk
memberikan kesenangan bagi orang-orang agar dapat menghilangkan
kejenuhan dari berbagai ativitasnya dan dari berbagai perasaan tidak enak atau
susah yang sedang dirasakan orang-orang tersebut, yang ada pada malam hari
(Hertika, 2003).
Dalam hal ini dilihat dari faktor penarik pelajar mengunjungi diskotik
prince salah satunya berasal dari hiburan yang diberikan oleh diskotik itu
sendiri. Yang mana dari berbagai hiburan yang disuguhkan kepada tamu
didiskotik prince membuat tamu khususnya pelajar yang mengunjungi diskotik
tersebut mendapatkan sehingga menghilangkan kejenuhan dari berbagai
ativitasnya dan dari berbagai perasaan tidak enak atau susah yang sedang
dirasakan orang-orang tersebut.
Berbagai cara bisa dilakukan oleh seseorang untuk memuaskan dirinya,
dalam hal ini memuaskan diri yang dimaksud yaitu cara yang dilakukan oleh
pelajar agar bisa merasa nyaman mendatangi diskotik yaitu dengan membuat
identitas palsu sehingga bisa terbebas dari jaringan razia, khususnya razia
pelajar yang mengunjungi diskotik.
Lichtenstein dan Rosenfeld menyimpulkan bahwa keputusan menikmati
suatu sarana hiburan merupakan proses yang dibagi dua, yaitu dapat mengajari
motivasi apa yang dapat dipuaskan setiap tempat hiburan. Sebuah tempat
12
hiburan yang menawarkan sarana untuk bersenang-senang dapat memuaskan
motivasi tertentu pada setiap khalayak salah satunya remaja secara berbeda-
beda. Kedua adalah dengan adanya motivasi yang memuaskan khalayak
dengan telah diperolehnya kepuasan, maka dapat digunakan untuk membuat
suatu pilihan ( Handoko : 1992).
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang membuat
pelajar tertarik mengunjungi diskotik prince karena diskotik prince merupakan
sebuah tempat hiburan yang menawarkan sarana untuk bersenang-senang,
kemudahan untuk mengunjungi diskotik dengan cara memanfaatkan hubungan
sosial yang terjalin dnegan baik antara pelajar dengan satpam, serta dengan
cara menyogok satpam suapaya bisa masuk ke diskotik, selain itu pelajar bisa
melakukan berbagai cara agar tidak terjaring razia salah satunya membuat
identitas palsu, sehingga hal tersebut membuat pelajar mempunyai daya tarik
untuk mengunjungi diskotik prince sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan.
2. Pengaruh Teman
Sebagaimana diketahui bahwa, ketika seorang pelajar mengunjungi dan
menikmati hiburan didikotik, hal tersebut merupakan sebuah perilaku yang
mengarhkan kepada penyimpangan. dikatakan sebagai perilaku menyimpang
karena ketika memasuki diskotik maka pelajar akan cendrung melakukan
perbuatan seperti mabuk mabukan, bahkan melakukan praktek prostitusi serta
terjerat narkoba. Suatu faktor yang bisa mendorong seornag pelajar
mngunjungi diskotik tidak terlepas dari pengaruh dari teman. setiap manusia
akan menjalin interaksi dengan manusia lainnya, begitu pula dengan pelajar
yang sering mengunjungi diskotik prince.
Seperti yang dikatakan oleh Sutherland bahwa proses mempelajari
perilaku biasanya terjadi pada kelompok dengan pergaulan yang sangat akrab.
Dalam keadaan ini biasanya mereka cenderung untuk kelompok di mana ia
diterima sepenuhnya dalam kelompok tersebut. Termasuk dalam hal ini
mempelajari norma-norma dalam kelompok. Apabila kelompok tersebut adalah
kelompok negatif niscaya ia harus mengikuti norma yang ada (Santoso, Topo
dan Zulfa, Achjani, Eva : 2010
13
Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok
bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang
individu. Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan
hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman dan peranan), sosialisasi
dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi
dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam
kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan
orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai
keadilan (Dalyono, 2012).
Salah satu dari proposisi Satherland yaitu The principal part of learning of
criminal behavior occurs within intimate personal groups (bagian utama dari
belajar kejahatan terjadi dalam kelompok kelompok personal yang akrab)
( Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2010 : 75).
Dalam hal adapun faktor pendorong pelajar mengunjungi diskotik yang
dilihat dari pengaruh teman yaitu karena pelajar tertarik dengan ajakan teman
yang selalu mengajak untuk mendatangi diskotik ketika ingin mencari hiburan,
pelajar juga menghargai ajakan teman, serta adanya rasa setiakawan sehingga
katika teman mengajak untuk mendatangi diskotik pelajar susah untuk
menolak, dalam hal ini pelajar juga ingin dianggap gaul oleh teman teman,
sehingga hal tersebut mempengaruhi seornag pelajar untuk mengunjungi
diskotik prince.
3. Pengaruh media massa
Media massa sangat mempengaruhi perilaku pelajar, khususnya dalam
penelitian ini media massa dapat memepangaruhi seorang pelajar untuk
mendatangi tempat tempat hiburan seperti diskotik. kelompok media massa
yang bisa mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan seperti
mengunjugi diskotik terutama berasal dari media seperti media audial yaitu
televisi dan handphone, serta media internet.
Media massa yang sering dilihat oleh pelajar yang mengunjungi diskotik
prince yaitu media audio visual seperti televisi, tidak hanya media audio visual
media internet juga menjadikan suatu hal yang tidak asing lagi dalam
14
kehidupan sehari haripelajar di Kelurahan Tanjung Batu kota sehingga dalam
hal ini perilaku pelajar untuk mengunjungidiskotik sebagai sarana untuk
mendapatkan hiburan juga dipengaruhi oleh oleh faktor media massa.
Dalam hal ini khususnya masalah pelajar yang suka mengunjungi diskotik
untuk mendapatkan hiburan dapat dikatakan bahwa mereka mempelajari hal
tersebut dari media massa yaitu televisi, dengan melihat televisi yang selalu
menayangkan diskotik, maka hal tersebut menjadi suatu motivasi untuk pelajar
mengunjungi diskotik, tentunya rasa penasaran pelajar sangat mempengaruhi
tindakan pelajar tersebut.
Sutherland dalam (Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2010 : 75).
Media massa seperti TV, majalah, atau Koran hanya memainkan peran skunder
dalam mempelajari kejahatan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan media
massa sebagai peran sekunder yaitu media massa sebagai tempat bersosialisasi
utau untuk mempelajari sesuatu, sehingga akan menimbulkan rasa penarasan,
yang berakhir pada tahap pencobaan dengan mendatangi langsung diskotik
tersebut.
4. Kurangnya Kontrol Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain. Salah satu fungsi dari kelaurga yaitu fungsi
psikologis yang diantara yaitu memberikan kasih sayang bagi keluarga,
memberikan perhatian diantara keluarga (Mubarak, dkk 2009).
Hubungan anak dengan keluarga merupakan hubungan yang pertama yang
ditemui anak. Hubungan anak dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya
dapat dianggap sebagai suatu sistem yang saling berinteraksi. Kasih sayang dan
cinta kasih yang anak kembangkan dalam hubungan sosialnya, erat
hubungannya dengan apa yang anak terima dan rasakan dalam keluarganya.
Ketika anak merasa disayangi, anak belajar juga untuk berbagi kasih
sayang dengan temannya. Sebaliknya jika pengasuhan yang anak terima selalu
menyalahkan anak, anak akan belajar mengembangkan perilaku yang sama
ketika ia bermain dengan temantemannya, Begitu Juga Ketika anak diajarkan
15
kekerasan di dalam keluarga maka anak pun akan melakukan itu seperti apa
yang dia terima di rumah atau lingkungan keluarga.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa seorang pelajar sangat membutuhkan
kasih sayang didalam keluarga. Faktor penyebab pelajar mengunjungi diskotik
prince dari temuan penelitian dilapangan adalah persoalan karena kurangnya
kasih sayang yang diberikan oleh keluarga khususnya orang tua kepada anak.
Dengan kata lain, keadaan pelajar yang suka dimarahi oleh orang tua
membuat pelajar merasa tidak senang sehingga pelajar lebih memeilih untuk
tidak dirumah serta mencari hiburan dilaur yaitu dengan mengunjungi diskotik
prince. Dalam hal ini mekipu orang tua mengetahui anak selalu mengunjungi
diakotik prince, namun anak tidak menghiraukan hal tersebut sehingga ketika
dimarah anak lebih memilih untuk tidak pulang kerumah.
Menurut Kartini Kartono Kenakalan remaja berlangsung sejak usia sangat
muda, dimulai dari keluarga sendiri yang berantakan, sampai pada masa remaja
dan masa dewasa di tengah masyarakat. Terbentuknya pola tingkah laku yang
menyimpang dari norma-norma umum, sehingga menimbulkan kenakalan yang
dilakukan remaja secara terus menerus (Kartini Kartono, 1986: 28.)
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa foktor pendorong pelajar
mengunjungi diskotik prince yang dilhat dari faktor keluarga yaitu diawali
dengan kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh keluarga kepada pelajar,
seperti keluarga yang sibuk dengan segala aktifitas masing masing sehingga
anak terabaikan (dicuekkan) serta anak tidak mendapat kasih sayang dari orang
tua. Disamping itu faktor ketidakharmonisan keluarga juga membuat anak
tidak betah dirumah, menjadikan situasi rumah yang membosankan, sehingga
anak tidak senang dirumah, dan lebih memilih untuk mencari hiburan degan
mengunjungi diskotik prince.
KESIMPULAN
Prince merupakan satu-satunya diskotik yang ada diTanjung Batu Kundur.
Tempat ini sangat populer bagi masyarakat Tanjung Batu terutama bagi para
16
muda mudi yang ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, berdugem ria
dengan menikmati suasana diskotik. Tidak hanya muda mudi yang tidak
bersekolah, namun diskotik prince juga dikunjungi oleh pelajar, sehingga
dalam penelitian ini ingin dilihat faktor internal dan faktor eksternal seorang
pelajar di Kelurahan Tanjung Batu Kota mengunjungi diskotik prince, adapun
hasil penelitian tersebut yaitu :
1. Faktor internal
Dilihat dari dorongan dari diri sendiri, dapat dilihat dari ketika pelajar
berada dalam keadaan bosan, jenuh, badmod sehingga ia mengunjungi
diskotik prince untuk menghilangkan perasaan tersebut dengan mencari
hiburan yang benar benar menghibur, Selain itu pelajar merasa sangat
terhibur, dan merasa mendapatkan kesenagan. merasa menjadi seorang
pelajar yang gaul, serta menaikkan harga diri sebagai seorang pelajar
karena bisa mendatangi tempat hiburan yang tergolong kedalam tempat
yang high class.
2. Faktor Ekternal
Pertama, faktor dari diskotik prince yang memberikan kesenagan dan
kemudahan untuk mengunjungi diskotik hal tersebut dapat dilihat dari
diskotik prince merupakan sebuah tempat hiburan yang menawarkan
sarana untuk bersenang-senang, kemudahan untuk mengunjungi diskotik.
Kedua, pengaruh teman yaitu karena pelajar tertarik dengan ajakan
teman, pelajar juga menghargai ajakan teman, serta adanya rasa
setiakawan sehingga katika teman mengajak untuk mendatangi diskotik
pelajar susah untuk menolak, dalam hal ini pelajar juga ingin dianggap
gaul oleh teman teman, sehingga hal tersebut mempengaruhi seornag
pelajar untuk mengunjungidiskotik prince.
Ketiga, Faktor media massa dalam hal ini media massa sebagai tempat
bersosialisasi utau untuk mempelajari sesuatu, sehingga akan
menimbulkan rasa penarasan, yang berakhir pada tahap pencobaan dengan
mendatangi langsung diskotik tersebut.
17
Keempat, faktor keluarga yaitu diawali dengan kurangnya kasih
sayang yang diberikan oleh keluarga kepada pelajar, seperti keluarga yang
sibuk dengan segala aktifitas masing masing sehingga anak terabaikan
(dicuekkan) serta anak tidak mendapat kasih sayang dari orang
tua.Disamping itu faktor ketidakharmonisan keluarga juga membuat anak
tidak betah dirumah, menjadikan situasi rumah yang membosankan,
sehingga anak tidak senang dirumah, dan lebih memilih untuk mencari
hiburan degan mengunjungi diskotik prince.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2014. Metodologi dan Aplikasi. Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Ardiyanti, Niken. Sulistiyaningsih, Erna. Mukhtar. 2005. Konsep Diri Remaja Menuju Pribadi Mandiri, Jakarta : PT. Nimas Multima
Budirahayu, Tuti, 2009, Sosiologi Perilaku Menyimpang, Surabaya : PT.Revka Petra Media.
Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Geldard, Kathryn dan David Geldard. 2011. Keterampilan praktik konseling : pendekatan integratif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hurlock, B.E. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjamg. Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Gaung Persada Press.
Kholid,Ahmad, 2012, Promosi Kesehatan, Jakarta : Rajawali Pers
Martin Handoko, 1992, Motivasi daya pengerak tingkah laku, Jakarta : Rineka Cipta
Mubarak, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
Kartini Kartono, 1998. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa,
Perdana, Divana. 2003. Dugem Ekspresi Cinta, Seks, dan Jati Diri. Jakarta : Diva Press
18
Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Ritzer George, 2012. Teori Sosiologi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Sarlito Wirawan Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Persada.
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S). Jakarta: Kencana.
Sa’abah, Marzuki Umar. 2001. Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam. Jogjakarta: UII Press.
Santoso, Topo dan Zulfa, Achjani, Eva . 2010 Kriminologi . Jakarta : Rajawali Press
-------------------------------------------------, 2012, Kriminologi . Jakarta : Rajawali Press
Sarwono, 2002, Psikologi sosial : Individu dan teori teori psikologi sosial, Jakarta: Balai Pustaka
Sarlito Wirawan Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Persada
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (edisi ketiga). Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Soleh Ilman, 2009, Dampak Globalisasi bagi Kepribadian Kita, Jakarta : Cempaka Putih
19