MASTER BREAKDOWN
JAKARTA KU
No.
Scenes Camera Narasi/subtitle Lokasi durasi
1 Jakarta pagi hari. Matahari terbit diantara gedung pencakar langit. Mobil macet. Penjaja Koran. Busway seliweran. Orang antri di halte busway
Tilt down.Pan right-leftBCU/jaja KoranMCU/antri di halte
- Ext. PagiThamrin-bunderan HI- jembatan penyebrangan-jalur busway sudirman
10”
2 Terlihat diantara orang yang menunggu busway, wajah Elis yang melongo kearah datangnya busway. Ia berada di antrian paling depan/dekat pintu
BCU-wajah Elis saat melongo.MCU-konteks lagi antri di halte busway
- Ext. PagiHalte busway dekat rumah Elis
5”3”
3 Elis naik kedalam busway MCU - Ext. PagiHalte busway dekat rumah Elis
3”
4 Suasana Elis didalam busway BCU-MCU - Int. Dalam busway
5”
5 Interview ElisEkspresi wajah gembira…menjawab pertanyaan sambil seperti membayangkan
MCU “Rasanya senang luar biasa…bisa bekerja. Seperti orang kantoran, gitu….jadi bisa nabung….”
Ext. PagiHalaman rumah Elis
5”
6 Elis melangkah masuk menuju bangunan hotel Borobudur tempat dia kerja
Tilt up-MCU-Zoom out
- Ext. PagiHalaman hotel Borobudur
5”
1
7 Suasana pagi, Sofyan membuka rolling door/pintu kaca Alfamart
BCU pada tangan SofyanMCU
- Ext. PagiAlfamart
5”
8 Interview SofyanEkspresi wajah tersenyum
MCU “Rasanya senang bisa bekerja…saya ingin nabung dan lanjut sekolah lagi”
Ext. PagiHalaman rumah Sofyan
5”
9 Suasana Sofyan sedang bekerja jadi kasir
MCUBCU
- Int. PagiHotel Borobudur
10”
10 Interview ElisEkspresi wajah merenung tidak terlalu senyum. serius
MCU “saya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan kesempatan untuk kuliah diploma 1 tahun. Tadinya saya pikir lulus sma nanti saya hanya akan bekerja di pasar/pabrik….”
Ext. PagiHalaman rumah Elis
15”
11 Suasana Elis sedang bekerja. Suasana Elis sedang ngobrol dan tertawa dengan teman saat istirahat
MCU-BCU-BCU
Interview Elis,“apa yang sudah dilakukan oleh WVI, dalam memberikan program pendampingan masyarakat seperti program diploma ini, aku pikir sangat membantu sekali bagi anak-anak seperti aku, yang kadang tidak memiliki kemampuan untuk meraih pendidikan lebih
Int/Ext. SiangHotel Borobudur
15”
2
tinggi. Berkat program diploma itu, saya memiliki keahlian kejuruan yang bisa langsung digunakan untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik…..apa yang sudah dimulai oleh wvi, saya bermimpi dapat melanjutkannya, tentunya dengan dukungan masyarakat, sehingga teman-teman yang lain dapat juga memperoleh pendidikan kejuruan dan pekerjaan yang lebih baik
12.
Suasanamalam didalam Alfamart. Suasana kasir yang kosong, lalu muncul dari bawah Sofyan(sebelumnya dia nunduk lagi beres2 dibawah). Kesibukan Sofyan sedang bekerja
MCU-dari luar kaca Alfamart/Pan right-MCU
- Ext. MalamAlfamartInt.Alfamart tempat Sofyan bekerja
10”
13.
Elis meletakkan keranjang belanjaanya(berisi crayon, buku gambar dan snack untuk adiknya) di meja kasir Alfamart
BCU-MCUCut to cut wajah Sofyan-Elis
Sofyan: “Semuanya jadi 35 ribu, mba”.Elis: “ diam saja”, sambil mengeluarkan uang dari dompet dan memberikannya pada sofyan
Int. MalamAlfamart
10”
14.
sementara Elis sedang membayar di kasir, berdiri dalam antrian adalah Pak Rentjoko yang sedang berbicara di telpon mengenai
Elis foreground blur, Pak Rentjoko
Pak Rentjoko:”Iya, bu…aku nanti langsung ke tempat Pak RT dulu ya, aku jadi
Int. MalamAlfamart
5”
3
rencana pertemuan SSI mala mini dirumah Pak RT
background focus-MCU
pembicara..gimana?iya…aku kan SSI sekarang…Rahman, udah belajar belum tuh, bu?..
15.
Usai Elis membayar, balik badan, kamera bergeser pada Pak Rentjoko, yang sedang membayar dikasir sambil menelpon. Sofyan tersenyum ramah pada pembelinya itu.
Dari belakang Pak Renjtoko focus, ganti ke Elis saat tersenyum mengangguk
Sofyan:”Selamat malam pak!”Pak Rentjoko mengangguk
Int. MalamAlfamart
5”
16.
Atmosfer suasana perkampungan, gang-gang sempit-orang ngobrol berbicara, dll
Cut to cutBCU-MCU-LS
- Ext. MalamPemukiman warga
10”
17.
tak lama Pak Renjtoko melintas menggunakan motor Honda bebek tua, menuju rumah Pak RT. Dalam perjalanannya, ia melintasi pos ronda dimana beberapa bapak-bapak sedang berkumpul.
LS-BCU-Panin
- Ext. MalamDepan Pos ronda
5”
18.
Suasana di rumah Pak RT, ibu sedang menyiapkan the ke poci dan kopi(dalam dapur) lalu menuju keruang teras depan dimana beberapa warga sudah duduk. Sambil membagikan air, muncul pak Rentjoko. Acara SSIpun dimulai
BCU-MCU-Panin
– interview- (Pak Rentjoko menjelaskan bahaya HIV, lalu rasa syukur terhadap adanya SSI)
Int. MalamRumah Bu RT
8”
19 kamera menghadap posisi jalan, foreground Pak Rentjoko, background ibu-ibu lagi
MCU-BCU-LSPanin
interview-Ibu Ketua Koperasi Flamboyan
Ext. MalamDepan rumah Bu RT
10”
4
lewat(tentang Koperasi Flamboyan), salah seorang ibu menceritakan tentang kebutuhan uang untuk anak sekolah, lalu perbincangan mengalir tentang ajakan bergabung dengan koperasi flamboyant.-
20.
Lalu ibu-ibu itu melintas didepan bapak-bapak yang sedang di pos ronda, kamera bergeser kearah bapak-bapak itu yang sedang ngobrol,
MCU-BCU-Panin
- Ext. MalamPos ronda warga
5”
21.
lalu tetes hujan membasahi pagar, dan obrolan mulai bicara tentang banjir musiman yang biasa melanda, dan rasa syukur mereka karena telah ada P2B/kelompok siaga bencana, sehingga masyarakat jauh lebih siap menghadapi banjir,
BCU-Tilit down-MCU
-interview-Ketua P2Bdan meskipun wvi akan selesai di urban mereka bertekad meneruskan kelompok ini
Ext. MalamPos ronda
10”
22.
lalu tampak di kejauhan pak Rentjoko melintas pulang, kamera bergeser mengikuti motor pak rentjoko…lalu kamera menyusuri jalan2 gang(kamera naik keatas motor pak rentjoko).
BCU-Tilt up-MCU
- Ext. MalamPerkampungan warga
5”
23.
Suasana pagi di wilayah perkampungan (ibu jemur baju, jemur kasur, menyapu, memasak)
ExtremeCU-MCU-Panin-Tilt
- Ext. PagiPerkampungan warga
6”
24 lalu terlihat salah satu ibu BCU-Panin- –interview- Ext. Pagi. 10”
5
. berjalan keluar rumah dengan anaknya yang masih kecil hendak kepaud/Yayasan Permata Hati Sejuta Bunga) lalu didepan paud, para ibu dan guru paud ngobrol tentang perkembangan legalitas paud dan cara fund rising
MCU Ketua Yayasan Permata Hati Bangsaungkapan bahwa mereka harus tetap meneruskan paud/yayasan ini, meski nanti wvi sudah tidak ada.
Depan paud
25.
Tak lama melintas didepan ibu-ibu itu dimas reggy yang berjalan bersama temannya, sambil membawa brosur map kampus ui/yang ingin dia masuki nantinya
MCU-BCU-Cut to cut wajah
–interviewDimas, pengalaman bersama wvi
Ext. Pagi.Depan Paud
10”
26.
dimas dan temannya lalu berjalan melintas pada sanggar/teras dimana adita sedang menari (make up lagi latihan/bedak putih banget)
LS-MCU-BCU - Ext/Int. Sanggar 5”
27.
Adita melakukan dialog teater MCU –interviewAdita, pengalaman bersama wavi
Ext/Int. Sanggar 10”
28.
adita sedang menghapus riasan make up wajahnya, tak lama seorang anak perempuan menggunakan seragam smp menghampirinya dan mereka bercakap-cakap, anak smp itu bersyukur dapat mengikuti program B (kesetaraan SMP),
BCU-MCU -interview adita,menerangkan kerjasama PMC dengna JICT)
Ext/Int. Sanggar 10”
6
JAKARTAkuIDE CERITAMenggabungkan profil program, yang diwakili oleh pemeran profil program, dalam satu skenario, scenes, lokasi sehingga tercipta gambaran visual yang dinamis dan padat mengingat durasi tayang yang minimal.
7
SINOPSISDisuatu pagi yang cerah di Kota Jakarta, kehidupan dimulai oleh setiap warga dengan aktivitas yang berbeda. Termasuk Elis dan Sofyan. Mereka tidak saling mengenal. Satu kesamaan mereka adalah mereka anak-anak dampingan Wahana Visi Indonesia. Cerita tentang program pelayanan Wahana Visi Indonesia mengalir dan tergambar dalam adegan-adegan yang diwakili oleh seorang tokoh cerita, yang terlibat langsung dalam program. Kita akan diajak melihat apa yang telah dikerjakan oleh Wahana Visi dan perkembangannya serta respon masyarakat terhadap program itu sendiri.
SKENARIOJAKARTAku
Fade in
1. Ext. Kota Jakarta. Pagi.Cast: Suasana Jakarta pagi hariJakarta pagi hari. Matahari terbit diantara gedung pencakar langit. Mobil macet. Penjaja Koran. Busway seliweran.
Orang antri di halte Busway.
Narasi Elis“Ini cerita hidupku…”
Cut to
2. Ext. Kota Jakarta. PagiCast: ElisTerlihat diantara orang yang menunggu busway, wajah Elis yang melongo kearah datangnya busway. Ia berada di antrian paling depan/dekat pintu
Narasi Elis:“….dari hal yang sulit dibayangkan…”
Cut to
8
3. Ext. Kota Jakarta. PagiCast: ElisElis naik kedalam busway
Narasi Elis:“…menjadi nyata dalam hidupku..”
Cut to
4. Int. Busway. PagiCast: ElisSuasana Elis didalam busway
Narasi Elis:“…..berada di antara mereka, melintasi Jakarta pagi ini adalah sesuatu yang sulit aku bayangkan ketika aku
duduk di kelas 3 SMA kemarin. Harapanku mati…kuliah adalah hal yang tidak mungkin setelah lulus nanti…Bapak dan ibu tidak
memiliki biaya…”Cut to
5. Ext. Hotel Borobudur. PagiCast: ElisElis melangkah masuk menuju bangunan hotel Borobudur tempat dia kerja
Narasi Elis:“….tapi, sekarang…aku sudah bekerja ditempat yang aku cita-citakan…”
Cut to
6. Ext. Rumah Elis. PagiCast: ElisInterview Elis (Ekspresi wajah gembira…menjawab pertanyaan sambil seperti membayangkan)
Elis “Rasanya senang luar biasa…bisa bekerja. Seperti orang kantoran, gitu….jadi bisa nabung….”
Cut to
9
7. Ext. Halaman Alfamart. PagiCast: SofyanSuasana pagi, Sofyan membuka rolling door/pintu kaca Alfamart
Cut to
8. Ext. Halaman rumah Sofyan. PagiCast: SofyanInterview Sofyan (Ekspresi wajah tersenyum)
Sofyan“Rasanya senang bisa bekerja…saya ingin nabung dan lanjut sekolah lagi”
Cut to
9. Int. Alfamart. PagiCast: SofyanSuasana Sofyan sedang bekerja jadi kasir
Cut to
10. Ext. Halaman rumah Elis. PagiCast: ElisInterview Elis (Ekspresi wajah merenung tidak terlalu senyum. Serius)
Elis“saya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan kesempatan untuk kuliah diploma 1 tahun. Tadinya saya
pikir lulus sma nanti saya hanya akan bekerja di pasar/pabrik….”
Cut to
11. Ext.Int. Hotel Borobudur. Pagi/SiangCast: ElisBackground, Suasana Elis sedang bekerja., suasana Elis sedang ngobrol dan tertawa dengan teman saat istirahat.Interview
10
Elis“apa yang sudah dilakukan oleh WVI, dalam memberikan program pendampingan masyarakat seperti
program diploma ini, aku pikir sangat membantu sekali bagi anak-anak seperti aku, yang kadang tidak memiliki kemampuan untuk
meraih pendidikan lebih tinggi. Berkat program diploma itu, saya memiliki keahlian kejuruan yang bisa langsung digunakan
untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik…..apa yang sudah dimulai oleh wvi, saya bermimpi dapat
melanjutkannya, tentunya dengan dukungan masyarakat, sehingga teman-teman yang lain dapat juga memperoleh pendidikan
kejuruan dan pekerjaan yang lebih baik.
Cut to
12. Ext/Int. Alfamart. MalamCast: SofyanSuasanamalam didalam Alfamart. Suasana kasir yang kosong, lalu muncul dari bawah Sofyan(sebelumnya dia nunduk lagi beres2 dibawah). Kesibukan Sofyan sedang bekerja.
Cut to
13. Int. Alfamart. MalamCast: Elis, Sofyan.Elis meletakkan keranjang belanjaanya(berisi crayon, buku gambar dan snack untuk adiknya) di meja kasir Alfamart
Sofyan“Semuanya jadi 35 ribu, mba”.Elis“diam saja”, sambil mengeluarkan uang dari dompet dan memberikannya pada sofyan
Cut to
14. Int. Alfamart. MalamCast: Sofyan, Elis, & Pak Rentjoko
11
sementara Elis sedang membayar di kasir, berdiri dalam antrian adalah Pak Rentjoko yang sedang berbicara di telpon mengenai rencana pertemuan SSI mala mini dirumah Pak RT.
Pak Rentjoko“Iya, bu…aku nanti langsung ke tempat Pak RT dulu ya, aku jadi pembicara..gimana?iya…aku kan SSI
sekarang…Rahman, udah belajar belum tuh, bu?..
Cut to
15. Int. Alfamart. MalamCast: Sofyan, Elis, & Pak Rentjoko.Usai Elis membayar, balik badan, kamera bergeser pada Pak Rentjoko, yang sedang membayar dikasir sambil
menelpon. Sofyan tersenyum ramah pada pembelinya itu.
Sofyan“Selamat malam pak!”Pak RentjokoMengangguk
Cut to16. Ext. Perkampungan Jakarta. Malam
Cast: UmumAtmosfer suasana perkampungan, gang-gang sempit-orang ngobrol berbicara, dll.
Cut to17. Ext. Perkampungan Jakarta. Malam
Cast: Pak RentjokoTak lama Pak Renjtoko melintas menggunakan motor Honda bebek tua, menuju rumah Pak RT. Dalam perjalanannya, ia melintasi pos ronda dimana beberapa bapak-bapak sedang berkumpul.
Cut to
18. Int. Rumah Bu RT. MalamCast: Warga, Bu RT, Pak Rentjoko
12
Suasana di rumah Pak RT, ibu sedang menyiapkan the ke poci dan kopi(dalam dapur) lalu menuju keruang teras depan dimana beberapa warga sudah duduk. Sambil membagikan air, muncul pak Rentjoko. Acara SSI pun dimulai.
Interview Pak Rentjoko“menjelaskan bahaya HIV, lalu rasa syukur terhadap adanya SSI”
Cut to
19. Int/Ext. Rumah Bu RT. MalamCast: Warga, Bu RT, Pak Rentjokokamera menghadap posisi jalan, foreground Pak Rentjoko, background ibu-ibu lagi lewat(tentang Koperasi Flamboyan), salah seorang ibu menceritakan tentang kebutuhan uang untuk anak sekolah, lalu perbincangan mengalir tentang ajakan bergabung dengan koperasi flamboyant.-
Interview Ibu Ketua Flamboyan“Menjelaskan rasa syukur tentang Flamboyan”
Cut to
20. Ext. Depan rumah Bu RT. MalamCast: Ibu-ibu Koperasi FlamboyanLalu ibu-ibu itu melintas didepan bapak-bapak yang sedang di pos ronda, kamera bergeser kearah bapak-bapak itu yang sedang ngobrol.
Cut to
21. Ext. Pos ronda. MalamCast: Bapak-bapak P2BLalu tetes hujan membasahi pagar, dan obrolan mulai bicara tentang banjir musiman yang biasa melanda, dan rasa syukur mereka karena telah ada P2B/kelompok siaga bencana, sehingga masyarakat jauh lebih siap menghadapi banjir.
Interview Ketua P2B“Tentang pengalaman sebelum ada P2B dan sesudah ada, serta tanggapan setelah wvi tutup, apakah akan
tetap ada?”
13
Cut to
22. Ext. Perkampungan warga, didepan pos ronda. MalamCast: Bapak-bapak P2B, Pak RentjokoTampak di kejauhan pak Rentjoko melintas pulang, kamera bergeser mengikuti motor pak rentjoko…lalu kamera
menyusuri jalan2 gang(kamera naik keatas motor Pak Rentjoko).
Bapak2 P2B“Ngobrol/berdialog, tapi suara tidak diambil”
Cut to
23. Ext. Perkampungan kota Jakarta. PagiCast: Warga sekitarSuasana pagi di wilayah perkampungan (ibu jemur baju, jemur kasur, menyapu, memasak)
Cut to
24. Ext. Rumah ketua Yayasan Permata Hati. PagiCast: Ibu ketua Yayasan Permata Hati, anaknya. Ibu-ibu anggota Yayasan(Warga)Terlihat salah satu ibu berjalan keluar rumah dengan anaknya yang masih kecil hendak kepaud/Yayasan Permata Hati Sejuta Bunga) lalu didepan paud, para ibu dan guru paud ngobrol tentang perkembangan legalitas paud dan cara fund rising.
Salah seorang orang tua“Selamat pagi bu…eh, bu, saya dengar Wahana Visi akan tutup ya? Terus gimana dengan Paud ini Bu, juga
kegiatan yang lain?
Ibu Ketua Yayasan Permata Hati..“Kita yang akan meneruskannya Bu, tentunya dengan dukungan ibu-ibu dan masyarakat juga pemerintah. Apa yang sudah diberikan oleh Wahana Visi, harus kita lanjutkan. Kita sendiri yang harus tetap mandiri.”
14
Interview Ibu Ketua“Bercerita awal perjalanan hingga berdirinya Yayasan, serta harapannya ke depan.”
Cut to
25. Ext. Depan Paud. PagiCast: Dimas dan Ibu-ibu Yayasan PermataTak lama melintas didepan ibu-ibu itu dimas reggy yang berjalan bersama temannya, sambil membawa brosur map kampus ui/yang ingin dia masuki nantinya.
Salah seorang Ibu“Dimas, gimana ketemu Kak Seto?wah, kamu pasti senang sekali ya?
Dimas“Iya, bu..senang dan bangga bisa bertemu dan ngobrol dengan Kak Seto……..”
Interview Dimas“Tentang pengalamannya bersama wavi.”
Cut to
26. Ext/Int. Halaman sanggar/rumah tempat Dita latihan teater. PagiCast: Dimas, Adita, teman Dimas, teman2 latihan AditaDimas dan temannya lalu berjalan melintas pada sanggar/teras dimana adita sedang menari (make up lagi latihan/bedak putih banget).
Cut to
27. Ext/Int. Sanggar. PagiCast: Adita dan teman2 latihannyaAdita melakukan dialog teater
15
Interview Adita“Bercerita tentang pengalaman dan rasa syukurnya bersama wavi.”
Cut to
28. Ext. Halaman depan SanggarCast: Adita, teman2nya, adik SMP, Ibu Ketua Yayasan permataAdita sedang menghapus riasan make up wajahnya, tak lama seorang anak perempuan menggunakan seragam smp menghampirinya dan mereka bercakap-cakap, anak smp itu bersyukur dapat mengikuti program B (kesetaraan SMP),
Anak SMP“Kakak, saya sebentar lagi mau ujian dong.” Sambil tersenyum banggaAdita“Wah, kamu sebentar lagi SMA dong, ya. Kakak bangga sama kamu.”
Interview Adita,menerangkan kerjasama PMC dengna JICT)
Anak SMP“Aku senang sekali bisa ikut ujian persamaan. Aku pengen bilang makasih ah, sama Wahana Visi. Tapi kak,
katanya Wahana Visi mau tutup ya kak?Emang, kenapa sih Wahana Visi harus tutup?”Adita““Tidak selamanya ADP akan berada di suatu wilayah karena memang dibatasi oleh kemampuan dukungan
sumberdaya”,
Ibu Yayasan Permata sedang lewat danmendekat ke mereka ber-2Ibu Yayasan Permata Hati“ Oleh karena itu pendampingan ADP dirancang sedemikian rupa melalui beberapa tahap dengan
bekerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat setempat untuk menolong warga dampingan menjadi lebih
mandiri dan memiliki daya menangani berbagai persoalan sosial di tengah masyarakt khususnya yang terkait dengan kesejahteraan
anak sebagaimana fokus Wavi”
16
Interview, Pak Hendi” Tahap terakhir yakni phase out ini menjadi tahap dimana warga dampingan dan pemerintah lokal didorong untuk mengambil peran lebih banyak dalam memastikan apa yang sudah dibangun bersama-sama antara Wavi dan masyarakat dalam tahapan sebelumnya dapat terus berkesinambungan memberikan manfaat bagi warga dampingan setelah ADP selesai di tahun 2015 / 2016. Dengan meningkatnya kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat dan didukung oleh komitmen pemerintah lokal untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai programnya, Wavi meyakini upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat terutama anak akan terus berkesinambungan. “
Dita“Lalu apa yang terjadi dengan program bila ADP phase out – keberlanjutannya ?’Ibu Yayasan Permata““Kita yang akan meneruskannya, ‘Dit.” Sambil tersenyum
interview, Pak Hendi“Ya,…Wavi berharap inisiatif-inisiatif yang sudah dibangun di tengah masyarakat seperti kehadiran forum anak, kelompok SSI, kelas ibu, kelompok usaha kecil, dll akan dapat diteruskan pelaksanaannya oleh masyarakat sendiri dengan dukungan pihak pemerintah lokal maupun pihak yang lainnya yang peduli akan upaya pemberdayaan masyarakat.”
……..adegan terus berlanjut, berisi pertanyaan2 tentang phase out,yang dijawab melalui peng-adegan-an seperti diatas. Lalu Salah satu staf Wahana Visi menyampaikan kalimat, yang bersifat dorongan bagi masyarakat untuk melanjutkan program.” Selesai
1.
17