Project Proposal Pengembangan Budidaya Pohon GaharuDitulis pada Mei 6, 2013
Project Proposal
PENGEMBANGAN BUDIDAYA POHON GAHARU
“ GO GREEN PLUS “
JATENG
2013
Penawaran Paket
Penawaran paket pengadaan bibit yang tersedia adalah
1. Pembelian paket 400 bibit Rp. 8.000.000,-
2. Pembelian paket 200 bibit Rp 4.000.000,-
3. Pembelian paket 100 bibit Rp. 2.000.000,-
4. Pembelian paket 50 bibit Rp. 1.000.000,-
NB:
Dengan asumsi lahan sesuai bisnis analisa yang kami lampirkan adalah
luas tanah 2.000 meter bisa dilakukan penawaran sesuai jarak ideal
sebanyak 180 – 200 pohon.
Untuk luas tanah tersedia berikutnya, kami siap memberikan penawaran
berikutnya
Harga diatas sudah termasuk garansi pembelian hasil panen dengan syarat
dan ketentuan sebagai berikut :
1. Pada saat menjual hasil panennya, harus disertakan/ dilampirkan sertifikat
dan nota pembelian ( Minimal pembelian 50 bibit ).
2. Inokulasi/ suntik harus ditempat kami juga
Sekilas Perusahaan Kebun Gaharu H. Djahuri Mijen Semarang Jawa Tengah
Indonesia
Perusahaan Kebun Gaharu H. Djahuri Mijen Semarang Jawa Tengah Indonesia
adalah perusahaan dengan visi menjadi pengembang dan pemasar Gaharu
tingkat Nasional maupun Internasional, dengan visi tersebut perusahaan sudah
siap untuk rantai pengembangan dan pemasaran dari Hulu ke Hilir bagi semua
Mitra pengembangnya. Sedang salah satu misinya adalah mensejahterakan
mitra pengembang atau membuka peluang kepada masyarakat maupun Badan
Pemerintah maupun Swasta untuk berekonomi melalui budidaya tanaman
Gaharu yang sudah menjadi andalan ekspor Indonesia ke depan.
Untuk budidaya pembibitan sudah dilakukan di 15 Kabupaten di Jateng, dan
untuk Banten, DKI, Jabar, dan Jatim akan dilakukan ekspansi Bulan Januari 2012.
Sedang untuk sektor penjualan sudah dilakukan MOU dengan pihak dalam
negeri maupun dari luar negeri.
Sekilas Data Perusahaan Kebun Gaharu H. Djahuri Mijen Semarang Jateng
Indonesia:
Kantor Pusat Kebun Gaharu H. Djahuri Mijen Semarang Jateng Indonesia
( Regional I ) Dusun Langensari,Kel. Wonolopo,Kec. Mijen Semarang Jateng
50215,Ph. 024-70290031/085325377787
1. Direktur : Bp. Agus Jatmiko Aji, SE
2. Wakil Direktur : Bp. Udoyo S.
Kantor Wilayah Jateng ( Regional I ) : Jl. Pleburan 2/2a Semarang 50241,CP
sama
Kantor Wilayah Banten ( Regional II ) : Proses
Kantor Wilayah DKI Jakarta ( Regional III ) : Proses dan kantor – kantor
wilayah lain dan seterusnya.
Kontak Person Kami di Regional Jateng ( Sementara )
Bp. Agus Jatmiko Aji, SE
Ph. 024-70290031
Hp. 085325377787 (Telp/ SMS )
Pin BB : 266E8C35
YM/ Email : [email protected]
PENDAHULUAN
Pertanyaan yang sering muncul adalah apa yang dimaksud dengan Gaharu?
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas,
memiliki kandungan damarwangi, berasal dari pohon atau bagian pohon
penghasil gaharu, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi secara alami
atau buatan pada pohon Aguilaria sp ( Thymelaeceae ).
Pohon Gaharu ( Aquilaria spp. ) adalah species asli Indonesia. Beberapa species
gaharu komersial yang sudah mulai dibudidayakan adalah : Aquilaria,
malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana, A. hirta, A. filarial, Gyryinops vertegii,
serta Crassna asal Kamboja.
Gaharu merupakan komoditi elit, langka dan bernilai ekonomi tinggi serta
merupakan produk ekspor. Tujuan ekspor adalah Negara – Negara di Uni Emirat
Arab, Arab Saudi, Singapore, Taiwan, Jepang, Malaysia. Gaharu merupakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat di Negara – Negara Timur Tengah yang
digunakan sebagai pengharum untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia
Timur juga menggunakan sebagai hio. Minyak gaharu merupakan kebutuhan
pokok bagi masyarakat di Negara – Negara Timur Tengah yang digunakan
sebagai pengharum untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia Timur juga
menggunakannya sebagai hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang
sangat mahal dan terkenal untuk industry kosmetika seperti parfum, sabun,
lotion, pembersih muka serta obat – obatan seperti obat hepatitis, liver,
antialergi, obat batuk, penenang sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC,
kanker, tonikum dan aroma terapi.
Pada tahun 1980 – an hamper dihutan Indonesia mempunyai Pohon Gaharu.
Semenjak itulah Gaharu menjadi daya pikat para petani kayu dan pengekspor
kayu. Karena dilihat dari segi ekonomi lebih tinggi dari kayu – kayu yang lain
maka pada tahun itu marak sekali penebangan secara illegal oleh pihak – pihak
yang tidak bertanggung jawab. Maka dapat kita prediksi pda saat itu ekspor
Gaharu di Indonesia dapat kita prediksi pada saat itu nilai ekspor gaharu di
Indonesia dapat mencapai sekitar 200 ton tiap tahun.
Para pemburu gaharu ini tidak menanam kembali pohon gaharu yang telah
mereka tebang secara besar – besaran dan sampai ini hamper di hutan
Indonesia jumlah pohon tersebut memasuki kelangkaana. Dan sering kita
mendengar bahwa akhir – akhir ini telah banyak pembelakan kayu secara illegal
hutan – hutan Indonesia tanpa reboisasi.
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah gundul yang bertujuan
untuk mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya. Fungsinya hutan
yaitu sebagai pelindung bumi. Maksudnya sebagai pelindung semua mahluk
hidup yang ada dibumi tinggal sekaligus rumah bagi hewan – hewan yang mana
di dalam hutan tersebut banyak sekali sumber makanan untuk kelangsungan
hidup. Selain itu hutan juga bermanfaat bagi manusia terutama dalam masalah
untuk kelangsungan hidup. Selain itu hutan juga bermanfaat bagi manusia
terutama dalam masalah udara dan air. Keadaan udara di Indonesia akhir –
skhir ini telah menembus lapisan ozon. Lapisan ozon ini dipengaruhi karena
udara yang berada di daerah tersebut telah tercemar oleh zat – zat yang
berbahaya. Misalnya asap pembakaran, asap kendaraan bermotor, dan lain
sebagainya. Hal ini disebabkan karena kelalaian para individu – individu yang
tidak sadar akan pentingnya kelangsungan hidup generasi berikutnya. Kita juga
mendengar bahwa banyak sekali di daerah pegunungan terjadi tanah longsor
hingga memakan korban jiwa. Hal ini disebabkan tanah di pegunungan tersebut
tidak dapat menampung dan menahan air hujan dengan kapasitas tinggi.
Karena tanah tersebut terlalu gembur terkena air dan tidak adanya tumbuh –
tumbuhan yang menyerap air dan menahan derasnya air hujan. Banjir bandang
juga sering terjadi di area pegunungan bahkan di area yang dataran rendah. Di
pinggiran pantaipun kini diambang erosi yang mengancam akan datangnya
banjir.
Karena pentingnya fungsi hutan maka dapat dikatakan bahwa hutan itu sebagai
paru – paru dunia. Hal ini juga di dukung dengan peran pohon – pohon yang ada
di hutan. Jika semakin sedikit jumlah pohon di hutan maka akan semakin besar
bahaya yang mengancam dunia. Tidak lain semua karena ulah manusia yang
tidak bertanggung jawab. Dan sebagai penerus bangsa sangatlah sekali
menjaga kelestarian hutan dan fungsi yang semakin lama semakin terkikis oleh
budaya manusia modern.
Oleh karena itu pada era ini pemerintah telah menggalakan adanya reboisasi di
setiap daerah yang rawan akan bahaya banjir. Reboisasi tidak hanya bertujuan
untuk menahan dari bahaya juga memberikan kehidupan yang lebih
bermanfaat. Salah satu jenis dari tumbuhan yang ada hidup di hutan gaharu.
Gaharu dapat hidup di hutan dan dengan kecanggihan teknologi gaharu dapat
dibudidayakan. Mengingat pohon gaharu mempunyai manfaat dan nilai ekonomi
yang tinggi, serta termasuk dalam golongan appendix II yaitu golongan spesies
tumbuhan yang langkah, maka alangkah baiknya bila kita dapat menjaganya
sekaligus memanfaatkannya tanpa meninggalkan fungsi dari reboisasi. Oleh
karena itu semakin kita menghijaukan alam kita maka semakin hijau pulau
Negara kita yang pernah kita dengar dengan sebutan jamrud khatulistiwa. Kita
harus bangga sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan kekayaan alamnnya
dari sabang sampai merauke. Jangan sampai kekayaan alam kita dikelolah oleh
pihak asing.
SEKILAS TENTANG GAHARU
“Sudah gaharu, cendana pula “. Itulah pepatah menggambarkan bahwa kedua
jenis kayu tersbeut melambangkan kemakmuran. Yang dimaksud dengan pohon
gaharu adalah sebuah sebutan untuk kayu dari jenis Aquilaria sp
( Thymelaeaceae ) yang dapat menghasilkan resin minyak berbau wangi dengan
proses terinfeksi terlebih dahulu.
Gaharu sudah dikenal sejak abad ke-7 yang digunakan sebagai pengharum
tubuh dan ritual. Kemudian di abad ke 12 pemerintah Hindia Belanda dan
Portugis telah mengenal gaharu. Tahun 1980 – an warga arab yang tinggal di
Indonesia menggunakan gaharu sebagai pengharum ruangan dan ritual.
Selain itu sebutan lain dari pohon ini yaitu karas untuk orang dayak, damar bagi
orang jawa, halim bagi orang lampung, galoop bagi orang melayu dan lain
sebagainya. Pada masa ini nama gaharu masih asing ditelinga kita dikarenakan
kita belum mengenal apa itu gaharu. Namun di Negara Timur Tengah, Uni Arab,
Arab Saudi, Cina, Taiwan dan Negara – Negara lain yang memakai gaharu,
sudah tidak asing lagi dengan nama ini. Di Negara – Negara Thailand pun pohon
ini dinamakan pohon uang. Dan ada juga yang menamai pohon ini pohon hantu.
Karena gaharu ini merupakan komoditi bernilai tinggi serta kebutuhan mereka
dalam segala aspek kehidupan sehari – hari. Mereka mengetahui bahwa
terdapat banyak manfaat dari gaharu ini sehingga mereka juga menamakan
pohon ini pohon yang paling mahal di dunia. Nenek moyang kita sudah
mengenal gaharu sejak dahulu tetapi tidak mengerti akan manfaat dan nilai
ekonomi yang tinggi. Mereka hanya bisa mengatakan bahwa pohon ini atau
kayu ini mempunyai bau yang harum seperti kayu cendana. Mereka juga
memakai kayu ini sabagai pengharum dalam upacara keagamaan. Karena
keterbatasan informasi dari nenek moyang kita dan jumlah pohon yang
tersedia, maka gaharu sampai saat ini masih awam di kalangan masyarakat.
Jenis Gaharu
Pohon Gaharu ini memiliki 3 marga dalam satu family Thymelaeaceae. Disebut
sebagai berikut :
1. Aquailaria : Terdiri dari 15 species diantaranya 6 species tersebar diseluuh
pulau di Indonesia kecuali pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
2. Gonystilus : Terdiri dari 20 species diantaranya 8 species tersebar di pulau
Sumatra, Kalimantan, Bali, Maluku, dan Papua.
3. Gyrynops : Terdiri dari 9 species diantaranya tersebar di wilayah timur
Indonesia ( Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua ).
Manfaat Gaharu
Di Negara – Negara Timur Tengah dan beberapa Negara di Asia memanfaatkan
gaharu sebagai berikut :
1. Aktivitas kebudayaan – Islam, Budha, Hindu.
2. Perayaan Keagamaan – Kebanyakan di Negara Islam dan Arab.
3. Wangi parfum – wanginya tahan lama banyak diminati di Negara Eropa
seperti dengan Yues Saint Laurent, Zeenat dan Amourage.
4. Aroma Terapi – Menyegarkan tubuh, Perayaan dan Undangan.
5. Obat dan Kesehatan – Biasa digunakan di Pengobatan Tradisional
Khususnya di Negara China dan Jepang.
6. Koleksi Pribadi – Untuk ruangan besar khusus eksklusif.
7. Produk Kecantikan – Sabun, Shampo yang harum semerbak.
Hasil dari Gaharu
Berikut ini adalah hasil proses pemanenan gaharu :
1. Gubal
Gubal adalah hasil dari inokulasi yang ada di dalam batang pohon gaharu. Gubal
ini biasa terbentuk setelah masa inokulasi dilakukakan sekitar 1 – 2 tahun.
Gubal memiliki tingkat kualitas mulai dari kualitas buaya sampai super king.
Harga gubal per kilo saat ini untuk kw super king sekitar 40 juta.
2. Minyak Gaharu/ Agarwood Oil
Minyak gaharu adalah hasil utama dari gaharu., minyak gaharu diperoleh
dengan proses penyulingan terlebih dahulu. Yaitu proses pemerasan pada resin
gubal gaharu dengan cara disuling. Minyak ini mempunyai harga jual tinggi
serta keharumannya banyak dimanati oleh konsumen asing. Berikut ini contoh
minyak gaharu.
3. Souvenir
Selain minyak gaharu hasil dari proses pemanenan gaharu dapat berupa serpihan – serpihan
kayu yang dapat diolah sebagai berikut :
4. Teh Gaharu
Hasil berikut ini merupakan khasiat dari daun gaharu yang dapat dijadikan
sebagai teh gaharu.
Minum teh hangat merupakan suatu kenikmatan tersendiri bagi kita, apabila
disaat cuaca dingin. Saat ini selain menghasilkan bahan untuk obat maupun
minyak wangi ternyata gaharu juga bisa dijadikan teh. Barangkali sebagian dari
kita belum pernah merasakan Teh Gaharu, berikut ini manfaat dan khasiat dari
teh gaharu.
1. Membantu masalah insomnia/ sukar tidur
2. Membantu merendahkan tahap kolestrol
3. Membantu meredakan ketegangan tioksin dalam badan;
4. Membantu mengurangkan toksik dalam badan
5. Tanpa gula – Tanpa Kafein – Tanpa Asistanin
6. Mengatasi masalah pelawasan
7. Anti Oksidant
8. Mengurangkan kadar tekanan dalam darah dan gula yang tinggi
5. Abu Gaharu
Abu gaharu adalah hasil dari sisa proses terhadap pohon gaharu yang dipotong
dan dikelompokkan menurut bagiannya
6. Produk Kecantikan
Produk kecantikan adalah proses dari pengektrakan gaharu. Produduknya bisa
berupa sabun mandi, shampo, kosmetik dan produk kecantikan yang khasiatnya
dapat menyembuhkan tubuh
PROSES BUDIDAYA
Budidaya tanaman gaharu sudah mulai dilakukan di beberapa tempat, dan
menunjukkan prospek yang sangat baik. Pengelolaan tanamannnya tidak
berbeda dengan tanaman lainnyua. Perawatan yang intensif dapat memacu
pertumbuhan sehingga di Vietnam sudah bisa dilakukan inokulasi pada tanaman
usia 4 ( empat ) tahun ).
PEMBIBITAN
Dalam proses budidaya ini terdiri dari proses penanaman :
1. Proses Pembibitan
Proses pembibitan biasanya dilakukan dalam jumlah bibit yang banyak. Hal ini
dikarenakan benih gaharu tidak sama dengan benih tanaman yang lain dalam
proses pembibitan. Butuh tenaga khusus dan ahli di bidangnya dalam
melakukan pembibitan gaharu. Langkah – langkah pembibitan adalah sebagai
berikut :
a. Pemilihan benih/ bibit unggul
b. Tempat bibit
c. Tanah
d. Pupuk
e. Tempat Pembibitan
f. Penyiraman / Pengairan
2. Proses Penanaman
Langkah – langkah penanaman adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan bibit yang baik dan siap tanam
b. Penempatan lokasi bibit yang baik
c. Pengaturan jarak tanam
d. Pembuatan lubang tanam
e. Penanaman lebih baik dilakukan pada pagi hari dan sore hari
f. Penanaman lebih baik awal musim penghujan
3. Proses Perawatan
Dalam proses ini terdapat tahap – tahap sebagai berikut :
A. Masa 1 tahun pertama
Dalam masa ini dibutuhkan perawatan ekstra dan intensif. Karena umur bibit ini
masih dalam umur yang relatif rawan akan gangguan dari cuaca dan hama.
Oleh karena itu perawatannnya sebagai berikut :
– Pastikan bibit yang sudah tertanam memiliki perlindungan atau peneduh
seperti dibawah pohon pisang atau ketela.
– Lakukan pengairan 1 hari 2 kali, pagi, dan sore, bila hujan setiap hari turun,
maka tidak perlu dilakukan pengairan
– Pemupukan dilakukan pada saat penanaman awal dan dilakukan secara
teratur dalam jangka waktu 1 mingggu sekali. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang dan organic.
– Bila bibit terkena hama, gunakanlah pestisida yang sesuai dengan hama
yang menyerang, hama yang biasa menyerang adalah hama kutu putih,
belalang, dan ulat.
b. Masa 2 tahun
Masa di atas 1 tahun bibit gaharu sudah mempunyai kestabilan hidup, mulai
dari akar sampai daun. Karena masa ini adalah masa pertumbuhan yang
konsisten maka masih membutuhkan perawatan yang baik, yaitu pengairan
serta pemupukan yang cukup.
c. Masa 3 tahun
Di masa ini bibit telah menjadi pohon dengan sempuna, akar sudah dapat
mencari nutrisi sendiri. Perawatan yang dilakukan adalah pemangkasan ranting
yang dianggap dapat menghambat pertumbuhan ke atas.
4. Masa panen
Masa dimana pohon gaharu sudah di inokulasi dan menghasilkan gubal. Masa
ini membutuhkan kurang lebih 4 sampai 7 tahun. Pertumbuhan pohon sangat
dipengaruhi oleh perawatan yang baik. Perawatan di masa ini adalah penjagaan
dari bahan pencurian. karena pohon ini telah memasuki masa panen dan
menghasilkan gubal. Untuk inokulasi dijelaskan pada bagian inokulasi.
PROSES INOKULASI
Inokulasi adalah pembuatan pelukaan dan memberikan bahan pemicu produksi
resin gaharu seperti cendawan dan bahan lainnya. Inokulasi ini salah satu hal
yang sangat penting dalam usaha gaharu. Karena resin gaharu sangat tidak
mudah terjadi secara alami, sehingga perlu campur tangan manusia seperti
dengan Cendawaan yang biasa diinokulasi seperti jenis Fusarium sp., Phialopora
parasitica, Torula sp., Aspergillus sp., Penicillium sp., Cladosporium sp.,
Epicoccum granulatum, Clymndrocladium sp., Sphaeropsis sp., Batryodiplodia
theobromae, Trichoderma sp., Phomopsis sp., Chunninghamella echinulata.
Proses inokulasi dapat dilakukan dengan beberapa teknik sebagai berikut
1. Pemakuan
Proses ini adalah proses yang dilakukan secara tradisional. Proses ini
membutuhkan biaya yang cukupp banyak, karena memakai paku dalam
pembuatan lubang atau pelukaan. Kita bisa bayangkan berapa kilo paku yang
dibutuhkan dalam pemakuan tersebut tidak bisa maksimal untuk menghasilkan
gubal. Karena hanya di area paku itu saja yang terinfeksi
2. Penyuntikan
Proses ini proses yang lebih baik proses pemakuan dan hasil dari penelitian
dibidang gaharu. Karena proses ini dapat menghasilkan gubal hamper seluruh
pohon atau batang. Proses ini membutuhkan serum yang berasal dari jamur dan
pohon cendawan yang dimasukkan dengan cara pembuatan lubang di beberapa
titik batang.
3. Insulin
Proses ini sama dengan proses penyuntikan. Menggunakan jamur dan cendawan
sebagai pemnmicu terjadinya gubal. Prosesnya pun hamper sama dengan
penyuntikan tetapi berbeda dalam pemasukan sereumnya. Di proses ini
pembuatan lubang dilakukan dibagian bawah atau atas pohon, kemudian serum
tersebut digantungkan seperti infuse. Proses pertumbuhan pohon akan
membawa serum menjalar ke seluruh bagian pohon.
4. Vaksin
Vaksin adalah generasi baru dari inoklasi yang memicu terjadinya gubal pada
pohon gaharu. Vaksin ini dilakukan dengan cara metode pasak.
Beberapa ini contoh beberapa penerapan inokulasi :
Proses Pemanenan
Proses ini adalah proses yang ditunggu – tunggu. Karena pada saat itulah kita
dapat memperkirakan beberapa hasil gaharu yang sudah kita tanam. Proses ini
sebagai berikut :
1. Gubal gaharu dan kemendangan diperoleh dengan cara menebang pohon
penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar
wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut
2. Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong – potong atau
dibelah – belah, kemudan dipilih bagian – bagian kayunya yang telah
mengandung akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu
gaharu
3. Potongan – potongan kayu gaharu tersebut dipilih – pilih sesuai dengan
kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya
4. Agar warna dari potongan – potongan kayu gaharu lebih tampak, maka
potongan – potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
5. Serpihan – serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau
pengerokan dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu
Berikut ini contoh dari proses pemanenan.
ANALISA BISNIS BUDIDAYA GAHARU
BUDIDAYA GAHARU DENGAN LUAS LAHAN 10.000 m2
NO. ITEM BIAYA/UNIT TOTAL
1
Penataan lahan 10.000m2: pembersihan gulma,bekas tanaman lama sehingga siap tanam (tergantung kondisi)
Rp. 10.000.000
2Pembuatan lubang tanaman 30 x 30 x 30,@Rp 10.000,- x 1.108 batang
Rp. 11.080.000
3
Pengadaan bibit gaharu standart @Rp 15.000,- x 1.329 batang.Tinggi bibit 40cm(min) @Rp 15.000,- x 1.329 batangPerhitungan:
10.000m2 – 24m2 = 9.976m2 : 9 m2 (3×3) = 1.108 batang
Cadangan: 1.329 – 1.108 batang = 221 batang (20% dr 1.108 batang) Rp. 19.935.000
4
Pengadaan pupuk kandang kambing/sapi kapur dolomit + NPK perlubang @Rp 10.000,- x 1.108 batang
Rp. 11.080.000
5Peneduh pelindung terik matahari (paranet) tanaman@ Rp 7.500,- x 1.108 batang
Rp. 8.310.000
6 Tenaga ahli,konsultan & mandor
Rp. 25.000.000
7
Pembuatan bangunan semi permanen dinding batako,atap harflex gelombang kecil Uk. 24m2 sudah termasuk gudang,kantor,MCK
Rp. 25.000.000
8 Pembuatan sumur gali sebagai sumber air bersih sehat
Rp. 30.000.000
(Kedalaman Min. 30 mtr)
9Sewa lahan (Bila belum disediakan investor) @10.000m2 x 7-8th
Rp. 100.000.000
TOTAL 1-9Rp.
240.405.000
BUDIDAYA GAHARU Ls. 10.000m2
MASA PEMELIHARAAN – INOKULASI – PANEN
NO ITEM BIAYA/UNIT TOTAL
1Pemeliharaan disiangi, dangir, pupuk dan pemberian air per pohon perhari Rp, 1.000,-
Tahun Pertama – Rp. 1.000 x 360 hari x 1.108 batang
Rp. 398.880.000
Tahun Kedua – Rp. 1.000 x 360 hari x 1.108 batang
Rp. 398.880.000
Tahun Ketiga – Rp. 1.000 x 360 hari x 1.108 batang
Rp. 398.880.000
Tahun Keempat– Rp. 1.000 x 360 hari x 1.108 batang
Rp. 398.880.000
Tahun Kelima – Rp. 1.000 x 360 hari x 1.108 batang
Rp. 398.880.000
Tahun Keenam – Rp. 1.000 x 360 hari x 1.108 batang
Rp. 398.880.000
JUMLAH
Rp. 2.393.280.000
2
Inokulasi perbatang + Obat Inokulan + Tenaga Ahli
@ Rp. 1.500.000 x 1.108 batang
Rp. 1.662.000.000
JUMLAH
Rp. 1.662.000.000
TOTAL 1-2
Rp. 4.055.280.000
PERHITUNGAN ANALISA PROFIT
NO ITEM BIAYA HASIL PANEN PROFIT
1 BIAYA AWAL (TABEL 1 dan 2)
Rp. 240.405.000 + Rp. 4.055.280.000
Rp. 4.295.685.000
2
PANEN Per Batang
@ Rp. 15.000.000 (Minimal) x 1.108 pohon
Rp. 16.620.000.000
3
Total Profit (Panen) dikurangi Total Biaya
Pendapatan/Profit yang didapat di tahun ke 7(minimal)
Rp. 12.324.315.000
Terbilang: “Dua Belas Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Empat Juta Tiga
Ratus Lima Belas Ribu Rupiah” (Dihitung Harga Perhari ini)