i
PROSPEK KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
PADA BANK SYARIAH MANDIRI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Junis Fadilah
NIM : 207046100775
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432H
ii
PROSPEK KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)PADA BANK SYARIAH MANDIRI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Junis Fadilah
NIM : 207046100775
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Drs.H.Ahmad Yani,M.Ag.NIP: 196404121994031004
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji serta syukur senantiasa Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan anugerah dan karunia yang tidak terhingga sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul: PROSPEK KREDIT USAHA RAKYAT
(KUR) PADA BANK SYARIAH MANDIRI, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Jurusan Perbankan Syariah Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam senantiasa Penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, Sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Ucapan
terima kasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing, dan mendoakan hingga akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Untuk itu perkenankanlah Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, sebagai Dekan Fakultas
Syariah & Hukum. Beliau jugalah yang menjadi penguji pada saat seminar
proposal skripsi ini.
2. Drs.H.Ahmad Yani,M.Ag., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya membantu dan mengarahkan proses penulisan skripsi
saya.
vi
3. Dr. H. Supriyadi Ahmad sebagai Dosen Penasihat Akademik yang telah
membimbing dan memberikan banyak informasi dalam membuat proposal
skripsi ini.
4. Para Dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada Penulis dari Semester awal
hingga akhir, para staff perpustakaan yang telah membantu Penulis dalam
mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam skripsi ini.
5. Ka Vida dan Ka Syafi’i yang sangat membantu mempermudah proses akademik
mahasiswa NR dan penulisan skripsi ini.
6. Staff Perpustakaan Kementrian Koperasi & UKM, yang membantu Penulis
mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
7. Pa Iwan dan Pa Dani di Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian yang
telah memberikan data-data yang dibutuhkan ditengah kesibukan beliau.
8. Ibunda dan ayahanda yang telah mendukung baik moril maupun materiil. Karena
doanya juga, Penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar MAI Foundation, yang telah membantu memberikan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman LDK Komda Ekstensi (Indah, Fitria, Fatma, Dian, Niar, Ika,
K’Devi, dll). Semoga ukhuwah kita senantiasa terjaga.
11. Teman-teman PS C (Kiki, Maris, Syaiful, Bukhori, Dian, Maya, Gabi, Nana,
Nona, Oci, Fitri, Oul, Cholik, Bang Ab, Fikri, Ryanda, dll). Kalianlah yang
membuat hari-hari dikampus menjadi lebih indah dan berwarna. Mudah-
mudahan kita masih dapat bertemu dalam lingkup yang lebih luas.
vii
Akhirnya Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat
kelemahan dan kekurangan. Namun, Penulis berharap dengan skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.
Jazakumullah Khairan Katsira
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 30 Mei 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
D. Tinjauan Pustaka 9
E. Hipotesa 10
F. Metodologi Penelitian 11
G. Kerangka Konsep 20
H. Sistematika Penulisan 23
BAB II LANDASAN TEORI
A. UMKM
1. Definisi dan Kriteria UMKM 25
2. Karakteristik UMKM 27
3. Peran dan Kelemahan UMKM 28
4. Masalah-Masalah UMKM 29
5. Meningkatkan Akses UMKM Pada Lembaga Jasa Keuangan 29
B. KUR
ix
1. Pengertian KUR 30
2. Landasan Hukum 31
3. Tugas Operasional 33
4. Tujuan dan Manfaat KUR 33
5. Petunjuk Teknis KUR 34
6. Realisasi Penyaluran KUR 41
C. Analisis SWOT
1. Definisi Analisis SWOT 46
2. Mekanisme dan Rancangan Strategi Analisis SWOT 46
BAB III PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI (BSM)
A. Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah Mandiri 54
B. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri 56
C. Nilai-nilai Perusahaan 56
D. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri 57
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Mekanisme Penyaluran KUR Bank Syariah Mandiri 58
B. Penyaluran KUR dan Laba Bersih Bank Syariah Mandiri Tahun 62
2008-2010
C. Pengaruh penyaluran KUR Terhadap Laba Bank Syariah Mandiri 64
D. Analisa SWOT 69
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 89
B. Saran 90
DAFTAR PUSTAKA 92
LAMPIRAN 95
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tugas Operasional Para Pihak Yang Terkait KUR 33
Tabel 2.2 Perkembangan KUR Sampai Februari 2011 41
Tabel 2.3 Perkembangan KUR Per Provinsi 43
Tabel 2.4 Perkembangan KUR Per Sektor 44
Tabel 2.5 Diagram SWOT 47
Tabel 4.1 Program Barakah BSM 59
Tabel 4.2 Petunjuk Pelaksanaan KUR Melalui Warung Mikro BSM 60
Tabel 4.3 Penyaluran KUR dan Laba Bersih BSM Tahun 2008-2010 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data 64
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi 66
Tabel 4.7 Hasil Uji T 66
Tabel 4.8 Hasil Uji F 67
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi 67
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi 68
Tabel 4.11 Kinerja Keuangan Bank Penyalur KUR 69
Tabel 4.12 Total DPK Bank Penyalur KUR 73
Tabel 4.13 Market Share KUR diantara Bank Penyalur KUR 75
Tabel 4.14 Rata-rata Rasio Kenaikan KUR 75
Tabel 4.15 NPL/F Bank Penyalur KUR 76
xii
Tabel 4.16 IFAS 78
Tabel 4.17 EFAS 80
Tabel 4.18 Matriks Internal-Eksternal 82
Tabel 4.19 Matriks Profil Kompetitif 83
Tabel 4.20 Matriks SWOT 84
Tabel 4.21 Matriks SPACE 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan
kemampuan nasional, dengan memanfatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam bidang
yang menyangkut kesejahteraan masyarakat, konsentrasi pembangunan ditujukan
pada usaha-usaha peningkatan dan pemerataan atas terpenuhinya kebutuhan
sandang, pangan, dan papan untuk seluruh lapisan dan golongan masyarakat di
Indonesia.
Berkaitan dengan ini, pengkajian dan pemecahan terhadap masalah-masalah
kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan agenda utama, mengingat strategi
seperti ini adalah pra kondisi untuk mengoptimalkan dan keberhasilaan
pembangunan yang diharapkan. Usaha kecil khususnya telah mampu menjawab
berbagai tantangan yang diperlukan, selain mampu memberikan sumbangan
berarti bagi PDB (pada tahun 2009, UMKM memberikan kontribusi terhadap PDB
sebesar 56,53%)1, yaitu sebesar 3173,2 triliyun2 juga berhasil tumbuh dan
1 Kementerian Koperasi & UKM, “Data UMKM 2009”, artikel diakses pada 15 Maret 2011dari
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&id=27:data-umkm&Itemid=93
2
berkembang dengan konsisten walau ekonomi nasional sedang dilanda krisis
mulitidimensi. Terlihat nyata dengan pesatnya perkembangan usaha dan
penyerapan tenaga kerja baru yang cukup besar, dimana usaha besar justru
mengalami trend sebaliknya.3 Karena itu, bisa dikatakan bahwa pengembangan
UMKM bukan hanya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi sekaligus
juga akan mampu menjawab tantangan untuk menciptakan kesempatan kerja bagi
masyarakat Indonesia.4 Sampai pada tahun 2010, UMKM telah menyerap tenaga
kerja sebesar 97,30% (96.211.332 orang) dengan jumlah unit usaha sebanyak
52.764.603 atau 99,9%, sedangkan sisanya yaitu 0,1% diisi oleh usaha berskala
besar 5, secara empiris telah terbukti bahwa ketika pada masa krisis hampir seluruh
sektor mengalami pertumbuhan negatif, ternyata sektor ekonomi rakyat, inilah
yang justru tumbuh positif.6
2 Badan Pusat Statistik, “PDB Indonesia Tahun 2009”, artikel diakses pada 22 Maret 2011dari http: www.bps.go.id/download_file/data_strategis.pd
3 M. Rizal Ismail, “Upaya Strategis Pemulihan Ekonomi dan Mengatasi Kemiskinan MelaluiPengembangan UKM” dalam buku Terobosan Pemulihan Ekonomi Indonesia, disunting oleh MusniUmar dan Musfihin Dahlan, (Jakarta: Forum Kampus Kuning, 2002), h. 56.
4 Burhanudin Abdullah, Menanti Kemakmuran Negeri, (Kumpulan Esai tentangPembangunan Sosial Ekonomi Indonesia), (Jakarta: Gramedia, 2006), h. 161.
5 Kementerian Koperasi & UKM, “Data UMKM 2009”, artikel diakses pada 15 Maret 2011dari http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&id=27:data-umkm&Itemid=93
6 Didin S. Damanhuri, ”Peran Ekonomi Kerakyatan Dan Strategi Pemulihan EkonomiIndonesia” dalam buku Terobosan Pemulihan Ekonomi Indonesia, disunting oleh Musni Umar danMusfihin Dahlan, (Jakarta: Forum Kampus Kuning, 2002), h. 48
3
Pengembangan UMKM sangat cocok dengan keinginan untuk memulai
memperhatikan suply response dalam pemulihan ekonomi kita karena program
pemulihan ekonomi selama ini lebih banyak bersifat demand management.7
Masalah unik UMKM adalah tak ada lembaga yang menyediakan uang bagi
mereka. Kredit mikro memecahkan masalah itu dengan cara efisien dan praktis.
Kini setelah metodologinya dikenali, kredit mikro harus diberi status legal dan
dijadikan bagian integral dari sistem keuangan mayoritas. Kredit mikro meletakan
fondasi kuat bagi program anti kemiskinan.8
Dari sisi perbankan, Bank Indonesia telah menganjurkan kepada perbankan,
termasuk di dalamnya BPR, untuk menyalurkan kredit kepada UMKM dengan
membuat business plan pemberian kredit UMKM. Bank Indonesia berperan
sebagai koordinator untuk memantau realisasi business plan penyaluran kredit
oleh bank-bank tersebut. Dalam perkembangannya, realisasi penyaluran kredit
baru untuk sektor UMKM dalam tahun 2002 mencapai Rp 35.9 triliyun, lebih
besar daripada rencana semula sebesar Rp 30.89 triliyun.9
Sesuai dengan API dan sejalan dengan upaya restrukturisasi yang diterapkan
di bank umum, BI juga akan terus melakukan upaya penyehatan, penyempurnaan
7 Burhanudin Abdullah, “Masih Adakah Perbaikan Ekonomi Indonesia” dalam bukuTerobosan Pemulihan Ekonomi Indonesia, disunting oleh Musni Umar dan Musfihin Dahlan, (Jakarta:Forum Kampus Kuning, 2002), h. 33
8 M. Yunus, Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan, Alih Bahasa: Rani R. Moediarta.Cetakan kedua, (Jakarta: Gramedia, 2008)
9 Burhanudin Abdullah, Menanti Kemakmuran Negeri, h. 153
4
sistem pengaturan, dan pengawasan BPR, serta mendorong pendirian infrastruktur
pendukung bagi industri BPR.10
Apabila tidak ada upaya khusus dari pemerintah, dikhawatirkan perbankan
masih akan menghadapi kesulitan untuk dapat memberikan kredit kepada UMKM,
karena pada umumnya walaupun UMKM telah feasible namun belum bankable.
Perbankan dituntut menerapkan manajemen risiko secara international best
practices (Basel 2) yang tidak cocok dengan kondisi UMKM khususnya dan
kondisi makro ekonomi Indonesia. Meskipun sebelum tahun 2007, cukup banyak
program pemerintah yang ditujukan untuk mempercepat perkembangan UMKM
melalui berbagai jenis kredit perbankan, namun perkembangan berbagai program
tersebut tampaknya belum menarik minat perbankan sehingga dampaknya belum
dirasakan secara signifikan oleh para pelaku UMKM di tingkat akar rumput.
Salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk memajukan UMKM lainnya
adalah dengan diluncurkannya program KUR pada tanggal 5 November 2007,
yang sebelumnya telah ditandatangai MoU dari pihak terkait di dalam program
KUR tersebut pada tanggal 9 Oktober 2007.11
Sampai dengan Oktober, realisasi penyaluran KUR didominasi Bank Rakyat
Indonesia (BRI) dengan proporsi mencapai 70,16% atau sebesar Rp5,376 triliun.
10 Burhanudin Abdullah, Menanti Kemakmuran Negeri, h. 190
11 Kementerian Koperasi & UKM, “Data KUR”, artikel diakses pada 15 Maret 2011 darihttp://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&id=27:kur-umkm&Itemid=93
5
BRI diikuti Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mandiri yang realisasi
penyaluran KUR masing-masing mencapai Rp513,7 miliar dan Rp400,8 miliar.
Dari 13 bank pembangunan daerah (BPD), jumlah penyaluran KUR mencapai
Rp729,9 miliar atau hanya 9,52% dari total realisasi KUR tahun 2010 sampai
dengan September.12
Posisi pertama ditempati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk telah menyalurkan
program kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp5,9 triliun atau sekitar 95% dari
target tahun ini sebesar Rp6,2 triliun. Posisi kedua ditempati Bank Mandiri yang
tercatat telah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,114 triliun ke 40.612 nasabahnya.
Diikuti Bank BNI yang sudah menggelontorkan Rp 829,996 miliar ke 14.306
nasabahnya. Sedangkan Bank Bukopin, BTN, kemudian. Bank Syariah Mandiri
tersebar hampir rata13, untuk rasio jaminan, pemerintah menaikan dari
sebelumnya 70 persen-30 persen menjadi 80 persen-20 persen.14
BSM sebagai satu-satunya bank syariah penyalur dana KUR mencatatkan
peningkatan sebesar Rp 261 miliar dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2009,
dana KUR yang berhasil disalurkan BSM sebesar Rp 382 miliar. Adapun untuk
12 Marchelo, “KUR sudah Mengucur Rp7,633 Triliyun”, Media Indonesia, Senin, 18 Oktober2010
13 Irsad Sati, “Penyaluran KUR BRI capai 95%”, www.detikfinance.com, Selasa,12/10/2010
14 Syarifuddin Hasan, Kredit Usaha Rakyat, “Hore.. KUR Tanpa Jaminan Siap Meluncur”,Kompas, Selasa, 24 Agustus 2010
6
tahun 2010, penyaluran KUR BSM sampai tanggal 30 September sudah mencapai
Rp 643 miliar.15
Sejak 5 tahun terakhir Bank Syariah Mandiri fokus pada pengembangan usaha
mikro yang porsi pembiayaan usaha kecil menengah (UMK) terus ditingkatkan.
Bahkan target kredit UKM mencapai 70 persen dari pada pembiayaan untuk
korporasi16. Setidaknya, 97% persen penduduk Indonesia juga bergantung dari
bisnis UMKM.17
Sebagai Bank Syariah pertama dan satu-satunya yang menyalurkan KUR
kepada UMKM, terlebih lagi UMKM dengan berbagai kelebihan yang telah
dipaparkan sebelumnya, rasanya penulis ingin mengetahui sejauh mana program
KUR tersebut berjalan di Bank Syariah Mandiri dan bagaimana pengaruh
penyaluran KUR terhadap kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri, serta
menganalisis prospek KUR melalui analisis SWOT ditengah bank-bank yang juga
turut menyalurkan KUR, karena suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi
untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Berdasarkan
uraian diatas, maka penulis menyusun skripsi dengan judul “PROSPEK KREDIT
USAHA RAKYAT (KUR) PADA BANK SYARIAH MANDIRI”
15 Anonimous, “Relaksasi Dongkrak Penyaluran KUR Syariah,” Republika,Kamis, 14 Oktober 2010
16 Anonimous, “Penyaluran KUR Bank Syariah Mandiri Ditargetkan Capai Rp 1 Triliun”,TEMPO Interaktif, Senin, 19 Juli 2010
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
B.1. Pembatasan masalah
1. Penelitian ini dilakukan di Kantor Cabang Pembantu Panglima Polim.
2. Data yang diperlukan adalah mengenai penyaluran KUR dan Laba Bersih
Bank Syariah Mandiri dari Bulan Januari 2008 sampai Desember 2010,
kemudian data berupa variabel internal dan eksternal dalam konteks
persaingan perusahaan sejenis yang menyalurkan kesamaan produk, dalam hal
ini adalah KUR.
3. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan per bulan Bank Syariah
Mandiri secara keseluruhan.
4. Penyaluran KUR kepada UMKM yang akan diteliti dalam skripsi ini dibatasi
hanya pada KUR yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri.
B.2. Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme dan realisasi program pola pembiayaan KUR di Bank
Syariah Mandiri?
2. Bagaimana perkembangan realisasi penyaluran KUR dan laba bersih setiap
bulannya di Bank Syariah Mandiri?
3. Bagaimana pengaruh penyaluran KUR terhadap laba bersih di Bank Syariah
Mandiri?
4. Bagaimana prospek KUR di Bank Syariah Mandiri?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian harus merumuskan secara spesifik dengan urutan yang
sesuai dengan kepentingannya. Hal ini merupakan tindak lanjut dari masalah yang
telah diidentifikasi. Oleh karena itu, harus terdapat konsistensi antara masalah
yang diidentifikasi dengan sikap atau perlakuan yang akan diambil dengan urutan-
urutan seperti yang telah tersusun dalam identifikasi masalah.18
C.1. Tujuan penelitian yang akan penulis teliti adalah:
1. Mengetahui mekanisme dan realisasi program KUR di Bank Syariah
Mandiri.
2. Mengetahui perkembangan realisasi penyaluran KUR dan laba bersih di
Bank Syariah Mandiri setiap periodenya.
3. Mengetahui pengaruh penyaluran KUR terhadap laba bersih di Bank Syariah
Mandiri.
4. Mengetahui prospek KUR di Bank Syariah Mandiri melalui analisis SWOT.
C.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan suatu harapan bahwa hasil penelitian akan
mempunyai kegunaan, baik praktis maupun teoritis. Berikut adalah manfaat
yang penulis harapkan dalam penulisan skripsi ini:
18 Ety Rochaety, dkk. “Metodologi Penelitian Bisnis”, (Jakarta: Penerbit Mitra WacanaMedia, 2009), h. 29
9
a. Manfaat praktis:
1. Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada pihak Bank
syariah Mandiri mengenai pengaruh KUR terhadap laba bersih, serta
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (SWOT) dalam
menyalurkan Kredit Usaha Rakyat.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar kebijakan dan
pertimbangan Bank Syariah Mandiri dalam menyalurkan KUR yang
dapat mempengaruhi laba Bank Syariah Mandiri.
b. Manfaat teoritis:
Hasil penelitian ini juga akan memberikan informasi tentang
kebenaran teori mengenai ada atau tidaknya pengaruh pembiayaan dalam
hal ini penyaluran KUR terhadap laba bersih bank dan bagaimana
menciptakan strategi sebuah perusahaan untuk memasarkan produknya
melalui Analisis SWOT.
D. Tinjauan Pustaka
Agar tidak terjadi pengulangan penelitian terhadap objek yang sama, maka
ada baiknya penulis melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Berikut tinjauan
pustaka yang telah peneliti kaji:
Skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
& Koperasi melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di PT Bank
Bukopin Cabang Kota Bekasi” oleh Usman Fauzi tahun 2009, skripsi SI
Muamalat (Ekonomi Islam). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui
10
mekanisme dan realisasi Program KUR Bank Bukopin Cabang Kota Bekasi,
strategi yang digunakan oleh Bank bukopin dalam rangka mengembangkan
UMKM & Koperasi melalui program KUR, mengetahui tinjauan analisis
SWOT terhadap strategi yang digunakan oleh Bank Bukopin Syariah.
Skripsi “ Kebijakan KUR dan Implementasinya oleh Bank Pelaksana”, oleh
Kuny Mahfudhoh pada Prodi Muamalat Ekonomi Islam pada tahun 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana kepatuhan bank
penyelenggara terhadap konsep yang dibuat pemerintah terkait program KUR,
aplikasi dan realisasi penyaluran dana KUR pada Bank Mandiri dan Bank
Syariah Mandiri, serta kesesuaian antara penyaluran dana KUR di Bank
Mandiri dan Bank Syariah Mandiri. Hasil dari penelitian ini adalah BSM dan
Bank Mandiri hanya mematuhi beberapa peraturan dan konsep yang dibuat
oleh pemerintah, dan ada pula yang tidak dipatuhi oleh bank pelaksana adalah
penjaminan dan SID.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan proposisi yang diuji keberlakuannya, atau merupakan
jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan
dugaan yang logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang
diwujudkan dalam bentuk pernyataann yang dapat diuji.19 Dalam penelitian ini
bentuk hipotesis yang akan dibuat adalah hipotesis asosiatif, yaitu hipotesis
19 Sri Sularso, Metode Penelitian Akuntansi, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), h. 26.
11
penelitian yang dibuat dan dinyatakan dalam bentuk kalimat berdasarkan asumsi.
Berikut hipotesis atas masalah yang akan diteliti:
Hipotesis Operasional
H0 = Tidak ada pengaruh antara penyaluran KUR dengan laba bersih Bank Syariah
Mandiri.
H1 = Terdapat pengaruh antara penyaluran KUR dengan laba bersih Bank Syariah
Mandiri.
Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan metode penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini bersifat
kuantitatif, yakni berupa data-data statistik yang menunjukan jumlah
penyaluran dana KUR terhadap laba bersih Bank Syariah Mandiri, dan juga
kualitatif, yaitu berupa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dalam
melakukan analisis SWOT.
Sedangkan metode penelitian, penulis menggunakan metode analisa
kuantitatif dimana penulis menjelaskan secara sistematik, aktual, dan akurat
mengenai fakta dan karakteristik yang terjadi berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Bank Syariah Mandiri mengenai penyaluran KUR dan kinerja
keuangan menggunakan SPSS versi 16.0. Sedangkan untuk yang bersifat
12
kualitatif, penulis menggunakan SWOT sebagai alat analisisnya. Analisis
SWOT yang sesuangguhnya adalah untuk memprediksikan atau menghindarkan
terjadinya suatu ketidakpastian pada organisasi yang bersangkutan atau yang
berkaitan dengan tingkat kemampuan para eksekutif, bagian pemasaran, untuk
dapat membantu melihat dan memprediksi apa yang terlihat atau terjadi di
lingkungan internal dan eksternal organisasi sekitarnya, baik dalam jangka
pendek maupun panjang.20
2. Jenis dan Sumber Data
2.1. Jenis Data
a. Data primer
Sumber data primer merupakan data dari narasumber yang terlibat
langsung. Dalam hal ini data primer diperoleh melaui metode lapangan (field
research) yaitu melakukan observasi ke tempat penelitian (Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Panglima Polim) untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat mengenai mekanisme KUR dan budaya kerja Bank
Syariah Mandiri. Data primer yang penulis peroleh pengumpulan data yang
didapat dari sumber pertama dengan cara wawancara langsung tidak
terstruktur kepada objek yang diteliti yaitu, Bapak Naschichul Ichwan
(Kepala Cabang Pembantu Panglima Polim).
20 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Ed.1. cet 4 (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 15
13
b. Data Sekunder
Pada penelitian ini, digunakan metode kepustakaan (library research)
untuk menjawab permasalahan penelitian, yaitu dengan mencari bahan-
bahan yang perlu dipersiapkan dalam penelitian, diantaranya hasil riset
penelitian terdahulu, dokumen-dokumen, buku buku referensi, internet,
majalah, surat kabar dan media-media lainnya termasuk data yang telah
dihimpun oleh lembaga atau instansi resmi yang berkaitan dengan tema
diatas. Sumber tersebut harus relevan dengan pokok masalah yang akan
dibahas.
2.2. Sumber data
Adapun tempat yang akan dijadikan penelitian lapangan adalah Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Panglima Polim dengan alamat
Jl. Panglima Polim Raya No. 127 Blok A-8, Jakarta Selatan untuk mengetahui
mekanisme penyaluran KUR. Namun Dalam analisisnya, penelitian ini
menggunakan record/realisasi penyaluran KUR Bank Syariah Mandiri secara
keseluruhan selama tahun 2008-2010 (data kuantitatif) yang diperoleh dari
Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian di Jl. Lapangan Banteng
Timur, Jakarta Pusat.
3. Teknik pengumpulan data
a. Observasi
Observasi dilakukan di Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Pembantu
Panglima Polim.
14
b. Studi dokumenter
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan
laporan bulanan penyaluran KUR dan kinerja keuangan Bank Syariah
Mandiri dari Januari 2008 sampai Desember 2010.
4. Metode/ Teknik Analisa Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan analisis data yang dilakukan untuk
menjelaskan variabel yang diteliti berupa angka, dimana dalam penelitian ini
angka-angka tersebut adalah tingkat penyaluran KUR dan laba bersih Bank
Syariah Mandiri.
a. Uji asumsi klasik
1.) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Jika
data ternyata tidak terdistribusi normal, analisis non parametrik dapat
digunakan. Jika data terdistrbusi normal atau mendekati normal, analisis
parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan. Untuk
mengetahui apakah data normal atau tidak maka dapat dideteksi dengan
melihat normality probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar
garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi
jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji
15
kenormalan data dapat juga dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov.21
Pengujian lineritas hubungan antara dua variabel paling sederhana
dilakukan dengan meneliti secara visual scatter plot data hubungan antar
dua variabel apakah terdapat pola hubungan non linear.22
2.) Uji heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan berbeda dengan pengamatan yang
lain tetap, maka disebut “homoskedastisitas” dan jika berbeda disebut
“heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola
yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu
y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.) Uji Autokorelasi
Uji ini betujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika ada korelasi, maka
21 Husen Umar, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2008) h.79
22 Sri Sularso, Buku Pelengkap Metode Penelitian Akuntansi, (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2003) h. 109
16
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi
dilakukan dengan dengan DW (Durbin Watson)
a. Jika nilai DW dibawah -2 maka ada autokorelasi positif
b. Jika nilai DW diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi
c. Jika nilai DW diatas +2 maka ada autokorelasi negatif
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini bertujuan untuk menguju secara statistik sutu hal yang
diduga menggambarkan atau terkait dengan situasi tertentu dalam cara
terteentu. Pengujian Hipotesis dalam skripsi ini dilakukan dengan
menggunakan software SPSS Statistics for Windows versi 16, dimana metode
yang dipilih adalah metode analisis “Regresi Linear Sederhana”
Regresi linear sederhana adalah metode statistik yang digunakan untuk
menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus regresi
linear sederhana:
Y= a+bx
Dimana Y adalah profitabilitas, a adalah konstanta, b adalah koefisien
korelasi, x adalah penyaluran KUR
c. Uji r2 (koefisien determinasi)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinasi yang kecil berarti kemampuan variiabel independen dalam
17
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crossection)
relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya
mempunyai koefisien determinasi yang lebih tinggi.
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya
kontribusi atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,
yaitu dengan mengkuadratkan koefisien korelasi.
d. Uji t statistik
Uji t statistik digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen
terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya variabel
independen terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0,05.
Jika nilai probabiliti t lebih besar dari 0,05 maka ada pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan),
sedangkan jika nilai probabiliti lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh
dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi
signifikan).
1) Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak dan H1 dierima, ini
berarti variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel penelitian.
18
2) Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima dan H1 diterima, ini
berarti secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan varibel dependen.
Dalam uji ini, digunakan untuk mengetahui hubungan antara jumlah KUR
yang disalurkan dengan profitabillitas bank.
5. Variabel penelitian
a. Varibel independen
Dalam penelitian ini variabel bebas (independen) adalah Penyaluran KUR
dari Bulan Januari 2008-Bulan Desember 2010 (menggunakan laporan
keuangan bulanan).
b. Varibel dependen
Varibel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Laba Bersih Bank
Syariah Mandiri.
6. Tahap Pengumpulan Data
a. Mencari pengaruh penyaluran KUR terhadap laba bersih Bank Syariah
Mandiri.
b. Menganalisis hasil yang telah diproses oleh SPSS untuk dijadikan salah satu
varibel input data internal Bank Syariah Mandiri.
c. Identifikasi Matrix Eksternal
Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua yaitu data internal dan
eksternal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan
untuk mengetahui peluang dan ancaman dari Kredit Usaha Rakyat. Dalam
19
hal ini perusahaan diharuskan untuk menganalisa prospek produk KUR
dipandang dalam hal eksternalisasi perusahaan, dikarenakan setiap waktu
keadaan eksternal selalu berubah-ubah.
d. Identifkasi Matrix Internal
Data internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Identifikasi SWOT. Agar BSM dapat menentukan strategi pemasaran Kredit
Usaha Rakyat atau dapat bersaing dengan baik, maka BSM harus dapat
mengamati variabel-varibel dari faktor eksternal dan internal perusahaan
yang berpengaruh kepada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari
perusahaan tersebut.
e. Tahap analisa
Setelah melakukan mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap kelangsungan BSM, data yang diperoleh diklasifikasikan
berdasarkan pokok-pokok masalah penelitian
f. Tahap pengambilan keputusan
Dalam tahap ini memutuskan kebijakan strategi pemasaran yang akan
diambil oleh perusahaan berdasarkan hasil dari analisa tahap satu ke tahap
dua, yaitu BSM dalam kegiatan pemasaran menekankan pada bauran
pemasaran yaitu dengan cara menjaga kualitas produk, harga, distribusi, dan
promosi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
terutama dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba,
volume pembiayaan, serta melindungi pangsa pasar yang dikuasai.
20
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini berdasarkan buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah tahun 2007”.
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu model konseptual yang menunjukan
hubungan diantara berbagai variabel yang dikembangkan oleh peneliti secara
teoritis atau secara logis untuk menjawab masalah yang diteliti.23
Hubungan antara variabel yang terjadi dalam penelitian ini digambarkan
dalam gambar berikut ini:
23 Sri Sularso, Buku Pelengkap Metode Penelitian Akuntansi, h. 19
21
Kerangka Konsep
Bank Syariah Mandiri
Data Laporan Keuangan BulananBank Syariah Mandiri (Januari
2008-Desember 2010
Hipotesispenelitian
Lababersih
Data PenyaluranKUR
Analisis regresi sederhana
Ujiheteroskedastisitas
Uji normalitas Uji autokorelasi
Uji hipotesis
Uji signifikansiproduct moment atau
t hitung
Koefisiendeterminasi
Interpretasi Data
22
Kemudian setelah tahap analisa kuantitatif dilakukan, hasil dari analisis tersebut
digunakan sebagai salah satu variabel input data internal Bank Syariah Mandiri, yang
nantinya akan diproses dalam analisis SWOT. Berikut skema dalam Analitis
Perumusan Strategi 24:
24 Fred R. David, Konsep Manajemen Strategis, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa :Alexander Sindoro (Prentice Hall, 1998), h. 182
Tahap Input
Evaluasi Faktor Eksternal Evaluasi Faktor Internal Matrix Profil Kompetitif
Tahap Pencocokan
Matrix SWOT Matrix BCG Matrix Internal Eksternal Matrix SPACE Matrix Grand Strategy
Tahap Keputusan
Matrix Perencanaan Strategi Kuantitatif
23
H. Sistematika Penulisan
BAB I/PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah yang mendasari pentingnya
diadakan penelitian, identifikasi, pembatasan dan perumusan Masalah Penelitian,
Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian yang diharapkan, Kajian
Pustaka dan Hipotesis yang diajukan, Metodologi Penelitian, Kerangka Konsep
serta Sistematika Penulisan.
BAB II/TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Bab ini berisi Tinjauan teori yang mendeskripsikan terkait dengan UMKM,
kemudian hal yang berkaitan dengan Kredit Usaha Rakyat, Pengertian Analisis
SWOT, Mekanisme dan Rancangan Strategi Analisis SWOT.
BAB III/ GAMBARAN UMUM BANK PELAKSANA KUR (BANK
SYARIAH MANDIRI/BSM)
Bab ini berisi uraian Latar Belakang Berdirinya BSM, Visi dan Misi BSM, Nilai-
nilai Perusahaan, Struktur Organisasi, Peranan BSM Terhadap Pengembangan
UMKM, Produk dan Jasa BSM.
BAB IV/HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang Hasil Penelitian yang meliputi Perkembangan
Penyaluran KUR BSM, Laba Bersih BSM, Mekanisme Penyaluran dan Realisasi
KUR, Pengaruh penyaluran KUR terhadap Laba bersih Bank Syariah Mandiri
dengan melakukan Analisis Regresi Sederhana, serta Analisis SWOT; dan
24
Pembahasan Hasil Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisis
kuantitatif dan kualitatif.
BAB V/KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. UMKM
1. Definisi & Kriteria UMKM
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam UU RI No 20 tahun 2008 tentang
UMKM. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-UndangNo 20 tahun 2008.Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang.
a. Kriteria UMKM
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
25
26
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
(3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
(4) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2)
huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat
27
diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan
Peraturan Presiden.25
2. Karakteristik UMKM26
a. Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi usaha besar), terutama dari
kategori usaha mikro dan usaha kecil.
b. Bergerak di sektor informal; usaha tidak terdaftar, tidak/jarang bayar pajak.
c. Organisasi & manajemen dijalankan oleh pemilik; tidak menerapkan
pembagian kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem
pembukuan tidak formal.
d. Sifat dari kesempatan kerja kebanyakan menggunakan anggota keluarga
yang tidak dibayar; beberapa memakai tenaga kerja yang digaji.
e. Pola/sifat dari proses produksi, umumnya manual, tingkat teknologi sangat
rendah; beberapa memakai mesin-mesin terbaru.
f. Orientasi pasar umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok
berpendapatan rendah.
g. Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin, motivasi utama mereka
adalah untuk bertahan hidup (survival); ada banyak yang berpendidikan baik
dan dari rumah tangga non miskin, banyak yang bermotivasi untuk mencari
profit.
25UU No 20 tahun 2008 tentang UMKM
26Tulus.T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009), h. 2-4
28
h. Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri;beberapa memakai
bahan baku impor dan mempunyai akses ke kredit formal.
3. Peran & Kelemahan UMKM
3.1. Peran UMKM
a. Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebanyak 51,2 juta
unit usaha.
b. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menyerap tenaga kerja sebanyak 90,9
juta pekerja.
c. Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terhadap PDB sebesar
55,6% terhadap PDB tahun 2007.
3.2. Kelemahan UMKM27
a. Memiliki kelemahan dalam manajemen keuangan sehingga bank
mengalami kesulitan dalam mengukur kemampuan usahanya.
b. Kurang memiliki SDM yang berkualitas dan jika ada jumlahnya terbatas,
lemah dalam manajemen, informasi pasar, teknologi, dan SDM.
c. UKM umumnya dikelola dengan manajemen keluarga sehingga lemah
dalam pengendalian.
d. Lemah dalam misi dan visi kedepan karena selalu berorientasi jangka
pendek.
27EuisAmalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta; Rajawali Press. 2009), h.70
29
e. Kesadaran terhadap mutu rendah, tidak menguasai saluran distribusi dan
lemah dalam pemasaran.
f. Tidak ada pendampingan untuk mendapatkan akses dan pengelolaan usaha.
g. Penguasaan dan Pengenalan teknis perbankan syariah masih kurang.
4. Masalah UMKM28
a. Keterbatasan modal kerja maupun investasi.
b. Kesulitan dalam pemasaran, distribusi, dan pengadaan bahan baku dan input
lainnya.
c. Keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar dan lainnya.
d. Biaya transportasi dan energi yang tinggi; keterbatasan komunikasi, biaya
tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks, khususnya
dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian akibat peraturan-peraturan
dan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas atau tak menentu
arahnya.
5. Meningkatkan akses UKM pada lembaga jasa keuangan29
a. Pengembangan berbagai skim perkreditan untuk UMKM,
b. Program pembiayaan Produktif koperasi dan usaha mikro (P3KUM) dalam
bentuk dana bergulir pola syariah dan konvensional,
28EuisAmalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, h. 74-77
29EuisAmalia. Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, h. 241
30
c. Program pembiayaan wanita Usaha Mandiri dalam rangka pemberdayaan
perempuan, keluarga, dan sejahtera (PERKASA) pola konvensional dan
syariah,
d. Program skim pendanaan komoditas UMKM melalui Resi Gudang,
e. Kredit bagi usaha mikro dan Kecil yang bersumber dari dana Surat utang
Pemerintah No. 005 (SUP-005),
f. Pengembangan Lembaga keuangan Mikro baik bank maupun non bank,
g. Pemberdayaan usaha mikro dan usaha kecil melalui program sertifikasi
tanah dari resi Gudang,
h. Bantuan perkuatan secara selektif pada usaha tertentu sebagai stimulan,
i. Penjaminan kredit oleh pemerintah melalui Program Kredit Usaha rakyat
(KUR).
B. KUR
1. Pengertian KUR
Program KUR dimulai dari keputusan yang dihasilkan saat Sidang Kabinet
terbatas pada tanggal 9 Maret 2007. Salah satu diantaranya adalah mengenai
perkembangan Koperasi dan UKM dengan mendorong peningkatan akses UKM
dan Koperasi dengan Perbankan. Kemudian keputusan ini diteruskan dengan
terbitnya Inpres No 6 tahun 2007 yang berisi tentang Kebijakan Percepatan
Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM. Selanjutnya Inpres
tersebut berlanjut dengan dibuatnya program pengembangan UMKM dan
Koperasi, salah satunya KUR yang diluncurkan pada tanggal 5 November 2007,
31
yang sebelumnya telah ditandatangai MoU dari pihak terkait di dalam program
KUR terseebut pada tanggal 9 Oktober 2007. KUR adalah jenis
kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Koperasi (UMKMK) di bidang usaha yang produktif yang layak
namun belum bankable, dengan plafon kredit sampai dengan Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta), yang dijamin oleh perusahaan penjaminan.30 UMKM dan
koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor
usaha produktif, antara lain: pertanian, perikanan, kelautan perindustrian,
kehutanan, jasa keuangan simpan pinjam.
2. Landasan Hukum31
Inpres No 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pembangunan Sektor Riil
dan Pemberdayaan UMKM.
Inpres No 1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
Nasional 2010.
Inpres No 3/2010 Tentang Program Pembangunan Berkeadilan.
Nota Kesepahaman Bersama Pemerintah, Bank Pelaksana KUR dan
Perusahaan Penjaminan.
MoU Pertama tanggal 9 Oktober 2007
Addendum I tanggal 7 Mei 2008
30 Kementrian Koperasi dan UMKM, Booklet Kredit Usaha Rakyat, Maret 2010, h. 2-8
31 Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK, Asdep Urusan Penelitian UKM. “KajianDampak Kredit usaha Rakyat”. Jakarta: Kementrian Negara Koperasi & UKM, h. 15
32
Addendum II tanggal 12 Januari 2010
Addendum III tanggal 16 September 2010
Standar Operasional Prosedur (SOP) KUR terakhir tanggal 5 November 2010.
Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2008 tanggal 26 Januari 2008 tentang
Lembaga Penjaminan;
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor KEP-
05/M.EKON/01/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Komite Kebijakan
Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan
Koperasi;
Addendum I MoU Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan Penjaminan
yang ditandatangani pada tanggal 14 Februari 2008;
Perjanjian Kerja Sama antara Bank Pelaksana dengan Lembaga Penjaminan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008 tanggal 24 September
2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat berikut perubahannya
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.05/2009 tanggal 2 Februari 2009.
Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR sesuai dengan Keputusan
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro Dan Keuangan, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Tim Pelaksana Komite
Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil,
Menengah Dan Koperasi Nomor : Kep-14/D.I.M.Ekon/04/2009 tanggal 28 April
2009.
33
3. Tugas Operasional
Tabel 2.1
Sumber : Djoko Retnadi ( Kredit Usaha Rakyat (KUR), Harapan Dan Tantangan Economic
Review No. 212 Juni 2008).
4. Tujuan Dan Manfaat KUR
a. Tujuan KUR:
a. Untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM;
b. Untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan koperasi;
c. Untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan lapangan kerja.
34
b. Manfaat Penyaluran KUR Bagi UMKMK
Memberi kesempatan kepada UMKMK memperoleh kredit/pembiayaan
untuk melakukan kegiatan usaha produktif sehingga dapat mengembangkan
usahanya menjadi lebih produktif.
5. Petunjuk Teknis KUR
a. UMKMK Yang Dapat Memanfaatkan KUR
KUR diperuntukan bagi UMKMK dalam:
Usaha Perseorangan, atau
Kelompok Usaha, atau
Koperasi, atau
Berbadan Hukum lain seperti Perseroan Terbatas (PT), CV, Firma, UD,dll.
b. Usaha Yang dibiayai KUR
Usaha Produktif misal, usaha budidaya bebek, budidaya lele, perkebunan
coklat, usaha kerajinan, penyulingan minyak atsiri, usaha jasa salon
kecantikan, rumah makan, bengkel mobil, jasa kontruksi bangunan, biro
perjalanan, produksi batako, genteng, batu bata, dan usaha produktif lain.
KUR tidak untuk tujuan konsumtif (kredit kepemilikan rumah, kredit
kendaraan bermotor, kartu kredit, dan kredit konsumtif lain).
c. Ketentuan UMKMK Calon Debitur KUR
Pada saat mengajukan kredit/pembiayaan. UMKMK tidak sedang
memperoleh kredit/pembiayaaan dari Bank, dan juga tidak sedang
35
memperoleh kredit program dari pemerintah,yang dibuktikan dengan
Sistem Informasi Debitur (SID).
Pada saat mengajukan kredit/pembiayaan, bagi UMKMK yang sedang
menerima kredit konsumtif (kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan
bermotor, kartu kredit dan kredit konsumtif lain) dapat mengajukan
KUR.
Usahanya dinilai layak dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan Bank.
d. Ketentuan Kredit/Pembiayaan KUR
KUR MIKRO: Plafon maksimal Rp. 5 Juta (Lima Juta); bunga maksimal
22% efektif per tahun; pada saat mengajukan kredit/pembiayaan tidak perlu
pengecekan Sistem Informasi Debitur (SID).
KUR RITEL: Plafon diatas Rp. 5 juta (lima juta) sampai dengan
maksimal Rp. 500 juta (lima ratus juta); bunga maksimal 14% efektif per
tahun; pada saat mengajukan kredit perlu pengecekan Sistem Informasi
Debitur (SID).
Agunan Utama : Usaha yang dibiayai dan
Agunan Tambahan : Sesuai ketentuan Bank.
e. Sumber Dana dan Penjaminan KUR
Sumber dana kredit/pembiayaan KUR adalah 100% bersumber dari dana
Bank Pelaksana KUR
36
Kredit/pembiayaan yang disalurkan (disetujui) Bank Pelaksana KUR,
dijamin otomatis oleh perusahaan penjaminan dengan nilai penjaminan
70% dari plafon KUR.
Imbal Jasa Penjaminan (IJP) dalam hal KUR dibayar oleh pemerintah
melalui APBN,
f. Bank Pelaksana KUR
PT Bank BRI (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank BTN (Persero) Tbk,
dan PT. Bukopin,
Bank Pembangunan Daerah, PT Bank DKI, PT. Bank Nagari, PT. Bank
Jabar-Banten, PT Bank Jateng, BPD DI Yogyakarta, PT Bank Jatim, PT
Bank kalbar, PT Bank Kalteng, BPD Kalsel, PT Bank Sulut, PT Bank
Papua, dan PT Bank Maluku.
g. Lembaga Linkage
Lembaga Linkage adalah lembaga keuangan yang mengadakan kerjasama
dengan Bank Pelaksana KUR, untuk meneruskan pinjaman KUR dari Bank
ke UMKMK.
Lembaga Linkage antara lain Koperasi Sekunder, Koperasi Primer
(Koperasi Simpan Pinjam, Unit simpan Pinjam Koperasi), Badan Kredit
Desa (BKD), Baitul Mal wat Tamwil (BMT), BPR/BPRS. Lembaga
Keuangan Non Bank, Lembaga Keuangan Bank.
37
h. Prosedur dan Cara Mengajukan KUR
UMKMK calon debitur KUR mengajukan kredit/pembiayaan KUR ke
salah satu Bank Pelaksana KUR (kantor cabang, cabang pembantu, unit
pelayanan/unit desa, atau ke lembaga linkage yang bekerjasama dengan
bank) yang ada di Ibukota Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Kelurahan dan Desa dekat lokasi keberadaan UMKMK;
UMKMK calon debitur KUR, menyerahkan dokumen-dokumen
persyaratan kredit/pembiayaaan yang ditetapkan bank Pelaksana KUR,
antara lain:
Identitas diri calon debitur KUR (KTP, kartu keluarga, keterangan
domisili)
Legalitas Usaha (akte pendirian, data usaha
Perizinan usaha (SIUP, TDP,dll)
Laporan Keuangan
Proposal Usaha
Persyaratan lain, sesuai ketentuan Bank
Bank Pelaksana KUR melakukan evaluasi usulan kredit/pembiayaan yang
diajukan UMKMK calon debitur KUR
i.Putusan Pemberian KUR
Putusan pemberian KUR sepenuhnya menjadi kewenangan Bank Pelaksana.
38
j. Jangka Waktu KUR
Jangka waktu KUR tidak melebihi 3 (tiga) tahun untuk modal kerja, dan 5
(lima) tahun untuk investasi.
Suplesi, perpanjangan dan restrukturisasi dapat diperpanjang menjadi
maksimal 6 (enam) tahun untuk modal kerja, dan 10 (sepuluh) tahun
untuk investasi.
k. Mekanisme Penyaluran KUR
Langsung, yaitu Bank langsung menyalurkan KUR ke UMKMK yang
mengajukan kredit/pembiayaan;
Tidak langsung, yaitu Bank menyalurkan KUR melalui Lembaga
Linkage yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana KUR;
Untuk penyaluran tidak langsung (linkage) yang bentuk kerjasama
dengan Bank sebagai Executing, maka dapat memutuskan sendiri usulan
kredit/pembiayaan yang diajukan UMKMK dengan bunga maksimal
22% efektif per tahun, plafon maksimal Ro 100 juta per UMKMK;
Untuk peyaluran tidak langsung (linkage) yang bentuk kerjasama
dengan bank sebagai Chanelling, maka lembaga linkage akan
meneruskan Ke Bank Pelaksana dengan plafon, suku bunga mengikuti
ketentuan KUR Mikro dan KUR Ritel.
l. Penyempurnaan Adendum III
KUR Mikro: Maksimal Rp 20 juta per Debitur
39
Pelaksana KUR Mikro: Semua bank
Sistem Informasi Debitur (SID): KUR Mikro, tidak perlu
Suku bunga KUR Mikro: Maksimal 22% efektif per tahun
Penyaluran Linkage Pola Executing
a. Dana bank ke lembaga linkage: Maksimal Rp. 2 Milyar
b. Bunga dari Bank ke lembaga linkage: Maksimal 14% efektif per tahun
c. Bunga dari lembaga linkage ke UMKM: maksimal 22% efektif per
tahun
Penjaminan
a. Untuk sektor Pertanian, kehutanan, Kelautan, Perikanan, Industri kecil:
80%
b. Untuk sektor TKI: 80%
c. Untuk sektor lainnya: 70%
Kredit untuk Tanaman Keras diberikan langsung tanpa perpanjangan: 13
tahun
m. Instansi Pembina
1. Kementerian Negara Koperasi dan UKM
2. Departemen Pertanian
3. Departemen Kelautan dan Perikanan
4. Departemen Perindustrian
5. Departemen Kehutanan
6. Instansi terkait lainnya
40
n. Koordinasi kebijakan
Dalam rangka mengkoordinasikan program KUR, Pemerintah
membentuk Komite Kebijakan.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan instansi
pembina meng-koordinasikan kebijakan penjaminan kredit.
Hal-hal yang dikoordinasikan:
o Penyiapan UMKM dan Koperasi sesuai dengan kewenangan instansi
pembina.
o Kebijakan dan prioritas bidang usaha.
o Pembinaan dan pendampingan UMKM dan Koperasi.
o Koordinasi penyaluran KUR dengan Perbankan dan Perusahaan
Penjaminan.
o Sosialiasi program dan koordinasi dengan daerah.
o Kebijakan Penjaminan Kredit.
o. Perusahaan Penjamin
Perum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo)
PT. Asuransi Kredit Indonesia (PT. Askrindo)
Penjaminan kredit pada dasarnya adalah suatu kegiatan pemberian
jaminan kepada pihak kreditor atas kredit atau pembiayaan atau fasilitas
41
lain yang disalurkan kepada debitur akibat tidak dipenuhinya syarat
agunan sebagaimana yang ditetapkan oleh kreditur.32
Dalam praktik penjaminan kredit di beberapa negara, besaran
penjaminan kredit ini maksimal berkisar antara 70%-80% dari pokok atau
plafond kredit yang disetujui. Besarnya penjaminan ini sama halnya
dengan penjaminan yang diberlakukan pada Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Besaran penjaminan yang tidak 100% tersebut adalah untuk menghindari
kemungkinan kegagalan kredit karena unsur moral hazard dari debitur.
6. Realisasi Penyaluran KUR33
Perkembangan Kredit Usaha Rakyat Sampai Dengan Bulan Februari
2011
Tabel 2.2
32 Nasroen Yasabari dan Nina Kurnia Dewi, Penjaminan Kredit “Mengantar UKMKMengakses Pembiayaan”, (Bandung: PT Alumni, 2007), h. 13
33 Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi MakroDan Keuangan, “Realisasi Penyaluran KUR”data diperoleh tanggal 25 Maret 2010
NO BANK
REALISASI PENYALURAN KUR
NPL (%)Plafon OutstandingDebitur
Rata-rata Kredit
(Rp juta) (Rp juta) (Rp juta/debitur)
1 BNI 3.480.281 1.958.617 31.357 111,0 1,52
2 BRI (KUR Ritel) 6.890.479 3.555.271 50.343 136,9 3,48
3 BRI (KUR Mikro) 18.407.551 6.747.152 3.903.437 4,7 1,86
4 BANK MANDIRI 3.832.646 2.115.363 75.209 51,0 0,92
42
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa penyaluran KUR sampai Februari 2011
masih didominasi oleh Bank BRI, baik KUR Ritel (sebesar 6.89 triliyun) maupun
KUR mikro (sebesar 18.4 triliyun). Sedangkan untuk Bank Syariah Mandiri berada di
urutan keenam (sebesar 936 milyar) dengan 7.759 nasabah pembiayaan KUR. Untuk
total penyaluran KUR secara keseluruhan dari awal penyalurannya sudah mencapai
38,2 triliyun dan sudah menjangkau sebanyak 4.113.423 debitur dari UMKM. Rata-
5 BTN 1.004.523 499.626 5.408 185,7 4,83
6 BUKOPIN 983.755 501.488 6.910 142,4 9,45
7BANK SYARIAHMANDIRI
936.071 603.532 7.759 120,6 2,94
8 BANK NAGARI 102.130 91.639 2.515 40,6 0,30
9 BANK DKI 66.744 54.781 671 99,5 -
10BANK JABARBANTEN
941.933 787.739 9.697 97,1 0,32
11 BANK JATENG 334.744 281.793 5.711 58,6 -
12 BPD DIY 22.242 20.115 236 94,2 -
13 BANK JATIM 1.014.132 937.058 9.099 111,5 0,35
14 BANK NTB 27.560 23.623 374 73,7 -
15 BANK KALBAR 66.695 46.004 683 97,7 -
16 BANK KALTENG 34.240 30.042 758 45,2 -
17 BANK KALSEL 41.603 37.140 760 54,7 -
18 BANK SULUT 33.437 29.119 1.230 27,2 -
19 BANK MALUKU 17.370 14.711 604 28,8 -
20 BANK PAPUA 48.010 40.907 662 72,5 0,50
TOTAL 38.286.146 18.375.718 4.113.423 9,3 2,14
TOTAL 6 BANKPELAKSANA 35.535.306 15.981.048 4.080.423 8,7 2,43
TOTAL BPD 2.750.840 2.394.670 33.000 83,4 0,26
43
rata pinjaman debitur KUR sebesar 8,7 juta, sedangkan BPD sebesar 83,4 juta dengan
posisi NPL rata-rata untuk 6 Bank Pelaksana KUR adalah 2,43% sedangkan untuk
BPD sebesar 0,26%.
Perkembangan Kredit Usaha Rakyat Sampai Dengan Bulan Februari 2011 Per
Provinsi
Tabel 2.3
NO PROVINSI
TOTAL
Plafon Outstanding Debitur
(Rp juta) (Rp juta)
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 961.220 464.157 86.327
2 SUMATERA UTARA 1.987.349 966.651 172.334
3 SUMATERA BARAT 901.619 479.417 79.131
4 RIAU 1.016.459 592.934 63.084
5 JAMBI 918.892 503.931 60.542
6 SUMATERA SELATAN 891.449 450.926 79.434
7 BENGKULU 326.053 113.531 30.885
8 LAMPUNG 956.339 523.388 89.819
9 KEPULAUAN RIAU 216.421 89.590 11.874
10 BANGKA BELITUNG 690.462 339.614 14.163
11 DKI JAKARTA 1.702.664 877.647 82.998
12 JAWA BARAT 5.040.213 2.463.966 608.439
13 JAWA TENGAH 5.261.081 2.228.685 939.122
14 D.I. YOGYAKARTA 653.106 307.675 102.005
15 JAWA TIMUR 5.569.570 2.687.211 704.955
16 BANTEN 874.357 385.890 64.450
17 BALI 847.211 397.274 107.021
18 NTB 454.046 196.907 60.074
44
19 NTT 406.554 179.081 43.134
20 KALIMANTAN BARAT 1.034.270 442.743 50.554
21 KALIMANTAN TENGAH 601.178 381.112 38.369
22 KALIMANTAN SELATAN 1.148.096 426.344 82.456
23 KALIMANTAN TIMUR 998.892 431.535 73.261
24 SULAWESI UTARA 457.158 191.481 44.794
25 SULAWESI TENGAH 482.818 242.261 54.222
26 SULAWESI SELATAN 2.119.074 1.127.708 219.772
27 SULAWESI TENGGARA 303.376 130.384 39.954
28 GORONTALO 240.013 129.482 29.448
29 SULAWESI BARAT 218.223 109.981 22.373
30 MALUKU 283.740 151.808 17.965
31 MALUKU UTARA 159.772 82.497 9.052
32 IRIAN JAYA BARAT 195.866 102.869 7.881
33 PAPUA 368.605 177.038 23.531
TOTAL 38.286.146 18.375.718 4.113.423
Dari seluruh provinsi, penyaluran KUR terkonsentrasi di Pulau Jawa dan
paling terbanyak adalah di Jawa Timur, yaitu 5,56 triliyun dan di Jawa Tengah
5,26 triliyun kemudian Jawa Barat sebesar 5,04 triliyun. Hal ini dimungkinkan
karena sebagian besar jumlah UMKM berada di pulau Jawa, infrastruktur di Jawa
lebih baik daripada di provinsi-provinsi lain di luar Pulau Jawa, dan karena
sebaran-sebaran Bank Pelaksana yang lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa34.
34Tulus TH Tambunan. UMKM di Indonesia, Cet 1, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 237
45
Perkembangan Kredit Usaha Rakyat Sampai Dengan Bulan Februari 2011 Per
Sektor
Tabel 2.4
NO SEKTOR EKONOMI
TOTAL
Plafon Outstanding Debitur
(Rp juta) (Rp juta)
1 Pertanian, perburuan dan kehutanan 6.534.751 3.320.501 528.673
2 Perikanan 19.695 18.531 214
3 Pertambangan dan penggalian 26.834 17.683 387
4 Industri pengolahan 886.928 508.336 56.233
5 Listrik, gas dan air 13.928 10.740 131
6 Konstruksi 731.631 312.725 3.918
7 Perdagangan besar dan eceran 24.081.393 11.320.348 3.224.445
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan mamin 373.139 156.278 1.720
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 345.010 247.154 8.342
10 Perantara keuangan 51.900 43.728 81
11Real estate, usaha persewaan, dan jasa
perusahaan1.736.205 1.126.281 68.227
12Adm. pemerintahan, pertahanan & jaminan
sos. Wajib- - -
13 Jasa pendidikan 3.260 3.051 21
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 14.976 13.739 78
15Js kemasy, sosbud, hiburan & perorangan
lainnya712.287 288.438 63.703
46
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 2.338 2.205 28
17Badan internasional & badan ekstra inter.
Lainnya- - -
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 2.743.406 977.893 157.170
19 Rumah tangga 8.315 7.963 37
20 Bukan lapangan usaha lainnya 151 124 15
Total 38.286.146 18.375.718 4.113.423
C. SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT35
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
memaksimalkan kekuatan (Strength), dan Peluang (Oppurtinities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness), dan Ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini
disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi
adalah Analisis SWOT.
35 Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: GramediaPustaka Umum, 1997), h. 19
47
2. Mekanisme dan Rancangan Strategi Analisis SWOT
Penelitian dalam analisis SWOT menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut
harus dipertimbangkan dalam Analisis SWOT.
Berikut Diagram Analisis SWOT:
Tabel 2.5
2.1. Tahap Pengumpulan Data36
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar pengumpulan data, tetapi juga
merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Sedangkan
data internal dapat diperoleh di dalam perusahaan seperti, laporan keuangan
36 Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 21
BERBAGAIPELUANG
KEKUATANINTERNAL
KELEMAHANINTERNAL
BERBAGAIANCAMAN
1. Agresif3. Turnaround
2. Diversifikasi4. Defensif
48
(ROA, ROE, CAR, FDR, Laba Bersih), laporan kegiatan SDM, laporan kegiatan
operasional, dan laporan kegiatan pemasaran.
a. EFAS
EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah matrix faktor
strategi eksternal, yang didalamnya berupa faktor-faktor strategi eksternal
yaitu: analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok,
analisis pemerintah, dan analisis kelompok kepentingan tertentu.
b. IFAS
Setelah faktor-faktor strategi internal perusahaan diidentifikasikan, suatu
tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk
merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength
and Weakness perusahaan.
c. Matrix Profil Kompetitif
Matrix Profil Kompetitif dipergunakan untuk mengetahui posisi relatif
perusahaan yang dianalisis, dibandingkan dengan perusahaan pesaing.
2.2. Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan untuk
informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Model
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
49
a. Matrix SWOT37
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matrix SWOT. Matrix ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrix SWOT merupakan
alat pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkaan
empat tipe strategi, yaitu:38
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan internal perusahaan untuk merebut
peluang eksternal dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman eksternal.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan atau memperbaiki kelemahan yang ada.
Kadang-kadang peluang eksternal kunci ada, tetapi sebuah perusahaan
37 Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 3138 Fred R. David, Konsep Manajemen Strategis, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa:
Alexander Sindoro (Jakarta: PT Prenhallindo, 1998), h. 184-185
50
mempunyai kelemahan internal yang menghambatnya menggunakan
peluang itu.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan internal yang ada serta menghindari
ancaman eksternal.
b. Matrix BCG39
Metode pendekatan yang paling banyak dipakai untuk analisis korporat
adalah BCG Growth/ Share Matrix, yang diciptakan pertama kali oleh Boston
Consulting Group (BCG).
Tujuannya adalah:
a. Mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio produk yang
berdasarkan karakteristik cash flownya.
b. Mengembangkan portofolio produk perusahaan sehingga jelas kekuatan dan
kelemahannya.
c. Memutuskan apakah perlu meneruskan investasi untuk produk yang tidak
menguntungkan.
d. Mengalokasikan anggaran pemasaran produk guna memaksimalkan cash
flow jangka panjang.
e. Mengukur kinerja manajemen berdasarkan kinerja produk pasaran.
39 Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h.36
51
c. Matrix General Electric
Model ini membutuhkan parameter faktor daya tarik industri (industry
attractiveness factor) dan faktor kekuatan bisnis (bussiness strength factor).
d. Matrix Internal Eksternal (IE)
Matrix Internal Eksternal dikembangkan dari Model General Electric.
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
Dalam Matrix Internal Eksternal, terdapat tiga strategi utama, yaitu:
a. Growth Strategy, yang merupakan pertumbuhan perusahaan sendiri atau
upaya diversifikasi.
b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah
strategi yang telah ditetapkan.
c. Retrenchment Strategy adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha
yang dilakukan perusahaan.
e. Matrix SPACE
Tujuan dari Matrix SPACE (Strategic Position And Action Evaluation)
adalah agar perusahaan itu dapat melihat posisinya dan arah perkembangan
selanjutnya. Berdasarkan matrix SPACE, analisis tersebut dapat memperlihatkan
dengan jelas garis vektor yang bersifat positif baik untuk Kekuatan Keuangan
maupun Kekuatan Industri. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan tersebut
secara finansial relatif cukup kuat sehingga dia dapat mendayagunakan
52
keuntungan kompetitifnya secara optimal melalui tindakan yang cukup agresif
untuk merebut pasar. Alat ini terdiri dari kerangka kerja empat kuadran yang
menunjukan apakah strategi agresif, konservatif, defensif, atau bersaing yang
paling cocok untuk suatu organisasi.
f. Matrix Grand Strategy
Matrix Grand Strategy mempunyai alat populer untuk merumuskan strategi
alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat
kuadran strategi dari Matrix Grand Strategy.
2.3. Tahap Keputusan
Teknik ini disebut sebagai Matrix Quantitative Strategic Planing (QSPM)
atau Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif. Matriks ini berfungsi untuk
memperoleh daftar prioritas dan dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif
dari tindakan alternatif yang layak. QSPM menggunakan input dari analisis
Tahap 1 dan hasil mencocokan dari analisis Tahap 2 untuk untuk memutuskan
sasaran diantara strategi alternatif.40
40 Fred R. David, Konsep Manajemen Strategis, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa:Alexander Sindoro (Jakarta: PT Prenhallindo, 1998), h. 198
53
BAB III
PROFIL BANK SYARIAH MANDIRI (BSM)
A. Latar Belakang Berdirinya BSM41
Kehadiran Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah sekaligus berkah pascakrisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter, yang disusul dengan krisis
multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional,telah menimbulkan beragam
dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat,
tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional
yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional,
PT Bank Susila Bakti (BSB)yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai
(YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak
krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger
dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan,
pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang
Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) menjadi satu bank baru
bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
41 Bank Syariah Mandiri, “Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri Tahun 2009”.Diakses tanggal 1 Mei 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/
53
54
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari
keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim
Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank
Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang
memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system).Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.GBI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan
pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi
sejak Senin, tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Bank ini
hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha
55
dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara
idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan
Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.
B. Visi dan Misi BSM
VISI
“Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha”
MISI
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja
yang sehat.
4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
C. Nilai-nilai Perusahaan
Excellence: Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang
terpadu dan berkesinambungan.
Teamwork: Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
Integrity: Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
56
Customer Focus: Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk
menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan
menguntungkan.
D. Produk dan Jasa BSM
Produk Pendanaan Produk Pembiayaan Layanan
1. BSM Tabungan
2. BSM Tabungan
Berencana
3. BSM Tabungan
Simpatik
4. BSM Tabungan
Mabrur
5. BSM Tabungan Dollar
6. BSM Tabungan Investa
Cendekia
7. BSM Deposito &
Deposito Valas
8. BSM Giro& Giro
Valas, Giro Euro,
Singapore Dollar
9. BSM Obligasi
10. BSM Tabungan
Perusahaan
1. Mudharabah
2. Musyarakah
3. Murabahah
4. Dana talangan Haji
5. Istishna’
6. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
7. Mudharabah Muqayyadah
8. Customer Network Financing
9. Resi Gudang
10. Edukasi
11. PKPA
12. Implan
13. Dana Berputar
14. Kepemilikan Rumah
15. Umrah
16. Pembiayaan Peralatan
Kedokteran
17. Gadai Syariah
1. BSM Card
2. BSM Sentra Bayar
3. BSM Mobile Banking
4. BSM Net Banking
5. BSM Pertukaran Valas
6. BSM Bank Garansi
7. Electronic Payroll
8. SKBDN
9. L/C
10. Transfer Western Union
11. Kliring
12. Inkaso
13. Intercity Clearing
14. RTGS
15. Pajak Online
16. Mitra Syariah
17. Bancassurance
57
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Mekanisme Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Bank Syariah
Mandiri
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu: produk penyaluraan dana (financing), produk
penghimpunan dana (funding), dan produk jasa (service).42
Salah satu produk penyaluran dana yang disalurkan Bank Syariah Mandiri
adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberi nama Barakah BSM. KUR ini
merupakan salah satu fitur pembiayaan program kerjasama dengan Kementrian
Koperasi dan UMKM dalam mengakselerasi usaha sektor riil.
Bentuk akad KUR (Barakah BSM) yang dipakai adalah murabahah. Secara
sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut
ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang
kemudian menjualnya dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan
tersebut dapat dinyatakan dengan nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk
persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%43.
Murabahah ini merupakan salah satu bentuk jual beli yang sesuai dengan
syariah Islam berdasarkan QS. Al Baqarah ayat 275 dan HR. Ibnu Majah, yaitu:
42 Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), Edisi 4, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), h. 97
43 Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), h.113
58
....
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-
Baqarah: 275)
“Tiga bentuk usaha yang di dalamnya mengandung barakah: yaitu jual beli
secara tangguh, mudharabah/kerja sama dalam bagi hasil dan mencampur
gandum dengan kedelai (hasil keringat sendiri) untuk kepentingan keluarga
bukan untuk di jual”. (HR. Ibnu Majah).44
Program KUR (Barakah BSM)
Tabel 4.1
FITURPROGRAM
Investasi Modal Kerja
Target Market Semua sektor industri yang tidak bertentangan dengan syariah. UMKM dan Koperasi yang tidak sedang menerima Kredit dari
Perbankan dan/atau Kredit Program, kecuali Kredit Konsumtif.
LimitPembiayaan
Segmen Mikro: sampai dengan Rp5 juta (margin 22% – berlakuper 12 Feb 2010)
Segmen Ritel : Rp5 juta – Rp500 juta (margin 14% – berlaku
44 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Juz II, No. 2289, (Beirut: Dar El Kutub Al-Banani, tth),h.12. (Hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah: 2289, dari segi sanad, hadis tersebut dianggap dhaif,karena terdapat tiga perawi yang majhul secara berturu-turut setelah rawi sahabat, yaitu: Shalih binShuhaib, Abdurrahman bin Dawud, dan Nashr bin Qashim. Majhul adalah tidak diketahui baikorangnya maupun riwayat hidupnya
59
per 12 Feb 2010)
Coverage Area Diseluruh cabang
Jangka Waktu Maksimal 5 (lima) tahun Maksimal 3 (tiga) tahun
AgunanAgunanUtama : obyek yang dibiayaiAgunan Tambahan: bersifat kebendaaan
PolaPembiayaan
Inti – Plasma Terdapat keterikatan produksi antara perusahaan inti Perusahaan Inti sebagai penjamin pembelian atas hasil usaha
plasma Jaminan pembiayaan dari perusahaan inti dan/atau end user
Kemitraan Terdapat pola kemitraan terpadu antara
perusahaan/kelompok/koperasi dengan end user/yang dibiayai Terdapat hak dan kewajiban yang jelas antara
perusahaan/kelompok/koperasi dengan end user Jaminan pembiayaan dari perusahaan/kelompok/koperasi
dan/atau end user
Petunjuk Pelaksanaan Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat Melalui Warung
Mikro BSM.
Tabel 4.2
No Fitur Program Keterangan1 Sumber Dana 100% dana komersial Bank Syariah
Mandiri2 Pola/Fasilitas Penjaminan dari Lembaga Penjamin
dengan premi/IJP dibayarkan olehpemerintah dengan menggunakan danaAPBN.
3 Peruntukkan calon nasabah Kriteria dan persyaratan calon NasabahKUR:a. Tidak sedang menerima Kredit
Modal Kerja/Investasi dari Perbankanatau yang tidak sedang menerimakredit program dari Pemerintah yangdibuktikan dengan hasil SID BI padasaat permohonan pembiayaandiajukan.
60
b. Dapat sedang menerima kreditkonsumtif
4 Limit Pembiayaan Maksimal Rp. 20.000.000,-5 Margin/Bagi Hasil Pembiayaan Setara dengan margin 22% p.a.6 Jenis Peembiayaan dan Jangka
WaktuSesuai dengan Addendum III
7 Sektor Semua sektor industri yang tidakbertentangan dengan prinsip syariah danrating sektor ekonomi pembiayaan BankSyariah Mandiri.
8 Denda/Penalty Sesuai Ketentuan Bank Syariah Mandiri(0,000695 x jumlah tunggakankewajiban x jumlah hari keterlambatan)
9 Biaya Administrasi Sesuai ketentuan pembiayaan WarungMikro Bank Syariah Mandiri
10 Nilai Penjaminan Pembiayaan 80% dari plafon pembiayaan untuksektor hulu, dan TKI
70% dari plafon pembiayaan untuksektor lainnya (untuk sisa agunansesuai ketentuan Bank SyariahMandiri)
11 Premi Penjaminan Pembiayaan Nilai penjaminan pembiayaan menjadibeban APBN
12 Penutupan Penjaminan Pembiayaan Secara otomatis13 Hak Klaim Pembiayaan dalam kolektibilitas 4
(diragukan) dan jangka waktupembiayaan terlampaui minimal 1tahun
14 Jaminan Sesuai ketentuan pembiayaan warungmikto Bank Syariah Mandiri.
15 Sistem pembukuan On Balance Sheet16 Perum Penjaminan Askrindo dan Jamkrindo17 Pola Angsuran Pola Angsuran sesuai ketentuan yang
berlaku18 Asuransi Jiwa Diwajibkan19 Tata Cara Pelaksanaan Penjaminan
dan Pengajuan KlaimSesuai dengan ketentuan yang berlaku
20 Tanggal Pengajuan Penjaminan Maksimal tanggal 15 setiap bulanberikutnya kepada cabangAskrindo/Jamkrindo terdekat.
61
B.Penyaluran KUR dan Laba Bersih Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2010
Tabel 4.3
BulanKUR(Dalam jutaanrupiah)
Laba Bersih(Dalam jutaanrupiah)
Januari 29.137 15.127
Februari 46.316 45.561
Maret 83.397 4.624
April 18.709 61.384
Mei 80.926 976.488
Juni 19.655 99.284
Juli 17.375 115.366
Agustus 20.226 135.013
September 18.897 147.384
Oktober -7.502 162.723
Nopember 4.596 178.553
Desember -5.297 193.149
Januari -2.249 21.362
Februari 20.207 19.653
Maret 16.645 22.781
April 2.219 20.600
62
Mei 1.724 21.309
Juni 11.425 20.037
Juli -3.435 24.961
Agustus 3.796 24.959
September 0 22.640
Oktober 397 36.809
Nopember 2.669 29.357
Desember 2.145 26.469
Januari 5.121 25.603
Februari 8.251 26.138
Maret 21.844 35.645
April 15.339 34.298
Mei 23.740 36.247
Juni 45.728 39.663
Juli 7.214 46.192
Agustus 99.546 34.693
September 34.621 41.566
Oktober 30.836 40.361
Nopember 82.632 20.589
Desember 77.319 23.260
Sumber : Laporan Keuangan BSM 2008-2010, data diolah
63
Adanya angka minus (-) mengindikasikan bahwa jumlah pelunasan KUR lebih
besar dibandingkan dengan jumlah penyaluran KUR.
C. Pengaruh Penyaluran KUR Terhadap Laba Bersih Bank Syariah Mandiri.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data Pengaruh Penyaluran KUR Terhadap Laba
Bersih
Tabel 4.4
Dari hasil gambar diatas, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model
regresi layak dipakai untuk prediksi Laba Bersih berdasarkan variabel
independennya yaitu Penyaluran KUR.
64
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengaruh Penyaluran KUR Terhadap
Laba Bersih.
Tabel 4.5
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa pola titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Kemudian terlihat dari susunan acak
hasil plot pencaran titik-titik tersebut yang membentuk pola tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh penyaluran
KUR terhadap laba bersih.
65
c. Hasil Uji Autokorelasi Pengaruh Penyaluran KUR Terhadap Laba
Bersih.
Tabel 4.6
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .255a .065 .037 158859.142 1.652
a. Predictors: (Constant), KUR
b. Dependent Variable: LabaBersih
Pada tabel diatas, terlihat angka D-W sebesar 1,652, yaitu dibawah
angka 2 dan diatas angka -2. Hal ini berarti model regresi diatas tidak
terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak untuk digunakan.
2. Pengujian Hipotesis
a. Hasil Uji T
Uji T-test berguna untuk menguji signifikan koefisien regresi (b) yaitu
apakah variabel independen berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.7
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 45001.275 34341.995 1.310 .199
KUR 1.450 .944 .255 1.536 .134
a. Dependent Variable: LabaBersih
66
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai taraf signifikan 0.134 > 0.05
artinya tidak signifikan, sedangkan t hitung sebesar 1.536 < t tabel 2.74. Oleh
karena t hitung terletak pada daerah menerima H0, maka dapat disimpulkan
bahwa Penyaluran KUR tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.
b. Hasil Uji F
Tabel 4.8
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.958 1 5.958E10 2.361 .134a
Residual 8.580 34 2.524E10
Total 9.176 35
a. Predictors: (Constant), KUR
b. Dependent Variable: LabaBersih
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai sig adalah 0,134 > 0.05 maka Ho
ditolak. Dengan demikian H0 yang menyatakan “Tidak ada pengaruh antara
Penyaluran KUR dengan Laba Bersih” diterima.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)Tabel 4.9
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .255a .065 .037 158859.142 1.652
a. Predictors: (Constant), KUR
b. Dependent Variable: LabaBersih
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai R square atau koefisien determinasi
sebesar 0,065 artinya 6,5% variabel dependen Laba Bersih dapat dijelaskan
67
atau dipengaruhi oleh variabel independen Penyaluran KUR, dan sisanya
93,5% dijelaskan oleh variabel lainnya.
Sedangkan nilai R (korelasi) menunjukkan antara Penyaluran KUR
dengan Laba Bersih sebesar 0.225. Hubungan tersebut dapat dikatakan
rendah karena mendekati angka 20% dan berada dalam rentang 0.20-0.399.
4. Uji Koefisien Regresi
Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 45001.275 34341.995 1.310 .199
KUR 1.450 .944 .255 1.536 .134
a. Dependent Variable: LabaBersih
Pada tabel diatas dapat dilihat persamaan regresinya yaitu:
Y= 45001.275+1450X
Dimana
Y=Laba Bersih
X=Penyaluran KUR
Persamaan tersebut mempunyai arti:
Laba Bersih, bila X (KUR) = 0, maka Y=45001.275 (dalam jutaan rupiah)
68
Nilai elastisitas Deposito sebesar 1450 menunjukan bahwa peningkatan
Penyaluran KUR 1 Rp, akan menaikkan nilai Laba Bersih sebesar 1450
(dalam jutaan rupiah).
D. Analisis SWOT
1. Kinerja Keuangan
Tabel 4.11
BankRata-Rata Dari Bulan Januari 2008-2010
ROA ROE CAR LDR BOPO
BNI 1,67% 16,04% 14,41% 69,54% 85,01%
BRI 3,92% 34,45% 14,17% 82,62% 73,04%
Mandiri 2,86% 26,76% 15,69% 61,46% 71,99%
BTN 1,71% 17,23% 17,92% 106,57% 86,39%
Bukopin 1,63% 18,74% 12,91% 83,41% 85,10%Bank SyariahMandiri 2,08% 22,14% 12,57% 88,01% 83,21%
Sumber: Laporan Keuangan Bank Penyalur KUR, data diolah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dalam ROA (Return On Asset),
Bank Syariah Mandiri berada di posisi ketiga, dalam urutan pertama ditempati
oleh BRI, kemudian diposisi dua adalah Bank Mandiri.
Kemudian ROE (Return On Equity), dengan posisi yang sama mulai dari
urutan ketiga sampai pertama berturut-turut adalah BSM, Bank Mandiri, BRI.
Sehubungan dengan berdirinya Bank Syariah Mandiri yang relatif masih baru,
sehingga modalnya belum sebesar bank-bank pesaing (dalam hal penyaluran
KUR), CAR-nya berada di urutan terbawah dari enam bank plat merah yang
menyalurkan KUR
69
Untuk LDR/FDR, BTN berada diurutan teratas, kemudian Bank Syariah
Mandiri di urutan kedua dengan nilai 88,01%
Dalam hal beban operasional bank dibandingkan dengan pendapatan
operasional (BOPO), BTN menempati urutan pertama, sedangkan Bank Syariah
Mandiri berada diurutan ketiga sebesar 83,21%, namun sebagai Bank Syariah,
BSM pernah mendapatkan penghargaan sebagai Bank Syariah Terbaik atas
kinerja keuangan yang telah dicapai.
Selain itu, BSM selama 10 tahun terakhir mencatat sejumlah
pertumbuhan, di antaranya yang paling menonjol adalah pertumbuhan asetnya.
Aset BSM tumbuh sebesar 49,03 persen, sedang dari sisi penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK), BSM tumbuh 68,46 persen per tahun dan Pembiayaan
BSM tumbuh 54,69 persen per tahun.45
BSM sudah menduduki peringkat ke-21 dari 121 bank umum yang
beroperasi di Indonesia. BSM juga berhasil membuktikan diri sebagai bank
umum dengan prestasi dan kinerja yang sangat baik. Rating BSM yang lima
tahun lalu hanya berpredikat single B, kini sudah double E minus.46 Bank
45Anonimous, “Go UMKM”, diakses pada tanggal 3 Mei 2011 pada
http://zonaekis.com/yuslam-%e2%80%9cgo-umkm%e2%80%9d
46Anonimous, “BSM Berada di Peringkat 21 Perbankan Umum”, Selasa (2/11) 2010.Harian Republika,
70
Syariah Mandiri (BSM) memperoleh penghargaan ‘Kinerja Sangat Bagus’
selama sepuluh tahun berturut-turut.
2. Analisis Lingkungan
2.1. Analisis Lingkungan Eksternal
a. Lingkungan Makro
Kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, diharapkan Bank
Syariah Mandiri mampu mengakomodasi masyarakat yang ingin bertransaksi
atau meminjam uang sesuai dengan prinsip syariah.Seiring dengan dukungan
pemerintah melalui program KUR kepada UMKM yang mencapai 52, 7 juta
unit usaha pada tahun 2009 dan menyerap tenaga kerja sebanyak 97,30 juta
pekerja, diyakini pertumbuhan kredit kepada UMKM akan meningkat pesat
Berdasarkan jumlah rekening, rekening kredit MKM meningkat 19,8%
dari 24,8 juta rekening pada akhir Triwulan III 2009 menjadi 29,7 juta
rekening pada akhir Triwulan III 2010. Pangsa kredit MKM terhadap kredit
perbankan pada akhir Triwulan III 2010 mencapai 54,0%, meningkat
dibanding pangsa pada akhir Triwulan III 2009 sebesar 52,3%.
Berdasarkan lokasi proyek per propinsi, DKI Jakarta menjadi propinsi
dengan net ekspansi kredit MKM tertinggi yaitu Rp49,8 triliun (33,8%),
disusul Jawa Barat Rp19,5 triliun (13,2%) dan Jawa Timur Rp11,3 triliun
(7,6%).
Menurut sektor ekonomi, selain sektor lain-lain, alokasi kredit MKM
pada akhir Triwulan III 2010 terbanyak diberikan kepada sektor Perdagangan
71
yaitu sebesar 22,3% (Rp204,2 triliun), Jasa Dunia Usaha 6,2% (Rp56,9
triliun), Perindustrian 5,9% (Rp54,4 triliun) dan Jasa Sosial 3,2% (Rp29,2
triliun).
Berdasarkan jenis penggunaan, pada akhir Triwulan III 2010, sebesar
Rp477,1 triliun (52,2%) dari kredit MKM merupakan kredit konsumsi,
selebihnya sebesar Rp355,6 triliun (38,9%) digunakan sebagai kredit modal
kerja dan Rp81,8 triliun (8,9%) sebagai kredit investasi.
b. Lingkungan Mikro
b.1. Persaingan antar industri
Sampai saat ini jumlah Bank Pemerintah (BUMN) yang menyalurkan KUR
berjumlah 6 bank, dengan 1 Bank Umum Syariah dan 5 Bank Umum
Konvensional, ditambah dengan 13 BPD yang penyalurannya tidak begitu
signifikan. Walaupun hanya ada 6 Bank Pemerintah dan 19 BPD, namun
setiap bank memiliki cabang atau cabang pembantu yang banyak, terutama
untuk Bank Pemerintah yang sudah berdiri lebih lama, dan Bank Syariah
Mandiri adalah bank yang paling baru berdiri yaitu sejak tahun 1999. Hal ini
membuat persaingan antar industri bank semakin tajam. Sampai dengan Bulan
Desember 2010, BRI tetap mendominasi dalam menyalurkan KUR.
72
b.2. Dana Pihak Ketiga
Tabel 4.12
BankTotal DPK per 31Desember 2010
BNI 146.635.719
BRI 256.603.696
BTN 40.197.354
Mandiri 293.839.807
BSM 24.353.497Sumber: Laporan Keuangan Bank Penyalur KUR, data diolah
Walaupun KUR ini program pemerintah, namun dana KUR yang
disalurkan adalah 100% dari dana bank, yaitu Dana Pihak Ketiga. Dalam hal
ini, DPK paling banyak ditempati oleh Bank Mandiri, kemudian BRI, BNI,
sedangkan Bank Syariah Mandiri memiliki DPK paling kecil.
c. Pendatang Baru
Sampai saat penulis menyusun skripsi ini, belum ada Bank Umum yang
berencana akan menyalurkan KUR, hal itu karena dalam pemerintah diharuskan
yang dapat menyalurkan KUR adalah Bank milik pemerintah dan BPD.
d. Nasabah Pembiayaan
Nasabah Pembiayaan dalam hal ini adalah UMKM yang berjumlah 52,7
juta unit usaha sampai dengan tahun 2009, namun tidak diperbolehkan bagi
nasabah yang sudah memiliki pinjaman/pembiayaan untuk usaha produktif baik
perorangan maupun dari program pemerintah di Bank lain yang dapat dilihat di
Sistem Informasi Debitur di BI. Berdasarkan jumlah rekening, rekening kredit
73
MKM menjadi 29,7 juta rekening pada akhir Triwulan III 2010. Pangsa kredit
MKM terhadap kredit perbankan pada akhir Triwulan III 2010 mencapai
54,0%, meningkat dibanding pangsa pada akhir Triwulan III 2009 sebesar
52,3%. Artinya ada sekitar 46% dikurangi nasabah koperasi yang belum
tersentuh kredit perbankan.
e. Produk Pengganti
Ada banyak jenis pembiayaan yang disediakan oleh industri perbankan
nasional terutama bank-bank milik pemerintah baik dari produk bank itu sendiri
maupun dari produk program pemerintah, namun produk KUR ini memiliki
kelebihan dari yang produk yang lainnya. Dana KUR ini merupakan 100% dana
dari pihak bank yang 70%-80% dari total pembiayaan di jamin oleh
pemerintah. Hal ini digunakan untuk meminimalisir kerugian jika terjadi kredit
macet sekaligus tetap menerapkan asas kehati-hatian dalam menyalurkan KUR.
Selain itu, bunga/margin keuntungan tidak sebesar jenis pembiayaan lainnya,
tidak sampai 2% perbulan. Sehingga masih tetap diminati oleh nasabah
UMKM.
2.2. Analisis lingkungan internal
a. Jumlah jaringan
Hingga awal Oktober 2010, BSM memiliki 471 outlet, terdiri atas 96
kantor cabang, 210 kantor cabang pembantu, 34 kantor kas, 52 konter layanan
syariah, 52 payment poin, 13 kas keliling dan 14 gerai online.
74
Tabel 4.13
Market Share Bank Penyalur KUR
NO BANK Market share(%)
1 BNI 9,79%2 BRI (KUR Ritel) 19,39%3 BRI (KUR Mikro) 51,80%4 BANK MANDIRI 10,79%5 BTN 2,83%6 BUKOPIN 2,77%
7 BANK SYARIAH
MANDIRI 2,63%Tabel 4.14
Bank PelaksanaRata-Rata Rasio
KenaikanPenyaluran KUR
BNI 18,23%
BRI 32,58%
BTN 38,90%
Bukopin 14,04%
Bank Mandiri 16,56%
Bank Syariah Mandiri 16,39%
Sumber: Laporan Keuangan Bank Penyalur KUR, data diolah
Berdasarkan data diatas rata-rata kenaikan KUR yang paling besar adalah BTN
kemudian diposisi kedua adalah BRI, sedangkan Bank Syariah Mandiri berada
di urutan kelima. Dari sini terlihat bahwa BTN dan BRI sangat concern
terhadap penyaluran KUR.
75
Meski kenaikan KUR di Bank Syariah Mandiri (BSM) berada di urutan
kelima, BSM telah mempertahankan porsi pembiayaan mikro, kecil dan
menengah (UMKM) di angka + 70 persen . Per November 2010 porsi UKM
telah mencapai 68,97 persen atau dengan total pembiayaan Rp 15,72 triliun.47
b. Non Performing Loan/Finance (NPL/NPF)
Tabel 4.15
Bank Pelaksana Rata-rata NPL/F (%)
BNI 4,21
BTN 7,99
Bukopin 9,12
BRI Ritel 5,83
BRI Mikro 4,99
BSM 4,95
Bank Mandiri 1,49
Sumber: Laporan Keuangan Bank Penyalur KUR, data diolah
Walaupun BTN sangat concern dalam menyalurkan KUR, namun
memiliki NPL yang besar yaitu 7,99%, kemudian BRI KUR Ritel dengan NPL
5,83%, hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar KUR yang disalurkan,
maka semakin besar pula NPL yang diperoleh. Namun kejadian di bank
Bukopin tidak menunjukkan hal tersebut, dengan jumlah kenaikan penyaluran
KUR paling kecil, ternyata memiliki NPL terbesar yaitu 9,12%. Untuk BSM
sendiri, NPF dari penyaluran KUR berada dalam posisi pertengahan, tidak
terlalu kecil dan tidak terlalu besar.
47 Anonimous, “BSM Fokus pada Pembiayaan UMKM”, Republika, 24 desember 2010
76
c. SDM
Jajaran Direksi yang berkualitas dengan berbagai pengalaman di berbagai
jenjang karir
Melakukan program pengembangan SDM melalui pendidikan karir,
pendidikan profesi, keterampilan, serta berbagai kursus, latihan, penataran,
seminar, lokakarya dan pelatihan manajemen dan teknis yang disesuaikan
dengan kebutuhan Bank Syariah Mandiri. Untuk menyiapkan SDM yang
memahami teknis perbankan dan kepatuhan syariah, sejak 2007 BSM
menyelenggarakan pelatihan online yang disebut e-learning. Dengan
pelatihan online, insan BSM cukup mengikuti pelatihan dari tempatnya
bekerja, kapan saja mereka sempat. Adapun tes akan dilakukan secara
periodik.
Budaya kerja pegawai yang memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap
perusahaan.
3. IFAS & EFAS
Berdasarkan analisis mikro dan makro akan dirumuskan variabel peluang
dan ancaman. Sedang dari analisis internal akan dirumuskan variabel kekuatan
dan kelemahan. Rumusan variabel adalah sebagai berikut:
77
Tabel 4.16
Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS)
Faktor Strategiinternal Bobot Rating
SkorPembobotan Komentar
Kekuatan1. Laba
meningkat48,47%.
2. Memilikikarakteristiktersendirisebagai satu-satunya Banksyariahpenyalur KUR
3. Strukturkeuanganperusahaanyang kuat.
4. Administrasipembiayaanyang ringan
5. Teamwork yangsolid
6. Brand Image7. Pelayanan dari
pegawai yangbaik,berkualitas, danberdedikasi.
8. PengalamanTop Manajerdan jajaranDireksi.
Kelemahan1. Jumlah aset dan
DPK yang
0,07
0,06
0,07
0,06
0,06
0,06
0,07
0,06
0,07
0,07
2
2
2
3
3
2
3
2
2
3
0,14
0,12
0,14
0,18
0,18
0,12
0,21
0,12
0,14
0,21
1. MenciptakanBrand Names.
2. MempertahankanSDM yangberkompetensidan teamworkyang solid.
3. MenghasilkanSDM yang loyalterhadapperusahaan.
4. Mencaritambahan modal.
5. Alokasikan danauntuk promosi.
6. Merekrut tenagamarketing.
7. Menambahjumlahpenyaluran KUR.
8. Lakukanpendampinganterhadap mitrausaha agar dapatmemantau enduser dengantepat.
9. Penyediaanagunan yangfleksibel.
10. Mengadakakantraining transaksibisnis syariah
78
belum besar2. Promosi yang
kurang agresif3. Armada
marketing yangminim.
4. Margin KURyang kecil
5. Bank tidakdapatmelakukanpendekatan danmonitoringsecara langsungpada end useruntukpenyaluranKUR denganlinkageprogram
6. PeningkatanpenyaluranKUR tidakberdampaksignifikanterhadappeningkatanlaba bersih.
7. Kurangnyafleksibilitasdalampenyediaanagunan.
8. Kurangnyakaryawan yangmemilikipemahamanterhadaptransaksi bisnissyariah.
0,06
0,06
0,05
0,06
0,06
0,06
2
4
3
2
3
2
0,12
0,24
0,15
0,12
0,18
0,12
kepada pegawai.
Total SkorPembobotan
1,00 2,45
79
Tabel 4.17
External Strategic Factor Analysis Summary ( EFAS)
Faktor StrategiEksternal Bobot Rating
SkorPembobotan Komentar
Peluang1. KUR dengan linkage
program dapatdengan cepatmemberikanpelayanan langsungkepada end user
2. MasyarakatIndonesia yangmayoritas muslim.
3. Dukungan kebijakanatau political willdari Pemerintah.
4. Jaminan Pemerintahsebesar 70% daritotal pembiayaan.
5. Pangsa kredit MKMterhadap kreditperbankan yangcukup besar.
6. Penyaluran KURuntuk sektor diluarperdagangan.
7. Jumlah UMKMsebanyak 52,7 jutaunit usaha
8. Pasar keuanganmikro tumbuh pesatdi dua sisi mobilisasidana dan penyalurankredit.Ancaman
1. Tingkat persainganyang cukup tinggi
0,06
0,07
0,08
0,06
0,08
0,05
0,06
0,07
0,07
3
2
2
2
3
3
2
3
2
0,18
0,14
0,16
0,12
0,24
0,15
0,12
0,21
0,14
1. PerbanyakpenyaluranKUR denganlinkageprogram
2. Lakukanpromosi dikomunitasmuslim(majelista’lim,SekolahIslam, dll)
3. IkutiPeraturanpemerintah
4. Lakukanpenetrasipasar di luarsektorperdagangan
5. Gencarkanpromosi
6. Perbaikankualitaslayanan danproduk
7. Pengenalankepadamasyarakatmengenaibank denganprinsip
80
antara perbankannasional.
2. KurangnyaPemahamanmasyarakat terhadaptransaksi bisnissyariah.
3. BSM tidak hanyabersaing denganBank UmumKonvensional tetapijuga Unit UsahaSyariah.
4. Perbedaan motivasi,kualifikasi, dankompetensikaryawan
5. Persaingan bank diPulau Jawa semakinmeningkat.
6. KUR hanya untukkredit produktif.
7. Fleksibilitas dalampenyediaan agunan.
8. Image bankterdahulu sebagaibank penyalur kreditmikro.
0,06
0,05
0,06
0,05
0,06
0,06
0,06
2
2
3
2
2
3
3
0,12
0,10
0,18
0,10
0,12
0,18
0,18
syariah8. Melakukan
auditinternalsecaraberkala
9. Pertahankancitra positifdimasyarakat
10. Lakukanekspansiusaha.
Total SkorPembobotan
1,00 2,21
3.1 Internal-External Matrix
Berdasarkan faktor strategi internal dan eksternal yang telah dirating
berupa IFAS dan EFAS maka kita dapat membuat Internal-External Matrix
untuk dapat menentukan strategi yang sesuai dengan Bank Syariah Mandiri,
berikut matriksnya:
81
Tabel 4.18
Total Skor Faktor Strategi internal
KUAT RATA-RATA LEMAH
KUAT
RATA-RATA
Total Skor Faktor
Strategi Eksternal RENDAH
Berdasarkan Internal-External Matrix, posisi Bank Syariah Mandiri
berada pada strategi pertumbuhan/stabilitas. Posisi ini didasarkan pada
analisis total skor faktor internal dan eksternal. Berdasarkan matrix ini, nilai
total skor IFAS=2,45 dan EFAS=2,21. Nilai ini menunjukan bahwa faktor-
faktor internal sangat besar dibandingkan dengan faktor-faktor eksternal
perusahaan. Perusahaan dapat melakukan ekspansi usahanya untuk
menyalurkan KUR dan mencari investor untuk menambah modal perusahaan
dengan menerapkan strategi pertumbuhan stabilitas.
I
Pertumbuhan
II
Pertumbuhan
III
Penciutan
IV
Stabilitas
V
Pertumbuhan/Sta
bilitas
VI
Penciutan
VII
Pertumbuhan
VII
Pertumbuhan
IX
Likuidasi
1.0.0
2.0.0
3.0.0
1.0.0
2.0.0
3.0.0
4.0.0
1.0.0
82
3.2.Matrix Profil Kompetitif
Tabel 4.19
FaktorStrategis Bobot
BSM BNI BTN BRI Mandiri Bukopin
RatingBobotSkor
RatingBobotSkor
RatingBobotSkor
RatingBobotSkor
RatingBobotSkor
RatingBobotSkor
PangsaPasar
0,15 1 0,15 2 0,30 2 0,30 4 0,60 3 0,45 1 0,15
Posisikeuangan
0,20 4 0,80 1 0,20 1 0,20 4 0,80 3 0,60 1 0,20
KesetiaanKonsumen
0,10 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30
Pengenalannama
0,10 2 0,20 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30
Pelayanan 0,15 4 0,60 4 0,60 4 0,60 3 0,45 4 0,60 4 0,60Pengalamandi bisnis ini
0,20 2 0,40 2 0,40 2 0,40 3 0,60 2 0,40 2 0,40
PenyediaanFasilitas
0,10 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30 3 0,30
Total 1,00 2,75 2,40 2,40 3,35 2,95 2,25
Berdasarkan Matrix Profil Kompetitif dari 6 Bank penyalur KUR, dapat
dikatakan bahwa BRI sebagai bank yang paling kompetitif. Bank Syariah
Mandiri berada pada posisi pertengahan. Sebagai bank syariah yang relatif
masih baru (dibandingkan dengan bank penyalur KUR lainnya), Bank Syariah
Mandiri masih dapat terus melakukan ekspansi usaha dengan kekuatan
internal yang dimiliki dan memanfaatkan kekuatan eksternal yang ada.
4. Tahap analisis
Setelah kita mendapatkan variabel internal dan eksternal perusahaan,
selanjutnya kita akan memilih strategi alternatif untuk Bank Syariah berdasarkan
variabel tersebut, melalui analisis SWOT.
83
Tabel 4.20
4.1. SWOT Matrix
IFAS
EFAS
Strengths (S)1. NPF KUR yang
relatif terkendali .2. Memiliki
karakteristiktersendiri sebagaisatu-satunya Banksyariah penyalurKUR
3. Struktur keuanganperusahaan yangkuat.
4. Administrasipembiayaan yangringan
5. Teamwork yangsolid.
6. Brand Image7. Pelayanan dari
pegawai yang baik,berkualitas, danberdedikasi.
8. Pengalaman TopManajer dan jajaranDireksi.
Weaknesses (W)1. Jumlah aset dan
DPK yang belumbesar
2. Promosi yangkurang agresif
3. Armada marketingyang minim.
4. Margin KUR yangkecil.
5. Bank tidak dapatmelakukanpendekatan danmonitoring secaralangsung pada enduser untukpenyaluran KURdengan linkageprogram.
6. Peningkatanpenyaluran KURtidak berdampaksignifikan terhadappeningkatan lababersih.
7. Kurangnyafleksibilitas dalampenyediaan agunan.
8. Kurangnyakaryawan yangmemilikipemahamanterhadap transaksibisnis syariah.
Opportunities (O)1. KUR dengan linkage
program dapat dengancepat memberikan
SO1. Ekspansi usaha
dengan membuka
WO1. Menjaring investor
dan promosi produk
84
pelayanan langsungkepada end user
2. Masyarakat Indonesiayang mayoritasmuslim.
3. Dukungan kebijakanatau political will dariPemerintah.
4. Jaminan Pemerintahsebesar 70% dari totalpembiayaan.
5. Pangsa kredit MKMterhadap kreditperbankan yangcukup besar.
6. Penyaluran KURuntuk sektor diluarperdagangan.
7. Jumlah UMKMsebanyak 52,7 jutaunit usaha
8. Pasar keuangan mikrotumbuh pesat di duasisi mobilisasi danadan penyaluran kredit.
lebih banyak kantorcabang
2. Mempromosikankeunggulan banksyariah
3. Promosi pembiayaandan tabungan melaluitim marketing danmedia masa terutamadi sentral UMKM
4. Teknikal Assistance5. Membangun Brand
Image yang kuatkepada nasabah danmasyarakat melaluimedia promosi.
tabungan.2. Menciptakan
lingkungan danbudaya kerja yangkondusif
3. Melakukanpendampingankepada mitra linkageprogram
4. Penguatan SDM5. Mempermudah
persyaratan dan jalurpembiayaan KUR.
Threats (T)1. Tingkat
persaingan yangcukup tinggiantara perbankannasional.
2. KurangnyaPemahamanmasyarakatterhadap transaksibisnis syariah.
3. BSM tidak hanyabersaing denganBank UmumKonvensionaltetapi juga UnitUsaha Syariah.
ST1. Memberikan
edukasi kepadamasyarakatpentingnya memilihbank yang sehat.
2. Ekspansi usahaterutama di PulauJawa.
3. Menciptakan imagebahwa BSM proUMKM
4. Meningkatkanmarket share
5. Menjaga kualitaslayanan dan produk.
WT1. Penyediaan agunan
yang fleksibel2. Meningkaatkan
pembiayaan komersil3. Meningkatkan
motivasi kerja bagiSDM perusahaan.
4. Mengoptimalkanperang masing-masing divisi,terutama dalam halini Divisipembiayaan WarungMikro.
5. Melakukan market
85
4. Perbedaanmotivasi,kualifikasi, dankompetensikaryawan
5. Persaingan bankdi Pulau Jawasemakinmeningkat.
6. KUR hanya untukkredit produktif.
7. Fleksibilitasdalam penyediaanagunan.
8. Sudah terciptaimage masyarakatkepada bankterdahulu sebagaibank penyalurkredit mikro.
6. Memberikankemudahan baginasabah yangkesulitan membayarKUR dengan polamonitoring danreschedulling.
research.
4.2.Matrix SPACE
Tabel 4.21
Matrix SPACE Bank Syariah Mandiri
Kekuatan Keuangan Penilaian1. ROA : 2,23%2. ROE : 44,20%3. CER : 49,62%4. Laba : 291 milyar, naik 48,47%5. CAR : 12,39%, standar BI : 8%
1,01,01,54,02,09,0
Kekuatan Industri1. Prinsip Syariah2. Potensi Pertumbuhan3. Potensi Laba4. Stabilitas Keuangan5. Pemanfaatan potensi SDM
3,02,02,02,02,011,0
86
Stabilitas Lingkungan1. Kesadaran masyarakat terhadap
transaksi syariah2. Tingkat persaingan3. Perubahan teknologi4. Situasi ekonomi & politik yang
berubah5. Globalisasi
2,5
3,02,02,0
2,011,5
Kenggulan Bersaing1. Keunikan sistem syariah2. Loyalitas Pelanggan3. Fasilitas teknologi4. SDM berkualitas5. Pilihan variasi produk
3,03,02,03,03,014,0
KesimpulanRata-rata ES = 2,2 Rata-rata IS = 2,2Rata-rata FS = 1,9 Rata-rata CA= 2,8Koordinat Vektor Penunjuk Arah: Sumbu X: 1,9-2,2= -0,3
Sumbu Y: 2,8-2,2= 0,6Bank harus menjalankan strategi bersaing
Agresif
Bersaing
Konservatif
Defensif
FS
ISCA
ES
0,3
0,6
87
Pada matrix SPACE diatas, posisi Bank Syariah Mandiri berada pada
posisi bersaing dengan Bank penyalur KUR lainnya. Strategi bersaing termasuk
integrasi belakang, ke depan, horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar;
pengembangan produk; dan usaha patungan.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. KUR di Bank Syariah Mandiri dinamakan Barakah BSM, standar operasionalnya
sama dengan bank penyalur KUR lainnya (sesuai dengan Kep-
14/D.I.M.Ekon/04/2009 dan peratruan terkait lainnya), hanya saja sebagai bank
syariah, Bank Syariah Mandiri menggunakan akad murabahah dalam menyalurkan
KUR tersebut. Jaminan yang mengcover kurang lebih sebesar 30% dari total
pembiayaan KUR tetap disyaratkan oleh BSM kepada nasabah untuk mencegah
moral hazard.
2. Realisasi penyaluran KUR di Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi naik dan
turun. Adakalanya realisasi penyaluran per bulan mengalami nilai minus, hal itu
disebabkan jumlah pelunasan KUR yang lebih besar dibandingkan jumlah
penyaluran KUR, kondisi tersebut pernah dialami Bank Syariah Mandiri sebanyak
empat kali sampai dengan bulan Desember 2010.Untuk rata-rata rasio kenaikan
penyaluran KUR di Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 16, 39%, masih berada
dalam urutan kelima diantara 6 Bank Umum penyalur KUR. Dan sampai bulan
Februari 2011, total penyaluran KUR yang telah disalurkan Bank Syariah Mandiri
sebesar 936 milyar dengan 7.759 nasabah pembiayaan KUR. Hal ini termasuk
bagus mengingat jumlah aset yang dimiliki Bank Syariah Mandiri tidak sebesar
Bank penyalur KUR lainnya.
88
89
3. Berdasarkan penghitungan melalui analisis regresi, penyaluran KUR di Bank
Syariah Mandiri memiliki hubungan sebesar 0,225 terhadap laba bersih BSM.
Hubungan tersebut dapat dikatakan rendah karena mendekati angka 20% dan
berada dalam rentang 0,20-0,399. Selain itu, penyaluran KUR hanya berpengaruh
sebesar 6,5% terhadap laba bersih BSM. Melalui analisis regresi tersebut dapat
diperoleh persamaan regresinya yaitu: Y=45001.275+1450X
4. Nampaknya Bank Syariah Mandiri menghadapi tingkat persaingan yang cukup
berat, yaitu dari Bank-bank penyalur KUR lainnya yang memang concern juga
untuk menyalurkan kredit UMKM terutama produk KUR. Selain itu, untuk
menghadapi persaingan global, BSM harus lebih agresif dalam mencari nasabah
untuk meningkatkan market share.
SARAN
1. Walaupun memiliki margin kecil, sebaiknya Bank Syariah Mandiri tetap konsisten
dan terus meningkatkan pembiayaan KUR. Hal itu dilakukan sejalan program
pemerintah untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan
UMKM, terlebih lagi pemerintah menjamin 70%-80% dari total pembiayaan KUR
setiap nasabah.
2. Untuk memperoleh market share yang lebih besar dalam menyalurkan KUR, Bank
Syariah Mandiri sebaiknya melakukan strategi integrasi horizontal, yaitu dengan
cara memperluas lini produk KUR (kantor cabang) ke wilayah-wilayah potensial
lainnya secara intensif, kemudian melakukan efisiensi biaya serta pemanfaatan
90
teknologi tinggi untuk sistem pengendalian, sistem informasi nasabah, sistem
pembayaran. Semua itu harus diarahkan untuk kepuasan konsumen (consumer
satisfaction).
3. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Bank Syariah Mandiri saat ini sedang
dalam masa pertumbuhan. Untuk itulah, Bank Syariah Mandiri harus
mengembangkan schedule rencana perusahaan yang matang baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
4. Biaya administrasi yang dikenakan kepada nasabah Bank Syariah Mandiri
seharusnya sesuai dengan biaya riil yang dikeluarkan pihak BSM dalam proses
pengajuan hingga pencairan pembiayaan. Karena hal tersebut menyebabkan
gharar yaitu situasi dimana terjadi ketidakpastian dari kedua belah pihak yang
bertransaksi. Bila biaya riil untuk administrasi kurang dari Rp 60.000,- maka
administrasi ditetapkan sebesar Rp. 60 ribu, dan jika biaya riil diatas Rp. 60.000,-
maka administrasi tetap Rp 60.000,- juga. Hal semacam ini harus dihindari karena
termasuk salah satu transaksi yang dilarang Islam dalam bermuamalah.
91
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah, Burhanudin, “ Masih Adakah Perbaikan Ekonomi Indonesia”dalam bukuTerobosan Pemulihan Ekonomi Indonesia, disunting oleh Musni Umar danMusfihin Dahlan. Jakarta: Forum Kampus Kuning, 2002.
Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Press.2009.
Anonimous. UMKM Dalam Globalisasi Ekonomi: Ditengah Gempuran Krisis danPenciptaan Kesejahteraan Bangsa.Jakarta: Kementerian Negara Koperasi danUKM RI. 2008.
Anonimous. Company Profile Penjamin Kredit UKM & Koperasi. Jakarta: PerumSarana Pengembangan Usaha. 2005.
Damanhuri, Didin S.”Peran Ekonomi Kerakyatan Dan Strategi Pemulihan EkonomiIndonesia” dalam buku Terobosan Pemulihan Ekonomi Indonesia, disunting olehMusni Umar dan Musfihin Dahlan. Jakarta: Forum Kampus Kuning, 2002.
David, Fred R. Konsep Manajemen Strategis. Edisi Bahasa Indonesia. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta: PT Prenhallindo. 1998.
Hadinoto, Soetanto dan Djoko Retnadi. Micro Credit Challenge. Jakarta: Elex MediaKomputindo. 2002.
Hitt, Michael A dkk. Manajemen Strategis. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat.2001.
Ismail, M. Rizal. “Upaya Strategis Pemulihan Ekonomi dan Mengatasi KemiskinanMelalui Pengembangan UKM” dalam buku Terobosan Pemulihan EkonomiIndonesia, disunting oleh Musni Umar dan Musfihin Dahlan. Jakarta: ForumKampus Kuning. 2002.
Karim, Adiwarman .Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan).Edisi 4. Jakarta: PTRaja Grafindo Persada. 2010.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Ed. Bahasa Indonesia.Edisi kedua belas. Jakarta: PT Indeks. 2007.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. 2003.
92
Purwoto, Agus. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta: PT GramediaWidiasarana Indonesia. 2007.
Rangkuty, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta:Gramedia Pustaka Umum. 1997),
Rochaety, Ety. dkk. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.2009.
Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Ed.1. cet 4.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.
Royan, Frans M. Sun Tzu: Creating Distribution Strategy. Cetakan kedua. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. 2005.
Sularso, Sri. Metode Penelitian Akuntansi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2003.
Tambunan, Tulus T.H. UMKM di Indonesia. Edisi I. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. Pengolahan Data StatistikDengan SPSS 11.5. Jakarta: Salemba Infotek. 2003.
Tim Penulis Fakultas Syariah & Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi.Editor:Djawahir Hejazziey. Cetakan 1. Jakarta: Fakultas Syariah & Hukum. 2007.
Umar, Husen. Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. 2008.
Yasabari, Nasroen dan Nina Kurnia Dewi. Penjaminan Kredit “Mengantar UKMKMengakses Pembiayaan”. Bandung: PT Alumni. 2007
Yunus, Muhamad. Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan.Alih Bahasa: Rani R.Moediarta. Cetakan kedua. Jakarta: Gramedia. 2008.
Yusanto, M. Ismail dan M. Karebet Widjajakusuma. Menggagas Bisnis Islami.Jakarta: Gema Insani Press. 2002.
-------------------.Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayan.2003.
Siagian, Sondang P. Manajemen Strategik.Cet. kelima. Jakarta: Bumi Aksara. 2004.
93
Salusu, J. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik danOrganisasi Non Profit. Jakarta: Grasindo. 2008.
Artikel koran
Anonimous. “Relaksasi Dongkrak Penyaluran KUR Syariah”. Republika. Kamis, 14Oktober 2010.
Hasan, Syarifuddin. Kredit Usaha Rakyat. “Hore.. KUR Tanpa Jaminan SiapMeluncur”, Kompas. Selasa, 24 Agustus 2010.
Marchelo. “KUR sudah Mengucur Rp7,633 Triliyun”. Media Indonesia. Senin, 18Oktober 2010.
Booklet/Majalah
Anonimous. Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM RI Tahun 2010-2014.Jakarta: Kementerian Koperasi dan UKM RI. 2010.
Anonimous. Laporan Tahunan 2009 Bank Syariah Mandiri. Jakarta: Bank SyariahMandiri. 2010.
Kementrian Koperasi dan UMKM. Booklet Kredit Usaha Rakyat, Maret 2010.
Majalah Ekonomi Syariah. Pemerintah Kaji Skim Syariah KUR.Vol. 9 No. 6/1431 H.
------------------. Percepat KUR Dengan Linkage Program. Vol. 9 No. 6/1431 H.
PIP. “KUR, Belum Seindah Iklannya”. Majalah PIP. No. 327 Tahun XXVIII.Oktober 2010
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
Website
Anonimous. “Pemerintah Mengkaji Skim Syariah KUR”. www.pkesinteraktif.com.Senin, 10 Mei 2010.
Bank Syariah Mandiri. “ Laporan Keuangan Bulanan Tahun 2008-2010”. Diaksestanggal 13 Maret 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-bulanan/download-laporan-keuangan-bulanan/
94
Bank BTN. “Laporan Keuangan Triwulanan 2008-2010”. Diakses tanggal 31 Maret2011 dari http://www.btn.co.id/Hubungan-Investor/Laporan-Keuangan/Laporan-Triwulanan.aspx
Bank Bukopin. “Laporan Keuangan Triwulanan 2008-2010”. Diakses tanggal 31Maret 2011 darihttp://investor.bukopin.co.id/ID/info_lap_keu_triwulan_mar11.htm
Bank Mandiri. “Laporan Keuangan Triwulanan 2008-2010”. ”. Diakses tanggal 31Maret 2011 dari http://ir.bankmandiri.co.id/phoenix.zhtml?c=146157&p=irol-reportsOther
Bank BNI. “Laporan Keuangan Triwulanan 2008-2010”. Diakses tanggal 31 Maret2011 darihttp://www.bni.co.id/HubunganInvestor/FinancialResult/QuarterlyReport/tabid/254/Default.aspxSati, Irsad. “Penyaluran KUR BRI capai 95%”.www.detikfinance.com. Selasa, 12 Oktober 2010.Bank Syariah Mandiri. “Laporantahunan Bank Syariah Mandiri Tahun 2009”diakses tanggal 1 Mei 2011 darihttp://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/
Kementrian Negara Koperasi & UKM. “Data UMKM”. Diakses tanggal 25 Februari2011 darihttp://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&id=27:data-umkm&Itemid=93
Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. “Penjaminan KUR”.diakses tanggal5 Maret 2011 dari http://www.ekon.go.id/press-release/2010/08/06/penandatanganan-addendum-ii-nota-kesepahaman-bersama-tentang-penjaminan-kreditpembiayaan-umkm
Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian . “Realisasi Penyaluran KUR”.Diakses tanggal 10 Maret 2011 darihttp://www.ekon.go.id/publication/category/kurMenkokesra. “RealisasiPenyaluran KUR”. Diakses tanggal 5 Maret 2011 darihttp://data.menkokesra.go.id/content/realisasi-penyaluran-kur-dan-jumlah-debitur-nasionaL
Sentra KUKM. “Realisasi Penyaluran KUR”. Diakses tanggal 2 Februari 2011 darihttp://www.sentrakukm.com/index.php/kur/perkemb-kur?start=6