Download - PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
1/265
KATA PENGANTAR
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN) 20004 – 2009,
Program Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari
Program Lingkungan Sehat (LS) dan Program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (PPP),
dan dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan pokok serta kegiatan indikatifnya dalam Rencana
Strategis (Renstra) Depkes 2005 – 2009.
Untuk melihat hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dari tahun ketahun perlu adanya
suatu dokumen yang mencatat hasil hasil kegiatan tersebut. Kegiatan dan pencapaian
program yang telah dilaksanakan Ditjen PP & PL sampai dengan tahun 2008 disajikan dalam
“Profil Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Tahun 2008” (Profil PP&PL Tahun
2008).
Profil PP&PL disusun setiap tahun, merupakan sarana untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian pembangunan kesehatan khususnya di bidang PP&PL. Sebagai salah satu media
komunikasi, data dan informasi yang disajikan pada Profil PP&PL tahun 2008, hampir semua
program sudah menggambarkan trend cakupan kegiatan berupa table, grafik ataupun
mapping disertai analisa singkat. Diharapkan Profil PP&PL dapat dipergunakan sebagai bahan
acuan untuk mendukung perencanaan kesehatan yang berdasarkan fakta ( evidence based)
serta bahan masukan dalam menyusun kebijakan-kebijakan program maupun pengambilan
keputusan yang kesemuanya sejalan dengan visi Departemen Kesehatan yaitu “Membuat
Rakyat Sehat”
Saran, kritik serta masukan-masukan sangat kami harapkan guna peningkatan mutu Profil
PP&PL ditahun-tahun mendatang. Penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih
disampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berperanserta dalam
penyusunan Profil PP&PL Tahun 2008.
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
2/265
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2
DAFTAR GRAFIK
.............................................................................................................. 4
DAFTAR TABEL
................................................................................................................ 11
DAFTAR GAMBAR
.......................................................................................................... 13
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 14
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................14
B. TUJUAN DAN SASARAN ......................................................................15 1. Program Lingkungan Sehat ........................................................................ 15
2. Program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit ............................... 16 C. LINGKUP KEGIATAN PP&PL ..................................................................17
D. ORGANISASI .........................................................................................17
II. PENCAPAIAN KEGIATAN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN
......................................................................................................... 19
A. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA ......19
1. Surveilans Epidemiologi ............................................................................. 19
2. Kesehatan Haji ............................................................................................. 35
3. Kesehatan Matra ......................................................................................... 40
4.
Karantina Kesehatan ................................................................................... 48
5. Subdit Imunisasi ........................................................................................... 49
B. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG (P2ML) ............... 52
1. Tuberkulosis ................................................................................................. 52
2. HIV/AIDS DAN IIMS ................................................................................... 58
3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) .................................................... 68
4. Diare, Kecacingan dan Infeksi Saluran Pencernaan Lainnya .................. 71
5. Kusta dan Frambusia ................................................................................... 77
C. PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG (PPBB) .............. 82 1. Pengendalian Penyakit Malaria ................................................................. 82
2. Pengendalian Penyakit Arbovirosis ........................................................... 90
3. Pengendalian Penyakit Filariasis Dan Schistosomiasis ............................. 94 4. Pengendalian Penyakit Zoonosa ............................................................. 104
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
3/265
III. PENUNJANG KEGIATAN PP&PL ........................................................................ 177
A. Program Dan Informasi ........................................................................177
B.
Keuangan/Pembiayaan .........................................................................178
C. Ketenagaan ..........................................................................................182
D. Perlengkapan .......................................................................................187
E. Hukum, Organisasi & Humas ...............................................................192 IV. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PP&PL ......................................................... 201
A. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) ..................................................... 201
B. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
(BTKL-PPM) ........................................................................................ 220
C. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.Sulianti Saroso (RSPI-SS)............ 226
LAMPIRAN...................................................................................................................... 236
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................... 259
TIM PENYUSUN
............................................................................................................ 264
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
4/265
DAFTAR GRAFIK
NO. NAMA GRAFIK
Grafik 2.1 Kelengkapan Dan Ketepatan Laporan Zero Report
Grafik 2.2 Kasus Campak Berdasar Umur Dan Tahun Indonesia 2004 - 2008
Grafik 2.3 Incident Rate Kasus Difteri Per 10.000 Populasi Kelompok Umur Dan
Persentase Cakupan Imunisasi DPT3 Indonesia 2003 - 2008
Grafik 2.4 Sebaran Kasus AI Per Provinsi 2005 - 2008Grafik 2.5 Epidemiologi Kasus Flu Burung Per Bulan Berdasarkan Onset (N=139) Tahun
2005 – 2008
Grafik 2.6 Sebaran Kasus AI Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Grafik 2.7 Sebaran Faktor Risiko Flu Burung Tahun 2005 - 2008
Grafik 2.8 Persentase Kontak Dengan Virus H5N1 Yang Menyebabkan Avian Influenza
Grafik 2.9 Sebaran Kasus Berdasarkan Daerah Rural Dan Urban
Grafik 2.10 Kasus AI Berdasarkan Jumlah Hari Dari Onset Sampai Sembuh Atau
MeninggalGrafik 2.11 Kasus Flu Burung Berdasarkan Jumlah Hari Dari Onset Sampai Datang Ke
Faslitas Pelayanan Kesehatan Pertama Dan Jenis Pelayanan Kesehatan Yang
Dikunjungi
Grafik 2.12 Jenis/Type Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Pertama Kali Kasus-Kasus
Kunjungi
Grafik 2.13 Kasus Flu Burung Berdasarkan Jumlah Hari Dari Onset Sampai Di Rawat Di
RS Rujukan AI
Grafik 2.14 Persentase Distribusi Kasus AI Menurut Gejala Dan Tanda
Grafik 2.15 Proporsi Kasus Menurut Jumlah Lekosit
Grafik 2.16 Jemaah Haji Berdasarkan Jenis Kelamin
Grafik 2.17 Jemaah Haji Berdasarkan Umur
Grafik 2.18 Proporsi Jemaah Menurut Jenis Kelamin
Grafik 2.19 Proporsi Jenaah Haji Menurut Pekerjaan
Grafik 2.20 Situasi Kesehatan Jemaah
Grafik 2.21 Rate Jemaah Haji Wafat Perhari Per 10.000 Jemaah Haji Menurut MingguOperasional Haji Tahun 2005 – 2008
Grafik 2.22 Proporsi Jemaah Yang Wafat Tahun 2006 - 2008
Grafik 2.23 Penyebab Kematian Jemaah Haji Indonesia Tahun 2008
Grafik 2.24 Distribusi Penyelam Yang Pernah Mendapatkan Pelatihan/Penyuluhan Dari
Tahun 2006 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
5/265
Grafik 2.32 Jangkauan Program Imunisasi 2008
Grafik 2.33 Tingkat Perlindungan Program Tahun 2006 - 2008
Grafik 2.34 Efektifitas Program Tahun 2006 – 2008Grafik 2.35 Pencapaian Uci Desa Tahun 2006 - 2008
Grafik 2.36 Pencapaian Bias Tahun 2006 – 2008
Grafik 2.37 Tren Penemuan Kasus Bta Positif
Grafik 2.38 Cakupan Penemuan Penderita Baru
Grafik 2.39 Konversi Penderita Baru BTA Positif
Grafik 2.40 Succes Rate Pengobatan Penderita Tb
Grafik 2.41 Penemuan Kasus Baru Dan Keberhasilan Pengobatan Di Indonesia Tahun1998 – 2008
Grafik 2.42 Jumlah Kasus AIDS Di Indonesia
Grafik 2.43 Persentase Kasus AIDS Di Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008
Grafik 2.44 Persentase Kumulatif Kasus AIDS Di Indonesia Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2008
Grafik 2.45 10 Provinsi Di Indonesia Dengan Kasus AIDS Terbanyak S.D 31 Desember
2008
Grafik 2.46 Kecenderungan Faktor Risiko Kasus AIDS Per Periode Di IndonesiaGrafik 2.47 Persentase Kumulatif Kasus AIDS Di Indonesia Berdasarkan Cara Penularan
S.D Desember 2008
Grafik 2.48 Jumlah Kasus AIDS Pada Pengguna Napza Suntik Di Indonesia Berdasarkan
Tahun Pelaporan S.D 31 Desember 2008
Grafik 2.49 5 Provinsi Di Indonesia Dengan Kasus AIDS Terbnyak Pada Pengguna Napza
Suntik S.D 31 Desember 2008
Grafik 2.50 Persentase Kasus AIDS Pada Pengguna Napza Suntik Di IndonesiaBerdasarkan Jenis Kelamin S.D 31 Desember 2008
Grafik 2.51 Persentase Kumulatif Kasus AIDS Pada Pengguna Napza Suntik Di Indonesia
Berdasarkan Golongan Umur S.D 31 Desember 2008
Grafik 2.52 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Tahun 2005 - 2008
Grafik 2.53 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Tahun 2008
Grafik 2.54 Distribusi Penderita Diare Tahun 2006 - 2008
Grafik 2.55 Distribusi Penderita Diare Per Provinsi Tahun 2008
Grafik 2.56 Distribusi Kejadian Luar Biasa (Klb) Diare Tahun 2005 - 2008Grafik 2.57 Angka Kematian Diare Saat KLB Tahun 2005 - 2008
Grafik 2.58 Angka Kematian Diare Saat KLB Per Provinsi Tahun 2006 - 2008
Grafik 2.59 Kualitas Tatalaksana Penderita Diare Tahun 2005 - 2008
Grafik 2.60 Distribusi Prevalensi Cacingan Pada Anak SD Di Kabupaten Terpilih Tahun
2002 – 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
6/265
Grafik 2.70 Target Dan Persentase Pengobatan Malaria Tahun 2000 - 2008
Grafik 2.71 Annual Paracite Incidence (API) Di Jawa Bali Tahun 2000 - 2008
Grafik 2.72 Annual Malaria Incidence (AMI) Di Luar Jawa Bali Tahun 2000 - 2008Grafik 2.73 Pencapaian Konfirmasi Laboratorium/Mikroskop Malaria Tahun 2008
Grafik 2.74 Kasus Dan Kematian DBD Di Indonesia Tahun 2007 - 2008
Grafik 2.75 Angka Kesakitan & Angka Kematian DBD Di Indonesia Tahun 2004 - 2008
Grafik 2.76 Insidens Dan Kab/Kota Terjangkit DBD Tahun 1998 - 2008
Grafik 2.77 Prosentase Kejadian DBD Yang Ditangani Sesuai Standard
Grafik 2.78 Angka Bebas Jentik Di Indonesia Tahun 2004-2008
Grafik 2.79 Kasus Filariasis Tahun 2000 – 2008Grafik 2.80 Persentase Penatalaksanaan Kasus Klinis Filariasis Di Indonesia Tahun 2005 –
2008
Grafik 2.81 Gambaran Endemisitas Filariasis Di Indonesia Menurut Pulau Tahun 2008
Grafik 2.82 Jumlah Kab/Kota Yang Melakukan Pengobatan Massal Filariasis Tahun 2005
– 2008
Grafik 2.83 Cakupan Pengobatan Massal Filariasis Di Indonesia Tahun 2005 - 2008
Grafik 2.84 Prevalensi Schistosomiasis Pada Manusia Di Napu Dan Lindu Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2000 – 2008Grafik 2.85 Prevalensi F. Buski Di Kab. Hulu Sungai Utara Prov. Kalses Tahun 2001 –
2008
Grafik 2.86 Jumlah Spesimen Positif Rabies Pada Hewan Tahun 2000 - 2008
Grafik 2.87 Situasi Rabies Di Indonesia Tahun 2003 - 2008
Grafik 2.88 Situasi Kasus Rabies Pada Manusia Menurut Waktu Kejadian Tahun 2005 –
2008
Grafik 2.89 Situasi Kasus Rabies Pada Manusia Menurut Lokasi Kejadian Tahun 2006 –2008
Grafik 2.90 Target Dan Angka Kasus Kematian Rabies Pada Manusia Tahun 2004 - 2008
Grafik 2.91 Target Dan Jumlah Kabupaten Endemis Rabies Tahun 2004 - 2008
Grafik 2.92 Hasil Surveilans Rutin Rodent Pes Di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta Dan Jawa Timur Tahun 2004 - 2008
Grafik 2.93 Situasi Pes Pada Manusia Tahun 2004 - 2008
Grafik 2.94 Jumlah Kecamatan Endemis Pes Pada Manusia Tahun 2004 - 2008Grafik 2.95 Target Dan Angka Kasus Pes Pada Manusia Tahun 2004 - 2008
Grafik 2.96 Situasi Kasus Antraks Di Indonesia Tahun 2004 - 2008
Grafik 2.97 Target Dan Jumlah Kabupaten Endemis Entraks Di Indonesia Tahun 2004 –
2008
Grafik 2 98 Situasi Leptospirosis Di Indonesia Tahun 2004 - 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
7/265
Grafik 2.108 Gejala Yang Muncul Dari Kasus Konfirmasi AI Tahun 2005 - 2008
Grafik 2.109 Prosentase Ketersediaan Tenaga Entomologi Di Kab/Kota Endemis Penyakti
Bersumber BinatangGrafik 2.110 Cakupan Pemberantasan Vektor Malaria Berdasarkan Surveilans Vektor
Tahun 2005 – 2008
Grafik 2.111 Cakupan Pemetaan Vektor Malaria Tahun 2005 - 2008
Grafik 2.112 Persentase Penyakit Jantung Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Grafik 2.113 Persentase Stroke Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Grafik 2.114 Persentase Diabetes Mellitus Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Grafik 2.115 Persentase DM Di 10 Provinsi Tahun 2007
Grafik 2.116 Persentase Tumor/Kanker Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Grafik 2.117 Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak Di Indonesia Tahun 2004 - 2007
Grafik 2.118 Persentase Tumor/Kanker Menurut Kelompok Unur Di Indonesia Tahun
2007
Grafik 2.119 Persentase Tumor/Kanker Menurut Jenis Kelamin Di Indonesia Tahun 2007
Grafik 2.120 Persentase Tumor/Kanker Menurut Tempat Tinggal Di Indonesia Tahun
2007
Grafik 2.121 Persentase Tumor/Kanker Menurut Tingkat Pendidikan Di Indonesia Tahun2007
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
8/265
Grafik 2.122
Grafik 2.123Grafik 2.124
Grafik 2.125
Grafik 2.126
Grafik 2.127
Grafik 2.128
Grafik 2.129
Grafik 2.130
Grafik 2.131
Grafik 2.132
Grafik 2.133
Grafik 2.134
Grafik 2.135
Grafik 2.136
Grafik 2.137
Grafik 2.138
Grafik 2.139
Grafik 2.140
Grafik 2.141
Grafik 2.142
Grafik 2.143Grafik 2.144
Grafik 2.145
Grafik 2.146
Grafik 2.147
Grafik 2 148
10 Jenis Kanker Terbanyak Pada Perempuan Di 31 RS DKI Jakarta Tahun
2005
10 Jenis Kanker Terbanyak Pada Laki-Laki Di 31 RS DKI Jakarta Tahun 2005Cakupan Skrining Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara Di Daerah Pilot
Project Tahun 2007 – 2008
Hasil IVA Positif Dalam Skrining Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara Di
Daerah Pilot Project Tahun 2007 – 2008
Curiga (Suspect) Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara Di Daerah Pilot
Project Tahun 2007 – 2008
Benjolan/Tumor Pada Payudara Dalam Skrining Kanker Leher Rahim Dan
Kanker Payudara Di Daerah Pilot Project Tahun 2007-2008Prevalensi Penyakit Persendian Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Tahun 2007
Prevalensi Asma Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Prevalensi Penyakit Kronis Menurut Golongan Umur Di Ndonesia Tahun
2007
Prevalensi Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2008
Pelaku Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Kelompok Umur Di Indonesia Tahun
2008Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Dan Korbannya Di Indonesia Tahun 2005 –
2007
Prevalensi Cedera Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Prevalensi Kurang Makan Buah Dan Sayur Menurut Provinsi Di Indonesia
Tahun 2007
Persentasi Kebiasaan Mengkonsumsi Sayur Dan Buah Di 7 Provinsi Tahun
2008
Prevalensi Konsumsi Makanan Berlemak Dan Diawetkan Penduduk Usia >10Tahun Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Prevalensi Kurang Aktivitas Fisik Penduduk Usia >10 Tahun Menurut
Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Persentrase Kebiasaan Beraktifitas Fisik Di 11 Provinsi Tahun 2007
Persentase Kebiasaan Beraktifitas Fisik Di 7 Provinsi Tahun 2008
Prevalensi Merokok Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Prevalensi Merokok Menurut Kelompok Umur Di Indonesia Tahun 2007
Persentase Kebiasaan Merokok Di 11 Provinsi Tahun 2007Persentase Kebiasaan Merokok Di 7 Provinsi Tahun 2008
Prevalensi Hipertensi Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
Persentase Status Hipertensi Di 11 Provinsi Tahun 2007
Persentase Status Hipertensi Di 7 Provinsi Tahun 2008
Prevalensi TGT Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2007
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
9/265
Grafik 2.158
Grafik 2.159Grafik 2.160
Grafik 2.161
Grafik 2.162
Grafik 2.163
Grafik 3.1
Indikator Kinerja Keberhasilan Program Lingkungan Sehat Per Provinsi (%
Cakupan Kualitas Bakteriologis Air Minum) Tahun 2007
Cakupan Air Bersih Dan Sanitasi Tahun 2008Pencapaian Indikator Sekolah Sehat Tahun 2000 - 2008
Pencapaian Indikator Rumah Sehat Tahun 2000 - 2008
Pencapaian Indikator Tempat-Tempat Umum Sehat Tahun 2000 - 2008
Capaian Cakupan Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat A.D Akhir
Desember 2008
Alokasi Dan Realisasi Anggaran Satker Pusta, UPT, Dekonsentrasi Dan Tugas
Pembantuan Tahun 2006, 2007 Dan 2008
Grafik 3.2 Alokasi Dan Realisasi Anggaran Satker Pusta, UPT, DK Dan TP TahunAnggaran 2006,2007 Dan 2008
Grafik 3.3 Alokasi Dan Realisasi Anggaran Ditjen PP&PL Tahun 2006, 2007 Dan 2008
Berdasarkan Belanja
Grafik 3.4 Target Dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kantor Pusat Dan UPT
Tahun 2006, 2007 Dan 2008
Grafik 3.5 Alokasi Dan Realisasi Dana Hibah (Non DIPA) Tahun Anggaran 2006, 2007
Dan 2008
Grafik 3.6 Distribusi Pegawai Ditjen PP & PL Dan UPT Tahun 2008Grafik 3.7 Distribusi Pegawai Ditjen PP&PL Beserta UPT Tahun 2006 - 2008
Grafik 3.8 Distribusi Pegawai Ditjen Pp&Pl Unit Pusat Tahun 2008
Grafik 3.9 Distribusi Pegawai Ditjen PP&PL Beserta UPT Berdasarkan Pendidikan
Grafik 3.10
Grafik 3.11
Grafik 3.12
Grafik 3.13
Grafik 3.14
Grafik 3.15
Grafik 3.16
Grafik 3.17
Distribusi Pegawai Ditjen PP&PL Beserta UPT Berdasarkan Pendidikan
Beserta Keadaan 2 Tahun Sebelumnya
Distribusi Pegawai Ditjen PP&PL Beserta UPT Berdasrakan Klasifikasi
PendidikanDistribusi Pegawai Ditjen PP&PL Berdasarkan Golongan
Gambaran Keadaan Jabatan Struktural Pada Ditjen PP&PL
Distribusi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi Pegawai Berdasarkan Umur
Persentase Total Aset Ditjen PP&PL Tahun 2008
Aset Kantor Pusat Ditjen PP&PL Tahun 2008
Grafik 4.1 Distribusi Tempat Pengolahan Makanan Yang Diperiksa Menurut Bulan Di
Wilayah Kerja KKP Tanjung PriokGrafik 4.2 Distribusi Pemberantasan Tikus Dan Pinjal Serta Indeks Pinjal KKP Tanjung
Priok
Grafik 4.3 Distribusi Bangunan Perimeter Yang Diperiksa Menurut Bulan Kkp Tanjung
Priok
Grafik 4.4 Dsitribusi Bangunan Buffer Yang Diperiksa Menurut Bulan KKP Tanjung Priok
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
10/265
Grafik 4.13
Grafik 4.14
Grafik 4.15
Grafik 4.16
Grafik 4.17
Grafik 4.18
Grafik 4.19
Grafik 4.20
Grafik 4.21
Grafik 4.22
Grafik 4.23
Grafik 4.24
Grafik 4.25
Grafik 4.26
Grafik 4.27
Grafik 4.28
Grafik 4.29
Grafik 4.30
Grafik 4.31
Grafik 4.32
Grafik 4.33
Grafik 4.34
Grafik 4.35
Grafik 4.36
Grafik 4.37
Grafik 4.38
Grafik 4 39
Distribusi Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, Penjamah Makanan Dan
Masyarakat Di Wilayah Kerja KKP Tanjung Priok
Kedatangan & Keberangkatan Pesawat Di Bandara Soekarno Hata Tahun2006 – 2008
Distribusi Kedatangan & Keberangkatan Penumpang Di Bandara Soekarno
Hatta Tahun 2006 – 2008
Kedatangan Pesawat Dari Daerah Endemis AI Di Bandara Soekarno Hatta
Tahun 2006 – 2008
Kedatangan Penumpang Dari Daerah Endemis AI Di Bandara Soekarno Hatta
Tahun 2006 – 2008
Distribusi Pesawat Datang Dan Berangkat Di Bandara Soekarno Hatta DariDaerah Endemis Meningitis Tahun 2006 – 2008
Distribusi Penumpang Dari Daerah Endemis Meningitis Di Bandara Soekarno
Hata Tahun 2006 – 2008
Distribusi Jenis Penyakit Yang Ditemukan Di KKP Jakarta Tahun 2006 –
2008
Distribusi Penertiban Sertifikat Knock Down Desinfectan Tahun 2006 – 2008
Distribusi Jenis OMKABA Yang Diamati Oleh KKP Jakarta Tahun 2006 –
2008 Tahun 2006 – 2008Distribusi Pengawasan Calon Jemaah Umroh Di KKP Jakarta Tahun 2006 –
2008
Distribusi Jemaah Haji Khusus Yang Datang Tahun 2006 – 2008
Pelayanan Kesehatan Terbatas Di KKP Jakarta Tahun 2006 – 2008
Distribusi Pelayanan Vaksinasi Dan Penerbitan ICV Di KKP Jakarta Tahun
2006 – 2008
Distribusi Pengawasan Sanitasi Pesawat Di KKP Jakarta Tahun 2006 – 2008
Distribusi Pemeriksaan Sanitasi Gedung Dan Lingkungan Di KKP JakartaTahun 2006 – 2008
Distribusi Pengamatan Larva Th. 2006 – 2008
Distribusi Kegiatan Foging Th 2006 – 2008
Jumlah Hari Rawat Di Rawat Inap RSPI Tahun 2005 – 2008
BOR Rawat Inap RSPI Tahun 2005 – 2008
Jumlah Kumulatif Infeksi HIV & Kasus AIDS Di RSPI-SS Tahun 1995 – 2008
Jumlah Kasus Baru Dan Kematian Akibat HIV/AIDS Di RSPI-SS Tahun 1995 –
2008Jumlah Infeksi HIV& Kasus AIDS Yang Baru Menurut Kelompok Umur Di
RSPI-SS Tahun 1995 – 2008
Trend Faktor Risiko Infeksi HIV/AIDS Di RSPI-SS Tahun 1995 – 2008
Jumlah Infeksi Oportunistik Pada Pasien HIV/AIDS Di RSPI-SS Tahun 2008
Proporsi Infeksi HIV&Kasus AIDS Menurut Pekerjaan Tahun 2005 – 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
11/265
DAFTAR TABEL
NO. NAMA TABEL
Tabel 2.1 Data PD3I Di Indonesia Tahun 2005 - 2008
Tabel 2.2 Rekap Data Klb Tahun 2008
Tabel 2.3 Sebaran Klaster Kasus Flu Burung Di Indonesia Tahun 2008
Tabel 2.4 Distribusi Kunjungan Berobat Jalan Menurut Kelompok Penyakit Jhi 1428 H/
Tahun 2008
Tabel 2.5 Lokasi Dan Jenis Bencana Tahun 2008Tabel 2.6 Kesiapan Dalam Menghadapi Mudik Lebaran Dan Tahun Baru 2008
Tabel 2.7 Jumlah Pos Kesehatan Pelayanan Kesehatan Mudik Lebaran 1428 H
Tabel 2.8 Distribusi Sumber Daya Manusia Pada Pengamanan Dan Pengamatan Arus
Mudik Dan Lebaran 1428 H/2008
Tabel 2.9 Hasil Cakupan Pengobatan Penderita Tbc Tahun 2001 - 2008
Tabel 2.10 Proporsi Bta Positif Terhadap Suspek Tahun 2001 - 2008
Tabel 2.11 Proporsi Tb Menurut Tipe Tahun 2001 - 2008
Tabel 2.12 Kumulatif Kasus AIDS Yang Meninggal Dan Rate Kumulatif Kasus AIDS Per100.000 Penduduk Per Provinsi Di Indonesia S.D 31 Desember 2008
Tabel 2.13 Jumlah Kasus HIV Di Indonesia Berdasarkan Sumber Pelaporan S.D 31 Desember
2008
Tabel 2.14 Kumulatif Kasus AIDS Pada Pengguna Napza Suntuk Di Indonesia Berdasarkan
Provinsi S.D 31 Desember 2008
Tabel 2.15 Infeksi Oportunistik Yang Dilaporkan S.D 31 Desember 2008
Tabel 2.16 Penemuan Penderita Kusta Tahun 2000 - 2008
Tabel 2.17 Perbandingan Klb Malaria Tahun 2007 - 2008
Tabel 2.18 Data Kasus Chikungunya Di Indonesia Tahun 2008
Tabel 2.19 Jumlah Kasus Klinis Filariasis Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2004-2008
Tabel 2.20 Prevalensi Schistosomiasis Pada Hewan Di Napu-Besoa Kabupaten Poso Dan
Lindu, Kabupaten Donggala Tahun 2007 - 2008
Tabel 2.21 Kasus Konfirm Ai Tahun 2005 - 2008
Tabel 2.22 Pencapaian Program Subdit Pengendalian Vektor Per Jenis Indikator Tahun
2007-2008Tabel 2.23 Jenis Insektisida Yang Disetujui WHO Untuk Pengendalian Nyamuk
Tabel 2.24 Proporsi Penyebab Kematian Pada Kelompok Umur 45-54 Tahun Berdasarkan
Tipe Daerah Di Indonesia Tahun 2007
Tabel 2.25 Proporsi Penyebab Kematian Pada Kelompok Umur 55 – 64 Tahun Berdasarkan
Tipe Daerah Di Indonesia Tahun 2007
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
12/265
Tabel 2.33 Pembangunan Sarana Sanitasi
Tabel 2.34 Indikator Kinerja Komponen
Tabel 2.35 Progress Report Pelaksanaan Kegiatan Pamsimas Tahun 2006 - 2007Tabel 2.36 Lokasi Desa Pro Air
Tabel 2.37 Status Pelaksanaan Kegiatan Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi Sd Desember
2007
Tabel 2.38 Distribusi Bantuan Logistik Di Posko Lebaran
Tabel 3.1 Alokasi Anggaran Ditjen Pp&Pl Tahun 2008
Tabel 3.2 Data Aset Ditjen Pp&Pl Tahun 2005 - 2008
Tabel 3.3 Kepemilikan Kendaraan Dinas Kantor Pusat Ditjen Pp&Pl Tahun 2008
Tabel 3.4 Kepemilikan Kendaraan Dinas KKP Dan B/BTKL-PPM Tahun 2008
Tabel 3.5 Kendaraan Bermotor Upt Vertikal Ditjen Pp&Pl
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.11Tabel 3.12
Kendaraan Speed Boat Upt Vertikal Ditjen Pp&Pl
Daftar Bantuan Hukum Ditjen Pp&Pl Tahun 2008
Keputusan/Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2008
Daftar Keputusan Direktur Jenderal Pp&Pl Tahun 2008
Nota Kesepahaman (Mou) Ditjen Pp&Pl
Persentase Pencapaian Kinerja/Realisasi Keuangan Tahun 2008Daftar Kkp Yang Mengalami Peningkatan Klasifikasi
Tabel 4.1 Wilayah Kerja Regional B/Btkl-Ppm Seluruh Indonesia Tahun 2008
Tabel 4.2 Alokasi Dan Realisasi Anggaran BBTKL/BTKL-PPM Tahun 2005 - 2008
Tabel 4.3 Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Pnbp) Bbtkl/Btkl-Ppm Tahun 2005-
2008
Tabel 4.4 Distribusi Pegawai Di BB/BTKL-PPM Menurut Jenjang Dan Kualifikasi
Pendidikan Tahun 2008
Tabel 4.5 Distribusi Pegawai Di BB/BTKL-PPM Menurut Usia Tahun Anggaran 2008Tabel 4.6 Data Pemanfaatan Rumah Sakit Tahun 2006 - 2008
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
10 Penyakit Terbesar Rawat Inap Tahun 2008
10 Penyakit Terbesar Rawat Jalan Tahun 2008
Alokasi Dan Realisasi Anggaran (Apbn+Pnbp/Blu) Rspi-Ss Tahun 2005 – 2008
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Pnbp) Rspi-Ss Tahun 2005 – 2008
Distribusi Pegawai Di Rspi-Ss Menurut Usia Tahun Anggaran 2008
Distribusi Pegawai Rspi-Ss Menurut Jenjang Dan Klasifikasi Pendidikan Tahun
2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
13/265
DAFTAR GAMBAR
NO. NAMA GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Ditjen Pp&Pl
Gambar 1.2 Sruktur & Foto Dirjen, Sesditjen Dan Para Direktur
Gambar 2.1 Kinerja Surveilans Afp Indonesia 2007 - 2008
Gambar 2.2 Sebaran Kasus & Kelengkapan Laporan Bulanan C1 Campak Indonesia Tahun
2008
Gambar 2.3 Distribusi Kasus Tetanus Neonatorum Per Kabupaten Di Indonesia Tahun
2006 – 2008
Gambar 2.4 Sebaran Kasus Difteri Menurut Provinsi Indonesia Tahun 2008 - 2009
Gambar 2.5 Kasus AI Di Kab/Kota Di Indonesia Tahun 2008
Gambar 2.6 Kesehatan Penerbangan Tahun 2006 - 2007
Gambar 2.7 Kasus DBD Di Indonesia Berdasarkan Incidents Rate Tahun 2008
Gambar 2.8 Daerah Endemis Filariasis Tahun 2008
Gambar 2.9 Kab/Kota Endemis Filariasis Yang Melaksanakan Pengobatan Massal DiIndonesia Tahun 2008
Gambar 2.10 Esistensi Vektor DBD Terhadap Malathion Sd Tahun 2008
Gambar 2.11 Kabupaten Lembata Dan Hasil Survei Vektor Malaria
Gambar 2.12 Penyebaran Daerah Kegiatan Penyehatan Lingkungan
Gambar 2.13 Distribusi 57 Kab/Kota Yang Mangajukan Usulan Sebagai Calon Penerima
Penghargaan Tahun 2007
Gambar 2.14 Kejadian Bencana Di Indonesia Mendapat Bantuan Dan Pengawasan Oleh
Direktorat Penyehatan Lingkungan Tahun 2007Gambar 2.15 Daerah Endemis Filariasis Di Indonesia Tahun 2008
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kkp Kelas I
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kkp Kelas Ii
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Kkp Kelas Iii
Gambar 3.4 Peta Wilayah Kerja Regional B/BTKL - PPM Seluruh Indonesiatahun 2008
Gambar 3.5 Struktur Organisasi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
Dan Pemberantasan Penyakit MenularGambar 3.6 Struktur Organisasi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan
Penyakit Menular Kelas I
Gambar 3.7 Struktur Organisasi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
Dan Pemberantasan Penyakit Menular Kelas Ii
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
14/265
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
15/265
Berbagai peluang yang bisa menjadi faktor pendukung dan dimanfaatkan untuk meraih
keberhasilan dalam pencapaian program pembangunan kesehatan, adalah: adanyaperaturan perundang-undangan yang mendukung program PP&PL, komitmen
internasional dan nasional untuk program PP&PL sebagaimana dimaksud dalam dokumen
Millenium Development Goals (MDGs), perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia, kerjasama dan kemitraan yang
melibatkan berbagai pihak serta saling menguntungkan dalam berbagai bidang.
Globalisasi merupakan tantangan, masalah, dan potensi untuk pembangunan nasional
berwawasan kesehatan di masa mendatang. Sedangkan berbagai ancaman eksternal yangmungkin akan menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program pembangunan
kesehatan adalah antara lain; dampak negatif era globalisasi dapat menimbulkan
ancaman penyebarluasan penyakit karena sifat penyebaran penyakit menular yang tidak
mengenal batas wilayah/negara, penyebaran penduduk yang tidak merata dan banyaknya
pengungsian akibat bencana alam, masih sering terjadinya kejadian luar biasa (KLB)
penyakit menular, pelaksanaan otonomi daerah berdampak negatif dalam desentralisasi
manajemen kesehatan dimana adanya disparitas kesenjangan dalam pembiayaan dan
kemampuan pengelolaan program antar daerah .
Hasil kegiatan dari program lingkungan sehat serta pencegahan dan pemberantasan
penyakit tahun 2008 ditampilkan dalam Profil Pengendalian Penyakit & Penyehatan
Lingkungan Tahun 2008. Penyajian hasil kegiatan tersebut dalam bentuk table, grafik,
dan pemetaan (maping) pada berbagai tingkatan/jenjang administrasi.
B. TUJUAN DAN SASARANBerdasarkan Peraturan Presiden No.7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004 sd 2009, Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan melaksanakannya melalui dua program pokok
yaitu: Lingkungan Sehat serta Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
1. Program Lingkungan Sehat
a. Tujuan
Program ini bertujuan mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat
melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan.
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
16/265
3) Terselenggaranya sistem surveilans, sistem kewaspadaan dini faktor risiko,
dan sistem penanggulangan Kejadian Luar Biasa/wabah secara berjenjang
hingga ke desa.4) Tersedianya alat, bahan, dan reagen untuk pengendalian faktor risiko dan
pendukung penyelenggaraan Program Lingkungan Sehat.
c. Kegiatan pokok
1) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
2) Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
3) Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
4) Pengembangan wilayah sehat
2. Program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit
a. Tujuan
Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan
akibat penyakit menular dan tidak menular.
1) Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: Malaria,
Demam Berdarah Dengue, Tuberkulosis, HIV/AIDS, Diare, Polio, Filaria,Kusta, Pneumonia, dan Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I), termasuk penyakit karantina dan risiko masalah kesehatan
masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (Public Health
Emergency Of International Concern ).
2) Penyakit tidak menular yang diutamakan adalah: penyakit Jantung, Kanker,
Diabetes Mellitus dan penyakit metabolik, penyakit kronis dan degeneratif,
serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera.
b. Sasaran
1) Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebesar
98%.
2) Angka penemuan kasus penderita TB (Case Detection Rate) penyakit TB
sebesar 70% dan angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate ) TB di atas
85%.
3) Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) diharapkan≥
2/100.000 anak usiakurang dari 15 tahun.
4) Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani sebesar 80%.
5) Penderita Malaria yang diobati sebesar 100%.
6) CFR Diare pada saat KLB adalah < 1,2%
7) ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) mendapat pengobatan ART sebanyak
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
17/265
2. Peningkatan imunisasi
3. Penemuan dan tatalaksana penderita
4. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit.
6. Pencegahan dan penanggulangan Flu Burung/penyakit lainnnya
C. LINGKUP KEGIATAN PP&PL
1. Penyakit Menular Langsung
a. TBb. HIV/AIDS & Penyakit Menular Seksual
c. ISPA
d. Diare, Kecacingan & Penyakit Saluran Pencernaan
e. Kusta & Frambusia
2. Penyakit Bersumber Binatanga. Malaria
b. Arbovirosisc. Zoonosis
d. Filariasis & Schistosomiasis
e. Pengendalian Vektor
3. Surveilans Epidemiologi & Kesehatan Matraa. Imunisasi
b. Surveilans Epidemiologi
c. Karantina Kesehatan & Public Health Emergence of International Concern (PHEIC) d. Kesehatan Matra
e. Kesehatan Haji
4. Penyakit Tidak Menulara. Penyakit Jantung & Pembuluh Darah
b. Kanker
c. Diabetes Mellitus & Penyakit Metabolis
d. Penyakit Kronis & Degeneratif Lainnya
e. Gangguan Akibat Kecelakaan & Cidera
5. Penyehatan Lingkungana. Penyehatan Air
b P K lit Li k
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
18/265
Gambar 1.1
Bagan Struktur Organisasi Ditjen PP&PL
Gambar 1.2
Sruktur & Foto Dirjen, Sesditjen dan Para Direktur
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
19/265
II. PENCAPAIAN KEGIATAN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN
A. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA
Bedasarkan Permenkes RI.No 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang organisasi dan tata kerja
Depkes, Direktorat Surveilans Epidemiologi Imunisasi dan Kesehatan Matra (Direktorat
Sepim Kesma) meliputi Sub Direktorat (Subdit) Surveilans Epidemiologi, Subdit Matra,
Subdit Imunisasi, Subdit Karantina Kesehatan dan Kesehatan
1. Surveilans Epidemiologi
a. Surveilans Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Surveilans PD3I dilakukan terhadap empat penyakit antara lain, AFP, Campak,
Difteri dan Tetanus. Berikut gambaran tentang hasil surveilans masing-masing
penyakit.
1) Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)Pencapaian kinerja Surveilans AFP dinilai dari 4 indikator, yaitu : Non Polio AFP
rate, specimen adekuat, kelengkapan laporan nihil (zero report) Puskesmas & RS
serta ketepatan laporan nihil
Dari peta 1 diketahui bahwa pencapaian secara nasional memenuhi target,
namun belum merata di seluruh provinsi di Indonesia. Masih ada 2 provinsi
(Irjabar & Papua) dengan pencapaian Non Polio AFP rate < 2/100.000 anak <
15 tahun (target 2/100.000 anak < 15 tahun).
Specimen adekuat secara nasional sudah memenuhi target 83,3% (target > 80%), namun pencapaian belum merata di seluruh provinsi di Indonesia.
Gambar 2.1
Kinerja surveilans AFPIndonesia, 2007 - 2008
Non Polio AFP Rate % Adequate Specimen
20
0
8
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
20/265
KLB) dan untuk RS dengan Surveilans Aktif RS (SARS). Pencapaian secara
nasional masih kurang dari target yaitu 69,8 %, sedang kelengkapan RS 73,6 %.
Grafik 2.1
Kelengkapan dan Ketepatan Laporan Zero Report
Kelengkapan Laporan Zero Report
Indonesia, 2008
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
N A D
S u m S u m b R i a
K e p r i
J a m
b i
B e n g k u l S u m s
e B a b
e l
L a m p u n J a k a r
t
B a n t e J a b a r
J a t e n g D I
Y
J a t i m
K a l b a r
K a l t e n K a l s e
K a l t i m
S u l u t
G o r o n t a l S u l t e n S u l
s e
S u l b a r
S u l t r B a
l i
N T B
N
T T
M a l u k
M a l
P a p u I J
B
Provinsi
( %
)
Pu sk RS
1
KETEPATAN ZERO REPORT, 2008
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
100,0
N A D
S u m S u
m b R i a K e
p r J a
m
B e n g
k S u m s B a
b
L a m p u J a
k a r
B a n t e J a
b J a
t e D I Y
J a t i
K a l b a
K a l t e K a
l s K a
l t i S u l u
G o r o n t S u
l t e n S u
l s S u
l b a S u l t r B a
l N T
B N T
T
M a l u k M a
l P a
p u I J B
PROVINSI
PUSK
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pencapaian 2 indikator lain yaitu
Kelengkapan serta ketepatan laporan nihil (zero report) Rumah Sakit dan
Puskesmas, dimana pencapaiannya masih dibawah target (kelengkapan < 90%,
ketepatan
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
21/265
2) Surveilans Campak
Pasca kampanye campak 2005-2008, sebaran kasus campak klinis masih cukuptinggi, seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 2.1
Data as of 15 January 2009 -
www.surveilans.org
Data PD3I di Indonesia,tahun 2005-2008
Thn Kasus
Campak
Rutin
Suspek KLB
Campak* yang
dilaporkan
Propinsi
Konfirmasi Lab. KLB Kasus
Tetanus
Neonatal
Kasus
Diphtheria
Frek Kasus Frek Campak Rubella Mix Neg.
2005 15853 72 3262 82 58 3 18 3 140 1300
2006 20422 86 1595 111 78 18 9 6 118 162
2007 18488 114 2408 53 35 12 3 3 141 183
2008 11933 95 1482 71** 34 26 0 10 170 187
*Panasdan rash
: Frekuensi KLB yang dilaporkan lab. Lebih banyak daripada Propinsi
** 1 KLB tidak dapat diproses karene spesimen tidak adekuat
Gambar 2.2
Sebaran Kasus &
Kelengkapan Laporan Bulanan C1 Campak
Indonesia, 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
22/265
Grafik 2.2
Data as of 15 January 2009 -
www.surveilans.org
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
% K a s u s C a m p a k
14 yr
Kasus Campak berdasar Umur dan TahunIndonesia, 2004-2008
* Source: retrospective data (RR) and Integrated
VPD Surveillance Data (routine report)
N: 36673 47566 54132 18488 11933
Dari grafik 2.2 nampak bahwa kecenderungan kasus campak klinis menurut
golongan umur. Belum ada pergeseran golongan umur, masih di dominasigolongan umur 1-4 tahun.
3) Surveilans Tetanus Neonatorum (TN)Berdasarkan data rutin yang berhasil dihimpun, selama 3 tahun terakhir (2006-
2008) sebaran kasus Tetanus Neonatorum (TN) masih cukup tinggi yang
tersebar di beberapa kabupaten/kota di beberapa provinsi di Indonesia. Kondisi
ini memperlihatkan bahwa eliminasi TN belum berlangsung di beberapa daerah
di Indonesia. Dan secara otomatis sertifikat Eliminasi TN belum dapatdikantongi oleh Indonesia.
Seperti diketahui bersama bahwa penentuan status eliminasi TN adalah per
kabupaten/kota dan indikator yang harus dicapai adalah ditemukannya kasus
TN 1/1000 kelahiran hidup, dengan angka cakupan imunisasi TT2 (+) >80%.
Menyikapi hal tersebut, maka dalam mengoptimalkan kinerja harus
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
23/265
Gambar 2.3
Data as of 15 January 2009 -
www.surveilans.org
Distribusi Kasus Tetanus Neonatorum per Kabupatendi Indonesia 2006-2008
2006
Total: 118 kasus
di 60 kab./kota
Source: Subdit Surveillance Epidemiology, 15/01/2009
2007
Total: 141 kasus
di 82 kab./kota
2008
Total: 169 kasusdi 64 kab./kota
: 1 case
Berdasarkan Gambar 2.3, nampak bahwa sebaran kasus TN di Indonesia selama
periode 3 tahun terakhir (2006-2008) semakin meningkat. Hal ini menunjukkan
surveilans yang lebih sensitif dalam penemuan kasusnya tetapi perludiperhatikan bagi program lain agar segera melakukan evaluasi terhadap
programnya. Hal mendasar yang perlu diwaspadai adalah cakupan imunisasi
terutama di daerah – daerah kantong. Karena upaya pencegahan TN yang
paling mendasar adalah imunisasi. Sehingga jika program dapat menemukan
masalah sedini mungkin dan segera melakukan tindakan cepat dengan
meningkatkan cakupan imunisasi TT2(+) secara tinggi dan merata, maka dapat
mengantisipasi peningkatan kasus di tahun mendatang.
Selama 3 tahun terakhir kasus TN mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jikadilihat dari peta 3 pada tahun 2008 jumlah kasus sebanyak 169 kasus yang
dilakukan pada 64 kabupaten/kota jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan
tahun 2008 dengan daerah survey sebanyak 82 kabupaten dan kota.
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
24/265
4) Difteri
Gambar 2.4
Sebaran Kasus Difteri Menurut ProvinsiIndonesia, 2008-2009
: 1 Kasus Difteri
2009: 0 cases
2008: 219 cases
Sumber: Surveilans Integrasi PD3I
*Dots are randomly placed within provincesData s/d 15 Februari 2009
Grafik 2.5
Insidens Rate Kasus Difteri per 10.000 Populasi Kelompok Umur dan
Persentase Cakupan Imunisasi DPT3
Indonesia, 2003 – 2008
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,16
0,18
I n s i d e n s R
a t e
0
20
40
60
80
100
C a k u p a n D P T 3 ( % )
2003 200 200 2006 200 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
25/265
berkoordinasi serta segera menginformasikan temuannya ke subdit terkait,
sehingga dapat meminimalisasi terjadi KLB di negeri ini.
Dihubungkan dengan cakupan imunisasi DPT3, nampak adanya korelasi antarakasus dengan cakupan imunisasinya. Dimana pada Grafik 2.3 di atas, nampakbahwa secara nasional didapatkan penurunan kasus pada daerah dengan cakupanimunisasi yang tinggi yang artinya sesuai kenyataan di lapangan. Menyikapi hal
tersebut, maka perlu tindakan peningkatan cakupan imunisasi secara tinggi dan
merata pada daerah yang belum memenuhi target. Dan tetap pertahankan
cakupan rutin tinggi merata pada daerah yang telah memenuhi target.
i. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Tabel 2.2
Rekap Data KLB tahun 2008
No Jenis KLB
Frek.
KLB
Kasus Meninggal CFR
1 Chikungunya 35 553 0 0.0
2 DBD 268 1017 11 1.13 Diare 12 225 3 1.3
4 Gizi Buruk 2 5 0 0.0
5 Hepatitis Klinis 3 30 1 3.3
6
Keracunan
Makanan 32 1454 1 0.1
7 Malaria Klinis 15 283 20 7.1
8 Rabies 10 10 6 60.0
Dari tabel 2.2, diketahui bahwa Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB
terbesar yaitu sebesar 268 dengan jumlah kasus sebanyak 1017.
b. Surveilans Flu BurungKasus Flu Burung di Indonesia dari Juli 2005 s/d 11 Desember 2008 masih terbatas
di 12 Propinsi. Kasus terjadi sebagian besar di propinsi di daerah Jawa bagian barat(Jakarta, Jawa Barat dan Banten). Kasus terjadi di 48 kab/kota di 12 propinsi,
sebagian besar terjadi di kabupaten dan Kota Tangerang.
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
26/265
Grafik 2.4
Jika 139 kasus tersebut dipetakan menurut kab/kota maka dapat dilihat pada peta
2.5.
Gambar 2.6
Kasus AI di Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
27/265
Grafik 2.5
Epidemiologi Kasus Flu Burung per bulan berdasarkan onset (n=139)
Tahun 2005 s.d 2008
Sejak kasus pertama flu burung bulan juni 2005, setiap tahun terjadi peningkatankasus flu burung meskipun tidak signifikan.
Dari gambaran grafik 2.5 terjadi peningkatan kasus yang signifikan pada bulan
Januari sampai beberapa bulan. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan
musim, dimana terjadi peningkatan kasus dari bulan Desember s/d Februari) karena
adanya musim penghujan di Indonesia.
0
20
40
60
80
10 0
12 0
14 0
16 0
18 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2005 0 0 0 0 0 0 7 7 77 56 71 46
2006 38 66 111 40 47 33 25 59 39 42 54 49
2007 162 95 97 85 40 28 22 38 34 46 13 33
2008 36 37 34 41 50 27 20 46 23 28 82 27
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
28/265
Grafik 2.6
Sebaran Kasus Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Semua kasus flu burung berusia di bawah 50 tahun, dan hanya 1 kasus yang berusia
67 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Proporsi usia kasus yang terbesar (29%)
adalah anak-anak dibawah 14 tahun. Rata-rata kasus berusia 20 tahun dengan jarakantara 18 bulan sampai 67 tahun . Ratio perbandingan laki-laki dan perempuan
adalah 1 : 1, sedangkan angka kematian (CFR) tinggi untuk semua umur.
Grafik 2.7
Sebaran faktor risiko Flu Burung Tahun 2005 s.d 2008
20
25
30
35
40
45
k a s u s
inkonklusif
Kontak Tidak langsung Kontak langsung
0
2
4
6
8
10
12
14
0 -4
5 - 9
1 0 -1 4
1 5 -1 9
2 0 -2 4
2 5 -2 9
3 0 - 3 4
3 5 - 3 9
4 0 -4 4
4 5 -4 9
5 0 - 5 4
5 5 - 5 9
6 0 - 6 4
6 5 - 6 9
Kelompok umur (tahun)
k a s u s Laki-laki
Perempuan
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
29/265
Faktor Risiko terjadinya Penularan Kasus Flu burung dari unggas ke manusia
setelah dilakukan investigasi, terbagi menjadi 3 kategori :1. Kontak Langsung : Kontak langsung dengan unggas sakit atau mati, kasus
tertular unggas yang positif H5N1 atau produk unggas dan kandang
unggas di dalam rumah
2. Kontak tidak langsung : Disekitarnya terdapat kematian unggas , kandang
unggas atau tempat pemotongan unggas
3. Tidak diketahui : Tidak didapatkan faktor risiko pada saat investigasi.
Penularan dari manusia ke manusia yang tidak ada hubungan antara
kasus yang satu dengan yang lainSebagian besar kasus mempunyai kontak langsung atau tidak langsung dengan
virus H5N1 dan jika dilihat lebih detail tentang bagaimana kontaknya dapat
dilihat pada Grafik 2.8
Grafik 2.8
Persentase Kontak dengan Virus H5N1 yang Menyebabkan Avian Influensa
Memegang unggas sakit/
mati, 23 ( 16%)
Unggas mati di sekitar/
lingkungan, 36,
25%
Unggas sehat dirumah, 16,
12%
Inkonklusif, 23,
17%
Mengunjungi pasarTradisional/becek
4 (3%)
Memotong unggas sakit
12, 9%H5N1positif
Pada unggas di rumah, 2,
1%
Unggas mati di rumah
15 ( 11%)
Memegang /mengolah
Feses unggas, 1(1%)
Memegang/mengolah
Produk unggas, 4 ( 3%) H5N1positif
Pada unggas dilingkungan, 3 ( 2%)
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
30/265
Grafik 2.9
Sebaran kasus berdasarkan daerah rural dan urban
Sebagian besar kasus tinggal di daerah rural (44%) , dimana kepadatan
penduduk dan unggasnya tinggi.
Grafik 2.10
Kasus AI berdasarkan jumlah hari dari onset sampai sembuh atau meninggal
Semi urban
37 (27%)Urban40 (29%)
Rural62 (44%)
0 5
10
15
20
25
30
35
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
31/265
Grafik 2.11
Kasus flu burung berdasarkan jumlah hari dari onset sampai datang ke
fasilitaspelayanan kesehatan pertama dan jenis pelayanan kesehatan yang dikunjungi
Dari 139 kasus konfirmasi, dua tidak datang ke fasilitas kesehatan berdasarkan
hasil penyelidikan dan pelacakan kontaknya. Dari grafik di atas dapat dilihat
bahwa sebenarnya sebagian besar kasus datang berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan dalam waktu < 3 hari dari onsetnya.
Grafik 2.12
Jenis/tipe fasilitas pelayanan kesehatan yang pertama kali kasus-kasus kunjungi
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14Jumlah hari dari onset datang ke fasilitas kesehatan pertama
Sembuh/hidup meninggal
RS swasta
18 (13%)
Tdk diketahui
12 (9%)
Bidan
RS Pemerintah selain rujukan
7 (5%)
RS rujukan AI5 (4%)
Puskesmas
18 (13%)
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
32/265
Grafik 2.13
Kasus flu burung berdasarkan jumlah hari dari onset sampai di rawat
di RS Rujukan AI
Dari 139 kasus konfirmasi, 137 di rawat di RS, 1 kasus meninggal di jalan dan 1
kasus tidak dirawat karena sakitnya ringan sehingga hanya berobat jalan. Waktu
antara timbul onset sampai mendapat tatalaksana kasus di RS berkisar antara 1-16
hari ( median 6 hari). Hanya 11 kasus ( 8 % ) yang dirawat dalam waktu ≤ 2
hari dan 58 % diantaranya meninggal.
Kasus meninggal di RS rata-rata setelah dirawat 3 hari (0-19 hari ). Sebanyak 18
kasus (13%) meninggal setelah di rawat 1 hari. Hal ini dikarenakan sebagian besar
kasus tiba di RS sudah dalam keadaan berat penyakitnya.
Tabel 2.3
Sebaran Klaster kasus Flu Burung di Indonesia Tahun 2008
Klaster
No.
Provinsi Kasus Onset
Kasus
Meninggal
Paparan
1 Banten3(2 konfirmasi,
1 suspek)
26-Jun-05 3 Tdk Jelas
2DKI
Jakarta2(2 konfirmasi) 31-Aug-05 2 Kontak Lgs
3 Lampung 3(3 konfirmasi) 22-Sep-05 0 Kontak Lgs
4 Banten 2(2 konfirmasi) 19-Oct-05 1Kontak Tdk
L
0 5
10 15 20 25 30 35 40 45
> 2 3 - 4 5 - 6 7 -o 8 9 - 10 11 - 12 13 - 14 15 - 16 > 16
Jumlah hari
J uml ah k
a s u s
Sembuh/hidup meninggal
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
33/265
Klaster
No.
Provinsi Kasus Onset
Kasus
Meninggal
Paparan
9 Jatim 2 (2konfirmasi)
12-Sep-06 1 Kontak Lgs
10 Banten
3 (2
konfirmasi, 1suspek)
1-Jan-07 1 Kontak Lgs
11DKIJakarta
2 (2konfirmasi)
23-Jan-08 0Kontak TdkLgs
Ada 11 kasus klaster di Indonesia, dengan jumlah kasus berkisar 2-7 kasus dalam satu
klaster (median 3 kasus). Yang dimaksud klaster di sini adalah adanya 2 kasus atau
lebih yang ada hubungan epidemiologi dimana dari hasil 2 laboratorium
menunjukkan Positif H5N1. Semua Kasus Klaster tersebut mempunyai hubungan
darah/genetik/keluarga.
Grafik 2.14
Persentase Distribusi kasus AI menurut gejala dan tanda
Dari kasus-kasus konfirmasi yang ada, didapatkan bahwa gejala klinis yang
ditemukan/dirasakan oleh kasus-kasus tersebut adalah panas/demam (Suhu >38
C ) sebanyak 92 %, Batuk ( 78 % ), Sesak Nafas ( 70 % ), Sakit Tenggorokan (15
% ) dan Pilek ( 14 %)
Grafik 2.15
Proporsi kasus AI menurut jumlah lekosit
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
34/265
Dari 138 kasus konfirmasi ditemukan 75,4 % lekopenia, dan pada sebagian kasus
yang bisa dibuat grafik lekositnya dapat dilihat bahwa lekopenia terjadi mulai
pada hari keempat dari onset. Sebagian kasus yang mengalami lekositosis
kemungkinan disebabkan adanya infeksi sekunder oleh bakteri.
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
35/265
2. Kesehatan Haji
a. Profil Jemaah Haji
1. Jenis Kelamin
Grafik 2.16
Jemaah Haji Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari grafik 2.16 terlihat bahwa jemaah haji wanita masih lebih banyak bila
dibandingkan jemaah haji pria sejak tahun 2001.
2. Umur
Jemaah haji yang berumur 41-50 tahun merupakan kelompok umur yang
paling banyak pada 2 tahun terakhir, yaitu sebanyak 50%, seperti terlihat
pada Grafik 2.17
Grafik 2.17
Jemaah Haji berdasarkan Umur
70%
80%
90%
100%
0
10
20
30
40
50
60
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1427 H 1428 H
Pria
Wanita
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
36/265
3. Jenis Pendidikan
Grafik 2.18
Proporsi Jemaah menurut Jenis Kelamin
Dari Grafik 2.18, diketahui bahwa jenis pendidikan jemaah haji pada 2 tahun
terakhir antara yang berpendidikan Sekolah Dasar dengan Sarjana memiliki
proporsi yang sama yaitu sebanyak 30% hal ini tidak mengalami perubahan
jikan dibandingkan tahun 2008. Tapi mengalami penurunan jumlah jemaah
yang berpendidikan Sekolah Dasar.
4. Jenis Pekerjaan
Grafik 2.19
Proporsi Jemaah Haji Menurut Pekerjaan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1427 H 1428 H
Sar jana
SMA/ U
SMP
SD
50%
60%
70%
80%
90%100%
Pelajar/mhs
Ibu Rmh Tgg
Swast a
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
37/265
5. Situasi Derajat Kesehatan di Tanah Air (Embarkasi Haji)
Grafik 2.20
Situasi Kesehatan Jemaah
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1999 2001 2003 2005 1427
H
tahun
Propors i JHI Risiko Tinggi tahun 1999-2008 H
Risti
Bukan Risti
Calon Jemaah Haji yang berisiko tinggi yaitu yang berusia lanjut dan
menderita penyakit tertentu sampai saat keberangkatan ke Arab Saudi selama 3
tahun terakhir mengalami penurunan begitu juga yang tidak berisiko tinggiyaitu calon jemaah haji dengan kategori sehat berdasarkan Buku Kesehatan
Jemaah Hajin(BKHJ).Seperti terlihat pada grafik 2.20
6. Situasi Kesehatan Jamaah Haji di Arab Saudi
a) Rawat Jalan
Tabel 2.4
Distribusi Kunjungan Berobat Jalan Menurut Kelompok Penyakit JHI
1428 H/Tahun 2008
NO KELOMPOK PENYAKIT (ICD-X)
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
38/265
Pada tahun 2008 Penyakit Sistem Pernafasan masih menjadi penyakit yang
paling banyak diidap oleh para jemaah Haji Indonesia yaitu sebesar 54.1%.
Kemudian disusul oleh Penyakit System Otot Tulang dan Jaringan
Penyambung sebesar 11.1%.
7. Jemaah Wafat
a). Menurut Minggu Operasional
Grafik 2.21
Rate Jemaah Haji Wafat Perhari per 10.0000 Jemaah
menurut Minggu Operasional Haji
Tahun 2005 – 2008
0
0,5
1
1,5
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minggu Operasional Haji
R a t e / 1 0 . 0
0 0 J e m
a a h / h
a r i
1426H 1427H 1428H 1429H
437462
446
652
0
100
200
300
400
500
600
700
JUMLAH JEMAAH HAJI
WAFAT
Pada grafik diatas menunjukan konsistensi sejak minggu ke 6 terjadi
peningkatan risiko meninggal yang sangat tajam. Pada tahun 2008 risiko
meninggal menurun dan konsisten selalu dibawah 1 per 10.000 jemaah per
hari. Ini dapat diartikan penanganan haji lebih baik terhadap kesehatan
jemaah.
b) Berdasarkan Umur
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
39/265
Jumlah jemaah haji usia lanjut (usia 60 th atau lebih) merupakan 25% dari
seluruh jemaah haji. pada grafik 2.28 dapat terlihat justru jemaah usia lanjut
merupakan 73,6% dari seluruh jemaah haji meningkat.
8. Penyebab Kematian
Grafik 2.23
Penyebab Kematian Jemaah Haji Indonesia
Tahun 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
40/265
3. Kesehatan Matra
1. Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik
Data kesehatan penyelaman yang tersedia sampai saat ini adalah data yang diambil
langsung dari lokasi penyelaman, sedangkan yang rutin belum dilaksanakan oleh
daerah. Data kesehatan penyelaman ini sebagian besar adalah data penyelam
terdisional yaitu yang menggunakan alat bantu kompresor yang konvensional atau
penyelam tahan nafas (tanpa menggunakan alat).
Dari data yang tersedia diketahui bahwa sebagian besar penyelam sebelum
melakukan kegiatan penyelaman belum pernah mandapatkan pelatihan formal
maupun penyuluhan tentang kesehatan penyelaman, cara menyelam dengan benar.
Pelatihan maupun penyuluhan tentang kesehatan penyelaman ini sangat penting,
karena kegiatan penyelaman apabila tidak dilakukan dengan benar akan sangat rawan
terjadinya kasus kasus penyelaman seperti tuli, kelumpuhan bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Grafik 2.24
Distribusi Penyelam Yang Pernah Mendapatkan Pelatihan/Penyuluhan
Dari Tahun 2006 - 2008
11.2
88.8
10.6
89.4
17.9
82.1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2006 2007 2008
Pernah
Tidak pernah
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
41/265
Grafik 2.25
Distribusi Penyelam yang Menderita Penyakit Akibat Penyelaman
Tahun 2006 - 2008
93.3
6.7
86.4
13.6
88.8
11.2
0
20
40
60
80
100
2006 2007 2008
Sakit
Tidak Sakit
Gejala awal penyakit akibat penyelaman yang banyak diderita peselam adalah
barotrauma (tuli, perdarahan hidung, sesak nafas/sakit dada) untuk tahun 2006
sebanyak 64,3%, tahun 2008 sebanyak 44,3% dan tahun 2008 sebanyak 44,3%.
Penyakit dekompresi (kelumpuhan) juga banyak ditemukan, tahun 2005 ditemukan
sebanyak 22,7% penyelam mengalami penyakit dekompresi, tahun 2006 sebanyak
34,4% dan untuk tahun 2008 sebanyak 52,2%. Gigitan binatang laut berbahaya juga
sering terjadi pada tahun 2005 sebanyak 12,8%, tahun 2006 8,1 dan pada tahun
2008 hanya 3,4%. Secara rinci dapat dilihat grafik 3.
Grafik 2.26
Distribusi Penyelam Berdasarkan Jenis Penyakit
Tahun 2006 - 2008
61.3
34.4
8 1
44.3
52.3
22.7
61.9
10
20
30
40
50
60
70
Barotrauma
Dekompresi
Gigitan Binatang
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
42/265
penyelam yang berobat ke fasilitas kesehatan masing-masing sebanyat 35,5%, 45,3%
dan 56,6%.
Grafik 2.27
Distribusi Penyelam Berdasarkan Fasilitas yang Digunakan
Tahun 2006 - 2008
45.3
24.530.3
56.6
28.8
14.2
57.1
40.7
00
10
20
30
40
50
60
2006 2007 2008
Fasilitas Kesehatan Fasilitas Non Kesehatan Tidak Diobati Chamber
2. Kesehatan Transmigrasi
Tahun 2006 jumlah lokasi transmigrasi yang dikunjungi sebanyak 14 lokasi, tahun
2008 sebanyak 15 lokasi dan tahun 2008 sebanyak 9 lokasi. Dari data yang terkumpul
didapatkan gambaran data-data sebagai berikut :
Grafik 2.28
Jumlah KK/ Penduduk di Unit Pemukiman Transmigrasi Yang dikunjungi
Tahun 2006 - 2008
6000
8000
1000012000
14000
JML KK
JML JIWA
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
43/265
Grafik 2.29
Fasilitas kesehatan yang tersedia di lokasi transmigrasi
Tahun 2006 - 2008
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2007 2008 2008
Tidak ada Pustu
da Pustu
Petugas kesehatan yang tersedia di UPT hanya satu oarng petugas baik yang
menetap maupun yang tidak menetap. Untuk yang menetap pelayanan kesehatan
dilaksanakan setiap hari, sedangkan UPT yang petugas kesehatannya tidak menetap
pemberian pelayanan kesehatan pada hari tertentu.
Grafik 2.30
Tenaga Kesehatan yang Tersedia di Lokasi Transmigrasi
Tahun 2006 - 2008
5
10
15
20
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
44/265
Grafik 2.31
Jumlah Kasus Penyakit Potensial KLB di lokasi transmigrasi
tahun 2006 - 2008
186
430407
115 128 128
0 5 100 0 00
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2006 2007 2008
DIARE MALARIA CAMPAK DBD
3. Peningkatan Kesiapsiagaan / tanggap darurat penanggulangan masalah kesehatanbidang PP & PL akibat bencana
Kegiatan yang dilaksanakan dam peningkatan kesiapsiagaan /tanggap darurat
penanggulangan masalah kesehatan bidang PP & PL adalah melakukan Rapid Health
Assesment pada daerah yang mengalami bencana. Pada tahun 2008 bencana alam
yang terjadi sebanyak 50 kejadian. Bencana banjir 41 kejadian, banjir dan tanah
longsor 7 kejadian, gunung erupsi 1 kejadian dan gempa bumi 1 kejadian, tetapi tidak
semua kejadian tersebut dilakukan RHA hanya 7 kejadian bencana yang dilakukanRHA. Kejadian bencana tersebut adalah :
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
45/265
Tabel 2.5
Lokasi dan Jenis Bencana
Tahun 2008
No Jenis Bencana Lokasi Waktu Kejadian
Pengungsi
1 Banjir DKI Jakarta 4 Feb 40.436
2 Banjir Kutai. K 22 Mei 2.000
3 Gunung Erupsi Halmahera B 8 Juli 12.426
4 Banjir & longsor Morowali 22 Juli 3.515
5 Gempa bumi Bengkulu 12 Sept 4006 Banjir Solo 26 Des 21.565
7 Banjir Ngawi 26 Des 13.402
Dari 7 kejadian bencana yang dilakukan RHA kejadian bencana yang paling banyak
adalag banjir, sehingga permasalahan pada pengungsian hampir sama.
4. Pemantauan kesiapsiagaan / gladi situasi khusus hari raya dan hari besarkeagamaan
Pemantauan/ gladi kesiapsiagaan kes dalam situasi khusus (Pengamanan Arus Mudik
Lebaran dan Tahun Baru) di 14 lokasi yaitu : Lampung, Merak, Cilegon, Serang,
Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Tegal, Batang, Pemalang, Pekalongan,
Semarang, Bandung, Tasikmalaya dan Kegiatan situasi khusus, sedangkan untuk acara
keagamaan di 5 lokasi yaitu: Manado, Surabaya, Medan, Makassar, Pontianak
Tabel 2.6
Kesiapan dalam Menghadapi Mudik Lebaran 1428 H
dan Tahun Baru 2008
No Instansi Input
Pertemuan
Lintsek
Kesiapan
Ambulans
Kesiapan
obat & Alat
1 KKP Banten + + +
2 KKP Panjang + + +
3 KKP Jakarta + + +
4 KKP Tanjung Priok + + +
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
46/265
Dari data diatas dapat dilihat bahwa seluruh UPT dan Dinas Kesehatan yang
dikunjungi telah mempersiapkan baik SDM maupun peralatan yang diperlukan untuk
kegiatan situasi khusus.
Pos kesehatan dari masing-masing unit dengan mendirikan posko di lokasi yang
dianggap penting. Posko tersebut terpadu dengan instansi lain yang terkait dengan
kegiatan situasi khusus antara lain dari Departemen Perhubungan, DLLAJR, Kepolisian.
Untuk jumlah posko secara terinci dapat dilihat pada tabel 2.7
Tabel 2.7
Jumlah Pos Kesehatan Pelayanan Kesehatan Mudik Lebaran 1428 H
No Instansi Jumlah Pos Kes
1 KKP Banten 1
2 KKP Panjang 3
3 KKP Jakarta 4
4 KKP Tanjung Priok 2
5 KKP Cirebon 2
6 KKP Surabaya 4
7 KKP Probolinggo 1
8 KKP Makassar 6
9 Dinkes Banten 33
10 Dinkes Prop Jabar 280
11 Dinkes Prop Jateng 432
Total 768
Tabel 2.8
Distribusi Sumberdaya Manusia Pada Pengamanan dan Pengamatan
Arus Mudik dan Lebaran 1428 H
No Instansi Medis Paramerdis Non Medis
1 KKP Banten 25 52 17
2 KKP Panjang 3 6 23 KKP Jakarta 7 17 6
4 KKP Tanjung Priok 44 63 97
5 KKP Cirebon 2 7 3
6 KKP Surabaya 6 34 7
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
47/265
5. Kesehatan Penerbangan
Daftar Petugas KKP yang telah dilatih Bidang Kesehatan Penerbangan pada tahun
2006 dan 2008. Petugas yang dilatih dokter dan paramedis lengkapnya asal peserta
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.7
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
48/265
4. Karantina Kesehatan
Pada tahun 2008 Subdit Karantina Kesehatan melaksanakan kegiatan yang merupakan
kelanjutan dari kegiatan tahun 2007 dan kegiatan inovasi. khususnya yang berkaitan
dengan pemberlakuan International Health Regulations 2005 serta mengembangkan
Program Karantina Kesehatan di pintu masuk negara dan wilayah. Adapun kegiatan yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut :
No KEGIATAN KETERANGAN
1 Draf Rancangan Undang-undang tentang Karantina Kesehatan
2 Buku program kerja IHR 2005 yang menyusun acuan kerjaprogram dalam implementasi IHR 2005.
3 Standar Operasional Prosedur (SOP) di Pintu Masuk Negaradalam bentuk 1 (satu) buku yang berisi prosedur meliputi 3 jenis
bidang kegiatan, antara lain :
a. Bidang Karantina dan Surveilans Epidemiologi terdiri
Pengawasan Lalu Lintas Kapal,Pengawasan Lalu Lintas
Pesawat,Pengawasan Lalu lintas jenazah,Pengawasan
Kendaraan Darat di PLBD Pengawasan Lalu Lintas OMKABA,Penerbitan Dokumen Kesehatan Kapal/Pesawat, Surveilens
Epidemiologi di Pelabuhan/Bandara
b. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
c. Bidang Upaya Kesehatan Wilayah, terdiri prosedur
Vaksinasi Internasional, Pemeriksaan Kesehatan ABK,
Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Pengawasan Obat Dan
Alat Kesehatan (P3K) Di Kapal/ Pesawat, Respon Gawat
Darurat Medik, Pengawasan PHEIC, Pengawasan Lalu lintas
Jenazah di Pintu Masuk Negara, Pengawasan Lalu lintas
Orang Sakit di Pintu Masuk Negara
4 Bimbingan teknis ke Pos Lintas Batas Darat (PLBD)
5 Bimbingan teknis dan monitoring pelaksanaan programKarantina Kesehatan dalam rangka pengawasan lalu lintas
orang, barang dan alat angkut yang menimbulkan PHEIC di
Pintu Masuk Negara ke 35 lokasi Kantor Kesehatan Pelabuhan6 Pengadaan Logistik
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
49/265
5. Subdit Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu kegiatan pencegahan penyakit yang telah terbukti paling cost
effective, maka Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan
terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberkulosis,
difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B terus ditingktakan.
Indikator keberhasilan pencapain dari kegiatan PD3I tersebut dapat dipantau dengan
beberapa cara, antara lain :
1. Jangkauan Program
Dalam hal ini yang menjadi indikatornya adalah cakupan dari DPT/HB (90%) di
setiap daerah. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa cakupan DPT HB ini dalam 3 tahun
terkhir terus mengalami peningkatan yaitu dari 94.8% pada tahun 2006, menjadi
95,6 % pada tahun 2007 dan terakhir pada tahun 2008 turun menjadi 95.9%
Grafik 2.32
Jangkauan Program Imunisasi 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
50/265
2. Efektifitas /Tingkat Perlindungan Program
Grafik 2.33
Tingkat Perlindungan Program
Tahun 2006 - 2008
Indikator cakupan campak >80% dan Polio 4 merupakan kegiatan indikator
Tingkat kegiatan Program Imunisasi. Dari data 3 tahun terakhir, kegiatan cakupan
campak ini mengalami kenaikan yaitu dari 88.4% di tahun 2006 menjadi 89.8% di
tahun 2007 dan di tahun 2008 menjadi 90.9%.
3. Efisisensi / Managemen Program
Indikator dari Efisiensi /Managemen Program Imunisasi adalah cakupan DO/DropOut (DPT Hb1-Campak). Pada tahun 2008 cakupannya sebesar 5.3% menurun bila
dibandingkan tahun 2007 sebesar 6% dan tahun 2006 sebesar 8.9%.Seperti terihat
pada tabel.3
Grafik 2.34
Efektifitas Program
Tahun 2006 - 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
51/265
UCI merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan Program Imunisasi.Seperti yang
ditargetkan. Pencapaian UCI Desa pada tahun 2008 sebesar 68.2% masih jauh dari
target sebesar 95 % dan 100% pada tahun 2010.Jika dibandingkan dengan 2 tahun
sebelumnya yaitu pada tahun 2006 sebesar 73.8% dan pada tahun 2007 sebesar76.1% pencapaian UCI desa memang jauh mengalami penurunan.
Grafik 2.35
Pencapaian UCI Desa
Tahun 2006 - 2008
5. Pencapain Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Bias dilaksanakan dengan imunisasi Campak dan DT pada siswa sekolah dasar dan
Imunisasi TT pada siswa kelas 2&3. Dari tabel 5 terlihat bahwa Pencapaian BIAS
Tahun 2008 mengalami peningkatan 1.6 % dibandingkan tahun 2007 namun
mengalami penurunan dibanding tahun 2006 sebesar 9.8%.
Grafik 2.36
Pencapaian BIAS
Tahun 2006 - 2008
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
52/265
B. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG (P2ML)
Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dit.P2ML) membawahi beberapasub direktorat , yaitu Subdit Tuberkulosis, Subdit P2 HIV/AIDS dan Infeksi Menular
Seksual, Subdit P2 Infeksi Saluran Pernapasan Akut, Subdit P2 Kusta dan Frambusia dan
Subdit Diare, Kecacingan dan Infeksi Saluran Pencernaan lainya.
Selama tahun 2008, banyak kegiatan yang dilaksanakan Dit.P2ML telah menghasilkan
sejumlah kemajuan trend dari tahun berikutnya. Berikut ini dipaparkan keadaan program
Dit.P2ML dalam trend sampai tahun 2008.
1. Tuberkulosis
Pengembangan Program Pengendalian Penyakit TBC dengan strategi DOTS (Directly
Observed Treatment, Shortcourse chemotherapy ) sampai tahun 2008 telah
dilaksanakan di seluruh provinsi (33 provinsi), di 462 Kabupaten/Kota yang ada.
Secara kuantitatif, DOTS telah dilaksanakan di 8088 Puskesmas (94,7%) dari 8532
Puskesmas. Untuk pelaksanaan DOTS di Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP4)/
Rumah Sakit TBC Paru (RSTP) sudah mencapai 41 (65%) BP4 dan RSTP dari 63 BP4dan RSTP sedangkan untuk Rumah Sakit baru 563 (38,1%) dari 1478. Pelaksanaan
pengendalian Penyakit TBC sampai tahun 2008 telah dapat menurunkan insiden kasus
menular dari 130/100.000 penduduk (WHO-1995) menjadi 101/100.000 penduduk.
Upaya Pemerintah dalam menanggulangi Tuberkulosis (TBC), setiap tahun semakin
menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah penderita
yang ditemukan dan disembuhkan setiap tahun.
Tabel 2.9
Hasil Cakupan Pengobatan Penderita TBC Tahun 2001-2008
Penemuan
BTA Pos BTA Neg Ekstra TB
Jumlah
Baru
Ro' Pos Paru
ANAK
Estimasi
Target Realisasi
CDR Abs. CDR Abs. All Cases
2001 269,078 30 80,723 20 53,780 2,822 31,377 1,727 89,706
2002 259,970 40 103,988 29 76,230 3,731 72,219 3,008 155,188
2003 241,104 50 120,552 38 92,516 4,070 77,102 3,974 177,662
248 877 60 149 326 54 128 981 4 429 76 981 4 267 214 658
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
53/265
Grafik 2.37
Tren Penemuan Kasus BTA Positif
25420 29541
49121 4987853780
76230
92516
128981
158640
175320
160617 161115
73049
33216 39277
7784089706
155188
177662
214658
259969
277589 275193
285752
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
BTA Pos All Case
Berdasarkan Grafik 2.37 menggambarkan bahwa secara umum ada peningkatan
jumlah kasus dari tahun ke tahun, pada tahun 2001 ke 2002 pada penemuan semua
kasus terjadi peningkatan yang tajam sedangkan untuk tahun 2003 sampai 2006
terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun baik untuk kasus BTA positif
maupun untuk semua kasus pada periode 1997-2008. Namun pada tahun 2008
terjadi penurunan penemuan kasus BTA positif maupun pada semua kasus, hal inimungkin dipengaruhi oleh restriksi bantuan Global Fund yang berdampak pada
program penanggulangan Tuberkulosis.
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
54/265
Grafik 2.38
Cakupan Penemuan Penderita Baru
22252626
3030
3233
34 38
394141
4144
4445
4646
4749
5051
5355
5758
6468
6974
8687
69.8
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
MALUTRIAU
KEPRIKALTENGPAPUA.B
KALTIMNTT
MALUKUNTBSULSEL
LAMPUNGNAD
KALBAR
SULTENGKALSEL
JATENGSUL-BAR
SUMSELBENGKULU
PAPUASUMBAR
JAMBID.I.Y
SULTRABABEL
JATIMGRTALO
BALISUMUT
JABARBANTEN
SULUTDKI
INA
Berdasarkan grafik 2.38, telihat capaian nasional tahun 2008 mendekati pencapaian
global target CDR 70% yaitu sebesar 69,8%. Sedangkan jumlah propinsi yang telah
mencapai CDR 70% sebanyak 3 propinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta (87%), Sulut
(86%), Banten (74%).
CDR per Propinsi mempunyai range 22%-87% dimana propinsi CDR tertinggi adalah
Propinsi DKI Jakarta (87%) sedangkan yang terendah adalah Irjabar (22%).
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
55/265
Tabel 2.10
Proporsi BTA Positif terhadap Suspek
Tahun 2001-2008
Tahun
Satuan
Tolok Ukur/ Kegiatan
Pemeriksaan
Bakteriologis
Penemuan
penderita (all
cases)
BTA
Positif
Baru
Proporsi
BTA positif
terhadap
suspek ( )
Suspek Orang
2001 637,747 89,706 53,780 8.4
2002 727,239 155,188 76,230 10.52003 766,292 177,662 92,515 12.1
2004 1,053,070 214,658 128,981 12.2
2005 1,219,460 259,969 158,640 13.0
2006 1,545,243 277,589 175,320 11.3
2008 1,381,070 275,210 160,617 11.6
2008 1,440,779 285,752 161,115 11.1
Tabel 2.10 memberikan gambaran bahwa peningkatan suspek (tersangka) penderita
TB yang diperiksa secara bateriologis diiringi dengan peningkatan jumlah kasus TB
yang ditemukan dan diobati selama dengan tahun 2006 tapi tahun 2008 terjadi
penurunan baik penemuan suspek, semua kasus maupun BTA positif baru.
Secara proporsi penderita TBC yang ditemukan dan diobati BTA pos baru
dibandingkan suspek yang diperiksa bervariasi, antara 3.6-12,8 jadi dapat dikatakan
penyaring suspek pada tahun 2001 adalah longgar kemudian sesuai standar padatahun 2002, tetapi cenderung ketat mulai tahun 2003 sampai 2006, kemudian
longgar lagi pada tahun 2008 dengan nilai diatas standar (
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
56/265
Grafik 2.39
Konversi Penderita Baru BTA Positif
5763
656768
7777787979
838585868787878787878888
8989
90909091929394
9595
87
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KEPRIPAPUA.B
MALUT
MALUKUPAPUA
RIAUKALTIM
BALID.I.Y
DKI
SUL-BARSULSEL
SUMBARJATENG
NTTNTBNAD
JAMBIJATIM
JABARLAMPUNGKALSEL
SUMSELSULTRA
KALTENGSULTENGGRTALO
BABELKALBARBANTEN
BENGKULU
SUMUTSULUT
INA
Berdasarkan grafik 2.39 telihat angka konversi nasional tahun 2008 sebesar 87%.
(target angka konversi 80%). Berdasarkan angka konversi per propinsi terdapat 23
propinsi yang telah mencapai target nasional sedangkan propinsi yang belum
mencapai target sebanyak 10 provinsi yaitu yaitu DKI (79%), DIY (79%), Bali (78%),
Kaltim (77%), Riau (77%), Papua (68%), Maluku (67%), Malut (65%) Papua Barat
(63%), dan Kep. Riau (57%)
Angka konversi propinsi mempunyai range 57-95% dimana angka konversi tertinggiadalah Propinsi Sulawesi Utara (95%) sedangkan yang terendah adalah Propinsi Kep.
Riau (57%).
Grafik 2.40
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
57/265
Succes Rate Pengobatan Penderita TB
5062
676768
7074
7779
8083
8585868787
899090909090
9192
9494949494959595
9987.3
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
PAPUA.B
PAPUA
KEPRI
KALTIM
M ALUT
RIAU
NTT
JATENGMALUKU
D.I.Y
DKI
SUL-BAR
SULSEL
JATIM
BALI
KALTEN
SUMBAR
NTB
NA D
BABEL
BANTEN
BENGKU
KALSEL
JABAR
JAMBI
LAMPUN
SUMSEL
KALBAR
SULUT
SULTRA
SULTENG
SUMUT
GRTALOINDONES
Berdasarkan grafik 2.40 telihat secara nasional angka keberhasilan pengobatan tahun
2008 sebesar 87,3% (target minimal 85%). Sedangkan berdasarkan propinsi sekitar 21
propinsi yang telah mencapai target angka keberhasilan pengobatan kecuali DKI
(83%), DIY (80%), Maluku (79%), Jateng (77%), NTT (74%), Riau (70%), Malut
(68%), Kaltim (67%), Papua (62%), dan Papua Barat (50%); sedangkan data untuk 2
provinsi belum masuk (Sulsel dan Kep. Riau)
SR propinsi mempunyai range 50%-99% dimana range SR tertinggi adalah PropinsiGorontalo sedangkan yang terendah adalah Papua Barat.
Grafik 2.41
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
58/265
Penemuan Kasus Baru dan Keberhasilan Pengobatan di Indonesia
Tahun 1998 - 2008
91
81
5458
74
87 86 86 87 8991 91
87
1.44.6
7.512
19 20 21
29
37.6
54
68
75.7
69.1 69.8
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
S R
0
10
20
30
40
50
60
70
80
C
D R
SR CDR
Grafik 2.41, menunjukkan trend kecenderungan angka penemuan kasus baru (Case
Detection Rate) dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate). Angka penemuan
kasus baru sejak tahun 1995 mengalami kenaikan secara perlahan hingga tahun 2001
dan sejak tahun 2001 terjadi peningkatan yang signifikan hingga pada tahun 2006
mencapai global target CDR 70%. Sedangkan untuk angka keberhasilan pengobatan
terjadi penurunan pada tahun 1995-1997 kemudian pada tahun 1998 terjadipeningkatan hingga pada tahun 2005. Angka keberhasilan pengobatan sejak tahun
2000 sampai dengan tahun 2005 telah mencapai target sebesar 85%.
2. HIV/AIDS DAN IIMS
Isue-isue strategis dalam pelaksanaan respon pengendalian HIV AIDS & IMS di
Indonesia antara lain (RAN Pengendalian HIV AIDS Sektor Kesehatan Tahun 2009-2014) :
a. Kasus HIV/AIDS dan Persebarannya
Kasus HIV AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
59/265
Grafik 2.42
Jumlah kasus AIDS di Indonesia
94 255 219 345 3161195
2639 2873 2947
4969
352 607826 1171
1487
2682
5321
8194
11141
16110
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
AIDS Kumulatif
Kasus AIDS di atas lebih banyak terjadi pada laki-laki (74,9%) dibandingkan
wanita (24,6%) serta didominasi oleh kelompok usia produktif 20-39 tahun
(80,18%). Secara lengkap dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Grafik 2.43
Persentase Kasus AIDS di Indonesia
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008
Perempuan
24,6%
Tak diketahui
0,5%
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
60/265
Grafik 2.44
Persentase Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia
Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2008
0.72 1.03 0.523.07
50.82
29.36
8.5
2.380.55
3.05
0
10
20
30
40
50
60
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
61/265
dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 2.12
Kumulatif Kasus AIDS, yang Meninggal dan Rate Kumulatif Kasus AIDS
per 100.000 Penduduk per Provinsi di Indonesia sd. 31 Desember 2008
NO PROVINSI KASUS MENINGGAL CASE RATE
1 Jawa Barat 2888 544 7.38
2 DKI Jakarta 2781 419 30.52
3 Jawa Timur 2591 584 6.99
4 Papua 2382 351 129.35
5 Bali 1177 228 33.75
6 Kalimantan Barat 730 103 17.90
7 Jawa Tengah 530 221 1.35
8 Sumatera Utara 487 95 3.95
9 Riau 364 116 8.01
10 Kepulauan Riau 277 115 23.11
11 DI Yogyakarta 246 70 7.5012 Sumatera Barat 204 65 4.48
13 Maluku 187 69 14.05
14 Sulawesi Utara 161 53 7.45
15 Sumatera Selatan 153 31 2.25
16 Sulawesi Selatan 143 62 1.91
17 Lampung 143 42 2.00
18 Nusa Tenggara Timur 110 23 2.64
19 Jambi 106 30 3.93
20 Bangka Belitung 95 13 9.33
21 Nusa Tenggara Barat 80 47 1.92
22 Banten 74 12 0.81
23 Papua Barat 58 19 10.24
24 Bengkulu 46 13 2.86
25 NAD 26 7 0.67
26 Kalimantan Selatan 22 5 0.6827 Kalimantan Timur 11 10 0.37
28 Sulawesi Tenggara 11 1 0.56
29 Kalimantan Tengah 9 2 0.47
30 Sulawesi Tengah 8 4 0.34
-
8/19/2019 PROFIL__PP&PL_2008 Lingku Gan Hidup - Copy
62/265
Tabel 2.13
Jumlah Kasus HIV di Indonesia
Berdasarkan Sumber Pelaporan sd 31 Desember 2008
No PROPINSI
Kasus
SUMBER
Sero
Survey
RS/
Klinik
PMI Dinkes
Tidak
Diketahui
1 NAD 5 1 3 0 1 0
2 Sumatera Utara 820 99 658 2 59 2
3 Sumatera Barat 11 1 7 1 2 0
4 Riau 102 71 5 0 26 0
5 Jambi 20 3 3 0 14 0
6 Sumatera Selatan 179 22 110 0 47 0
7 Bengkulu 4 0 0 0 4 0
8 Lampung 16 0 3 0 13 0
9 Kep. Bangka Belitung 2 0 2 0 0 0
10 Kepulauan Riau 22 14 6 0 2 0
11 DKI Jakarta 1181 17 814 77 268 5
12 Jawa Barat 376 6 298 6 64 1
13 Jawa Tengah 141 14 62 3 61 1
14 DI Yogyakarta 35 1 6 1 27 0
15 Jawa Timur 27 0 15 0 12 0
16 Banten 59 0 33 0 26 0
17 Bali 968 4 824 17 121 2
18 Nusa Tenggara Barat 144 0 114 10 20 0
19 Nusa Tenggara Timur 29 0 14 3 12 0
20 Kalimantan Barat 75 0 4 0 12 0
21 Kalimantan Tengah 28 19 1 0 8 0
22