PROFIL KECAMATAN TAWAELI TAHUN 2014
ISBN : 978-602-7792-23-4 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 55 + xii Naskah : Tim Penyusun Gambar Kulit : Tim Penyusun Diterbitkan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kota Palu
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
iii
KATA PENGANTAR KEPALA WILAYAH KECAMATAN TAWAELI
Publikasi Profil Kecamatan Tawaeli 2014 ini merupakan wujud
dari usaha untuk memenuhi kebutuhan data statistik, yang sangat
diperlukan sebagai bahan analisa dan perencanaan pembangunan di
daerah ini.
Melalui data yang disajikan dalam publikasi ini, saya minta agar
semua unsur pelaksana dan penanggung jawab pembangunan di
kecamatan ini mengadakan evaluasi kinerja masing-masing; sudah
sejauh mana hasil yang telah dicapai, dimana letak kelemahan dan
kekurangannya untuk kemudian diadakan perbaikan pada pelaksanaan
pembangunan selanjutnya.
Kepada Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), semua
Dinas/Jawatan dan Kepala Kelurahan se-Kecamatan Tawaeli saya
pesankan agar kerja sama yang baik terus selalu dibina dan ditingkatkan
demi terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan.
Palu, September 2014
KEPALA WILAYAH KECAMATAN TAWAELI
ZULKIFLI, S.Sos, M.Si
Nip. 197106242000121004
iv
SAMBUTAN
Kita menyadari bahwa data dan informasi mempunyai arti dan peranan yang amat penting baik untuk perencanaan, perumusan kebijaksanaan maupun pelaksanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Oleh karenanya saya menyambut gembira dengan diterbitkannya publikasi “Profil Kecamatan Tawaeli Tahun 2014”.
Publikasi ini menyajikan data secara komprehensif dari berbagai bidang, untuk itu saya minta agar semua unsur pelaksana dan penanggung jawab pembangunan di Kecamatan Tatanga agar mengadakan evaluasi sudah sejauh mana hasil-hasil pembangunan yang telah kita capai serta mencermati dimana letak kelemahan dan kekurangan-kekurangannya untuk selanjutnya mengadakan perbaikan dan penyempurnaan guna peningkatan pada tahun yang akan datang.
Kepada Camat Tatanga beserta seluruh jajarannya yang telah membantu tim penyusun dalam rangka penerbitan publikasi ini, saya ucapkan terima kasih dan saya harapkan agar senantiasa meningkatkan mutu dan keragaman data yang disajikan.
Saya sangat mengapresiasi kinerja dan kerja keras para Tim Penyusun dalam penerbitan publikasi ini. Saya mengharapkan kerja sama ini dapat kita bina dengan sebaik-baiknya untuk menjamin kesinambungan penerbitan publikasi mendatang.
Terima kasih dan selamat bekerja, semoga Allah SWT senantiasa menyertai kita semua.
Palu, September 2014
KEPALA BAPPEDA DAN
PENANAMAN MODAL KOTA PALU,
Ir. DHARMA GUNAWAN M., M.Si
NIP. 19591125 198903 1 007
v
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul i Katalog ii Kata Pengantar iii Sambutan Kepala Bappeda dan PM Iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Gambar xi Struktur Organisasi xii Bab 1 Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud dan Tujuan 3 Bab 2 Gambaran Umum 5 2.1 Sejarah Singkat 5 2.2 Keadaan Geografi 6 Bab 3 Pemerintahan 16 3.1 Struktur Pemerintahan 16 3.2 Pegawai Negeri Sipil 17 Bab 4 Sosial Budaya 21 4.1 Demografi 21 4.1.1 Jumlah Penduduk 21 4.1.2 Kepadatan Penduduk 25 4.1.3 Seks Rasio 26 4.1.4
4.1.5 Komposisi Penduduk Kelahiran, Kematian, dan Migrasi
27
30
4.2 Keluarga Berencana 34
vi
4.3 Kesehatan 36 4.3.1 Fasilitas Kesehatan 36 4.3.2 Tenaga Kesehatan 37 4.4 Pendidikan 38 4.4.1 Fasilitas Pendidikan 38 4.4.2 Tenaga Pendidikan 40 4.4.3 Jumlah Siswa 41 Bab 5 Pertanian 41 5.1 Tanaman Pangan 42 5.2 Peternakan 43 Bab 6 Industri dan Energi 46 6.1 Industri 46 6.2 Enegri 48 Bab 7 Perdagangan 49 Bab 8 Transportasi dan Komunikasi 52 8.1 Sarana Transportasi 52 8.2 Sarana Komunikasi 53 Bab 11 Penutup 54 12.1 Kesimpulan 54 12.2 Saran 55
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Ibu Kota Kecamatan dan Wilayah Kelurahan
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …………………….
9
Tabel 2.2. Keadaan Tekanan Udara, Kelembaban Udara,
dan Penyinaran Matahari Tahun 2013 …………..
14
Tabel 2.3. Arah Angin dan Kecepatan Angin Tahun 2013 . 15
Tabel 3.1. Banyaknya RW dan RT di Kecamatan Tawaeli
Tahun 2013 …………………………………………………...
16
Tabel 3.2. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Kantor Camat
dan Kelurahan Menurut Jenis Kelamin di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …………................
18
Tabel 3.3. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Kantor Camat
dan Kelurahan Menurut Jenjang Pendidikan di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013……………………..
19
Tabel 3.4. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Kantor Camat
dan Kelurahan Menurut Golongan di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013………….................
20
viii
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-
Rata Penduduk per Rumah Tangga di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ………………….
24
Tabel 4.2. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Tawaeli
Tahun 2013………………...................................................
25
Tabel 4.3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Seks
Rasio di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ………
26
Tabel 4.4. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur di Kecamatan Tawaeli
Tahun 2013 …………………………………………………
29
Tabel 4.5. Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 .………………...
30
Tabel 4.6. Jumlah Kematian Menurut Jenis Kelamin di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …………………...
31
Tabel 4.7. Banyaknya Migrasi Masuk Menurut Kelurahan
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Tawaeli
Tahun 2013 ………………………………………………….
32
ix
Tabel 4.8. Banyaknya Migrasi Keluar Menurut Kelurahan
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Tawaeli
Tahun 2013 ………………………………………………
33
Tabel 4.9. Banyaknya Peserta KB Baru dan Peserta KB
Aktif di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ………
34
Tabel 4.10. Banyaknya Peserta KB Menurut Kontrasepsi
Yang Digunakan di Kecamatan Tawaeli Tahun
2013 ……….………………………………………………….
35
Tabel 4.11. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kecamatan
Tawaeli Tahun 2013 ……………………………………..
36
Tabel 4.12. Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kecamatan
Tawaeli Tahun 2013 ……………………………………
37
Tabel 4.13. Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat
Pendidikan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
39
Tabel 4.14. Banyaknya Sekolah Menurut Status Sekolah di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 .………………...
39
Tabel 4.15. Banyaknya Guru Menurut Tingkat Pendidikan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ……………....
40
x
Tabel 5.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …………………...
42
Tabel 5.2. Banyaknya Ternak Besar Menurut Jenisnya di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ….……………...
43
Tabel 5.3. Banyaknya Ternak Kecil Menurut Jenisnya di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …………………...
44
Tabel 5.4. Banyaknya Ternak Unggas Menurut Jenisnya di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ….……………...
45
Tabel 6.1. Banyaknya Industri Menurut Golongan di
Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …………………...
47
Tabel 7.1. Banyaknya Mini Market, Toko/Kios,
Warung/Kedai Makan di Kecamatan Tawaeli
Tahun 2013 .……………………………………………….
51
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Pesentase Luas Wilayah Menurut
Keluarahan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ….………………………….......
7 Gambar 2.2 Peta Wilayah Kecamatan
Tawaeli……………………………….………..
8
Gambar 2.3 Ketinggian Kantor Kelurahan di Atas Permukaan Laut……………………………
10
Gambar 2.4 Intensitas Curah Hujan Tahun 2013…………………………………………….
12
Gambar 2.5 Keadaan Suhu Udara Tahun 2013…………………………………………….
13
Gambar 4.1 Perbandingan Penduduk Antar Kecamatan Tahun 2013………………..
22
Gambar 4.2 Penduduk Tawaeli Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …..
23 Gambar 4.3 Piramida Penduduk Kecamatan
Tawaeli 2013……………………………….
27
Gambar 4.4 Grafik Banyaknya Guru Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 ..………………….
40 Gambar 4.5 Grafik Banyaknya Murid Menurut
Tingkat Pendidikan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013 …………………….
41
xii
STRUKTUR ORGANISASI
PEsMERINTAHAN WILAYAH KECAMATAN
SEKSI PEMERINTAHAN
SEKSI
KETENTERAMAN
DAN KETERTIBAN
SEKSI PEMBANGUNAN
SEKSI
PELAYANAN
UMUM DAN KESRA
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
CAMAT
SUBBAG
KEPEG &
UMUM
SUBBAG
PERENCANAAN
& PROGRAM
SUBBAG
KEUANGAN
DAN ASET
1
I. PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah merupakan salah
satu bentuk pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah,
yang menggunakan konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab.
Sebagai konsekuensi otonomi daerah tersebut dikonstruksikan dalam
sistem negara kesatuan, maka dibutuhkan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah berupa data dan informasi yang akurat merupakan
salah satu sarana yang sangat penting sebagai perekat hubungan hirarkis
antara pemerintah pusat dan daerah. Kepala daerah menyelenggarakan
dan bertanggungjawab atas perencanaan pembangunan daerah di
daerahnya. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah,
Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Bappeda.
Penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan telah
diatur dalam peraturan perundangan. Pada Pasal 31 UU No. 25/2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa
“Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan”. Ketentuan tersebut ditekankan
kembali pada Pasal 152 UU No. 32/2004 tentang pemerintah daerah yang
menyebutkan “Perencanaan pembangunanan daerah didasarkan pada data
dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci,
1. 1 Latar Belakang
2
pada Pasal 49 UU No. 52/2009 diatur bahwa: 1) “Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data
dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga”; 2) Upaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei,
dan pendataan keluarga; dan 3) Data dan informasi kependudukan dan
keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai
dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan.
Dalam gambaran penyelenggaraan pemerintahan pada tingkat
kecamatan akan diuraikan dalam Profil Kecamatan sebagai wujud nyata
serta upaya untuk memetakan potensi dan sumber daya daerah, sehingga
dapat dengan mudah untuk ditemukenali adanya peluang pengembangan
daerah dalam era persaingan bebas dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Penyusunan Profil Kecamatan Tawaeli ini diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu sarana penunjang kelancaran koordinasi dan
penyampaian informasi baik kepada pemerintah pusat maupun pemerintah
provinsi serta dapat dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan kerja
sama dengan pemerintah kabupaten/kota yang lain.
3
Penyusunan Profil Kecamatan Tawaeli dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang adanya kondisi geografi, pemerintahan,
kependudukan, sosial budaya, sumbar daya alam, sarana dan prasarana
(infrastruktur), industri, perdagangan, dan keuangan. Untuk
penyelenggaraan pemerintahan serta untuk menghasilkan laporan yang
akurat dan menghadapi perkembangan kemajuan ke depan penyajian profil
daerah sangat penting dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Sedangkan tujuan penyusunan Profil Kecamatan Tawaeli adalah
untuk:
1. Memberikan data dan informasi tentang potensi dan sumber daya yang
dimiliki Kecamatan Tawaeli;
2. Menyediakan data dan informasi sebagai dasar membangun pola
kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan
masyarakat;
3. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan perencanaan pembangunan baik di daerah maupun di
pusat;
4. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun pola
kerjasama berbasis data dan informasi.
1.2 Maksud dan Tujuan Profil Kecamatan
4
Secara umum tujuan pokok dari kegiatan ini adalah melaksanakan
amanat peraturan perundang-undangan, bahwa perencanaan
pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
5
II. GAMBARAN UMUM
Kecamatan Tawaeli merupakan salah satu kecamatan tertua yang
ada di Sulawesi Tengah. Jauh sebelum Kota Palu ada, ketika masih
tergabung dalam wilayah administratif Kabupaten Donggala, Kecamatan
Tawaeli sudah ada. Namun ketika Kota Palu terbentuk dari hasil pemekaran
Kabupaten Donggala, Kecamatan Tawaeli justru dilebur ke dalam
Kecamatan Palu Utara.
Pada pertengahan tahun 2012, akhirnya Kecamtan Tawaeli
terbentuk kembali, dari hasil pemekaran dari Kecamatan Palu Utara
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012.
Kecamatan Tawaeli awalnya hanya terdiri dari empat kelurahan
yaitu Kelurahan Panau, Kelurahan Lambara, Kelurahan Baiya, dan Kelurahan
Pantoloan. Kemudian Kelurahan Pantoloan dimekarkan menjadi Kelurahan
Pantoloan dan Kelurahan Pantoloan Boya.
2.1 Sejarah Singkat
6
Secara administrasi Kecamatan Tawaeli dibagi menjadi 5 kelurahan
dengan luas wilayah keseluruhan adalah 59,75 km² atau 5975 ha, dimana
hampir 80% merupakan area perumahan dan pemukiman penduduk.
Kecamatan Tawaeli merupakan bagian dari Kota Palu mempunyai batas-
batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kab. Donggala
Sebelah Timur : Kab. Donggala
Sebelah Selatan : Kec. Palu Utara
Sebelah Barat : Laut Sulawesi
Kecamatan Tawaeli hanya terdiri dari 5 kelurahan yang memanjang
dari utara ke selatan dengan luas masing-masing kelurahan yaitu Kelurahan
Panau 2,08 km², Kelurahan Lambara 6,82 km², Kelurahan Baiya 19,25 km²,
Kelurahan Pantoloan 14,70 km², dan Kelurahan Pantoloan Boya 16,90 km².
Persentase luas kelurahan akan digambarkan sebagai berikut :
2.2 Keadaan Geografi
8
Wilayah administrasi Kecamatan Tawaeli dapat digambarkan pada peta berikut :
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kecamatan Tawaeli Kelurahan
9
Jarak antara Ibu Kota Kecamatan Tawaeli ke Kelurahan, masing-
masing diukur dari kantor kecamatan ke kantor kelurahan dapat di lihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1
Ibu Kota Kecamatan dan Wilayah Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan Jarak (km)
(1) (2) (3)
Tawaeli Panau 1
Lambara 0
Baiya 1
Pantoloan 4
Pantoloan Boya 6
Sumber : Kantor Kelurahan Karakteristik wilayah Kecamatan Tawaeli menurut elevasi
ketinggian di atas permukaan laut (DPL) yaitu berada di antara 0 – 45 m.
Seluruh wilayah merupakan daratan dan topografinya relatif datar.
Sebagian Besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut atau daerah
pesisir pantai, kecuali wilayah Kelurahan Lambara.
10
Topografi Kecamatan Tawaeli menunjukkan bahwa bagian barat di
sepanjang pesisir Teluk Palu merupakan daerah paling rendah sekitar 8 m di
atas permukaan laut, sedangkan di bagian timur dan bagian selatan
mencapai 42 m di atas permukaan laut. Untuk mengetahui perbandingan
ketinggian dari permukaan laut disajikan ketinggian menurut letak kantor
kelurahan adalah sebagai berikut.
Sungai yang melintasi wilayah Kecamatan Tawaeli yaitu Sungai
Tawaeli, Sungai Uwekuku, Sungai Lambagu, dan Sungai Malalomu.
Gambar 2.3 Ketinggian Kantor Kelurahan di Atas Permuakaan Laut (Meter)
11
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi atmosfer bumi secara
keseluruhan pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau
variabilitasnya yang nyata untuk kurun waktu yang panjang. Perubahan
variabel iklim khususnya suhu udara dan curah hujan terjadi secara
berangsur-angsur.
Gambaran umum curah hujan sangat dipengaruhi oleh keadaan
iklim, keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena
itu data curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.
Dalam jangka waktu setahun terakhir terlihat curah hujan bervariasi. Dari
data yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu bahwa sepanjang
tahun 2013, curah hujan di Kota Palu dan sekitarnya mempunyai puncak
pada bulan Juli yang mencapai 130 mm, kemudian pada bulan-bulan
berikutnya curah hujan lebih rendah hingga pada bulan Maret yang hanya
mencapai 35 mm. Perbandingan curah hujan selama tahun 2013.
12
Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2013
keadaan suhu udara rata-rata pada berkisar antara 26,64oC sampai 28,47oC.
Suhu udara terendah terjadi pada bulan Juli dan Septenber sedangkan
tertinggi pada bulan Maret.
Gambar 2.4 Intensitas Curah Hujan Tahun 2013
13
Secara umum keadaan klimatologi di Kota Palu dapat
menggambarkan keadaan klimatologi di wilayah Kecamatan Tawaeli.
Selama tahun 2013 kelembaban udara di Kota Palu tertinggi terjadi pada
bulan Juli sebesar 80,78 persen, dan terendah 73,09 persen pada bulan
Maret. Sementara penyinaran matahari terbanyak pada bulan Maret yaitu
69,07 persen, dan terendah pada bulan September sebesar 45,67 persen.
Keadaan klimatologi di Kota Palu sepanjang tahun 2013 akan dirinci secara
lengkap pada tabel 2.2 dan tabel 2.3.
Gambar 2.5 Keadaan Suhu Udara Tahun 2013
14
Tabel 2.2 Keadaan Tekanan Udara, Kelembaban Udara, dan Penyinaran Matahari
Tahun 2013
Bulan Tekanan
Udara (mb)
Kelembaban Udara
(%)
Penyinaran Matahari
(%)
(1) (2) (3) (4)
01 Januari 1 010,38 76,78 56,09
02 Februari 1 009,69 75,72 51,61
03 Maret 1 010,81 73,09 69,07
04 April 1 010,00 76,58 62,67
05 Mei 1 010,26 77,39 55,24
06 Juni 1 009,43 74,30 68,96
07 Juli 1 010,24 80,78 46,21
08 Agustus 1 011,01 78,18 55,20
09 September 1 010,24 76,72 45,67
10 Oktober 1 011,05 74,50 66,17
11 November 1 009,59 77,24 61,04
12 Desember 1 009,53 75,81 50,61
Rata-rata 1 010,20 76,40 57,70
Sumber : Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
15
Tabel 2.3 Arah Angin Terbanyak dan Kecepatan Angin Tahun 2013
Bulan Arah Angin Terbanyak
Kecepatan Angin (Knots)
(1) (2) (3)
01 Januari Utara 4,00
02 Februari Utara 3,97
03 Maret Utara 3,97
04 April Barat Laut 3,97
05 Mei Barat Laut 3,00
06 Juni Barat Laut 3,00
07 Juli Utara 3,00
08 Agustus Barat Laut 3,00
09 September Barat Laut 3,00
10 Oktober Barat Laut 4,00
11 November Barat Laut 4,00
12 Desember Barat Laut 3,90
Rata-rata Barat Laut 3,60
Sumber : Stasiun Meteorologi Mutiara Palu
16
III. PEMERINTAHAN
Dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah daerah untuk
pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelayanan masyarakat secara
lebih efektif, efisien dan berkeadilan, diperlukan penataan administrasi dan
manajemen pemerintahan yang bertumpu pada nilai-nilai dan paradigma
baru. Kecamatan Tawaeli memiliki 5 Kelurahan yang terdiri dari 32 rukun
warga (RW) dan 77 rukun tetangga (RT) dengan rincian per kelurahan
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Banyaknya RW dan RT di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan RW RT
(1) (2) (3)
01 Panau 7 14
02 Lambara 4 12
03 Baiya 6 12
04 Pantoloan 9 21
05 Pantoloan Boya 6 18
Jumlah 32 77
Sumber: Kantor Kelurahan
3.1 Struktur Pemerintahan
17
Kepala keluarahan di Kecamatan Tawaeli pada tahun 2013 sekitar
60 persen berpendidikan Strata Satu (S1), sedangkan sisanya sekitar 40
persen berpendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU). Berdasarkan jenis
kelamin, pada tahun 2013 semua kelurahan dipimpin laki-laki.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berkedudukan sebagai unsur aparatur
negara sebagai abdi masyarakat atau pelayan publik, Sedangkan fungsinya
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil
dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan
pembangunan.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia
yang memadai. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki diharapkan
memunculkan PNS yang kompeten dan memiliki integritas tinggi.
Berdasarkan jenis kelamin, Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
pemerintahan Kecamatan Tawaeli yang tersebar di kantor kecamatan dan
lima kelurahan, terdiri dari 38 laki-laki dan 23 perempuan.
3.2 Pegawai Negeri Sipil
18
Tabel 3.2. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Kantor Camat dan Kelurahan
menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Unit Kerja Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01 Kecamatan Tawaeli 7 11 18
02 Kelurahan Panau 5 4 9
03 Kelurahan Lambara 7 3 10
04 Kelurahan Baiya 6 1 7
05 Kelurahan Pantoloan 7 2 9
06 Kelurahan Pantoloan Boya 6 2 8
Jumlah 38 23 61
Sumber : Kantor Kecamatan dan Kelurahan
19
Menurut tingkat pendidikannya, Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Tawaeli terdiri 1 orang berpendidikan SMP ke bawah, 33 orang berpendidikan SMA, dan 27 orang berpendidikan Stratata satu ke atas.
Tabel 3.3. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Kantor Camat dan Kelurahan
menurut Jenjang Pendidikan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kantor Tingkat Pendidikan
≤ SMP SMU Diploma S1 ≥
(1) (2) (3) (4) (5)
01 Kecamatan Tawaeli 1 10 - 7
02 Kelurahan Panau - 6 - 3
03 Kelurahan Lambara - 4 - 6
04 Kelurahan Baiya - 4 - 3
05 Kelurahan Pantoloan - 5 - 4
06 Kelurahan Pantoloan Boya - 4 - 4
Jumlah 1 33 - 27
Sumber : Kantor Kecamatan dan Kelurahan
20
Menurut golongannya, Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintahan Kecamatan Tawaeli terdiri atas, 1 orang golongan I, 17 orang golongan II, dan 41 orang golongan III, dan 2 orang golongan IV.
Tabel 3.4. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Kantor Camat dan Kelurahan
menurut Golongan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kantor Golongan
I II III IV
(1) (2) (3) (4) (5)
01 Kecamatan Tawaeli 1 4 11 2
02 Kelurahan Panau - 3 6 -
03 Kelurahan Lambara - 3 7 -
04 Kelurahan Baiya - 2 5 -
05 Kelurahan Pantoloan - 3 6 -
06 Kelurahan Pantoloan Boya - 2 6 -
Jumlah 1 17 41 2
Sumber : Kantor Kecamatan dan Kelurahan
21
IV. SOSIAL BUDAYA
4.1.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di suatu wilayah pada tahun tertentu
dipengaruhi oleh tiga komponen demografi yaitu kelahiran
(natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk
(migration). Kelahiran yang terjadi akan bersifat penambahan sedang
kematian akan bersifat pengurang terhadap jumlah penduduk. Begitu
pula halnya dengan migrasi, jumlah penduduk yang masuk bersifat
penambahan dan penduduk yang keluar bersifat pengurang.
Penduduk Kecamatan Tawaeli dari waktu ke waktu terus
bertambah. Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas adalah
modal dasar dan merupakan potensi bagi peningkatan pembangunan
di segala bidang.
Pada Tahun 2013, jumlah penduduk Kecamatan Tawaeli
mencapai 19.412 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan Tawaeli adalah
yang terkecil jika dibandingkan tujuh kecamatan lainnya di Kota
Palu. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami tampilkan gambar yang
memperlihatkan perbandingan penduduk antara kecamatan di Kota
Palu:
4.1 Demografi
22
Gambar 4.1 Perbandingan Penduduk Antar Kecamatan Tahun 2013
Apabila jumlah penduduk yang besar tersebut tidak diikuti
dengan pengembangan kualitas penduduk, maka justru akan berbalik
menjadi beban pembangunan dan dapat mengurangi hasil-hasil
pembangunan yang seharusnya dinikmati rakyat. Pertumbuhan
ekonomi yang dihasilkannya akan habis di konsumsi seiring dengan
bertambahnya penduduk. Kualitas penduduk merupakan elemen
esensi dalam produktivitas. Terlebih lagi di era globalisasi dan
persaingan bebas seperti sekarang ini, kita tidak mungkin hanya
mengandalkan jumlah penduduk yang besar. Penduduk yang besar
memang menjadi pasar yang potensial, namun apabila daya belinya
23
Gambar 4.1 Penduduk Tawaeli menurut Kelurahan
dan Jenis Kelamin Tahun 2013
rendah, justru akan makin terjebak menjadi bangsa yang konsumtif.
Oleh karena itu untuk memberdayakan penduduk baik sebagai
sasaran pembangunan maupun sebagai pelaksana pembangunan
diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk, mengembangkan kualitas penduduk dan
kualitas keluarga yang pelaksanaannya diselenggarakan secara
menyeluruh dan terpadu antar sektor pemerintahan dan antara
pemerintah dengan masyarakat.
24
Jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Tawaeli terdapat di
Kelurahan Pantoloan yaitu mencapai 5.341 jiwa, sedangkan yang
terkecil terdapat di Kelurahan Lambara yaitu sebesar 3.095 jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata Penduduk per
Rumah Tangga di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Keluarahan Penduduk Rumah Tangga
Rata-rata per
Rumah Tangga (1) (2) (3) (4)
01 Panau 3.755 841 4
02 Lambara 3.095 718 4
03 Baiya 4.030 883 5
04 Pantoloan 5.341 1.124 4
05 Pantoloan Boya 3.191 598 6
Jumlah 19.412 4.164 5
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu
Pada Tabel 4.2, menunjukkan kepadatan penduduk di
Tawaeli menurut kelurahan. Secara umum distribusi penduduk di di
Tawaeli tidak merata dimana kepadatan penduduk tertinggi
terdapat di Kelurahan Panau yang mencapai 1.805 jiwa/km2, bila
dibandingkan 4 kelurahan lainnya kepadatannya sangat jauh
berbeda, Lambara merupakan kelurahan terpadat kedua yang
25
Tabel 4.2 Penduduk Tawaeli menurut Kelurahan
dan Jenis Kelamin Tahun 2013
mencapai 454 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah
terdapat di Kelurahan Pantoloan Boya yaitu 189 jiwa/km2.
Kelurahan Penduduk Luas (Km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2)
(1) (2) (3) (4)
01 Panau 3.755 2,08 1.805
02 Lambara 3.095 6,82 454
03 Baiya 4.030 19,25 209
04 Pantoloan 5.341 14,70 363
05 Pantoloan Boya 3.191 16,90 189
Jumlah 19.412 59,75 3.021
26
Ditinjau dari jenis kelamin, pada tahun 2013 jumlah
penduduk laki-laki tercatat sebanyak 10.025 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 9.735 jiwa. Jumlah jenis kelamin
laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan sehingga
dapat diketahui rasio jenis kelamin sebesar 103, yang berarti setiap
100 jiwa penduduk perempuan, terdapat 103 jiwa penduduk laki-
laki.
Tabel 4.2
Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Seks Rasio di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Laki-Laki Perempuan Seks Rasio
(1) (2) (3) (4)
01 Panau 1.897 1.858 102
02 Lambara 1.599 1.496 107
03 Baiya 2.028 2.002 101
04 Pantoloan 2.708 2.633 103
05 Pantoloan Boya 1.645 1.546 106
Jumlah 9.877 9.535 104
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu
27
Gambar 4.3 Piramida Penduduk Tawaeli 2013
1.1.1 Komposisi Penduduk
Komposisi umur penduduk di Kecamatan Tawaeli hampir 45
persen penduduk masih berusia di bawah 20 tahun, hal ini
menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Tawaeli didominasi
penduduk usia muda (Ekspansif). Dengan struktur penduduk yang
didominasi oleh usia produktif merupakan modal utama untuk
meningkatkan produktifitas wilayah. Dengan terus meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia maka potensi yang dimiliki dapat
dimanfaatkan dengan maksimal dan berdaya saing.
Piramida penduduk tahun 2012 menunjukkan alas
terpanjang pada penduduk kelompok umur 20 – 24 tahun,
28
sementara dalam piramida penduduk yang mempunyai alas
terpendek pada penduduk kelompok umur 60 - 64 tahun. Selain itu,
piramida tersebut dapat diartikan, bahwa jumlah kelahiran masih
dapat dikendalikan dimana antara umur 0 - 4 tahun dan umur 5 - 9
tahun seimbang. Adapun puncak piramida tahun 2012 semakin
melebar menandakan proporsi penduduk pada usia tua semakin
banyak dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini
mengindikasikan meningkatnya usia harapan hidup sebagai dampak
meningkatnya derajat kesehatan dan membaiknya gizi masyarakat.
29
Gambaran lebih lengkap mengenai jumlah penduduk
menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan Tawaeli
pada Tahun 2013 adalah sebagaimana pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Banyaknya Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4)
0-4 928 875 1.803
5-9 785 711 1.496
10-14 828 778 1.606
15-19 1.125 1.165 2.290
20-24 1.208 1.152 2.360
25-29 911 847 1.758
30-34 839 795 1.634
35-39 744 749 1.493
40-44 693 694 1.387
45-49 579 544 1.123
50-54 456 411 867
55-59 324 298 622
60-64 205 198 403
65-69 252 133 385
70-74 68 86 154
75+ 62 99 161
Jumlah 9.877 9.535 19.412 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu
30
4.1.2. Kelahiran, Kematian, dan Migrasi
Salah satu faktor yang ikut berperan dalam penghitungan
angka pertumbuhan penduduk adalah fertilitas (kelahiran). Untuk
mengetahui tingkat kelahiran kasar antara lain dengan
menggunakan rumus CBR. CBR adalah banyaknya kelahiran hidup
pada setiap seribu orang penduduk.
CBR Kecamatan Tawaeli 19,89, yang berarti setiap 1000
penduduk terdapat 20 peristiwa kelahiran. Jumlah kelahiran selama
setahun adalah sebanyak 393 kelahiran. Ini artinya setiap bulan ada
kelahiran sejumlah 33 kelahiran dan setiap hari ada 1 kelahiran.
Tabel 4.5. Jumlah Kelahiran menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
01 Panau 46 35 81 02 Lambara 22 27 49 03 Baiya 39 47 86 04 Pantoloan 41 49 90 05 Pantoloan Boya 39 48 87
Jumlah 187 206 393
Sumber : Pendataan Podes 2014
Peristiwa mortalitas (kematian) pada dasarnya merupakan
kejadian akhir dari peristiwa morbiditas (kesakitan). Dengan
31
demikian upaya pencegahan (preventif) terhadap morbiditas jauh
lebih efektif daripada upaya pengobatan (kuratif) dalam
menurunkan kejadian mortalitas. Morbiditas dan mortalitas
penduduk adalah kejadian yang selalu berubah-ubah, karena
dipengaruhi oleh banyak faktor baik medis maupun non-medis.
Kecamatan Tawaeli sendiri pembangunan di bidang kesehatan
memperlihatkan perkembangan yang cukup bermakna.
Tabel 4.6. Jumlah Kematian menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
01 Panau 27 41 68
02 Lambara 3 2 5
03 Baiya 12 9 21
04 Pantoloan 21 18 39
05 Pantoloan Boya 16 22 38
Jumlah 79 92 171
Sumber : Pendataan Podes 2014
Secara umum migrasi risen sangat dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dalam hal ini adalah kesempatan mendapatkan pekerjaan
untuk mencapai peningkatan taraf hidup/kesejahteraan. Selain
32
faktor ekonomi, juga dipengaruhi oleh aktivitas lainnya dalam
pengertian di sini adalah bukan angkatan kerja yang meliputi
bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya.
Migrasi risen menggambarkan penduduk suatu wilayah
berada bukan di wilayah domisili pada lima tahun yang lalu. Migrasi
risen ini dapat dikatakan adalah migran baru yang masuk ke suatu
wilayah administrasi. Jumlah migrasi masuk Kecamatan Tawaeli
tahun 2013 sebanyak 55 orang.
Tabel 4.7. Banyaknya Migrasi Masuk menurut Kelurahan dan Jenis
Kelamin di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Migrasi Masuk
Jumlah Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01 Panau 2 6 8
02 Lambara 5 11 16
03 Baiya 3 5 8
04 Pantoloan 4 9 13
05 Pantoloan Boya 3 7 10
Jumlah 17 38 55
Sumber :Pendataan Podes 2014
33
Tabel 4.8. Banyaknya Migrasi Keluar menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Migrasi Keluar
Jumlah Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
01 Panau 12 8 20
02 Lambara 0 0 0
03 Baiya 4 7 11
04 Pantoloan 3 11 14
05 Pantoloan Boya 6 4 10
Jumlah 25 30 55
Sumber :Penataan Podes 2014
litas, Mort
34
Program Keluarga Berencana (KB) menunjukkan perkembangan
yang sangat pesat disebabkan dukungan dan partisipasi aktif dari
masyarakat terutama pasangan usia subur. Data tentang KB selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Banyaknya Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif
Di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013.
Kelurahan Peserta KB Baru Peserta KB Aktif
(1) (3) (4)
Panau 23 423
Lambara 3 322
Baiya 12 476
Pantoloan 20 517
Pantoloan Boya 3 324
Jumlah 2013 51 2.062 Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.
4.2 . Keluarga Berencana
35
a Tabel 4.10. Banyaknya Peserta Keluarga Berencana menurut Metode Kontrasepsi yang Digunakan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Pil Kondom IUD
(1) (2) (3) (4)
Panau 130 8 43
Lambara 104 5 27
Baiya 210 11 6
Pantoloan 163 2 38
Pantoloan Boya 95 3 -
Jumlah 2013 702 29 114
Tabel Lanjutan 4.10.
Kelurahan MO Suntikan Implant
(1) (5) (6) (7)
Panau 8 233 24
Lambara 10 142 37
Baiya 4 235 21
Pantoloan 15 265 53
Pantoloan Boya - 225 4
Jumlah 2013 37 1100 139
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
36
4.3.1. Fasilitas Kesehatan
Upaya untuk mencegah merosotnya kesehatan masyarakat dan
sekaligus memberikan pelayanan kesehatan secara umum, pemerintah
telah menyediakan sarana kesehatan di Kecamatan Tawaeli. Hingga akhir
tahun 2013 terdapat 2 unit Puskesmas di Kecamatan Tawaeli.
Selain Puskesmas, pemerintah juga membangun Puskesmas
Pembantu (Pustu) sebanyak 2 unit, dan pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
sebanyak 3 unit.
Tabel 4.11. Banyaknya Fasilitas Kesehatan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Puskesmas Puskesmas
Pembantu Poskesdes
(1) (3) (4) (5)
Panau - - 1
Lambara 1 - -
Baiya - 1 1
Pantoloan 1 - -
Pantoloan Boya - 1 1
Jumlah 2013 2 2 3
Sumber: Pendataan Podes 2014.
4.3. Kesehatan
37
4.3.2. Tenaga Kesehatan
Seiring dengan pembangunan fasilitas kesehatan, pemerintah juga
menyediakan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya. Pada tahun 2013 jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan
Tawaeli sekitar 57 orang tahun 2013.
Tabel 4.12. Banyaknya Tenaga Kesehatan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Dokter Mantri, Bidan,
dan Perawat
Jumlah
Penduduk
Rasio
(1) (2) (3) (4) (5)
Panau - 9 3.605 400
Lambara 1 11 3.041 253
Baiya - 7 4.837 691
Pantoloan 2 22 4.978 207
Pantoloan Boya - 4 3.299 825
Jumlah 2013 3 53 19.760 359
Sumber: Pendataan Podes 2014.
38
4.4.1. Fasilitas Pendidikan
Membangun dunia pendidikan sama halnya melakukan investasi
untuk masa depan. Pembangunan di bidang pendidikan sangat erat
kaitannya dengan penyediaan fasilitas pendidikan yang di dukung oleh
jumlah penduduk.
Pemerintah Kota Palu melalui Kecamatan Tawaeli berupaya
mengarahkan masyarakat agar memiliki kemampuan potensial dan ilmu
pengetahuan yang mampu digerakan sedemikian rupa guna mencapai
suatu tujuan antara lain wajib belajar 9 tahun. Untuk meningkatkan sumber
daya manusia diutamakan dengan memberi kesempatan kepada penduduk
usia sekolah untuk memasuki jenjang pendidikan terutama pendidikan
dasar.
4.4. Pendididkan
39
Tabel 4.13. Banyaknya Sekolah menurut Tingkat Pendidikan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Tingkat Pendidikan
SD SLTP SMU SMK
(1) (3) (4) (5) (6)
Panau 4 - - -
Lambara 3 3 - 1
Baiya 4 2 2 1
Pantoloan 4 1 1 -
Pantoloan Boya 4 1 - -
Jumlah 2013 19 7 3 2
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu.
Tabel 4.14. Banyaknya Sekolah menurut Tingkat Pendidikan dan Status
Sekolah di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Tingkat Pendidikan Status Sekolah
Jumlah Negeri Swasta
(1) (2) (3) (4)
01 TK/RA 3 13 16
02 SD 16 3 19
03 SLTP 5 2 7
04 SMU 2 1 3
05 SMK - 2 2
06 Akademi/PTN/PTS - - -
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu.
40
4.4.2. Tenaga Pendidikan
Selain fasilitas pendidikan yang ada, kemajuan pendidikan di Tawaeli
juga dipengaruhi oleh faktor banyaknya tenaga pendidik yang ada di
sekolah tersebut. Secara rinci alokasi tenaga pendidik masih belum merata,
oleh karena itu akan dijelaskan dalam tabel tentang keadaan tenaga
pendidik tersebut.
Tabel 4.15. Banyaknya Guru menurut Tingkat Pendidikan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Tingkat Pendidikan Jumlah
(1) (2)
SD/MI 184
SLTP/MTs 110
SMU/MA 85
SMK 14
Jumlah 2013 393
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu
Gambar 4.4. Grafik Banyaknya Guru menurut Tingkat Pendidikan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
41
4.4.3. Jumlah Siswa
Jumlah siswa di Kecamatan Tawaeli tahun 2013 baik negeri maupun
swasta yang tercatat di lingkungan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota
Palu yaitu SD/MI 2.871 siswa, SLTP/MTs 1.388 siswa, SMU/MA 980 siswa,
dan SMK 216 siswa.
Tabel 4.15. Banyaknya Murid menurut Tingkat Pendidikan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Tingkat Pendidikan Jumlah
(1) (2)
SD/MI 2.871 SLTP/MTs 1.388 SMU/MA 980 SMK 216
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu.
Gambar 4.5. Grafik Banyaknya Murid menurut Tingkat Pendidikan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
42
V. PERTANIAN
Peranan sektor pertanian di Tawaeli memberikan kontribusi paling
besar untuk sektor pertanian di Kota Palu. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi
wilayah Tawaeli yang merupakan daerah potensi pertanian dan
perkebunan. Tabel 5.1 memperlihatkan luas panen dan produksi tanaman
pangan di Kecamatan Tawaeli.
Tabel 5.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman pangan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Jenis Tanaman Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
(1) (2) (3)
Padi 19 96,08
Jagung 10 22,84
Ubi Kayu 4 9,91
Ubi Jalar - -
Kacang Tanah 3 79,81
Kacang Hijau Kacang Hijau - -
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Kelautan Kota Palu.
5.1. Tanaman Pangan
43
Pada subsektor peternakan, hingga akhir tahun 2013 populasi
ternak di Kecamatan Tawaeli adalah salah satu pemasok terbesar ternak di
Kota Palu, terutama sapi dan kambing. Selain itu juga terdapat populasi
ternak unggas yaitu ayam buras, ayam ras, dan itik. Data populasi jenis
ternak di atas akan disajikan ke dalam tabel menurut klasifikasi sebagai
berikut:
a. Ternak besar, meliputi sapi, kerbau serta kuda (Tabel 5.2)
b. Ternak Kecil, meliputi kambing, domba serta babi (Tabel 5.3), dan
c. Ternak unggas, meliputi ayam buras, ayam ras serta itik (Tabel 5.4).
Tabel 5.2. Banyaknya Ternak Besar menurut Jenisnya di Kecamatan Tawaeli
Tahun 2013.
Jenis Jumlah (ekor)
(1) (2)
Sapi 2.452
Kerbau -
Kuda 226
Sumber: Dinas Pertanian Kehutanan, dan Kelautan Kota Palu.
5.2 . Peternakan
44
Tabel 5.3. Banyaknya Ternak Kecil menurut Jenisnya
di Kecamatan TawaeliTahun 2013
Jenis Jumlah (ekor)
(1) (2)
Kambing 4.610
Domba 75
Sumber: Dinas Pertanian Kehutanan, dan Kelautan Kota Palu.
Gambar 5.3. Grafik Banyaknya Ternak menurut Jenisnya
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
45
Tabel 5.4. Banyaknya Ternak Unggas menurut Jenisnya
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Jenis Jumlah (ekor)
(1) (2)
Ayam Buras 81.124
Ayam Ras 50.028
Itik 815
Sumber: Dinas Pertanian Kehutanan, dan Kelautan Kota Palu.
Gambar 5.4. Grafik Banyaknya Ternak Unggas menurut Jenisnya
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
46
VI. INDUSTRI DAN ENERGI
Kriteria yang digunakan dalam menentukan klasifikasi industri oleh
Badan Pusat Statistik adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan. Adapun
pembagian tersebut adalah:
1. Industri Besar jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih
2. Industri sedang jumlah tenaga kerjanya 20-99 orang
3. Industri Kecil jumlah tenaga kerjanya 5-19 orang ,dan
4. Industri Mikro jumlah tenaga kerja lebih kecil atau sama dengan 4
orang.
Berdasarkan kriteria tersebut maka industri yang terdapat di
Kecamatan Tawaeli adalah 7 industri sedang, 3 industri kecil dan 1 industri
mikro. Jumlah industri yang terdapat di Kecamatan Tawaeli disajikan pada
Tabel 6.1.
6.1. Industri
47
Tabel 6.1. Banyaknya Usaha Industri menurut Golongan
di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Industri Jumlah
(1) (2)
Besar -
Sedang 7
Kecil 3
Mikro 1
Jumlah 11
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Palu
48
Keberadaan tenaga listrik sebagai sarana penerangan adalah
merupakan kebutuhan yang sangat penting di tengah-tengah masyarakat,
di Kecamatan Tawaeli, terdapat sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU). Untuk kelurahan Tawaeli sudah 100 persen rumah tangga
menggunakan listrik PLN.
6.2. Energi
49
VII. PERDAGANGAN
Perekonomian daerah yang tercermin dari angka pertumbuhan
ekonomi menunjukkan kondisi yang cukup kuat sebagai fundamental
perekonomian. Pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh sumber-sumber
dari konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah, dan investasi.
Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI),
sektor perdagangan besar dan eceran meliputi kegiatan ekonomi/lapangan
usaha di bidang perdagangan besar dan eceran dari berbagai jenis barang,
dan memberikan imbalan jasa dari penjualan barang-barang tersebut. Yang
dimaksud dengan perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali (tanpa perubahan bentuk),
barang-barang baru maupun bekas. Pedagang adalah perorangan atau
badan usaha yang melakukan kegiatan perniagaan/perdagangan secara
terus menerus dengan tujuan mencari keuntungan.
Pertumbuhan subsektor perdagangan di Kecamatan Tawaeli di
dukung dengan keberadaan Pelabuhan Pantoloan yang merupakan
pelabuhan terbesar di Kota Palu.
Di Kecamatan Tawaeli, terdapat dua pasar tradisional yang
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi ekonomi, yaitu Pasar Tradisional Panau di Kelurahan Panau, dan
Pasar Tradisional Vinase di Kelurahan Baiya.
50
Perdagangan eceran (ritel) adalah kegiatan perdagangan yang
umumnya melayani konsumen rumah tangga atau konsumen perorangan.
Perdagangan eceran dibagi 2 jenis yaitu:
1. Swalayan, terbagi dalam :
a. Supermarket merupakan unit kegiatan perdagangan eceran berskala
besar, biasanya menjual makanan/minuman, bahan
makanan/minuman dan tembakau dari berbagai merek yang
bervariasi dengan harga yang sudah tetap atau fixed price, dan
harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan tempat
perdagangan biasa.
b. Department store/toserba merupakan usaha perdagangan yang
berskala besar dan lengkap dengan aneka barang dagangan, seperti
barang-barang yang khusus yang utamanya adalah bukan
makanan/minuman, perlengkapan pakaian, barang pecah belah,
perlengkapan rumah tangga dan alat kantor.
2. Bukan swalayan, misalnya toko/kios adalah usaha perdagangan yang
khusus memperdagangkan komoditi yang sejenis, yang terdiri dari
komoditi makanan, minuman dan tembakau dari hasil industri
pengolahan dan komoditi bukan makanan, minuman dan tembakau.
Di Kecamatan Tawaeli, belum ada usaha perdagangan yang
berkategori swalayan, baik dalam bentuk Super Market, maupun
Departmen Store.
51
Tabel 7.1. Perdagangan Eceran Mini Market, Toko/ Kios, dan Warung/Kedai Makan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Jumlah
(1) (2)
Mini Market 1
Toko/Kios 325
Warung/Kedai Makan 45
Jumlah 371
Sumber: Pendataan Potensi Desa 2014.
52
VIII. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Untuk menunjang arus lalu lintas di wilayah Kecamatan Tawaeli,
perlu tersedia sarana transportasi yang memadai, sehingga memudahkan
arus lalu lintas antar kelurahan dalam wilayah kecamatan maupun dari dan
menuju kelurahan di kecamatan yang lainnya berjalan lancar.
Selain sarana transportasi, juga disajikan alat transportasi darat
sebagai alat angkutan barang maupun orang sebagaimana disajikan pada
Tabel 81.
Tabel 8.1. Banyaknya Sarana Angkutan menurut Kelurahan di Kecamatan Tawaeli tahun 2013
Kelurahan Bandar Udara Pelabuhan
Laut Terminal
(1) (2) (3) (4)
01 Panau - - -
02 Lambara - - -
03 Baiya - - -
04 Pantoloan - 1 -
05 Pantoloan Boya - - -
Jumlah - 1 -
8.1 Sarana Transportasi
53
Untuk mendukung percepatan pembangunan suatu daerah,
dibutuhkan layanan informasi dan komunikasi yang cepat. Data tentang
sarana informasi dan komunikasi seperti kantor pos dan warnet disajikan
pada Tabel 8.2.
Tabel 8.2. Banyaknya Kantor Pos dan Warnet menurut Kelurahan di Kecamatan Tawaeli Tahun 2013
Kelurahan Kantor Pos Warnet
(1) (2) (3)
01 Panau - -
02 Lambara - -
03 Baiya 1 -
04 Pantoloan - -
05 Pantoloan Boya - -
Jumlah 1 -
Sumber :Kecamatan Tawaeli dalam Angka
8.2 Sarana Komunikasi
54
IX. PENUTUP
Kinerja Pemerintah Kota Palu dalam meningkatkan pembangunan
di berbagai bidang membawa perubahan yang signifikan. Peran pemerintah
daerah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman
Modal (Bappeda dan PM) Kota Palu menyusun kebijakan dan perencanaan
program pembangunan. Proses penyusunan dokumen rencana
pembangunan tersebut dilakukan koordinasi antar instansi pemerintah
dengan seluruh pelaku pembangunan melalui suatu forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Musrenbang berfungsi sebagai
forum untuk menghasilkan kesepakatan antar pelaku pembangunan
tentang rancangan arah dan kebijakan pembangunan.
Perkembangan pembangunan di Kecamatan Tawaeli tahun 2013
dapat dilihat secara makro melalui data dan infomasi yang dikemas dalam
Profil Kecamatan Tawaeli. Keberhasilan pembangunan di Kecamatan
Tawaeli pada umumnya tidak terperinci secara mendetail, namun
dinarasikan secara sederhana dengan memperhatikan tingkat
kecenderungan yang semakin baik.
9.1. Kesimpulan
55
Data dan Informasi sangatlah penting dalam mendukung
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan pembangunan di suatu daerah.
Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (PSIPD) merupakan suatu
sistem pengelolaan data dan informasi profil daerah untuk mendukung
perencanaan, pengendalian dan analisa kinerja pembangunan daerah
dengan menggunakan teknologi informasi. Mengingat pentingnya data dan
informasi sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pada Bab VII
tentang Data dan Informasi pasal 31 menyebutkan bahwa perencanaan
pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Oleh karenanya peran masing-masing SKPD dan instansi vertikal
sangatlah penting dalam menunjang kelancaran pemenuhan data tersebut.
Dan melalui buku ini diminta kepada para pimpinan SKPD dan instansi
vertikal beserta anggota tim kelompok kerja dapat bekerja sama dalam
membangun sistem informasi profil daerah lebih baik lagi dimasa-masa
mendatang dengan berpedoman pada aturan yang berlaku.
Ketaatan masing-masing anggota kelompok kerja serta perhatian
serta dukungan moril dari para pimpinan SKPD dan instansi vertikal
sangatlah diperlukan guna memperlancar proses penyusunan profil daerah
ini.
9.2. Saran