Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
DAFTAR ISI
Halaman
1 ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG
DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO
Wiranti Sri Rahayu, Nunuk Aries Nurulita, Dyah Ayu Septianingrum
1
2 KAJIAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN
STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL SARAF RSUP Dr. M. DJAMIL
PADANG
Lassera Setriana, Surya Dharma, Suhatri
7
3 ANTIBAKTERI ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) THAILAND DAN
INDONESIA PADA Eschericia coli ATCC 8739 DAN Staphyllococcus aureus
ATCC 6538
Ichwan Ridwan Rais & Sanae Kaewnopparat
17
4 EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)
SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA MINYAK KRENGSENG
Ummi Muslimah & Any Guntarti
21
5 OPTIMASI KOMBINASI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA DENGAN
HERBA KEMANGI DALAM GEL SEBAGAI REPELAN NYAMUK Aedes
aegypti DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
Indri Hapsari Anwar Rosyadi Retno Wahyuningrum
31
6 PENGAMATAN SERABUT KOLAGEN PADA PROSES PENYEMBUHAN
LUKA DALAM SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BANDOTAN
(Ageratum conyzoides L.)
Ria Afrianti, Revi Yenti, Hervinna Monica
38
7 PENGARUH PEMBERIAN GEL DARI EKSTRAK METANOL DAUN
JARAK TINTIR (Jatropha multifida L) TERHADAP KEPADATAN SERABUT
KOLAGEN DAN JUMLAH ANGIOGENESIS DALAM PROSES
PENYEMBUHAN LUKA
Yuhernita, Juniarti, Aryenti
47
8 FORMULASI EMULGEL EKSTRAK ETANOL DAUN DEWA (Gynura
pseudochina (L.) DC) UNTUK PENGOBATAN NYERI SENDI TERHADAP
TIKUS PUTIH JANTAN
Revi Yenti, Ria Afrianti, Siti Qomariah
56
9 FORMULASI MASKER PEEL OFF EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI
(Cyperus rotundus L.) SEBAGAI ANTI JERAWAT
Farida Rahim & Dedi Nofiandi
64
10 OPTIMIZATION OF ACTIVATION TIME AND SODIUM HYDROXIDE
SOLUTION IN PRODUCING OF ACTIVATED CARBON FROM KELUWAK
SHELL (PANGIUM EDULE REINW)
Suryati, Henny Rachdiati, Gustan Pari, Mohd. Syafiq Abdullah, Ruhaiyem
Yahaya
74
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
11 MICROENCAPSULATION OF CARBAMAZEPINE WITH ALGINATE AS
COATING AGENT BY SOLVENT EVAPORATION METHOD
MIKROENKAPSULASI KARBAMAZEPIN DENGAN PENYALUT
ALGINAT MENGGUNAKAN METODE EMULSIFIKASI PENGUAPAN
PELARUT
Febriyenti, Addina Zafrul, Auzal Halim
79
12 FORMULASI GEL EKSTRAK PROPOLIS DARI SARANG LEBAH Trigona
itama (Cockrell) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP
Staphylococcus epidermidis
Fifi Harmely, Wilda,Yufri Aldi
88
13 PENGARUH EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG (Zea mays L)
TERHADAP KADAR KOLESTEROL MENCIT PUTIH JANTAN
HIPERKOLESTEROL
Rahmi Yosmar, Helmi Arifin, Risha Mustika
96
14 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN
MAKAN OBAT PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT
DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
Sefrianita Kamal & Esi Afriyanti
105
15 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL MENIRAN (Phyllantus
niruri L) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, RETIKULOSIT, KADAR
HEMOGLOBIN DAN NILAI HEMATOKRIT PADA MENCIT PUTIH
JANTAN
Yufri Aldi, Diza Artika dan Mimi Aria
110
16 POTENSI BUAH RIMBANG (Solanium torvum Swartz) SEBAGAI PENURUN
KADAR GLUKOSA DAN KOLESTEROL DARAH TIKUS DIABETES
Mimi Aria & Afdhil Arel
119
17 PENGARUH PEMBERIAN CHROMIUM III KLORIDA DAN VANADYL
SULFAT TERHADAP KADAR SGPT PAD A MENCIT PUTIH JANTAN
YANG DIINDUKSI DENGAN DEKSAMETHASON
Dwisari Dillasamola, Surya Dharma, Helmi Arifin
127
18 UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO
(Androgravis paniculata Nees), BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Hook. &
Thomson), MANGGIS (Garcinia mangostana L.), LADA HITAM (Piper
ningrum L.) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc.) SECARA IN
VIVO
Dira & Fifi Harmely
134
19 SINTESIS LANGSUNG UNTUK MODIFIKASI PERMUKAAN MCM-41
DENGAN ALUMINA DAN APLIKASINYA DALAM ADSORPSI METILEN
BIRU
Mustofa Ahda, Sutarno, Eko Sri Kunarti
141
20 PEMBUATAN KOMPLEKS INKLUSI MELOKSIKAM-Β-SIKLODEKSTRIN
DENGAN METODA CO-GRINDING
Rieke Azhar, Irma Rilli Yanti, dan Erizal Zaini
148
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
21 KOMPARASI KITOSAN DAN NATRIUM ALGINAT SEBAGAI POLIMER
MUKOADESIF DALAM TABLET EKSTRAK ETANOL HERBA
SAMBILOTO (Andrographis paniculata)
Dhadhang Wahyu Kurniawan, Bhaskara Maulana, Hening Pratiwi, Lingga
Ikaditya, Iskandar Sobri
156
22 PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MINYAK JINTAN HITAM (Nigella
sativa L.) PERORAL TERHADAP NILAI HITUNG JENIS SEL PADA
PASIEN ASMA
Putri Ramadheni, Fatma Sri Wahyuni, Raveinal, Oea Khairsyaf
165
23 KAJIAN KOMPATIBILITAS SEDIAAN REKONSTITUSI PARENTERAL
DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA TIGA RUMAH
SAKIT PEMERINTAH DI SUMATERA BARAT
Henny Lucida, Khairil Armal, Harefa, Muslim Suardi, Puspa Pameswari,
Miranda Yuneidi, Allan Bara Yufi, Lahvem Alginda, Lisa Bella Aprianda
172
24 ANALISA BIAYA TERAPI PENYAKIT BRONKOPNEUMONIA PADA
SUATU RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI KOTA PADANG SUMATERA
BARAT
Dedy Almasdy, Harisman, Nina Kurniasih, Hanky Febriandi
181
25 PENGARUH FRAKSI AIR HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.)
TERHADAP KADAR ASAM URAT MENCIT PUTIH JANTAN
HIPERURISEMIA
Dian Ayu Juwita, Helmi Arifin, Popy Handayani
187
26 PERBANDINGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN KCKT
UNTUK PENENTUAN KADAR TABLET NATRIUM DIKLOFENAK
DALAM PLASMA TIKUS WISTAR JANTAN IN VITRO
Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Vebri Fuad Latifigana, Maulia Rizki Ruthmoko Isthi,
Herlinda Ayuningsih, Susanti
192
27 PENGARUH CARA EKSTRAKSI TERHADAP PEROLEHAN KADAR
EKSTRAK, KADAR FENOLAT TOTAL DAN DAYA ANTIOKSIDAN DARI
DAUN DEWA (Gynurra pseudochina (L). DC
Harrizul Rivai, B.A.Martinus, Fita Selonni
201
28 UJI ANTI INFLAMASI CAMPURAN INTERAKSI PADAT IBUPROFEN
DAN KAFEIN
Deni Noviza, Erizal Zaini, Dian Ayu Juwita
207
29 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera
cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL
DARAH PADA MENCIT PUTIH JANTAN
HIPERKOLESTEROLEMIAEMIAEMIA
Fitra Fauziah, Helmi Arifin, Elisma, dan Nila Agustina
212
30 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI EKSTRAK KERING DAUN JAMBU
METE (Anacardium occidentale L.)
Humaira Fadhilah, Harrizul Rivai, Rahmatika Yuandina
220
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
31 PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH SIRSAK (Annona muricata L.)
TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT PUTIH JANTAN
HIPERURISEMIA
Havizur Rahman, Helmi Arifin, Gustina Karmila Dewi dan Zet Rizal
228
32 STUDI SISTEM DISPERSI PADAT KARBAMAZEPIN MENGGUNAKAN
CAMPURAN POLIMER PEG 6000 DAN HPMC DENGAN METODA
PELARUTAN
Rina Wahyuni, Auzal Halim, dan Siska Febronica
233
33 PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia
(Tenore) Steen.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA MENCIT PUTIH
JANTAN HIPERURISEMIA
Elisma, Helmi Arifin, dan Dwi Meilian
241
34 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN
KERJA APOTEKER YANG BEKERJA DI APOTEK DI KOTA PADANG
Dwi Dinni Aulia B, Laura Syahrul, Akmal Djamaan
249
35 UJI EFEK ANTIDIABETES DAN TOKSISITAS AKUT EKSTRAK KENTAL
TUMBUHAN ANTING-ANTING (Acalypha indica L.) PADA MENCIT
PUTIH JANTAN
Okta Fera, Helmi Arifin, Almahdy A.
256
36 UJI AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK KULIT BUAH DUKU (Lansium
membranaceum (Kosterm.) Mabb) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Relly Sapta Rahmat Hura, Suhatri, Elisma, Hafiz Vahrozi
268
37 UJI SISTEM DISPERSI PADAT KOFEIN DENGAN MENGGUNAKAN
POLIVINIL PIROLIDON (PVP) K-30
Yeni Novita Sari, Auzal Halim, Maria Dona Octavia, Sari Kartika
273
38 PENGARUH EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG (Zea Mays L.)
TERHADAP KADAR ASAM URATDARAH MENCIT PUTIH JANTAN
HIPERURISEMIA
Lovira Hamzah, Helmi Arifin, Asram Ahmad
282
39 PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROMINERAL PADA
FERTILITAS MENCIT BETINA GALUR DDY
Ros Sumarny & Pudjiastuti
294
40 PENGARUH FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium
polyanthum Wight.) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH PADA
TIKUS PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA – DIABETES
Lily Restusari, Helmi Arifin, Dachriyanus, Yori Yuliandra
299
41 AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI EKSTRAK RIMPANG TEMUPUTIH
[Curcuma zedoaria (Christm) Roscoe] TERHADAP SEL LESTARI TUMOR
SECARA IN VITRO
Ros Sumarny, Bambang P. Priosoeryanto, Meliana Tham, Hannes
310
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
294
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROMINERAL PADA FERTILITAS
MENCIT BETINA GALUR DDY
(Effect of Microminerals against Fertility Mice Female DDY Strain)
Ros Sumarny 1 & Pudjiastuti 1
1 Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta
email: [email protected]
ABSTRACT
Microminerals were needed by the body in very small amounts in which they have important
physiological roles in the body including the fertilization of living things. This study aimed to
observe the dose and period of administration of the preparation of microminerals in order to
improve the fertilization in female mice of DDY strain. The study was conducted on 60
female mice of DDY strain with five different concentration of microminerals namely 1.5 ;
3.0 ; 6.0 ; 12 and 24 % (v/v). The study was continued using three different period of
administration namely 10 days before the mating, 18 days after the mating and 28 days (10
days followed by 18 days after mating) in which the method used was designed in the manner
of bigamy ie 1 male mouse caged with 2 female mice. The preparation was given every day
during three different period of the observation. The indicator of fertilization was
macroscopically observed by counting the number of fetus in the uterus of female mice on
19th day after the appearance of a vaginal plug. As conclusion, the greatest number of fetus
was obtained from the administration of the preparation with concentration of 6 % that was
given for 10 days before the mating.
Keywords: microminerals, fertilization, female mice
PENDAHULUAN
Mikromineral adalah mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh kurang 100 mg/hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menetapkan 14 jenis mikromineral yang
esensial bagi kehidupan manusia dan hewan
yaitu: besi, iodium, tembaga, seng, mangan,
kobalt, molibdenum, selenium, kromium,
nikel, timah, silikon, fluor, dan vanadium.
Vitamin dan mikromineral disebut sebagai
gizi mikro bermanfaat untuk pengaturan dan
pemeliharaan proses biokimia seperti
aktivitas enzim, pembekuan darah,
pengangkutan molekul melalui membran sel,
dan pembentukkan struktur organ (Muhtadi,
1993).
Beragam masalah kesehatan akan
muncul bila terdapat kekurangan satu atau
beberapa mikromineral yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk melaksanakan fungsi
fisiologis normal. Akibat ketidakseimbangan
mikromineral dalam tubuh manusia antara
lain defisiensi Fe menyebabkan anemia dan
kelelahan; defisiensi Zn menimbulkan
hambatan pertumbuhan, penyakit genetik,
stres, depresi imunitas; defisiensi Cu
menyebabkan malnutrisi, anemia dan
neutropenia; defisiensi Co berakibat pada
kekurangan vitamin B12 (Darmono, 1995).
Defisiensi Fe sering terjadi pada anak
umur 1 sampai 3 tahun, pria dewasa dan
wanita hamil dengan faktor penyebab antara
lain malnutrisi, hambatan absorpsi,
pendarahan dan hamil yang berulang kali.
Iodium merupakan komponen penting dalam
pembentukkan hormon tiroid yaitu triodo
tironin (T3) dan tetra iodo tironin (T4).
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
295
Hormon ini bermanfaat untuk perkembangan
mental, fungsi saraf, jaringan otot,
metabolisme energi dan perkembangan fetus.
Kekurangan asupan iodium merupakan
penyebab utama penyakit gondok
(goiter)/pembesaran glandula tiroidea
sebagai kompensasi kekurangan asupan
iodium dari bahan pangan (Darmono,1995)
Berbagai usaha telah dilakukan oleh
WHO untuk mengatasi kekurangan
mikromineral antara lain dengan kampanye
konsumsi garam beryodium, fortifikasi
bahan pangan dengan vitamin dan mineral,
demikian pula industri farmasi melengkapi
komposisi vitamin dengan mineral esensial
yang dibutuhkan oleh tubuh. Industri yang
bergerak dalam bidang suplemen juga
memasarkan sediaan trace mineral yang
berisi sampai 58 jenis mikromineral dengan
indikasi yang beragam terutama dalam kaitan
pemeliharaan kesehatan dan meningkatkan
fertilitas.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi
kebenaran ilmiah salah satu indikasi yang
ditawarkan oleh industri mikromineral yaitu
meningkatkan kesuburan. Penelitian
dilakukan pada hewan model mencit, karena
memiliki siklus estrus periodik dalam satu
tahun (poliestrus). Fase estrus mencit betina
diketahui dengan mengamati gambaran
mikroskopis apusan vagina mencit yaitu
adanya epitel bertanduk dengan bentuk yang
besar, sedangkan semua lekosit dan sel
berinti tidak kelihatan (Ganong. 2009).
METODOLOGI PENELITIAN
Alat
Alat yang diperlukan yaitu: alat
gelas, perlengkapan bedah, objek dan cover
glass, kandang hewan, sonde oral, mikroskop
cahaya.
Bahan
Bahan kimia yang digunakan:
sediaan mikromineral yang memiliki nomor
registrasi BPOM (Perusahaan X), larutan
natrium klorida 0,9%, eter, akuades. Hewan
coba dan makanan mencit diperoleh dari
PPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta. Mencit (Mus musculus L.) galur
ddY (usia 8 minggu); dibutuhkan 60 ekor
mencit betina (berat 18 – 35 gram) dan 30
ekor mencit jantan (berat 20-40 gram).
Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila Jakarta
Prosedur Penelitian
1. Pemeriksaan fase estrus mencit betina
pada melalui apusan Vagina mencit
betina.
Digunakan kapas oles (cotton bud) yang
telah dicelupkan ke dalam larutan NaCl
0,9%, kapas dimasukkan dengan hati-hati
ke dalam vagina mencit. Cairan apusan
vagina dioleskan dengan gerakan
memutar pada objek gelas yang telah
ditetesi NaCL 0,9%. Preparat diamati di
bawah mikroskop cahaya dan
mencocokkan dengan gambar
mikroskopis fase estrus apusan vagina
mencit.
2. Pemberian sediaan mikromineral
a. Kadar 1,5%, 3%, 6%, 12% dan 24%
v/v, pemberian secara oral setiap hari
selama 10 hari pada masa estrus. Pada
hari kesebelas 1 ekor mencit jantan
dikandangkan dengan 2 ekor mencit
betina (metode bigami). Setiap hari
setelah dikandangkan dilakukan
pemeriksaan vagina plug (sekret yang
mengering pada vagina mencit betina)
yang menandakan telah terjadi
perkawinan mencit jantan dan betina.
Adanya tanda vaginal plug dihitung
sebagai hari ke-1 masa bunting
mencit, selanjutnya mencit betina
dipisahkan dari mencit jantan. Pada
hari ke-19 masa bunting, mencit
betina dibedah dan dihitung jumlah
fetus yang terdapat uterus tuba
ovarium kanan dan kiri. Fetus
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
296
dianggap hidup apabila terlihat jelas
vaskularisasi pada plasenta dan fetus
berwarna kemerahan.
Kadar 1,5%, 3%, 6% v/v diberikan secara
oral setiap hari dengan periode waktu
pemberiaan sediaan yaitu: T1; 10 hari
sebelum kawin, T2; 18 hari setelah kawin,
T3; 10 hari sebelum kawin dan 18 hari
setelah kawin. Pengamatan jumlah fetus
dilakukan pada hari ke-19 masa bunting.
HASIL DAN DISKUSI
Pemberian 5 (lima) tingkat kadar
sediaan mikromineral setiap hari selama 10
hari setelah diketahui fase estrus mencit
betina. Diperoleh peningkatan jumlah
fetus/ekor mencit pada pemberian kadar 1,5
% - 6 %, jumlah fetus malahan berkurang
pada pembeian kadar 12 % dan 24%.
Gambar 1. Jumlah fetus/ekor mencit setelah pemberian sediaan mikromineral selama
10 hari
Berdasarkan data yang diperoleh pada
penelitian kadar, maka penelitian dilanjutkan
dengan meneliti 3 (tiga) variasi periode
waktu pemberian yaitu T1; pemberian
selama 10 hari pra kawin, T2; pemberian
selama 18 hari pasca kawin dan T3; 10 hari
pra dan 18 hari pasca kawin dengan kadar
1,5 %, 3% dan 6 %. Pemberian sediaan uji
dilakukan secara oral setiap hari selama
masing-masing periode waktu pemberian
(anggota setiap kelompok 5 ekor mencit
betina)
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
297
Gambar 2. Jumlah fetus/ekor mencit dengan variasi periode waktu pemberian sediaan uji
Mencit memiliki fase estrus berkala
sepanjang tahun (poliestrus) dan memiliki
masa bunting selama 21 hari. Pada fase
estrus: folicle de Graaf akan membesar dan
ovum mengalami pematangan diikuti dengan
persiapan saluran reproduksi untuk
menerima hasil pembuahan. Hormon yang
berperanan pada fertilitas dihasilkan oleh
kelenjar pituitari anterior yang mensekresi
hormon Gonadotropin yaitu Follicle
Stimulating Hormon (FSH), dan Luteinizing
Hormon (LH). Fungsi mikromineral pada
fertilitas adalah mengaktifkan enzim
katalisator yang akan merangsang sekresi
hormonal pada proses reproduksi (Ganong,
2009). Mikromineral yang berperanan pada
fungsi reproduksi adalah selenium (Se) dan
mangan (Mn). Sumber selenium yang utama
adalah makanan yang berasal laut, hati dan
ginjal, kebutuhan Selenium pada orang
dewasa sebanyak 80 – 200 ug/hari. Manfaat
Selenium dalam tubuh berhubungan dengan
fungsi vitamin E, kofaktor enzim arginase
hati dan alkali fosfatase se rum, memelihara
struktur dan fungsi otot, antioksidan dan
antikarsinogenik (Syukuria K,2010).
Selenium merupakan bagian dari enzim
glutathion hidroksilase, xanthin oksidase dan
aldehid oksidase Sumber Mangan yang baik
adalah padi-padian dan biji-bijian dengan
rekomendasi konsumsi orang dewasa adalah
2,5-5 mg/hari. (Muchtadi,1993).
KESIMPULAN
Pemberian sediaan mikromineral
kadar 6% b/v selama 10 hari berturut-turut
dapat meningkatkan fertilisasi mencit betina
dengan pertambahan jumlah fetus yang
diproduksi 2 kali lebih banyak dibandingkan
kelompok kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem
Biologi Makhluk Hidup. Penerbit
Universitas Indonesia
Ganong W.F. 2009, Textbook of Medical
Physiology, 11th Ed., Philadelphia:
Elsevier Science.
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
298
Muchtadi D., Nurheni S.P., Made A.1993.
Metabolisme zat gizi, Jilid 2. Pustaka
Sinar Harapan.
Syukuria K., et al.2011.Aplikasi teknik AAN
dan SSA dalam penentuan nilai asupan
harian unsur Ca, Fe dan Zn pada anak
usia sekolah di kota Bandung. J.Sains
dan Teknologi Nuuklir Indonesia, XII
(2): 95-104.