PROBLEMATIKA PELAYANAN
AKOMODASI DAN KONSUMSI JAMAAH HAJI
DI ASRAMA EMBARKASI JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Faiz Nashrulloh Al Hakim
1113034000185
Oleh:
Muhamad Fadlil Hidayat
NIM. 11140530000066
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
PROBLEMATIKA PELAYANAN
AKOMOI}ASI DAN KONSUMSI JAMAAH IIAJIDI ASRAMA EMBARKASI JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUnhrk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarj ana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Muhamad Fadlil Hidayat11140530000066
Pembimbing
Drs. H. Ahmad Kartono. M.Si
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DANUMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAIIFAKULTAS ILMU DAI(WAI{ DAN ILMU
KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA1439H/2018M
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi berjudul "PROBLEMATIKA PELAYANANAKOMODASI DAN KONSUMSI JAMAAII HAJI DIASRAMA EMBARKASI JAKARTA', telah diujikan dalamsidang muaaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomuniksiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta padaIanggal28 Juni 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satusyarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) pada programStudi Manajemen Dakwah (Manajemen Haji dan Umrah).
Ketua,MerangkapAnggota
€e$ e--r /
Drs. Cecep Casctrawiiava. MANIP: 196798181 998031002
Anggota
II. Mulkanasir. BA. S.pd. MMNIP: 19550101 1983021001
Drs. H. Ahmad Kartono, M,Si
Sidang,tl4unaqasyalt
J akafta, 28 Juni 20 1 8
1996031001
S ekretans,Merangkap
Penguji II
NIP. 19600803 1997031006
Pembimbing
LEMBAR PERT\TYATAAN
Yang beftanda tangan di bawah ini :
Nama
NIM
: Muhamad Fadlil Hidayat
: 1 1 140530000066
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
PROBLEMATIKA PELAYANAN AKOMODASI DAN
KONSUMSI JAMAAII HAJI DI ASRAMA EMBARKASI
JAKARTA adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan
tidak melakukan tindakan plagiat dalam penlusunannya. Adapun
kutipan yang ada dalam dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia
melakukan proses semestinya sesuai dengan perafuran
perundangan yang berlaku jika temyata skripsi ini sebagian atau
keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang 1ain.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-
benamya.
Muhamad Fadlil Hidayat
1 1140530000066
Jakarta, 5 Mei 2018
i
ABSTRAK
Muhamad Fadlil Hidayat, 11140530000066, Problematika
Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Jakarta, dibawah bimbingan Drs. H. Ahmad
Kartono, M.Si.
Pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah haji di
Asrama Embarkasi Jakarta sangatlah penting dimana Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengelola kondisi akomodasi
dan sistem pengadaan konsumsi jamaah dan mengatur
pelayanannya yang akan diberikan, agar para jamaah dapat
menjalankan ibadah haji dengan kondisi fisik yang kuat (sehat),
tertib, aman dan nyaman (puas).
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tentang kondisi
akomodasi/asrama jamaah haji dan pelayanannya, menemukan
sistem pengadaan konsumsi/katering jamaah haji dan
pelayanannya, dan menemukan tentang problematika dan solusi
pelayanan akomodasi/asrama dan konsumsi/katering jamaah haji
di Asrama Embarkasi Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metodologi kualitatif sedangkan untuk mengumpulkan datanya
selain menggunakan data kualitatif dilakukan metode observasi
(pengamatan), metode intervew (wawancara) dan metode
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa
problematika pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah haji di
Asrama Embarkasi Jakarta : 1. Jamaah haji kurang disiplin dan
kurang memperhatikan peraturan yang diterapkan oleh pihak
panitia. 2. Panitia pelayanan haji yang bertugas di bidang
akomodasi dan konsumsi jumlah personilnya masih kurang
dibanding jumlah jamaah yang dilayani. 3. Sarana, prasarana dan
fasilitas akomodasi masih perlu ditingkatkan.
Kata Kunci : Problematika, Pelayanan, Akomodasi, dan
Konsumsi Jamaah Haji.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT
yang telah memberikan karunia rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Problematika Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi Jamaah
Haji di Asrama Embarkasi Jakarta. Penyusunan skripsi ini
dimaksud untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai
gelar Sarjana Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini memanjatkan puji syukur terhadap
Allah SWT sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dan tak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor
Universitas Islan Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. Arisef Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed,
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr.
Raudhonah, M. Ag, selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu
iii
Dakwaah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Cecep Caastrawijaya, MA, Selaku Ketua
Program Studi Manajemen Dakwah, dan Bapak Drs.
Sugiharto, MA, selaku Sekretaris Program Studi
Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis
menyelesaikan Studi pada Konsentrasi Manajemen Haji
dan Umrah.
4. Bapak Drs. M. Sungaidi, MA, selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah memudahkan saya untuk bisa sampai
ujian seminar proposal skripsi dan menyetujui judul skripsi
yang saya ajukan.
5. Bapak. Drs. H. Ahmad Kartono, M.Si, selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberi ilmu kepada
penulis dan banyak membantu penulis ketika sedang
konsultsi Skripsi, bimbingan dan arahannya penulis
haturkan terima kasih banyak, “Jazakumullah khoiron
kasiron”, sehingga skripsi ini bisa selesai dengan tepat
waktu.
6. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqasyah baik Ketua
Sidang, Penguji I dan II, Sekretaris dan Pembimbing.
7. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islan Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selama ini memberikan ilmunya
dengan tulus, semoga ilmu yang telah diberikan menjadi
bermanfaat di dunia maupun di akhirat kelak, Aamin.
iv
8. Kepada seluruh staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu
mempermudah syarat administrasi, dan lain-lain.
9. Kepada seluruh staf Perpustakaan, baik Perpustakan
Utama maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
10. Bapak H. Syukri Ahmad Fanani, Bapak H. Panca, Bapak
H. Hafiz, Bapak H. Idris, Bapak Faizal, Bapak Angga,
Bapak Huri, Ibu Esa Aisah, Ibu Ika dan Staf Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Embarkasi Jakarta dan
Staf Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta
yang telah memeberikan penulis informasi, arahan dana
pengetahuan tentang Proses Pengadaan dan pelayanan
Akomodasi dan Konsumsi Jamaah Haji guna peulisan
skripsi ini.
11. Kepada Kedua oarang tua my beloved Mom & Papa, yang
selalu mendoakan agar penulisan skripsi ini bisa selesai
tepat waktu. Dan kepada mama Yus & Ayah, yang selalu
support penulis dalam penulisan skripsi ini, terima kasih
doa & support kalian, karena doa dan support kalian Al
hamdulilah skripsi ini bisa selesai tepat waktu.
12. Kepada seseorang yang telah membantu selalu dan
memberikan motivasinya secara emosional dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini, dia juga yang selalu
menemani penulis ketika melakukan penelitian selama
penyelesaian penulisan skripsi ini “ You’re My Lovely
v
Siska Kurniasih” , Thanks For every motivation and
supporting, For you,..
13. Terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
penulisan skripsi ini diantaranya Ahmad Shadiqul Umam,
Fadhli Warman, Syahrul Badri, Muhammad Abdul Hamid,
Jhoni Hendri, Fajrin Fauzi dan teman-teman lainnya selaku
teman seperjuangan IHNA Darus Sunnah International
Institute For Hadith Sciences. Semoga Allah memudahkan
dalam penulisan tugas akhir kita semua, Aamin.
14. Kepada teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah
(Manajemen Haji dan Umrah) angkatan 2014 atas waktu
kebersamaannya, sehingga penulis selalu mendapatkan
motivasi kembali untuk segera menyelesaikan penulisan
skripsi ini, khususnya Tim Magang Kanwil Provinsi DKI
Jakarta.
15. Terakhir, Penulis berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu selama masa pendidikan sampai
akhir penulisan ini selesai, yang tidak bias saya sebutkan
satu persatu.
Jazakumullah khoiron kasiron
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, 13 April 2018
Muhamad Fadlil Hidayat
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................. 6
D. Metodelogi Penelitian ................................................. 8
E. Lokasi Penelitian ......................................................... 9
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 10
G. Teknik Analisis Data ................................................ 11
H. Tinjauan Pustaka ....................................................... 12
I. Sistematika Penulisan ............................................... 13
J. Teknik Penulisan Skripsi .......................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PROBLEMATIKA
PELAYANAN AKOMODASI DAN KONSUMSI
JAMAAH HAJI ASRAMA EMBARKASI
JAKARTA
A. Problematika ............................................................. 15
vii
1. Pengertian ........................................................... 15
2. Penyebab ............................................................. 16
3. Solusi ................................................................... 17
B. Pelayanan ................................................................. 17
1. Pengertian Pelayanan ........................................ 17
2. Standar Pelayanan ............................................. 20
3. Dimensi Kualitas Pelayanan ............................ 21
4. Ciri-Ciri Pelayanan Yang Baik ........................ 22
C. Pengertian Akomodasi .......................................... 25
A. Pengertian Konsumsi ................................................ 26
B. Pengertian Jamaah Haji ............................................ 27
C. Pengertian Asrama Embarkasi ................................ 28
BAB III GAMBARAN UMUM ASRAMA EMBARKASI
JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya dan Berkembangnya Asrama
Embarkasi Jakarta ................................................. 33
B. Visi, Misi, dan Motto Asrama Embarkasi Jakarta 36
C. Landasan, Tujuan dan Fungsi Asrama Embarkasi
Jakarta ......................................................................... 37
D. Struktur Organisasi UPT Asrama Embarkasi Jakarta
..................................................................................... 42
E. Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Asrama Embarkasi Jakarta ....................................... 44
F. Kesiapan Fasilitas Asrama Embarkasi Jakarta ...... 44
G. Fasilitas Pelayanan Asrama Embarkasi Jakarta .... 44
viii
H. Pelayanan Operasional Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Oleh Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi
Jakarta ......................................................................... 45
I. Landasan, Tugas dan Fungsi Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta .................. 50
J. Susunan organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta ............................... 50
K. Tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta ..................................................... 50
L. Kepala Bidang Akomodasi ...................................... 62
M. Wakil Kepala Bidang Akomodasi ........................... 62
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Sistem Akomodasi dan Pelayanan Jamaah Haji di
Asrama Embarkasi Jakarta ...................................... 64
1. Kondisi Akomodasi Asrama Embarkasi Jakarta
........................................................................ 66
2. Pelayanan Akomodasi Asrama Embarkasi
Jakarta ................................................................. 82
B. Konsumsi/Katering Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Jakarta ..................................................... 91
1. Sistem Pengadaan Konsumsi/Katering Jamaah
Haji di Asrama Embarkasi Jakarta ................ 91
2. Pelayanan Konsumsi/Katering Jamaah Haji di
Asrama Embarkasi Jakarta ............................. 105
ix
C. Problematika dan Solusi Pemecahan Pelayanan
Akomodasi dan Konsumsi Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Jakarta ................................................... 107
1. Problematika Pelayanan Akomodasi Jamaah
Haji ................................................................... 107
2. Solusi Problematika Pelayanan Akomodasi
Jamaah Haji ..................................................... 112
3. Problematika Pelayanan Konsumsi/Katering
Jamaah Haji ..................................................... 120
4. Solusi Problematika Pelayanan
Konsumsi/Katering Jamaah Haji ................... 122
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................. 126
B. Saran-Saran ............................................................. 132
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Data Jumlah Asrama Embarkasi ........................ 30
Table 2.2 Data Fasilitas Akomodasi Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta .......................................... 72
Table 2.3 Rencana Pemberangkatan Jamaah Haji .............. 79
Table 2.4 Rencana Pemulangan Jamaah Haji ..................... 82
Table 2.5 Alur Flowchart Pelayanan One Stop Service ..... 84
Table 2.6 Rekapitulasi Jumlah Pemberangkatan Jamaah dan
Petugas Embarkasi Jakarta Pondok Gede........... 91
Table 2.7 HPS Pengadaan Konsumsi/Katering Jamaah Haji
dan Petugas Yang Menyertai Embarkasi Pondok
Gede Jakarta ....................................................... 93
Table 2.8 Tenaga Personil Inti Yang Dibutuhkan ............ 101
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian.
2. Surat Keterangan Telah Wawancara.
3. Surat Bimbingan Skripsi.
4. Hasil Wawancara.
5. Penempatan Jamaah Haji Asrama Embarkasi
Jakarta.
6. Jadwal Prasmanan Konsumsi/Katering Jamaah Haji.
7. Fasailitas, Sarana dan Prasarana Asrama Embarkasi
Jakarta.
8. Daftar Menu Konsumsi/Katering Jamaah Haji
Embarkasi Jakarta.
9. Rekapitulasi Pengadaan Konsumsi/Katering Jamaah
Haji.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim yang mampu, baik mampu secara fisik maupun finansial
adalah ibadah haji. Setiap tahun jutaan orang dari berbagai
penjuru dunia berbondong-bondong menuju ke Mekah dan
Madinah untuk menunaikan ibadah haji tersebut. Panggilan
ibadah ini terus bergabung dan melintasi bukan hanya batas-batas
negara, politik, sosial, ekonomi dan budaya, tapi juga melintasi
batas waktu dan zaman. Gema panggilan tersebut menggerakan
mereka yang terpanggil untuk berupaya menunaikan ibadah haji
sekalipun harus menghadapi berbagi hambatan dan kesulitan baik
kesulitan dalam menempuh perjalanan, tenaga dan fisik yang
terkuras, tersedianya tempat istirahat (akomodasi) yang memadai
dan konsumsi yang mencukupi selama dalam perjalanan ibadah
haji. Allah berfirman dalam surat Al Hajj ayat 27 dan 28 serta
Al-Imran ayat 97, sebagai berikut :
وأذن ف الناس بلج يت وك رجالا وعلى كل ضامر يتي من كل فج عميق.
م معلومات على ما رزق هم من ب يم ليشهدوا منافع لم ويذكروا اسم الله ف أي
ر ها وأطعموا البائس الفقي الأن عام فكلوا من
Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan
haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
2
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya
mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka
dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari
yang telah ditentukan atas rizki yang Allah telah
berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka
makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian
lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang
sengsara lagi fakir”1.(Q.S. Al Hajj 27 dan 28)
ولل على الناس حج الب يت من استطاع إليه سبيلا ومن كفر فإن الل غن عن
العالمي
Artinya : “Dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah
adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu
bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari
kewajiban haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha
Kaya dari seluruh alam”2. (Q.S. Ali-Imran : 97)
Yang dimaksud mampu dalam ayat diatas tersebut yaitu
orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat
pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman. Tidak
berlebihan jika dengan menunaikan ibadah haji, seorang muslim
merasa telah menyempurnakan agamanya. Dalam konteks
masyarakat muslim Indonesia, haji secara sosiologis juga
merupakan status sosial. Para penyandangnya tidak hanya
dipandang memiliki kemampuan ekonomi, tidak jarang bahkan
1 Al Quran dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI, Tahun 2012, h.
92. 2 Al Quran dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI, tahun 2012, h.
512 -514.
3
dipandang sebagi „alim‟ yaitu seseorang yang memiliki
kemampuan dalam bidang ilmu keagamaan.3
Untuk terlaksananya ibadah haji yang nyaman, lancar dan
tertib diperlukan adanya pengaturan atau manajemen yang
meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi agar jamaaah haji mendapatkan pembinaan, pelayanan
dan perlindungan yang baik sehingga tujuan ibadah dapat
dilaksanakan sesuai tuntunan Syariat Islam.
Pemerintah Indonesia telah lama menerapkan sistem
pengaturan perjalanan haji Indonesia melalui perjalanan haji
reguler dan khusus (dulu bernama ONH plus). Pengaturan ini
berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah jamaah haji
Indonesia (JHI) dari tahun ke tahun. Di samping itu, karena
adanya kebijakan pemerintah Arab Saudi berkaitan dengan
penerbangan, penempatan jamaah di Madinah, Makah, Arafah,
dan Mina.4 Penyelenggaraan ibadah haji juga merupakan tugas
nasional yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan
memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan agar
pelaksanaan ibadah haji berjalan aman, tertib, lancar, nyaman dan
sesuai dengan tuntutan agama sehingga jamaah haji dapat
melaksanakan ibadah hajinya secara mandiri dan memperoleh
haji mabrur.5 Salah satu faktor yang mendukung untuk
memperoleh haji yang mabrur adalah dengan adanya persiapan-
3 Muhammad M. Basyuni ,Reformasi Manajemen Haji, ( Jakarta :
FDK press, 2008), h. 2. 4 M. Julius St, Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamatu, ( Malang:
Bayumedia pubishing, 2007), Cet. Ke-1, h. 9. 5 Sumber Paper, Kiat-Kiat Melestarikan Haji Mabrur, ( Jakarta :
Kementerian Agama RI, 2005), h. 15.
4
persiapan yang maksimal, seperti persiapan ilmu manasik,
kesehatan dan lain sebagainya.
Di antara faktor pendukung terselenggaranya operasional
pelayanan jamaah haji adalah akomodasi dan konsumsi
sebagaimana disebutkan dalam PMA NO 14 tahun 2012 pasal 34
dan 35 menyatakan, bahwa pemerintah bertanggung jawab
terhadap pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah haji selama
di Asrama Haji Embarkasi.6
Pemondokan haji merupakan salah satu aspek penting
dalam penyelenggaraan ibadah haji. Pemondokan atau akomodasi
haji dibagi kedalam dua bagian. Pertama, menyediakan tempat
penginapan atau pengasramaan sebagai penampungan sementara
pada waktu jamaah haji berada di tempat Embarkasi
(pemberangkatan) dan di Debarkasi (penurunan/pemulangan).
Kedua, pemondokan selama di Arab Saudi. Masalah pelayanan
akomodasi, transportasi, dan catering jamaah pun sering terjadi
tiap tahunnya, ini menjadi pekerjaan yang harus dibenahi oleh
pemerintah7. Diantaranya adalah tentang pola pengaturan kamar
dan penempatannya, kapasitas perkamar, kualitas
bangunan/kamar, fasilitasnya dan kebersihan. Secara umum
kapasitas kamar asrama haji tidak sama, demikian pula Asrama
Haji Pondok Gede Jakarta karena ada kelas VIV dan ada yang
biasa. Sehingga jamaah haji merasa belum ada pemerataan
6 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji (Studi Kasus Haji di
Dalam Negri dan di Arab Saudi), Jakarta Tahun 2016, h. 78. 7https://plus.google.com/110902044339705240701/posts/2tAkqukFT
Rb, diakses 23 januari 2018, pukul 21.12 WIB.
5
pelayanan yang adil. Kemudian penempatan kamar jamaah haji
harus menyesuaikan dengan kondisi dan situasi jamaah dari segi
usia dan fisik.
Sebelum pemberangkatan ke Arab Saudi, jamaah haji di
asramakan di masing-masing Asrama Haji Embarkasi maksimal
24 jam sebelum pemberangkatan ke Aarab Saudi. Fungsi asrama
haji selain sebagai tempat pemulihan kesehatan dan peristirahatan
setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan
dari daerah asal masing-masing jamaah, juga sebagai tempat
penyelesaian proses penerbangan dan paspor jamaah haji untuk
perjalanan ke Tanah Suci. Asrama Haji Embarkasi adalah tempat
pemondokan sekaligus pelayanan operasional pemberangkatan
dan pemulangan haji, sejak dari kegiatan penerimaan sampai
pemberangkatan ke pelabuhan Embarkasi dan sebaliknya
penerimaan dari waktu kedatangan dan kesiapan kembali
ketempat asal jamaah. Kebijakan pengasramaan di embarkasi ini
disamping dimaksudkan untuk proses reservation termasuk
kelengkapan dokumen perjalanan dan pemberian living cost, juga
untuk pemulihan kebugaran jamaah dan pemberian bimbingan
praktis manasik.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas,
maka penulis dengan amat tertarik untuk meneliti mengenai
pelayanan akomodasi dan konsumsi yang diberikan kepada
jamaah haji di Asrama Embarkasi, dan kemudian penulis jadikan
bahan sekaligus objek skripsi dengan judul “Problematika
Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Jakarta Tahun 2016-2017”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam
skripsi ini adalah “Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi
Jamaah Haji di Asrama Embarkasi Jakarta”. Sehingga
diharapkan dapat terarah dan terfokus pada masalah
pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah haji
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pokok yang
akan diteliti dalam skripsi ini dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitiaan adalah :
a. Bagaimana kondisi akomodasi dan pelayanannya
kepada jamaah haji ?
b. Bagaimana sistem pengadaaan konsumsi dan pola
pelayanannya kepada jamaah haji ?
c. Apa Problematika dan solusi dalam pelayanan
akomodasi dan konsumsi jamaah haji di asrama ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah sebagaimana yang
telah dikemukakan penulis, maka dalam hal ini yang menjadi
tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain :
a. Untuk mengetahui bagaimana kondisi akomodasi dan
pelayanannya kepada jamaaah haji di Asrama
Embarkasi.
7
b. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengadaan
konsumsi dan pelayanannya kepada jamaaah haji di
Asrama Embarkasi.
c. Untuk mengetahui problem atau kendala yang
menghambat dalam pelayanan akomodasi dan
konsumsi jamaah haji di Asrama Embarkasi Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaaat penelitian antara lain sebagaai
berikut :
a. Manfaat Akademik, sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang manajemen haji dan umrah
khususnya, umumnya studi manajemen pelayanan dan
administrasi haji dan umrah dan menjadi referensi bagi
jurusan manajemen haji dan umrah pada fakultas ilmu
dakwah dan ilmu komunikasi agar mahasiswa memiliki
kompetensi dalm bidang manajemen haji dan umrah.
b. Manfaat Praktis, sebagai pengembangan khazanah ilmu
pengetahuan tentang optimalisasi dalam program
pelayanan akomodasi dan konsumsi terhadap jamaah haji
yang dilaksanakan oleh Kementrian Agama sebagai
penyelenggara operasional penyelenggaraan ibadah haji,
khususnya bagi jurusan Manajemen Haji dan Umrah pada
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, diharapkan
kelak alumninya dapat berperan dalam mensukseskan
penyelenggaraan ibadah haji yang aman, lancar, tertib,
transparan dan dapat dipertanggung jawabkan.
8
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitataif yaitu melakukan penelitian untuk
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati dengan memilih
metode kualitatif, penulis mengharapkan dapat memperoleh
data yang lengkap dan akurat. Menurut Prof. Dr. Sugiyono,
penelitian kualitatif adalah pengumpulan data yang dipadu
oleh fakta-fakta yang ditemukan di saat penelitian di
lapangan.8
Ditinjau dari sifat penyajian dataanya, penulis
menggunakan metode deskriptif yang mana metode
deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau
prediksi.9
Metode penelitian kualitatif juga sering disebut
sebagai metode konstruktif karena dengan metode kualitatif
dapat ditemukan data-data yang berserakan, selanjutnya
dikonstruksikan dalam suatu tema yang lebih bermakna dan
mudah difahami.10
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 3. 9 Rahmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya 2002), Cet. 11, h. 24. 10
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, h. 347.
9
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Asrama Haji
Embarkasi Jakarta. Sedang objek penelitian ini adalah
mengenai Problematika Pelayanan Akomodasi Dan
Konsumsi Jamaah Haji.
3. Sumber Data
Sumber data merupakan hal yang penting dalam
penelitian untuk mengetahui benar atau tidaknya sebuah
penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan sumber data
dari :
a. Data Primer
Merupakan data utama yang diperoleh langsung
dari responden berupa catatan tulis dari hasil wawancara,
serta dokumentasi dengan pihak Asrama Haji Embarkasi
Jakarta.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber-
sumber yang tertulis dalam buku dan literatur terkait.
E. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor UPT Asrama
Embarkasi Jakarta Jl Pondok Gede No 6 RT 1/RW1. Pinang
Ranti, Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah khusus
Ibukota Jakarta 13650 Indonesia. Waktu penelitian dimulai pada
bulan April sampai bulan Juni 2018.
10
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dalam bahasa inggris disebut
interview, merupakan percakapan dua orang atau lebih
dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara.
Wawancara sebagai salah satu metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah
pertanyaan dari pewawancara (penulis) kepada
narasumber (responden).11
Penulis mengadakan komunikasi langsung dengan
beberapa pihak dalam bentuk wawancara. Memberikan
pertanyaan dan mendengarkan jawaban keterangan atau
informasi dari pihak Asrama Haji Embarkasi Jakarta.
2. Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola
prilaku subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang
sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu-individu yang diteliti.12
Dalam hal ini, peneliti mengamati langsung dan
mencatat hal-hal yang diperlukan dalam penelitian agar
data yang diperoleh lebih akurat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat
data primer yang didapat dari sumber data yang berupa
11
https://id.m.wikipedia.org/wiki/wawancara , diakses, 11 November
2017 pukul 13.47 WIB. 12
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: 2010) h. 171.
11
dokumentasi dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah
yang dibahas.
G. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang penulis lakukan adalah
pengumpulan data-data wawancara, observasi dan bahan-bahan
pustaka. Selanjutnya data-data tersebut diolah dengan
menggunakan pola deskriptif analisis yaitu memaparkan semua
data dan informasi yang diperoleh kemudian menganalisa data
dan menguraikan secara jelas dan utuh dengan permasalahan
yang ada yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis “Problematika
Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Jakarta ”.
H. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini, langkah awal yang
ditempuh adalah melakukan kajian kepustakaan, dimana penulis
menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul hampir sama
namun materi, pembahasan, dan isinya berbeda, judul-judul
tersebut antara lain :
1. Mukhlisoh Amaliyah, “Sistem Pengelolaan Asrama Haji
Embarkasi Pondok Gede Jakarta”13
skripsi ini hanya
menjelaskan bagaimana sistem pengelolaan Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta, skipsi ini berusaha menganalisa
input, proses dan output pada sistem pengelolaan Asrama
Haji Embarkasi saja, sedangkan penulis menjelaskan
bagaimana kondisi akomodasi dan sistem pelayanannya
13
Mukhlisoh, Amaliyah. Sistem Pengelolaan Asrama Haji
Embarkasi Pondok Gede Jakarta (Jakarta: 2017).
12
untuk jamaah, sistem pengadaan kosumsi untuk jamaah
haji dan pola pelayanannya kemudian menjelaskan
problematika pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah
haji di Asrama Embarkasi Jakarta.
2. Rahmawati, “Manajemen Pelayanan Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi Jakarta Pada
Musim Haji Tahun 2014”14
dalam skripsi ini hanya
membahas manajemen pelayanan panitia penyelenggara
ibadah haji PPIH kepada jamaah haji yang dilakukan di
Asrama Embarkasi. Sedangkan penulis menjelaskan
bagaimana kondisi akomodasi dan sistem pelayanannya
untuk jamaah, sistem pengadaan kosumsi untuk jamaah
haji dan pola pelayanannya kemudian menjelaskan
problematika pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah
haji di Asrama Embarkasi Jakarta.
3. Akhmad Al Habsyah, “Manajemen Pelayanan Kesehatan
Jamaah Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta
Pondok Gede”15
skripsi ini membahas tentang bagaimana
sistem manajemen pelayanan kesehatan yang diterapkan
oleh Asrama Embarkasi Jakarta Pondok Gede kepada
jamaah haji sesuai dengan fungsi manajemen serta aspek
kesehatan yang dilayani. Sedangkan penulis menjelaskan
bagaimana kondisi akomodasi dan sistem pelayanannya
14
Rahmawati. Manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara Haji
PPIH Embarkasi Jakarta Pada Musim Haji Tahun 2014 (Jakarta: 2014). 15
Al habsyah, Ahmad. Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah
Haji Pada Musim Haji 2016 di Embarkasi Jakarta pondok gede (Jakarta:
2017).
13
untuk jamaah, sistem pengadaan kosumsi untuk jamaah
haji dan pola pelayanannya kemudian menjelaskan
problematika pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah
haji di Asrama Embarkasi Jakarta.
I. Sistematika Penulisan
Di dalam sistematika penulisan penulis menjadikannya
terdiri dari lima BAB, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, di bab ini penulis menguraikan
latar belakang masalah, pembatasan rumusan
masalah, Penulis juga menguraikan hasil
penelitian secara signifikan, tujuan penelitian,
konsep, metode yang dipakai dalam membahas
masalah ini.
BAB II : Landasan Teori, di bab ini merupakan rangkaian
teori tentang pengertian problematika, pelayanan,
akomodasi, konsumsi, jamaah haji dan pengertian
Asrama Embarkasi.
BAB III : Gambaran Umum Asrama Embarkasi Jakarta, di
bab ini membahas tentang sejarah singkat, visi
dan misi, struktur organisasi, fungsi dan tugas
pokok, jadwal pembagian akomodasi dan
konsumsi haji, langkah-langkah pembagian
akomodasi dan konsumsi haji.
BAB IV : Analisis Problematika Pelayanan Akomodasi dan
Konsumsi Jamaah Haji, di bab ini penulis
membahas dan menguraikan tentang kondisi
akomodasi dan pelayanannya kepada jamaaah haji,
14
sistem pengadaan konsumsi dan pola
pelayanannya kepada jamaah haji, problematika
dalam pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah
haji di Asrama Embarkasi Jakarta Pondok Gede
serta upaya pemecahan problemnya.
BAB V : Penutup, di bab ini menguraikan tentang
kesimpulan dan saran. Penulis juga menyertakan
daftar pustaka dan lampiran-lampiran penelitian
yang diperlukan.
J. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk kepada
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor : 507
Tahun 2017, Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ditetapkan
di Jakarta pada tanggal 14 Juni 2017.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
TENTANG PROBLEMATIKA PELAYANAN
AKOMODASI DAN KONSUMSI JAMAAH HAJI
ASRAMA EMBARKASI JAKARTA
A. Problematika
1. Pengertian
Problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu
"problematic" yang artinya persoalan atau masalah.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang
belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.1
Problematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan dengan hal yang menimbulkan masalah, hal yang
belum dipecahkan, persoalan.2 Sedangkan menurut Syukrir
menyatakan bahwa problematika adalah suatu kesenjangan
antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat
menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain
dapat mengurangi kesenjangan itu.3
Dari pengertian diatas tersebut penulis mengemukakan
bahwa problematika adalah berbagai persoalan atau masalah
yang menimbulkan kesenjangan dalam proses kegiatan dan
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Edisi ke-3, h. 276. 2 Departemen Pendidikan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h. 701. 3 Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islami, (Surabaya : Al-
Ikhlas, 1983), h. 65.
16
pemberdayaan, baik yang datang dari faktor intern atau ekstern
yang memerlukan solusi untuk menyelesaikan atau
memecahkannya.
2. Penyebab
a. Faktor Ekonomi
Problem dalam masalah ekonomi yang biasanya
berupa problem pengangguran dan kemiskinan. Di dalam
problem ini pada biasanya yang harus bertanggung jawab
ialah pemerintah, dikarenakan pemerintah kurang di
dalam menyediakan sebuah lapangan pekerjaan bagi
masyarakat.
b. Faktor Budaya
Dalam faktor kali ini mempunyai maksud ialah
kebudayaan yang semakin berkembang pada sebuah
masyarakat yang memiliki sebuah peran yang bisa
memicu timbulnya problem. Misalkan seperti pernikahan
pada usia dini, kawin cerai, dan masih banyak yang
lainnya.
c. Faktor Biologis
Faktor ini bisa menyebabkan timbulnya problem,
misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular dan lain
sebagainya. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya
sebuah fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan juga
bisa terjadi juga karena sebuah kondisi ekonomi atau juga
pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi.
17
d. Faktor Psikologis
Problem seperti ini bisa muncul apa bila
psikologis sebuah masyarakat sangat lemah. Faktor
psikologis juga bisa muncul apa bila beban hidup yang
sangat berat yang juga dirasakan oleh masyarakat yang
khususnya ada pada daerah perkotaan, pekerjaan yang
menumpuk yang menimbulkan stress dan kemudian bisa
menimbulkan sebuah luapan emosi yang nantinya mampu
memicu sebuah konflik di antara anggota masyarakat.4
3. Solusi
Solusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah penyelesaian, pemecahan (masalah dan sebagainya)
atau jalan keluar.5 Menurut Polya solusi diartikan sebagai
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. Kemudian
menurut Saad dan Ghani solusi adalah suatu proses terencana
yang perlu dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian
tertentu dari probelm yang ditemukan.6 Sedangkan menurut
penulis solusi diartikan sebagai cara atau jalan yang digunakan
untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah yang ada.
B. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pelayanan diartikan sebagai kemudahan yang diberikan
4 https://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_masalah, diakses 9 Juli
2018, jam 21.19. 5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
( Jakarta : Balai Pustaka, 2002 ), Edisi Ke-3, Cet ke-2, h. 497. 6 https://www.kajianpustaka.com/2016/04/pengertian-dan-tahapan-
pemecahan-masalah.html, diakses 9 Juli 2018, jam 21.19.
18
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa7. Tentang
pengertian pelayanan para ahli mengemukakan pendapatnya
yang berbeda-beda satu sama lain. Diataranya para ahli yang
mengemukakan pendapat layanan yaitu sebagai berikut :
a. Menurut AS. Moenir, pelayanan sebagai proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang
langsung diterima. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan
orang lain agar masing-masing memperoleh keuntungan
yang diharapkan dan mendapatkan kepuasan.8
b. Menurut H.N Cason, mendefinisikan pelayanan sebagai
tindakan yang dinyatakan atau dikerjakan untuk
menyenangkan, mencari petunjuk atau memberi
keuntungan kepada pembeli dengan tujuan menciptakan
“good will” atau nama baik serta peningkatan, penjualan,
serta pendapatan.9
c. Pelayanan menurut Atep Adya Brata adalah segala usaha
penyediaan fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan
pada calon pembeli atau pelanggan sebelum atau sesudah
terjadinya transaksi.10
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikemukakan
bahwa pelayanan adalah sesuatu tindakan atau usaha yang
7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Edisi Ke-3, Cet ke-2, h. 446. 8 AS Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), h. 1531. 9 Herbert N Cason, Petunjuk Praktis Dalam Berusaha (Surabaya:
Usaha Nasional, 1981), h. 13. 10
Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata SMK (Bandung,
Armico, 1999), h. 93.
19
dilakukan oleh orang lain atau lembaga atau oleh perusahaan
kepada pembeli dan pelanggan agar masing-masing
memperoleh keuntungan yang diharapkan dan terwujudnya
kepuasan, selanjutnya dalam hal melayani pembeli dan
pelanggan, kualitas pelayanan pun perlu diperhatikan karena
jika layanan jasa yang diterima melampaui atau melebihi
harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai
kualitas jasa yang ideal ataupun sebaliknya, adapun bentuk
pelayanan menurut Drs. H.A.S. Moenir adalah Layanan umum
yang dilakukan oleh siapapun, bentuknya tidak terlepas dari
tiga macam, yaitu : layanan dengan lisan, layanan dengan
tulisan, layanan dengan perbuatan. Ketiga bentuk layanan itu
tidak selamanya berdiri sendiri secara murni, melainkan sering
berkombinasi.11
Dalam operasional penyelenggaraan haji yang berperan
banyak adalah layanan secara perbuatan, jenis layanan ini
tidak terhindar dari layanan lisan, dan antara layanan
perbuatan dengan layanan lisan sering bergabung. Jadi, tujuan
utama jamaah adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk
perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan dan
kesanggupan secara lisan. Disinilah faktor kecepatan dalam
pelayanan menjadi dambaan setiap jamaah haji, disertai
kualitas hasil yang memadai.
11
A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), Cet 9, h. 190.
20
2. Standar Pelayanan
Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah
ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik.
Standar pelayanan mengandung baku pelayanan. Pengertian
mutu menurut Goetsch dan Davis merupakan kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang
menginginkannya.12
Dalam teori pelayanan, Standar pelayanan prima
setidaknya berisi tentang dasar hukum, persyaratan, prosedur
pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk dan
program pelayanan, sarana dan prasarana, kompetensi petugas
pemberi pelayanan, pengawas intern, penanganan pengaduan,
saran dan masukan dan jaminan pelayanan. Standar pelayanan
sekurang-kurangnya meliputi:
a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengaduan.
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan
permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk
pengaduan.
c. Biaya pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan.
12
Sutopa, Sryanto dan Adi, Pelayanan Prima (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), h.13.
21
d. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan
ketentuan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan
publik.
e. Sarana dan prasaran
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai oleh penyelenggara pelayanan public.
f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan
dengan tetap berdasarkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, sikap, dan prilaku yang dibututhkan.13
3. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Zeithmal yang dikutip dalam majalah
Manajemen Usahawan Indonesia,perwujudan kepuasan
pelanggan dapat didefinisikan melalui lima dimensi kualitas
pelayanan yaitu :
a. Keandalan (reliability) merupakan kemampuan untuk
melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan
terpercaya.
b. Keresponsifan (responsiveness) merupakan pemberian
pelayanan secara cepat dan tanggap.
c. Jaminan (assurance) merupakan pengetahuan kemampuan,
dan kesopanan parapegawai perusahaan untuk
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan.
13
Rahmayanty Nina, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010), h. 89.
22
d. Empati (empaty) merupakan memberikan perhatian yang
tulus dan bersifat individual yang diberikan kepada para
pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
konsumen.
e. Berwujud (tangible) kebutuhan pelanggan yang berfokus
pada penampilan barang atau jasa, ini mencangkup antara
lain: fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan pegawai dan
sarana komunikasi.14
4. Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik
Pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan
dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan
standar yang sudah ditetapkan. Kemampuan tersebut
ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana serta
prasarana yang dimiliki. Banyak perusahaan yang ingin
dianggap selalu yang terbaik dimata pelanggan. Karena
pelangganakan menjadi setia terhadap produk yang
ditawarkan. Di samping itu perusahaan juga berharap
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dapat ditularkan
kepada orang lainnya.
Hal ini merupakan promosi tersendiri bagi perusahaan
yang berjalan terus secara berantai dari mulut ke mulut.
Dengan kata lain pelayanan yang baik akan meningkatkan
image perusahaan dimata pelanggannya. Image ini harus selalu
dibangun agar citra perusahaan dapat selalu meningkat.
14
Aviliani dan Wilfridus, Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui
Kualitas Pelayanan, (Jakarta : Manajemen, Usahawan Indonesia, 1997), h 10-
11.
23
Demikian pula SDM pelayanan haji, dimana penyelenggara
dalam hal ini Kementerian Agama dianggap baik, Jika mampu
memberikan kepuasan pelayanan kepada jamaah haji.
Menurut Kasmir, beberapa ciri pelayanan yang baik
bagi perusahaan yang harus melayani pelanggan, yaitu :
tersedianya karyawan yang baik, tersedianya sarana dan
prasarana yang baik, bertanggung jawab pada setiap jamaah
sejak awal hingga selesai, mampu melayani secara cepat dan
tepat, mampu berkomunikas, memiliki kemampuan dan
pengetahuan yang baik dan berusaha memahami kebutuhan
pelanggan.15
Ciri pelayanan yang baik sebagaimana
dikemukakan oleh Kasmir tersebut, dapat dijelaskan berkaitan
dengan pelayanan haji sebagai berikut:16
a. Tersedianya petugas haji yang baik kenyamanan jamaah
sangat tergantung pada petugas yang baik dan mampu
melayani. Petugas haji harus berpenampilan ramah, sopan
dan menarik, tanggap, pandai berbicara, menyenangkan,
serta pintar.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik Pada
dasarnya jamaah ingin dilayani secara prima. Untuk
melayani jamaah, salah satu yang paling penting
diperhatikan disamping kualitas, kuantitas dan sumber
daya manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki
15
Kasmir, Etika Costumer Service (Jakarta: ,PT Raja Grafindo
Persada, 2005), h.186. 16
Qasidah, Rohayati, Manajemen Pelayanan pemondokan Asrama
Haji Jakarta Pondok Gede Pada Musim Haji Tahun 2010 (Jakarta: 2011) h.
20.
24
perusahaan. Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti
ruang tunggu dan ruang untuk menerima jamaah harus
dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang cukup sehingga
membuat jamaah nyaman dan betah dalam ruangan
tersebut.
c. Bertanggung jawab kepada jamaah dari awal sampai
selesai dalam menjalankan kegiatan pelayanan dari awal
sampai selesai petugas haji bertanggung jawab terhadap
pelayanan yang diinginkan oleh jamaah haji.
d. Mampu melayani secara cepat dan tepat. Mampu
melayani secara cepat dan tepat artinya dalam melayani
jamaah dan tidak membuat kesalahan dalam arti
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar dan
keinginan jamaah.
e. Mampu berkomunikasi. Mampu berkomunikasi artinya
petugas harus mampu berbicara kepada jamaah dengan
baik memahami keinginan jamaah. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti.
f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik. Karena
tugas petugas haji selalu berhubungan dengan jamaah,
maka dia harus mempunyai pengetahuan tentang perhajian
dan kemampuan yang baik dalam melayani jamaah
sehingga dapat mempercepat proses pekerjaan sesuai
dengan waktu yang ditentukan,
g. Berusaha memahami kebutuhan jamaah. Petugas harus
cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan jamaah, baik
25
berkaitan dengan pelayanan umum, pelayanan kesehatan,
dan bimbingan ibadah.
C. Akomodasi
Akomodasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah sesuatu yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal
sementara bagi orang bepergian.17
Sedangkan penginapan adalah
rumah tempat bermalam, tumpangan untuk bermalam, losmen
(penginapan yang menyewakan kamar tanpa menyediakan
makan).
Akomodasi menurut Setzer Munavizt adalah segala
sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan seseorang
ketika berwisata. Akomodasi bisa berupa tempat dimana seorang
wisatawan bisa menginap, beristirahat, makan, minum, mandi
dan sebagainya.18
Sedangkan Akomodasi menurut SK Menteri
Pariwisata No.37/PW.304/MPT/86 adalah suatu tempat
penginapan yang dilengkapi pelayanan lainnya seperti layanan
makaan dan minum. Contoh akomodasi hotel, bungalow, losmen
dan sebagainya.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa
akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan
penginapan yang dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum
serta jasa lainnya dengan standar yang ditentukan.
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta Balai Pustaka, 2005), Edisi ke-3, h.23. 18
http : //www.definisi menurut para ahli.com/pengertian-akomodasi
dalam-pariwisata/diakses 23 Februari 2018, Pukul 10.51 WIB.
26
D. Konsmsi
Konsumsi merupakan sebuah kata yang berasal dari
Bahasa Inggris yaitu ”Consumption”. Konsumsi artinya
pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai
pengertian yang lebih luas yaitu seluruh pembelian barang dan
jasa akhir yang sudah siap dikonsumsi oleh rumah tangga untuk
memenuhi kebutuhan.
Menurut T Gilarso konsumsi merupakan titik pangkal dan
tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. Kata
konsumsi dalam Kamus Besar Ekonomi diartikan sebagai
tindakan manusia baik secara langsung atau tak langsung untuk
menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda
pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya.19
Mankiw
mendefiniskan konsumsi sebagai pembelanjaan barang dan jasa
oleh rumah tangga. Barang mencakup pembelanjaan rumah
tangga pada barang yang tahan lama, kendaraan dan
perlengkapan dan barang tidak tahan lama seperti makanan dan
pakaian. Jasa mencakup barang yang tidak berwujud konkrit,
termasuk pendidikan.20
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi dapat
didefinisikan sebagai kegiatan pembelian barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan akan makanan dan minuman rumah tangga
konsumen.
19
Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi
(Bandung Pustaka Grafika), h 115. 20
http://digilib.unila.ac.id/11957/116/BAB%20II.pdf, diakses 23
februari 2018, pukul 19.24 WIB.
27
E. Jamaah Haji
Arti jama’ah dalam ensiklopedia bahasa Indonesia adalah
wadah bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah.21
Secara
etimologi atau bahasa arab memiliki arti berkumpul. Sedangkan
jamaah menurut istilah kata jamaah dapat diartikan sebagai
pelaksana ibadah secara bersama-sama yang dipimpin oleh
seorang imam.22
Arti haji dalam ensiklopedia Islam menyengaja atau
menuju dan mengunjungi.23
Sedangkan menurut istilah syara’
haji ialah sengaja mengunjungi Ka’bah untuk melaksanakan
serangkaian amal ibadah sesuai dengan syarat dan rukun
tertentu.24
Menurut Baqir Al-Habsyi menyatakan bahwa haji
berasal dari bahasa arab, yaitu “hajj”, yang artinya menuju atau
mengunjungi sesuatu. Sedangkan menurut istilah agama ialah
mengunjungi ka’bah dan sekitarnya di kota Mekkah untuk
mengerjakan ibaadah thawaf, sa’i, wukuf dan sebagainya semata-
mata demi melaksanakan perintah Allah SWT dan meraih
keridhoannya.25
21
Zurizal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta,: Lembaga
Penelitian Universitas Islam, 2008), h.185. 22
Zurizal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta,: Lembaga
Penelitian Universitas Islam, 2008), h.186. 23
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Dinamika dan Perspektif Haji di Indonesia (Jakarta,: CV. Duta
Peraga, 2010), h.87. 24
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Dinamika dan Perspektif Haji di Indonesia (Jakarta,: CV. Duta
Peraga, 2010), h.12. 25
Al-Habsyi, Muhammad Baqir, Fiqih Praktis, (Bandung : Mizan,
1999), h. 377.
28
Dari penjelasan di atas penulis dapat mengemukakan
bahwa pengertian jamaah haji adalah sejumlah orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ibadah haji dengan mengunjungi
Baitullah untuk melaksanakan rukun Islam yang ke lima dipimpin
oleh pembimbing atau petugas haji. Ibadah yang merupakan
rukun Islam kelima ini adalah wajib dilaksanakan oleh umat
islam yang memiliki kemampuan (istita’ah) mengerjakannya.
Diantara syarat wajib selain harus beragama islam, berakal,
baligh, juga diisyaratkan memiliki kemampuan untuk
melaksanakannya, baik kemampuan dalam soal harta, fisik,
maupun mental dan merdeka. Kriteria mampu itu adalah segala
sesuatu yang menjadikannya bisa melakukan rukun haji dengan
sempurna, tanpa ada hambatan apapun. Tanpa hambatan disini
maksudnya ada rasa aman selama perjalanan, nafkah keluarga
yang ditinggal selama haji cukup, dan bagi perempuan ada yang
menjaga baik mahramnya atau bersama perempuan yang
dipercaya.26
F. Asrama Embarkasi
1. Pengertian Asrama Embarksi
Dalam kamus besar Indonesia Asrama berarti
bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk
sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar dan dipimpin
oleh seorang kepala asrama.27
Menurut kamus besar
26
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Dinamika dan Perspektif Haji di Indonesia, (Jakarta: , Duta
Peraga, 2010), h. 89. 27
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta Balai Pustaka, 2005), Edisi ke-3, h. 72.
29
Indonesia Embarkasi adalah keberangkatan jamaah haji
dilakukan dari tempat-tempat yang telah ditentukan dengan
pesawat terbang atau kapal laut.28
Kebijakan pengasramaan di Embarkasi ini disamping
dimaksudkan untuk proses “Reservasion” termasuk
kelengkapan dokumen perjalanan dan pemberian living cost,
juga untuk pemulihan kebugaran jamaah agar para jamaah
haji dapat menjalankan ibadah haji dengan kondisi siap dan
sehat, selain itu juga memberi bimbingan praktis manasik,
yang mana di Asrama haji ini bimbingan manasik hanya
sebagi pengulangan dan pemantapan, karena pada umumnya
jamaah haji sudah menerimanya ketika berada di daerah
masing-masing.
Berdasarkan pengertian di atas, Asrama Embarkasi
adalah tempat pemondokan sekaligus pelayanan oprasional
pemberangkatan dan pemulangan haji, sejak dari kegiatan
penerimaan waktu kedatangan dan kesiapan kembali ke
tempat asal jamaah. Pengasramaan Embarkasi, disamping
dimaksudkan untuk proses CIQ (Custam Immigration and
Quarantine) termasuk kelengkapan dokumen perjalanan dan
pemberian uang living cost, juga untuk pemulihan kelelahan
fisik jamaah (resevasi) dan pemberian bimbingan praktis
manasik haji yang dipraktikan langsung sesuai sarana yang
telah tersedia, maupun proses perjalanan haji.
28
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Embarkasi, http
://kbbi.web.id/embarkasi, diakses 25 Maret 2018, jam 18.00 WIB.
30
Jumlah Asrama Haji Emberkasi di seluruh Indonesia
yang ada saat ini terdiri dari tiga belas asrama haji yaitu :29
Table 2.1
Data Jumlah Asrama Embarkasi
No Asrama Haji Kapasitas Keterangan
1 Banda Aceh 550 Orang Bagi jamaah provinsi
Aceh
2 Medan 1000 Orang Bagi jamaah provinsi
Sumatera Utara
3 Batam 1100 Orang Bagi jamaah provinsi
Riau dan kepulauan
Riau
4 Jakarta–Pondok
Gede
2201Orang DKI Jakarta, Banten,
dan Lampung.
5 Jakarta – Bekasi 1700 Orang Bagi jamaah provinsi
Jawa Barat
6 Boyolali – Solo 2130 Orang Bagi jamaah provnsi
Jawa Tengah dan D.I
Yogyakarta.
7 Surabaya 2550 Orang Jawa Timur. Bali dan
Nusa Tenggara Timur.
8 Ujung Pandang 1750 Orang Selatan, Sulawesi Barat,
Slawesi Tenggara,
Gorontalo, Maluku,
29
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji (Studi kasus Haji di
Dalam Negri dan di Arab Saudi), Jakarta 2016, h. 76.
31
Maluku Utara, Papua
dan Papua Barat
Sulawesi.
9 Balik Papan 665 Orang Bagi jamaah haji
provinsi Kalimantan
Timur, Sulawesi
Tengah dan Sulawesi
Timur.
10 Banjarmasin 729 Orang Bagi jamaah provinsi
Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Timur.
11 Padang 968 Orang Bagi jamaah provinsi
Sumatera Barat dan
Bengkulu.
12 Palembang 949 Orang Bagi jamaah provinsi
Sumatera Selatan dan
Bangka Belitung.
13 Mataram 620 Orang Bagi Jamaah provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Sumber : Buku Profil Asrama Haji
2. Kegiatan di Asrama Embarkasi
a. Pada saat kedatangan di Asrama Embarkasi
1) Menyerahkan surat panggilan masuk asrama (SPMA)
dan bukti setor lunas BPIH warna biru.
2) Menerima kartu makan dan kartu akomodasi selama
di Asrama Embarkasi.
32
3) Memeriksa kesehatan fisik (pemeriksaan terakhir).
4) Menimbang dan memeriksabarang bawaan (koper).30
b. Pada saat di Asrama Embarkasi
1) Menempati kamar yang telah disediakan.
2) Dianjurkan mengikuti pembinaan manasi haji.
3) Mendapatkan pemeriksaan pelayanan kesehatan.
4) Menerima paspor, gelang identitas dan living cost
(biaya hidup selama di Arab Saudi ) sebesar 1.500
Riyal Saudi.
5) Untuk kelancaran proses pemberangkatan, jamaah
haji tidak diperkenankan keluar masuk Asrama Haji
dan mengutamakan istirahat.
6) Masing-masing jamaah haji menjaga barang bawaan
yang berharga.
7) Menjaga ketertiban dan kebersihan.
c. Pada Saat Pemulangan Jamaah Haji
Pada saat pemulangan jamah haji harus melalui
Asrama Embarkasi sebelum dipulangkan ke tempat asal
masing-masing dengan kegiatan, antara lain:31
1) Saat kedatangan, berkumpul di Hall penerimaan.
Sementara itu koper besar ditata.
2) Menyerahkan paspor untuk pemeriksaan kedatangan
jamaah haji, penukaran uang dan pengambilan tas.
30
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, ( Jakarta 2016 ), h. 13. 31
Qasidah, Rohayati, Manajemen Pelayanan Pemondokan Asrama
Haji Jakarta Pondok Gede Pada Musim Haji Tahun 2010, (Jakarta: 2011), h.
36.
33
BAB III
GAMBARAN UMUM
ASRAMA EMBARKASI JAKARTA
A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Asrama Embarkasi
Jakarta Pondok Gede
Dalam upaya meningkatkan pelayanan bimbingan dan
perlindungan jamaah haji, salah satu fasilitas pelayanan adalah
keberadanan Asrama Haji yang mempunyai nilai dan manfaat
ganda pada masa oprasional haji yaitu tempat akomodasi dan
proses keberangkatan jamaah haji ketanah suci maupun
kepulangan pada saat kembali ketempat asal jamaah serta
sekaligus menjadi tempat aktivitas oleh masyarakat umum
pengguna jasa, instansi pemerintah, swasta, organisasi
kemasyarakatan, dan lain-lain.1
Sejak diselenggarakannya pelayanan ibadah haji saat
transportasi masih menggunakan kapal laut, sarana pelayanan
jamaah berupa Asrama Haji telah diadakan, kita kenal dengan
Asrama Haji Jakarta/PHI kuitang, Jl. Kemakmuran, Asrama Haji
Semarang, Surabaya, Balikpapan dan lain-lain. Seiring dengan
perkembangan tarnsportasi haji dengan kapal udara, maka sejak
tahun 1970 sesui ketentuan WHO, di mana Indonesia pada waktu
itu dinyatakan termasuk daerah terjangkit penyakit Kolera, maka
1 Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Realita Haji Indonesia, (Jakarta: Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008), h, 46.
34
pemerintah Arab Saudi mengambil tindakan preventif dengan
menentukan bahwa seluruh jamaah haji harus menjalani karantina
selama 5x24 jam (tiga jam) sebelum keberangkatan ke Arab
Saudi dan setibanya kembali ke tanah air.2
Sejak saat itulah mulai dikenal karantina atau
pengasramaan. Selanjutnya mulai tahun 1973 pelaksanaan
karantina/pengasramaan diperpendek menjadi tiga hari sebelum
berangkat dan tiga hari setelah tiba di tanah air. Karena
pemerintah belum mempunyai Asrama Haji sendiri, maka untuk
keperluan karantina/Asrama Haji tersebut, dilakukan dengan
menggunakan sistem sewa kepada wisma/asrama swasta, seperti
pernah menyewa Wisma Pabrik Sepatu Ciliwung, Asrama ABRI
Cilegon, Asrama KKO AL Jl.Kwini, Asrama PHI Cempaka Putih
dan lain-lain. Biaya penyewaan pengasramaan tersebut sangat
besar, disisi lain wisma yang disewakan tidak didesain dan tidak
dilengkapi sarana yang sesuai dibutuhkan untuk keperluan
pelayanan jamaah haji.3
Melihat kondisi tersebut dipandang perlu oleh Direktur
Jendral Urusan Haji pada waktu itu dijabat oleh Prof. KH. Farid
Ma’ruf perencanakan pembangunan Asrama Haji, dengan
mengeluarkan Surat perintah Nomer: SP,08/1974 Tanggal 24
April 1974 tentang pembentukan tim perencanaan pembangunan
Asrama Karantina Haji. Baru pada masa kepemimpinan
2 Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Realita Haji Indonesia, (Jakarta: Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008), h, 46. 3 Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Realita Haji Indonesia, (Jakarta: Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008), h, 46.
35
Departemen Agama dijabat Mentri Agama H. Alamsyah Ratu
Perwiaranegara dan Direktorat Jenderal Urusan Haji dijabat oleh
H.A. Burhani Tjorohandoko surat perintah tersebut
ditindaklanjuti pelaksanaan pembanguanan yaitu dibangunnya
Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dengan pertimbangan antara
lain, lokasinya dekat dengan Bandara Halim Perdanakusumah
yang pada waktu itu merupakan bandara Internasional
penerbangan ke Indonesia atau dari indonesia.4
Dalam perkembangan selanjutnya jumlah jamaah haji
yang menggunakan kapal udara mengalami kenaikan sampai tiga
kali lipat, maka pemberangkatan di Asrama Haji dikembangkan
menjadi beberapa wilayah yaitu menjadi dua lokasi Jakarta dan
Surabaya, dan selanjutnya menajadi empat wilayah dengan
tambahan Asrama Haji Makassar dan Medan. Untuk kelayakan
dan kesiapan pakai Asrama Haji pada musim haji tiap tahun serta
pelayanan pemakaian oleh umum diluar musim haji, maka dalam
pengelolaan diperlukan manajemen yang mengatur tata cara
pemeliharaan dan pengembangannya termasuk manajemen
sumber daya manusia dalam mengelola Asrama Haji tersebut.
Asrama Haji yang dibangun pemerintah pada awal
pembangunannya dimanfaatkan terbatas untuk pelayanan
akomodasi serta kemudahan pengaturan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah agar sejalan dengan perkembangan zaman,
diluar musim haji juga dimanfaatkan untuk kepentingan umum.
4 Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Realita Haji Indonesia (Jakarta: Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008), h, 46.
36
Asrama Haji Pondok Gede pertama kali didirikan pada tahun
1995, dengan setatus tanah sertifikat hak milik Departemen
Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Asrama Haji ini berdiri diatas tanah seluas 158.606 M2, dengan
kapasitas tampung jamaah 320 orang dan petugas 187 orang.5
Melalui proses pengembangan sarana fisik secara
bertahap sampai saat ini menunjukan kemajuan yang sangat
berarti dalam memebeikan pelayanan kearah yang lebih baik lagi.
Hal ini jelas dari fisik maupun fasilitas pendukung lainnya yang
merupakan aset pemerintah yang bisa bermanfaat bagi umat.6
B. Visi, Misi dan Motto Embarkasi DKI Jakarta
1. Visi
Terwujudnya Asrama Haji yang terpelihara rapi,
mandiri dan berkualitas dalam melayani calon/jamaah haji
dan masyarakat umum.7
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas pelayanan yang bernuansa
agamis terhadap jamaah haji dan masyarakat.
b. Menciptakan suasana yang kondusif, nyaman, aman,
tenram, dan damai serta tercipta ukhuwah yang bisa di
rasakan pengguna jasa.
5 Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Realita Haji Indonesia, (Jakarta: Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008), h, 46. 6 Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Realita Haji Indonesia, (Jakarta: Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008), h, 46. 7 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta,
(Jakarta : Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. 2007), h. 6.
37
c. Meningkatkan inovasi kinerja pengurus dan karyawan
dalam rangka meningkatkan pemeliharaan, pengelolaan
dan pengembangan Asrama Haji sebagai aset pemerintah
untuk kepentingan umat.
3. Motto ( Lima K)8
a. Keramahan.
b. Kebersihan.
c. Kenyamanan.
d. Ketetapan/ kecepatan.
e. Keamanan.
C. Landasan. Tujuan dan Fungsi Asrama Haji Embarkasi DKI
Jakarta
Adapun yang menjadi landasan, tujuan dan fungsi
didirikannya Pemondokan Asrma Haji Pondok Gede adalah
sebagai berikut :9
1. Landasan didirikannya Asrama Haji Embarkasi DKI
Jakarta
a. Kepres 53/1981 tentang Penyelanggaran Urusan Haji.
b. SK Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji
No. 80/1991 M tanggal 16 Agustus 1991 tentang
8 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta,
(Jakarta:Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. 2007), h. 7. 9 Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Penyelenggaraan
Haji Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pengelolaan Asrama Haji di
Lingkungan Departemen Agama, (Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Penyelengaraan Haji, 2003), h. 3.
38
Pengesahan Hasil Evaluasi Penyelenggaran Oprasional
Urusan Haji Tahun 1991 M / 1411 H.
c. Keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggara haji dan
umroh nomor D/28/2008 tentang pedoman kerja
panitia penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pusat dan
embarkasi.
d. Surat Gubernur Kepala Jenderal Tingkat Satu Jawa
Barat No. 645. B/4588-bintananl/1991 tanggal 14
september 1991 tentang rekomendasi pembangunan
Asrama Haji Jawa Barat.
e. Keputusan Direktur Jenderal penyelenggaran Haji dan
umroh nomor D/438 tahun 2010, tentang pembentukan
Panita Penyelenggra Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi
Jakarta Pondok Gede tahun 1431 H / 2010 M.
f. Keputusan Direktur Jendral Penyelenggraan Haji dan
Umroh nomor D/476 tahun 2010 tentang penetapan
embarkasi lampung tahun 1431 H/ 2010 M.
g. Keputusan ketua PPIH Embarkasi Jakarta Pondok
Gede Nomor : 018/PPIH/KET/X/2010 tanggal 7
Oktober 2010 tentang pengangkatan pembantu
penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakrta
Pondok Gede masa pemberangkatan 1431 H/2010 M.
2. Tujuan Pemondokan Asrama Haji DKI Jakarta
Peningkatan pelayanan haji merupakan salah satu
tugas pemerintah yang pelaksanaannya dibebankan
kepada kementrian Agama dalam hal ini Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan
39
penyelenggaraan Haji. Usaha-usaha yang telah dilakukan
pemerintah antara lain membangun Asrama Haji baik di
setiap Provinsi tempat Embarkasi maupun di setiap ibu
Kota Provinsi Transit. Asrama-sarama haji tersebut adalah
milik pemerintah yang harus dikelola sebaik-baiknya
sehingga pada saat musim haji tiba dapat digunakan oleh
para jamaah dalam kondisi yang lebih baik dan siap pakai.
Adapun yang menjadi tujuan didirikannya
Pemondokan Asrama Haji DKI Jakarta ini adalah :10
a. Penyediaan sarana dan prasarana urusan haji
khusus dan pusat kegiatan umat islam dalam
rangka penyediaan fasilitas yang refresentatif.
b. Peningkatan pelayanan ibadah haji bagi umat
Islam khususnya di DKI Jakarta.
3. Fungsi Asrama Embarkasi DKI Jakarta
a. Sebagai sarana bagi upaya meningkatkan
pelayanan haji.
b. Sebagai sarana bagi kesipan pemberangkatan
jamaah haji.
c. Sebagai Tempat prosesing CIQ (costum,
immigration and quarantine).
10
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Penyelenggaraan
Haji Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pengelolaan Asrama Haji di
Lingkungan Departemen Agama, (Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Penyelengaraan Haji, 2003), h. 4.
40
d. Serta sebagi tempat reservation untuk dapat
kembali ketempat asal masing-masing sesudah
selesai menunaikan ibadah haji.11
4. Manfaat Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta
a. Dilihat dari segi pembangunan adalah merealisasi
Nomor 28 tahun 1990 tentang Percepatan dan
Pencapaian Target Kerja.
b. Memenuhi hajat masyarakat banyak khususnya
umat Islam yang akan melaksanakan ibadah haji
sehigga mereka istirahat dengan aman, tenang,
nyaman dan tentram.
c. Memberikan pelayanan penerimaan jamaah,
transit, dokumen, akomodasi, pembinaan jamaah
dan petugas, keamanan, perbekalan, penerbangan,
imigrasi, bea cukai dan kesehatan kepada calon
jamaah haji selama berada di Asrama Haji.
d. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dengan
unsur/instansi terkait.
D. Tugas dan Fugsi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama
Embarkasi Pondok Gede Jakarta
1. Tugas UPT
Sebagaimana dimaksud dengan PMA No, 44 Tahun
2014 tentang unit pelaksana Teknis Embarkasi pada pasal 1
ayat 3 yaitu bertugas untuk melaksanakan penelolaan
11
Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan haji
dan Umrah, Realita Haji Indonesia, (Jakarta : Kementerian Agama RI
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008), h. 47.
41
Asrama Haj dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji serta
pelayanan lain untuk masyarakat luas.
2. Fungsi UPT
Dalam PMA No. 44 Tahun 2014 tentang unit
pelaksana Teknis Asrama Haji pada pasal 4, UPT
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusun rencana, program dan kegiatan di bidang
pelayanan, pengelolaan, pemeliharaan, dan
pengembangan usaha.
b) Fasilitas layanan ibadah dan manasik haji.
c) Pelaksanaaan layanan informasi, publikasi dan
penyediaan akomodasi, serta konsumsi pelaksana ibadah
haji.
d) Fasilitasi dan koordinasi pelayanan bea cukai, imigrasi,
karantina, kesehatan, keamanan, transportasi, dan city
check in bekerjasama dengan instansi terkait.
e) Pelaksanaan administrasi, keuangana, kepegawaian,
barang milik negara, dan kerumah tanggaan dan
f) Pelaksana evaluasi dan pelaporan.
42
E. Struktur Organisasi UPT Asrama Embarkasi Jakarta12
Sebagaimana dimaksud pada PMA No. 44 Tahun 2014
pasal 8 ayat 2, kepala UPT Asrama Embarkasi mempunyai tugas
memimpin dan melaksanakan pengelolaan Asrama Haji, serta
bertanggungjawab kepada Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji
dan Umrah.
Pada pasal 9 Sub bagian Administrsi dan Keuangan
mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program,
urusan keuangan, barang milik negara, kepegawaian,
ketatausahaan, kerumah tanggaan, informasi dan publikasi serta
evaluasi dan laporan.
Pada pasal 10 Seksi pelayana asrama mempunyai tugas
melakukan penyedian akomodasi, konsumsi, ibadah, kesehatan,
keamanan, kebersihan, dan pelayanan lainnya di asrama
Embarkasi.
12
Peraturan Mentri Agama RI No 44 Tahun 2014 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Asrama Haji, Bab II.
Kepala UPT
Subbag Adminkeu
Sie Kerja sama Sie Pelayanan Asrama
Kelompok Jabatan
Fungsional
43
Pada pasal 11 Seksi kerja sama mempunyai tugas
melakukan kerjasama, koordinasi dan fasilitasi pelayanan bea
cukai, imigeasi, karantina, kesehatan, keamanan, transportasi, dan
city check in dengan intansi terkait, Asrama Haji Embarkasi
Antara, Asrama Haji Transit, dan Asrama Haji yang dikelola oleh
pemerintah daerah provinsi, serta pengembangan usaha.
Pada pasal 13 Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari
tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan
fungsional sesuai bidang keahliannya. Masing-masing kelompok
jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Asrama Haji
Embarkasi. Jumlah tenaga fungsional ditentuka berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang habatan fungsional
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
F. Kesiapan Fasilitas Bangunan
Untuk setiap Asrama Haji harus memiliki komponen fasilitas
yang terdiri dari:
1. Bangunan asrama.
2. Bangunan kantor dan sarana penunjang.
3. Banguanan ruang pertemuan.
4. Bangunan masjid.
5. Bangunan tempat makan dan dapur.
6. Bangunan sarana lainnya, keamanan, kesehatan dan lain-
lain.13
13
File Kasi Bagian Sekretaris Badan Pengelola Asrma Haji Jakarta
Pondok Gede Jakarta Tahun 2017.
44
G. Fasilitas Pelayanan Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta
Pondok Gede
Penyelenggaraan ibadah haji tugas nasional dengan berbagai
aspek antara lain adalah :
1. Bimbingan.
2. Kesehatan.
3. Transportasi.
4. Akomodasi.
5. Keamanan.
Semua dikelola secara profesional dan Akuntabel dengan
mengedepankan kepentingan jamaah.14
H. Pelayanan Operasional Pemberangkatan dan Pemulangan
Jamaah Haji Oleh Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji
(PPIH) Embarkasi Jakarta
1. Penetapan jadwal pemberangkatan dan pemulangan jamaah
Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede dilaksanakan satu
bulan sebelum pemberangkatan di Kantor Wilayah
Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta sebanyak 31 kloter.
2. Kepanitian PPIH dikukuhkan satu minggu oleh Direktorat
Jenderal PHU dari Intansi terkait.
3. Jamaah Haji semua berasal dari Provinsi DKI Jakarta, dan
Provinsi Banten bergabung dengan Embarkasi DKI Jakarta
sejak tiga tahun yang lalu sebanyak ± 7000 jamaah.
4. Sistem pelayanan penerimaan Pelayanan penerimaan di SG1
sistem One Stop Service :
14
File Kasi Bagian Sekretaris Badan Pengelola Asrma Haji Jakarta
Pondok Gede Jakarta Tahun 2017.
45
a. Alur Jamaah Mandiri ke SG1.
b. Alur Jamaah Rombongan Bus SG1.
c. Pelayanan One Stop Service di SG1.
d. Alur Jamaah Haji dari SG1 ke pemondokan.
e. Proses Boarding SG3.15
I. Landasan, Tugas dan Fungsi Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta
1. Landasan Kerja PPIH Embarkasi Jakarta
Adapun yang menjadi landasan pengangkatan PPIH
Jakarta adalah :
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5061).
b. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
15
File Kasi Bagian Sekretaris Badan Pengelola Asrma Haji Jakarta
Pondok Gede Jakarta Tahun 2017.
46
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5345).
c. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8).
d. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168).
e. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2011
tentang Pedoman Pembentukan dan Penyempurnaan
Organisasi Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis
di Lingkungan Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 325).
f. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 851).
g. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 898)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 534).
47
h. Peraturan Menteri Agama Nomor 44 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Asrama Haji (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1739).
i. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1495).
j. Peraturan Menteri Agama Nomor 41 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama
Nomor 44 Tahun 2017 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Unit Pelaksanaa Teknis Asrama Haji (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1512).
k. Peraturan Presiden Nomor 49 tahun 2017 tentang Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1435 H/ 2017 M.
l. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 898), Keputusan
Direktur Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor D/283
Tahun 2008 tentang Pedoman Kerja Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat Embarkasi.
m. Keputusan Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan
Umrah Nomor 229 Tahun 2017 tentang Pembentukan
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi/Debarkasi Jakarta – Pondok Gede Tahun
1438/2017.
48
2. Tugas Pokok PPIH Embarkasi Jakarta
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi
Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan operasional
pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji di
Embarkasi/Debarkasi Jakarta yang terdiri dari jamaah DKI
Jakarta dan Lampung sesuai dengan kebijakan Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
3. Fungsi PPIH Embarkasi Jakarta
Untuk melaksanakan tugas tersebut Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi
menyelenggarakan fungsi :
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji
di Embarkasi.
b. Memberikan pelayanan penerimaan jamaah, transit,
dokumen, akomodasi, pembinaan jamaah dan petugas,
keamanan, perbekalan, penerbangan, imigrasi, bea cukai,
dan kesehatan kepada jamaah haji di embarkasi, dan
c. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dengan unsur
instansi terkait.
J. Susunan Organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
Embarkasi Jakarta
Operasional ibadah haji di Embarkasi/Debarkasi Jakarta
Pondok Gede Tahun 1438/2017 dilaksanakan oleh Panitia
Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Direktur Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah
Nomor 229 Tahun 2017 tentang Pembentukan Panitia
49
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi/Debarkasi Jakarta
Pondok Gede, dengan susunan sebagai berikut :
1. Pengarah : Djarot Saiful
Hidayat
2. Ketua : Abdurahman
3. Wakil ketua I : A. Basyri Syam
4. Wakil ketua II : Saiful Mujab
5. Sekertaris : Sadirin
6. Wakil Sekretaris I : Ubik Baehaqi
7. Wakil Sekretaris II : Sapta Putri
8. Kepala Bidang Penerimaan dan Pemberangkatan
: Ahmad Baehaqi
9. Wakil Kepala Bidang Penerimaan dan : Deni Rusli
Pemberangkatan
10. Kepala Bidang Dokumen : Samsudin
11. Wakil Kepala Bidang Dokumen : Entep
12. Kabid Pembinaan Jamaah Haji : Asrar Rusli
13. Kepala Bidang Perbekalan : Esa Aisyah
14. Wakil Kepala Bidang Perbekalan : Munif
15. Kepala Bidang Akomodasi : Dasrul El Hakim
16. Wakil Kepala Bidang Akomodasi : Hafiz Jauhari
17. Kepala Bidang Bea Cukai : Ari Hariandoko
18. Kepala Bidang Imigrasi : Hattor Tambubolon
19. Kepala Bidang Kesehatan : Susanto
20. Kepala bidang Keamanan : Marah Husin
21. Wakil Kepala bidang Keamanan : Ismoyo Anggoro
22. Kepala Bidang Penerbangan : A Rasyid Jauhari
50
23. Kepala Bidang Landasan Udara Halim : Hasan Faqih16
Perdanakusuma
K. Tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Jakarta
1. Tugas Pengarah
Tugas pengarah ialah memberikan arahan dan
petunjuk dalam rangka kelancaran kegiatan operasional
penyelenggaraan ibadah haji yang meliputi kebijakan
strategis dan pengawasan umum.
2. Tugas Unsur Pimpinan
a. Ketua bertugas memimpin, mengkoordinasikan
operasional penyelenggaraan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji di embarkasi, mengendalikan
penggunaan anggaran biaya panitia, mempertanggung
jawabkan dan melaporkan pelaksanaan tugas panitia
kepada Menteri Agama melalui Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
b. Wakil Ketua I bertugas membantu ketua dalam
mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
tugas di bidang kesekretariatan,keamanan, akomodasi
serta perbekalan.
c. Wakil Ketua II bertugas membantu Ketua dalam
mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
tugas di bidang dokumen, imigrasi, penerbangan, serta
bidang bea cukai.
16
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah”
Pembentukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta-
Pondok Gede Tahun 1435/2014 ”Nomor D/456 2017.
51
d. Wakil Ketua III bertugas membantu ketua dalam
mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
tugas di bidang penerimaan dan pemberangkatan
jamaah, pembinaan jamaahdan petugas serta kesehatan
jamaah.
3. Tugas Unsur Pembantu Pimpinan
a. Sekretaris bertugas memimpin, mengkordinasikan dan
bertanggung jawab atas kelancaran tugas-tugas
kesekretariatan meliputi subbag tata usaha, subbag
urusan dalam, subbag pulahta, subbag keuangan serta
subbag penerangan, humas dan protocol.
b. Wakil Sekretaris I bertugas menyelesaikan surat-surat
pembatalan keberangkatan jamaah, mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas-tugas tata usaha dan pulahta
(pengumpulan/pengolahan data), menyelesaikan tanda
pengenal petugas, dan mengawasi daftar hadir personil
pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi, menyelesaikan mutasi personil pembantu
PPIH Embarkasi, menyiapkan konsep laporan
pelaksanaan tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) Embarkasi.
c. Wakil Sekretaris III bertugas mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas penerangan, Humas dan protokol,
mengatur jadwal tamu Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH) Embarkasi, menyelesaikan permasalahan
keamanan jamaah dilingkungannya.
52
Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat membawahi, :
a. Subag Tata Usaha bertugas menyiapkan tanda pengenal ,
stiker mobil petugas, daftar hadir dan mengabsen
petugas setiap hari, dan mengatur pelaksanaan
persidangan.
b. Subag Urusan Dalam bertugas membantu Sekretaris
PPIH Embarkasi dalam merencanakan kebutuhan
keuangan operasional haji bersama unit terkait, mengatur
dan mendistribusikan sarana petugas, menyelesaikan
segala pembayaran dan menyiapkan fasilitas operasional
haji.
c. Subag Pengumpulan dan Pengolahan Data bertugas
menyusun rencana pendataan laporan, formulir laporan
unit kerja, menghimpun informasi data keberangkatan
dan kepulangan jamaah serta mengolah data sesuai data
Siskohat, dan menyiapkan laporan harian PPIH
Embarkasi
d. Subag Keuangan bertugas menyusun dan merencanakan
biaya PPIH Embarkasi, menyiapkan uang honorarium
panitia, mengeluarkan biaya operasional, membukukan
setiap penerimaan dan pengeluaran, melaporkan
pertanggung jawaban/SPJ keuangan operasional
e. Subag Penerangan, Humas dan Protokol bertugas
memberikan penerangan kepada masyarakat tentang
jadwal keberangkatan dan pemulangan haji serta
keadaan jamaah, menyiapkan konferensi press, mengatur
kelancaran protokoler tamu-tamu pentingserta
53
pemberangkatan dan pemulangan jamaah,
mendokumentasikan kegiatan wartawan, mengkliping,
menganalisa, dan menginformasikan berita tentang
perhajian kepada pimpinan PPIH.
4. Tugas Pelaksana
Unsur pelaksana, melaksanakan persiapan dan
pelaksanaan proses pemberangkatan dan pemulangan jamaah
haji yang meliputi rincian tugas sebagai berikut:
a. Bidang Penerimaan dan Pemberangkatan Jamaah
mempunyai tugas mempersiapkan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan tugas-tugas
pendaftaran dan penerimaan jamaah, pelayanan jamaah
udzur, transit dan pemberangkatan, memantau kesiapan
kloter, saat pemulangan memantau pemulangan jamaah
dan kedatangan pesawat, dengan membawahi seksi-seksi
sebagai berikut :
1) Seksi Pendaftaran dan Penerimaan Jamaah bertugas
menyiapkan counter penerimaan jamaah dan tanda
pengenal, menyampaikan informasi tentang proses
pelayanan penerimaan, mencocokkan nama jamaah
haji antara SPMA dan pramanifes, menyerahkan
daftar nama jamaah haji, dan menyampaikan SPMA
untuk diserahkan kepada Sekretaris PPIH
Embarkasi.17
17
Panitia Penyelenggaran Haji dan Umrah (PPIH), Laporan
Operasional Pemberangkatan ( Jakarta : Asrama Haji Press, 2017), h.16.
54
2) Seksi Jamaah Udzur bertugas melayani,
menyantuni, dan merujuk jamaah yang sakit ke
politeknik Asrama Haji atau rumah sakit yang telah
ditentukan, mendata calon jamaah haji yang sakit,
mengurus barang bawaan jamaah haji yang sakit,
memonitor jamaah haji yang dirawat di rumah sakit
untuk dilaporkan kepada kepala bidang penerimaan
jamaah, dan mengurus pemakaman jamaah haji
yang wafat atau mengantarkan kepada keluarganya.
3) Seksi Transit bertugas mengkoordinasikan dengan
petugas daerah pada saat keberangkatan dan
kepulangan, memantau keberangkatan dan
kepulangan, melaporkan data kedatangan jamaah
transit.
4) Seksi Pemberangkatan bertugas memantau dan
melaporkan kesiapan kloter yang akan
diberangkatkan, kesiapan bus jamaah dari asrama ke
bandara, mengkoordinasikan pemberangkatan bus
dari asrama ke bandara sesuai jadwal, mencataat
OTP (On Time Performance) setiap keberangkatan
pesawat, dan membuat Berita Acara
Pemberangkatan (BAP) paling lambat 1 jam setelah
kloter yang bersangkutan terbang, berisi jumlah
jamaah real yang berangkat dan OTP penerbangan.
b. Bidang Dokumen mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas-tugas pembuat pramanifest, pelayanan
55
komputerisasi (Siskohat) penelitian dan penyerahan
paspor haji, dan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Pramanifest bertugas menerima, menyusun,
meneliti, menggandakan, dan mendistribusikan
pramanifest kepada pihak yang terkait,
berkoordinasi dengan Seksi pengumpulan dan
Pengolahan data jika terjadi mutasi dan batal untuk
di update, menbagikan pramanifest kepada bidang
yang terkait, menghitung dan mencocokkan lembar
debarkasi berdasarkan jumlah jamah jenis kelamin
dan daerah asal (pada saat pemulangan).
2) Seksi pengumpulan dan pengolahan databertugas
mengkonfirmasikan lembar B sobekan paspor
(Lembar Embarkasi) ke database Siskohat,
melakukan update perubahan pramanifest apabila
ada jamaah batal atau mutasi, mencetak pramanifest
Embarkasi.
3) Seksi penelitian dan penyerahan paspor bertugas
menerima dan meneliti paspor haji sesuai dengan
pramanifest kloter yang bersangkutan, menyerahkan
paspor haji kepada bidang penerbangan,
menempelkan stiker maktab di paspor berdasarkan
hasil Qur’ah, berkoordinasi dengan pihak imigrasi,
menerima paspor kembali dari bidang penerbangan,
menyiapkan paspor sesuai kloter masing-masing,
mengecek paspor dengan manifest,
mengelompokkan paspor haji menurut
56
regu/rombongan sesuai pramanifest, dan
menyerahkan paspor kepada jamaah haji.
c. Bidang Akomodasi mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas-tugas penempatan jamaah haji,
pengankutan jamaah haji dalam asrama, memelihara
kebersihan asrama, dan catering, dan membawahi seksi-
seksi sebagai berikut :
1) Seksi Penempatan Jamaah bertugas mendata
kapasitas gedung dan kamar, menyusun rencana
penempatan jamaah, membuat daftar nama jamaah
haji pada masing-masing gedung, menyiapkan
sarana yang dibutuhkan.
2) Seksi Kebersihan Asrama bertugas menjaga
kebersihan dan kenyamanan asrama, dan mengatur
sarana kebersihan.
3) Seksi Pengawasan Katering bertugas
mengkoordinasikan pengelola katering, dan
mengawasi kualitas dan pendistribusian catering.
d. Bidang Pembinaan Jamaah dan Petugas mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan
dan mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas pemantapan
manasik haji serta pemantapan petugas haji, dan
membawahi seksi-seksi sebagai berikut :
1) Seksi Pemantapan Manasik Haji bertugas menyusun
jadwal ceramah manasik, menghubungi tenaga
penceramah manasik, mengatur tempat
57
bimbingan/ceramah manasik, mengatur pelaksanaan
shalat berjamaah lima waktu dan penerapan manasik
haji, memberikan pelayanan konsultasi kepada
jamaah haji.
2) Seksi Pemantapan Petugas bertugas melayani
perlengkapan petugas, mengatur pemantapan
kelompok, menerima dan mendayagunakan petugas
daerah karu/karom, mengatur penempatan
akomodasi petugas.
e. Bidang Keamanan mempunyai tugas mempersiapkan,
melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas-tugas pengamanan dalam asrama dan
luar asrama, serta dalam bandara dan luar bandara, dan
mengkoordinasikan dengan semua instansi terkait dalam
pengamanan dan pelayanan jamaah haji, dan
membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Keamanan Asrama bertugas menjaga
ketertiban dalam Asrama Haji, mengatur lalu lintas,
menjaga keamanan barang jamaah haji dan petugas
yang berada dalam asrama, dan menampung
pengaduan dan memproses kejadian/kasus-kasus
kehilangan di dalam asrama untuk selanjutnya
bekerjasama dengan pihak yang berwajib untuk
penyelesaian.
2) Seksi Keamanan Bandara bertugas menjaga
ketertiban bandara haji, mengatur lalu lintas,
memeriksa identitas petugas yang akan keluar
58
masuk bandara, menjaga keamanan barang jamaah
haji dan petugas yang berada dalam bandara,
menampung pengaduan dan memproses
kejadian/kasus-kasus kehilangan di bandara, untuk
selanjutnya bekerjasama dengan pihak yang
berwajib untuk penyelesaiannya.
f. Bidang perbekalan mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
pelaksanaan tugas-tugas pembagian living cost, gelang
identitas, dan barang tercecer, menyiapkan rekapitulasi
hasil pelaksanaan tugas seksi-seksi, dan membawahi
seksi-seksi sebagai berikut :
1) Seksi living cost bertugas menyusun rencana
kegiatan pembayaran living cost, membagikan uang
living cost langsung kepada jamaah, menghimpun
tanda bukti pembayaran living cost, danmerekap
pembayaran living cost.
2) Seksi Gelang Identitas bertugas memantau
pembuatan gelang identitas, menerima dan
mendistribusikan gelang identitas dan perbekalan
lainnya, mengganti gelang identitas yang salah cetak
3) Seksi Barang Tercecer bertugas mengamankan
barang-barang jamaah yang tercecer, menyerahkan
barang tercecer kepada pemiliknya, melakukan
koordinasi dan hubungan kerja dengan pihak
penerbangan dan petugas daerah.
59
g. Bidang penerbangan Mempersiapkan, melaksanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
tugas-tugas pengangkutan jamaah dan petugas
berikutnya barang bawaannya, pembuat tiket dan
manifest jamaah haji.
1) Seksi Penimbangan dan Angkutan Barang
Mengidentifikasikan barang bawaan jamaah haji,
menimbang seluruh barang bawaan jamaah haji,
mengumumkan barang-barang yang belum
mendapatkan label cargo, mengangkut barang-
barang bawaan yang telah ditimbang, mengamankan
seluruh barang bawaan yang tertinggal, dan
menyampaikan informasi tentang barang yang
terangkut dan yang tidak terangkut kepada ketua
kloter.18
2) Seksi Tiket dan Manifest Menyiapkan pembuatan
tiket jamaah haji, mencetak tiket jamaah haji sesuai
manifest, menggandakan manifest jamaah haji,
mendistribusikan manifest keseluruh bidang terkait,
dan membuat berita acara pemberangkatan dan
pemulangan
h. Bidang Imigrasi Mengkoordinasikan dan melaksanakan
tugas pemeriksaan paspor haji yaitu memeriksa daftar
18
Panitia PPIH, Laporan Operasional Pemberangkatan (Jakarta:
Asrama Haji Press, 2017), h.18.
60
penumpang (pax list), dan menyiapkan kesiapan exit
permit terhadap jamaah haji.
i. Seksi Pemeriksaan Dokumen Perjalanan Menerima
paspor haji yang sudah selesai diproses oleh pemvisaan,
memeriksa kelengkapan paspor jamaah haji,
memubuhkan checking pemberangkatan dan kedatangan
jamaah, mengirimkan paspor ke bidang penerbangan,
memeriksa paspor yang telah diberikan tiket,
menyerahkan paspor yang siap berangkat kepada seksi
penelitian dan penyerahan paspor.
j. Bidang Bea Cukai mempunyai tugas merencanakan
pemeriksaan dokumen dan barang bawaan jamaah,
memantau pelaksanaan pemeriksaan brang bawaan
jamaah, menyelesaikan permasalahn terhadap dokumen
dan barang bawaan, berkoordinasi dengan bidang
perbekalan dan dokumen terhadap barang bawaan dan
dokumen yang tidak dapat terselesaikan, dan
membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Pemeriksaan Barang Bawaan bertugas
melakukan penelitian dan pemeriksaan barang
jamaah dan petugas haji, memberikan tanda pada
bungkus koper/tas barang bawaan jamaah yang
sudah diperiksa, membantu dan menyelesaikan
masalah yang timbul dalam pemeriksaan barang
bawaaan.
2) Seksi Penyelesaian Dokumen Barang Bawaan
bertugas menyelesaikan hal-hal yang berkaitan
61
dengan dokumen barang bawaan jamaah, dan
membuat data barang bawaan setiap kloter.
k. Bidang Kesehatan Jamaah mempunyai tugas
memberikan pelayanan dan memeriksa kesehatan
jamaah haji dan petugas di Embarkasi, melakukan
sanitasi dan surveillance, melakukan pengawasan
catering di Asrama Haji, dan membawahi seksi-seksi
sebagai berikut:
1) Seksi sanitasi dan surveillance bertugas melakukan
surveillance atas makanan jamaah haji dan sanitasi
lingkungan Asrama.
2) Seksi kesehatan jamaah di Asrama bertugas
memberikan pelayanan kesehatan kepada jamaah
dan petugas selama di Asrama Haji, melakukan
pelayanan rujukan ke rumah sakit, dan melakukan
pemeriksaan laboratorium sederhana.
3) Seksi Kesehatan jamaah di Bandara bertugas
memberikan pelayanan kesehatan kepada jamaah
dan petugas haji selama di pelabuhan
embarkasi/debarkasi, melakukan pelayanan rujukan
ke rumah sakit.19
19
Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian
Agama RI, Pedoman Kerja PPIH Pusat dan Embarkasi (Jakarta: Sekertariat
PPIH,2017), h. 28-45
62
L. Kepala Bidang Akomodasi
1. Tugas, Pokok, dan Fungsi Kepala Bidang Akomodasi
a. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordiasikan, dan
mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas penempatan
jamaah, katering, transportasi jamaah dan asrama, dan
memelihara kebersihan Asrama.
b. Memantau penempatan jamaah sesuai dengan kapasitas
gedung dan kamar.
c. Menyiapkan petugas dan sarana/fasilitas yang
diperlukan.
d. Mengatur transportasi dan barang bawaan jamaah di
Gedung SG2 ke gedung penginapan jamaah di
lingkungan asrama.
e. Mengatur dan menjaga kebersihan daan kenyamanan
gedung, lingkungan asrama, serta kebersihan tempat
tidur, sprey, sarung bantal di gedung jamaah menginap.
f. Memantau pengelolaan katering.
g. Menyelesaikan permasalahan yang timbul sesuai dengan
aturan yng berlaku.
h. Bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan tugas
kepada ketua dan wakil ketua II.
M. Wakil Kepala Bidang Akomodasi
1. Tugas, Pokok, dan Fungsi Wakil Kepala Bidang
Akomodasi
a. Membantu wakil bidang Akomodasi dalam pelaksanaan
tugasnya.
63
b. Melaksanakan tugas Kepala Bidang Akomodasi yang
telah didelegasikan baik tertulis maupun lisan.
c. Mewakili dan bertindak atas nama Kepala Bidang
Akomodasi apabila berhalangan.
d. Meenyiapkan petugas dan sarana yang diperlukan
e. Bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan tugas
kepada Kepala Bidang Perbekalan.
Dalam melaksanakan tugasnya, bidang Akomodasi
dibantu oleh Seksi Penempatan Jamaah, Seksi Kebersihan
Asrama, dan Seksi Pengawasan Katering Jamaah dengan
rincian tugas sebagai berikut :
1) Seksi Penempata Jamaah
a) Mendata kapasitas gedung dan kamar.
b) Menyusun rencana penempatan jamaah.
c) Mengurus sarana yang dibutuhkan.
d) Membuat daftar naam-nama jamaah haji pada
masing-masing gedung.
e) Megatur dan mengendalikan angkutan jamaah haji
(shuttle bus) di dalam Asrama.
f) Memantau pengantaran jamaah setelah selesai proses
penerimaan ke gedung pemondokan.
g) Memantau tenaga pelaksana pelayanan akomodasi
pada setiap gedung.
h) Memantau tenaga pelaksana pelayanan akomodasi
pada setiap gedung.
i) Bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan
tugas kepada kepala bidang Akomodasi.
64
2) Seksi Kebersihan Asrama
a) Membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan
asrama.
b) Membesihkan dan menjaga kebersihan Gedung SG 2
dan gedung penginapan jamaah.
c) Mengganti sprey dan sarung bantal.
d) Memotong dan merapihkan rumput serta merapihkan
taman.
e) Berkoordinasi dengan suku dinas kebersihan untuk
pembuangan sampah.
f) Mengatur dan menyiapkan sarana kebersihan serta
sarana yang dibutuhkan.
g) Bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan
tugas kepada kepala Bidang Akomodasi.
3) Seksi Pengawasan Katering Jamaah
a) Mengkoordinasi pengelolaan katering.
b) Menyiapkan kebutuhan katering.
c) Memantau kualitas dan kuantitas katering.
d) Bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bidang Akomodasi.
65
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Akomodasi dan Pelayanan Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Jakarta
Berdasarkan undang-undang No. 13 tahun 2008 pasal 11
bahwa Menteri Agama berkewajiban membentuk panitia
penyelenggara ibadah haji di tingkat pusat, di daerah yang
memiliki Embarksi, dan di Arab Saudi.1 Proses pembentukan
panitia dimaksud kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta mengajukan nama-nama calon panitia
penyelenggara ibadah haji kepada Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang kemudian diusulkan
kepada Menteri Agama, setelah disetujui maka Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah menurunkan surat keputusan
pembentukkan panitia penyelenggara ibadah haji di Asrama
Embarkasi.
Pengangkatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah atas nama Menteri Agama, dilaksanakan sebulan
sebelum pemberangkatan haji gelombang pertama.2
1 Republika Indonesia, Undangg-Undang Republik Indonesia
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, (Jakarta : Sekertariat Negara, 2008), Pasal,
13. 2 Wawancara dengan Ibu Esa Aisah, selaku Kepala Seksi Akomodasi,
Transportasi dan Pembekalan Haji, dan selaku anggota PPIH Jakarta tahun
2017, tanggal 19 Maret 2018 di Kantor Wilayah Kementrian Agama DKI
Jakarta.
66
Pengangkatan dan pengukuhan panitia sudah sesuai dengan
peraturan dan pedoman kerja PPIH pusat dan Embarkasi yang
mengharuskan PPIH Embarkasi dibentuk tiga puluh hari sebelum
pemberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama. Sehingga
PPIH Embarkasi Jakarta bisa mempersiapkan operasional
penyelenggaraan ibadah haji dengan baik.
Diantara faktor pendukung terselenggaranya operasional
pelayanan jamaah haji adalah akomodasi dan konsumsi
sebagaimana disebutkan dalam PMA NO 14 tahun 2012 pasal 34
dan 35 menyatakan, bahwa pemerintah bertanggung jawab
terhadap pelayanan akomodasi dan konsumsi jamaah haji selama
di Asrama Haji Embarksi.3 Oleh karena itu, Asrama Embarkasi
Jakarta adalah salah satu sarana pelayanan akomodasi yang
mempunyai peranan dan fungsi sangat penting bagi kemudahan
pengaturan pelayanan jamaah haji menjelang keberangkatan ke
Arab Saudi dan saat kepulangan dari Arab Saudi ke tanah air.
Karena selain sebagai tempat pemulihan kesehatan dan
istirahat setelah melakukan perjalanan dari daerah asal masing-
masing juga sebagai tempat dan untuk mempersiapkan
perlengkapan semua dokumen perjalanan haji. Hal tersebut
dilakukan sebagai wujud dari tugas dan tanggung jawab sebuah
instansi yang menyelenggarakan pelayanan publik yaitu
menyediakan sarana dan prasarana akomodasi untuk jamaah haji.
Pelayanan terbaik adalah hal utama yang menjadi tujuan
3 Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji &
Umrah, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji (Studi Kasus Haji di
Dalam Negri dan di Arab Saudi), Jakarta Tahun 2016, h 78.
67
sekaligus hasil dari usaha sebuah sistem dari pengelolaan Asrama
Haji. Dalam Kepmenpan (Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara) No. 81 Tahun 1993 Pelayanan Umum adalah
segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah pusat, di daerah dan di lingkungan badan
usaha milik negara/daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk mengetahui tentang Asrama Embarkasi Jakarta,
di bawah ini penulis mengemukakan beberapa hal dari hasil
penelitian yang dilakukan, antara lain sebagai berikut :
1. Akomodasi Asrama Haji Embarksi Jakarta
Asrama Embarkasi Jakarta yang terletak di jalan raya
Pondok Gede, kelurahan Pinang Ranti, kecamatan Makasar,
Jakarta Timur adalah milik Kementerian Agama RI.
Berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No.
944/A/K/BKD/1997 dikeluarkannya izin peruntukan
bangunan Asrama Haji Pondok Gede Jakarta dilaksanakan
secara bertahap diatas tanah seluas 152.844 m² dan dimulai
pembangunanya tahun 1978. Kondisi Asrama Embarkasi
Jakarta sekarang ini sudah mulai naik grade setara bintang
tiga meskipun baru satu gedung yang diresmikan yaitu
gedung delta 3/D3, rencananya tahun ini juga gedung utama
akan diresmikan menjadi hotel setara bintang tiga, semua itu
sebagai sarana fasilitas akomodasi untuk jamaah, khusus
68
untuk jamaah agar jamaah mendapat pelayanan akomodasi
yang terbaik, baik itu di tanah air maupun di tanah suci4.
Tiga bulan sebelum pelaksanaan operasinal haji,
Asrama Embarkasi melakukan persiapan sanitasi dengan
melakukan pemeriksaan lingkungan Asrama diperiksa oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas satu Soekarno
Hatta sebagai pemeriksaan tahap pertama. Dua bulan
kemudian masuk dalam pemeriksaan tahap kedua, kemudian
seminggu sebelum hari pelaksanaan operasional dilakukan
pemeriksaan tahap ketiga/tahap akhir. Sesudah memeriksa
kondisi Asrama termasuk air dan lingkungan secara
keseluruhan dengan detail, pihak KKP menyimpulkan hasil
dan memberikan nilai kelayakan Asrama Embarksi Pondok
Gede Jakarta dengan nilai terbagus.5 Tahapan persiapan
akomodasi dilakukan sebagai berikut :
a. Persiapan Sebelum Operasional Haji
Proses untuk penggunaan kamar jamaah sebelum
pelaksanaan operasional haji, Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) Kelas satu Soekarno-Hatta beserta instansi terkait
melaksanakan pemeriksaan sanitasi UPT Asrama Haji
Embarksi Jakarta sesuai dengan amanah Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442/MENKES/SK/VI/
4 Wawancara dengan Bapak Hafiz, selaku Kesi Pelayanan
Akomodasi, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta. 5 Wawancara dengan Bapak Panca, selaku Staff Subbag Administrasi
dan Keuangan, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta.
69
2009 tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan haji
Indonesia, yang bertujuan :
1) Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum ke
berangkatan.
2) Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama
menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di tanah air.
3) Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular
yang mungkin terbawake luar/masuk oleh jemaah haji.
Pemeriksaan sanitasi di UPT Asrama Haji Jakarta
dilaksanakan tiga tahap, yaitu :6
1) Pemeriksaan sanitasi tahap pertama dilaksanakan pada
tanggal 26 April 2017 dengan hasil BAIK ( Nilai : 79,26 )
2) Pemeriksaan sanitasi tahap kedua dilaksanakan pada
tanggal 14 Juli 2017 dengan hasil BAIK ( Nilai : 86,25 )
3) Pemeriksaan sanitasi tahap ketiga dilaksanakan pada
tanggal 19 Juli 2017 dengan hasil BAIK SEKALI ( Nilai
: 89,73)
Melihat dari hasil penilaian pelaksanaan pemeriksaan
sanitasi UPT Asrama Haji Jakarta tahap I, II, dan III terjadi
peningkatan, ini merupakan bentuk keseriusan dari pengelola
dan pegawai UPT Asrama Haji Jakarta dalam mempersiapkan
pelaksanaan operasional haji dengan sebaik-baiknya.
6 Pengelola UPT Asrama, Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Pengelolaan UPT Asrama Haji Jakarta, (Jakarta : Asrama Haji Press, 2017),
h. 34.
70
b. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta
Asrama Embarkasi Pondok Gede Jakarta memiliki
fasilitas dan kemudahan sebagai berikut :
Lokasi Alamat : Jl. Pondok Gede Jakarta Timur
Luas Tanah : 152.123 m² yang dibeli
secara bertahap 80.200 m²
dibeli tahun 1978
38.870 m² dibeli tahun 1986
2.797 m²sibeli rahun 1993
Status Tanah : Hak Pakai, Sertifikat.
Status Kepemilikan : Kementerian Agama RI
/Ditjen Bimas Islam
Penyelengraaraan Haji
Dibangun/mulai pakai : Tahun 1978 dan mulai
pakai Tahun 1979
Kapasitas : Gedung Penginapan 2.783 orang
Jarak : Dengan Airport Halim PK ±2 Km
Dengan Airport Soekarno Hatta
± 30 Km
Asrama Embarkasi Pondok Gede Jakarta dibangun
dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan
non APBN. Fasilitas dan sarana yang ada di Asrama
Embarkasi merupakan salah satu faktor penentu kualitas
pelayanan yang baik terhadap jamaah haji dan masyarakat
umum. Keberadaan fasilitas penunjang untuk melancarkan
aktivitas kerja pegawai UPT juga merupakan hal yang harus
71
dipehatikan. Setiap tahunnya Asrama Embarkasi
mendapatkan dana dari pemerintah yang ditujukan untuk
merevitalisasi fasilitas Asrama. Revitalisasi disesuaikan
dengan kebutuhan yang ada.
Berikut fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki
Asrama Embarkasi Pondok Gede Jakarta saat ini :
Gedung utama kantor unit pelaksana teknis (UPT)
Asrama Embarkasi pondok gede jakarta. terdapat ruang
kerja seksi pelayanan Asrama di lantai satu, ruang kerja
seksi kerja samadi lantai dua, ruang kerja subbag
administrasi dan keuangan di lantai dua, dan ruang kerja
kepala UPT di lantai dua. dilengkapi juga dengan sarana
dan prasarana penunjang kegiatan operasioanal kantor.
Gedung serba guna, Asrama Embarkasi pondok gede
Jakarta memiliki tiga aula serba guna yaitu sg 1, sg 2,
dan sg 3. sg 2 terdiri dari 2 lantai pada saat musim haji
gedung ini digunakan untuk proses one stop service.
Serba guna 3 terdiri dari satu lantai dan saat musim haji
gedung ini digunakan untuk proses boarding pass. pada
sat diluar musim haji gedung serba guna ini digunakan
untuk acara-acara pertemuan, resepsi pernikahan,
mukhtamar, dan lain-lain. luas gedung cukup untuk
menampung 500 hingga 1,000 orang.
Ruang rapat, Asrama Embarkasi pondok gede Jakarta
memiliki tipe-tipe ruang rapat sesuai dengan kapasitas
yang akan digunakan, ada kapasitas 50 orang sampai 200
orang.
72
Kamar tidur (penginapan) Asrama Embarkasi Pondok
Gede Jakarta memiliki gedung penginapan yang
berjumlah sepuluh gedung dengan kapasitas ± 2.342
orang.
Table 2.2
Data Fasailitas Akomodasi Asrama Embarkasi Pondok Gede
Jakarta
Nama
Gedung
Jumlah
Kamar/Kapasitas
Fasilitas
Gedung E 49 Kamar/182 Orang AC, TV di Kamar,
Kamar Mandi di dalam,
Double Bed
Gedung D2 42 Kamar/158 Orang AC, TV di kamar, kamar
mandi dalam, double
bed
Gedung A 44 Kamar/172 Orang AC, TV di Lobby,kamar
mandi dalam
Gedung B 36 Kamar/144 Orang AC, TV di Lobby,kamar
mandi dalam
Gedung H 36 Kamar/108 Orang AC, TV di Lobby,kamar
mandi dalam
Gedung D3 36 Kamar/288 Orang AC, TV di Lobby,kamar
mandi luar
Gedung D4 36 Kamar/288 Orang AC, TV di Lobby,kamar
mandi luar
Gedung D5 36 Kamar/288 Orang AC, TV di Lobby, kamar
mandi luar
73
Gedung D1 36 Kamar/522 Orang Fan, TV di lobby, kamar
mandi luar
Gedung C 36 Kamar/240 Orang AC, TV di Lobby, kamar
mandi dalam
Sumber: Penginapanasramahajijakarta.net
Masjid
Masjid yang dinamakan Al Mabbrur sebagai pusat
tempat pelaksanaan ibadah bagi jamaah haji dan tamu-
tamu pengguna asrama. Pada masa penyelenggaraan
haji, jamaah biasanya mendapatkan bekal teori manasik
haji yang selalu dilaksanakan di Masjid Al Mabrur dan
melaksanakan sholat berjamaah selama masa
pengasramaan. Sedangkan pada saat di luar musm haji,
selain sebagai sarana untuk sholat berjamaah, para
pegawai UPT dan tamu asrama, Masjid Al Mabrur juga
dapat dimanfaatkan sebagai tempat acara pengajian,
tabligh akbar, dan akad nikah.
Lapangan Parkir Manasik
Asrama Embarkasi Pondok Gede Jakarta memiliki lokasi
khusus praktik manasik yang dilengkapi dengan miniatur
Ka’bah, miniatur Maqom Ibrahim, miniatur Mas’a, dan
miniatur jamarat. Di luar musim haji, biasanya tempat
ini digunakan oleh travel-travel yang menyelenggarakan
praktik manasik untuk jamaahnya, dan juga anak-anak
TK yang bisa melaksanakan program manasik.
74
UPT Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede Jakarta
sebagai pelaksana tugas pelayanan jamaah haji dan
masyarakat umum tentunya memiliki sistem manajemen
pelayanan yang bertujuan untuk mencapai pelayanan yang
maksimal. Kualiats pelayanan yang baik harus melibatkan
unsur manajemen serta menggunakan metode-metode
kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara
berkesinambungan proses-proses organisasi dan agar dapat
memenuhi bahkan melebihi kebutuhan, keinginan dan
harapan pelanggan.7
Dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para jamaah haji, UPT Asrama Haji Embarksi Pondok Gede
Jakarta terus berbenah diri melakukan perbaikan dan
peningkatan mutu pelayanan, baik dari segi fisik bangunan
(fasilitas, sarana dan prasarana) maupun dari segi operasional
administrasi. Peningkatan layanan dari segi fisik diperlukan
upaya memperindah Asrama dan menyempurnakan
kelengkapan sarana fasilitas yang ada. Misalnya,
renovasi/pengembangan desain gedung penginapan, aula
ruang rapat yang dibuat sebaik mungkin agar para penguna
fasilitas merasa nyaman saat berada di dalam asrama.
Pengembangan Masjid Al Mabrur dipadukan dengan
sarana peragaan sarana peragaan manasik haji yang berupa
miniatur bagunan Ka’bah, miniatur maqom Ibrahim,
7 Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan Dalam Perspeketif
Pelayanan Public, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011), h. 118.
75
miniatur Mas’a, dan miniatur jamarat merupakan pilihan
yang harus dilakukan dalam rangka menarik minat
masyarakat untuk menggunakan fasilitas Asrama Haji
Embarksi Pondok Gede Jakarta.
Menurut Kamsir, beberapa ciri pelayanan yang baik
bagi sebuah lembaga dan karyawan yang bertugas
diantaranya tersedianya sarana dan prasarana yang baik,
tersedianya karyawan yang baik, bertanggung jawab sejak
awal hingga akhir, mampu melayanai secara cepat dan tepat,
mampu berkomunikasi, tesedianya produk-produk yang
diinginkan, memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
baik, berusaha memahami kebutuhan orang yang dilayani,
mampu memberikan kepercayaan.8
Berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan,
UPT Asrama Haji Embarksi Pondok Gede Jakarta telah
berusaha memenuhi pelayaan yang baik untuk semua
pengguna asrama, dilihat dari kinerja yang telah dilakukan
dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas sarana dan
prasarana yang disediakan, selalu memberikan kemudahan
dalam memberikan pelayanan, seta bertanggung jawab
terhadap apa yang dibutuhkan pengguna asrama.
Saat berlangsungnya masa penyelenggaraan haji,
UPT sebagai pengelola, Asrama memberikan pelayanan
kepada jamaah haji sesuai petunjuk teknis Dirjen PHU.
Secara umum tugas UPT melayani jamaah haji sudah dimulai
8 Kamsir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2006 ), h. 223.
76
sejak awal sebelum masa operasinal penyelenggaraan haji
berlangsung. Sebagai persiapan awal, UPT Asrama Haji
Embarksi Pondok Gede Jakarta membut kebijakan untuk
menutup sementara pelayanan kepada masyarakat umum
sejak satu minggu sebelum hari H, pada waktu tersebut UPT
Asrama Haji menyiapkan serta menginventarisir perbaikan
dan penyempurnaan Asrama yang dianggap perlu,
dainataranya :9
1) Mengevaluasi kondisi fisik gedung, pengaturan daya
tampung Asrama dan kelengkapan pengakomodasian.
2) Mengevaluasi/melengkapi sarana, prasarana dan fasilitas
untuk pelayanan jamaah haji seperti sarana kesehatan,
sarana komunikasi, sarana peragaan manasik haji yang
berupa miniatur bagunan Ka’bah, miniatur maqom
Ibrahim, miniatur Mas’a, dan miniatur jamarat, kamar
tidur, dapur, WC, kamar mandi keamanan gedung dan
kebersihan halaman lingkungan asrama.
3) Penyiapan listrik yang memadai sesuai kebutuhan masa
operasional serta penyiapan generator listrik dan lain
sejenisnya sebagai cadangan bilaman listrik padam.
4) Pengaturan kesiapan untuk tempat parkir kendaraan
dilengkapi rambu-rambu lalu lintas untuk menghindari
kemacetan.
5) Menyediakan penyediaan ruangan kerja dan akomodasi
bagi pimpinan dan petugas pemberangkatan dan
9 Direktorat jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Peunjuk Teknis
Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta : Kementerian Arama RI, 2001), h. 45.
77
pemulangan haji serta menyiapkan tempat pelayanan
katering jamaah selama operasional pemberangkatan dan
pemulangan haji.
6) Untuk menjaga keamanan setiap mobil yang akan masuk
ke area Asrama Haji, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan secukupnya, misalnya dengan alat detektor.
c. Masa Operasional Haji
Penyelenggaraan operasional haji di UPT Asrama
Haji Embarksi Jakarta diselenggarakan oleh Panita
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta
Pondok Gede, dilaksanakan dalam dua pase yaitu masa
operasional pemberangkatan jamaah haji dan masa
operasional pemulangan jamaah haji.
Personalia PPIH Embarkasi-Debarkasi Jakarta
Pondok Gede, direkrut dari beberapa unsur, terdiri dari :10
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI dan
Kantor Kementerian Agama Kota di Jakarta, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Banten, UPT Asrama Haji
Embarksi Jakarta, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara
Soekarno Hatta, Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi
Manusia Provinsi DKI Jakarta, Kantor Bea Cukai Bandara
Halim Perdanakusuma, Korps TNI-AU Bandara Halim
Perdanakusuma, Kepolisian Sektor Makasar Jakarta Timur,
Angkasa Pura II Halim Perdanakusuma.
10
Pengelola UPT Asrama, Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Pengelolaan UPT Asrama Haji Jakarta, (Jakarta : Asrama Haji Press, 2017),
h. 38.
78
PPIH Embarkasi-Debarkasi Jakarta Pondok Gede
dibantu oleh Pembantu PPIH Embarkasi-Debarkasi Jakarta
Pondok Gede, terdiri dari unsur pegawai, Pegawai Bidang
PHU Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. DKI
Jakarta, Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota se-DKI
Jakarta, Pegawai UPT Asrama Haji Embarksi Jakarta,
Pegawai Bidang PHU Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Banten, Instansi yang terlibat langsung dalam
kegiatan operasional haji di Embarkasi-debarkasi Jakarta
Pondok Gede yaitu : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Soekarno Hatta, sebagai pelaksana pengawasan kesehatan
jamaah haji, Kantor Imigrasi Jakarta Timur, sebagai
pelaksana pengawasan kelengkapan dokumen perjalanan ke
luar negeri / kembali dari luar negeri bagi jamaah haji,
Kantor Bea Cukai, sebagai pelaksana pengawasan terhadap
barang-barang jamaah haji, Angkasa Pura II Halim
Perdanakusuma, sebagai pelaksana pengawasan terhadap
barang-barang bawaan jamaah haji saaat boarding, Korps
TNI AU Halim Perdanakusuma, sebagai pelaksana
pengamanan saat operasional haji di wilayah Bandara Halim
Perdanakusuma, Polsek Makasar Jakarta Timur, sebagai
pelaksana pengamanan saat operasional haji di Asrama Haji,
Koramil 0505 Jakarta Timur, sebagai pelaksana pengamanan
saat operasional haji di Asrama Haji, PLN Keramat jati
Jakarta Timur, sebagai pelaksana pengawasan listrik selama
operasional haji, Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur,
sebagai pelaksana pengawasan sampah/limbah selama
79
operasional haji, PT. Garuda Indonesia, sebagai operator
pengangkut jamaah haji dari tanah air ke tanah suci dan
sebaliknya, PT. Gapura Angkasa, sebagai ground handling
jamaah haji sebelum naik pesawat saat keberangkatan ke
tanah suci dan jamaah haji turun dari pesawat setibanya di
Indonesia, PT. Bank Rakyat Indonesia, sebagai penyedia
living cost jamaah haji, Rumah Sakit Haji Jakarta, sebagai
pelaksana tindakan medis bagi jamaah haji, Rumah Sakit
Sulianti Saroso, sebagai pelaksana tindakan medis penyakit
khusus bagi jamaah haji, Katering pemenang lelang yaitu
CV. Cipta Boga Vidi, sebagai pelaksana penyedia konsumsi
jamaah haji. Dan CV. Iiis Katering Service, sebagai
pelaksana penyedia konsumsi petugas PPIH dan pembantu
PPIH Embarkasi-debarkasi Jakarta Pondok Gede.
1) Masa Operasional Pemberangkatan Jamaah Haji
Embarkasi Jakarta Pondok Gede telah
memberangkatkan jamaah haji, dengan rincian :11
Table 2.3
Rencana Pemberangkatan Jamaah Haji
11
Pengelola UPT Asrama, Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Pengelolaan UPT Asrama Haji Jakarta, (Jakarta : Asrama Haji Press, 2017),
h. 39.
No Asal
Provinsi
Jumlah
Kloter
Jumlah
Petugas
Jumlah
Jamaah Total
1. DKI Jakarta 8.068 105 8.173 22
2. Banten 9.434 121 9.555 24
80
Sumber Paper : Laporan Pemberangkatan
Proses pemberangkatan jamaah haji per kelompok
terbang (Kloter) di Embarkasi Jakarta Pondok Gede :
a) Jamaah haji sesuai SPMA, masuk ke Asrama Haji
diterima di gedung SG2 UPT Asrama Haji Embarksi
Jakarta dengan sistem “One Stop Service” (Pelayanan
Satu Atap), antara lain:
1) Pelayanan pemeriksaan kesehatan akhir bagi jamaah
haji.
2) Pelayanan penyerahan kokarde yang berfungsi sebagai
kartu kontrol pembagian akomodasi dan konsumsi
bagi jamaah haji.
3) Pelayanan penyerahan/pemasangan gelang identitas
bagi jamaah haji.
4) Pelayanan penyerahan paspor, visa, boarding pass
sebagai dokumen persyaratan perjalanan ke luar
negeri.
5) Pelayanan penyerahan Penggantian uang Paspor.
6) Pelayanan penyerahan living cost sebesar SAR 1.500.
7) Pelayanan pengantaran ke gedung penginapan bagi
jamaah haji yang telah selesai melaksanakan proses
penerimaan.
3. Lampung 7.018 90 7.108 18
TOTAL 24.520 316 24.836 64
81
b) Jamaah haji melakukan kegiatan pembinaan manasik
ibadah haji di lapangan manasik depan Masjid Al Mabrur
di UPT Asrama Haji.
c) Sesuai jadwal pemberangkatan pesawat, jamaah haji
disiapkan untuk pelaksanaan boarding yang dilaksanakan
di gedung SG 1.
d) Setelah kegiatan boarding, jamaah haji diantar ke Bandara
Halim Perdanakusuma dengan menggunakan kendaraan
bus dan dikawal oleh forader dari TNI-AU Lanud Halim
Perdanakusuma.
e) Jamah haji berangkat menggunakan pesawat Garuda
Boeing 777 berkapasitas 393 orang menuju Saudi Arabia.
Penerimaan jamaah haji di Asrama Haji Embarksi
Jakarta berasal dari jamaah Provinsi DKI Jakarta dan
Provinsi Banten sedangakan jamaah haji asal Provinsi
Lampung diberangkatkan dari Asrama Haji bandar Lampung
menuju bandara Halim Perdanakusuma menggunakan
pesawat Sriwijaya, transit di bandara Halim Perdanakusuma
(tidak masuk ke Asrama Haji Embarksi Jakarta) kemudian
diberangkatkan menuju Arab Saudi menggunakan pesawat
garuda.
82
2) Masa Operasional Pemulangan Haji
Debarkasi Jakarta Pondok Gede telah melaksanakan
penerimaan kepulangan jamaah haji tiba di tanah air, dengan
rincian :12
Table 2.4
Rencana Pemulangan Jamaah Haji
Sumber Paper : Laporan Pemulangan Haji
Proses penerimaan kepulangan jamaah haji asal
Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten di debarkasi
Jakarta Pondok Gede :
a) Setelah pesawat pengangkut jamaah haji mendarat di
Bandara Halim Perdanakusuma, jamaah haji turun dari
pesawat dan berjalan menuju tempat pemeriksaan
kesehatan oleh KKP menggunakan Thermal Scanner dan
12
Pengelola UPT Asrama, Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Pengelolaan UPT Asrama Haji Jakarta, (Jakarta : Asrama Haji Press, 2017),
h. 41.
No Asal
Provinsi
Jumlah
Jamaah
Jumlah
Petugas Total
Jumlah
Kloter
1. DKI Jakarta 8.043 105 8.148 22
2. Banten 9.526 121 9.526 24
3. Lampung 7.074 90 7.174 18
4. Lain-lain 3 3
TOTAL 24.432 316 24.751 64
83
clearance dokumen perjalanan yang dilaksanakan oleh
Imigrasi.
b) Kemudian jamaah haji naik bus diantar menuju Asrama
Haji Embarksi Jakarta.
c) Jamaah haji tiba di gedung SG2 dipersilahkan duduk dan
diberikan snack dan minuman sambil menunggu
penyusunan koper jamaah yang disusun sesuai nomor
rombongannya.
d) Jamaah haji dipersilahkan mengambil air zam-zam
sebanyak lima liter untuk dibawa pulang.
e) Jamaah haji dipersilahkan mengambil dan membawa
koper dan barang bawaan miliknya untuk dibawa ke
penjemput dengan dibantu/diantar oleh petugas angkutan
barang yang telah disediakan oleh PPIH.
2. Pelayanan Akomodasi Asrama Embrkasi Pondok Gede
Jakarta
a. Proses Penerimaan Jamaah Haji
Proses penerimaan Jamaah Haji di Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta menerapkan pelayanan satu atap atau
“One Stop Service” dimana jamaah masuk sesuai dengan
Surat Pemanggilan Masuk Asrama (SPMA). Penerapan
pelayanan “One Stop Service” bertujuan mempercepat proses
jamaah keluar negri dengan terintegrasinya proses costum
imigration and qurantium (CIQ) dalam satu kesatun, sehingga
memberikan waktu istirahat yang cukup kepada jamaah haji
sebelum melaksanakan perjalanan jauh ke tanah suci agar
84
jamaah haji sebelum melaksanakan perjalanan jauh ke tanah
suci agar para jamaah memiliki kesiapan fisik yang kuat.13
Table 2.5
Alur Flowchart Pelayanan One Stop Service
Alur pelayanan satu atap “One Stop Service”
Sumber Paper : Laporan Operasional Pemberangkatan Haji
Proses pelayanan akomodasi/Asrama di Asrama
Embarkasi Jakarta, yaitu : pertama, jamaah masuk ke Asrama
13
Wawancara dengan Bapak Panca, selaku Staff Subbag Administrasi
dan Keuangan, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta.
Gedung SG 2
1. 1a, 1b : Jamaah haji
dipisah wanit dan
laki-laki antri
2. Meja 2a, 2b : Meja Petugas
Kesehatan 1
3. Meja 2a, 3b : Meja Petugas
Penerimaan
4. Meja 4a, 4b : Meja Petugas
Gelang Identitas
5. Meja 5a,5b : Meja Petuaas
Paspor dan
DAPIH
6. Meja 6a, 6b : Meja Petugas
Living Cost
Pelayanan
Penerimaan
Jamaah
85
Haji Embarksi diterima oleh Panitia (PPIH) di gedung SG 2
UPT Asrama Haji Embarksi Jakarta. Kedua, jamaah haji
dipersilahkan duduk terpisah antara jamaah pria dan jamaah
wanita di dalam gedung SG 2, kemudian diberikan informasi
tentang pelayanan bagi jamaah selama di Asrama Haji.
Ketiga, pemeriksaan kesehatan akhir bagi jamaah haji oleh
petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) kelas satu
Soekarno Hatta. Keempat, penyerahan Kokarde kepada
jamaah haji dan petugas, yang berfungsi sebagai kartu
informasi dan juga sebagai kartu kendali untuk pembagian
akomodasi dan konsumsi. Kelima, penyerahan/pemasangan
gelang indetitas kepada jamaah haji dan pertugas, terdiri dari
gelang barcode dan gelang besi. Keenam, penyerahan paspor,
visa, Boarding Pass kepada jamaah haji dan petugas sebagai
dokumen persyaratan perjalanan ke luar negri.
Ketujuh, penyerahan living cost sebesar SAR 1.500
dan pengembalian uang paspor sebesar Rp 250.000,00
kepada jamaah haji. Kedelapan, pengantaran ke gedung
penginapan bagi jamaah haji yang telah selesai
melaksanakan proses penerimaan. Kesembilan, jamaah haji
beristirahat di pemondokan Asrama Haji, menyiapkan diri
untuk keberangkatan ke tanah suci. Kesepuluh, sesuai jadwal
pemberangkatan pesawat, jamaah haji disiapkan untuk
pelaksanaan boarding yang dilaksanakan di gedung SG 1.
Kesebelas, setelah kegiatan boarding, jamaah haji diantar ke
Bandara Halim Perdanakusuma dengan menggunakan
kendaraan bus dan dikawal oleh forader dan TNI-AU Lanud
86
Halim Perdanakusuma. Proses terakhir jamaah haji berangkat
menggunakan pesawat Garuda Boeing 777 berkapasitas 393
orang menuju Arab Saudi.14
Realisasi penerimaan jamaah haji dengan proses
pelayanan satu atap “One Stop Service” disempurnakan lagi,
dengan prosesnya sebagai berikut :
1) Jamaah haji masuk teras gedung serba guna 2 (SG2)
segera diingatkan oleh petugas PPIH agar menyiapkan
buku kesehatan, SPMA (Surat Panggilan Masuk
Asrama) dan lembar biru setoran BPIH. Diteras gedung
ini tersedia kursi-kursi untuk duduk jamaah haji sambil
menunggu giliran masuk ke gedung SG 2 ini. Sementara
itu barang bawaan/bagasinya ditimbang dan dicocokkan
dengan praman serta diperiksa melalui X ray.
2) Jamaah haji menuju ke meja petugas kesehatan, jamaah
haji masuk SG2 melewati meja petugas kesehatan,
diperiksa buku kesehatannya untuk distempel tanggal
dan stempel oleh petugas KKP.
3) Masuk gedung SG2, jamaah haji memasuki gedung SG2
lalu duduk dikursi yang telah disediakan, mendengar
penjelasan dari petugas bidang pemerimaan jamaah
tentang proses pelayanan di gedung SG2 dan selama
berada di Asrama Haji.
14
Wawancara dengan Ibu Esa Aisah, selaku Kepala Seksi
Akomodasi, Transportasi dan Pembekalan Haji, dan selaku anggota PPIH
Jakarta tahun 2017, tanggal 19 Maret 2018 di Kantor Wilayah Kementrian
Agama DKI Jakarta.
87
4) Masuk Konter Kesehatan
Setelah mendenganr penjelasan dari bidang penerimaan,
jamaah haji diperiksa buku kesehatannya dan diamati
fisiknya, apabila teridentifikasi jamaah haji kurang sehat
atau hamil segera masuk bilik untuk diperiksa secara
teliti oleh petugas KKP.
5) Masuk ke seksi penerimaan jamaah kemudian jamaah
haji menyerahkan lembar biru setoran BPIH dan SPMA
kepada petugas seksi penerimaan jamaah untuk diberi
kokarde/gedung penginapan dan kamar inap berikut
kartu makan/katering.
6) Pembagian Gelang Jamaah Haji
Jamaah haji memperlihatkan/menyerahkan kartu tersebut
kepada petugas seksi gelang untuk diberi gelang
identitas.
7) Kemudian Menuju Ke Seksi Penyerahan Paspor
Jamaah haji menyerahkan kokerde penginapan kepada
petugas sie penyerahan paspor, kemudian petugas
menyerahkan paspor kepada Jamaah haji melalui
petugas Imigrasi untuk diperiksa keabsahan paspor.
Setelah itu diperiksa sejenak oleh petugas imigrasi
paspor diserahkan kembali kepada jamaah haji. Dalam
paspor tersebut dilampirkan lembar bukti penerimaan
LC (Living Cost) dan buku DAPIH (Dokumen
Administrasi Pejalanan Ibadah Haji) dan Boarding
passsebagai pengganti tiket pesawat.
88
8) Menuju Ke Seksi Living Cost
Jamaah memperlihatkan paspor dan menyerahkan
lembar bukti penerimaan Living Cost yang telah di
tanda tangani jamaah haji dan menyerahkan buku
DAPIH untuk di stempel lunas oleh petugas Sie Living
Cost sebagai tanda uang Living Cost telah di ambil dan
buku DAPIH dikembalikan kembali kepada jamaah yang
bersangkutan.
9) Jamaah haji menghitung Living Cost dengan disaksikan
petugas Living Cost.
10) Jamaah haji keluar dari gedung SG 2 lalu naik bus
diantar kegedung penginapan.
Selama menerima pelayanan satu atap, Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang bertugas di Asrama
Haji Embarksi Jakarta Pondok Gede telah megaturnya
dengan teratur dan sebaik mungkin. Menurut penulis metode
pelayanan satu atap ini merupakan aplikasi manajemen yang
sudah dilaksanakan badan pengelolaan Asrama Haji demi
mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu ingin
memberikan pelayanan yang baik sehingga jamaah haji dapat
beristirahat dengan maksimal.
Pada metode pelayanan satu atap ini panitia mengatur
pelaksanaan pelayanan dengan semaksimal mungkin, yaitu
dengan menggunakan fungsi manajemen, diantaranya
perencanaan yang telah dilaksanakan mengingat sebelum
89
dilaksanakannya metode pelayanan satu atap ini istirahat
jamaah haji terganggu.
b. Proses Penempatan Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi
Asrama Haji Embarksi Pondok Gede Jakarta
memiliki sepuluh gedung penginapan yang disiapkan bagi
jamaah haji untuk istirahat dalam rangka mempersiapka diri
sebelum keberangkatan menuju tanah suci. Mengatur pola
penempatan jamaah dalam gedung penginapan sangat
diperhatikan. Misalnya dengan menempatkan jamaah yang
lanjut usia di kamar-kamar lantai bawah dan jamaah yang
usia produktif di kamar-kamar lantai atas. Apabila dari segi
pelayanan penyediaan akomodasi, fasilitas dan sarana
prasarana tidak memuaskan, maka waktu istirahat jamaah
akan terganggu. Adapun gedung penginapan yag telah
disiapkan untuk per kloternya adalah :
1) Gedung D2, D3, E
2) Gedung A, B, C
3) Gedung D4, D5, D1 (digunakan bila ada kloter
tambahan)
Sedangkan gedung H digunakan untuk penginapan
petugas PPIH dan pembantu PPIH Embarkasi Pondok Gede
Jakarta. Penyusunan kamar-kamar untuk para jamaah
diutamakan bagi jamaah Risti ditempatkan di lantai dasar
dengan sistem dalam satu kelompok terbang (Kloter) akan
90
dibagi kedalam tiga gedung penginapan meneysuaikan
dengan data usia dan jenis kelamin dan kondisi jamaah15
.
c. Jadwal Pemberangkatan Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi
Jadwal Pemberangkatan Jamaah haji melalui
Embarkasi Jakarta Pondok Gede terbagi menjadi dua
gelombang, gelombang pertama (Jakarta-Madinah)
memberangkatkan kloter 01 JKG s.d. 64 JKG. Gelombang
kedua (Jakarta-Jeddah) memberangkatkan kloter 30 JKG s.d.
64 JKG. Jumlah jamaah haji yang diberangkatkan Embarkasi
Jakarta Pondok Gede sebanyak 24.836 orang tergabung
dalam enam empat kelompok terbang (Kloter) dengan
rincian sebagai berikut : 1). Asal Provinsi DKI Jakarta
sebanyak 8.173 orang, terdiri dari jamaah haji sebanyak
8.068 oarang dan petugas 105 oarang, 2). Asal Provinsi
Banten sebanyak 9.555 oarang terdiri dari jamaah haji
sebanyak 9.434 orang dan petugas 121 orang, 3). Asal
Provinsi Lampung sebanyak 7.108 oarang terdiri dari jamaah
haji 7.018 orang dan petugas sembilan puluh orang.16
15
Wawancara dengan Bapak Hafiz, selaku Kasi Pelayanan
Akomodasi, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta. 16
PPIH Embarkasi Jakarta, Laporan Operasional Pemberangkatan
dan Pemulangan Haji Embarkasi/Debarkasi Tahun 2017, (Jakarta : Asrama
Haji Press ), h. 34.
91
Table 2.6
Rekapititulasi Jumlah Pemberangkatan
Jamaah dan Petugas Embarkasi Jakarta Pondok Gede
No Asal
Provinsi
Jumlah
Kloter
Jumlah
Petugas
Jumlah
Jamaah Total
1. DKI Jakarta 22 105 8.068 8.173
2. Banten 24 121 9.434 9.555
3. Lampung 18 90 7.018 7.108
64 316 24.520 24.836
Sumber Paper : Laporan Pemberangkatan
B. Konsumsi/Katering Jamaah Haji di Asrama Embarkasi
Jakarta
1. Sistem Pengadaan Konsumsi bagi Jamaah Haji di Asrama
Pola pengadaan konsumsi/katering jamaah haji jamaah
haji, dilaksanakan dengan cara lelang yang dilakukan oleh
pokja pengadaan barang/jasa Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta mengikuti Peraturaan Presiden
pasal 36 No 16 Tahun 2018 yang menyatakan bahwa di atas
200.000.000,- harus dilelang, kemudian Unit Layanan
Pengadaan (ULP) pokja pengadaan barang/jasa lainnya
sebagai pelaksannya, secara teknis struktur ULP berada
dibawah bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, ULP Pokja
pengadaan barang/jasa memiliki tugas sebagai berikut :
92
a. Menyusun Harga Perhitungan Sendiri (HPS)
Proses awal pemilihan penyedia catring jamaah haji,
Kepala Seksi Akomodasi Transportasi dan Perlengkapan Haji
(Hj. Esa Aisah) menyusun menu yang akan disajikan kepada
jamaah haji dengan cara melakukan survei harga pasar terkait
makanan apa yang akan disediakan, tujuan melakukan survei
harga pasar tersebut untuk merancang atau menyusun Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditandatangani oleh Kepala
Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta (H. Sadirin, MA).17
Seluruh Jamaah Haji mendapatkan tiga kali makan dan satu
kali snack pada saat pemberangkatan dan satu kali snack pada
masa pemulangan.
Total jamaah haji yang berangkat dan diberikan makan
/ catring sebanyak 7.952 Jamaah haji, Total kelompok terbang
sebanyak dua puluh dua kelompok terbang (Kloter). Contoh
Harga Perhitungan Sendiri ( HPS ), sebagai berikut :18
17
Wawancara dengan Bapak Angga, selaku Seksi Pengelolaan
Keuangan Haji, tanggal 19 Maret 2018 di Kantor Wilayah Kementrian Agama
DKI Jakarta. 18
Wawancara dengan Bapak Angga selaku Seksi Pengelolaan
Keuangan Haji, tanggal 19 Maret 2018 di Kantor Wilayah Kementrian Agama
DKI Jakarta.
93
Table 2.7
Harga Perhitungan Sendiri (HPS)
Pengadaan Konsumsi/Katering Jamaah Haji dan Petugas
Yang Menyertai Embarkasi Pondok Gede Jakarta
NO Waktu Bahan
Makanan
Perkiraan Perkiraan Harga
Satuan
Kalori Berat Mg
A. Masa Pemberangkatan
1 Makan
Pagi
Nasi 350 200 gr 3,500
Daging / Ayam /
Ikan + Telor 250 100 gr
12,500
Sayuran + Orek
Tempe + Tahu +
Kentang
200 60 gr
4,000
Kerupuk 30 10 gr 1,000
Buah ( bukan
buah potong ) 50 1 buah
2,000
Air Mineral 0 600 Ml 1,500
880
24,500
2 Kudapan
Roti, Kue /
Lemper +
Sambosa
150 100 gr
8,200
Teh, kopi gula
dan kreamer 50 1 sachet
4,000
200
12,200
3 Makan
Siang
Nasi 350 200 gr 3,500
Daging / Ayam /
Ikan + Telor
(kombinasi tahu
tampe )
300 100 gr
12,500
94
Sayuran 50 60 gr 4,000
Kerupuk 30 10 gr 1,000
Buah ( bukan
buah potong ) 50 1 buah
2,000
Air Mineral 0 600 ml 1,500
Juice 86 250 ml 6,200
866
30,700
4 Kudapan
Kue / Kacang
Hijau Puding +
roti
100 100 gr
8,000
Santan 60 10 ml 500
Teh, kopi gula
dan kreamer 50 1 sachet
4,000
210
12,500
5 Makan
Malam
Nasi 350 200 gr 3,500
Daging / Ayam /
Ikan + Telor 300 100 gr
12,500
Sayuran 50 60 gr 4,000
Kerupuk (Peyek) 30 10 gr 1,000
Buah ( bukan
buah potong ) 50 1 buah
2,000
Air Mineral 0 600 ml 1,500
780
24,500
Jumlah Total A 2936
104,400
B. MASA PEMULANGAN
6 Kudapan
Roll + Kue +
Lemper + Soes 200 100 gr
9,000
Teh, kopi gula
dan kreamer 90 1 sachet
4,000
Air mineral 0 600 ml 1,500
Box
300
95
Terbilang (Dua milyar sembilan puluh juta seratus tujuh puluh
dua ribu rupiah).
Setelah Harga Perkiraan Sendiri (HPS) ditandatangani
oleh Kepala Bidang Penyelenggaraaan Haji dan Umrah Kantor
Wilayah kemenaterian Agama Provinsi DKI Jakarta, kepala
bidang penyelenggaraan haji dan umrah membuat surat
permohonan kepada ULP dengan melampirkan HPS tersebut
untuk segera dilaksanakan pelelangan. Setelah ULP menerima
dan mengkaji surat permohonan lelang yang dibuat oleh
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah dilaksanakan
rapat antara kedua belah pihak untuk menetapakan tanggal dan
jadwal kapan pengumaman lelang tersebut akan dipublikasi
melalui website : lpse.Kementerian Agama.go.id.19
b. Menyusun Jadwal Lelang
Pada saat pelelangan, pokja pengadaan barang/jasa
lainnya, dapat melihat perusahaan perusahaan yang mendaftar
dan yang mengupload dokumen penawaran, pokja pengadaan
19
Wawancara dengan Bapak Angga, selaku Seksi Pengelolaan
Keuangan Haji, tanggal 19 Maret 2018 di Kantor Wilayah Kementrian Agama
DKI Jakarta.
Jumlah Total B 290
14,800
Jumlah Total A + B 3226
119,200
Jumlah kalori pada masa pemberangkatan dan pemulangan = 3226
Jumlah harga satuan ( Total A + Total B ) = Rp. 119.200
Jumlah Total Jamaah Haji + Petugas kloter
(17.445 Jamaah+90 Petugas) X Rp. 119.200 = Rp.2.090.172.000
96
barang/jasa lainnya kemudian mengevaluasi dan meneliti
dokumen penawaran yang telah diupload oleh perusahaan,
setelah didapatkan perusahaan yang berkompeten dalam
melakasanakan catering untuk calon jamaah haji dilaksanakan
penandatangan kontark oleh Kepala bidang penyelenggaraaan
haji dan umrah selaku Pejabat Pembuat Komitmen dan
direktur perusahaan catering yang telah ditetapkan sebagai
pemenang oleh pokja pengadaan barang/jasa lainnya.20
Pelaksanaan dibuat secara sistematis dilengkapi dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari : 1). Jadwal
pelaksanaan pengelolaan makanan (dilengkapi matrik) terdiri
dari : a). Jadwal distribusi bahan baku dan penunjang lainnya,
b). Jadwal penyajian makanan jadi serta, c). Jadwal
pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pemasukan dan pengeluaran
peralatan dapur yang cukup untuk melaksanakan
pengadaan katering jamaah haji dan petugas yang menyertai
di Asrama Haji Jadwal menu harian selama proses pengadaan
kesemuanya jadwal tersebut dibuat diatas kop perusahaan,
diberi stempel/cap perusahaan dan ditandatangani oleh
direktur perusahaan, diberi tanggal, bulan dan tahun sesuai
tanggal dokumen penawaran. Tiga puluh hari untuk masa
pemberangkatan kemudian metode pelaksanaan pekerjaan
dibuat diatas kop perusahaan, diberi stempel/cap
perusahaan, dan ditandatangani oleh Direktur Perusahaan,
20
Wawancara dengan Bapak Angga, selaku Seksi Pengelolaan
Keuangan Haji, tanggal 19 Maret 2018 di Kantor Wilayah Kementrian Agama
DKI Jakarta.
97
diberi tanggal, bulan dan tahun sesuai tanggal dokumen
penawaran.
Data pengalaman perusahaan yaitu melampirkan foto
copy bukti pengalaman perusahaan tiga paket tertinggi selama
sepuluh tahun terakhir termasuk pengalaman sub kontrak di
lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia
barang/jasa yang baru berdiri kurang dari tiga tahun dalam
bentuk copy SPMK/Kontrak dan berita acara serah terima
pekerjaan beserta pembayaran pajaknya yang sesuai dengan
jenis pekerjaannya. Dalam kurun waktu empat tahun
terakhir melampirkan bukti pengalaman. Bagan struktur
organisasi dibuat diatas kop perusahaan, diberi stempel/cap
perusahaan, dan ditandatangani oleh Direktur Perusahaan,
diberi tanggal, bulan dan tahun sesuai tanggal dokumen
penawaran.
c. Evaluasi Kualifikasi Pengadaan Rekanan
Konsumsi/Katering Haji
1) Evaluasi Administrasi
Penilaian administrasi dilakukan terhadap pemenuhan
persyaratan administrasi penyedia barang/jasa sebagaimana
yang disyaratkan di dokumen kualifikasi. Apabila persyaratan
administrasi tidak dapat dipenuhi, maka penyedia barang/jasa
yang bersangkutan dinyatakan gugur (tidak lulus) kualifikasi
dan tidak dapat dilanjutkan pada proses selanjutnya.
98
2) Evaluasi Dokumen Keuangan & Teknis
Penilaian dokumen keuangan & teknis menggunakan
system penilaian (scoring) dengan nilai unsur-unsur keuangan
& teknis dilakukan pada setiap sub unsur yaitu : keuangan,
nilai maksimum sepuluh
a) Dukungan Bank (DB) sepuluh
b) Pengalaman Pekerjaan dua puluh
c) Personil dua puluh
d) Peralatan dua puluh
e) Total 100
3) Penelitian Keuangan
Nilai Maksimum 100 dan dukungan bank (DB), nilai
sepuluh, DB = minimal sepuluh persen dari nilai paket
pekerjaan (perkiraan nilai pekerjaan). Penyedia jasa yang tidak
menyerahkan dukungan bank sekurang-kurangnya sepuluh
persen dari nilai paket yang akan dilelangkan (perkiraan nilai
pekerjaan), dinyatakan gugur dan selanjutnya tidak dinilai.
Apabila perolehan total nilai Dukungan Bank (DB) < sepuluh,
maka dinyatakan gugur dan tidak dilakukan penilaian
selanjutnya, yang gugur pada penilaian keuangan tidak
dilakukan penilaian selanjutnya.
4) Penilaian Teknis Rekanan Katering/Konsumsi Jamaah
Haji
Penilaian teknis nilai maksimum adalah sembilan
puluh dan pengalaman Perusahaan (scoring) Nilai maksimum
lima puluh, Penilaian dilakukan terhadap pengalaman
pekerjaan yang pernah dikerjakan sepuluh tahun terakhir.
99
perusahaan yang baru berdiri dari tiga tahun yang belum
berpengalaman tidak dinilai. Tiga unsur yang dinilai, yaitu :
a) Pekerjaan bidang jasa boga, nilai maksimal dua puluh:
Pekerjaan sejenis diberi nilai dua puluh.
Pekerjaan lainnya diberi nilai sepuluh.
Pekerjaan bukan jasa boga, diberi nilai nol.
b) Besar nilai pekerjaan, nilai maksimum dua puluh
Nilai kontrak sejenis > Rp. 1.483.024.000,-, diberi
nilai : dua puluh.
Nilai kontrak sejenis Rp. 741.512.000,- < x <
Rp.1.483.024.000,-, diberi nilai : sepuluh.
Nilai kontrak sejenis < Rp. 741.512.000,- diberi nilai
nol.
c) Status Penyedia Jasa, nilai maksimum sepuluh:
Sebagai penyedia jasa utama/lead firm, nilai
sepuluh.
Sebagai sub penyedia jasa utama/amggota film nilai
nol.
Apabila perolehan total nilai pengalaman
pekerjaan < 25, maka dinyatakan gugur dan tidak
dilakukan penilaian selanjutnya, untuk apabila perolehan
total nilai Dukungan Bank (DB) < 10, maka dinyatakan
gugur dan tidak dilakukan penilaian selanjutnya. Yang
gugur pada penilaian keuangan tidak dilakukan penilaian
selanjutnya.
100
5) Personil Pelaksana/Petugas Katering
Sertifikat yang dimiliki adalah Sertifikat Kursus
Keahlian atau Sertifikat Ketrampilan (SKT) bagi personil yang
tidak memiliki sertifikat tidak akan dinilai, bagi personil yang
tidak memiliki Ijazah tidak akan dinilai. Apabila perolehan
total nilai personil < 10, maka dinyatakan gugur dan tidak
dilakukan penilaian selanjutnya. Penilaian personil
maksmimum dua puluh.
Data Personalia yaang harus dipenuhi antara lain
melampirkan foto copy ijazah, KTP yang masih berlaku,
Sertifikasi Keahlian personil inti, surat pernyataan Tenaga
Ahli dibuat diatas kop perusahaan, diberi stempel/cap
perusahaan, dan ditandatangani oleh direktur perusahaan dan
tenaga ahli, diberi tanggal, bulan dan tahun sesuai tanggal
dokumen penawaran.
Surat pernyataan tenaga ahli gizi, tenaga ahli boga dan
ahli sanitasi dengan melampirkan fotokopi sertifikat
keahlian/sertifikat kursus keahlian dan Ijazah dari lulusan
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta yang telah diakreditasi oleh
instansi yang berwenang serta riwayat pengalaman kerja
untuk Tenaga ahli/Inti sesuai dengan bidang pekerjaannya
(curriculum vitae). Ditandatangani oleh yang bersangkutan
diketahui oleh Direktur Perusahaan. Penilaian kesesuaian
posisi dan pengalaman kerja personil sebagai berikut :
1) Pengalaman pekerjaan yang sejenis, mendapat bobot nilai
dua puluh.
101
2) Pengalaman pekerjaan tidak sejenis, mendapat bobot nilai
sepuluh.
3) Pengalaman pekerjaan selain jasa boga, mendapat nilai
nol.
Table 2.8
Tenaga Personil Inti Yang Dibutuhkan
Jabatan Personil
Inti
Pendidikan
Jumlah
Orang
Sertifikasi
Keahlian
Data
Pendukung
Manager S 1/1 Ijazah Fak
Ekonomi
Tenaga Ahli Gizi D3/1 Ahli Madya
Gigi
Ijazah dan
Sertifikat
Keahlian
Tenaga Ahli
Sanitasi
D3/1 Ahli
Lingkungan
/Sanitasi
Ijazah dan
Sertifikat
Keahlian
Tenaga Ahli Boga D3/1 Ahli Madya
Boga
Ijazah dan
Sertifikat
Keahlian
Admiistrasi/
Keuangan
D3/1 Ijazah dan
Sertifikat
Keahlian
Operator
Keuangan
SMA/1 Ijazah
Sumber Paper : Laporan Katering Haji
102
d. Peralatan/Perlengkapan
Peralatan yang dinilai hanya yang kondisinya tidak
kurang dari tujuh puluh persen, status kepemilikan alat dinilai
sebagai berikut :
1) Milik sendiri dengan bukti, mendapat nilai dua puluh.
2) Sewa jangka panjang dengan bukti, mendapat nilai sepuluh.
3) Sewa jangka pendek dengan bukti, mendapat nilai lima.
Data peralatan/perlengkapan, dibuat rincian tersendiri
untuk setiap jenis dan bukti-bukti surat kepemilikan/Sewa
Beli/Sewa Jangka Panjang/Sewa Jangka Pendek/ surat
dukungan dengan kop surat perusahaan harus dapat
ditunjukkan. Untuk peralatan sesuai dengan ketentuan minimal
adalah :
a) Peralatan makan kapasitas 1000 porsi milik sendiri/sewa.
b) Peralatan masak kapasitas 1000 porsi milik sendiri/sewa.
c) Chiller kap. 1000 liter satu unit milik sendiri/sewa.
d) Freezer kap. 500 liter dua unit milik sendiri/sewa.
e) Lemari pendingin ukuran kecil satu unit milik
sendiri/sewa.
f) Kendaraan Operasional:
Mobil Box satu unit milik sendiri/sewa.
Mobil Bak satu unit milik sendiri/sewa.
Mobil Operator satu unit milik sendiri/sewa.
Motor Operator satu unit milik sendiri/sewa.
103
Untuk bukti sewa berupa surat pernyataan
kesanggupan dari perusahaan penyewa alat bahwa yang
bersangkutan bersedia dan sanggup menyewakan alat kepada
penyedia jasa apabila penyedia jasa tersebut ditunjuk sebagai
pemenang lelang nantinya, surat pernyataan kesanggupan
tersebut dibuat di atas kertas yang bermaterai cukup.
Untuk milik sendiri, sewa beli, sewa jangka panjang
dan sewa jangka pendek yang tidak disertai bukti, tidak dinilai.
Bila total akhir nilai peralatan /perlengkapan yang diperoleh <
5, maka dinyatakan gugur dan tidak dilakukan penilaian
selanjutnya. Peserta lelang dinyatakan lulus kualifikasi pada
evaluasi ini apabila :.
(1) Nilai yang diperoleh untuk setiap unsur yang dinilai
harus sama atau melebihi nilai minimal (ambang batas)
kelulusan.
(2) Total skor nilai evaluasi keuangan & teknis harus sama
atau melebihi nilai minimal (ambang batas) kelulusan
yaitu sebesar tujuh puluh lima.
104
Kasi Akomodasi
dan Transportasi
membuat HPS
Kabid Penyelenggaraan Haji
dan Umrah menandatangani
HPS dan membuat surat
permohonan lelang ke ULP
ULP mengkaji surat permohonan lelang dan
kemudian diadakan rapat antara ULP dan Kepala
Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah untuk
penentuan jadwal pelaksanaan lelang
Pengumuman lelang melalui
website : lpese.kemenag.go.id
Pokja pengadan barang / jasa lainnya bekerja,
mengevaluasi dan meneliti dokumen penawaran
hingga ditetapkanya pemenang lelang
Penandatangan kontrak oleh Kepala
Bidang Penyelenggaraan Haji dan
Umrah dengan Direktur Perusahaan
Bagan Alur Pengadaan Konsumsi Jamaah Haji
Sumber Paper : Laporan Katering Haji
105
2. Pelayanan Konsumsi/Katering Jamaah Haji di Asrama
Pelayanan katering merupakan pelayanan yang tak
kalah penting untuk memuaskan jamaah haji. karena pada
pelayanan ini perlu pengaturan yang baik, tidak menutup
kemungkinan ada masalah dalam memeberikan makanan
kepada orang banyak dan dikhawatirkan terjadi jamah haji
yang tidak mendapatkan makan.
Oleh karena itu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) memberikan kartu pada saat jamaah tiba di Asrama,
kartu tersebut berlaku untuk konsumsi jamaah tiga kali makan
dan dua kali snack perhari dalam pelaksanaanya Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memilih perusahan
Katering pemenang lelang yaitu CV. Cipta Boga Vidi, sebagai
pelaksana penyedia konsumsi calon jamaah haji. Dan CV. Iiis
Katering Service, sebagai pelaksana penyedia konsumsi
petugas PPIH dan pembantu PPIH Embarkasi-Debarkasi
Jakarta Pondok Gede, setelah melalui proses lelang atau tender
pengadaan katering jamaah haji di Asrama Embarkasi
Jakarta.21
Selain itu panitia juga menyiapkan tempat
pelaksanaan pelayanan juga katering di lingkungan Asrama
Haji dan mengawasi kinerja perusahaan katering dalam
melakukan tata laksanan katering, serta membuat
teguran/diskualifikasi terhadap perusahan katering yang
dianggap telah menyalahi dan melanggar ketentuan dan
21
Wawancara dengan Bapak Panca, selaku Staff Subbag Administrasi
dan Keuangan tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta.
106
peraturan yang berlaku di Asrama Embarkasi, agar terpenuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku, misalnya :22
a. Satu jam sebelum jadwal makan, seluruh makanan harus
sudah siap.
b. Segera melakukan tindakan antisipasi terhadap
kemungkinan kekurangan makanan yang disajikan atau
terjadi keracunan makanan bagi jamaah haji.
c. Menyiapkan dan menata peralatan makan dan minum
untuk para jamaah haji.
d. Setiap saat ruang makan, meja, kursi harus dalam kondisi
bersih, terbebas dari serangga, binatang dan bau yang
tidak sedap, karena akan mempengaruhi selera makan
para jamaah haji.
Adapun teknis penyajian makanan untuk jamaah haji
selama berada di Asrama Haji dalam bentuk Prasmanan di
masing-masing gedung penginapan, atau bisa dalam bentuk
kotak/box bila kondisi menghendaki. Pelaksanaan monitoring
katering jamaah haji hanya mencangkup pengawasan katering
jamaah haji yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta.
Sedangkan monitoring katering jamaah haji asal Provinsi
Lampung oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Haji Antara Lampung.23
Teknis pelayanan yang
22
Wawancara dengan Bapak Angga, selaku Seksi Pengelolaan
Keuangan Haji, tanggal 19 Maret 2018 di Kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi DKI Jakarta. 23
Wawancara dengan Bapak Panca, selaku Staff Subbag Administrasi
dan Keuangan, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta.
107
diberikan oleh Kementerian Agama RI kepada jamaah haji
yang akan berangkat, antara lain :
1) Hari pertama masuk ke dalam Asrama Haji pondok gede
Jakarta di ruang aula ketika jamaah haji duduk
mendegarkan penyambutan dan pengarahan sambil
diberikan snack atau kudapan, dan di depan ruangan
terdapat air minum dispenser serta disadiakan kopi, teh
dan gula.
2) Setelah acara penyambutan dan pengarahan, jamaah haji
diangkut dengan shuttle bus ke gedung-gedung tempat
istirahat, dan di dalam gedung tersebut sudah tersedia
makanan dengan bentuk prasmanan, dan diberikan
dispenser setiap pojok lantai yang disediakan kopi, teh
dan gula.
3) Jamaah Haji mendapatkan tiga kali makan dan satu kali
snack pada saat pemberangkatan.
4) Pada masa pemulangan jamaah haji ketika sampai di aula
Asrama Haji Pondok Gede Jakarta jamaah haji di
diberikan snack atau kudapan, dan di depan ruangan
terdapat air minum dispenser serta disediakan kopi, teh
dan gula.
C. Problematika dan Solusi Pelayanan Akomodasi dan
Konsumsi Jamaah Haji di Embarkasi Jakarta
1. Problematika Pelayanan Akomodasi Jamaah Haji
a) Perubahan jadwal pemberangkatan yang mendadak,
tanpa pemberitahuan kepada pihak petugas yang
bertanggung jawab di bidang akomodasi secara cepat
108
sehingga memperlambat masuk dan keluarnya jamaah
lain.
b) Tidak ada system komputerisasi dalam akomodasi
jamaah haji sehingga membuat kegiatan akomodasi
menjadi kurang effektif.
c) Ranjang kamar masih ada yang tingkat dua, hal ini
mempersulit jamaah yang sudah tua/lansia.
d) Pemasangan fasilitas pendingin ruangan berpengatur
suhu (AC) tidak merata pada setiap kamar asrama.
e) Tidak ada jalan khusus untuk mendorong kursi roda
jamaah setelah pemerikasaan kesehatan jamaah.
f) Jumlah panitia yang bertanggung jawab di bidang
akomodasi kurang.
g) Tidak ada tanda penunjuk arah dari tempat cek
kesehatan menuju ke asrama/akomodasi, sehingga hal ini
menyebabkan jamaah kebingungan tidak tau harus
kemana untuk melanjutakan kegiatan selanjutnya.
h) Tidak ada tim khusus yang bertanggung jawab di bidang
akomodasi untuk membawa dan mengontrol jamaah
yang sudah tua/ lansia, serta yang menggunakan kursi
roda.
i) Di dalam kamar tidak terdapat penujuk arah kiblat.
j) Kamar Asrama jamaah haji yang tidak memiliki colokan
listrik di dekat meja soket listrik ditaruh di tempat yang
kurang bagus.
k) Kebersihan bak air kamar mandi jamaah tidak bersih
sehingga jamaah mengalami penyakit gatal-gatal.
109
l) Suasana kamar jamaah tidak kondusif, terlalu ramai dan
berisik.
m) Penggunaan dapur dan kamar mandi terbatas.
n) Sering terjadi kehilangan barang jamaah selama
pemondokan.
o) Jamaah haji yang meminta untuk dipindahkan kamarnya
karena ingin dekat dengan keluarganya atau
kerabatnya.24
p) Penempatan kamar yang tidak sesuai (Konfigurasi
Kamar) bagi jamaah lajut usia, dampaknya banyak
jamaah yang complain terhadap panitia akomodasi
karena letak kamarnya ditempatkan tidak sesuai dengan
kondisi jamaah haji karena penempatan kamar jamaah
yang diatur oleh panitia dengan sistem dalam satu
kelompok terbang akan dibagi ke dalam tiga gedung
penginapan dengan mengutamakan jamaah lanjut usia di
lantai bawah.25
q) Fasilitas, sarana dan prasarana ditemukan ada yang rusak
dan bocor seperti di gedung serba guna 1, gedung serba
guna 2, gedug serba guna 3, klinik D1, klinik D2,
gedung A, gedung B, gedung C, gedung E, gedung D3,
gedung H, mesjid, dapur, kondisi fisik Asrama dan
24
Wawancara dengan Bapak Hafiz, selaku Kasi Pelayanan
Akomodasi, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta. 25
Wawancara dengan Bapak Hafiz, selaku Kasi Pelayanan
Akomodasi, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta.
110
sarana peragaan manasik haji tidak memadai karena
masih banguna lama, seperti miniatur Mas’a, kemudian
bangunan rusak dan kotor, dan ditemukan beberapa
APAR yang sudah kadaluarsa ditempat yang sama di
dalam pantry.
r) Di toilet wanita di gedung serba guna 2 terdapat tulisan
(jangan membuang pembalut dan ventiliner di dalam
kloset), terdapat plafon yang bocor di gedung depan luar
gedung serba guna 2, di toilet pria di gedung serba guna
2 terdapat tulisan (dilarang buang tisue), kran tidak
berfungsi di toilet gedung serba guna 2, plafon kamar
mandi rusak di gedung serba guna 2, ditemukan
peralatan pel yang berantakan di kamar mandi gedung
serba guna 2, dibelakang gedung serba guna 1 sampah
menumpuk dan air tidak dapat mengalir, di gedung D1
hampir semua kamar ada coretan, di kamar 107 kusen
lapuk karena rayap, di semua kamar D1 penutup
ventilasinya bolong, plafon kamar mandi lapuk dan
bocor di klinik D1, di klinik D2 di pantry dan kitchen set
ada kecoa dan telur kecoa, di depan plafon D2 bolong,
cat mengelupas di klinik D2, masih ada sampah di
saluran sebelah kiri klinik D2 tergenang dan ditemukan
sedikit lalat, pagar pembatas di belakang gedung serba
guna 2 sudah berkarat, dindingnya kotor karena gesekan
troli dan ada tumpukan kardus, di gedung serba guna 2
lampu belum terpasang, di gedung serba guna 2 kisi-kisi
belum terpasang, di gedung serba guna 1 tempat sampah
111
sudah dipasang stiker namun belum ada kantong plastik.,
di belakang gedung serba guna 2 air diselokan kurang
lancar, di klinik D2 tempat sampah agar dirapihkan, di
belakang klinik D2 masih ada rumput dan got juga
mampet, gedung D1 sedang disewa sehingga tidak dapat
diperiksa.26
s) Reservoar gedung serba Guna 3 secara fisik masih keruh
sebelumnya banyak ilalang, reservoar di masjid terdapat
kebocoran, saluran pembuangan air limbah di area
masjid ditemukan lumpur, karpet di dalam masjid masih
ditemukan benang-benang.27
t) Problematika yang ada di gedung A, B dan gedung C,
adalah sebagai berikut : ditemukan lalat dan nyamuk, di
gedung A di lantai tiga plafonnya bocor, di kamar 316
dinding dan plafonnya keropos, di gedung B air tidak
bisa ditutup sehingga air mengalir terus, di kamar 110
kasa di kamar mandi robek, di gedung B ditemukan
instalasi listrik yang tidak aman di pantry, ditemukan
sarang burung di belakang AC, lantai kamar mandi di
gedung C retak, AC di lantai satu di gedung C tidak
dingin, di kamar 112 plafon kamar mandi keropos dan
bocor, hampir semua water sheeld di kamar mandi
gedung C belum terpasang, di kamar 213 kunci tidak
26
Hasil Sanitasi dan Pemeriksaan Fisik Bangunan yang dilakukan
oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno Hatta. 27
Hasil Sanitasi dan Pemeriksaan Fisik Bangunan yang dilakukan
oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno Hatta.
112
bisa dipakai karena rusak, banyak ditemukan puntung
rokok dan air mineral di balkon lantai dua.
u) Di gedung E kamar mandi di kamar 204 plafon belum
dicat, di kamar 205 ditemukan sarang tawon tanah, di
kamar 209 lampu mati, di gedung H ditemukan bangkai
tikus di dekat kamar 116 dan 117, kamar 305 merembes
dua kamar dibawah, kamar 302 gedung E AC rusak,
tempat sampah tidak dilapisi kantong plastik. Gedung E,
gedung D3 dan gedung H di gedung E kamar 101 plafon
bocor, di gedung E kamar 102 ada lubang diatas, di
gedung H kamar 106 AC rusak, kamar 305 merembes
dua kamar dibawah, flush toilet belum berfungsi, lampu
tidur belum menyala.28
2. Solusi Problematika Pelayanan Akomodasi Jamaah Haji
Solusi yang dilakukan dalam memecahkan problem
pelayanan akomodasi jamaah haji, yaitu :
a) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang
bertanggung jawab di bidang akomodasi berkoordinasi
dan komunikasi panitia dengan pihak angkasa pura dan
pihak imigrasi untuk mengatur kepergian dan
kedatangan jamaah haji dari klompok terbang (kloter)
lainnya dan diinformasikan kepada pihak penanggung
jawab bidang akomodasi
b) Perlunya komputerisasi di bidang akomodasi, sehingga
memudahkan jalannya proses akomodasi tersebut.
28
Hasil Sanitasi dan Pemeriksaan Fisik Bangunan yang dilakukan
oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno Hatta.
113
c) Mengganti tempat tidur dengan tipe/jenis tidak
bertingkat sehingga satu tempat tidur untuk satu orang
dan sesuai luas ruangan dengan jumlah penghuni.
d) Mengganti kipas angin dengan alat pendingin ruangan
berpengatur suhu (AC) pada setiap kamar asrama.
e) Perlu dibuatnya arah kiblat di dalam kamar jamaah.
f) Perlu dibuatnya jalan khusus dari tempet pemeriksaan
kesehatan menuju ke akomodasi untuk mendorong kursi
roda.
g) Perlunya tim khusus untuk melihat dan mengontrol
jamaah yang lansia.
h) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang
bertanggung jawab di bidang akomodasi berkomunikasi
antara bidang kesehatan dan akomodasi sehingga apa
bila ada jamaah yang sakit atau sudah tidak bisa jalan
bisa dijemput oleh tim khusus.
i) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang
bertanggung jawab di bidang akomodasi berkomunikasi
dengan baik anatar penanggung jawab bidang akomodasi
dan bidang komsumsi, sehingga apabila ada jamaah
yang sudah tak sanggup untuk berjalan, maka
penanggung jawab di bidang komsumsi bisa mengantar
makanannya ke kamar jamaah.
j) Jamaah haji hendaknya membawa terminal soket listrik
(extension socket). Alat ini juga berguna ketika jamaah
berbagi kamar dan semua orang butuh mengisi daya
pada waktu yang bersamaan. Selain itu, dengan kabelnya
114
yang panjang, alat ini pun bisa memberi kemudahan
bagi jamaah itu sendiri untuk menaruh ponsel di meja
sebelah ranjang jika soket listrik ditempatkan dengan
tidak baik.
k) Untuk tetap terjaganya kebersihan air, sebaiknya tidak
disediakan bak tetapi berupa kran shower atau ember
sehingga air yang ada tidak terkontaminasi, karena air
yang keluar bisa digunakan sekali pake. Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang bertanggung
jawab di biang akomodasi hendaknya lebih
meningkatkan kebersihan ruangan area di lingkungan
asrama, membersihkan dan memperbaiki saluran air/got
agar aliran air dapat mengalir lancar. Selain itu,
memasang kisi logam pada saluran air/got yang belum
ada terpasang, menyingkirkan barang-barang tidak
terpakai yang ada di area lingkungan Asrama Haji agar
tidak menjadi tempat perkembangbiakkan vektor dan
binatang penular penyakit dan menyediakan tempat
sampah terpisah organik dan anorganik di setiap
ruangan. Sedangkan di ruangan klinik ditambahkan
tempat sampah khusus limbah medis.
l) Solusi yang dilakukan untuk problem suasana kamar
jamaah yang gaduh yaitu hendaknya panitia
penyelenggara ibadah haji (PPIH) yang bertanggung
jawab di bidang akomodasi mengatur kamar bagi
jamaah haji adalah dengan menempatkan pada setiap
kamar sesuai pada kapasitasnya, agar jamaah bisa terjaga
115
dalam kondisi istirahatnya sehingga kondisi badan tetap
stabil dan baik.
m) Memberikan fasilitas pada setiap kamar jamaah dengan
kamar mandi, serta disesuaikan dengan kapasitas dari
jamaah, sehingga tidak terjadi kendala antrian pada saat
waktu tertentu.
n) Setiap kamar dilengkapi dengan loker pribadi, untuk
sementara jamaah menyimpan barang-barag pribadi dan
keamanan lebih dimaksimalkan kembali karena risiko
kehilangan barang pribadi kapan saja bisa terjadi.
o) Penempatkan jamaah sesuai permintaan agar tidak
terjadi konflik kemudian menyediakan kamar kosong di
lantai dasar yang diutamakan untuk jamaah lanjut usia,
kemudian memindahkan jamaah lanjut usia tersebut ke
lantai dasar.
p) Solusi yang dilakukan dalam pemecahan problem
penempatan kamar jamaah tidak sesuai adalah dengan
menyiapkan kamar kosong untuk para jamaah lanjut usia
di lantai bawah, dan sistem penempatan kamar jamaah
untuk sekarang mengutamakan jamaah lanjut usia.29
q) Harus diperbaiki dan direnovasi fasilitas, sarana dan
prasarana gedung dan bangunan yang rusak dan bocor
seperti di gedung serba guna 1, gedung serba guna 2,
gedug serba guna 3, klinik D1, klinik D2, gedung A,
29
Wawancara dengan Bapak Idris, selaku Kasi Pelayanan
Akomodasi, tanggal 3 April 2018 di Gedung UPT Asrama Embarkasi
Pondok Gede Jakarta.
116
gedung B, gedung C, gedung E, gedung D3, gedung H,
mesjid, dapur, kondisi fisik Asrama dan sarana peragaan
manasik haji yang tidak memadai karena masih banguna
lama, seperti miniatur Mas’a, kemudian bangunan rusak
dan kotor, perlu diperbaiki dan direnovasi. Di setiap
lantai disediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
sebagai antisipasi jika terjadi bencana kebakaran dan
dimonitoring setiap bulan kondisinya masih dapat
dipergunakan dan tanggal kadaluarsanya serta
dicantumkan tata cara penggunaannya, sebaiknya
berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Provinsi DKI dan BPLHD tentang perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah karena juga terkait dengan
dokumen AMDAL, perlu dilakukan disinfeksi dengan
tujuan untuk mencegah penularan penyakit dengan cara
post chlorination dengan menggunakan kaporit dapat
dilakukan secara langsung dengan pembubuhan kaporit
secara langsung dan kontinu. Juga dapat dilakukan
dengan cara sederhana menggunakan botol plastik bekas
yang dilubangi dan diisi pasir serta kaporit dengan
perbandingan pasir dan kaporit yaitu 7:1, untuk
pemeriksaan air bersih dapat dilakukan dengan
mengirimkan sampel ke laboratorium Labkesda atau
BBTKL PP Jakarta sesuai dengan peraturan Permenkes
416 Tahun 1990 tentang Persyaratan Kualitas Air bersih
baik secara kimia fisika dan bakteriologi, dilakukan
pemeriksaan limbah secara berkala tiga bulan sekali,
117
pintu dapur sebaiknya dibuat menutup sendiri (Self
Closing), saluran air limbah di halaman dapur di pasang
kisi-kisi logam/tertutup, sudut lantai dibuat conus agar
mudah dibersihkan.
r) Di toilet wanita di gedung serba guna 2 untuk tulisan
(jangan membuang pembalut dan ventiliner di dalam
kloset) agar diketik dan dilaminating, plafon yang bocor
di gedung depan luar gedung serba guna 2 diperbaiki, di
toilet pria di gedung serba guna 2 untuk tulisan (dilarang
buang tisue) agar diketik dan dilaminating, kran yang
tidak berfungsi di toilet gedung serba guna 2 diperbaiki,
plafon kamar mandi yang rusak di gedung serba guna 2,
peralatan pel yang berantakan di kamar mandi gedung
serba guna 2 dirapihkan, dibelakang gedung serba guna
1 sampah yang menumpuk dibersihkan dan air yang
tidak dapat mengalir diperbaiki. di gedung D1 yang
semua kamar ada coretan agar dicat ulang, di kamar 107
kusen yang lapuk karena rayap direnovasi atau
diperbaiki, di semua kamar D1 penutup ventilasinya
yang bolong diperbaiki, plafon kamar mandi yang lapuk
dan bocor di klinik D1 diperbaiki, di klinik D2 di pantry
dan kitchen set yang ada kecoa dan telur kecoa agar
dibersihkan, di depan plafon D2 yang bolong agar
diperbaiki, cat yang mengelupas di klinik D2 agar dicat
ulang, sampah di saluran sebelah kiri klinik D2 yang
tergenang dibersihkan dirapihkan kembali dan selalu
menjaga kebersihan agar tidak ditemukan lalat, pagar
118
pembatas di belakang gedung serba guna 2 yang sudah
berkarat agar diperbaiki, dinding yang kotor karena
gesekan troli dan tumpukan kardus agar dibersihkan, di
gedung serba guna 2 lampu yang belum terpasang agar
dipasang, di gedung serba guna 2 kisi-kisi yang belum
terpasang agar dipasang, di gedung serba guna 1 tempat
sampah yang sudah dipasang stiker namun belum ada
kantong plastic agar dikasih kantong plastic, di belakang
gedung serba guna 2 air diselokan yang kurang lancer
agar diperbaiki, di klinik D2 tempat sampah agar
dirapihkan, di belakang klinik D2 yang masih terdapat
rumput dan got juga mampet agar dirapihkan dan
diperbaiki.
s) Reservoar gedung serba Guna 3 yang masih keruh agar
diperbaiki secepatnya agar tidak banyak ilalang
dibersihkan selalu dan dikuras, mainholl disebelah
reservoir gedung serba guna 3 yang sudah ditutup terus
dipantau agar terjaga kebersihannya, reservoar di masjid
yang terdapat kebocoran agar diperbaiki, saluran
pembuangan air limbah di area masjid yang ditemukan
lumpur agar dibersihkan, karpet di dalam masjid yang
masih ditemukan benang-benang agar secepatnya
dibersihkan.
t) Solusi problematika yang ada di gedung A, B dan
gedung C, adalah sebagai berikut : panitia hendaknya
yang bertugas di bidang akomodasi menjaga selalu
kebersihan gedung agar tidak ditemukan lalat dan
119
nyamuk, di gedung A di lantai tiga yang plafonnya bocor
agar diperbaiki, di kamar 316 dinding dan plafonnya
yang keropos agar direnovasi, di gedung B air yang tidak
bisa ditutup agar diganti sehingga air mengalir terus, di
kamar 110 kasa di kamar mandi yanag robek agar
diganti, di gedung B yang ditemukan instalasi listrik
yang tidak aman di pantry agar dipindahkan ke tempat
yang lebih aman, panitia hendaknya meningkatkanaa
kembali kebersihan dan keamanan gedung dan
lingkungan agar tidak ditemukan sarang burung di
belakang AC kembali, lantai kamar mandi di gedung C
yang retak agar diganti dengan keramik yang baru, AC
di lantai satu di gedung C yang tidak dingin agar dicek
dan diperbaiki, di kamar 112 plafon kamar mandi yang
keropos dan bocor agar diperbaiki, semua water sheeld
di kamar mandi gedung C yang belum terpasang agar
dipasang, di kamar 213 kunci yang tidak bisa dipakai
karena rusak agar diperbaiki.
u) Di gedung E kamar mandi di kamar 204 plafon yang
belum dicat agar segera dicat, di kamar 205 sarang
tawon tanah agar dibersihkan, di kamar 209 lampu yang
mati agar diganti dengan lampu yang baru, di gedung H
bangkai tikus yang mati agar dibersihkan, di dekat kamar
116 dan 117, kamar 305 yang merembes dua kamar
dibawah agar diperbaiki, kamar 302 gedung E AC yang
rusak agar diperbaiki, tempat sampah tidak dilapisi
kantong plastic agar diberi kantong plastic, gedung E,
120
gedung D3 dan gedung H di gedung E kamar 101 plafon
yang bocor agar diperbaiki, di gedung E kamar 102
lubang diatas agar ditutup, di gedung H kamar 106 AC
yang rusak agar diperbaiki, kamar 305 merembes dua
kamar dibawah, flush toilet belum berfungsi dan lampu
tidur belum menyala agar segera diperbaiki dan diganti
dengan lampu yang baru.
3. Problematika Pelayanan Konsumsi/Katering Jamaah
Haji
a) Problem dalam pengadaan konsumsi jamaah haji yaitu
sebelum menggunakan sistem berbasis online rawan
terjadi penyimpangan dan kurang transparan karena
pihak perusahaan bertemu langsung dengan panitia
lelang pada saat proses lelang tersebut.
b) Problem selanjutnya sebelum menggunakan sistem
berbasis online yaitu rawan terjadi pemenang perusahaan
lelang yang sama setiap tahunnya sehingga terjadi
kecemburuan antar perusahaan.
c) Problem pelayanan konsumsi selanjutnya yaitu dalam
bahan-bahan konsumsi yang masih kurang berkualitas,
seperti sayuran dan buah dari harga pemesanan
perusahaan katering menentukan rasa.
d) Problem dari jadwal makan yang diterapkan oleh panitia
kurang efektif masih mengikuti dengan jadwal
penerbangan yang ada, jadi selama masa karantina di
Asrama Haji jadwal makan jamaah haji kurang sesuai
dengan jadwal makan pada umumnya seharusnya tidak
121
seperti itu karena jamaah haji tidak bisa menyesuaikan,
dampaknya jamaah haji masih ada yang tidak
mengambil jatah konsumsi mereka dengan penerapan
jadwal seperti ini. Contohnya jamaah haji tiba di Asrama
Haji pukul 13.00 siang, dan dikumpulkan di gedung
Serba guna 2 untuk diberikan gelang haji, Living Cost
dan akomodasi lainnya. Baru tiba dipenginapan masing
masing pukul 16.00 sore dan mendapat makan siang dan
coffe break (Kudapan) pertama pukul 16.00-18.00. lalu
pukul 20.00-22.00 makan malam. Lalu pukul 03.00-
04.00 makan dan kudapan lagi.30
e) Petugas/panitia yang bertanggung jawab di bidang
konsumsi/katering personilnya masih kurang, karena
jumalah jamaah haji yang banyak sehingga pelayanan
yang diberikan terkesan terburu-buru.
f) Problem selanjutnya penyajian konsusmi dalam bentuk
prasmanan, para jamaah haji masih ada yang kurang
cocok dengan apa yang disajikan oleh petugas katering
karena, setiap individu manusia mempunyai selera yang
berbeda masing masing individu, ada yang suka, pedas,
asin, dan manis dan lain-lainnya, sedangkan apa yang
disajikan dalam bentuk prasmanan tidak dengan
memasak untuk setiap individu secara langsung ini yang
30
Wawancara dengan Bapak Faizal, selaku Staf Pelaksana Seksi
Kerjasama (UPT Asrama Haji Jakarta) dan selaku anggota PPIH Jakarta Seksi
Katering Haji, tanggal 5 April di Gedung UPT Asrama Embarkasi Jakarta.
122
menjadi kendala, tidak seperti di restoran yang bisa
dipesan sesuai dengan keinginan.
g) Kendala dalam penyajian konsumsi dalam bentuk
box/kotak, jamaah haji masih ada yang protes tentang
konsumsi yang disajikan, karena pembagian konsumsi
haji ada yang tertinggal.
h) Masih ada jamaah haji yang membeli makanan ke luar
Asrama, seharusnya jamaah haji makan makanan yang
telah disediakan oleh panitia/petugas selama di Asrama.
4. Solusi Problematika Pelayanan Konsumsi/Katering
Jamaah Haji
a) Solusi yang dilakukan adalah Kementerian Agama RI
harus lebih ketat dalam proses evaluasi kriteria
pemilihan pemenang lelang dan pelaksanaannya harus
dilaksanakan dengan transparan, lebih efektif dan
diperketat dalam pengawasannya agar terhindar dari
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
b) Kementerian Agama RI hendaknya lebih transparan
dalam melakukan proses lelang agar tidak terjadi
kecemburuan antar perusahaan dan sistem evaluasi
lelang harus lebih ketat dalam penetapan standarisasi
harga yang ditawarkan kepada para perusahaan lelang.
c) Kualitas bahan dasar untuk memasak seperti beras,
sayur, ikan, daging, telur, bumbu, kecap dan lain-lain.
Sangat menentukan hasil makanan yang enak dan begizi
tinggi. Kesalahan memilih atau membeli bahan yang
tidak memenuhi standart bisa berbahaya bagi kesehatan.
123
Oleh karenanya dari pihak perusahaan katering, untuk
dapat memberikan konsumsi dengan bahan-bahan yang
baik, agar jamaah yang akan siap untuk berangkat tidak
mengalami kendala yang berarti, seperti sakit perut,
diare dan lain sebagainya.
d) Menurut Pa Faizal Ahrul Maulana selaku Staff
Pelaksana Seksi Kerjasama (UPT Asrama Haji Jakarta),
beliau juga selaku PPIH Tahun 2017 Seksi Katering Haji
menjelaskan bahwa model jadwal ini kurang efektif dan
banyak makanan yang tersisa selalu terbuang sia-sia,
karena jamaah haji masih terlalu kenyang untuk makan.
Solusi yang dilakukan mengenai masalah ini yaitu
jadwal karantina harus lebih efektif, dan proses
pelepasan jamaah di Pemerintahan Daerah atau
Pemerintahan Kota jamaah haji terkait harus dipercepat
dan pihak keluarga juga harus paham bahwa ini
perjalanan ibadah bukan perjalanan untuk liburan
sehingga banyaknya pengunjung atau keluarga yang
ingin menyambangi jamaah haji tersebut. Karena
mengingat banyak agenda selama masa karantina dan
katering haji tidak terbuang begitu saja.
e) Untuk problem penyajian konsusmsi dalam bentuk
prasmanan dan masaalah rasa terhadap
konsumsi/katering jamaah haji karena setiap orang
memiliki selera yang berbeda-beda, jadi dalam problem
ini perusahan konsumsi/katering harus lebih
meningkatkan kualitas diri dan tim dalam penyajian
124
konsumsi/katering untuk jamaah haji, perusahaan
katering harus lebih mengetahui selera jamaah haji, atau
jika tidak bisa perusahan katering memisahkan antara
masakan yang pedas dan yang tidak pedas, agar jamaah
haji bisa memilih dengan seleranya masing-masing.
Kemudian menyajikan makanan dengan menyesuaikan
dengan selera para jamaah haji adalah cara untuk
mengatasi masalah ini. Karena setiap jamaah haji punya
kecenderungan selera makanan berbeda. Dan
memberikan pemahaman bagi jamaah haji yang ingin
menyantap makanan tersebut sangat penting.
f) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang
bertanggung jawab di bidang konsumsi/katering jamaah
haji porsenilnya ditambah, karena jumalah jamaah haji
yang banyak sehingga pelayanan yang diberikan tidak
terkesan terburu-buru agar pelayanan konsumsi pun bisa
terhandle dengan baik.
g) Perusahan konsumsi/katering harus lebih teliti dalam
pembagian konsumsi/katering jamaah haji dalam bentuk
box/kotak agar konsumsi jamaah haji tidak ada yang
tertinggal.
h) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji yang bertanggung
jawab di bidang konsumsi agar selalu mensosialisasikan
kepada jamaah haji tata tertib selama proses
pemondokan di Asrama Haji dan menegur jamaah haji
yang melanggar aturan yang telah diterapkan.
126
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dari bab-bab
sebelumnya, sebagai upaya dari hasil pembahasan dalam
penulisan skripsi ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kondisi Asrama dan Sistem Pengadaan Konsumsi
Jamaah Haji di Embarkasi Jakarta
Asrama Embarkasi Jakarta sekarang ini sudah naik
grade setara bintang tiga meskipun baru satu gedung yaitu
Gedung Delta 3/D3, tahun depan gedung utama akan
diresmikan menjadi hotel setara bintang tiga, sebagai sarana
fasilitas akomodasi jamaah haji. Berikut fasilitas, sarana dan
prasarana yang dimiliki Asrama Embarkasi Jakarta saat ini :
a. Gedung Utama Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Asrama Embarkasi Jakarta. Terdapat Ruang Kerja
Seksi Pelayanan Asrama di Lantai satu, Ruang Kerja
Seksi Kerja Sama di Lantai dua, Ruang Kerja Subbag
Administrasi dan Keuangan di Lantai dua, dan Ruang
Kerja Kepala UPT di Lantai dua. Dilengkapi juga
dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
operasioanal kantor.
b. Gedung Serba Guna, Asrama Embarkasi Jakarta
memiliki tiga Aula Serba Guna yaitu SG 1, SG 2, dan
SG 3. SG 2 terdiri dari dua Lantai pada saat musim haji
127
gedung ini digunakan untuk proses One Stop Service.
SG 3 terdiri dari satu lantai dan saat musim haji gedung
ini digunakan untuk proses Boarding Pass. Pada saat
diluar musim haji gedung serbaguna ini digunakan untuk
acara-acara pertemuan, resepsi pernikahan, mukhtamar,
dan lain-lain. Luas gedung cukup untuk menampung 500
hingga 1,000 oraang.
c. Ruang Rapat, Asrama Embarkasi Jakarta memiliki tipe-
tipe ruang rapat sesuai dengan kapasitas yang akan
digunakan. Ada kapasitas 50-200 orang.
d. Kamar Tidur (Penginapan) Asrama Embarkasi
memiliki gedung penginapan yang berjumlah sepuluh
gedung dengan kapasitas ± 2.342 orang.
Proses pengadaan konsumsi/katering jamaah haji
diatur dalam Peraturan Presiden Pasal 38 No 16 Tahun 2018
yang menyatakan bahwa di atas 200.000.000,-harus dilelang.
2. Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi Jamaah Haji di
Embarkasi Jakarta
Proses pelayanan akomodasi jamaah haji di
Embarkasi Jakarta menerapkan pelayanan satu atap atau One
Stop Service dimana para jamaah masuk asrama sesuai
dengan Surat Panggilan Masuk Asrama SPMA yang telah
berlaku. Proses pelayanan akomodasi/Asrama di Asrama
Embarkasi Jakarta, yaitu : pertama, jamaah masuk ke
Asrama Haji Embarksi diterima oleh Panitia (PPIH) di
gedung SG 2 UPT Asrama Haji Embarksi Jakarta. Kedua,
jamaah haji dipersilahkan duduk terpisah antara jamaah pria
128
dan jamaah wanita di dalam gedung SG 2, kemudian
diberikan informasi tentang pelayanan bagi jamaah selama di
Asrama Haji. Ketiga, pemeriksaan kesehatan akhir bagi
jamaah haji oleh petugas KKP (Kantor Kesehatan
Pelabuhan) kelas satu Soekarno Hatta. Keempat, penyerahan
Kokarde kepada jamaah haji dan petugas, yang berfungsi
sebagai kartu informasi dan juga sebagai kartu kendali untuk
pembagian akomodasi dan konsumsi.
Kelima, penyerahan/pemasangan gelang indetitas
kepada jamaah haji dan pertugas, terdiri dari gelang barcode
dan gelang besi. Keenam, penyerahan paspor, visa,
Boarding Pass kepada jamaah haji dan petugas sebagai
dokumen persyaratan perjalanan ke luar negri. Ketujuh,
penyerahan living cost sebesar SAR 1.500 dan pengembalian
uang paspor sebesar Rp 250.000,00 kepada jamaah haji.
Kedelapan, pengantaran ke gedung penginapan bagi jamaah
haji yang telah selesai melaksanakan proses penerimaan.
Kesembilan, jamaah haji beristirahat di pemondokan
Asrama Haji, menyiapkan diri untuk keberangkatan ke tanah
suci. Kesepuluh, sesuai jadwal pemberangkatan pesawat,
jamaah haji disiapkan untuk pelaksanaan boarding yang
dilaksanakan di gedung SG 1. Kesebelas, setelah kegiatan
boarding, jamaah haji diantar ke Bandara Halim
Perdanakusuma dengan menggunakan kendaraan bus dan
dikawal oleh forader dan TNI-AU Lanud Halim
Perdanakusuma. Proses terakhir jamaah haji berangkat
129
menggunakan pesawat Garuda Boeing 777 berkapasitas 393
orang menuju Arab Saudi.
Susunan menu untuk katering jamaah haji dan
petugas yang menyertai Embarkasi Jakarta dibuat sebanyak
tujuh hari. Jangka waktu pelaksanaan katering jamaah haji
dan petugas yang menyertai Embarkasi Jakarta pada masa
pemberangkatan dimulai sejak jamaah haji kloter pertama
masuk Asrama Haji dan berakhir setelah jamaah haji
diberangkatkan seluruhnya ke Arab Saudi atau Tanah Suci.
Jam makan, diantaranya : makan Pagi Pukul 06.30-08.30,
makan Siang Pukul 12.30-14.00, makan malam Pukul 18.30-
20.30, makan pagi Pukul 06.30-08.30, makan sore pukul
18.30-20.30.
Waktu pemberian makan dan snack sewaktu-waktu
disesuaikan dengan kebutuhan riil jamaah haji. pelaksana
pengadaan katering jamaah haji dan petugas wajib
menyediakan air minum (air putih panas + dingin) selama 24
jam setiap hari pada setiap unit gedung penginapan jamaah
haji dan petugas (dilarang menggunakan air isi ulang, harus
air yang telah ber-SNI) untuk katering jamaah haji dan
petugas, hidangan makan diperhitungkan tiga kali makan
dan dua kali snack perhari untuk masa pemberangkatan
dan satu kali snack untuk masa pemulangan dengan sistem
paket penyajian makanan untuk katering jamaah haji dan
petugas yang menyertai Embarkasi dengan sistem
prasmanan.
130
3. Problematika dan Solusi Pelayanan Akomodasi dan
Konsumsi Jamaah Haji di Embarkasi Jakarta
Problematika pelayanan akomodasi di asrama
Embarkasi Jakarta meliputi tiga aspek. Pertama, jamaah
haji kurang disiplin dan kurang perhatian terhadap peraturan
yang diberlakukan oleh panitia, jamaah haji masih
menganggap bahwa disiplin adalah sebagai persyaratan,
bukan sebagai kewajiban yang harus ditaati. Solusi yang
dilakukan adalah panitia mensosialisasikan peraturan yang
telah berlaku dan jamaah haji harus disiplin dan harus
mengikuti peraturan yang telah diterapkan. Kedua,
petugas/panitia pelayanan haji yang bertugas di bidang
akomodasi masih kurang sehingga menghambat proses
pelayanan kepada para jamaah pada masa operasional haji
berlangsung, solusi yang dilakukan adalah panitia yang
bertanggung jawab di bidang akomodasi porsenilnya
ditambah. Ketiga, fasilitas, sarana dan prasarana Asrama
Embarkasi Jakarta masih ditemukan kebocoran dan
kerusakan seperti di gedung serba guna 1, gedung serba guna
2, gedung serba guna 3, klinik D1, klinik D2, gedung A,
gedung B, gedung C, gedung E, gedung D3, gedung H,
mesjid, sanirasi air, pengolahan air, kondisi ruangan masih
kotor, dan masih ditemukan beberapa APAR yang sudah
kadaluarsa ditempat yang sama di dalam pantry, solusi yang
dilakukan adalah memperbaiki kondisi fisik gedung,
pengaturan daya tampung asrama dan kelengkapan
131
pengakomodasian. Merenovasi sarana, prasarana dan fasilitas
yang rusak.
Problem pengadaaan konsumsi/katering haji yaitu
sebelum menggunakan sistem berbasis online di aplikasi
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) rawan terjadi
penyimpangan dan kurang transparan karena pihak
perusahaan bertemu langsung dengan panitia lelang pada saat
proses lelang tersebut.
Solusi yang dilakukan adalah Kementerian Agama RI
harus lebih ketat dalam proses evaluasi kriteria pemilihan
pemenang lelang dan pelaksanaannya harus dilaksanakan
dengan transparan, lebih efektif dan diperketat dalam
pengawasannya agar terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme). Sesudah menggunakan sistem berbasis
online di aplikasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) harga penawaran dari perusahaan lelang menjadi
relatif, berdampak kepada kualitas dan mutu
konsumsi/katering lebih baik dari sebelum menggunakan
sistem online, karena anggaran yang disiapkan oleh Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta ditawar
seperti standar harga di restoran. Solusi yang dilakukan
adalah Kementerian Agama RI lebih transparan dalam
pelaksanaan proses lelang agar tidak terjadi kecemburuan
antar perusahaan.
132
B. Saran-saran
Dari hasil studi tentang “Problematika Pelayanan
Akomodasi dan Konsumsi Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Jakarta” maka penulis memberikan saran-saran
kepada pihak Asrama Embarkasi dan Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta agar bisa lebih baik lagi.
Saran penulis yakni sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kondisi gedung Asrama dan bangunan
yang berkualitas, setara dengan bangunan bintang tiga
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pihak UPT
Asrama Embarkasi maupun PPIH hendaknya dengan
berbagai cara, salah satu caranya yaitu selalu meningkatkan
dan memperbaiki pelayanan yang akan diberikan kepada
jamaah haji, memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para jamaah haji, terus berbenah diri yaitu melakukan
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan, baik dari segi
fisik bangunan (fasilitas, sarana dan prasarana) maupun dari
segi operasional administrasi. Peningkatan layanan dari segi
fisik diperlukan upaya memperindah kondisi asrama dan
menyempurnakan kelengkapan sarana fasilitas yang ada,
merenovasi/pengembangan desain gedung penginapan, aula
ruang rapat yang dibuat sebaik mungkin, renovasi sarana
peragaan sarana peragaan manasik haji agar para penguna
fasilitas merasa nyaman saat berada di dalam asrama.
2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan akomodasi dan
konsumsi/katering jamaah haji, dan menyediakan masakan
yang sesuai selera jamaah, Panitia Penyelenggara Ibadah
133
Haji (PPIH) Embarakasi Jakarta harus lebih meningkatkan
kualitas kerja, kemampuan dan keterampilan, terutama yang
berkaitan dengan problem yang sering terjadi dalam proses
pelayanan akomodasi/asrama dan penyajian
konsumsi/katering haji, kemudian selalu berinovasi dalam
menyelesaikan problem-problem setiap tahunnya,
memperketat peraturan-peraturan dan mensosialisasikannya
kepada jamaah, memberikan pelayanan prima dan
mengadakan evaluasi setiap tahunnya sehingga jamaah dapat
merasa tertib dan nyaman selama tinggal di Asrama
Embarkasi.
3. Untuk terhindar dari sikap tidak tranparansi dalam proses
lelang pengadaan konsumsi/katering jamaah haji, kepada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
harus selalu ketat dalam pengawasan terhadap proses lelang,
dalam proses penawaran harga perhitungan sendiri dari para
perusahaan katering, lebih ketat dalam proses pengawasan
evaluasi dokumen para perusahaan katering jamaah haji dan
dalam spesipikasi kriteria penilaian proses lelang sehingga
bisa tercapai proses lelang yang transparan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran dan Terjemahnya. Kementrian Agama RI, tahun 2012.
Adya Brata, Atep. Bisnis dan Hokum Perdata SMK, Bandung,
Armico, 1999.
Aviliani dan Wilfridus. Membangun Kepuasan Pelanggan
melalui Kualitas Pelayanan, Jakarta : Manajemen,
Usahawan Indonesia,1997.
Al-Habsyi, Muhammad Baqir. Fiqih Praktis, Bandung : Mizan
1999.
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2016.
Al-habsyah, Ahmad. Manajemen Pelayanan kesehatan jamaah
haji pada musim haji 2016 di Embarkasi Jakarta pondok
gede, Skripsi, Jakarta : 2017.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke 3, cet ke 2 Jakarts : Balai pustaka,
2002.
, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, Jakarta
Balai Pustaka, 2005.
Departemen Pendidikan budaya. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1990.
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Peunjuk
Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji, Jakarta :
Kementerian Arama RI, 2001.
, Pedoman kerja PPIH Pusat dan Embarkasi. Jakarta
: Sekertariat PPIH, 2017.
, Dinamika Dan Perspektif Haji Indonesdia, Jakarta,
2012.
, Peraturan Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
Jakarta, 2012.
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji. Departemen Agama RI, Petunjuk
Teknis Pengelolaan Asrama Haji di Lingkungan
Departemen Agama, Jakarta : Dirjen BMIPH, 2003.
, Departemen Agama RI. Petunjuk Teknis
Pengelolaan Asrama Haji di Lingkungan Departemen
Agama, Jakarta : Dirjen BMIPH, 2003.
, Teknis Pengelolaan Asrama Haji di Lingkungan
Departemen Agam,, Jakarta, 2003.
Dimjati, Djamaluddin. Panduan Ibadah Haji dan Umrah
Lengkap. Jakarta: Era Intermedia, 2006.
File Kasi Bagian Sekretaris Badan Pengelola Asrma Haji Jakarta
Pondok Gede.
Istianto, Bambang. Manajemen Pemerintahan dalam Perspeketif
Pelayanan public, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011.
Herlambang, Susanto. Pengantar Manajemen, Yogyakarta,
Pustaka Baru 2013.
Herbert N Cason. Petunjuk Praktis dalam Berusaha, Surabaya :
Usaha Nasional, 1981.
Imam al-Rayani Yahya bin Syarof al-Nawawi, Al-Idhah Fi
Manasik Al-Hajj Wal-‘Umrah, Makkah Al-Mukarramah
: Maktabah Al-Amdadiyah, 2010.
Julius St, M. Panduan Lengkap dan Praktis Haji Tamatu, Cet.
Ke-1, Malang : Bayumedia pubishing, 2007.
Kartono, Ahmad. Manejemen Operasional Penyelenggaraan
Haji Dan Umrah. Ciputat, 2017.
Kasmir. Etika Costumer Service, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2005.
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji
& Umrah. Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji
(Studi kasus Haji Di Dalam Negri Dan Di Arab Saudi),
Jakarta, 2016.
, Dinamika dan perspektif haji di Indonesia, Jakarta :
CV. Duta Peraga, 2010.
, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Jakarta 2016.
, Realita Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian RI
Dirjen PHU. 2008.
, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji Pondok Gede
Jakarta, Jakarta : Kementrian Agama RI Dirjen PHU.
2007.
, Undang-Undang No. 13 tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Jakarta: Dirjen PHU,
2009.
, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji Pondok Gede
Jakarta, Jakarta : Kementrian Agama RI Dirjen PHU.
2007.
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah”
Pembentukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta-Pondok Gede Tahun 1435/2014
”Nomor D/456 2017.
M. Basyuni, Muhammad. Reformasi Manajemen Haji. Jakarta:
FDK Press, 2008.
Moekijat. Kamus Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju,
1990.
Muhammad al-Khalwi, Ablah. Rujukan Utama Haji Dan Umrah
Untuk Wanita. Jakarta: Zaman, 2015.
Mukhlisoh, Amaliyah. Sistem pengelolaan asrama haji
Embarkasi pondok gede Jakarta, Skripsi, Jakarta : 2017.
Moenir, AS. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta
: Bumi Aksara, 2005.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta,
Laporan Operasional Pemberangkatan, Jakarta : Asrama
Haji Press, 2017.
, Laporan Operasional Pemberangkatan dan
Pemulangan Haji Embarkasi/Debarkasi Tahun 2017,
Jakarta : Asrama Haji Press.
Pengelola UPT Asrama. Laporan pelaksanaan kegiatan
pengelolaan UPT Asrama Haji Jakarta, Jakarta : Asrama
Haji Press, 2017.
Peraturan Mentri Agama RI No 44 Tahun 2014 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Asrama Haji, Bab II.
Qasidah, Rohayati. Manajemen Pelayanan pemondokan Asrama
haji Jakarta Pondok Gede Pada musim haji tahun 2010,
Skripsi, Jakarta : 2011.
Rahmayanty, Nina. Manajemen Pelayanan Prima, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Rahmat, Jalaludin. Metode penelitian komunikasi, Cet. 11,
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2002.
Rahmawati. Manajemen Pelayanan Panitia Penyelenggara haji
PPIH Embarkasi Jakarta padaa musim haji tahun 2014 ,
Skripsi, Jakarta : 2014.
Rusalan, Rosyady. Manajemen Humas dan Manajmenen
Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, Cet. Ke- 1, Jakrta: PT
Raja Grapindo Rosada, 1998.
Rekatama Media, 2016 Subianto, Achmad. Menata Kembali
Manajemen Haji Indonesia. Jakarta: YAKAMUS dan
Gibon Books, 2016.
Republika Indonesia. Undang - undang Republik Indonesia
Penyelenggaraan Haji dan umrah, Jakarta: Sekertariat
Negara, 2008, Pasal, 13.
Sryanto, Sutopa dan Adi. Pelayanan Prima, Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.
Sumber paper. Kiat-Kiat Melestarikan Haji Mabrur, Jakarta :
kementrian Agama RI, 2005.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,
2010.
, Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta,
2014.
, Metode penelitian pendidikan, Jakarta: 2010.
Syukir. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islami, Surabaya : Al-
Ikhlas, 1983.
Sukayat, Tata. Manajemen Haji, Umrah, dan Wisata Agama.
Bandung : Simbiosa.
Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Sujana. Kamus Besar
Ekonomi, Bandung Pustaka Grafika.
Zuhriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Zurizal, Z dan Aminuddin. Fiqih Ibadah, Jakarta : Lembaga
Penelitian Universitas Islam, 2008.
KEMENTERIANAGAMAUNTyERSTTAS rSLAM NEGERI (trllgSYARTF HIDAYATULLAII JAKARTA
MKULTAS ILMUDAKWAI{ DAN ILMU KOMUNIKASIJl. Ir. H. Juanda No. 95, Cipulat t5412. lndonesiaWebsite : www.fidkom.uini k. ac id
Telp.Eax: (62-21) 74321?.8 I 74j\35f
NonroiL.anrpira r
Hal
B vgbtl j,/PP 0 0!)/l),10 8
: lzin Pelelitian lSkripsil
l(epeda Yth,l(ePala Asrarna Er.;t harkas i lrl,arlr
diTe rn pat
)t salLtnt trlLtikrttr Il'r Ll/h
Deliarr I'ak u ltas llinLr.)ika11a n)enerangkan bahr a
Na litN tr mor Poliok!i e ntes te I
.lLrr rrsatr,/PLod r
Ter I pat.i Tgl LahirA lrnr.l t
-li:lp
J.ikan . 1i Ircirr.!|r I IU I ij
Dakwalr dan llnttr Konrirniliasi tJIN S_r.ar I llrrllrrnrLrllr r
N,lrrharrlarl Facllr! ! |rilr..:rrr|405t0000066Vlll(DelapanlVlanajernen Dakrvahl(unusan. -l I DesenrLet lgg5
;\,:lallh henar Ita rliisrr:r Fll\U firs llr)lL llal.riLlr rlaI llmr l(o rt!r .r.r I l,l Sr lr I
6 :t)l -
Denikian, atas kefjasaDla da[ bantLlannya l<anrinte[gucapkarr terinta kasih
l'l/ttssqlontu ttlo ikuu llr ll/h
I il04 "f,Tenbusarr:I Wakil Del<an Bi.larrg Akadernik2 Ketua Jur.usan/Procli M.ltirietlen Dakrvah
Sublrln, N,l z\II0 t99t0i
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INT}ONESIAUNIT PELAKSANA TEKNIS ASRATA HAJI JAI(ARTA
Jrltn RrF PoDdor G.d., lolu[han Plmng Rrnd, K.€rm.i.n lLlrxr, &hrt Ttmur t3!a0T.lrgon (021) loo9rzt, E009a28 : Frttlmm (O2r) 22lgt$r
SURAT KETERANGANNOMOR : B- E8{ /Ah .o4.1lw.o1.2/os/zorc
Yang bertanda tangan di bawah ini,: IBarn Teguh Saputro: 19671029 199303 I 0O4
: Xepala Sub Bagran Administrasi dan XeuanganUPT Asrama Haji Jakana
dengan ini menerangkan bahwa :
Nane : Muhamad Fadlil HidayatNIM : Ilt4O53OOqD66Jurusan/Prodi : Manajemen Dahrah,
Falctlltaa llmu Dakwah dan ltau Komunikasi,Unircrsitts t IN Syarif Hidayanrlah Ja&arta
telah melaksenakan penelitian/menc€ri data di t PT Asrama Haji Jakgrta .lalanr
rangka pc-nutisan elripsi.
Dcmikian Surqt Keterangan ini dibcrikan kcpada yang bercanglortan untukdipcrgunekan sebagaimana mcs6,nya,
.rskafla, 11 Mei 20 t8
Adminisuasi dan
Sapuro19671o29199303 r O04
Nama
NIP
Jabatan
KEMENTERIANAGAMA[rh{IYERSITAS [SLAM NEGERI (UIN)SYARJF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWA]I DAII ILMU KOMUNIKASI
Jl- lr. H. JuaDda No. 95, Ctpurai l54l2,IndorcsiaWebsile ; ww*.fi &orr.uinjkt.ac.id
Telp.Rax: (62-21) 7432728 I '74703580Email; fi [email protected]
Nomor : B - 41t1)/F.51PP.0.09N 12018Lamp : I ( satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
NamaNomor PokokJuru-san
SsmesterTelp.Judut Skripsi
Tembusan :
I . Dekan2. Ketua Jursan Manajemen Dakwah (MD)
Jakarta, 12 Februari 2018
Muhamad Fadlil HidayatI I 140530000066Manajemen DakwahVIII (Delapan)081212086195Problematika Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi JamaahHaji di Asrama Embarkasi Jakarta
Kepada Yth.Drs, H. Ahmad Kartono, M.SiDosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakafia
Assalamu'alaikum Wr Wb.
Bersama ini kami sampaikan outline dan nsakah proposal skripsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas Ilmu dakwah deur Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartasebagai berikut,
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 bulan dari tanggal l2 Februari s_d. 12Agustus 2018.
Demikian, atas perhatian dan kesediaarmya kami sampaikan terima kasih.
Was s alamu' a lai kum Wr. W,
an. Dekan,Wakil Dekan Bidang 4124..;L
Suparf"Nrp I
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak H Panca
Jabatan : Staff Subbag Administrasi dan Keuangan
Lokasi Wawancara : Gedung UPT Asrama Embarkasi Jakarta
1. Bagaimana kondisi akomodasi Embarkasi Jakarta ?
Tiga bulan sebelum pelaksanaan operasinal haji,
Asrama Embarkasi melakukan persiapan sanitasi dengan
melakukan pemeriksaan lingkungan Asrama diperiksa oleh
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas satu Soekarno
Hatta sebagai pemeriksaan tahap pertama. Dua bulan
kemudian masuk dalam pemeriksaan tahap kedua,
kemudian seminggu sebelum hari pelaksanaan operasional
dilakukan pemeriksaan tahap ketiga/tahap akhir. Sesudah
memeriksa kondisi Asrama termasuk air dan lingkungan
secara keseluruhan dengan detail, pihak KKP
menyimpulkan hasil dan memberikan nilai kelayakan
Asrama Embarksi Pondok Gede Jakarta dengan nilai
terbagus.
2. Bagaimana pola pelayanan akomodasi yang diberikan
untuk jamaah haji di Asrama Embarkasi Jakarta ?
Proses penerimaan Jamaah Haji di Asrama
Embarkasi Pondok Gede Jakarta menerapkan pelayanan
satu atap atau “One Stop Service” dimana jamaah masuk
sesuai dengan Surat Pemanggilan Masuk Asrama
(SPMA). Penerapan pelayanan “One Stop Service”
bertujuan mempercepat proses jmamaah keluar negri
dengan terintegrasinya proses costum imigration dan
qurantium (CIQ) dalam satu kesatun, sehingga
memberikan waktu istirahat yang cukup kepada jamaah
haji sebelum melaksanakan perjalanan jauh ke tanah suci
agar jamaah haji sebelum melaksanakan perjalanan jauh
ke tanah suci agar para jamaah memiliki kesiapan fisik
yang kuat.
3. Bagaiamana teknis layanan kebersihan dan keamanan
Asrama Embarkasi Jakarta ?
Pelaksanaan tugas keamanan masa operasional haji
dikoordinir oleh Bidang Keamanan PPIH Embarkasi
Jakarta Pondok Gede yang dibagi dalam 2 (dua) wilayah
keamanan yaitu Keamanan Asrama Haji dan Keamanan
Lanud Halim Perdanakusuma. Unsur pelaksana Satgas
Keamanan Asrama Haji pada masa operasional haji yaitu
Satpam Asrama Haji, Polisi Sektor Makasar Jakarta Timur,
Koramil 0505 Jakarta Timur sedangkan pelaksana
keamanan Lanud Halim Perdana Kusuma yaitu dari Ko-
Ops. TNI-AU Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Ibu Esa Aisah
Jabatan : Kasi Akomodasi, Transportasi dan
Konsumsi
Lokasi Wawancara : Kantor Wilayah Kementrian Agama
DKI Jakarta.
1. Bagaiamana proses masuknya jamaah haji ke Asrama
Embarkasi Jakarta ?
Proses penerimaan Jamaah haji di Asrama
Embarkasi Pondok Gede Jakarta disebut pelayanan satu
atap atau biasa disebut One Stop Service, dimana jamaah
haji akan dilayanai selamaa 24 jam, proses masuknya
jamaah ke Astama Embarkasi, antara lain pertama jamaah
masuk ke Asrama Haji Embarkasi diterima oleh Panitia
(PPIH) di Gedung SG 2 UPT Asrama Haji Embarkasi
Pondok Gede Jakarta, pelayanan kedua jamaah haji
dipersilahkan duduk terpisah antara jamaah pria dan
jamaah wanita di dalam gedung SG 2, kemudian
diberikan informasi tentang pelayanan bagi jamaah
selama di Asrama haji, pelayanan ketiga pemeriksaan
kesehatan akhir bagi jamaah jamaah haji oleh petugas
KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) kelas 1 Soekarno
Hatta, pelayanan keempat penyerahan Kokarde kepada
jamaah jamaah haji dan petugas, yang berfungsi sebagai
kartu informasi dan juga sebagai kartu kendali untuk
pembagian akomodasi dan konsumsi, pelayanan kelima
penyerahan/pemasangan Gelang Indetitas kepada jamaah
jamaah haji dan petugas, terdiri dari gelang Barcode dan
Gelang Besi, pelayanan keenam yaitu penyerahan Paspor,
Visa, Boardin Pass kepada jamaah jamaah haji dan
petugas sebagai dokumen persyaratan perjalanan ke luar
negri.
Pelayanan ketujuh yaitu penyerahan Living Cost
sebesar SAR 1.500 dan pengembalian uang paspor
sebesar Rp 250.000,00 kepada jamaah jamaah haji,
pelayanan kedelapan pengantaran ke gedung penginapan
bagi jamaah jamaah haji yang telah selesai melaksanakan
proses penerimaan, selanjutnya calon jamaah haji
beristirahat di pemondokan Asrama Haji, menyiapkan diri
untuk keberangkatan ke tanah suci, pelayanan selanjutnya
yaitu sesuai jadwal pemberangkatan pesawat, jamaah
jamaah haji disiapkan untuk pelaksanaan boarding yang
dilaksanakan di Gedung SG 1. Pelayanan selanjutnya
setelah kegiatan boarding, jamaah haji diantar ke Bandara
Halim Perdanakusuma dengan menggunakan kendaraan
bus dan dikawal oleh forader dan TNI-AU Lanud Halim
Perdanakusuma, dan proses pelayanan terakhir jamaah
haji berangkat menggunakan pesawat Garuda Boeing 777
berkapasitas 393 orang menuju Arab Saudi.
2. Apakah ketika operasional haji Akomodasi dan
Konsumsi menjadi tanggung jawab UPT atau PPIH ?
Menjadi tanggung jawab PPIH Embarkasi.
3. Apakah pengangkatan Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH) Tahun 2017 mengalami kelambatan ?
Pengangkatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
Embarkasi Jakarta 1438 H/2017 M oleh Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah atas nama
Menteri Agama, dilaksanakan sebulan sebelum
pemberangkatan Haji gelombang pertama. Sudah sesuai
dengan regulasi dari DPR dan Presiden.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak H Hafiz
Jabatan : Kasi Pelayanan Akomodasi
Lokasi Wawancara : Gedung UPT Asrama Embarkasi Jakarta
1. Bagaiamana sistem pola penempatan jamaah haji di
Asrama Embarkasi Jakarta ?
Pola Penempata jamaah haji dalam satu kelompok
terbang (Kloter) akan dibagi ke dalam tiga Gedung
Penginapan dan memproritaskan bagi Jamaah Haji yang
sudah lanjut usia untuk ditempatkan di lantai satu pada
masing masing Gedung Penginapan yang telah disediakan.
2. Bagaimana pola pelayanannya untuk jamaah haji ?
Untuk pola pelayanan bagi jamaah haji
menggunakan sistem pola One Stop Service dan pelayanan
prima serta keamanan dan kenyamanan bagi jamaah haji
selama berada di Asrama Embarkasi Jakarta Pondok Gede.
3. Apa faktor-faktor yang menghambat dan solusi yang
ditemukan dalam pelayanan akomodasi jamaah haji ?
Hambatan pelayanan akomodasi terjadi jika ada
perubahan jadwal yang mendadak, dan solusi untuk
mengatasi hambatan tersebut panitia senantiasa selalu
berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait diantaranya yaitu
: 1). Pihak Angkasa Pura dan 2). Pihak Imigrsi.
4. Fasilitas apa saja yang diberikan kepada jamaah selama
di Asrama Embarkasi ?
Fasilitas yang diberikan, antara lain :
a. Pemondokan/Akomodasi
b. Pelayanan Katering
c. Satle Bus
d. Mesjid dan Sarana Pelatihan Manasik
e. Penerangan Tentang Kesehatan, dan
f. Pelayanan Informasi
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak Angga
Jabatan : Seksi Pengelolaan Keuangan Haji
Lokasi Wawancara : Kantor Wilayah Kementrian Agama
DKI Jakarta.
1. Bagaiamana sistem pengadaan konsumsi jamaah haji di
Asrama Embarkasi Jakarta ?
Pola pengadaan konsumsi/katering jamaah haji
jamaah haji, dilaksanakan dengan cara lelang yang
dilakukan oleh pokja pengadaan barang/jasa Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
mengikuti Peraturaan Presiden pasal 36 No 16 Tahun 2018
yang menyatakan bahwa di atas 200.000.000,- harus
dilelang, kemudian Unit Layanan Pengadaan (ULP) pokja
pengadaan barang/jasalainnya sebagai pelaksannya, secara
teknis struktur ULP berada dibawah bidang
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Proses awal pemilihan penyedia Catring jamaah
jamaah haji, kasi Akomodasi transportasi dan perlengkapan
haji (Hj. Esa Aisah) menyusun menu yang akan di sajikan
kepada jamaah jamaah haji dengan cara melakukan survey
harga pasar terkait makanan apa yang akan disediakan,
tujuan melakukan survey harga pasar tersebut untuk
merancang atau menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
yang nantinya akan di tandatangani oleh kepala bidang
penyelenggaraan haji dan umrah kanwil kemenag provinsi
DKI Jakarta (H. Sadirin, MA).
Setelah Harga Perkiraan Sendiri (HPS) di
tandatangani oleh kepala bidang penyelenggaraaan haji dan
umrah kanwil kemenag prov dki Jakarta, kepala bidang
penyelenggaraan haji dan umrah membuat surat
permohonan kepada ULP dengan melampirkan HPS
tersebut untuk segera di laksanakan pelelangan. Setelah
ULP menerima dan mengkaji surat permohonan lelang
yang di buat oleh kepala bidang penyelenggaraan haji dan
umrah dilaksanakan rapat antara kedua belah pihak untuk
menetapakan tanggal dan jadwal kapan pengumaman lelang
tersebut akan di publikasi melalui website :
lpse.kemenag.go.id.
Pada saat pelelangan, pokja pengadaan barang / jasa
lainnya, dapat melihat perusahaan perusahaan yang
mendaftar dan yang mengupload dokumen penawaran,
pokja pengadaan barang/jasa lainnya kemudian
mengevaluasi dan meneliti dokumen penawaran yang telah
diupload oleh perusahaan, setelah didapatkan perusahaan
yang bercompetent dalam melakasanakan catering untuk
calon jamaah haji dilaksanakan penandatangan kontark oleh
Kepala Bidang Penyelenggaraaan Haji dan Umrah selaku
Pejabat Pembuat Komitmen dan direktur perusahaan
catering yang telah ditetapkan sebagai pemenang oleh pokja
pengadaan barang / jasa lainnya.
2. Bagaimana teknis pelayanan konsumsi jamaah haji ?
Teknis pelayanan yang deberikan oleh Kementerian
Agama RI kepada jamaah haji yang akan berangkat ;
a. Hari pertama masuk ke dalam Asrama haji pondok
gede Jakarta di ruang aula ketika jamaah haji
duduk mendegarkan penyambutan dan pengarahan
sambil diberikan snack atau kudapan, dan didepan
ruangan terdapat air minum dispenser serta
disadiakan kopi, teh dan gula.
b. Setelah acara penyambutan dan pengarahan,
jamaah haji di angkut dengan shuttle bus ke
gedung gedung tempat istirahat, dan di dalam
gedung tersebut sudah tersedia makanan dengan
cara prasmanan, dan diberikan dispenser tiap
pojok lantai yang disediakan Kopi, teh dan gula.
c. Jamaah haji mendapatkan 3 (tiga) kali makan dan
satu kali snack pada saat pemberangkatan.
d. Pada masa pemulangan jamaah haji ketika sampai
di aula Asrama haji pondok gede Jakarta jamaah
haji didiberikan snack atau kudapan, dan di depan
ruangan terdapat air minum dispenser serta
disadiakan kopi, teh dan gula.
3. Apa faktor yang menghambat dan solusinya dalam
pelayanan konsumsi jamaah haji ?
Problem dalam pengadaan konsumsi jamaah haji
yaitu sebelum menggunakan sistem berbasis online rawan
terjadi penyimpangan dan kurang transparan karena pihak
perusahaan bertemu langsung dengan panitia lelang pada
saat proses lelang tersebut. Problem selanjutnya yaitu
sebelum menggunakan sistem berbasis online rawan terjadi
pemenang perusahaan lelang yang sama setiap tahunnya
sehingga terjadi kecemburuan antar perusahaan.
Solusi yang dilakukan adalah Kementerian Agama
RI harus lebih ketat dalam proses evaluasi kriteria
pemilihan pemenang lelang dan pelaksanaannya harus
dilaksanakan dengan transparan, lebih efektif dan diperketat
dalam pengawasannya agar terhindar dari KKN (Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme). Dan Kementerian Agama RI
hendaknya lebih transparan dalam melakukan proses lelang
agar tidak terjadi kecemburuan antar perusahaan dan sistem
evaluasi lelang harus lebih ketat dalam penetapan
standarisasi harga yang ditawarkan kepada para perusahaan
lelang.
4. Berapa Kloter dan jumlah total jamaah haji yang
mendapatkan konsumsi ?
Seluruh Calon jamaah haji mendapatkan tiga kali
makan dan satu kali snack pada saat pemberangkatan dan
satu kali snack pada masa pemulangan. Total jamaah haji
yang berangkat dan diberikan makan konsumsi/katering
sebanyak 7.952 Jamaah haji dan total kloter sebanyak dua
puluh dua kloter.
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Faizal Ahrul Maulana
Jabatan : Staf Pelaksana Seksi Kerjasama
(UPT Asrama Haji Jakarta).
PPIH Seksi Katering Haji
Lokasi Wawancara : UPT Asrama Haji Jakarta
1. Bagaiamana sistem pengadaan konsumsi jamaah haji di
Asrama Embarkasi Jakarta ?
Lelang terbuka melalui ULP Kanwil DKI Jakarta.
2. Bagaimana teknis pelayanannya ?
Setiap jamaah jamaah haji (Calhaj) mendapatkan 3
kali makan dan 2 kali coffe break (Kudapan) selama masa
karantina di UPT Asrama Haji Jakarta.
3. Apa faktor yang menghambat dan solusinya dalam
pelayanan konsumsi jamaah haji ?
Problem yang dihadapi adalah jadwal makan yang
mengikuti dengan jadwal penerbangan yang ada, jadi
selama masa karantina di Asrama Haji jadwal makan
jamaah haji kurang sesuai dengan jadwal makan pada
umumnya. Contoh : jamaah haji tiba di Asrama Haji pukul
13.00 siang, dan dikumpulkan di gedung Serbaguna 2 untuk
diberikan gelang haji, living cost dan akomodasi lainnya.
Baru tiba dipenginapan masing masing pukul 16.00 sore
dan mendapat makan siang dan coffe break (Kudapan)
pertama pukul 16.00-18.00. lalu pukul 20.00 – 22.00
makan malam. Lalu pukul 03.00-04.00 makan dan kudapan
lagi. Menurut saya ini kurang efektif dan banyak makanan
yg tersisa selalu terbuang sia sia, karena jamaah haji masih
terlalu kenyang untuk makan selebihnya tidak ada masalah
lagi.
4. Bagaimana cara mengatasi kenadala-kendala yang
hadapi dlm pelayanan katering haji ?
Menurut saya jika dilihat dari perspektif PPIH.
jadwal karantina harus lebih efektif, dan proses pelepasan
jamaah di pemda atau pemkot jamaah haji terkait harus
dipercepat dan pihak keluarga juga harus paham bahwa ini
perjalanan ibadah bukan perjalanan untuk liburan sehingga
banyaknya pengunjung atau keluarga yg ingin
menyambangi jamaah haji tersebut. Karena mengingat
banyak agenda selama masa karantina dan katering haji
tidak terbuang begitu saja.
5. Berapa jumlah total jamaah haji dan kloter yang
mendapatkan konsumsi ?
Lampung 18 kloter 7.108 jamaah haji
Banten 24 kloter 9.555 jamaah haji
DKI Jakarta 22 kloter 8.173 jamaah haji
Setiap jamaah haji berhak mendapatkan 3 kali makan
dan 2 kali Coffe Break (Kudapan).
31 01 02 03 04 05
08.00 04.15 16.00 12.00 17.00 13.30 21.00 17.15 13.00 09.30 13.0008..5014.00 11.15 17.00 15.30 08.00 23.30 08.00 04.30 17.00 14.25
08.00 04.15 16.00 12.00 17.00 13.30 21.00 17.15 13.00 09.30 13.00 08.50 14.00 11.15 17.00 15.30 08.00 23.30 08.00 04.30 17.00 14.25
08.00 04.15 16.00 12.00 17.00 13.30 21.00 17.15 13.00 09.30 13.00 08.50 14.00 11.15 17.00 15.30 08.00 23.30 08.00 04.30 17.00 14.25
10.00 06.00 11.00 07.15 13.00 09.15 14.00 10.30 17.00 14.00 08.00 21.15 17.00 17.00 21.00 18.15 08.00 20.15 07.00 21.15
10.00 06.00 11.00 07.15 13.00 09.15 14.00 10.30 17.00 14.00 08.00 21.15 17.00 17.00 21.00 18.15 08.00 20.15 07.00 21.15
10.00 06.00 11.00 07.15 13.00 09.15 14.00 10.30 17.00 14.00 08.00 21.15 17.00 17.00 21.00 18.15 08.00 20.15 07.00 21.15
08.00 04.10
08.00 04.10
08.00 04.10
PENEMPATAN JAMAAH CALON HAJI EMBARKASI JAKARTA PONDOK GEDE
TAHUN 1438 H / 2017 M
NO GEDUNGJULI 2017 AGUSTUS 2017
27 28 29 30 12
1 D2K.1 K.3 K.5 K.7 K.11 K.13 K.16
06 07 08 09 10 11
K.18 K.23 K.25 K.28
2 EK.1 K.3 K.5 K.7
4 AK.2 K.4 K.6 K.9
K.28
3 D3K.1 K.3 K.5 K.7 K.11 K.13 K.16
K.11 K.13 K.16 K.18 K.23 K.25
K.12 K.15 K.20 K.24 K.27 K.31
K.18 K.23 K.25 K.28
K.12 K.15 K.20 K.24 K.27 K.315 B
K.2 K.4 K.6 K.9
K.12 K.15 K.20 K.24 K.27 K.316 C
K.2 K.4 K.6 K.9
7D4
K.8
8K.8
9 D5K.8
31 01 02 03 04 05
08.00 04.15 16.00 12.00 17.00 13.30 21.00 17.15 13.00 09.30 13.0008..5014.00 11.15 17.00 15.30 08.00 23.30 08.00 04.30 17.00 14.25
08.00 04.15 16.00 12.00 17.00 13.30 21.00 17.15 13.00 09.30 13.00 08.50 14.00 11.15 17.00 15.30 08.00 23.30 08.00 04.30 17.00 14.25
08.00 04.15 16.00 12.00 17.00 13.30 21.00 17.15 13.00 09.30 13.00 08.50 14.00 11.15 17.00 15.30 08.00 23.30 08.00 04.30 17.00 14.25
10.00 06.00 11.00 07.15 13.00 09.15 14.00 10.30 17.00 14.00 08.00 21.15 17.00 17.00 21.00 18.15 08.00 20.15 07.00 21.15
10.00 06.00 11.00 07.15 13.00 09.15 14.00 10.30 17.00 14.00 08.00 21.15 17.00 17.00 21.00 18.15 08.00 20.15 07.00 21.15
10.00 06.00 11.00 07.15 13.00 09.15 14.00 10.30 17.00 14.00 08.00 21.15 17.00 17.00 21.00 18.15 08.00 20.15 07.00 21.15
08.00 04.10
08.00 04.10
08.00 04.10
PENEMPATAN JAMAAH CALON HAJI EMBARKASI JAKARTA PONDOK GEDE
TAHUN 1438 H / 2017 M
NO GEDUNGJULI 2017 AGUSTUS 2017
27 28 29 30 12
1 D2K.1 K.3 K.5 K.7 K.11 K.13 K.16
06 07 08 09 10 11
K.18 K.23 K.25 K.28
2 EK.1 K.3 K.5 K.7
4 AK.2 K.4 K.6 K.9
K.28
3 D3K.1 K.3 K.5 K.7 K.11 K.13 K.16
K.11 K.13 K.16 K.18 K.23 K.25
K.12 K.15 K.20 K.24 K.27 K.31
K.18 K.23 K.25 K.28
K.12 K.15 K.20 K.24 K.27 K.315 B
K.2 K.4 K.6 K.9
K.12 K.15 K.20 K.24 K.27 K.316 C
K.2 K.4 K.6 K.9
7D4
K.8
8K.8
9 D5K.8
14 15 16 17 18 19 20 21 22
08.00 21.15 14.00 10.15 16.00 12.15 08.00 23.15 14.00 10.45 15.00 10.55 15.00 10.45 21.00 19.25 17.00 14.15 08.00 23.30
08.00 21.15 14.00 10.15 16.00 12.15 08.00 23.15 14.00 10.45 15.00 10.55 15.00 10.45 21.00 19.25 17.00 14.15 08.00 23.30
08.00 21.15 14.00 10.15 16.00 12.15 08.00 23.15 14.00 10.45 15.00 10.55 15.00 10.45 21.00 19.25 17.00 14.15 08.00 23.30
14.00 11.15 17.00 14.15 17.00 14.05 08.00 22.55 08.00 21.15 08.00 22.30 08.00 02.15 08.00 21.25 07.00 20.45
14.00 11.15 17.00 14.15 17.00 14.05 08.00 22.55 08.00 21.15 08.00 22.30 08.00 02.15 08.00 21.25 07.00 20.45
14.00 11.15 17.00 14.15 17.00 14.05 08.00 22.55 08.00 21.15 08.00 22.30 08.00 02.15 08.00 21.25 07.00 20.45
16.00 12.15 17.00 13.30 09.00 05.30 08.00 03.00
16.00 12.15 17.00 13.30 09.00 05.30 08.00 03.00
16.00 12.15 17.00 13.30 09.00 05.30 08.00 03.00
Jakarta, 10 Juli 2017
Kepala Bidang Akomodasi
Dasrul Elhakim
NO GEDUNGAGUSTUS 2017
13 23 24 25 26
K.45 K.47 K.50 K.57 K.60 K.631 D2
K.33 K.36 K.39 K.42
K.45 K.47 K.50 K.57 K.60 K.632 E
K.33 K.36 K.39 K.42
K.45 K.47 K.50 K.57 K.60 K.633 D3
K.33 K.36 K.39 K.42
5 BK.34 K.38 K.41
4 AK.34 K.38 K.41
K.44 K.46 K.49 K.55 K.58 K.61
K.46 K.49 K.55 K.58 K.61K.44
K.46 K.49 K.55 K.58 K.61
7
D4
K.35 K.48 K.59
6 CK.34 K.38 K.41 K.44
9 D5K.35 K.48 K.59 K.62
K.62
8K.35 K.48 K.59 K.62
PENGINAPAN
ASRAMA HAJI EMBARKASI
JAKARTA PONDOK GEDE
Jl. Raya Pondok Gede , Kel. Pinang Ranti , Kec. Makassar , Jakarta Timur 13560
TELP. (021).8009421 , 8009429 , 8092374 – FAX. (021).80883155 , 8012503 .
Website : http://asramahajijakarta.com/
E-mail : [email protected]
Reservasi Online di situs :
http://asramahajijakarta.com/kontak-kami/kontak-kami/
Daftar Tipe dan Harga Penginapan
GEDUNG PENGINAPAN
Jumlah Gedung Penginapan : 10 gedung
Kapasitas Gedung Penginapan : 2.420 orang
GEDUNG E
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 182 orang
Fasilitas : AC , TV di kamar , Kamar Mandi Dalam
Jumlah Kamar : 49 kamar , 2 & 4 orang per kamar
Tempat Tidur
: Spring Bed
- 1 Double Bed per kamar
- 4 Single Bed per kamar
SDP : – Rp. 250.000,- per 1 Double Bed per kamar per hari
– Rp. 200.000,- per 4 Single Bed per kamar per hari
GEDUNG D2
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 158 orang
Fasilitas : AC , TV di kamar , Kamar Mandi Dalam
Jumlah Kamar : 42 kamar , 2 & 4 orang per kamar
Tempat Tidur
: Spring Bed
– 1 Double Bed + 1 Single Bed per kamar
– 4 Single Bed per kamar
SDP : – Rp. 250.000,- per 1 Double Bed per kamar per hari
– Rp. 200.000,- per 4 Single Bed per kamar per hari
GEDUNG A
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 172 orang
Fasilitas : AC , TV di Lobby , Kamar Mandi Dalam
Jumlah Kamar : 44 kamar , 3 & 4 orang per kamar
Tempat Tidur
: Spring Bed
- 1 Double Bed + 1 Single Bed per kamar
- 3 & 4 Single Bed per kamar
SDP : Rp. 200.000,- per kamar per hari
GEDUNG B
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 144 orang
Fasilitas : AC , TV di Lobby , Kamar Mandi Dalam
Jumlah Kamar : 36 kamar , 4 orang per kamar
Tempat Tidur : Spring Bed , 4 Single Bed per kamar
SDP : Rp. 200.000,- per kamar per hari
GEDUNG H
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 108 orang
Fasilitas : AC , TV di Lobby , Kamar Mandi Dalam
Jumlah Kamar : 54 kamar , 2 orang per kamar
Tempat Tidur : Spring Bed , 2 Single Bed per kamar
SDP : Rp. 100.000,- per kamar per hari
GEDUNG D3
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 288 orang
Fasilitas : AC , TV di Lobby , Kamar Mandi Luar
Jumlah Kamar : 36 kamar , 8 orang per kamar
Tempat Tidur : Spring Bed , 8 Single Bed per kamar
SDP : Rp. 320.000,- per kamar per hari
GEDUNG D4
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 288 orang
Fasilitas : AC , TV di Lobby , Kamar Mandi Luar
Jumlah Kamar : 36 kamar , 8 orang per kamar
Tempat Tidur : Spring Bed , 8 Single Bed per kamar
SDP : Rp. 320.000,- per kamar per hari
GEDUNG D5
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 288 orang
Fasilitas : AC , TV di Lobby , Kamar Mandi Luar
Jumlah Kamar : 36 kamar , 8 orang per kamar
Tempat Tidur : Spring Bed , 8 Single bed per kamar
SDP : Rp. 320.000,- per kamar per hari
GEDUNG D1
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 552 orang
Fasilitas : Fan , TV di Lobby , Kamar Mandi Luar
Jumlah Kamar : 36 kamar , 14 & 16 orang perkamar
Tempat Tidur : Tempat Tidur Susun , 14 & 16 orang per kamar
SDP
: Tempat Tidur Susun , 14 – 16 bed per kamar
- Rp. 196.000,- per 14 bed per kamar per hari
- Rp. 224.000,- per 16 bed per kamar per hari
GEDUNG C
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 240 orang
Fasilitas : AC , TV di Lobby , Kamar Mandi Dalam
Jumlah Kamar : 36 kamar , 6 & 7 orang per kamar
Tempat Tidur : Spring Bed , 6 & 7 tempat tidur perkamar
SDP : Rp. 300.000,- per kamar per hari
GEDUNG F ( GEDUNG KELAS )
Gedung : 3 lantai
Kapasitas : 1.200 orang (24 kelas )
Fasilitas : AC , Kursi Belajar , Papan Tulis , Meja
Jumlah Kelas : Lantai I : 6 kelas ( 50 orang per kelas ) Lantai 2 : 8 kelas ( 50
orang per kelas )Lantai 3 : 6 kelas ( 50 orang per kelas )
SDP : Rp. 350.000,- perkelas
AULA / GEDUNG SERBA GUNA
GEDUNG SERBA GUNA 1
Kapasitas : 1.000 orang
Fasilitas : AC , 150 kursi , panggung , soundsystem , meja & kursi
sidang
SDP : Rp. 7.000.000,- per 6 jam
GEDUNG SERBA GUNA 2
Kapasitas : 1.500 orang
Fasilitas : AC , 150 kursi , panggung , soundsystem , meja & kursi
sidang
SDP : Rp. 7.000.000,- per 6 jam
GEDUNG SERBA GUNA 3
Kapasitas : 500 orang
Fasilitas : AC , 150 kursi , panggung , soundsystem , meja & kursi
sidang
SDP : Rp. 5.000.000,- per 6 jam
KATERING REKANAN
A. MAKAN
- Menu A / orang / 1 kali : Rp. 22.000,-
- Menu B / orang / 1 kali : Rp. 19.500,-
- Menu C / orang / 1 kali : Rp. 17.000,-
B. SNACK
- Menu A / orang / 1 kali : Rp. 12.500,-
- Menu B / orang / 1 kali : Rp. 10.000,-
- Menu C / orang / 1 kali : Rp. 8.000,-
Denah :
JADWAL KONSUMSI PRASMANAN JAMAAH HAJI
EMBARKASI PONDOK GEDE 2017 M
MASUK TIDAK MELAYANI
KELUAR SETIAP KEBERANGKATAN MAKAN MAJU 8 JAM
MP:Makan Pagi; SP:Snack Pagi; MS:Makan Siang; SS:Snack Siang; MM:Makan Malam; Digabung maju/ mundur
HARI TGL
JADWAL KLT
ASAL DAERAH
PENEMPATAN JAMAAH JML JAM PENYAJIAN
IN OUT PER LANTAI GEDUNG MP SP MS SS MM
27-Jul
08,00 I DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 08,00 11,30 14,00 17,30
28-Jul
08,20 1 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 01,00
10.00 2 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 11,30 14,00 17,30
16.00 3 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 393 17,30
29-Jul
09,35 2 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 00,00 00,00
16.00 3 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 393 02,00 02,00 07,00 07,00
09,00 4 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 11,30 14,00 17,30
17.00 5 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 393 17,30
30-Jul
09,15 4 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 00,00 00,00
17.30 5 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 393 03,00 03,00 08,00 08,00
13.00 6 LAM
21,00 7 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 22,00
31-Jul
18.00 6 LAM
21,20 7 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 08,00 11,30 11,30
08,00 8 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 405 08,00 11,30 14,00 17,30
14.00 9 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393 14,00 14,00 17,30
17.00 10 LAM
1-Aug
08,10 8 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 405 00,00
14,10 9 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393 05,30 05,00
18.30 10 LAM
15,00 11 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 15,00 15,00 17,30
17.00 12 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 393 17,30
2-Aug
14,55 11 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 05,30
17,30 12 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 ) 393 04,00 04,00 09,30 09,30
13.00 13 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 410 13,00 13,00 17,30
17.00 14 LAM
3-Aug
12.30 13 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 410 03,00 03,00
22.15 14 LAM
08.00 15 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
13,00 16 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393 13,00 14,00 17,30
21,00 17 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393
4-Aug
01.15 15 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393
13,30 16 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393 04,30 04,30
23.15 17 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 08,00 11,30 15,00 15,00
19,00 18 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 19,00
5-Aug
20,20 18 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 05,30 08,00 11,30 11,30
08.00 19 LAM
19,00 20 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 19,00 19,00
6-Aug
01.30 19 LAM
21,10 20 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 05,30 08,00 11,30
16.99 21 LAM
7-Aug
16.15 21 LAM
08,00 20,20 22 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 08,00 08,00 11,30 14,00 17,00
11,00 21,30 23 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 19,30 19,30 11,00 11,00 16,30
8-Aug
08,00 24 LAM
08.00 25 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 405 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
14.00 26 LAM
9-Aug
01,20 24 LAM
01,00 25 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 405
14.15 26 LAM
08.00 18,20 27 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 08,00 08,00 11,30 15,00 15,00
19,00 28 LAM
10-Aug
18.00 28 LAM
17.00 29 LAM
11-Aug
22,00 29 LAM
16,00 30 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 16,00 17,30
12-Aug
16,15 30 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 04,50 04,50 08,00
07,00 31 LAM
08,00 32 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
13-Aug
0,15 31 LAM
02,15 32 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393
08,00 33 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
15,00 34 LAM
16,00 35 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 16,00 17,30
14-Aug
0,15 33 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393
14,36 34 LAM
16,15 35 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 04,50 04,50 08,00
15,00 36 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 15,00 15,00 18,30
16,00 37 LAM
19,00 38 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 19,00 19,00
15-Aug
14,35 36 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 05,30
16,15 37 LAM
18,35 38 BANT D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 04,50 04,50 10,30
16,00 39 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 16,00 17,30
16-Aug
16,15 39 DKI A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 04,50 04,50 08,00
08,00 40 LAM
19,00 41 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 19,00 19,00
17-Aug
3:36 40 LAM
18,35 41 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 04,50 04,50 10,30
08,00 42 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 05,30 08,00 11,30 14,00 17,30
18-Aug
2,15 42 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393
08,00 43 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 08,00 11,30 14,00 17,30
08,00 44 LAM
15,00 45 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 15,00 15,00 19,30
19-Aug
0,15 43 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393
2,15 44 LAM
14,35 45 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 05,30 06,30
08,00 46 LAM
14,00 47 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 14,30 14,30 19,30
17,00 48 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
405 17,00 17,30
20-Aug
0,15 46 LAM
14,25 47 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 06,30
14,25 48 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
405 04,30 06,30 06,30
08,00 49 LAM
15,00 50 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 15,00 15,00 19,30
19,00 51 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 19,00 19,00
21-Aug
2,15 49 LAM
14,35 50 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 06,30
18,38 51 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 05,30 06,30 10,00
08,00 52 LAM
19,00 53 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 19,00 19,00
21,00 54 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 21,00
22-Aug
2,15 52 LAM
18,35 53 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 06,30 10,00
22,05 54 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 05,30 08,00 11,30 14,00
08,00 55 BANT D4 (199), D5 (193 ) 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
15,00 56 LAM
21,00 57 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 21,00
23-Aug
6,25 55 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393
14,35 56 LAM
22,05 57 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 08,00 13,30 15,00
08,00 58 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
09,00 59 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
405 09,00 11,30 14,00 17,30
19,00 60 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 19,00 19,00
24-Aug
0,15 58 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393
10,25 59 DKI D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
405 02,00
18,35 60 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 05,30 08,00 10,30
07,00 61 DKI + LAM
D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393 05,30 08,00 11,30 14,00 17,30
08,00 62 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
25-Aug
0,15 61 DKI + LAM
D2 (116 ), D3 (146 ), E (131 )
393
6,25 62 BANT D4 (199), D5 (193 ) 393
08,00 63 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393 08,00 08,00 11,30 14,00 17,30
26-Aug
2,15 63 BANT A (133 ), B (131 ), C (129 ) 393
A = 133 B = 131 C = 129 D2 = 116 E = 131
TANGGAL JAM JAM DAERAH P S M P S M P S M P S M
2 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 27 Jul 2017 8:00 8:20 DKI Jakarta - 391 391 391 - 391 391 - - - - - 391 A; B; C
2 28 Jul 2017 10:00 9:35 Banten - 392 392 - 392 - 392 - - 392 - - 392 A; B; C
3 28 Jul 2017 16:00 16:10 DKI Jakarta - - 390 - - - 390 390 - 390 390 - 390 D2; D3; E
4 29 Jul 2017 9:00 9:10 DKI Jakarta - 388 388 - 388 0 388 - - 388 - - 388 A; B; C
5 29 Jul 2017 17:00 17:30 Banten - - 391 - - - 391 391 - 391 391 - 391 D2; D3; E
7 30 Jul 2017 21:00 21:30 Banten - - - 393 - - 393 393 393 393 393 393 A; B; C
8 31 Jul 2017 8:00 8:10 DKI Jakarta - 409 409 409 409 - 409 - - - - - 409 D2; D3; E
9 31 Jul 2017 14:00 14:30 Banten - - 392 - 392 - 392 392 - 392 - - 392 D4; D5
11 01 Agt 2017 15:00 14:55 Banten - 393 393 - 393 - 393 - - 393 - - 393 A; B ; C
12 01 Agt 2017 17:00 17:30 DKI Jakarta - - 386 - - - 386 386 - 386 386 - 386 D2; D3; E
13 02 Agt 2017 13:00 12:50 DKI Jakarta - 409 409 - 409 - 409 - - 409 - - 409 A; B; C
15 03 Agt 2017 8:00 12:50 Banten 391 391 391 391 - 391 - - - - - - 391 D2; D3; E
16 03 Agt 2017 13:00 13:30 Banten - 392 392 - 392 - 392 - - 392 - - 392 D4; D5
17 03 Agt 2017 21:00 23:15 DKI Jakarta - - - - - - 387 387 387 387 387 - 387 A; B; C
18 04 Agt 2017 19:00 20:20 DKI Jakarta - - 385 - - - 385 385 - 385 385 - 385 D2; D3; E
20 05 Agt 2017 19:00 21:10 BANTEN - - 393 - 393 - 393 393 - 393 - - 393 D2; D3; E
22 07 Agt 2017 8:00 1:20 DKI Jakarta 392 392 392 392 392 - - - - - - - 392 A; B; C
23 07 Agt 2017 11:00 2:30 BANTEN 392 392 392 392 392 - - - - - - - 392 D2; D3; E
25 08 Agt 2017 8:00 1:00 DKI Jakarta 408 408 408 408 408 - - - - - - - 408 A; B; C
27 09 Agt 2017 8:00 0:20 DKI Jakarta 393 393 393 393 393 - - - - - - - 393 D2; D3; E
7,867
5
28 Jul 2017
29 Jul 2017
29 Jul 2017
30 Jul 2017
30 Jul 2017
31 Jul 2017
01 Agt 2017
01 Agt 2017
409
392
393
386
KETMAKAN KUDAPAN MAKAN KUDAPAN
393
391
02 Agt 2017
387
385
393
392
392
392
08 Agt 2017
08 Agt 2017
09 Agt 2017
10 Agt 2017
04 Agt 2017
05 Agt 2017
02 Agt 2017
03 Agt 2017
04 Agt 2017
04 Agt 2017
REKAPITULASI DATA PENGADAAN KONSUMSI JAMAAH CALON HAJI DAN PETUGAS YANG MENYERTAI
EMBARKASI JAKARTA TAHUN 1438 H/2017 M
KLTMASUK ASRAMA
HARI I HARI II
JMLBERANGKAT
TANGGAL
JAMAAH+PETUGAS
JML
NO
8
388
391
393
409
391
392
390
06 Agt 2017
408
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
J U M L A H D I P I N D A H
TANGGAL JAM JAM DAERAH P S M P S M P S M P S M
2 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
7,867
30 11 Agt 2017 16:00 16:15 BANTEN - 393 393 - 393 - 393 - - 393 - - 393 A; B; C
32 12 Agt 2017 8:00 2:15 BANTEN 393 393 393 393 393 - - - - - - - 393 D2; D3; E
33 13 Agt 2017 8:00 0:15 DKI Jakarta 393 393 393 393 393 - - - - - - - 393 A; B; C
35 13 Agt 2017 16:00 16:15 BANTEN - 393 393 - 393 - 393 - - 393 - - 393 D2; D3; E
36 14 Agt 2017 15:00 14:35 BANTEN - 390 390 - - 390 390 - - 390 - - 390 A; B; C
38 14 Agt 2017 19:00 18:35 BANTEN - - 392 - - 392 392 392 - 392 - - 392 D2; D3; E
39 15 Agt 2017 16:00 16:15 DKI Jakarta - - 393 - - 393 393 393 - 393 - - 393 A; B; C
41 16 Agt 2017 19:00 18:35 BANTEN - - 392 - - 392 392 392 - 392 - - 392 A; B; C
42 17 Agt 2017 8:00 2:15 DKI Jakarta 393 393 393 393 393 - - - - - - - 393 D2; D3; E
43 18 Agt 2017 8:00 0:15 BANTEN 393 393 393 393 393 - - - - - - - 393 A; B; C
45 18 Agt 2017 15:00 14:35 DKI Jakarta - 393 393 - 393 - 393 - - 393 - - 393 D2; D3; E
47 19 Agt 2017 14:00 14:25 BANTEN - 392 392 - 392 - 392 - - 392 - - 392 A; B; C
48 19 Agt 2017 17:00 14:25 DKI Jakarta - 410 410 - 410 - 410 - - 410 - - 410 D2; D3; E
50 20 Agt 2017 15:00 14:35 BANTEN - 392 392 - 392 - 392 - - 392 - - 392 A; B; C
51 20 Agt 2017 19:00 18:35 DKI Jakarta - - 392 - - 392 392 392 - 392 - - 392 D2; D3; E
53 21 Agt 2017 19:00 18:35 BANTEN - - 391 - - 391 391 391 - 391 - - 391 A; B; C
54 21 Agt 2017 21:00 22:05 DKI Jakarta - - 391 - - - 391 391 - 391 391 - 391 D2; D3; E
55 22 Agt 2017 8:00 6:25 BANTEN 390 390 390 390 390 - - - - - - - 390 D2; D3; E
57 22 Agt 2017 21:00 22:05 BANTEN - - 393 - - - 393 393 - 393 393 - 393 D2; D3; E
58 23 Agt 2017 8:00 0:15 BANTEN 390 390 390 390 390 - - - - - - - 390 D4; D5
15,726
TANGGAL
1
28
29
KETMAKAN KUDAPAN MAKAN KUDAPAN
393
JML
5 8
12 Agt 2017 393
19 Agt 2017 393
15 Agt 2017 390
15 Agt 2017 392
16 Agt 2017 393
24 Agt 2017 390
392
18 Agt 2017 393
J U M L A H D I P I N D A H
J U M L A H P I N D A H A N
22 Agt 2017 391
23 Agt 2017 390
23 Agt 2017 393
21 Agt 2017 392
21 Agt 2017 392
22 Agt 2017 391
19 Agt 2017 393
20 Agt 2017 392
20 Agt 2017 410
17 Agt 2017
21
22
23
24
25
26
27
REKAPITULASI DATA PENGADAAN KONSUMSI JAMAAH CALON HAJI DAN PETUGAS YANG MENYERTAI
EMBARKASI JAKARTA TAHUN 1438 H/2017 M
KLTMASUK ASRAMA BERANGKAT JAMAAH+PETUGAS
HARI I HARI II
JMLNO
13 Agt 2017 393
14 Agt 2017 393
14 Agt 2017
39
40
30
31
32
33
34
35
36
37
38
TANGGAL JAM JAM DAERAH P S M P S M P S M P S M
2 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
15,726
59 23 Agt 2017 9:00 10:25 DKI Jakarta 410 410 410 410 410 - - - - - - - 410 D2; D3; E
60 23 Agt 2017 19:00 18:35 BANTEN - - 393 - - 393 393 393 - 393 - - 393 A; B; C
61 24 Agt 2017 7:00 0:15 DKI Jakarta 332 332 332 332 332 - - - - - - - 332 D2; D3; E
62 24 Agt 2017 8:00 6:25 BANTEN 393 393 393 393 393 - - - - - - - 393 D4; D5
64 24 Agt 2017 12:00 10:00 DKI Jakarta - 88 88 - 88 - 88 - - 88 - - 88 C
63 25 Agt 2017 8:00 2:15DKI Jakarta
+ BANTEN386 386 386 386 386 - - - - - - - 386 A; B; C
17,728
Mengetahui Jakarta,
Kabid Akomodasi PPIH, Kasi Pengawasan Katering,
J U M L A H T O T A L
26 Agustus 2017
46 26 Agt 2017 386
43 25 Agt 2017 332
44 25 Agt 2017 393
45 25 Agt 2017 88
1 5 8
J U M L A H P I N D A H A N
41 24 Agt 2017 410
42 24 Agt 2017 393
REKAPITULASI DATA PENGADAAN KONSUMSI JAMAAH CALON HAJI DAN PETUGAS YANG MENYERTAI
EMBARKASI JAKARTA TAHUN 1438 H/2017 M
NO KLTMASUK ASRAMA BERANGKAT JAMAAH+PETUGAS
HARI I HARI II
JML KETMAKAN KUDAPAN MAKAN KUDAPAN
TANGGAL JML
TANGGAL JAM JAM DAERAH P S M P S M P S M P S M
2 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
63 25 Agt 2017 8:00 2:15DKI Jakarta
+ BANTEN381 381 381 381 381 - - - - - - - 381 A; B; C
63 25 Agt 2017 8:00 2:15DKI Jakarta
+ BANTEN5 5 5 5 5 - - - - - - - 5 A; B; C
386 386 386 386 386 - - - - - - - 386
DAFTAR MENU : Mengetahui Jakarta,
MAKAN PAGI MAKAN SIANG MAKAN MALAM Kabid Akomodasi PPIH, Kasi Pengawasan Katering,
1 Nasi Putih 1 Nasi Putih 1 Nasi Putih
2 Daging Semur 2 Ikan Woku 2 Ayam Kemangi
3 Telur Cabe Hijau 3 Tempe Kremes 3 Telur Dadar Cetak
4 Ca Sawi Putih+Tahu 4 Sup sayuran 4 Oseng Buncis+Wortel Dasrul El Hakim Yoga Saputra
5 Kerupuk 5 Kerupuk 5 Kerupuk
6 Jeruk 6 Apel 6 Pisang
7 Air Mineral 7 Air Mineral 7 Air Mineral
8 Jus Belimbing+Wortel
KUDAPAN I KUDAPAN II
1 Roti Coklat 1 Kacang Hijau Puding
2 Kue Lumpur 2 Roti Sarikaya
3 Sambosa 3 Santan
4 Teh 4 Teh
5 Kopi 5 Kopi
6 Gula 6 Gula
7 Creamer 7 Creamer
J U M L A H T O T A L 386
26 Agustus 2017
LAPORAN HARIAN PENGADAAN KONSUMSI JAMAAH CALON HAJI DAN PETUGAS YANG MENYERTAI
EMBARKASI JAKARTA TAHUN 1438 H/2017 M
NO KLTMASUK ASRAMA BERANGKAT JAMAAH+PETUGAS
HARI I HARI II
JML KETMAKAN KUDAPAN MAKAN KUDAPAN
TANGGAL JML
1 5 8
1 26 Agt 2017 381
2 26 Agt 2017 5