PROTOTIPE APLIKASI MANAJEMEN DARURAT BERBASIS
ANDROID
Skripsi
Oleh:
Muchtar Prawira
1113091000038
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PROTOTIPE APLIKASI MANAJEMEN DARURAT BERBASIS
ANDROID
Skripsi:
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh:
Muchtar Prawira
1113091000038
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
iii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
v
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Muchtar Prawira
NIM : 1113091000038
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Sains dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi
demi pembuatan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalti Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul:
Prototipe Aplikasi Manajemen Darurat berbasis Android
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Tangerang Selatan
Pada Tanggal: 19 Februari 2019
Yang Menyatakan
(Muchtar Prawira)
vii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PROTOTIPE
APLIKASI MANAJEMEN DARURAT BERBASIS ANDROID,” yang mana
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjana komputer dari Program Studi Teknik Informatika di Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
proses penulisan, penulis menyadari bahwa tidak lepas dari berbagai pihak dalam
bentuk bantuan, dukungan, saran, kritik, dan semangat yang hingga kini penulis
dapatkan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Ibu Arini, ST, MT., selaku ketua Program Studi Teknik Informatika, serta
Bapak Feri Fahrianto, M.Sc., selaku sekertaris Program Studi Teknik
Informatika.
3. Bapak Husni Teja Sukmana, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Victor Amrizal, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis hingga
skripsi dapat selesai dengan baik.
4. Bapak Andrew Fiade, M.Kom., selaku Dosen Penguji I dan Bapak Rizal
Broer Bahaweres, S.Si, M.Kom., selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan kritik dan saran, serta memberi arahan kepada penulis.
5. Seluruh Dosen, Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya pada
Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat, serta menjadi suri tauladan yang baik.
6. Bapak dan Ibu, yaitu alm. Achmad Sjatari dan Nurhayati Sjatari, serta
saudara dan saudari yang tak henti-henti nya memberikan semangat dan
viii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dukungan baik materil maupun moral.
7. Pihak SUDIN Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta
Selatan, Rama, dan Iptu Winam Agus selaku Kepala Tim Jaguar Polresta
Depok yang telah memberikan gagasan dan membagi pengalaman, serta
masukannya sehingga penulis mendapat sudut pandang lain dalam
menganalisa kebutuhan dalam skripsi yang dikerjakan.
8. Seluruh teman-teman TI UIN Jakarta angkatan 2013 khususnya pada
kelas B yang telah memberi dukungan serta memberi kritik dan saran nya
dalam pengembangan aplikasi yang dikerjakan.
9. Mba Yasmin, Abdurrahman, Muhammad Yusuf, Zainal Muttaqin, dan
Febrian Wahyu Ramadhan yang telah membantu pengujian aplikasi.
10. Seluruh pihak eksternal yang turut membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada penulis.
Penulis Menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, maupun bagi para penulis yang ingin turut mengembangkan aplikasi
serupa, diharapkan dengan mengirim e-mail ke [email protected] atau
dengan mengirim pesan ke nomor +6285717849479.
Jakarta, Februari 2019
Muchtar Prawira
ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama : Muchtar Prawira
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : Prototipe Aplikasi Manajemen Darurat Berbasis Android
ABSTRAK
Maraknya bencana yang menimpa baik bencana alam, bencana non alam, serta
bencana sosial membuat masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan diri.
Pelaporan darurat kini dapat dilakukan pada pusat komando 112. Sistem
pelaporan darurat pun turut dikembangkan di berbagai peneliti, yang
mengimplementasikan panic button yang mana tujuannya mempercepat
pelaporan. Pada penelitian ini, penulis merancang prototipe aplikasi manajemen
darurat berbasis android menggunakan penentuan lokasi korban dengan jaringan
maupun GPS, serta dengan mengukur jarak dari penolong dan korban
menggunakan Distance Matrix API. Pelaporan darurat menggunakan aplikasi
dilakukan dengan 3 cara, dengan tombol di dalam aplikasi, tombol daya pada
perangkat, dan perintah suara. Hasil pengujian kelayakan dan performa aplikasi
yang dikembangkan berjalan dengan lancar, dengan rata-rata waktu yang
dibutuhkan aplikasi melakukan pelaporan hingga sampai kepada penolong yaitu
6,96 detik jika menggunakan tombol di dalam aplikasi, 21,08 detik jika
menggunakan tombol daya, dan 20,33 detik menggunakan perintah suara, serta
dibutuhkan 39,9 detik dari pelaporan tercatat hingga sampai kepada penolong
yang berjarak 251 hingga 500 meter. Disarankan pada penelitian selanjutnya,
aplikasi dapat berjalan di berbagai platform, serta terintegrasi kepada pihak
berwenang, serta meningkatkan akurasi lokasi korban.
Kata Kunci : Manajemen Darurat, Bencana, Teror, Kecelakaan,
Kebakaran, Location Based Service, Global Positioning
System, Speech Recognition
Jumlah Referensi : 7 Buku + 11 Jurnal + 21 Situs Web
Jumlah Halaman : VI BAB + XIV Halaman + 138 Halaman
x
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Author : Muchtar Prawira
Study Program : Informatics Engineering
Title : Android Based Prototype Application for Emergency
Management
ABSTRACT
There is so many disasters which is by nature, non-nature, and even social
disaster make us to increase our cautious. From now on, emergency can be
reported by calling 112 command centers. Emergency reporting being developed
by many researchers like in Surabaya city, Depok, that implementing panic
button to acquire more time. At this research we developing an emergency
management prototype apps which pinpoint victim location using network based
or GPS, and also measure distance from helper and victim with a help of Distance
Matrix API. Emergency report can be done with 3 ways: with a button inside the
app, power button, and voice command. Result from worthiness and performance
testing shows that application runs smoothly, with average time needed to report
an emergency until it gets to helper 6.96 seconds if using button in app, 21.08
seconds if using power button, and 20.33 seconds if using voice command, also
39,9 seconds from emergency reported until it reach to helper in radius 251 to
500 meters. We suggest for future research that application should be developed
for another platform, integration to the authorities, and increase victim’s location
accuracy.
Keywords : Emergency Management, Disaster, Terror, Accident,
Wildfire, Location Based Service, Global Positioning
System, Speech Recognition.
Number of Reference : 7 Books + 11 Journals + 21 Websites
Number of Pages : VI Chapter + XIV Pages + 138 Pages
xi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................. Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN .................................................. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ORSINALITAS .......................................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii
ABSTRAK.................................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6
1.3. Manfaat Penelitian...................................................................................................... 6
1.4. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 6
1.5. Batasan Masalah ......................................................................................................... 6
1.6. Metodelogi Penelitian ................................................................................................ 7
1.7. Sistematika Penulisan ................................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 9
2.1. Darurat dan Bencana .................................................................................................. 9
2.2. Definisi Terorisme ...................................................................................................... 9
2.3. Kecelakaan Lalu-lintas ............................................................................................... 9
2.4. Emergency Button ....................................................................................................10
2.5. Speech Recognition ..................................................................................................12
2.6. Location Based Service (LBS) ..................................................................................12
2.7. Global Positioning System (GPS) ............................................................................14
2.8. Unified Modelling Language (UML) .......................................................................16
2.9.1. Use Case Diagram ......................................................................................... 17
2.9.3. Sequence Diagram ......................................................................................... 17
2.9.4. Class Diagram ............................................................................................... 17
2.9. Rapid Application Development (RAD) ..................................................................18
2.10.1. Tahap – tahap pengembangan RAD ............................................................18
2.10.2. Keunggulan Menggunakan RAD ................................................................ 20
2.10.3. Kelemahan Menggunakan RAD ................................................................. 20
2.10. Sistem Operasi Android ......................................................................................... 20
2.11. PHP.........................................................................................................................21
2.12. Google Maps Platform ...........................................................................................21
xii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.12. Distance Matrix API .......................................................................................21
2.13. Studi Literatur Sejenis ............................................................................................23
2.14. Alur Penelitian........................................................................................................24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 27
3.1. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 27
3.1.1. Wawancara .................................................................................................... 27
3.1.2. Observasi ....................................................................................................... 27
3.1.3. Studi Pustaka ................................................................................................. 27
3.2. Metode Pengembangan Sistem ................................................................................ 27
3.2.1 Requirements Planning Phase ........................................................................ 27
3.2.2. RAD Design Workshop .................................................................................28
3.2.3. Implementation Phase ...................................................................................29
BAB IV ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ............................................................ 30
4.1. Identifikasi Masalah .................................................................................................30
4.2. Pengajuan Model ......................................................................................................35
4.3. Model Aplikasi .........................................................................................................36
4.4. Rancangan Sistem ....................................................................................................41
4.4.1. Use Case Diagram .........................................................................................42
4.4.2. Use Case Table ..............................................................................................44
4.4.3. Sequence Diagram .........................................................................................48
4.4.4. Class Diagram ............................................................................................... 55
4.4.5. Entity Relationship Diagram ......................................................................... 57
4.5. Desain Tampilan Aplikasi ........................................................................................59
4.5.1. Mock-up Design ............................................................................................59
4.6. Pembuatan Aplikasi Manajemen Darurat .................................................................65
4.6.1. Pelaporan Darurat Menggunakan Tombol yang Ada di Dalam Aplikasi .......65
4.6.2. Pelaporan Darurat Menggunakan Tombol Daya pada Perangkat ..................66
4.6.3. Pelaporan Darurat Menggunakan Perintah Suara ..........................................68
4.6.4. Interaksi Penolong Apabila Terdapat Korban di Sekitar ...............................69
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 72
5.1. Hasil Tampilan Antarmuka ....................................................................................... 72
5.2. Pengujian Kelayakan Aplikasi ................................................................................. 82
5.2.1. Skenario Pengujian Kelayakan Aplikasi .......................................................83
5.2.2. Hasil Pengujian Kelayakan Aplikasi ...........................................................100
5.3. Pengujian Performa Aplikasi ..................................................................................105
5.3.1. Skenario Pengujian Performa ......................................................................106
5.3.2. Hasil Pengujian Performa Aplikasi .............................................................110
BAB VI PENUTUP ................................................................................................. 115
6.1. Kesimpulan ............................................................................................................115
6.2. Saran .......................................................................................................................116
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 117
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 122
xiii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xiv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kotak merah yang ada di kota yang diabaikan dari kehidupan
di New York. (metro, 2017) .................................................................................11
Gambar 2.2. Komponen LBS: User, Communication Network, Service Provider,
Content (Steineger et al, 2006) ............................................................................13
Gambar 2.4. Kumpulan satelit (nasa.gov) ...............................................................................14
Gambar 2.6. cara kerja GPS (elprocus.com) ...........................................................................15
Gambar 2.7. Trilaterasi pada GPS (gisgeography.com) ..........................................................16
Gambar 2.8. Desain RAD merupakan inti dari proses penembangan interaktif
(Kendall, 2011) ....................................................................................................19
Gambar 2.9 Alur Penelitian ..................................................................................................... 26
Gambar 4.1. Analisa sebab dan akibat, menggunakan fishbone diagram ...............................33
Gambar 4.2. Model aplikasi .................................................................................................... 37
Gambar 4.3. bencana individu pada korban ............................................................................38
Gambar 4.4. trigger aplikasi ....................................................................................................39
Gambar 4.5. cara kerja aplikasi di sisi korban ........................................................................40
Gambar 4.6. fitur lbs pada aplikasi .........................................................................................40
Gambar 4.7. navigasi penolong terhadap korban ....................................................................41
Gambar 4.8. use case diagram .................................................................................................43
Gambar 4.9. Sequence Diagram: Log in..................................................................................49
Gambar 4.10. Sequence Diagram: Emergency Report – Victim .............................................50
Gambar 4.11. Sequence Diagram: Emergency Report – Helper ............................................. 52
Gambar 4.12. Sequence Diagram: Active Emergency .............................................................54
Gambar 4.13. Class Diagram: Relasi Antar Kelas ..................................................................56
Gambar 4.14. Entity Relationship Diagram ............................................................................58
Gambar 4.15. Mock-up: Log in, Register, Main Activity .......................................................59
Gambar 4.16. Mock-up: Main Activity, History, Log In, Current Emergency - Home ...........61
Gambar 4.17. Mock-up: Current Emergency – Home, Current Emergency – Chat,
Current Emergency – Action, Main Activity ..................................................... 62
Gambar 4.18. Mock-up: Helper Notification, Helper Confirmation, Current Emergency,
Main Activity ....................................................................................................64
Gambar 4.19. Diagram alur proses pelaporan darurat dengan tombol yang ada pada
aplikasi ..............................................................................................................66
Gambar 4.20. Diagram alur pelaporan darurat menggunakan tombol daya pada perangkat .. 67
Gambar 4.21. Diagram alur proses pelaporan darurat menggunakan perintah suara ..............68
Gambar 4.22. Diagram alur proses interaksi penolong terhadap pelaporan darurat di
sekitar. ............................................................................................................... 70
Gambar 5.1. Alur Hasil tampilan antarmuka registrasi user ................................................... 72
Gambar 5.2. Alur Hasil tampilan antarmuka proses log in user ............................................. 74
xv
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5.4. Alur Hasil tampilan antarmuka membuka halaman pelaporan darurat
terkini, dengan kondisi tidak ada pelaporan darurat yang aktif ...........................75
Gambar 5.5. Alur Hasil tampilan antarmuka pelaporan darurat menggunakan tombol
pada halaman awal aplikasi ................................................................................. 76
Gambar 5.6. Alur Hasil tampilan antarmuka pelaporan darurat menggunakan tombol
daya pada smartphone dan melalui perintah suara ..............................................77
Gambar 5.7. Alur hasil tampilan antarmuka konfirmasi penolong kepada korban ................. 78
Gambar 5.8. Alur Hasil tampilan antarmuka membuka pelaporan darurat .............................79
Gambar 5.9. Alur Hasil tampilan antarmuka melihat dan berinteraksi pada halaman
pelaporan darurat yang sedang aktif ....................................................................80
xvi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2. Studi Literatur Sejenis ............................................................................................23
Tabel 4.1. Formasi Model yang diajukan pada penelitian ini ..................................................35
Tabel 4.2. Use Case Table .......................................................................................................44
Tabel 5.1. Deskripsi form registrasi ........................................................................................ 72
Tabel 5.2. Deskripsi halaman beranda.....................................................................................80
Tabel 5.3. Skenario Pengujian aplikasi ...................................................................................83
Tabel 5.4. Hasil pengujian aplikasi dengan 3 kali percobaan ................................................100
Tabel 5.5. Skenario Pengujian Performa Aplikasi .................................................................106
Tabel 5.6. Hasil pengujian performa aplikasi ........................................................................111
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
“Dan Sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah
berita kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang
apabila ditimpa musibah/teror, mereka mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi
raaji’uun’ (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami akan
kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Q.S. Al-Baqarah:155-157)
Musibah/krisis yang melanda di dunia dan khusus negeri kita adalah persis
seperti apa yang disebutkan di dalam firman Allah di atas. Maraknya ancaman
bom dan banyaknya kejahatan adalah sebagai pertanda bangsa ini sedang ditimpa
ketakutan. Banyaknya kaum yang kelaparan karena kurang makan, dan
kebutuhan ekonomi nya belum terpenuhi sebagai tanda yang lain bahwa bangsa
ini terlah dicoba dengan kelaparan dan kekurangan harta. Bangsa ini juga dicoba
dengan kekurangan jiwa dengan banyak nya aksi teror yang menewaskan ratusan
korban. (El-Sulthani, 2003)
Dunia kini dilanda ketegangan. Satu pihak ingin damai, di pihak lain ajak
perang. Masyarakat yang ingin damai salah mengambil langkah; langkah yang
ditempuh justru menciptakan peperangan. Pribadi yang berperang ingin damai,
tetapi jalanyang ditempuh menyengsarakan umat manusia. Salah langkah tersebut
menjadikan akumulasi meletusnya gerakan “nekad”. Maka muncullah teror
dimana-mana. (El-Sulthani, 2003)
Tindakan preventif untuk mencegah adanya tingakan radikalisme dan
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terorisme ialah melalui penyuluhan agama, seperti menurut pernyataan Kepala
Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung “Penyuluh
agama selalu di garda terdepan memberikan penyuluhan ke masyarakat. Kami
ingin mereka membantu mensosialisasikan bahwa tidak ada ajaran agama apapun
yang mengajarkan terorisme, bahwa terorisme tidak dibenarkan dalam ajaran
agama.” (bnpt.go.id). Diluar itu, elit TNI yang bekerja sama dengan pihak
kepolisian terus melakukan upaya dalam menangani tindak terorisme.
Tidak semua aksi teror dapat ditanggulangi tepat waktu, seperti pada juni
2018 lalu, Nurdiana (66), merupakan korban aksi teror yakni perampokan yang
dialami di rumah setelah usai shalat. Pelaku merampok sejumlah harta milik
korban, dan tidak segan-segan membacok ketika bertemu Nurdiana hingga beliau
bersimbah darah di lantai (regional.kompas.com). Dilansir pada halaman Data
Informasi Bencana Indonesia (DIBI), dalam 10 tahun terakhir setidaknya terdapat
18 korban meninggal & hilang, dan 73 korban luka-luka akibat aksi teror /
sabotase (dibi.bnpb.go.id). Lain hal nya dengan aksi teror, bencana non-alam
lainnya pun merupakan masalah serius yang dihadapi, seperti kecelakaan lalu
lintas dan kesalahan manusia (human error).
Angka kematian dikarenakan kecelakaan lalu lintas terbilang tinggi, jika
dilihat dari angka kematian dan luka akibat kecelakaan. Mendekati 1,3 juta jiwa
secara global tiap tahun nya, juga 20 – 50 juta jiwa mengalami cidera maupun
kelumpuhan (asirt.org). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kecelakaan
yang terjadi di Indonesia dari tahun 2012 hingga 2016, menunjukan jumlah yang
tinggi yaitu berkisar antara 26 ribu jiwa hingga 29 ribu jiwa per-tahun nya
(bps.go.id).
Bencana non-alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana ini turut menambah korban
jiwa, dengan angka 2.356 kejadian yang mengakibatkan 3.072 meninggal &
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hilang, serta 3.507 korban mengalami luka-luka dalam 10 tahun terakhir
(dibi.bnpb.go.id). Meskipun angka kematian akibat bencana baik bencana
non-alam, maupun bencana sosial (konflik/ terorisme) fluktuatif cenderung
menurun tiap tahun nya, tindakan preventif dan penanggulangan guna
meminimalisir korban masih perlu dilakukan.
Berbagai cara untuk dapat melaporkan jika terjadi keadaan darurat, salah
satunya dengan menggunakan telepon seluler. Menteri Dalam Negri Tjahyo
Kumolo mengatakan, penyediaan nomor tunggal kedaruratan 112 ini sudah
sangat dibutuhkan masyarakat. Hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam
penanggulangan keadaan darurat. "Selama ini kan nomor panggilan yang ada
milik kepolisian, ambulans, dan pemadam kebakaran berbeda-beda. Ke depan,
akan terintegrasi dalam layanan 112" dengan menggabungkan nomor panggilan
darurat yang sudah ada sebelumnya, seperti layanan kepolisian 110, ambulans
118, dan pemadam kebakaran 113 (republika.co.id).
Bagi masyarakat lanjut usia, menelfon ke nomor darurat merupakan
sistem yang ringkas jika dibandingkan dengan monitoring kondisi tubuh secara
terus-menerus. Desain pelaporan darurat terhadap lansia terus dilakukan, hingga
hanya dengan alat yang berisi tombol seperti Alert1 dan Philips HomeSafe
(Figueiredo, 2016).
Aplikasi darurat telah dikembangkan dengan mengimplementasi
one-touch-call pada smartphone ditunjukan sebagai Knock-to-Panic (KTP)
sebagai deteksi sinyal darurat. Algoritma KTP di desain untuk mengidentifikasi
gerakan knock-to-panic pada smartphone. Menekan dengan tangan sebanyak tiga
atau empat kali kepada smartphone yang berada pada posisi seimbang di kantong
celana panjang, atau di depan sabuk yang dikenakan pada bagian pinggul selama
2,5 detik untuk mengirim sinyal tanda bahaya kepada layanan darurat (Figueiredo,
2016).
Salah satu alasan yang paling umum penyebab kematian seseorang adalah
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
minim nya pertolongan pertama karena layanan darurat tidak mendapat informasi
terhadap kecelakaan tepat pada waktunya. Analisa menunjukan jika mengurangi
respon terhadap kecelakaan 1 menit, dapat meningkatkan kemungkinan
menyelamatkan nyawa seseorang hingga 6% (Evanco. William M. 1996). Guna
mengurangi waktu respon, peningkatan teknologi lalu lintas diperlukan agar
dapat mengurangi korban jiwa.
Sensor akselerasi pada smartphone dapat digunakan untuk mendeteksi
kecelakaan yang dialami korban, dan melaporkan kepada beberapa responden
terdekat yang akan membantu keadaan darurat ini dan menekan angka korban
jiwa sebanyak mungkin. Pengguna dapat mengaktifkan sensor akselerasi pada
background yang akan mendeteksi jika terjadi sentakan pada smartphone, dan
langsung mengirim tanda bahaya kepada responden darurat. Pengguna juga dapat
kesempatan selama 15 detik untuk menggagalkan alert jika terjadi false alert
(Khan, 2018).
Berteriak dapat dibilang salah satu sinyal komunikasi yang paling relevan
bagi manusia untuk bertahan hidup, yaitu dilakukan di berbagai situasi yang salah
satunya merupakan respon dari rasa takut. Teriakan bukan hanya digunakan untuk
menyampaikan bahaya, namun juga menyampaikan rasa takut kepada pendengar,
serta dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap pendengar maupun bagi yang
berteriak (Arnal, 2015). Respon ini yang nantinya dapat digunakan sebagai
trigger aplikasi manajemen bencana untuk mengirim sinyal darurat selain dengan
menekan tombol dan menggunakan akselerasi pada smartphone.
Smartphone merupakan alat komunikasi yang sedang marak digunakan untuk
berinteraksi di era modern ini. Terbukti dari riset yang dilakukan oleh Nielsen
(Informate Mobile Insights) bersama Vserv selaku penyedia smart data untuk
mobile marketing and commerce, yaitu “basis pengguna smartphone di Indonesia
dari tahun ke tahun tumbuh 33% sejak 2013. Pertumbuhan pesat di pasar
smartphone Indonesia ini didorong oleh penduduk dengan usia di bawah 30 tahun
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
-- sekitar 61% dari seluruh pengguna”. (inet.detik.com).
Pada statisik global penggunaan smartphone yang dilansir pada situs
www.statista.com, berdasarkan pengamatan prediksi penggunaan smartphone
dari tahun 2013 sampai 2019, menunjukan penggunaan smartphone diprediksi
pada tahun 2017 akan mencapai angka 4.77 miliar pengguna smartphone.
Manajemen darurat menggunakan smartphone guna mempersingkat waktu
respon kepada korban. Masalah yang terjadi umumnya mengalami kendala
kesulitan menghubungi nomor telepon instansi terkait. Menggunakan Location
Based Service (LBS) diimplementasikan dengan mengambil lokasi korban
menggunakan LBS menjadi acuan jarak yang akan digunakan untuk
menampilkan nomor telepon instansi yang terdekat (Retnoningsih, 2016).
Selain menggunakan LBS, penentuan lokasi yang berkembang pada era ini
yaitu menggunakan Global Positioning System (GPS). GPS menyediakan
layanan yang baik ketika digunakan pada ruangan terbuka, namun penggunaan
penentuan lokasi ini kurang efektif ketika digunakan di dalam ruangan karena
masih menggunakan transmisi line-of-sight (LOS). Salah satu teknologi yang
dapat dimanfaatkan untuk indoor location ialah dengan teknologi nirkabel
(wireless) (Erwin Dari, 2018).
Berbagai metode yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi pada
ruangan tertutup, yaitu dengan Wireless Local Area Network (WLAN), Bluetooth,
radio, dan lain sebagainya (Jiang, 2015). Metode Received Signal Strength (RSS)
Fingerprint merupakan satu dari berbagai metode popular untuk menentukan
lokasi di ruangan tertutup, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan sinyal yang
didapat dari access point (AP) maupun wi-fi yang tersedia. Informasi yang
diperoleh dari RSS digunakan dalam menentukan lokasi menggunakan kekuatan
sinyal yang ada (Erwin Dari, 2018).
Permasalahan ini yang mendorong penulis untuk melakukan sebuah
penelitian yang berjudul “PROTOTIPE APLIKASI MANAJEMEN
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DARURAT BERBASIS ANDROID.“
1.2. Tujuan Penelitian
Merancang aplikasi yang cocok untuk manajemen darurat dengan
melengkapi dari penelitian sebelumnya dengan menambahkan trigger button dan
voice command, serta menggunakan tools LBS dan GPS dengan
mempertimbangkan bagaimana cara korban melapor, waktu yang dibutuhkan
untuk korban melapor dan respon penolong, serta keakuratan data korban saat
melapor.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil kegiatan penelitian adalah adanya prototipe aplikasi yang
dijadikan sebagai tindakan preventif dan penanggulangan darurat.
1.4. Rumusan Masalah
1. Aplikasi apa yang cocok untuk dapat digunakan sebagai manajemen
darurat dengan mempertimbangkan bagaimana cara korban melapor,
waktu yang dibutuhkan untuk korban melapor dan respon penolong,
serta keakuratan data korban saat melapor?
2. Bagaimana cara pengguna melapor darurat dan berapa banyak cara yang
digunakan agar pelaporan dapat dilakukan melalui aplikasi?
3. Bagaimana tingkat akurasi data korban serta kecepatan pelaporan pada
aplikasi apabila korban hendak melapor menggunakan aplikasi?
1.5. Batasan Masalah
Agar bahasan masalah tidak keluar konteks, penulis memberikan beberapa
batasan masalah, yaitu:
1. Aplikasi ditunjukan sebagai penghubung antara korban dan pihak
penolong, namun tidak terintegrasi dengan pihak penanganan darurat
(polisi, pemadam kebakaran, dan lainya).
2. Aplikasi bertujuan mengirim informasi kepada penolong saat ada korban
yang membutuhkan pertolongan di sekitar dengan jarak yang telah
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditentukan.
3. Sistem diimplementasikan pada smartphone android, dan membutuhkan
koneksi internet dalam pengaplikasiannya.
4. Bahasa yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi adalah java
dengan menggunakan tools IDE android studio.
1.6. Metodelogi Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan beberapa metode untuk
memperoleh data atau informasi dalam menyelesaikan permasalahan:
1. Studi Literatur
Melalui studi ini penulis memperoleh data atau informasi yang ada dengan
mengumpulkan, mempelajari, serta membaca berbagai referensi baik itu
yang bersumber dari ebook, jurnal, makalah, internet, dan berbagai
sumber lainnya yang menunjang dalam penulisan skripsi ini.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan guna melengkapi model aplikasi yang akan dibuat.
Wawancara dilakan kepada 3 narasumber, yaitu: Tim Jaguar Polresta
Depok sebagai personel yang ahli dalam menangani teror, Sudin
Penanggulangan Kebakaran dan penyelamatan kota administrasi Jakarta
Selatan guna mengambil sudut pandang petugas saat melakukan
penyelamatan, serta Rama yaitu korban perampokan guna mengambil
perspektif aksi teror yang menimpa beliau.
3. Perancangan Sistem
Merancang sistem mmanajemen darurat yang melibatkan pencarian
korban terdekat menggunakan Distance Matrix API. Pelaporan darurat
dilakukan dengan cara menekan tombol yang ada di dalam aplikasi,
tombol daya, dan perintah suara terhadap perangkat menggunakan bahasa
pemograman java dan IDE android studio.
4. Pengujian Sistem
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Melakukan pengujian kelayakan dan performa pada aplikasi yang telah
dikembangkan di perangkat yang berbeda-beda.
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, metodelogi penelitain, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang diperlukan dalam
perancangan aplikasi manejemen darurat.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan secara rinci metodelogi yang digunakan dalam
implementasi aplikasi manajemen darurat.
BAB IV ANALISIS DAN IMPLEMENTASI
Bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan tentang perancangan
aplikasi manajemen darurat.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan tentang hasil dan
pembahasan penelitian aplikasi manajemen darurat.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan akhir dan saran-saran untuk penelitian
tentang perancangan aplikasi manajemen darurat.
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Darurat dan Bencana
Darurat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan keadaan
sukar (sulit) yang tidak tersangka-sangka (dalam bahaya, kelaparan, dan
sebagainya) yang memerlukan penanggulangan segera. Bencana /ben·ca·na/
sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan;
kecelakaan; bahaya. (kbbi.web.id) Bencana dapat di kategorikan menjadi 3
bagian, bencana alam (gunung meletus, gempa, tsunami), bencana non-alam
(kecelakaan, kebakaran, hama), dan bencana sosial (konflik, dan aksi terror)
(dibi.bnpb.go.id).
2.2. Definisi Terorisme
Terorisme secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu ‘terrere’ yang
artinya menakut-nakuti”. Kata teror sendiri berasal dari bahasa latin ‘terrorem’
yang memiliki arti rasa takut yang luar biasa. Pengertian terorisme digunakan
untuk menggambarkan sebuah serangan yang disengaja terhadap ketertiban dan
keamanan umum. Terorisme juga dapat diartikan menakut nakuti atau
menyebabkan ketakutan, sedangkan teroris berarti orang atau pihak yang selalu
menimbulkan ketakutan pada pihak lain. (Purwawidada, 2014).
2.3. Kecelakaan Lalu-lintas
Kecelakaan adalah benturan atau sentuhan benda keras atau benda cair
(kimiawi) atau gas, atau api yang datangnya dari luar, terhadap badan (jasmani)
seseorang, yang mengakibatkan kematian atau cacat atau luka, yang sifat dan
tempatnya dapat ditentukan oleh dokter (kamusbesar.com). Sedangkan
kecelakaan lalu lintas adalah “Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka
dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lainnya mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda,” menurut
pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1.
World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 1,25 juta jiwa
meninggal tiap tahun nya akibat kecelakaan lalu lintas, 90% kecelakaan di dunia
terdapat pada negara menengah kebawah. Adapun faktor yang menyebabkan
kecelakaan yaitu (who.int):
1. Berkendara terlalu cepat. Pertambahan akselerasi kendaraan sebanding
lurus dengan terjadi kecelakaan atau penyebab kecelakaan.
2. Perngaruh alcohol dalam berkendara. Mengkonsumsi alcohol dan
semacamnya dapat menanbah resiko kecelakaan hingga 5x jika
disbandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi.
3. Tidak menggunakan helm, tidak menggunakan seat-belts, dan tidak
memakai penahan pada anak kecil.
4. Tidak fokus berkendara. Penggunaan ponsel saat berkendara dapat
meningkatkan 4x resiko kecelakaan.
5. Infrastruktur jalanan yang rusak.
2.4. Emergency Button
Berbagai cara untuk melaporkan keadaan darurat kepada pihak terkait. Pada
New York City (NYC) terdapat 15.000 emergency call buttons dengan
penampilannya yang sudah menua berwarna merah yang biasanya berdekatan
dengan lampu merah dan lampu jalan, yang mungkin terlihat tidak modern untuk
melaporkan situasi darurat. (metro, 2017)
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.1. Kotak merah yang ada di kota yang diabaikan dari kehidupan di
New York. (metro, 2017)
Emergency button pada NYC memang di desaian sangat sederhana, yaitu
guna menghubungi departemen polisi setempat maupun pemadam kebakaran
melalui telefon yang ada pada alat tersebut dengan hanya menekan tombol.
Tombol darurat ini pada desain terbaru terdapat 2 tombol, yaitu tombol untuk
menghubungi polisi berwarna biru muda, dan petugas pemadam kebarakan
berwarna merah. (metro, 2017)
Adapun tombol darurat lainnya yang biasanya terpasang pada tiap Gedung
dan cara kerjanya antara lain (safety.unimelb.edu.au):
1. Fire Break Glass Alarm (BGA)
Gedung yang dilengkapi BGA, memudahkan personel yang ada di dalam
Gedung untuk melaporkan jika terjadi keadaan situasi darurat kepada
petugas pemadam kebakaran. Menekan tombol yang ada di alat ini akan
langsung menghubungi petugas dan petugas dapat langsung menuju
Gedung tersebut, dengan kaca yang mudah hancur dengan satu kepalan
tangan atau dengan pena.
2. Emergency Break Glass Alarm
Sebuah Gedung memungkinkan terdapat alat emergency break glass
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
alarm. Alarm ini berbeda dengan fire break glass alarm, karena dengan alat
ini, tidak lagi menghubungi petugas pemadam kebakaran. Alarm ini
mengaktivasi EWIS (Electrical Wiring Interconnection System) guna
menginisiasikan evakuasi gedung tersebut.
2.5. Speech Recognition
Speech recognition atau Pengenalan ucapan, kemampuan perangkat untuk
menanggapi perintah yang diucapkan. Pengenalan ucapan memungkinkan kontrol
hands-free dari berbagai perangkat dan peralatan (kelebihan bagi banyak
penyandang disabilitas), menyediakan masukan untuk terjemahan otomatis, dan
menciptakan dikte siap cetak. Di antara aplikasi paling awal untuk pengenalan
suara adalah sistem telepon otomatis dan perangkat lunak pendiktean medis. Ini
sering digunakan untuk dikte, untuk query database, dan untuk memberikan
perintah ke sistem berbasis komputer, terutama dalam profesi yang
mengandalkan kosakata khusus. Ini juga memungkinkan asisten pribadi di
kendaraan dan telepon pintar, seperti Apple Siri (britannica.com).
2.6. Location Based Service (LBS)
Location Based Service (LBS) dapat diartikan sebagai service yang
mengintegrasi antara lokasi atau posisi mobile device, dengan informasi lainnya
guna menambah nilai kepada pengguna. (Gray, 2004)
LBS menggunakan lokasi geografis dari perangkat individu baik berupa
Personal Digital Assistant (PDA), smartphone, atau perangkat navigasi. Layanan
ini dapat menggunakan satellite navigation receiver’s yang tertanam pada
perangkat atau menggunakan teknologi network-based, diantaranya
menggunakan indentifikasi melalui seluler. (gsa.europa.eu)
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.2. Komponen LBS: User, Communication Network, Service Provider,
Content (Steineger et al, 2006)
Ketika user menggunakan LBS, berbagai elemen infrastruktur dibutuhkan.
Pada gambar 2.2, ditunjukan komponen dasar yaitu diantaranya (Steineger et al,
2006):
1. Mobile Device (User) : sebuah alat bagi user mengakses informasi
yang dibutuhkan. Hasilnya dapat berupa suara, foto, teks, dan lain
sebagainya. Perangkat yang dapat digunakan berupa PDA, Mobile
Phone, Laptops, dan juga tidak menutup kemungkinan menggunakan
perangkat navigasi yang disediakan kepada beberapa mobil.
2. Communication Network : komponen yang berguas untuk mentransfer
data user, service request dari mobile terminal ke server dan
mengembalikan informasi tersebut ke user.
3. Positioning Component : dalam proses yang dilakukan pada LBS, pada
umumnya lokasi user harus ditentukan. Posisi user dapat ditentukan
menggunakan mobile connection network atau dapat menggunakan
Global Positioning System (GPS). Kemungkinan untuk menentukan
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lokasi kedepannya dapat menggunakan stasiun WLAN, active badges,
atau menggunakan radio beacon.
4. Service and Application Provider : service provider memberikan
beberapa servis yang berbeda sesuai permintaan user. Menghitung atau
menentukan lokasi merupakan salah satu servis yang disajikan,
menemukan rute perjalanan, mencari yellow page, yaitu tempat mencari
informasi nomor telefon atau alamat sebuah perusahaan (inet.detik.com).
5. Data and Content Provider : Service provider biasanya tidak
menyimpan dan mengola informasi data yang di request oleh user. Basis
geografis dan informasi data lokasi pada umumnya di request dari pihak
pengelola (e.g. mapping agency) atau pengusaha bisnis dan industry (e.g.
yellow page).
2.7. Global Positioning System (GPS)
Gambar 2.4. Kumpulan satelit (nasa.gov)
Global Positioning System (GPS) merupakan space-based radionavigaation
system dari Amerika Serikat yang membantu dalam menentukan titik dari posisi
3 dimensi dengan akurasi hingga skala meter (Latitude, longitude, dan altitude)
dan menyajikan presisi waktu hingga nano-second di seluruh permukaan bumi.
(nasa.gov)
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
GPS merupakan satelit sistem navigasi yang biasa digunakan untuk
menentukan posisi di permukaan dari sebuah objek. Teknologi GPS pertama kali
digunakan pada pasukan militer amerika pada tahun 1960 dan berkembang
hingga dapat digunakan oleh masyarakat luas beberapa tahun berikutnya.
(techterms.com)
Kumpulan satelit kurang lebih sebanyak 24 satelit dari pemerintahan
Amerika Serikat yang dikerahkan pada luar angkasa 20.200 kilometer diatas
permukaan bumi. Satelit ini yang nantinya mengitari bumi setiap 12 jam ini rata
tersebar yang di distribusi pada 6 pesawat orbit dengan lereng 55 derajat dari
katulistiwa pada Medium Earth Orbit (MEO). (nasa.gov)
Pada tiap satelit GPS, memancarkan pesan yang berupa posisi satelit terkini,
orbit, dan waktu. Sebuah GPS receiver menggabungkan beberapa data dari
beberapa satelit untuk dapat menentukan posisi yang akurat menggunakan proses
yang dinamakan triangulasi. 3 satelit dibutuhkan agar dapat menentukan lokasi
dari penerima (receiver), melalui koneksi hingga 4 satelit guna menambah tingkat
akurasi. (techterms.com)
Gambar 2.6. cara kerja GPS (elprocus.com)
Cara kerja pada GPS ialah berdasarkan konsep ‘trilaterasi”. Posisi ditentukan
oleh pengukuran jarak ke satelit. Pada gambar 2.6 dijelaskan bahwa 4 satelit
digunakan untuk menentukan posisi dari gps receiver di muka bumi. Lokasi
target dikonfirmasi oleh satelit ke-4, sedangkan ketiga satelit lainya mencatat
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lokasi penerima GPS. GPS receiver mengambil informasi dari satelit dan
menggunakan metode triangulasi untuk menentukan posisi yang tepat.
(elprocus.com)
Gambar 2.7. Trilaterasi pada GPS (gisgeography.com)
Satelit GPS menyiarkan lokasi dan waktu, trilaterasi digunakan untuk
menghitung jarak untuk menentukan posisi dari user yang tepat di muka bumi.
Satelit yang mengitari bumi menyiarkan sinyal berupa lingkaran. Jika posisi dari
GPS Receiver bergerak, maka radius dari tiap satelit akan berubah. Tiap satelit
merupakan titik tengah dari masing-masing lingkaran. Setiap lingkaran yang
bersinggungan, menentukan posisi dari GPS receiver. (gisgeography.com)
2.8. Unified Modelling Language (UML)
Pemodelan merupakan desain awal dari aplikasi perangkat lunak sebelum
memprogram aplikasi tersebut. Merupakan bagian yang esensial dari projek, baik
projek sekala besar, menengah, maupun kecil. Menggunakan model, tanggung
jawab kesuksesan dari pembangunan projek perangkat lunak dapat dipastikan
dengan sendirinya dari fungsi bisnis, selesai dan benar, kebutuhan dari end-user
terpenuhi, dan desain program menyokong persyaratan skalabilitas (uml.org)
UML berguna untuk menspesifikasi, visualisasi, dan model dokumen dari
sistem perangkat lunak, termasuk kepada struktur dan desain demi memenuhi
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kebutuhan pada pengembagan perangkat lunak. UML memberikan standar
penulisan sebuah sistem blueprint, yang meliputi konsep proses bisnis, skema
basis data, dan komponen lain yang diperlukan. (uml.org)
Terdapat enam yang sering digunakan pada diagram UML, antara lain:
(Kendall, 2011)
1. Use Case Diagram. Menjelaskan bagaimana sebuah sistem digunakan.
Analis memulai dengan membuat use case diagram.
2. Use Case Scenario. Menjelaskan secara verbal dari pengecualian dari
tingkah laku yang dijelaskan pada use case utama.
3. Sequence Diagram. Menunjukan urutan aktifitas dan relasi antar class.
Setiap use cacse dapat membuat satu atau lebih sequence diagram.
4. Class Diagram. Menampilkan relasi antar class.
2.9.1. Use Case Diagram
Use Case Diagram merupakan salah satu diagram yang berguna untuk
pemodelan aspek perilaku sistem. Masing-masing dari use case menunjukan
kepada sekumpulan use case, actor, dan hubungan. Diagram use case
berguna dalam menvisualkan, menspesifikasim dan mendokumentasi
kebutuhan dari perilaku sebuah sistem. Interaksi pada use case dilakukan
antara aktor (Ritzkal, 2014)
2.9.3. Sequence Diagram
Sequence Diagram menunjukan interaksi dengan menampilkan setiap
partisipan dengan garis alir (flow line) secara vertikal dan pengurutan pesan
dari atas kebawah. Diagram ini hanya menunjukan barisan kejadian. (Ritzkal,
2016)
2.9.4. Class Diagram
Class Diagram mendeskripsikan tentang jenis – jenis objek dalam
sebuah sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat diantara
objek tersebut. Class diagram juga merupakan ciri, operasi sebuah class dan
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
batasan – batasan yang terdapat dalam hubungan objek. UML menggunakan
istilah dan fitur sebagai istilah umum yang meliputi ciri dan operasi sebuah
class. (Ritzkal, 2016)
2.9. Rapid Application Development (RAD)
Software Development Life Cycle (SDLC) merupakan sebuah proses yang
menggambarkan metode dan strategi dari desain pengembangan dari sebuah
projek perangkat lunak dan mempertahankan semua tujuan pencapaian, objektif,
fungsional dan kebutuhan user terpenuhi. (Kushwaha et al, 2006) salah satu
model dari SDLC adalah RAD.
RAD mempunyai fitur kunci dari model inkremental. Model ini
menggunakan pengembangan paralel antara fungsionalitas dan fitur berlangsung
seperti halnya projek yang independen. Pengembangan mempunyai tengat waktu
yang ketat. Setiap pengembangan diserahkan dan digabungkan menjadi satu
kesatuan prototipe. (Laura C. Rodriguez Martinez, Manuel Mora, Francisco, J.
Alvarez, 2009)
2.10.1. Tahap – tahap pengembangan RAD
Perancangan menggunakan RAD mulai dengan pengumpulan analisa,
baik identifikasi masalah, dan perancangan aplikasi. Selanjutnya menuju
tahap pengembangan yang mana pembuatan aplikasi dan desain dilakukan
secara bersama. Fase terakhir merupakan tahap implementasi, ilustrasi
pengembangan menggunakan RAD dapat dilihat pada Gambar 2.7. Desain
RAD merupakan inti dari proses penembangan interaktif (Kendall, 2011).
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.8. Desain RAD merupakan inti dari proses penembangan interaktif
(Kendall, 2011)
Terdapat tiga fase utama pada RAD yang mengikutsertakan kedua pihak,
yaitu antara user dengan analis pada penilaian, desain, dan implementasi. RAD
melibatkan user pada tiap bagian dari pengembangan, dengan partisipasi yang
intens kepada proses bisnis dalam sebuah perancangan. (Kendall, 2011)
1. Fase perencanaan kebutuhan (Requirement Planning Phase)
User dan analis bertemu guna menentukan objektif dari sebuah
aplikasi atau sistem guna mengindentifikasi kebutuhan-kebutuhan
yang muncul dari objektif tersebut. Fase ini membutuhkan
keterlibatannya antara kedua pihak secara intensif, sehingga tidak
hanya menandatangani proposal atau dokumen, namun ikut andil
dalam perancangan kebutuhan aplikasi atau sistem yang akan
dikembangkan.
2. Fase Desain Workshop (Design Workshop Phase)
Desain workshop merupakan fase desain dan penyaringan yang dapat
dikategorikan sebagai workshop. Selama dalam proses desain, user
merespon kepada prototipe yang sesuai, dan analis bertugas dalam
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menyaring desain yang berdasar terhadap respon dari user. Keaktifan
dan pengalaman kedua pihak menentukan hasil akhir dari sistem.
3. Fase Implementasi (Implementation Phase)
Tahap sebelumnya, merupakan tahap dimana analis dan user bekerja
sama menentukan desain bisnis atau aspek yang tidak teknis pada sebuah
sistem. Ketika aspek telah disetujui dan sistem telah dibangun dan
disaring atau ditinjau kembali, akan diuji secara keseluruhan maupun
beberapa bagian lalu dikenalkan kepada organisasi tersebut.
2.10.2. Keunggulan Menggunakan RAD
Kelebihan dalam menggunakan modul RAD dalam pengembangan
perangkat lunak antara lain: (Arora, 2016)
1. Pemeriksaan awal dapat dilakukan secepatnya.
2. Pengurangan waktu pengembangan yang cukup besar
3. Integrasi dari awal, dapat memecahkan isu kunci
4. Ulasan balik dari klien memberi nilai tambah.
2.10.3. Kelemahan Menggunakan RAD
Kelemahan dalam menggunakan model RAD dalam pengembangan
perangkat lunak antara lain: (Arora, 2016)
1. Ketergantungan yang cukup besar dari keahlian pembuatan
model
2. Sistem yang modular dapat dikembangkan
3. Biaya dari pembuatan model dan automatisasi pembuatan kode
cukup besar
2.10. Sistem Operasi Android
Android adalah sistem operasi yang bersifat open-source. Merupakan variasi
dari Linux, yang mana memberikan keluasan dalam hal keamanan, modularitas,
dan produktifitas pada level mobile device. Android dikembangkan dan diawasi
oleh organisasi yang bernama “Open Headset Alliance” (OHA). OHA didirikan
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tahun 2007 dengan Google sebagai anggota yang terkemuka. OHA termasuk
dalam banyak perusahaan terkemuka di bidang hardware dan software (Cardle,
2016).
2.11. PHP
Php merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor, yaitu bahasa
pemograman terbuka (open source) yang cocok digunakan untuk
mengembangkan website dan dapat disatukan dengan bahasa pemograman
HTML. Sebagai contoh dalam pengaplikasiannya: (php.net)
<!DOCTYPE HTML>
<html>
<head>
<title>Example</title>
</head>
<body>
<?php
echo “hai, saya skrip PHP!";
?>
</body>
</html>
Alih-alih banyak perintah untuk menghasilkan HTML (seperti yang terlihat
dalam C atau Perl), halaman PHP berisi HTML dengan kode tertanam yang
melakukan "sesuatu" (dalam hal ini, hasilkan "Hai, saya skrip PHP!"). Kode PHP
terlampir dalam instruksi pemrosesan awal dan akhir khusus <? Php dan?> Yang
memungkinkan Anda untuk masuk dan keluar dari "mode PHP." (php.net)
2.12. Google Maps Platform
Google Maps Platform disediakan oleh Google guna membantu pengembang
aplikasi menanamkan Google Maps ke halaman web atau dengan menerima dan
mengolah data yang telah di sediakan oleh Google Maps baik dalam penggunaan
sekala kecil maupun dengan skala besar. (developers.google.com)
2.12. Distance Matrix API
Distance Matrix API merupakan salah satu servis yang dikeluarkan
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
oleh Google Maps Platform, yang mana menyediakan data jarak dan waktu
perjalanan dari matriks asal dan tujuan, dengan rekomendasi rute antara
kedua titik tesebut.
Sebagai contoh, dalam pengapliksaiannya, Distance Matrix API
melalui antarmuka HTTP, dengan permintaan yang dikonstruksikan dalam
bentuk sebuah rangkaian URL (Uniform Resource Locator) dengan
menggunakan asal dan tujuan, disertai dengan kunci API. Adapun format
rangkaian URL dan hasil data dalam berbentuk JSON dalam penggunaan
Distance Matrix API adalah sebagai berikut:
URL:
https://maps.googleapis.com/maps/api/distancematrix/json?origi
ns=[Lokasi_Asal]&destinations=[Lokasi_Tujuan]&key=[Kunci_API]
Hasil:
{
"destination_addresses" : [ "New York, NY, USA" ],
"origin_addresses" : [ "Washington, DC, USA" ],
"rows" : [
{
"elements" : [
{
"distance" : {
"text" : "225 mi",
"value" : 361715
},
"duration" : {
"text" : "3 hours 49 mins",
"value" : 13725
},
"status" : "OK"
}
]
}
],
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
"status" : "OK"
}
2.13. Studi Literatur Sejenis
Studi literatur sejenis ditujukan guna melihat kontribusi penelitian jika
dibandingkan dengan peneliti sebelumnya, tabel perbandingan dapat dilihat pada
Tabel 2.2. Studi Literatur Sejenis.
Tabel 2.2. Studi Literatur Sejenis
N
o Peneliti
Tools Trigger Method
L
B
S
G
P
S
Tekan
tombo
l
Akse
leras
i
Perint
ah
suara
Buka
aplika
si
tel
efo
n
Backgrou
nd
Detection
1 Retnoningsi
h, 2016 √ √ √
2
Khan,
Arsalan.,
2018
√ √ √ √
3
Mohammed,
Osman.,
2018
√ √ √ √ √
4
Figueiredo,
Isabel N.,
2016
√ √ √ √ √
- Kontribusi
Penelitian √ √ √ √ √ √
Pada tabel Tabel 2.2, dijelaskan penelitian sebelumnya yang
mengembangkan aplikasi dengan tujuan manajemen darurat, dengan tanda
centang (√) menunjukan fitur yang terdapat dalam penelitian tersebut. Terlepas
dari 4 studi literatur diatas, pnelitian yang dilakukan oleh Figueiredo, merupakan
penggambaran yang tepat bagi penulis untuk observasi dan sebagai acuan
perancangan manajemen darurat, yang mana menggunakan algoritma
knock-to-panic (KTP) atau dengan mengetuk layar perangkat untuk mengirim
sinyal bahaya. Tak lupa penelitian lainnya turut membantu dalam perumusan
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
prototipe aplikasi manajemen darurat, seperti yang dikemukakan oleh Retnonigsih,
yang mana menggunakan LBS sebagai pengukuran jarak dari korban ke pihak
teerkait, Mohammed yang menggunakan kondisi korban terkini agar dapat
ditangani sementara sebelum datangnya ambulans, dan khan yang
mengembangkan aplikasi pendeteksian darurat dengan 15 detik untuk
membatalkan laporan sehingga tidak terjadi false alert.
2.14. Alur Penelitian
Alur penelitian, yaitu tahapan atau prosedur penelitian untuk menganalisa
masalah, kebutuhan, dan solusi dalam pengembangan prototipe aplikasi
manajemen darurat, yang dijelaskan pada Gambar 2.9 Alur Penelitian. Dibagi
menjadi empat bagian, yaitu perumusan latar belakang, perancangan awal,
implementasi, dan pengujian aplikasi.
Pada perumusan latar belakang, dimulai dari eksplorasi masalah yang
terdapat dalam penanggulangan darurat saat ini (dijelaskan lebih detail pada
gambar 4.1). Eksplorasi masalah dilakukan guna menentukan fokus masalah yang
akan diangkaat pada penelitian kali ini. Selanjutnya pencarian studi literatur
sejenis (tabel 2.2) guna memperkuat teori yang dipaparkan, serta penulis
melakukan wawancara kepada tiga pihak guna mengambil beberapa sudut
pandang, yang diantaranya: Pihak SUDIN Penanggulangan Kebakaran dan
Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Bang Rama sebagai salah satu
korban pembegalan, dan Iptu Winam Agus selaku Ketua Tim Jaguar Polresta
Depok. Ketiga perumusan latar belakang ini menghasilkan perancangan solusi
awal yang akan dilanjutkan pada baigan “Perancangan Awal” pada alur
penelitian.
Perancangan awal dilakukan dengan pengumpulan analisa kebutuhan,
pengajuan model berdasarkan analisa tentang manajemen darurat, dan
perancangan kebutuhan lainnya, yaitu: use case diagram, sequence diagram,
class diagram, dan entity relationship diagram. Dari perancangan awal, maka
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat dilakukan implementasi, yaitu pembuatan prototipe aplikasi menggunakan
metode pengembangan RAD atau Rapid Application Development.
Pada tahap implementasi, perancangan desain dan pembuatan aplikasi
dilakukan secara bersamaan. Pada perancangan desain dilakukan pembuatan
mock up desain menggunakan tools balsamiq mockups 3, lalu pembuatan nama
aplikasi, dan perancangan UI atau user interface. Pada saat yang bersamaan,
dilakukan pembuatan aplikasi yaitu: perumusan algoritma inti dan pembuatan
aplikasi pada android sebagai aplikasi utama nya, dan php sebagai penghubung
ke database yang dipakai.
Selesai tahap implementasi, masuk ke tahap pengujian aplikasi. Pengujian
aplikasi, penulis melakukan dua kali penngujian, yaitu pengujian kelayakan, yaitu
pengujian yang bertujuan mengetahui apakah aplikasi terdapat kendala dalam
penggunaannya. Selanjutnya pengujian performa aplikasi, yaitu pengujian yang
ditujukan agar mengetahui kecepatan aplikasi dalam melakukan pelaporan dari
setiap cara pelaporan yang nantinya akan dijelaskan pada bab V.
Aplikasi yang tidak lolos uji coba, akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu,
n amun jika lolos uji coba kelayakan, maka hasil dari pengujian kelayakan dan
performa akan menjadi hasil pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini. Alur
penelitian dapat dilihat pada gambar 2.9 Alur Penelitian.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.9 Alur Penelitian
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian, penulis mengumpulkan data sebagai acuan
penelitan yang dilakukan dengan 3 cara, yaitu: wawancara, observasi, dan studi
literatur.
3.1.1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan memperbaiki rancangan aplikasi
dari berbagai perspektif yang dituju, diantanya: pihak kepolisian yaitu Tim
Jaguar Polresta Depok, petugas pemadam kebakaran yaitu SUDIN
Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, dan salah
satu korban perampasan/begal yaitu Rama.
3.1.2. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dari berbagai
faktor dalam pelaksanaannya. diantaranya aspek komunikasi, kemanan,
maupun dari bagaimana penggunaan smartphone pada masyarakat sebagai
alat komunikasi. Observasi dilakukan secara langsung, maupun dari hasil
pengamatan dengan pedoman literatur sejenis.
3.1.3. Studi Pustaka
Merupakan metode pengumpulan data yang tidak ditunjukan langsung
kepada subjek penelitian.
3.2. Metode Pengembangan Sistem
3.2.1 Requirements Planning Phase
Pada tahap perencanaan kebutuhan (Requirements Planning Phase),
peenggabunngan analisa antara pengguna atau user (dalam hal ini ialah
masyarakat umum pengguna smartphone) menentukan masalah yang ada
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari sistem sebelumnya dan tanggapan melalui survei dan wawancara yang
dilakukan dengan penulis, dengan analis (dalam hal ini ialah penulis) melalui
ide dari perancangan sebuah sistem yang akan dibuat. Untuk memudahkan,
maka harus mengidentifikasi hal-hal berikut:
1. Analisa Kebutuhan Masalah
Pada tahap ini bertujuan mengidentifikasi maksud, serta tujuan dari
pengembangan sistem. Proses identifikasi dilakukan melalui
wawancara kepada tiga individu, yaitu kepada petugas pemadam
kebakaran Jakarta selatan, tim jaguar polresta depok, dan Rama
sebagai korban begal. Hasil wawancara menunjukan perlunya
sebuah sistem pelaporan dan manajemen darurat yang terintegrasi
pada smartphone melalui aplikasi, juga sebagai alat perekam guna
mengidentifikasi ciri-ciri pelaku ketika ada aksi teror.
2. Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah yang akan diselesaikan. Permasalahan
didapat setelah melakukan wawancara dan analisa terkait
manajemen darurat.
3. Tujuan Informasi
Berdasarkan analisa kebutuhan masalah, dan pengidentifikasi
masalah, penulis menarik kesimpulan untuk mengembangkan
aplikasi yang meggunakan LBS dan GPS sebagai manajemen
darurat, juga tombol daya dan perintah suara untuk mengatifkan
aplikasi.
3.2.2. RAD Design Workshop
Pada tahap RAD Design Workshop, atau tahap desain dan penyaringan
analisa yang dilakukan oleh penulis dengan diiringi dengan ide atau
tanggapan dari responden survei dan wawancara. Dengan waktu yang
bersamaan mengerjakan analisa lanjut dan desain dengan cara start-to-start,
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yaitu suatu proses yang mengerjakan analisa, dan mengerjakan desain tanpa
menunggu analisa selesai.
3.2.3. Implementation Phase
Pada tahap implementasi, desain dan analisa yang telah disaring, akan di
eksekusi dengan menggunakan IDE Android Studio yang difokuskan kepada
pengembagan dan pembuatan aplikasi smartphone. Hasil implementasi akan
melalui tahap alpha testing (pengujian yang dilakukan oleh user dengan di
dampingi oleh developer yang dalam hal ini ialah penulis) dan tahap beta
testing (yaitu pengujian yang dilakukan dengan user tanpa di dampingi oleh
developer).
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI
4.1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan guna menentukan batasan masalah dari
berbagai parameter sebagai acuan. Guna mengidentifikasi dengan baik, penulis
melakukan observasi, wawancara dari berbagai sumber yang terkait pada
manajemen darurat, diantaranya Rama (korban begal), petugas SUDIN
Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan kota administrasi Jakarta Selatan,
dan Iptu Winam Agus (Kepala Tim Jaguar Polresta Depok).
Adapun Narasi wawancara yang didapat dari ketiga sumber wawancara yang
dilakukan penulis:
1. Rama, Korban Begal:
Berdasarkan kejadian yang dialami oleh Rama, yaitu salah satu dari
korban pembegalan yang terjadi di jalan menuju pulang ke rumah
temannya. Jalan yang sepi menjadi pilihan karena jarak yang
ditempuh lebih singkat juga sudah berkali-kali melalui jalur tersebut
dengan aman. Beberapa saat kemudian ada orang mencurigakan yang
menghentikan laju motor nya dan seperti ingin mengajak berkelahi,
walau sudah berpikiran jernih, namun memang orang tersebut ada
niat tidak baik yang ditunjukan oleh beberapa temannya yang mulai
memukul beliau yang dimulai dengan stick baseball. Perkelahian
tidak dapat dihindari, selang beberapa menit akhirnya beliau memilih
untuk cari aman degan menawarkan beberapa uang dan handphone
agar pelaku meninggal kan beliau. Terlepas dari kejadian pembegalan
yang dialami beliau, lapor waga dilakukan dirasa perlu, dibuktikan
warga segera berkumpul dan mencari pelaku. Kejadian ini
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memberikan ilmu baru, yaitu perlunya cari aman ketika berada di
keadaan sepi yaitu dengan mencari tempat ramai, lapor ke kantor
polisi terdekat, atau dengan berteriak jika memungkinkan. Suasana
dan tindakan pertama kali merupakan hal terpenting guna
meminimalisir resiko.
2. Petugas SUDIN Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan kota
administrasi Jakarta Selatan:
Waktu merupakan hal terpenting saat terjadi kebakaran. 5 menit
pertama dengan 5 menit selanjutnya menentukan alat dan siapa yang
dapat menolong korban yang rumahnya mengalami bencana
kebakaran. 5 menit awal, api masih kecil dan masyarakat sekitar
dapat langsung membantu mengevakuasi korban, beda halnya dengan
menit selanjutnya ketika api bertambah besar, disitu diperlukan alat
berat berupa water jet yang jumlah airnya di sesuaikan dengan
keadaan di lokasi. Masyarakat sangat dihimbau untuk membantu pada
menit-menit awal ataupun pada api sudah mulai bertambah besar.
Pelaporan dianjurkan kepada cabang yang terdekat dengan rumah
korban guna mempercepat proses penanganan. Meskipun kebakaran
harus dilakukan penanganan secepatnya, namun tetap dirasa perlu
untuk melakukan konfirmasi data kepada korban, yaitu dengan
menelfon balik korban yang menelfon petugas guna menghindari
pelaporan iseng dari masyarakat. Apabila benar datanya maka dapat
langsung melakukan penanganan. Konfirmasi dilakukan pada pusat di
tiap cabang, melakukan alat komunikasi khusus, cabang meminta
pusat untuk mengecek data dan konfirmasi ke korban apakah benar
telah terjadi kebakaran pada area tersebut.
3. Iptu. Winam Agus (Kepala Tim Jaguar Polresta Depok):
Tindak kejahatan di area depok kian meningkat seiring dengan
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berjalannya waktu namun tidak ada peningkatan yang signifikan dari
polresta membuat Iptu Winam Agus membentuk tim khusus penjaga
anti kerusuhan (Jaguar) dibawah naungan polresta Depok. Fokus tim
yaitu melakukan tindakan preventif kejahatan di jalan (street crime)
yang beragam (begal, jambret, penipuan, tawuran, dll) dengan
pelaporan masyarakat melalui telefon, maupun dengan media sosial.
Menurut beliau sebagai katim (kepala tim) jaguar, penjambretan
merupakan kasus yang membutuhkan perhatian lebih karena pelaku
dapat melancarkan asksinya pada siang hari yang mana lebih lengah
dalam hal kesiap siagaan masyarakat sekitar. Alih-alih melancarkan
aksinya, secara psikologis pelaku kejahatan lebih memilih
mengurungkan niatnya demi menghindari jeratan hukum atau amukan
masa. Kami melakukan olah TKP apabila tidak sempat memburu
pelaku kejahatan. Menurut beliau, apabila masyarakat melihat ada
tindak kejahatan, lebih baik melihat ancamannya dulu. Apabila
pelaku tidak membawa, dan siap untuk memerangi pelaku sebaiknya
dilakukan. Namun, apabila pelaku membawa senjata, lebih baik
gunakan daya ingat, yaitu dengan menghafal ciri-ciri pelaku dan
kendaraan yang digunakan untuk melancarkan aksinya, serta dengan
bantuan CCTV yang banyak terpasang di jalan. Waktu pelaporan
merupakan hal yang utama, dan pelibatan petugas juga menjadi point
penting saat terjadi tindak kejahatan. Beliau mengatakan apabila ada
pelaporan palsu atau hanya sekedar iseng, lebih di rekomendasikan
tetap datang ke lokasi untuk mengecek kebenaran nya guna
meminimalisir korban.
Hasil dari wawancara dari ketiga sumber dijadikan sebagai referensi terhadap
identifikasi masalah yang ada di lapangan. Penulis menggunakan diagram
fishbone diagram atau ishikawa diagram guna melihat dari root cause-and-effect
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atau akar dari sebab dan akibat dengan 6 parameter, yaitu Machine sebagai
representasi peralatan atau teknologi, Methods sebagai proses, Material sebagai
informasi, Mother Nature sebagai kondisi lingkungan sekitar, Man Power sebagai
keterlibatan fisik ataupun pengetahuan manusia, dan Measurement sebagai acuan.
(Savale, 2018). Diagram dapat dilihat pada gambar 4.1. Analisa sebab dan akibat,
menggunakan fishbone diagram.
Gambar 4.1. Analisa sebab dan akibat, menggunakan fishbone diagram
Fishbone diatas menjelaskan yaitu sebab akibat, yang mana ditunjukan pada
tanda panah kearah kanan yang tujuannya kepada akibat dari masalah yang
dijelaskan, yaitu kurangnya manajemen darurat. Berbagai sebab dari 6 parameter
yang ada pada diagram ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Machine, yaitu keypad pada smartphone, yang mana pada
penggunaan smartphone user harus membuka layar terlebih dulu dan
melihat letak tombol nomor untuk menelfon darurat.
2. Methods, yang pertama yaitu user tidak berusaha meminta
pertolongan ketika terjadi tidak kejahatan dikarenakan ketakutan.
Kedua maraknya modus penipuan dijalan seperti yang dialami oleh
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
salah satu korban begal, Rama, dikatakan pelaku memberhentikan
laju kendaraannya dengan alasan yang tidak jelas. Ketiga yaitu
kurangnya kewaspadaan korban.
3. Material, terjadi tindak kejahatan pada korban dikarenakan korban
memancing secara sadar maupun tidak, yaitu membawa harta
berlebih di tempat yang tidak memungkinkan, seperti perhiasan dan
uang berlebih.
4. Mother Nature, dikatakan oleh Iptu. Winam Agus, yaitu tindak
kejahatan marak terjadi pada malam hari, dikarenakan kondisi yang
memungkinkan bagi pelaku melancarkan aksinya namun dapat tidak
terlihat masyarakat sekitar, oleh sebab itu Tim Jaguar berfokus
melakukan pengawasan pada malam hari.
5. Man Power, dimulai dengan minimnya masyarakat sekitar, Iptu
Winam lanjut menjelaskan peranan masyarakat sekitar merupakan
penting agar penanggulangan dapat dilakukan secara tepat dan cepat.
Selanjutnya jumlah pelaku lebih banyak dari korban, begal yang
dilakukan oleh Rama, dilakukan di tempat yang sepi dengan
perbandingan korban dan pelaku 2 banding 4.
6. Measurement, pengukuran dimulai dengan efisiensi waktu pelaporan.
Petugas DAMKAR Jakarta selatan menjelaskan 5 menit awal,
menentukan penanggulangan selanjutnya, semakin cepat ditangani,
semakin sedikit petugas yang turun ke lapangan serta penentuan
apakah penanggulangan dapat diatasi dengan ringan atau tidak.
Selanjutnya presisi korban, merupakan hal terpenting yaitu presisi
lokasi korban agar dapat tepat di tangani.
Hasil dari diagram ini yaitu menentukan batasan masalah yang akan diteliti,
yang akan menjadi acuan peneliti untuk melakukan pengajuan model, analisa
sistem, serta penembangan sistem.
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2. Pengajuan Model
Pengajuan model dilakukan guna mengevaluasi pemecahan dari masalah
tersebut menggunakan berbagai acuan dari penelitian terdahulu, menggabungkan
dan memperbarui dari model manajemen darurat. Pengajuan model dapat dilihat
pada tabel 4.1. sebagai berikut:
Tabel 4.1. Formasi Model yang diajukan pada penelitian ini
#Problem Proposed Model Emergency
Management
Penggunaan smartphone untuk menelfon
darurat tidak memungkinkan apabila
kondisi korban sedang terancam
sehingga tidak bisa membuka layar.
Sistem dikembangkan bertujuan agar
user dapat melakukan pelaporan darurat
tanpa membuka layar ataupun menekan
tombol nomor untuk telefon darurat.
Melalui tombol di aplikasi, tombol
power, serta voice command.
ketakutan korban untuk meminta
pertolongan apabila sedang terancam,
maraknya modus pelaku kejahatan,
kurangnya kewaspadaan di sekitar.
Sistem yang dikembangkan berfokus
kepada bagaimana korban dapat melapor
darurat dengan aman, serta tetap dapat
melapor walau smartphone berada di
luar jangkauan.
Pada beberapa kondisi, perangkat
korban diluar jangkauan (saat di
jambret) sehingga sulit bagi korban
menelfon darurat.
Sistem dapat bekerja walau berada diluar
jangkauan, menggunakan perintah suara
tertentu, akan men-trigger aplikasi
manajemen darurat
Saat keadaan darurat, minimnya bukti
dan kecepatan melapor mengakibatkan
pelaku akan lebih sulit ditangkap.
Sistem yang dikembangkan dapat
menjadi bukti yaitu dengan saksi yang
didapat dari penolong, rekaman suara
korban.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Efisiensi Waktu pelaporan minim
apabila user melakukan telefon darurat.
Korban yang sudah melapor melalui
sistem, akan diteruskan kepada penolong
dengan data yang dikimkan kepada
penolong secara terus menerus.
Presisi Lokasi dirasa kurang apabila
korban tidak mengetahui tempat.
lokasi secara terus menerus di update
guna mempermudah penolong datang ke
tempat korban.
Formasi model dilakukan dengan mengidentifikasi problem yang telah
dijelaskan pada identifikasi masalah, dan pengajuan model guna menjawab dari
masalah tersebut. Adapun masalah yang diangkat yaitu meliputi keamanan
korban, efisiensi waktu pelaporan, serta presisi lokasi korban.
4.3. Model Aplikasi
Selanjutnya formasi model dikembangkan menjadi model aplikasi pada
gambar 4.2. sebagai gambaran umum aplikasi yang akan dikembangkan oleh
penulis yang didapat dari hasil analisa masalah dan solusi dari model yang telah
di bentuk.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2. Model aplikasi
Merupakan salah satu dari aplikasi manajemen darurat menggunakan
smartphone, yaitu korban (victim) melapor melalui aplikasi dengan berbagai
pilihan untuk memacu aplikasi, diantaranya menekan tombol yang ada pada
smartphone, melalui sensor akselerasi yang akan mendeteksi jika terjadi
kecelakaan, serta dengan perintah suara tertentu. Pengiriman sinyal bahaya, serta
lokasi dilakukan guna mempercepat proses penanganan terhadap korban.
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3. bencana individu pada korban
Bencana yang difokuskan pada penulisan ini merupakan bencana yang
sifatnya individu, seperti terror, kecelakaan, dan human error (kebakaran,
konsleting, dsb). Korban melakukan trigger atau memicu aplikasi untuk
mempersiapkan pelaporan, dengan waktu 10 detik konfirmasi bagi korban, yang
ditunjukan agar dapat membatalkan lebih awal apabila terjadi kesalahan
(false-alarm), sebelum data pelaporan masuk ke dalam database, dan sistem
mengirim notifikasi kepada calon penolong di sekitar.
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.4. trigger aplikasi
Reaksi korban menyikapi bencana yang sedang menimpanya beragam.
Reaksi korban ini yang akan dijadikan pemacu aplikasi untuk mengirimkan sinyal
bahaya kepada penolong (helper), dengan waktu konfirmasi ditujukan untuk
membatalkan pelaporan guna mengurangi kemungkinan trigger dilakukan secara
tidak sengaja, apabila dalam waktu yang di tetapkan korban tidak membatalkan,
maka data user dimasukan ke dalam database dan notifikasi dikirim kepada calon
penolong.
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.5. cara kerja aplikasi di sisi korban
Aplikasi yang sudah di picu oleh korban akan melakukan proses pencarian
penolong terdekat menggunakan LBS, dan mengirim lokasi korban menggunakan
GPS.
Gambar 4.6. fitur lbs pada aplikasi
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Location Based Service (LBS) bertujuan untuk mencari penolong terdekat
dengan range jarak yang sudah di tentukan menggunakan formula great circle
distance yang akan menkonfersi lokasi latitude dan longitude korban yang
dibandingkan dengan calon penolong, agar hanya yang terdekat yang mendapat
notifikasi.
Gambar 4.7. navigasi penolong terhadap korban
Pengiriman lokasi GPS bertujuan untuk mempermudah penolong untuk pergi
ke tempat korban dengan presisi, yaitu dengan fitur navigasi yang ada pada
smartphone.
4.4. Rancangan Sistem
Berdasarkan hasil dari analisa untuk aplikasi manajemen bencana melalui
komunitas serta referensi lain yang serupa, maka diusulkan suatu rancangan agar
dapat menjadi bahan acuan untuk tahap implementasi dan sebagai gambaran
bagaimana sistem bekerja.
Pengembangan aplikasi menggunakan metode RAD, pada metode tersebut,
dimulai pada fase requirement gathering. Pada fase ini dimulai dengan
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menggunakan use case diagram, menjelaskan aktor yang terlibat serta
penggunaan pada aplikasi. Use case diagram dapat dilihat pada gambar 4.8.
4.4.1. Use Case Diagram
Perancangan use case dimulai dengan menentukan aktor yang terlibat
pada aplikasi. Aktor yang terlibat antara lain yaitu user – victim (korban),
user – helper (penolong), dan user – Admin. Perbedaan antara korban
dengan penolong yaitu ketika terjadi keadaan darurat, korban yang
merupakan main aktor dapat melakukan pelaporan darurat, pembatalan
darurat dan meng update data terus-menerus. Pada sisi penolong ketika
terjadi situasi darurat, menerima notifikasi bahwa telah terjadi situasi darurat
dari sisi korban. Use case diagram dapat dilihat pada gambar 4.8.
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.8. use case diagram
Pada sisi korban (victim), user dapat melakukan aktivitas pada aplikasi,
diantaranya: register, validasi user, log in, update lokasi berkala setiap 10
detik, kirim pesan, lapor darurat (didalamnya ada trigger menggunakan
button pada aplikasi, button power, dan voice command), mengirim dan
menerima live report darurat,, dan yang terakhir yaitu membatalkan laporan
darurat.
Pada sisi penolong (helper), user dapat melakukan kegiatan pada
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aplikasi yaitu register, validasi user, log in, update lokasi berkala setiap 10
detik, kirim pesan, mendapat notifikasi apabila ada user yang dalam
jangkauan membutuhkan bantuan (didalamnya user dapat menolak ataupun
menerima untuk membantu korban), mengirim dan menerima live report
darurat, serta membatalkan menolong korban.
Admin bertugas untuk mengkontrol aplikasi. Hak yang dimiliki admin
antara lain: registrasi akun user, log in, mengirim dan menerima live report
darurat, kirim pesan kepada semua user, validasi user, menonaktifkan user,
merubah status aktif/tidak aktif pada semua tabel, merubah parameter
(contoh: waktu konfirmasi pelaporan darurat).
4.4.2. Use Case Table
Diagram use case selanjutnya dijelaskan pada use case table. Use Case
table dirancang guna memperjelas aksi dari aktor yang ada pada use case
diagram, serta menjadi inti dari requirement gathering, yaitu sebagai acuan
sequence diagram, activity diagram, class diagram, entity relationship
diagram, serta Mock-up aplikasi. Adapun use case table dapat dilihat pada
table 4.2. dibawah ini:
Tabel 4.2. Use Case Table
No Actor Use Case Deskripsi
1 User - Victim,
Helper, Admin
Registrasi Akun User Melakukan Registrasi akun user
agar dapat menggunakan aplikasi
manajemen darurat
Validasi User Validasi data user menggunakan
sms ke nomor yang di registrasi
pada aplikasi, guna mendapat data
diri yang autentik
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Log In Dilakukan guna menjalankan
background task untuk menangkap
3 trigger utama dalam pelaporan,
serta menangkap notifikasi jika ada
masyarakat sekitar yang
membutuhkan bantuan bagi user
yang berhasil log in
Kirim Pesan Bertujuan agar setiap user baik dari
penolong, korban, maupun admin
2 User - Victim,
Helper
Mengirim dan
Menerima Live Report
Darurat
Bertujuan agar korban dan penolong
mendapat data yang up to date dari
situasi yang ada
Update Lokasi 10
Detik Sekali
Guna mempermudah kalkulasi jarak
antara korba dengan calon penolong
3 User - Victim Lapor Darurat Sebagai acuan dari penolong dan
mengirimkan lokasi kepada calon
penolong terdekat
Menekan Tombol di
Aplikasi
Memicu aplikasi untuk membuat
pelaporan darurat menggunakan
tombol yang ada pada aplikasi
Men-trigger aplikasi
menggunakan perintah
suara
Memicu Aplikasi dengan perintah
suara, agar pelaporan darurat tetap
dapat terlaksana walau smartphone
berada di luar jangkauan korban
Menekan Tombol
power pada
smartphone
Memicu Aplikasi dengan menekan
tombol power yang tertanam pada
smartphone
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Membatalkan Laporan Pelaporan darurat yang dilakukan
secara tidak sengaja atau situasi
darurat yang dapat ditangani dengan
sendirinya, dapat dibatalkan
4 User - Helper Menerima Notifikasi
Pelaporan Darurat di
Sekitar lokasi
Sebagai tahapan awal bagi calon
penolong untuk dapat menolong
korban, yaitu dengan notifikasi
pemberitahuan bahwa telah terjadi
situasi darurat yang dialami korban
sekitar
Menolak untuk
membantu
Bertujuan agar calon penolong tidak
terus-menerus mendapatkan
notifikasi dari korban
Menerima Membantu
Korban
Masuk ke dalam session, agar
penolong dapat melihat situasi real
time, dan dapat berinteraksi dengan
korban
Membatalkan
Membantu Korban
Bertujuan bagi penolong yang
secara tidak sengaja menerima
membantu, namun tidak dapat
menolong, dapat dibatalkan
5 User - Admin Menonaktifkan User Sebagai bentuk pengawasan akun
yang terindikasi melakukan
kecurangan
Merubah Status
Aktif/Tidak Aktif pada
semua tabel di
database
Meminimalisir terjadi nya lag,
dikarenakan aplikasi terhenti
sebelum merubah status aktif/tidak
aktif
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Merubah Parameter
(contoh: Waktu
Konfirmasi Pelaporan
Darurat)
Berguna agar aplikasi dapat
mengikuti sesuai dengan
permintaan user
Pada tabel 4.2. Use case tabele, dijelaskan penjabaran antara aktor, use
case, dan goal nya. Kolom aktor di bagi menjadi 5 grup, yaitu semua aktor
yang terlibat di satu use case yang sama, aktor korban dan penolong, aktor
korban, aktor penolong, dan admin.
Registrasi Akun User, Validasi User, Log In, Kirim Pesan merupakan
aksi yang dapat dilakukan oleh semua aktor, dengan penjelasan: registrasi
akun user sebagai pendaftaran akun yang nantinya menjadi identitas diri,
validasi user yang ditujukan guna meminimalisir adanya akun fiktif serta
pelaporan palsu yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,
log in yang dilakukan bertujuan agar sistem dapat menjalankan servis guna
mengirim atau mendapat notifikasi pelaporan darurat, serta kirim pesan yang
dilakukan dari setiap user agar dapat berinteraksi satu dengan lainnya.
Aktor korban dengan penolong memiliki 2 aksi kesamaan yang tidak
ada pada admin, yaitu: mengirim dan menerima live report agar dari kedua
pihak mendapat data yang terbaru, serta update lokasi yang dilakukan pada
sisi background agar mempermudah dalam kalkulasi jarak antara korban
dengan calon penolont.
Aktor korban mempunyai aksi: Lapor Darurat yaitu pelaporan yang
dilakukan oleh korban apabila terjadi situasi darurat dan sebagai acuan awal
bagi si penolong, lapor darurat dilakukan dengan 3 cara yaitu menekan
tombol yang ada pada aplikasi, menekan tombol power, dan melakukan
perintah suara. Korban juga dapat membatalkan pelaporan darurat apabila
terjadi gangguan teknis sehingga terjadi false-alarm, atau korban dapat
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menangani situasi darurat dengan sendirinya.
Aktor Penolong mempunyai aksi: Menerima Notifikasi dari korban
bahwa telah terjadi situasi darurat yang nantinya penolong dapat menolak
atau menerima membantu korban yang membutuhkan bantuan. Penolong
dapat membatalkan menolong korban apabila terjadi gangguan teknis, atau
hal lain yang mengakibatkan penolong tidak dapat membantu korban.
Aktor admin bertugas dalam mengawasi aktivitas yang ada pada sistem
yaitu dapat menonaktifkan user apabila terlihat ada indikasi kecurangan,
merubah status aktif/tidak aktif apabila terjadi kesalahan pada sistem, serta
merubah parameter. Merubah parameter ditujukan agar aplikasi yang
berjalan dapat mengikuti permintaan dari user, seperti mengubah waktu
konfirmasi pelaporan darurat.
Tahap selanjutnya dalam merancang kebutuhan, menggunakan
sequence diagram, yaitu barisan kejadian yang menunjukan interaksi antara
user, sistem, dan objek.
4.4.3. Sequence Diagram
Sequence diagram diawali dengan aktor sebagai representasi aktor
yaitu user sebagai keseluruhan, korban sebagai pelapor, dan penolong yang
bertugas dalam membantu korban. Barisan kejadian yang dilakukan saat
masuk ke aplikasi (log in) dapat dilihat pada gambar 4.9. Sequence Diagram:
log in.
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.9. Sequence Diagram: Log in
Proses yang dilakukan pada saat log in yaitu: user mengakses halaman
log in pada aplikasi dengan memasukan username dan password.
Selanjutanya akan dicocokan data dengan database yang ada apakah data
yang dimasukan benar. Data yang telah di cek dan jika benar, diambil data
pendukung yaitu berupa data detil user. Data tersebut akan ditampilkan pada
interface beserta respon dari database, lalu menuju ke main activity.
Akun yang telah berhasil masuk ke dalam aplikasi, otomatis akan
menjalankan proses latar belakang pada perangkat, yang nantinya akan
mendeteksi dari pergerakan pengguna, yaitu apabila pengguna menekan
tombol yang ada di dalam aplikasi, menekan tombol daya pada perangkat,
maupun user berteriak dengan kata-kata yang sudah terdaftar pada aplikasi.
Pelaporan darurat dari sisi korban dapat dilihat pada gambar 4.10. Sequence
Diagram: Emergency Report – Victim.
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.10. Sequence Diagram: Emergency Report – Victim
Pada pelaporan darurat di sisi korban, dimulai dengan user melakukan
trigger aplikasi, dimana ada 3 jenis untuk memicu aplikasi, yaitu:
1. Tombol yang ada pada aplikasi, yaitu pada saat korban berhasil
masuk ke dalam aplikasi, dan diteruskan ke halaman utama,
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
korban menekan tombol darurat pada antar muka. Korban yang
telah menekan tombol, nantinya akan dikelola oleh controller
untuk dilakukan pelaporan.
2. Tombol daya pada perangkat. Korban yang menekan tombol
daya 3 kali berturut-turut baik di dalam aplikasi, maupun diluar
aplikasi yang bersamaan dengan proses latar belakang
perangkat akan melakukan hitung mundur sesudah pengguna
menekan tombol. Apabila dalam kurun waktu tersebut korban
menekan tombol daya sebanyak 3 kali ataupun lebih, maka
akan dikelola oleh controller untuk dilakukan pelaporan.
3. Perintah suara. Perintah suara dilakukan yaitu saat user
berteriak, sistem akan menganalisa apakah suara tersebut
terdaftar pada aplikasi, apabila terdaftar maka selanjutnya
diserahkan kepada controller untuk melakukan pelaporan.
Sesudah memicu aplikasi. akan dideteksi jenis triggernya. Proses
selanjutnya ialah persiapan notifikasi untuk pembatalan pelaporan yang
disertai dengan hitung mundur, jika user tidak melakukan apa-apa dalam
kurun waktu tersebut, maka menuju proses selanjutnya, yaitu pendaftaran
pelaporan darurat ke dalam database, disertai dengan notifikasi darurat yang
sedang aktif pada perangkat user.
Pelaporan yang masuk ke dalam database, selanjutnya akan diteruskan
kepada calon penolong dengan mengirim notifikasi pada perangkat.
Notifikasi didapat dengan proses looping yang dilakukan pada proses
background. Perancangan guna mendapat notifikasi, serta calon penolong
dapat terdaftar sebagai penolong dapat dilihat pada gambar 4.11. Sequence
Diagram: Emergency Report – Helper.
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.11. Sequence Diagram: Emergency Report – Helper
Pelaporan pada sisi penolong, dimulai dengan user melakukan log in,
dan pada background aplikasi akan looping setiap 5 detik sekali guna
mendeteksi apakah ada pelaporan darurat di dekat lokasi user, dan jika dalam
pencarian terdapat pelaporan darurat, user akan menerima notifikasi, yang
nantinya akan menentukan apakah akan menolong korban atau tidak. User
bersedia menolong, pada background data user akan dikirim untuk
ditambahkan pada database penolong korban. User yang terdaftar pada
pelaporan tersebut, akan ditampilkan notifikasi pelaporan darurat yang
sedang aktif.
Apabila telah terkumpul beberapa penolong, maka langkah selanjutnya
yaitu memantau pelaporan yang sedang aktif pada aplikasi, baik dari sisi
korban, penolong, maupun admin. User di tempatkan pada 1 aktivitas,
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dimaksud agar antara user dapat berinteraksi dalam penanganan agar tidak
terjadi miskomunikasi.
Aktivitas pelaporan yang aktif pada aplikasi, terdapat 3 bagian,
diantaranya: beranda, obrolan, serta aksi. Pada beranda, berisi data dari
korban yang disiarkan secara terus-menerus agar semua yang terlibat
mendapat data yang terbaru. Data korban yang ditampilkan berupa nama,
nomor telepon, lokasi terkini, serta status perangkat korban. Halaman
obrolan ditujukan agar semua user dapat berinteraksi, dan pada halaman aksi
ditujukan apabila dari salah satu pihak ingin membatalkan keikutsertaan diri
pada pelaporan daurat yang sedang aktif. Perancangan dapat dilihat pada
Gambar 4.12. Sequence Diagram: Active Emergency.
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.12. Sequence Diagram: Active Emergency
Pada diagram ini, ialah pada saat korban berhasil mendaftarkan
pelaporan darurat, atau penolong berhasil mendaftarkan diri sebagai
penolong. Dimulai dengan log in, mendapatkan pelaporan darurat yang
sedang aktif, dan menuju activity tersebut dengan menekan notifikasi
tersebut. Terdapat 3 halaman pada activity, yaitu home atau victim data, yang
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bersisi data-data korban, chat yaitu untuk berinteraksi antara korban dengan
penolong, maupun penolong dengan penolong. Selanjutnya, action yang
bertujuan jika korban atau penolong ingin membatalkan pelaporan darurat
tersebut yang mana saling berinteraksi melalui activity tersebut.
Proses pada beranda dimulai dengan user menekan notifikasi pelaporan
darurat yang sedang aktif, user memberbarui data baik korban maupun
penolong ke dalam database. Selanjutnya sistem akan mengambil data
korban terkini secara terus-menerus, dan ditampilkan kepada user.
Proses pada obrolan, dimulai dengan user menekan tombol obrolan pada
layar perangkat. Selanjutnya sistem akan mengambil semua data pesan yang
telah masuk ke dalam database dengan pesan yang terhubung pada nomor
identitas pelaporan tersebut. Data yang telah diambil oleh sistem, akan
diteruskan pada antar muka perangkat user. User dapat pula mengirimkan
pesan dengan mengisi teks pada bagian bawah antar muka, dan menekan
tombol kirim, nantinya detail pesan akan ditangkap oleh controller, dan pesan
akan ditambahkan ke dalam database. Setelah proses mengirim pesan, maka
sistem akan memperbarui daftar pesan tersebut.
Mode aksi, ditujukan apabila salah satu pengguna berhenti, ataupun
membatalkan keikutsertaannya pada pelaporan darurat tersebut. Proses nya
terbagi menjadi 2, yaitu pada sisi korban, ataupun pada sisi penolong. Pada
sisi korban, menekan tombol batal, maka sistem akan merubah flag atau
bendera pada database pelaporan darurat. Flag yang dimaksud adalah kode
status yang ada pada tiap kelas. Sebaliknya, pada sisi penolong, menekan
tombol batal, sistem akan merubah flag pada database penolong, yaitu
statusnya sebagai penolong akan dinonaktifkan.
4.4.4. Class Diagram
Perancangan class diagram didapat sesudah merancang sequence
diagram. Pada sequence diagram, telah dijabarkan relasi antara kelas serta
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
metode pada tiap kelas. Relasi ini yang digabung menjadi semua relasi antar
class dengan tipe asosiasi nya. Class diagram dapat dilihat pada gambar
Gambar 4.13. Class Diagram: Relasi Antar Kelas.
Gambar 4.13. Class Diagram: Relasi Antar Kelas
Perancangan aplikasi difokuskan pada bagaimana interaksi antara kelas
data satu dengan yang lainnya. Penolong dan korban terdapat pada table yang
sama, table user. Kelas User terhubung kepada User_Detail, dimana
merupakan rincian data user. Current_Location_Log terhubung kepada user,
yaitu lokasi terkini dari user yang berisi id, user_id, gps_location, created_at,
dan flag.
Emergency_Report merupakan kelas yang menampung pelaporan
darurat yang dibuat oleh korban. Kelas Emergency_Report berisi
Emergency_ID, User_ID yaitu korban, GPS_Location yaitu lokasi gps pada
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
saat melakukan pelaporan, created_at, modified_at, dan flag. Sesudah
pelaporan darurat telah dilaksanakan, maka kelas yang menampung data
realtime adalah Realtime_Report_Log yang berisi Realtime_Report_Log_ID,
Emergency_Report_ID, User_ID, GPS_Location, Interval_in_Sec sebagai
konfigurasi interval waktu perbaruan data, created_at, dan flag.
Kelas Helper_Log berfungsi dalam pencatatan penolong, yang
berasosiasi dengan emergency_report. Helper_Log berisi atribut
Helper_Log_ID sebagai id kelas, User_ID sebagai id penolong,
Emergency_Report_ID sebagai id dari pelaporan darurat, created_at,
modified_at, serta flag sebagai status.
Chat_Room merupakan kelas yang merepresentasikan suatu grup chat,
yang berisi Chat_Room_ID, User_ID sebagai batasan siapa saja yang dapat
masuk ke dalam grup obrolan, Chat_Type_ID, Created_At, Modified_At, dan
Flag. Chat_Room_Message merupakan isi dari pesan yang dikirim oleh user,
yang berhubungan dengan Chat_Room.
4.4.5. Entity Relationship Diagram
Class Diagram yang dirancang menjadi acuan untuk membuat Entity
Relationship Diagram (ERD). ERD dapat dilihat pada gambar Gambar 4.14.
Entity Relationship Diagram.
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.14. Entity Relationship Diagram
Pada perancangan database, didapat nama tabel antara lain: app_logs
sebagai pencatatan kejadian, app_logs_type sebagai tipe pencatatan kejadian
pada sistem, chat_room sebagai representasi dari grup obrolan,
chat_room_message sebagai isi obrolan, chat_type yaitu tipe obrolan apakah
hanya obrolan antar user atau obrolan saat keadaan darurat,
current_location_log yaitu pencatatan lokasi yang di update berkala,
emergency_report atau tempat untuk menampung pelaporan darurat,
helper_log sebagai pencatatan bagi user yang mendaftarkan diri sebagai
penolong, kontak_darurat_type yaitu tipe kontak darurat bagi tiap user,
realtime_report_log pencatatan realtime pada situasi darurat, sequence_table
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yaitu tolak ukur apabila hendak membuat id baru pada tiap tabel,
trigger_type yaitu tipe pemicu saat pelaporan darurat, user sebagai tabel data
user, user_detail sebagai tabel data rinci user, user_type sebagai tipe user.
4.5. Desain Tampilan Aplikasi
4.5.1. Mock-up Design
Perancangan tampilan, dimulai degan halaman log in, yaitu halaman
yang dimuat pada saat pengguna pertama kali membuka aplikasi setelah
memasang pada perangkatnya. Perancangan dapat dilihat pada gambar
Gambar 4.15. Mock-up: Log in, Register, Main Activity
Halaman log in terdapat text input untuk username, dan password.
Ketika user sudah mengisi text input tersebut, dan menekan tombol log in,
aplikasi akan memproses data apakah ada di dalam database. Jika data
berhasil ditemukan, maka pengguna akan diteruskan ke halaman main
activity, namun jika data tidak ditemukan, maka aplikasi akan memunculkan
tombol register untuk mendaftar user baru.
User yang menekan tombol register, akan dialihkan ke halaman register
dengan username dan password yang sudah terisi otomatis dari halaman
sebelumnya. User mengisi data-data yang berkaitan dengan user yaktu
berupa username, password, nama, alamat, nomor handphone, ciri-ciri,
60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
nomor kontak darurat, tipe user, photo dan lain sebagainya. Ketika user
sudah melakukan register, maka proses selanjutnya yaitu konfirmasi
menggunakan sms yang berisi kode rahasia. Konfirmasi dilakukan agar tidak
ada 1 nomor handphone yang digunakan untuk 2 atau lebih user, juga
memungkinkan agar user tidak melakukan pelaporan darurat palsu.
Selanjutnya ketika user berhasil mendaftarkan diri, akan diteruskan ke
halaman log in untuk masuk ke dalam aplikasi. Jika pengguna berhasil
masuk ke dalam aplikasi, dan diteruskan ke halaman main activity, maka
pengguna dapat menggunakan layanan aplikasi yaitu pelaporan darurat.
Perincian halaman main activity dijelaskan pada Gambar 4.16. Mock-up:
Main Activity, History, Log In, Current Emergency - Home
.
61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.16. Mock-up: Main Activity, History, Log In, Current Emergency -
Home
Halaman main activity terdapat tombol menu pada pojok kiri atas yang
apabila ditekan akan menampilkan menu. Menu berisi data user yaitu
username dan nomor handphone user , active emergency yaitu untuk melihat
pelaporan darurat yang sedang aktif baik dari sisi korban maupun penolong,
history yang berisi riwayat pelaporan darurat, update user data yang
bertujuan untuk mengubah data user, dan sign out untuk keluar aplikasi dan
menuju halaman log in. Terdapat juga menu setting pada kanan atas, tombol
sos yang bertujuan untuk pelaporan darurat baru, dan tombol plus pada pojok
kanan bawah yang menuju untuk lapor admin / menanyakan pertanyaan
kepada admin.
Pada halaman main activity apabila user menekan menu history, maka
akan ditampilkan halaman riwayat penggunaan aplikasi dengan status
sebagai korban ataupun sebagai penolong. Halaman ini ditujukan untuk
melihat riwayat-riwayat user dari pelaporan darurat yang sudah selesai
dilakukan. Pada list tersebut terdapat tipe berupa korban atau pennolong, dan
nomor id dari pelaporan darurat tersebut. Jika dalam pelaporan darurat salah
satu pihak membatalkan (korban/penolong) maka pada history ditunjukan
dengan warna lebih pudar yang menandakan pelaporan tidak jadi dilakukan
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
oleh user tersebut.
Pengguna yang menekan tombol s.o.s di halaman main activity atau
pengguna yang menekan menu active emergency / current emergency, maka
akan diteruskan ke halaman current emergency. Pada halaman ini berisi
data-data korban yang di perbarui secara berkala terus-menerus (realtime).
Perincian halaman current emergency dapat dilihat pada Gambar 4.17.
Mock-up: Current Emergency – Home, Current Emergency – Chat, Current
Emergency – Action, Main Activity.
Gambar 4.17. Mock-up: Current Emergency – Home, Current Emergency – Chat,
Current Emergency – Action, Main Activity
Halaman Current Emergency – Home berisi Data korban yang
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditampilkan yaitu username korban, nama korban, emergency ID, emergency
status, last position (jika di klik maka akan otomatis membuka google maps
untuk navigasi ke tempat korban), last update, serta status perangkat user
yaitu status battery, connection status, dan recorded voice jika tersedia yang
mana data akan diperbarui secara terus-menerus. Menu chat pada bagian atas
akan menampilkan halaman chat jika di tekan.
Pada halaman Current Emergency – Chat, bertujuan agar user yang
terhubung pada pelaporan darurat dapat berinteraksi baik korban dengan
penolong, maupun penolong dengan penolong lainnya. Fitur chat ini
ditujukan agar penanggulangan darurat dapat berjalan lebih efektif dan tidak
ada miss komunikasi, korban dan penolong dibedakan dengan warna chat
nya. Menu Action pada bagian atas akan menampilkan halaman action jika
ditekan.
Halaman terakhir dari Current Emergency Activity yaitu Current
Emergency - Action. Halaman action bertujuan jika user membutuhkan
action kepada pelaporan darurat tersebut. Dimulai dengan tampilan
username korban, emergency ID. Tombol cancel bertujuan apabila korban
ingin membatalkan pelaporan darurat, atau penolong membatalkan untuk
menolong. Pengguna yang membatalkan keikutsertaan pada pelaporan
darurat akan diteruskan ke halaman main activity.
Tombol Update pada halaman action bertujuan apabila ada beberapa hal
seperti note pada pelaporan darurat dapat diperbarui. Combobox telefon,
ditujukan apabila salah satu user baik dari sisi penolong ataupun korban
ingin langsung menelfon pihak yang berwenang, ataupun kepada kontak
darurat yang telah di save pada halaman awal register.
Pada sisi penolong, apabila telah terjadi situasi darurat di sekitar
penolong, maka akan ditampilkan notifikasi. Notifikasi ini yang nantinya
akan memunculkan data korban, dan kesediaan penolong untuk membantu
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
korban. Perincian dapat dilihat pada Gambar 4.18. Mock-up: Helper
Notification, Helper Confirmation, Current Emergency, Main Activity.
Gambar 4.18. Mock-up: Helper Notification, Helper Confirmation, Current
Emergency, Main Activity
Servis latar belakang yang dimulai oleh sistem akan mendeteksi apabila
ada korban di sekitar yang membutuhkan bantuan. Apabila ditemukan korban
yang memerlukan bantuan, maka pada sisi penolong, akan ditampilkan
notifikasi. Notifikasi yang ditekan oleh pengguna, akan diteruskan ke
halaman Helper Confirmation, yaitu halaman bagi si penolong untuk melihat
data korban dan menentukan apabila hendak menolong korban atau tidak.
Penolong yang menekan ok pada halaman Helper Confirmation, akan
65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
didaftarkan sebagai penolong untuk pelaporan darurat tersebut dan
diteruskan ke halaman Current Emergency – Home, yang mana penolong
dapat melihat data korban secara terus-menerus, berinteraksi melalui fitur
chat, dan membatalkan menolong korban.
Tombol selain ok, yaitu tombol ‘sorry, no’ merupakan tombol penolakan
bagi penolong untuk membantu korban. Penolong yang menekan tombol
tersebut akan dihentikan dari notifikasi pelaporan darurat tersebut dan akan
diteruskan ke halaman main activity
4.6. Pembuatan Aplikasi Manajemen Darurat
Pada tahap ini, aplikasi manajemen darurat diubat sesuai dengan hasil
observasi penulis, perancangan dan desain pada tahap sebelumnya. Pembuatan
aplikasi dibagi menjadi 4 inti utama pembahasan, yaitu: pelaporan darurat
menggunakan tombol yang ada di dalam aplikasi, pelaporan menggunakan
tombol daya pada perangkat, pelaporan dengan perintah suara, dan interaksi
penolong apabila ada korban di sekitar.
Aplikasi dikembangkan dalam bahasa inggris, guna menjaga konsistensi
bahasa yang ada pada aplikasi dan saat perumusan kode. Aplikasi dinamakan
“Kayfa,” diambil dari bahasa arab (كيف) yang jika diartikan ke dalam bahasa
Indonesia yaitu “bagaimana,” yaitu kata tanya untuk menanyakan akibat suatu
tindakan (kbbi.co.id).
4.6.1. Pelaporan Darurat Menggunakan Tombol yang Ada di Dalam
Aplikasi
Pelaporan darurat menggunakan tombol yang ada di dalam aplikasi dimulai
pada saat user menekan tombol darurat di halaman awal (gambar 5.5). Proses
pelaporan darurat dapat dilihat pada gambar 4.19. Diagram alur proses pelaporan
darurat dengan tombol yang ada pada aplikasi.
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.19. Diagram alur proses pelaporan darurat dengan tombol yang
ada pada aplikasi
Proses selanjutnya ketika user telah menekan tombol, yaitu sistem
sebagaimana aplikasi manajemen darurat, akan mengirim data berupa id,
lokasi, jarak dan cara pelaporan ke web server. Jika lokasi yang ditangkap
terdapat kendala, maka sistem akan mengambil lokasi terakhir user yang ada
pada database. Apabila merupakan pelaporan baru, maka data akan
dimasukan ke dalam database sebagai data baru, dan apabila sebaliknya,
maka data yang sudah ada akan diperbarui.
Source code pelaporan darurat menggunakan tombol yang ada pada
aplikasi, dapat dilihat pada lampiran 1, dengan urutan nomor 1, yaitu proses
saat user menekan tombol, nomor 2, proses selanjutnya setelah aplikasi
menangkap aktivitas penekanan tombol yang ada pada aplikasi, dan nomor 3,
yaitu proses memasukan data ke dalam database.
4.6.2. Pelaporan Darurat Menggunakan Tombol Daya pada Perangkat
Pelaporan darurat menggunakan tombol daya berbeda dengan tombol
yang ada pada aplikasi, yaitu pelaporan dapat dilakukan pada background
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aplikasi, dan terdapat hitung mundur untuk membatalkan pelaporan darurat
(gambar 5.6). Diagram alur proses pelaporan dapat dilihat pada gambar 4.20.
Diagram alur pelaporan darurat menggunakan tombol daya pada perangkat.
Gambar 4.20. Diagram alur pelaporan darurat menggunakan tombol daya
pada perangkat
Pelaporan darurat menggunakan tombol daya dimulai ketika user
menekan tombol daya sebanyak 4 kali atau lebih dalam 4 detik. Perolehan
angka 4 kali dan 4 detik didapat dari hasil observasi penulis saat melakukan
percobaan berulang, baik penulis pribadi maupun kerabat terdekat. Pada
lampiran 2, poin nomor 1, dijelaskan bahwa perhitungan mundur dimulai
pada saat terjadi perubahaan status layar dari menyala menjadi mati ataupun
sebaliknya, dan hitung mundur dimulai pada saat user pertama kali menekan
tombol daya pada perangkat.
Apabila user menekan tombol daya 4 kali atau lebih dalam waktu 4
detik, maka akan dicatat sebagai pelaporan darurat, dan memulai proses
hitung mundur untuk membatalkan pelaporan. Pada lampiran 2, poin nomor
2, jelaskan ketika sistem telah menuntaskan hitung mundur selama 4 detik,
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
maka akan dicek apakah user menekan tombol sebanyak 4 atau lebih yang
ditaruh pada class WebConfig, variable screenOnOffButtonCount. Jika user
menekan lebih dari 4 atau lebih, maka akan dilakukan pehitungan mundur
untuk membatalkan laporan.
Proses selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 2, poin nomor 3, yaitu
menjalankan hitung mundur untuk pembatalan, yang ditujukan notifikasi
pembatalan yang muncul (lihat gambar 5.6). Setelah hitung mundur selesai
(onFinish), maka sistem memeriksa apakah user melakukan pembatalan atau
tidak, apabila user tidak melakukan pembatalan, maka data user diambil
untuk dijadikan pelaporan darurat yang baru seperti yang dimuat pada
lampiran 1, poin nomor 1 dan 2.
4.6.3. Pelaporan Darurat Menggunakan Perintah Suara
Pelaporan darurat menggunakan perintah suara dilakukan dengan
memicu aplikasi dengan tingkat kebisingan suara lebih dari 70dB, dan
mengucapkan kata darurat yang telah disimpan pada database lokal di
aplikasi. Diagram alur dapat dilihat pada gambar 4.21. Diagram Alur proses
pelaporan darurat menggunakan perintah suara.
Gambar 4.21. Diagram alur proses pelaporan darurat menggunakan perintah
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
suara
Dijelaskan pada lampiran 3, poin nomor 1, bahwa aplikasi menjalankan
thread khusus untuk melakukan penangkapan tingkat kebisingan suara pada
aplikasi yaitu pada method updatedBMeter(). Pada gambar 4.21. dinyatakan
bahwa sistem memeriksa apabila tingkat kebisingan berada diatas 70dB,
aplikasi akan terpicu untuk menangkap kata yang akan dilontar kan user,
proses dapat dilihat pada lampiran 3, poin nomor 2, apabila
currdBMeter>=noiseLevel, maka akan memanggil method
startNewSpeechRecognition().
Method startNewSpeechRecognition() dijelaskan pada lampiran 3, poin
nomor 3, yaitu saat aplikasi memulai pengenalan suara, yang mana
disediakan oleh perangkat android, tidak menggunakan API yang disediakan
oleh google. Kata yang dilontarkan selanjutnya diperiksa apakah kata
tersebut termasuk kata yang disimpan di dalam database. Apabila kata
tersebut tercatat sebagai kata pelaporan darurat, maka akan dimulai proses
hitung mundur dan dicatat sebagai pelaporan darurat seperti yang disebutkan
pada lampiran 2, poin nomor 3.
4.6.4. Interaksi Penolong Apabila Terdapat Korban di Sekitar
Interaksi antara penolong dengan korban, dimulai saat user ditampilkan
notifikasi bahwa ada korban di sekitar user yang membutuhkan pertolongan,
dengan tentunya ada konfirmasi apakah akan menolong atau tidak. Diagram
alur dapat dilihat pada gambar 4.22. Diagram alur proses interaksi penolong
terhadap pelaporan darurat di sekitar.
70
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.22. Diagram alur proses interaksi penolong terhadap pelaporan
darurat di sekitar.
Interaksi dimulai dengan proses update lokasi berkala, dijelaskan pada
lampiran 4, poin nomor 1, pada perbaruan lokasi berkala, aplikasi akan
melihat dengan provider apa aplikasi lebih akurat dalam menentukan titik
kordinat. Tingkat akurasi yang lebih tinggi, dipilih sebagai pnentuan lokasi
user, dan diperbarui ke dalam database melalui class LocationUpdate.
Aplikasi akan melakukan proses hitung mundur berkala, yang
tujuannya agar dapat melihat apabila ada korban di sekitar membutuhkan
bantuan. Pemeriksaan dimulai dengan aplikasi mengirim data user ke web
server yang tersedia (lihat pada lampiran 4, poin nomor 2), data yang dikirim
berupa id user, dan id darurat yang diblokir ataupun yang telah ditolak oleh
user.
Proses selanjutnya pada web server, gambar 4.22 menjelaskan apabila
terdapat pelaporan darurat yang aktif seperti pada proses lampiran 4 poin
nomor 3, yaitu pelaporan darurat yang aktif, namun korban bukan user yang
71
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
saat ini, dan id darurat tidak termasuk kedalam id yang sudah di blokir oleh
user. Apabila terdapat pelaporan darurat, maka proses selanjutnya dilihat
satu-persatu untuk diukur jaraknya terhadap user.
Proses pengukuran jarak dapat dilihat pada lampiran 4, poin nomor 4.
Pengukuran dilakukan menggunakan API yang tersedia oleh google cloud
platform, yatu distance matrix API, dan dengan perhitungan manual apabila
terdapat kendala. Pengukuran dengan API dilakukan dengan mengangkap
hasil dari tautan
https://maps.googleapis.com/maps/api/distancematrix/json?origi
ns=$lat1,$long1&destinations=$lat2,$long2&key=$apiKey , dengan
memasukan lokasi latitude dan longitude asal serta tujuannya, dan
memasukan API Key yang didapat saat melakukan registrasi api.
Apabila jarak yang didapat kurang dari jarak yang telah ditentukan
pada database, maka pelaporan darurat tersebut akan dikirim melalui
notifikasi di perangkat user seperti yang ditampilkan pada gambar 5.7.
data yang dikirimkan ke user berupa data lengkap pelaporan darurat, lokasi
korban, jarak korban, estimasi waktu ke korban serta data pribadi korban
berupa nama, nomor handphone, dan kontak darurat korban.
Selanjutnya konfirmasi user, yaitu apakah user akan membantu korban
atau tidak, disimbolkan dengan tombol berwarna merah dan hijau (gambar
5.7). Dijelaskan pada gambar 4.22, diagram alur interaksi penolong, bahwa
jika user tidak membantu korban, maka proses interaksi selesai, id darurat
dimasukan ke dalam id yang diblokir. Sebaliknya apabila user akan
membantu korban, maka user diteruskan ke halaman darurat terkini, yakni
halaman untuk berinteraksi dengan user yang tergabung dalam id darurat
tersebut, dan dapat melihat data korban secara terus-menerus.
72
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Tampilan Antarmuka
Tampilan antarmuka dijelaskan dari setiap alur, dengan urutan dari kiri ke
kanan. Hasil tampilan antarmuka dimulai dengan halaman log in, yaitu halaman
pertama yang ditampilkan jika pengguna baru memasang aplikasi pada
smartphone. Pengguna yang telah melakukan registrasi, selanjutnya dapat
melanjutkan ke halaman log in. Alur hasil antar muka register dapat dilihat pada
Gambar 5.1. Alur Hasil tampilan antarmuka registrasi user.
Gambar 5.1. Alur Hasil tampilan antarmuka registrasi user
Proses registrasi pengguna dimulai dengan halaman log in, user
menekan tautan yang bertuliskan “register now.” Selanjutnya pengguna dituju ke
halaman registrasi dengan form registrasi yang ada. Perincian form registrasi
antara lain dapat dilihat pada tabel 5.1. Deskripsi form registrasi:
Tabel 5.1. Deskripsi form registrasi
73
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No Nama Deksripsi
1 Username digunakan sebagai alias user saat melakukan log
in.
2 Password digunakan sebagai autentikasi user saat melakukan
log in.
3 Confirm Password konfirmasi password, agar tidak ada kesalahan
input pada saat registrasi
4 User Type sebagai tipe user.
5 Nama nama yang akan ditampilkan pada saat melakukan
pelaporan darurat.
6 Ciri-ciri
7 Alamat data yang akan ditampilkan pada saat melakukan
pelaporan darurat.
8 Kode Pos data yang akan ditampilkan pada saat melakukan
pelaporan darurat.
9 E-mail guna mempermudah bagi admin mengirim pesan
jika ada masalah dalam penggunaan aplikasi.
10 Nomor Handphone
sebagai salah satu syarat registrasi, sebagai
pembeda dari user lainnya selain username dan
e-mail.
11 Nomor Handphone2 sebagai nomor handphone cadangan.
12 TTL data tempat, tanggal lahir.
13 Kontak Darurat Type tipe kontak darurat yang disimpan ke dalam data
user.
14 Nomor Handphone
Kontak Darurat
sebagai penghubung bagi penolong dengan kontak
darurat yang disimpan oleh korban.
74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
User yang telah melakukan registrasi, maka user dapat melakukan log in
dengan username dan password yang telah didaftarkan. Hasil tampilan dapat
dilihat pada Gambar 5.2. Alur Hasil tampilan antarmuka proses log in user.
Gambar 5.2. Alur Hasil tampilan antarmuka proses log in user
Proses log in dimulai dengan user memasukan username dan password,
lalu menekan tombol log in berwarna hijau tua. Sistem akan mengirim data ke
web server yang tersedia, guna melihat apakah data yang dimasukan oleh user
tersedia pada database. Apabila tersedia, maka web server akan mengirim
data-data user yang akan digunakan aplikasi.
User yang telah berhasil melakukan log in, akan diteruskan ke halaman
awal aplikasi. Yaitu halaman awal yang ditampilkan apabila user telah log in.
user yang berhasil log in juga secara otomatis menjalankan background
service aplikasi dengan ditandai notifikasi berjudul “Application Service
Activated,” yaitu servis yang menjalankan proses update lokasi ke dalam
database setiap 10 detik sekali, dan cek apabila terdapat korban di sekitaran
user yang butuh pertolongan.
Terdapat 2 menu yang terdapat pada halaman awal aplikasi. Menu pertama
berada pada ujung kanan atas guna membuka halaman about us, yaitu halaman
75
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang berisi versi dan deskripsi aplikasi. Menu kedua merupakan menu yang
berada di sisi bagian kiri atas, yang merupakan menu untuk membuka pelaporan
darurat yang sedang aktif, menghapus data pelaporan yang sedang aktif, serta
untuk log out. Menu kedua pada halaman awal aplikasi yaitu yang berada pada
sisi kiri atas berbentuk 3 garis datar di samping nama aplikasi.
Adapun hasil tampilan antarmuka saat menekan menu pelaporan darurat
yang aktif dengan kondisi tidak ada pelaporan aktif dapat dilihat pada Gambar
5.4. Alur Hasil tampilan antarmuka membuka halaman pelaporan darurat terkini,
dengan kondisi tidak ada pelaporan darurat yang aktif.
Gambar 5.4. Alur Hasil tampilan antarmuka membuka halaman pelaporan darurat
terkini, dengan kondisi tidak ada pelaporan darurat yang aktif
Adapun hasil tampilan antarmuka saat user melakukan pelaporan darurat
menggunakan tombol bulat yang berada pada sisi bagian kanan bawah, dapat
dilihat pada Gambar 5.5. Alur Hasil tampilan antarmuka pelaporan darurat
menggunakan tombol pada halaman awal aplikasi.
76
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5.5. Alur Hasil tampilan antarmuka pelaporan darurat menggunakan
tombol pada halaman awal aplikasi
User yang menekan tombol pelaporan darurat yang ada pada aplikasi, akan
langsung ditampilkan notifikasi pelaporan darurat yang sedang aktif dengan judul
“Check Current Emergency” dengan dibarengi penyimpanan data pelaporan
tersebut ke dalam database. Notifikasi tersebut selalu aktif selama user masih
aktif dan pelaporan darurat belum dibatalkan.
Berbeda dengan tombol yang ada di aplikasi, pelaporan darurat yang
dilakukan dengan tombol daya pada smartphone ataupun melalui perintah suara,
dapat dilakukan di background aplikasi, yaitu user dapat melakukan pelaporan
meskipun tidak dalam membuka aplikasi. Pelaporan menggunakan tombol daya
dan perintah suara, terdapat notifikasi untuk membatalkan pelaporan selama 6
detik. Jika user yang tidak membatalkan laporan, maka oleh sistem akan
dimasukan datanya sebagai pelaporan darurat yang akif. Adapun hasil tampilan
saat user melakukan pelaporan menggunakan tombol daya ataupun melalui
perintah suara, dapat dilihat pada Gambar 5.6. Alur Hasil tampilan antarmuka
pelaporan darurat menggunakan tombol daya pada smartphone dan melalui
perintah suara.
77
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5.6. Alur Hasil tampilan antarmuka pelaporan darurat menggunakan
tombol daya pada smartphone dan melalui perintah suara
Pelaporan darurat yang sudah dilakukan menggunakan tombol daya pada
smartphone maupun perintah suara, akan disimpan datanya sementara dengan
ditampilkan notifikasi untuk membatalkan pelaporan darurat. Jika laporan
dibatalkan, maka tidak ada user lain yang mendapat notifikasi bahwa telah terjadi
kejadian darurat. Namun jika user tidak membatalkan pelaporan darurat, maka
data yang disimpan sementara tersebut akan dimasukkan ke dalam database
sebagai pelarporan aktif, dan notifikasi pelaporan darurat terkini muncul di layar
smartphone.
Pada sisi penolong, apabila telah dimasukkan ke dalam database, dan dicatat
sebagai pelaporan aktif, maka akan ditampilkan berupa notifikasi berjudul “help,”
yang mana ditujukan sebagai konfirmasi penolong apakah akan menolong korban
atau tidak. Hasil tampilan dapat dilihat pada Gambar 5.7. Alur hasil tampilan
antarmuka konfirmasi penolong kepada korban.
78
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5.7. Alur hasil tampilan antarmuka konfirmasi penolong kepada korban
Konfirmasi penolong dilakukan guna mencatat data dan dilakukan guna
membatasi penolong yang dapat membantu korban. Apabila notifikasi konfirmasi
penolong ditekan, maka akan memunculkan halaman konfirmasi penolong
lengkap dengan data korban, lokasi terkini, serta alamat dimana korban
melakukan pelaporan darurat. Apabila tombol merah ditekan maka user tidak
akan mendapat notifikasi dari pelaporan darurat tersebut, namun apabila user
menekan tombol hijau, maka user dicatat sebagai penolong korban dan
ditampilkan notifikasi pelaporan darurat yang sedang aktif.
Notifikasi pelaporan yang sedang aktif ditujukan agar user baik penolong
ataupun korban dapat melihat bahwa dirinya menjadi bagian dari pelaporan
tersebut. Terdapat 2 cara untuk melihat serta berinteraksi ke halaman pelaporan
darurat yang aktif, yang mana dapat dilihat pada Gambar 5.8. Alur Hasil tampilan
antarmuka membuka pelaporan darurat terkini yang sedang aktif melalui
notifikasi ataupun melalui menu pada halaman awal.
79
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5.8. Alur Hasil tampilan antarmuka membuka pelaporan darurat
terkini yang sedang aktif melalui notifikasi ataupun melalui menu pada halaman
awal
Cara yang pertama untuk melihat pelaporan darurat yang aktif dapat
dilakukan dengan membuka menu yang berada pada sisi kiri atas di halaman awal
aplikasi, lalu menekan “Current Emergency.” Cara kedua yaitu dengan menekan
notifikasi pelaporan darurat aktif yang berjudul “Check Current Emergency.”
Kedua cara dilakukan dengan hasil menampilkan halaman beranda di pelaporan
darurat. Rincian halaman pelaporan darurat yang sedang aktif dapat dilihat pada
Gambar 5.9. Alur Hasil tampilan antarmuka melihat dan berinteraksi pada
halaman pelaporan darurat yang sedang aktif.
80
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 5.9. Alur Hasil tampilan antarmuka melihat dan berinteraksi pada
halaman pelaporan darurat yang sedang aktif
Halaman beranda terdapat beberapa data korban, dapat dilihat pada tabel 5.2.
Deskripsi halaman beranda:
Tabel 5.2. Deskripsi halaman beranda
No Nama Deksripsi
81
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Nama nama korban yang dimasukan pada saat awal
melakukan registrasi.
2 Username sebagai alias user.
3 Last Update penunjuk waktu kapan terakhir kali data tersebut
diperbarui oleh sistem.
4 Trigger Type :sebagai gambaran bagaimana korban melakukan
pelaporan darurat.
5 User’s Handphone
Number nomor handphone korban yang terdaftar.
6 Emergency Contact
Number
nomor handphone kontak darurat korban yang
dimasukan pada saat registrasi.
7 Emergency Contact
Type
tipe kontak darurat yang dimasukan oleh user pada
saat registrasi.
8 Feature Charateristic sebagai ciri-ciri korban.
9 Victim’s Address alamat korban yang disimpan pada saat registrasi
10 Emergency Location alamat korban pada saat melaporkan kejadian.
Halaman berikutnya adalah halaman chat dan action. Chat ditujukan agar
user yang tergabung dalam pelaporan darurat tersebut dapat berinteraksi baik
korban maupun penolong. Halaman terakhir yaitu halaman action, merupakan
halaman apabila user membutuhkan aksi berupa membatalkan keikutsertaan
pelaporan darurat, menelfon korban, menelfon kontak darurat korban, menelfon
82
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
darurat 112, dan navigasi ke lokasi korban.
5.2. Pengujian Kelayakan Aplikasi
Uji kelayakan aplikasi dilakukan sebagai acuan keberhasilan penggunaan
aplikasi sebagai manajemen darurat menggunakan smartphone. Pengujian
dilakukan sebanyak 3 kali di setiap aksi dengan blackbox testing, menggunakan
perangkat smartphone yang berbeda, serta koneksi internet menggunakan wi-fi
ataupun mobile data. Adapun pengujian yang dilakukan oleh penulis antara lain:
1. Keberhasilan user melakukan log in dan log out.
2. Keberhasilan user melakukan registrasi dan validasi via sms.
3. Keberhasilan user melakukan pelaporan darurat menggunakan tombol
yang ada pada aplikasi.
4. Keberhasilan user melakukan pelaporan menggunakan tombol daya pada
smartphone yang dilakukan baik dari aplikasi maupun background.
5. Keberhasilan aplikasi menangkap kata yang dilontarkan oleh user saat
melakukan pelaporan suara dan melakukan pelaporan menggunakan
perintah suara.
6. Keberhasilan aplikasi menampilkan notfikasi: notifikasi bahwa aplikasi
aktif pada background, notifikasi membatalkan pelaporan, notifikasi
pemberitahuan bahwa terdapat pelaporan darurat di sekitar, dan
notifikasi pelaporan darurat yang sedang aktif.
7. Keberhasilan penolong untuk konfirmasi untuk membantu korban.
8. Keberhasilan memperbarui data pada beranda pelaporan darurat yang
aktif selama 3-10 detik sekali.
9. Keberhasilan memperbarui data pada chat selama 3-10 detik sekali.
10. Keberhasilan mengirim pesan pada menu chat.
11. Keberhasilan membatalkan pelaporan pada halaman aksi.
12. Keberhasilan menelfon korban dan kontak darurat korban.
13. Keberhasilan navigasi ke lokasi korban.
83
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.2.1. Skenario Pengujian Kelayakan Aplikasi
Pengujian dilakukan dengan minimal 2 aktor, yaitu sebagai korban
yang melakukan pelaporan darurat, dan sebagai penolong. Pengujian
aplikasi dilakukan sebanyak 3 kali pengujian, dengan variasi perangkat dan
versi android yang digunakan. Adapun skenario pengujian dapat dilihat
pada tabel Tabel 5.1. Skenario Pengujian aplikasi.
Tabel 5.3. Skenario Pengujian aplikasi
No Test Title Description Test Case Steps Expected
Result
1 Log in Test Menguji
fungsionalit
as log in
1. membuka aplikasi menuju
halaman log
in
2.memasukan username
dan password (user
yang sudah aktif)
3. klik tombol log in user berhasil
log in, masuk
ke halaman
awal aplikasi
2 Log out
Test
Menguji
fungsinalita
s log out
1. membuka aplikasi menuju
halaman awal
aplikasi
2. klik menu berbentuk 3
garis horizontal bagian
kiri atas
menu terbuka
pada sisi kiri
3. klik log out log out
sukses,
84
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menuju
halaman log
in
4. keluar aplikasi, dan
membuka aplikasi
kembali
masuk ke
halaman log
in, bukan ke
halaman awal
aplikasi
3 Registratio
n Test
Menguji
fungsionalit
as
registraasi
1. membuka aplikasi menuju
halaman log
in
2. klik tautan 'register
now'
menuju
halaman
registrasi
3. mengisi data lengkap log in failed
with error
message.
Shows
register
button instead
4. klik tombol save terdapat pesan
validasi data
apabila
terdapat
masukan yang
salah. Apabila
data benar,
maka form
85
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhapus
4 Validation
Test
Menguji
fungsionalit
as validasi
user
1. membuka aplikasi menuju
halaman log
in
2. memasukan username
dan password (user
yang belum aktif)
4. klik tombol log in muncul
tombol
validasi via
sms jika user
belum aktif
5. klik tombol validasi
via sms
menuju
halaman
validasi via
sms dan sms
dikirim
menggunakan
pulsa user
6. memasukan kode
yang telah dikirim via
sms
7. klik tombol validasi masuk ke
halaman log
in
5 Emergency
Report Test
- Button in
menguji
fungsionalit
as
1. membuka aplikasi go to main
activity
2. menekan tombol pelaporan
86
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
app melaporkan
keadaan
darurat
menggunak
an tombol
yang ada di
halaman
awal
aplikasi
berwarna merah muda
pada sisi bagian kanan
bawah
darurat
berhasil
ditunjukan
dengan
muncul
notifikasi
pelaporan
darurat yang
aktif
6 Emergency
Report Test
- Power
Button
mennguji
fungsionalit
as
melaporkan
keadaan
darurat
menggunak
an tombol
daya pada
smartphone
baik pada
saat
membuka
aplikasi,
dan pada
background
aplikasi
1. menekan tombol daya
3x atau lebih dalam
waktu 4 detik
muncul
notifikasi
untuk
melakukan
pembatalan
laporan
selama 6 detik
di sertai
dengan
vibrasi
perangkat per
detik
3. tidak menekan
notifikasi pembatalan
pelaporan
notifikasi
pembatalan
laporan
hilang, dan
pelaporan
darurat
berhasil,
87
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditunjukan
dengan
notifikasi
pelaporan
darurat yang
aktif
7 Emergency
Report Test
- Voice
Command
menguji
fungsionalit
as
melaporkan
keadaan
darurat
menggunak
an perintah
suara, baik
dalam
keadaan
layar
perangkat
terbuka,
maupun
terkunci
1. mengeluarkan suara
(tepuk
tangan/teriak/jentikan
jari) yang menghasilkan
suara dengan kisaran
>70 dB
terdengar
bunyi nada
bahwa
aplikasi siap
menangkap
perintah suara
2. melakukan perintah
suara dengan kata 'help'
dengan intonasi suara
yang jelas
perintah suara
ditangkap
oleh aplikasi
dan ditangkap
sebagai kata
'help', di
tandai dengan
notifikasi
pembatalan
pelaporan,
vibrasi pada
perangkat per
detik, dan
suara "right
away"
3. tidak menekan notifikasi
88
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
notifikasi pembatalan
pelaporan
pembatalan
laporan
hilang, dan
pelaporan
darurat
berhasil,
ditunjukan
dengan
notifikasi
pelaporan
darurat yang
aktif
8 Helper
Confirmati
on Test -
Reject
menguji
fungsionalit
as
konfirmasi
penolong
dengan
kondisi
menolak
untuk
membantu
korban
1. log in ke dalam
aplikasi / mengaktifkan
aplikasi
apabila ada
pelaporan
darurat di
sekitar user,
maka muncul
notifikasi
berjudul 'help'
2. menekan notifikasi
pada perangkat dengan
judul 'help'
masuk ke
halaman
konfirmasi
penolong
yang
berisikan data
korban, dan
tombol
pilihan pada
89
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bagian bawah
apakah akan
menolong
atau tidak
3. menekan tombol
'sorry, but no.'
notifikasi
hilang, dan
tidak akan
muncul lagi
pada
pelaporan
tersebut, serta
menuju
halaman awal
aplikasi
9 Helper
Confirmati
on Test -
Accept
menguji
fungsionalit
as
konfirmasi
penolong
dengan
kondisi
menerima
untuk
membantu
korban
1. log in ke dalam
aplikasi / mengaktifkan
aplikasi
apabila ada
pelaporan
darurat di
sekitar user,
maka muncul
notifikasi
berjudul 'help'
2. menekan notifikasi
pada perangkat dengan
judul 'help'
masuk ke
halaman
konfirmasi
penolong
yang
berisikan data
korban, dan
90
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tombol
pilihan pada
bagian bawah
apakah akan
menolong
atau tidak
3. menekn tombol 'OK,
Bring it on.'
notifikasi
hilang dan
user tercatat
sebagai
penolong
dengan
ditunjugkan
notifikasi
berganti
notifikasi
pelaporan
darurat yang
aktif, dan
menuju
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif
10 Current
Emergency
- Home
menguji
fungsionalit
as aplikasi
pada
1. membuka menu 3
garis horizontal pada
halaman awal aplikasi,
dan memilih menu
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
91
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
halaman
pelaporan
darurat
yang sedang
aktif, di
beranda
(home)
'currrent emergency' sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
1a. Menekan notifikasi
dengan judul 'Check
Current Emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
2. scroll halaman sampai
bagian bawah
terdapat data
korban serta
lokasi pada
saat melapor
yang
diperbarui
selama 3-10
detik sekali
secara
otomatis
11 Current
Emergency
- Chat
menguji
fungsionalit
as aplikasi
pada
halaman
pelaporan
1. membuka menu 3
garis horizontal pada
halaman awal aplikasi,
dan memilih menu
'currrent emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
92
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
darurat
yang sedang
aktif, di
obrolan
(chat)
beranda /
home
1a. Menekan notifikasi
dengan judul 'Check
Current Emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
2. menekan menu 'chat'
pada bagian atas
ditampilkan
halaman chat
/ obrolan, dan
pesan jika
sudah ada
yang
mengirim
terlebih
dahulu
3. mengisi pesan dan
menekan tombol panah
ke arah kanan
pesan
disimpan pada
database,
ditandai
dengan pesan
muncul pada
layar
4. membiarkan
membuka halaman ini
pesan akan
diperbarui
93
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
selama 3-10 detik
dengan kondisi user
yang tergabung
mengirim pesan
secara
otomatis
dalam 3-10
detik sekali
jika user lain
berhasil
mengirim
pesan
12 Current
Emergency
- Action:
Cancel
menguji
fungsionalit
as
membatalka
n pelaporan
pada
halaman
pelaporan
darurat
aktif, di
bagian aksi
(action)
1. membuka menu 3
garis horizontal pada
halaman awal aplikasi,
dan memilih menu
'currrent emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
1a. Menekan notifikasi
dengan judul 'Check
Current Emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
2. menekan menu
'Action' pada bagian atas
ditampilkan
halaman
action / aksi
yang berisi
94
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tombol
cancel,
telefon
korban,
telefon kontak
darurat
korban,
telefon 112,
dan 'start
navigation'
3. menekan tombol
'cancel'
keikutsertaan
user dalam
pelaporan
darurat
tersebut
dibatalkan,
dicatat ke
dalam
database
ditunjukan
aplikasi
mengirim ke
halaman awal
aplikasi,
notifikasi
menghilang,
dan apabila
user menuju
95
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menu 'current
emergency'
maka muncul
halaman
bertulis "no
current
emergency
active"
13 Current
Emergency
- Action:
Call Victim
&
Emergency
Contact
menguji
fungsionalit
as aplikasi
untuk dapat
menelfon
korban &
kontak
darurat
korban
melalui
tombol
yang ada
pada
halaman
pelaporan
darurat
yang aktif,
di bagian
aksi
(action)
1. membuka menu 3
garis horizontal pada
halaman awal aplikasi,
dan memilih menu
'currrent emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
1a. Menekan notifikasi
dengan judul 'Check
Current Emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
2. menekan menu
'Action' pada bagian atas
ditampilkan
halaman
action / aksi
yang berisi
96
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tombol
cancel,
telefon
korban,
telefon kontak
darurat
korban,
telefon 112,
dan 'start
navigation'
3. Menekan tombol call
victim (dari sisi
penolong)
aplikasi akan
mengirim ke
halaman
telefon
dengan nomor
telefon yang
tercatat baik
nomor telefon
korban dan
nomor telefon
kontak darurat
korban
3. Menekan tombol call
emergency contact
sesuai tipe yang di
registrasi (orang
tua/saudara/anak/teman/
dll)
aplikasi akan
mengirim ke
halaman
telefon
dengan nomor
telefon yang
97
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tercatat baik
nomor telefon
korban dan
nomor telefon
kontak darurat
korban
14 Current
Emergency
- Action:
Start
Navigation
Menguji
fungsionalit
as aplikasi
untuk dapat
penolong
navigasi ke
lokasi
korban
menggunak
an google
maps
1. membuka menu 3
garis horizontal pada
halaman awal aplikasi,
dan memilih menu
'currrent emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
1a. Menekan notifikasi
dengan judul 'Check
Current Emergency'
masuk ke
halaman
pelaporan
darurat yang
sedang aktif,
di bagian
beranda /
home
2. menekan menu
'Action' pada bagian atas
ditampilkan
halaman
action / aksi
yang berisi
tombol
cancel,
98
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telefon
korban,
telefon kontak
darurat
korban,
telefon 112,
dan 'start
navigation'
3. Menekan tombol 'start
navigation' pada bagian
bawah halaman
aplikasi akan
membuka
google maps
yang langsung
memperlihatk
an arah
(direction) ke
lokasi korban
Pengujian aplikasi dimulai dengan percobaan log in dan log out
apabila telah mempunyai akun yang sudah aktif, atau registrasi dan validasi
jika belum memiliki akun yang aktif. Validasi dilakukan setelah melakukan
registrasi dengan mengirim kode one time password, yaitu kode yang
dikirim via sms kepada nomor telefon pengguna yang didaftarkan, validasi
ditujukan agar tidak ada akun palsu karena sesuai Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2017 tanggal 5 September
2017 bahwa nomor telefon wajib divalidasi menggunakan nomor induk
kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (KK).
Pengujian berikutnya yaitu pengujian sebagai korban, melakukan
pelaporan darurat menggunakan aplikasi dengan cara: tombol yang ada di
99
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aplikasi, tombol daya perangkat, dan perintah suara. Pelaporan yang
dilakukan dengan tombol di dalam aplikasi, akan langsung dicatat
pelaporannya dan masuk ke dalam database, sedangkan pelaporan darurat
menggunakan tombol daya perangkat ataupun perintah suara, terdapat
konfirmasi pelaporan selama 10 detik. Konfirmasi pelaporan ditujukan
guna menghindari false alarm atau kesalahan pelaporan yang dilakukan
secara tidak sengaja. Apabila user tidak membatalkan pelaporan, maka akan
dicatat dan disimpan ke dalam database.
Pelaporan dengan tombol daya dilakukan dengan cara pengguna
menekan tombol daya sebanyak 3 kali atau lebih dalam 4 detik, baik user
sedang membuka aplikasi, ataupun tidak. Pelaporan yang dilakukan dengan
perintah suara dilakukan dengan pengguna memproduksi suara dengan
tingkat kebisingan 70dB atau lebih, guna memicu aplikasi membuka servis
penangkapan kata yang dilontarkan oleh pengguna. Apabila perintah suara
dikenal oleh aplikasi, maka konfirmasi pelaporan akan muncul yang
nantinya akan dicatat sebagai pelaporan baru.
Selain pengujian aplikasi dilakukan pada sisi korban, selanjutnya
pengujian dilakukan pada sisi penolong, dimulai dengan konfirmasi
penolong. Konfirmasi penolong dibagi 2, yaitu: pengguna tidak menolong,
dikatakan berhasil apabila tidak muncul notifikasi oleh pelaporan darurat
tersebut, dan pengguna konfirmasi akan menolong yang ditunjukan terdapat
notifikasi pelaporan darurat yang aktif, dan penolong dapat berinteraksi
oleh korban, ataupun dengan penolong lainnya.
Pengujian pada halaman pelaporan darurat yang aktif dibagi menjadi
3, yaitu:
1. Halaman beranda pada pelaporan darurat yang aktif.
Halaman beranda berisi dengan data korban yang telah
diregistrasi sebelumnya, lokasi korban terkini yang diperbarui
100
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berkala, serta tipe pengguna apakah sebagai korban atau sebagai
penolong guna meminimalisir kekeliruan.
2. Halaman obrolan pada pelaporan darurat yang aktif.
Halaman obrolan ditujukan agar pengguna yang terdaftar pada
pelaporan yang aktif tersebut dapat berinteraksi satu dengan
yang lainnya.
3. Halaman aksi pada pelaporan darurat yang aktif.
Halaman aksi berisi aksi yang dapat dilakukan oleh pengguna,
yaitu pembatalan pelaporan jika sebagai korban dan pembatalan
menolong jika sebagai penolong. Aksi berikutnya aksi untuk
menelfon korban, menelfon kontak darurat, serta menelfon
telefon darurat 112. Aksi lainnya yaitu aksi untuk navigasi yang
dapat dilakukan dengan membuka google maps, atau maps yang
terdapat pada perangkat.
5.2.2. Hasil Pengujian Kelayakan Aplikasi
Hasil dari pengujian yang dilakukan sebanyak 3 kali, dengan
perangkat berbeda dan versi android yang berbeda. Pengujian dilakukan pada
hari 13 Januari 2019, mulai pukul 16:00. Pengujian aplikasi dilakukan
selama 30 menit. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5.2. Hasil
pengujian aplikasi dengan 3 kali percobaan.
Tabel 5.4. Hasil pengujian aplikasi dengan 3 kali percobaan
No Pengujian
Percobaan 1
(Samsung
SM-T111,
Android 4.2.2)
Percobaan 2
(Sony Xperia
LT28h ,
Android 4.1.2)
Percobaan 3
(Samsung
SM-T111,
Android 4.2.2)
1 Log in berhasil - tidak
masuk ke
berhasil - tidak
masuk ke
berhasil - tidak
masuk ke
101
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
halaman log in
apabila
membuka
aplikasi
kembali
halaman log in
apabila
membuka
aplikasi
kembali
halaman log in
apabila
membuka
aplikasi
kembali
2 Log out berhasil - tidak
muncul
notifikasi
apabila ada
pelaporan
darurat
berhasil - tidak
muncul
notifikasi
apabila ada
pelaporan
darurat
berhasil - tidak
muncul
notifikasi
apabila ada
pelaporan
darurat
3 Register berhasil -
dengan validasi
bahwa 1 user 1
username dan 1
nomor
handphone
berhasil -
dengan validasi
bahwa 1 user 1
username dan 1
nomor
handphone
berhasil -
dengan validasi
bahwa 1 user 1
username dan 1
nomor
handphone
4 Validasi user berhasil -
vaildasi
dilakukan
dengan
mengirim
pesan sms
berupa kode
dan dengan
pulsa user
berhasil -
vaildasi
dilakukan
dengan
mengirim
pesan sms
berupa kode
dan dengan
pulsa user
berhasil -
vaildasi
dilakukan
dengan
mengirim
pesan sms
berupa kode
dan dengan
pulsa user
102
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 Pelaporan
darurat
menggunakan
tombol pada
aplikasi
berhasil -
pelaporan
darurat
langsung
terdaftar ke
dalam database
tanpa notifikasi
pembatalan
laporan
berhasil -
pelaporan
darurat
langsung
terdaftar ke
dalam database
tanpa notifikasi
pembatalan
laporan
berhasil -
pelaporan
darurat
langsung
terdaftar ke
dalam database
tanpa notifikasi
pembatalan
laporan
6 Pelaporan
darurat
menggunakan
tombol daya
perangkat
berhasil (saat
membuka
aplikasi
maupun
backgorund)
berhasil (saat
membuka
aplikasi
maupun
backgorund)
berhasil (saat
membuka
aplikasi
maupun
backgorund)
7 Pelaporan
darurat
menggunakan
perintah
suara
berhasil dengan
kendala
pelafalan kata
harus benar
(menggunakan
bahasa inggris)
berhasil dengan
kendala
pelafalan kata
harus benar
(menggunakan
bahasa inggris)
berhasil dengan
kendala
pelafalan kata
harus benar
(menggunakan
bahasa inggris)
8 Menolak
membantu
korban
berhasil (tidak
muncul
notifikasi
pelaporan
darurat tersebut
kembali)
berhasil (tidak
muncul
notifikasi
pelaporan
darurat tersebut
kembali)
berhasil (tidak
muncul
notifikasi
pelaporan
darurat tersebut
kembali)
9 Menerima
membantu
berhasil (masuk
kedalam
berhasil (masuk
kedalam
berhasil (masuk
kedalam
103
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
korban pelaporan
darurat yang
aktif)
pelaporan
darurat yang
aktif)
pelaporan
darurat yang
aktif)
10 Pelaporan
darurat aktif -
data terupdate
berkala
Berhasil pada
sisi penolong
berhasil pada
sisi korban
berhasil pada
sisi penolong
11 Pelaporan
darurat aktif -
obrolan
Berhasil pada
sisi penolong
dengan catatan:
pesan pertama
tidak masuk
berhasil pada
sisi korban
dengan catatan:
pesan pertama
tidak masuk
berhasil pada
sisi penolong
dengan catatan:
pesan pertama
tidak masuk
12 Pelaporan
darurat aktif -
aksi
membatalkan
laporan
berhasil pada
percobaan
kedua, pada
percobaan
pertama
notifikasi
muncul
kembali (pada
sisi penolong)
berhasil (sisi
korban)
berhasil pada
percobaan
pertama (sisi
penolong)
13 Pelaporan
darurat aktif -
aksi menelfon
korban
Berhasil pada
sisi penolong
berhasil pada
sisi korban -
terdapat pesan
bahwa saya
adalah korban
berhasil pada
sisi penolong
14 Pelaporan
darurat aktif -
berhasil berhasil berhasil
104
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aksi menelfon
kontak
darurat
15 Pelaporan
darurat aktif -
aksi menelfon
112
berhasil berhasil berhasil
16 Pelaporan
darurat aktif -
navigasi ke
lokasi korban
berhasil dengan
catatan:
navigasi
dilakukan oleh
aplikasi pihak
ketiga, sesuai
aplikasi yang
tersedia pada
perangkat
berhasil dengan
catatan:
navigasi
dilakukan oleh
aplikasi pihak
ketiga, sesuai
aplikasi yang
tersedia pada
perangkat
berhasil dengan
catatan:
navigasi
dilakukan oleh
aplikasi pihak
ketiga, sesuai
aplikasi yang
tersedia pada
perangkat
Dari pengujian yang dilakukan, maka terdapat beberapa temuan yang
menjadi hasil keberhasilan aplikasi yang dikembangkan dan yang menjadi
fokus penulis,:
1. Proses log in, log out, registrasi, dan validasi berjalan lancar.
2. Proses pelaporan darurat menggunakan tombol yang ada pada
perangkat berjalan lancar.
3. Pelaporan yang dilakukan menggunakan tombol daya dapat
dilakukan baik saat pengguna membuka aplikasi, maupun tidak
dalam membuka aplikasi.
4. Pelaporan yang dilakukan menggunakan perintah suara dapat
dilakukan baik dalam aplikasi ataupun pada saat tidak membuka
105
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aplikasi, dan perintah suara dapat dilakukan dengan layar mati atau
terkunci.
5. Pelaporan darurat menggunakan perintah suara ditemukan kendala
pada saat pengguna melakukan perintah suara, yaitu kata yang
diucapkan tidak terbaca oleh aplikasi, pelafalan kata harus jelas
dengan bahasa inggris yang benar.
6. Pembatalan pelaporan degan waktu 10 detik sebelum pelaporan
darurat dicatat, berjalan dengan baik, yaitu apabila pengguna
membatalkan atau tidak melakukan apapun.
7. Konfirmasi penolong berjalan dengan lancar, ditandai apabila
pengguna menolak, maka tidak akan muncul notifikasi dari
pelaporan darurat tersebut, dan ditandai pengguna akan terdaftar
dalam pelaporan darurat tersebut.
8. Pembatalan pelaporan terdapat kendala, apabila koneksi internet
tidak bagus, maka notifikasi akan terus muncul, dan akan hilang
apabila dilakukan kembali pembatalan pelaporan darurat.
5.3. Pengujian Performa Aplikasi
Pengujian Performa Aplikasi dilakukan guna mengetahui performa aplikasi
yang dikembangkan. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali dari setiap aksi, yang
dilakukan oleh 4 user berbeda, dan dengan perangkat yang berbeda. Adapun
pengujian yang dilakukan antara lain :
1. Button in App - waktu hingga pelaporan tercatat (detik)
2. Button in App - waktu hingga pelaporan sampai ke penolong (detik)
3. Button in App - banyaknya melakukan pelaporan hingga berhasil
4. Power Button - waktu hingga pelaporan tercatat (detik)
5. Power Button - waktu hingga pelaporan sampai ke penolong (detik)
6. Power Button - banyaknya melakukan pelaporan hingga berhasil
7. Voice Command - waktu hingga pelaporan tercatat (detik)
106
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Voice Command - waktu hingga pelaporan sampai ke penolong (detik)
9. Voice Command - banyaknya melakukan pelaporan hingga berhasil
10. Waktu hingga chat terkirim (detik)
11. Waktu dari pelaporan tercatat, hingga sampai ke penolong dalam jarak
251 meter hingga 500 meter dari korban
5.3.1. Skenario Pengujian Performa
Pengujian dilakukan dengan minimal 2 aktor, yaitu sebagai korban
yang melakukan pelaporan darurat, dan sebagai penolong. Pengujian aplikasi
dilakukan sebanyak 5 kali pengujian, dengan 4 penguji berbeda sesuai
dengan perangkat dan versi android yang digunakan. Adapun skenario
pengujian dapat dilihat pada tabel Tabel 5.5. Skenario Pengujian Performa
Aplikasi.
Tabel 5.5. Skenario Pengujian Performa Aplikasi
No parameter
pengujian
langkah pengujian Tujuan
1 2 3
1
Button in
App - waktu
hingga
pelaporan
tercatat
(detik)
Korban
menekan
tombol
yang ada
aplikasi
pencatatan
waktu
dimulai pada
saat user
menekan
tombol
pencatatan
waktu
berhenti
ketika muncul
notifikasi
"Current
Emergency
Active"
Menghitung
waktu yang
dibutuhkan
dari korban
menekan
tombol, hingga
pelaporan
tercatat
2
Button in
App - waktu
hingga
pelaporan
sampai ke
Korban
menekan
tombol
yang ada
aplikasi
pencatatan
waktu
dimulai pada
saat user
menekan
pencatatan
waktu
berhenti
ketika muncul
notifikasi
Menghitung
waktu yang
dibutuhkan
dari korban
menekan
107
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penolong
(detik)
tombol "Help!" pada
sisi penolong
tombol, hingga
notifikasi
masuk ke
penolong
3
Button in
App -
banyaknya
melakukan
pelaporan
hingga
berhasil
Korban
menekan
tombol
yang ada
aplikasi
jika
pelaporan
tidak
tercatat,
maka user
menekan
tombol
kembali
hingga
berhasil
Pencatatan
dimulai pada
saat pertama
kali
percobaan,
hingga
berhasil
banyak nya
user menekan
tombol hingga
berhasil
4
Power
Button -
waktu hingga
pelaporan
tercatat
(detik)
Korban
menekan
tombol
daya pada
perangkat
pencatatan
waktu
dimulai pada
saat user
menekan
tombol daya
pencatatan
waktu
berhenti
ketika muncul
notifikasi
"Current
Emergency
Active"
Menghitung
waktu yang
dibutuhkan
dari korban
menekan
tombol, hingga
pelaporan
tercatat
5
Power
Button -
waktu hingga
pelaporan
sampai ke
Korban
menekan
tombol
daya pada
perangkat
pencatatan
waktu
dimulai pada
saat user
menekan
pencatatan
waktu
berhenti
ketika muncul
notifikasi
Menghitung
waktu yang
dibutuhkan
dari korban
menekan
108
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penolong
(detik)
tombol daya "Help!" pada
sisi penolong
tombol, hingga
notifikasi
masuk ke
penolong
6
Power
Button -
banyaknya
melakukan
pelaporan
hingga
berhasil
Korban
menekan
tombol
daya pada
perangkat
jika
pelaporan
tidak
tercatat,
maka user
menekan
tombol
kembali
hingga
berhasil
Pencatatan
dimulai pada
saat pertama
kali
percobaan,
hingga
berhasil
banyak nya
user menekan
tombol hingga
berhasil
7
Voice
Command -
waktu hingga
pelaporan
tercatat
(detik)
Korban
melakukan
perintah
suara
pencatatan
waktu
dimulai pada
saat user
melakukan
perintah
surar
pencatatan
waktu
berhenti
ketika muncul
notifikasi
"Current
Emergency
Active"
Menghitung
waktu yang
dibutuhkan
dari korban
melakukan
perintah suara,
hingga
pelaporan
tercatat
109
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
Voice
Command -
waktu hingga
pelaporan
sampai ke
penolong
(detik)
Korban
melakukan
perintah
suara
pencatatan
waktu
dimulai pada
saat user
melakukan
perintah
surar
pencatatan
waktu
berhenti
ketika muncul
notifikasi
"Help!" pada
sisi penolong
Menghitung
waktu yang
dibutuhkan
dari korban
melakukan
perintah suara,
hingga
notifikasi
masuk ke
penolong
9
Voice
Command -
banyaknya
melakukan
pelaporan
hingga
berhasil
Korban
melakukan
perintah
suara
jika
pelaporan
tidak
tercatat,
maka user
melakukan
perintah
suara
kembali
hingga
berhasil
Pencatatan
dimulai pada
saat pertama
kali
percobaan,
hingga
berhasil
banyak nya
user
melakukan
perintah suara
hingga
berhasil
10
waktu hingga
chat terkirim
(detik)
user
mengirim
pesan
melalui
fitur
obrolan
pencatatan
waktu
dimulai
ketika user
menekan
tombol
"send"
pencatatan
waktu
berhenti
ketika pesan
masuk
kedalam
halaman
waktu yang
dibutuhkan
sampai pesan
masuk
110
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berlogo
kertas lipat
obrolan
11
Waktu dari
pelaporan
tercatat,
hingga
sampai ke
penolong
dalam jarak
251 meter
hingga 500
meter dari
korban
Korban
melakukan
pelaporan
darurat
pencatatan
waktu
dimulai
pada saat
pelaporan
tercatat ke
dalam
database
pencatatan
waktu
berhenti
ketika muncul
notifikasi
"Help!" pada
sisi penolong
yang berjarak
251 meter
hingga 500
meter dari
korban
Menghitung
waktu yang
dibutuhkan
untuk
pelaporan
darurat jika
penolong
berada pada
jarak 251
meter hingga
500 meter dari
korban
Pengujian aplikasi dimulai dengan pelaporan darurat menggunakan
tombol yang ada pada aplikasi, pelaporan darurat menggunakan tombol daya
pada perangkat, pelaporan menggunakan perintah suara. Pengujian peforma
pada pelaporan darurat yaitu pada saat user melakukan pelaporan, berapa
waktu yang digunakan hingga pelaporan tercatat, berapa waktu yang
digunakan hingga pelaporan sampai kepada penolong, serta banyaknya
percobaan hingga berhasil. Pengujian performa selanjutnya merupakan
pengujian fitur obrolan pada aplikasi, yaitu mengukur waktu yang
dibutuhkan dari user mengirim pesan, hingga pesan sampai kepada user
lainnya.
5.3.2. Hasil Pengujian Performa Aplikasi
Pengujian dilakukan terhitung mulai tanggal 27 januari 2019 hingga 5
111
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
februari 2019 dengan 4 perangkat yang berbeda dan versi android yang
digunakan. Hasil pengujian performa selanjutnya akan dihitung rata-rata dari
5 kali percobaan yang dilakukan, adapun hasil pengujian dapat dilihat pada
tabel Tabel 5.6. Hasil pengujian performa aplikasi.
Tabel 5.6. Hasil pengujian performa aplikasi
No Parameter
Pengujian
Rata-rata Sony
Xperia
Lt28h
Samsung
SM-T111
Xiaomi
Redmi
Note 4x
Andromax
A16C3H
1
Button in App -
waktu hingga
pelaporan
tercatat (detik)
0,48 0,64 0,7 1 0,89
2
Button in App -
waktu hingga
pelaporan
sampai ke
penolong
(detik)
7,68 5,84 6,4 7,2 6,96
3
Button in App -
banyaknya
melakukan
pelaporan
hingga berhasil
1 1 1 1 1,00
4
Power Button -
waktu hingga
pelaporan
tercatat (detik)
15,76 15,86 15,48 18,14 16,63
112
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5
Power Button -
waktu hingga
pelaporan
sampai ke
penolong
(detik)
20,08 19,42 18,58 22,2 21,08
6
Power Button -
banyaknya
melakukan
pelaporan
hingga berhasil
1 1 1 1 1,15
7
Voice
Command -
waktu hingga
pelaporan
tercatat (detik)
13,72 14,28 11,86 14,78 14,21
8
Voice
Command -
waktu hingga
pelaporan
sampai ke
penolong
(detik)
20,78 19,82 17,16 20,74 20,33
9
Voice
Command -
banyaknya
melakukan
pelaporan
1,6 1,6 1 1,4 1,50
113
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hingga berhasil
10
waktu hingga
chat terkirim
(detik)
1,42 1,88 2,4 2,32 2,06
11
Waktu dari
pelaporan
tercatat, hingga
sampai ke
penolong dalam
jarak 251 meter
hingga 500
meter dari
korban
39,2 38,8 39,9 41,8 39,925
Dari pengujian yang dilakukan, maka terdapat beberapa temuan yang
menjadi hasil performa aplikasi yang dikembangkan dan yang menjadi fokus
penulis :
1. Pengujian aplikasi pelaporan darurat menggunakan tombol yang
ada pada aplikasi, berjalan lancar pada percobaan pertama, dengan
waktu rata-rata dari mulai korban menekan tombol hingga tercatat
dibawah 1 detik, yaitu 0,89 detik. Waktu yang dibutuhkan hingga
pelaporan sampai kepada penolong yaitu 6,96 detik.
2. Pengujian aplikasi pelaporan darurat menggunakan tombol daya
yang ada pada perangkat, berjalan lancar pada percobaan ke 1,15
dengan waktu rata-rata dari mulai korban menekan tombol daya
hingga tercatat adalah 16,63 detik dan 21,08 detik hingga sampai
kepada penolong yang mana waktu tersebut sudah termasuk 10
114
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
detik hitung mundur untuk membatalkan pelaporan.
3. Pengujian aplikasi pelaporan darurat menggunakan perintah suara,
berjalan lancar pada percobaan ke 1,5. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan bagi korban dari mulai melakukan perintah suara
hingga tercatat yaitu 14,21 detik dan 20,33 detik hingga pelaporan
sampai ke penolong yang mana waktu tersebut sudah termasuk 10
detik hitung mundur untuk membatalkan pelaporan.
4. Fitur chat pada aplikasi yang ditujukan agar sesama user dapat
berinteraksi satu dengan yang lainnya, membutuhkan waktu
rata-rata 2,06 detik dari user menekan tombol kirim, hingga pesan
tersebut sampai kepada user lainnya.
5. Pengujian aplikasi untuk pelaporan darurat dengan kondisi
penolong berjarak 251 meter hingga 500 meter dari korban
berjalan dengan lancar, dengan 2 kali testing dari tiap user, didapat
hasil 39,9 detik dari pelaporan tercatat, hingga muncul notifikasi
ke penolong.
115
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat diambil
kesimpulan, bahwa aplikasi manajemen darurat menggunakan pelaporan darurat
tombol yang ada pada aplikasi, tombol daya, dan perintah suara berjalan dengan
lancar sesuai dengan koneksi internet yang digunakan dalam pengoperasian
aplikasi, dan Pelaporan yang dilakukan oleh tombol daya dan perintah suara
dapat dilakukan pada background dan layar terkunci, namun keberhasilan pada
pelaporan menggunakan perintah suara ditentukan oleh jelasnya pelafalan kata
yang diatur menggunakan bahasa inggris yang dilakukan setelah aplikasi
mendapat fokus untuk menangkap kata yang dilontarkan oleh pengguna.
Tingkat keakuratan data korban pada saat melapor ditentukan dari jenis
perangkat dan jenis koneksi internet yang digunakan, dengan waktu pelaporan
darurat menggunakan tombol yang ada aplikasi yaitu 6,96 detik hingga sampai ke
penolong berjalan lancar pada percobaan pertama. Percobaan pelaporan darurat
menggunakan tombol daya didapat 21,08 detik hingga sampai ke penolong,
berjalan lancar pada percobaan rata-rata ke 1,15 kali. Pelaporan menggunakan
perintah suara didapat 20,33 hingga sampai ke penolong, berjalan lancar dengan
rata-rata percobaan ke 1,5 kali.
Pelaporan darurat yang dilakukan oleh korban dengan kondisi penolong
berada di jarak 251 hingga 500 meter dari korban, didapat waktu hingga
notifikasi muncul di penolong adalah 39,9 detik, hal tersebut dikarenakan dalam
30 detik pertama, aplikasi hanya mengirim notifikasi ke penolong terdekat dalam
jarak 250 meter, namun jika dalam 30 detik tidak ada penolong, maka aplikasi
akan menambah jarak dengan kelipatan 250 meter.
116
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6.2. Saran
Aplikasi yang dikembangkan masih terdapat beberapa kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, penulis menyarankan:
1. Aplikasi mengimplementasikan Firebase yang disediakan oleh Google
sebagai penampung data realtime, guna mempercepat proses pelaporan
darurat.
2. Diharapkan aplikasi dapat terintegrasi oleh pihak yang berwenang, guna
mempercepat proses penanggulangan.
3. Meningkatkan akurasi lokasi korban saat melakukan pelaporan darurat.
4. Aplikasi dikembangkan pada platform lain yang tersedia selain android,
yakni IOS, windows phone, dan sebagainya.
5. Pembaruan desain aplikasi agar sesuai dengan user experience (UX) dan
aplikasi dapat mudah dimengerti dalam pengoprasiannya.
117
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal:
Arnal, Luc H., Adeen Flinker, Andreas Kleinschmidt, Anne Lise Giraud, and
David Poeppel. 2015. “Human Screams Occupy a Privileged Niche in the
Communication Soundscape.” Current Biology 25 (15): 2051–56.
https://doi.org/10.1016/j.cub.2015.06.043.
Arora, Ritika, and Neha Arora. 2016. “Analysis of SDLC Models.” International
Journal of Current Engineering and Technology 6 (1): 268–72.
http://inpressco.com/category/ijcet.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2017. “Panduan Saku
Satpam.”
Cradel, Paul J. 2016. “Android App Development in Android Studio: Java.”
https://www.amazon.co.uk/Android-App-Development-Studio-Beginners/dp
/1542885841/ref=sr_1_1?ie=UTF8&qid=1490951026&sr=8-1&keywords=a
ndroid+app+development+in+java.
Dari, Yohanes Erwin, Suyoto Suyoto Suyoto, and Pranowo Pranowo Pranowo.
2018. “CAPTURE: A Mobile Based Indoor Positioning System Using
Wireless Indoor Positioning System.” International Journal of Interactive
Mobile Technologies (IJIM) 12 (1): 61.
https://doi.org/10.3991/ijim.v12i1.7632.
El-Sulthani, K.H. Mawardi Labay. 2003. "Upaya Canggih Melawan Terror;
Berperannya Agama." Jakarta: Penulis.
Evanco, William M. 2010. “The Impact of Rapid Incident Detection on Freeway
Accident Fatalities.” Freeway Accident Fatalities.
Fallis, A.G. 2013. GLOBAL POSITIONING SYSTEM Theory and Applications
Volume1. Journal of Chemical Information and Modeling. Vol. 53.
118
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
Figueiredo, Isabel N., Carlos Leal, Luís Pinto, Jason Bolito, and André Lemos.
2016. “Smartphone Application for Emergency Signal Detection.” Medical
Engineering and Physics. https://doi.org/10.1016/j.medengphy.2016.05.002.
Halpin, Terry, Ken Evans, Patrick Hallock, Bill Maclean, Jim Melton, Jim Melton,
Alan R Simon, and Malcolm Chisholm. 1999. Location-Based Services to
the Wider World.
Jiang, Pei, Yunzhou Zhang, Wenyan Fu, Huiyu Liu, and Xiaolin Su. 2015.
“Indoor Mobile Localization Based on Wi-Fi Fingerprint’s Important Access
Point.” International Journal of Distributed Sensor Networks.
https://doi.org/10.1155/2015/429104.
KENNETH E. KENDALL, and JULIE E. KENDALL. 2011. System Analysis
and Design 8th Edition. Edited by Sally Yagan. 8th Editio. New Jersey:
S4Carlisle Publishing Services, Inc.
Khan, Arsalan, Farzana Bibi, Muhammad Dilshad, Salman Ahmed, Zia Ullah,
and Haider Ali. 2018. “Accident Detection and Smart Rescue System Using
Android Smartphone with Real-Time Location Tracking.” IJACSA)
International Journal of Advanced Computer Science and Applications.
https://doi.org/10.14569/IJACSA.2018.090648.
Purwawidada, Fajar. 2014. “Jaringan Baru Teroris Solo.” Jakarta: Gramedia.
Reichenbacher, Tumasch. 2004. “PD196 Mobile Cartography – Adaptive
Visualisation of Geographic Information on Mobile Devices.” Fakultat Fur
Bauingenieur– Und Vermessungswesen.
Retnoningsih, Endang. 2016. “APLIKASI INFORMASI TELEPON DARURAT
MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS LOCATION BASED
SERVICE (LBS).” Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Ritzkal. 2017. “Modul UML Dengan Studi Kasus,” no. September 2014.
119
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Savale, Sagar. 2018. “6M Method for Cause and Effect Analysis,” no. November:
1. https://www.edrawsoft.com/6m-method.php.
Internet:
Annual Global Road Crash Statistic. ASIRT (Association for Save International
Roal Travel).
http://asirt.org/Initiatives/Informing-Road-Users/Road-Safety-Facts/Road-
Crash-Statistics. (Diakses pada September 2018)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.
http://bpbd.jakarta.go.id. (Diakses pada Juni 2018)
BNPT Libatkan Ribuan Penyuluh Agama dalam Pencegahan Terorisme.
https://www.bnpt.go.id/bnpt-libatkan-ribuan-penyuluh-agama-dalam-penceg
ahan-terorisme.html. (Diakses pada juli 2018)
Britannica. Speech Recognition.
https://www.britannica.com/technology/speech-recognition. (Diakses pada
September 2018)
Data Informasi Bencana Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
http://dibi.bnpb.go.id/. (Diakses pada September 2018)
DPR sahkan revisi UU Terorisme, Perppu tak lagi diperlukan.
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44248953. (Diakses pada juni
2018)
Emergency Call Buttons: Outdated system or necessary protocol?
https://www.metro.us/news/local-news/new-york/do-emergency-call-buttons
-work. (Diakses pada juli 2018)
Global Positioning System.
https://www.nasa.gov/directorates/heo/scan/communications/policy/GPS.ht
ml. (Diakses pada Oktober 2018)
GPS. https://techterms.com/definition/gps. (Diakses pada Oktober 2018)
120
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hubungi Nomor 112, Panggilan Darurat Versi Indonesia. Republika.
https://www.republika.co.id/berita/koran/kesra/16/04/29/o6dso610-hubungi-
nomor-112-panggilan-darurat-versi-indonesia. (Diakses pada September
2018)
Health & Safety: Building Emergency Fittings – Visual Guide. Safety.
https://safety.unimelb.edu.au/__data/assets/word_doc/0009/2327742/Buildin
g-emergency-fittings-visual-guide.docx. (Diakses pada juli 2018)
How GPS System Works. https://www.elprocus.com/how-gps-system-works/.
(Diakses pada Oktober 2018)
Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi
yang Diderita Tahun 1992-2016. Badan Pusat Statistik.
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1134. (Diakses pada
September 2018)
Introduction to OMG (Object Management Group) Unified Modelling Language
(UML). http://www.uml.org/what-is-uml.htm. (Diakses pada November
2018)
LiveScience. Accelerometers: What They Are & How They Work.
https://www.livescience.com/40102-accelerometers.html. (Diakses pada
September 2018)
Location Based Service: Mobile Applications.
https://www.gsa.europa.eu/library/case-studies/location-based-services-lbs-
mobile-applications. (Diakses pada Oktober 2018)
Road Traffic Injuries. World Health Organization.
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/road-traffic-injuries.
(Diakses pada September 2018)
Tentang Badan Nasional Penanggulanan Terorisme.
https://www.bnpt.go.id/tentang-bnpt. (Diakses pada juli 2018)
Tergusur Internet, Yellow Pages Berhenti Cetak.
121
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3627553/tergusur-internet-yellow-pages-be
rhenti-cetak. (Diakses pada Oktober 2018)
Trilateration vs Triangulation – How GPS Receivers Work.
https://gisgeography.com/trilateration-triangulation-gps/. (Diakses pada
Oktober 2018)
Usai Shalat, Seorang Nenek Dibacok Perampok di Rumah Korban.
https://regional.kompas.com/read/2018/06/11/19201851/usai-shalat-seorang-
nenek-dibacok-perampok-di-rumah-korban. (Diakses juli 2018)
122
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
1. Android – proses saat user menekan tombol pelaporan darurat
FloatingActionButton fab = (FloatingActionButton)
findViewById(R.id.fab);
fab.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
public void onClick(View view) {
reportAnEmergency();
}
});
2. Android – proses pelaporan darurat pada aplikasi
private void reportAnEmergency(){
locationManager = (LocationManager)
getSystemService(Context.LOCATION_SERVICE);
if (ActivityCompat.checkSelfPermission(this,
Manifest.permission.ACCESS_FINE_LOCATION)
!= PackageManager.PERMISSION_GRANTED &&
ActivityCompat.checkSelfPermission(this,
Manifest.permission.ACCESS_COARSE_LOCATION)
!= PackageManager.PERMISSION_GRANTED) {
return;
}
final Location location =
locationManager.getLastKnownLocation(LocationManager.NETWOR
K_PROVIDER);
String status = new
DoSomething().selectStatusIfNewEmergency(MainActivity.this)
;
Integer distance = new
DoSomething().selectEmergencyDistance(MainActivity.this);
EmergencyHandler emergencyHandler = new
EmergencyHandler(userID, WebConfig.buttonInApps,
123
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
WebConfig.activeFlag, status, distance, location,
MainActivity.this);
emergencyHandler.registerNewEmergency();
}
124
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 2
1. Android – proses perhitungan saat user menekan tombol power, dan
proses mulai perhitungan waktu
public void onReceive(Context context, Intent intent) {
this.context = context;
if(!isCdtRunning){
if (new DoSomething().checkIsUserLogin(context)){
startCountdownTimer();
}
}
switch (intent.getAction()){
case Intent.ACTION_SCREEN_OFF :
isScreenOn = Boolean.FALSE; break;
case Intent.ACTION_SCREEN_ON :
isScreenOn = Boolean.TRUE; break;
default: ; break;
}
count++;
}
2. Android – proses perhitungan jumlah berapa kali user menekan tombol
power
public void startCountdownTimer(){
cdt = new CountDownTimer(cdtTimesMillisLeft,1000) {
@Override
public void onTick(long millisUntilFinished) {
}
@Override
public void onFinish() {
isCdtRunning = Boolean.FALSE;
if(count>=WebConfig.screenOnOffButtonCount){
StartCancelCountdown();
}
resetTimer();
}
}.start();
isCdtRunning = Boolean.TRUE;
}
125
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Android – proses hitung mundur untuk pembatalan laporan
public void StartCancelCountdown(){
if(!isCdtRunning2){
showCancelNotification();
startEmergencyCancelCountdown();
}
}
public void startEmergencyCancelCountdown(){
cdt2 = new CountDownTimer(cdtTimesMillisLeft2,1000) {
@Override
public void onTick(long millisUntilFinished) {
vibrateDevice();
}
@Override
public void onFinish() {
SharedPreferences sharedPreferences =
context.getSharedPreferences(EmergencyEnum.emergencySharedP
references.name(),MODE_PRIVATE);
Boolean isCancelEmergency =
sharedPreferences.getBoolean(NotificationEnum.isCancelEmerg
ency.name(),Boolean.FALSE);
if(!isCancelEmergency){
sendButtonEmergency(WebConfig.activeFlag);
}else{
}
clearNotification(WebConfig.cancelNotificationID);
resetTimer2();
}
}.start();
}
126
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 3
1. Android – proses memulai service untuk mendeteksi tingkat kebisingan
public void startRunner() {
if(new
DoSomething().checkIsUserLogin(BackgroundService.this)){
if (runner == null) {
runner = new Thread() {
public void run() {
while (runner != null) {
try {
Thread.sleep(1000);
} catch (InterruptedException e) {
e.printStackTrace();
} catch (Exception e){
e.printStackTrace();
Toast.makeText(BackgroundService.this, e.toString(),
Toast.LENGTH_SHORT).show();
}
handler.post(updater);
}
}
};
runner.start();
}else{
}
}
}
final Runnable updater = new Runnable() {
@Override
public void run() {
updatedBMeter();
}
};
2. Android – proses menghitung tingkat kebisingan, dan memulai pelaporan
darurat jika kebisingan lebih dari yang ditentukan
127
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
private void updatedBMeter() {
if(!isPrepareStopping){
if(isVoiceRecorderActive && isSignIn &&
mediaRecorder!=null){
double currdBMeter = getAmplitudeEMA();
if(currdBMeter>=noiseLevel &&
!isSpeechRecognition && isSignIn ){
stopRecorder();
startNewSpeechRecognition();
}
}
}
}
private double getAmplitude() {
if(mediaRecorder!=null){
double maxAmp = mediaRecorder.getMaxAmplitude();
return maxAmp;
}else{
return 0;
}
}
3. Android – proses pengenalan suara dari perintah yang sudah disimpan ke
dalam aplikasi
private void startNewSpeechRecognition() {
Intent intent = new
Intent(RecognizerIntent.ACTION_RECOGNIZE_SPEECH);
intent.putExtra(RecognizerIntent.EXTRA_LANGUAGE_MODEL,Recog
nizerIntent.LANGUAGE_MODEL_FREE_FORM);
intent.putExtra(RecognizerIntent.EXTRA_MAX_RESULTS,1);
speechRecognizer.startListening(intent);
}
private void processResult(String command) {
if(command != null){
command = command.toLowerCase();
//Help
if(command.indexOf(emergencyWords)!=-1){
startCancelCountdown();
128
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
speak("Right Away.");
}
isSpeechRecognition = Boolean.FALSE;
startRecorder();
}
129
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 4
1. Android – proses pengambilan lokasi berupa titik kordinat latitutde dan
longitude serta update ke dalam database
public Location getLastKnownLocations() {
locationManager = (LocationManager)
getApplicationContext().getSystemService(LOCATION_SERVICE);
Location bestLocation = null;
List<String> providers =
locationManager.getProviders(true);
for (String provider : providers) {
Location loc =
locationManager.getLastKnownLocation(provider);
if(loc == null){
continue;
}
if(bestLocation == null || loc.getAccuracy() >
bestLocation.getAccuracy() ){
bestLocation = loc;
}
}
return bestLocation;
}
class LocationUpdate extends AsyncTask<Void, Void, String> {
@Override
protected String doInBackground(Void... voids) {
String s = new String();
HashMap<String, String> locHash = new HashMap<>();
locHash.put(LocationEnum.GPS_LOCATION_LAT.name(),
String.valueOf(location.getLatitude()));
locHash.put(LocationEnum.GPS_LOCATION_LONG.name(),
String.valueOf(location.getLongitude()));
locHash.put(UserEnum.USER_ID.name(), userID);
while (s.isEmpty()) {
RequestHandler requestHandler = new
RequestHandler();
s =
requestHandler.sendPostRequest(WebConfig.URL_LOCATION_SET,
130
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
locHash, getApplicationContext());
}
return s;
}
}
2. Android – proses pengecekan apabila terdapat korban di sekitar
class NearbyVictimCheck extends AsyncTask<Void, Void, String>
{
@Override
protected String doInBackground(Void... voids) {
SharedPreferences sharedPreferences =
getSharedPreferences(EmergencyEnum.emergencySharedPreferenc
es.name(), MODE_PRIVATE);
String blockedEmergency =
sharedPreferences.getString(EmergencyEnum.BLOCKED_EMERGENCY
.name(), "");
String result = new String();
HashMap<String, String> hashMap = new HashMap<>();
hashMap.put(UserEnum.USER_ID.name(), userID);
hashMap.put(EmergencyEnum.BLOCKED_EMERGENCY.name(),
blockedEmergency);
while (result.isEmpty()) {
RequestHandler requestHandler = new
RequestHandler();
result =
requestHandler.sendPostRequest(WebConfig.URL_EMERGENCY_NEAR
BYCHECK, hashMap, getApplicationContext());
}
return result;
}
}
3. Php – proses pengecekan database serta menghitung jarak dari pelaporan
darurat yang aktif dengan lokasi terakhir user
$sql = "SELECT ER.EMERGENCY_REPORT_ID, ER.TRIGGER_TYPE_ID,
ER.GPS_LOCATION_LAT, ER.GPS_LOCATION_LONG, ER.DISTANCE,
ER.CREATED_AT, ER.MODIFIED_AT, ER.FLAG, U.USERNAME, UD.NAMA,
131
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
UD.NO_HP, UD.KONTAK_DARURAT,
UD.KONTAK_DARURAT_TYPE_ID,UD.CIRI_CIRI, UD.ALAMAT,
UD.KODE_POS FROM emergency_report ER JOIN user U ON U.USER_ID
= ER.USER_ID JOIN user_detail UD ON UD.USER_ID = ER.USER_ID
WHERE ER.USER_ID <> '$USER_ID' AND ER.FLAG = 1";
if(!empty($BLOCKED_EMERGENCY)){
$sql = $sql." AND ER.EMERGENCY_REPORT_ID NOT
IN ($BLOCKED_EMERGENCY)";
}
if(!mysqli_query($connection,$sql)){
echo mysqli_error($connection);
}
$result_query = mysqli_query($connection,$sql);
4. Php – proses perhitungan jarak antara user dengan korban
include "../location/current_location-getByID.php";
$lat1 = $GPS_LOCATION_LAT;
$long1 = $GPS_LOCATION_LONG;
$lat2 = $vGPS_LOCATION_LAT;
$long2 = $vGPS_LOCATION_LONG;
$dist = 10000;
if(!empty($lat1) && !empty($long1) && !empty($lat2) &&
!empty($long2)){
$apiKey = 'API KEY';
$link =
"https://maps.googleapis.com/maps/api/distancematrix/json?o
rigins=$lat1,$long1&destinations=$lat2,$long2&key=$apiKey";
$ch = curl_init();
132
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
curl_setopt($ch, CURLOPT_URL, $link);
curl_setopt($ch, CURLOPT_RETURNTRANSFER, TRUE);
curl_setopt($ch, CURLOPT_FOLLOWLOCATION, TRUE);
curl_setopt($ch, CURLOPT_SSL_VERIFYPEER, 0);
$json = curl_exec($ch);
curl_close($ch);
$jsonDecode = json_decode($json);
$status = $jsonDecode->status;
if($status == "OK"){
$rows = $jsonDecode->rows;
$elements =
$rows[0]->elements;
$dist =
$elements[0]->distance->value;
$distText =
$elements[0]->distance->value;
$durText =
$elements[0]->duration->value;
}else{}
133
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN 5
1. Android – pengiriman notifikasi ke penolong apabila terdapat korban di
sekitar (menyambung Lampiran 4, poin nomor 2)
protected void onPostExecute(String s) {
super.onPostExecute(s);
if (s.contains(OthersEnum.JSON_RESULT.name()) &&
!s.equals(WebConfig.emptyJSON)) {
EmergencyHandler emergencyHandler = new
EmergencyHandler(getApplicationContext());
emergencyHandler.helperEmergencyNotification(s);
}
}
public void helperEmergencyNotification(String
emergencyJSON){
Intent intent = new Intent(context,
HelperConfirmationActivity.class);
intent.setFlags(Intent.FLAG_ACTIVITY_CLEAR_TASK|Intent.FLAG
_ACTIVITY_CLEAR_TOP);
intent.putExtra(EmergencyEnum.emergencyJSON.name(),emergenc
yJSON);
PendingIntent pendingIntent =
PendingIntent.getActivity(context,0,intent,PendingIntent.FL
AG_UPDATE_CURRENT);
Integer icon = R.drawable.kayfa_icon;
134
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NotificationHandler notificationHandler = new
NotificationHandler(context);
notificationHandler.SendNotification(pendingIntent,WebConfi
g.helperValidationNotificationID,icon);
}
2. Android – konfirmasi penolong apakah akan membantu korban atau tidak
@Override
protected void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_helper_confirmation);
tv_name_h = findViewById(R.id.tv_name_h);
tv_username_h =
findViewById(R.id.tv_username_h);
tv_handphone_no_h =
findViewById(R.id.tv_handphone_no_h);
tv_modifiedAt_h =
findViewById(R.id.tv_modifiedAt_h);
tv_trigger_type_h =
findViewById(R.id.tv_trigger_type_h);
tv_emergency_contact_no_h =
findViewById(R.id.tv_emergency_contact_no_h);
tv_emergency_contact_type_h =
findViewById(R.id.tv_emergency_contact_type_h);
tv_ciri_ciri_h =
findViewById(R.id.tv_ciri_ciri_h);
tv_alamat_h =
findViewById(R.id.tv_alamat_h);
tv_emergency_location_h =
findViewById(R.id.tv_emergency_location_h);
tv_user_distance_h =
findViewById(R.id.tv_user_distance_h);
btn_helper_no_h =
findViewById(R.id.btn_helper_no_h);
btn_helper_ok_h =
135
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
findViewById(R.id.btn_helper_ok_h);
btn_helper_no_h.setOnClickListener(this);
btn_helper_ok_h.setOnClickListener(this);
emergencyJSON =
getIntent().getStringExtra(EmergencyEnum.emergencyJSON.name
());
try {
JSONObject jsonObject = new JSONObject(emergencyJSON);
JSONArray jsonArray =
jsonObject.getJSONArray(OthersEnum.JSON_RESULT.name());
JSONObject jo = jsonArray.getJSONObject(0);
emergencyID =
jo.optString(EmergencyEnum.EMERGENCY_REPORT_ID.name(),"");
username =
jo.optString(UserEnum.USERNAME.name(),"");
name =
jo.optString(UserEnum.NAMA.name(),"");
handphone_no =
jo.optString(UserEnum.NO_HP.name(),"");
trigger_type =
jo.optString(EmergencyEnum.TRIGGER_TYPE_ID.name(),"");
emergency_contact_no =
jo.optString(UserEnum.KONTAK_DARURAT.name(),"");
emergency_contact_type =
jo.optString(UserEnum.KONTAK_DARURAT_TYPE_ID.name(),"");
ciri_ciri =
jo.optString(UserEnum.CIRI_CIRI.name(),"");
alamat =
jo.optString(UserEnum.ALAMAT.name(),"");
kode_pos =
jo.optString(UserEnum.KODE_POS.name(),"");
gps =
jo.optString(EmergencyEnum.GPS_LOCATION_LAT.name(),"") +","+
jo.optString(EmergencyEnum.GPS_LOCATION_LONG.name(),"");
modifiedAt =
136
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jo.optString(EmergencyEnum.MODIFIED_AT.name(),"");
emergencyFlag =
jo.optString(EmergencyEnum.FLAG.name(),"0");
user_distance =
jo.optString(EmergencyEnum.USER_DISTANCE.name(),"0");
user_distance_text =
jo.optString(EmergencyEnum.USER_DISTANCE_TEXT.name(),"0 m");
user_duration_text =
jo.optString(EmergencyEnum.USER_DURATION_TEXT.name(), "0
s");
status_api =
jo.optString(OthersEnum.STATUS_API.name(), "");
distance = Double.parseDouble(user_distance);
if(!status_api.equals(OthersEnum.OK.name())){
user_distance = user_distance + " m";
}else{
user_distance = user_distance_text + " , (about " +
user_duration_text+")";
}
tv_name_h.setText(name);
tv_username_h.setText("@"+username);
tv_handphone_no_h.setText(handphone_no);
tv_modifiedAt_h.setText(modifiedAt);
tv_trigger_type_h.setText(new
DoSomething().selectTriggerType(Integer.parseInt(trigger_ty
pe)));
tv_emergency_contact_no_h.setText(emergency_contact_no);
tv_emergency_contact_type_h.setText(new
DoSomething().selectEmergencyContactType(Integer.parseInt(e
mergency_contact_type)));
tv_ciri_ciri_h.setText(ciri_ciri);
tv_alamat_h.setText(alamat);
tv_emergency_location_h.setText(kode_pos);
tv_user_distance_h.setText(user_distance);
setAddressLine(Double.parseDouble(jo.optString(EmergencyEnu
137
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
m.GPS_LOCATION_LAT.name(),"0")),Double.parseDouble(jo.optSt
ring(EmergencyEnum.GPS_LOCATION_LONG.name(),"0")));
} catch (JSONException e) {
e.printStackTrace();
}
}
private void setAddressLine(Double gpsLat, Double gpsLong) {
Geocoder geocoder = new
Geocoder(HelperConfirmationActivity.this,
Locale.getDefault());
List<Address> addresses;
try {
addresses =
geocoder.getFromLocation(gpsLat,gpsLong,1);
String emergencyAddress =
addresses.get(0).getAddressLine(0);
tv_emergency_location_h.setText(emergencyAddress);
} catch (IOException e) {
e.printStackTrace();
}
}
@Override
public void onClick(View v) {
switch (v.getId()){
case R.id.btn_helper_no_h:
setBlockedEmergenccy();
break;
case R.id.btn_helper_ok_h:
registerNewHelper();
138
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
break;
}
}
private void setBlockedEmergenccy() {
EmergencyHandler emergencyHandler = new
EmergencyHandler(this);
emergencyHandler.setBlockedEmergency(emergencyID);
}
private void registerNewHelper() {
SharedPreferences sharedPreferences =
getSharedPreferences(OthersEnum.userSession.name(),MODE_PRI
VATE);
String userID =
sharedPreferences.getString(OthersEnum.userID.name(),"");
String status = OthersEnum.add.name();
if(userID.isEmpty()){
Toast.makeText(this, "Please click again.",
Toast.LENGTH_SHORT).show();
}else{
139
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
EmergencyHandler emergencyHandler = new
EmergencyHandler(HelperConfirmationActivity.this);
emergencyHandler.registerNewHelper(emergencyID,userID,statu
s,emergencyFlag);
}
}
140
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta