1
PENGARUH PROFESIONAL GURU PAI DALAM KINERJA PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR
AKIDAH AKHLAK PESERTA DIDIK DI MA PONDOK PESANTREN DDI LIL-BANAT
PAREPARE
Oleh
ANIDAR AFNY NIM: 14.1100.133
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2019
2
PENGARUH PROFESIONAL GURU PAI DALAM KINERJA PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR
AKIDAH AKHLAK PESERTA DIDIK DI MA PONDOK PESANTREN DDI LIL-BANAT
PAREPARE
Oleh
ANIDAR AFNY
NIM: 14.1100.133
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2019
3
PENGARUH PROFESIONAL GURU PAI DALAM KINERJA PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR
AKIDAH AKHLAK PESERTA DIDIK DI MA PONDOK PESANTREN DDI LIL-BANAT
PAREPARE
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Disusun dan diajukan oleh
ANIDAR AFNY NIM. 14.1100.133
Kepada
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2019
4
5
6
vii
KATA PENGANTAR
ف ا الم عل أش الة والسذ نسان ما لم يعل والصذ ال بلقل علذ ي علذ ألنبياء والمرسلي الحمد هلل الذ
ا بعد عي أمذ به أج د وعل ال واص دن محمذ ي س
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengajarkan kepada manusia apa
yang belum diketahuinya dan memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat merampungkan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Tarbiyah dan Adab”
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Dalam skripsi ini penulis merumuskan
judul penelitian “Pengaruh Profesional Guru PAI dalam Kinerja Pengelolaan Kelas
terhadap Prestasi Belajar Akidah Akhlak Peserta Didik di MA Pondok Pesantren
DDI Lil-Banat Parepare.”
Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus -tulusnya kepada ayahanda
penulis yaitu Arifin Pallawai dan ibunda Henny Cicong yang telah melahirkan,
membesarkan, mendidik dan berkat doa tulusnya sehingga penulis mendapat
kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya.
Penulis telah menerima banyak bimbingan dan bantuan dari Bapak Drs. Muh.
Djunaidi, M.Ag. sebagai pembimbing utama serta Bapak Drs. Tanwir Umar M.A.
sebagai pembimbing pendamping penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas segala bantuan dan bimbingan beliau berdua yang telah diberikan selama dalam
penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus dan
menghaturkan penghargaan kepada:
viii
1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Parepare.
2. Bapak Dr. H. Saepudin, S.Ag., M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah atas
pengabdiannya telah menciptakan suasana positif bagi mahasiswa Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Parepare.
3. Bapak Drs. Abdullah Thahir, M.Si. selaku Ketua Jurusan PAI (Prodi Pendidikan
Agama Islam).
4. Bapak Dr. Buhaerah, M.Pd selaku dosen statistik pendidikan yang telah
membimbing penulis tentang teknik analisis data penelitian.
5. Ibu Hj. Marhani, Lc, M.Ag. dan Bapak Drs. Anwar, M. Pd. selaku penguji skripsi
yang telah memberikan saran dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala perpustakaan IAIN Parepare beserta seluruh staf yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN Parepare, terutama
dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen pada Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah
meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.
8. Para staf Akademik, staf Jurusan Tarbiyah dan Adab dan staf Rektorat yang ada
di IAIN Parepare yang telah membantu dan melayani penulis dengan baik.
9. Kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan peserta didik di MA Pondok Pesantren
DDI Lil-Banat Parepare yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian dan memperoleh data serta informasi yang dibutuhkan
dalam penulisan skripsi ini
xi
xi
xi
ABSTRAK
Anidar Afny, (Pengaruh Kinerja Profesioanl Guru Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik di MA Pondok Pesantren DDI Lil-banat Parepare) (dibimbing oleh Muh. Djunaidi dan Tanwir Umar)
Guru sebagai tenaga pendidik memainkan peranan terpenting agar terlaksananya proses pembelajaran, seorang guru yang profesional harus memilik kemampuan dalam pengelolaan kelas. Namun, walaupun seorang guru memiliki kinerja professional yang baik tanpa ditopang pengelolaan kelas akan berdampak pada pencapaian tujuan yang tentunya akan berpengaruh pada prestasi belajar. Atas dasar itu guru harus mampu menerapkan berbagai strategi dalam mengelola kelas agar terciptanya pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kinerja professional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah assosiatif kuantitatif dengan desain survey research dan jumlah sampel sebanyak 45 responden dari 83 populasi kelas X dan XI. Adapun teknik pengumpulan data yaitu angket dan dokumentasi dengan teknik analisis deskriptif dan infrensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kinerja profesional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas dalam kategori sangat tinggi atau 99%, dilihat dari hasil perhitungan skor total variabel yaitu 2279, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 16 x 4 = 64, karena jumlah responden 45 orang, maka skor kriterium adalah 2880. Sehingga, prestasi belajar adalah 2279 : 2880 = 0.99 atau 99 %. (2) Presatasi belajar diperoleh 82% dari kategori tinggi, dilihat dari proses perhitungan skor total variabel yaitu 3725, , skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 100, karena jumlah responden 45 orang, maka skor kriterium adalah 4500. Sehingga, prestasi belajar adalah 3725 : 4500 = 0.82 atau 82 % . (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja professional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat hasil perhitungan output SPSS Coefficiens ( diperoleh Sig = 0.000 < 0.025. Dan hasil R Square atau r
2 diperoleh 0.856 dapat disimpulkan bahwa Kinerja
professional guru Akiah Akhlak dalam pengelolaan kelas memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi belajar peserta didik di MA Pondok Pesantren DDI Lil-banat Parepare sebesar 85.6% dan 14.4% dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci: Kinerja professional guru, pengelolaan kelas, Prestasi belajar
.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ....................................... v
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ x
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.5 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
xiii
2.1 Deskripsi Teori .......................................................................... 6
2.1.1Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak ......................... 6
2.1.2 Pengelolaan Kelas ............................................................ 24
2.1.3Prestasi Belajar .................................................................. 28
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Relean ................................................ 31
2.3 Kerangka Pikir/Konsepsional .................................................... 32
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................... 33
2.5 Definisi Operasional Variabel .................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................ 35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 36
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 36
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................ 39
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 44
4.2 Pengujian Prasyaratan Analisis Data .......................................... 53
4.3 Pengujian Hipotesis .................................................................... 54
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 58
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................... 61
xiv
5.2 Saran .......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 63
LAMPIRAN ........................................................................................................... 65
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
3.1 Populasi MA Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare. 36
3.2 Sampel MA Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare 38
4.1 HasilAnalisis Item Instrument KinerjaProfesional Guru Akidah
Akhlak dalam Pengelolaan Kelas 43
4.2 Output SPSS Reliabilitas 44
4.3 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif (Variabel X) 45
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel (X) 46
4.5 Kategori Persentase 49
4.6 Distribusi Frekuensi Variabel (Y) 50
4.7 Kategori Persentase 52
4.8 Uji Normalitas Menggunakan Analisis Kolmogrov-Smirnov
Test 53
4.9 Output SPSS Uji Linearitas 54
4.10 Coefficients 55
4.11 Model Summary 56
4.12 Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap koefisien
korelasi 57
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
4.1 Diagram Batang Variabel X 47
4.2 Histogram Variabel X 48
4.3 Diagram Batang Variabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik) 50
4.4 Histogram Prestasi Belajar Peserta Didik 51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Lampiran Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian Penulis Proposal Skripsi 65
Lampiran 2 Tabulasi UJI Validitas Angket Kinerja Profesional Guru
Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas 67
Lampiran 3 Reliabilitas Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak dalam
Pengelolaan Kelas 68
Lampiran 4 Angket Penelitian (Memenuhi syarat Valid dan Reliabel) 70
Lampiran 5 Distribusi Prestasi Belajar Peserta Didik MA Pondok
Pesantren Lil-banat Parepare 72
Lampiran 6 Variabel X dan Y 74
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian 77
Lampiran 8 Surat Izin Melaksanakan Penelitian 78
Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Meneliti 79
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 11 Biografi Penulis 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah mempunyai peran sebagai lembaga pendidikan yang
mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang manusiawi, agar mampu
menjalani tugas-tugas dalam kehidupan, baik secara individual maupun dalam
kehidupan sosial. Sekolah sebagai suatu organisasi kerja yang terdiri dari beberapa
ruang kelas, setiap ruang kelas mempunyai perjenjang sendiri. Sekolah dan kelas
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendidik perserta didik,
yang tidak harus didewasakan dari aspek intelektualnya saja, akan tetapi dalam aspek
kepribadiannya.1
Untuk dapat menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan, sekolah
sangat membutuhkan tenaga ahli dalam bidang mengajar yakni guru. Guru adalah
orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal tetapi bisa juga di mesjid, di surau
musholah dirumah dan sebagainya.
Suatu profesi tertentu memiliki keahlian dan kompetensi tertentu pula,
termasuk guru sebagai profesi, keahlian seorang guru berkaitan dengan
kemampuannya dalam mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan,
melatih, dan mengevaluasi peserta didik, adapun kompetensi dari seorang guru
profesional berhubungan dengan penguasaan materi atau bahan ajar,
perencanaan proses belajar mengajar, peneglolaan program belajar mengajar,
penggunaan media dan sumber pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan
penilaian peserta didik, program bimbingan konseling, diagnosis kesulitan
belajar peserta didik dan pelaksanaan administrasi kurikulum atau adminitrasi
guru.2
1Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan
(Jakarta: Haji Masagung, 2009), h.117.
2 Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Cet. I; Jakarta: Kencana 2011), h.153.
2
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan pendidik untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses
belajar baik yang berupa gangguan kecil dan sementara maupun berupa gangguan
yang berkelanjutan. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat
bagi pengajaran yang efektif pula. Tugas utama dan yang paling sulit bagi pendidik
adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satupun pendekatan yang dianggap
paling efektif.
Adanya pengelolaan kelas yang baik, para peserta didik akan merasa jelas
menerima makna dan apa yang disampaikan sehingga mereka dapat memahami dan
memungkinkan menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan memberikan
kesempatan kepada peserta didiknya untuk belajar. Sebagaimana Allah berfirman
dalam Q.S Al-Ankabut/ 29: 69.
Terjemahnya:
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
3
Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. yang kemudian
ditegaskan oleh Allah SWT. pada Q.S Al-Ahzab ayat 21:
3 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro. 2010), h. 404.
3
Terjemahnya:
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
4
Kemampuan mengelola kelas proses pembelajaran adalah kesanggupan atau
kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara
guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi
dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.
Masalah pengelompokkan pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi
dua kategori yaitu masalah individu dan masalah kelompok. Meskipun seringkali
perbedaan diantara kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja,
tindakan pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat
mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada
gilirannya ia dapat mengatasi masalah tersebut.5
Ada anggapan bahwa untuk menjadi seorang guru perlu mengetahui
pengelolaan kelas karena guru paling banyak menghabiskan waktunya melaksanakan
tugas mengajar yaitu di dalam kelas. Proses belajar mengajar dikelas menjadi
tanggung jawab dilaksanakan oleh guru. Kenyataan bahwa Akidah Akhlak adalah
salah satu mata pelajaraan agama Islam yang paling banyak berisi tentang perilaku
atau akhlak seseorang dan merupakan pelajaran yang paling penting untuk
disuguhkan kepada peserta didik.
Dengan demikian salah satu iklim mengajar yang harus dikembangkan dalam
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang baik
4 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 420.
5Ahmad Rohani dan Abu ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, h. 117 .
4
selain penerapan metode yang bervariasi, yakni dengan melaksanakan
pengelolaan kelas yang telah terstruktur dan sistematis.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang menyangkut tentang “Pengaruh Kinerja Profesional
Guru Akidah Akhlak Terhadap Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar di MA Pondok Pesantren DDI Lil-Banat Parepare”.
1.2 Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah, maka penulis dapat mengambil intisari
untuk dijadikan sebagai masalah pokok, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana kinerja profesional guru akidah akhlak di MA Pondok Pesantren
DDI Lil-Banat Parepare?
1.2.2 Bagaimana prestasi belajar peserta didik di MA Pondok Pesantren DDI Lil-
Banat Parepare?
1.2.3 Apakah ada pengaruh kinerja profesional guru akidah akhlak dalam
pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar di MA Pondok Pesantren DDI
Lil-Banat Parepare?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk:
1.3.1.1 Mengetahui kinerja profesional guru akidah akhlak di MA Pondok Pesantren
DDI Lil-Banat Parepare.
1.3.1.2 Mengetahui proses pengelolaan kelas di MA Pondok Pesantren DDI Lil-
Banat Parepare.
5
1.3.1.3 Mengetahui pengaruh kinerja profesional guru akidah akhlak terhadap
pengelolaan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar di MA Pondok
Pesantren DDI Lil-Banat Parepare.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1.1 Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh seorang pendidik dalam
memberikan pengajaran agar proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan baik.
1.4.1.2 Untuk menemukan konsep yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan
masukan bagi tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga pendidik profesional dalam mengelola kelas.
1.4.1.3 Menambah bacaan bagi mahasiswa sebagai calon pendidik dalam agama
Islam.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Konsep Kinerja
Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu dari kata
performance. Kata performance berasal dari kata to perform yang berarti
menampilkan atau melaksanakan. Performance berarti prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, pencapaian kerja, untuk kerja atau penampilan kerja.6
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang
telah ditetapkan.7
Menurut Mangkunegara dalam T. Aritonang bahwa kinerja adalah hasil kerja
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.8
Dari defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah sesutau
yang dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya secara optimal.
2.1.2 Pengertian Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi hasil pembelajaran
6Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h.11
7Supardi, Kinerja Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h.45
8Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h.11
7
peserta didik. Profesionalitas guru ditandai dengan keahliannya di bidang pendidikan.
Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 pasal 20, tugas atau kewajiban guru,
antara lain:
2.1.2.1 Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
2.1.2.2 Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
2.1.2.3 Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi
peserta didik dalam pembelajran;
2.1.2.4 Menjunjung tinggi peraturan perundangan-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
2.1.2.5 Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.9
Guru adalah satu-satunya profesi yang menentukan dalam mengubah nasib
bangsa. Hal ini karena guru bertugas dan mengajar anak-anak bangsa, mengubah
perilaku, membentuk karakter. Sebuah tugas yang sangat fundamental, kalau bangsa
Indonesia ingin melakukan perbaikan keadaan bangsa Indonesia dimasa yang akan
datang, harapan itu tertuang kepada guru sebagai seoranng pendidik, dan dunia
pendidikan.
Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal tetapi bisa juga dimesjid, disurau an sebagainya, kewibawaan yang menyebabkan guru dihormati, sehingga tidak diragukan lagi figure guru. Kepercayaan bagi guru merupakan tanggunga jawab yang sangat berat, sebab tanggung jawab guru bukan sebatas dinding sekolah, tetapi juga diluar sekolah Drs. N.A Ametembun menyatakan bahwa guru adalah semua
9 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h.11
8
orang yang berwenang dan bertanggug jawab terhadap pendidikan anak didik, baik secara individual klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.
10
Dari defenisi diatas dapat disimpulakan bahwa guru adalah orang yang
memberikan ilmu yang harus dihormati karena memiliki tanggung jawab yang berat
dalam meningkatkan pendidikan anak didiknya, dia memberikan pengajaran baik di
dalam lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling
berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan peserta didik yang menjadi
tujuannya.11
Peran guru sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat memberi kemajuan
serta perkembangan dari dalam diri peserta didik sehingga pola tingkah lakunya
semakin baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efisisen.
Berbeda dengan apa yang dijelakan oleh Imam Al-Gazali. Beliau berpendapat
bahwa guru itu adalah:
Seseorang yang menyampaikan sesuatu kepada orang lain atau seseorang yang
menyertai sesuatu istitusi untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada para
pelajarnya. Guru juga merupakan seseorang yang menyampaikan sesuatu yang
baik, positif, kreatif atau membina kepada seseorang berkemampuan tanpa
melihat umur walaupun terpaksa melalui berbagai macam strategi tanpa
mengharapkan gaji.12
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang
bertutur kata sopan memeberi ilmu yang baik, positif, kreatif dan menyalurkan
ilmunya tanpa melihat usia serta menggunakan berbagai strategi tanpa
mengharapkan balasan dalam memberikan ilmu yang dimilikinya.
10
Syaiful Bahri Djamara, Guru Dan Anak Didik (Cet.I; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h.31
11Muh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.
4.
12Zinuddin, Nur Ali & Mujtahid, Pendidikan Islam Dari Paradikma Klasik Hingga
Kontemporer (Malang: 2009), h.176
9
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implikasi ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul tanggung jawab pendidikan yang terpikul
di pundak para orang tua.13
Guru sebagai pendidik mempunyai peranan penting bagi peserta didik. Peranan
yang diharapkan dari guru seperti diuraikan dibawah ini.
2.1.2.1.1 Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
mana nilai yang buruk. Kedua nilai ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan
di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula
telah mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah. Latar belakang
kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural masyarakat di
mana anak didik tinggal akan mewarnai kehidupannya. Semua nilai yang baik harus
guru pertahankan dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak
anak didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan perannya
sebagai korektor, yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan
perbuatan anak didik. Koreksi yang harus dilakukan guru terhadap sikap dan sifat
anak didik tidak hanya disekolah, tetapi di luar sekolah pun harus dilakukan.14
dari
peran guru sebagai korektor tersebut maka dituntut agar guru memiliki wawasan yang
luas serta dapat memahami kondisi peserta didik.
2.1.2.1.2 Inspirator
Inspiratif adalah upaya memberikan stimulus bagi peserta didik agar
termotivasi dan menimbulkan kemauan yang baru. Guru inspiratif ialah guru yang
mampu memberikan stimulus kepada peserta didik untuk mengubah jalan hidupnya
13
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 39
14Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, h.44.
10
menjadi lebih baik.15
Inspirasi yang diharapkan dari guru adalah inspirasi yang
mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku peserta didik.
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang bagi kemajuan
belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus
dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yanga baik. Petunjuk itu
tidak tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun
bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan
teorinya, tetapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik.16
2.1.2.1.3 Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif
diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik. Untuk
menjadi informator yang baik dan efektif, penguasan bahasalah sebagai kuncinya,
ditopan dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada peserta didik.
Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan anak didik dan
mengbadi untuk anak didik.17
Informasi yang bagus bagi peserta didik adalah
informasi yang menyangkut dengan peserta didik serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Informasi tersebut sangat bermanfaat bagi peserta didik
karena dapat menambah wawasannya.
2.1.2.1.4 Organisator
15
Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika dan Profesi kependidikan (Jakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h. 96.
16Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, h.44
17 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, h.44
11
Sebagai organisatoris, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru.
Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun
tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya
diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada
diri anak didik.18
Tanpa organisai yang baik maka pendidikan boleh jadi rancu mulai
dalam kelas sampai pada pada tingkat satu sekolah sekalipun.
2.1.2.1.5 Motivator
Motivasi dapat diartikan sebagai daya pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu.19
Motivasi yang diharapkan
dari guru adalah motivasi yang dapat mendorong peserta didik agar senantiasa
memiliki semangat belajar bahkan motivasi yang dapat membuka fikiran peserta
didik sehingga dapat menemukan ide-ide yang baru dan kreatif dalam berkreasi.
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan
menurun prestasinya disekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator,
karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada diantara anak didik yang malas
belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan memperhatikan
kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan
sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah
dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi
edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan pendidik yang meembutuhkan
18 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, h. 45
19Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, h.75
12
kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.20
Motivasi dari guru sangat bermanfaat dalam rangka menciptakan suasana belajar
yang baik akibat adanya dorongan yang menciptakan semangat belajar.
2.1.2.1.6 Inisiator
Dalam perannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yan ada
sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan
media pendidikan dan pengajaran harus diperbaharui sesuai kemajuan media
komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia pendidikan,
khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan mengikuti terus tanpa
mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.21
Peranan
guru disini sebagai inisiator adalah kemampuan untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang baru, bukan hanya mengandalkan terori-teori lama yang
memungkinkan peserta didik jenuh terhadapnya.
2.1.2.1.7 Pembimbing
Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua semua peran yang telah
disebutkan di atas, adalah sebagai pembimbing. Guru berkewajiban memberikan
bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu menentukan masalahanya sendiri,
memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, an menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Peserta didik membutuhkan bantuan guru dalam hal mengatasi
kesulitan-kesulitan peribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan memilih pekerjaan, dan
20
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didilk dalam Interaksi Edukatif, h. 45
21 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didilk dalam Interaksi Edukatif, h.46
13
kesulitan dalam hubungan sosial dan interpersonal. Karena itu setiap guru perlu
memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok, penuyuluhan
individual, teknik mengumpulkan keterangan, teknk evaluasi, statistic penelitian,
psikologi kepribadian dan psikologi belajar.22
Dari sekian teknik-teknik yang harus
dimiliki guru maka guru harus mengetahui arah dan tujuannya dalam membimbing.
Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas,
menetapkan waktu jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan,
serta menilai kelacarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.23
Disebut dengan perjalanan disisni adalah karena proses belajar menagajar memiliki
target yang harus dicapai setingkat demi setingkat.
2.1.2.1.8 Demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer¸atau pengajar, guru
hendaknya senantiasamenguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya
serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam
hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik.24
Guru yang tidak memiliki kompetensi yang bagus boleh
jadi penghambat keberhasilan peserta didik. Akibatnya, akan terjadi kegagalan dunia
pendidikan. Kompetensi guru yang kurang baik terkadang kerana menjadi guru
pengampuh suatu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan jurusannya.
Dalam interaksi edukatif tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik
pahami. Apalagi peserta didik yang memiliki intelegensi yang sedang. Untuk bahan
22
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 124
23E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Rosda Karya, 2008), h. 41
24Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profsional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), h. 9
14
pelajaran yang sukar dipahami peserta didik, guru harus berusaha dengan
membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis,
sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman peserta didik, tidak
terjadi kesalahan pengertian antara guru dan perserta didik. Tujuan pengajarannya
dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
2.1.2.1.9 Pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager) guru hendaknya
mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajra serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.25
Kelas merupakan titik pusat peserta
didik menerima pelajaran dari guru. Oleh karena itu seorang guru harus mampu
mendesain cara mengajarnya di dalam kelas dengan sdemikian rupa agar peserta
didik merasa nyaman ketika proses pembelajaran berlangsung.
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik,
karena kelas adalah tempat berhimpun ssemua peserta didik dan guru dalam rangka
menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan
menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan
baik akan menghambat kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak mustahil akan
merasa bosan untuk tinggal lebih lama dikelas. Hal ini akan berakibat menganggu
jalannya proses interaksi edukatif. Kelas yang terlau padat dengan peserta didik,
pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak menguntungkan bagi
terlaksananya interaksi edukatif yang optimal. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan
umum dari pengelolaan kelas, yaitu menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas
bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan
25
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 10
15
optimal. Jadi, maksud dari pengelolaan kelas adalah agar peserta didik betah tinggal
tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.26
Dengan pengelolaan kelas yang baik maka dengan sendirinya kelas tersebut akan
terasa hidup dalam proses pembelajaran.
2.1.2.1.10 Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik
media nonmaterial maupun materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampulan menggunakan semua media
itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
Sebagai mediator, guru dapat berperan sebagai penengah dalam proses belajar peserta
didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah, penagtur lalu lintas
jalannya diskusi. Kemacetan jalannya diskusi akibat peserta didik kurang mampu
mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya, dapat guru tangani, bagaimana
menaganalisis permasalahan agar dapat diselesaikan. Guru sebagai mediator dapat
juga diartikan penyedia media.27
Selain mediator guru juga biasa disebut sebagai
fasilitaator yakni yang akan memberikan fasilitas ketika peserta didik mengalami
berbagai macam hambatan dan kendala dalam proses pembelajara.
26 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didilk dalam Interaksi Edukatif, h. 47
27 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didilk dalam Interaksi Edukatif, h. 48
16
2.1.2.1.11 Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu memperbaiki, dan
menilai secara krisis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise harus grur
kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar
menjadi lebih bai. Untuk ide kelebihan yang ddimiliki supervisor bukan hanya karena
posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya,
pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, atau
karena memiliki sifat-sifat kebribadian yang menonjol dibandingkan orang lain yang
disupervisinya. Dengan semua kelebihan yang dimiliki, ia dapat melihat, menilai
ataau mengadakan pengawasan terhadap orang atau sesuatu yang disupervisi.28
2.1.2.1.12 Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik
dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan
instrinsik. Penilaian terhadap aspek instrinsik lebih menyentuh aspek kepribadian
peserta didik, yakni aspek nilai (values). Berdasrkan hal ini, guru harus bisa
memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap aspek
kepribadian peserta didik tentu lebih diutamakan dari pada penilaian terhadpat
jawaban pesserta didik ketika diberikan tes. Peserta didik yang berprestasi baik,
belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi, penilaian itu hakikatnya diarahkan
pada perubahan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia yang cakaap.29
Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi
juga menilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua kegiatan ini akan mendapatkan
28 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didilk dalam Interaksi Edukatif, h. 48
29 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didilk dalam Interaksi Edukatif, h. 48
17
umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan interaksi edukatif yang telah
dilakukan.30
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,
penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode
mengajar. Tujuan lain dari penilaian ialah untuk mengetahui kedudukan siswa di
dalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian guru fdapat mengklasifikasikan
apakah seorang peserta didik termasuk peserta didik yang pandai, sedang, kurang atau
cukupbaik di kelasnya jika dibandingkan dengan teman-temannya.31
2.1.3 Pengertian Kinerja Guru
Kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya
berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam
kerangka mencapai tujuan pendidikan.
Piet A. Sahertian dalam Kusmianto bahwa:
Standar kinerja guru berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan
tugasnya, seperti:(1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan
perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4)
melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan
yang aktif dari guru.32
Dalam pasal 35 disebutkan bahwa beban kinerja guru mencakup kegiatan
pokok, yaitu sebagai berikut:
2.1.3.1 Merencanakan pembelajaran
30
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, h.346
31 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h.13
32 Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h.14.
18
Tugas guru yang pertama adalah merencanakan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin karena perencanaa yang baik akan
membawa hasil yang lebuh baik pula. Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja
sekolah. Kegiatan penyusunan RPP ini diperkirakan berlangsung selama dua minggu
atau 12 hari kerja. Kegiatan ini dapat diperhitungkan sebagai kegiatan tatap muka.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan RPP, yaitu sebagai berikut:
1. Judul. 2. Kompetensi Inti. 3. Kompetensi Dasar dan Indikator. 4. Tujuan pembelajaran. 5. Materi pembelajaran. 6. Metode dan pendekatan pembelajaran. 7. Media dan alat pembelajaran. 8. Merumuskan langkah-langkah permbelajaaran yang terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti, dan akhir. 9. Pengamatan sikap, penilaian sikap, penilaian keterampilan dan penialain
(unjuk kerja). 10. Menyususn kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran, dan lain-lain.33
2.1.3.2 Melaksanakan pembelajaran
Tugas guru yang kedua adalah melaksanakan pembalajaran. Kegiatan
pembelajaran adalah kegiatan ketika terjadi interaksi edukatif antara peserta didik
dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka yang sebenarnya. Guru
melaksanakan tatap muka atau pemebelajaran dengan tahapan, sebagai berikut:
2.1.3.2.1 Kegiatan awal tatap muka, antara lain mencakup kegiatan pengecekan atau
penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat
administrasi. Kegiatan ini dilakukan sebelum jadwal pelajaran yang
dditentukan, bisa sesaat sebelum jadwal waktu atau beberapa waktu
33
Muh. Zuhri, Pedoman Penyusunan RPP, https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/05/-
pedoman penuyusan rpp.htm?m=1(23 April 2018)
19
sebelumnya tergantung masalah yang perlu disiapkan dan kegiatan ini
diperhitungkan setara dengan 1 jam pelajaran.
2.1.3.2.2 Kegiatan tatap muka, terjadi interaksi edukatif antara peseta didik ddengan
guru dapat dilakukan secara face to face atau menggunakan media lain
seperti video, modul mandiri, kegiatan observasi/ eksplorasi. Kegiatan tatap
muka atau pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud dapat dilaksanakan
antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar
ruangan. Waktu pelaksanaan atau beban kegiatan pelaksanaan pemeblajaran
sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum
sekolah.
2.1.3.2.3 Membuat resume proses tatap muka, penyusunan resume dapat dilakukan
diruang guru atau ruang lain yang disediakan di sekolah dan dilaksanakan
setelah kegiatan tatap muka. Kegiatan resume proses tatap muka
diperhitungkan setara dengan 1 jam pelajaran.34
2.1.3.3 Menilai hasil pembelajaran
Tugas guru yang ketiga adalah menilai hasil pembelajaraan. Menilai hasil
pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menfsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk
menilai peserta didik maupun dalam pengambilan keputusan lainnya.
2.1.3.4 Membimbing dan melatih peserta didik
34
Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h.22
20
Tugas guru yang keempat adalah membimbing dan melatih peserta didik,
dibedakan menjadi tiga, yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam
pembelajaran, intrakulikuler dan ekstrakulikuler.
2.1.3.5 Melaksanakan tugas tambahan
Kemudian tugas yang kelima adalah melaksanakan tugas tambahan yang
diberikan kepadanya. Tugas-tugas tambahan guru dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu tugas structural dan tugas khusus. Tugas structural adalah tugas
tambahan berdasarkan jabatan dalam struktur organisasi sekolah. Sementara tugas
khusus adalah tugas tambahan yang dilakukan untuk menangani masalah khusus yang
belum di atur dalam peraturan yang mengatur organisasi sekolah.35
Jadi dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah
serangkaian kegiata yang memiliki berbagai tahapan yang harus dilalui dan
dilaksanakan, agar tujuan pelajaran yang telah ditetapkan akan tercapai secara efektif
dan efisien.
2.1.4 Pengertian Akidah Akhlak
Akidah (kepercayaan) adalah bidang teori yang perlu dipercayai terlebih
dahulu sebelum yang lain-lain, akidah merupakan suatu yang dianut oleh manusia
dan diyakininya, apakah berwujud agama dan lainnya. Seperti yang dijelaskan
tentang akidah muslim atau akidah mukmin dapat diartikan sebagai suatu ikatan atau
tali agama yang dianut oleh orang muslim atau orang mukmin yang berdasarkan
35
Barnawi dan Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), h.22
21
dalil-dalil yang kuat agar dapat diyakini kebenarannya, yaitu dalil yang bersumber
dari al-Quran dan as-Sunnah. 36
Demikian, akidah atau agama yang dimaksud diatas ialah agama Islam. Jika
ada orang yang menggunakan dalil-dalil yang tidak bersumber dari al-Quran atau as-
Sunnah yang sahih, boleh diakatan bahwa dia merupakan bukan orang Islam,
meskipun sehari-harinya mengaku sebagai orang yang beragama Islam.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari Khulukum yang
berarti tabiat atau tingkah laku, juga berarti budi pekerti, kelakuan.37
Akhlak
merupakan unsur terpenting dalam Islam, karena kesempurnaan Islam seseorang
sangat tergantung kepada kebaikan atau kemuliaan akhlaknya.
Dapat disimpulkan bahwa Akidah Akhlak merupakan suatu perbuatan yang
dilakukan oleh manusia yang diyakini dengan sepenuh hati atas kemauan sendiri
tanpa adanya keterpaksaan hanya semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT.
2.1.5 Teori Profesional
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan
yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.38
36
K.H. Zainal Arifin Djamaris, Islam Akidah dan Syari‟ah (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 1996), h.19 37
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :
Balai Pustaka, 1985), h.17
38Kunandar, S.Pd, Guru Profesional (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),h.45
22
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa profesional adalah seseorang
yang memiliki kompetensi atau keahlian yang telah terdidik dan terlatih dengan baik
dalam suatu akademik serta memiliki banyak pengalaman yang kaya dalam bidang
yang ditekuninya.
Guru sebagai seorang pendidik yang professional juga wajib memiliki
kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional
berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada
Pasal ayat (1) meliputi:
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a). artinya guru harus mampu mengelola kegiatan
pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran.
Kompetensi kepribadian menurut Standar Nasional Pendidikan, penjelasan
Pasal 28 ayat 3 butir b). Kompetensi personal artinya guru memiliki sifat kepribadian
yang mantap sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik. Dengan
kata lain guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu
melaksanakan tri-pusat pendidikan yang dikemukakan oleh KI Hadjar Dewantoro,
yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di
depan guru memberi teladan, di tengah memberikan karsa dan di belakang
memberikan dorongan atau motivasi)
23
Kompetensi sosial menurut Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir d). Kompetensi sosial artinya ia menunjuk kemampuan berkomunikasi
sosial, baik dengan peserta didik, maupun dengan sesama guru, dengan kepala
sekolah bahkan dengan masyarakat luas.39
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan bimbingan peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Kompetensi professional
artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan bidang studi yang akan
diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan kosep
teoretis, mampu memilih model, strategi dan metode yang tepat serta mampu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.
Masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam setiap jenjang pendidikan. Kompetensi
guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar
dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Sebagaimana dikutip oleh
Syaiful Sagala, kompetensi guru harus mempunyai:
1. Kemampuan untuk memandang dan mendekati masalah –masalah pendidikan dari perspektif masyarakat global.
2. Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain secara koperatif dan bertanggung jawab sesuai dengan peranan dan tugas dalam masyarakat.
3. Kapasitas kemampuan berfikir secara kritis dan sistematis. 4. Keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan inteleektual sesuai
dengan tuntutan zaman yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
40
39
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011), h.22.
40Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2006),
h. 209
24
Jadi seorang guru dapat dikatakan sebagai tenaga profesional jika ia memiliki
kemampuan serta kompetensi-kompetensi yang mampu menunjang pelaksanaan
tanggung jawabnya dalam proses belajar mengajar.
2.1.6 Pengelolaan Kelas
Istilah pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management, berasal dari
kata “to manage” yang berarti mengatur, melaksanakaan, mengelolah,
mengendalikan, dan memperlakukan. Namun kata management sendiri sudah diserap
dalam bahasa Indonesia menjaddi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah
“pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses dalam mengoordinasikan dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan
efektif.41
The classroom, as the term is used in this particular research tradition, has been defined as „the gathering, for a given period of time, of two or more persons (one of whom generally assumes the role of instructor) for the purposes of language learning.
42 (ruang kelas adalah wadah yang digunakan
dalam penelitian didefenisikan sebagai pengumpulan dalam jangka waktu tertentu, yang dilakukan oleh dua orang atau lebih).
Adapun keterampilan dalam mengelola kelas memiliki komponen sebagai
berikut:
2.1.6.1 Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal.
2.1.6.1.1 Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama,
mendekati, memeberikan pertanyaan dan member reaksi terhadap
gangguan dikelas.
2.1.6.1.2 Membagi perhatian secara visual dan verbal.
41
Ali Nugraha. Rita Maryana, dan Yeni Rachmawati, Pengelolaan Lingkungan Belajar
(Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2010), h.16
42Dick Allwright and Kathleen M. Bailey, Focus on the Language Classroom: An
Introduction to Classroom Research for Language Teachers (New York: Cambridge University Press,
1991), h. 18.
25
2.1.6.1.3 Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik
dalam pembelajaran.
2.1.6.1.4 Memberi petunjuk yang jelas.
2.1.6.1.5 Memberikan penguatan ketika diperlukan.
2.1.6.2 Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal
2.1.6.2.1 Modifikasi perilaku.
2.1.6.2.2 Mengajrkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan.
2.1.6.2.3 Mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.
2.1.6.2.4 Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerjasama dan
keterlibatan,menangani konflik dan memperkecil maslah yang timbul.
2.1.6.2.5 Menentukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
2.1.6.2.6 Pengabaian yang direncanakan.
2.1.6.2.7 Campur tangan dengan isyarat.
2.1.6.2.8 Mengawasi secara ketat.
2.1.6.2.9 Mengakui perasaan negative peserta didik.
2.1.6.2.10 Mendorong peserta didik untuk mengunkapkan perasaannya.
2.1.6.2.11 Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi.
2.1.6.2.12 Menyusun kembali program belajar.
2.1.6.2.13 Menghilangan ketgangan dengan humor.
2.1.6.2.14 Mengekang secara fisik.43
43
Abuddin Nata, Perpektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grop, 2011), h.339.
26
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannua apabila terjadi
gangguan dalam proses pembelajaran. Dalam arti yang sederhana pengelolaan kelas
sering diartikan kegiatan kegiatan untuk menciptakan memperthankan kondisi yang
optimal aagar terjadi proses belajar mengajar. Misalnya penghentian tingkah laku
peserta didik yang mengalihkan perhatian kelas.44
2.1.6.3 Pengelolaan kelas yang efektif
Pengelolaan kelas yang efektif dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran
yang berimbas pada peningkatan kemampuan dan hasil belajar peserta didik.45
Bayangkan bila peserta didik memasuki kelas yang tempat duduk dan alat peraganya
ditata dengan rapi, ada bunga di meja guru, hiasan dinding digantung di tempat yang
tepat dan lantainya bersih. Hal ini dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar
yang menyenangkan dan menarik bagi pendidik dan peserta didik.
Carrie Rothstein and Ellise Trumbul berpendapat “Classroom Managemen the
set of strategies that teachers and students use to ensure a productive, harmonious
learning environment to prevent disruptions in the learning process.”46
Pengelolaan
kelas merupakan suatu strategi yang dirancang oleh guru agar peserta didik dapat
belajar dengan produktif, tercipta lingkungan belajar yang harmonis untuk mencegah
terjadinya gangguan pada proses belajar.
44
Ahmad Sabir,Strategi Belajar Mengajar Micro Ticing (Cet I,Padang: PT. Ciputat Press,
2005, h. 89.
45Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Cet. II;Jakarta: PT
Rineka Cipta), h. 238.
46Rothstein Fisch Carrie and Trumbull Ellise, Managing Diverse Classroom: How to Build on
Students‟ Cultural Strengths (Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development,
2008), h. 3.
27
Menurut Made Pidarta yang dikutip ole Syaiful Bahri Djamarah bahwa untuk
mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
2.1.6.3.1 Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu,
yang dilengkapi oleh tugas-tugas oleh guru.
2.1.6.3.2 Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu,
tetapi bagi semua anak atau kelompok.
2.1.6.3.3 Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku-
perilaku masing-masing individu dalam hal bagaimana memreka
memandang dirinya masing-masing dan bagaimna belajar.
2.1.6.3.4 Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota.
Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing
mereka dikelas dikala belajar.
2.1.6.3.5 Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan
peserta didik makin menigkat keterampilan guru dalam mengelola secara
kelompok, makin puas anggota-anggota didalam kelas.
2.1.6.3.6 Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan
oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah
maupun bagi yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.47
2.1.6.4 Tujuan dan Fungsi pengelolaan kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakekatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman N. adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macamkegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana
47
Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Cet. II;Jakarta: PT
Rineka Cipta), h. 239.
28
disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada peserta didik.
48
Fungsi pengelolaan kelas adalah proses membuat perubahan-perubahan dalam
organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama dan menembangkan
control mereka sendiri. Peserta didik harus mampu memimpin kelasnya sendiri
sebagai control dalam belajar mereka. Kerja sama dalam kelas akan tampak dengan
adanya kekompakkan untuk semangat belajar.
2.1.7 Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yan dimaksud dengan prestasi belajar
adalah: “ Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”.49
Dalam rumusan H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi
mengemukakan bahwa belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan mulai dari
mengamati, membaca, mencoba sampai mendengarkan untuk mencapai suatu
tujuan.50
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengemukakan
bahwa belajar adalah “ tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap.”51
48
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 200.
49Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 895.
50Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, cet. Ke-1, (Surabaya:
Usaha National, 2002), h. 17.
51M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cet. Ke-19, (Bandung: Remaja Rosadakarya,
2003), h. 85
29
Dari beberapa defenisi diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibat
dari pengalaman atau latihan.
Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana yang tercantum dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: Penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.52
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka
huruf maupun kalimat serta pengukuran yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor yang menceritakan hasil yang telah dicapai oleh setiap peserta didik pada
periode tertentu.
2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat
sejumlah faktor yan g saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar peserta
didik tergantung pada factor-faktor tersebut. Slameto dalam bukunya belajar dan
factor-faktor yang mempengaruhinya secara garis besarnya di bagi dalam dua bagian
yaitu:
2.1.8.1 Faktor Interen
Di dalam membicarakan factor interen ini, akan dibahas menjadi tiga factor
yaitu:
52
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op. cit, h.895
30
2.1.8.1.1 Faktor jasmaniah
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/
bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya.53
Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada
gangguan-gangguan yang ada dalam tubuhnya.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Peserta didikyang cacat
beelajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajara pada lembaga
pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2.1.8.1.2 Faktor Eksteren
Faktor eksteren yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan
menjadi tiga faktor yaitu:
2.1.8.1.2.1 Faktor keluarga
Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonoi keluarga.
2.1.8.1.2.2 Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi pendidik dengan peserta didik,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metod belajar dan tugas rumah.
53
Slameto, Evaluasi Pendiidkan (Cet.II; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h.5
31
2.1.8.1.2.3 Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksteren yang juga mempengaruhi belajara
peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadannya peserta didik dalam
masyarakat.
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian sebelumnya telah melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan
calon peneliti yang akan diteliti terkait dengan pengelolaan kelas diantaranya:
2.2.1 Harina yang meneliti tentang Efektivitas pengelolaan kelas dalam meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Al-Wasilah
Lemo Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015. Menurut dari hasil penelitiannya,
pengelolaan kelas di kelas XI.b berada pada katergori baik. Hasil belajarnya pun
menunjukkan kategori yang baik dan terbukti dari hasil angket yang dibagikan
kepada 38 peserta didik. Adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah
peneliti yang sebelumnya lebih terfokus pada keefektivitas pengelolaan kelas dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Keagamaan
(MAK) Al-Wasilah Lemo Kabupaten Polewali Mandar sedangkan yang peneliti
sekarang fokus pada kinerja profesional guru Akidah Akhlak terhadap pengelolaan
kelas di MA Pondok Pesantren Lil-Banat Parepare.54
2.2.2 Lisna Alias adalah peneliti sebelumnya yang meneliti tentang Efektifitas
pengelolaan kelas model “U” dalam memotivasi belajar peserta didik kelas VII pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam SMP Negeri 2 Suppa kecamatan Suppa
Kabupaten Pinrang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengelolaan kelas
54
Harina, Efektivitas Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
kelas XI Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Al-Wasilah Lemo Kabupaten Polewali Mandar (Skripsi), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare.
32
model “U” yang dilakukan guru di didik kelas VII pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam SMP Negeri 2 Suppa berada di kategori sangant tinggi yaitu 81,3%. Dan
motivasi belajar peserta didik didik kelas VII pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam SMP Negeri 2 Suppa berada pada kategori sangant tinggi yaitu 82,8 %, hal ini
dibuktikan dengan melihat hasil angket yang dibagikan kepada 64 responden.
Adapun perbedaaan dari penelitian sebelumnya, penelitian sebelumnya terfokus pada
efektivitas pengelolaan kelas model “U” dalam memotivasi belajar peserta didik
sedangkan peneliti sekarang fokus pada kinerja guru Akidah Akhlak terhadap
pengelolaan kelas dalam meningktakan prestasi belajar.55
2.3 Kerangka Pikir / Konsepsional
Kerangka pikir ini bertujuan sebagai landasan sistematika dalam berfikir dan
menguraikan masalah-masalah yang dibahas dalam proposal skripsi. Kinrja
profesional guru di Pondok Pesantren Lil-Banat Parepare meliputi empat kompetensi
guru yaitu pedagogik, pribadi, sosial dan propesional. Salah satu diantara kompetensi
yang harus dimiliki adalah kompetensi pedagogik terutama dalam pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang baik, akan menghasilkan prestasi belajar yang bermutu bagi
peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Untuk memudahkan penelitian ini, penulis membuat kerangka piker sebagai berikut:
55
Mustakim, Persepsi Siswa terhadap Pengelolaaan Kelas dikaitkan dengan Prestasi
Belajara Siswa Madrsah Aliyah Parepare, (Skripsi) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN )
Parepare .
33
2.4 Hipotesis
Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel X (Kinerja Guru
Profesional) terhadap variabel Y (Pengelolaan Kelas), maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
HI : Terdapat pengaruh kinerja guru Akidah Akhlak profesional terhadap
pengelolaan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar di MA Pondok
Pesantren DDI Lil-Banat Parepare.
Pembelajaran Akidah Akhlak
Kriteria
Profesional
Guru
Bekerja dengan siswa
secara individua
Persiapan dan perencanaan
pembelajaran
Pendayagunaan media
pembelajaran
Melibatkan siswa dalam
pembelajaran
Pengelolaan Kelas
Peserta Didik
Prestasi Belajar
Kepemimpinan yang aktif
dari Guru
Profesional Guru
34
H0: Tidak terdapat pengaruh kinerja profesional guru Akidah Akhlak terhadap
pengelolaan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar di MA Pondok
Pesantren DDI Lil-Banat Parepare.
2.5 Definisi Operasional Variabel
2.5.1 Kinerja Profesional Guru
Kinerja profesional guru adalah sesutau yang dicapai seorang guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya secara optimal.
Dalam hal ini mencakup kompetensi pedagogik seorang guru dalam melangsungkan
proses belajar mengajar, dimana kompetensi ini merupakan kemampuan guru dalam
mengelolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2.5.2 Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannua apabila terjadi
gangguan dalam proses pembelajaran. Dalam arti yang sederhana pengelolaan kelas
sering diartikan kegiatan kegiatan untuk menciptakan memperthankan kondisi yang
optimal aagar terjadi proses belajar mengajar.
2.5.3 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka huruf maupun kalimat serta pengukuran
yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor yang menceritakan hasil yang
telah dicapai oleh setiap peserta didik pada periode tertentu.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif kuantaitf artinya suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada
pengaruh antara dua variabel yakni, kinerja profesional guru Akidah Akhlak terhadap
pengelolaan kelas (X) dan prestasi belajar peserta didik yang ditandai dengan simbol
(Y). Adapun desain penelitian sebagai berikut:
Keterangan:
X : Kinerja profesional guru Akidah Akhlak terhadap pengelolaan kelas
Y : Prestasi belajar peserta didik
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang sistematis terhadpa
bagian-bagian dan fenomena-fenomena serta sehubungan-sehubungannya.
Pendekatan kuantitatif sering juga disebut sebagai pendekatan tradisional., karena
pendekatan ini sudah lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode
atau pendekatan untuk penelitian. Data kuantitatif berupa angka-angka dan analisis
dengan mengguakan statistik.56
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R &D, (Bandung,
Alfabeta,2010), h.7
Y X
36
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti turun langsung ke lokasi
penelitian untuk mengumpulkan dan memperoleh datadengan meminta izin kepada
poihak sekolah, dalam hal ini adalah kepala sekolah dan kepada unsur yang menjadi
objek penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah MA
Pondok Pesantren DDI Lil-Banat Parepare. Pelaksanaan penelitian ini akan
dilakukan dalam kurung waktu kurang lebih dua bulan lamanya.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Suatu penelitian diperlukan adanya batasan-batasan lokasi penelitian atau
objek yang akan menjadi populasinya. Apabila sudah diketahui populasi yang akan
diteliti maka sudah dapat diperkirakan bahwa keberadaan populasi tersebut dari segi
kualitas maupun kuantitasnya memungkinkan untuk diteliti. Populasi penelitian
merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.57
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik di MA Pondok
Pesantren DDI Lil Banat Parepare terdiri dari kelas X dan XI dengan jumlah peserta
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
(Bandung: Alfabeta. 2014) , h. 14.
37
didik 83 orang. Adapun jumlah populasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1 Data Populasi MA Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare.
No. Kelas Ipa Ips Jumlah
1. X 17 17 34
2. XI 25 24 49
Total 83
Sumber Data: Bagian Tata Usaha MA Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang sifatnya representatif terhadap
populasi dalam penelitian yang akan diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
dan berlaku untuk keseluruhan populasi. Jadi dalam penelitian ini objek penelitiannya
adalah sampel yang diambil dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Sutrisno Had i, menjelaskan bahwa sampel atau contoh (monster) adalah
sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian.58
Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan untuk menentukan sampel ialah dengan simple
random sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam populasi untuk
dijadikan sampel.59
58
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010), h. 107.
59Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17 (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 59.
38
Tehnik pengambilan sampel ini termasuk jenis probability sampling, di mana
pemilihan sampel yang setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk
terpilih sebagai sampel. Adapun teknik yang digunakan dalam menentukan ukuran
sampel dari suatu populasi menggunakan teknik Solvin, dengan rumus: 60
Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
e = Perkiraan tingkat kesalahan. (eror level atau tingkat kesalahan umumnya
digunakan 1% atau 0.01, 5% atau 0.05 dan 10% atau 0.1 yang dapat dipilih
oleh peneliti).61
Peneliti akan meneliti pengaruh kinerja profesional guru terhadap pengelolaan
kelas dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dengan jumlah populasi
yakni sebanyak 83 peserta didik dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel
sebesar 10%, maka diperoleh:
60
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Menual & SPSS (Cet. II; Jakarta: Kencana, 2014), h. 61.
61Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Cet.VI;
Jakarta: Kencana, 2014), h. 158.
39
Jadi ukuran sampel pada penelitian ini sebanyak 45 peserta didik dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan ukuran sampel yang
telah ditentukan sebanyak 45 orang maka peneliti memutuskan sampel penelitian
dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya dengan menggunakan
teknik simple random sampling. Adapun rincian tabel sampel penelitian sebagai
berikut:
Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X dan XI. Adapaun
jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Data Sampel MA Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare.
No. Kelas Ipa Ips Jumlah
1. X 7 8 15
2. XI 15 15 30
Total 45
Sumber Data: Bagian Tata Usaha MA Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar peserta didik, maka peneliti
menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
3.4.1.1 Angket
Angket adalah tenik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Peneliti akan memberikan angket kepada peserta didik yang akan diteliti. Angket ini
penulis gunakan untuk mencari data tentang pengaruh kinerja profesinal guru
40
terhadap pengelolaan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar di MA Pondok
Pesantren DDI Lil-Banat Parepare.
3.4.1.2 Observasi
Observasi adalah mengamati secara langsung proses pembelajaran peserta didi
kelas X dan XI pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MA Pondok Pesantren DDI
Lil-Banat Parepare.
Observasi adalah bukan hanya bertanya tetapi dengan mengamati informasi yang
lebih obyektif diperoleh benar-benar mengamati beberapa guru.
3.4.1.3 Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian berupa data
dan catatan mengenai keadaan lokasi tempat penelitian, yaitu berupa keadaan peserta
didik Pondok Pesantren Lil-Banat Parepare, baik terhadap dokumentasi jumlah
peserta didik maupun data yang berkaitan dengan jumlah dan keadaan guru. Selain itu
dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini instrument yang dipilih oleh peneliti adalah, angket,
observasi, dan dokumentasi.
3.4.2.1 Instrumen untuk angket adalah blangko angket. Angket ini diberikan kepada
siswa, adapun yang ingin diketahui melalui angket ini adalah pengaruh kinerja
profesinal guru dan prestasi belajar peserta didik. Jenis angket digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen kuesioner dengan skala likert, dengan 15 pernyataan
tentang kinerja profesional guru terhadap pengelolaan kelas dan 15 pernyataan
tentang prestasi belajar peserta didik, yang terdiri atas pernyataan positif dan negatif.
41
Masing-masing butuh pernyataan diikutih 4 alternatif jawaban, yaitu : Selalu (S),
Sering (SR), kadang-kadang (KD), Tidak Pernah (TD).
3.4.1.2 Instrumen untuk observasi adalah berupa chek list. Pengamatan dilakukan
saat kegiatan berlangsung di dalam kelas.
3.4.1.3 Instrumen untuk dokumentasi adalah arsip,grafik, buku-buku, catatan -catatn
harian, data keadaan guru dan pegawai, data siswa dan sebagainya.
Adapun pengujian instrument, menggunakan uji validitas instrumen, uji
reliabilitas instrumen dan uji homogenitas instrumen dengan menggunakan aplikasi
IMB Statistisc SPSS 21.
3.4.3 Teknik Analisis Data
Setelah diberi skor dari hasil angket, kemudian diolah dengan menggunakan
teknik statistik. Adapun rumus yang digunakan untuk mendapatkan presentase data
sifatnya kuantitatif adalah :
3.4.3.1 Statistik Deskriptif
Analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif, dilakukan dengan
mendeskripsikan semua data dari semua variabel yakni variabel kinerja profesional
guru terhadap pengelolaan kelas (X) dan Variabel prestasi belajar peserta didik (Y)
untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua dalam bentuk persentase,
distribusi frekuensi, histogram, grafik, mean, modus, median, dan standar deviasi
dengan menggunakan aplikasi IMB Statistisk SPSS 21.
3.4.3.2 Statistik Inferensial
Statistik inferensial merupakan teknik analisis data statistik yang digunakan untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan secara logis atas data yang ada dalam penelitian ini,
maka perlu diuji melalui uji hipotesis. Analisis statistik inferensial digunakan untuk
42
mengetahui pengaruh kinerja guru terhadap pengelolaan kelas dalam meningkatkan
prestasi belajar di Pondok Pesantren DDI Lil-Banat Parepare , dengan menggunakan
rumus regresi linear sederhana. Adapun prosedur pengujian hipotesis sebagai berikut:
3.4.3.2.1 Merumuskan Hipotesis
H0: Tidak terdapat pengaruh kinerja profesional guru Akidah akhlak terhadap
pengelolaan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar di MA Pondok
Pesantren DDI Lil Banat Parepare.
H1 : Terdapat pengaruh kinerja profesional guru Akidah Akhlak terhadap pengelolaan
kelas dalam meningkatkan prestasi belajar di MA Pondok Pesantren DDI Lil
Banat Parepare.
3.4.3.2.2 Menentukan taraf signifikansi = 0,01
3.4.3.2.3 Melakukan hipotesis dalam bentuk model statistik
H0 = 0
H1 ≠ 0
3.4.3.2.4 Melakukan uji signifikansi dengan mencari thitung
Menghitung thitung: 62
Keterangan:
n : Jumlah Responden
r : Mencari nilai koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y dengan
rumus product Moment
3.4.3.2.5 Menarik kesimpulan dengan kaidah pengujian
62
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 1, h. 380.
43
3.4.3.2.5.1 Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan perbandingan
antara thitung dan ttabel : jika -ttabel ≤thitung ≤ + ttabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Sebaliknya jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
3.4.3.2.5.2 Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai
probabilitas dengan aplikasi IMB Statistisk SPSS 21. Jika probabilitas
(sig) ≤ 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya jika probabiltas
(sig) > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
3.4.3.3 Selanjutnya membuat persamaan regresi linear sederhana untuk mengetahui
apakah variabel X berpengaruh positif atau negatif terhadap variabel Y
3.4.3.4 Membuat tabel penolong
Data (n) Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) XY X2
1.2.3. dst…(n)
Jumlah ΣX Σy Σxy ΣX2
3.4.3.4.2 Mencari nilai konstanta b
b =
3.4.3.4.3 Mencari nilai Konstanta a
a =
3.4.3.4.4 Membuat persamaan regresi
Keterangan:
Y : Variabel terikat
X : Variabel bebas
a dan b : Konstanta63
63
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17, h. 379.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi data yang disajikan dalam bagian ini meliputi data variabel kinerja
profesional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas (X) terhadap prestasi
belajar peserta didik (Y). Nilai-nilai yang akan disajikan setelah diolah dari data
mentah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu nilai rata-rata, median,
modus, dan simpangan baku. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil yang
diperoleh melalui penelitian ini, dikemukakan pula distribusi frekuensi dan grafik
histogram. Namun sebelum peneliti mendeskripsikan variable penelitian maka
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data variabel X dan Y,
adapun pengujian instrumen variabel sebagai berikut :
Pengujian validitas setiap butir pernyataan digunakan dengan menganalisis
item, yaitu mengkorelasikan skor setiap butir pernyataan dengan skor total yang
merupakan jumlah skor butir pernyataan. Uji validitas data variabel kinerja
profesional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar
peserta didik terlampir. Dimana memiliki ketentuan jika lebih besar dari ,
maka item pernyataan yang dinyatakan valid pada tingkat signifikan α = 5%.
Hasil analisis data dari kedua variabel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Item Instrument Kinerja Profesional Guru Akidah
Akhlak dalam Pengelolaan Kelas
No. Butir Instrumen Koefisien Korelasi Keterangan
1 0.224 Tidak valid
45
2 0.478
3 0.489
4 0.478
5 0.577
6 0.312
7 0.445
8 0.500
9 0.288 Tidak valid
10 0.437
11 0.631
12 0.505
13 0.510
14 0.202 Tidak valid
15 0.339
16 0.593
17 0.640
18 0.582
19 0.536
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Setelah melakukan uji validitas variabel X (kinerja profesional guru akidah
ahkhlak dalam pengelolaan kelas) yang terdiri dari 19 item pernyataan dengan
diketahui bahwa 19 item pernyataan tersebut memiliki 16 item
46
pernyataan valid dan 3 item pertanyaan yang tidak valid karena nilai item
pernyataan lebih besar dari .
Tabel 4.2 Output SPSS Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,807 16
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Berdasarkan tabel reliabilitas intrumen variabel X (kinerja profesional guru
akidah akhlak dalam pengelolaan kelas) diperoleh nilai Alpha Cronbach‟s sebesar
0.807 ≥ 0.60 pada tingkat signifikanα = 5%, maka instrument pernyataan memiliki
reliable yang tinggi. Jadi, uji instrument data pada variabel X sudah valid dan
reliable untuk seluruh butir instrumennya, maka dapat digunakan untuk pengukuran
data dalam rangka pengumpulan data.
Variabel dependen (Y), yakni prestasi belajar peserta didik MA Pondok
Pesantren DDI Lil-Banat Parepare didapatkan melalui teknik pengumpulan data
dokumentasi. Data penelitian mengenai variabel Y akan lebih kredibel (dapat
dipercaya) apabila diperoleh peneliti melalui dokumen prestasi belajar peserta didik
berupa nilai ulangan maupun nilai rapor yang terlampir. Hasil perhitunan statistik
deskriptif masing-masing variabel disajikan sebagai berikut.
47
4.1.1 Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif (Variabel X)
Statistics
N Valid 45
Missing 0
Mean 50,64
Std. Error of Mean ,976
Median 50,00
Mode 50
Std. Deviation 6,544
Variance 42,825
Range 24
Minimum 38
Maximum 62
Sum 2279
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel kinerja profesional guru
akidah akhlak dalam pengelolaan kelas berada antara 38 sampai dengan 62, nilai rata-
rata sebesar 50,65, median 50,00. modus 50, varians 42,825, dan standar deviasi
6,544.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel (X)
Kinerja Profesional Guru Akidah Akhla dalam Pengelolaan
Kelas
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 38 2 4,4 4,4 4,4
39 1 2,2 2,2 6,7
48
40 1 2,2 2,2 8,9
42 1 2,2 2,2 11,1
43 2 4,4 4,4 15,6
44 1 2,2 2,2 17,8
45 2 4,4 4,4 22,2
46 2 4,4 4,4 26,7
47 2 4,4 4,4 31,1
48 2 4,4 4,4 35,6
49 2 4,4 4,4 40,0
50 6 13,3 13,3 53,3
51 1 2,2 2,2 55,6
52 4 8,9 8,9 64,4
53 1 2,2 2,2 66,7
54 2 4,4 4,4 71,1
55 1 2,2 2,2 73,3
56 1 2,2 2,2 75,6
57 4 8,9 8,9 84,4
58 1 2,2 2,2 86,7
60 2 4,4 4,4 91,1
61 3 6,7 6,7 97,8
62 1 2,2 2,2 100,0
Total 45 100,0 100,0
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
49
Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel X
Sesuai distribusi frekuensi, untuk skor total yang diperoleh tiap responden
dengan nilai terendah 39, 40, 42, 44, 51, 53, 55, 56, 58, dan 62 masing-masing
memiliki 1 frekuensi (22 %), dan modus terbanyak nilai 50 memiliki 6 frekuensi
(13,3%),. Hal ini tergambar jelas pada diagram batang dan diagram lingkaran di atas.
Histogram variabel ini dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini.
50
Gambar 4.2 Histogram Variabel X
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor Kinerja Profesional
Guru Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas berada pada skor kelompok rata-rata
sebanyak 6 responden (13,3 %), yang berada pada dibawah skor rata-rata adalah
sebanyak 18 orang (39,6 %), dan yang berada pada kelompok diatas nilai rata-rata
sebanyak 21 responden (46,5 %). Penentuan kategori dari skor Kinerja Profesional
Guru Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas dilakukan dengan menggunakan
kriteria bentuk persentase sebagai berikut:
51
Tabel 4.5 Kategori Persentase
Persentase Kategori 90% - 100% Sangat Tinggi 80% - 89% Tinggi 70% - 79% Sedang 60% - 69% Rendah 0% - 59% Sangat Rendah.
Sumber Data: Suharsimi Arikunto Evaluasi Pendidikan, 1986; 45.
Skor total variabel Kinerja Profesioanal Guru Akidah Akhlak dalam
Pengelolaan Kelas yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 2279, skor teoritik
tertinggi variabel ini tiap responden adalah 16 x 4 = 64, karena jumlah responden 45
orang, maka skor kriterium adalah 2880. Sehingga, prestasi belajar adalah 2279 :
2880 = 0.99 atau 99 % dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas termasuk kategori
sangat tinggi.
4.1.2 Prestasi Belajar Peserta Didik
Hasil penelitian olah data dengan SPSS deskripsi penelitian menunjukkan
bahwa skor variabel dependen (Prestasi Belajar) berada antara 75 sampai dengan 92,
nilai rata-rata sebesar 82.78, median 83 modus 85, varians 23.31, jumlah skor
variabel Y 3725 dan jangkauan 17. Distribusi frekuensi skor variabel prestasi belajar
peserta didik pada pembelajaran Akidah Akhlak di MA Pondok Pesantren DDI Lil-
banat dapat dilihat pada tabel berikut.
52
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel (Y)
Prestasi Belajar
Frequency
Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
75 6 13.3 13.3 13.3
79 7 15.6 15.6 28.9
80 4 8.9 8.9 37.8
81 3 6.7 6.7 44.4
82 2 4.4 4.4 48.9
83 2 4.4 4.4 53.3
84 1 2.2 2.2 55.6
85 9 20.0 20.0 75.6
86 2 4.4 4.4 80.0
87 1 2.2 2.2 82.2
89 1 2.2 2.2 84.4
90 6 13.3 13.3 97.8
92 1 2.2 2.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Diagram variabel dapat pula ditunjukkan pada gambar 4.3 sebagai berikut.
Gambar 4.3 Diagram Batang Variabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik)
53
Berdasarkan diagram batang diperoleh bahwa nilai responden dengan
frekuensi terbanyak (modus) berada pada nilai 85 yang memiliki frekuensi 9 (20%),
dan skor responden dengan frekuensi terendah berada pada nilai 84, 87, 89 dan 92
masing-masing memiliki 1 frekuensi (8.8%). Histogram variabel ini dapat
ditunjukkan pada grafik berikut ini.
Gambar 4.4 Histogram Prestasi Belajar Peserta Didik
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata sebesar 82.78. Menunjukkan bahwa skor prestasi
belajar peserta didik barada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 20 (44.4%)
responden dengan sebaran nilai 75-81, yang berada pada skor rata-rata adalah
sebanyak 2 (4.4%) responden, dan yang berada pada kelompok di atas nilai rata-rata
23 (51.2%) responden berkisaran nilai 83-92. Penentuan kategori dari skor Prestasi
Belajar dilakukan dengan menggunakan kriteria bentuk persentase sebagai berikut:
54
Tabel 4.7 Kategori Persentase
Persentase Kategori 90% - 100% Sangat Tinggi 80% - 89% Tinggi 70% - 79% Sedang 60% - 69% Rendah 0% - 59% Sangat Rendah.
Sumber Data: Suharsimi Arikunto Evaluasi Pendidikan, 1986; 45.
Skor total variabel Prestasi Belajar yang diperoleh dari hasil penelitian adalah
3725, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 100, karena jumlah
responden 45 orang, maka skor kriterium adalah 4500. Sehingga, prestasi belajar
adalah 3725 : 4500 = 0.82 atau 82 % dari kriterium yang ditetapkan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar termasuk kategori sangat kuat.
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data
4.2.1 Uji Normalitas Data
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis korelasi product moment dan regresi linear sederhana.
Sebelum menganalisis data berdasakan data yang diperoleh, maka data harus
memenuhi persyaratan uji analisis yang digunakan. Adapun metode yang digunakan
dalam uji normalitas menggunakan metode Kolmogorof Smirno dengan
menggunakan IMB Statistik SPSS 21.64
Peneliti menggunakan software SPSS versi
2.1 dengan rumus One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test sebagai berikut.
64
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17 (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 153.
55
Tabel 4.8 Uji Normalitas Menggunakan Analisis Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
1.83315877
Most Extreme
Differences
Absolute .103
Positive .103
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .691
Asymp. Sig. (2-tailed) .725
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi
IMB Statistisk SPSS 21. Jika probabilitas (sig) > 0.05, maka data berdistribusi
normal. Sebaliknya jika probabiltas (sig) < 0.05, maka data tidak berdistribusi
normal. Nilai probabiltas (sig) menunjukkan 0.725 ≥ 0.05 maka hal ini berarti bahwa
distribusi frekuensi berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Linearitas
Tujuan dilakukan uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah antara
variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) mempunyai hubungan linear
dengan menggunakan analisis regresi linier. Uji ini digunakan sebagai prasyarat
dalam penerapan metode regresi linear sederhana yakni analisis data selanjutnya.65
65
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17, h. 153.
56
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan uji F menggunakan aplikasi IMB
Statistik SPSS 21. Adapun hasil oleh data peneliti sebagai berikut:
4.9 Tabel Output SPSS Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Prestasi
Belajar *
Kinerja
Guru
Between
Groups
(Combined) 949.861 21 45.231 13.704 .000
Linearity 877.917 1 877.917 265.97
7
.000
Deviation
from
Linearity
71.944 20 3.597 1.090 .418
Within Groups 75.917 23 3.301
Total 1025.77
8
44
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi
IMB Statistisk SPSS 21. Jika probabilitas sig deviation linearity > 0.05, maka data
berpola linier. Sebaliknya jika probabiltas (sig)< 0.05, maka data tidak berpola linier.
Dari hasil output di atas, diperoleh nilai Signifikansi = 0.418 > 0.05, yang artinya
terdapat hubungan yang linear secara signifikan antara variabel kinerja guru akidah
akhlak dalam pengelolaan kelas (X) dengan variabel prestasi belajar (Y).
4.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis berisi tentang kebenaran hipotesis berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui
57
hubungan anatara kinerja profesional guru akidah akhlak dalam pengelolaan kelas
(X) terhadap prestasi belajar peserta didik (Y) adalah
H0 : µ = 0
H1 : µ ≠ 0
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis bivariat, yaitu
analisis regresi linier sederhana dengan satu prediktor. Analisis regresi linier
sederhana dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 21.0.
Adapun hasil analisis data untuk menguji hipotesis yang dirumuskan peneliti sebagai
berikut
Tabel 4.10 Coefficients
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 47.835 2.204 21.701 .000
Kinerja
Guru
.686 .043 .925 15.978 .000
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan
aplikasi IMB Statistisk SPSS 21. Dari tabel Coefficients diperoleh Sig = 0.000
nilai uji dua sisi maka nilai nya dibagi 2, sehingga nilai = 0.05/2=0.025.66
Sejalan dengan hasil perhitungan manual diperoleh Sig = 0.000 < 0.025 maka H0
ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kinerja
66
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17, h. 405.
58
professional guru akidah akhlak dalam pengelolaan kelas (X) terhadap prestasi
belajar (Y).
Membuat Persamaan Garis Regresi Satu Prediktor (Regresi Sederhana). Nilai
variabel X dan konstanta pada persamaan garis regresi diperoleh dari pengolahan data
menggunakan bantuan progam SPSS Versi 21.0, kemudian dari hasil tersebut akan
dituangkan ke dalam persamaan regresi sebagai berikut.
= 47.835 + 0.686 X
Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien
X sebesar 0.686. Hal ini berarti jika kinerja professional guru akidah akhlak dalam
pengelolaan kelas (X) meningkat satu poin, maka akan menyebabkan meningkatnya
prestasi belajar peserta didik (Y) sebesar 0.686. Nilai konstanta persamaan regresi
adalah 47.835, hal ini berarti jika kinerja professional guru akidah akhlak dalam
pengelolaan kelas (X) adalah 0 (nol), maka prestasi belajar peserta didik (Y) sebesar
47.835.
Tabel 4.11 Model Summary
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .925a .856 .853 1.854
a. Predictors: (Constant), Kinerja Guru
Sumber Data: Output IMB Statistisk SPSS 21.2018
Besarnya pengaruh X terhadap Y dapat diketahui dengan berpedoman pada
nilai R Square atau r2 yang terdapat pada output SPSS bagian model Summary. Dari
output di atas diketahui nilai R Square sebesar 0.856. Nilai ini mengandung arti
59
bahwa pengaruh kinerja professional guru akidah akhlak dalam pengelolaan kelas (X)
terhadap prestasi belajar peserta didik (Y) sebesar 85.60%, sedangkan 14.40 %
prestasi belajar peserta didik di MA Pondok Pesantren DDI Lil-banat dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Tabel 4.12 Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0, 00 – 0, 199 Sangat Rendah
0, 20 – 0, 399 Rendah
0, 40 – 0, 599 Sedang
0, 60 – 0, 799 Kuat
0, 80 – 1, 000 Sangat Kuat
Sumber Data: Sugiyono, 2010: 257
Berdasarkan tabel pedoman interpretasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Kinerja professional guru akidah akhlak dalam pengelolaan kelas memiliki pengaruh
yang sangat kuat terhadap prestasi belajar peserta didik di MA Pondok Pesantren
DDI Lil-banat Parepare sebesar 85.60% dan 14.40% dipengaruhi oleh variabel lain.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Pondok Pesantren DDI Lil-banat Parepare
dengan jumlah populasi 83 peserta didik dan yang menjadi sampel adalah 45 peserta
didik. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random
Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Teknik dan instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
observasi, dan angket atau kuesioner. Adapun teknik analisis data yang digunakan
60
dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan inferensial.Setelah
peneliti melakukan analisis, maka peneliti akan menguraikan beberapa hasil
penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan pedoman penelitian yang digunakan,
yakni sebagai berikut.
Berdasarkan pengujian analisis data, telah diperoleh nilai pada masing-masing
variabel. Hasil angket, skor total variabel Kinerja Profesional Guru Akidah Ahklak
dalam Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik diperoleh skor total
variabel Kinerja Profesioanal Gurur Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas adalah
2279, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 16 x 4 = 64, karena
jumlah responden 45 orang, maka skor kriterium adalah 2880. Sehingga, prestasi
belajar adalah 2279 : 2880 = 0.99 atau 99 % dari kriterium yang ditetapkan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak dalam
Pengelolaan Kelas termasuk kategori sangat tinggi.
Selanjutnya, Skor total variabel Prestasi Belajar yang diperoleh dari hasil
penelitian adalah 3725, skor teoritik tertinggi variabel ini tiap responden adalah 100,
karena jumlah responden 45 orang, maka skor kriterium adalah 4500. Sehingga,
prestasi belajar adalah 3725 : 4500 = 0.82 atau 82 % dari kriterium yang ditetapkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar termasuk kategori tinggi.
Terdapat pengaruh kinerja professional guru akidah akhlak dalam pengelolaan
kelas (X) terhadap prestasi belajar (Y). Kriteria pengujian yang diambil berdasarkan
nilai probabilitas dengan aplikasi IMB Statistisk SPSS 21. nilai = 0.05/2=0.025.67
Sejalan dengan hasil perhitungan manual diperoleh Sig = 0.000 < 0.025 maka H0
ditolak dan H1 diterima.
67
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17, h. 405.
61
Persamaan linear sederhana (47.835 + 0.686 x) menunjukkan angka koefisien
regresi linear, nilainya sebesar 0.068 angka ini mengandung arti bahwa nilai koefisien
regresi bernilai positif (+), hal ini menjelaskan bahwa Kinerja Profesional Guru
Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas (X) berpengaruh positif terhadap Prestasi
Belajar Pesereta Didik (Y)
Besarnya pengaruh X terhadap Y dapat diketahui dengan berpedoman pada
nilai R Square atau r2 yang terdapat pada output SPSS bagian model Summary. Dari
output di atas diketahui nilai R Square sebesar 0.856. Nilai ini mengandung arti
bahwa pengaruh kinerja professional guru akidah akhlak dalam pengelolaan kelas (X)
terhadap prestasi belajar peserta didik (Y) sebesar 85.60%, sedangkan 14.40 %
prestasi belajar peserta didik di MA Pondok Pesantren DDI Lil-banat dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan dalam penelitian ini yang membahas
mengenai pengaruh kinerja professional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan
kelas terhadap prestasi belajar peserta didik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
5.1.1 Kinerja professional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas di MA
Pondok Pesantren DDI Lil-banat Parepare termasuk kategori sangat tinggi
dengan angka persentasi yaitu 99 % dari kriterium yang ditetapkan.
5.1.2 Prestasi belajar peserta didik di MA Pondok Pesantren DDI Lil-banat Parepare
termasuk kategori tinggi dengan angka persentasi yaitu 82% dari kriterium
yang ditetapkan.
5.1.3 Terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja professional guru Akidah
Akhlak dalam pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar peserta didik di MA
Pondok Pesantren DDI Lil-banat Parepare. Hal ini berdasarkan hasil uji
hipotesis yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa besarnya hubungan
anatara kinerja professional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas
terhadap prestasi belajar peserta didik adalah sebesar 0.856 atau 85.6%, dalam
artian bahwa 14.4% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati
dalam penelitian ini.
5.2 Saran
5.2.1 Meskipun hasil dalam penelitian ini menunjukkan kinerja professional guru
Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas di MA Pondok Pesantren DDI Lil-
63
banat Parepare termasuk kategori sangat tinggi namun sebagai saran agar
kinerja professional guru Akidah Akhlak dalam pengelolaan kelas ini tetap di
dipertahankan untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap optimal.
5.2.2 Berkaitan dengan prestasi belajar peserta didik di MA Pondok Pesantren DDI
Lil-banat Parepare menunjukkan hasil pada kategori tinggi agar kiranya tetap
dipertahankan dan ditingkatkan lagi sehingga nantinya peserta didik dapat
mengembangkan prestasinya lebih baik lagi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Allwright Dick and Kathleen M. Bailey. 1991 Focus on the Language Classroom: An Introduction to Classroom Research for Language Teachers New York: Cambridge University Press
Arifin Zainal Djamaris. 1996 Islam Akidah dan Syari‟ah . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bahri Syaiful Djamara. 2005 Guru Dan Anak Didik Cet.I; Jakarta: PT Rineka Cipta.
Barnawi dan Mohammad Arifin. 2012 Kinerja Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Basyiruddin M. Usman. 2002 Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers.
Damsar. 2011 Pengantar Sosiologi Pendidikan, Cet.I, Jakarta Kencana
Damsar. 2011 Pengantar Sosiologi Pendidikan, Cet.I, Jakarta Kencana
Darajat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 39
Departemen Agama RI. 2010 Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro.
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. 2002 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Dr. Supardi. 2014 Kinerja Guru Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
E. Mulyasa. 2008 Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Rosda Karya
Rothstein Fisch Carrie and Trumbull Ellise. 2008 Managing Diverse Classroom: How to Build on Students‟ Cultural Strengths, Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development,
Hamalik Oemar. 2001 Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Marry Underwood. 1987 Effective Class Management. Oxford University Press: New
York.
Harina, Efektivitas Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik kelas XI Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) Al-Wasilah Lemo Kabupaten Polewali Mandar (Skripsi), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare.
65
Kunandar, S.Pd. 2009 Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Pers.
Mustakim, Persepsi Siswa terhadap Pengelolaaan Kelas dikaitkan dengan Prestasi Belajara Siswa Madrsah Aliyah Parepare, (Skripsi) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN ) Parepare .
Narbuko Cholid dan Abu Achmadi. 2010 Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ketut Sukardi Dewa. 2002 Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, cet. Ke-1, Surabaya: Usaha National
M Ngalim Purwanto. 2003 Psikologi Pendidikan, Cet. Ke-19, Bandung: Remaja Rosadakarya
Nata Abuddin. 2011 Perpektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Grop.
Nawawi Hadari. 1989 Organisasi Sekolah dan Pengelolan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung,
Nugraha Ali. Rita Maryana, dan Yeni Rachmawati. 2010 Pengelolaan Lingkungan Belajar Jakarta; Kencana Prenada Media Group.
Rohanidan Ahmad Abu ahmadi, Penelolaan Pengajaran
Rusman. 2011 Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sabir Ahmad. 2005Strategi Belajar Mengajar Micro Ticing Cet I,Padang: PT. Ciputat Press.
Sagala Saiful. 2006 Administrasi Pendidikan Kontemporer Cet. III; Bandung: Alfabeta.
Siregar Syofian. 2015 Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Menual & SPSS Versi 17 Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara.
Sudiono Anas. 2000 Pengantar Statistik Pendidik Cet.X; Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2014Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Uzer Muh Usman. 2008 Menjadi Guru Profesional Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
66
Zain Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Cet. II;Jakarta: PT Rineka Cipta.
Zinuddin, Nur Ali & Mujtahid. 2009 Pendidikan Islam Dari Paradikma Klasik Hingga Kontemporer Malang.
Zuhri Muhamad. 2018 Pedoman Penyusunan RPP, https:// zuhriindonesia. blogspot.co.id/2017/05/-pedoman penuyusan rpp.htm?m=1(diakses pada tanggal 23 Apri)
67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
68
LAMPIRAN 1
Nama: Mahasiswa : Anidar Afny
Nim/Prodi : 14.1100.133/ Pendidikan Agama Islam
Judul : Pengaruh Kinerja Profesional Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Di Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare
I. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah pertanyaan angket ini terlebih dahulu dengan teliti 2. Berilah tanda checklis (√ ) pada salah satu nomor (S, SR ,KD, dan TP)
padabagian skala II. Identitas Pribadi
1. Nama : 2. Kelas :
III. Pertanyaan Penelitian
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREAPARE
JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
Alamat: Jl. Amal Bakti No. 8 Soreang 911331Telepon (0421) 21307, Faksimile (0421)
2404
Po Box: 909 Parepare 91100 Web: WWW.iainparepare.ac.id Email:
info.iainparepare.ac.id
VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN PENULISAN PROPOSAL
SKRIPSI
No.
Daftar Peryataan
Skala
S SR KD TP
1. Memulai pembelajaran dengan salam atau doa . 2. Menanyakan peserta didik yang tidak hadir. 3. Guru menguasai materi pembelajaran. 4. Guru memanfaatkan sumber belajar/ media dalam
pembelajaran.
5. Guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran secara jelas dan rutin.
6. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran.
7. Guru memberi PR mengenai materi yang disampaikan. 8. Guru memeriksa PR yang diberikan sebelumnya.. 9. Diakhir proses pembelajaran guru,menyimpulkan materi
yang telah dijelaskan.
10. Guru merespon siswa yang belum memahami materi.
69
1
LAMPIRAN 2
Tabulasi UJI Validitas Angket
Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas
NO
Item Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 1 2 3 2 3 3 58
2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 2 2 4 3 61
3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 59
4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 59
5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 70
6 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 69
7 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 3 4 4 66
8 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 4 1 3 1 3 3 3 2 2 54
9 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 57
10 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 69
11 3 4 4 3 2 2 1 4 2 4 2 3 4 2 2 2 4 3 4 55
12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 70
13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 70
14 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 1 2 2 4 4 2 63
15 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 59
16 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 67
17 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 53
18 3 4 4 2 3 2 3 4 4 2 4 4 4 1 3 3 2 4 4 60
19 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 65
2
20 4 3 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 2 1 2 2 2 4 2 51
21 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 47
22 4 2 2 2 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 50
23 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 4 2 4 3 66
24 4 3 4 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 3 60
25 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 1 2 2 3 2 2 2 53
26 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 2 4 3 2 65
27 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 56
28 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 2 1 2 2 2 4 2 52
29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 1 4 2 4 2 63
30 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 1 1 4 2 3 2 61
31 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 71
32 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 46
33 4 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 1 2 2 2 2 4 53
34 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 1 3 2 2 3 2 55
35 3 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 3 2 59
36 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 54
37 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 60
38 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 58
39 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 71
40 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 66
41 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 2 61
42 4 3 4 1 3 4 2 2 4 3 3 3 4 1 2 4 4 4 4 59
43 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 2 62
44 4 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 47
45 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 69
3
LAMPIRAN 3
Reliabilitas Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak dalam Pengelolaan Kelas
NO
Item Pertanyaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 1 2 3 2 3 3 58
2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 2 2 4 3 61
3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 59
4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 59
5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 70
6 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 69
7 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 3 4 4 66
8 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 4 1 3 1 3 3 3 2 2 54
9 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 57
10 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 69
11 3 4 4 3 2 2 1 4 2 4 2 3 4 2 2 2 4 3 4 55
12 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 70
13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 70
14 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 1 2 2 4 4 2 63
15 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 59
16 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 67
17 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 53
18 3 4 4 2 3 2 3 4 4 2 4 4 4 1 3 3 2 4 4 60
19 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 65
20 4 3 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 2 1 2 2 2 4 2 51
21 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 47
4
22 4 2 2 2 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 50
23 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 2 4 2 4 3 66
24 4 3 4 2 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 4 3 60
25 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 1 2 2 3 2 2 2 53
26 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 4 2 4 3 2 65
27 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 56
28 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 2 1 2 2 2 4 2 52
29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 1 4 2 4 2 63
30 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 1 1 4 2 3 2 61
31 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 71
32 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 46
33 4 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 1 2 2 2 2 4 53
34 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 1 3 2 2 3 2 55
35 3 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 3 2 59
36 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 54
37 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 60
38 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 58
39 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 71
40 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 66
41 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 2 61
42 4 3 4 1 3 4 2 2 4 3 3 3 4 1 2 4 4 4 4 59
43 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 2 4 2 62
44 4 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 47
45 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 69
5
OUTPUT SPSS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,807 16
6
LAMPIRAN 4 I. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan angket ini terlebih dahulu dengan teliti 3. Berilah tanda checklis (√ ) pada salah satu nomor (S, SR ,KD, dan TP)
padabagian skala II. Identitas Pribadi
3. Nama : 4. Kelas :
III. Pertanyaan Penelitian
No.
Daftar Peryataan Skala
S SR KD TP
1. Memulai pembelajaran dengan salam atau doa . 2. Menanyakan peserta didik yang tidak hadir. 3. Guru menguasai materi pembelajaran. 4. Guru memanfaatkan sumber belajar/ media dalam
pembelajaran.
5. Guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran secara jelas dan rutin.
6. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran.
7. Guru memberi PR mengenai materi yang disampaikan. 8. Guru memeriksa PR yang diberikan sebelumnya.. 9. Diakhir proses pembelajaran guru,menyimpulkan materi
yang telah dijelaskan.
10. Guru merespon siswa yang belum memahami materi. 11. Guru menanggapi pertanyaan siswa secara benar dan tepat. 12. Guru memperlakukan siswa secara adil dan memberikan
perhatian tanpa memperdulikan faktor personal.
13. Guru membuat suasana menyenangkan tetapi tetap tertib. 14. Guru keluar sebelum jam pelajaran habis. 15. Sebelum memulai pelajaran guru terlebih dahulu mengatur
keadaan kelas.
16. Setiap hari guru mengontrol kegiatan belajar belajar kami agar tidak terjadi keributan di dalam kelas.
17. Guru memberikan humor ringan agar peserta didik merasa senang mengikuti pembelajaran.
18. Guru kelas saya menggunakan metode pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung.
19. Saat pemebelajaran berlangsung didalam kelas guru saya menggunakan media yang menarik sesuai dengan materi yang diajarkan.
7
8
LAMPIRAN 5
Distribusi Prestasi Belajar Peserta Didik MA Pondok Pesantren Lil-banat
Parepare
NO NILAI AKHIR
1 85
2 90
3 85
4 90
5 85
6 95
7 85
8 90
9 85
10 90
11 90
12 85
13 90
14 85
15 90
16 85
17 85
18 85
19 85
20 80
21 90
22 85
23 90
24 80
25 85
26 90
27 85
28 95
29 90
30 85
31 85
32 90
33 85
34 85
9
35 85
36 85
37 85
38 85
39 90
40 85
41 90
42 90
43 85
44 90
45 90
3920
10
LAMPIRAN 6
NO. VARIABEL X VARIABEL
Y X.Y x2 Y2
1 50 83 4150 2500 6889
2 51 84 4284 2601 7056
3 49 80 3920 2401 6400
4 49 81 3969 2401 6561
5 61 92 5612 3721 8464
6 58 87 5046 3364 7569
7 57 86 4902 3249 7396
8 46 79 3634 2116 6241
9 50 80 4000 2500 6400
10 60 90 5400 3600 8100
11 48 79 3792 2304 6241
12 60 89 5340 3600 7921
13 61 90 5490 3721 8100
14 56 85 4760 3136 7225
15 50 82 4100 2500 6724
16 57 85 4845 3249 7225
17 45 79 3555 2025 6241
18 52 81 4212 2704 6561
19 53 82 4346 2809 6724
20 42 79 3318 1764 6241
21 39 75 2925 1521 5625
22 40 75 3000 1600 5625
23 54 83 4482 2916 6889
24 50 80 4000 2500 6400
25 43 75 3225 1849 5625
26 57 86 4902 3249 7396
27 47 79 3713 2209 6241
28 43 75 3225 1849 5625
29 54 85 4590 2916 7225
30 52 85 4420 2704 7225
31 61 90 5490 3721 8100
32 39 75 2925 1521 5625
33 45 81 3645 2025 6561
11
34 47 80 3760 2209 6400
35 51 85 4335 2601 7225
36 46 79 3634 2116 6241
37 50 85 4250 2500 7225
38 48 79 3792 2304 6241
39 62 90 5580 3844 8100
40 57 85 4845 3249 7225
41 52 90 4680 2704 8100
42 50 85 4250 2500 7225
43 52 85 4420 2704 7225
44 38 75 2850 1444 5625
45 59 90 5310 3481 8100
Jumlah 2291 3725 190923 118501 309373
Sumber Data: Output Microsoft Office Exel 2007
12
13
14
15
LAMPIRAN 12
Dokumentasi Penelitian
Pengajuan Rekomendasi Penelitian Pemerintah Parepare
16
Proses Guru Meyajikan Pemebelajaran Akidah
Aklak
Pembagian Instrumen Penelitian Angket Sebanyak 25 Lembar
untuk Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengisian Instrumen Penelitian Angket Sebanyak 7 Lembar
17
Pengisian Instrumen Penelitian Angket Sebanyak 8 Lembar
Pengisian Instrumen Penelitian Angket Sebanyak 15 Lembar
Pengisian Instrumen Penelitian Angket Sebanyak 15 Lembar
Pembagian Instrumen Penelitian Angket Sebanyak 11 Lembar
18
Penandatanganan Surat Keterangan telah Meneliti
19
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Anidar Afny, anak dari Arifin
dan Henny Cicong. Anak ketiga dari enam bersaudara
yang terdiri atas tiga perempuan dan tiga laki-laki.
Penulis bertempat tinggal di Pinrang yang lahir pada
tanggal 16 Februari 1996 di Polman, Sulawesi Barat.
Penulis memulai pedidikan di SDN 46 Lampa
Duampanua pada tahun 2002 dan SMP Negeri 1
Pekkabata pada tahun 2008 dan melanjutkan pendidikan
ke SMA Negeri 2 Pinrang pada tahun 2012. Setelah tamat
SMA pada tahun 2014, penulis melanjutkan kuliah di STAIN Parepare dengan
mengambil Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam pada tahun
2014, yang pada tahun 2018 beralih menjadi IAIN Parepare. Penulis melaksanakan
kuliah pengabdian masyarakat pada 4 Juli 2017 di Desa Benteng Alla kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang, dan melaksanakan praktik pengalaman lapangan di
SMK Negeri 3 Parepare tahun 2017. Penulis mengajukan judul skripsi sebagai tugas
akhir yaitu; “Pengaruh Kinerja Profesional Guru Akidah Akhlak dalam
Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Peserta didik MA Pondok
Pesantren DDI Lil-Banat Parepare.”