PT. INDONESIA POWER
PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT Dl LINGKUNGAN PL TG PEMARON
KABUPATEN BULELENG (DESEMBER 2015)
PT. INDONESIA POWER Bekerjasama dengan
PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....... ................ ... ... ..... ........ ... ..... ..... ... .......... .. ii
DAFI'AR ISI ................................................................................. iii
DAFI'AR TABEL .......................................................................... iv
DAFI'AR GAMBAR ..... .. .......... .... .... .... .. . ....... ........ ........ .. .... .. ........ v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... .
1.1 La tar Belakang .................................................... .
I-1
I-1
1.2 Tujuan Pemantauan ............................................. I-2
1.3 Identitas Penanggungjawab dan Penyusun .......... I-2
BAB II METODOLOGI PEMANTAUAN .................................... II-1
2.1 Komponen Lingkungan Hidup yang dipantau ...... II-1
2.2 Lokasi Pemantauan .............................................. II-1
2.3 Waktu Pemantauan ............................................. II-8
2.4 Metode Pemantauan ............................................. II-9
BAB III HASIL PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT DI PERAIRAN
PANTAI PEMARON .................................................... III-1
3.1 Kondisi Fisik Perairan Pantai Pemaron, Pantai
Segara Penimbangan, dan Pantai Kalibubuk
Lovina Sekitarnya ................................................. III-1
3.2 Komunitas Plankton.............................................. III-9
3.3 Komunitas Makrozoobenthos ................................ III-20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . IV -1
4 .1. Kondisi Lingkungan fisik .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. IV -1
4.2. Komunitas Plankton............................................ IV-2
4.3. Komunitas Makrozoobenthos............................... IV-5
DAFI'AR PUSTAKA
iii
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil studi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG) dan rencana pengembangannya menjadi Pembangkit
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pemaron di Desa Pemaron
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, ditetapkan menimbulkan
dampak penting terhadap komponen lingkungan hidup meliputi :
menurunnya nilai estetika, terjadinya gangguan kebisingan,
degradasi kualitas air laut, meningkatnya suhu air laut,
terjadinya gangguan terhadap biota laut, dan meningkatnya
risiko kecelakaan lalu lintas.
Dalam upaya meminimalkan dampak negatip yang terjadi,
pemrakarsa sudah merumuskan rencana dan program
pengelolaan lingkungan hidup secara komprehensif pada
dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan sudah
secara rutin dan terstruktur melakukan pengelolaan dampak
lingkungan dari kegiatan operasional. Untuk mengoptimalkan
upaya pengelolaan juga telah dirumuskan rencana pemantauan
lingkungan hidup (RPL) sebagai sinergisme evaluasi dan kontrol
terhadap keberhasilan program pengelolaan yang telah dilakukan.
Dalam rangka mengidentifikasi terjadinya perubahan-perubahan
negatip yang nyata (significant) pada komponen biota laut sebagai
komponen lingkungan hidup di perairan Pantai Pemaron dan
sekitarnya sebagai dampak dari operasionalisasi pembangkit
tersebut, dilakukan kegiatan pemantauan secara berkala setiap
tiga bulan (triwulan).
Kegiatan pemantauan hanya difokuskan pada dampak
negatip terhadap komponen biota laut yang terkena dampak
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 2
langsung maupun tidak langsung dari kegiatan operasional
PLTGU Pemaron di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Komunitas
yang merupakan obyek studi dalam kegiatan pemantauan yang
dilakukan pada 18-19 Desember 2015 adalah komponen biota
laut, khususnya komunitas plankton dan makrozoobenthos.
1.2 Tujuan Pemantauan
Mengetahui secara dini munculnya dampak negatip yang
menyebabkan gangguan, kematian, dan perubahan struktur
komunitas biota air laut, fokusnya komunitas plankton dan
makrozoobenthos di perairan Pantai Pemaron.
Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari implementasi
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan
terhadap dampak-dampak negatip pada biota air laut di
perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya.
Mendapatkan umpan balik dari kekurangan RKL yang telah
dilakukan, sehingga dapat dirumuskan alternatif RKL yang
lebih representatif dan tepat sasaran.
1.3. Identitas Penanggungjawab dan Penyusun
a. Identitas Penanggung Jawab
Nama : I G.A.N. Subawa Putra
Jabatan : General Manager PT Indonesia Power Unit
Bisnis Pembangkitan Bali
Alamat : Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 535
Pesanggaran, Denpasar
Telepon : (0361) 729421,720422,720572
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 3
b. Identitas Penyusun
1. Nama : Dr. Ir. I Made Sudarma, MS.
Jabatan : Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
(PPLH) Universitas Udayana
Kedudukan : Penanggungjawab
Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B.
Sudirman, Denpasar
Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180
2. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MSi.
Jabatan : Sekretaris Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup (PPLH) Universitas Udayana
Kedudukan : Penanggungjawab
Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman,
Denpasar
Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180
3. Nama : Ir. I Wayan Restu, MSi
Kedudukan : Koordinator
Keahlian : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Ijasah : S-1 Perikanan (IPB), (S2) Magister Sains
Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan
Lautan Fakultas Pascasarjana IPB
4. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MS
Kedudukan : Anggota Tim
Keahlian : Pencemaran dan Kualitas Air
Ijasah : S1 Biologi Lingkungan UNAIR Surabaya,
S2 Biologi Kimia, IPB Bogor
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 1
BAB II METODE PEMANTAUAN
2.1 Komponen Lingkungan Hidup yang Dipantau
Dalam kegiatan pemantauan lingkungan hidup di perairan Pantai
Pemaron dan sekitarnya, komponen lingkungan hidup yang dipantau
difokuskan pada kondisi komponen biota air laut dan secara visual juga
diamati perubahan-perubahan kondisi fisik pantai serta adanya
pencemaran minyak (adanya lapisan minyak di permukaan, adanya bau,
dan indikator lainnya). Komponen biota air laut meliputi: komunitas
plankton (phytoplankton dan zooplankton), dan komunitas
makrozoobenthos. Adapun variabel komunitas biota laut yang dianalisis
dalam kegiatan pemantauan ini meliputi :
Kekayaan jenis (species richness)
Kelimpahan jenis (species abundance)
Keanekaragaman jenis (species diversity)
Keseragaman jenis (species evennes)
Dominansi jenis (species domination)
2.2 Lokasi Pemantauan
Pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan
zooplankton), dan makrozoobenthos dilakukan pada tiga lokasi sebagai
stasiun penelitian, meliputi :
Stasiun I adalah perairan Pantai Pemaron melingkup wilayah perairan
pantai dari muara Tukad Pemaron (di bagian Barat) yang merupakan
saluran pengeluaran dari pembuangan air pendingin (cooling water
discharge) dan sampai sebelah Timur tower dermaga jetty
pembongkaran solar HSD PLTGU Pemaron, dengan posisi :
08o08’45,7”LS dan 115o02’09,3”BT.
Keadaan pantai di stasiun ini adalah : substrat dasar perairan berupa
campuran lempung, pasir, kerikil dan pecahan karang (rubbles); serta
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 2
agak ke tengah berupa flat karang mati. Bibir pantai awalnya
mengalami abrasi yang sangat parah, dan sekarang sudah dilakukan
pengamanan pantai dengan metode seawall/reverment.; pada
beberapa sisi pantai terjadi sedimentasi /pengendapan.
Pada waktu pemantauan, kondisi perairan pantai di stasiun I : cuaca
cerah, perairan relatif tenang, dan airnya jernih. Pada sisi Barat di
sekitar muara sungai, airnya mengalir dengan debit kecil, tidak
terpantau aliran sampah dan pengendapan lumpur di mulut sungai
rendah.
Dinamika di pantai, khususnya pola arus pantai kecil dan transport
sedimen lebih lokal dan tidak lagi lepas ke arah dalam sehingga pasir
pantai dapat bertahan lama di ruas pantai yang dipantau.
Menara dan Mouring boy untuk labuh dan bongkar solar HSD
Model kapal pensuplai solar HSD sedang bongkar
Kondisi Pantai Pemaron sisi barat sudah ditata dengan Revertment
Kondisi pantai Pemaron sisi Timur
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 3
Kondisi Pantai Pemaron
Kondisi dan situasi di di sekitar
muara sungai Pemaron
Tukad Pemaron Pantai
Pemaron (September 2015)
Tukad Pemaron Pantai Pemaron
(Desember 2015)
Kondisi dan situasi mulut dan muara sungai krn sedimentasi
(akan tetapi cukup bersih)
Kondisi pantai cukup bersih krn
sll ada gerakan bersih pantai
Gambar 2.1. Lokasi Stasiun I (Pantai Pemaron Sekitar Lokasi Bongkar Muat BBM)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 4
Stasiun II adalah perairan Pantai Pemaron di sekitar Pura Segara
Penimbangan sampai depan Rangon Sunset Restauran, dengan
posisi : 08o08’10,0” LS dan 115o01’52,1”BT. Keadaan pantai di
stasiun ini sudah relatif bersih, akan tetapi agak kumuh karena
sepanjang sisi jalan dimanfatkan kegiatan dagang kaki lima di
pantai tersebut.
Pada saat pemantauan terakhir, kondisi pantai di depan Pura
Segara Penimbangan, sudah dilakukan penanganan oleh
pengemong pura dan pemerintah Kabupaten Buleleng; pada sisi
timur masih terpantau terjadi kerusakan krib-krib yg sudah
terbangun. Disamping itu pemerintah Kabupaten Buleleng sedang
giatnya melakukan penataan dan pengelolaan Pantai Segara
Penimbangan sebagai “ Obyek wisata mandi dan renang serta Obyek Wisata berbasis Koliner’.
Kondisi Pantai di sekitar Pura
Segara Penimbangan
Kondisi Pantai sekitar dan timur
Pura Segara Penimbangan
Pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 5
Pengembangan pusat kuliner di
sekitar Pura Segara Penimbangan
Pantai Segara Penimbangan sisi
timur untuk jasa kano dan rekreasi
Pantai Segara Penimbangan
sebagai tempat rekreasi, mandi dan renang, serta memancing
Pantai Segara Penimbangan
sebagai pusat perikanan rumpun
Gambar 2.2. Kondisi Sekitar Lokasi Stasiun II (Sekitar Pura Segara Penimbangan)
Stasiun III (ST-III) adalah pantai Lovina, Kalibukbuk sebagai
stasiun kontrol II, Di perairan Pantai di sekitar patung dolfin,
dengan posisi : 08o07’00,5”LS dan 115o01’50,1”BT. Keadaan pantai
tidak mengalami abrasi, justru sebaliknya terjadi proses
pengendapan (accretion) yang cukup mengembirakan. Dasar
perairan terdiri dari pasir putih/coklat dan terumbu karang yang
cukup luas, dan merupakan perairan teluk yang tenang sehingga
sangat cocok untuk kegiatan mandi, renang dan rekreasi pantai.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 6
Monumen Pantai Lovina, sentral pariwisata dolphin
Monumen Pantai Lovina, sentral pariwisata dolphin
Pantai Kali Bukbuk/Lovina sebagai sentra kunjungan yach-yach manca
negara
Situasi perairan pantai Lovinan
Kondisi Pantai Lovina Kalibukbuk sisi barat
Kawasan relative bersih dari sampah krn truk DKP siaga
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 7
Situasi Pantai Lovina yang sarat
wisata dolphin attraction
Kawasan relative bersih dari sampah krn truk DKP siaga
Gambar 2.3. Stasiun III (Sekitar Pantai Lovina Patung Dolphin)
2.3 Waktu Pemantauan
Kegiatan pemantauan lingkungan hidup di Perairan Pantai
Pemaron dan sekitarnya, dengan pengamatan kondisi fisik pantai,
pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan zooplankton),
dan makrozoobenthos serta pengamatan kondisi fisik lingkungan pantai
dilakukan pada 18-19 Desember tahun 2015.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 8
2.4 Metode Pemantauan a. Metode Pengambilan contoh 1. Komunitas Plankton
Pengambilan contoh komunitas plankton dilakukan dengan metode
cuplikan, yaitu dengan menyaring air laut sebanyak 1000 liter, dengan
jaring plankton (plankton net nomor 25). Air contoh yang
terkumpul/tersaring dalam satu botol dengan volume 50 ml diawetkan
dengan larutan formalin 4 %, dan lugol 75 %, untuk selanjutnya dilakukan
identifikasi dan perhitungan kelimpahannya secara mikroskopis di
Laboratorium Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas
Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.
Gambar 2.4 Pengambilan Contoh Komunitas Plankton
Perhitungan kelimpahan plankton : N = Q1/Q2 x V1/V2 x ni/P x 1/A
Keterangan :
N : Kelimpahan organismeplankton per liter Q1 : Luas cover gelas (400 mm2) Q2 : Luas lapang pandang (1,7663 mm2) V1 : Volume air tersaring /sampel (50 ml) V2 : Volume air yang diamati dibawah mikroskup (0,25) P : Jumlah lapang pandang (25 kali) A : Volume air yang disaring (1000 liter) ni : Jumlah individu plankton yang diamati
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 9
2. Komunitas Makrozoobenthos Dalam kegiatan pemantauan biota air laut untuk komunitas benthos
difokuskan hanya pada kelompok makrozoobenthos, yaitu hewan benthos
yang tersaring oleh saringan dengan mata jaring 1 mm2. Pengambilan
contoh makrozoobenthos di dasar pantai dilakukan dengan menggali
substrat dasar seluas 25 x 25 cm2 menggunakan skop sebanyak 25 kali
ulangan dan dikompositkan. Selanjutnya substrat tersebut disaring
dengan ayakan (mata saringan 1 mm2). Benthos yang tertangkap
diawetkan pada larutan alkohol 70 % atau formalin 5 %, selanjutnya
dilakukan identifikasi dan perhitungan kelimpahannya di Laboratorium
Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 10
Gambar 2.5 Pengambilan Contoh dan Specimen Makrozoobenthos
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 11
b. Metoda Analisis Komponen Biota Laut Analisis Struktur komunitas plankton, dan makrozoobenthos
dengan pendekatan analisis indeks seperti indeks keanekaragaman jenis
Shannon-Wiener, indeks keseragaman dan indeks dominansi.
Perhitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk komunitas
menggunakan logaritma basis dua. Untuk menyederhanakan perhitungan
dilakukan transformasi dari log2 ke logaritma basis 10 (Legendre and
Legendre 1983).
Formulasi Indeks Keragaman Shannon-Wiener sebagai berikut :
H = - pi log2 pi
H = 3,322 [ Log N - ( ni log ni)/N]
Dimana :
H : Indeks keragaman jenis (Shannon-Wiener)
N : Jumlah total individu dalam komunitas (ni)
ni : Jumlah individu species /jenis ke i
pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)
Indeks keseragaman jenis (equitability) / E sebagai pendekatan yang
menggambarkan penyebaran species yang berbeda dalam suatu
komunitas yang dihitung dengan rumus :
E = H / H max dimana :
H max : log2 S
S : jumlah jenis (taxa).
Perhitungan indeks dominansi jenis dengan formulasi sebagai berikut : Id = (pi)2
Id : Indeks dominansi jenis.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)
II ~ 12
pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)
Untuk melakukan analisis indeks dan menarik kesimpulan, digunakan nilai tolok ukur seperti Tabel 2.1. di bawah ini. Tabel 2.1 Tolok Ukur Kuantitatif Analisis Biota Air Laut
TolokUkur Keterangan Indeks Keanekaragaman (H) H < 1,0 Keragaman jenis tergolong rendah, miskin,
produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.
1.0<H<3,322 Keragaman jenis tergolong sedang, produk tivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seim bang, tekanan ekologis sedang.
H > 3,322
Keragaman sangat tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis.
Indeks Keseragaman (E) E < 0,5 Keseragaman jenis tergolong rendah, artinya
distribusi indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas tidak seimbang dan ekosistem labil.
0,5< E < 0,75 Keseragaman jenis tergolong sedang, artinya distribusi indivividu masing-masing jenis cukup seimbang dan ekosistem agak stabil.
E > 0,75 Keseragaman jenis tergolong tinggi, artinya distribusi indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas sangat seimbang dan ekosistem sangat stabil.
Indeks Dominansi (Id) Id < 0,4 Tidak adanya dominansi, perkembangan jenis
seimbang 0,4 <Id < 0,8 Ada dominansi yang ringan, tekanan ekologis ringan–
sedang,
Id 0,8 Nyata adanya dominansi, kondisi tercemar berat,
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-1
BAB III HASIL PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT
DI PERAIRAN PANTAI PEMARON
Pada waktu 18-19 Desember Tahun 2015 di Pantai Pemaron dan
sekitarnya, keadaan cuaca cerah, perairan agak surut dan perairan relatif
tenang, tidak gelombang dan airnya jernih sehingga tidak mengganggu
kenyamanan pengambilan contoh, dan kondisi substrat dasar perairan
pantai cukup stabil sehingga tidak sulit menemukan biota makrozoo-
benthos pada waktu sampling. Pengulangan dilakukan beberapa kali
adalah untuk mendapatkan tingkat komposisi specimen yang
representatif.
3.1 Kondisi Fisik Perairan Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai Kali Bukbuk Lovina
Berdasarkan pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif pada
pemantauan 18-19 Desember Tahun 2015, kondisi fisik pantai sudah
bagus dengan stabilitas yang baik karena dampak pengamanan pantai.
Mulai dari Pantai Segara Penimbangan, Pantai Pemaron, dan Pantai
Kalibukbuk Lovina sisi Timur sudah mendapatkan proyek pengamanan
dan penataan pantai berupa dinding pantai (seawall atau revertment), dan
pembangunan jalan setapak dengan paping blok, serta penataan
landscape pertamanan pantai. Khususnya di kawasan Pantai Lovina
Kalibukbuk, pantainya masih alami, proyek pantai berupa : pembangunan
dermaga yatch, penataan landscape pertamanan dan penataan artshop
souvenir.
Dalam pemantauan terakhir dengan adanya dinamika hidro-
oseanografi pantai, terpantau mulai nampak pada beberapa ruas pantai
kembali mengalami abrasi (khususnya di sekitar Pura Segara
Penimbangan), dan sedimentasi/ penambahan pengisian pasir (pada
pantai Kalibukbuk Lovina).
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-2
1. Kebersihan Pantai
Dengan sudah dilakukan proyek pengamanan dan penataan
kawasan pantai yang ditindaklanjuti dengan program pengelolaan,
pemeliharaan dan penanganan sampah secara terpadu. Pada
pemantauan triwulan terakhir 18-19 Desember 2015, terpantau bahwa
program penataan, tamanisasi dan kebersihan pantai di Kawasan
Pariwisata dan sekitarnya sudah berjalan dengan baik dan terprogram,
dimana tiga ruas/kawasan pantai yang terpantau yaitu Pantai Pemaron,
Pantai Segara Penimbangan dan Pantai Lovina Kalibukbuk kondisinya
sudah cukup baik, cukup bersih dan tertata cukup indah dan nyaman.
Dibandingkan dengan pemantauan bulan Maret, Juni dan
September 2015 terpantau bahwa tingkat kebersihan pantai jauh lebih
baik.
Pantai Lovina Kalibukbuk Pantai Lovina Kalibukbuk
Pantai Lovina Kalibukbuk Pantai Lovina Kalibukbuk
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-3
Pantai Pemaron sisi barat Pantai Pemaron muara sungai
Pantai Pemaron sisi Timur Lokasi instalasi Penyaluran BBM
Kondisi kebersihan pantai di Pantai Pemaron
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-4
Kondisi kebersihan pantai dan tidak ada akumulasi sampah di
Pantai Segara Penimbangan Gambar 3.1 Kondisi kebersihan pantai di Pemaron, Segara Penimbangan dan Pantai Lovina Kalibukbuk 2. Kodisi fisik pantai
Hasil pemantauan. 18-19 Desember Tahun 2015 ditemukan bahwa
di sepanjang Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai
Kali Bukbuk Lovina secara umum kondisi pantai semakin membaik,
tingkat abrasi pantai sudah menurun karena dalam beberapa tahun
terakhir sudah dilakukan rehabilitasi dengan proyek pengamanan pantai
dengan tipe tembok pantai (sea wall/revertment) dan perpaduan krib-krib
khususnya pantai dengan muara sungai. Pantai-pantai yang sudah
dilakukan pengamanan sedang terjadi normalisasi menuju format/tipologi
pantai yang baru, kecuali ruas pantai Pantai Segara Penimbangan
terutama kondisi crib/revertment di depan Pura masih Nampak kerusakan
pantai (Gambar 3.2).
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-5
a. Kondisi fisik pantai di stasiun I
Pantai Pemaron, kondisinya sudah jauh berbeda dan lebih stabil
dan sudah tertata dengan baik, dengan jalan pantai berpaping. Kondisi
perairan pantai saat pemantauan; pantai lebih bersih, air laut di muara
sungai Pemaron jernih, dan tidak ditemukan akumulasi sampah.
Disamping itu di muara sungai Pemaron tidak terjadi penggerusan ke arah
hulu, justru yang terjadi mulut sungai tertutup sedimentasi/akumulasi
lumpur, dan pasir. Bibir sungai sudah dilakukan revertment dan
pembangunan tanggul untuk mencegah hempasan aliran banjir dan
gelombang laut yang masuk muara.
Pengendapan yang terjadi pada mulut sungai pada pemantauan
bulan 18-19 Desember 2015 berupa hamparan gundukan /beting pasir
(sand down) yang cukup tinggi di depan mulut muara, yang mengganggu
keseimbangan transport material pantai (long shore current sedimen
transport), justru pada pemantauan September 2015 tidak muncul kondisi
ini, pola/dinamika arus pantai dan masukan aliran sungai (river run off)
musimm penghujan ini memberikan dampak seperti yang terpantai
sekarang.
Gambar 3.2. Kondisi pantai di Stasiun I Pantai Pemaron
Kondisi Pantai Pemaron sebelah
Timur jalur pipa BBM (tdk ada abrasi)
Ada endapan pasir dan lumpur di
mulut sungai Pemaron
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-6
b. Kondisi pantai di stasiun II
Pantai Segara Penimbangan juga sudah mengalami rehabilitasi
dari proses abrasi sebelum, dengan pengamanan pantai dengan
membangun dinding (revertment) pantai, dan pemasangan krib-krib di
pelataran jaba Pura Segara Penimbangan dengan kongkrit blok, serta
pembuatan jalan setapak menyusur pantai dengan pengerasan paping.
Kondisipantai stasiun II terpantau sudah cukup baik, rehabilitasi
kembali yang dilakukan dengan menggunakan bis-bis yang dicor dengan
beton sudah selesai. Estetika pantai sangat berubah, dari pantai yang
alami menjadi yang bertebing sehingga terkesan kurang menarik, akan
tetapi sudah suatu keharusan melakukan pengamanan pantai dengan
format ini. Program tamanisasi dan penataaan serta kebersihan yang
dicanangkan Pemerintah Kabuapten Buleleng sudah membawa
perubahan sangat nyata, menjadi lebih baik. Gambar 3.3 dibawah. .
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-7
Gambar 3.3 Kondisi pantai dan pemanfaatan pantai Di Stasiun II Pantai Segara Penimbangan
c. Kondisi pantai di stasiun III yaitu Pantai Lovina Kali Bukbuk (Patung Dolpin Lovina)
Secara umum kondisi pantai di kawasan ini masih alami tidak
mengalami abrasi, gundukan-gundukan pasir (sand dune) secara patchy
khususnya di muara sungai Kalibukbuk yang terpantau pada Maret 2015
sudah normal kembali. Pada waktu pemantauan bulan Juni 2015 kondisi
pantai tersebut ditemukan ada gerusan di sekitar dermaga yatch, akan
tetapi pada sisi barat patung dolphin hamparan pasir semakin melebar.
Kondisi pantai di Kali Bukbuk
Lovina (Monumen Dophin)
Kondisi pantai sisi barat monumen
patung dolphin
Kondisi pantai di Kali Bukbuk
pangkalan jukung wisata dolphin
Kondisi taman pantai di Kali
Bukbuk
Gambar 3.4 Kondisi pantai Stasiun III (Pantai Kali Bukbuk sekitar patung Dolphin Lovina)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-8
3.2 Komunitas Plankton
Komunitas plankton merupakan terminologi yang diberikan untuk
sekumpulan organisma air yang berukuran mikroskopis, yang
keberadaannya melayang-layang di dalam kolom air, terdiri dari plankton
nabati (phytoplankton) dan hewani (zooplankton). Keberadaan plankton
sebagai salah satu indikator biologi dan komponen penting untuk menilai
kesuburan, atau pencemaran suatu perairan.
Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan
sekitarnya, selama periode pemantauan 18-19 Desember Tahun 2015
disajikan sebagai berikut :
Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan
Pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun
kontrol yaitu 25-30 jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini
mengindikasikan bahwa di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya
masih cukup baik dan stabil bagi perkembangan dan pertumbuhan
komunitas plankton sebagai pondasi produktivitas primer di kawasan
pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di perairan pantai Pemaron
relatif tinggi,
Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu
dengan nilai berkisar antara 2.448 – 3.015 individu per liter. Nilai ini
termasuk kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di
stasiun III merupakan stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk
Levina sebagai stasiun kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun
I sebagai stasiun pusat kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan
pada pemantauan saat ini lebih tinggi dibandingan hasil triwulan ke
dua (Juni 2015) yaitu 2.574-2.754 individu per liter dan ketiga
(September 2015) yaitu 2.259-2.700 individu per liter.
Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan,
nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,58881 - 4,81322 bit (lebih besar dari nilai 3 bit). Nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-9
hasil pemantauan bulan September 2015 yaitu 4,46329-4,71727 bit dan Juni tahun 2015 yaitu 4,47766-4,66658 bit . Nilai ini memberikan
indikasi bahwa dampak terhadap keanekaragaman jenis plankton tidak
nyata terjadi di perairan sekitar pusat kegiatan, dan di stasiun kontrol
lainnya, dimana nilai keanekaragaman jenis antar stasiun tidak
berbeda secara nyata (non-significant). Nilai tertinggi didapatkan di
stasiun III yang merupakan stasiun kontrol kedua kegiatan PLTG
Pemaron, khususnya dampak dari ceceran limbah minyak dari
kegiatan bongkar HSD.
Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75
poin, yaitu 0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton
mempunyai keseimbangan dengan keseragaman jenis yang tinggi.
Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1
poin, yaitu 0,04336-0,04598 dan tidak berbeda nyata dengan hasil
bulan September 2015 sebesar 0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015
sebesar 0,03564-0,04255 yang berarti bahwa tidak adanya dominansi.
Nilai ini tergolong sangat kecil bahwa sama sekali tidak ada pengaruh
dominansi pada komunitas plankton karena tekanan-tekanan
lingkungan, baik lingkungan fisik-kimia maupun biologis.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan
pendekatan indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan
struktur komunitas plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun
kontrol lainnya sebagai indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik
atau tidak terpantau adanya dampak negatip yang nyata yang
”menyebabkan gangguan atau degradasi terhadap biota air laut khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat dampak adalah
sebagai berikut :
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan
pendekatan kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya
nilai-nilai struktur komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau
adanya dampak negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-10
tergolong besar dan penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD
BBM sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan
pengamanan yang memadai.
Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan
perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak
gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan
pantai tersebut.
Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan
komperatif dengan hasil pemantauan pada dua triwulan sebelumnya
(Maret, Juni, dan September tahun 2015) didapatkan bahwa struktur
komunitas plankton yang dilihat dari nilai kelimpahan, kekayaan jenis
indeks keanekaragaman jenis (diversity index), indeks keseragaman
(equitability /evenness index) dan dominanasi jenis; tidak nampak
adanya kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik peningkatan
(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan
disebabkan oleh dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan
bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif
meningkat dibandingkan dengan kondisi pada pemantauan
sebelumnya sebelumnya, demikian pula secara kualiatif perbedaan
nilai indeks tidak nyata (non-significant), atau dapat dinyatakan dalam
kurun waktu tiga bulan (tiga triwulan tahun 2015) berjalannya
operasional PLTGU Pemaron; deskripsi struktur komunitas plankton
relatif tidak berubah.
Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau
kematian massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adanya
dampak yang sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar
HSD yang menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas
plankton).
Pada waktu pemantauan kondisi cuaca agak bendung, perairan jernih
dan kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-11
sampling serta terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor
klimatologi selama dua kali pemantauan juga tidak berbeda nyata.
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan
analisis kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL
sebagaimana yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun
pengamanan pada saat bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan
penggantian pipa yang sudah umur untuk mitigasi kebocoran, dan
pengecekan harian pada sistem pipanisasi yang terbangun.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-12
Rekapitulasi hasil pemantauan struktur komunitas plankton di
perairan pantai Pemaron dan sekitarnya, disajikan pada Tabel 3.1
dibawah ini
Tabel 3.1. Hasil analisis Struktur Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron, (18-19 Desember Tahun 2015).
Hasil analisis Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron pada
18-19 Desember Tahun 2015 disajikan pada Tabel 3.2 s/d Tabel 3.4.
Parameter Struktur
Komunitas
Stasiun Pemantauan Nilai Kisaran Keterangan I II III
Nilai Kekayaan Jenis (S)
25 28 30 25-30 Kekayaan jenis rendah
Nilai Kelimpahan
Jenis (N) (ind /liter)
2.448 2790 3.015 2.448-3.015 Kelimpahan jenis tinggi
Nilai Indeks Keragaman
Jenis (H) 4,58881 4,77070 4,81322 4,58881 -
4,81322
Keanekaragaman jenis
Tinggi
Nilai Indeks Keserasian Jenis (E)
0,96211 0,98235 0,98823 0,96211-0,98823
Keseragaman jenis sangat
merata
Nilai Indeks Dominansi Jenis (D) 0,04598 0,04375 0,04336
0,04336-0,04598
Dominansi jenis
rendah/tidak ada indikasi dominansi
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-13
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-14
Tabel 3. 2 Komposisi dan Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Pantai Pemaron (Stasiun I : Perairan Pantai Pemaron Dermaga Jetty dan sekitarnya; pada 18-19 Desember Tahun 2015 )
No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L
A. Phytoplankton 1 Asterionella striatum - 3 - - 3 - - 1 - - - - - 3 - - 3 - - 3 - 3 - - - 19 171 2 Bacillaria sp - - 2 - - - - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - - 3 - 12 108 3 Bacteriastrum varians - - - 2 - - - - - - - 2 - - 2 - - - - - - - 2 - - 8 72 4 Chaetoceros affinis 2 - - - 3 - - - - - - - 1 - - - - 2 - - - - - - 8 72 5 Climacosphenia sp 2 - - - - - 3 - - - - - - - 3 - - - - - 2 - 3 - 1 14 126 6 Coscinodiscus lineatus - - - 3 - - - - - - 2 - - - - - 2 - - 3 - - - 2 - 12 108 7 Coscinodiscus radiatus - 2 - - 1 - - - 1 - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - 9 81 8 Cyclotella striata 3 - - - - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - - - - 1 - - 12 108 9 Dithylium sp - - 2 - - - - - - - 1 - - - - - - - - 3 - - - - 6 54
10 Fragilaria intermedia - - - - - 3 - - 2 - - - - 2 - - - - 3 - - - - 2 10 90 11 Gramatopora sp 2 - - - 2 - - - - - - 2 - - - - - - 2 - 2 - - 10 90 12 Hyalodiscus stelliger - 3 - - 3 - - 3 - - 3 - - - - - 3 - - - - - 3 - - 18 162 13 Hemiaulus indicus - - - - - - - - - - - - 3 - - 3 - - - - - - - - - 6 54 14 Lauderia sp 2 - - 2 - - 3 - - - - - - - - - - - 3 - - 2 - - - 12 108 15 Melosira sp - - - - - - - - 3 - - - - 3 - - - - - - - - - 2 - 8 72 16 Nitzschia aigma - - - - - 2 - - - - - - - 2 - - - 3 - - 2 - - - - 9 81 17 Pseudonotica sp - 3 - - - - - 3 - - - 1 - - - - 3 - - - - - - - - 10 90 18 Synedra fulgena - - - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - - - - 2 - - 6 54
B. Zooplankton 19 Nereis ( larva ) 3 - - - 2 - - - 2 - - - - 2 - - - 2 - - - 2 - 1 - 14 126 20 Podon ( larva ) - - 3 - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - - - 2 - - - 2 15 135 21 Calanus sp 2 - - - - - - - 2 - - 3 - - 2 - - - - - - - - - 3 12 108 22 Balanus ampitriate - - - 3 - - - 3 - - - - 2 - - 2 - - - - 3 - 1 - - 14 126 23 Pentacula (Holothuria sp.) - 3 - - - - - - 3 - - - - - - - 3 - - - - - - - - 9 81 24 Crustacean (Cirripedia) - - - 3 - 2 - - - - - - 2 - - - - - - 2 - - - 3 - 12 108 25 Holoturian larvae - 3 - - - - 1 - - - 1 - - - - - - 3 - - - 2 - - - 10 90
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-15
Jumlah Total Species (Taxa) : 25 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter) : 2448 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,58881 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,96211 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04598
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-16
Tabel 3.3 Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Pantai Segara Penimbangan Pemaron, (Stasiun II
: Sekitar Pantai Pura Segara Penimbangan, Depan Rangon Sunset; pada 18-19 Desember Tahun 2015)
No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L
A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp 3 - - - - - 2 - 3 - - - - - - - 3 - - - - - - - 3 14 126 2 Asterionella striatum - - - 3 - - - - - 2 - 2 - 3 - - - - - - 2 - - - 3 15 135 3 Bacillaria sp - 2 - - - - 3 - - - - 2 - - 1 - - - 1 - - - 2 - 1 12 108 4 Climacosphenia sp - - - - 2 - 3 - - - 3 - - - - - 2 - - - 2 - - - - 12 108 5 Coscinodiscus lineatus 3 - - 2 - - - 3 - - - - - - - 2 - - 3 - - - - - 3 16 144 6 Coscinodiscus radiatus - - - - - 3 - - - - 2 - 3 - - - - - - - - - 2 - - 10 90 7 Cyclotella striata - - 2 - - 3 - - - 2 - - - 3 - - - - - - 2 - - - - 12 108 8 Dithylium sp 3 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 2 - - - 2 10 90 9 Fragilaria intermedia - - - - 1 - - 2 - - - 2 - - - 2 - 3 - - - - - - - 10 90 10 Gramatopora sp - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - - - - - 2 - - - 3 - - 12 108 11 Hyalodiscus stelliger - - - 2 - - - - - - - 2 - - 3 - - - - - 2 - - - - 9 81 12 Leucosolenia sp 3 - - - - - 3 - - - - - - - - - - 2 - - - - - 2 10 90 13 Lauderia sp - - - - - - - - 3 - - - 2 - - - - - 1 - - - - - 6 54 14 Nitzschia aigma - 3 - 2 - - - 3 - - - - - - - 3 - - - - - - - - 3 14 126 15 Rhizosolenia acuminata - - - - - - - - - 3 - - - - 3 - 3 - - - - - - 1 - 10 90 16 Planktonella sp - 3 - - 3 - - - - - 2 - - - - - - - - 2 - - - 11 99 17 Pseudonotica sp - - - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - 3 - - - - - 7 63 18 Rhizosolenia acuminata - - - - - - 2 - - - - - - - - 2 - 2 - - - - - 2 - 8 72 19 Synedra fulgena - 2 - 3 - - - - - - - - - 2 - - - - 3 - - 2 - - - 12 108 20 Chaetoceros sp - - - - - 3 - - 3 - - - - - - - - - - - - 3 - - 9 81 21 Ceratium sp 3 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 2 - - - 2 10 90
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-17
B. Zooplankton 22 Podon ( larva ) - - 3 - - - 3 - - - - - - - 2 - - - - 3 - - - - 11 99 23 Paracalanus parvus - - - - - - - 2 - 3 - - 3 - - - 3 - - - 2 - 3 - 16 144 24 Calanus sp - 3 - - 2 - - 3 - - - - - - 3 - - - - - - - - - - 11 99 25 Sincalanus aureus - - - - - 3 - - - - - - 2 - - - 3 - - 2 - - 2 - - 12 108 26 Crustacean larva - - - - - - 2 - - - - 3 - - - - - - 2 - - - - - - 7 63 27 Neriis larva - - 3 - - - - - 2 - 3 - - - - 2 - - - - - - - - 2 12 108 28 Balanus ampreite 2 - - - 2 - - 3 - - - - 2 - - - - - - - 3 - - - - 12 108
Jumlah Total Species (Taxa) : 28 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter) : 2790 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,77070 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,98235 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04375
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-18
Tabel 3.4. Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Lovina (Stasiun III : Perairan Pantai Patung Dolfin Lovina; pada 18-19 Desember Tahun 2015)
No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L
A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp - - 3 - - - 3 - - - - - 3 - - - - 3 - - - - - 3 - 15 135 2 Asterionella striatum - - - - 2 - - 3 - - - - - 3 - - - 2 - - 2 - - 3 15 135 3 Bacillaria sp 2 - - - - 3 - - - - - 2 - 3 - - 3 - - 1 - - - - - 14 126 4 Bacteriastrum varians - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - - 2 - - - - 12 108 5 Chaetoceros affinis - - - - 3 - - 3 - - - - - - - - - 2 - - 2 - - - 10 90 6 Climacosphenia sp - - 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 3 - - 8 72 7 Coscinodiscus lineatus - 3 - - - - - - - 2 - - 3 - - 2 - - - 2 - - - - 2 14 126 8 Coscinodiscus radiatus - - - - 2 - 3 - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - 8 72 9 Cyclotella striata - - - 2 - 2 - 3 - - - - - - - - 3 - - - - - 2 - 12 108 10 Dithylium sp 3 - - - 2 - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - 8 72 11 Fragilaria intermedia - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 2 - - 2 - - 3 9 81 12 Gramatopora sp 2 - - - 2 - - - - - - - 3 - - - 3 - - - - - - - - 10 90 13 Hyalodiscus stelliger 2 - - - 2 - - - - - - - 3 - 2 - - 3 - - 2 - - - - 14 126 14 Hemiaulus indicus - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - - - 2 - - - 3 - - 12 108 15 Leucosolenia sp - 2 - - - 3 - - - - - 2 - - - - - - - - - - - 3 10 90 16 Lauderia sp - - - - - - - - - - 2 - - - - 3 - - - 3 - - - - 8 72 17 Melosira sp - - - - 3 - 2 - - - 2 - - - - - - - 2 - - - - 3 - 12 108 18 Nitzschia aigma - - 3 - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 3 - - - 9 81 19 Rhizosolenia acuminata - - - - - - - - - 2 - - - - - 3 - - - - - - - - 3 8 72 20 Synedra fulgena 2 - - - - 3 - - - - - 2 - 3 - - - - - - 2 - - - - 12 108 21 Skeletonema costatum - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - - - - 3 - - - - - - - 10 90 22 Ceratium aurium 2 - - - 2 - - - - - - - 2 - 2 - - - - - - 2 - - - 10 90 23 Triceratium sp - - 3 - - - 1 - 3 - - - - - - - - - - 2 - - 3 - - 12 108
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-19
B. Zooplankton 24 Holoturian larvae 2 - - - - 2 - - - - - 2 - 2 - - 3 - - 2 - - - - 2 15 135 25 Sincalanus aureus - - - 2 - - - 2 - - 3 - - - 3 - - - - - 2 - - - - 12 108 26 Crustacean larva 2 - - - 2 - - - - - - - 3 - - - 3 - - - - - - 2 - 12 108 27 Podon ( larva ) - - - - 3 - - 3 - - - - - - - - - 2 - - 2 - - - 10 90 28 Paracalanus parvus - - 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 2 - 3 - - 8 72 29 Calanus sp - 3 - - - - - - - 2 - - 3 - - 2 - - - 2 - - - - 2 14 126 30 Balanus ampitriate - - - - 2 - 3 - - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - - 12 108
Jumlah Total Species (Taxa) : 30 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter) : 3015 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,67464 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99449 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04663
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-20
3.3 Komunitas Makrozoobenthos
Komunitas makrozoobenthos adalah salah satu komponen biologi
perairan yang sangat strategis dalam sistem ekologi pantai dan sering
dijadikan indikator dalam menilai kualitas dan tingkat cemaran suatu
ekosistem perairan. Makrozoobenthos adalah sekelompok organisme
fauna air yang hidupnya pada habitat dasar perairan, baik sebagai epi-
fauna (di permukaan dasar perairan) maupun hipo-fauna (meliang, masuk,
atau membenamkan diri di dalam dasar); yang berukuran lebih besar dari
1 milimeter, dan dapat tersaring dengan saringan 1.0 mm2.
Kajian terhadap komunitas makrozoobenthos di perairan pantai
Pemaron dan sekitarnya (wilayah dampak dari operasional PLTGU
Pemaron) meliputi : makrozoobenthos yang menempel atau merayap
pada permukaan dasar perairan (batu dan karang), dan makrozoobenthos
strata bawah yaitu makrozoobenthos yang sebagian atau totalitas
hidupnya di dalam substrat dasar perairan (meliang/membuat
lubang/terbenam di pasir). Kondisi cuaca pada waktu pemantauan adalah cerah, gelombang
kecil, arus menyusur pantai tenang dan diperkirakan terjadi aliran dari
daratan atau sungai karena di pantai sekitar muara sungai munculnya ,
gundukan pasir-lumpur, akan tetapi tidak begitu sulit menemukan
makrozoobenthos. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan pendekatan
analisis komprehensif menggunakan data primer dan data skunder. Data
jenis makrozoobenthos dengan karakteristiknya masih memadukan
dengan temukan terdahulu seperti disajikan pada Tabel 3.5.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-21
Tabel 3.5. Jenis-Jenis dan Karakteristik Makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya
No Filum dan Famili
Nama Jenis Karakteristik
1. Annelida Cacing dengan tubuh beruas-ruas (segmented worms), seluruh tubuhnya dipenuhi chaete. Hidupnya meliang di dalam substrat, tidak nampak di permukaan. Cacing ini digunakan sebagai umpan memancing ikan.
Nereidae Nereis sp Eunice sp
2. Crustacea Penaeidae Metapenaeopsis sp Jenis-jenis udang yang sudah
umum dikenal dengan udang kresek/baring.
Grapsidae Grapsus albolineatus
Kepiting, jenis ini bisa diamati langsung pada substrat keras di kawasan seperti : beton/tiang, substrat kayu, dan batu karang.
Sesarma picta
Ocypodidae Uca Rosea Keberadaannya di pantai berpasir Kelompok ini dikenal dengan kepiting Canggah atau Kepiting Kertah (The Fiddler Crabs).
Uca tetragonon Uca lactea
Paguridae Dardanus megistea
Kepiting udang (omang-omang)
Xanthidae Lophozozyma picor
Kepiting segiempat
Callappidae Callappa hepatica
Kepiting segitiga
3 Moluska Gastropoda Littorinidae Littorina scabra Banyak menempel di bati dan
akar/batang pohon di pantai Neritidae Nerita undata Menempel di batu dan karang. Nerita costata Menempel di batu dan karang. Septaria sp Menempel di batu dan karang. Strombidae Strombus
labiatus Ditemukan di antara batu, menempel dan di dalam substrat, pada daun rumput laut (Cymodocea sp dan Halimeda sp. serta Sargassum sp. Mempunyai cangkang tebal, operculum tebal, berkapur dan keras, hidup dilaut dangkal dan berkarang. Membenamkan diri dengan
Strombus urceus
Strombus dilatatus
Strombus sp
Naticidae Natica gualtieriana
Cypraeidae Cypraea moneta
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-22
Muricidae Thais sp cangkang di dalam sumstrat berpasir, di habitat padang lamun. Morula
margariticola
Morula granulata
Nassariidae Nassarius coronatus
Turbinidae Turbo cidaris
Turbo sp
Astrea sp
Territellidae Territella terobra
Patellidae Callana sp
Thiaridae Melanoides terulosa
Olividae Oliva recticulata
Oliva mucronata Bivalvia -Psammobiidae Asaphis violascens Kerang-kerangan dengan cangkang
umumnya tipis,bentuk memanjang, pallial sinusnya besar, umumnya cangkang ungu tau semu merah, juga membenamkan diri di substrat pasir.
-Pinnidae Pinna muricata
Pinna bicolor
Archidae Anadara granosa
Barbatia decossata
Tellinidae Tellina sp
4.Echinodermata - Ophiuroidea Ophiarachna sp Bintang mengular pada bebatuan dan
antar karang dan padang lamun. Tetapi ukuran relatif kecil-kecil
- Echinoidea Diadema seoeum Bulu babi duri hitam Echinothrix
calamaris Bulu babi, habitat karang
- Holothuroidea Holothuria atra mentimun laut Holothuria scbra mentimun laut
Acuan Determinasi : Dharma, B. (1988), Dharma,B. (1992), Crane, J. (1975), Mather, P. and I. Bennett (1984) dan Nybakken, J.W. (1988)
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-23
Cypraea sp
Morula sp
Echinoidea
Barbatia sp
Morula granulata
Nerita sp dan Septaria sp
Nassarius sp
Kepiting Segitiga (juvenille)
Astraea sp dan Thais sp
Bintang mengular dan Tripang
Kepiting segiempat
Turbo petholatus
Oliva mucronata
Melanoides torulosa
Callana radiata
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-24
Kepiting Uca (juvenile)
Kerang Pinna bicolor
Nerita planospira
Strombus dilatatus
Littorina scabra
Oliva recticulata
Strombus urceus
Morula sp
Conus sp
Turbo sp
Kerang Tellina sp
Strombus sp
Holothuria (tripang)
Siput Strombus labiatus
Cerithidea sp dan Territella terebra
Gambar 3.5 Jenis-jenis organisme makrozoobenthos yang disampling di Pantai Pemaron dan sekitarnya.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-25
Hasil analisis kuantitatif pada komunitas makrozoobenthos, hasil pemantauan
di perairan Pantai Pemaron disajikan pada Tabel 3.6 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6. Hasil analisis Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron, 18-19 Desember Tahun 2015.
Parameter Struktur
Komunitas
Stasiun Pemantauan Nilai
Kisaran Keterangan
I II
III
Nilai Kekayaan Jenis (S) 24 25 27 24-27 Kekayaan jenis
Kecil Nilai Kelimpahan
Jenis (N) (ind /liter)
310 470 485 310 - 483 Kelimpahan jenis sedang
Nilai Indeks Keanekaragam
an Jenis (H) 4,34426 4,34618 4,58834 4,34426-
4,58834 Keragaman
tinggi
Nilai Indeks Keseragaman
Jenis (E) 0,96455 0,96652 0,97263 0,96455-
0,97263 Keseragaman
sedang s/d tinggi
Nilai Indeks Dominansi Jenis
(D) 0,12265 0,10098 0,03668 0,03668-
0,12265 Tidak ada dominansi
Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan
pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak 24-27 jenis
dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan pantai
Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung perkembangan dan
pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai indikator biologi
pencemaran perairan.
Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu berkisar
antara 310 - 483 individu per area sapuan. Nilai hasil pemantauan saat ini lebih
baik dari bulan September 2015 sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360 individu per area sapuan. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III
(perairan Pantai Kalibukbuk yang merupakan stasiun kontrol). Nilai
kelimpahannya paling rendah di stasiun I yaitu 310 individu per area sapuan,
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-26
Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai hampir merata antar stasiun
yaitu berkisar 4,34426-4,58834 bit. Nilai ini juga meningkat dibandingkan
pemantauan sebelumnya yaitu bulan September 2015 sebesar 4,19537-4,62731 bit dan bulan Juni 2015 sebesar 3,24790-4,46418 bit, nilai ini mengindikasikan
bahwa Keragaman jenis makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya
prikehidupan makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak
nampak ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan
pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.
Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,96455-0,97263, lebih baik dari bulan September 2015 sebesar 0,91435-0,96253 dan Juni yaitu 0,73943-0,97364 bit. Nilai tertinggi didapatkan di Stasiun III Pantai Kalibukbuk
Lovina yang merupakan stasiun control ke dua.
Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,03668-0,12265 artinya
tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada komunitas
makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan
indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas
makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai berikut
:
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan
indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas makrozoobenthos
seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang terjadi, apalagi dampak
yang tergolong besar dan penting yang disebabkan oleh operasional dermaga
jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu kegiatan bongkar HSD sudah
dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai.
Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan
komperatif dengan hasil pemantauan bulanb Maret, Juni dan September 2015
didapatkan bahwa struktur komunitas makrozoobenthos, baik kekayaan jenis
(species richness), kelimpahan (abundance), keanekaragaman (diversity),
keseragaman (equitability), dan dominanasi jenis; nilainya lebih baik, akan tetapi
tidak nampak adanya kecendrungan (trend) perubahan yang menjolok, baik
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-27
peningkatan (increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan
disebabkan oleh operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM.
Kondisi komunitas Makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berfluktuasi secara
nyata dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, dan dalam katagori level baik
dan tinggi.
Kelimpahan makroozoobenthos sedang, diduga karena habitat makrozoobenthos
sudah membaik, tidak terjadi sedimentasi pantai yang luas, dan hempasan
gelombang sangat kecil (tenang). Disamping itu substrat dasar yang merupakan
hamparan terumbu karang keras (hard corals) sudah mulai membaik,
tumbuhnya juvenile-juvenile terumbu karang, dan rendahnya masukan (run off)
sampah, pasir hitam, dan lumpur ke perairan pantai yang umumnya menghambat
perkembangan komunitas makrozoobenthos. Hasil pemantauan 18-19
Desember Tahun 2015, setruktur komunitas makrozoobenthos tidak berbeda
jauh dengan nilai hasil pemantauan sebelumnya sehingga tidak ditemukan
perubahan yang nyata, justru hasilnya lebih baik.
Fluktuasi struktur komunitas makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berbeda
nyata karena nilai-nilai kuantitatif masih dalam kisaran kategori baik-sangat baik.
Dinamika pantai seperti perubahan habitat dasar perairan, adanya pelumpuran
dan perubahan gelombang, yang umumnya membawa konsekuensi pada habitat
benthos tidak terpantau terjadi pada waktu pemantauan, tidak terpantau adanya
akumulasi sampah di perairan, terutama karena limpasan dari sungai dan aliran
permukaan tidak terjadi.
Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas
makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya akumulatif
(akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan gangguan dan
kematian massal biota benthos).
Juga tidak terpantau terjadinya proses akumulasi pasir dan lumpur pada zona-
zona tertentu, munculnya beting pasir pada pemantauan tahun sebelumnya
yang justru dampaknya sangat buruk pada komunitas makrozoobenthos karena
dapat menutupi substrat dasar dan menimbun hewan benthos yang tidak mampu
bergerak (sessile). Hasil pemantauan terakhir kondisi substrat dasar perairan
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-28
sangat stabil sehingga komunitas makzoobenthos mampu tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis
kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang
ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat
kegiatan bongkar HSD BBM.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-29
Tabel 3.7 Hasil analisis kuantitatif komunitas makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya, 18-19 Desember Tahun 2015.
No Kelompok/ Famili
Species Stasiun Pemantauan
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
1 Annelida Nereidae Nereis sp 20 35 25 Eunice sp 10 25 20
2. Crustacea Penaeidae Metapenaeopsis sp 15 15 10 Grapsidae Grapsus albolineatus 15 - 20 Sesarma picta 15 - 15 Ocypodidae Uca Rosea 10 15 - Uca lactea - 5 - Paguridae Dardanus megistea - 15 5 Xanthidae Lophozozyma picor 5 - 10 Callappidae Callappa hepatica - 25 -
3. Moluska Gastropoda Littorinidae Littorina scabra 35 55 15 Neritidae Nerita undata 15 35 15 Nerita costata 15 20 10 Septaria sp 10 5 - Strombidae Strombus labiatus - 15 25 Strombus urceus 10 - 20 Naticidae Natica gualtieriana 5 - 15 Cypraeidae Cypraea moneta - 15 35 Muricidae Thais sp 5 - 15 Morula margariticola 15 5 - Morula granulata - 15 25 Nassariidae Nassarius coronatus 5 5 Turbinidae Turbo sp 15 5 - Astrea sp 5 - 25 Patellidae Callana sp 5 10 -
Bivalvia Psammobiidae Asaphis violascens - 35 25 Pinnidae Pinna muricata 10 30 15 Archidae Anadara granosa 5 - 30 Tellinidae Tellina sp - 45 15
- 4. Echinodermata 15 - Ophiuroidea Ophiarachna sp 15 15 15
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-30
- Echinoidea Diadema seoeum 25 - 20 Echinothrix calamaris 25 15 30 - Holothuroidea Holothuria atra 5 5 15 Holothuria scbra - 5 10
Nilai Kekakayaan Jenis/taxa (S) : 24 25 27
Nilai Kelimpahan Jenis (N) : 310 470 485 Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H) : 4,34426 4,34618 4,58834
Nilai Indeks Keserasian Jenis (E) : 0,96455 0,96652 0,97263 Nilai Indeks Dominansi Jneis (D) : 0,12265 0,10098 0,03668
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
BAB IV KESIMPULAN
Pemantauan komponen biota air laut, khususnya komunitas plankton
dan makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dilakukan pada tanggal
18-19 Desember Tahun 2015. Berdasarkan analisis kualitatif dan kuantitatif
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :
4.1 Kondisi Lingkungan fisik Berdasarkan pengamatan secara visual kondisi lingkungan fisik pantai
Pemaron dan sekitarnya cukup baik dan sudah tertata, karena sudah dilakukan
kegiatan pengamanan pantai, demikian pula di kawasan Pura Segara
Penimbangan sudah semakin baik, hanya pada sisi timur masih terjadi
kerusakan krib-krib dan sedang dilakukan konstruksi pemasangan krib-krib
barupa selongsong beton yang akan lakukan pengerasan dengan dicor beton.
Demikian pula halnya dengan kebersihan dan keindahan (nilai estetika) pantai,
sudah nyata perubahannya karena mulai dilakukan pembangunan dan
penataan taman-taman di lingkungan pantai, terutama nampak di kawasan
pariwisata. Khususnya di pantai Pemaron sebagai pusat kegiatan, tidak lagi
terpantau adanya kontaminasi minyak, yang mengapung (floating) membentuk
lapisan tipis di permukaan.
Dalam kerangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah
pantai khususnya pantai wisata, pemerintah Kabupaten Buleleng dengan
pemangku kepentingan lainnya di wilayah pesisir dan pantai sudah melakukan
gerakan bersih pantai (beach clean Up), dan program ini secara rutin sudah
dilakukan, sehingga ruang pantai jauh lebih bersih dan indah serta tidak ada
lagi akumulasi sampah-sampah di ruas pantai.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
4.2 Komunitas Plankton
Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan
sekitarnya, selama periode pemantauan 18-19 Desember Tahun 2015
disajikan sebagai berikut :
Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan Pantai
Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun kontrol yaitu 25-
30 jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di
perairan pantai Pemaron dan sekitarnya masih cukup baik dan stabil bagi
perkembangan dan pertumbuhan komunitas plankton sebagai pondasi
produktivitas primer di kawasan pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di
perairan pantai Pemaron relatif tinggi,
Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu dengan
nilai berkisar antara 2.448 – 3.015 individu per liter. Nilai ini termasuk
kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III
merupakan stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk Levina sebagai
stasiun kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun I sebagai stasiun
pusat kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan pada pemantauan saat
ini lebih tinggi dibandingan hasil triwulan ke dua (Juni 2015) yaitu 2.574-
2.754 individu per liter dan ketiga (September 2015) yaitu 2.259-2.700
individu per liter.
Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan,
nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,58881 - 4,81322 bit (lebih
besar dari nilai 3 bit). Nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai hasil
pemantauan bulan September 2015 yaitu 4,46329-4,71727 bit dan Juni
tahun 2015 yaitu 4,47766-4,66658 bit . Nilai ini memberikan indikasi bahwa
dampak terhadap keanekaragaman jenis plankton tidak nyata terjadi di
perairan sekitar pusat kegiatan, dan di stasiun kontrol lainnya, dimana nilai
keanekaragaman jenis antar stasiun tidak berbeda secara nyata (non-
significant). Nilai tertinggi didapatkan di stasiun III yang merupakan stasiun
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
kontrol kedua kegiatan PLTG Pemaron, khususnya dampak dari ceceran
limbah minyak dari kegiatan bongkar HSD.
Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75 poin,
yaitu 0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton mempunyai
keseimbangan dengan keseragaman jenis yang tinggi.
Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1 poin,
yaitu 0,04336-0,04598 dan tidak berbeda nyata dengan hasil bulan
September 2015 sebesar 0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015 sebesar 0,03564-0,04255 yang berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini
tergolong sangat kecil bahwa sama sekali tidak ada pengaruh dominansi
pada komunitas plankton karena tekanan-tekanan lingkungan, baik
lingkungan fisik-kimia maupun biologis.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan
indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan struktur komunitas
plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun kontrol lainnya sebagai
indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik atau tidak terpantau adanya
dampak negatip yang nyata yang ”menyebabkan gangguan atau degradasi terhadap biota air laut khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat
dampak adalah sebagai berikut :
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan
pendekatan kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya nilai-
nilai struktur komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau adanya
dampak negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang tergolong
besar dan penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD BBM sudah
dilakukan pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan pengamanan yang
memadai.
Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan
perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak
gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan pantai
tersebut.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan
komperatif dengan hasil pemantauan pada dua triwulan sebelumnya
(Maret, Juni, dan September tahun 2015) didapatkan bahwa struktur
komunitas plankton yang dilihat dari nilai kelimpahan, kekayaan jenis indeks
keanekaragaman jenis (diversity index), indeks keseragaman (equitability
/evenness index) dan dominanasi jenis; tidak nampak adanya
kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik peningkatan (increase)
maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh
dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM.
Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif meningkat dibandingkan
dengan kondisi pada pemantauan sebelumnya sebelumnya, demikian pula
secara kualiatif perbedaan nilai indeks tidak nyata (non-significant), atau
dapat dinyatakan dalam kurun waktu tiga bulan (tiga triwulan tahun 2015)
berjalannya operasional PLTGU Pemaron; deskripsi struktur komunitas
plankton relatif tidak berubah.
Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau kematian
massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adanya dampak yang
sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang
menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas plankton).
Pada waktu pemantauan kondisi cuaca agak bendung, perairan jernih dan
kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk
sampling serta terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor klimatologi
selama dua kali pemantauan juga tidak berbeda nyata.
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis
kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana
yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada
saat bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan penggantian pipa yang
sudah umur untuk mitigasi kebocoran, dan pengecekan harian pada sistem
pipanisasi yang terbangun.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
4.3 Komunitas Makrozoobenthos Struktur komunitas makrozoobenthos di Pantai Pemaron dan
sekitarnya dengan karakter sebagai berikut :
Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan
pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak 24-27 jenis
dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan
pantai Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung
perkembangan dan pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai
indikator biologi pencemaran perairan.
Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu
berkisar antara 310 - 485 individu per area sapuan. Nilai hasil
pemantauan saat ini lebih baik dari bulan September 2015 sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360 individu per area sapuan. Kelimpahan
tertinggi ditemukan di stasiun III (perairan Pantai Kalibukbuk yang
merupakan stasiun kontrol). Nilai kelimpahannya paling rendah di stasiun I
yaitu 310 individu per area sapuan,
Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai hampir merata antar
stasiun yaitu berkisar 4,34426-4,58834 bit. Nilai ini juga meningkat
dibandingkan pemantauan sebelumnya yaitu bulan September 2015
sebesar 4,19537-4,62731 bit dan bulan Juni 2015 sebesar 3,24790-4,46418 bit, nilai ini mengindikasikan bahwa Keragaman jenis
makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya prikehidupan
makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak nampak
ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan
pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.
Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,96455-0,97263, lebih baik dari bulan September 2015 sebesar 0,91435-0,96253
dan Juni yaitu 0,73943-0,97364 bit. Nilai tertinggi didapatkan di Stasiun III
Pantai Kalibukbuk Lovina yang merupakan stasiun kontrol.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,03668-0,12265
artinya tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada
komunitas makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan
indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas
makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai
berikut :
Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan
pendekatan indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas
makrozoobenthos seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang
terjadi, apalagi dampak yang tergolong besar dan penting yang disebabkan
oleh operasional dermaga jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu
kegiatan bongkar HSD sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan
pengamanan yang memadai.
Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan
komperatif dengan hasil pemantauan bulanb Maret, Juni dan September
2015 didapatkan bahwa struktur komunitas makrozoobenthos, baik
kekayaan jenis (species richness), kelimpahan (abundance),
keanekaragaman (diversity), keseragaman (equitability), dan dominanasi
jenis; nilainya lebih baik, akan tetapi tidak nampak adanya kecendrungan
(trend) perubahan yang menjolok, baik peningkatan (increase) maupun
penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh operasional
PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas
Makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berfluktuasi secara nyata
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, dan dalam katagori level baik
dan tinggi.
Kelimpahan makroozoobenthos sedang, diduga karena habitat
makrozoobenthos sudah membaik, tidak terjadi sedimentasi pantai yang
luas, dan hempasan gelombang sangat kecil (tenang). Disamping itu
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
substrat dasar yang merupakan hamparan terumbu karang keras (hard
corals) sudah mulai membaik, tumbuhnya juvenile-juvenile terumbu karang,
dan rendahnya masukan (run off) sampah, pasir hitam, dan lumpur ke
perairan pantai yang umumnya menghambat perkembangan komunitas
makrozoobenthos. Hasil pemantauan 18-19 Desember Tahun 2015,
setruktur komunitas makrozoobenthos tidak berbeda jauh dengan nilai hasil
pemantauan sebelumnya sehingga tidak ditemukan perubahan yang nyata,
justru hasilnya lebih baik.
Fluktuasi struktur komunitas makrozoobenthos secara kuantitatif tidak
berbeda nyata karena nilai-nilai kuantitatif masih dalam kisaran kategori
baik-sangat baik. Dinamika pantai seperti perubahan habitat dasar
perairan, adanya pelumpuran dan perubahan gelombang, yang umumnya
membawa konsekuensi pada habitat benthos tidak terpantau terjadi pada
waktu pemantauan, tidak terpantau adanya akumulasi sampah di perairan,
terutama karena limpasan dari sungai dan aliran permukaan tidak terjadi.
Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas
makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya
akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan
gangguan dan kematian massal biota benthos).
Juga tidak terpantau terjadinya proses akumulasi pasir dan lumpur pada
zona-zona tertentu, munculnya beting pasir pada pemantauan tahun
sebelumnya yang justru dampaknya sangat buruk pada komunitas
makrozoobenthos karena dapat menutupi substrat dasar dan menimbun
hewan benthos yang tidak mampu bergerak (sessile). Hasil pemantauan
terakhir kondisi substrat dasar perairan sangat stabil sehingga komunitas
makzoobenthos mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.
Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis
kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana
yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada
saat kegiatan bongkar HSD BBM.
Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-
Berdasarkan nilai-nilai indikator biologi tersebut di atas menunjukkan
bahwa kondisi komponen biota air laut (komunitas plankton dan
makrozoobenthos) di Pantai Pemaron dan sekitarnya sebagai stasiun kontrol
pada pemantauan triwulan ke empat (18-19 Desember 2015) relatif tidak
berbeda nyata dibandingkan hasil pemantauan sebelumnya, dan cendrung
lebih baik. Kondisi ini diperkirakan disebabkan karena kualitas lingkungan
pantai Pemaron dan sekitarnya yang cendrung sudah membaik, dan memang
tidak terjadi dampak yang nyata berupa “Gangguan kehidupan biota air laut” di
Pantai Pemaron yang disebabkan oleh operasional Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) Pemaron.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000. Laboratory Guide to The Plankton. Dept. of Marine Biology
James Cook University. Townsville. Bengen, D.G. 2000. Tehnik Pengambilan Contoh dan Analisis Data
Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Crane, J. 1975. Fiddler Crabs of The World, Ocypocidae : Genus Uca.
Fishery Education and Research Departement Project, Under the auspices of USAID LON University of Pattimura, University of Washington.
Dahuri, R, J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan
Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. (Ed Rev.) Pradnya Paramita. Jakarta.
Dharma. B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia (Indonesian Shell I) PT.
Sarana Graha, Jakarta. _________. 1990. Siputa dan Kerang Indonesi II (Indonesian Shell II).
Ver Lag Jerman. Jones, O.A. and R. Endean. 1977. Biology and Geology of Coral Reefs.
Vol IV: Geology 2. Academic Press. New York. Kenchington, R.A. and B.E.T. Hudson. 1988. Coral Reef Management
Handbook. Unesco Regional Office for Science and Technology for South-East Asia. Jakarta.
Mather, P. and I. Bennet. 1984. A Coral Reef Handbook, A Guide To The Fauna, Flora and Ecology Heron Island and Adjacent Reef and Cays; Phyllum Annelida. The Australian Coral Reef Society, Brisbane.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Puslitbang Perikanan - Balitbang Pertanian Departement Pertanian. 1996.
Peningkatan Visi Sumberdaya Manusia Penelitian Perikanan Menyongsong Globalisasi IPTEK. Prosiding Rapat Kerja Tenis Puslitbang Perikanan, Serpong 19-20 November 1996.
Restu, I.W. 2002. Kajian Pengembangan Wisata Mangrove Di Tahura Ngurah Rai Denpasar (Thesis). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Salm, B.V. and J.R. Clark. 1989. Marine and Coastal Protected Areas.
IUCN and Natural Resources Gland, Switzerland. Veron, J.E.N. 1986. Coral of Australian and the Indo-Pacific. University of
Hawaii Press. Honolulu.