Download - Proposal Penelitian Produktivitas Lansia
PROPOSAL PENELITIAN
FAKTOR FISIK, SOSIAL, dan LINGKUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS LANSIA di KELURAHAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN
Pembimbing :
Dr. dr. Rina K Kusumaratna, M.Kes
Dr Ratnawati
Disusun Oleh :
Nurika Arviana ( 030.08.184 )
Prajnya Paramitha ( 030.08.192)
Rara Amourra A ( 030.08.200 )
Rini Rossellini Utami ( 030.08.209)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 26 AGUSTUS 2013 – 2 NOVEMBER 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2013
i
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian dengan judul
“HUBUNGAN FAKTOR FISIK, LINGKUNGAN DAN SOSIAL DENGAN
PRODUKTIVITAS PADA LANSIA DI KELURAHAN KEBAGUSAN”
telah diterima dan disetujui oleh pembimbing,
sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
periode 26 Agustus 2013 – 2 November 2013
Jakarta, 26 Oktober 2013
Pembimbing, Kepala Puskesmas Pasar Minggu,
(Dr. dr. Rina K Kusumaratna, M.Kes) ( dr Eliza Rachmi )
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa, atas segala
nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
Penelitian ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Trisakti.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dr Dr. dr. Rina K
Kusumaratna, M.Kes selaku pembimbing kami di kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Trisaktii yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan dalam penyusunan
penelitian ini.
Kami sadari betul bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah yang
kami buat ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, Oktober 2013
Penyusun,
Nurika Arviana (030.08.184)
Prajnya Paramitha (030.08.192)
Rara Amourra (030.08.200)
Rini Rossellini (030.08.209)
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.4 Hipotesis Penelitian................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................4
1.6 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
2.1 Tinjauan Pustaka....................................................................................5
2.2 Kerangka Teori......................................................................................11
BAB III KERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka konsep....................................................................................12
3.2 Variabel..................................................................................................13
3.3 Definisi Operasional .............................................................................14
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................16
4.1 Jenis penelitian.......................................................................................16
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................16
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................16
4.4 Cara Pengambilan Sampel.....................................................................19
4.5 Instrumen Penelitian..............................................................................20
4.6 Manajemen Data....................................................................................20
4.8 Organisasi Penelitian.............................................................................21
4.11 Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lansia merupakan periode akhir dari rentang kehidupan manusia. Melewati
masa ini, lansia memiliki kesempatan untuk berkembang mencapai pribadi yang
lebih baik dan semakin matang. Lansia masih dapat mengembangkan diri dan
berkreasi sesuai dengan minat mereka. Lansia dapat melakukan sesuatu yang
berarti untuk diri mereka sendiri dan orang lain.
Penduduk Indonesia sedang bergerak kearah struktur penduduk menua
(ageing population). Pada tahun 2000, Indonesia menduduki peringkat ke-sebelas
di dunia dalam perihal populasi lansia yaitu sebesar 7,18% dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 22% pada tahun 2050.1 Periode tahun 1980 jumlah lansia di
Indonesia mencapai 7.998.543 atau sebesar 5,45% dari jumlah penduduk, periode
1990 mencapai11.277.557 atau sebesar 6,29% dari jumlah penduduk, periode
2000 mncapai 14.439.967 atau sebesar 7,18%. Tahun 2005, jumlah penduduk
lansia di Indonesia adalah 15.814.511 orang atau 7.97 % dari jumlah penduduk
Indonesia. Periode tahun 2006 mencapai +19 juta atau sebesar 8,90% dari jumlah
penduduk, pada periode 2010 jumlah penduduk lansia mencapai +23,9 juta atau
sebesar 9,77% dari jumlah penduduk, sedangkan prakiraan periode tahun 2020
jumlah penduduk lansia mencapai +28,8 juta atau sebesar 11,34%.2 Dari sejumlah
lansia yang terdapat di Indonesia pada tahun 2005, sejumlah 112.607 orang atau
sebesar 3,16% masih aktif bekerja baik seluruh waktu maupun paruh waktu.3
Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan tingkat fertilitas
meningkatkan jumlah lansia di Indonesia yang akan berdampak pada peningkatan
rasio dependensi. Usia harapan hidup penduduk Indonesia juga mengalami
peningkatan dari periode ke periode. Periode tahun 1980 usia harapan hidup
mencapai 52,2 tahun, tahun 1990 mencapai 59,8 tahun, tahun 2000 mencapai 64,5
tahun, tahun 2006 mencapai 66,2 tahun, prakiraan tahun 2010 mencapai 67,4
tahun, dan prakiraan tahun 2020 mencapai 71,1 tahun.4
Berdasarkan Data Statistik Indonesia didapatkan jumlah populasi lansia di
DKI Jakarta pada tahun 2005 sejumlah 404.010 orang.3 Di perkotaan sendiri
presentase lansia yang bekerja pada tahun 2011 adalah 38,99%. Sebanyak 70%
dari lansia di Jakarta masih merupakan kepala rumah tangga dan tulang punggung
untuk menghidupi dirinya sendiri maupun keluarganya. Sedangkan di Kelurahan
Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan sendiri terdata sebanyak 264
lansia.
Peningkatan populasi orang lansia diikuti pula berbagai persoalan-
persoalan bagi orang lansia itu sendiri. Termasuk salah satunya adalah aktualisasi
diri untuk membuktikan bahwa dirinya masih dapat tetap aktif dan berperan baik
bagi keluarganya maupun masyarakat walaupun kapasitas fungsionalnya sudah
menurun dibandingkan saat dirinya dalam usia produktif. Secara normatif,
penduduk lansia merupakan kelompok penduduk yang seyogyanya tinggal
menikmati masa tuanya tanpa harus bekerja. Seharusnya seorang lansia dapat
menjalani masa tuanya dengan menikmati hasil dari jerih payahnya semasa muda,
akan tetapi pada negara berkembang seperti Indonesia, para lansia secara tidak
langsung dituntut untuk tetap produktif terutama dalam membantu perekonomian
keluarga. Adapun pekerjaan yang dapat dilakukan agar seorang lansia tetap aktif di
masa tuanya semestinya tidak membebani orang itu sendiri. Penelitian ini
dilakukan untuk memberi pengetahuan pada masyarakat,petugas kesehatan, dan
berbagai instansi yang terkait guna mempersiapkan masa tua yang produktif bagi
generasi selanjutnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana usia berperan terhadap tingkat produktivitas pada lansia?
2. Bagaimana jenis kelamin berperan terhadap tingkat produktivitas lansia?
3. Bagaimana seorang lansia yang masuk dalam binaan berperan terhadap
tingkat produktivitas lansia?
4. Bagaimana kesehatan fisik berperan terhadap terhadap tingkat
produktivitas lansia?
5. Bagaimana jenjang pendidikan berperan terhadap tingkat produktivitas
lansia?
6. Bagaimana lingkungan sosial berperan terhadap tingkat produktivitas
lansia?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan jumlah lansia yang produktif
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menilai peran usia terhadap tingkat produktivitas pada lansia.
2. Menilai peran jenis kelamin terhadap tingkat produktivitas lansia.
3. Menilai peran kesehatan fisik terhadap terhadap tingkat produktivitas
lansia.
4. Menilai peran jenjang pendidikan terhadap tingkat produktivitas lansia..
5. Menilai peran sosial terhadap tingkat produktivitas lansia.
1.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut :
1. Ada peran usia terhadap tingkat produktivitas pada lansia.
2. Ada peran jenis kelamin terhadap tingkat produktivitas lansia.
3. Ada peran masuknya lansia dalam binaan terhadap produktivitas lansia.
4. Ada peran kesehatan fisik terhadap terhadap tingkat produktivitas lansia.
5. Ada peran jenjang pendidikan terhadap tingkat produktivitas lansia.
6. Ada peran sosial terhadap tingkat produktivitas lansia.
1.5 . MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Instalasi / profesi Kesehatan
Institusi yang terkait dapat melakukan upaya yang berkenaan dengan
peningkatan produktivitas pada lansia.
2. Bagi Pengembangan Penelitian
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
berperan dalam meningkatkan produktivitas pada lansia.
3. Bagi Masyarakat
i. Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan khususnya dokter
puskesmas untuk melakukan usaha peningkatan produktivitas dan
status kesehatan lansia.
ii. Sebagai sumber informasi bagi para keluarga yang mempunyai
anggota keluarga lansia agar dapat meningkatkan produktivitas
lansia.
1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat pada penelitian ini adalah Kelurahan Kebagusan,
Jakarta Selatan
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu dalam penelitian adalah pada bulan September 2013
sampai Oktober 2013.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi lanjut usia
Lanjut usia (lansia) merupakan periode akhir dari rentang kehidupan
manusia. Melewati masa ini, lansia memiliki kesempatan untuk berkembang
mencapai pribadi yang lebih baik mengembangkan diri dan berkreasi sesuai
dengan minat mereka. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia, pada Bab I menjelaskan bahwa lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.5 Secara lebih rinci
menurut Setyonegoro pengelompokan lansia sebagai berikut: lansia (geriatric age)
lebih dari 65 tahun atau 70 tahun, young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), very
old (lebih dari 80).5,6
2.1.2 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Lansia
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Menurut Abraham Maslow kebutuhan dasar manusia terdiri dari : (1) Kebutuhan
fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang
beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. (2) Keselamatan
dan Rasa Aman (Safety and Security Needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan
dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan
hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan Rasa Cinta,
Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs) manusia pada umumnya
membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga mereka dan diterima
oleh teman sebaya dan masyarakat. Kebutuhan ini secara umum meningkat setelah
kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi hanya pada saat individu merasa
selamat dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta dan
rasa memiliki serta untuk membagi cinta tersebut dengan orang lain.Kebutuhan ini
meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan
yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat
atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya. (4) Kebutuhan
Harga Diri (Self Esteem Need) menggambarkan sejauhmana individu tersebut
menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga,
dan kompeten. Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain,
kompeten, serta penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. (5) Kebutuhan
aktualisasi diri (Self Actualization Needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan
kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-
masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.6,7
Kebutuhan menurut Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling
penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat
merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan
yang berada pada tingkat di bawahnya.
Manusia memiliki kebutuhan dasar bersifat heterogen. Namun pada
hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan
tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat keberlangsungan hidup seorang
manusia. Menurut maslow pemenuhan berabagai kebutuhan tersebut didorong
oleh dua kekuatan (motivasi) yakni motivasi kekurang (deficiency motivation) dan
motivasi pertumbuhan atau perkembangan ( growth motivation) dan dalam
memenuhi kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang
ada.9,10 Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras
dan bergerak untuk berusaha mendapatnya (Hidayat, 2009).9
Menurut Hidayat (2009) Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh
berbagai faktor berikut9:
a. Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan
pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa
fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
b. Hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan
hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.
c. Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan
kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan
(wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif
terhadap diri. Orang yang merasakan positif tentang dirinya akan mudah berubah,
mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat,
sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
d. Tahap perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia
mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memilki
kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun
spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses
kematangan dengan aktivitas yang berbeda.
2.1.3 Produktivitas pada lansia
Menurut Walter Aigner dalam “Motivation and Awareness”, filosofi dan
spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna
produktivitas adalah keinginan (Will) dan upaya (Effort) manusia untuk selalu
meningkatkan kualitas di dalam segala bidang.6
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari
pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua
tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan
bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban
keluarga dan masyarakat serta dipandang sebagai masa kemunduran, masa
kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Usia tua dialami
dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti
penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang
memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad
berbakti.
Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat
hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan
makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang
sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial
seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka
mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi
pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik.7 Kebutuhan
tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri.
Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut
usia, keluarga dan lingkungannya . Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak
terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang
akan menurunkan kemandiriannya.
2.1.4 Faktor Kesehatan
Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia.
Faktor kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia dan daya tahan fisik
terhadap serangan penyakit. Faktor kesehatan psikis meliputi penyesuaian
terhadap kondisi lanjut usia.8
Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia.8
Keadaan fisik merupakan faktor utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik,
pancaindera, potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap-tahap
tertentu. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit seperti
gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem pernafasan, neurologik,
metabolik, neoplasma dan mental.8,11 Sehingga keluhan yang sering terjadi adalah
mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran pencernaan, saluran kencing, fungsi
indra dan menurunnya konsentrasi. Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang
mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik.1,11 Fungsi kognitif
meliputi proses belajar, persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain
yang menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi
psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak
seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang
cekatan.8
2.1.5 Faktor Lingkungan
Pada umumnya para lanjut usia adalah pensiunan atau mereka yang kurang
produktif lagi. Secara ekonomis keadaan lanjut usia dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) yaitu golongan mantap, kurang mantap dan rawan.7 Golongan mantap adalah
para lanjut usia yang berpendidikan tinggi, sempat menikmati kedudukan/jabatan
baik. Mapan pada usia produktif, sehingga pada usia lanjut dapat mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain.6-8 Pada golongan kurang mantap lanjut usia kurang
berhasil mencapai kedudukan yang tinggi , tetapi sempat mengadakan investasi
pada anak-anaknya, misalnya mengantar anak-anaknya ke jenjang pendidikan
tinggi, sehingga kelak akan dibantu oleh anak-anaknya. Sedangkan golongan
rawan yaitu lanjut usia yang tidak mampu memberikan bekal yang cukup kepada
anaknya sehingga ketika purna tugas datang akan mendatangkan kecemasan
karena terancam kesejahteraan. Pemenuhan kebutuhan ekonomi dapat ditinjau dari
pendapatan lanjut usia dan kesempatan kerja.6,11
Pendapatan orang lanjut usia berasal dari berbagai sumber. Bagi mereka
yang dulunya bekerja, mendapat penghasilan dari dana pensiun. Bagi lanjut usia
yang sampai saat ini bekerja mendapat penghasilan dari gaji atau upah.6.8 Selain itu
sumber keuangan yang lain adalah keuntungan, bisnis, sewa, investasi, sokongan
dari pemerintah atau swasta, atau dari anak, kawan dan keluarga. Upah/gaji
sebagai imbalan dari hasil kerja para lanjut usia tidaklah tinggi.
Tingkat pendidikan lanjut usia pada umumnya sangat rendah. Hal ini
berpengaruh terhadap produktivitas kerja sehingga pendapatan yang diperoleh juga
semakin kecil. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sumber utama kinerja yang efektif
yang mempengaruhi individu adalah kelemahan intelektual, kelemahan psikologis,
kelemahan fisik .
2.1.6 Faktor sosial
Faktor hubungan sosial meliputi hubungan sosial antara orang lanjut usia
dengan keluarga, teman sebaya/ usia lebih muda, dan masyarakat.8,12 Dalam
hubungan ini dikaji berbagai bentuk kegiatan yang diikuti lanjut usia dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi lanjut usia, keluarga merupakan sumber kepuasaan.
Dukungan keluarga dan masyarakat ikt mempengaruhi produktivitas lansia.6 Data
awal yang diambil oleh peneliti terhadap lanjut usia berusia 50, 60 dan 70 tahun di
kelurahan Jambangan menyatakan bahwa mereka ingin tinggal di tengah-tengah
keluarga.12,13 Mereka tidak ingin tinggal di Panti Werdha. Para lanjut usia merasa
bahwa kehidupan mereka sudah lengkap, yaitu sebagai orang tua dan juga sebagai
kakek dan nenek.13 Sistem pendukung lanjut usia ada tiga komponen menurut
Joseph. J Gallo (1998), yaitu jaringan-jaringan informal, system pendukung
formal dan dukungan-dukungan semiformal.13 Jaringan pendukung informal
meliputi keluarga dan kawan-kawan. Sistem pendukung formal meliputi tim
keamanan sosial setempat, program-program medikasi dan kesejahteraan sosial.
Dukungan-dukungan semiformal meliputi bantuan-bantuan dan interaksi yang
disediakan oleh organisasi lingkungan sekitar seperti perkumpulan pengajian,
gereja, atau perkumpulan warga lansia setempat.
BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 KERANGKA KONSEP
Produktivitas Lansia
Dukungan Keluarga
Dukungan Masyarakat
Sosial
LingkunganJenjang Pendidikan
Gangguan Kesehatan Jasmani
Fisik
Usia
Jenis Kelamin
3.2 VARIABEL
3.2.1 VARIABEL DEPENDEN :
Produktivitas lansia.
3.2.2 VARIABEL INDEPENDEN :
- Fisik :
o Usia
o Jenis Kelamin
o Gangguan kesehatan jasmani
- Lingkungan :
o Jenjang Pendidikan
- Sosial :
o Dukungan Masyarakat
o Dukungan Keluarga
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
rancangan cross sectional (potong silang). Dalam penelitian cross sectional
peneliti mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dengan
melakukan pengukuran pada saat tertentu. Dalam penelitian ini variabel
dependennya adalah produktivitas lansia dan variabel independennya adalah faktor
fisik, sosial, dan lingkungan.
4.2 LOKASI dan WAKTU PENELITIAN
4.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan.
4.2.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2013 – Oktober 2013.
4.3 POPULASI dan SAMPEL PENELITIAN
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi target adalah lansia yang produktif di Jakarta Selatan. Populasi
terjangkau adalah seluruh lansia yang masuk tercatat di kelurahan Kebagusan pada
tahun 2013.
4.3.2 Kriteria inklusi dan eksklusi
1. Kriteria inklusi
a) Usia diatas 60 tahun
b) Lansia yang aktif dalam kelompok binaan kelurahan.
c) Lansia non – binaan yang bertempat tinggal dalam radius 50
meter dari tempat tinggal lansia binaan.
d) Lansia yang mampu berkomunikasi aktif.
e) Lansia yang bersedia berpartisipasi dengan penelitian.
2. Kriteria eksklusi
a) Lansia dengan gangguan mental.
4.3.3 Sampel Penelitian
Besar Sampling
Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus.
Rumus populasi infinit :
No =
Zα = Tingkat kemaknaan yang dikehendaki 95% besarnya 1,96
P = Prevalensi kelompok lansia yang produktif 45,41%*
Q = Prevalensi atau proporsi yang tidak mengalami peristiwa yanng diteliti :
1-0,4541 = 0,5459
d = Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p >10% adalah 0,05
No = = 380,9 dibulatkan menjadi 381.
*Persentase didapatkan berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
Gambaran Kesehatan Usia Lanjut di Indonesia, 2013 dalam buletin jendela data
dan infomasi kesehatan.14
Rumus populasi finit
n =
n = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit
n0 = Besar sampel dari populasi yang infinit
N = Besar sampel populasi finit
Karena jumlah lansia yang terdapat di kelurahan Kebagusan berjumlah 264 orang
maka :
n = = 155,6
antisipasi drop out = 10% x n
antisipasi drop out = 10% x 155,6 = 15,5
4.4 CARA PENGAMBILAN SAMPLE
Cara pengambilan sampel diambil dari populasi terjangkau yang ditentukan,
kemudian dipilih sampel yang dikehendaki dengan cara Probability sampling jenis
Cluster sampling. Sampel dikelompokkan menjadi lansia yang masuk dalam
binaan dan yang tidak masuk dalam binaan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, dan
jumlah sampel diambil 1 : 1.
Sampel penelitian
( 200 orang)
Sampel penelitian
( 200 orang)
Kecamatan Pasar Minggu
Kel. Kebagusan Kel. RagunanKel. Jatipadang Kel.Pejaten BrtKel.PejatenTmr
Purposive sampling
Binaan lansia 1 Binaan Lansia 2 Binaan Lansia 3
Binaan Lansia 6 Binaan Lansia 7 Binaan Lansia 8
Binaan Lansia 5Binaan Lansia 4
Cluster sampling
Kel. PasarMinggu
4.5 INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner.
NO INSTRUMEN FUNGSI
1 Kuesioner :
Healthy Ageing Quiz :
National Seniors Australia
Productive Ageing Centre.
2010
Untuk menilai produktivitas lansia
dan apa saja yang
mempengaruhinya.
4.6 MANAJEMEN DATA
4.6.1 Data entry
Setelah data diperoleh maka dilakukan pengolahan dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Editing
Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh melalui kuesioner dan
wawancara.
2. Koding
Memberi kode pada masing-masing jawaban untuk dilakukan pengolahan
data.
3. Data entry
Pemindahan data ke dalam komputer agar diperoleh data masukan yang
siap diolah. Data yang telah terkumpul dari hasil kuesioner diolah dan
dianalisis dengan menggunakan program SPSS statistics 20.
4.6.2 Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa
distribusi dan persentase pada variabel-variabel yang diteliti.
b. Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tergantung. Dalam analisis ini, dilakukan
chi square (Kai-kuadrat) untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tergantung. Chi square (Kai-kuadrat)
dilakukan karena variabel bebas dan variabel tergantung bersifat nominal.
Selain itu digunakan juga uji T-independent karena terdapat variabel bebas
yang bersifat numerik.
4.6.3 Penyajian Data
Data yang telah terkumpul dan diolah akan disajikan dalam bentuk :
a. Tekstular
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat
b. Tabular
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel
c. Grafik
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan diagaram batang.
4.7 ORGANISASI PENELITIAN
Pembimbing
1. Dr. dr. Rina K Kusumaratna, M.Kes
2. dr. Ratnawati
Pelaksana dan Penyusun Penelitian :
1. Nurika Arviana
2. Prajnya Paramitha
3. Rara Amourra
4. Rini Rosellini Utami
Perkiraan Biaya Penelitian :
1. Kertas A4 + tinta Rp 250.000,-
2. Transportasi Rp 200.000,-
3. Fotocopy Rp 300.000,-
4. Biaya tak terduga Rp 250.000,-
Jumlah Rp 1.000.000,-
4.8 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Tahap Kegiatan Waktu (dalam minggu)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Perencanaan
1 Pemilihan topik dan judul
2 Penulusuran kepustakaan
3 Pembuatan proposal
4 Konsultasi dengan pembimbing
5 Presentasi proposal
B Pelaksanaan
1 Pemilihan pasien
2 Pengumpulan data dan survey
3 Pengolahan data
4 Konsultasi deengan pembimbing
C Pelaporan Hasil
1 Penulisan laporan sementara
2 Revisi
3 Presentasi hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1. Verma SK. Working and non-working rural and urban elderly subjective
well being and quality of life. Indian Journal of Gerontology 2008; 22(1):
p.107-18.
2. BAPPENAS. Indonesia population projection 2000 - 2025. Jakarta:
BAPPENAS; 2005.
3. Data Statistik Indonesia. Jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis
kelamin, provinsi, dan kabupaten/ kota [online]. Data Statistik Indonesia:
2005. Accessed on 15 September 2013. Available at:
http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?
option=com_tabel&task=&Itemid=165.
4. Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2010. Jakarta : BPS;
2010.
5. Donatti C, Moorfiit L, Deans D. Discussion Paper: defining productive
aging - engaging consumers. National Seniors Productive Ageing Centre:
2005.
6. Verma SK. Working and Non-working Rural and Urban Elderly Subjective
Well being and Quality of Life. Indian Journal of Gerontology 2008; 22(1):
p.107-18.
7. Jumita R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia di
wilayah kerja puskesmas lampasi kecamatan payakumbuh utara. Padang:
Universitas Andalas Padang; 2011.
8. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Active Ageing (Penuaan Aktif)
Bagi Pengelola dan Masyarakat [online]. Komnas Lansia: 2005. Available
at:
http://www.komnaslansia.or.id/downloads/pedoman_active_ageing_pdf.
Accessed on 15 September 2013.
9. Suhartini R. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Orang
Lanjut Usia (Studi Kasus di Kelurahan Jombangan) Tahun 2004 [thesis].
Universitas Sumatra Utara: 2004.
10. Darmojo RB, Mariono, HH. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi
ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004.
11. Sari IM. Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan Kemandirian
dalam Activity of Daily Living (ADL) pada Lansia di Panti Wredha
Dharma Bhakti Pajang Surakarta Tahun 2009 [thesis]. Surakarta: Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah; 2009.
12. Darmojo RB, Mariono, HH. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi
ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004.
13. Sari IM. Hubungan Antara Karakteristik Personal dengan Kemandirian
dalam Activity of Daily Living (ADL) pada Lansia di Panti Wredha
Dharma Bhakti Pajang Surakarta Tahun 2009 [thesis]. Surakarta: Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah; 2009.