BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROSIDING PENELITIAN
PENGEMBANGAN DAN
PENERAPAN IPTEK
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN BLORA TAHUN 2012
8
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang,
penguasaan terhadap IPTEK menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari
lagi. Pengolahan sumber daya alam menjadi lebih efisien, baik dan
terkendali dengan adanya penguasaan IPTEK yang diimbangi dengan
SDM yang menjanjikan. Penelitian dan Pengembangan IPTEK mutlak
diperlukan untuk kemajuan sebuah peradaban.
Menyadari hal tersebut Pemerintah Kabupaten Blora dalam hal ini
Bappeda Kabupaten Blora bekerjasama dengan Perguruan – Perguruan
Tinggi serta Tim Jarlitbangrap IPTEK Kabupaten Blora melakukan
kajian/penelitian serta berusaha menginventarisasi hasil – hasil kreativitas
inovasi di masyarakat. Menghimpun data/Informasi tersebut ke dalam
Prosiding Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun
2012.
Kami menyadari bahwa penerbitan prosiding ini masih jauh dari
sempurna Kritik, masukan dan saran konstruktif sangat kami harapkan
demi kesempurnaan prosiding ini. Terakhir semoga Prosiding Penelitian
Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 ini mampu
menambah khasanah pengetahuan Anda.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Blora, Desember 2012.
KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA.
Ir. SAMGAUTAMA KARNAJAYA, MT
Pembina Tingkat I
Nip. 19640817 199003 1 009
9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
B. RUANG LINGKUP .................................................................................. 4
C. DASAR HUKUM ................................................................................... 4
D. TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................... 6
E. METODOLOGI ....................................................................................... 6
F. PELAPORAN .......................................................................................... 7
BAB II KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI
BAPPEDA KABUPATEN BLORA ...................................................... 8
A. LOMBA CIPTA TEKNOLOGI TEPAT GUNA ......................................... 8
B. HASIL LOMBA CIPTA TEKNOLOGI TEPAT GUNA .............................. 11
C. EKSPOSE KRENOVA KABUPATEN BLORA 2012 .................................. 30
D. PAMERAN PRODUK INOVASI ................................................................. 35
E. FORUM PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH ................................ 38
BAB III INVENTARISASI KAJIAN/PENELITIAN.......................................... 41
A. INVENTARISASI KAJIAN/PENELITIAN .................................................. 41
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 71
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 71
B. SARAN ................................................................................................ 72
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian dan pembangunan adalah dua hal yang sangat penting.
Setiap penelitian yang dilakukan digunakan untuk pembangunan.
Pembangunan yang berhasil didasarkan pada rekomendasi hasil
penelitian. Namun saat ini, baik penelitian maupun pembangunan belum
menjadi satu kesatuan yang saling menunjang hingga menjadi dua
kegiatan yang berjalan sendiri – sendiri.
Seiring kemajuan jaman dan teknologi yang makin melesat cepat,
kesadaran atas penelitian untuk pembangunan makin tinggi.
Pembangunan tidak hanya didasarkan pada perencanaan ala kadarnya
tetapi sudah terperinci dengan mempertimbangkan banyak hal. Disinilah
peran penelitian sebagai kunci perencanaan yang matang. Penelitian
terhadap data – data yang dibutuhkan serta kondisi di lapangan menjadi
poin penting untuk pembangunan yang baik karena tidak mungkin
merencanakan pembangunan tanpa menggunakan data yang terpercaya.
Hasil pengujian – pengujian, evaluasi dan tinjuan kembali terhadap
kegiatan pembangunan hanya dapat diketahui apabila penelitian
dilaksanakan. Maka dari itulah penelitian memegang peranan penting
dalam setiap pengambilan keputusan atau langkah – langkah yang akan
diambil dalam menentukan arah kebijakan pembangunan.
Sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan, penelitian harus
didukung dengan pengembangan. Hal ini ditujukan agar penelitian yang
dilakukan tidak berhenti begitu saja tetapi terus dilanjutkan dengan
pengembangan – pengembangan sehingga menjadi suatu hal yang
memberikan manfaat bagi masyarakat seiring pertumbuhan jaman.
Dalam rangka menjamin kualitas yang baik, kegiatan penelitian dan
pengembangan haruslah dilaksanakan oleh lembaga yang berkompeten,
tenaga yang profesional, sistem dan prosedur yang standar. Berdasarkan
pada hal – hal tersebut dibuatlah pedoman penyusunan program
11
kelitbangan yang tertuang dalam surat Menteri Dalam Negeri nomor
070/1082/SJ tanggal 28 Maret 2012. Dalam surat tersebut dijelaskan
secara terperinci tentang landasan penyelenggaraan kelitbangan di
lingkungan Kemendagri dan Pemerintahan Daerah.
Kelitbangan merupakan salah satu instrumen pembinaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kinerja organisasi dimana pelaksanaannya berdasarkan
visi, misi,strategi dan kebutuhan daerah. Kelitbangan dilaksanakan sesuai
arah dan kebutuhan perumusan kebijakan pemerintah dan sebagai sarana
penguatan inovasi.
Dalam rangka pemantapan program kelitbangan, pemerintah
daerah perlu mengambil langkah – langkah :
1. Pengarahan kegiatan kelitbangan berdasarkan visi, misi, strategi
dan kebutuhan daerah;
2. Penguatan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah
berbasis kelitbangan;
3. Penguatan inovasi daerah;
4. Mereposisi dan merevitalisasi peran dan fungsi lembaga
kelitbangan di daerah.
Selain mengambil langkah- langkah diatas, Pemerintah Daerah
perlu membangun budaya kreatif di masyarakat. Masyarakat perlu diajak
mengembangkan kebiasaan olah pikir sehingga masyarakat aktif
menciptakan pengetahuan dimana pengembangan pengetahuan ini dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup. Kebiasaan untuk berpikir kreatif akan
membuka peluang menghasilkan inovasi- inovasi baru.
Penyusunan program kelitbangan diperkuat dengan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) berbasis klaster. SIDa adalah keseluruhan proses
pengembangan inovasi yang melibatkan Perguruan Tinggi, pengusaha,
komunitas dan lembaga penelitian daerah dalam rangka memecahkan
permasalahan yang dihadapi masyarakat. SIDa berbasis klaster
merupakan upaya pengembangan klaster dengan Perguruan Tinggi,
pengusaha, komunitas dan lembaga penelitian daerah. Inovasi dalam
12
klaster diarahkan pada rekayasa sosial seperti perkuatan kelembagaan
klaster dan rekayasa teknologi seperti pengembangan teknologi tepat
guna.
SIDa dengan menggunakan pendekatan klaster diharapkan akan
membantu UMKM mencapai skala ekonomi optimum, memudahkan
transfer pengetahuan dan teknologi, menciptakan lingkungan kreatif untuk
menumbuhkan inovasi kerjasama, mendorong sinergitas dan
memudahkan pihak – pihak yang berkepentingan dalam fasilitasi dan
pembinaan UMKM. Keberhasilan klaster mempunyai daya ungkit bagi
pembangunan daerah.
Pengembangan klaster dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah. Pemilihan klaster tersebut didasarkan pada usulan masing –
masing Kabupaten/ Kota melalui Bappeda dengan mempertimbangkan :
aspek pengembangan teknologi dan prospek usaha yang cukup besar.
Dalam rangka memfasilitasi kebutuhan teknologi bagi pengembangan
klaster dengan Perguruan Tinggi sebagai penyedia teknologi, Balitbang
Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan 2 (dua) kali kegiatan kemitraan
klaster dengan Perguruan Tinggi. Hasilnya, tercipta 33 kesepakatan
antara Perguruan Tinggi se- Jawa Tengah dan DIY dengan 35 klaster di
Jawa Tengah. Tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, Kabupaten Blora
didampingi oleh Universitas Negeri Semarang, Fakultas MIPA,
melaksanakan pelatihan dan pendampingan teknologi pemanfaatan
limbah kayu untuk alat peraga pendidikan di klaster Handicraft dan mebel.
Kabupaten Blora dengan kepadatan penduduk sebesar 458/km2
(BDA, 2012) ternyata masih belum mampu membangun budaya kreatif di
masyarakat. Miskinnya inovasi di Kabupaten Blora tercermin dari
sedikitnya partisipasi masyarakat terhadap Lomba Cipta Teknologi Tepat
Guna 2012. Selama sebulan pendaftaran dibuka hanya 7 (tujuh) proposal
yang masuk ke panitia. Meski demikian ke tujuh proposal yang masuk
tersebut perlu diapresiasi karena hasil inovasi yang dihasilkan bervariasi.
Ke depan Pemerintah Kabupaten Blora harus lebih bekerja keras
dalam membangun budaya kreatif di masyarakat. Sokongan program dan
13
kegiatan yang ada di dalam APBD Kabupaten Blora perlu terintegrasi
dengan keinginan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam berpikir kreatif.
Sepanjang tahun 2012 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Blora melalui bidang Penelitian Pengembangan
dan Statistik telah menjalankan banyak program penelitian dan
pengembangan secara swakelola maupun bekerjasama dengan
Perguruan – Perguruan Tinggi lokal. Selain itu pelaksanaan Lomba Cipta
Teknologi Tepat Guna Tahun 2012 yang diselenggarakan juga merupakan
langkah maju Bappeda untuk menjembatani ketersediaan penyedia
teknologi dengan kebutuhan masyarakat akan teknologi.
B. RUANG LINGKUP
Lingkup spasial penyusunan Laporan Penelitian, Pengembangan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi meliputi wilayah
Kabupaten Blora, sedang secara substansial dibagi menjadi tiga bagian :
a. Inventarisasi kegiatan penelitian yang dilaksanakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah, Lembaga/Instansi Vertikal maupun Perguruan
Tinggi yang ada di Kabupaten Blora;
b. Inventarisasi kajian/penelitian yang dilaksanakan perorangan/
kelompok baik yang dibiayai secara pribadi maupun instansi
masing-masing;
c. Inventarisasi Teknologi Tepat Guna/ Kreativitas Inovasi Masyarakat
(Krenova), yakni mencakup semua hasil kreativitas dan inovasi
yang dilakukan oleh individu, kelompok dan atau masyarakat di
bidang teknologi baik bersifat konseptual dan atau penerapannya.
C. DASAR HUKUM
Landasan hukum penyusunan Laporan Penelitian Pengembangan
dan Penerapan IPTEK adalah :
1. Undang – Undang Dasar 1945 (Amandemen IV);
14
2. Undang – Undang nomor 18 Th. 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK;
3. Undang – Undang Nomor 32 Th. 2004 tentang Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Th. 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan Pengembangan oleh
Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang perizinan
melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan bagi perguruan
tinggi asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan
usaha asing dan orang asing yang mengatur tentang perizinan bagi
individual maupun lembaga asing yang akan melaksanakan
penelitian pengembangan di Indonesia;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2007 tentang
pengalokasian sebagian pendapatan badan usaha untuk
peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi
teknologi yang dirancang untuk memajukan pelaksanaan
pengembangan di lingkungan badan usaha nasional;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009 tentang perizinan
pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan
IPTEK yang beresiko tinggi dan berbahaya;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Th. 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota;
9. Surat Gubernur Jawa Tengah cq Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Jawa Tengah tanggal 29 Januari 2009
Nomor : 532.12/106 perihal Kreativitas dan Inovasi masyarakat
(Krenova);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 8 Th. 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten
Blora 2010 – 2015;
15
D. TUJUAN DAN SASARAN
Penyusunan buku Laporan Prosiding kegiatan Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan IPTEK ini bertujuan menghimpun seluruh
kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan Lembaga
Pusat, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, maupun Perguruan Tinggi
serta instansi se- Kabupaten Blora, baik yang dibiayai dari APBN, APBD
Prov maupun APBD Kabupaten menginventarisasi kreasi dan inovasi
masyarakat tentang Teknologi Tepat Guna (TTG) serta seluruh kegiatan
penelitian yang dilakukan mahasiswa/pegawai atas nama pribadi maupun
lembaga.
Adapun sasaran dari penyusunan Prosiding Hasil-Hasil Penelitian
Pengembangan Dan Penerapan IPTEK adalah tersedianya data
mengenai hasil-hasil penelitian, kajian serta teknologi tepat guna kreasi
masyarakat yang ada di Kabupaten Blora serta meningkatkan koordinasi
antar anggota jaringan penelitian.
E. METODOLOGI.
Pengumpulan data untuk penyusunan Prosiding Penelitian
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Litbangrap IPTEK) ini dilakukan berdasarkan jenis data dan informasi
berikut ini :
a. Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengisian blangko dan format –
format yang telah disediakan, wawancara, survey serta
dokumentasi foto di lapangan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data publikasi yang diperoleh melalui
inventarisasi data yang telah disusun oleh lembaga-lembaga
yang berkompeten, misalnya Badan Pusat Statistik Kabupaten
Blora, lembaga-lembaga penelitian, universitas, dan lain-lain.
16
F. PELAPORAN
Buku Prosiding Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK ini
terangkum dalam Empat Bab :
BAB PERTAMA : Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Ruang Lingkup,
Dasar Hukum, Tujuan dan Sasaran, Metodologi dan
Pelaporan;
BAB KEDUA : Kegiatan Penelitian dan Pengembangan di Bappeda
Kabupaten Blora, meliputi pelaksanaan Lomba Cipta
Teknologi Tepat Guna Tahun 2012 serta
keikutsertaan Kabupaten Blora pada Pameran
Produk Inovasi di Semarang;
BAB KETIGA : Kajian Penelitian di Kabupaten Blora;
BAB KEEMPAT : Penutup berisi kesimpulan, dan saran/rekomendasi
serta lampiran - lampiran.
17
BAB II
KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DI BAPPEDA KABUPATEN BLORA
A. Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna
Salah satu cara Pemerintah Daerah Kabupaten Blora dalam
menumbuhkan budaya kreatif dan inovatif adalah dengan
menyelenggarakan sebuah ajang kreatifitas dalam berinovasi yang
ditujukan untuk masyarakat luas. Melalui ajang Lomba Cipta Teknologi
Tepat Guna 2012 diharapkan mampu menjembatani penyedia teknologi
dengan pihak yang membutuhkan teknologi agar terjalin komunikasi dua
arah antara keduanya sehingga mampu memecahkan masalah yang
selama ini terjadi. Penyelenggaraan Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna
2012 juga diharapkan mampu memajukan iklim penelitian, penemuan dan
pengembangan ilmu dan teknologi baik dasar maupun terapan yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Kabupaten Blora. Juara 1 – 3
Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna 2012 beserta dengan kreatifitas dan
inovasi lainnya yang mempunyai prospek bagus untuk dikembangkan,
diikutsertakan dalam Lomba Krenova tingkat Jawa Tengah 2013.
Maksud dilaksanakannya Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna
adalah memberikan penghargaan kepada masyarakat Blora secara
individu maupun kelompok yang telah berhasil sebagai penemu atau
pengembang dan karyanya secara nyata sudah diterapkan, teruji dan
terbukti kemanfaatannya. Tujuan penyelenggaraan Lomba Cipta
Teknologi Tepat Guna :
1. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk
berbudaya kreatif dan inovatif dalam bidang IPTEK terutama
penerapan teknologi tepat guna di masyarakat.
2. Terciptanya produk unggulan yang mampu bersaing di pasar
3. Terjalinnya komunikasi yang baik antara masyarakat, lembaga
pendidikan, penelitian, pemerintah dan dunia usaha.
18
Sasaran yang ingin dicapai atas penyelenggaraan lomba ini adalah :
1. Terciptanya kesadaran untuk berinovasi dan berkreasi di
segala bidang
2. Tercapainya peningkatan produktifitas masyarakat dalam
bidang inovasi
3. Mendorong kepedulian pemerintah daerah, lembaga penelitian,
lembaga pendidikan dan dunia usaha terhadap IPTEK
4. Terciptamnya produk – produk baru yang bernilai jual tinggi dan
berdaya saing.
Lomba Cipta TTG ini terbuka untuk masyarakat umum baik individu
maupun kelompok, sekolah dan organisasi lain yang merupakan
masyarakat Blora asli. Adapun kategori bidang perlombaan meliputi :
1. Pertanian dan pangan
2. Energi
3. Kesehatan, obat – obatan dan kosmetika
4. Rekayasa dan manufaktur
5. Kelautan dan perikanan
6. Kerajinan dan industri rumah tangga
7. Kemasyarakatan dan kemanusiaan
8. Pendidikan
Lomba Cipta TTG sendiri menetapkan kriteria lomba sebagai
berikut :
1. Merupakan hasil kreativitas dan inovasi yang telah diaplikasikan
dan dapat diterapkan di daerah lokasi calon penerima maupun
daerah lainnya.
2. Keasliannya dijamin dan mengacu pada standar yang
ditetapkan.
3. Mudah diseminasikan kepada masyarakat luas.
19
4. Teknologinya dapat diaplikasikan dalam skala industri rumah
tangga.
5. Bahan baku yang digunakan berbasis lokal.
6. Nilai investasi teknologi dan manajemen terjangkau.
7. Mempunyai manfaat yang berkelanjutan
Pelaksanaan lomba ini dibuka dengan pendaftaran mulai tanggal
28 Mei – 30 Juni 2012. Adapun bentuk penghargaan adalah :
1. Semua peserta yang lolos verifikasi menerima sertifikat
keikutsertaan Lomba Cipta TTG tahun 2012 dari Bupati Blora.
2. Penghargaan dari Bupati Blora diserahkan pada Lomba Cipta
TTG Kabupaten Blora.
3. Kepada para penemu/ inovator tersebut diberikan penghargaan
dari Bupati Blora berupa :
a. Uang pembinaan sebesar Rp 3.000.000,00 + Piagam
Penghargaan + Piala untuk Juara 1.
b. Uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,00 + Piagam
Penghargaan + Piala untuk Juara 2.
c. Uang pembinaan sebesar Rp 1.500.000,00 + Piagam
Penghargaan + Piala untuk Juara 3.
d. Uang pembinaan sebesar Rp 1.000.000,00 + Piagam
Penghargaan + Piala untuk Juara Harapan 1.
e. Uang pembinaan sebesar Rp 750.000,00 + Piagam
Penghargaan + Piala untuk Juara Harapan 2.
f. Uang pembinaan sebesar Rp 500.000,00 + Piagam
Penghargaan + Piala untuk Juara Harapan 3.
4. Juara 1 – 3 diikutsertakan pada Pameran Produk Inovasi di
Semarang tanggal 6 – 8 September 2012 serta diusulkan untuk
lomba KRENOVA tingkat Jawa Tengah tahun 2013.
2
0
a. Penilaian dilakukan oleh Tim yang terdiri dari unsur:
1) Pakar yang berkaitan dengan temuan.
2) Kalangan Dunia Usaha Kabupaten Blora.
3) SKPD Terkait.
4) Tim Bappeda Kabupaten Blora.
Penilaian dalam Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna Tahun 2012
meliputi :
Penilaian administrasi
Penilaian Substansi
Verifikasi lapangan
B. Hasil Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna
Melalui serangkaian penelitian administrasi dan substansi berhasil
lolos 7 peserta yang diverifikasi lapangan yakni :
1. Remote Handphone (mematikan dan menghidupkan lampu
rumah,mematikan kendaraan bermotor) dari SMK Migas Cepu
2. Rancang Bangun Mobil Mini yang Efisien 25 cc dari STTR
Cepu
3. Penyaring Air Seri Secara Sederhana dari Kelurahan Mlangsen
4. Continous open(Alat Pengering) dari SMK Khatolik Blora
5. Nugget Ulat Penggulung Daun Pisang Mencegah Defisiensi
Gizi Otak Anak dari SMK 1 Muhammadiyah Blora
6. Minuman Ringan Nata De Genjer Mencegah Kanker Kolon dari
SMK 1 Muhammadiyah Blora
7. Snack Talas dari UD Rendra Jaya Cepu
Selama 2 hari berturut – turut mulai tanggal 6 – 7 Agustus 2012
dilaksanakan penilaian lapangan. Di sinilah pihak juri melakukan penilaian
sehubungan dengan inovasi dan kreatifitas yang dilombakan. Penilaian
didasarkan pada poin – poin yang telah disusun sebelumnya.
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 12
Tabel Kriteria Penilaian Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna 2012
NO KRITERIA UNSUR BOBOT Range Nilai TOTAL
1 2 3 4 5 RATA - RATA NILAI x
BOBOT
1 Orisinalitas Pengembangan ide orang lain
20
Asal usul ide temuan
2 Penerapan di Masyarakat
Sedang dipersiapkan implementasi industri 25
Dipakai dalam skala terbatas
3 Manfaat Penerapan bahan baku lokal
35
. Peningkatan proses produksi
Pemanfaatan produk
4 Keberlangsungan Prospek pengembangan
20
Kemelimpahan bahan baku
berorientasi kebutuhan masa depan
TOTAL SKOR
13
Dengan penjurian yang ketat berhasil diperoleh juara :
1. JUARA I
SMK MIGAS CEPU
Tim Pelaksana
Tim pelaksana penelitian ini adalah :
Penanggung jawab : Kepala SMK Migas Cepu Ir. Djaswadi MSc
Pembina : Heru Kasiyanto, S.Kom
: Zaenal Arifin, ST
: Eko Budio Santoso, ST
: Indyarti Setyowati, S.Pd
Pelaksana : Siswa Elektronika Industri (EKI)
Spesifikasi
Spesifikasi teknis untuk alat meliputi bahan- bahan antara lain :
1. Penerangan Lampu Rumah
Handphone : 2 buah
Relay DPDT 12V : 1 buah
Remote Handphone (Mematikan dan Menghidupkan lampu rumah,Mematikan
kendaraan bermotor)
14
Relay SPDT 12V : 2 buah
Transistor BD 139 : 2 buah
Resistor 10k, 2k2 : 2 buah
Sensor LDR : 2 buah
Kabel DC : secukupnya
Kabel AC : secukupnya
Adaptor 12V : 1 buah
2. Alarm Kendaraan Bermotor
Handphone : 1 buah
Relay DPDT 12V : 1 buah
Relay SPDT 12V : 1 buah
Dioda 1N4001 : 3 buah
Sensor LDR : 1buah
Limit switch : 1 buah
Transistor BD 139 : 1 buah
Resistor 10k, 2k2 : 1 buah
Kabel DC : secukupnya
Fungsi Alat
1. Kontrol Penerangan Lampu
Menyalakan dan mematikan lampu rumah tangga dengan
menggunakan HP, apabila kita sedang bepergian ke luar
kota dan keadaan rumah kosong dan penerangan pun tidak
ada pengatur
Kelebihan alat ini terdapat pada faktor ini, sehingga lampu
rumah tangga dapat di kontrol jarak jauh dengan
menggunakan HP sehingga lampu rumah dapat menyala
dan mati dengan HP
2. Alarm motor
Motor dapat dimatikan dari jarak jauh menggunakan HP
15
Misalkan motor di curi orang, maka kita dapat mematikan
mesin motor secara mendadak dan alarm/klakson juga akan
menyala terus menerus sebelum di tekan tombol reset
Cara Kerja
1. Kontrol Lampu Rumah dengan Handphone
Menyalakan dan mematikan lampu dengan handphone
Alat ini menggunakan 2 buah handphone dan kartu perdana
dengan masa aktif yang lama dan 2 sensor LDR sebagai
sensor cahaya selain itu juga menggunakan beberapa relay
sebagai pengunci dan transistor BD 139 sebagai penguat
Alur kerja alat ini apabila salah satu handphone yang sudah
di pasangi LDR sebagai sensor ON (lampu menyala) di
miscaal dan handphone menyala sehingga LDR mendapat
cahaya dan rangkaian relay dapat mengunci sehingga
lampu rumah yang sudah terhubung ke rangkaian relay
dapat menyala
Untuk mematikan lampu rumah tersebut dapat di miscall
dengan handphone yang lain yang sudah terpasangi LDR
sebagai sensor OFF (lampu mati)
Saat handphone tersebut di misscall maka handphone yang
akan menyala dan LDR mendapat cahaya sehingga
rangkaian relay yang lain akan bekerja dan akan melepas
pengunci pada rangkaian relay pengunci sehingga lampu
akan mati
2. Alarm Motor
Alarm ini menggunakan 1 buah handphone dan kartu
perdana yang masa aktifnya cukup lama
Selain itu menggunakan komponen utama yaitu sensor LDR
karena alarm ini memanfaatkan cahaya dari handphone saat
di telpon, sehingga LDR dapat menangkap cahaya dari
handphone saat di misscall/telpon sehingga rangkaian alarm
16
yang terdiri dari relay dan transistor BD 139 sebagai penguat
saat LDR mendapat cahaya sehingga relay bisa mengunci
dan output akan menyala (klakson atau alarm lain). Klakson
atau alarm akan menyala terus menerus tanpa henti dan
mesin motor akan mati secara mendadak
Untuk mematikan alarm atau klakson syaratnya LDR harus
sudah tidak mendapatkan cahaya dari handphone dan limit
switch yang berfungsi sebagai tombol reset harus di tekan
barulah klakson atau alarm dapat berhenti dan motor bisa
dijalankan kembali.
Pengembangan Alat Selanjutnya
1. Penerangan Lampu Rumah
Bisa digunakan untuk membuka pagar secara otomatis
2. Alarm Motor
Motor bisa dilacak keberadaannya menggunakan GPS jadi
keberadaan motor dapat diketahui.
Total nilai yang diperoleh : 2.277,50
17
2. JUARA 2
SMK MUHAMMADIYAH 1 BLORA
Kandungan protein yang berpengaruh untuk mencegah defisiensi gizi
otak adalah asam amino. Asam amino berfungsi; sebagai penyusun
protein serta enzim, sebagai kerangka dasar sejumlah senyawa penting
dalam metabolisme (terutama vitamin ,hormon, dan asam nukleat) serta
pengikat logam penting yang diperlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor).
Alat
Ulek dan cobek
Baskom
Penggorengan
Sendok
Loyang atau cetakan berbentuk mainan
Bahan
Ulat penggulung daun pisang 500 gram
Telur 1 butir
Tepung roti 1 ons
Tepung panir secukupnya
Merica secukupnya
Nugget Ulat Penggulung Daun Pisang Mencegah Defisiensi Gizi Otak Anak
18
Garam secukupnya
Gula pasir secukupnya
Bawang putih 1 siung
Tepung pati 1 ons
Kesimpulan Penelitian
Mengenalkan alternatif olahan pangan protein tinggi yaitu nugget
dengan bahan dasar ulat penggulung daun pisang.
Mengetahui kandungan proksimat ulat penggulung daun pisang
asam amino lisin dan asam glutamat yang mampu mencegah
defisiensi gizi otak anak.
Total nilai yang diperoleh : 2.080,00
19
3. JUARA 3
SMK MUHAMMADIYAH 2 BLORA
Mengenalkan dan mengolah tanaman genjer sebagai alternatif
minuman ringan kaya akan serat yang diharapkan mampu mencegah
kanker kolon.
Kandungan yang ada pada tanaman Genjer
Flavonoid berguna untuk mengurangi aktivitas radikal hidroksi,
anion superoksida dan radikal peroksida lemak.
Polifenol berkhasiat sebagai antioksidan, antimikroba dan
menurunkan kadar gula.
Alat
Blender
Saringan
Loyang/ Baki persegi
panjang
Panci
Kompor
Pengaduk
Pisau
Sendok
Gelas Ukur
Timbangan Analitik
Koran
Karet Pengikat
Nata De Genjer Mencegah Kanker Kolon
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 20
Bahan
Tanaman genjer 500gr
Gula pasir 50gr
ZA 0,8gr
Asam Sitrat 0,8gr
Asam Cuka Glasial 96%/ 5 ml
Starter bibit nata Acetobacter xylium 200ml
Air secukupnya
Kesimpulan
Mengenalkan tanaman genjer yang kaya akan serat diolah
sebagai minuman ringan nata de genjer.
Mengetahui kandungan gizi terutama kandungan serat
diantaranya sellulosa, hemisellulosa, dan lignin yang mampu
mencegah kanker kolon.
Total nilai yang diperoleh : 2.020,83
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 21
4. Juara 4
UD Rendra Jaya Cepu
Pembuatan snack talas ini dimaksud untuk meningkatkan produk
olahan talas agar lebih bervariasi dan berharga jual tinggi. Sampai sejauh
ini snack talas masih merupakan produk rumahan dengan kapasitas
produksi yang terbatas.
Bahan Dasar :
Talas 1 kg (kukus)
Tepung beras 200 grm
Tepung tapioca 250 grm
Kelapa parut 1 butir
Bumbu :
Bawang putih 5 siung (haluskan)
Ketumbar 2 sendok makan
Garam 2 sendok teh
Gula halus 1 sendok teh
Daun seledri 2 sendok makan (cincang kasar)
Royco 1 saset
Snack Talas
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 22
Cara Membuat :
Kupas kulit talas, lalu cuci hingga bersih. Kukus selama 1 jam.
Ditempat terpisah campur tepung beras dan kelapa parut, kukus
selama 25 menit. Siapkan wadah untuk mencampur talas yang
sudah dikukus dengan tepung beras, tapioca dan kelapa parut
yang juga dikukus tadi. Campurkan semua bahan. Aduk adonan
sampe kalis. Tambahkan perasa. Setelah itu adonan siap digiling
tipis, dipotong – potong dan digoreng.
Prospek Pengembangan Produk
Untuk kedepannya akan dimaksimalkan dalam hal inovasi rasa
bentuk dan kemasan keripik talas ini agar lebih menjual.
Total nilai yang diperoleh : 1.958,33
`
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 23
5. Juara 5
STTR Cepu
Proses Kerja
Secara garis besar mobil mini sama dengan mobil mini lainnya
yang menggunakan body dan chasis, karena mobil mini ini merupakan
kendaraan kecil yang digunakan untuk upaya efisiensi bahan bakar
karena meminimalisir beberapa komponennya serta mempertimbangkan
beberapa aspek yang akan terjadi misalnya pada berta kendaraan
tersebut. Namun Mobil Mini ini mempunyai desain body yang aerodinamis
serta hanya beroda tiga.
Data Spesifikasi mobil mini :
Spesifikasi Mobil Mini :
Panjang : 1750mm
Lebar : 800mm
Tinggi : 800mm
Berat kosong : 90 kg
Rancang Bangun Mobil Mini yang Efisien 125 cc
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 24
Mesin
Tipe : 4 langkah, SOHV, Pendingin Udara
Volume langkah : 125 cc
Diameter x langkah : 50 x 49,5mm
Perbandingan kompresi : 9,0 : 1
Torsi maksimum : 6000rpm
Kapasitas oli pelumas : 0,8 liter
Bahan bakar : bensin
Kopling otomatis :ganda, otomatis sentrifugal, tipe basah
Transmisi : manual, 4 kecepatan
Sistem pengapian : AC – CDI, Magneto
Busi : NGK C6HSA
Starter : pedal dan electrik
ACCU : 12 Volt, 3.5Ah
Total nilai yang diperoleh : 1.925,00
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 25
6. Juara 6
SMK Katolik Santo Pius Blora
Proses dan Cara Kerja
1. Pemberian minyak pelumas pada poros – poros bantalan mesin
dan poros-poros putar mesin sehingga terjadi nya kekeringan
karena uap panas dari mesin, hal ini sebaiknya dilakukan
sebelum dan sesudah pemakaian mesin
2. Atur kemiringan mesin continous oven untuk mengatur lama
atau lambatnya proses pengeringan bahan dengan disesuakan
tingkat kekeringan bahan
3. Melakukan pemanasan atau preeheating proces terlebih dahulu
sekitar 5 – 8 menit guna mencapai suhu ruangan chamber 90-
100 derajat
4. Membatasi jumlah bahan yang akan dikeringkan anatar
100kg/jam
5. Lakukan pemutaran tanpa api sesudah peng-oven-an untuk
menghindari adanya bahan yang tertinggal pada mesin oven
sampai bahan keluar semua
Continous open (Alat Pengering)
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 26
6. Lakukan pembersihan dengan mencopot tiap bagian dari mesin
bila diperlukan
7. Pengepakan dilakukan setelah bulir – bulir menjadi dingin- uap
air yang tertinggal menguap pada suhu kamar, untuk
menghindari kontaminasi uap air yang tersisa yang bisa
mengakibatkan amonisasi bahan sehingga tidak berbau
Total nilai yang diperoleh : 1.785,83
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 27
7. Juara 7
Penyaring Air Seri Secara Sederhana dari Kelurahan Mlangsen
Spesifikasi Teknis
Alat yang digunakan terdiri dari
1. Pralon
2. Tabung penampungan
3. Bak penampungan
4. Kain pembersir dan penyaring
5. Pompa air
6. Kran, pembuka penutup
7. Kabel
Proses dan Cara Kerja
Air yang diambil dari sumber mata air/ sumur, telaga danau dengan
menggunakan pompa menyedot dimasukkan dalam bak penampungan,
dari bak penampungan dibiarkan beberapa saat agar mengendap.
Nampak jernih diendapkan lagi pada bak penampungan baru pompa
disalurkan lewat penyaringan yang didesain sesuai posisi dan kondisi
tempat tinggal kita atau posisi yang sesuai dengan tempat penyimpanan
air dan penampungan agar dapat tertata rapi dan efisien.
Total nilai yang diperoleh : 2.277,50
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 28
Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah dilaksanakan
pada tanggal 29 Agustus 2012, bertempat di ruang pertemuan lantai II
Bappeda Kabupaten Blora. Acara dibuka oleh Kepala Bappeda
Kabupaten Blora dilanjutkan sambutan Bapak Bupati Blora. Penyerahan
hadiah berupa piala, piagam dan uang pembinaan diserahkan langsung
oleh Bupati Blora kepada para pemenang Lomba Cipta Teknologi 2012.
Sambutan Bupati Blora
Para Pemenang Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna 2012
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 29
;/‟
Ke depan, semangat untuk terus berkreatifitas dan berinovasi
masyarakat Kabupaten Blora agar terus didukung. Peran serta
Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Sekolah, Pihak terkait dan
masyarakat untuk kemajuan Kabupaten Blora agar lebih dimaksimalkan
lagi.
Penyerahan Hadiah Pemenang Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna 2012
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 30
C. Ekspose Krenova Kabupaten Blora 2012
Bersamaan dengan dilaksanakannya pengumuman dan
penyerahan hadiah bagi pemenang Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna
2012, tanggal 29 Agustus 2012 bertempat di halaman gedung Bappeda
Blora jalan Gor nomor 10 Blora berhasil diselenggarakan Ekspose
Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (KRENOVA) Kabupaten Blora. Acara
ini ditujukan untuk mengapresiasi segala jenis kreatifitas dan inovasi yang
ada di masyarakat Kabupaten Blora. Puluhan stan ditempati oleh
berbagai macam hasil kreativitas mulai dari : kerajinan gerabah, batik,
airbrush, fotografi, makanan ringan, barongan dan tujuh stan diantaranya
ditempati oleh finalis lomba Cipta Teknologi Tepat Guna 2012.
Dimeriahkan pula penampilan dari band – band sekolah serta penampilan
dari masyarakat Blora yang ikut berpartisipasi dalam rangkaian Ekspose
KRENOVA 2012.
Blora Jeep Comunity (BJC)
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 31
Nank Costum (Seni airbrush)
Blora Photographi Club (BPC)
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 32
Edu Toys (Alat Peraga Pendidikan )
Kerajinan Keramik dari Ds. Balong Kec. Jepon
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 33
Kerajinan Barongan Bapak Gacuk
Aneka Batik
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 35
D. Pameran Produk Inovasi
Dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
yang ke-17 digelar Pameran Produk Inovasi (PPI) pada 6-8 September di
New PRPP Convention Centre, Semarang, Jawa Tengah.
Penyelenggaraan PPI telah memasuki tahun ke-4 sejak kali pertama
dilaksanakan tahun 2009. Acara dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah,
Bapak Bibit Waluyo dan diikuti oleh 72 instansi dari berbagai daerah yang
menempati 109 stand meliputi 6 Kementerian dan Lembaga, 16 SKPD
Propinsi Jawa Tengah, 25 Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah, 6
Perguruan Tinggi, dan 19 Pelaku Usaha pelaksanaan PPI tergolong
lancar. Penyelenggaraan PPI merupakan salah satu agenda untuk
memberikan kesempatan kepada siswa – siswi berprestasi, Peneliti,
hingga perusahaan swasta untuk ikut andil dalam menjunjung kemajuan
teknologi bangsa.
Tema yang diusung dalam penyelenggaraan PPI 2012 adalah
“Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Rekayasa Teknologi
untuk Mewujudkan Masyarakat Jawa Tengah Semakin Sejahtera”.
Adapun tujuan diselenggarakannya PPI adalah:
1. Mengenalkan Inovasi Produk baru kepada masyarakat;
2. Meningkatakn kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
dipamerkannya inovasi- inovasi baru yang telah tercipta
sebagai solusi teknologi terapan;
3. Memudahkan masyarakat untuk memperoleh solusi yang
tepat terhadap permasalahan-permasalahan teknologi yang
tengah dihadapi;
4. Sebagai ajang penghargaan terhadap produk- produk yang
diciptakan generasi muda Indonesia;
5. Meningkatkan nilai jual produk yang dihasilkan oleh
perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun
perusahaan swasta;
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 36
6. Memberi kesempatan kepada pengusaha/perusahaan untuk
mendapatkan konsumen yang tepat atas produk yang
dihasilkan;
7. Meningkatkan perekonomian Jawa Tengah.
Kabupaten Blora selaku salah satu peserta PPI tidak
ketinggalan untuk ikut menampilkan kreatifitas serta inovasi yang ada.
Menampilkan hasil kreatifitas dan inovasi dari juara Lomba Cipta
Teknologi Tepat Guna 2012 serta kreatifitas dan inovasi lainnya seperti,
batik, kerajinan keramik, bonggol jati, hasil olahan pangan dan lainnya.
Keikutsertaan Kabupaten Blora pada PPI 2012 adalah yang pertama
kalinya, sehingga masih banyak evaluasi yang harus dilakukan agar
keikutsertaan tahun – tahun selanjutnya lebih baik lagi.
Inovasi Becak Hybrid dikembangkan Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Jateng bersama dengan Akademi Teknologi Mesin Indonesia (ATMI) Solo dan Viar.
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 38
E. Forum Pengembangan Ekonomi Daerah (FPED)
Kemajuan ekonomi di daerah tidak hanya mengandalkan
sumber daya alam namun penguasaan sumber daya manusia dalam
mengolah ketersediaanya. Mengandalkan sumber daya alam tidak lagi
menjadi pilihan utama karena sumber daya alam akan habis. Berpikir
kreatif untuk memanfaatkan bahan baku selain yang ada di alam
menjadi poin penting, terlebih bila mampu menciptakan kreatifitas/
inovasi dengan memanfaatkan limbah yang ada. Pemerintah
Kabupaten Blora berupaya meningkatkan budaya kreatif di
masyarakat, berkerjasama dengan klaster- klaster yang ada di wilayah
Blora untuk berkembang dan maju bersama dalam meningkatkan
ekonomi daerah. Dalam hal ini dibentuklah Forum Pengembangan
Ekonomi Daerah (FPED) dibawah koordinasi Bappeda dengan
stakeholder eksekutif, legislatif, DPRD, LSM, Pengusaha dan Asosiasi
serta Perguruan Tinggi. Dasar hukum berdirinya FPED Kabupaten
Blora :
1. Surat Keputusan Bupati No. 050/1961/2003 tanggal 15
September 2003 tentang Pembentukan FPED Kabupaten
Blora;
2. Surat Keputusan Bupati Blora No. 603 tahun 2007 tanggal 12
April 2007 tentang Penetapan Susunan Pengurus FPED
Kabupaten Blora.
Tugas FPED :
1. Mengidentifikasi potensi unggulan ekonomi daerah
2. Mengidentifikasi permasalahan dan memecahkan
permasalahn di bidang ekonomi daerah
3. Memfasilitasi pengembangan Business Development Service
(BDS)/ jasa pengembangan usaha dalam rangka membantu
kemandirian pelaku usaha
4. Mengupayakan pemberdayaan masyarakat melalui tindakan
terpadu yang berbasis pada ekonomi kerakyatan yang
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 39
menitikberatkan pada bidang UKM/IKM, Bahan Galian Gol C,
Pertanian dan Pariwisata
5. Mengembangkan jaringan strategis dalam rangka penguatan
ekonomi kerakyatan melalui dan pemasyarakatan inovasi dan
teknologi
6. Memperkuat kemandirian forum dan klaster dalam usaha-
usaha ekonomidan pengembangan SDM yang dikelola secara
profesional dan produktif
7. Menjalin kerjasama dengan Forum for Economic Development
and Employment Promotion (FEDEP) Kabupaten/Kota lain
dalam upaya pemberdayaan klaster/kawasan
8. Mempromosikan potensi unggulan yang ada di Kabupaten
Blora khususnya klaster/kawasan
9. Pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia UKM/IKM, pertanian dan pariwisata yang mampu
menciptakan kesempatan lapangan kerja baru
Fungsi FPED :
1. Mempertemukan para stakeholder untuk berdiskusi tentang
pengembangan ekonomi daerah
2. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan pengembangan
ekonomi lokal
3. Mengembangkan visi umum diantara para stakeholder tentang
masa depan Kabupaten Blora
4. Memberi masukan kepada Pemerintah Daerah tentang
formulasi kebijakan dan pengembangan ekonomi daerah
Dalam kurun waktu pembentukan FPED hingga 2012 berhasil
dibentuk 6 POKJA :
1. Pokja Handicraft dan
Mebel
2. Pokja Pertanian
3. Pokja Pariwisata
4. Pokja Mineral dan Bahan
Tambang
5. Pokja Pangan Olahan
6. Pokja Batik
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 2
BAB III
KAJIAN/PENELITIAN DI KABUPATEN BLORA
F. INVENTARISASI KAJIAN/PENELITIAN
Dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan dan
pembangunan daerah, salah satu tugas berat yang diemban oleh
Pemerintah Daerah adalah berkenaan dengan pendayagunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanggungjawab ini sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Pasal 20 Ayat (1) UU Nomor 18 Tahun
2002 disebutkan bahwa :
“Pemerintah Daerah berfungsi menumbuhkembangkan
motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim
yang kondusif bagi pertumbuhan, serta sinergi unsur kelembagaan
sumberdaya, dan jaringan Iptek di wilayah pemerintahannya sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Iptek”. Dalam kapasitas ini, Pasal 21
Ayat (40), kembali ditegaskan bahwa : “Pemerintah Daerah perlu
membentuk Lembaga Litbang sebagai unit kerja Pemerintah
Daerah”.
Pemerintah Daerah dalam hal ini diwakilkan oleh
dinas/instansi terkait melaksanakan penelitian/kajian untuk
membantu mengumpulkan informasi/data di lapangan yang berguna
sebagai penentu arah kebijakan pemerintah serta sebagai bahan
kajian pendukung data lainnya. Keterkaitan dalam melaksanakan
penelitian tidak hanya dilaksanakan secara mandiri namun ada pula
yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Langkah kerjasama ini
diambil sekaligus sebagai salah satu upaya Pemerintah Daerah
dalam merangkul Perguruan Tinggi untuk bekerja secara bersama –
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 3
sama dalam membangun masyarakat yang sadar akan ilmu
pengetahuan.
Pada Tahun 2012 Bappeda Kabupaten Blora telah menjalin
kerjasama dengan Perguruan Tinggi Lokal seperti: Sekolah Tinggi
Teknik Ronggolawe Cepu (STTR Cepu), Sekolah Tinggi Agama
Islam Muhammadiyah Blora (STAIM Blora), Politeknik Kesehatan
Depkes Semarang Prodi Keperawatan Blora dan Sekolah Tinggi
Agama Islam Al Muhammad Cepu (STAI Al Muhammad Cepu)
dengan kegiatan kajian/penelitian yang berbeda sesuai dengan fokus
pendidikan pada Perguruan Tinggi tersebut. Dibawah ini disajikan
inventarisasi Kajian/Penelitian yang dilaksanakan selama tahun
2012.
Tabel III.1
INVENTARISASI KAJIAN/PENELITIAN SKPD TAHUN 2012
PENGARUH KERUSAKAN DRAINASE
TERHADAP INFRASTRUKTUR
NO JUDUL PENELITIAN / KAJIAN LEMBAGA/SKPD/
INSTANSI
1 Kajian Pengaruh Kerusakan
Drainase terhadap Infrastruktur
Jalan Tahun Anggaran 2012
BAPPEDA – STTR
CEPU
2 Strategi Pemetaan Formasi Guru
SMP/MTS Kabupaten Blora Tahun
2015 - 2020
BAPPEDA – STAI AL
MUHAMMAD CEPU
3 Pelaksanaan Program Sekolah
Gratis Di Kabupaten Blora
BAPPEDA – STAIM
4 Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Rokok Terhadap
Sikap Merokok Pada Pelajar SLTA
Di Kabupaten Blora
BAPPEDA – AKPER
5 Kajian Daya Dukung Air dan
Efisiensi Pengelolaan Sumber Daya
Alam Kabupaten Blora
BLH
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 4
Salah satu prioritas utama pembangunan Kabupaten Blora adalah
memujudkan kualitas sarana dan prasarana publik diantaranya
infrastruktur jalan. Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan jalan
adalah melindungi jalan dari permukaan dan air tanah dengan sistem
drainase. Salah satu penyebab kerusakan jalan adalah faktor keberadaan
air yang tidak didukung oleh faktor sistem drainase yang memadai. Jika air
tersebut tidak tertransfer dengan baik, maka air tersebut akan masuk ke
dalam lapis perkerasan aspal dan sedikit demi sedikit akan merusak lapis
di bawahnya. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh kerusakan
drainase terhadap infrastruktur jalan secara deskriptif kualitatif.
Analisis kondisi perkerasan menggunakan metode Pavement
Condition Index (PCI). Sedangkan analisis hubungan antara kondisi
drainase dan jalan dilakukan secara deskriptif kualitatif, yaitu menjelaskan
karakteristik objek penelitian dan metode berdasarkan teori- teori yang
relevan dengan judu dan ruang lingkup permasalahan penelitian. Ruas
jalan yang menjadi obyek penelitian adalah : Jalan Sorogo (413 m), Jalan
Gajahmada (730 m) dan Jalan Hayamwuruk (950 m) di Kecamatan Cepu,
Kabupaten Blora. Karakteristik jalan yang disurvei adalah : kemiringan
melintang jalan, dimensi saluran samping dan sedimentasi saluran.
Kesimpulan hasil analisis adalah :
1. Kondisi perkerasan obyek kajian mempunyai tingkat kerusakan
sedang dengan nilai rata- rata Pavement Condition Index (PCI) =
46
2. Secara umum, kondisi drainase permukaan jalan mempunyai
tingkat kerusakan sedang, baik secara fungsional maupun
konstruksi
3. Sedangkan kondisi drainase yang paling berpengaruh terhadap
kondisi jalan adalah dimensi saluran termasuk dalam hal ini
terjadinya perubahan fungsi dari terbuka menjadi tertutup
4. Pengaruh kondisi drainase permukaan yang paling dominan
adalah : genangan dan infiltrasi air. Sedangkan jenis kerusakan
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 5
jalan yang paling dominan akibat genangan dan infiltrasi adalah :
retak kulit buaya, pengelupasan lapis permukaan dan lubang.
Rekomendasi penanganan kerusakan drainase garis besarnya
adalah : pengembalian lagi fungsi saluran dari tertutup menjadi terbuka,
pemebersihan saluran dari endapan maupun penyumbatan, perbaikan
dimensi saluran, perbaikan konstruksi dan perbaikan kemiringan
melintang jalan. Retak kulit buaya : pemberian lapis tambahan,
penambahan parsial, penambalan parsial. Pengelupasan diatasi dengan
penghamparan lapis tambahan. Lubang : perbaikan permanen dengan
penambalan di seluruh kedalaman, perbaikan sementara dengan
membersihkan lubang dan mengisinya dengan campuran aspal dingin
khusus untuk tambalan.
STRATEGI PEMETAAN FORMASI GURU SMP/MTS
KABUPATEN BLORA TAHUN 2015-2020
Peranan guru dalam pendidikan sebagai salah satu faktor kunci
keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan. Masyarakat berharap
pendidikan hendaknya mampu memenuhi Standar Nasional Pendidikan
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 6
(PP 19 Tahun 2005) terutama standar tenaga pendidik yang memiliki
dampak positif terhadap peserta didik.
Ketimpangan komposisi guru di setiap sekolah akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Beberapa dampak
apabila kecukupan guru tidak terpenuhi maka akan berpengaruh terhadap
pencapaian baku mutu pendidikan yang ditandai antara lain : ratio guru
dengan siswa meningkat, beban mengajar guru bertambah, tidak
terpenuhinya standar pelayanan minimal pendidikan, ketidaklayakan guru
mata pelajaran meningkat. Demikian halnya bila kelebihan formasi guru
juga akan berdampak kurang baik antara lain kewajiban mengajar 24 jam
seminggu tidak terpenihu, inefisiensibelanja pegawai/guru.
Salah satu strategi untuk mengatasi ketimpangan pengadaan tenaga
pendidik (guru) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) adalah dengan melaksanakan pemetaan tenaga
pendidik sedini mungkin. Strategi untuk mendukung pemetaan formasi
guru antara lain:
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dioptimalkan sesuai
kebutuhan lokal dengan tetap mengacu Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006.
2. Penyusunan data base dilengkapi GISE (geografis Information
System Education)
3. Meningkatkan kualitas profesionalisme guru melalui
penyelenggaraan diklat dan workshop terapan, supervisi clinic.
4. Meningkatkan unit sekolah inti menjadi pusat studi.di masing-
masing wilayah kecamatan.
5. Akurasi penyajian kebutuhan formasi guru sebagai bahan usulan
dan pengambilan kebijakan bagi pemerintah maupun
penyelenggara pendidikan non pemerintah.
Adapun rekomendasi yang dapat disampaikan adalah:
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 7
1. Efektifitas regulasi yang berkaitan dengan perijinan pendirian
sekolah baru perlu diatur dalam peraturan daerah/peraturan
Bupati.
2. Sebagai faktor penunjang keberhasilan pendidikan, maka telaah
kebutuhan pembiayaan pendidikan daerah Kabupaten Blora
terkait dengan alokasi anggaran pendidikan sebagaimana
diamanatkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendididkan segera diwujudkan.
PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS
DI KABUPATEN BLORA
Bangsa ini telah melihat bahwa persoalan pemerataan
pendidikan ini merupakan permasalahan serius dan harus segera di
tangani. Hal ini tercermin dalam Perundangan tentang Pendidikan
Nasional diantaranya Pasal 31 (2) dalam UUD 1945 hasil Amandemen
menyebutkan bahwa: “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan Pemerintah Wajib Membiayainya”. Sementara Pasal 34 (2) UU
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 8
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan
bahwa: “Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar TANPA MEMUNGUT
BIAYA.” Dengan kata lain pemerintah dan pemerintah daerah menjamin
terselenggaranya wajib belajar secara gratis.
Pemerintah Daerah Kabupaten Blora bercita-cita untuk
menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun (SD/SMP dan SMA) secara
„gratis‟ dan telah menjadi salah satu Misi dari Bupati dan Wakil Bupati
Blora periode 2010-2014, yang berbunyi “ Mewujudkan pendidikan gratis
sampai tingkat SLTA”. (KPU Blora: 2010). Namun dalam perwujudannya
bukanlah tanpa kendala. Banyak faktor yang mempengaruhi
terlaksananya misi Sekolah Gratis ini.
Penelitian ini secara umum menggunakan metode kualitatif dimana
hasil-hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk analitis deskriptif
berupa konsep pendidikan gratis di Kabupaten Blora dan infentarisir
problematika mendalam yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Namun
dalam pengumpulan dan penyajian data digunakan sajian kuantitatif
dengan statistic deskriptif dan kuantitatif.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ROKOK
TERHADAP SIKAP MEROKOK PADA PELAJAR
SLTA DI KABUPATEN BLORA
Merokok merupakan kebiasaan masyarakat yang telah mengakar di
Indonesia, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Indonesia
menduduki peringkat ketiga perokok terbesar di dunia setelah Cina dan
India. Merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik diri sendiri
maupun orang lain. Pengetahuan dan sikap masyarakat terutama remaja
tentang rokok dan bahayanya bagi kesehatan sangat perlu digali dan
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 9
ditingkatkan untuk mengurangi jumlah perokok aktif maupun perokok
baru. Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan kesehatan.
Oleh karena itu dilakukan penelitian ”Pengaruh pendidikan kesehatan
tentang rokok terhadap sikap merokok pada pelajar SLTA di Kabupaten
Blora”. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan tentang rokok pada pelajar SLTA di Kabupaten
Blora setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang rokok melalui
metode ceramah dan diskusi. Tejadi perubahan sikap tentang rokok pada
pelajar SLTA di Kabupaten Blora setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang melalui metode ceramah dan diskusi.
Penyuluhan tentang dampak rokok terhadap kesehatan dengan
metode ceramah dan diskusi dapat dijadikan alternatif untuk menurunkan
jumlah perokok. Sehingga penyuluhan tentang dampak rokok terhadap
kesehatan perlu disampaikan pada pada seluruh lapisan masyarakat
terutama pada remaja. Bagi orang tua, dapat bekerjasama dengan para
guru dan pihak sekolah untuk meningkatkan perhatian pada remaja agar
perilaku yang dapat merugikan kesehatan seperti merokok dapat dicegah
sejak awal.Sebaiknya materi pendidikan kesehatan tentang rokok
disosialisasikan kepada guru agar para siswa mendapatkan penyuluhan
sejak dini dari guru masing-masing, sehingga perilaku merokok dapat
dicegah sejak awal.
KAJIAN DAYA DUKUNG AIR DAN EFISIENSI PENGELOLAAN
SUMBER DAYA ALAM KABUPATEN BLORA
Pengelolaan sumberdaya air memerlukan suatu konsepsi yang
jelas dan terarah. Keberadaan sumberdaya air sangat dikontrol oleh
aspek bio-geo-fisik. Untuk menyediakan, memanfaatkan, mengolah dan
melindungi sumberdaya air di suatu wilayah pengembangan, memerlukan
pertimbangan yang akurat akan ketersediannya, perilakunya, penerapan
metode eksplorasi, perhitungan potensi dan eksploitasi yang tepat.
Air tanah merupakan sumberdaya yang mempunyai peranan
penting pada masalah penyediaaan air bagi berbagai keperluan.
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 1
0
Kebutuhan akan air dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga air
tanah telah berubah menjadi barang bernilai ekonomis. Mengingat
peranan air tanah yang semakin vital dan strategis, maka pemanfaatan air
tanah harus memperhatikan kesinambungan dan kelestarian sumberdaya
itu sendiri.
Kegiatan pembangunan di suatu wilayah tidak akan terlepas dari
kebutuhan akan air. Tanpa tersedianya air yang mencukupi, maka akan
sangat mengganggu perkembangan pembangunan suatu wilayah dan
menghambat iklim investasi. Wilayah Kabupaten Blora secara fisiografis
terletak diantara Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Kendeng Utara
sebagian besar berupa daerah perbukitan yang tersusun oleh batuan –
batuan sedimen tua. Kondisi ini menyebabkan secara hidrogeologi potensi
air permukaan maupun air tanah di Kabupaten Blora relatif kurang.
Akibatnya beberapa daerah mengalami kekurangan air untuk memenuhi
kebutuhan dasar penduduknya.
Kesimpulan hasil analisis dan pembahasan :
1. Secara morfologi, daerah penelitian terdiri satuan perbukitan
dan satuan dataran aluvial. Satuan perbukitan membentuk
sistem air tanah tersendiri, terpisah dari sistem air tanah di
sekitarnya;
2. Secara litologi, daerah penelitian didominasi oleh batu pasir
berseling dengan lanau, sedangkan di bagian bawah tersusun
oleh lempung, lanau, dan pasir hasil proses aluvial;
3. Akuifer di daerah penelitian merupakan batu pasir sehingga
membentuk sistem akuifer antar bukit;
4. Kota Blora berpenduduk antara 500.000-1.000.000 termasuk
dalam kategori 2 (kota besar) dengan kebutuhan air bersih
untuk keperluan rumah tangga rata-rata 110liter/orang/hari;
5. Secara kuantitas air tanah, potensi air tanah di daerah penelitian
secara umum cukup. Namun perlu diperhatikan bahwa sistem
akuifer yang ada baik akuifer bebas maupun tertekan
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 1
1
mempunyai penyebaran terbatas sehingga imbuhan ke dalam
akuifer perlu di perhatikan bahkan kalau perlu ditingkatkan;
6. Secara kualitas air tanah di daerah penelitian termasuk dalam
air tawar yang netral dengan kualitas cukup baik;
7. Perbandingan antara kebutuhan dengan ketersediaan air
sebesar 1% yang berarti bahwa kebutuhan untuk kegiatan
domestik masih dapat disuply dari pengambilan air tanah.
Beberapa hal yang dapat disarankan berdasarkan penelitian ini:
1. Akuifer yang ada perlu dijaga kelestariannya, kawasan yang
menjadi kawasan lindung maupun kawasan resapan air perlu
mendapat perhatian yang serius sehingga sesuai dengan tata
guna lahan yang ada;
2. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air dengan ketersediaan
air tanah diperoleh hasil kebutuhan air sebesar 1% dari
ketersediaan dinamis;
3. Disarankan untuk tidak membuang limbah, zat kimia berbahaya
serta buangan lain ke daerah penelitian karena dapat
mencemari akuifer yang ada.
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 1
2
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan pada
Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Litbangrap Iptek) antara lain :
1. Pelaksanaan Lomba Cipta Teknologi Tepat Guna sangat
bermanfaat untuk kemajuan IPTEK di Kabupaten Blora;
2. Peran aktif masyarakat dengan mengikuti Lomba Cipta
Teknologi Tepat Guna 2012 menunjukan bahwa masyarakat
Kab. Blora tidak antipati terhadap teknologi;
3. Kreativitas dan inovasi masyarakat Kab. Blora tersebar dari
kerajinan keramik, desain baju, batik, barongan, airbrush,
makanan ringan dan masih banyak lagi;
4. Bekerjasama dengan 4 (empat) Perguruan Tinggi Lokal,
Sekolah Tinggi Teknik Ronggolawe Cepu (STTR Cepu),
Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Blora (STAIM
Blora), Politeknik Kesehatan Depkes Semarang Prodi
Keperawatan Blora dan Sekolah Tinggi Agama Islam Al
Muhammad Cepu (STAI Al Muhammad Cepu) dalam
melaksanakan Kajian/ Penelitian yang digunakan untuk
membantu memberikan data bagi pengambil keputusan;
5. Selama tahun 2012 berhasil diinventarisasi jumlah
penelitian/kajian/survey disertasi sebanyak 5 buah, tesis
sebanyak 10 buah, dan skripsi sebanyak 185 buah;
6. Peran Pemerintah Pusat dan Daerah masih belum maksimal
dalam mendukung, memfasilitasi, mengkoordinasikan dan
mendistribusikan hasil Krenova yang ada sehingga masyarakat
masih awam dengan hasil Krenova, selain itu hasil Krenova
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 1
3
belum sepenuhnya mampu menjawab permasalahan yang ada
di masyarakat;
7. Belum optimalnya tim jaringan Litbangrap Iptek yang ada dalam
bekerja sama serta saling memberikan informasi berkaitan
dengan hasil litbangrap Iptek yang ada di wilayah masing-
masing;
8. Komitmen kita bersama mengenai pentingnya kegiatan
Litbangrap Iptek Kabupaten Blora masih perlu ditingkatkan,
sehingga pada masa yang akan datang baik dana maupun
kegiatan kajian/ penelitian, pengembangan dan penerapan
Iptek bisa lebih ditingkatkan, hasilnya dapat diimplementasikan
dan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ada.
B. SARAN.
1. Bahwa permasalahan-permasalahan yang selama ini rutin kita
alami hendaknya perlu diidentifikasi akar permasalahan dan
dicarikan solusi pemecahannya, salah satunya dengan
melakukan kajian ataupun penelitian yang intensif;
2. Agar masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah, Lembaga
Perguruan Tinggi dan instansi yang melaksanakan kegiatan
penelitian mensosialisasikan hasil-hasilnya kepada masyarakat
luas;
3. Agar Pemerintah Pusat maupun Daerah bekerjasama dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang Iptek sehingga
tercipta inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi kehidupan;
4. Memaksimalkan peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam
menyokong, memfasilitasi dan medistribusikan hasil Litbangrap
Iptek agar mampu dimanfaatkan sesuai kebutuhan;
Prosiding Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK Tahun 2012 1
4
5. Teknologi dan informasi yang ada dikembangkan ataupun
disempurnakan kembali agar kinerjanya bisa lebih baik;
6. Klaster UMKM sebagai penggerak ekonomi masyarakat kecil
agar didukung dengan teknologi yang lebih baik agar
produksinya lebih banyak sehingga mampu meningkatkan
ekonomi masyarakat;
7. Memediasi kebutuhan pemakai teknologi dan pencipta teknologi
agar terjalin sharing kebutuhan yang tepat sasaran, dimana
produk teknologi yang dihasilkan dengan kebutuhan teknologi
tidak terbuang sia – sia.