SEJARAH TEATER „O‟ USU (TAHUN 1991-2010)
SKRIPSI SARJANA
Dikerjakan
O
L
E
H
Nama : Ayu Diah
Nim : 130706024
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
SEJARAH TEATER „O‟ USU (TAHUN 1991-2010)
SKRIPSI SARJANA
Dikerjakan Oleh:
Nama : Ayu Diah
Nim : 130706024
Diketahui Oleh:
Pembimbing
Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si.
NIP. 196709081993032002
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan
untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu
Sejarah.
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
Lembar Persetujuan Ujian Skripsi
SEJARAH TEATER „O‟ USU (TAHUN 1991-2010)
Dikerjakan Oleh:
Nama : Ayu Diah
Nim : 130706024
Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian Skripsi oleh:
Pembimbing
Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si. Tanggal:
NIP. 196709081993032002
Ketua Program Studi Ilmu Sejarah
Drs. Edi Sumarno, M.Hum Tanggal:
NIP. 196409221989031001
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERSETUJUAN KETUA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
DISETUJUI OLEH :
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
Ketua Program Studi Ilmu Sejarah,
Drs. Edi Sumarno, M.Hum Tanggal: ………………2017
NIP 196409221989031001
Universitas Sumatera Utara
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah
satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam Jurusan Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan
Pada :
Tanggal :
Hari :
Fakultas Ilmu Budaya USU
Dekan,
Dr. Budi Agustono, MS
NIP. 196008051987031001
Panitia Ujian:
No. Nama Tanda Tangan
1. Drs. Edi Sumarno, M.Hum. ................................
2. Dra. Nina Karina, M.Sp. ................................
3. Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si ................................
4. Dr. Suprayitno, M.Hum ................................
5. Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP ................................
Universitas Sumatera Utara
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelasaikan seluruh proses dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis haturkan
sholawat berangkaikan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, kiranya
semoga mendapatkan syafaatnya di hari kemudian kelak. Penulisan skripsi adalah salah
satu syarat yang wajib dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam perjalanan panjang
melakukan penelitian dan pengumpulan data sungguh sebuah kebahagiaan dan anugerah
bagi penulis dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah yang berbentuk Skripsi dengan
judul Sejarah Teater „O‟ USU (Tahun 1991-2010).
Penulis menyadari skrispsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari
itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
untuk perbaikan skripsi ini nantinya. Semoga skripsi ini dapat memberikan pengetahuan
yang bermanfaat dan menambah ilmu bagi kita semua.
Medan, September 2017
Penulis
Ayu Diah
NIM. 130706024
Universitas Sumatera Utara
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dan selesai tanpa adanya bantuan,
dorongan, pelayanan, serta semangat baik yang bersifat moril maupun materil yang
diberikan oleh banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada
yang terhormat:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara, serta kepada Wakil Dekan beserta Staf pegawai
Fakultas Ilmu Budaya, USU.
2. Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya USU beserta Ibu Dra. Nina Karina, M.SP., selaku
Sekretaris Program Studi Ilmu Sejarah yang turut membantu dalam kelancaran
penulisan ini.
3. Ibu Dra. Ratna, M.S., selaku Dosen Penasehat Akademik penulis yang telah
sabar dalam membimbing, memotivasi, memberikan nasehat dan bantuan
kepada penulis.
4. Ibu Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si., selaku dosen pembimbing saya yang
telah memberikan petunjuk, waktu luang dan bantuan. Segala pemikiran yang
ibu kemukakan saya jadikan inspirasi dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
iii
5. Seluruh staf pengajar Bapak/ Ibu dosen yang telah memberi ilmunya kepada
penulis, baik dari segi pengetahuan, pengalaman, serta wawasan selama penulis
menjadi mahasiswa baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. Tidak lupa
juga kepada Staf Administrasi Program Studi Ilmu Sejarah, Bang Ampera yang
telah banyak membantu penulis selama penulis menjadi mahasiswa.
6. Kepada kedua orang tua saya yang paling berjasa dalam hidup saya, yang
sangat saya sayangi, cintai dan hormati Bapak Wahyu Susanto, S.H. dan Ibu
Halimah. Skripsi dan gelar sarjana ini saya persembahkan kepada ayah dan ibu
saya. Terimakasih atas segala yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada saya,
bimbingan serta do‟a adalah yang paling utama, ayah, mamak, adek akhirnya
sarjana.
7. Kepada kedua kakak saya, Siti Mahyani Lubis, S.Pd beserta keluarga, Siti
Mahyana Lubis, Amd beserta keluarga, serta abang yang sangat saya sayangi
M. Sahlan Lubis, Amd., dan adik saya Askeyla Huslimah yang selalu
menghibur saya dikala jenuh. Terimakasih kepada keluarga saya yang telah
memberikan nasehat, dan kasih sayang kepada adik, adik sekarang sudah besar,
sudah sarjana.
8. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas Negeri
Medan, Perpustakaan Tuanku Luckman Sinar, Perpustakaan Daerah, yang
sudah terbuka lebar dengan segala data-data dan pelayanannnya, semoga
semakin jaya.
Universitas Sumatera Utara
iv
9. Para informan yang telah bersedia untuk memberikan informasi, dan berbagai
cerita tentang pengalaman-pengalaman semasa mendirikan UKM Teater „O‟
USU. Terima kasih telah membagikan ilmunya untuk kami.
10. Keluarga Besar Teater „O‟ USU, rumah kedua bagi saya yang telah
memberikan saya motivasi, serta pelajaran yang tidak saya dapatkan di
kampus. Terkhusus kepada abang saya M. Ihsan Nasution yang selalu siap
sedia membantu adiknya ketika meminta pertolongan. Juga kepada abangda
Agus Mulia, Mukhlis Win Ariyoga, Joko Syahputra, Yusrianto Nasution, yang
telah membantu saya dan memberikan motivasi dan semangat.
11. Untuk teman-teman seperjuangan “HISTORIER 2013”, terkhusus kepada
sahabat-sahabat dekat, Mentari, Sri Handayani, SS., Juwita Malau, M.
Rasyidin, Hilda Mauliza, Edo Syahputra, Hengki. Terima kasih untuk
kebersamaan selama ini, dan membantu saya. Semoga kelak tidak akan lupa
bahwa kita pernah menjalani canda, tawa, dan tangis bersama-sama. Semua itu
akan menjadi sebuah kisah klasik untuk kita di masa depan.
12. Kepada kedua sahabat special dalam keadaan susah dan senang, Nova
Wulandari S, Hafira Thania. Terima kasih telah memberi motivasi serta tidak
pernah lelah mendengarkan curhatan saya, semua kenangan yang telah terjadi
telah tersimpan di ingatan saya.
13. Kepada Keluarga Besar KKN PPM USU, terkhusus kepada Masrah dan Icut
yang telah membantu saya dan memberikan motivasi dan selalu ada ketika
saya membutuhkan pertolongan.
Universitas Sumatera Utara
v
14. Special Thanks kepada Suci adik kos yang cantik dan murah hati. Terima kasih
untuk setiap bantuan yang telah diberikan. Terima kasih untuk selalu
menemani saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Kepada senior dan junior yang ada di Ilmu Sejarah USU, terima kasih untuk
semangat yang telah ditularkan kepada saya.
Akhirnya untuk semua yang membantu baik langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan skripsi ini penulis ucapkan terimakasih, semoga kebaikan dan bantuan
yang telah kalian beri mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, Amin.
Medan, September 2017
Penulis
Ayu Diah
NIM. 130706024
Universitas Sumatera Utara
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Sejarah Teater „O‟ (Tahun
1991-2010). Adapun yang menjadi persoalan skripsi ini adalah latar belakang sejarah
pembentukan Teater „O‟, perkembangan Teater „O‟ 1991-2010, kontribusi Teater „O‟
terhadap mahasiswa USU. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui latar
belakang sejarah pembentukan Teater „O‟, Menjelaskan perkembangan Teater „O‟ 1991-
2010, mengetahui kontribusi Teater „O‟ terhadap mahasiswa USU. Kajian yang
digunakan dalam penulisan penulisan skripsi ini adalah metode sejarah melalui
heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa Teater „O‟ pada
dasarnya adalah ukm yang didirikan oleh mahasiswa Sastra dan masih dinaungi oleh
Fakultas Sastra. Teater „O‟ dibentuk untuk aktifitas mahasiswa pada waktu sepulang
kuliah. Sejak 1991 naskah Teater „O‟ sudah beralur cerita dengan berlakon Komedi.
Teater „O‟ telah memproduksi sebanyak 97 kali pementasan dari tahun 1991-2010.
Karya-karya Teater „O‟ pernah dijadikan sebagai alat perjuangan seperti aksi membela
buruh, palestina, dll melalui panggung pementasan. Seiring dengan perkembangan,
tahun 2010 Teater „O‟ telah menjadi ukm Universitas. Perkembangan ini sangat
berpengaruh terhadap kreativitas Teater „O‟. Dengan dibuatnya Teater „O‟ menjadi ukm
Universitas, kini mahasiswa dari fakultas lain bisa ikut bergabung dan berkreativitas di
Teater „O‟ USU.
Kata kunci: Mahasiswa, Teater, Ukm.
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
GLOSSARY ............................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 8
1.4 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9
1.5 Metode Penelitian ............................................................................. 11
BAB II SEJARAH TEATER „O‟ USU
2.1 Latar Belakang Berdirinya Teater „O‟ USU ..................................... 14
2.2 Proses Pembentukan Teater „O‟ USU .............................................. 16
Universitas Sumatera Utara
viii
2.2.1 Pihak Yang Terlibat ............................................................. 18
2.2.2 Pemilihan Nama ................................................................... 22
2.2.3 Tantangan dan Hambatan ..................................................... 23
BAB III PERKEMBANGAN TEATER „O‟ USU 1991-2010
3.1 Manajemen ....................................................................................... 24
3.1.1 Pengurus ............................................................................... 24
3.1.2 Anggota ................................................................................ 30
3.1.3 Perekrutan Anggota .............................................................. 31
3.1.4 Seleksi .................................................................................. 32
3.1.5 Pelatihan ............................................................................... 35
3.1.6 AD/ART ............................................................................... 40
3.1.7 Dana ..................................................................................... 41
3.2 Kegiatan ............................................................................................ 42
3.2.1 Pementasan ........................................................................... 42
3.2.2 Latihan .................................................................................. 45
3.3 Komunikasi dan Hubungan dengan Teater Lain .............................. 49
3.4 Hubungan dengan Pihak Sponsor ..................................................... 50
Universitas Sumatera Utara
ix
3.5 Tantangan dan Hambatan dalam Perkembangan .............................. 51
3.5.1 Dana ..................................................................................... 51
3.5.2 Disiplin Anggota .................................................................. 52
3.5.3 Ide dan Kreativitas ............................................................... 53
3.5.4 Persaingan Antar Teater ....................................................... 54
BAB IV KONTRIBUSI TEATER „O‟ SEBAGAI PENDUKUNG
KREATIVITAS
4.1 Kontribusi Teater „O‟ Terhadap Anggota......................................... 56
4.2 Kontribusi Alumni ............................................................................ 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 60
5.2 Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
DAFTAR INFORMAN .................................................................................. 65
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
x
GLOSSARY
Abstak : Yang diangan-angankan. Tidak konkrit.
Absurd : Tak beralasan, sesuatu yang ganjil atau tidak sesuai dengan
Aturan umum.
Adegan (scene) : Bagian babak, biasanya sebuah adegan hanya menggambarkan
Satu suasana yang merupakan rangkaian suasana sebelum atau
sesudahnya.
Aksen : Tekanan pada bagian kata atau suku kata dalam pengucapan
kalimat.
Alur (plot) : Rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama
dan menggerakan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks
dan selesaian.
Animasi : Teknik menghidupkan gambar-gambar dalam pembuatan film
kartun.
Antagonis : Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.
Babak : Bagian besar dari suatu drama atau lakon (terdiri atas beberapa
adegan). Drama tiga babak, drama empat babak, dst.
Blocking : Teknik pengaturan langkah-langkah para pemain di panggung,
dalam membawakan sebuah cerita drama.
Casting : Memilih para pemain sesuai tokoh dalam naskah/scenario yang
hendak dipentaskan.
Universitas Sumatera Utara
xi
Dialog : Percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog merupakan
unsur penting dalam cerita.
Drama : Secara harfiah drama berasal dari Yunani, draomai yang berarti
berbuat atau bertindak. Menurut Moulton, drama adalah hidup
yang dilukiskan dengan gerak. Drama adalah kualitas dalam
komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat dalam pentas)
yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan ketegangan pada
pendengar atau penonton.
Durasi : Waktu keberlangsungan. Panjang-pendek sebuah pertunjukan
atau cerita.
Ekspresi : Ungkapan, pernyataan, raut muka.
Farce : Drama banyolan.
Gesture : Gerak tangan atau badan-dalam berakting orang berbicara
disertai gesture tertentu (sesuai dengan sikap dan kepribadian)
: Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.
Intonasi : Tinggi rendahnya suara pada saat berbicara.
Antagonis : Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.
Babak : Bagian besar dari suatu drama atau lakon (terdiri atas beberapa
adegan). Drama tiga babak, drama empat babak, dst.
Karakter : Sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
Seseorang dengan yang lain.
Komedi : Lakon gembira dengan struktur horizontal.
Universitas Sumatera Utara
xii
Lakon : Istilah ini bermakna cerita. Berasal dari bahasa jawa yang
Berarti perjalanan cerita.
Monolog : Percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri.
Opera : Drama yang disajikan dengan nyanyian dan musik. Nyanyian
digunakan sebagai dialog. Opera yang lebih pendek disebut
operette.
Satire : Drama karikatural sebagai sindiran.
Setting : Tempat kejadian cerita. Pengertian setting meliputi latar
belakang fisik, ruang, dan lingkungan tempat terjadinya cerita.
Stage : Panggung, arena.
Tokoh (character) : orang yang memainkan peran tertentu dalam drama.
Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nama-nama Pendiri Teater „O‟
Lampiran 2. AD/ART Teater „O‟
Lampiran 3. Produksi Pementasan Teater „O‟ dari Tahun 1991-2010
Lampiran 4. Naskah-naskah Karya Teater „O‟ dari Tahun 1991-2010
Lampiran 5. Naskah Karya Yusrianto Nasution
Lampiran 6. Foto Pementasan Naskah Drama “Presiden Ha..Hi.. Tahun 2006.
Lampiran 7. Foto Pementasan Naskah Drama “Rahwana” Tahun 2006
Lampiran 8. Foto Pementasan Naskah Drama “Loker” Tahun 2007
Lampiran 9. Foto Latihan Rutin Teater „O‟ Tahun 2007
Lampiran 10. Foto Pementasan Naskah Drama “Dua Sejoli” Tahun 2008
Lampiran 11. Foto Pementasan Naskah Drama “Salah Diagnosa” Tahun 2009
Lampiran 12. Foo Pementasan Naskah Drama “Udara Kotor” Tahun 2009
Lampiran 13. Foto Pementasan Naskah Drama “Detektif Danga-Danga” Tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seni merupakan sebuah sistem yang koheren, karena bisa menjalankan
komunikasi secara efektif, yaitu melalui bagiannya yang dapat mengungkapkan
perasaan sang pencipta kepada manusia supaya mereka bisa merasakan apa yang
dirasakan oleh pencipta seni.1
Teater adalah tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya kata
teater memiliki arti sebagai segala hal yang dipertunjukan di depan orang banyak seperti
drama, lakon atau kisah hidup manusia yang dipertunjukkan di atas pentas. Seni
pertunjukan yang telah berumur tua adalah teater. Teater muncul di dunia ini dimulai
oleh kegiatan seorang yang bernama Thespis berkebangsaan Yunani. Beliau berlakon
dengan menampilkan cerita-cerita Yunani kuno. Pada awal lahir teater ini orang tidak
tahu nama pertunjukan tersebut, yang penting mereka hanya melihat gerak-gerakan
mempesona dan dialog-dialog yang memikat penonton tidak beanjak dari tempat
berdirinya.2
Dalam sejarahnya, teater sangat berperan penting dalam menggerakan jiwa
bangsa. Pada masa Orde Baru teater merasakan benar betapa kuatnya kehidupan politik
merasuki dan bahkan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
1Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan, 1982, hal.
22. 2I Made Bandem dan Sal Murgiyanto, Teater Daerah Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1996,
hal. 9.
Universitas Sumatera Utara
2
Berbeda dengan perjuangan yang dilakukan secara terang-terangan oleh para
pejuang melalui orasi-orasi di depan publik, seniman teater melakukannya dengan
membuat pertunjukan teater yang dapat mengajak para pendengarnya untuk ikut
berjuang.3
Di dalam teater penampilan perilaku manusia dilakukan dengan gerak, tari, dan
juga nyanyi yang pada bagiannya diiringi musik. Di dalamnya terdapat dialog dan
akting pemain. Pertunjukan seni teater dilakukan untuk menghibur serta dapat
memberikan informasi bagi para pendengar melalui akting yang dilakukan para pemain.
Seni teater sering berlangsung di dalam gedung, panggung atau pentas, sebelumnya,
Teater Barat terlebih dahulu muncul dan berkembang lebih awal dari pada teater di
Indonesia, karena itu pada era setelah Indonesia merdeka, teater sangat mempengaruhi
perkembangan teater di Indonesia.4
Teater di Indonesia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yakni teater
tradisional, teater masa peralihan dan teater modern. Teater tradisional adalah teater
yang lahir dan berkembang di daerah tertentu, dan perkembangannya sesuai dengan
kebudayaan daerah tersebut. Teater masa peralihan (transisi) berkembang ketika
kebudayaan Barat mulai berpengaruh dalam seni drama di Indonesia. Pada masa
menjelang kemerdekaan, muncullah teater-teater masa peralihan, termasuk stambul dan
dardanela.
3Departemen pendidikan dan kebudayaan RI, Partisipan seniman dalam perjuangan
kemerdekaan di Indonesia , Jakarta: 1999, hal. 107.
4Dananjaya J, Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka 1990, hal. 142-
143.
Universitas Sumatera Utara
3
Teater modern, teater yang pementasannya sudah berangkat dari naskah, mulai
ada sejak tahun 1960-an. Teater modern lazim juga disebut seni drama, kaitannya antara
bentuk-bentuk teater dalam perkembangannya masih tetap terasa. Akan tetapi hubungan
itu telah mengalami perubahan sesuai dengan kreasi orang-orang teater dalam
memodernisasikannya.
Sumatera Utara khususnya di Kota Medan merupakan lahan yang subur bagi
kegiatan seni teater.5 Medan umumnya sudah banyak terbentuk kelompok teater
kampus, salah satunya adalah Teater „O‟ USU.
Teater ini berdiri sejak tahun 1991, dengan motto: "Hadir dan ada bukan sekadar
datang dan bernafas". Pendiri dari teater ini adalah para aktivis Sastra di Fakultas Sastra
USU. Kelahiran Teater „O‟ sesungguhnya dirangsang oleh diskusi sekelompok
mahasiswa Sastra USU terhadap kelesuan aktivitas dan kreativitas didalam kampus.
Kemunculannya merupakan ilustrasi gagasan dan kreasi dari pergulatan kegelisahan
mahasiswa di kampus dan masyarakat.6
Teater „O‟ merupakan bagian suatu seni yang bernilai postif bagi para
mahasiswa yang dapat mengembangkan bakat melalui suatu karya yang indah dan
bermakna.. Dalam membangkitkan perteateran ini banyak sekali rintangan dan
hambatan yang dilalui, dan dalam karyanya tidak semua orang akan menyukai
ketertarikan dalam seni ini. Namun dengan niat yang tulus mereka mencoba menyatukan
persepsi untuk menguatkan institusional perteateran.
5Muhammad TWH, Sejarah Teater Dan Film Di Sumatera Utara , Medan: Yayasan Pelestarian
Fakta Perjuangan Kemerdekaan R.I, 1992, hal 1-2.
6Yusrianto dkk, Raja Tebalek , Medan: Madju, 2009, hal. 1-4
Universitas Sumatera Utara
4
Teater kampus bukan sekadar ekstrakurikuler yang hanya menjadi tempat untuk
melampiaskan hobi. Justru, selayaknya para pelakunya bisa lebih kreatif dan produktif
dari pada seniman Taman Budaya SUMUT. Aktor teater, memiliki kemampuan
imajinasi dan siasat yang cerdas untuk berhadapan dengan sistem akademik yang ketat
dan kaku. Seorang aktor, bisa leluasa berkreasi meskipun dalam ruang gerak, dan waktu
yang sempit. Ia bisa lahir dan tumbuh dimana saja, Nano Riantiarno juga membenarkan
bahwa kampus universitas adalah rahim yang subur bagi aktivitas teater.
Teater adalah teater, dia tak pernah memilih tanah kelahiran. Jika seniman yang
melahirkannya memiliki tanggung jawab artistik serta kemampuan dan naluri manajerial
yang cukup, teater akan cukup, teater akan hidup. Jika tidak, dia akan mati. Dalam
berteater dikenal ada istilah 4 sadar atau 4 kesadaran yg wajib dimiliki, dipahami,
dihayati dan dilaksanakan oleh setiap orang yg mengaku dirinya adalah seniman teater.
Keempat sadar tersebut adalah SADAR DIRI, SADAR RUANG, SADAR TEMPAT
dan SADAR WAKTU.7
Disadari atau tidak hal ini membuat Teater 'O' jadi unik kalau boleh dikatakan
demikian. Alasan pertama karena dalam sejarah perkumpulan organisasi kemahasiswaan
yang menaungi bidang kesenian, Teater 'O' dapat tumbuh dan berkembang disela-sela
keluar masuknya mahasiswa karena habisnya masa studi. Kedua karena anggota teater
ini masih dimiliki, dicintai para alumninya dan masih selalu berkecimpung dalam setiap
agenda kegiatan yang diselenggarakan sebagai pemerhati bidang sosial dan seni-- sangat
luar biasa.
7Ibid.
Universitas Sumatera Utara
5
Teater 'O' berdiri atas dasar kesadaran yg tinggi dari orang yang cinta dan ingin
melihat kehidupan kesenian di Fakultas Sastra USU atau di USU khususnya, di kota
Medan pada umumnya. Seiring perjalanan waktu, begitu banyak warna yang
memberikan entitas atau identitas baru bagi Teater 'O' sehingga tampilan berubah dari
dasar pemikiran pembentukannya.
Dalam pembentukannya ciri khas teater adalah naskah itu berbentuk cakapan
atau dialog. Dalam menyusun dialog pengarang harus benar-benar memperhatikan
pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari.8 Setiap mengadakan
pementasan, Teater „O‟ terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah, sehingga nantinya
pemain-pemain dapat menciptakan suatu gerakan untuk di pertunjukan. Pembuatan
naskah dilakukan oleh anggota Teater „O‟, sehingga kreativitas dan ide tercipta di setiap
anggota.
Teater sering dihubungkan dengan drama, walaupun sebenarnya perkataan teater
mempunyai makna yang lebih luas. Saat ini perkembangan teater di Indonesia sangat
begitu pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertunjukan di televisi, organisasi remaja di
sekolah dan universitas, Teater (gedung bioskop), Opera, dan Teater Arena (Gedung
Pertunjukan).9
8Herman J. Waluyono, Pementasan dan Pengajarannya. Surakarta: Lembaga Pengembangan
Pendidikan, 2008, hal. 7.
9N. Riantiarno, Teguh Karya dan Teater Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993, hal. 33.
Universitas Sumatera Utara
6
Munculnya Teater „O‟ USU di kalangan mahasiwa sangat bernilai positif. Hal ini
dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa-mahasiswi USU untuk berkarya dan
mengembangkan bakat mereka di dalamnya. Seniman harus melakukan perannannya
dengan sangat baik. Karya seni yang tercipta memberikan dampak yang cukup besar
untuk bangsa Indonesia.
Kesenian memiliki ruang lingkup yang luas, Teater adalah bagian dari padanya.
Perbedaan mencolok dibandingkan cabang kesenian lain adalah teater bukan bersifat
personal. Teater adalah karya gabungan dari beberapa seniman. Kumpulan seniman itu,
mengembang suatu ide yang hendak disampaikan, mulai dari penulis naskah,
penyutradaraan, penataan artistik dan pemainnya.10
Pada masa revolusi seniman teater sangat berperan dalam menggerakan jiwa
bangsa. Menciptakan pertunjukan seni teater untuk dipergunakan sebagai media
penyebar informasi kepada rakyat. Satu bentuk dukungan sebagai ungkapan mereka
dalam mengeskspresikan dirinya, para seniman teater berlomba-lomba untuk
menghasilkan karya yang dapat menggunggah semangat setiap pejuang. Rasa cinta
terhadap tanah air dan perasaan untuk saling mengerti keadaan bangsa pada masa itulah
yang menyebabkan mereka ikut turut andil dalam perjuangan.11
Penulis tertarik menulis tentang ini karena sejarah Teater „O‟ merupakan teater
yang sampai sekarang masih aktif berdiri dan sudah berumur 25 tahun. Kedua Teater
10
Radhar Panca Dahana, Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia, Magelang: Yayasan
Adikarya IKAPI, 2000, hal. 28.
11
Djoko Sapardi, Sastra Pada Masa Revolusi, dalam buku Denyut Nadi Revolusi Indonesia,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. hal. 279.
Universitas Sumatera Utara
7
„O‟ menarik karena ber genre “Komedi” (farce-satire), berbeda dengan genre teater-
teater lain yang ada di Kota Medan.
Dari uraian tersebut penelitian ini diberi judul “Sejarah Teater „O‟ USU
(Tahun 1991-2010)”. Penelitian ini menarik buat penulis untuk mengkajinya karena
belum ada yang meneliti tentang Teater „O‟ tersebut. Batasan waktu periodenya yaitu
tahun 1991-2010. Penulis mengawali tahun 1991 karena tahun ini berdirinya Teater „O‟
USU. Penulis membatasi akhir penulisan pada tahun 2010 karena pada tahun tersebut
terjadi proses peralihan Teater „O‟ dari UKM Fakultas menjadi UKM Universitas. Pada
saat itu juga pementasan Teater „O‟ terbesar dengan menggandeng sponsor dari luar
negeri (AusAID), Lembaga milik Australia yang bekerja sama dengan Indonesia dalam
bidang Kebudayaan dan pementasan terbesar sepanjang sejarah di lima kota di SUMUT.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di deskrpsikan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan latar belakang sejarah terbentuknya Teater „O‟ USU ?
2. Bagaimana perkembangan Teater „O‟ USU 1991-2010 ?
3. Apa kontribusi Teater „O‟ terhadap mahasiswa USU ?
Universitas Sumatera Utara
8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan hanya
bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui latar belakang sejarah pembentukan Teater „O‟ USU.
2. Menjelaskan perkembangan Teater „O‟ USU 1991-2010.
3. Mengetahui kontribusi Teater „O‟ terhadap mahasiswa USU.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi disiplin Ilmu Sejarah, dapat menambah referensi dan khasanah
penelitian tentang sejarah teater yang dapat digolongkan ke dalam penulisan
sejarah lokal.
2. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
kesenian Indonesia khususnya tentang Teater.
3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan masukan bagi
mahasiswa kampus USU dalam berkesenian sehingga dapat meningkatkan
kebudayaan yang ada di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
9
1.4 Tinjauan Pustaka
Dalam memahami masalah penelitian ini, diperlukan beberapa referensi yang
dapat dijadikan panduan penulisan yang nantinya dalam bentuk tinjauan pustaka.
Sumber bacaan tersebut diperoleh dari beberapa buku pendukung antara lain :
I Made Bandem dan Sal Murgiyanto dalam Teater Daerah Indonesia (1996)
menjelaskan mengenai seluk-beluk teater daerah di Indonesia. Menambah wawasan
tentang kekayaan teater yang beranekaragam. Buku ini membahas dan memaparkan soal
teater daerah secara menyeluruh. Teater bukan hanya bersifat modern, tetapi juga ada
yang bersifat kedaerahan dapat memberi inspirasi kepada kreator-kreator modern untuk
membuat karya-karya baru yang segar dan mencerminkan kebudayan Indonesia. Buku
ini membantu penulis untuk memahami tentang awal perkembangan teater yang ada di
Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I dalam Partisipan Kemerdekaan di
Indonesia (1999) menjelaskan bagaimana peranan seni teater dalam menggerakan jiwa
bangsa pada masa revolusi untuk ikut melawan bangsa penjajah yang kembali datang ke
Indonesia. Pertunjukan seni teater pada masa itu menjadi suatu hal yang digunakan
sebagai media informasi kepada rakyat. Buku ini membantu penulis untuk memahami
bahwa teater memberikan pengaruh besar pada masa revolusi.
Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) menjelaskan tentang perkembangan dan
fungsi teater. Buku ini memberikan informasi tentang teater tradisional, teater masa
peralihan, dan teater modern, serta menjelaskan tentang teater yang ada di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
10
Buku ini membantu penulis untuk memahami tentang perbandingan teater yang bersifat
modern, dan yang bersifat tradisional.
Muhammad TWH dalam Sejarah Teater dan Film Di Indonesia (1992)
membahas tentang bagaimana perkembangan Teater dan Film di Sumatera Utara. Buku
ini menambahkan pengetahuan tentang latar belakang sejarah Teater dan Film di
Sumatera Utara dalam melestarikan seni budaya kita. Buku ini juga menjelaskan
manfaat teater sebagai sarana komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesan dan cita-
cita kemerdekaan kepada rakyat. Buku ini membantu penulis untuk memahami awal
perkembangan masuknya teater dan film di Sumatera Utara, khususnya di kota Medan.
Yusrianto Nasution dalam Raja Tebalek (2009) membahas tentang gambaran
kecil awal mula terbentuknya Teater „O‟ USU. Buku ini memberikan gambaran
bagaimana tentang berkesenian, dan menyampaikan pentingnya melestarikan
kebudayaan seni dalam teater di lingkungan kampus. Buku ini membantu penulis
mendapatkan informasi awal terbentuknya Teater O USU.
Herman J. Waluyono dalam Pementasan dan Pengajarannya (2008)
menjelaskan tentang memahami naskah drama teater, buku ini membahas teori-teori
yang dikemukankan para tokoh. Memberikan masukan dalam penulisan naskah drama
teater. Buku ini membantu penulis untuk mendapatkan informasi tentang pembuatan
naskah teater yang benar.
N. Riantiarno dalam Teguh Karya dan Teater Populer (1993) mengkaji tentang
tokoh dan para sastrawan yang terkenal, seperti W.S Rendra dan Teguh Karya. Dari
buku ini kita dapat mengetahui tentang karya-karya yang telah diciptakan para
Universitas Sumatera Utara
11
sastrawan hebat tersebut. Buku ini membantu penulis untuk memahami bagaimana
dapat menciptakan suatu karya yang baik antara sastrawan dan seniman.
Radhar Panca Dahana dalam Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia
(2000) menjelaskan tentang hubungan teater modern dengan dunia politik, buku ini juga
meberikan informasi tentang kebijakan Orde Baru dengan pola perkembangan satu jenis
teater rakyat. Buku ini membantu penulis untuk memahami tentang menyikapi seberapa
jauh penetrasi negara, secara politis khususnya mengimbas dan memberikan pengaruh
pada kerja artistik. Khususnya dalam seni pertunjukan teater modern.
Djoko Sapardi dalam Sastra Pada Masa Revolusi (1997) menjelaskan tentang
perjuangan seniman teater pada masa revolusi. Memberikan informasi yang positif
tentang cara orasi melalui pertunjukan teater. buku ini membantu penulis untuk
mendapatkan sumber tentang peranan seniman pada masa Revolusi.
1.5 Metode Penelitian
Setiap penelitian diwajibkan menggunakan metode, terutama metode penelitian.
Metode penelitian adalah suatu cara atau aturan yang sistematis yang digunakan sebagai
proses untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip untuk mencari kebenaran dari
sebuah permasalahan. Dalam menulis peristiwa sejarah pada masa lampau yang
direalisasikan dalam bentuk penulisan sejarah (historiografi), tentu harus menggunakan
metode sejarah. Metode sejarah merupakan proses menguji dan menganalisis secara
Universitas Sumatera Utara
12
kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah.12
Ada beberapa tahapan yang
digunakan dalam penelitia ini yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi.
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah heuristik atau
pengumpulan data dan bahan-bahan sebanyak mungkin yang memberi penjelasan
tentang Sejarah Teater „O‟ USU. Pengumpulan data ini dilakukan dengan dengan dua
cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan untuk
pengumpulan sumber-sumber tertulis seperti, buku, skripsi, jurnal, yang dapat
memberikan keterangan tentang Sejarah Teater „O USU. Untuk mengumpulkan data-
data penulis melakukan kunjungan ke Perpustakaaan Universitas Sumatera Utara,
Perpustakaan Unimed, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Tengku Lukman Sinar.
Metode selanjutnya yang digunakan adalah metode wawancara yang dilakukan kepada
abangda Yusrianto Nasution, Yos Rizal, Mukhlis Win Ariyoga, Agus Mulia, Yulhasni,
dan Rahmad Efendi Siregar, selaku pendiri Teater „O‟ USU. Wawancara juga dilakukan
kepada mantan-mantan ketua Teater „O‟ Bambang Riyanto dan Joko Syahputra yang
memberi informasi tentang perkembangan teater selama menjabat sebagai ketua.
Tahapan kedua yang dilakukan adalah kritik. Dalam tahapan ini kritik dilakukan
terhadap sumber yang telah terkumpul pada kegiatan heuristik kemudian di saring dan
diseleksi. Data yang terkumpul tersebut baik merupakan data hasil wawancara maupun
data tulisan/pustaka akan disaring dan diseleksi guna mengetahui keontetikan serta
keabsahannya. Kritik sumber ini terbagi dua, yakni kritik intern dan ekstern. Kritik
ekstern dilakukan untuk menyeleksi sumber dan bahan-bahan yang digunakan. Dalam
12
Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, terjemahan dari Nugroho Notosusanto, Jakarta:UI Press,
1985, hal. 39.
Universitas Sumatera Utara
13
hal ini kritik sumber harus benar, tidak dipalsukan, bukan karangan khayalan, dan
terutama dapat dipercaya. Selanjutnya kritik intern adalah berupa pengujian atas
keaslian isi data yang telah diperoleh.
Tahapan ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan penafsiran-
penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikritik. Dalam tahap ini penulis
melakukan analisis dan sintesa. Analisis berarti menguraikan. Dari proses tersebut
diperoleh fakta-fakta. Kemudian data-data yang diperoleh disintesakan sehingga
memperoleh sebuah kesimpulan.
Tahap terakhir dari penelitian sejarah adalah historiografi. Historiografi
merupakan proses penulisan fakta-fakta yang telah diperoleh secara kronologis dan
kritis-analitis. Pada tahap ini, studi ini berusaha untuk memahami sejarah sebagaimana
yang dikisahkan, sehingga mampu disajikan dengan jelas “Teater „O‟ USU (Tahun
1991-2010)”. Penulisan tersebut akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang
berpedoman pada outline yang telah dirancang sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II
SEJARAH TEATER „O‟ USU
2.1 Latar Belakang Berdirinya Teater „O‟ USU
Sebelum Tahun 1991, sudah terbentuk teater di Fakultas Sastra USU. Teater ini
dibentuk oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Sastra. Dalam perkembangannya teater
ini dibentuk oleh Senat Mahasiswa dan belum memiliki nama. Para anggotanya masih
ikut bergabung dengan aktor-aktor teater di “Taman Budaya”. Buoy Harjo salah satu
anggota di Teater Nasional yang sudah berpengalaman di dunia teater, melatih para
mahasiswa Fakultas Sastra di Taman Budaya. Pembagian tugas antara senior di kampus
dan Buoy Hardjo untuk melatih sangat terarah. Para senior melatih fisik dan Buoy
Hardjo melatih anggota yang baru hingga menjadi aktor yang baik. Buoy hardjo tidak
meminta imbalan apa pun untuk tugas ini. Baginya merupakan kebanggaan untuk
menyalurkan ilmu kepada para mahasiswa.13
Beberapa kali teater Fakultas Sastra USU mengikuti sebuah pementasan
bersama aktor-aktor di Taman Budaya. Banyak orang yang mulai berkomentar, terutama
pelaku teater yang ada di Taman Budaya bahwa teater di Fakultas Sastra adalah teater
yang hanya aktif jika mendapatkan kegiatan pementasan saja. Ketika komentar itu terus
berkembang, maka munculah gagasan mahasiswa dan beberapa dosen untuk
mengembangkan perteateran yang ada di Sastra, sehingga tumbuh gagasan untuk
berkumpul mendiskusikan nama teater tersebut.
13
Wawancara Yusrianto Nasution (pendiri Teater „O‟), Medan, Senin 22 Mei 2017.
Universitas Sumatera Utara
15
Keinginan untuk mengembangkan teater ini sangat diminati oleh para
mahasiswa Sastra. Mereka mengajak para mahasiswa baru untuk ikut bergabung masuk
ke dalam seni teater. Saat itu mereka tidak melakukan Open Recruitment. Bagi yang
berminat dan ingin ikut berteater silahkan bergabung, jika tidak berminat tidak ada
masalah.
Teater yang baru dibentuk itu masih disebut dengan Teater Senat Mahasiswa.
Mayoritas yang masuk dari Jurusan Bahasa Indonesia. Keberadaan teater tersebut masih
belum banyak yang tahu dan yang ikut bergabung hanya 2 sampai 7 orang. Anggota
keseluruhan yang digabung dengan para pendiri masih sekitar 40 orang dan anggotanya
semua dari Fakultas Sastra. Sebagian ada yang keluar masuk dari teater tersebut, semua
itu tidak menjadi penghalang bagi mereka yang ingin memberikan sebuah apresiasi
tentang berkesenian khususnya teater. Dalam jumlah anggota yang masih sedikit mereka
tetap melakukan pelatihan. Proses dilakukan 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari
senin dan rabu, tempat yang mereka pilih untuk latihan adalah sekitar pelataran kampus
depan pendopo Fakultas Sastra USU.14
Letak Sekretariat yang mereka tempati masih berpindah-pindah,. Terkadang
mereka berkumpul di Pendopo Sastra atau hanya di ruang kelas. Dalam proses ke
aktifan yang diliat dari fakultas, akhirnya Teater Senat Mahasiswa ini diberi ruang kecil
14
Wawancara Yulhasni (pendiri Teater „O‟), Medan, Kamis 08 Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
16
bertepatan didepan mushola, tempat ini diberikan agar mereka dapat berkumpul dengan
kondusif untuk mengurus segala keperluan teater.15
2.2 Proses Pembentukan Teater „O‟ USU
Pada tanggal 1 Oktober 1991, kelompok teater senat mahasiswa mengadakan
diskusi di depan pelataran pendopo Fakultas Sastra USU. Diskusi tersebut dihadiri
mahasiswa stambuk 1986, 1988, 1987, 1989 dan 1991. Sebagian seperti Yusrianto
Nasution, Sastra Maulud, Agus Bambang Hermanto, Ibrahim Sembiring, mengajak para
anggotanya untuk bergabung mendiskusikan nama teater yang telah dibentuk tersebut.
Berawal dari musyawarah dan diskusi mereka memberi nama teater ini dengan
sebutan Teater „O‟. Pada tanggal 1 Oktober 1991 resmilah berdirinya Teater „O‟ di
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (USU). Kemudian setelah itu terbentuknya
juga generasi pertama Teater „O‟, lewat latihan dan kerja keras sekelompok mahasiswa
baru angkatan 1991 yang ikut menampilkan diri dalam rutinitas pementasan Teater „O‟.
Teater „O‟ lahir lewat proses panjang dan di bentuk oleh sekelompok mahasiswa
yang mempunyai jiwa berkesenian didalam dirinya. Mereka membuat sebuah aktivitas
yang positif bagi mahasiswa untuk membangun kreatifitas didalam kampus USU.
Kemunculannya merupakan gagasan dan kreasi dari teater-teater yang ada di Kota
Medan.
15
Wawancara Yusrianto Nasution (pendiri Teater „O‟), Medan, Senin 22 Mei 2017.
Universitas Sumatera Utara
17
“Teater „O‟ terus berproses sebagaimana jam yang akan terus berdetak, bagai air
terus mengalir, dan menjadikan hambatan sebagai penguat dalam memasuki tatanan
kehidupan zaman, farce, tragedi, komedi, dan juga melodrama adalah kompleksitas
kehidupan yang siap ditampilkan dalam pementasan. Proses kreatif yang dijalankan
tetap berpijak pada idealisme dan keseimbangan hidup, sehingga tercapai ketinggian
prestasi yang mensejahterakan seni”.16
Pada tahun 1991 sampai tahun 1995 keanggotaan Teater „O‟ tidak mengalami
perkembangan. Hal ini karena faktor keterlibatan hanya anggota lama, mungkin karena
tidak adanya juga keanggotaan dari Fakultas lain sehingga Teater „O‟ kurang mengalami
perkembangan. Saat itu Teater „O‟ masih dipegang oleh Fakultas Sastra, sehingga
Teater „O‟ tidak mendapatkan dana bantuan dari Universitas setiap mengadakan
pementasan. Walau begitu program kerja dan produksi pementasan Teater „O‟ masih
bisa terlaksanakan dengan baik. Hal ini membuat adanya bantuan dari pihak sponsor
serta pengumpulan dana dari tiap anggota dapat membantu pendanaan untuk kegiatan
pementasan Teater „O‟, dengan anggota yang masih sedikit Teater ‟O‟ mampu
membangkitkan kekompakan pengurus dalam manajemen dalam melakukan kegiatan
pementasan.17
Setelah Teater „O‟ sudah mempunyai nama dan resmi pembentukannya di
Fakultas, maka pengurus Teater „O‟ membuat permohonan agar diberi sekretariat yang
lebih luas kepada pihak Dekanat, dilihat anggota yang sudah semakin banyak tidak
16
Raja Tebalek, Op.cit, hal 5. 17Wawancara Yulhasni (pendiri Teater „O‟), Kamis 08 Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
18
memungkinkan untuk bisa bertahan diruangan yang kecil. Pihak Dekanat menyetujui
permohonan tersebut dan sekretariat Teater „O‟ di pindahkan ke Gedung Pagelaran.
Letak geografis Teater „O‟ di Jl. Universitas tepatnya berada di dalam Fakultas
Sastra, Teater „O‟ berbatasan dengan Perpustakaan Sastra di sebelah Utara, Departemen
Sastra Jepang di sebelah Timur, Kantin Sastra di sebelah selatan, dan Gedung
Etnomusikologi disebelah Barat. Ruangan yang diberikan cukup besar sehingga bisa
digunakan untuk kegiatan pementasan Teater „O‟, didalammnya bisa mencapai 600
orang kurang lebih.
2.2.1. Pihak Yang Terlibat
Kehadiran Teater „O‟ karena adanya orang-orang yang terlibat dalam
pembentukannya. Disini kita dapat melihat dan mengingat jelas orang-orang yang
berperan penting dalam mendirikan teater ini. Adapun nama-nama pendiri Teater „O‟
diuraikan bisa dilihat di Lampiran 1.
Setelah pembentukan nama, Teater „O‟ semakin aktive melakukan pelatihan
dengan angkatan pertama. Latihan dilakukan untuk penjiwaan didalam berteater dapat
semakin melekat dihati dan pikiran mereka. Selain itu latihan ini dapat menciptakan
kekompakan yang erat antar anggota dan pendiri Teater „O‟. Tempat yang dipilih untuk
latihan adalah sekitar halaman pendopo dan lapangan basket Fakultas Sastra. Para
Universitas Sumatera Utara
19
anggota dapat mengekspresikan segala bakat akting yang ada didalam diri mereka,
sehingga tanpa harus malu-malu dilihat banyak orang.18
Proses latihan Teater „O‟ selalu ditonton banyak orang terutama mahasiswa-
mahasiswi Fakultas Sastra USU, ada juga mahasiswa dari luar Fakultas yang sengaja
datang untuk melihat penampilan akting Teater „O‟. Menurut mereka setiap melihat
akting yang dilakukan Teater „O‟ dapat menjadi suatu hiburan tersendiri di Fakultas
Sastra. Karena seringnya orang melihat proses latihan Teater „O‟, ada beberapa orang
yang menawarkan Teater „O‟ untuk tampil disuatu acara Festival Budaya Islam di
Masjid Agung Medan. Disitulah pertama kali Teater „O‟ tampil, dan membuat
pementasan pada tahun 1991. Teater „O‟ membawakan naskah yang berjudul “99 Untuk
Tuhanku (dramatisasi puisi) Karya: Emha Ainun Nadjib, yang disutradarai oleh
Yusrianto Nasution.
Saat memulai pementasan Tahun 1991, hampir semua naskah Teater „O‟ sudah
beralur cerita dengan berlakon “Komedi” (farce-satire). Pendapat D. Zawawi Imron juga
yang melatar belakangi ide Teater „O‟ untuk membuat alur ceritanya komedi “Manusia
adalah satu-satunya makhluk yang bisa tertawa. Karena, makhluk lain yang selain
manusia tidak ada yang bisa tertawa,kuda dan monyet hanya bisa nyengirdan sulit
terbahak seperti manusia. Karena bisa tertawa itulah manusia menjadi lain dari binatang
dan kemudian tak boleh disebut sebagai binatang. Karena itu tertawa menjadi penting
dan mungkin sangat penting bahkan sehat lahir bathin sering butuh lelucon dan penggeli
18
Wawancara Agus Mulia (Pendiri Teater „O‟), Selasa 27 Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
20
hati. Kebudayaan pun lalu memenuhi kebutuhan terhadap tertawa ini dengan
menampilkan para aktor (pelawak), dalam sebuah pertunjukan atau teater”.19
Teater „O‟ ingin membuat dan mencari sesuatu yang beda dengan teater-teater
yang ada di kota Medan. Dengan komedi teater ini dapat menghibur dan membuat
penonton tertawa. Didalam perkembangan teater dunia, ada satu masa orang-orang
disekitar banyak yang jenuh dan tidak mau menonton teater dengan alur cerita
percintaan atau keromantisan, kebanyakan dari beberapa kelompok teater-teater yang
ada selalu membuat alur ceritanya dengan serius dan monoton. Teater „O‟ punya alasan
tersendiri mengapa membuat alur ceritanya komedi, setiap pemain teater pasti ingin
melihat semua penontonnya merasa bahagia dan tidak mau beranjak dari tempat
duduknya. Teater „O‟ tidak ingin membuat penontonnya merasa kecewa dan bosan jika
melihat pertunjukan teater. Dengan komedi kita dapat menceritakan apa saja tanpa
menyinggung perasaan orang lain, seperti mengkritik soal pemerintahan, tentang
kampus, atau norma-norma dimasyarakat yg mulai melenceng. Didalam berteater kita
juga dapat menyampaikan sesuatu ungkapan hati tanpa harus capek berteriak-teriak
dijalanan.
Teater „O‟ pernah dikritik dan dicap sebagai Teater Lenong karena membawa
alur ceritanya komedi. Akan tetapi Teater „O‟ menjadikan kritikan tersebut suatu
masukan untuk kedepannya agar penonton yang menyaksikan selalu banyak dan senang.
Yang pasti, komedi tradisional seperti ketoprak, ludruk, reog, calung, lenong, dan
makyong, bukan sesuatu yang asing lagi untuk dikolaborasikan dalam komedi „O‟.
19
A. Adjib Hamzah, Pengantar Bermain Teater, Bandung: CV Rosda, 1985, hal 20-21.
Universitas Sumatera Utara
21
Teater „O‟ juga sangat menyukai kepada keusilan dan kejahilan Benyamin S, dan juga
termotivasi akan tokoh teater W.S. Rendra. Bahkan teknik “Karikatur” ala Donald
Bebek dan Mickey Mouse pun dibuat secara transparan. Komedi harus bisa
membukakan mata penonton kepada kenyataan kehidupan sehari-hari yang lebih dalam.
Dengan begitu menjadi suatu kewajiban jika komedi „O‟ harus kritis dan cerdas. Tinggi
rendahnya mutu kecerdasan dalam komedi mencerminkan kemajuan peradapan suatu
bangsa.20
Selain nama sebuah organisasi pada umumnya harus mempunyai lambang atau
logo untuk dapat lebih dikenal dan diketahui secara sah, maka dari itu Teater „O‟
mencoba mendesain sebuah konsep yang kelak bisa melengkapi lambang di kop surat
dan stempel Teater „O‟. Lambang dibuat oleh seorang pendiri Teater „O‟ yang bernama
Rahma Efendi Siregar.
Desainnya sangat sederhana saja sebuah lingkaran O yang bersimbol didalamnya
sebuah lingkaran kekeluargaan, kemudian dibagian atas dan bawah terdapat dua kepala
dirangkul dan dieratkan oleh sebuah lingkaran besar. Dalam pengertiannya kepala
dibagian atas adalah kepala para pendiri, senior, dan alumni, sedangkan kepala dibagian
bawah adalah kepala junior, dan generasi penerus. Kepala yang diatas senantiasa
mencurahkan segala ilmu kepada junior-juniornya. Kepala yang dibawah senantiasa
menerima ilmu dari seniornya, Selain untuk sekedar mengingatkan bulan kelahirannya
bulan Oktober maka dibuatlah sepuluh segitiga, lima dikepala atas dan lima dikepala
bawah 1 Oktober. Kemudian ada beberapa yang memberikan modifikasi, seperti
20
Wawancara Mukhlis Win Ariyoga (pendiri Teater „O‟), Minggu 16 Juli 2017.
Universitas Sumatera Utara
22
dibagian segitiga diberi warna merah, lalu ada yang menambahkan tulisan “Keluarga
Besar Teater O”. Lambang yang dibuat dengan sederhana dan simple itu juga berguna
untuk menyiapkan kelengkapan-kelengkapan administrasi, dalam perkembangannya
lambang tersebut sampai sekarang masih bisa diterima dan bertahan di Teater „O‟
USU.21
2.2.2. Pemilihan Nama
Proses pemilihan nama Teater „O‟ dilakukan dengan diskusi dan kesepakatan
bersama. Para pendiri dan anggota saling bermusyawarah untuk memberikan nama
teater ini. Banyak sekali usulan-usulan yang keluar dari pikiran mereka, ada yang dari
mereka mengusulkan nama teater Cadas, ada yang mengusulkan teater Saguntala atau
disebut dengan istilah (Sakit Guling Tahan Lapar), ada juga yang mengusulkan dengan
sebutan Teater „O‟, dan banyak lagi usulan lainnya. Dengan proses perbincangan dan
kesepakatan bersama pada akhirnya mereka mencetuskan nama teater tersebut dengan
sebutan Teater „O‟. Makna dari „O‟ tersebut diartikan sebagai lingkaran kekeluargaan,
bisa bermakna roda yang terus bergerak / berputar, dan bisa berarti Nol yang dimulai
dari bawah atau (tidak ada apa-apa). Sebutan „O‟
21
Wawancara Rahmat Efendi Siregar (Pendiri Teater „O‟), Minggu 09 Juli 2017.
Universitas Sumatera Utara
23
juga bisa berarti Oktober, karena pada proses pemilihan nama tersebut bertepatan pada
bulan Oktober.22
Dari beberapa makna nama itu kemudian mereka memberi slogan teater tersebut
“ Hadir dan Ada Bukan Sekadar datang dan Bernafas”, yang berartikan setiap
keanggotaan harus hadir dan ada melakukan sesuatu hal yang bermakna dan bukan
hanya sekedar datang lalu bernafas tanpa membawa ilmu dan manfaat dari teater ini.
Selain itu, setiap keanggotaan harus berlomba-lomba mencuri perhatian banyak orang
dengan menunjukan karya-karya indah yang dia ciptakan. Semakin bagus sesuatu yang
ditampilkan maka teater ini semakin dicintai banyak orang.
2.2.3. Tantangan dan Hambatan
Pada sebuah organisasi tantangan dan hambatan pasti sering kali di temukan,
terutama tantangan dalam menghadapi anggota. Banyaknya anggota yang keluar masuk
dalam berorganisasi, karena beberapa dari anggota hanya masih sekedar ikut-ikutan saja,
selain itu masih sedikitnya minat dari mahasiswa untuk ikut berteater. Masyarakat
sekitar juga belum respek tentang keberadaan Teater yang ada di Kota Medan dan juga
tidak ada kemauan untuk melihat pementasan teater yang diadakan. Saat itu masih
melakukan sistem represif, sehingga ruang kreasi dan kebebasan persepsi masih
dibatasi.
22
Wawancara Yulhasni (Pendiri Teater „O‟), Kamis 08 Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
24
Hambatan lainnya adalah kesulitan pendanaan organisasi. Saat itu organisasi
Teater „O‟ masih dipegang oleh Fakultas dan belum dibantu oleh Universitas. Maka
para anggota mencari dana hanya dengan mengandalkan dari pihak sponsor dan
penjualan tiket. Kadang untuk mencari dana pementasan para anggota Teater „O‟
melakukan ngamen bareng dan mengumpulkan uang kas dari uang saku mereka. Selain
itu tidak adanya perlengkapan pementasan seperti make up, alat musik, dan kostum,
tidak adanya bantuan yang turun membuat Teater „O‟ menyediakan segala keperluannya
sendiri ketika membuat pementasan.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III
PERKEMBANGAN TEATER „O‟ USU 1991-2010
3.1 Manajemen
3.1.1. Pengurus
Pengurus Teater „O‟ adalah anggota yang aktif dan masih berstatus mahasiswa.
Sejak berdiri pada 1 Oktober 1991, Teater „O‟ telah sembilan kali mengalami pergantian
pengurus. Pengurus tersebut dipilih dan diganti berdasarkan hasil “Muso” ( Musyawarah
„O‟) setiap dua tahun sekali dan sesuai dengan AD-ART Teater „O‟.23
Berikut daftar
pengurus-pengurus Teater‟O‟ dari tahun 1991 sampai 2010.
- Periode 1991 s.d 1994
Ketua: Andri Fauzi, Sekretaris: Yulhasni
- Periode 1994 s.d 1996
Ketua: Feri Hariyanto, Sekretaris: Elva Yusanti
- Periode 1996 s.d 2000
Ketua: Mukhlis Win Ariyoga, Sekretaris: Agus Mulia
- Periode 2000 s.d 2002
Ketua: Muhammad Tohfa, Sekretaris: Joeraidi
- Periode 2002 s.d 2003
Ketua: Joeraidi, Sekretaris: Awaluddin Samosir
23
Wawancara Agus Mulia (Pendiri Teater „O‟), Selasa 27 Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
26
- Periode 2003 s.d 2004
Ketua: Zulkifli Sinulingga, Sekretaris:
- Periode 2004 s.d 2006
Ketua: Irvan Sugito, Sekretaris: Zulkarnaen
- Periode 2006 s.d 2008
Ketua: Zulkarnaen, Sekretaris: Yuzika
- Periode 2008 s.d 2010
Ketua: Bambang Riyanto, Sekretaris: Tia Nanda P
Pengurus dipilih langsung oleh rapat anggota dan alumni Teater „O‟ USU,
Setiap yang tergabung dikeanggotan Teater „O‟ berhak mencalonkan dirinya sebagai
ketua dan sekretaris. Untuk menjadi calon seorang ketua umum minimal didukung oleh
tiga orang peserta. Dalam kepengurusannya ketua dan sekretaris dibantu oleh kadiv-
kadiv yang ada dibidangnya masing-masing seperti: divisi musik dan tari, perfiliman,
peralatan dan perlengkapan, teater, ilmiah, dan sastra. Secara menyeluruh kepengurusan
kadiv selalu mengalami perubahan ditiap bidang, sehingga tidak bisa ditetapkan setiap
tahunnya.
Adapun kriteria umum dan khusus ketua umum Teater „O‟ USU adalah.
1. Kriteria Umum
- Terdaftar sebagai Mahasiswa di USU.
- Terlibat aktif dalam pementasan Teater „O‟ USU.
- Memiliki visi dan misi tentang Teater Kampus.
Universitas Sumatera Utara
27
2. Kriteria Khusus
- Indeks prestasi (IP) terakhir minimal 2.5.
- Sanggup hadir setiap hari kecuali Minggu dan Libur Nasional di Sekretariat
Teater „O‟ USU.
- Sanggup menjaga inventaris Teater „O‟ USU.
- Sanggup bekerjasama dengan jajaran pengurus Teater „O‟ USU.
- Sanggup menyelenggarakan pementasan dua kali dalam setahun.
- Sanggup menjaga nama baik Teater „O‟ USU.
- Sanggup bekerja sama dengan Dekanat, Pemerintahan Mahasiswa FIB USU,
HMJ dan Organisasi mahasiswa lainnya di lingkungan FIB USU, UKM USU,
dan Organisasi USU pada umumnya.
- Tidak menjadi pengurus inti pada organisasi lain.24
Tahun 1991-1994
Desember 1991 masa periode jabatan ketua Andri Fauzi, Teater „O‟
mendapatkan tawaran pementasan teater di Mesjid Agung Medan. Saat itu Mesjid
Agung sedang mengadakan Festival Budaya Islam dan mereka menawarkan kepada
Teater „O‟ untuk dapat mengisi acara difestival tersebut. Disitulah pertama kali Teater
„O‟ mulai tampil, dan membuat pementasan pada tahun 1991. Teater „O‟ membawakan
naskah yang berjudul “99 Untuk Tuhanku (dramatisasi puisi) Karya: Emha Ainun
24
Data umum Teater „O‟ tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
28
Nadjib, yang disutradarai oleh Yusrianto Nasution. Setelah Festival itu, Teater „O‟ mulai
membuat produksi pementasan sampai tahun 1992-1994.25
Tahun 1995-1996
Pada tahun ini Teater „O‟ mengalami penurunan. Saat itu Teater „O‟ beralih dari
naskah komedi ke naskah yang serius dan absurd.26
Seperti naskah Malam Terakhir
karya Yukio Mishima, Silhuet dan Rimba Cermin-cermin karya: Z. Pangaduan Lubis.
Hasilnya naskah tersebut membuat para penonton tidak tertarik dan meninggalkan
pementasan tersebut dan seketika penonton setia tidak mau lagi menonton pertunjukan
yang diadakan Teater „O‟ sehingga produksi pementasan berkurang dan Teater „O‟
mengalami kefakuman. Selain itu terjadinya konflik antar senior dan jenior angkatan
1991 membuat kepengurusan jadi tidak terkoordinir. Adanya beberapa aktivis seni yang
beralih kejalanan sehingga pertunjukan Teater „O‟ tidak lagi dilakukan dipanggung
namun kegerakan massa seperti aksi untuk membela buruh, palestina dll, masa itu
mempunyai dampak besar untuk Teater „O‟, bahwa seni bukan hanya untuk seni namun
juga bisa sebagai alat perjuangan.27
Tahun1997-2008
Teater „O‟ kembali membuat naskahnya menjadi komedi dan menghidupkan
kepengurusan yang sempat pecah. Para pengurus mulai melakukan perkembangan
25
Wawancara Yusrianto Nasution (Pendiri Teater „O‟), Medan, Senin 22 Mei 2017. 26
Absurd adalah sifat yang muncul dari aliran filsafat eksistensialisme, yang menceritakan
tentang pandangan kehidupan ini mencekam, tanpa makna, memuakan. 27
Wawancara Mukhlis Win Ariyoga (Pendiri Teater „O‟), di Taman Budaya Sumatera Utara,
Minggu 16 Juli 2017.
Universitas Sumatera Utara
29
diberbagai kegiatan, seperti membuat produksi pementasan di kampus USU,
Gelanggang Mahasiswa, Pendopo, Gedung Serba Guna, diwilayah Kota Medan, Padang
Sidimpuan dan melakukan pertemuan ke-9 Sastrawan Nusantara (Nasional) di Teater
Arena INS Kayutanam Kota Padang Sumatera Barat. Setiap tahunnya Teater „O‟
semakin menunjukan peningkatan, selalu mengeluarkan karya-karya barunya dengan
membuat pertunjukan pementasan, sehingga antusias penonton mulai kembali muncul
untuk melihat pertunjukan Teater „O‟.28
Tahun 2008-2010
Struktur kepengurusan Teater „O‟ mulai dibenahi, sekretaris dan bendahara juga
ikut dipilih langsung oleh keanggotaan Teater „O‟ USU. Kartu identitas anggota yang
sebelumnya pernah dibuat lalu tidak diteruskan lagi sekarang mulai dimunculkan
kemudian dibuat baju keseragam untuk pengurus serta anggota Teater „O‟ yang
sebelumnya tidak pernah terpikirkan, selama ini Teater „O‟ hanya memakai kaos-kaos
pementasan. Kemudian disepakati juga pemilihan anggota Teater „O‟ dilakukan dengan
audisi, sebelum menjadi anggota resmi setiap orang harus mendaftar terlebih dahulu,
selanjutnya diseleksi dan disah kan melalui Workshop. Semenjak itu workshop
dijadikan program tetap dari kepengurus Teater „O‟ USU sampai sekarang. Ditahun
2009 Teater „O‟ mengalami perkembangan yang pesat, mulai padatnya program kerja
dan banyaknya mahasiswa yang mendaftar untuk ikut bergabung kedalam organisasi
Teater „O‟. Melihat dari beberapa jurusan dan Fakultas lain yang mulai banyak
mendaftar, maka ditahun 2010 kepengurusan menyepakati untuk mengubah Teater „O‟
28
Wawancara Yos Rizal (Pendiri Teater „O‟), Minggu 14 Mei 2017.
Universitas Sumatera Utara
30
ini dari UKM Fakultas menjadi UKM Universitas. Namun ketika itu banyak terjadi
perdebatan antara alumni dengan kepengurusan Teater „O‟, ada yang tidak menyepakati
kalau Teater „O‟ keluar dari UKM Fakultas. Para alumni khawatir kalau Teater „O‟
keluar dari Fakultas sekretariat tidak lagi di dalam Fakultas Sastra tetapi diluar Sastra.
Beberapa penolakan juga datang dari Dosen, Dekan, dan PD II, yang tidak menyetujui
diangkatnya Teater „O‟ menjadi UKM Universitas., jika Teater „O‟ diangkat menjadi
UKM Universitas maka otomatis UKM Teater „O‟ tidak lagi membawa nama Fakultas
dan dikhawatirkan bisa melemahkan Fakultas Sastra yang memang seharusnya
melakukan kegiatan di seni dan Sastra. Kemudian para pengurus mengajak para pendiri
Teater „O‟ untuk berdiskusi tentang masalah ini, kepengurusan mengatakan bahwa
perubahan Teater „O‟ dari UKM Fakultas menjadi UKM Universitas itu sebuah tujuan
yang baik untuk kedepannya.29
Melihat banyaknya minat mahasiswa USU untuk bergabung kedalam Teater „O‟
merupakan peluang yang sangat besar, sehingga tidak bisa lagi mengataskan nama
Fakultas, kemudian seluruh anggota yang bergabung juga sudah dari Fakultas lain dan
menyeluruh se-Universitas. Persoalan bantuan dari pihak kampus juga menjadi
permasalahan, kalau Teater „O‟ mengharapkan dana dari Fakultas itu bantuannya sangat
minim, karena Fakultas sendiri tidak menyediakan dana khusus untuk ukm-ukmnya di
Fakultas. Sedangkan dari Universitas sudah ada dana rutin setiap tahunnya untuk
diberikan bantuan kepada seluruh UKMnya. Jika Teater „O menjadi UKM Universitas
itu bisa sangat membantu soal pendanaaan dari kepengurusan Teater „O‟. Ketika suatu
29
Wawancara Bambang Riyanto (Mantan Ketua Teater „O‟ periode 2008- 2010), Selasa 18 Juli
2017.
Universitas Sumatera Utara
31
UKM ingin berproses dana adalah salah satu yang sangat dibutuhkan, maka atas dasar-
dasar pemikiran itu kemudian Teater „O‟ terus berjuang menjadi UKM Universitas.
Untuk meyakinkan Universitas Teater „O‟ mengajukan proposal dan
mengumpulkan data-data seluruh anggota, terutama anggota dari fakultas lain, data yang
dikumpul seperti nama, nim, jurusan serta foto. Selain itu Teater „O‟ juga melakukan
pertemuan dengan pihak Universitas, dengan perjuangan yang keras oleh pengurus
tahun 2009-2010, maka pihak Universitas yakin dan diresmikanlah UKM Teater „O‟
menjadi UKM Universitas pada tahun 2010.
3.1.2. Anggota
Sesuai dengan AD-ART anggota Teater „O‟ adalah mahasiswa di Universitas
Sumatera Utara, terdapat juga dosen, alumni dan pelajar. Anggota Teater „O‟ tidak
dibatasi usia, status, dan asal-usulnya, selain itu Teater „O‟ juga memiliki anggota yang
bergabung didalam Komunitas „O‟.30
Komunitas „O‟ mempunyai ketertarikan dan minat
yang sama namun tidak ingin terikat didalam suatu organisasi kampus, karena setiap
anggota yg resmi dan aktif wajib selalu hadir dan ada disekretariat Teater „O‟.
Jumlah anggota Teater „O‟ dari tahun 1991 sampai 2010 berjumlah 200 orang,
namun yang masih aktif hanya sekitar 50 orang, selebihnya sudah menjadi alumni dan
sudah ada yang bekerja. Pada tahun 1991 sampai 1999 anggota Teater „O‟ paling
banyak berjumlah sekitar 50 orang, anggota yang bertahan masih yang lama dan disetiap
tahunnya hanya bertambah 5 sampai 15 saja. Jumlah anggota yang sedikit di karenakan
30
Komunitas ‘O’ adalah sekelompok orang yang tidak aktif sebagai anggota tetapi juga ikut
berpartisipasi dan membantu kegiatan yang diselenggarakan oleh Teater „O‟.
Universitas Sumatera Utara
32
belum banyaknya minat orang untuk bergabung untuk berkesenian teater, dan anggota
yang masuk hanya sekedar ikut-ikutan lalu keluar. Tahun 2000-an Teater „O‟
mengalami perkembangan, di tahun tersebut Teater „O‟ mulai melakukan Open
Recruitment, membuat promosi disekeliling kampus dengan mencetak spanduk dan
membagikan brosur kepada mahasiswa-mahasiswi diberbagai Fakultas kampus USU.
Sambutan mahasiswa pun cukup tinggi sehingga yang mendaftar mulai banyak sampai
170 orang.31
3.1.3. Perekrutan Anggota
Setiap tahunnya Teater „O‟ melakukan perekrutan anggota baru atau yang
sering disebut Open Recruitment. Pendaftaran dibuka setiap setahun sekali pada bulan
11 bertepatan masuknya mahasiswa baru. Dalam prosesnya perekrutan ini dilakukan
untuk menumbuhkan generasi baru yang nantinya akan meneruskan kepengurusan di
Teater „O‟ USU.32
Kontribusi yang diberikan Teater „O‟ kepada mahasiswa USU adalah
memberikan pengajaran tentang cara berakting, berteater secara gratis tanpa dipungut
biaya, Teater „O‟ menyediakan tempat kreatifitas bagi mahasiswa yang ingin
berkesenian khususnya teater. Selain itu secara tidak langsung Teater ‟O‟ juga
mengangkat nama USU dengan memunculkan karya-karya terbaiknya diperteateran
yang ada di Sumatera Utara. Para mahasiswa juga diajarkan bagaimana cara membuat
karya dan kreatifitas yang baik seperti membuat naskah, cerpen, puisi, dan novel. Selain
31
Wawancara Yos Rizal (Pendiri Teater „O‟), Minggu 14 Mei 2017. 32
Wawancara Sastra Maulud (Pendiri Teater „O‟), Senin 24 Juli 2017.
Universitas Sumatera Utara
33
itu ada juga pengajaran cara melukis, menari, membuat musik serta Artistik. Sifat
kemandirian juga dibina bagi para anggotanya sehingga mereka tidak bergantung
kepada orang lain.
3.1.4. Seleksi
Selesai melakukan pendaftaran para calon anggota melakukan beberapa tahap
seleksi, seleksi ini dibuat untuk mengetahui bakat-bakat apa saja yang dimiliki para
calon anggota.33
Seleksi harus melewati sebanyak 7 post yang terdiri dari:
1. Post Wawancara
Wawancara dilakukan dengan penyampaian dan sejumlah pertanyaan, para calon
anggota diberi pertanyaan apa tujuan untuk masuk ke UKM Teater „O‟ USU, serta
diberi penyampaian tentang kesiapan diri untuk dapat bertanggung jawab dalam
kepengurusan Teater „O‟ kedepannya.
2. Post Tata Rias/Make Up
Make up dalam seni teater sangat berperan penting dalam menentukan karakter
dan ekspresi wajah ketika tampil didalam suatu pementasan. Tokoh dalam teater
memiliki karakter berbeda-beda, dan membutuhkan penampilan yang berbeda sesuai
karakternya. Sebagai seorang pemain teater, kita diharuskan bisa mempelajari cara
menata rias wajah diri sendiri sesuai karakter tokoh yang sudah ditentukan dinaskah.
33
Data Umum Teater „O‟ tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
34
Maka disini para calon anggota dites kemampuannya dalam merias wajahnya sendiri
dengan make up sesuai karakter yang dimilikinya.
3. Post Akting
Untuk menjadi seorang aktor kita diwajibkan harus bisa berakting di atas
panggung, dan dibagian post ini setiap orang harus mengekspresikan suatu perwatakan
yang khas dari seorang tokoh dan diberikan peran menjadi diri orang lain sesuai naskah
yang sudah di tentukan.
4. Post Puisi
Dibagian post ini setiap calon anggota diberikan naskah puisi untuk dibaca
dengan gerak, dan mimik layaknya bermain peran teater yang dilakukan disebuah pentas
panggung yang ditonton orang banyak.
5. Post Musik
Dipost ini adalah tempat seleksi bagi para calon anggota yang memiliki bakat
memainkan alat musik, satu-persatu dites kemampuannya dalam memainkan alat musik
seperti gitar, kajon, dan biola. Teater sangat erat kaitannya dengan musik, musik
berguna untuk mengiringi suatu pertunjukan teater, peranan musik dalam pertunjukan
drama sangatlah penting. Musik dapat menjadi bagian lakon, pembukaan adegan,
member efek pada lakon, serta sebagai penutup cerita. Maka dipost ini sangat
dibutuhkan seseorang yang dapat memainkan alat musik untuk pementasan Teater „O‟.
Universitas Sumatera Utara
35
6. Post Tari
Disini adalah post bagi para calon anggota yang memiliki bakat menari, setiap
orang melakukan beberapa gerakan tarian tradisional seperti tarian batak, melayu, karo,
dll. Seni teater juga sering menggabungkan tari tradisional dengan olah peran (teater).
Didalam beberapa pertunjukan teater, terkadang kita diwajibkan untuk bisa memerankan
seorang tokoh penari yang lemah gemulai. Seorang aktor tidak hanya dibutuhkan
sebagai pemain akting yang baik saja, namun juga dianjurkan untuk bisa menguasai
bakat yang lainnya seperti menari.
7. Post Melukis
Dalam suatu pementasan teater kita juga membutuhkan seseorang yang
mempunyai bakat melukis untuk mendekorasi pemandangan latar belakang yang terhias
diatas panggung. Dibagian post ini adalah tempat seleksi orang-orang yang mempunyai
bakat dalam melukis khususnya artistik, setiap orang diwajibkan untuk melukiskan apa
saja sesuai karyanya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
36
3.1.5. Pelatihan
Latihan Teater „O‟ dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari senin dan
rabu selesai jadwal kuliah mahasiswa kampus USU. Latihan diwajibkan bagi para
senior, pengurus, dan seluruh anggota yang telah resmi masuk di UKM Teater „O‟. Bagi
anggota baru, untuk menjadi anggota resmi di Teater „O‟ mereka diharuskan selalu
melakukan pelatihan magang selama 1 tahun dan akan diresmikan sebagai anggota saat
workshop. Sebelum melakukan latihan teater atau latihan perdevisi, biasanya seluruh
anggota Teater „O‟ melakukan suatu latihan dasar Fisik seperti olah nafas, olah Vokal,
olah pikir, olah tubuh, dan olah rasa.
Menurut Stanislavski ikatan antara aspek psikologi dan aspek fisik dalam diri
manusia tidak bisa dipisahkan, setiap tindakan fisik selalu terdapat sesuatu yang bersifat
psikologis.34
Dalam melakukan suatu kegiatan fisik haruslah terlebih dahulu melakukan
aktifitas tersebut dengan benar dan terhindar dari cidera. Hal tersebut juga harus
diterapkan sebelum melakukan pertunjukan atau sebelum masuk kedalam naskah yang
dibawakan dalam suatu pertunjukan teater.
34
Z. Pangaduan Lubis, Seni Pertunjukan, Medan: Balai Pengkajian dan Pengembangan, 1996,
hal-5.
Universitas Sumatera Utara
37
Setelah melakukan latihan fisik para anggota mulai melakukan latihan perdevisi.
Divisi-divisi Teater „O‟ terbagi dalam 6 bagian yaitu:
1. Divisi Teater,
2. Divisi Sastra,
3. Divisi Perfiliman,
4. Divisi Ilmiah
5. Divisi Musik dan Tari
6. Divisi Peralatan dan Perlengkapan
- Divisi Teater
Divisi ini melatih para anggota tentang keaktoran, cara berdialog, melatih
vokal, serta melatih gesture. Latihan keaktoran dilakukan dengan praktek langsung
membaca beberapa naskah yang pernah dibuat oleh Teater „O‟. Untuk dapat memilih
pemeran dengan tepat, maka pelatih teater membuat daftar yang berisi inventarisasi
watak pelaku yang harus dibawakan. Seorang aktor harus mampu berakting bagus
dengan dialog serta gesture yang baik sesuai naskah. Naskah berbentuk cakapan dan
dialog, dalam membaca naskah para pelatih memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam membaca naskah seorang aktor berdialog dengan
volume suara yang baik, sehingga terdengar sampai jauh. Meskipun diucapkan dengan
cepat artikulasi yang disampaikan pun harus tetap jelas, jangan sampai terjadi kata-kata
yang diucapkan menjadi tumpang tindih. Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi
juga berupa gesture atau gerak tubuh,. Seorang pemain jangan sampai terlihat ragu-ragu
Universitas Sumatera Utara
38
dalam memainkan gerak tubuh, seorang pemain harus menghayati peran sesuai dengan
yang ditentukan dalam naskah. Jangan sampai melakukan bloking, usahakan antara
pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak
dapat melihat pemain yang ditutupi.
- Divisi Sastra
Dalam hal ini latihan yang dilakukan dari divisi sastra adalah menciptakan
penulisan karya sastra seperti membuat naskah pementasan dan puisi kepada seluruh
anggota dan calon anggota baru yang nantinya akan menjadi penerus para senior.
- Divisi Perfiliman
Ada pun maksud dari pelatihan divisi perfilman di dalam Teater „O‟ yaitu
karena didalam perteateran banyak gestur yang dipakai juga didalam perfilman.
Sehingga para anggota Teater „O‟ dapat mempelajari gesture yang dipakai dalam
perfilman, berakting dan berteater bisa dikatakan sejalan sehingga Teater „O‟
memasukan divisi film kedalam suatu latihan rutin.
- Divisi Ilmiah
Fungsi latihan ilmiah adalah memberikan wawasan ilmu terkait bidang seni
teater seperti mempelajari sejarah pengetahuan teater yang ada di Indonesia, teater
Tradisional, teater, Kontemporer, serta teater Modern. Divisi ilmiah juga melatih
anggotanya untuk dapat membuat seminar teater, menjadi pelatih teater disekolah, dan
menyelenggarakan workshop teater.
Universitas Sumatera Utara
39
- Divisi Musik dan Tari
Pentingnya latihan musik di Teater „O‟ adalah sebagai pendukung setiap suasana
yang diiringi didalam pementasan teater, tanpa adanya musik pertunjukan akan terasa
bosan jika tidak didukung oleh penata musik yang sesuai dengan konteks cerita yang
ditampilkan. Perlunya latihan divisi musik adalah agar para anggotanya dapat
menciptakan suatu karya musik yang baik untuk ditampilkan saat pementasan Teater
„O‟.
Divisi tari melatih para anggota untuk dapat menarikan tarian tradisional,
modern, dan kontemporer. Dalam pertunjukan teater, seni tari sering dihubungkan
dalam suatu pementasan teater, tari yang difungsikan sebagai pertunjukan mengarah
pada segi konsep, ide, tema, dan juga tujuan. Tarian yang dipersiapkan untuk
pertunjukan teater biasanya mengandung nilai estetis yang tinggi dan membutuhkan
latihan yang cukup lama.
- Divisi Peralatan dan Perlengkapan
Divisi ini memberikan pelatihan tentang rangkaian listrik dan pemasangan
lampu pertunjukan kepada anggotanya baik pria maupun wanita. Latihan dilakukan
dengan praktek langsung memasang lampu dan mensetting pencahayaan panggung.
Universitas Sumatera Utara
40
Setelah anggota baru melakukan pelatihan magang selama setahun, Teater „O‟
USU menggelar workshop untuk meresmikan angkatan baru. Workshop juga dilakukan
untuk mengikat silaturahmi antara anggota baru dengan alumni, senior, dan pengurus.
Seperti tahun-tahun sebelumnya workshop teater digelar selama tiga hari dialam
terbuka, dimana tempat yang dipilih seperti di Perkebunan Tambunan Langkat,
Sibolangit, dll. Dengan latihan dialam terbuka jiwa dan pikiran akan menjadi tenang,
seni teater akan lebih berekspresi bila dilakukan di suasana yang hening, tenang, dan
fresh. Itulah kenapa pendalam latihan teater dilakukan di alam terbuka, selain
kelapangan pikiran dan jiwa, suasana kekeluargaan dan keakraban juga begitu terasa
dalam kegiatan ini.35
Workshop bertujuan mengasah dan memperdalam bakat para anggota didunia
teater, mereka diberi materi secara langsung oleh abang/kakak pendiri Teater „O‟ yang
sebelumnya sudah berpengalaman didunia teater. Anggota baru dilatih bagaimana
menjadi seorang aktor yang baik, menjadi sutradara, serta menjadi pimpinan produksi.
Selain melakukan pelatihan, para anggota juga diselingkan dengan bermain game, kerja
kelompok, dan melakukan diskusi-diskusi dengan para alumni. Workshop teater dialam
terbuka sudah menjadi tradisi yang melekat disetiap pengurus, kegiatan ini rutin di gelar
karena dinilai membawa manfaat dan dampak yang signifikan bagi setiap individu
anggota.
35
Wawancara dengan Bambang Riyanto (Mantan Ketua Teater „O‟ periode 2008-2010), Selasa
18 Juli 2017.
Universitas Sumatera Utara
41
Pendalaman pelatihan teater memang penting dilakukan, sebab anggota Teater
„O‟ rata-rata hanya mengerti teater secara autodidak. Latar belakang pendidikan mereka
tidak mengajarkan soal dunia teater karena untuk meratakan pengetahuan dan bakat
mereka perlu diberi pengetahuan mengenai teater secara khusus lewat workshop.
Dikegiatan ini para anggota juga dibina untuk menjalin kekompakan secara tim bukan
individu, bisa saling menghargai,menghormati, dan bersikap tidak sombong, sebab bila
ada satu orang yang egois, maka suatu pementasan tidak akan berjalan dengan baik.
3.1.6. AD/ART
AD/ART Teater „O‟ sudah ada sejak terbentuk kepengurus tahun 1991. AD/ART
dibuat oleh pendiri dan pengurus periode 1991-1994. Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Teater „O‟ merupakan landasan operasional dalam menjalankan suatu
organisasi. Didalamnya terdapat visi, misi, tujuan, tugas pokok, serta bidang
kepengurusan, terdapat jumlah pendanaan dan siapa saja yang memberi bantuan serta
berapa jumlah nominal bantuan yang diberikan. AD/ART disyahkan oleh forum yang
merupakan anggota organisasi Teater „O‟ USU. Ini digunakan untuk landasan kerja
kepengurusan serta menjadi peraturan dalam keanggotaan Teater „O‟, selain itu menjaga
agar tidak terjadi kesewenangan dalam mengelolah dana, serta mempunyai hak dalam
melaksanakan aktivitas organisasi.
Universitas Sumatera Utara
42
AD/ART Teater „O‟ tidak pernah diganti dan dirubah. Sampai sekarang masih
digunakan oleh keanggotaan Teater „O‟.36
Adapun isi dari AD/ART Teater‟O‟ bisa
dilihat di lampiran 2.
3.1.7. Dana
Dana keuangan organisasi Teater „O‟ bersumber dari:
1. Bantuan dari pihak Universitas,
2. Bantuan dari pihak Dekanat,
3. Iuran anggota tiap bulan,
4. Bantuan dari pihak Sponsor,
5. Bantuan dari Alumni, Abang/Kakak Teater „O.37
Bantuan yang diterima oleh UKM Teater „O‟ dari pihak Universitas sekali dalam
setiap tahunnya, jika memerlukan dana yang cukup besar pengurus Teater „O‟
melakukan surat permohonan bantuan dengan membuat proposal dan diajukan ke pihak
Biro Rektor, Dekanat atau ke pihak Sponsor. Selain itu untuk penambahan dana,
pengurus berusaha mencukupi kebutuhan tersebut melalui berbagai cara yaitu ngamen
puisi, mengisi musik di kafe, simulasi pasien, pementasan teater dan lain-lain.
Beberapa dana yang telah diterima Teater „O‟ dari pihak rektorat antara lain:
1. Bantuan dana dari setiap kegiatan yang diajukan Teater „O‟.
36
Data Umum Teater „O‟ tahun 2009. 37
Wawancara Bambang Riyanto (Mantan Ketua Teater „O‟ periode 2008-2010), Selasa18 Juli
2017.
Universitas Sumatera Utara
43
2. Bantuan dana pengembangan yang telah Teater „O‟ belikan beberapa peralatan
yang membantu dalam melaksanakan pementasan seperti alat musik, kostum, dll.
3. Bantuan dana diluar kampus.
3.2 Kegiatan
3.2.1. Pementasan
Sejak tahun 1991 sampai 2010, Teater „O‟ telah memproduksi sebanyak 97 kali
pementasan. Data-data pementasan bisa dilihat di lampiran 3. Setiap tahunnya Teater
„O‟ wajib mengadakan 2 kali pementasan untuk melaksanakan program kerja, selain itu
Teater „O‟ sering mendapat permintaan untuk mengisi kegiatan diacara tempat-tempat
lain sehingga produksi Teater „O‟ bisa lebih dari yang ditentukan. Untuk menghasilkan
produksi yang baik, para anggota Teater „O‟ harus menerapkan prinsip kerja sama
dalam berteater, didalamnya terlibat banyak orang dengan beragam keahlian. Melalui
kekompakan para anggota maka sebuah pementasan Teater „O‟ dapat terwujud sesuai
harapan.
Teater „O‟ merupakan kegiatan yang cukup eksis dan selalu diingat oleh para
penggemarnya. Hampir tiap tahun Teater „O‟ selalu melahirkan karya-karya barunya
untuk dipertunjukan, sehingga menimbulkan antusias yang tinggi bagi para penikmat
teater di Kota Medan. Tanggapan penonton ketika melihat Teater „O‟ tampil selalu
memberikan kesan yang baik dan mereka selalu mengerti makna dari alur cerita yang
dipentaskan oleh Teater „O‟. Teater „O‟ juga sering berinteraksi dengan ukm-ukm yang
Universitas Sumatera Utara
44
ada diUSU dan diluar kampus, selalu rajin nampil puisi diberbagai acara, dengan
kegiatan-kegiatan itu membuat Teater „O‟ selalu diingat dan orang lain selalu tau
keberadaan Teater „O‟. Setiap pementasan yang dibuat oleh Teater „O‟ jumlah
penontonnya selalu banyak dan memenuhi target, dalam melakukan pementasan
program kerja biasanya Teater „O‟ selalu membuat pementasannya di Pagelaran
Fakultas Sastra dan jumlah penonton didalamnya bisa mencapai 200 orang dalam 1 hari.
Pementasan besar Teater „O‟ biasanya dilakukan di Taman Budaya Sumatera Utara, dan
jumlah penontonnya bisa mencapai tiga ribu lebih dalam 3 hari pementasan.
Selain aktivitas berteater, anggota Teater „O‟ juga sangat kreatif dalam menulis
naskah, baik naskah drama, monolog, cerpen, artikel, mau pun puisi. Teater „O‟ telah
menghasilkan 41 naskah drama, 6 naskah monolog, 3 naskah parodi, 1 naskah reportoar,
dan 1 buku kumpulan puisi dan 1 buku kumpulan naskah drama “Raja Tebalek".38
Adapun naskah-naskah tersebut bisa dilihat di lampiran 4.Naskah-naskah ini merupakan
karya dari para pendiri Teater „O‟ USU, yang dibuat untuk keperluan produksi
pementasan Teater „O‟, namun dibeberapa pementasan lainnya Teater „O‟ juga sering
menggunakan naskah dari karya orang lain.
Naskah dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis
dalam bentuk dialog atau ragam tutur , ragam tutur itu adalah ragam sastra. Naskah
38
Agus Mulia, “Antopologi Naskah Drama Teater „O‟ Universitas Sumatera Utara” Laporan
Penelitian, Medan: Balai Bahasa, 2006.
Universitas Sumatera Utara
45
dibangun dalam struktur batin (semantik/makna) yang didasarkan atas konflik batin dan
mempunyai kemungkinan dipentaskan.39
Tujuan sebuah pementasan teater adalah perencanaan sebuah produksi hingga
sampai ketangan konsumen (penonton), produksi harus mempunyai management karena
dibutuhkan koordinasi dan keteraturan.40
Dalam pengelolahan pertunjukan atau menyiapkan produksi teater ada dua kerja
pokok yaitu menyiapkan tontonan dan mendatangkan penonton. Dalam menyiapkan
tontonan pemain Teater „O‟ harus benar-benar tau alur cerita yang akan kita sampaikan
kepada penonton, pemilihan materi benar-benar harus dipikirkan yang nantinya akan
mendatangkan penonton. Selain itu Pengendalian keuangan Teater „O‟ harus
diperhatikan, pengeluaran dan pemasukan harus diatur sehingga produksi dapat dicapai
dan keuangan stabil. Para pengurus management Teater „O‟ terlebih dahulu harus
menyusun anggaran, mencatat pengeluaran, dan memonitor anggaran selesai
pementasan, dan itu diatur oleh Bendahara Teater „O‟. Bendahara Teater „O‟ perlu
memberikan laporan akhir (LPJ), mencatat sejumlah pendapatan akhir pada halaman
yang sama yang memuat pengeluaran, sehingga laba atau rugi dapat dibaca.41
Untuk mendatangkan penonton para anggota Teater „O‟ melakukan promosi
keberbagai tempat, dengan kegiatan publikasi, iklan, kampanye, penjualan tiket ke jalan-
jalan dan menghubungkan sponsor. Publikasi dibuat dengan tulisan seperti media cetak,
kolom pemberitahuan, pemasangan iklan, poster, flyers dan selebaran. Publikasi yang
39
Ahmad Badrun, Pengantar Ilmu Sastra, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, hal 3. 40
Adang Ismet, Seni Peran, Bandung: Katalog Dalam Terbitan, 2005, hal 20. 41
Wawancara Agus Bambang Hermanto (pendiri Teater „O‟), Jum‟at 11 Agustus 2017.
Universitas Sumatera Utara
46
dibuat Teater „O‟ biasanya harus menarik sehingga membuat minat mahasiswa dan
masyarakat sekitar untuk datang menyaksikannya produksi pementasan dan
meningkatkan pejualan tiket.
3.2.2 Latihan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan Teater „O‟ yaitu latihan untuk
mempersiapkan para pemain dipementasan teater. Latihan rutin berisi latihan-latihan
keaktoran, meliputi olah tubuh, olah vocal dan olahrasa, sedangkan proses pementasan
berisi tentang manajemen produksi yang terbagi menjadi tim produksi dan tim artistik.
Tim produksi terdiri dari pimpinan produksi, sekretaris, bendahara, humas, dokumentasi
dan konsumsi, sedangkan tim artistik terdiri dari sutradara, penulis naskah, Stage
manager, kostum, dan properti.
Latihan rutin diadakan tiga kali dalam satu minggu, dan proses pementasan
teater dilaksanakan 3-5 kali perminggu, sesuai dengan kebutuhan pementasan. Proses
pementasan teater tersebut membutuhkan waktu antara 3-7 bulan. Penggarapan naskah
atau yang sering disebut dengan proses pementasan naskah merupakan salah satu
aplikasi dari latihan rutin dan pelatihan yang dilakukan oleh anggota Teater „O‟. Selain
untuk mengasah kreatifitas dan menggali ilmu teater, dalam proses tersebut berusaha
untuk menanamkan atau membentuk karakter yang ideal dengan harapan bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
47
Karakter merupakan kebutuhan bangsa. Salah satu bapak pendiri bangsa,
Bung Karno, menegaskan “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan
pembangunan karakter (Character building) karena character building inilah yang akan
membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. Kalau
character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa
kuli”.42
Di dalam sebuah pementasan Teater „O‟ seorang pemain atau aktor harus
mampu melatih menghidupkan suasana sehingga penonton dapat masuk kedalam alur
cerita yang disampaikan. Setiap tokoh dalam cerita harus memperlihatkan tindakan
(action).43
pertunjukan yang dibuat Teater „O‟ harus memiliki moralitas yang tinggi dan
budi pekerti yang luhur sehingga pertunjukan teater dapat menghasilkan perubahan
terhadap penonton. Suatu karya teater juga mengandung nilai sosial dan budaya, maka
seorang aktor harus memberikan manfaat dan contoh norma-norma yang baik untuk
masyarakat dan para penonton.
Pemain merupakan tulang punggung pementasan, pemainlah yang secara
langsung tampil saat pementasan dan beradapan dengan penonton. Untuk
mentranformasikan naskah diatas panggung yang mampu menghidupkan tokoh dalam
naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Pemain mempunyai wewenang membuat
refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa merefleksikan tokoh menjadi sesuatu
42
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, hal 1-2.
43Action diartikan sebagai gerak laku pemeran yang terjadi dalam suatu adegan dengan perintah
dari sutradara.
Universitas Sumatera Utara
48
yang hidup, pemain dituntut menguasai aspek-aspek pemerananyang dilatih secara
khusus yaitu jasmani (tubuh/fisik), rohani (jiwa/emosi), dan intelektual. Dalam
pementasan sebuah naskah drama, para pemain dibutuhkan latihan proses kreatif yang
disebut dramatisasi cerita drama. Proses kreatif ini dapat dilakukan dengan latihan
berimrovisasi.44
Dalam melatih pemain para anggota Teater „O‟ melakukan latihan teknik olah
tubuh, pikiran, dan suara. Olah tubuh tujuannya untuk mendapatkan tubuh yang kuat
dan lentur dan menarik saat mengeskpresikan diri dalam suatu karya teater. latihan olah
tubuh yang dilakukan anggota Teater „O‟ seperti latihan tari, samadi, dan pernafasan
sedangkan melakukan olah pikiran bertujuan agar pemain Teater‟O‟ bisa lebih kristis
dan tanggap, latihan yang dilakukan olah pikiran seperti membaca naskah. Olah suara
atau vocal merupakan tenaga dalam suara, dengan vocal yang baik akan bisa memberi
kontribusi yang besar bagi keberhasilan pementasan seni teater. Bagus dan tidaknya
suatu vocal terletak pada kuat atau tidaknya suara yang diproduksi lewat mulut,
biasanya dalam latihan olah suara para anggota Teater „O‟ melakukannya dialam
terbuka sekitar lapangan pendopo dengan melakukan teriak- teriak vocal “AIUEO” agar
kekuatan suara bisa lebih baik.45
Selain dilatih menjadi seorang pemain/aktor, para anggota juga dilatih
bagaimana menjadi seorang sutradara, pimpinan produksi, dan tim artistik yang nantinya
44
Improvisasi merupakan cara pengungkapan yang dilakukan secara spontan atau tanpa terencana
terlebih dahulu. Biasanya drama yang bersifat improvisasi hanya menggunakan kerangka naskah yang
menyajikan kronologi cerita.
45
Wawancara Syaiful Hidayat (Pendiri Teater „O‟), Kamis 17 Agustus 2017.
Universitas Sumatera Utara
49
membantu dalam menyukseskan suatu pementasan. Suatu pementasan tidak akan sukses
tanpa ada bantuan dari kerja sama tim dan pengurus.
Para aktor yang telah memiliki banyak pengalaman mengajarkan
pengetahuannya kepada aktor muda biasanya bisa menjadi sutradara, proses atau tahap
pertama yang harus dilakukan oleh sutradara adalah menentukan lakon yang akan
dimainkan. Sutradara bisa memilih lakon yang sudah tersedia di naskah yang sudah
jadi, karya orang lain atau membuat naskah lakon sendiri. Sutradara merupakan
penanggung jawab proses transformasi naskah lakon kebentuk pemanggungan.
Sutradara adalah pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater, baik buruknya
pementasan teater sangat ditentukan oleh kerja sutradara. Sutradara dituntut mempunyai
pengetahuan yang luas untuk mengatasi kendala teknis yang timbul dalam
penciptaannya.46
Dalam membuat produksi pementasan, Teater „O‟ memiliki management
kepengurusan yang bertugas membantu kelangsungan kegiatan. Masing-masing anggota
telah diberikan kewajiban dalam melakukan tugasnya. Suksesnya suatu pementasan
teater terjadi karena adanya kerja sama antar pengurus dan anggota yang dibagi dalam
suatu kelompok. Ada pun pembagian tugas-tugas dalam suatu produksi pementasan
antara lain menjadi pimpinan produksi, dekretaris produksi, bendahara, seksi publikasi,
seksi dokumentasi, seksi konsumsi, seksi keamanan, seksi acara dan seksi koordinasi.
Tim Artistik dalam pementasan teater adalah orang-orang yang bertanggung jawab
46Endjat Djaenuderadjat dkk, Seni Pertunjukan dan Seni Media, Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2009, hal 125.
Universitas Sumatera Utara
50
dalam mengurus panggung atau pentas, dekorasi, tata lampu, tata suara, tata musik,
kostum, dan tata rias. Pertunjukan teater akan berlangsung dengan baik dengan adanya
bantuan dari tata artistik yang mendukung.
Tahap terakhir yang dilakukan saat latihan adalah mengevaluasi para pemain,
setelah pemain berakhir adakan evaluasi menyeluruh kepada anggota Teater „O‟. Para
senior dan alumni Teater „O‟ biasanya memberikan masukan, ide positif kepada pemain
dan tim produksi awalnya, lalu para anggota bersama-sama mengevalusi kelemahan
masing-masing. Pada tahap ini hubungan baik dan kekompakan antar pemain, tim
produksi, dan tim artistik sudah terbina sehingga mereka dapat saling terbuka dan
membuka diri terhadap masukan orang lain.
3.3 Komunikasi dan Hubungan dengan Teater Lain
Hubungan Teater „O‟ dengan Teater lain yang ada dikota Medan terjalin sangat
baik dan saling menghargai. Teater-teater yang ada dikota Medan selalu berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan dan produksi pementasan yang dibuat oleh Teater „O‟, bantuan
yang mereka lakukan seperti menyebarkan undangan dan menjual tiket kemasyarakat.
Begitupun sebaliknya Teater „O‟ juga membantu diberbagai kegiatan produksi
pementasan Teater lain. Teater „O‟ USU juga tergabung didalam komunitas Kotak,
Kotak adalah komunitas teater anak kampus. Komunitas teater ini dibuat agar
silaturahmi dan kedekatan sesama teater kampus terus terjalin dengan baik dan nantinya
juga bisa saling membantu diberbagai kegiatan. Komunitas kotak terdiri dari 10
komunitas teater yaitu Teater „O‟ USU, Teater Lkk Unimed, Teater Lksm UIN_SU,
Universitas Sumatera Utara
51
Teater Kuast Panca Budi, Teater Sisi UMSU, Teater SH-82 UMSU, Teater Kosong
Satoe (01) USI, Teater Post Arca ITM.
Setiap dua bulan sekali komunitas Kotak mengadakan arisan perkumpulan dan
membuat kegiatan program kerja seperti menampilkan Musikalisasi Puisi, Pementasan
Teater, Persembahan Tari Daerah, Monolog, Pantomim dan menampilkan irama musik
yang dipertunjukan oleh beberapa UKM teater kampus. Kegiatan ini dibuat untuk
membangkitkan rasa kepedulian mahasiswa-mahasiswi terhadap seni khususnya di Kota
Medan ini sendiri yang masih kurang tertarik dan peduli akan budaya. Kegiatan dibuat
secara bergantian ditiap Universitas dan acara dilaksanakan di UKM teater yang
tergabung didalam Komunitas Kotak, karena kegiatan ini terus berlanjut maka
komunikasi Teater „O‟ dengan teater lain pun terus berjalan dengan baik sampai
sekarang.47
3.4 Hubungan dengan Pihak Sponsor
Hubungan Teater „O‟ dengan Pihak Sponsor selama ini berjalan dengan baik dan
tidak ada masalah, beberapa sponsor ada yang mempercayai untuk bekerja sama dengan
pengurus Teater „O‟ USU. Banyak sponsor-sponsor yang sudah membantu kegiatan
Teater „O‟ selama ini, seperti bantuan dari pihak sponsor Honda, Pegadaian, Bank BNI,
RRI Medan, dan perusahaan Telkomsel. Biasanya bantuan yang diberi oleh pihak
sponsor adalah bantuan dana, dan setiap dana yang dibantu oleh pihak sponsor tidak
pernah dipulangkan kembali.
47
Wawancara Yulhasni (Pendiri Teater „O‟), Kamis 08 Juni 2017.
Universitas Sumatera Utara
52
Ketika Teater „O‟ sudah menjadi UKM Universitas pada tahun 2010, ada
sambutan yang cukup baik, Teater „O‟ mendapatkan proyek pementasan tour lima kota
yang bekerja sama dengan PKPA yang disponsori oleh AusAID. Teater „O‟
membawakan naskah yang berjudul “Detektif Danga-Danga” yang disutradarai oleh
Yusrianto Nasution, naskah tersebut menceritakan tentang perlindungan anak yang
diperjual belikan, dalam proses ceritanya tetap alur Komedi. PKPA mendanai Teater „O‟
mentas di lima kota, pementasan pertama dilakukan di kota Siantar, yang kedua di kota
Tebing Tinggi, yang ketiga di kota Binjai, lalu yang keempat di Langkat, dan yang
terakhir di kota Medan.
3.5 Tantangan dan Hambatan dalam Perkembangan
3.5.1. Dana
Dana merupakan hal yang sangat penting untuk menjalankan setiap kegiatan-
kegiatan yang telah direncanakan oleh Teater „O‟. Layaknya seperti organisasi lain
Teater „O‟ juga sangat membutuhkan pendanaan untuk perkembangan pementasannya.
Tanpa adanya dana tidak mungkin kegiatan dapat berjalan dengan baik. Untuk
melangsungkan pementasan Teater „O‟ harus memiliki Peralatan panggung, kostum
teater, make up karakter, dan alat musik. Dalam pembuatan produksi pementasan teater
memang membutuhkan dana yang sangat besar, selain untuk membeli peralatan para
pengurus juga membutuhkan dana dalam mencetak tiket, poster, selebaran, dan dana
transportasi. Karena Teater „O‟ tidak memiliki cukup dana yang besar, sehingga
peralatan di sekretariat Teater „O‟ menjadi tidak lengkap dan itu sangat menjadi
Universitas Sumatera Utara
53
penghambat untuk keanggotaan Teater „O‟. Teater „O‟ adalah organisasi yang berada
dibawah naungan Universitas Sumatera Utara akan tetapi bantuan dana yang diberikan
oleh pihak rektorat tidak sepadan dengan jumlah dana yang akan dikeluarkan untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Hal ini menjadi salah satu hambatan untuk melaksanakan
pementasan besar atau kolosal seperti di Taman Budaya. kurangnya dana yang diberikan
membuat beberapa program kerja Teater „O‟ menjadi tidak terlaksana dengan baik,
sehingga kedepannya bisa menimbulkan penurunan kreativitas bagi para anggota Teater
„O‟.
3.5.2. Disiplin Anggota
Perbedaan jadwal kuliah sering kali menjadi suatu hambatan bagi para anggota
untuk hadir disiplin kesekretariat Teater „O‟. Jadwal kuliah yang tabrakan membuat
beberapa anggota terlambat latihan rutin, sehingga tidak mendapatkan bahan materi
yang sudah diberikan. Kurangnya kesadaran anggota untuk berlatih sesuai jadwal yang
sudah ditentukan, disetiap organisasi pasti terdapat sebagian orang yang mau disiplin
dan sebagian lagi ada yang tidak menuruti peraturan. Beberapa anggota ada juga yang
meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pengurus demi mengikuti kegiatan diluar dan
membuat kegiatan Teater ‟O‟ jadi tidak terurus. Tidak aktifnya anggota perdivisi tanpa
korfirmasi yang menyebabkan beberapa kegiatan tertunda untuk dilaksanakan. Hal-hal
tersebut yang menimbulkan kurangnya disiplin anggota dalam mengikuti peraturan yang
sudah dibuat oleh Teater „O‟.
Universitas Sumatera Utara
54
Selain itu para anggota kurang dalam memperhatikan management
kepengurusannya. Tidak melakukan program-program kerja yang terstruktur sehingga
proses latihan di Teater „O‟ belum maksimal dan mengalami penurunan di generasi.
Karena hal ini beberapa anggota jadi tidak bisa tampil seluruhnya dan bisa membuat
anggota menjadi fakum. Keanggotaan yang tidak terarah akan mengakibatkan tidak
munculnya aktor-aktor baru, sutradara baru, penulis naskah baru untuk Teater „O‟
kedepannya. Hal ini bisa berdampak negative kepada para anggota baru jika dibiarkan
terus-menerus.
3.5.3. Ide dan Kreativitas
Tantangan dan hambatan dalam ide dan Kreatifitas Teater „O‟ adalah:
1. Kurangnya keinginan anggota baru untuk belajar membuat naskah pementasan,
puisi, cerpen, dari para senior yang sudah berpengalaman.
2. Kurangnya berdiskusi dengan para senior dan alumni membuat para anggota tidak
mendapat idea atau masukan dalam memecahkan suatu masalah.
3. Tidak ada keinginan untuk tampil disuatu kegiatan pementasan Teater „O‟.
4. Proses latihan yang tidak benar-benar dilakukan membuat besik keaktornya kurang
baik.
5. Tidak tersistemnya program-program latihan membuat proses latihan belum
maksimal dan kreativitas yang didapat hanya setengah-setengah.
6. Tidak adanya transfer ilmu yang terkordinir membuat tidak munculnya generasi
baru untuk menjadi sutradara.
Universitas Sumatera Utara
55
7. Kurangnya interaksi dengan teater yang ada ditaman budaya.
3.5.4. Persaingan Antar Teater
Tantangan dalam persaingan antar teater di Kota Medan adalah soal karya-karya
yang mampu menarik minat masyarakat yang mau menonton pertunjukan Teater. Di
zaman yang modern seperti sekarang ini, sebagian masyarakat kurang meminati teater
dan lebih memilih menonton film di bioskop. Hal ini membuat Teater „O‟ harus bisa
melakukan sebuah produksi pementasan yang lebih baik, dan membuat naskah dengan
alur ceritanya yang menarik, sehingga bisa mendatangkan minat masyarakat untuk mau
menonton pertunjukan teater yang telah dipentaskan. Teater „O‟ harus mampu dalam
membuat karya yang berkualitas, menceritakan norma-norma yang baik dan
memberikan kesan yang baik, dan penyampaian cerita yang jelas sehingga para
penonton mengerti akan alur yang disampaikan oleh pemain. Setiap organisasi Teater
kampus yang ada di Kota Medan minimal mempunyai ciri khas tersendiri, dan tidak bisa
disamakan dengan teater-teater lain. Karena jika memiliki kesamaan dalam alur cerita
atau genre bisa menimbulkan kesan plagiat dalam kreativitasnya.
Universitas Sumatera Utara
56
BAB IV
KONTRIBUSI TEATER „O‟ SEBAGAI PENDUKUNG KREATIVITAS
Kontribusi merupakan perilaku yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu
dalam masyarakat sebagai organisasi. Kontribusi juga dapat dikatakan sebagai perilaku
individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.48
Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam memberikan ide-ide barunya.
Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama, tapi berpikir dengan cara
yang berbeda. Orang yang kreatif bisa tampil menonjol di antara kerumunan orang lain.
Perbedaan lewat munculnya ide-ide inilah yang membuat berbagai peluang baru
terbuka, kreatifitas lebih bersifat subyektif dan sulit diukur.49
Demikian juga Teater „O‟ memberi konstibusi dan perananan tersebut kepada
anggotanya.
4.1 Kontribusi Teater „O‟ Terhadap Anggota
Kontribusi yang diberikan Teater „O‟ kepada para anggotanya adalah memberikan
pengajaran tentang kreativitas dalam suatu kegiatan yang positif untuk mengisi waktu
kosong yang bermanfaat. Selain berakting para anggotanya diajarkan bagaimana cara
membuat karya yang baik seperti membuat naskah, cerpen, puisi, dan novel. Selain itu
ada juga diajarkan cara berakting yang baik, berteater, melukis, menari, membuat musik
48
S. Uriana Rahmawati, Fungsi Media Pembelajaran, Jakarta: FITK, 2010.
49D. Supriadi, Kreativitas dan Perkembangan Kebudayaan, Bandung: Alfabeta, 2004, hal 40.
Universitas Sumatera Utara
57
serta Artistik. Sifat kemandirian juga dibina bagi para anggotanya sehingga mereka
tidak bergantung kepada orang lain, pengajaran diberi secara gratis tanpa dipungut biaya
sama sekali. Setiap perlombaan yang diikuti oleh Teater „O‟ selalu melibatkan
mahasiswa kampus, dan itu bisa membuat para mahasiswa semakin banyak
mendapatkan prestasi.
Didalam teater juga diajarkan nilai-nilai kemanusiaan, seperti bagaimana
menghargai peran yang dibawakan. Dengan bermain drama atau teater seseorang bisa
mengenal berbagai karakter yang dimiliki manusia dan memilih mana yang baik dan
buruk. Teater „O‟ telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas karakter anggota-
anggotanya, berperan dalam menanamkan nilai moral masa depan dan melatih
pendidikan karakter, dan semua itu akan berguna bagi para mahasiswa pendidikan yang
nantinya bisa melatih kepekaan berkomunikasi ketika berada di dunia kerja.
Membentuk karakter anggota di Teater „O‟ dapat melatih situasi dan kondisi
lingkungan sekitar melalui latihan emosi dan ekspresi, mengembangkan potensi diri
melalui latihan konsentrasi dan meditasi menumbuhkan kemampuan para anggota yang
nantinya dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan baik. Selain itu para anggota juga
diajarkan sikap enterpreunership, tentu saja juga melahirkan sikap yang professional.
Teater „O‟ salah satu yang dapat menjadikan mahasiswa memiliki soft skill dan hard
skill dibidang kesenian, khususnya dalam berteater.
Universitas Sumatera Utara
58
Anggota Teater „O‟ juga bisa mengenal lebih jauh perkembangan teater kampus
yang nantinya menjadi wadah pertemuan Teater Mahasiswa Nusantara, disitu kita juga
belajar untuk memahami budaya Indonesia. Selain paham akan manfaat bagaimana
belajar jadi seorang leadership, ajang diskusi, namun juga media belajar diluar bidang
dan sebagai media penyalur bakat, khususnya dibidang kesenian. Para anggota diajarkan
melatih mental, mandiri, cepat mengambil keputusan, dan mampu menyelesaikan
masalah dengan cepat dan pengajaran itu bisa bermanfaat untuk kedepannya. Teater „O‟
merupakan ukm yang berajas kekeluargaan sehingga para mahasiswa menjalin
silaturahmi dengan baik. Setiap permasalahan, suka-duka yang terjadi selalu
diselesaikan secara bersama, dan saling membantu. Ukm Teater „O‟ merupakan kegiatan
yang sangat aktif setiap harinya dikampus USU, dengan adanya aktivitas yang dilakukan
para mahasiswa itu dapat mengurangi kenakalan remaja yang bisa menyia-nyiakan
waktu mereka. Teater „O‟ mengajarkan sifat kekompakan dan saling membantu kepada
setiap anggotanya, jika ada yang sakit atau kemalangan semua anggota pasti
berpartisipasi dan menolong temannya.
4.2 Kontribusi Alumni
Dalam perkembangannya anggota Teater „O‟ selalu membangun keakrapan
dengan setiap alumni. Dari pengalaman para alumni serta ilmu yang akan memberikan
berbagai konsep, ide, pemikiran, masukan, dan kritik nantinya akan membangun kepada
para pengurus dan keanggotaan yang baru, melalui diskusi-diskusi dengan para alumni,
kreatifitas para anggota diharapkan dapat berkembang dan tearah.
Universitas Sumatera Utara
59
Dalam pementasan yang dilaksanakan Teater „O‟ alumni juga berpartisipasi
menyukseskan diberbagai kegiatan yang dibuat oleh anggota Teater „O‟, membantu
mesutradarai setiap kegiatan yang diaadakan oleh Teater „O‟. Untuk pembuataan naskah
para anggota Teater „O‟ juga masih dibantu oleh alumni-alumni yang berpengalaman
didalam bidangnya.
Adapun salah satu contoh naskah pementasan Teater „O‟ yang dibuat oleh
abangda Yusrianto Nasution selaku alumni di Teater „O‟ USU lihat dilampiran 4.
Naskah ini digunakan saat Teater „O‟ melakukan pementasan besar tour dilima kota
yang menggadeng sponsor dari AusAID.50
Selain itu alumni juga membantu pendanaan Teater „O‟ dengan seikhlas hati,
tanpa ada tindakan pemaksaan atau penekanan yang menimbulkan ketegangan atau
gangguan dalam pikiran pihak-pihak yang bersangkutan. Teater „O‟ adalah merupakan
organisasi kekeluargaan, setiap bantuan yang diberi oleh para alumni adalah bentuk rasa
kecintaannya terhadap keluarganya.
Kegiatan yang dilakukan Teater „O‟ adalah untuk membuat aktivitas yang positif
di Universitas Sumatera Utara. Kreativitas yang dilakukan UKM Teater „O‟ seperti
membuat kegiatan pementasan, mengikuti lomba, membuat karya-karya yang baik
nantinya mengharumkan nama baik dari Universitas. Universitas juga berkontribusi
penting dalam perkembangan UKM Teater „O‟, karena setiap tahunnya pihak
Universitas memberikan dana bantuan untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
50
Data Umum Teater „O‟ 2010.
Universitas Sumatera Utara
60
Teater „O‟. Setiap Ukm yang ada diUSU selalu diberi bantuan dana oleh pihak
Universitas, maka para mahasiswanya harus dapat mengelolah pendanaannya dengan
sebaik mungkin. Dalam perkembangannya pihak Universitas juga memberikan bantuan
seperti memberikan sekretariat kepada Teater „O‟ untuk anggota mengurus
administratife dan diskusi program kerja. melengkapi peralatan pementasan seperti
kostum, alat musik dan memberikan bantuan renovasi gedung pagelaran.
Pihak Fakultas Sastra juga berkontribusi dalam perkembangan Teater „O‟
USU, sekretariat Teater „O‟ terletak didalam Fakultas Sastra sehingga hubungan Teater
„O‟ dengan pihak Fakultas sangat erat terjadi. Kreativitas yang dilakukan UKM Teater
„O‟ seperti membuat kegiatan pementasan, mengikuti lomba, nantinya juga dapat
mengharumkan nama baik dari Fakultas. Dalam perkembangannya pihak Fakultas juga
memberikan dana bantuan kepada ukm teater „O‟. Setiap kegiatan pementasan yang
dilaksanakan oleh Teater „O‟ pihak Fakultas selalu memberikan dukungan yang positif
kepada para anggota Teater „O‟. Latihan rutin yang dilakukan oleh anggota Teater „O‟
selalu didalam Fakultas Sastra, dan aktivitas itu bisa menghidupkan suasana Fakultas
dengan kegiatan yang bermanfaat bagi para mahasiswanya.
Pementasan Teater „O‟ diharapkan dapat dijadikan ajang ekspresi yang positif
serta memberikan nilai norma-norma yang baik. Teater „O‟ juga dapat dipakai sebagai
salah satu media pendidikan dalam rangka interaksi secara kelompok, teater dapat
dipakai sebagai media untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, dan emosi-emosi
seperti kemarahan, kesedihan, kegembiraan, kesombongan, keangkuhan, dan
keramahan.
Universitas Sumatera Utara
61
Karya-karya yang dibuat Teater „O‟ tidak lain untuk membuat masyarakat dapat
menikmati dan menyukai pertunjukan teater. Tujuan sebuah pementasan teater adalah
mendatangkan penonton dari masyarakat sekitar, tanpa adanya penonton kegiatan
pementasan Teater „O‟ tidak akan berjalan dengan sukses. Dengan adanya dukungan
yang positif dari masyarakat, Teater „O‟ mengalami perkembangan yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Teater „O‟ merupakan unit kegiatan mahasiswa kampus USU yang berdiri pada
tanggal 1 Oktober 1991. Teater „O‟ didirikan oleh sekelompok mahasiswa di Fakultas
Sastra melalui diskusi untuk membangun aktivitas dan kreativitas di kampus USU.
Teater adalah salah satu ekspresi dalam dunia Seni Pertunjukan dan sangat populer
ditengah-tengah masyarakat. Sumatera Utara merupakan lahan yang subur bagi kegiatan
seni teater, khususnya di Kota Medan sudah banyak terbentuknya kelompok teater
kampus. Dalam sejarahnya teater sangat penting dalam menggerakan jiwa bangsa, Pada
masa Orde Baru teater merasakan benar betapa kuatnya kehidupan politik merasuki dan
bahkan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Setiap negara memiliki seni
teater yang berbeda-beda dan mempunyai ciri khas, makna, dan peran yang berbeda
pula. Seni teater memiliki peran yang sangat penting dalam menunjukan jati diri suatu
negara karna setiap unsure estetis dan pesan moral yang terkandung dalam seni teater
dapat di apresiasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap tahun Teater „O‟ melakukan 2 kali pementasan untuk melaksanakan
program kerja dan melihat bakat para anggota dalam bermain akting diatas pentas. Sejak
tahun 1991 sampai 2010, Teater „O‟ telah memproduksi sebanyak 97 kali pementasan.
Selain aktivitas berteater anggota Teater „O‟ sangat kreative dalam menulis naskah, baik
naskah drama, monolog, cerpen, artikel,maupun puisi.
Universitas Sumatera Utara
63
Aktivitas yang dilakukan Teater „O‟ mampu mengembangkan bakat dan menjadi sebuah
kegiatan yang positive bagi mahasiswa sepulang dari kuliah. Teater „O‟ patut
dibanggakan yang mana mampu bertahan dan berkembang walau banyak tantangan
yang harus dihadapi.
Adapun tantangan dan hambatan yang terjadi dalam perkembangan Teater „O‟
seperti kesulitan pendanaan, Disiplin anggota, ide dan kreativitas membuat para alumni
terus berpartisipasi dalam membantu kegiatan yang dilaksanakan. Teater „O‟ merupakan
UKM yang berajas kekeluargaan, sampai sekarang para alumni, senior tetap
memberikan ide, dan ilmunya kepada para pengurus dan anggota baru agar untuk
kedepannya Teater „O‟ bisa mengalami perkembangan yang lebih baik lagi.
5.2 Saran
Teater „O‟ merupakan UKM yang telah lama berdiri dan sudah menjadi UKM
Universitas, diharapkan untuk kedepannya keanggotaan Teater „O‟ dapat terus
mengembangkan kreatifitasnya dengan baik. Sehubung dengan konflik-konflik atau pun
kendala baik itu secara internal maupun eksternal yang dihadapi dalam melangsungkan
perkembangan Teater „O‟ yang lebih baik di USU, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan baik oleh pihak rektorat yang juga menaungi organisasi kampus dan juga
oleh anggota Teater „O‟ yang mengurus perkembangannya:
a. Diharapkan semangat dan perhatian yang lebih baik lagi untuk para anggota dalam
mengelolah management di Teater „O‟ USU, sehingga bisa memunculkan para
Universitas Sumatera Utara
64
penerus yang baik dalam bidang keaktoran, penyutradaraan, tim produksi, serta tim
artistik.
b. Membuat sistem Open recruitmen yang terarah, sehingga tidak membuat terjadinya
penumpukan anggota yang nantinya mengakibatkan sebagian anggota tidak
mendapatkan bagian main dalam pementasan.
c. Selain itu juga perlu diperhatikan mutu ataupun kualitas pertunjukan, bukan sekedar
mentas atau asal naik panggung saja, melainkan harus meningkatkan pesan dan
kesan bagi penikmat atau pun penonton.
d. Diharapkan para anggota baru dapat lebih mengembangkan karyanya dalam menulis
naskah, sehingga tidak hanya mengharapkan naskah yang dibuat dari para pendiri
atau senior Teater „O‟.
e. Lebih diperhatikan lagi segala peralatan atau barang yang ada di sekretariat Teater
„O‟, agar tidak rusak dan hilang.
f. Bantuan materil yang diberikan Universitas, Dekanat, dan para alumni diharapkan
bisa digunakan dengan baik dan kegunaannya bisa dimanfaatkan dengan terarah.
Universitas Sumatera Utara
65
DAFTAR PUSTAKA
Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra. Surabaya: Usaha Nasional.
Bandem, I Made dan Sal Murgianto. 1996. Teater Daerah Indonesia. Yogyakarta:
Kanisius.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1999. Partisipan Seniman dalam
Perjuangan Kemerdekaan di Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Djaenuderadjat, Endjat. 2009. Seni Pertunjukan dan Seni Media. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Gottchalk, Louis. 1985. Mengerti Sejarah, (terj. Nugroho Notosusanto), Jakarta: UI
Press.
Hamza, A.Adjib. 1998. Pengantar Bermain Teater. Bandung: CV Rosda.
Hariyanto, Samadi Muchlas. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
PT. Remaja Rosdakaya.
Ismet, Adang. 2005. Seni Peran. Bandung: Katalog Dalam Terbitan.
J, Dananjaya. 1990. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka
J. Waluyono, Herman. 2008. Pementasan dan Pengajarannya. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan.
Koentjaraningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Marie, anne dan Grey. 2008. Event Sponsorship. Jakarta: PPM.
Mulia, Agus. 2006. “Antologi Naskah Drama Teater „O‟ Universitas Sumatera Utara”.
Laporan Penelitia). Medan: Balai Bahasa Medan.
Rahmawati, S. Uriana. 2010. Fungsi Media Pembelajaran. Jakarta:
FITK.
Riantiarno, N. 1993. Teguh Karya dan Teater Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Universitas Sumatera Utara
66
Panca, Dhana, Rhadar. 2000. Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia.
Magelang: Yayasan Adikarya IKAPI.
Pangaduan, Z. 1996. Seni Pertunjukan. Medan: Balai Pengkajian dan Pengembangan
Sapardi, Djoko. 1997. Sastra Pada Masa Revolusi, dalam buku Denyut Nadi
Revolusi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Supriadi, D. 2004. Kreativitas dan Perkembangan Kebudayaan. Bandung: Alfabeta.
TWH, Muhammad. 1992. Sejarah Teater dan Film Di Sumatera Utara. Medan:
Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan R.I.
Yusrianto. 2009. Raja Tebalek. Medan: Madju.
Universitas Sumatera Utara
67
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Yusrianto Nasution
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : PNS – RRI Medan Kepala Seksi Perencana dan Evaluasi
Alamat : Jl. Sei Musi dusun 8 Medan Griya
2. Nama : Yulhasni
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Anggota KPU SUMUT / Dosen USU
Alamat : Komplek Alam Patumbak Permai Blok E9
3. Nama : Mukhlis Win Ari Yoga
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Pekerja Seni di Taman Budaya SUMUT
Alamat : Komplek Ring Road
4. Nama : Agus Mulia
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Peneliti di Balai Bahasa SUMUT
5. Nama : Sastra Maulud
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : PNS Dinas Pasar Tempo Medan
Universitas Sumatera Utara
68
6. Nama : Yos Rizal
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Dosen Universita Sumatera Utara
7. Nama : Rahmat Efendi Siregar
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : KPU di Padang Lawas Selatan
8. Nama : Agus Bambang Hermanto
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : PNS-Balai Bahasa Medan
9. Nama : Bambang Riyanto
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 26 tahun
Pekerjaan : Wartawan
10. Nama : Syaiful Hidayat
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Guru di Budi Utomo Medan
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran
Lampiran 1
Nama-nama pendiri Teater „O‟ USU.
No. Nama Stambuk Jurusan Pekerjaan
1. Yusrianto Nasution 1986 Sastra Melayu PNS – RRI Medan
Kepala Seksi
Perencanaan dan
Evaluasi Siaran
2. Sastra Maulud 1986 Sastra Arab PNS-Dinas Pasar
Tempo Medan
3. Agus Bambang 1988 Sastra Indonesia PNS-Balai Bahasa
Hermanto Medan
4. Yos Rizal 1987 Sastra Melayu Dosen-Universitas
Sumatera Utara
5. Syaiful Hidayat 1984 Sastra Indonesia Guru di Budi Utomo
Medan
6. Jumahir 1986 Sastra Melayu Guru di Belawan
7. M. Khaidirwan Jamili 1986 Sastra Melayu BNN di Kisaran
8. Moratua Naibaho 1988 Sastra Melayu Guru di Sipirok
9. Ibrahim Sembiring 1989 Sastra Indonesia PNS-Balai Bahasa
Aceh
10. Iskandar 1889 Sastra Inggris Wiraswasta
11. Alm. Mukhlis
Sinambela 1889 Sastra Indonesia -
12. Mukhlis Win Ariyo 1991 Sastra Indonesia Pekerja Seni-Taman
Budaya SUMUT
Universitas Sumatera Utara
70
13. Agus Mulia 1991 Sastra Indonesia Peneliti-Balai
Bahasa SUMUT
14. Didik Luhur Pambudi 1991 Sastra Indonesia Politis di Jakarta
15. Yulhasni 1991 Sastra Indonesia Anggota KPU
SUMUT/Dosen
16. Syaiful Bahri Lubis 1991 Sastra Indonesia Kepala Kantor
Bahasa Jambi
17. Rahmat Efendi Siregar 1991 Sastra Indonesia KPU di Padang
Lawas Selatan
18. Sri Wardatul Hayati 1991 Sastra Indonesia Guru di Belawan
19. Rosliani 1991 Sastra Indonesia PNS-Balai Bahasa
SUMUT
20. Hermansyah Putra 1991 Sastra Indonesia Wiraswasta
21. M. Ali Sadikin 1991 Sastra Indonesia Dosen di Binjai
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 2
AD/ART Teater „O‟ USU, sumber Data Umum Teater „O‟ 2009.
I. Anggaran Dasar Teater „O‟:
Pasal 1 (Nama): Organisasi ini bernama Teater‟O‟.
Pasal 2 (Waktu): Organisasi ini didirikan 1 Oktober 1991 di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3 (Tempat Kedudukan): Organisasi ini berkedudukan di Universitas Sumatera Utara Medan.
Pasal 4 (Asas): Organisasi ini berasaskan Pancasila.
Pasal 5 (Sifat): Organisasi ini bersifat independen dan kekeluargaan.
Pasal 6 (Tujuan): Organisasi ini bertujuan menumbuh kembangkan aktivitas dan kreativitas Teater „O‟
yang professional.
Pasal 8 (Lambang): Lambang Teater „O‟ akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga(ART).
Pasal 9 (Kekuasaan): Rapat Anggota (RA) adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi.
Pasal 10 (Ketua):
1. Ketua organisasi ini adalah anggota Teater „O‟ dan dipilih dalam Rapat Anggota.
2. Ketua organisasi dalam melaksanakan kewajibannya dibantu oleh seluruh pengurus.
Pasal 11 (Struktur Organisasi):
1. Ketua Umum dan Staff Ketua, Sekretaris Umum, dan Bendahara.
2. Pengurus harian dibantu oleh divisi-divisi.
Pasal 12 (Keanggotaan)
1. Anggota Teater „O‟ adalah orang yang terdaftar dalam keanggotaan Teater „O‟. Anggota terdiri
dari: a) Anggota Biasa b)Anggota kehormatan.
Pasal 13 (Hak)
1. Anggota biasa adalah mahasiswa USU alumni USU yang mempunyai: a) Hak bicara b) Hak
memilih dan dipilih c) Hak membela diri.
2. Anggota kehormatan adalah orang yang telah banyak berjasa dan menaruh perhatian terhadap
pembinaan dan pengembangan Teater „O‟.
Pasal 14 (Kewajiban):
Setiap anggota berkewajiban:
1. Menjunjung tinggi dan menjaga kehormatan organisasi.
2. Menaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
3. Aktif melaksanakan program-program kerja organisasi.
Universitas Sumatera Utara
72
Pasal 15 (Keuangan):
Keuangan organisasi bersumber dari:
1. Iuaran anggota.
2. Bantuan yang tidak mengikat.
3. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 16 (Musyawarah):
musyawarah dalam organisasi dilakukan untuk mencapai mufakat. Musyawarah dalam bentuk:
1. Rapat anggota.
2. Rapat pengurus.
3. Rapat luar biasa.
Referendum dilakukan apabila:
1. Rapat luar biasa gagal dalam mengambil keputusan.
2. Membubarkan organisasi.
3. Referendum harus melibatkan seluruh anggota Teater „O‟.
Perubahan Anggaran Dasar:
1. Anggaran Dasar dapat dirubah untuk memajukan Teater „O‟.
2. Anggaran Dasar hanya dapat dirubah dalam Rapat Anggota.
II. Anggaran Rumah Tangga Teater „O‟:
Pasal 1 (Keanggotaan): Setiap Mahasiswa dan Alumni USU yang ingin menjadi Anggota Teater „O‟ harus
mengajukan permohonan dan menyertakan kesediaan untuk mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Teater „O‟
Pasal 2
Anggota terdaftar adalah mereka yang telah melalui persyaratan sebagai berikut:
1) Lulus tes kemampuan
2) Turut serta dalam kepanitiaan dan pementasan minimal 1 kali.
Pasal 3 (Hak)
Setiap anggota Teater „O‟ berhak:
1. Mengajukan usul kepada pengurus guna kemajuan Teater „O‟.
2. Memilih dan dipilih menjadi pengurus Teater „O‟.
3. Mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Teater „O‟.
Pasal 4 (Kewajiban)
Setiap anggota Teater „O‟ berkewajiban:
1. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan yang berlaku dalam AD dan ART.
2. Menjaga nama baik Teater „O‟.
3. Membayar uang pangkal dan iuran bulanan.
Universitas Sumatera Utara
73
4. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan Teater „O‟.
5. Menjaga dan memelihara inventaris Teater „O‟.
6. Melaksanakan keputusan Rapat Anggota.
7. Bagi anggota kehormatan tidak diberlakukan point ke-3
8. Setiap anggota Teater „O‟ yang mendapatkan job karena mengatas namakan Teater „O‟ wajib
menyumbang 10% penghasilannnya ke kas Teater „O‟.
9. Setiap kepanitiaan yang dibentuk oleh pengurus Teater „O‟ apabila menguntungkan wajib
menyumbangkan keuntungannya sebesar 25% ke kas Teater „O‟.
Pasal 5 ( Hak dan Kewajiban Anggota) : Hak dan kewajiban anggota tidak dapat diserahkan kepada
siapapun dengan jalan apapun.
Pasal 6
1. Dalam keadaan tertentu anggota Teater „O‟ dapat menjadi anggota organisasi lain.
2. Pengurus harian Teater‟O‟ tidak dibenarkan merangkap jabatan sebagai pengurus harian pada
organisasi lain.
3. Sutradara dan pemeran utama tidak dibenarkan menjadi sutradara dan pemeran utama pada
pementasan lain.
Pasal 7
Keanggotaan Teater „O‟ berakhir karena:
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan dan dipecat.
Pasal 8 (Skorsing dan Pemecatan)
Setiap anggota Teater „O‟ dapat diskor dan dipecat karena:
1. Bertindak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Teater „O‟.
2. Bertindak merugikan, mencemarkan dan merusak nama baik Teater „O‟.
Pasal 9 (Tata cara Skorsing dan Pemecatan)
Skorsing dan pemecatan dapat dilakukan dengan cara:
5 Diajukan langsung oleh pengurus dalam rapat anggota
6 Dilakukan dengan cara memberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali kecuali dalam
hal-hal luar biasa.
7 Skorsing dan pemecatan disahkan oleh rapat anggota.
Pasal 10 : Anggota yang diskor atau yang diberhentikan dapat melakukan pembelaan diri dalam forum
yang dibentuk oleh rapat pengurus dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan tertulis.
Pasal 11: Banding terhadap putusan yang diambil oleh forum yang dimaksud pasal 10 dapat dilakukan
yang bersangkutan pada Rapat Anggota.
Pasal 12 (Rapat Anggota)
Rapat anggota memiliki hak dan kewajiban sebagai:
1. Memilih dan menetapkan kepengurusan
Universitas Sumatera Utara
74
2. Berhak membatalkan keputusan pengurus apabila bertentangan dengan AD/ART dan ketetapan
rapat anggota.
3. Mengubah AD/ART bila dipandang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi.
4. Meminta dan mensahkan laporan pertanggung jawaban pengurus siakhir kepengurusan.
5. Mensahkan pemecatan anggota yang diajukan oleh rapat pengurus Teater „O‟.
6. Menerima banding yang diajukan oleh anggota/pengurus yang diskor, dipecat sementara.
7. Melaksanakan rapat anggota minimal tiga bulan sekali.
Pasal 13 (Tata tertib Rapat Anggota)
1. Peserta rapat anggota terdiri dari pengurus, anggota, badan pekerja dan undangan.
2. Pengurus adalah penanggung jawab pelaksana rapat anggota.
3. Rapat anggota baru dapat dikatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 jumlah orang.
4. Pimpinan rapat anggota terdiri dari satu orang peserta tertua dan termuda ditambah 1 orang
alumni.
5. Apabila jumlah anggota yang hadir dalam rapat anggota kurang dari 2/3 maka rapat anggota
diundur 2x24 jam dan setelah itu dinyatakan sah.
6. Setelah laporan pertanggung jawaban pengurus diterima oleh rapat anggota maka pengurus
dinyatakan dimisioner.
7. Peserta rapat anggota wajib melaksanakan dan menjaga ketertiban rapat anggota.
8. Peserta rapat anggota dilarang meninggalkan ruangan rapat tanpa seizing pimpinan rapat.
9. Peserta rapat anggota wajib menjaga kesopanan dalam rapat baik tindakan maupun pembicaraan.
10. Peserta rapat anggota dilarang membawa minuman beralkohol, obat-obatan dan zat adiktif
lainnya.
11. Anggota terdaftar memiliki hak bicara dak hak suara.
12. Undangan dan peninjau hanya memiliki hak bicara.
Pasal 14 (Pengurus Harian)
1. Pengurus harian berstatus sebagai pemimpin tertinggi organisasi.
2. Masa jabatan pengurus adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima jabatan dari
pengurus demisioner.
3. Formasi pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.
4. Bidang-bidang dalam kepengurusan adalah anggota pleno pengurus.
5. Tugas dan kewajiban pengurus adalah sebagai berikut:
a) Melaksanakan hasil-hasil rapat anggota.
b) Melaksanakan program kerja.
c) Menetapkan skorsing/terhadap anggota/pelanggar yang melanggar AD/ART dan
mencemarkan nama baik Teater „O‟.
d) Pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota.
e) Melaksanakan rapat pengurus setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
f) Dalam keadaan tertentu (luar biasa) pengurus dapat meresuffle anggota/pengurus.
g) Melaksanakan pelatihan, perekrutan dan pembinaan anggota.
h) Menetapkan dan melaksanakan pementasan minimal dua kali setahun.
i) Mengkordinasikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan anggota Teater „O‟.
j) Mengadakan workshop untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anggota.
k) Membuat laporan pertanggung jawaban pada setiap kegiatan dan pementasan yang telah
dilaksanakan kepada anggota.
l) Membuat dan mempertanggung jawabkan laporan pertanggung jawaban diakhir
kepengurusan.
6. Pengurus baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah dilakukan serah terima jabatan dengan
pengurus demisioner.
7. Selambat-lambatnya setelah 15 (lima belas) hari setelah personal terbentuk, maka pengurus
demisioner mengadakan serah terima jabatan dengan pengurus baru.
Universitas Sumatera Utara
75
8. Rapat pengurus merupakan pengambilan keputusan tertinggi dibawah rapat anggota.
Pasal 15 (Divisi-divisi)
1. Divisi-divisi adalah unit yang menangani kegiatan khusus dalam kegiatan seni, seperti:
a. Divisi Teater
b. Divisi Musik
c. Divisi Tari
d. Divisi Puisi
e. Divisi Ilmiah
f. Divisi Pengembangan dan Penelitian
2. Setiap divisi mempunyai ketua divisi
3. Setiap divisi bertanggung jawab sepenuhnya kepada masing-masing ketuanya sebagai
penanggung jawab.
4. Tugas dan kewajiban divisi-divisi
a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan rapat anggota.
b. Melaksanakan program kerja.
c. Melaksanakan rapat anggota pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan dengan
mengundang pengurus harian.
d. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan anggota.
e. Menetapkan dan melaksanakan pementasan minimal 2x setahun kecuali divisi litbang.
f. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan kepada anggota Teater „O‟.
g. Membuat dan mempertanggung jawaban setiap kegiatan yang telah dilaksanakan secara
tertulis.
Pasal 16
1. Alumni Teater „O‟ adalah anggota Teater „O‟ yang telah menyelesaikan studinya.
2. Teater „O‟ dan alumni Teater „O‟ memiliki hubungan historis, aspiratif, dan bersifat
kekeluargaan.
3. Hak dan kewajiban alumni Teater „O‟ adalah:
a. Memberikan saran dan usulan secara lisan atau tertulis kepada pengurus, baik diminta
maupun tidak diminta.
b. Mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus.
c. Memiliki hak bicara dalam rapat anggota.
d. Memiliki hak untuk dipilih menjadi pengurus Teater „O‟.
e. Alumni dapat menjadi pendukung (non art) dan pemain (art) dalam setiap pementasan dan
kegiatan.
f. Memiliki hak untuk menjadi sutradara dan ketua penyelenggara dalam setiap pementasan
dan kegiatan.
Pasal 17
1. Seluruh keuangan yang diperoleh dipergunakan sebaik-sebaiknya untuk kegiatan, pementasan
dan kesejahterakan anggota.
2. Besarnya uang pangkal adalah Rp……
3. Besarnya uang iuran anggota ialah Rp…….per bulan.
4. Sumber keuangan lain dapat diperoleh melalui usaha-usaha yang sah bantuan yang tidak
mengikat.
5. Sisa anggaran yang diperoleh dari setiap kegiatan dan pementasan dimasukan kedalam kas
Organisasi.
Pasal 18: Lambang organisasi Teater „O‟ diterapkan dalam rapat anggota.
Universitas Sumatera Utara
76
Penyutradaraan :
1. Penyutradaraan suatu pementasan dapat dipimpin oleh insane/anggota teater yang diberi kuasa
untuk menyutradarai oleh pengurus.
2. Setiap anggota berhak menjadi sutradara apabila dipandang layak berdasarkan kemampuan,
kemapanan pengetahuan dan kreativitas selama menjadi anggota.
Pelatihan dan Workshop
1. Pelatihan dan workshop dapat dilakukan kapan saja bila dipandang perlu dalam meningkatkan
kualitas dan kuantitas anggota.
2. Latihan minimal dilaksanakan dua kali seminggu kecuali bila ada pementasan.
3. Pelatihan dapat diberikan kepada siapa saja yang dipandang layak dan mampu meningkatkan
kualitas anggota.
4. Workshop dilakukan minimal satu kali dalam triwulan.
5. Pelatihan dititik beratkan pada latihan kemampuan fisik dan kemampuan berdialog secara
inprovisasi gerak.
6. Pelatihan bagi non art dapat dilakukan oleh insane teater dan anggota.
7. Pengurus dapat mengirimkan anggota untuk menimba pengetahuan tentang art dan non art ke
kelompok teater yang ada di Indonesia.
Perubahan AD/ART:
1. Perubahan AD/ART dapat dilakukan oleh rapat anggota.
2. Rencana perubahan AD/ART disampaikan kepada anggota selambat-lambatnya dua minggu
sebelum rapat anggota.
Pembubaran:
1. Pembubaran Teater „O‟ hanya dapat dilakukan oleh Rapat anggota.
2. Keputusan pembubaran Teater „O‟ sekurang-kurangnya harus disetujui oleh 2/3 peserta
(anggota) rapat anggota.
3. Harta dan benda Teater „O‟ sesudah dibubarkan diserahkan kepada yayasan amal atau dibagikan
kepada seluruh anggota Teater „O‟.
Inventaris:
1. Seluruh harta benda yang terdaftar merupakan milik organisasi.
2. Harta benda organisasi dapat dipinjamkan kepada kelompok teater lain ataupun anggota dengan
syarat jaminan peminjaman dan diketahui oleh pengurus.
3. Setiap harta benda yang dihasilkan dari suatu pementasan merupakan milik organisasi.
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran 3
Produksi Pementasan Teater „O‟ dari 1991 sampai 2010.
Tahun 1991
NO. P. Naskah Sutradara Tempat Waktu Even
1.
99 Untuk Tuhanku
(dramatisasi puisi)
Karya: Emha Ainun Nadjib
Yusrianto
Nasution
Open Stage
Mesjid Agung
Medan
29 Des
Festival
Budaya
Islam
Tahun 1992
2.
SOK (Les Precieusses)
Karya: Moliere, Adaptasi:
Buoy Hardjo
Buoy Hardjo
Gelanggang
Mahasiswa
USU
27 Juni Prod.
pementasan
3.
SOK (Les Precieusses)
Karya: Moliere, Adaptasi:
Buoy Hardjo
Buoy Hardjo
Gelanggang
Mahasiswa
USU
12 Sept Prod.
pementasan
4.
SOK (Les Precieusses)
Karya: Moliere, Adaptasi:
Buoy Hardjo
Buoy Hardjo
Gelanggang
Mahasiswa
USU
13 Sept Prod.
pementasan
5.
SOK (Les Precieusses)
Karya: Moliere, Adaptasi:
Buoy Hardjo
Buoy Hardjo
Gelanggang
Mahasiswa
USU
14 Sept Prod.
pementasan
6.
SOK (Les Precieusses)
Karya: Moliere, Adaptasi:
Buoy Hardjo
Buoy Hardjo
Gelanggang
Mahasiswa
USU
15 Sept Prod.
pementasan
7.
SOK (Les Precieusses)
Karya: Moliere, Adaptasi:
Buoy Hardjo
Buoy Hardjo
Gelanggang
Mahasiswa
USU
7 Okt Prod.
pementasan
Tahun 1993
8. Wek-Wek
Karya: D. Djayakusuma
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
16 Okt Prod.
pementasan
Tahun 1994
9.
Rezim
Karya: Rahmad Efendi
Siregar
Teater‟O‟ Gedung Serba
Guna FS USU 14 Juli
Pra-Tur
Sumatera
Badko
HMI
Sumut
10
Rezim
Karya: Rahmad Efendi
Siregar
Teater‟O‟ Gedung
Nasional 18 Juli
Tur
Sumatera
Badko
HMI
Sumut
Universitas Sumatera Utara
78
11.
Rezim
Karya: Rahmad Efendi
Siregar
Teater‟O‟
Padang
Sidimpuan Gor
Kisaran
22 Juli
Tur
Sumatera
Badko
HMI
Sumut
12.
Rezim
Karya: Rahmad Efendi
Siregar
Teater‟O‟ Gedung Wanita 20 Agust
Tur
Sumatera
Badko
HMI
Sumut
13.
Rezim
Karya: Rahmad Efendi
Siregar
Mukhlis Win
Ariyoga
Taman Budaya
Medan
2 Des
(Siang)
Dewan
Kesenian
Medan
14. Malam Terakhir
Karya: Yukio Mishima
Moratua
Naibaho
Gelanggang
Mahasiswa
USU
2 Des
malam
Prod.
pementasan
Tahun 1995
15. Silhuet
Karya: Z. Pangaduan Lubis
Ibrahim
Sembiring
Gelanggang
Mahasiswa
USU
14
Januari
Prod.
pementasan
16. Sayembara Bohong
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 8 Des
Dewan
Kesenian
Medan
Tahun 1996
17. Poligami 3000-sekian
Karya: Ibrahim Sembiring
Ibrahim
Sembiring
Bengkel Seni
Unand Padang 2 Juni
Kunjungan
antar
kampus
18.
Bunuh Diri (Monolog)
Karya: Didik Luhur
Pambudi
Didik Luhur
Pambudi
Gedung
Serbaguna FS
USU
10 Okt Prod.
pementasan
19. Sang Oportunis (Monolog)
Karya: Ibrahim Sembiring
Ibrahim
Sembiring
Gedung
Serbaguna FS
USU
28 Nov Prod.
pementasan
Tahun 1997
20. Sayembara Bohong
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
27 Maret Prod.
pementasan
21. Wek-Wek
Karya: D. Djayakusuma
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
11 Sept Prod.
pementasan
22. Silhuet
Karya: Z. Pangaduan Lubis
Yusrianto
Nasution
Teater Arena
INS Kayutanam
Padang
9 Des
Pertemuan
ke-9
Sastrawan
Tahun 1998
23. Silhuet
Karya: Z. Pangaduan Lubis
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 23 Maret
Dewan
Kesenian
Sumut
24. Wanita
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Lapangan
Merdeka
Medan
21 April Hari
Kartini
Universitas Sumatera Utara
79
25. Anak Perempuan Ayah
Karya: Bambang Pribadi
Bambang
Pribadi Pendopo USU 10 Agust
Prod.
pementasan
26. Anak Durhaka
Karya: H.M. Affan H.M. Affan Pendopo USU 11 Agust
Prod.
pementasan
27. Nama Besar
Karya: Yulhasni
Mukhlis Win
Ariyoga
Gedung Asrama
Haji Medan 26 Agust
Badko
HMI
Sumut
28. Rimba Cermin-Cermin
Karya: Z. Pangaduan Lubis
Moratua
Naibaho
Gelanggang
Mahasiswa
USU
17 Okt Prod.
pementasan
29.
Di Gapura Swarga
(Dramatisasi Puisi)
Karya: Amir Hamza
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 15 Nov
Dewan
Kesenian
Sumut
Tahun 1999
30. Gara-Gara
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
26 Maret Prod.
pementasan
31. Gara-Gara
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
22 Mei
Masyarakat
Seni
Pertunjuka
n Indonesia
(MSPI)
32. Sang Oportunis (Monolog)
Karya: Ibrahim Sembiring
Ibrahim
Sembiring
Gelanggang
Mahasiswa
USU
23 Mei
Masyarakat
Seni
Pertunjuka
n Indonesia
(MSPI)
33. KLOP
Karya: Putu Wijaya
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 29 Okt
Dewan
Kesenian
Sumut
34. Sang Oportunis (Monolog)
Karya: Ibrahim Sembiring
Ibrahim
Sembiring
Gedung
Nasional
P.Sidempuan
10 Nov Prod.
pementasan
Tahun 2000
35.
SOK (Les Precieusses)
Karya: Moliere, Adaptasi:
Buoy Hardjo
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 10 April
Prod.
pementasan
36. Reportase Juni-Juli
Karya: Teater „O‟ Teater „O‟
Open Stage FS
USU 11 Juli
Prod.
pementasan
37. PREEK!!!
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gedung Serba
Guna FS USU 4 Agust
Prod.
Eksebisi
38. PREEK!!!
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gedung
Pertunjukan
UNAND
Padang
11 Agust
Pertemuan
Teater
Eksperime
ntal
Nusantara
39. Sang Oportunis
Karya: Ibrahim Sembiring
Ibrahim
Sembiring
Gedung Asrama
Haji Medan 17 Agust
Badko
HMI
Sumut
40. PREEK!!!
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa 17 Nov
Prod.
pementasan
Universitas Sumatera Utara
80
Tahun 2001
41. Bahayanya Tembakau
Karya: Anton Chekov
Bambang
Pribadi Pendopo USU 10 Agust
Eksebisi
Teater
Mahasiswa
se-
Indonesia
Tahun 2002
42. SIMPATIK
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
PT. Telkom
Divre I Medan 31 Juli
PT.
Telkom
43. Gara-Gara
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 29 Agust
Prod.
pementasan
44. Gara-Gara
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
2 Nov Prod.
pementasan
Tahun 2003
45. Hikayat Pangeran Jongkok
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
21 April
Medan
Dalam
Lakon
(KNPI
SUMUT)
46. Wek-Wek
Karya: D. Djayakusuma
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
21 Sept Prod.
pementasan
Tahun 2004
47. Profesor Botol
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
13 Feb Prod.
pementasan
48. Hikayat Pangeran Jongkok
Karya: Yusrianto Nasution
Mukhlis Win
Ariyoga
Tapian Daya
Medan 16 April
Pekan Raya
Sumatera
Utara
49.
Presiden
Ha...Ha...Hi...Hi…
Karya: Yulhasni
Mukhlis Win
Ariyoga
Gelanggang
Mahasiswa
USU
2 Sept Prod.
pementasan
50.
Setan (Monolog)
Karya/Adaptasi: Zulkarnen
Sinulingga
Zulkarnen
Sinulingga
Gedung
Pagelaran FS
USU
30 Sept HUT ke-13
Teater „O‟
Tahun 2005
51.
Amuk Aceh II
Karya: Mukhlis Win
Ariyoga
Mukhlis Win
Ariyoga
Gedung
Pagelaran FS
USU
5 Feb
Program
Peduli
Tsunami
Aceh
52. Juru Runding (Monolog)
Karya: Yulhasni
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 21 Maret
Fest.
Monolog
Sumut
53. Hikayat Pangeran Jongkok
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
28 Mei Prod.
pementasan
54.
Tukang Sapu dan
Pengantar Koran
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 26 Juni
Festival
Kebebasan
Berekspresi
(KIPPAS)
Universitas Sumatera Utara
81
55. Juru Runding (Monolog)
Karya: Yulhasni
Yusrianto
Nasution
Gedung
Pagelaran FS
USU
18 Agust Prod.
pementasan
56. Juru Runding (Monolog)
Karya: Yulhasni
Yusrianto
Nasution
Gedung
Pagelaran FS
USU
19 Agust Prod.
pementasan
57. Juru Runding (Monolog)
Karya: Yulhasni
Yusrianto
Nasution
Gedung
Pagelaran FS
USU
20 Agust Prod.
pementasan
58. Best Of The Best (Parodi)
Karya: Irvan Sugito Irvan Sugito
Gedung Hotel
Grand Angkasa 6 Des
Eksebisi
Iklan
59. Rahwana
Karya: Abdul Mukhid
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 29 Des
Festival
Teater
Sumatera
Utara
Tahun 2006
60.
Negeri Dalam Mimpi versi
Teater „O‟
Naskah: Teater „O‟
Teater „O‟ Fak. Ekonomi
USU 11 Maret
Mild in
Campus
(Sampoern
a)
61.
Negeri Dalam Mimpi versi
Teater „O‟
Naskah: Teater „O‟
Teater „O‟ Fak. ISIPOL
USU 12 Maret
Mild in
Campus
(Sampoern
a)
62.
Negeri Dalam Mimpi versi
Teater „O‟
Naskah: Teater „O‟
Teater „O‟ Fak. Sastra
USU 13 Maret
Mild in
Campus
(Sampoern
a)
63. Sayembara Bohong
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
10 Juli Prod.
pementasan
64.
Salah Kaprah”dbd”
Karya: Mukhlis Win
Ariyoga
Mukhlis Win
Ariyoga
Lapangan
Krakatau
Medan
7 Agust
Dinas
Kesehatan
Kota
Medan
65.
Aku Mungkin Seorang
Babi
Karya/adaptasi: Didik
Luhur Pambudi
Didik Luhur
Pambudi
Gedung
Pagelaran FS
USU
22 Sept Prod.
pementasan
66. Tamu Agung
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 8 Des
Dewan
Kesenian
Medan
Tahun 2007
67. LOKER
Karya: Yulhasni
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Medan 12 Mei
Sabtu
Ketawa ala
Kampusi
68. Hikayat Pangeran Jongkok
Karya: Yusrianto Nasution Zulkarnaen
Taman Budaya
Medan 21 Juli
Temu
Sastrawan
Sumatera
Universitas Sumatera Utara
82
69. BBM
Karya: Zulkarnaen Zulkarnaen Pendopo USU 21 Juli
Dies
Natalis
USu
70. Dialog Berak
Karya: Zulkarnaen Zulkarnaen
Gedung
Pagelaran FS
USU
6 Sept Prod.
pementasan
Tahun 2008
71. Klise
Karya: Bambang Riyanto Zulkarnaen
Gedung
Syafiatul
Medan
5 Feb
LKMI-
HMI
Medan
72. Sang Punggawa
Karya: Zulkarnaen Zulkarnaen
Open stage FS.
USU 12 Feb
„Bhunkasai
‟ Japan
73. Dokter oh Dokter
Karya: Bambang Riyanto Zulkarnaen Aula FK USU 15 Maret
Hari
Seabad
Dokter
74. Sama-Sama OON (SOS)
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gelanggang
Mahasiswa
USU
30 Agust Prod.
pementasan
75.
Anak Raja Terjerat
Narkoba (Parodi)
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Lapangan
Benteng Medan 27 Sep
Sian
Painting
Exibition
76.
Episode Daun Kering
Karya/adaptasi: Bambang
Riyanto
Bambang
Riyanto
Gedung
Pagelaran FS
USU
17 Okt HUT ke-17
Teater „O‟
77.
Gaya Mahasiwa
(Monolog)
Karya: Bambang Riyanto
Bambang
Riyanto
Gedung
Pagelaran FS
USU
17 Okt HUT ke-17
Teater „O‟
78. Dua Sejoli
Karya: Bambang Riyanto
Bambang
Riyanto
Gedung
Pagelaran FS
USU
17 Okt HUT ke-17
Teater „O‟
79.
Tarian Terakhir (Monolog)
Karya: Mukhlis Win
Ariyoga
Mukhlis Win
Ariyoga
Pusat
Pelenggang
Cahaya,
Malaysia
28 Des
Kompetisi
Monodram
a (Black
Box) USM
2008
80. Tim Sar
Karya: Teater „O‟
Mukhlis Win
Ariyoga
Aula Pertanian
USU 8 Des
Sampoerna
Resque PT
Sampoerna
81. ODHA
Karya: Bambang Riyanto
Mukhlis Win
Ariyoga
Aula FKM
USU 11 Des
Hari AIDS
se-Dunia
82. Berjuang
Karya: Bambang Riyanto
Bambang
Riyanto Pendopo USU 27 Des
Musik “All
About
Grunge”
Tahun 2009
83. Catatan Akhir Kunti
Karya: Hunny Humaira Sapta Hadi
Gedung
Pagelaran FS
USU
5 Maret Prod.
pementasan
84. Hilang
Karya: Tika Yenika
Gedung
Pagelaran FS
USU
5 Maret Prod.
pementasan
Universitas Sumatera Utara
83
85.
Rabiah Indon (Monolog)
Karya/adaptasi: Agus
Mulia
Mukhlis Win
Ariyoga
Gedung
Pagelaran FS
USU
5 Maret Prod.
pementasan
86. Salah Diagnosa
Karya: Yusrianto Nasution
Mukhlis Win
Ariyoga TVRI SUMUT 24 Maret
Prod.
pementasan
87. Salah Diagnosa
Karya: Yusrianto Nasution
Mukhlis Win
Ariyoga
Aula FISIP
USU 20 April
Teater „O‟
Road to
Campus
88. Salah Diagnosa
Karya: Yusrianto Nasution
Mukhlis Win
Ariyoga
Open stage
FKM USU 25 April
Teater „O‟
Road to
Campus
89.
Anak Raja Terjerat
Narkoba (Parodi)
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Lapangan
Merdeka
Medan
29 Mei PW Sian &
Poldasu
90. Udara Kotor
Karya: Teater „O‟
Bambang
Riyanto
Bundaran SIB
Medan 16 Juni
Teater „O‟
& Green
Teacer
Indonesia
91.
BADCOP
Karya: Mukhlis Win
Ariyoga
Mukhlis Win
Ariyoga
Gelanggang
Mahasiswa
USU
24 Juli Teater „O‟
& Kontras
92.
Michael Sang Pencabut
Nyawa (Monolog)
Karya: Agus Mulia
Mukhlis Win
Ariyoga
Gedung
Serbaguna 19 Agust
Prod.
Pementasa
n FS USU
Tahun 2010
93. Detektif Danga-Danga
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Pujasera Siantar
Hotel 6 Maret
Pentas lima
kota PKPA
& USAID
94. Detektif Danga-Danga
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gedung Pattar
Hall Binjai 12 Maret
Pentas lima
kota PKPA
& USAID
95. Detektif Danga-Danga
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gedung Kartini
Tebing Tinggi 19 Maret
Pentas lima
kota PKPA
& USAID
96. Detektif Danga-Danga
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Gedung PKK
Stabat
27
Maret
Pentas lima
kota PKPA
& USAID
97 Detektif Danga-Danga
Karya: Yusrianto Nasution
Yusrianto
Nasution
Taman Budaya
Sumatera Utara 10 April
Pentas lima
kota PKPA
& USAID
Sumber: Agus Mulia, Antologi Naskah Drama Teater ‘O’ Universitas Sumatera Utara (Laporan Penelitian), Medan: Balai Bahasa Medan, 2006, hal 218-223.
Universitas Sumatera Utara
84
Lampiran 4
Naskah-naskah karya Teater „O‟ USU dari tahun 1994-2010.
No. Naskah Drama Karya Tahun
1. Rezim Rahmad Efendi 1994
2. Sayembara Bohong Yusrianto Nasution 1995
3. Poligami 3000-sekian Ibrahim Sembiring 1996
4. Pertempuran Para Bajingan Didik Luhur Pamudi 1996
5. Bunuh Diri (Monolog) Didik Luhur Pamudi 1996
6. Sang Oportunis (Monolog) Ibrahim Sembiring 1996
7. Wanita Yusrianto Nasution 1998
8. Anak Perempuan Ayah Bambang Pribadi 1998
9. Anak Durhaka H.M. Affan 1998
10. Nama Besar Yulhasni 1998
11. Gara-Gara Yusrianto Nasution 1999
12. Kutukan H.M. Affan 1999
13. PREEK!!! Yusrianto Nasution 1999
14. Reportase Juni-Juli (Reportoar) Yusrianto Nasution 2000
15. Simpatik Yusrianto Nasution 2002
16. Hikayat Pangeran Jongkok Yusrianto Nasution 2003
17. Profesor Botol Yusrianto Nasution 2004
18. Presiden Ha…Ha...Hi…Hi… Yulhasni 2004
19. Amuk Aceh I Mukhlis Win Ariyoga 2004
20. Kampung Rambutan Yulhasni 2004
21. Gabion Muh. Ramadhan Batubara 2004
22. Amuk Aceh II Mukhlis Win Ariyoga 2005
23. Tukang Sapu dan Pengantar Koran Yusrianto Nasution 2005
24. Raja Minyak Yulhasni 2005
25. Kebiri Muh. Ramadhan Batubara 2005
26. Juru Runding (Monolog) Yulhasni 2005
27. Best Of The Best (Parodi) Irvan Sugito 2005
28. Salah Kaprah “dbd” Mukhlis Win Ariyoga 2006
29. Aku Mungkin Seorang Babi Didik Luhur Pamudi 2006
30. Tamu Agung Yusrianto Nasution 2006
31. Loker Yulhasni 2007
32. BBM Zulkarnaen 2007
33. Dialog Berak Zulkarnaen 2007
34. Klise Bambang Riyanto 2008
35. Sang Punggawa Zulkarnaen 2008
36. Dokter Oh Dokter Bambang Riyanto 2008
37. Sama-Sama OON (SOS) Yusrianto Nasution 2008
38. Episode Daun Kering Bambang Riyanto 2008
39. Dua Sejoli Bambang Riyanto 2008
40. Tim Sar Teater „O‟ 2008
41. ODHA Bambang Riyanto 2008
42. Berjuang Bambang Riyanto 2008
43. Gaya Mahasiswa (Monolog) Bambang Riyanto 2008
44. Tarian Terakhir (Monolog) Mukhlis Win Ariyoga 2008
45. Anak Raja Terjerat Narkoba (Parodi) Yusrianto Nasution 2008
Universitas Sumatera Utara
85
46. Salah Diagnosa Yusrianto Nasution 2009
47. Udara Kotor Teater „O‟ 2009
48. BADCOP Mukhlis Win Ariyoga 2009
49. Rabiah Indon (Monolog) Agus Mulia 2009
50. Michael Sang Pencabut Nyawa
(Parodi)
Agus Mulia 2009
51. Detektif Danga-Danga Yusrianto Nasution 2010
52. Buku Kumpulan Puisi (Kado Ketiga
Belas)
Teater „O‟ 2004
53. Buku Kumpulan Naskah Drama
(Raja Tebalek)
Teater „O‟ 2009
Sumber: Data Umum Teater „O‟ tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
86
Lampiran 5
4. Naskah karya Yusrianto Nasution, sumber: Data Umum Teater „O‟ 2010.
DETEKTIF DANGA-DANGA,
EPISODE ANAK PERAWAN DI SARANG MUCIKARI
BABAK I
Lampu menyala
Dua buah rumah sederhana, sisi kanan panggung rumah Pak Main dan sisi kiri rumah Pak Bjon. Di antara
kedua rumah, berdiri sebuah tiang jemuran. Ada kursi dan sejenis level kayu.
(Musik: irama Batak dalam tempo lambat)
Tengah malam.
Main pulang ke rumah dalam keadaan mabuk, setengah sadar.
Dengan bernyanyi-nyanyi kecil, Main muncul dari sisi kiri panggung.
Rambut kusut, mata berat, dan baju terbuka sedada. Main berjalan gontai menuju jendela rumah Pak Bjon.
01. MAIN:
(mengetuk-ngetuk jendela rumah Pak Bjon)
Ren… Reni. Renisayang, buka pintu dong.
(bergerak ke arah pintu rumah Pak Bjon… dan mengetuk pintu dengan keras)
Rennnn! Reniiiiii!!! Buka pintulaaahhhh..!!
(bergerak lagi)
02. PAK BJON:
(membuka pintu jendela)
Nggak ada orang…
(kemudian membukapintu rumah)
Nggak ada orang …
(membuka lagi pintu jendela)
Bah! Hei!! Salah kamar! Istri kau di situ! Main...Main…. Udah tua masih kayakanak-anak. Tiap hari
mabuk…mabuk…. Nggak punya otak! Mengganggu aja…. Tidur di paret aja, Main!
(menutup pintu jendela)
Mendengar ribut-ribut, Reni keluar rumah.
03. RENI:
Bang! Bang!!! Nggak ada sopan-santun kau itu ya.Pak Bjon ituudah tua Bang.
04. MAIN: Buat apa tua, kalo diajak berantam nggak berani.
Bagus premanSambu itu aku ajak berantam….
(mengepalkan tangan dan membuka jurus)
05. RENI:
Masok kau Bang….Masookk…!!
06. MAIN: Hei…Apanya kau ini? Awak yang minum, kau pulak yang mabok.
Udah tebalek kutengok….
07. RENI: Masok Bang….Masookkk…..!
Universitas Sumatera Utara
87
08. MAIN:
Apanya yang dimasukkan??? Hah, sudahlah. Capek kali kurasa. Kau suruhlah dia itu keluar…biar
kutunggu di sini
(duduk di bangku)
09. RENI:
Bang, Pak Bjon itu udah tua, mestinya kau belajar sama beliau.
10. MAIN: Ha? Belajar? Belajar jualan mainan anak-anak.
(menirukan gaya pedagang mainan anak-anak)
Oek..oek… sayang anak. Oek… oek… sayang anak… sayang anak..
Terus aku harus ngembus balon?
(bergaya menghembus balon)
Eh, kalo habis nafasku, mau kau tanggung jawab. Mau kau?
11. RENI: Memang dasar kau udah heng.
12. MAIN:
Kalo cuma jualan, untuk apa heng.
13. RENI: Tahu kau apa itu heng???
14. MAIN:
Nggak tahu aku, kau tanya aja ke dewan sana. Capek aku.
15. RENI: Dasar! Jaka Sembung bawa golok.
16. MAIN:
Hei… hei…. Apa maksud kau, apa kau bilang?
17. RENI: Gak nyambung goblok!
(masuk ke dalam)
18. MAIN: Udah sedeng kutengok.
(menunjuk ke arah Reni)
Pak Bjon keluar dari dalam rumah.
19. PAK BJON: Hah, ribut terus. Ribut terus, pagi,siang, sore, malam ribut terus.
Nggak bisa tidur aku.
20. MAIN:
Hei, aku tidak menerima laporan. Ingat itu!
Eeee…tunggu dulu..tunggu dulu! Tadi kita punya masalahkan? Iyakan?
Ayo! Sekarang kita lanjutkan…. Ayo, ayo, ayo!! Kita lanjutkan.
(sambil membuka jurus dan menabrak-nabrakkan badannya ke Pak Bjon)
Universitas Sumatera Utara
88
21. PAK BJON:
Main, jangan kau pancing-pancing kesabaranku.Ada batasnya, gawat nanti kau, In.
22. MAIN:
Apa? Apa batasnya? Apa? Ayo!
23. PAK BJON:
(mulai emosi)
In,kau….
24. MAIN:
Ha, kukasih kau….
(menengadahkan wajah dan badannya)
Udah pukul… pukul..pukul nah, kukasih gratis kau!
25. PAK BJON:
Nggak bisa dikasihani kau? Serius kau ini, In?
26. MAIN:
Serius, kenapa?!
(semakin menantang)
27. PAK BJON:
(semakin emosi, membuka jurus)
Ayo…ayo…! Nampaknya kau, dikasih hati minta jantung, dikasih jantung minta tulang. Kau kira aku
tukang daging, iya! Ha!
Apa, ayo! Kenapa kau lari?
28. MAIN:
(menghindar, agak ketakutan… tiba-tiba)
Tunggu!!! Pak Bjon tunggu disini ya, betul Pak Bjon ya….
(masuk ke rumah)
29. PAK BJON:
Iya, cepat kau! Kau lawanpun tak takut aku…. Hoi, Main, pengecut. Cepat kau keluar, biar kukanankan
kau pake kiri…ha, cepat kau…!!
(mengepalkan-ngepalkan tinjunya ke arah rumah Main)
30. MAIN:
Udahlah Pak Bjon! Ngantuk aku… besok ajalah yah……
31. PAK BJON:
Heeeeeee…dasar pengecut, mabuk kau!
(masuk)
Lampu perlahan redup… padam.
Universitas Sumatera Utara
89
Lampiran 6
Lampiran 6: Foto Pementasan Naskah Drama “Presiden Ha…Hi...”
Karya : Yulhasni (Tahun 2006).
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara
90
Lampiran 7
Lampiran 7: Foto Pementasan Naskah Drama “Rahwana”
Karya : Abdul Mukhid (Tahun 2006).
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara
91
Lampiran 8
Lampiran 8: Foto Pementasan Naskah Drama “Loker”
Karya : Yulhasni (Tahun 2007).
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara
92
Lampiran 9
Lampiran 9: Foto Latihan Rutin Teater „O‟
(Tahun 2007)
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara
93
Lampiran 10
Lampiran 10: Foto Pementasan Naskah Drama “Dua Sejoli”
Karya: Bambang Riyanto (Tahun 2008)
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara
94
Lampiran 11
Lampiran 11: Foto Pementasan Naskah Drama “Salah Diagnosa”
Karya: Yusrianto Nasution (Tahun 2009)
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara
95
Lampiran 12
Lampiran 12: Foto Pementasan Naskah Drama “Udara Kotor”
Karya: Yusrianto Nasution (Tahun 2009)
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara
96
Lampiran 13
Lampiran 13: Foto Pementasan Naskah Drama “Detektif Danga-Danga”
Karya: Yusrianto Nasution (Tahun 2010)
Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)
Universitas Sumatera Utara