PROFIL KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK PESERTA
DIDIK PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN DALAM
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Indah Chairun Nisa
NIM 1113016100050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Profil Kemampuan Psikomotorik Peserta Didik
pada Konsep Sistem Pernapasan dalam Pembelajaran Berbasis
Praktikum” disusun oleh Indah Chairun Nisa, NIM 1113016100050,
Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada
sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 15 Juni 2020
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Nengsih Juanengsih, M.Pd Yuke Mardiati, M.Si
NIP. 197905102006042001 NIP. 197601172007012013
i
ABSTRAK
Indah Chairun Nisa (NIM. 1113016100050): Profil Kemampuan
Psikomotorik Peserta Didik pada Konsep Sistem Pernapasan dalam
Pembelajaran Berbasis Praktikum, Skripsi, Program Studi Tadris Biologi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan psikomotorik peserta
didik pada konsep sistem pernapasan dalam pembelajaran berbasis praktikum.
Aspek psikomotor yang digunakan menurut Trowbridge dan Bybe meliputi
moving (bergerak), communicating (berkomunikasi), manipulating
(memanipulasi), dan creating (menciptakan). Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 10 Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel penelitian berjumlah 36 peserta didik kelas XI MIPA 3.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen non-tes berupa lembar
observasi psikomotor peserta didik untuk mengetahui kemampuan psikomotorik
peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hasil studi menunjukkan
kemampuan psikomotorik peserta didik pada setiap aspek selama pembelajaran
berbasis praktikum adalah: pada aspek moving (90,6%), aspek manipulating
(86,4%), aspek communicating (82,1%), dan aspek creating (77,05%).
Kata Kunci : Kemampuan psikomotorik, Pembelajaran berbasis praktikum.
ii
ABSTRACT
Indah Chairun Nisa (NIM. 1113016100050): Profile of Students' Psychomotor
Ability on the Concept of Respiratory System in Practicum Based Learning.
Thesis, Tadris Biology Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This research was aimed to analyze the profile of learners' psychomotor abilities
on the concept of the respiratory system in conducting the learning process using
practicum-based learning methods. This research was conducted at SMAN 10
Tangerang Selatan. The research method used is descriptive analysis. Sampling
was carried out by using a purposive sampling technique. The research sample
consisted of 36 students at the XI MIPA 3. The instrument was used in this study is
the non-test instrument, it is the psychomotor observation sheet form for analyzing
the psychomotor abilities students when the process learning was ongoing. The
results of this research shows that the psychomotor ability of the students on the
each of the psychomotor aspect during practicum-based learning process are; the
aspect of moving is 90.6 %, the aspect of manipulating is 86.4 %, the aspect of
communicating is 82.1 %, the aspect of creating 77.05 %.
Keywords: Psychomotor Ability, Practicum-Based Learning.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Profil Kemampuan Psikomotorik
Peserta Didik pada Konsep Sistem Pernapasan dalam Pembelajaran
Berbasis Praktikum”. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, beserta
keluarga, dan sahabatnya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa
bantuan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Tadris Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Yuke Mardiati, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Baiq Hana Susanti S.PI, M.Sc., dosen pembimbing akademik yang selalu
membantu urusan perkuliahan dari awal hingga akhir.
6. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd dan Ibu Eva Fadilah, M.Pd selaku dosen penguji
saya dalam sidang munaqasah.
iv
7. Seluruh Dosen dan Staff jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program Studi
Tadris Biologi, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan.
8. Orang tua yang paling kucinta dan kusayangi sepanjang masa Ayahanda
Machfud Arifin dan Ibunda Eem Chuzemah yang tiada hentinya memberikan
do’a dan juga selalu memberikan semangat kepada penulis. Serta kakak-kakak
penulis yaitu Imam Aufa Alhudri, Yulia Rifi Yanti, Nurmala Sari Oktora, dan
Winda Fitriani yang selalu memberikan do’a dan semangat kepada penulis.
9. Bapak H. Nursalim, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
10. Bapak Budi Santoso, S.Pd, guru bidang studi Biologi di SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan.
11. Seluruh peserta didik kelas XI MIPA 3 yang telah berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran selama penelitian.
12. Sahabat selama perkuliahan hingga sampai sekarang Anna Syafrotul
Karomah, Mauliza Ahmad, Israni Dewi Pertiwi, Miftahuzzakiyah, Evin
Kustantia, dan Hani Ekatayu Bachri, yang selalu bersama-sama selama
perkuliahan serta selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan Biobe, Biosfer, HMPS P.Biologi yang
memberikan semangat kepada penulis.
14. Sahabat dari SMA hingga sekarang Luh Putu Sri Anisa, yang tiada hentinya
memberikan dukungan kepada penulis dan selalu bersedia menjadi tempat
keluh, kesah, senang, sedih maupun susah.
15. Keluarga besar Taekwondo Media Ksatria (MESTA) club khususnya
Sabeumnim Ramli Suseno dan Sabeumnim Achmad Taufik yang tiada henti-
hentinya memberikan semangat, do’a, dan motivasinya kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
16. Keluarga Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), khususnya elemen Tari Tradisional
yang memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis.
v
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu selama
perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT dapat membalas segala amal kebaikan dan pengorbanan
kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
sampai akhir perkuliahan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pembacanya dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan
kualitas pendidikan, khususnya bidang studi Tadris Biologi. Aamiin..
Jakarta, Juni 2020
Penulis
Indah Chairun Nisa
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ................................ 7
A. Kajian Teori .................................................................................................. 7
1. Hakikat Pembelajaran IPA ...................................................................... 7
2. Pembelajaran Berbasis Praktikum .......................................................... 8
3. Aspek-Aspek Psikomotor dalam Pembelajaran IPA ........................... 10
4. Penilaian Ranah Psikomotor ................................................................. 11
5. Hubungan Psikomotorik dalam Pembelajaran Berbasis Praktikum ... 14
6. Konsep Sistem Pernapasan.................................................................... 17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 20
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 22
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 22
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 22
vii
C. Metode Penelitian ....................................................................................... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 23
E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 24
F. Prosedur Penelitian .................................................................................... 25
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 31
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 31
B. Pembahasan ................................................................................................ 42
BAB V. PENUTUP .................................................................................................. 52
A. Kesimpulan ................................................................................................ 52
B. Saran ........................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 53
LAMPIRAN ............................................................................................................. 56
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Aspek Psikomotor Peserta Didik yang Akan Diukur ................... 25
Tabel 3.2 Rentang Skala Kategori Observasi Peserta Didik ……................. 29
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak) Pertemuan 1 …….. 31
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (memanipulasi)
Pertemuan 1 .................................................................................. 32
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (berkomunikasi)
Pertemuan 1 .................................................................................. 33
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aspek Creating (menciptakan) Pertemuan 1... 33
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak) Pertemuan 2 …….. 34
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (memanipulasi)
Pertemuan 2 .................................................................................. 35
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (berkomunikasi)
Pertemuan 2 .................................................................................. 35
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aspek Creating (menciptakan) Pertemuan 2... 36
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak) Pada Seluruh
Kegiatan Pembelajaran …………………………………………. 36
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (memanipulasi) Pada
Seluruh Kegiatan Pembelajaran ………………………………… 37
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (berkomunikasi) Pada
Seluruh Kegiatan Pembelajaran ………………………………… 38
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Aspek Creating (menciptakan) Pada Seluruh
Kegiatan Pembelajaran ………………………………….……… 38
Tabel 4.13 Aspek Psikomotorik Tiap Pertemuan …………………………... 39
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Aspek psikomotorik peserta didik selama proses pembelajaran
berbasis praktikum ………………………………….................... 40
Grafik 4.2 Nilai keseluruhan kemampuan psikomotorik peserta didik …….. 41
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……………………… 56
Lampiran 2 Lembar Kerja Peserta Didik Sistem Pernapasan pada Manusia … 74
Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik Sistem Pernapasan pada Hewan …... 78
Lampiran 4 Rubrik Penilaian LKPD Sistem Pernapasan pada Manusia …….. 81
Lampiran 5 Rubrik Penilaian LKPD Sistem Pernapasan pada Hewan ………. 83
Lampiran 6 Kisi-Kisi Lembar Observasi Psikomotorik pada Sistem
Pernapasan ……………………………………………………….. 85
Lampiran 7 Instrumen Observasi Aspek Psikomotorik Sistem Pernapasan
pada Manusia ………………………………................................ 103
Lampiran 8 Instrumen Observasi Aspek Psikomotorik Sistem Pernapasan
pada Hewan ……………………………………………………… 109
Lampiran 9 Uji Validasi Ahli Lembar Observasi Aspek Psikomotorik ……… 115
Lampiran 10 Uji Validasi Ahli Lembar Observasi Guru ………………………. 116
Lampiran 11 Uji Validasi Ahli Lembar Observasi Peserta Didik ……………… 117
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru ………………………………………….. 118
Lampiran 13 Lembar Observasi Peserta Didik ………………………………… 124
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Psikomotorik Peserta
Didik Skor Per-Kelompok …………………………..…............... 128
Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Psikomotorik Peserta
Didik Skor Per-Sub Aspek ……………………………………….. 132
Lampiran 16 Lembar Kegiatan Peserta Didik ………………………………….. 136
Lampiran 17 Lembar Uji Referensi ……………………………………………. 142
Lampiran 18 Surat-Surat ……………………………………………………….. 149
Lampiran 19 Dokumentasi Penelitian ………………………………………….. 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan tidak pernah terbebas dari berbagai dinamika masalah
pendidikan. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini
adalah masih lemahnya proses pembelajaran yang mengakibatkan rendahnya
kualitas pendidikan. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Proses pembelajaran harus
dirancang dengan baik agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran yang baik dirancang berpusat pada peserta didik (student centered),
sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator.1
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa proses
pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) dengan metode
pembelajaran konvensional (ceramah). Proses pembelajaran metode konvensional
kurang memberikan wadah bagi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran,
peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran sehingga kurang memperoleh
pengalaman langsung yang mempermudah peserta didik dalam memahami konsep
yang sedang dipelajari. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan suasana
pembelajaran kurang interaktif.2
Pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional belum menunjukkan peningkatan mutu pendidikan,
karena hasil belajar peserta didik berdasarkan nilai ulangan harian pada pokok
bahasan sebelumnya menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik
belum sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru
terhadap model-model pembelajaran yang ada, sehingga timbul kejenuhan dari
1 Siti Aniyah, “Upaya Peningkatan Pembelajaran Kimia Pada Materi Pemisahan Kimia
Melalui metode Praktikum Berbasis Laboratorium”, Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2012, h. 2 2 Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On
Teknik Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h. 1
2
peserta didik, padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat
diperlukan untuk meningkatkan kemampuan professional guru.3
Pembelajaran yang melibatkan peserta didik agar belajar lebih aktif, guru
perlu memunculkan strategi yang tepat dalam memotivasi peserta didik. Guru
harus memfasilitasi agar peserta didik mendapatkan informasi yang bermakna,
sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan
menerapkan ide mereka sendiri. Oleh karena itu, kegiatan praktikum dalam
pembelajaran biologi merupakan hal yang sangat penting bagi kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kemampuan psikomotorik khususnya.4
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran biologi terdapat kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. Kompetensi inti yang harus
dimiliki peserta didik adalah mengamalkan ajaran agama (KI 1), mengembangkan
perilaku dan sikap (KI 2), memahami dan menerapkan pengetahuan (KI 3), dan
mengolah serta menalar (KI 4). Kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta
didik adalah menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap
kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia berdasarkan studi
literatur.5 Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut peserta didik dapat belajar
memahami konsep sistem pernapasan melalui kegiatan praktikum dan penerapan
sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Pada proses pembelajaran dalam setiap
kegiatan peserta didik diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat
menuntun peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ingin dicapai
dalam pembelajaran konsep sistem pernapasan.
Pembelajaran biologi sebaiknya tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja.
Ciri dari pembelajaran biologi adalah adanya kegiatan praktikum baik di
laboratorium maupun di alam (di luar kelas). Banyaknya konsep biologi yang
kompleks sehingga diperlukan suatu kegiatan secara langsung dan konkret untuk
3 Haris Munandar dan Fandi Ahmad, “Penerapan Model Pembelajaran Murder untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 12 Makassar”, Jurnal
Bionature, Vol.17, No.2, 2016, h.77 4 Ipin Aripin, “Penerapan Metode Praktikum Konsep Dasar Biologi untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep dan Keterampilan”, Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 13
April 2017. Bandung. 2017. h.1 5 Kemendikbud. Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA). Jakarta. 2017. h.26
3
memudahkan peserta didik dalam memahami konsep tersebut. Kegiatan
praktikum sangat sesuai untuk memfasilitasi peserta didik dalam belajar melalui
pengalaman langsung. Kegiatan praktikum akan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mendapatkan gambaran dalam keadaan nyata tentang apa
yang diperoleh dalam teori dan secara langsung terjadi kontak inderawi. Selain
itu, dalam kegiatan praktikum peserta didik tidak sekedar mengamati secara
langsung tetapi harus menghayati, serta terlibat langsung dalam perbuatan dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.6
Praktikum diperlukan agar peserta didik memperoleh pengalaman konkret
dalam usahanya membangun pengetahuan baru. Selain itu, praktikum dapat
membangkitkan motivasi belajar serta melatih kemampuan psikomotoriknya
terutama dalam mempelajari konsep biologi. Melalui pembelajaran berbasis
praktikum peserta didik akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga
peserta didik akan lebih mudah untuk memahami suatu konsep biologi.7
Peneliti melakukan observasi di sekolah pada tanggal 30 Januari 2020,
ditemukan beberapa fakta di lapangan bahwa guru jarang melakukan penerapan
ranah psikomotorik yang disebabkan karena peralatan dan ruangan laboratorium
IPA yang kurang memadai, sehingga guru beranggapan ranah kognitif sudah
cukup untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, adapun ranah afektif guru
hanya menilai ketika proses pembelajaran diskusi kelompok berlangsung. Selain
peralatan dan ruang laboratorium yang kurang memadai, kendala lain yang sering
ditemui guru adalah masalah waktu jam mengajar, kurangnya waktu untuk
melakukan praktikum menjadi kendala utama bagi guru karena waktu yang paling
banyak digunakan adalah untuk mengajar materi ajar. Serta pola pembelajaran
yang dilakukan oleh guru seringkali membuat peserta didik jenuh untuk belajar
dan berada di dalam kelas.
Penelitian ini dipilih konsep sistem pernapasan, karena konsep ini sangat
bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dan membutuhkan
kegiatan langsung yang akan diterapkan dengan menggunakan pembelajaran
6 Op.cit. h.1
7 Ibid.
4
berbasis praktikum. Pada konsep ini banyak membutuhkan keterlibatan peserta
didik dalam aktivitas belajar dan membuat peserta didik lebih aktif dalam belajar.
Konsep ini terkandung indikator dan pengalaman belajar yang mengedepankan
kerja ilmiah, kemudian dari kegiatan ini dapat melahirkan kemampuan
psikomotorik peserta didik.8
Pemilihan konsep sistem pernapasan yang dilakukan untuk kegiatan
penelitian ini memiliki beberapa alasan, yaitu diperoleh informasi bahwa sistem
pernapasan merupakan materi yang cukup sulit karena bersifat abstrak, dan guru
di sekolah yang mengajar pun jarang menggunakan metode pembelajaran
praktikum pada konsep ini, sehingga dalam penerapannya peserta didik cukup
kesulitan untuk penalarannya. Dengan alasan tersebut membuat penulis tertarik
untuk mengambil konsep sistem pernapasan dalam penelitian ini.
Permasalahan yang telah dipaparkan di atas, dapat ditemukan di salah satu
sekolah di daerah Tangerang Selatan yaitu SMA Negeri 10 Kota Tangerang
Selatan. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara secara singkat dengan guru mata
pelajaran biologi kelas XI, tampaknya perlu diterapkan pembelajaran yang tidak
hanya menitikberatkan pada ranah kognitif saja tetapi dapat pula menganut ranah
psikomotor. Pembelajaran biologi yang mampu mengungkap kemampuan
psikomotor peserta didik dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih aktif mengajukan pendapat,
bertanya, sikap kreatif, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran
berlangsung.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Peserta didik tidak dilibatkan secara langsung dalam memperoleh pengalaman
dari proses pembelajaran sehingga potensi kemampuan psikomotorik peserta
didik kurang berkembang.
8 Rahmadani Nur, “Perbandingan Penerapan Macromedia Flash dan Media Video dengan
Model Kooperatif Tipe STAD Materi Sistem Pernapasan Manusia Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 12 Palangka Raya”, Skripsi, Sarjana IAIN Palangkaraya. 2017.
hl.6
5
2. Peserta didik belum sepenuhnya menyentuh ranah psikomotor.
3. Pola pembelajaran yang diterapkan kurang meningkatkan aktivitas belajar
biologi peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis praktikum. Peserta didik ditantang untuk dapat
melakukan kegiatan praktikum sistem pernapasan pada manusia dan serangga,
sehingga dapat dipahami secara nyata.
2. Konsep biologi yang dipelajari dalam penelitian ini adalah sistem pernapasan.
3. Ranah psikomotor berdasarkan klasifikasi Trowbridge dan Bybe, meliputi a)
moving (bergerak); b) manipulating (memanipulasi); c) communicating
(berkomunikasi); dan creating (menciptakan).
D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah profil
kemampuan psikomotorik peserta didik pada konsep sistem pernapasan dalam
pembelajaran berbasis praktikum?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk memperoleh
bukti empiris mengenai kemampuan psikomotorik peserta didik pada konsep
sistem pernapasan dalam pembelajaran berbasis praktikum.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai
konsep-konsep yang terdapat dalam materi biologi, selain meningkatkan
pemahaman, juga untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik peserta
didik.
6
2. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu solusi dalam memilih model
pembelajaran aktif untuk mengajar, agar hasil belajar biologi peserta didik
dapat meningkat terutama dalam kemampuan psikomotorik peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
meningkatkan kemampuan para peserta didik dalam rangka meningkatkan
kualitas sekolah, karena kualitas sekolah berasal dari kualitas peserta didik
dan guru.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti itu sendiri, yaitu dapat
memperoleh bukti empiris mengenai kemampuan psikomotorik peserta
didik dengan menggunakan pembelajaran berbasis praktikum pada konsep
sistem pernapasan.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran IPA
Teroi-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori
pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori
konstruktivis ini menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan infromasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Bagi peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.1 Dalam
proses pembelajaran, peserta didiklah yang harus mendapatkan penekanan dan
harus aktif mengembangkan pengetahuannya. Peserta didik harus bertanggung
jawab terhadap hasil belajarnya, kreativitas dan keaktifan peserta didik akan
membantu dirinya sendiri dikemudian hari.2
Ilmu diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Dengan kata lain, metode
ilmiah merupakan ciri khusus yang menjadi identitas IPA. IPA adalah
penyelidikkan yang terorganisir untuk mencari pola keteraturan dalam alam. Oleh
karena itu, IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai
proses. Produk IPA adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-
hukum, dan teori-teori.3 Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk
menyempurnakan pengetahuan tentang alam manapun untuk menemukan
pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa
pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai
prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk
1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009),
h. 28. 2 Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On
Teknik Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h. 8 3 Husamah, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Malang: UMM Press, 2018), h.322.
8
mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut dengan metode
ilmiah.
Purnell’s mendefinisikan IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang
didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta
dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-
teori, dan hipotesis. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa IPA
pada hakikatnya meliputi IPA produk, IPA proses, dan IPA sikap ilmiah yang tak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya.4
Biologi adalah salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir
dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat
biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal sebagai proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara
universal.5
2. Pembelajaran Berbasis Praktikum
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.6
4 Ibid.
5 Ipin Aripin. Op.cit.
6 Ibid. h.2
9
Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta didik
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini peserta
didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.7
Pembelajaran menggunakan metode praktikum mempunyai kelebihan dan
kekurangan, sebagai berikut:
a. Kelebihan metode praktikum
1) Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
2) Dapat membina peserta didik untuk memunculkan ide atau gagasan baru
dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari.
3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia, seperti nilai jual alat-alat peraga, dan
sebagainya.
b. Kekurangan metode praktikum
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi, karena
sulit diterapkan untuk bidang lain.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.8
7 Muhammad Syaipul Hayat, Sri Anggraeni, dan Sri Redjeki. “Pembelajaran Berbasis
Praktikum pada Konsep Invertebrata untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa”, Jurnal Bioma
Vol.1, No.2, 2011, h.143 8 Syaiful Bahri, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006), h. 84-
85.
10
Proses pembelajaran IPA dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang
bersifat nyata dan masuk akal yang dapat dibuktikan melalui eksperimen. Oleh
karena itu, pada kegiatan pembelajaran peserta didik harus terlibat secara
langsung dalam kegiatan nyata berupa praktikum yang memungkinkan peserta
didik membangun makna secara mandiri. Laboratorium adalah daerah yang paling
penting untuk aplikasi dalam pendidikan sains, penyelidikan dan kegiatan lain
yang berhubungan dengan proses ilmu pengetahuan termasuk ilmu logika sebagai
bentuk berpikir logis. Oleh karena itu, laboratorium juga mungkin memberikan
konteks yang kaya untuk menggunakan logis berpikir bersama-sama dengan
kemampuan berpikir kreatif dan kritis.9
Pembelajaran praktikum memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan percobaan dengan membuktikan sendiri, mengikuti proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri tentang objek, keadaan atau proses tertentu.
3. Aspek-Aspek Psikomotor dalam Pembelajaran IPA
Keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan
menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan. Latihan yang dilakukan berulang-
ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada kemahiran
keterampilan. Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan
saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, tetapi diperlukan
umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali
berkembang maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni (a) gerakan
refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d)
9 Ozlem Koray dan Mustafa Serdar Koksal. “The effect of creative and critical thinking
based laboratory applications on creative and logical thinking abilities of prospective teachers”,
Journal of Asian Pasific Forum on Science Learning and Teaching, Vol. 10, No. 1, 2009, p. 9.
11
keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan
ekspresif dan interpretatif.10
Kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang
optimal. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a. gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);
b. keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
c. kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
d. kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan;
e. gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan kompleks;
f. kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.11
4. Penilaian Ranah Psikomotor
Bloom berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil
belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan
otot dan kekuatan fisik.12
Mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor
adalah mata pelajaran yang berotientasi pada gerakan dan menekankan pada
reaksi-reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri
menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan
tugas tertentu.13
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja
Rodaskarya, 2009), h. 23 11
Ibid., h.30-31. 12
M. Djazari, Endra Murti Sagoro, Evaluasi Prestasi Belajar Mahasiswa Program
Kelanjutan Studi Jurusan Pendidikan Akuntansi Ditinjau dari IPK D3 dan Asal Perguruan Tinggi,
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vo. IX, No. 2, 2011, h. 108 13
Ibid.
12
Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar
tertentu.14
Simpson menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam
bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah
peserta didik menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna
yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan peserta didik sehari-
hari.15
Taksonomi Simpson mengenai perubahan tingkah laku psikomotorik
terdapat enam proses, sebagai berikut:
a. mempersepsikan, yaitu menyadari rangsangan dan kebutuhan akan
tindakan;
b. menyusun, yaitu mempersiapkan tindakan;
c. respons terpandu, yaitu menanggapi dengan bantuan seorang guru atau
pelatih;
d. mekanisme, yaitu menanggapi kebiasaan;
e. respons yang kompleks, yaitu menyelesaikan ketidakpastian dan
melakukan tugas yang sulit secara otomatis;
f. adaptasi, yaitu mengubah tanggapan agar sesuai dengan situasi baru; dan
g. mengorganisasi, yaitu membuat aksi atau ekspektasi baru.16
Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan yang berhubungan
dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf
dan otot. Tujuan yang bersifat psikomotor berkaitan dengan pencapaian
keterampilan motorik (gerakan), memanipulasi benda/objek atau kegiatan-
kegiatan yang memerlukan koordinasi otot-otot syaraf dan anggota badan.
Wartono menyatakan keterampilan-keterampilan motorik tersebut dalam
pembelajaran sains disebut dengan keterampilan proses sains, yang meliputi
14
Nana Sudjana,Op.cit. h.31 15
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h. 23. 16
Dafid Firna S. Prosedur Evaluasi dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2018), h. 4
13
mengamati, menafsirkan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep, merencanakan percobaan dan mengkomunikasikan percobaan.17
Menurut Taksonomi Bloom, ranah psikomotor meliputi kompetensi
melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang
berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual ketepatan, keterampilan
kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Kategori yang termasuk dalam ranah
ini adalah:
a. Meniru
Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan
contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun
hakikatnya dari keterampilan itu.
b. Memanipulasi
Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan serta
memilih apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan.
c. Pengalamiahan
Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal yang diajarkan
dan dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-
gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan.
d. Artikulasi
Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan dengan
gerakan interperatif.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian hasil belajar
psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk.
Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta
didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes
17
Nani Dahniar, “Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam pembelajaran Fisika Berbasis
Observasi Gejala Fisis pada Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol.1, No.2. 2006, hal. 1
14
peserta didik. Untuk menilai hasil belajar aplikatif ini dapat digunakan instrumen
tes kinerja atau nontes dengan pedoman observasi.18
Ranah psikomotor ada yang membagi menjadi 7 tingkatan dan ada pula
yang hanya 6 tingkatan, yakni:
a. Persepsi – perception (mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap
rangsangan, menyeleksi obyek)
b. Kesiapan – set (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik,
emosi, dan mental)
c. Gerakan terbimbing – guided response (mampu meniru contoh, mencoba-
coba, pengembanan respons baru)
d. Gerakan terbiasa – mechanism (berketrampilan, berpegang pada pola,
respons baru muncul dengan sendirinya)
e. Gerakan kompleks – complex overt response (sangat terampil secara
lancer, luwes, supel, gesit, lincah)
f. Penyesuaian pola gerakan – adaptation (mampu menyesuaikan diri,
bervariasi, pemecahan masalah)
g. Kreatifitas/keaslian – creativity/origination (mampu menciptakan yang
baru, berinisiatif).19
5. Hubungan Psikomotorik dalam Pembelajaran Berbasis Praktikum
Penjelasan ranah psikomotor yang telah dikemukakan, penilaian hasil
belajar pada ranah psikomotor ini ditititkberatkan pada keterampilan motorik.
Berdasarkan batasan ini, maka dalam pelajaran sains, kompetensi peserta didik
dalam ranah psikomotor dinilai antara lain ketika peserta didik sedang praktikum
di laboratorium pada khususnya dan pada saat kegiatan diskusi dalam pemecahan
masalah.
Terdapat kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode pembelajaran
dan evaluasi yang akan digunakan. Pembelajaran yang mengungkap kemampuan
psikomotor akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar
18
Ahmad Sofyan, dkk, Op.cit. h. 24. 19
Ahmad Sofyan, dkk, loc.cit. h.24
15
sambil mengerjakan (learning by doing). Pendidikan sains menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung dalam arti bekerja ilmiah sebagai lingkup
proses. Lingkup proses berkaitan erat dengan konsep, maka bekerja ilmiah adalah
mengintegrasikan isi sains ke dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
membekali pengalaman belajar peserta didik secara langsung.
Sains bukan merupakan sekumpulan pengetahuan atau fakta tetapi suatu
kerja, tindakan, kegiatan, dan penyelidikan. Peserta didik secara aktif terlibat
dalam belajar, mengasumsi apa yang terjadi dan bagaimana mempelajarinya,
dapat mengembangkan percobaan, pengumpulan data, dan menginterpretasikan
hasil penemuannya.
Pembelajaran berbasis praktikum akan sangat berampak pada kemampuan
psikomotor, sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas bahwasanya psikomotor
melibatkan cara kerja, kontak fisik, dan lainnya yang mana aspek-aspek tersebut
termasuk ke dalam kegiatan praktikum. Sehingga disini peneliti ingin mengetahui
kemampuan psikomotor peserta didik apabila diberikan pembelajaran berbasis
praktikum.
Penelitian ini hanya akan dijelaskan aspek-aspek yang dapat dinilai dalam
mata pelajaran sains dengan merujuk pada klasifikasi ranah psikomotor.
Trowbridge dan Bybe menekankan bahwa domain psikomotor mencakup aspek-
aspek perkembangan motorik, koordinasi otot dan keterampilan-keterampilan
fisik. Selanjutnya Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan domain psikomotor
kedalam empat kategori, yaitu: a) moving (bergerak), b) manipulating
(memanipulasi), c) communicating (berkomunikasi), dan d) creating
(menciptakan).20
a. Moving (bergerak), kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang
melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Kategori ini merupakan respon-
respon otot terhadap rangsangan sensorik. Dalam kelas sains rumusan tujuan
pembelajaran yang termasuk kategori ini, misalnya siswa dapat membersihkan
alat-alat gelas atau siswa dapat membawa mikroskop dengan benar. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian
20
Ahmad Sofyan, dkk, loc.cit. h.24
16
hasil belajar antara lain: membawa, membersihkan, mengikuti, menempatkan
atau menyimpan. Indikator untuk komponen ini bisa dirumuskan sebagai
berikut:
- Siswa dapat membawa perlengkapan praktikum sesuai dengan prosedur
- Siswa dapat mengikuti langkah kerja praktikum dengan benar
b. Manipulating (memanipulasi), kategori ini merujuk pada aktivitas yang
mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh, misalnya koordinasi antara mata, telinga, tangan, dan jari.
Koordinasi gerakan tubuh melibatkan dua atau lebih bagian-bagian tubuh,
misalnya tangan-jari, tangan-mata. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain :
mengkalibrasi, merangkai, meramu, mengubah, membersihkan,
menghubungkan, memanaskan, mencampurkan, mengaduk, menimbang,
mengoperasikan, dan memperbaiki. Tujuan pembelajaran yang dapat
dirumuskan dalam kategori ini, misalnya sebagai berikut:
- Siswa dapat merangkai alat praktikum dengan benar
- Siswa dapat menggunakan alat-alat praktikum dengan baik
c. Communicating (berkomunikasi), kategori ini merujuk pada pengertian
aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui orang lain.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator
pencapaian hasil belajar antara lain : mengajukan pertanyaan, menganalisis,
mendeskripsikan, mendiskusikan, mengarang, menggambar, menjelaskan,
membuat grafik, membuat tabel, mencatat, menulis, dan membuat rancangan.
Indikator untuk komponen ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
- Siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai masalah-masalah yang
sedang didiskusikan
- Siswa dapat mencatat hasil percobaan dengan baik dan benar
d. Creating (menciptakan), merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan
dari gagasan-gagasan baru. Kreasi dalam mata pelajaran sains biasanya
memerlukan sejumlah kombinasi dari gerakan, manipulasi, dan komunikasi
dalam membangkitkan hasil baru yang sifatnya unik. Dalam konteks ini
17
terjadi koordinasi antara aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dalam upaya
untuk memecahkan masalah dan menciptakan gagasan-gagasan baru tersebut.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator
pencapaian hasil belajar antara lain : membuat kreasi, merancang,
merencanakan, mensistesis, menganalisis, dan membangun. Indikator untuk
komponen ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
- Siswa dapat menganalisis masalah yang terjadi pada saat percobaan
- Siswa dapat mensintesis masalah dari hasil percobaan praktikum 21
Seseorang akan membangun pemahaman secara konseptual pada
pengalamannya. Kenyataannya memungkinkan orang untuk membangun
pemahamannya sendiri dengan cara yang berarti. Titik umum untuk teori ini
adalah bahwa belajar yaitu proses aktif memerlukan keterlibatan fisik
(psikomotor) dan intelektual dengan tugas belajar.
6. Konsep Sistem Pernapasan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan pernapasan. Secara
umum, pernapasan (respirasi) merupakan proses menghirup dan menghembuskan
udara. Namun, dalam fisiologi pernapasan meliputi dua proses, yaitu pernapasan
eksternal dan pernapasan internal. Pernapasan eksternal adalah rangkaian proses
pertukaran oksigen dengan karbon dioksida antara tubuh dengan lingkungan
eksternal. Sementara itu, pernapasan internal adalah proses-proses metabolisme
penggunaan oksigen serta pembentukan karbon dioksida dan air yang terjadi pada
mitokondria di dalam sel (intrasel). Oksigen diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk
memproduksi energi.
Sistem pernapasan pada manusia memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai
berikut:
a. Mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh.
21
Elly Herliani, M.Phil, M.Si,dkk, Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP, (PPPTK
IPA.Bandung, 2009), h. 68-69.
18
b. Melepaskan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh ke
atmosfer.
c. Merupakan jalur untuk pengeluaran air dan panas.
d. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengubah
jumlah CO2 dan H2CO3 sebagai penghasil ion H+.
e. Memungkinkan berbicara, menyanyi, atau pembentukan vokal lainnya.
f. Merupakan sistem pertahanan terhadap benda asing yang terhirup.
g. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan, atau mengin-aktifkan
berbagai bahan yang mengalir melewati sirkulasi paru-paru.
h. Meningkatkan aliran balik vena akibat aktivitas pernapasan.
i. Sebagai indra penciuman, yang dilakukan oleh organ pernapasan hidung.
Sistem pernapasan terdiri atas saluran dan organ pernapasan serta pompa
vertilasi paru-paru. Saluran pernapasan adalah tabung atau pipa yang mengangkut
udara dari atmosfer ke kantong udara (alveolus) pada organ paru-paru. Pompa
vertilasi paru-paru terdiri atas dinding dada, otot pernapasan yang memperbesar
dan memperkecil rongga dada, pusat saraf pernapasan di otak mengendalikan otot
pernapasan, serta saraf yang menghubungkan pusat pernapasan dengan otot
pernapasan. Saluran dan organ pernapasan meliputi hidung, faring, trakea,
bronkus, dan pulmo.
Mekanisme pernapasan dilakukan oleh kerja otot utama (otot interkostalis
luar dan otot diafragma) dan otot-otot tambahan/otot aksesori (otot intercostal
dalam, otot sternokleidomastoideus, otot skalenus, otot pektoralis major, dan otot
serratus anterior). Mekanisme pernapasan yang dilakukan oleh otot intercostal
(otot antar tulang rusuk) disebut pernapasan dada, sedangkan mekanisme
pernapasan yang dilakukan oleh otot diafragma disebut pernapasan perut. Otot-
otot tambahan memegang peranan dalam pernapasan aktif (pernapasan dalam)
dan peningkatan kecepatan pernapasan.
Pada saat melakukan aktivitas berat, terjadi peningkatan metabolisme
dalam jaringan, terutama pada otot. Tubuh lebih banyak menggunakan oksigen
untuk menghasilkan energi dan terjadi peningkatan kadar CO2 dalam darah. Hal
19
ini menyebabkan pernapasan berjalan lebih cepat dan lebih pendek sehingga
tubuh akan terengah-engah.
Kecepatan (frekuensi) pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut.
a. Jenis kelamin
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Karena
paru-paru pada laki-laki dewasa sehat rata-rata mampu menampung udara
sekitar 5,7 liter, sedangkan pada wanita hanya sekitar 4,2 liter.
b. Umur
Bayi dan balita memiliki frekuensi pernapasan lebih banyak dibandingkan
orang dewasa karena sel-sel tubuh bayi sedang mengalami pertumbuhan yang
membutuhkan lebih banyak oksigen, dan orang yang sudah tua juga memiliki
frekuensi pernapasan lebih banyak karena kontraksi otot-otot pernapasan tidak
sebaik saat masih muda.
c. Suhu tubuh
Perubahan suhu tubuh berkaitan dengan produksi panas dan pengeluaran
panas yang berlebihan. Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi
oksigen bertambah.
d. Posisi dan aktivitas tubuh
Frekuensi pernapasan pada posisi tubuh berdiri lebih banyak daripada posisi
duduk, dan frekuensi pernapasan pada saat berlari lebih banyak dibandingkan
pada saat diam (beristirahat).
e. Emosi, rasa sakit, dan ketakutan
Hal ini menyebabkan terjadinya impuls yang merangsang pusat pernapasan
sehingga pernghirupan udara semakin kuat.
Volume dan kapasitas paru-paru pada setiap orang berbeda-beda,
tergantung pada beberapa faktor, misalnya jenis kelamin, usia, postur tubuh,
kebiasaan merokok, kebiasaan berolahraga, ketinggian daerah tempat tinggal,
kekuatan bernapas, dan cara bernapas.22
22
Irnaningtyas, BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga. 2013), h.289-295.
20
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang peneliti lakukan, diantaranya sebagai berikut:
1. Hendriyan pada penelitiannya yang berjudul “Analisis Kemampuan
Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On Teknik Challenge
Exploration Activity di SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh”, pada tahun 2013.
Hasil studi menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik pada setiap
aspek selama pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity
adalah: pada aspek moving (71,5%), aspek manipulating (84%), aspek
communicating (73,6%), dan aspek creating (64,4%).23
2. Siti Aniyah pada penelitiannya yang berjudul “Upaya Peningkatan
Pembelajaran Kimia Pada Materi Pemisahan Kimia Melalui metode
Praktikum Berbasis Laboratorium Kelas VII MTs Hidayatus Syubban
Genuk”, pada tahun 2012. Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan
bahwa hasil belajar peserta didik meningkat melalui penerapan pembelajaran
berbasis praktikum.24
3. Siska Murti, Muhibbuddin, dan Cut Nurmaliah pada jurnal penelitian yang
berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Pada Perkuliahan Anatomi
Tumbuhan”, pada tahun 2014. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
penerapan pembelajaran berbasis praktikum dapat meningkatkan kemampuan
kognitif dan kemampuan psikomotorik mahasiswa.25
4. Fransisca Sudargo, Soesy Asiah S. pada jurnal penelitian yang berjudul
“Kemampuan Pedagogik Calon Guru dalam Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Praktikum”, pada tahun 2010. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
23
Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On Teknik Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h. 68
24 Siti Aniyah, “Upaya Peningkatan Pembelajaran Kimia Pada Materi Pemisahan Kimia
Melalui metode Praktikum Berbasis Laboratorium”, Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2012, h.73 25
Siska Murti, Muhibbuddin, dan Cut Nurmaliah, “Penerapan Pembelajaran Berbasis
Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik Pada Perkuliahan
Anatomi Tumbuhan”, Jurnal Biologi Edukasi, Vol . 6, No. 1, 2014. h. 7
21
rata-rata kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa dengan
pembelajaran berbasis praktikum khususnya pada konsep sistem saraf terdapat
peningkatan yang signifikan antara pre-test (25%) dan post-test (70,44%).26
5. Dwi Puji Hayati, Siti Harnina Bintari, Sri Sukaeasih pada jurnal penelitian
yang berjudul “Implementation of the Practicum Methods with Guided-
Discovery Model to the Student Skill of Science Process”, pada tahun 2018.
Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa penerapan metode
praktikum dengan model penemuan terbimbing dapat mengembangkan
keterampilan sains peserta didik dalam mengamati, mengklasifikasikan,
mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan pada aspek materi
perubahan lingkungan.27
C. Kerangka Berpikir
Sains seharusnya dijadikan pengalaman, pengalaman ini seharusnya
memungkinkan peserta didik untuk dilibatkan secara aktif dalam memanipulasi
objek dan material dari dunia nyata (dalam kehidupan sehari-hari).
Cara untuk membantu peserta didik memenuhi konsep-konsep dasar
biologi adalah dengan memperlihatkan pembuktian konsep dasar tersebut secara
langsung kepada peserta didik. Cara ini memberikan pengalaman belajar lebih
bermakna jika dibandingkan dengan belajar yang berpusat pada guru.
Pembelajaran berbasis praktikum membuat peserta didik untuk menjadi
peserta aktif sebagai pelajar, sehingga peserta didik melakukan aktifitas dan
mendapatkan pengalaman langsung dengan material dan menggerakkan objek
untuk mencoba mengetahui gejala ilmu pengetahuan. Kegiatan pembelajaran
berbasis praktikum ini nantinya diharapkan akan memperoleh bukti empiris
kemampuan psikomotorik peserta didik pada konsep sistem pernapasan.
26
Fransisca Sudargo, Soesy Asiah S, “Kemampuan Pedagogik Calon Guru dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Siswa melalui Pembelajaran
Berbasis Praktikum”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol.15, No.1, 2010, h. 4 27
Dwi Puji Hayati, Siti Harnina Bintari, Sri Sukaeasih. “Implementation of the Practicum
Methods with Guided-Discovery Model to the Student Skill of Science Process”. Journal of
Biology Education, Vol. 7, No.1, 2018. h.125
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
yang beralamat di Jalan Tegal Rotan Raya Sektor 9 Bintaro, Tangerang Selatan.
Dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020.
B. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan. Terdapat tiga kelas XI MIPA, pada penelitian ini akan dipilih
salah satu dari kelas tersebut. Sampel penelitian berasal dari peserta didik kelas XI
MIPA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan semester genap tahun pelajaran
2019/2020, kelas yang terpilih yaitu kelas IX MIPA 3 yang terdiri dari 36 peserta
didik. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.1 Penentuan pengambilan sampel, guru mata pelajaran
yang bersangkutan menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian,
dengan pertimbangan bahwa kemampuan kognitif peserta didik di sekolah
tersebut berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.
C. Metode Penelitian
Metode penulisan skripsi ini bersifat kuantitatif deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini
atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 124.
23
pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan sesuatu kondisi
apa adanya.2
Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesa dari data-data yang
dikumpulkan sesuai teori atau konsep sebelumnya. Menggunakan ukuran
frekuensi simbol atau atribut atau bilangan numeric, dan menggunakan statistik
untuk menganalisis data.3
Penelitian ini mendeskripsikan mengenai kemampuan psikomotorik
peserta didik setelah pembelajaran berbasis praktikum dilakukan, dengan
diberikan model pembelajaran praktikum diharapkan peserta didik memiliki
kemampuan yang lebih tinggi lagi dalam hal motorik belajar untuk kedepannya
khususnya pada saat praktikum berlangsung. Kegiatan penialaian aspek
psikomotorik saat pembelajaran praktikum berlangsung secara rinci akan dibahas
dalam hasil penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah non tes yaitu
observasi. Data yang dikumpulkan berupa lembar observasi dan LKPD. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, terdapat tiga lembar
observasi yang digunakan yaitu lembar observasi kegiatan guru dalam proses
pembelajaran, lembar observasi kegiatan peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan lembar observasi penilaian aspek psikomotorik peserta didik
saat proses pembelajaran berbasis praktikum berlangsung.
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, tingkah laku guru
2 Sukmadinata, S. Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2011, h.54 3 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah. 2014, h.9
24
pada waktu mengajar, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik
dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar.4
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes.
Instrumen non tes berupa lembar observasi peserta didik dan LKPD sebagai alat
pendukung. Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan psikomotor
peserta didik pada saat tes unjuk kerja. Dari hasil observasi tersebut dapat
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan psikomotor peserta didik
yang diberi pembelajaran berbasis praktikum.
a. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran berupa Lembar Kerja Peserta didik (LKPD).
LKPD ini dirancang berdasarkan kegiatan praktikum yang ingin dilakukan,
berisi tujuan praktikum, teori singkat, alat dan bahan, langkah kerja, dan tabel
hasil pengamatan. Peserta didik diminta untuk melaksanakan kegiatan
praktikum lalu mendiskusikannya dan hasil diskusi akan dipresentasikan.
LKPD ini digunakan sebagai panduan peserta didik selama melakukan
kegiatan praktikum dan sebagai pendukung data primer.
b. Lembar Observasi
Observasi dilakukan secara langsung pada saat kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Lembar observasi digunakan untuk melihat ketercapaian seluruh
tahapan kegiatan pembelajaran pada guru dan peserta didik, khususnya untuk
mengetahui kemampuan psikomotorik peserta didik pada saat pembelajaran
berbasis praktikum berlangsung.
Data lembar observasi pada penelitian ini melibatkan tiga orang observer
terhadap enam kelompok dan setiap observer mengamati dua kelompok.
4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 84.
25
Tabel 3.1 Aspek Psikomotor Peserta Didik yang Akan Diukur5
No Aspek Sub Aspek
1 Moving a. Membawa perlengkapan belajar
b. Menyiapkan perlengkapan belajar
2 Communicating a. Menggunakan alat-alat praktikum
b. Mengamati percobaan
c. Mengumpulkan data praktikum
d. Membersihkan alat-alat dan bahan-bahan
praktikum
3 Manipulating a. Mengajukan pertanyaan
b. Menjawab pertanyaan
c. Menyimak pendapat orang lain
d. Menyampaikan ide/gagasan
e. Mendeskripsikan data pengamatan
f. Mendiskusikan masalah
g. Mencatat data/informasi
4 Creating a. Menjalankan langkah kerja
b. Menganalisis hasil data
F. Prosedur Penelitian
Berikut adalah langkah dalam prosedur penelitian:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan pada penelitian ini yaitu peneliti mempersiapkan
komponen yang akan dibutuhkan pada saat penelitian berlangsung. Persiapan
yang dilakukan sebagai berikut:
a) Menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata
pelajaran Biologi SMA kelas XI sesuai dengan Kurikulum 2013.
5 Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On
Teknik Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h.38
26
b) Mendiskusikan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum yang akan
digunakan pengajar pada saat penelitian.
c) Mempersiapkan instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, yaitu
dengan membuat lembar observasi dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
sebagai alat pendukung.
d) Menganalisis kemampuan psikomotorik dan menentukan indikator
psikomotorik yang akan digunakan.
e) Mendiskusikan pembentukan instrumen dengan dosen pembimbing tentang
pembahasan konsep sistem pernapasan yang akan dijadikan konsep
kemampuan psikomotorik peserta didik.
f) Menguji validitas instrumen penelitian yang telah disusun oleh para ahli.
Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi yang berkaitan dengan
praktikum materi sistem pernapasan.
g) Memperbanyak instrumen, yaitu lembar observasi peserta didik dan LKPD
untuk digunakan pada saat penelitian berlangsung.
h) Melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan pembelajaran
berbasis praktikum pada konsep sistem pernapasan.
i) Memberikan LKPD sesuai dengan pembelajaran yang diberikan.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini berlangsung selama dua kali pertemuan untuk melakukan
pembelajaran berbasis praktikum dan melihat secara langsung kemampuan
psikomotorik yang dimiliki oleh peserta didik dalam konsep pelajaran biologi
khususnya pada sistem pernapasan.
Kegiatan observasi dilakukan perkelompok. Penelitian ini melibatkan tiga
orang observer baik pada pertemuan kesatu mapun kedua, satu orang observer
mengamati dua kelompok (jumlah enam kelompok). Peneliti langsung melakukan
pembelajaran berbasis praktikum dengan tahap pembelajaran saintifik yang terdiri
dari kegiatan pembukaan, apersepsi, kegiatan inti dari pembelajaran dan kegiatan
penutup.
27
a) Pertemuan kesatu. Materi pada pertemuan kesatu adalah sistem pernapasan
pada manusia. Peserta didik diminta untuk menyiapkan segala perlengkapan
yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum. Sebelum kegiatan inti dilakukan,
peneliti melakukan kegiatan pembukaan dan apersepsi sesuai dengan
langkah pembelajaran pada RPP. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti
yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi atau eksperimen, mengasosiasi,
dan mengkomunikasi. Pada kegiatan inti, peserta didik betul-betul dinilai
oleh observer dengan pengamatan segala sesuatu yang dilakukan oleh
peserta didik sesuai dengan penilaian aspek psikomotorik pada lembar
observasi.
b) Pertemuan kedua. Materi pada pertemuan kedua adalah sistem pernapasan
pada serangga. Pada pertemuan pertama bagian kegiatan penutup, peserta
didik sudah di instruksikan oleh peneliti untuk membawa perlengkapan yang
dibutuhkan untuk kegiatan praktikum keesokan harinya. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan kedua dilakukan dengan langkah
pembelajaran yang sama dengan pertemuan pertama. Yakni, peneliti
mengawali pembelajaran dengan pembukaan dan apersepsi, kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan inti dan diakhiri dengan kegiatan penutup. Pada
kegiatan inti semua peserta didik harus terlibat langsung pada kegiatan
belajar, dan peneliti harus mengontrol kelas secara ekstra untuk menghindari
kelas yang tidak kondusif, karena praktikum pada pertemuan kali ini
menggunakan hewan serangga. Observer memberikan penilaian pada saat
kegiatan inti berlangsung.
3. Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan berupa menghitung persentasi dari hasil
lembar observasi peserta didik yang dinilai pada saat pembelajaran berbasis
praktikum berlangsung, serta LKPD sebagai data tambahan atau data pendukung.
Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti melakukan pemeriksaan
keterpercayaan studi agar diperoleh data yang valid dan reliabel. Dalam penelitian
ini digunakan uji validitas ahli, pada uji validitas ahli kisi-kisi instrumen yang
28
telah tersusun divalidasi kepada dosen ahli. Lembar uji validasi dapat dilihat pada
lampiran.6
Lembar observasi guru berisi mengenai pernyataan kegiatan selama
pembelajaran berbasis praktikum berlangsung. Validasi pun dilakukan dengan
menunjukkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagian kegiatan guru dan
lembar observasi aktifitas guru pada proses pembelajaran.7 Begitupun dengan
lembar observasi pada peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung.8
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data
kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena
akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh
dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dari angket atau ceklis
dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan. Jika pilihan jawaban dari angket berbentuk “Ya” dan “Tidak”, peneliti
tinggal menjumlahkan saja berapa banyak jawaban “Ya” dan “Tidak”. Menjumlah
saja masih belum berarti tugasnya selesai. Peneliti masih perlu menjelaskan atau
mengelompokkan, hal-hal apa saja yang dijawab “Ya” dan apa saja yang dijawab
“Tidak”.9
G. Teknik Analisis Data
Aspek analisa data pada pendekatan kualitatif memakai penyimpulan
konsep induktif, model, tematik, dan sebagainya. Analisa data kualitatif dapat
membentuk teori dan nilai yang dianggap berlaku di suatu tempat.10
Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian dianalisis
lebih lanjut dengan cara:
1. Instrumen observasi berupa checklist maupun rating skala. Checklist
digunakan untuk pengamatan pada lembar observasi kegiatan guru dan peserta
6 Lampiran 9-11 h.115-117
7 Lampiran 12 h.118
8 Lampiran 13 h.124
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2013), h. 282-283 10
Albi Anggito & Jchan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: Jejak
Publisher, 2018), h. 23
29
didik. Pedoman observasi dengan cara memberikan tanda cek () untuk
menentukan ada atau tidak ada sesuatu berdasarkan pengamatan. Ranking
scale/skala ranking penilaian adalah instrumen observasi yang berisi tentang
segala sesuatu aspek yang diobservasi yang dikategorikan dalam bentuk skala,
yang dijadikan pedoman untuk menentukan beberapa aspek yang diobservasi
berada dalam rentangan tertentu.11
Skala ranking digunakan untuk
pengamatan pada lembar observasi psikomotorik peserta didik. Tanda
checklist kemudian dimasukkan kedalam lembar observasi sesuai dengan
kriteria yang ada pada setiap aspek kemampuan psikomotor yang muncul
selama pembelajaran berbasis praktikum berlangsung.
2. Menjumlahkan banyaknya ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada
lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat pada lembar
observasi dari tiap-tiap aspek kemampuan psikomotor yang muncul.
3. Kemudian dicari persentasi masing-masing kriteria berdasarkan rumus
berikut:
Persentasi (%)
Menurut Piet dalam skripsi Hendriyan, data yang diperoleh kemudian dirubah
ke dalam bentuk persentasi, kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori
sebagai berikut:12
Tabel 3.2 Rentang Skala Kategori Observasi Peserta Didik
Nilai yang diperoleh (%) Kategori
81 – 100 Baik sekali
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat kurang
11
Aris Munandar, dkk, Buku Pedoman Fieldstudy, (Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2019), h. 28. 12
Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On
Teknik Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h.45-46.
30
4. Menginterpretasi secara deskriptif data persentasi tiap-tiap aspek kemampuan
psikomotor yang muncul selama berlangsungnya pembelajaran berbasis
praktikum.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil yang diperoleh dari penelitian serta
pembahasannya. Pada penelitian ini setelah observer mengamati peserta didik
dengan melihat sejauh mana kemampuan psikomotor peserta didik yang akan
muncul dalam pembelajaran berbasis praktikum dengan memberikan skor sesuai
pengamatannya. Data hasil pengamatan yang diperoleh akan disajikan dalam
bentuk tabel.
1. Pertemuan Kesatu
Pada pertemuan kesatu dengan materi sistem pernapasan pada manusia,
hasil pengamatan kemampuan psikomotor peserta didik dalam pembelajaran
berbasis praktikum dijelaskan pada masing-masing aspek psikomotor sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak)
Pertemuan 1
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Membawa perlengkapan belajar
(alat dan bahan) yang dibutuhkan
dalam proses praktikum
91,6 Baik sekali
2. Mengikuti prosedur/langkah kerja
praktikum pada LKPD 83,3 Baik sekali
Rata-rata 87,45 Baik sekali
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
32
berlangsung. Bahwa sub aspek yang paling tinggi persentasinya adalah peserta
didik membawa perlengkapan belajar (perlengkapan praktikum) yang dibutuhkan,
nilai rata-rata pada aspek ini termasuk dalam kategori baik sekali.
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (memanipulasi)
Pertemuan 1
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Merangkai alat praktikum 87,5 Baik sekali
2. Mengukur volume air yang
dibutuhkan pada saat praktikum 79,1 Baik
3. Menggunakan alat-alat praktikum 95,8 Baik sekali
4. Menghitung kapasitas vital paru-
paru 91,6 Baik sekali
5. Menghitung frekuensi pernapasan 87,5 Baik sekali
6. Mengamati percobaan praktikum 87,5 Baik sekali
7. Membersihkan alat dan bahan
praktikum setelah selesai digunakan 91,6 Baik sekali
Rata-rata 88,6 Baik sekali
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek manipulating selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
berlangsung. Kemampuan psikomotor peserta didik yang paling tinggi pada aspek
manipulating adalah menggunakan alat-alat praktikum dengan kemampuan
psikomotor peserta didik sebesar 95,8%. Rata-rata persentasi aspek manipulating
selama proses pembelajaran berbasis praktikum termasuk ke dalam kategori baik
sekali.
33
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (berkomunikasi)
Pertemuan 1
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Mengajukan pertanyaan 79,1 Baik
2. Menjawab pertanyaan 70,8 Baik
3. Menyimak pendapat orang lain 79,1 Baik
4. Menyampaikan ide/gagasan 70,8 Baik
5. Mendeskripsikan data 79,1 Baik
6. Mendiskusikan masalah 83,3 Baik sekali
7. Mencatat data/informasi 91,6 Baik sekali
Rata-rata 79,1 Baik
Data pada Tabel 4.3 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek communicating selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
berlangsung. Sub aspek paling tertinggi pada aspek communicating yaitu mencatat
data/informasi yang menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik sebesar
91,6%. Rata-rata persentasi aspek communicating selama proses pembelajaran
berbasis praktikum termasuk ke dalam kategori baik.
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aspek Creating (menciptakan)
Pertemuan 1
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Menganalisis masalah 79,1 Baik
2. Mensintesis masalah 70,8 Baik
Rata-rata 74,95 Baik
34
Data pada Tabel 4.4 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
berlangsung. Rata-rata persentasi aspek creating selama proses pembelajaran
berbasis praktikum termasuk ke dalam kategori baik.
2. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua dengan materi sistem pernapasan pada hewan
(serangga), hasil pengamatan kemampuan psikomotor peserta didik dalam
pembelajaran berbasis praktikum dijelaskan pada masing-masing aspek
psikomotor sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak)
Pertemuan 2
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Membawa perlengkapan belajar (alat
dan bahan) yang dibutuhkan dalam
proses praktikum
95,8 Baik sekali
2. Mengikuti prosedur/langkah kerja
praktikum pada LKPD 83,3 Baik sekali
Rata-rata 89,55 Baik sekali
Data pada Tabel 4.5 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
berlangsung. Rata-rata dari hasil persentasi aspek moving pertemuan ke-2 yaitu
sebesar 89,55% termasuk ke dalam kategori baik sekali.
35
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (memanipulasi)
Pertemuan 2
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Merangkai alat praktikum 79,1 Baik
2. Menggunakan bahan praktikum 91,6 Baik Sekali
3. Menggunakan alat-alat praktikum 91,6 Baik Sekali
4. Mengamati percobaan praktikum 91,6 Baik Sekali
5. Mengukur udara pernapasan serangga 75 Baik
6. Membersihkan alat dan bahan praktikum
setelah selesai digunakan 79,1 Baik
Rata-rata 84,6 Baik Sekali
Data pada Tabel 4.6 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek manipulating selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
berlangsung. Sub aspek menggunakan bahan praktikum, menggunakan alat-alat
praktikum, dan mengamati percobaan praktikum menunjukkan kemampuan
psikomotor peserta didik sebesar 91,6% yang merupakan persentasi tertinggi bila
dibandingkan dengan sub aspek yang lainnya. Rata-rata hasil pengamatan pada
aspek manipulating yaitu termasuk ke dalam kategori baik sekali.
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (berkomunikasi)
Pertemuan 2
No Sub aspek yang diamati Kemampuan
Peserta Didik (%) Kategori
1. Mengajukan pertanyaan 83,3 Baik sekali
2. Menjawab pertanyaan 75 Baik
3. Menyimak pendapat orang lain 87,5 Baik sekali
4. Menyampaikan ide/gagasan 87,5 Baik sekali
5. Mendeskripsikan data 91,6 Baik sekali
6. Mendiskusikan masalah 79,1 Baik
36
No Sub aspek yang diamati Kemampuan
Peserta Didik (%) Kategori
7. Mencatat data/informasi 91,6 Baik sekali
Rata-rata 87,1 Baik sekali
Data pada Tabel 4.7 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek communicating selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
berlangsung. Sub aspek mendeskripsikan data menunjukkan kemampuan peserta
didik sebesar 91,6%. Rata-rata hasil pengamatan pada aspek communicating yaitu
termasuk ke dalam kategori baik sekali.
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aspek Creating (menciptakan)
Pertemuan 2
No Sub aspek yang diamati Kemampuan
Peserta Didik (%) Kategori
1. Menganalisis masalah 79,1 Baik
2. Mensintesis masalah 79,1 Baik
Rata-rata 79,1 Baik
Data pada Tabel 4.8 menunjukkan kemampuan psikomotor peserta didik
pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum
berlangsung. Kedua sub aspek yang diamati memiliki persentasi yang sama
sehingga dihasilkan rata-rata dari persentasi tersebut yaitu 79,1% termasuk ke
dalam kategori baik.
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak)
Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Psikomotor
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Membawa perlengkapan belajar (alat
dan bahan) yang dibutuhkan dalam 93,75 Baik sekali
37
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Psikomotor
Peserta Didik
(%)
Kategori
proses praktikum
2. Mengikuti prosedur/langkah kerja
praktikum pada LKPD 87,5 Baik sekali
Rata-rata 90,6 Baik sekali
Data pada Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengamatan kemampuan
psikomotor peserta didik pada aspek moving dengan rata-rata sebesar 90,6%
dalam seluruh kegiatan pembelajaran, termasuk ke dalam kategori baik sekali.
Data tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan dengan baik sekali pada aspek moving.
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (memanipulasi)
Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Psikomotor
Peserta Didik
(%)
Kategori
1. Merangkai alat praktikum 83,3 Baik sekali
2. Menggunakan bahan praktikum 85,4 Baik sekali
3. Menggunakan alat-alat praktikum 93,7 Baik sekali
4. Mengamati percobaan praktikum 89,5 Baik sekali
5. Menhitung kapasitas pernapasan 81,2 Baik sekali
6. Membersihkan alat dan bahan praktikum
setelah selesai digunakan 85,4 Baik sekali
Rata-rata 86,4 Baik sekali
Data pada Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengamatan kemampuan
psikomotor peserta didik pada aspek manipulating dengan rata-rata sebesar 86,4%
dalam seluruh kegiatan pembelajaran, termasuk ke dalam kategori baik sekali.
Data tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh peserta didik mampu dalam
38
melaksanakan kegiatan praktikum dengan baik sekali, terutama pada saat
menggunakan alat-alat praktikum yang memiliki nilai persentasi paling tinggi.
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (berkomunikasi)
Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Psikomotorik
Peserta Didik (%)
Kategori
1. Mengajukan pertanyaan 81,2 Baik sekali
2. Menjawab pertanyaan 72,9 Baik
3. Menyimak pendapat orang lain 83,3 Baik sekali
4. Menyampaikan ide/gagasan 79,1 Baik
5. Mendeskripsikan data 85,4 Baik sekali
6. Mendiskusikan masalah 81,2 Baik sekali
7. Mencatat data/informasi 91,6 Baik sekali
Rata-rata 82,1 Baik sekali
Data pada Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengamatan kemampuan
psikomotor peserta didik pada aspek communicating dengan rata-rata sebesar
82,1% dalam seluruh kegiatan pembelajaran, termasuk ke dalam kategori baik
sekali. Data tersebut menunjukkan bahwa peserta didik dapat melakukan kegiatan
dengan baik sekali, namun harus lebih sering mengajak peserta didik pada saat
proses menjawab pertanyaan dan menyampaikan ide/gagasan.
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Aspek Creating (menciptakan)
Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran
No Sub aspek yang diamati
Kemampuan
Psikomotorik
Peserta Didik (%)
Kategori
1. Menganalisis masalah 79,1 Baik
2. Mensintesis masalah 75 Baik
Rata-rata 77,05 Baik
39
Data pada Tabel 4.12 menunjukkan hasil pengamatan kemampuan
psikomotor peserta didik pada aspek creating dengan rata-rata sebesar 77,05%
dalam seluruh kegiatan pembelajaran, termasuk ke dalam kategori baik. Data
tersebut menunjukkan bahwa peserta didik baik dalam kegiatan creating, namun
guru harus lebih sering dan lebih giat dalam memberikan model pembelajaran
yang mengacu pada proses menganalisis dan mensintesis masalah. Karena
bertujuan untuk menanamkan sikap ilmiah peserta didik dalam pembelajaran IPA,
khususnya pada saat kegiatan praktikum.
Tabel. 4.13 Aspek Psikomotorik Tiap Pertemuan
No Aspek Penilaian Pertemuan 1
(%)
Pertemuan 2
(%)
1. Moving (bergerak) 87,45 89,55
2. Manipulating
(memanipulasi) 88,6 84,6
3.
Communicating
(komunikasi) 79,1 87,1
4. Creating (kreativitas) 74,95 79,1
Data pada Tabel 4.13 menunjukkan hasil persentasi yang berbeda-beda.
Perbedaan hasil persentasi dari masing-masing aspek penilaian psikomotorik
tersebut memberikan bukti empiris dari hasil penilaian observer untuk mengetahui
hasil akhir kemampuan psikomotorik peserta didik. Bukti empiris pada penelitian
ini didefinisikan dengan berdasarkan pengalaman peserta didik dalam belajar,
ilmu pengetahuan diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan pada saat
pembelajaran berbasis praktikum berlangsung.
40
Grafik 4.1 aspek psikomotor peserta didik selama proses pembelajaran
berbasis praktikum
Grafik di atas menggambarkan tingkatan aspek kemampuan psikomotorik
peserta didik pada pertemuan kesatu dan kedua, dimana setiap aspek psikomotorik
tersebut menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Perbedaan tingkatan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan untuk penilaian dari observer secara rinci dapat
dilihat pada lampiran.1
Perbedaan tingkatan yang ditunjukkan pada grafik di atas memberikan
informasi data bahwa selama kegiatan pembelajaran, penilaian kemampuan
psikomotorik yang diberikan oleh observer kepada peserta didik memiliki skor
penilaian yang berbeda-beda sesuai dengan pengamatan pada saat praktikum.
Pada pertemuan kesatu dan kedua terlihat adanya peningkatan pada aspek moving,
communicating, dan creating. Namun pada aspek manipulating terlihat adanya
penurunan grafik dipertemuan kedua, hal ini tidak disebabkan adanya penurunan
kualitas dari kemampuan psikomotorik peserta didik dalam praktikum, tetapi
1 Lampiran 15, h.132-135.
65
70
75
80
85
90
95
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Aspek Psikomotorik Peserta Didik
Moving
Manipulating
Communicating
Creating
41
penilaian sub aspek pada pertemuan kesatu dan kedua memiliki jumlah poin
penilaian yang berbeda sehingga mempengaruhi jumlah hasil akhir persentasinya.
Pertemuan kesatu yaitu praktikum sistem pernapasan pada manusia
terdapat tujuh sub aspek, dalam sub aspek tersebut terdapat dua penilaian inti
kegiatan pada saat peserta didik melakukan pengamatan. Penilaian tersebut yaitu
menghitung kapasitas vital paru-paru dan menghitung frekuensi pernapasan.
Sedangkan pertemuan kedua yaitu praktikum sistem pernapasan pada serangga
terdapat enam sub aspek, dalam sub aspek tersebut hanya ada satu penilaian inti
kegiatan pada saat peserta melakukan pengamatan yaitu mengukur udara
pernapasan serangga. Penilaian yang terdapat pada sub aspek tersebut dibuat
berdasarkan pada tabel pengamatan yang terdapat di LKPD.
Grafik 4.2 nilai keseluruhan kemampuan psikomotorik peserta didik
Grafik di atas menggambarkan tingkatan nilai dari keseluruhan aspek
kemampuan psikomotorik antara pertemuan kesatu dan kedua yang direkapitulasi
menjadi satu grafik. Nilai keseluruhan kemampuan psikomotorik tersebut dapat
90.6
86.4
82.1
77.05
70
75
80
85
90
95
Nilai Keseluruhan Kemampuan Psikomotorik Peserta Didik
Moving
Manipulating
Communicating
Creating
42
dilihat pada Tabel 4.9 sampai dengan Tabel 4.12 yang menunjukkan persentasi
tersebut.
B. Pembahasan
Data hasil tingkat persentasi kemampuan aspek psikomotor peserta didik
selama pembelajaran berbasis praktikum berlangsung menunjukkan tingkat
kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran.
1. Pertemuan Kesatu
Pertemuan kesatu yaitu mengenai sistem pernapasan pada manusia, aspek
penilaian kemampuan psikomotorik yang paling tinggi ditunjukkan pada Tabel
4.13 adalah aspek manipulating yang memiliki persentasi sebesar 88,6% termasuk
ke dalam kriteria baik sekali. Aspek manipulating meliputi; 1) merangkai alat
praktikum, peserta didik merangkai alat praktikum yaitu merangkai alat untuk
menguji sistem pernapasan pada manusia yang bertujuan untuk menghitung
frekuensi pernapasan dan menghitung kapasitas vital paru-paru pada manusia.
Saat merangkai alat praktikum peserta didik melakukannya dengan sangat
antusias dan cepat memahami instruksi guru serta prosedur langkah kerja
merangkai alat pada LKPD, alat yang digunakannya pun menggunakan alat
sederhana yang mudah ditemukan oleh peserta didik; 2) menggunakan bahan
praktikum, semua kelompok menggunakan bahan-bahan praktikum dengan baik
dan tidak ada yang terlewati, bahan yang digunakannya pun sangat mudah karena
praktikum kali ini peneliti menggunakan alternatif lain yang sederhana agar tidak
menyulitkan peserta didik dalam mencari alat dan bahan; 3) menggunakan alat-
alat praktikum, walaupun alat praktikum sangat sederhana namun semua peserta
didik dapat menggunakannya dengan baik dan maksimal; 4) menghitung kapasitas
vital paru-paru, saat probandus melakukan inspirasi dan melakukan ekspirasi pada
alat praktikum terlihat semuanya dapat melakukannya dengan baik dan benar,
begitu juga pada saat menghitung volume pada gelas ukur; 5) menghitung
frekuensi pernapasan, sesuai dengan prosedur langkah kerja pada LKPD semua
peserta didik mengamati percobaan praktikum dengan baik walaupun pada
awalnya beberapa kelompok sempat mengalami kesulitan pada saat mencari
43
denyut nadi probandus; 6) mengamati percobaan praktikum, semua peserta didik
ikut turut andil pada saat mengamati percobaan; 7) membersihkan alat dan bahan
praktikum setelah selesai digunakan, percobaan praktikum dilakukan diluar
laboratorium IPA yakni di halaman mushollah, setelah melakukan pembelajaran
praktikum peserta didik membersihkan semua alat, bahan dan tempat praktikum
serta mengembalikan alat praktikum ke tempat semula.
Aspek moving pada pertemuan ini menunjukkan rata-rata persentasi
sebesar 87,4% termasuk ke dalam kriteria baik sekali, terdapat sub aspek terdiri
dari membawa perlengkapan belajar yang dibutuhkan dalam proses praktikum
dimana setiap kelompok seluruhnya membawa perlengkapan belajar, dapat dilihat
Tabel 4.1 pada sub aspek ini menunjukkan persentasi sebesar 91,6%; serta
mengikuti prosedur praktikum pada LKPD semua peserta didik secara rinci
mengikuti langkah kerja yang diberikan walaupun terkadang masih ada saja
peserta didik yang bertanya untuk memastikan apakah yang dikerjakan sudah
betul atau belum, pada sub aspek ini menunjukkan persentasi sebesar 83,3%.
Aspek communicating pertemuan ini memiliki rata-rata persentasi sebesar
79,1% termasuk ke dalam kriteria baik, sub aspek yang paling tinggi muncul
dalam aspek communicating adalah pada saat mencatat data atau informasi, dapat
dilihat pada tabel 4.3 menunjukkan persentasi sebesar 91,6%, melalui pengamatan
observer tiap kelompok mencatat semua data atau informasi selama melakukan
proses pembelajaran pada LKPD. Adapun sub aspek yang memiliki persentasi
paling rendah sebesar 70,8% yaitu menjawab pertanyaan dan menyampaikan
ide/gagasan, peserta didik terlihat kurang aktif dalam kegiatan ini sehingga skor
yang didapatkan pun rendah.
Aspek creating pertemuan ini menunjukkan persentasi sebesar 74,9%
termasuk ke dalam kriteria baik. Jika dibandingkan dengan empat ranah
psikomotor yang lain, aspek ini memiliki rata-rata persentasi yang paling rendah
dapat dilihat pada Tabel 4.13 untuk melihat perbandingannya, berdasarkan
pengamatan pendapat peserta didik mengenai aspek tersebut bahwa kurangnya
pengetahuan yang mereka miliki menjadi alasan kurangnya keberanian mereka
untuk melakukan kreasi baru. Terdapat sub aspek yang diamati dalam aspek
44
creating ini yaitu menganalisis masalah dengan persentasi sebesar 79,1% dan
mensintesis masalah dengan persentasi sebesar 70,8%, pada Tabel 4.4 terdapat
skor masing-masing kelompok yang menunjukkan bahwa hanya ada satu
kelompok yang memiliki skor sempurna pada sub aspek menganalisis masalah
yaitu kelompok 4, dan terdapat satu kelompok yang memiliki skor terendah pada
sub aspek mensintesis masalah yaitu kelompok 6. Peserta didik memiliki
pemikiran dan pemahaman yang berbeda-beda dalam kegiatan ini, namun kurang
terorganisir pada saat diskusi berlangsung. Hal ini senada dengan paham
konstruktivisme bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik membina
pemahamannya sendiri dengan membuat keterkaitan antara ide baru dengan
pengetahuan yang sudah ada. Sementara intu, pemahaman terhadap pengetahuan
tidak terjadi secara serta merta tetapi hasil interaksi peserta didik dengan
lingkungannya.2
Selain penilaian pada lembar observasi, penialian aspek creating
didapatkan pula dari LKPD yang telah ditulis oleh peserta didik. Poin penilaian
terdapat pada pembahasan yang berisi mengenai seluruh hasil kegiatan praktikum
serta jawaban dari pertanyaan yang terdapat pada LKPD. Tidak jarang peserta
didik untuk meminta jawaban dari guru secara langsung, hal ini membuktikan
bahwa masih kurangnya peserta didik untuk mendapatkan jawabannya sendiri,
terutama pada pertanyaan nomor 2 yaitu “Bandingkan data frekuensi pernapasan
berdasarkan perbedaan jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan.
Jelaskan analisisnya sesuai perbedaan tersebut!”. Kebanyakan jawaban yang
ditulis oleh peserta didik kurang memberikan penjelasan secara analisis, hanya
ada satu kelompok saja yang dapat memberikan jawaban yang sesuai.
2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua mengenai sistem pernapasan pada hewan, hewan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah serangga jangkrik. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua, penilaian aspek kemampuan
2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009),
h. 28.
45
psikomotor yang paling tinggi adalah aspek moving, disusul dengan aspek
communicating, manipulating, dan creating. Pada Tabel 4.13 dapat terlihat hasil
akhir persentasi yang didapatkan dari masing-masing aspek psikomotor.
Aspek moving memiliki persentasi yang paling tinggi bila dibandingkan
dengan ketiga aspek yang lainnya, terlihat pada Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata
persentasi sebesar 89,5% termasuk ke dalam kriteria baik sekali. Sub aspek yang
memiliki skor paling tinggi yaitu pada saat peserta didik membawa perlengkapan
belajar yang dibutuhkan untuk praktikum, hampir semua kelompok memiliki skor
maksimal. Peserta didik mengikuti prosedur/langkah kerja praktikum dengan baik,
antusias yang dimiliki peserta didik dalam praktikum ini dapat dilihat dari cara
mereka melakukan kegiatan, persentasi pada sub aspek ini yaitu sebesar 83,3%.
Apek communicating dalam praktikum ini menunjukkan persentasi
sebesar 87,1% termasuk ke dalam kriteria baik sekali. Sub aspek yang paling
tinggi muncul dalam aspek communicating adalah mendeskripsikan data dan
mencatat data/informasi dengan persentasi sebesar 91,6% dapat terlihat pada
Tabel 4.7. Mendeskripsikan data dan mencatat data/informasi merupakan aspek
yang paling dominan muncul dengan mendapatkan kriteria persentasi yang baik
sekali karena kegiatan ini peserta didik ditantang dengan pengamatan yang cukup
sulit, sehingga komunikasi dan diskusi antar teman sekelompok menjadi lebih
sering dilakukan peserta didik. Hasil dari komunikasi antar peserta didik tersebut
menunjukkan bahwa peserta didik membangun pengetahuannya sendiri dengan
apa yang sedang diamati. Teori konstruktivis menyatakan bahwa peserta didik
harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.3
Aspek manipulating pada praktikum ini menunjukkan persentasi sebesar
84,6% termasuk ke dalam kriteria baik sekali. Sub aspek dalam aspek penilaian
manipulating yaitu, 1) merangkai alat praktikum, peserta didik dengan cepat
memahami penjelasan dari guru dan mengikuti langkah kerja pada LKPD, alat
yang digunakan sangat sederhana karena sekolah tidak memiliki alat praktikum
yang memadai terutama respirometer sehingga peneliti mencari alternatif alat lain
untuk digunakan pada saat praktikum; 2) menggunakan bahan praktikum, peserta
3 Ibid.
46
didik membawa jangkrik dengan ukuran yang berbeda-beda dan jumlahnya pun
lebih dari lima jangkrik, dengan banyaknya jangkrik yang dibawa bertujuan untuk
menjadikan cadangan apabila ada jangkrik yang mati atau tidak dapat digunakan
pada saat praktikum, namun seringkali jangkrik tersebut dibuat jadi bahan
bermain oleh peserta didik sehingga suasana praktikum pun sedikit tidak
kondusif; 3) menggunakan alat praktikum, alat yang digunakan ini sangat
sederhana dan mudah digunakan oleh kalangan peserta didik walaupun hasil
perhitungannya tidak seakurat respirometer; 4) mengamati percobaan praktikum,
peserta didik mengamati praktikum dengan baik dan benar sesuai dengan instruksi
pada prosedur LKPD; 5) mengukur udara pernapasan serangga, seringkali peserta
didik merasa salah dan bingung dengan hasil perhitungannya, adapun kelompok
yang masih ragu dalam hasil praktikum yang didapatkan pada akhirnya
mengulang kembali langkah kerja yang dilakukan sebelumnya; 6) membersihkan
alat dan bahan praktikum setelah selesai digunakan, setelah kegiatan praktikum
selesai semua peserta didik turut andil dalam membersihkan kembali alat dan
bahan terutama jangkrik yang bertebaran di lantai dan lilin yang sulit terambil
pada ujung tabung reaksi.
Aspek creating pertemuan kedua ini menunjukkan rata-rata persentasi
sebesar 79,1% dapat dilihat pada Tabel 4.8, hasil persentasi tersebut termasuk ke
dalam kriteria baik. Sub aspek menganalisis masalah dan mensisntesis masalah
yang diamati pada aspek penilaian creating menunjukkan hasil persentasi yang
sama, namun skor kelompok yang ditunjukkan berbeda-beda nilainya. Selain
penilaian pada lembar observasi, penialian aspek creating didapatkan pula dari
LKPD yang telah ditulis oleh peserta didik. Poin penilaian terdapat pada
pembahasan yang berisi mengenai seluruh hasil kegiatan praktikum serta jawaban
dari pertanyaan yang terdapat pada LKPD. Tidak jarang peserta didik untuk
meminta jawaban dari guru secara langsung, hal ini membuktikan bahwa masih
kurangnya peserta didik untuk mendapatkan jawabannya sendiri, terutama pada
pertanyaan nomor 2 yaitu “apa akibatnya jika praktikum tersebut tidak
menggunakan KOH?”. Kebanyakan jawaban yang ditulis oleh peserta didik
47
kurang memberikan gagasan yang bersifat analisis, dan tidak ajrang pula mereka
bahkan mencari jawaban tersebut melalui internet.
Hasil akhir penelitian ini menunjukkan rata-rata persentasi yang berbeda-
beda pada setiap aspek kemampuan psikomotorik yang diperoleh peserta didik.
Persentasi yang dihasilkan berturut-turut dari yang paling tinggi yaitu pada aspek
moving (90,6%), aspek manipulating (86,4%), aspek communicating (82,1%), dan
aspek creating (77,05%).
Aspek kemampuan psikomotorik yang digunakan dalam penelitian ini
sama dengan penelitian yang sebelumnya yaitu pada Skripsi Hendriyan. Hasil
penelitiannya mengatakan bahwa dari pertemuan pertama sampai terakhir,
kemampuan psikomotorik yang diperoleh peserta didik menghasilkan tingkat
persentasi yang berbeda-beda pada setiap aspeknya. Hasil akhir yang telah
direkapitulasi berturut-turut dari persentasi yang paling besar yaitu pada aspek
manipulating (84%), aspek communicating (73,6%), aspek moving (71,5%), dan
aspek creating (64,4%).4
Kegiatan pembelajaran berbasis praktikum yang telah dilakukan selama
dua pertemuan memberikan banyak pengalaman, baik bagi peserta didik maupun
peneliti. Terutama pada saat kegiatan praktikum dimulai, peserta didik
menunjukkan kemampuannya pada saat menggunakan alat dan bahan praktikum.
Pada kegiatan awal praktikum, peserta didik menjalankan langkah kerja sesuai
dengan pemahaman yang sudah dipahami olehnya. Adapun yang merasa tidak
yakin dengan apa yang dilakukannya, terlihat beberapa peserta didik mengulang
kembali dari awal langkah kerja yang sebelumnya sudah dilakukan dan mencoba
kembali dengan teliti. Guru pun ikut berperan dalam meluruskan langkah kerja
praktikum yang dianggap belum dipahami oleh peserta didik, dengan mengamati
satu persatu kelompok yang sedang melakukan praktikum. Pentingnya kegiatan
praktiku, pada pembelajaran sains khususnya biologi, karena menyangkut banyak
aspek seperti proses, keterampilan laboratorium dan juga penugasan konsep.
Praktikum merupakan penerapan dari kerja ilmiah dalam pengajaran. Hasil dari
4 Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On
Teknik Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h.68
48
penerapan metode praktikum selain dapat meningkatkan penguasaan konsep juga
menumbuhkan keterampilan proses sains.5
Percobaan praktikum yang dilakukan oleh peserta didik, sepenuhnya
sangat berpengaruh terhadap motorik belajarnya karena banyak gerakan-gerakan
fisik untuk melakukannya. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan semua peserta didik
dalam menjalankan langkah kerja praktikum. Adanya kegiatan praktikum dalam
pembelajaran biologi membuat peserta didik merasa tertantang untuk
melakukannya, hal ini diperoleh dari beberapa peserta didik yang mengutarakan
perasaannya bahwa adanya rasa jenuh bila pembelajaran yang sering dipelajari di
kelas dilakukan dengan metode ceramah atau diskusi kelompok saja.
Permasalahan tersebut juga didapatkan dari penelitian-penelitian yang
sebelumnya, dalam permasalahan penelitian tersebut peneliti mengatakan bahwa
pembelajaran biologi belum berorientasi untuk mengembangkan keterampilan
peserta didik, pembelajaran di kelas lebih sering menggunakan metode diskusi
dan menjawab pertanyaan. Adapun yang mengatakan bahwa selama pembelajaran
biologi di SMA lebih mengutamakan pengembangan kemampuan kognitif peserta
didik, kegiatan praktikum jarang sekali dilakukan karena keterbatasan waktu.
Kemampuan psikomotor peserta didik pada penelitian ini mengacu pada
Trowbridge dan Bybe yang mengklasifikasikan domain psikomotor kedalam
empat kategori, yaitu moving (bergerak), manipulating (memanipulasi),
communicating (berkomunikasi), dan creating (menciptakan). Keempat aspek
kemampuan psikomotor tersebut memiliki sub aspek dimana masing-masing dari
sub aspek tersebut secara rinci dinilai sesuai dengan kegiatan praktikum ditiap
pertemuannya.6
Aspek moving, peserta didik dalam hal ini dapat melakukan kegiatan fisik
secara langsung yaitu seperti membawa perlengkapan belajar yang dibutuhkan
untuk praktikum serta mengikuti langkah kerja praktikum pada LKPD.
Perlengkapan yang dibawa disesuaikan dengan instruksi dari guru, dikarenakan
5 Aripin, I. “Penerapan Metode Praktikum Konsep Dasar Biologi untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep dan Keterampilan”, Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 13
April 2017. Bandung. 2017, h.1 6 Lampiran 6, h.85-102.
49
dalam kedua pertemuan tersebut menggunakan perlengkapan yang berbeda-beda.
Langkah kerja praktikum pun berbeda antara pertemuan kesatu dengan kedua.
Seluruh peserta didik dapat melakukannya dengan baik, dapat dilihat pada Tabel
4.1 dan 4.5 adalah hasil perhitungan persentasi dari aspek moving pada tiap sub
aspeknya.
Aspek manipulating, pada kategori ini kegiatan yang dilakukan peserta
didik pada proses pembelajaran praktikum sangat dominan, karena peserta didik
menggunakan gerakan tubuh yang semuanya terkoordinir baik mata, telinga,
tangan, kaki, dan jari tangan. Peserta didik dalam hal ini dapat melakukan inti
kegiatan dari kegiatan percobaan, yaitu seperti merangkai alat praktikum,
mengukur volume air, menghitung frekuensi pernapasan, dan sebagainya.
Kemampuan peserta didik pada saat mengukur volume air terlihat hanya beberapa
orang saja yang dapat mengukur dengan benar. Adapun pada saat perhitungan
frekuensi pernapasan pada manusia, beberapa peserta didik tidak benar dalam
menggunakan jari untuk menemukan denyut nadi, namun guru langsung
meluruskan cara yang benar. Merangkai alat pada kegiatan praktikum pertemuan
kedua cukup sulit dan dipastikan harus benar-benar teliti, karena ditemukan dalam
kegiatan tersebut ada salah satu kelompok yang tidak menyadari kalau lilin yang
digunakan telah menutupi lubang sedotan sehingga harus merangkai kembali
peralatan yang akan digunakan.
Aspek communicating, dimana peserta didik dapat berperan aktif untuk
berdiskusi serta menyampaikan ide atau perasaan untuk diketahui peserta didik
yang lain, baik pada saat praktikum maupun pada kegiatan diskusi kelompok.
Peserta didik dalam hal ini dapat mengkomunikasikan apa saja yang ada di dalam
benak dan pengetahuan yang dimilikinya. Kegiatan mengajukan pertanyaan hanya
dilakukan oleh beberapa peserta didik saja dan tidak jarang pula pertanyaan yang
diajukan diluar konteks kegiatan. Menjawab pertanyaan dari guru pun hanya
dijawab oleh peserta didik yang benar-benar aktif dari pertemuan kesatu sampai
kedua. Kegiatan diskusi kelompok dilakukan dengan baik oleh seluruh peserta
didik. Kemampuan aspek communicating pada pertemuan kesatu dan kedua dapat
50
dilihat persentasinya pada Tabel 4.3 menunjukkan kategori baik dan Tabel 4.7
menunjukkan kategori sangat baik.
Aspek creating, baik pada pertemuan kesatu atau kedua, menciptakan
dalam penelitian ini bukan untuk membuat kreasi atau menghasilkan produk,
namun terlebih kepada upaya untuk menganalisis dan mensintesis masalah yang
nantinya akan dituangkan ke dalam LKPD. Peserta didik terlihat sedikit
kebingungan pada saat menghubungkan antara kegiatan praktikum yang telah
selesai dilakukan dengan pertanyaan yang ada pada LKPD. Namun guru kembali
menjelaskan pertanyaan dengan bahasa yang mudah untuk dipahami peserta didik.
Baik pertemuan kesatu maupun kedua pada aspek ini memiliki kategori baik. Pada
aspek ini memiliki nilai rata-rata persentasi yang paling rendah bila dibandingkan
dengan aspek yang lainnya. Rendahnya persentasi yang dinilai oleh para observer,
ternyata disebabkan karena kurang aktifnya peserta didik pada saat kegiatan
creating tersebut. Selain kurang aktif, jawaban dari pertanyaan yang mengarah
pada menganalisis dan mensintesis masalah dalam pembahasan di LKPD pun
memberikan jawaban yang kurang tepat.
Kegiatan pembelajaran berbasis praktikum ini tidak dilakukan di dalam
ruang laboratorium IPA terutama pada pertemuan kesatu, karena membutuhkan
tempat yang luas. Kegiatan psikomotor di alam tidak selalu membutuhkan bahan
khusus untuk dibawa bersama. Bahan alami yang ditemukan di luar ruangan dapat
digunakan sebagai gantinya. Jika anak-anak mendapatkan pengalaman sendiri,
mereka menciptakan konteks individu seperti membuat permainan atau
menyelinap ke peran imajinatif. Guru dapat menggunakan fase ini untuk
pengamatan diagnostik dan mengambil ide anak-anak pada fase mengikuti
kegiatan belajar.7 Kegiatan belajar diluar kelas dapat memberikan perbedaan
suasana belajar pada peserta didik, pembelajaran menjadi lebih hidup dan peserta
didik antusias dalam melakukannya, namun terkadang ada saja peserta didik yang
tidak kondusif apabila belajar di luar ruangan. Seperti melakukan hal-hal yang
berada di luar konteks pembelajaran, peran guru haruslah sigap dalam mengawasi
7 Daniel Klein, Stefan Turk, Ralf Roth. “Outdor Psychomotor Activities: Bringing
Children to Nature”. Journal of Scientific Research Publishing, Vol.8 No.2, 2018, h.248.
51
peserta didik yang melakukan hal ini. Efek positif dari aktivitas fisik secara umum
didokumentasikan dengan baik dan aktivitas fisik di lingkungan alam terbuka
dapat menyebabkan efek positif tambahan.8 Lingkungan luar memberikan peluang
besar bagi anak-anak untuk berpartisipasi aktivitas fisik. Kesehatan dan mental
anak-anak tampaknya mendapat manfaat dari kontak dengan lingkungan luar.9
Peserta didik yang mengikuti pembelajaran secara aktif, sepenuhnya dapat
memberikan bukti bahwa guru yang melakukan pembelajaran dengan student
center akan sangat efektif dilakukan bila dibandingkan dengan teacher center.
Seperti halnya pembelajaran berbasis praktikum pada penelitian ini, semua peserta
didik turut aktif dalam prosesnya dan saling bekerja sama dengan kelompoknya
masing-masing untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran praktikum tersebut.
Kelemahan pada penelitian ini adalah kurangnya jumlah observer pada
saat kegiatan pengamatan berlangsung. Dalam satu kelas terdapat enam
kelompok, sehingga jumlah observer pun harus mengikuti jumlah kelompok yang
berada di dalam kelas. Hal ini dilakukan untuk menghindari penilaian yang
bersifat subjektif, walaupun sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran sudah
didiskusikan dengan peneliti agar tidak ada yang menilai dengan menggunakan
penilaian yang subjektif. Apabila terdapat enam observer, hasil akhir seluruh
lembar observasi disinkronkan antara observer yang satu dengan observer yang
lainnya. Kemudian nantinya akan diselisihkan atau dilakukan perbandingan
kembali untuk menghindari penilaian yang subjektif.
8 Ibid. h.246
9 Ibid. h.250
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan hasil kualitas
kemampuan ranah psikomotorik peserta didik selama proses pembelajaran
berbasis praktikum adalah: pada aspek moving (90,6%) termasuk ke dalam
kategori sangat baik, aspek manipulating (86,4%) termasuk ke dalam kategori
sangat baik, aspek communicating (82,1%) termasuk ke dalam kategori sangat
baik, dan aspek creating (77,05%) termasuk ke dalam kategori baik.
Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
praktikum memberikan bukti yang empiris terhadap kemampuan psikomotorik
peserta didik.
B. Saran
Saran-saran untuk perbaikan di masa mendatang sebagai tindak lanjut dan
hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk guru sebaiknya lebih sering untuk menggunakan pembelajaran
berbasis praktikum kepada peserta didik, karena metode ini akan sangat
dibutuhkan untuk tujuan pembelajaran sains khususnya pada konsep Biologi.
Terutama dalam pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk
proses pembelajaran, agar peserta didik dapat terasah kemampuannya untuk
menganalisis dan mensintesis (aspek creating) suatu materi belajar.
2. Untuk peserta didik sebaiknya lebih aktif lagi pada saat kegiatan menjawab
pertanyaan serta lebih dalam lagi untuk menggali gagasan pada kegiatan
menganalisis dan mensisntesis masalah.
3. Untuk peneliti sebaiknya merumuskan rata-rata hasil persentasi penialian
lebih jelas dan sistematis yang berkaitan dengan sistem kurikulum yang
berlaku di Indonesia. Serta lebih teliti pada saat penelitian agar tidak ada
penilaian yang subjektif.
53
DAFTAR PUSTAKA
Anggito, A., Jchan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak
Publisher. 2018.
Aniyah, S. Upaya Peningkatan Pembelajaran Kimia Pada Materi Pemisahan
Kimia Melalui metode Praktikum Berbasis Laboratorium. Semarang:
Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Skripsi. 2012.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010.
Aripin, I. “Penerapan Metode Praktikum Konsep Dasar Biologi untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan”, Prosiding Seminar
Nasional Biologi (SEMABIO) 13 April 2017. Bandung. 2017.
Bahri, S. Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006.
Dahniar, N. Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam pembelajaran Fisika
Berbasis Observasi Gejala Fisis pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Inovatif. Vol.1, No.2, h.1-5. 2006.
Djazari, M. Endra Murti Sagoro. Evaluasi Prestasi Belajar Mahasiswa Program
Kelanjutan Studi Jurusan Pendidikan Akuntansi Ditinjau dari IPK D3 dan
Asal Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 9,
No.2, h.103-112. 2011.
Hayati, D.P., Siti Harnina Bintari, Sri Sukaesih. Implementation of the Practicum
Methods with Guided-Discovery Model to the Student Skill of Science
Process. Journal of Biology Education. Vol.7, No.1, h.118-126. 2018.
Hendriyan. Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands
On Teknik Challenge Exploration Activity. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah. Skripsi. 2013.
Herlanti, Y. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah. 2014.
Herliani, E., dan Indrawati. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. Bandung:
PPPTK IPA. 2009.
Husamah. Yuni Pantiwati. Arina Restian. Puji Sumarsono. Belajar dan
Pembelajaran. Malang: UMM Press. 2018.
54
Irnaningtyas. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2013.
Kemendikbud. Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA). Jakarta. 2017.
Klein, D., Stefan Turk, Ralf Roth. Outdoor Psychomotor Activities: Bringing
Children to Nature. Journal of Scientific Research Publishing, Vol.8, No.2,
h.246-252. 2018.
Koray, O., dan Mustafa Serdar Koksal. The effect of creative and critical thinking
based laboratory applications on creative and logical thinking abilities of
prospective teachers. Journal of Asia-Pacific Forum on Science Learning
and Teaching. Vol.10, No.1, h.1-13. 2009.
Munandar, A. Enok Mariyani. Dede Rohmat. Mamar Rohmat. Buku Pedoman
Fieldstudy. Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia. 2019.
Munandar, H. dan Fandi Ahmad, “Penerapan Model Pembelajaran Murder untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 12
Makassar”, Jurnal Bionature, Vol.17, No.2, h.76-80. 2016.
Murti, S., Muhibbuddin dan Cut Nurmaliah. Penerapan Pembelajaran Berbasis
Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotorik
Pada Perkuliahan Anatomi Tumbuhan. Jurnal Biologi Edukasi. Vol.6, No.1,
h.1-8. 2014
Nur, R. “Perbandingan Penerapan Macromedia Flash dan Media Video dengan
Model Kooperatif Tipe STAD Materi Sistem Pernapasan Manusia Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 12 Palangka Raya”,
Skripsi, Sarjana IAIN Palangkaraya. 2017
Sanjaya, W. STRATEGI PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2006.
Setiawan, D.F. Prosedur Evaluasi dalam Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi
Utama. 2018.
Sudargo, F., Soesy Asiah S. Kemampuan Pedagogik Calon Guru dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Siswa
melalui Pembelajaran Berbasis Praktikum. Jurnal Pengajaran MIPA.
Vol.15, No.1, h.4-12. 2010
Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rodaskarya. 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2008.
Sukmadinata, S. Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2011.
55
Syaipul, M.H, Sri Anggraeni, dan Sri Redjeki. “Pembelajaran Berbasis Praktikum
pada Konsep Invertebrata untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa”,
Jurnal Bioma Vol.1, No.2, h.141-152. 2011
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
2009.
Zulfiani. Tonih Feronika. Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
UIN Jakarta. 2009.
LAMPIRAN
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Sub-Konsep : Sistem Pernapasan pada Manusia
Pertemuan Ke- : 1 (Kesatu)
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem respirasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi manusia.
4.8 Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap
kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia
berdasarkan studi literatur.
C. Indikator 1. Mengetahui organ-organ dan proses pernapasan pada manusia
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada kapasitas dan
frekuensi pernapasan pada manusia
3. Mengidentifikasi pengaruh pencemaran udara pada pernapasan manusia
4. Melakukan percobaan menghitung kapasitas vital paru-paru manusia
5. Melakukan percobaan menghitung frekuensi pernapasan manusia
D. Tujuan
1. Peserta didik dapat mengetahui organ-organ dan proses pernapasan
pada manusia
2. Peserta didik dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan manusia melalui
pengamatan langsung
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh pencemaran udara pada
pernapasan manusia
4. Peserta didik dapat melakukan percobaan untuk menghitung kapasitas
vital paru-paru manusia melalui praktikum
5. Peserta didik dapat melakukan percobaan untuk menghitung frekuensi
pernapasan manusia melalui praktikum
E. Materi Ajar
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Praktikum – Diskusi – Tanya Jawab.
G. Media Pembelajaran
Media yang digunakan yaitu: Papan tulis, buku pelajaran biologi.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu: alat tulis, alat dan bahan praktikum
H. Sumber Belajar
Irnaningtyas. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2017.
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan Memberi salam,
mengecek kesiapan
peserta didik,
mengecek absensi
dan mempersiapkan
peserta didik untuk
berdoa.
Menjawab
salam,
mempersiapkan
alat belajar,
mengabsen, dan
membaca doa
2 menit
Apersepsi Menanyakan hal
yang berhubungan
dengan materi yang
akan dibahas dengan
memberikan
pertanyaan “Apakah
semua manusia
memiliki kapasitas
paru-paru yang
sama?”.
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Berpikir dan
menjawab
pertanyaan dari
guru
Menyimak
penjelasan guru
3 menit
Kegiatan Inti
Mengamati Menginstruksikan
peserta didik untuk
mengamati proses
pernapasan yang
mereka lakukan
sendiri.
Mengamati
proses
pernapasan
dengan cara
inspirasi dan
ekspirasi
2 menit
Menanya Memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
bertanya mengenai
hasil pengamatan
awal.
Mengajukan
pertanyaan
kepada guru
5 menit
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Alokasi
Waktu
Eksperimen Memberikan
instruksi kepada
peserta didik untuk
membentuk
kelompok sebanyak
5 kelompok (satu
kelompok terdiri
atas 6 orang).
Memberikan LKPD
ke setiap kelompok,
kemudian
menjelaskan
prosedurnya dan
meminta peserta
didik untuk
menjalankan serta
berdiskusi secara
berkelompok.
Memberikan waktu
kepada peserta didik
untuk
menyelesaikan
laporan kegiatan.
Membentuk
kelompok
Memahami
prosedur dan
menjalankan
prosedur sesuai
LKPD dan
berdiskusi
kelompok
Menyelesaikan
laporan kegiatan
3 menit
50 menit
7 menit
Mengasosiasi Meminta peserta
didik untuk
mengaitkan
pengetahuan yang
telah mereka
dapatkan pada
kegiatan eksperimen
dengan sumber
buku atau internet.
Mengaitkan
pengetahuannya
5 menit
Mengkomunikasikan Mempersilahkan
peserta didik untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
oleh perwakilan
kelompok
Perwakilan
kelompok
mempresentasik
an hasil
diskusinya
5 menit
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan Memperkuat dan
meluruskan hasil
diskusi peserta didik.
Mendengarkan
penjelasan dari
guru.
2 menit
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Alokasi
Waktu
Mengevaluasi Guru memberikan
soal evaluasi
Menjawab
pertanyaan guru
3 menit
Penutupan Mengingatkan
peserta didik agar
tidak lupa membawa
perlengkapan
praktikum yang
harus dibawa pada
pertemuan
selanjutnya
Memberikan sedikit
nasihat serta
menutup kegiatan
pembelajaran dan
memberi salam.
Mendengarkan
guru dan
menutup
kegiatan
pembelajaran
dengan berdoa.
3 menit
J. Penilaian
1. Penilaian Psikomotorik : Kemampuan psikomotorik. (Terlampir)
2. Bentuk Instrumen
Non tes : Lembar observasi (Terlampir)
Soal Evaluasi Ketercapaian Indikator
Indikator Soal Jawaban
Mengetahui organ-
organ dan proses
pernapasan pada
manusia
Sebutkan organ-organ
pernapasan pada manusia!
Hidung, tenggorokan, faring,
laring, bronkus, bronkiolus,
paru-paru dan alveolus
Jelaskan proses sistem
pernapasan manusia!
Proses inspirasi = proses
menarik napas. Pada saat
menarik napas, otot diafragma
yang ada di rongga akan
berkontraksi, rongga dada akan
mengembang sehingga tekanan
di dalam rongga dada akan
berkurang dan memungkinkan
masuknya udara.
Proses ekspirasi = proses
mengeluarkan napas. Pada saat
mengeluarkan napas otot
diafragma akan melemas
sehingga rongga dada akan
mengecil yang mengakibatkan
tekanan di dalam rongga dada
pun menjadi naik dan udara
akan tertekan keluar.
Mengetahui faktor-
faktor yang
berpengaruh pada
kapasitas dan frekuensi
pernapasan pada
manusia
Apa sajakah faktor yang
berpengaruh pada kapasitas
dan frekuensi pernapasan
manusia?
Usia, jenis kelamin, status gizi,
kondisi kesehatan, riwayat
penyakit, kebiasaan olahraga,
aktivitas, posisi tubuh.
Apakah semua orang
memiliki perbedaan pada
kapasitas serta frekuensi
pernapasan nya?
Ya, semua orang memiliki
kapasitas dan frekuensi
pernapasan yang berbeda-beda
Mengidentifikasi
pengaruh pencemaran
udara pada pernapasan
manusia
Apa yang kalian rasakan
pada saat menghirup udara
yang tercemar oleh asap
kendaraan bermotor, asap
pembakaran sampah dan asap
pabrik?
Terasa sesak di dada, tidak
dapat menghirup udara segar,
batuk-batuk, dan sebagainya.
Apa yang akan terjadi pada
sistem pernapasan apabila
menghirup udara tercemar
dalam jangka waktu lama?
Menurun nya fungsi paru-paru
secara keseluruhan, terjangkit
penyakit yang berhubungan
dengan sistem pernapasan.
Instrumen Penilaian Psikomotorik
Kelas : XI (sebelas) MIPA
Hari, Tanggal : ……………………………………….
Materi Pokok : Sistem Pernapasan pada Manusia
Tabel 1. Lembar Penilaian Psikomotorik Peserta Didik
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
Melakukan
praktikum
kapasitas vital
paru-paru
Melakukan
perhitungan
frekuensi
pernapasan
Cara
presentasi Kerjasama
1 – 4 1 – 4 1 – 4 1 – 4
Skor =
Tabel 2. Rubrik Penilaian Psikomotorik Peserta Didik
No. Aspek yang Dinilai Skor Rubrik Keterampilan
1. Melakukan praktikum
kapasitas vital paru-
paru
4 Melakukan praktikum sesuai LKPD
dengan baik dan benar
3 Melakukan praktikum sesuai LKPD
namun kurang baik dalam merangkai alat
No. Aspek yang Dinilai Skor Rubrik Keterampilan
2 Melakukan praktikum tetapi tidak sesuai
pada LKPD
1 Tidak melakukan praktikum
2. Melakukan
perhitungan frekuensi
pernapasan
4 Menghitung frekuensi dengan baik dan
benar sesuai pada LKPD
3 Menghitung frekuensi namun tidak sesuai
dengan LKPD
2 Kurang benar dalam menghitung
frekuensi pernapasan
1 Tidak menghitung frekuensi pernapasan
3. Cara presentasi 4 Mempresentasikan hasil kerja dengan
benar dan lancar
3 Mempresentasikan hasil kerja dengan
benar tetapi kurang lancar
2 Kurang benar dalam presentasi tetapi
lancar dalam komunikasi
1 Tidak presentasi
4. Kerjasama 4 Sangat berprilaku kerjasama
3 Cukup berprilaku kerjasama
2 Kurang berprilaku kerjasama
1 Tidak berprilaku kerjasama
Tangerang Selatan, 12 Maret 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
SMAN 10 Tangerang Selatan
Budi Santoso, S.Pd Indah Chairunnisa
NIP. 196712182007011009 NIM. 1113016100050
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan
Sub-Konsep : Sistem Pernapasan pada Serangga
Pertemuan Ke- : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
4.8 Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara terhadap
kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia
berdasarkan studi literatur.
C. Indikator 1. Mengetahui organ-organ dan proses pernapasan pada hewan
2. Melakukan percobaan menghitung udara pernapasan pada serangga
3. Mengetahui perbedaan ukuran udara pernapasan pada setiap interval
waktu.
D. Tujuan
1. Peserta didik dapat mengetahui organ-organ dan proses pernapasan
pada hewan melalui penjelasan dari guru.
2. Peserta didik dapat melakukan percobaan untuk menghitung udara
pernapasan pada serangga melalui praktikum.
3. Peserta didik dapat mengetahui perbedaan ukuran udara pernapasan
pada setiap interval waktu melalui praktikum.
E. Materi Ajar
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Praktikum – Diskusi – Tanya Jawab.
G. Media Pembelajaran
Media yang digunakan yaitu: Papan tulis, buku pelajaran biologi.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu: alat tulis, alat dan bahan praktikum
H. Sumber Belajar
Irnaningtyas. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2017.
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan Memberi salam,
mengecek kesiapan
peserta didik,
mengecek absensi
dan mempersiapkan
peserta didik untuk
berdoa.
Menjawab
salam,
mempersiapkan
alat belajar,
mengabsen, dan
membaca doa
2 menit
Apersepsi Menanyakan hal
yang berhubungan
dengan materi yang
akan dibahas dengan
memberikan
pertanyaan “apakah
jumlah udara
pernapasan semua
hewan memiliki
ukuran yang
sama?”.
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Berpikir dan
menjawab
pertanyaan dari
guru
3 menit
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Alokasi
Waktu
Menyimak
penjelasan guru
Kegiatan Inti
Mengamati Menginstruksikan
peserta didik untuk
mengamati hewan
yang dibawa.
Mengamati
hewan
2 menit
Menanya Memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
bertanya mengenai
hasil pengamatan
awal mengenai
hewan.
Mengajukan
pertanyaan
kepada guru
5 menit
Eksperimen Memberikan
instruksi kepada
peserta didik untuk
membentuk
kelompok sebanyak
5 kelompok (satu
kelompok terdiri
atas 6 orang).
Memberikan LKPD
ke setiap kelompok,
kemudian
menjelaskan
prosedurnya dan
meminta peserta
didik untuk
menjalankan serta
berdiskusi secara
berkelompok.
Memberikan waktu
kepada peserta didik
untuk
menyelesaikan
laporan kegiatan.
Membentuk
kelompok
Memahami
prosedur dan
menjalankan
prosedur sesuai
LKPD dan
berdiskusi
kelompok
Menyelesaikan
3 menit
50 menit
Tahapan
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
Didik
Alokasi
Waktu
laporan kegiatan 7 menit
Mengasosiasi Meminta peserta
didik untuk
mengaitkan
pengetahuan yang
telah mereka
dapatkan pada
kegiatan eksperimen
dengan sumber
buku atau internet.
Mengaitkan
pengetahuannya
5 menit
Mengkomunikasikan Mempersilahkan
peserta didik untuk
mempresentasikan
hasil diskusinya
oleh perwakilan
kelompok
Perwakilan
kelompok
mempresentasik
an hasil
diskusinya
5 menit
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan Memperkuat dan
meluruskan hasil
diskusi peserta didik.
Mendengarkan
penjelasan dari
guru.
2 menit
Mengevaluasi Guru memberikan
soal evaluasi
Menjawab
pertanyaan guru
3menit
Penutupan Memberikan sedikit
nasihat serta
menutup kegiatan
pembelajaran dan
memberi salam.
Mendengarkan
guru dan
menutup
kegiatan
pembelajaran
dengan berdoa.
3 menit
J. Penilaian
1. Penilaian Psikomotorik : Kemampuan psikomotorik. (Terlampir)
2. Bentuk Instrumen
Non tes : Lembar observasi. (Terlampir)
Soal Evaluasi Ketercapaian Indikator
Indikator Soal Jawaban
Mengetahui organ-
organ dan proses
pernapasan pada hewan
1. Sebutkan organ
pernapasan pada
serangga!
Trakea, stigma, spirakel, dan
trakeola
2. Jelaskan proses
pernapasan pada
serangga!
Saat serangga melakukan
pernapasan, udara masuk ke
trakea melalui bagian yang
terletak pada permukaan tubuh,
yaitu spirakel. Setelah itu udara
akan melewati pipa kecil yang
disebut trakeola (berperan
dalam difusi oksigen ke dalam
sel tubuh, sedangkan
karbondioksida akan berdifusi
keluar). Setelah melewati
trakeola, karbondioksida akan
dikeluarkan melalui trakea.
Instrumen Penilaian Psikomotorik
Kelas : XI (sebelas) MIPA
Hari, Tanggal : ……………………………………….
Materi Pokok : Sistem Pernapasan pada Hewan
Tabel 1. Lembar Penilaian Psikomotorik Peserta Didik
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Melakukan
percobaan
menghitung udara
pernapasan pada
serangga
Mengetahui
perbedaan
ukuran udara
pernapasan pada
setiap interval
waktu
Cara
presentasi Kerjasama
1 – 4 1 – 4 1 – 4 1 – 4
Skor =
Tabel 2. Rubrik Penilaian Psikomotorik Peserta Didik
No. Aspek yang Dinilai Skor Rubrik Keterampilan
1. Melakukan percobaan
menghitung udara
pernapasan pada
serangga
4 Melakukan praktikum sesuai LKPD
dengan baik dan benar
3 Melakukan praktikum sesuai LKPD
namun kurang baik dalam merangkai alat
2 Melakukan praktikum tetapi tidak sesuai
pada LKPD
1 Tidak melakukan praktikum
2. Mengetahui
perbedaan ukuran
udara pernapasan
pada setiap interval
waktu
4 Menghitung interval waktu dengan baik
dan benar sesuai pada LKPD
3 Menghitung interval waktu namun tidak
sesuai dengan LKPD
2 Kurang benar dalam menjumlah interval
waktu
1 Tidak menghitung interval waktu
3. Cara presentasi 4 Mempresentasikan hasil kerja dengan
benar dan lancar
3 Mempresentasikan hasil kerja dengan
benar tetapi kurang lancar
No. Aspek yang Dinilai Skor Rubrik Keterampilan
2 Kurang benar dalam presentasi tetapi
lancar dalam komunikasi
1 Tidak presentasi
4. Kerjasama 4 Sangat berprilaku kerjasama
3 Cukup berprilaku kerjasama
2 Kurang berprilaku kerjasama
1 Tidak berprilaku kerjasama
Tangerang Selatan, 13 Maret 2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti
SMAN 10 Tangerang Selatan
Budi Santoso, S.Pd Indah Chairunnisa
NIP. 196712182007011009 NIM. 1113016100050
Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
A. Tujuan
Menghitung kapasitas vital paru-paru dan menghitung frekuensi
pernapasan manusia
B. Teori
Sistem pernapasan pada manusia memiliki beberapa fungsi yaitu
sebagai berikut:
a. Mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh
b. Melepaskan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh
ke atmosfer
c. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan
mengubah jumlah CO2 dan H2CO3 sebagai penghasil ion H+
Sistem pernapasan terdiri atas saluran dan organ pernapasan, serta
pompa ventilasi paru-paru. Saluran dan organ pernapasan meliputi hidung,
laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus
(cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
Kecepatan (frekuensi) pernapasan dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu jenis kelamin, umur, suhu tubuh, posisi dan aktivitas tubuh, emosi,
rasa takut, status kesehatan, kebiasaan berolahraga, dan ketinggian tempat.
C. Alat dan Bahan
1. Bak air/ember ukuran sedang
2. Drigen/botol transparan bervolume 5 liter
3. Selang plastik berukuran 60-75 cm
4. Spidol
5. Timbangan berat badan
6. Pengukur tinggi badan
7. Stopwatch (arloji)
D. Langkah Kerja
1. Catatlah nama, jenis kelamin, umur, berat dan tinggi badan ke dalam
table (pilih 2 teman sekelompok kalian yang berjenis kelamin
berbeda).
2. Bak air/ember diisi dengan air sekitar separuh dari tingginya
3. Masukkan air ke dalam galon/botol sebanyak 200mL dan berikan
tanda tinggi air tersebut menggunakan spidol. Lakukan berulang kali
hingga air penuh, sambil membuat skala ukuran
volumenya.
4. Letakkan galon/botol yang berisi air pada posisi
terbalik ke dalam bak air/ember.
5. Pasang selang ke dalam galon/botol dan catat
tinggi airnya
6. Hiruplah napas dengan kuat, kemudian masukkan selang ke dalam
mulut dan hembuskan napas sekuat-kuatnya. (Hati-hati jangan sampai
air masuk ke mulut)
7. Air yang terdesak udara pernapasan di dalam galon/botol akan turun,
catatlah volume berkurangnya air. Volume ini merupakan volume
kapasitas vital paru-paru.
8. Hitunglah frekuensi pernapasan selama satu menit
9. Lakukan kembali kegiatan menghitung volume kapasitas vital paru-
paru dan frekuensi pernapasan setelah aktivitas berlari-lari selama 10
menit. Dan catat semua hasil percobaan ke dalam tabel hasil
pengamatan.
10. Jawablah pertanyaan dan buatlah kesimpulan
E. Hasil Pengamatan
No Nama Jenis
Kelamin Umur
Berat
Badan
(kg)
Tinggi
Badan
(cm)
Frekuensi
Pernapasan
(1 menit)
Kapasitas Vital
Paru-paru (mL)
Istirahat Aktivitas
lari
Istirahat Aktivitas
lari
Pertanyaan:
1. Apakah frekuensi pernapasan pada saat beristirahat berbeda dengan
frekuensi pernapasan setelah berlari-lari? Jelaskan alasannya.
2. Bandingkan data frekuensi pernapasan berdasarkan perbedaan jenis
kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan. Jelaskan analisisnya
sesuai perbedaan.
3. Berdasarkan data, apakah besarnya kapasitas vital paru-paru
berpengaruh pada frekuensi pernapasan? Jelaskan.
Tuliskan semua jawaban dari pertanyaan di atas pada kolom
pembahasan
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Lampiran 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SISTEM PERNAPASAN PADA HEWAN
A. Tujuan
Mengetahui jumlah udara pernapasan pada hewan (serangga).
B. Teori
Hewan yang tergolong dalam insekta atau yang biasa disebut dengan
serangga ini biasanya akan bernapas dengan alat pernapasan yang
dinamakan trakea. Trakea ini memiliki struktur bercabang-cabang yang
menembus struktur jaringan tubuh yang disebut dengan trakeol. Trakea ini
akan berakhir pada sebuah lubang kecil yang disebut spirakel. Spirakel
merupakan suatu tempat yang memfasilitasi keluar masuknya udara
pernapasan pada insekta.
Secara umum sistem pernapasan serangga terbagi menjadi 3 fase, yaitu
fase inspirasi, fase pertukaran gas, dan fase ekspirasi.
C. Alat dan Bahan
1. Mistar
2. Kapas
3. Jangkrik ukuran besar dan kecil (masing-masing satu)
4. Lilin mainan
5. Selang plastik ukuran 15cm
6. Tabung reaksi
7. Kristal KOH atau NaOH
8. Tinta spidol
9. Spidol hitam
D. Langkah Kerja
1. Ukurlah selang sesuai ukuran mistar, kemudian tandai dengan spidol
hitam.
2. Bungkus kristal KOH atau
NaOH dengan kapas dan
masukkan ke dalam tabung
reaksi
3. Masukkan satu serangga ke
dalam tabung reaksi
4. Tutup tabung dengan menggunakan lilin mainan hingga rapat (tidak
ada udara masuk)
5. Pasang selang ke dalam tabung reaksi, hati-hati jangan sampai sisi lilin
yang sudah ditempelkan terlepas atau bolong.
6. Teteskan tinta spidol pada ujung selang yang lain, amati pergeralan
tinta di dalam selang.
7. Catat data pergerakan tinta dengan interval waktu setiap dua menit
selama 10 menit. Pergerakkan tinta menunjukkan jumlah udara
pernapasan serangga dalam satuan waktu yang telah ditentukan.
8. Jika sudah 10 menit, buka tutupan lilin mainan tadi dan lepaskan
serangga ke alam
9. Ulangi percobaan tersebut pada jangkrik ukuran lain.
10. Jawablah pertanyaan dan tuliskan kesimpulannya.
E. Hasil Pengamatan
Jenis
Serangga
Volume Udara Pernapasan Setiap 2
Menit
Jumlah Udara
Pernapasan 10
Menit (mL)
Volume Rata-rata
Respirasi
(mL/menit) 1 2 3 4 5
Pertanyaan:
1. Apakah fungsi penggunaan KOH/NaOH dalam rangkaian alat
praktikum?
2. Apa akibatnya jika praktikum tersebut tidak menggunakan
KOH/NaOH?
3. Mengapa pada sambungan antara tabung dengan selang diberikan
lilin?
4. Apakah volume udara pada interval waktu setiap dua menit berjumlah
sama? Jelaskan berdasarkan data pengamatan.
5. Apakah ukuran serangga yang berbeda akan berpengaruh pada
kekuatan penghirupan udara pernapasan?
Tuliskan semua jawaban dari pertanyaan di atas pada kolom
pembahasan.
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Lampiran 4
Rubrik Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Sistem Pernapasan pada Manusia
Pertemuan Ke-1
No Penilaian Rubrik Penilaian
1. Hasil Pengamatan
(1) tabel tidak diisi
(2) tabel diisi namun tidak lengkap
(3) tabel diisi namun tidak sesuai
(4) tabel diisi dengan lengkap namun
tidak sesuai
(5) tabel diisi dengan baik dan benar
2. Kesimpulan
(1) kesimpulan tidak diisi
(2) kesimpulan tidak menjelaskan hasil
akhir praktikum
(3) bahasan kesimpulan tidak merujuk
pada tujuan praktikum
(4) kesimpulan merujuk pada tujuan
praktikum namun kurang jelas
(5) kesimpulan merujuk pada tujuan
praktikum dan diisi dengan baik
No
Soal Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
1.
Apakah frekuensi pernapasan
pada saat beristirahat berbeda
dengan frekuensi pernapasan
setelah berlari-lari? Jelaskan
alasannya
Iya, karena frekuensi
pernapasan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya
adalah jenis kelamin, umur,
berat badan, suhu dan aktivitas.
1
2.
Bandingkan data frekuensi
pernapasan berdasarkan
perbedaan jenis kelamin, umur,
berat badan, dan tinggi badan.
Jelaskan analisisnya sesuai
perbedaan.
Hasil pengamatan data
berdasarkan teori menjelaskan
bahwa:
1. Frekuensi pernapasan pada
jenis kelamin laki-laki
lebih besar dibandingkan
perempuan
2. Frekuensi pernapasan
berdasarkan umur
menyatakan semakin tua
umur maka semakin
rendah frekuensi
pernapasannya. Begitupun
sebaliknya.
3. Frekuensi pernapasan pada
seseorang yang
mempunyai berat badan
besar lebih rendah dari
pada seseorang dengan
berat badan kecil
5
3.
Berdasarkan data, apakah
besarnya kapasitas vital paru-
paru berpengaruh pada frekuensi
pernapasan? Jelaskan.
Iya, karena kapasital vital paru-
paru meliputi penjumlahan dari
volume udara komplementer,
suplemementer dan tidal yang
keseluruhannya dapat
mempengaruhi frekuensi
pernapasan.
Semakin besar kapsitas vital
paru-paru maka frekuensi
pernafasan semakin tinggi.
4
Skor Total 20
Pedoman Penilaian: x 100
Lampiran 5
Rubrik Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Sistem Pernapasan pada Hewan
Pertemuan Ke-2
No Penilaian Rubrik Penilaian
1. Hasil Pengamatan
(1) tabel tidak diisi
(2) tabel diisi namun tidak lengkap
(3) tabel diisi namun tidak sesuai
(4) tabel diisi dengan lengkap namun
tidak sesuai
(5) tabel diisi dengan baik dan benar
2. Kesimpulan
(1) kesimpulan tidak diisi
(2) kesimpulan tidak menjelaskan hasil
akhir praktikum
(3) bahasan kesimpulan tidak merujuk
pada tujuan praktikum
(4) kesimpulan merujuk pada tujuan
praktikum namun kurang jelas
(5) kesimpulan merujuk pada tujuan
praktikum dan diisi dengan baik
No
Soal Pertanyaan Kunci Jawaban Skor
1.
Apakah fungsi penggunaan
KOH/NaOH dalam rangkaian
alat praktikum?
Untuk mengikat CO2 sehingga
pergerakan larutan di sepanjang
pipa benar-benar hanya
disebabkan oleh konsumsi
oksigen
3
2.
Apa akibatnya jika praktikum
tersebut tidak menggunakan
KOH/NaOH?
Jika CO2 tidak diikat oleh
KOH/NaOH, maka tekanan
parsial gas dalam pipa akan tetap
dan larutan tidak dapat bergerak
4
3. Mengapa pada sambungan
antara tabung dengan selang
Agar pada sambungan tersebut
tidak terdapat celah udara 3
diberikan lilin?
4.
Apakah volume udara pada
interval waktu setiap dua menit
berjumlah sama? Jelaskan
berdasarkan data pengamatan.
Tidak. Volume pada interval
waktu setiap waktu setiap 2
menit bergerak dan itu dapat
mempengaruhi volume
intervalnya
5
5.
Apakah ukuran serangga yang
berbeda akan berpengaruh
pada kekuatan penghirupan
udara pernapasan?
Ya. karena, berat ukuran tubuh
serangga dapat berpengaruh
terhadap jumlah volume udara
yang dibutuhkan. Semakin besar
ukuran tubuh serangga , maka
volume udara yang dibutuhkan
akan semakin bayak, begitu juga
sebaliknya
5
Skor Total 30
Pedoman Penilaian: x 100
Lampiran 6
Kisi-Kisi dan Rubrik Lembar Observasi Psikomotorik pada Sistem Pernapasan
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
Sistem
Pernapasan
Manusia
Menghitung
kapasitas
vital paru-
paru dan
menghitung
frekuensi
pernapasan.
a. Moving
1.1 Membawa
perlengkapan belajar (alat
dan bahan) yang
dibutuhkan dalam proses
praktikum.
Siswa membawa perlengkapan belajar
yang mereka butuhkan selama
praktikum, misalnya: buku pelajaran,
alat tulis, alat dan bahan praktikum
yang tidak disediakan di
laboratorium.
1. Tidak membawa perlengkapan
belajar
2. Membawa perlengkapan belajar
namun tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan
3. Membawa perlengkapan belajar
tetapi tidak lengkap
4. Membawa semua perlengkapan
belajar
1.2 Mengikuti
prosedur/langkah kerja
praktikum pada LKPD
Siswa mengikuti prosedur/langkah
kerja praktikum sesuai dengan LKPD
yang diberikan oleh guru.
1. Tidak mengikuti langkah kerja
praktikum
2. Mengikuti langkah kerja praktikum
namun tidak sesuai pada LKPD
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
3. Mengikuti langkah kerja praktikum
pada LKPD
4. Mengikuti langkah kerja praktikum
pada LKPD dengan baik dan benar
b. Manipulating
2.1 Merangkai alat
praktikum
Siswa merangkai alat-alat dan bahan
praktikum sesuai dengan langkah
kerja pada LKPD.
1. Tidak dapat merangkai alat
praktikum
2. Merangkai alat praktikum tidak
sesuai langkah kerja
3. Merangkai alat praktikum namun
masih ada kekeliruan dalam
merangkainya
4. Merangkai alat praktikum dengan
benar dan sesuai langkah kerja
2.2 Mengukur volume air
yang dibutuhkan pada saat
praktikum
Siswa mengukur volume air dengan
menggunakan gelas ukur atau alat
ukur air lainnya.
1. Tidak dapat mengukur volume air
2. Mengukur volume air namun tidak
akurat dalam mengukurnya
3. Mengukur volume air dengan gelas
ukur tetapi masih keliru dalam
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
menggunakannya
4. Mengukur volume air menggunakan
gelas ukur dengan baik dan benar
2.3 Menggunakan alat-alat
praktikum
Siswa menggunakan alat-alat
praktikum sesuai fungsinya.
1. Tidak mampu menggunakan alat-alat
praktikum
2. Menggunakan alat-alat praktikum
tidak dengan benar, hanya mencoba-
coba saja
3. Mampu menggunakan alat-alat
praktikum tetapi masih keliru dalam
menggunakannya
4. Mampu menggunakan alat-alat
praktikum dengan baik dan benar
2.4 Menghitung kapasitas
vital paru-paru
Siswa menghitung kapasitas vital
paru-paru .
1. Tidak dapat menghitung kapasitas
vital paru-paru
2. Menghitung kapasitas vital paru-paru
tidak sesuai langkah kerja
3. Menghitung kapasitas vital paru-paru
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
tetapi masih keliru
4. Mampu menghitung kapasitas vital
paru-paru dengan benar
2.5 Menghitung frekuensi
pernapasan
Siswa menghitung frekuensi
pernapasan setelah dilakukan
perhitungan kapasitas paru-paru.
1. Tidak dapat menghitung frekuensi
pernapasan
2. Menghitung frekuensi pernapasan
tidak sesuai dengan langkah kerja
3. Menghitung frekuensi pernapasan
namun masih keliru
4. Menghitung frekuensi pernapasan
dengan benar
2.6 Mengamati percobaan
praktikum
Siswa mengamati faktor apa saja yang
mempengaruhi pernapasan, misalnya
berat badan, tinggi badan, dan suhu
badan.
1. Tidak mengamati percobaan
praktikum
2. Mengamati percobaan praktikum
tidak sesuai dengan langkah kerja
3. Mengamati percobaan praktikum
tetapi tidak semua diamati
4. Mengamati percobaan praktikum
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
dengan benar
2.7 Membersihkan alat dan
bahan praktikum setelah
selesai digunakan
Siswa mencuci alat, melap dengan
kain pembersih, membuang sampah
pada tempatnya, dan sebagainya.
1. Tidak membersihkan alat dan bahan
setelah praktikum
2. Membersihkan alat dan bahan
praktikum tetapi tidak rapih
3. Membersihkan alat dan bahan
praktikum dengan rapih namun tidak
bersih
4. Membersihkan alat dan bahan
praktikum dengan rapih dan bersih
c. Communicati
ng
3.1 Mengajukan pertanyaan Siswa mengajukan pertanyaan kepada
teman dan guru.
1. Tidak mengajukan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan namun tidak
berhubungan dengan materi yang
diajarkan
3. Mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang
diajarkan
4. Mengajukan pertanyaan yang
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
mengarah pada pemahaman konsep
dan mampumenyimpulkannya
3.2 Menjawab pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan teman
dan guru.
1. Tidak dapat menjawab pertanyaan
2. Jawaban kurang jelas dan kurang
memahami
3. Jawaban jelas namun kurang
memahami konsep
4. Jawaban jelas dan memahami konsep
3.3 Menyimak pendapat
orang lain
Siswa mendengarkan,
memperhatikan, dan menanggapi
pendapat orang lain.
1. Tidak menyimak pendapat kelompok
lain dan hanya bicara dengan teman
sekelompok
2. Menyimak pendapat kelompok lain
tetapi tidak sungguh-sungguh
memperhatikan
3. Menyimak pendapat kelompok lain
4. Menyimak pendapat kelompok lain
dan menanggapinya
3.4 Menyampaikan Siswa mengusulkan/ menyampaikan 1. Tidak dapat menyampaikan
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
ide/gagasan ide/agagsan kepada teman dan guru. ide/gagasan
2. Menyampaikan ide/gagasan namun
kurang jelas menyampaikannya
3. Menyampaikan ide/gagasan dengan
jelas
4. Menyampaikan ide/gagasan dengan
jelas sesuai konsep
3.5 Mendeskripsikan data Siswa mampu mempresentasikan dan
menjelaskan data hasil praktikum.
1. Tidak mampu mendeskripsikan hasil
praktikum
2. Kurang jelas mendeskripsikan data
praktikum
3. Mendeskripsikan data praktikum
dengan baik
4. Mampu mendeskripsikan data
praktikum dengan jelas dan membuat
kesimpulan sendiridengan baik
3.6 Mendiskusikan masalah Siswa mendiskusikan masalah/data
bersama kelompoknya, kemudian
1. Tidak berdiskusi dengan teman
sekelompok
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
mencari pemecahan masalahnya. 2. Berdiskusi dengan teman
sekelompok tetapi lebih sering
bermain dengan temannya sendiri
3. Berdiskusi dengan teman
sekelompok
4. Berdiskusi dengan teman
sekelompok dan terlihat aktif
3.7 Mencatat data/informasi Siswa mencatat data/informasi hasil
praktikum pada LKPD.
1. Hanya melakukan praktikum tetapi
tidak mencatat hasil praktikum
2. Mencatat hasil praktikum tetapi tidak
saling berkomunikasi dengan teman
sekelompok
3. Mencatat hasil praktikum pada tabel
dan mengkomunikasikan pada teman
sekelompok
4. Mencatat hasil praktikum pada tabel
dan mengkomunikasikannya pada
teman sekelompok dan mencatat hal-
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
hal penting selama praktikum
d. Creating
4.1 Menganalisis masalah
Siswa menguraikan komponen-
komponen masalah/data,
mengubungkan, mendalami dan
memahami masalah/data.
1. tidak mampu menganalisis masalah
2. kurang jelas menganalisis hasil
praktikum
3. mampu menganalisis hasil praktikum
berdasarkan data hasil praktikum
4. mampumenganalisis hasil praktikum
berdasarkan data hasil praktikum dan
mampu menghubungkannya dengan
literatur lain
4.2 Mensintesis masalah
Siswa mengklasifikasi masalah/data,
mengintegrasikankomponen-
komponennya, mengambil intisari
dan membuat kesimpulan.
1. Tidak dapat mensintesis masalah
2. Kurang jelas dalam mensintesis
masalah
3. Jelas dalam mensintesis masalah
sesuai konsep
4. Jelas dalam mensisntesis masalah
dan memahami sesuai konsep
Sistem Mengukur a. Moving 1.1 Membawa Siswa membawa perlengkapan belajar 1. Tidak membawa perlengkapan
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
Pernapasan
Hewan
udara
pernapasan
pada
serangga.
perlengkapan belajar (alat
dan bahan) yang
dibutuhkan dalam proses
praktikum.
yang mereka butuhkan selama
praktikum, misalnya: buku pelajaran,
alat tulis, alat dan bahan praktikum
yang tidak disediakan di
laboratorium.
belajar
2. Membawa perlengkapan belajar
namun tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan
3. Membawa perlengkapan belajar
tetapi tidak lengkap
4. Membawa semua perlengkapan
belajar
1.2 Mengikuti
prosedur/langkah kerja
praktikum pada LKPD
Siswa mengikuti prosedur/langkah
kerja praktikum sesuai dengan LKPD
yang diberikan oleh guru.
1. Tidak mengikuti langkah kerja
praktikum
2. Mengikuti langkah kerja praktikum
namun tidak sesuai pada LKPD
3. Mengikuti langkah kerja praktikum
pada LKPD
4. Mengikuti langkah kerja praktikum
pada LKPD dengan baik dan benar
b. Manipulating 2.1 Merangkai alat Siswa merangkai alat-alat dan bahan
praktikum sesuai dengan langkah
1. Tidak dapat merangkai alat
praktikum
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
praktikum kerja pada LKPD. 2. Merangkai alat praktikum tidak
sesuai langkah kerja
3. Merangkai alat praktikum namun
masih ada kekeliruan dalam
merangkainya
4. Merangkai alat praktikum dengan
benar dan sesuai langkah kerja
2.2 Menggunakan bahan
praktikum
Siswa menggunakan semua bahan
yang diperlukan saat praktikum.
1. Tidak menggunakan bahan
praktikum
2. Menggunakan bahan praktikum
namun tidak semua digunakan
3. Menggunakan bahan praktikum
tetapi masih keliru menggunakannya
4. Mampu menggunakan bahan
praktikum dengan baik dan benar
2.3 Menggunakan alat-alat
praktikum
Siswa menggunakan alat-alat
praktikum sesuai fungsinya.
1. Tidak mampu menggunakan alat-alat
praktikum
2. Menggunakan alat-alat praktikum
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
tidak sesuai dengan fungsinya
3. Mampu menggunakan alat-alat
praktikum tetapi masih keliru dalam
menggunakannya
4. Mampu menggunakan alat-alat
praktikum dengan baik sesuai dengan
fungsinya
2.4 Mengamati percobaan
praktikum
Siswa mengamati pergerakan tinta
pada selang, sesuai dengan satuan
waktu pada langkah kerja LKPD
1. Tidak mengamati percobaan
praktikum
2. Mengamati percobaan praktikum
tidak sesuai dengan langkah kerja
3. Mengamati percobaan praktikum
tetapi tidak semua diamati
4. Mengamati percobaan praktikum
dengan benar
2.5 Mengukur udara
pernapasan serangga
Siswa dapat mengukur udara
pernapasan serangga dalam interval
1. Tidak mengukur udara pernapasan
pada alat yang digunakan
2. Mengukur udara pernapasan namun
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
waktu dua menit selama 10 menit. tidak sesuai dengan langkah kerja
3. Mengukur udara pernapasan namun
kurang tepat
4. Mengukur udara pernapasan dengan
benar
2.6 Membersihkan alat dan
bahan praktikum
Siswa mencuci alat, melap dengan
kain pembersih, membuang sampah
pada tempatnya, melepas serangga di
alam, dan sebagainya.
1. Tidak membersihkan alat dan bahan
setelah praktikum
2. Membersihkan alat dan bahan
praktikum tetapi tidak rapih
3. Membersihkan alat dan bahan
praktikum dengan rapih namun tidak
bersih
4. Membersihkan alat dan bahan
praktikum dengan rapih dan bersih
c. Communicatin
g
3.1 Mengajukan pertanyaan Siswa mengajukan pertanyaan kepada
teman dan guru.
1. Tidak mengajukan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan namun tidak
berhubungan dengan materi yang
diajarkan
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
3. Mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang
diajarkan
4. Mengajukan pertanyaan yang
mengarah pada pemahaman konsep
dan mampu menyimpulkannya
3.2 Menjawab pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan teman
dan guru.
1. Tidak dapat menjawab pertanyaan
2. Jawaban kurang jelas dan kurang
memahami
3. Jawaban jelas namun kurang
memahami konsep
4. Jawaban jelas dan memahami konsep
3.3 Menyimak pendapat
orang lain
Siswa mendengarkan,
memperhatikan, dan menanggapi
pendapat orang lain.
1. Tidak menyimak pendapat kelompok
lain dan hanya bicara dengan teman
sekelompok
2. Menyimak pendapat kelompok lain
tetapi tidak sungguh-sungguh
memperhatikan
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
3. Menyimak pendapat kelompok lain
4. Menyimak pendapat kelompok lain
dan menanggapinya
3.4 Menyampaikan
ide/gagasan
Siswa mengusulkan/ menyampaikan
ide/agagsan kepada teman dan guru.
1. Tidak dapat menyampaikan
ide/gagasan
2. Menyampaikan ide/gagasan namun
kurang jelas menyampaikannya
3. Menyampaikan ide/gagasan dengan
jelas
4. Menyampaikan ide/gagasan dengan
jelas sesuai konsep
3.5 Mendeskripsikan data Siswa mampu mempresentasikan dan
menjelaskan data hasil praktikum.
1. Tidak mampu mendeskripsikan hasil
praktikum
2. Kurang jelas mendeskripsikan data
praktikum
3. Mendeskripsikan data praktikum
dengan baik
4. Mampu mendeskripsikan data
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
praktikum dengan jelas dan membuat
kesimpulan sendiri dengan baik
3.6 Mendiskusikan masalah
Siswa mendiskusikan masalah/data
bersama kelompoknya, kemudian
mencari pemecahan masalahnya.
1. Tidak berdiskusi dengan teman
sekelompok
2. Berdiskusi dengan teman
sekelompok tetapi lebih sering
bermain dengan temannya sendiri
3. Berdiskusi dengan teman
sekelompok
4. Berdiskusi dengan teman
sekelompok dan terlihat aktif
3.7 Mencatat data/informasi Siswa mencatat data/informasi hasil
praktikum pada LKPD.
1. Hanya melakukan praktikum tetapi
tidak mencatat hasil praktikum
2. Mencatat hasil praktikum tetapi tidak
saling berkomunikasi dengan teman
sekelompok
3. Mencatat hasil praktikum pada tabel
dan mengkomunikasikan pada teman
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
sekelompok
4. Mencatat hasil praktikum pada tabel
dan mengkomunikasikannya pada
teman sekelompok dan mencatat hal-
hal penting selama praktikum
d. Creating
4.1 Menganalisis masalah
Siswa menguraikan komponen-
komponen masalah/data,
mengubungkan, mendalami dan
memahami masalah/data.
1. Tidak mampu menganalisis masalah
2. Kurang jelas menganalisis hasil
praktikum
3. Mampu menganalisis hasil
praktikum berdasarkan data hasil
praktikum
4. Mampu menganalisis hasil
praktikum berdasarkan data hasil
praktikum dan mampu
menghubungkannya dengan literatur
lain
4.2 Mensintesis masalah Siswa mengklasifikasi masalah/data,
mengintegrasikankomponen-
1. Tidak dapat mensintesis masalah
2. Kurang jelas dalam mensintesis
Sub-
Konsep Praktikum
Aspek
Psikomotorik Indikator Psikomotorik Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Psikomotorik
komponennya, mengambil intisari
dan membuat kesimpulan.
masalah
3. Jelas dalam mensintesis masalah
sesuai konsep
4. Jelas dalam mensisntesis masalah
dan memahami sesuai konsep
Lampiran 7
Instrumen Observasi Aspek Psikomotorik
Sistem Pernapasan pada Manusia
Lampiran 8
Instrumen Observasi Aspek Psikomotorik
Sistem Pernapasan pada Hewan
Lampiran 9
Uji Validasi Ahli
Lembar Observasi Aspek Psikomotorik
Kesesuaian
instrumen Pernyataan Baik Cukup Kurang
Aspek
Psikomotorik
Aspek psikomotorik yang dinilai
sesuai dengan kegiatan
pembelajaran praktikum
Instrumen ini mencakup semua
aspek psikomotorik yang digunakan
Konsep Indikator-indikator yang digunakan
pada instrumen ini sesuai dengan
konsep yang digunakan
Bahasa Bahasa yang digunakan dalam
instrumen ini sudah cukup jelas
Bahasa yang digunakan dalam
instrumen ini sudah cukup efektif
Rubrik
Penilaian
Skor yang diberikan sesuai dengan
indikator masing-masing aspek
psikomotorik
Saran
Jakarta, .......... Maret 2020
Validator
...........................................
Lampiran 10
Uji Validasi Ahli
Lembar Observasi Guru
Kesesuaian
instrumen Pernyataan Baik Cukup Kurang
Kegiatan
pembelajaran
Tahapan pembelajaran sudah
sesuai dengan urutan kegiatan
pembelajaran
Uraian kegiatan guru sudah
sesuai dengan tahapan
pembelajaran.
Konsep Indikator-indikator yang
digunakan pada instrumen ini
mewakili aspek psikomotor
yang di pakai
Instrumen ini mencakup sikap
ilmiah dari teori-teori yang ada
Bahasa Bahasa yang digunakan dalam
instrumen ini sudah cukup jelas
Bahasa yang digunakan dalam
instrumen ini sudah cukup
efektif
Saran
Jakarta, .......... Maret 2020
Validator
...........................................
Lampiran 11
Uji Validasi Ahli
Lembar Observasi Peserta Didik
Kesesuaian
instrumen Pernyataan Baik Cukup Kurang
Kegiatan
pembelajaran
Tahapan pembelajaran sudah
sesuai dengan urutan kegiatan
pembelajaran
Uraian kegiatan peserta sudah
sesuai dengan tahapan
pembelajaran.
Konsep Indikator-indikator yang
digunakan pada instrumen ini
mewakili aspek psikomotor
yang di pakai
Instrumen ini sesuai dengan
konsep yang digunakan pada
proses pembelajaran
Bahasa Bahasa yang digunakan dalam
instrumen ini sudah cukup jelas
Bahasa yang digunakan dalam
instrumen ini sudah cukup
efektif
Saran
Jakarta, .......... Maret 2020
Validator
...........................................
Lampiran 12
Lembar Observasi Guru
Lampiran 13
Lembar Observasi Peserta Didik
Lampiran 14
Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Psikomotorik Peserta Didik
Skor Per-Kelompok
No Aspek
penilaian Sub aspek
Pertemuan 1
Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6
Skor Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Moving (bergerak)
a. Membawa perlengkapan belajar
(alat dan bahan) yang dibutuhkan
dalam proses praktikum
b. Mengikuti prosedur/langkah kerja
praktikum pada LKPD
Jumlah skor 7 7 7 6 8 7
Persentase 87,5% 87,5% 87,5% 75% 100% 87,5%
2. Manipulating
(memanipulasi) a. Merangkai alat praktikum
b. Mengukur volume air yang
dibutuhkan pada saat praktikum
c. Menggunakan alat-alat praktikum
d. Menghitung kapasitas vital paru-
paru
e. Menghitung frekuensi pernapasan
f. Mengamati percobaan praktikum
No Aspek
penilaian Sub aspek
Pertemuan 1
Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6
Skor Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
g. Membersihkan alat dan bahan
praktikum setelah selesai digunakan
Jumlah skor 23 27 26 25 24 24
Persentase 82,1% 96,4% 92,8% 89,2% 85,7% 85,7%
3.
Communicating
(komunikasi)
a. Mengajukan pertanyaan
b. Menjawab pertanyaan
c. Menyimak pendapat orang lain
d. Menyampaikan ide/gagasan
e. Mendeskripsikan data
f. Mendiskusikan masalah
g. Mencatat data/informasi
Jumlah skor 21 26 20 24 22 20
Presentase 75% 92,8% 71,4% 85,7% 78,5% 71,4%
4. Creating (menciptakan)
a. Menganalisis masalah
b. Mensintesis masalah
Jumlah skor 6 6 6 7 6 5
Presentase 75% 75% 75% 87,5% 75% 62,5%
No Aspek
penilaian Sub aspek
Pertemuan 2
Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6
Skor Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Moving (bergerak)
a. Membawa perlengkapan belajar
(alat dan bahan) yang dibutuhkan
dalam proses praktikum
b. Mengikuti prosedur/langkah kerja
praktikum pada LKPD
Jumlah skor 8 7 7 7 8 8
Persentase 100% 87,5% 87,5% 87,5% 100% 100%
2. Manipulating
(memanipulasi)
a. Merangkai alat praktikum
b. Menggunakan bahan praktikum
c. Menggunakan alat-alat praktikum
d. Mengamati percobaan praktikum
e. Mengukur udara pernapasan
serangga
f. Membersihkan alat dan bahan
praktikum setelah selesai digunakan
Jumlah skor 19 22 19 23 19 20
Persentase 79,1% 91,6% 79,1% 95,8% 79,1% 83,3%
3.
Communicating
(komunikasi)
a. Mengajukan pertanyaan
b. Menjawab pertanyaan
No Aspek
penilaian Sub aspek
Pertemuan 2
Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6
Skor Skor Skor Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
c. Menyimak pendapat orang lain
d. Menyampaikan ide/gagasan
e. Mendeskripsikan data
f. Mendiskusikan masalah
g. Mencatat data/informasi
Jumlah skor 24 26 21 26 23 23
Presentase 85,7% 92,8% 75% 92,8% 82,1% 82,1%
4. Creating (menciptakan)
a. Menganalisis masalah
b. Mensintesis masalah
Jumlah skor 4 6 8 8 6 6
Presentase 50% 75% 100% 100% 75% 75%
Lampiran 15
Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Psikomotorik Peserta Didik
Skor Per-Sub Aspek
Pertemuan Ke-1
Aspek
Penilaian Sub Aspek
Skor Kelompok ∑ %
1 2 3 4 5 6
Moving Membawa
perlengkapan belajar
(alat dan bahan)
yang dibutuhkan
dalam proses
praktikum
4 4 4 3 4 3 22 91,6
Mengikuti
prosedur/langkah
kerja praktikum
pada LKPD
3 3 3 3 4 4 20 83,3
Rata-rata 87,45
Manipulating Merangkai alat
praktikum 3 4 4 3 3 4 21 87,5
Mengukur volume
air yang dibutuhkan
pada saat praktikum
2 4 3 4 3 3 19 79,1
Menggunakan alat-
alat praktikum 3 4 4 4 4 4 23 95,8
Menghitung
kapasitas vital paru-
paru
4 4 4 4 3 3 22 91,6
Menghitung
frekuensi
pernapasan
4 3 4 4 3 3 21 87,5
Mengamati
percobaan
praktikum
3 4 4 3 4 3 21 87,5
Membersihkan alat
dan bahan 4 4 3 3 4 4 22 91,6
Aspek
Penilaian Sub Aspek
Skor Kelompok
∑ %
1 2 3 4 5 6
praktikum setelah
selesai digunakan
Rata-rata 88,6
Communicati
ng
Mengajukan
pertanyaan 3 4 2 4 3 3 19 79,1
Menjawab
pertanyaan 3 3 2 3 3 3 17 70,8
Menyimak pendapat
orang lain 3 4 3 3 3 3 19 79,1
Menyampaikan
ide/gagasan 3 3 3 3 3 2 17 70,8
Mendeskripsikan
data 3 4 3 3 3 3 19 79,1
Mendiskusikan
masalah 3 4 3 4 3 3 20 83,3
Mencatat
data/informasi 3 4 4 4 4 3 22 91,6
Rata-rata 79,1
Creating Menganalisis
masalah 3 3 3 4 3 3 19 79,1
Mensintesis masalah 3 3 3 3 3 2 17 70,8
Rata-rata 74,9
Pertemuan Ke-2
Aspek
Penilaian Sub Aspek
Skor Kelompok ∑ %
1 2 3 4 5 6
Moving Membawa
perlengkapan belajar
(alat dan bahan)
yang dibutuhkan
dalam proses
praktikum
4 4 3 4 4 4 23 95,8
Mengikuti
prosedur/langkah
kerja praktikum
pada LKPD
4 3 4 3 4 4 22 83,3
Rata-rata 89,5
Manipulating Merangkai
alat praktikum 3 4 2 4 3 3 19 79,1
Menggunakan
bahan
praktikum
4 3 4 4 3 4 22 91,6
Menggunakan
alat-alat
praktikum
3 4 4 4 4 3 22 91,6
Mengamati
percobaan
praktikum
4 4 3 4 3 4 22 91,6
Mengukur
udara
pernapasan
serangga
3 4 2 3 3 3 18 75
Membersihkan
alat dan bahan
praktikum
setelah selesai
digunakan
2 3 4 4 3 3 19 79,1
Rata-rata 84,6
Aspek
Penilaian Sub Aspek
Skor Kelompok
∑ %
1 2 3 4 5 6
Communicati
ng
Mengajukan
pertanyaan 4 3 3 4 3 3 20 83,3
Menjawab
pertanyaan 2 4 3 3 3 3 18 75
Menyimak pendapat
orang lain 4 4 3 3 4 3 21 87,5
Menyampaikan
ide/gagasan 4 4 4 4 2 3 21 87,5
Mendeskripsikan
data 4 3 3 4 4 4 22 91,6
Mendiskusikan
masalah 3 4 2 4 3 3 19 79,1
Mencatat
data/informasi 3 4 3 4 4 4 22 91,6
Rata-rata 87,1
Creating Menganalisis
masalah 2 3 4 4 3 3 19 79,1
Mensintesis masalah 2 3 4 4 3 3 19 79,1
Rata-rata 79,1
Lampiran 16
Lembar Kegiatan Peserta Didik
Lampiran 17
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Indah Chairun Nisa
NIM : 1113016100050
Program Studi : Tadris Biologi
Judul Skripsi : Profil Kemampuan Psikomotorik Peserta Didik pada
Konsep Sistem Pernapasan dalam pembelajaran
Berbasis Praktikum
Dosen Pembimbing : 1. Nengsih Juanengsih, M.Pd
2. Yuke Mardiati, M.Si
No Referensi
Dosen Pembimbing
I II
BAB I
1. Kemendikbud. Model Silabus Mata Pelajaran
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA). Jakarta. 2017. h.26
BAB II
1. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 28
2. Nuryani Y. Rustaman. Konstruktivisme dan
Pembelajaran IPA/Biologi,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDI
KAN_IPA/195012311979032-
NURYANI_RUSTAMAN/KONSTRUKTIVISME_D
AN_PEMBELAJARAN_IPAIBIOLOGI.pdf ,
(Makalah Disampaikan pada Seminar/Lokakarya
Guru-Guru IPA SLTP Sekolah Swasta di Bandung
7-15 Agustus 2000). Diakses pada tanggal 27 Mei
2020, h.8.
3. Trianto, Op.cit., h.28.
4. Ibid., h.111.
5. Wina Sanjaya, STRATEGI PEMBELAJARAN
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2006), h.123-124.
6. Ibid. h.124.
7. Educational Broadcasting Corporation,
Construktivism as a Paradigm for Teaching and
Learning: what does Constructivism have to do
with my Classroom?, artikel [online],
https://www.thirteen.org/edonline/concept2class/c
onstructivism/, Diakses pada tanggal 21 Januari
2020. h.1.
8. Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi
Pembelajaran Sains, (Jakarta: UIN Jakarta, 2009),
h.95.
9. Husamah, Yuni Pantiwati. Arina Restian. Puji
Sumarsono, Belajar dan Pembelajaran, (Malang:
UMM Press, 2018), h.322.
10. Ibid.
11. Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar (Jakarta:PT Rineka Cipta,2006),h.84-85
12. Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Op.cit.,
h.104-105.
13. Özlem KORAY dan Mustafa Serdar KÖKSAL,
“The effect of creative and critical thinking based
laboratory applications on creative and logical
thinking abilities of prospective teachers”, Journal
of Asia-Pacific Forum on Science Learning and
Teaching, Vol. 10, No. 1, 2009, p. 9.
14. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rodaskarya,
2009), h.23.
15. Ibid., h.30-31.
16. M. Djazari, Endra Murti Sagoro, Evaluasi Prestasi
Belajar Mahasiswa Program Kelanjutan Studi
Jurusan Pendidikan Akuntansi Ditinjau dari IPK
D3 dan Asal Perguruan Tinggi, Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, Vo. IX, No. 2, 2011, h. 108.
17. Ibid.
18. Nana Sudjana. Op.cit., h.31.
19. Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h.23.
20. Dafid Firna Setiawan. Prosedur Evaluasi dalam
Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2018), h. 4
21. Nani Dahniar, “Pertumbuhan Aspek Psikomotorik
dalam pembelajaran Fisika Berbasis Observasi
Gejala Fisis pada Siswa SMP”, Jurnal Pendidikan
Inovatif, Vol. 1, No. 2, h.1.
22. Ahmad Sofyan, dkk, Op.cit., h. 24.
23. Ahmad Sofyan, dkk, loc.cit. h.24
24. Ahmad Sofyan, dkk, loc.cit. h.24
25. Elly Herliani, dan Indrawati, Penilaian Hasil
Belajar Untuk Guru SMP, (Bandung: PPPTK IPA,
2009), h. 68-69.
26. Irnaningtyas, BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XI,
(Jakarta: Erlangga. 2013), h.289-295.
27. Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor
Siswa Pada Pembelajaran Hands On Teknik
Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada
Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h. 68.
28. Siti Aniyah, “Upaya Peningkatan Pembelajaran
Kimia Pada Materi Pemisahan Kimia Melalui
metode Praktikum Berbasis Laboratorium”,
Skripsi pada Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2012, h. 73.
29. Siska Murti, Muhibbuddin, dan Cut Nurmaliah,
“Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum
untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan
Psikomotorik Pada Perkuliahan Anatomi
Tumbuhan”, Jurnal Biologi Edukasi, Vol . 6, No.
1, 2014. h. 7.
30. Fransisca Sudargo, Soesy Asiah S, “Kemampuan
Pedagogik Calon Guru dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan
Proses Siswa melalui Pembelajaran Berbasis
Praktikum”, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol.15,
No.1, 2010, h. 4.
31. Dwi Puji Hayati, Siti Harnina Bintari, Sri
Sukaeasih. “Implementation of the Practicum
Methods with Guided-Discovery Model to the
Student Skill of Science Process”. Journal of
Biology Education, Vol. 7, No.1, 2018. h. 125.
BAB III
1. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h.124.
2. Yanti Herlanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2014), h.18.
3. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 84
4. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2013),
h. 282-283
5. Albi Anggito & Jchan Setiawan, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: Jejak Publisher,
2018), h. 23
6. Aris Munandar, dkk, Buku Pedoman Fieldstudy,
(Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h. 28
7. Hendriyan, “Analisis Kemampuan Psikomotor
Siswa Pada Pembelajaran Hands On Teknik
Challenge Exploration Activity”, Skripsi pada
Sarjana FITK UIN Jakarta 2013, h.45-46
Jakarta, 15 Juni 2020
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Nengsih Juanengsih, M.Pd Yuke Mardiati, M.Si
NIP. 197905102006042001 NIP. 197601172007012013
BAB IV
1. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif. Jakarta: Kencana. 2009, h.28
2. Daniel Klein, Stefan Turk, Ralf Roth. “Outdor
Psychomotor Activities: Bringing Children to
Nature”. Journal of Scientific Research
Publishing, Vol. 8, No. 2, 2018, h. 248.
Lampiran 18
Surat – surat
Lampiran 19
Dokumentasi Penelitian