Download - Proses Pembentukan Piston
PROSES PEMBENTUKAN PISTON
1. Pendahuluan
Piston dalam bahasa Indonesia juga dikenal dengan istilah torak adalah
komponen dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara
masuk dan penerima hentakan pembakaran pada ruang bakar silinder. Piston
mempunyai pembebanan tugas yang berat, antara lain Menerima tekanan dan
temperatur gas pembuangan yang tinggi, Menerima gaya percepatan yang tinggi dan
Menerima gaya gesek dan gaya samping. Karena tugasnya yang berat, piston wajib
memenuhi persyaratan misalnya. Kuat terhadap tekanan tinggi, Tahan terhadap
temperatur tinggi dan Mempunyai koefisien muai panas yang kecil.
bahan yang biasanya menjadi bahan campuran almunium dalam pembuatan piston adalah :
(a) Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibat panas dan gesekan tetapi makin sulit dalam pembuatannya.
(b) Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluran panas lebih baik.
(c) Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, tingkat pemuaian rendah dan tahan terhadap karat.
2. Proses pembentukan piston
Ada dua cara pembentukan piston yaitu :
(a) Proses pembentukan piston dengan cara Cast Piston
1) Design (Gambar)
Langkah pertama dalam proses pengecoran logam adalah mendesign atau
menggambar, dimana proses menggambar tersebut menggunakan software Autocad
atau Catia. Untuk menggambar piston kopling menggunakan software Autocad
dengan gambar Seperti berikut.
Sarwo Fikri Page 1
Design piston
2) Bahan
Kebanyakan bahan piston terbuat dari aluminium yang diambil langsung dari
Jepang.agar kualitasnya tidak turun, biarpun pembuatannya hanya dengan sistem
Cor.
Bahan baku aluminium
3) Pembuatan Cetakan Pasir
Jenis pengecoran logam yang digunakan untuk membuat handle kopling
dilakukan dengan menggunakan metode pengecoran cetakan pasir Co2 (Sand
Casting), Maka hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain ialah : Pasir Silika, Water
glass,air,Cup.&.Drag,.gas.Co2. .
Langkah pertama yaitu menentukan berapa banyak pasir silika yang kita
butuhkan sesuai dengan cup & drag yang ada. Lalu kita campurkan waterglass ke
dalam pasir kemudian diaduk hingga rata. Waterglass yang dipakai sekitar 3-6% berat
pasir. Setelah pasir dan waterglass rata, kemudian dimasukan kedalam cup & drag
yang telah dimasukan terlebih dahulu pola coran dan pada saat pasir dimasukan
Sarwo Fikri Page 2
kedalam cup kita pasang cawan tuang yang langsung dilengkapi dengan saluran turun
dan memasang saluran penambah pada samping kiri dan kanan dari pola coran.
Setelah terisi penuh kita tembakan gas Co2 hingga pasir mengeras. Kemudian pola
bisa kita lepas dari cetakan dan selanjutnya pola tersebut kita coating dengan bahan
coating yaitu grafit yang dicampur dengan spirtus dicampur menjadi satu didalam
wadah, selanjutnya disemprotkan pada pola yang terbentuk pada pasir cetak yang
bertujuan agar logam cair tidak menempel pada cetakan sehingga mempermudah
dalam pembongkaran dan pengambilan coran dari cetakan. Selain itu proses couting
juga dilakukan terhadap ladel dan tempat yang disiapkan sebagai wadah jika ada
logam cair yang tersisa.
4) Proses Peleburan
Logam yang dilebur adalah logam alumunium yang dimasukan kedalam tungku yang
kemudian dipanaskan hingga mencair menggunakan burner.
Proses peleburan
5) Proses Tapping
Yaitu proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel yang dilakukan setelah
logam alumunium mencair dan telah ditaburi flux pada permukaan alumunium agar
gas hydrogen tidak dapat masuk ke dalam alumunium cair.
6) Proses Pouring
Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladel ke dalam cetakan. Dalam
proses penuangan logam cair ke dalam cetakan ini tidak boleh terputus sampai cetakan
Sarwo Fikri Page 3
pasir tersebut benar-benar penuh oleh logam cair dan jika ada sisa, logam cair tersebut
dituang ke dalam wadah yang telah dipersiapkan dan sudah dicouting. Setelah selesai
penuangan, logam cair tersebut tunggu sampai membeku dengan waktu ± 30 menit.
Berikut adalah gambar proses pouring.
Proses pouring
7) Pembongkaran Cetakan
Setelah logam cair membeku dalam cetakan, baut penyambung antara cup dan drag di
buka, kemudian cup dan drag kita pisahkan, cup diangkat bersama coran dan
menyingkirkan pasir dari cup, drag dan coran dengan cara memukul pasir tersebut
menggunakan palu. Setelah terpisah, coran kita angkat kemudian cawan turun dan
penambah dipisahkan dari coran dan akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan
coran dibersihkan.
Hasil cetakan
Sarwo Fikri Page 4
8) Pemeriksaan (Quality Control)
Proses pemeriksaan produk coran terdiri dari beberapa proses pemeriksaan yaitu :
Pemeriksaan rupa
Pemeriksaan Cacat dalam
Pemeriksaan material
9) Proses pemesinan
Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil yang baik,
selanjutnya benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan menggunakan mesin
milling dan mesin turning setelah proses pemesinan kemudian dilakukan proses
pengamplasan sampai halus.
10) Pemeriksaan terakhir dan Packing
Setelah melakukan proses penghalusan maka dilakukan pemeriksaan terakhir baik dari
dimensinya dan juga kondisi fisiknya.apabila sudah dilakukan pemeriksaan dan
hasilnya standar maka siap untuk di bungkus selanjutnya di distribusikan.
Proses pemeriksaan terakhir
Sarwo Fikri Page 5
(b) Proses pembentukan piston dengan cara diForging
1) Bahan baku dari pipa padat (pejal). Pipa-pipa ini kemudian dipotong-potong. Ukuran mendekati piston yang sudah jadi. Supaya tidak banyak membuang bahan baku. Hasil potongan pipa dipanaskan sampai benar-benar membara. Tapi tidak sampai mencair.
2) Bahan piston membara didinginkan sebentar. Lalu dimasukkan ke cetakan dan dipukul agar bentuknya sebesar lubang cetakan. Pemukul juga dibentuk seperti pantat piston.Bentuk piston sehabis dipukul baru pantatnya saja yang terbentuk. Namun sudah kelihatan bagian lumayan tipis.
3) Tetap harus dilakukan proses finishing. Supaya bentuk dan ukurannya presisi. Proses finshing menggunakan alat permesinan macam mesin bubut CNC
Sarwo Fikri Page 6
4) Hasil dari proses pembuatan. Bentuk piston forging serba tipis-tipis namun bisa kuat. Karena prosesnya aluminium padat yang dipukul atau tempa. Bidang kontak dengan liner sedikit. Gesekannya ringan. Juga lebih Ringan, sehingga putaran mesin lebih ringan.
Sarwo Fikri Page 7