Download - Ptk Kewirausahaan Untuk Tugas
Judul Proposal :
UPAYA MENGEFEKTIFKAN PEMBELAJARAN WIRAUSAHA PADA POKOK
BAHASAN “MENGANALISIS PELUANG USAHA” MELALUI METODE
PEMBERIAN TUGAS DAN CERAMAH DI SMK NEGERI 1 MEMPAWAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ada beberapa masalah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan wirausaha di
SMK, yang antara lain dapat dikemukakan adalah :
1. pembaruan pendidikan wirausaha
2. pendidikan wirausaha untuk meningkatkan berpikir ilmiah
3. hubungan pendidikan wirausaha dengan perilaku siswa
4. penerapan pendidikan wirausaha dalam rangka pembangunan bangsa.
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pendidikan wirausaha di
Indonesia, maka perlu dikembangkan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yaitu
menghendaki agar supaya terciptanya suasana belajar mengajar yang menantang
daya pikir siswa, daya cipta dan keterampilan siswa serta daya karsa siswa, sehingga
siswa tidak sekedar diajar melainkan juga belajar dengan mengembangkan segala
potensi yang dimiliki dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Masalah adalah sesuatu yang harus dipecahkan dan dicari jalan keluarnya
serta diselesaikan, masalah juga kejadian yang mengharuskan kita bertanya dan
selanjutnya diperlukan jawabannya melalui penelitian serta pemikiran agar dapat
1
mempelajari jalan keluarnya. Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut di atas,
maka masalah yang ditelti : Apakah dengan menggunakan pemberian tugas bisa
mengefektifkan pebelajaran kewirausahaan pada siswa kelas III Negeri 1
Mempawah
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan model
pembelajaran interaktif pada pelajaran Kewirausahaan dengan kerja kelompok,
sebagai suatu upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran.
Secara khusus tujuan penelitian adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kemampuan guru mendesain model pembelajaran interaktif pada
pelajaran Kewirausahaan dengan kerja kelompok
2. Menerapkan model pembelajaran interaktif pada pelajaran kewirausahaan
dengan kerja kelompok
3. Meningkatkan kinerja belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok
4. Mengetahui apakah kerja kelompok dapat memperbaiki dan meningkatkan
kinerja belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran interaktif
5. Meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran kewirausahaan yang
menggunakan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok.
6. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan model pembelajaran
interaktif dengan kerja kelompok
7. Solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model
pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok
2
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Secara Teoritis
Manfaat atau kegunaan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. untuk memberikan sumbangan piliran dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa, khusus dalam pembelajaran Wirausaha.
2. Untuk memberi gambaran pada rekan-rekan guru mengenai efektifitas merode
pemberian tugas dan ceramah sebagai salah satu metode mengajar.
BAB II
3
KAJIAN TEORI DAN
PENANGANAN HIPOTESIS
1. Sebenarnya metode pemberian tugas adalah lebih luas dari sekedar pekerjaan rumah,
melainkan dapat dilaksanakan di perpustakaan, laboratorium, kebun-kebun dan lain
sebagainya.
2. salah satu tujuan yang jelas dicapai dalam menggunakan metode pemberian tugas
adalah dapt memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan yang terintegrasi dalam penggunaannya.
3. Keuntungan metode pemberian tugas adalah murid berkesempatan memupuk
perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, tanggung jawab dan berdiri
sendiri.
Berdasarkan pengalaman yang pernah dialami sendiri oleh peneliti dan beberapa
teman peneliti.
Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik Pemberian Tugas
Langkah I :
Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.
Langkah II :
Mempertimbangkan apakag teknik resitasi yang dipilih telah tepat dapat
mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Langkah III :
Menyiapkan, merencanakan bahan yang akan ditugaskan pada siswa. Dalam hal
ini disahakan guru mempunyai jurnak atau buku catatan tentang tugas yang
sudah diberikan, atau belum diberikan atau juga yang akan diberkan.
Langkah IV :
4
Tugas yang harus dilakukan oleh siswa harus jelas, ini berarti bahwa pendidik
dalam memberikan tugas harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari
oleh anak didik.
Langkah V :
Menilai tugas yang dipertanggung jawabkan oleh siswa.
Tugas melaksanakan latihan biasanya dengan menggunakan lembaran kerja
misalnya, mengklasifikasikan jenis-jenis usaha kecil
4. Keuntungan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas
Tidak ada satupun metode mutlak mempunyai keampuhan dan
dinyatakan paling baik. Antara satu metode dengan metode lainnya adalah saling
melengkapi. Namun perlu diingat bahwa pemilikan metode erat hubungannya
dengan tujuan pengajaran suatu bidang tertentu. Menurut Winarno Surakhmad
metode pemberian tugas:
keuntungannya :
Pengetahuan yang pelajar peroleh dari hasil belajar, hasil eksperimen atau
penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat merekan dan yang lebih
mereka rasakan berguna untuk hidup mereka dan yang lebih mereka rasakan
berguna untuk hidup mereka, akan lebih lama dapat diingat.
Metode Ceramah
1. Pengertian
Metode ceramah biasanya digunakan untuk mnyampaikan penerangan atau
informasi, bentuk interaksi melalui penuturan secara lisan oleh seseorang terhadap
kelompok pendengar. Dalam pelaksanaannya metode ini selalu menggunakan alat
bantu, misalnya chart/bagan, peta atau yang lain.
2. Langkah-langkah metode ceramah
5
1. Merumuskan tujuan khusus dengan jelas
2. Menyiapkan meteri secara mateng lebih dulu
3. Menjelaskan garis besar materi pelajaran kalau perlu dengan bagan atau
peragaan.
4. Menilai pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan
5. Pembuatan rangkuman ceramah
3. Keuntungan dan Kelemahan Metode Ceramah
Keuntungannya :
- Guru dapat menguasai seluruh arah kelas
- Organisasi kelas sedehana
Kelemahannya
- Guru tidak mengetahui sampai demana siswa telah mengerti (memahami)
yang telah dibicarakan.
- Pada siswa dapat terbentuk konsep yang lama dari pada kata-kata yang
dimaksudkan guru.
4. Kegunaan Metode Ceramah
1. Apabila guru akan menyampaikan fakta (kenyataan) atau pendapat dimana tidak
terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.
2. Apabila guru harus menyampaikan fakta pada siswa yang besar jumlahnya dank
arena besarnya kelompok maka metode-metode yang lain tidak mungkin
dipergunakan.
3. Apabila guru adalah pembicara yang bersemangat dan akan merangsang siswa
untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
4. Apabila guru akan menyimpulkan pokok yang penting yang telah dipelajari oleh
siswa untuk memungkinkan siswa-siswa melihat lebih jelas perhubungan pokok
yang satu dengan yang lain.
5. Apabila guru akan memperkenalkan pokok baru dalam rangka pelajaran yang
lalu.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
PTK dilakukan pada :
Tempat : SMK Negeri 1 Mempawah Hilir
Kelas : XI
Materi Pelajaran : Kewirausahaan
Pengambilan subyek penelitian dengan teknik purposive sampling yaitu
memilih 2 kelas (XI-Ak2 dan XI-Ak3) yang mewakili siswa kelas XI keseluruhan.
Untuk menguji kebenaran hipotesis digunakan metode eksperimen dengan jalan memilih
siswa yang mempunyai kemampuan relative sama, yaitu nilai hasil ulangan yang hamper
sama jumlahnya. Kelompok eksperimen dipilih kelas XI-2 dan kelompok kontrol dipilih
kelas XI-Ak3. oleh karena latar belakng nilai hasil ulangan yang dimiliki relative hampir
sama, maka metode eksperimen yang peneliti gunakan adalah pola “matched Subject”.
Dalam penelitian ini sumber data didapatkan dari hasil test yang diberikan pada
siswa dengan pengetesan signifikan melalui “t-test”. Karena data yang diperoleh
merupakan data kuantitatif, maka analisis data menggunakan analisis statistic.
Ada tidaknya perbedaan antara dua metode yang digunakan tergantung dari
nilai t yang dihitung secara statistic.
Untuk mendapatkan nilai ‘t’ langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Memadukan pasangan individu dalam sample
b. Mencari angka rata-rata dari sample eksperiment dan sample pengontrol
7
c. Memasukkan data kedalam rumus ‘t-test’
d. Hipotesis alternative harus dirubah menjadi hipotesis nol
Dengan Rumus :
N(N-1)
A. Pelaksanaan Siklus I
Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab II bahwa data yang diperoleh
merupakan data kuantitatif, maka analisis datanya menggunakan analisis atatistik.
Sedangkan untuk membuktikan adanya perbedaan efektifitas antara kedua
metode yang dipergunakan pada dua sample yang sudah dipadukan (correlated
sample) yaitu dengan matching 15 pasang anak dari kelas XI-Ak2 dan XII-Ak3,
maka digunakan t-test untuk subyek yang berkorelasi, yaitu dengan rumus :
N(N-1)
Rumus tersebut diatas disiapkan untuk pola matched subject karena
menghadap sample yang terdiri dari pasangan-pasangan individu yang telah
dipadukan, dalam hal ini dapat dibaca dalam table 1 seperti terlampir dibelakang.
Kemudian untuk pengetesan hipotesis tentang perbedaan prestasi dalam
dengan menggunakan t-test dapat dibaca dalam table kerja dibawah ini.
PASANGAN X1 X2 D d D2
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
8
TOTALKeterangan :
Kolom 1 : Merupakan pasangan siswa dari kelas XI-2 dan XII-3 yang mempunyai
nilai hasil ulangan hampir sama.
Kolom 2 : Prestasi (nilai normative) dari kelas XI-2 yang merupakan kelompok
eksperimen, yaitu menggunakan metode pemberian tugas.
Kolom 3 : Prestasi (nilai normative) dari kelas XI-3 sebagai kelompok control yaitu
dengan menggunakan metode ceramah.
Kolom 4 : Selisih nilai formatif dari X1 - X2
(D)Kolom 5 : Merupakan hasil dari D – Md
Langkah selanjutnya adalah menyelesaikan / memasukkan data kedalam rumus
t-test dengan menggunakan table 1 diatas, dengan terlebih dulu mencari :
N = Jumlah pasangan sample
M1 = Angka rata-rata dari sample pertama
M3 = Angka rata-rata dari sample kedua
D = X1 – X2
Md =
D = D – Md
B. Pelaksanaan Siklus II
Dalam siklus kedua ini dilaksanakan analisis statistic hipotesis yang diuji
harus berupa hipotesis nihil (H0). Oleh karena hipotesis dalam penelitian ini
menyatakan hipotesis nol yang berbunyi “Upaya mengefektifkan pembelajaran
Wirausaha pada pokok bahasan “Menganalisis Peluang Usaha” tidak dapat
dilakukan melalui metode pemberian tugas dan ceramah di SMK .....????? tahun
pembelajaran 2007/2008”
Untuk mengerjakan setiap komponen yang tyerdapat dalam rumus t-test
diperlukan table kerja seperti diatas.
a) Memasukkan data ke dalam rumus
N = 15
9
(X1)
(X2)
M1 =
=
M2 =
=
Mencari t =
N (N-1)
=
15 (15-1)
=
=
=
= 10,81
b) Menguji Nilai t
dalam pengetesan hipotesis dengan menggunakan sample kecil seperti
dikemukakan didepan yaitu 15 pasang siswa, banyaknya subyek atau individu
dalam sample ikut mempengaruhi hasil penyelidikan. Pengaruh ini dinyatakan
dalam derajat kebebasan (db).
Bentuk rumus db dalam penyelidikan experimental yang digunakan
dalam hubungannya dengan rumus t-test diatas adalah pola “matched subject”
sehingga rumus db-nya adalah:
Db = N – 1
= 15 – 1
10
= 14
Dalam penyelidikan ini digunakan taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan
95% dengan db = 14, maka jika dilihat dalam table nilai-nilai t (pada
lampiran), hasil t-tabel (tb) terbaca 2,145.
c) Menarik Kesimpulan
Kriteria penyajian yang diperlukan dalam usaha menerima ataupun
menolak hipotesis adalah :
1. Ho diterima jika t dihitung (th) (tb) t table
2. Ho ditolak juka hitungan
Dari hasil penelitian dan analisis data diperoleh th = 10,81 sedang tb = 2,145
dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Keberhasilan pembelajaran dikelas salah satunya ditentukan oleh metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru. “Upaya mengefektifkan pembelajaran
Wirausaha pada pokok bahasan “Menganalisis Peluang Usaha” dapat dilakukan
melalui metode pemberian tugas dan ceramah di SMK .....????? tahun pembelajaran
2007/2008” dan “Metode pemberian tugas lebih efektif jika dibandingkan dengan
metode ceramah pada pengajaran Wirausaha di SMK .....????? tahun pembelajaran
2007/2008”
B. Saran
Dengan terbuktinya hipotesis tersebut dapat diterima, belajar siswa pada
bidang studi Wirausaha hendaknya para guru bidang studi Wirausaha agar dalam
menyampaikan materi pembelajaran mengurangi metode ceramah dan
mengembangkan metode pemberian tugas, sebab dengan memberi tugas yang benar
dan sesuai dengan kegiatan pembeajaran, siswa cenderung akan menimbulkan
suasana PAKEM yang diharapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agus F. Tangyong. 2001. PAKEM Beberapa Metode dalam rangka menunjang
pelaksanaan belajar siswa aktif, Jakarta : Litbangh Depdikbud.
…………, 2005, CBSA Rencana KMB sebagai Salah Satu Upaya Praktis Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar, Jakarta : Litbang Dikbud.
Bambang Subali, Pendidikan Wirausaha di SLTP. Majalah Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan, Edisi Juni 2001, 12, 104 – 105
Depdikbud, Kurikulum SMK 2001 set Bidang studi Wirausaha. Proyek pengadaan
Sarana Pembinaan dan Penyempurnaan SLU.
Depdikbud, 1999, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Litbang
Depdikbud.
Netra, I.B, 2001, Statistik Impersial, Surabaya : Usaha Nasional.
Yusuf Djoyodisastro, Posisi Metode Mengajar Dalam Kegiatan Pendidikan. Buletin
Pendidikan Guru, Edisi Oktober 1998, 6 - 7.
Winarno Surakhmad, 2002, Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung : Penerbit
Tarsito.
13