Download - Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
1/89
PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP
SISTEM MONETER INDONESIA
(Suatu Kajian Konseptual)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Rahmat Fauzi Iswan
NIM: 104046101692
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
2/89
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Agustus 2008
Rahmat Fauzi Iswan
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
3/89
PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP
SISTEM MONETER INDONESIA
(Suatu Kajian Konseptual)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Rahmat Fauzi Iswan
NIM: 104046101692
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. H. Anwar Abbas, MA Siti Najma, S.Ag, MM
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
4/89
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGANINTERNASIONAL DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEMMONETER INDONESIA (Suatu Kajian Konseptual) telah diujikan dalam SidangMunaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta pada hari Jum’at, 19 September 2008. Skripsi ini telah diterimasebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) padaProgram Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 22 September 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
1.
Ketua : DR. Euis Amalia, M.Ag (………………...) NIP. 150 289 264
2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH (………………...) NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I : DR. H. Anwar Abbas, MA (………………...) NIP. 131 273 007
4. Pembimbing II : Siti Najma, S. Ag, MM (………………...) NIP.
5. Penguji I : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (………………...) NIP. 150 210 422
6. Penguji II : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH (………………...) NIP. 150 318 308
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
5/89
ABSTRAKSI
Rahmat Fauzi Iswan, 104046101692, “Peluang Dinar dalam PerdaganganInternasional dan Peluang Pengaruhnya terhadap Sistem Moneter Indonesia (SuatuKajian Konseptual)”, Program Strata I, Kosentrasi Perbankan Syariah, Program StudiMuamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2008.
Penelitian ini berbentuk studi kepustakaan yang mencoba mendiskripsikansecara jelas tentang peluang penerapan dinar sebagai alat transaksi perdaganganinternasional dengan menggunakan beberapa data perdagangan luar negeri. Sertamencoba menjelaskan tentang kemungkinan pengaruhnya terhadap perdagangan luar
negeri Indonesia, sistem moneter dan perbankan nasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yangmemiliki potensi yang cukup besar untuk menerapkan dinar sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri, khususnya perdagangan secara bilateral dengan negara-negara muslim sebagai mitra dagangnya. Dengan menggunakan data perdagangan pada tahun 2007, penggunaan dinar bisa mengurangi penggunaan dolar sebesar 12%untuk ekspor dan sekitar 6% untuk impor. Di samping itu, penggunaan dinar akanmemberikan surplus perdagangan dalam bentuk uang dinar yang akan menjadicadangan emas Indonesia yang tentunya akan berpengaruh kepada jumlah mata uangrupiah yang beredar serta nilai rupiah itu sendiri, karena rupiah ditopang dengancadangan emas.
Penggunaan dinar dalam perdagangan bilateral akan melibatkan peran serta dariBank Indonesia dan perbankan nasional yang terdiri dari perbankan konvensional dan perbankan syariah. Keterlibatan industri perbankan tersebut, tidak hanya berpengaruhterhadap segi finansial dan kinerja bank, tetapi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan nasional. Penggunaan dinar juga akan berpengaruh terhadaphubungan kerjasama negara-negara muslim melalui peningkatan perdagangan yang pada akhirnya akan mempererat tali persatuan dan kesatuan negara-negara muslim didunia.
Sudah seharusnya Indonesia menggunakan dinar sebagai alat transaksi perdagangan luar negeri, karena penggunaan dinar tidak hanya berpengaruh terhadapsistem moneter, tetapi juga terhadap persatuan dan kesatuan seluruh negara muslim.Penggunaan dinar bisa dimulai dengan menerapkannya dalam perdagangan bilateraldengan Malaysia. Malaysia adalah pelopor penggunaan dinar sebagai alat transaksiinternasional negara muslim, serta Malaysia adalah negara partner dagang utamaIndonesia dari kawasan OKI yang nilai ekspor dan impornya terhadap Indonesia lebih besar dibandingkan dengan negara muslim lainnya.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
6/89
KATA PENGANTAR
اللرحيم
الرحمن
ا
بسم
Segala puja dan puji syukur hanya ke hadirat Allah swt, penggenggam
semesta alam ini, atas izin dan kuasa-Nyalah penulis dapat menikmati proses
penyelesaian skripsi ini sebagai tugas akhir dari perkuliahan yang telah penulis jalani.
Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan atas baginda Rasulullah saw,
suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia, rindu kami padamu Ya Rosul para
pengikutmu semoga terbalas di hari kemudian nanti.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Kepada Ibunda, Warna Baiti dan Ayahanda Syamsul
Amri, bakti dan doa penulis selalu menyertai. Mereka yang juga terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis
ucapkan terima kasih, semoga Allah membalas semuanya. Kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Euis Amalia, M. Ag dan Bapak Ah. Azharudin Lathif, M. Ag, selaku Ketua
Program Studi dan Sekretaris Program Studi Muamalah Ekonomi Islam Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak DR. H. Anwar Abbas, MA dan Ibu Siti Najma S. Ag., MM, selaku
pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
7/89
4. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Fakultas, yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi perpustakaan.
5. Jajaran dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menyampaikan ilmunya dengan penuh ikhlas dan dedikasi yang baik, semoga
ilmu ini bermanfaat bagi penulis dan dapat menjadi amal bagi mereka.
6. Seluruh pimpinan dan staf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan akademik yang telah penulis dapatkan.
7. Sdri. Riri Rizkiyah, kekasih penulis yang selalu memotivasi dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2004, “bocah rusuh” warga PS D 04, warga IKPAN (Ikatan
Keluarga Besar Pondok Pesantren Annajah) Jakarta, semoga perjuangan kita
senantiasa diridhai Allah swt.
Semoga kebaikan dan bantuan mereka dibalas oleh Allah swt. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan bidang Ekonomi Syariah.
Wallohu muwafiq ila aqwamit thoriq…
Ciputat, 17 Agustus 2008
Penulis
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
8/89
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................iii
ABSTRAKSI...............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................6
C. Tujuan dan Manfaat/Kegunaan Penelitian............................................7
D. Kajian Pustaka.......................................................................................8
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep...............................................10
F. Metode Penelitian................................................................................11
G. Sistematika Penulisan..........................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Dinar
1. Sejarah Dinar dan Standar Emas
a. Sejarah Dinar...........................................................................15
b.
Standar Emas...........................................................................17
2. Perkembangan Dinar.....................................................................19
3.
Alasan dan Keunggulan dari Penggunaan Dinar
a. Uang yang Stabil.....................................................................24
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
9/89
b. Alat Tukar yang Tepat.............................................................25
c.
Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi...................25
4. Mata Uang Ideal untuk Perdagangan Internasional.......................26
5. Keandalan Dinar sebagai Alat Pembayaran..................................29
BAB III PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Pengertian, Sejarah dan Manfaat Perdagangan Internasional
1. Pengertian Perdagangan Internasional..........................................31
2. Sejarah Perdagangan Internasional................................................31
3. Manfaat Perdagangan Internasional..............................................33
B. Perdagangan Internasional Indonesia
1. Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia.................................34
a. Ekspor dan Impor Berdasarkan Kelompok Negara...................36
b. Ekspor dan Impor Berdasarkan Kawasan Kerjasama................37
c. Ekspor dan Impor Berdasarkan Negara Tujuan dan Asal..........38
d. Produk Ekspor dan Impor Indonesia.........................................41
2.
Perkembangan Perdagangan Indonesia dengan Negara OKI........46
C. Sistem Moneter
1. Target Sistem Moneter..................................................................52
2.
Indikator Sistem Moneter..............................................................52
3. Instrumen Sistem Moneter............................................................53
D.
Sistem Moneter Indonesia...................................................................53
E. Perbankan Nasional.............................................................................57
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
10/89
BAB IV PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DAN PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM
MONETER INDONESIA
A. Peluang Dinar dalam Perdagangan Internasional
1. Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional
a. Peran Dinar dalam Perdagangan................................................60
b. Penggunaan Dinar Emas............................................................61
2. Dampak Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional.....62
3. Analisis SWOT terhadap Dinar dalam Perdagangan
Internasional..................................................................................63
B. Peluang Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia
1. Regulasi Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral
Indonesia........................................................................................67
2. Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Negara OKI..................68
3. Model Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Menggunakan
Dinar..............................................................................................71
4. Analisis SWOT terhadap Peluang Dinar dalam Perdagangan
Bilateral Indonesia.........................................................................74
C.
Dampak dan Kemungkinan Pengaruh Penggunaan Dinar terhadap
Sistem Moneter Indonesia
1.
Pengaruh terhadap Perdagangan Luar Negeri...............................79
2. Pengaruh terhadap Sistem Moneter...............................................81
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
11/89
a. Jumlah Uang yang Beredar........................................................82
b. Nilai Rupiah dalam Negeri........................................................83
3. Pengaruh terhadap Industri Perbankan
a. Dampak terhadap Bank Indonesia (BI)....................................85
b. Dampak terhadap Perbankan Konvensional dan Perbankan
Syariah.....................................................................................86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................89
B. Saran....................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................93
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
12/89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Uang merupakan suatu benda yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi
kebutuhan hidup dengan cara melakukan pertukaran dan perdagangan barang dan
jasa. Selain itu, uang berfungsi sebagai standar ukuram nilai harga dan media
penyimpan kekayaan. Dalam skala global, uang memiliki peranan penting dalam
aktifitas perekonomian dunia. Uang menjadi media pertukaran barang dan jasa
internasional serta uang menjadi dasar dari sistem moneter dunia, bahkan uang
juga bisa digunakan untuk membeli dan menguasai sumber daya yang ada di
dunia ini.1
Dalam sejarah perkembangannya, terdapat dua fase besar perkembangan uang
sebagai dasar dari sistem moneter yaitu fase penggunaan uang emas dan fase
penggunaan uang fiat. Fase uang emas terdiri dari beberapa tahap yaitu masa koin
emas 1770-1914 (classical gold standard ), standar nilai tukar emas 1925-1931
dan sistem Bretton Wood 1946-1971. Penggunaan standar emas dalam sistem
moneter berakhir pada tahun 1971 yang digantikan dengan uang fiat yang
1 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h. 10-11.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
13/89
digunakan hingga saat ini. Penggunaan uang emas sebagai dasar dari sistem
moneter telah memberikan kestabilan terhadap sistem moneter dan perdagangan
dunia, sebagaimana yang dikatakan oleh R. A Mundell (1997):
“When the international monetary system was linked to gold, the latter managed
the interdependence of the currency system, established an anchor for fixed
exchange rates and stabilized inflation. When the gold standard broke down,
these valuable functions were no longer performed and the world moved into a
regime of permanent inflation”.
Sedangkan fase uang fiat adalah masa dimana sistem moneter ditopang oleh
uang yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya yaitu uang kertas
yang digunakan hingga saat ini. Fase penggunaan uang fiat sebagai dasar sistem
moneter dan alat transaksi internasional dimulai sekitar tahun 1971 setelah dolar
tidak ditopang lagi dengan sejumlah emas. Runtuhnya sistem moneter uang emas
sebagai akibat dari banyaknya spekulasi pada akhir tahun 1970 dan awal 1971,
dan besarnya defisit eksternal Amerika. Besarnya jumlah defisit yang dialami
Amerika, memaksa Amerika untuk mencetak dolar dalam jumlah besar,
sedangkan Amerika masih terikat dengan perjanjian yang telah ditetapkan dalam
perjanjian Bretton Wood System.2
Saat ini, sistem perdagangan dan moneter dunia menggunakan uang fiat. Uang
fiat merupakan uang yang nilainya berasal dari pernyataan pemerintah yang
2 Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok:Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h. 25.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
14/89
mencetaknya sebagai alat transaksi yang sah. Kehadiran uang fiat dalam sistem
moneter dan perdagangan dunia telah menimbulkan berbagai permasalahan,
seperti terjadinya inflasi, menurunnya nilai daya beli uang, ketimpangan ekonomi,
resiko nilai tukar dalam perdagangan internasional dan penguasaan perekonomian
dunia oleh negara-negara maju khususnya negara yang memiliki nilai tukar mata
uang yang kuat.3
Dewasa ini, terdapat tiga jenis mata uang fiat yang menguasai aktifitas
perekonomian dunia, yaitu dolar, euro dan yen. Pada tabel di bawah ini terlihat
bahwa dolar mendominasi transaksi keuangan dunia dalam jumlah yang jauh
berbeda dengan euro dan yen. Secara keseluruhan dolar menguasai untuk setiap
bentuk aktifitas ekonomi dan transaksi keuangan internasional.
Tabel 1.1 Market Share Dolar, Euro dan Yen
Dolar Euro Yen
Official reserve (all counter) 64.8 14.6 4.5
International trade invoicing 40.0 14.0 -
International bonds 46.9 38.3 4.3
Money market instruments 38.1 36.3 5.1
Spot foreign exchange 42.2 21.5 13.0
Swap foreign exchange 48.0 16.8 10.1
Total foreign exchange 45.2 18.8 11.3
Sumber: “The International Role of the Euro” Briefing Paper (November 2005)
3 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 31.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
15/89
Sistem moneter dan perdagangan dunia saat ini adalah sistem yang tidak
menciptakan stabilitas moneter, tidak adanya kesamaan nilai tukar dan fluktuasi
nilai tukar yang terjadi setiap waktu.
Bagi negara miskin dan sedang berkembang, sistem moneter saat ini adalah
sistem moneter yang tidak menguntungkan. Negara berkembang harus bersaing
dengan negara-negara maju dengan segala kekuatan dan hegemoni ekonomi yang
dimiliki oleh negara-negara maju tersebut. Reformasi terhadap sistem moneter
dunia merupakan salah satu langkah untuk bisa menciptakan sistem moneter yang
lebih stabil dan adil bagi semua negara.
Pada sistem moneter saat ini, Amerika sebagai negara adidaya bisa
memperoleh keuntungan yang besar dengan hanya mencetak dan mengedarkan
dolarnya di pasar internasional. Jepang adalah negara yang memiliki kekuatan
ekonomi yang besar dalam perekonomian dunia yang juga meraup keuntungan
dari sistem moneter dunia saat ini, tetapi secara politis Jepang tidak bisa
melakukan perubahan terhadap sistem moneter dunia. Sedangkan negara miskin
dan sedang berkembang yang sebagian besar terdiri dari negara muslim adalah
negara yang terus bergantung terhadap uang fiat agar bisa melakukan
perdagangan internasionalnya. Walaupun saat ini telah hadir uang Euro yang
ditopang oleh 12 negara Eropa, tetapi Euro juga merupakan jenis dari uang fiat
yang tidak berbeda dengan uang fiat lainnya seperti dolar dan yen.4
4 Ibid ., h. 37.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
16/89
Dengan kondisi sistem moneter dan perdagangan internasional yang tidak
menguntungkan tersebut, sudah seharusnya negara-negara miskin dan
berkembang khususnya negara muslim untuk mengurangi ketergantungan
terhadap uang fiat dengan menciptakan sebuah sistem moneter dan perekonomian
yang ditopang oleh sebuah mata uang yang stabil dan lebih adil yaitu mata uang
emas (dinar). Dinar merupakan uang yang bernilai stabil dan memiliki nilai
intrinsik sebagai logam mulia dan nilai nominal sebagai uang yang berlaku.5
Pada tahun 2002 dan 2003, pemerintah Malaysia telah melahirkan sebuah
gagasan untuk menerapkan dinar dalam perdagangan internasional antar negara
muslim. Gagasan yang dipelopori oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir
Muhammad tersebut merupakan langkah awal untuk mewujudkan dinar menjadi
mata uang tunggal negara-negara muslim dan sebagai mata uang global.6
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang
membutuhkan dan menggunakan dolar dalam jumlah yang besar untuk transaksi
perdagangan internasionalnya. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut,
diperlukan adanya alternatif lain dalam sistem perdagangan luar negeri Indonesia,
yaitu dengan menggunakan dinar sebagai alat transaksi ekspor dan impor.
Penggunaan dinar tersebut, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap
sistem moneter Indonesia
5 Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok:Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h. 41.
6 Mahatir Muhammad, The Gold Dinar Convention, Speech at the Gold Dinar in MultilateralTrade Seminar (Malaysia: IKIM Hall, 2003), http://www.neach.gov.my/index.php, 13 Juni 2006.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
17/89
Dari pembahasan di atas, yang menjadi fokus permasalahan peneliti adalah
seberapa besar peluang dinar untuk diterapkan dalam perdagangan internasional
baik di Indonesia maupun di negara muslim lainnya dan seberapa besar pula
peluang pengaruhnya yang ditimbulkan terhadap sistem moneter Indonesia.
Untuk itu, dalam karya ilmiah ini peneliti memberi judul "PELUANG DINAR
DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PELUANG
PENGARUHYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA (Suatu
Kajian Konseptual)".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka penelitian tentang
peluang dinar dalam perdagangan internasional ini dibatasi hanya untuk
perdagangan secara bilateral dengan negara muslim. Adapun alasan
pembatasannya, adalah:
1. Perdagangan secara bilateral memiliki sistem pembayaran yang mudah dan
sederhana. Hal ini akan mempermudah dalam menjelaskan penggunaan dinar
dan simulasi perdagangan, karena hanya terdiri dari dua negara peserta.
2. Perdagangan bilateral yang hanya melibatkan dua negara akan mempermudah
dalam melakukan perdagangan, pembayaran dan perhitungan ekspor dan
impor kedua negara.
3.
Dinar adalah mata uang yang bersifat universal dan merupakan salah satu
mata uang yang pernah digunakan dalam syariah islam, sehingga penerapan
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
18/89
dinar dalam perdagangan bilateral akan lebih mudah jika dilakukan dengan
negara-negara muslim.
4. Adapun pengaruh terhadap sistem moneter adalah pengaruh terhadap sektor
perdagangan luar negeri, khususnya alat transaksi luar negeri dan pengaruh
terhadap bank sentral dan industri perbankan nasional.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana peluang dinar dalam perdagangan internasional antar negara-
negara muslim dan dalam perdagangan bilateral Indonesia ?
2. Strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar dapat menjadi mata
uang internasional antar negara-negara muslim ?
3. Bagaimana peluang pengaruhnya yang ditimbulkan dari penerapan dinar
dalam perdagangan bilateral Indonesia terhadap sistem moneter Indonesia ?
C. Tujuan dan Manfaat/Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian karya ilmiah ini, terdapat beberapa tujuan yang mendasar
dan manfaat /kegunaan dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuannya,
adalah sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui peluang dinar dalam perdagangan internasional antar
negara-negara muslim dan dalam perdagangan bilateral Indonesia.
b.
Untuk mengetahui strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar
dapat menjadi mata uang internasional antar negara-negara muslim.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
19/89
c. Untuk mengetahui peluang pengaruhnya yang ditimbulkan dari penerapan
dinar dalam perdagangan bilateral Indonesia terhadap sistem moneter
Indonesia.
Sedangkan manfaat/kegunaannya, antara lain:
1. Memberikan informasi tentang penerapan dinar dalam perdagangan
internasional.
2. Menjelaskan dan menggambarkan secara jelas mekanisme penerapan dinar
dalam perdagangan internasional.
3. Menambah khazanah keilmuan, khususnya ilmu ekonomi islam. Dan
sekaligus menjadi bahan untuk penelitian lanjutan tentang masalah yang
terkait.
D. Kajian Pustaka
Ada beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
akan penulis lakukan. Adapun penelitian tersebut mengenai Dinar dan Dirham;
Menggagas Standarisasi Sistem Moneter Negara-Negara Islam yang diteliti
oleh saudara Jalaludin pada tahun 2003. Pembahasannya meliputi tentang standar
emas internasional dan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu
negara yang ingin menggunakan standar emas internasional. Ia juga membahas
tentang keunggulan dan kelemahan dinar dan dirham. Ia pun memberi
kesimpulan bahwa dinar dan dirham khususnya dalam sistem tatanan
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
20/89
perekonomian Indonesia dapat diaplikasikan pada beberapa sektor, yaitu
pembayaran Ongkos Naik Haji (ONH), zakat, infak, sedekah dan lain-lain.
Penelitian berikutnya, diteliti oleh saudara Abdul Gofur pada tahun 2006
mengenai Realisasi Penggunaan Dinar dan Dirham pada Produk BMT Al-
Kautsar. Hasil penelitian tersebut, menjelaskan bahwa BMT Al-Kautsar ternyata
sudah mulai menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar sejak tanggal 22
Desember 2002 lalu. Lembaga keuangan mikro syariah tersebut telah
memasarkan produk-produknya dengan dinar dan dirham. Dampak dari
penggunaan dinar dan dirham tersebut ternyata mampu meningkatkan aset BMT
Al-Kautsar dan dapat mengembangkan produk-produk baru yang inovatif seperti
tabungan haji dinar dan lain-lain. Adapun tanggapan masyarakat sekitar terhadap
lembaga tersebut dan produk-produknya cukup baik. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya jumlah nasabah dan permintaan terhadap dinar dan dirham.
Selanjutnya, Muhaimin Iqbal pada tahun 2007 lalu telah meneliti yang telah
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Mengembalikan Kemakmuran Islam
dengan Dinar dan Dirham. Menurut beliau, dinar dan dirham tidak dapat berdiri
sendiri dalam mengembalikan kemakmuran islam. Akan tetapi, harus ada roda-
roda penggerak kemakmuran islam lainnya yaitu sistem investasi yang bebas riba,
pasar yang dikelola secara islami dan pelembagaan dan profesionalisasi
pengelolaan zakat dan wakaf.
Oleh karena itu, agar tidak terjadi duplikasi dalam beberapa penelitian
terdahulu, kali ini peneliti ingin mencoba mengembangkan dan mendalami dari
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
21/89
beberapa penelitian yang sudah ada tersebut tanpa mengabaikan sumber-sumber
data yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Letak perbedaannya dari
penelitian-penelitian terdahulu di atas, penelitian ini lebih mengkaji seberapa
besar peluang dinar jika diterapkan dalam perdagangan internasional dan strategi-
strategi apa saja yang disiapkan untuk menghadapi tantangan-tantangannya.
Penelitian ini juga menawarkan sebuah konsep dinar dalam perdagangan bilateral
Indonesia dan mencoba menjelaskan peluang pengaruhnya terhadap sistem
moneter Indonesia yang terdiri dari sektor perdagangan luar negeri, jumlah uang
yang beredar, nilai rupiah dalam negeri dan industri perbankan nasional.
E. Kerangka Teori dan Konseptual
Standarisasi berat uang dinar dan dirham dibakukan yaitu berat 7 dinar sama
dengan berat 10 dirham. Berat 1 dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang
lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua
ujungnya. Dari dinar-dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan
timbangan yang akurat maka diketahui bahwa timbangan berat uang 1 dinar islam
yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram,
berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata
uang Yunani yang disebut Drachma. Atas dasar rumusan hubungan berat dinar
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
22/89
dan dirham dan hasil penimbangan dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung
berat 1 dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram.
7
Adapun beberapa peluang terhadap dinar untuk bisa diterapkan dalam
perdagangan internasional antar negara muslim, antara lain: uang yang sangat
stabil, kompetitif dan adil karena nilai nominalnya sesuai dengan nilai
intrinsiknya. Selain itu, mata uang fiat yang selalu terdepresiasi terhadap harga
emas. Dinar berperan dalam mempermudah perdagangan dan mengurangi
hambatan perdagangan seperti spekulasi, fluktuasi nilai tukar yang tajam dan
berbagai hambatan lainnya. Kemudian, ketergantungan negara-negara muslim
yang besar kepada mata uang fiat negara maju seperti dolar, euro dan lain-lain.
Sedangkan tantangan-tantangan terhadap dinar antara lain: secara fisik kurang
acceptable dan tidak fleksibel (praktis), karena membuat para penggunanya
merasa tidak nyaman, tidak bisa dibawa dalam jumlah relatif besar karena
memberatkan. Sementara itu, belum adanya kesepakatan-kesepakatan antar
negara muslim untuk menggunakan dinar dalam pembayaran transaksi
perdagangan internasional.
F. Metode Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode
sebagai berikut:
7 Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok:Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), Cet. 1, h. 19.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
23/89
1. Bentuk dan Jenis Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (studi literatur), artinya
dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada
kaitannya dengan penulisan karya ilmiah ini.
2. Jenis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah suatu data yang dikelola oleh peneliti sendiri. Sedangkan data
sekunder adalah data yang bersumber dari buku, makalah, artikel, paper, media
massa (seperti surat kabar, majalah, jurnal) dan media elektronik melalui media
internet. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan data perdagangan
ekspor dan impor Indonesia yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank
Indonesia (BI), Departemen Perdagangan, Badan Pengembangan Ekspor Nasional
(BPEN) dan Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI).
3. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data
karya ilmiah ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research),
dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada
kaitannya dengan penulisan karya ilmiah ini. Langkah dalam melaksanakan studi
kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip untuk menganalisa dan
merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam memenuhi data dalam penelitian.
4. Teknik Analisa Data
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
24/89
Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan analisa isi (content analysis)
dan analisa SWOT dengan pendekatan eksploratif yang mengkaji bagaimana
peluang dinar dalam perdagangan internasional antara negara-negara muslim dan
mengkaji bagaimana keunggulan dan kelemahan dari mata uang dinar tersebut.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan deskriptif yang menjelaskan secara
rinci tentang penggunaan dinar serta dampak dan pengaruh dari penggunaan dinar
sebagai alat transaksi perdagangan bilateral.
5. Pedoman Penulisan Laporan
Adapun penulisan karya ilmiah ini menggunakan buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2007”.
G. Sistematika Penulisan
Bab Pertama : Bab pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan
tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat/kegunaan penelitian, kajian
pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep, metode
penelitian dan sistematika penulisan. Bab pertama ini akan
menjadi pengantar bagi bab-bab selanjutnya.
Bab Kedua : Bab kedua berisikan tentang landasan teori penelitian yang
menjelaskan tentang sejarah dinar standar emas,
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
25/89
perkembangan dinar, alasan dan keunggulan dari penggunaan
dinar, mata uang ideal untuk perdagangan internasional, dan
keandalan dinar sebagai alat pembayaran.
Bab Ketiga : Bab ketiga menjelaskan tentang pengertian, sejarah dan
manfaat dari perdagangan internasional, perdagangan
internasional Indonesia yang meliputi perkembangan ekspor
dan impor Indonesia baik dengan negara non muslim
maupun dengan negara OKI dan tentang sistem moneter
Indonesia serta perbankan nasional.
Bab Keempat : Bab keempat adalah pembahasan yang berisikan penjelasan
tentang peluang dinar dalam perdagangan internasional dan
perdagangan bilateral Indonesia yang meliputi strategi
konsep dinar, implementasi penggunaan dinar, peraturan
tentang penerapan dinar, dampak dan keuntungan dari
penggunaan dinar dan peluang pengaruhnya terhadap sistem
moneter Indonesia.
Bab Kelima : Bab kelima merupakan bab penutup yang berisikan
kesimpulan, saran serta rekomendasi dari penulis.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
26/89
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Dinar
1. Sejarah Dinar dan Standar Emas
a. Sejarah Dinar
Pada masa sebelum datangnya islam, dinar merupakan uang yang digunakan
dalam transaksi perdagangan. Berbagai jenis dinar emas dan perak dirham beredar
dalam perdagangan sebagai akibat dari banyaknya bangsa Arab yang berdagang
dengan bangsa Romawi, Byzantium dan para pedagang yang melewati negeri
Arab. Pada saat itu, kota Makkah menjadi pusat perdagangan dan pertukaran mata
uang, sehingga banyak para pedagang dari berbagai negeri datang ke kota
Makkah untuk bertemu dan melakukan transaksi perdagangan.8
Secara bahasa, dinar berasal dari kata Denarius (Romawi Timur) dan dirham
berasal dari kata Drachma (Persia). Menurut hukum islam, dinar yang
dipergunakan adalah setara 4,25 gram emas 22 karat dengan diameter 23
milimeter. Standar ini telah ditetapkan pada masa Rasulullah dan telah
dipergunakan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) hingga saat ini.
Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham
8 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 1, h. 99.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
27/89
adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya islam
maupun sesudahnya.
Dalam sejarah umat islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar
dan dirham sebagai mata uang mereka, disamping sebagai alat tukar, dinar dan
dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i, seperti kadar
zakat dan ukuran pencurian. Pada masa kenabian, dinar dan dirham digunakan
sebagai alat transaksi perdagangan oleh masyarakat Arab. Masyarakat Arab
Quraisy memiliki tradisi melakukan perjalanan dagang dua kali dalam setahun,
yaitu pada musim panas ke negeri Syam (Syiria sekarang) dan pada musim dingin
ke negeri Yaman.9 Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Quraisy ayat 1- 4:
⌧☺
Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka
bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah
mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan
mengamankan dari ketakutan”. (QS. Al-Quraisy: 1- 4).
9 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Konprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h. 31.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
28/89
Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah
Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M/77 H. Dalam perjalanannya sebagai
mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak
mengalami inflasi yang cukup besar selama kurang lebih 1500 tahun. Penggunaan
dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah islam Turki Usmani 1924.
b. Standar Emas
Secara garis besar, terdapat dua fase perkembangan penggunaan uang sebagai
dasar sistem moneter dunia yaitu masa standar emas (gold standard ) dan masa
uang fiat ( fiat money). Standar emas merupakan masa dimana sistem moneter
dunia ditopang oleh penggunaan emas koin, batangan dan uang yang ditopang
dengan emas (backed by gold ). Masa standar emas terdiri dari tiga masa yaitu
masa standar emas klasik (classical gold standard ) sekitar tahun 1770-1914, masa
standar tukar emas 1925-1930 dan masa sistem Bretton Wood yang dimulai dari
tahun 1946 hingga 1971.10
Dalam masa standar emas klasik jenis uang yang digunakan berupa emas
dalam bentuk koin dan emas batangan (gold Bullion). Pemerintah membuat
batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta
maupun oleh pemerintah.11 Sistem standar emas klasik berakhir setelah pecahnya
perang dunia pertama, dimana pemerintah berbagai negara meninggalkan standar
emas dan mencetak uang untuk menutupi sebagian biaya perang. Perang telah
10 Http://www.econlib.org/LIBRARY/Enc/GoldStandard.html11 Iswardono, Kapita Selekta Ekonomi Moneter (Jakarta: Gunadarma, 1995), h. 75.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
29/89
mengakibatkan terjadi kondisi ekonomi yang tidak stabil yang ditandai dengan
terjadi inflasi yang sangat tinggi. Untuk mengatasi kondisi perekonomian yang
tidak stabil tersebut beberapa negara kembali menggunakan standar emas yang
digunakan hingga tahun 1930-an. Penggunaan kembali standar emas berakhir
disebabkan tidak adanya mekanisme penyesuaian yang layak dalam sistem
moneter dan besarnya perpindahan modal yang cenderung merusak sistem
moneter. Di samping itu, masa tersebut merupakan masa terjadinya perang dunia
dan kondisi perekonomian yang buruk sehingga sisem standar emas sulit untuk
digunakan.12
Pada tahun 1944, Amerika, Inggris dan 44 negara lainnya melakukan
perundingan untuk merumuskan sebuah sistem moneter internasional setelah
perang dunia berakhir. Pertemuan tersebut melahirkan sebuah sistem moneter
internasional yang dikenal dengan sistem Bretton Woods yang beroperasi dari
tahun 1946 hingga 1971. Secara umum, sistem Bretton Wood adalah sebuah
standar tukar emas, dimana Amerika Serikat diminta untuk mempertahankan
harga emas secara baku dengan harga 35 dollar per ounce emas, sedangkan
negara lain membakukan nilai tukarnya terhadap dolar yang ditopang dengan
emas. Amerika harus siap menukarkan dolar menjadi emas dalam jumlah berapa
pun berdasarkan harga baku tersebut.
12 Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan, Jakarta,PT. Indeks, 2005, Ed. 5, h. 253.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
30/89
Untuk membantu kelancaran tersebut, dibentuk sebuah lembaga dana moneter
internasional yang dikenal dengan International Monetary Fund (IMF) yang
berfungsi untuk memantau kepatuhan negara-negara anggota terhadap aturan-
aturan yang telah disepakati dan IMF berfungsi untuk menyediakan fasilitas
kredit atau dana pinjaman bagi negara yang mengalami kesulitan finansial. Aturan
yang diterapkan dalam sistem Bretton Wood memaksa setiap negara untuk
menciptakan sistem moneter yang lebih disiplin, karena jika bank sentral suatu
negara selain Amerika melakukan ekspansi moneter yang berlebihan, maka
negara tersebut akan rugi dengan sendirinya, karena kehilangan cadangan
internasionalnya dan pada akhirnya tidak akan mampu mempertahankan
kebakuan nilai tukarnya terhadap dolar.
Sistem Bretton Wood mengalami peningkatan dengan semakin banyaknya
negara yang menjadi anggota IMF dan terciptanya sebuah sistem moneter
internasional yang lebih stabil yang ditandai dengan pesatnya perkembangan
output dunia dan perdagangan dunia yang meningkat begitu pesat. Secara
keseluruhan sistem Bretton Wood berfungsi secara baik dan menghasilkan
kestabilan moneter hingga pertengahan dasawarsa 1960-an. Sistem Bretton Wood
berakhir pada tahun 1971 dan mulai saat itu sistem moneter internasional
menggunakan uang fiat berupa uang kertas sebagai dasar dari sistem moneter dan
alat transaksi internasional yang tidak ditopang lagi dengan sejumlah nilai emas.
2. Perkembangan Dinar
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
31/89
Di tengah makin melambungnya harga minyak dunia, sementara rupiah terus
melemah terhadap dolar AS, dinar emas terus menguat secara tajam. Dalam dua
pekan terakhir ini penguatan kurs dinar terhadap rupiah terjadi dari sekitar Rp.
1.195.000 ke sekitar Rp. 1.215.000 atau mengalami penguatan sebesar 1,67%.
Bila dilihat dalam rentang waktu setahun maka akan terlihat keperkasaan dinar,
yang 100% berbasiskan logam emas 22 karat, yang tak terbantahkan.
Dalam rentang waktu yang sama, setahun yang lalu kisaran kurs dinar emas
dalam rupiah adalah antara Rp. 780 - Rp. 800 ribu. Ini berarti dinar mengalami
apresiasi sebesar sekitar 52%. Dalam rentang waktu yang lebih panjang lagi,
tahun 1970-an awal, akan terlihat bahwa rata-rata apreasiasi dinar emas terhadap
dolar AS juga cukup tinggi, yaitu 30% per tahun.13
Gambar 2.1:
13 Http://www.geraidinar.com/
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
32/89
Pemakaian dinar emas sendiri saat ini sudah semakin luas dan diterima di
berbagai belahan dunia. Di Indonesia sekurangnya telah ada tiga jenis koin dinar,
dengan satuan 1, ½ dan ¼ dinar, yang diterbitkan oleh empat pemrakarsa: Islamic
Mint Nusantara, Baitulmal Muamalat, PP Logam Mulia, dan Kesultanan Ternate.
Jumlah gerai untuk mendapatkannya pun telah semakin luas, dengan
dioperasikannya wakala di Yogya, Griya Dinar dan segera menyusul di Bandung.
Masyarakat Indonesia juga sudah bisa melihat nilai kurs dinar emas secara harian
melalui situs www.islamhariini.org yang telah beroperasi.
Di Malaysia, dinar emas juga telah secara resmi dipakai di kantor-kantor
Bazis (Badan Amil Zakat) di sejumlah negara bagian. Jumlah wakalanya pun di
negeri jiran ini telah jauh lebih banyak dibanding di Indonesia. Di Inggris dan
Skotlandia perdagangan dengan dinar dan dirham dimotori antara lain oleh Dinar-
Exchange. Secara internasional sistem e-dinar juga sudah semakin mantab,
dengan memisahkan dirinya dari e-gold menjadi sistem yang mandiri dengan
basisnya di Labuan, Malaysia.
Dengan semakin mantabnya berbagai infrastruktur di atas, meskipun masih
dalam skala sangat kecil, pemakaian kembali dinar dan dirham baik sebagai alat
pembayaran transaksi perdagangan internasional, pembayaran mahar,
pembayaran zakat, tabungan dan alat tukar selayaknya uang kertas saat ini sudah
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
33/89
semakin efektif. Masyarakat Muslim yang memanfaatkannya pun sudah semakin
luas, terbentang dari Indonesia dan Malaysia sampai Inggris, Jerman dan Spanyol,
sampai ke Afrika Selatan dan Maroko. Beberapa jaringan toko-toko penerima
dinar dan dirham perak juga telah banyak yang beroperasi secara online, salah
satunya adalah akses melalui www.e-dinar.com.
Sebagai salah satu penghasil emas terbesar di dunia umat islam, Indonesia
dapat secara signifikan mempercepat pemakaian dinar dalam skala luas. Kapasitas
produksi koin dinar dengan mudah dan cepat dapat diperbesar sesuai kebutuhan
yang ada. PP Logam Mulia, sebagai bagian dari BUMN PT Aneka Tambang, juga
telah mengantongi akreditasi internasional untuk menjamin kualitas kemurnian
koinnya. Tradisi membayar mahar dalam emas, atau bahkan transaksi niaga
dalam emas yang berlangsung di Sumatra Barat, tinggal diteruskan dengan dinar.
Tentu saja yang paling sahih adalah restorasi pembayaran zakat kembali
disesuaikan dengan sunnah Rasul, yakni dalam dinar dan dirham. Potensi zakat di
Indonesia saat ini adalah sekitar Rp. 14 triliun/tahun atau setara sekitar 11,5 juta
dinar.14
Sama signifikannya adalah pemakaian dinar emas dalam tabung haji, yang
sekaligus akan berdampak membuat ongkos naik haji semakin murah.
Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah, ketika ongkos naik haji terus
cenderung naik, baik dalam rupiah maupun dolar AS, dalam dinar emas akan
terus turun. Sebelum krisis moneter, ketika kurs dolar AS terhadap rupiah sekitar
14 Http://www.islamharini.org/
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
34/89
Rp. 2275/dolar AS biaya naik haji adalah Rp. 7,5 juta (1997) dan naik sedikit
setahun kemudian menjadi Rp. 8,8 juta (1998). Akibat krisis moneter, dalam
sekejap kurs rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi menjadi sekitar Rp.
8000/dolar AS, biaya naik haji melonjak menjadi Rp. 21 juta (naik sekitar 2,5 kali
lipat), padahal dalam dolar AS justru turun, dari 3800 dolar AS ke 2600 dolar AS
(turun 30%).
Gambar 2.2: Tabel dan Grafik Perbandingan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji(dalam dolar AS, rupiah dan dinar).
Dalam tahun-tahun berikutnya ongkos naik haji meski relatif stabil, tetap
dengan kecenderungan naik dan dapat sewaktu-waktu mengalami guncangan
dahsyat lagi.
Lain halnya bila kita menakarnya dengan mata uang dinar emas. Dalam kurun
waktu yang sama, BPIH dalam dinar emas hanya sempat naik sekali yakni pada
periode 1997 (73 dinar) ke 1998 (97 dinar) atau naik sekitar 30%. Tetapi, ketika
terjadi krisis moneter justru mengalami penurunan dari 97 dinar (1998) menjadi
68 dinar (2000), artinya di bawah posisi semula. Dan sejak saat itu (1998-
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
35/89
sekarang) terus cenderung mengalami penurunan secara signifikan. Maka untuk
saat ini, dengan kurs dinar emas sekitar Rp. 1.195.000 - Rp. 1.215.000/dinar,
BPIH cukup dibayar dengan harga 24 - 25 dinar emas. Jadi, dibandingkan dengan
harga sebelum krisis moneter, harga BPIH saat ini dalam rupiah mengalami
kenaikan 2,5 kali lipat, sedangkan dalam dinar turun 1,5 kali lipat. Tingkat
penurunannya sekitar 10 dinar atau 15% - 20% pertahunnya. Ini setara dengan
apresiasi tahunan dinar emas itu sendiri sebagaimana disebut di atas.
Data-data empiris semakin membuktikan kebenaran ajaran islam yang shahih
yang mengharamkan riba dalam sistem keuangan. Pemakaian kembali dinar emas
dan dirham perak sebagai langkah pertama dan utama pembersihan pasar dari riba
semakin mendapatkan momentumnya. Krisis keuangan global, yang merupakan
keniscayaan dalam siklus boom-and-bust , dan yang akan mengakibatkan "kiamat
keuangan" dalam sistem uang kertas berbasis riba saat ini cepat atau lambat
pastilah akan tiba. Karena itu, agar tidak ikut terlibas dalam malapetaka global ini,
seharusnyalah kita semua secara proaktif menjadi bagian dari upaya
penyelamatan kembali ke dinar dan dirham.15
3. Alasan dan Keunggulan dari Penggunaan Dinar
Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar islam dalam menuju
stabilitas sistem moneter, antara lain:
15 M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003, Cet.1, h. 371.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
36/89
a. Uang yang Stabil
Perbedaan dinar dengan uang fiat adalah kestabilan nilai uang tersebut. Setiap
mata uang dinar mengandung 4,25 gram emas 22 karat dan tidak ada perbedaan
ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap negara, tidak ada perbedaan nilai
dinar yang digunakan di negara Irak dengan dinar yang digunakan di negara Arab
Saudi. Dinar tidak mengalami inflasi yang begitu besar semenjak zaman
Rasulullah saw hingga sekarang. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Prof.
Roy Jastram dari Berkeley University dengan menulis buku tentang The Goldent
Constant. Ia melakukan penelitian harga emas terhadap beberapa komoditi untuk
waktu 400 tahun hingga 1976. Hasil dari penelitiannya adalah bahwa harga emas
adalah konstan dan stabil. Sekalipun selama waktu tersebut telah terjadi krisis,
perang dan bencana alam, tetapi nilai emas masih relatif stabil.16
b. Alat Tukar yang Tepat
Dengan adanya nilai yang stabil dan standar yang sama di setiap negara, dinar
akan memberikan kemudahan dan kelebihan bagi masyarakat untuk melakukan
transaksi domestik dan transaksi internasional sekalipun, tidak ada perbedaan
antara seekor kambing yang berharga satu dinar di Arab Saudi dengan seekor
kambing di Indonesia yang seharga satu dinar, karena dinar kedua negara tersebut
memiliki nilai yang sama. Dinar adalah mata uang yang berlaku secara
sendirinya, berbeda dengan uang fiat sebagai legal tender yang membutuhkan
16 Umar Ibrahim Vadillo, The Return of the Islamic Gold Dinar: A Study of Money in Islamic Lawand the Architecture of Gold Economy (Malaysia: Murabitun Nusantara, 2002), h. 150.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
37/89
pengesahan berupa hukum oleh pemerintah yang mencetaknya. Dinar adalah uang
yang sudah dikenal selama berabad-abad, sehingga tidak diperlukan adanya
proses penghalalan dan pengesahan sebagai uang.
c. Mengurangi Spekulasi, Manipulasi dan Arbitrasi
Nilai dinar yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di
pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi.
Uang fiat atau uang kertas telah memberikan sebuah ladang keuntungan bagi
spekulator yang selalu mencari keuntungan dari perbedaan nilai tukar yang terjadi
setiap hari, setiap jam dan setiap menit. Jika dinar sudah menjadi single currency
yang sama di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan nilai dinar di setiap
negara yang memberikan keuntungan yang besar kepada para spekulator-
spekulator tersebut.17
4. Mata Uang Ideal untuk Perdagangan Internasional
Saat ini hampir semua transaksi perdagangan internasional dilakukan dengan
menggunakan fiat money. Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis fiat
money beroleh legitimasi dan dipergunakan secara luas. Negara berkembang
misalnya, jarang yang menggunakan fiat money lokal untuk urusan transaksi
internasional karena mata uang mereka dianggap volatile.18
17 Ahamed Kameel Mydin Meera, The Thief of Nation: Returning to Gold , (Malaysia: PelandukPublication, 2004), h. 79.
18 Volatile dalam tulisan ini selanjutnya disejajarkan dengan tidak stabil, rentan fluktuasi ataunilainya mudah mengalami naik turun secara relative dibandingkan dengan mata uang lainnya.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
38/89
Ada beberapa kriteria untuk menilai apakah suatu mata uang layak dijadikan
alat pertukaran dalam perdagangan internasional. Kriteria yang pertama yang
semestinya dimiliki oleh sebuah mata uang kuat adalah stabilitasnya. Stabilitas
suatu mata uang bisa dilihat dari hubungan dengan harga barang dan jasa. Dalam
hal ini, konsep inflasi sering dikaitkan dengan keberadaan uang dengan barang
dan jasa yang tersedia. Inflasi terjadi ketika jumlah uang beredar meningkat
secara relatif terhadap barang dan jasa yang tersedia, yang mengakibatkan nilai
uang atau daya belinya turun. Kemudian nilai mata uang suatu negara
dibandingkan dengan nilai mata uang asing. Dalam kasus ini, apresiasi atau
depresiasi suatu mata uang bisa terjadi tergantung dengan siklus bisnis dan
kondisi ekonomi masing-masing. Banyak ekonom yang berpendapat selagi itu
masih berupa fiat money, di manapun ia menyimpan bom waktu ketidakstabilan
sepanjang masa. Salah satu argumen utamanya, karena pemerintah gampang
tergoda menerbitkan uang dalam jumlah yang tak terbatas (unlimited ) demi
melindungi kepentingan nasional mereka. Dampaknya, pasar pun terdistorsi.
Tidak mengherankan bila penggunaan kekuasaan untuk menciptakan uang
sekehendaknya ini mendorong terjadinya tekanan inflasi permanen.
Sejarah membuktikan emas bisa menjelma menjadi mata uang yang sangat
stabil dibanding mata uang ( fiat money) manapun, termasuk dolar. Pada tahun
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
39/89
1800 harga emas per satu troy ons setara dengan 19,39 dolar AS, sementara pada
tahun 2004, satu troy ons senilai 455,75 dolar AS.
19
Kriteria yang kedua adalah kesesuaiannya dengan asas keadilan ( fairness).
Fiat money cenderung memiliki sifat yang berlawanan dengan prinsip ini. Sebagai
contoh untuk mencetak satu dolar uang kertas, diperlukan biaya yang nilainya
ekual dengan empat sen dolar (dengan anggapan satu dolar senilai Rp. 10.000,
maka nilai empat sen dolar kira-kira Rp. 400). Sekarang berapa harga yang
diperlukan untuk mencetak satu lembar uang 100 dolar? diperkirakan biayanya
tidak jauh berbeda dari lembaran satu dolar.
Bisa disimpulkan bila Amerika menikmati pendapatan yang luar biasa besar
dari penciptaan uang ini atau yang dikenal dengan istilah seigniorage.20
Keuntungan dari penciptaan uang semakin besar ketika banyak pendukung yang
mensirkulasikan mata uang dolar itu ke seluruh penjuru dunia. Karena itu,
semestinya sangat tidak adil bagi kebanyakan negara berkembang dimana para
buruhnya membanting tulang hanya untuk mengejar pendapatan dua sampai lima
dolar sehari, sementara The Fed (Bank Sentral Amerika) dengan sangat leluasa
bisa mencetak dolar hampir unlimited untuk membiayai anggaran belanja negara
dengan konsekuensi orang seluruh dunia pengguna dolar ikut menyumbang
dengan membayar inflasi yang diakibatkannya..
19 Http://www.globalfinancialdata.com/20 Http://en.wikipedia.org/wiki/Seignorage. Kadang juga ditulis seignorage, diartikan sebagai
pendapatan bersih yang diperoleh dari penerbitan mata uang tertentu/ sumber pendapatan penting yangdiperoleh negara tertentu.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
40/89
Kriteria yang ketiga adalah tingkat penerimaan (acceptability) dan
keluwesannya ( flexibility). Fiat money untuk dua hal ini menunjukkan
keunggulannya. Fiat money jauh lebih fleksibel ketimbang uang koin. Fiat money
membuat para penggunanya merasa nyaman. Bisa dibawa dalam jumlah relatif
besar kemana-mana, mudah disimpan dan tidak memberatkan. Keistimewaan ini
tidak ditemukan dalam uang koin (emas atau perak).
Dan akhirnya, mengingat situasi bisnis dunia yang terus berubah, sebuah mata
uang ideal semestinya juga melindungi dirinya sendiri dari kemungkinan risiko
eksternal. Para trader pengguna fiat money, misalnya, perlu melakukan hedging
untuk melindungi mata uangnya dari risiko perubahan kurs. Sementara bila emas
yang digunakan untuk alat pembayaran transaksi, upaya hedging yang tentu
membutuhkan biaya tak sedikit, tidak diperlukan. Meera (2004) menandaskan
berbeda dengan fiat money, emas memiliki nilai intrinsik yang menjadi garansi
dan perlindungan dari kemungkinan gencetan situasi eksternal yang tak
diinginkan. Karena emas menjadi bernilai bukan karena dekrit atau diundangkan
oleh suatu negara sebagaimana fiat money, tetapi karena kandungan logam
mulianya yang diakui semua orang.
5.
Keandalan Dinar sebagai Alat Pembayaran
Keandalan emas di kancah sejarah tak terbantahkan. Walau emas telah
dihentikan fungsinya sebagai uang pada tahun 1914, tetap saja komoditi satu ini
diterima sebagai alat pembayaran perdagangan internasional, karena nilainya.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
41/89
Logam mulia memiliki nilai jual, yang tidak dimiliki uang kertas. Berbeda dengan
fiat money, emas sulit mengalami inflasi karena pemerintah tak mungkin
mencetak koin emas atau uang kertas yang sepenuhnya didukung emas secara
tidak terbatas (unlimited ), karena pencetakan itu sangat tergantung pada
tersedianya logam emas itu sendiri yang sifatnya langka (scare) dan terbatas
(limited ). Begitupun, emas tidak bisa didevaluasi melalui sebuah dekrit oleh
pemerintahan tertentu, karena emas akan mengikuti harga pasar yang berlaku.21
Sebagai komoditi, emas menunjukkan kinerjanya yang andal, khususnya dari
aspek stabilitas sepanjang sejarah. Grafik memperlihatkan kepada kita betapa dari
tahun 1792 sampai 1972, harga emas hanya berubah secara signifikan empat kali.
Pada tahun 1792 harga emas mencapai 19,75 dolar AS. Kemudian berturut-turut
harga emas merangkak naik pada tahun 1834, 1934 dan 1972 menjadi masing-
masing 21, 35 dan 38 dolar AS. Setelah sistem Bretton Woods kolaps, harga emas
kemudian berfluktuasi hingga sekarang.
Stabilitas emas, apakah itu dipakai sebagai medium alat tukar (uang) ataupun
sebagai komoditi diyakini sebagai faktor kuat yang bisa menjaga perekonomian
berada dalam jalurnya. Bahkan, Greenspan (1996), sebelum menjadi gubernur
The Fed, meyakini dan menegaskan peran emas dalam ikut menstabilkan
perekonomian. Dia menulis kira-kira diterjemahkan sebagai berikut: “.........emas
dan kebebasan ekonomi tidak bisa dipisahkan satu sama lain, bahwa gold
21 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta,Senayan Abadi Publishing, 2007, Cet. Pertama, h. 84.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
42/89
satndar telah menjadi instrumen bagi berjalannya prinsip laissez-faire“. Lebih
lanjut dia menuturkan betapa di bawah gold standar stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi terlindungi.
Peranan emas dalam ekonomi pun menjelma menjadi semacam alat
pembayaran universal (universal money). Disebut uang universal karena ia bisa
digunakan dimanapun, diterima sebagai alat pembayaran dan media penyimpan
kekayaan dalam tempo waktu yang sangat panjang. Bahwa akhirnya peranan
emas sebagai alat tukar kemudian dihentikan oleh Amerika yang kemudian diikuti
oleh hampir semua negara, tetap saja komoditi satu ini dipakai dalam
penyelesaian sengketa settlement imbalance antara bank sentral dunia.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
43/89
BAB IV
PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN
PELUANG PENGARUHNYA TERHADAP SISTEM MONETER INDONESIA
A. Peluang Dinar dalam Perdagangan Internasional
1. Strategi Konsep Dinar dalam Perdagangan Internasional
Ide penerapan gold dinar dalam perdagangan internasional diakui memerlukan
keputusan politik yang tidak sederhana. Lantaran itu, perlu kesabaran luar biasa
untuk terus meyakinkan berbagai pihak, khususnya negara-negara muslim untuk
akhirnya bisa mencapai kesepakatan yang dimaksud.22
Agar konsep dinar dapat menjadi mata uang internasional antara negara
muslim, maka perlu beberapa strategi yang harus disiapkan, antara lain dapat
ditempuh melalui beberapa tahap, yaitu:
Tahap pertama, negara-negara yang tergabung dalam anggota OKI harus
membuat kesepakatan/kompetensi atau peraturan tentang pembayaran transaksi
perdagangan internasionalnya baik perdagangan secara bilateral maupun
multilateral dengan menggunakan mata uang dinar. Hal ini agar mendorong
akselerasi penerapan dinar dalam perdagangan internasional. Karena undang-
undang atau peraturan merupakan payung hukum dan instrumen utama demi
22 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. Ke-1, hal. 157.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
44/89
terealisasinya tujuan yang dimaksud.
Tahap kedua, negara-negara yang tergabung dalam anggota OKI harus
memulai dengan membuat standar ukuran umum mata uang dinar yang akan
digunakan sebagai mata uang tunggal yang perlu dipenuhi dengan mengambil
rata-rata persamaan dari negara-negara OKI yang mau bergabung.
Tahap ketiga, negara-negara yang tergabung dalam anggota OKI harus
menciptakan suatu lembaga yang akan mengurus dan mengelola kendali moneter
yang menjadi embrio yang nantinya akan menjadi Bank Sentral atau Bank
Kustodian dari seluruh negara OKI, sebagai contoh sebut saja IDB (Islamic
Development Bank). IDB berfungsi mengatur kebijakan umum moneter untuk
seluruh negara OKI, mengatur operasi nilai tukar mata uang asing, menyimpan
cadangan devisa bagi negara OKI dan mempromosikan mekanisme pembayaran
yang stabil antar anggota.23
Bank kustodian ini juga bermaksud agar bisa memudahkan memonitor dan
memastikan masing-masing anggota memenuhi jumlah minimal yang disyaratkan
dari simpanan emasnya. Institusi ini juga akan memastikan fungsi pembayaran
dan sekaligus juga berfungsi sebagai pemegang kustodian dari rekening gold
dinar.24
23 M. Luthfi Hamidi, Dolar VS Euro Awal Kebangkrutan AS (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,2003), Cet. 10, h. 49-51.
24 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 91.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
45/89
Selanjutnya, dengan telah dilakukannya beberapa tahap di atas, maka para
pemerintah negara OKI sudah semestinya mensosialisasikan kepada para
masyarakat khususnya para pengusaha ekspor maupun impor baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini ditujukan untuk memberi pemahaman
kepada masyarakat. Jika mayoritas masyarakat sudah memahami keunggulan
mata uang emas ini, maka lambat laun mereka akan menggunakannya untuk
keperluan praktis dan mengarah kepada praktik keseharian. Salah satu yang sudah
mendapat tempat adalah pembayaran zakat dengan emas.
Selain pembayaran zakat dengan emas, masih banyak potensi penggunaan
emas yang tidak saja punya dimensi religius, tapi juga investatif. Salah satunya
yang bisa dikembangkan adalah penggunaan emas sebagai alat pembayaran
sekaligus media investasi untuk haji. Selain harga jualnya yang cenderung terus
meningkat, investasi ini juga termasuk likuid.
Dalam skup yang lebih besar, penggunaan dinar bisa dilakukan untuk
pembayaran transaksi minyak. Negara pengekspor minyak seperti Iran berpeluang
menerapkan skim ini. Implementasinya bisa jadi lebih sederhana karena transaksi
lebih akan melibatkan hubungan negara dengan negara (G to G), bukan swasta
kepada swasta, sehingga transaksinya relatif bisa lebih simpel.
Penggunaan dinar sebagai alat pembayaran minyak tak pelak akan langsung
mengubah peta keseimbangan moneter internasional, karena negara-negara net
importers mau tidak mau harus menukarkan dolarnya dengan dinar. Secara
ekonomi, penukaran ini lebih menguntungkan mereka karena ini kesempatan
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
46/89
untuk bisa mendeversifikasi cadangan mata uang mereka yang sebelumnya
didominasi dolar AS ke dalam dinar yang tidak perlu di-hedge karena memiliki
nilai intrinsik.25
2. Implementasi Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional
Untuk menjadikan dinar sebagai mata uang global diperlukan berbagai
langkah dan strategi. Kehadiran dinar dalam sistem perdagangan dan moneter
dunia dimaksudkan untuk menggantikan uang fiat dan menjadi alternatif bagi
negara-negara berkembang untuk menghindari dominasi perekonomian negara-
negara maju. Untuk menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian
diperlukan penerapan dinar secara bertahap, langkah demi langkah bukan dengan
perubahan secara drastis. Salah satu langkah yang dilakukan dalam penerapan
dinar tersebut adalah dengan menjadikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan
barang dan jasa internasional, baik perdagangan multilateral maupun bilateral.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan dinar dalam
perdagangan internasional, antara lain26:
a. Peran Dinar dalam Perdagangan
Penggunaan dinar tidak ditujukan untuk menggantikan peran mata uang
domestik, tetapi hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan
barang dan jasa luar negeri. Uang domestik tetap diperlukan sebagai alat transaksi
25 Ibid ., h. 176-177.26 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), Cet. 1, h. 108.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
47/89
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
48/89
Muhammad menjelaskan tentang mekanisme pelaksanaan perdagangan dengan
dinar. Ketika terjadi perdagangan antara Malaysia dengan Arab Saudi, dimana
dalam kurun waktu 3 bulan, Malaysia mengekspor ke Arab Saudi sebesar 2 juta
dinar dan Arab Saudi mengekspor ke Malaysia sebesar 1,8 juta dinar. Data
selengkapnya bisa terlihat pada tabel 4.1 tentang ilustrasi ekspor dan impor antara
Malaysia dengan mitra dagangnya Arab Saudi.
Tabel 4.1 Ilustrasi Ekspor dan Impor Malaysia dengan Arab Saudi
(Juta dinar)
Ekspor ke Malaysia Arab Saudi Total Ekspor
1. Malaysia x 2.0 2.0
2. Arab Saudi 1.8 x 1.8
Total Impor 1.8 2.0 3.8
Dengan demikian Malaysia mengalami surplus perdagangan sebesar 0,2 juta
dinar. Arab Saudi melalui bank sentralnya akan membayar sebesar 0,2 juta dinar
kepada Bank Negara Malaysia melalui Bank Kustodian (IDB atau Bank of
England ). Dalam mekanisme ini, dinar sebesar 0,2 juta dinar yang dibayarkan
Arab Saudi bisa mendukung transaksi perdagangan ekspor dan impor dengan
jumlah sebesar 3,8 juta dinar. Hal ini tentunya akan memberikan kesempatan
kepada negara peserta dengan cadangan devisa yang terbatas untuk melakukan
perdagangan ekspor dan impor dengan menggunakan dinar.
3. Peraturan tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan Internasional
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
49/89
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
50/89
internasional yang ditujukan untuk mengambil keuntungan dari persaingan yang
tidak fair dengan negara lain. Setiap negara diharuskan untuk berkolaborasi
dengan pendanaan dan pembiayaan dari IMF untuk mempromosikan stabilitas
nilai tukar dan menghindari perubahan persaingan nilai tukar. Negara yang
membiarkan mata uangnya mengambang bebas diharuskan untuk melakukan
intervensi nilai tukarnya untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam dan
fluktuasi nilai tukar. Berdasarkan Articles IV the Obligations Regarding
Exchange Arrangements berisikan tentang nilai tukar hanya dikonversikan kepada
SDR atau kepada mata uang negara lain selain emas. Sekilas, aturan tersebut
terlihat melarang dan membatasi penggunaan emas sebagai sebuah perjanjian
nilai tukar (exchange arrangements). Tetapi dinar yang akan digunakan dalam
perdagangan internasional bukan uang sebuah negara yang ditopang dengan emas
(backed by gold ). Kehadiran dinar dalam perdagangan internasional tidak
ditujukan untuk menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara,
tetapi hanya digunakan untuk menjadi alat transaksi perdagangan bilateral.
Pembayaran dengan dinar dilakukan dengan mentransfer ekuivalen dinar ke
account negara peserta yang ada di bank kustodian. Dalam aturan yang sama
dalam Articles IV dinyatakan bahwa kondisi ekonomi internasional tertentu,
mengizinkan sebuah negara untuk memperkenalkan sistem perjanjian nilai tukar
yang berdasarkan atas stabilitas.
b. Financial Infrastructure
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
51/89
Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan
implementasi dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Lembaga
keuangan seperti perbankan harus siap dengan berbagai aturan yang mendukung
penggunaan dinar dan menyesuaikan sistem operasionalnya. Untuk mewujudkan
itu, diperlukan peran dan aturan yang mendukung industri perbankan untuk
berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal ini, bank sentral selaku otoritas
moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan mengatur mekanisme sistem
perbankan nasional.
c. Dispute Settlement
Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah
mekanisme penyelesaian (dispute settlement ) yang bisa mengatasi perselisihan
dagang antar negara ataupun sektor swasta. Saat ini, aturan tentang perselisihan
telah ditetapkan oleh WTO yang dinamakan dengan Dispute Settlement
Mechanism. WTO telah mengeluarkan beberapa persetujuan, seperti General
Agreement on Tariffs and trade, General Agreement on Trade in Services dan
Agreement on Trade-Related Aspects of Property Rights. Setiap dari aturan
tersebut memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. Untuk membantu perdagangan berjalan secara bebas;
2.
Untuk mencapai liberalisasi dengan cara negosiasi; dan
3. Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling payment ).
Proses penyelesaian perselisihan tersebut telah diatur dalam the
Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement on Disputes
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
52/89
(DSU). Di samping peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara
bilateral juga membutuhkan lembaga-lembaga yang membantu dalam
penyelesaian masalah-masalah perdagangan seperti lembaga mediasi, arbitrasi
dan konsiliasi. Kehadiran lembaga tersebut diharapkan bisa membantu kelancaran
dan menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dari perdagangan tersebut.
4. Dampak Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional
Penggunaan dinar merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia yang
menggunakan uang fiat. Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan
perekonomian dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang lebih
stabil yaitu dinar emas.
Pada tahun 1250 M / 648 H di negara Mesir, dinar yang dijadikan sebagai
dasar moneter pernah dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus yaitu uang
campuran dari kuningan dan tembaga. Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh
kondisi perekonomian yang buruk telah menyebabkan harga yang tidak stabil.
Untuk mengatasi hal tersebut Al-Maqrizi (768-845 H) dalam bukunya Ighosatul
Ummah bi Kasyfil Ghummah menjelaskan kondisi tersebut secara terperinci serta
memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu itu. Di
antara pemikiran Al-Maqrizi tersebut adalah:
a. Hanya dinar dan dirham yang bisa digunakan sebagai uang
b.
Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)
c. Membatasi penggunaan uang fulus
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
53/89
Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, dinar dan dirham harus
kembali digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah
para pekerja. Untuk mendukung penggunaan dinar dan dirham tersebut maka
pemerintah harus menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money)
serta membatasi penggunaan uang fulus hanya untuk transaksi dalam skala kecil
dan hanya untuk transaksi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan dinar
dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti perdagangan luar
negeri dan transaksi domestik lainnya.28
Pada saat ini, peran uang fulus sudah digantikan oleh uang fiat yang
digunakan untuk semua transaksi perdagangan, baik dalam negeri maupun luar
negeri. Penggunaan dinar merupakan suatu solusi untuk mengatasi berbagai
dampak perekonomian yang ditimbulkan oleh penggunaan uang fiat dalam
perekonomian dunia.
Dr. Ahmad Hasan dalam bukunya Al-Awraq an-Naqdiyyat fi al-Iqtishadi al-
Islamiy menjelaskan bahwa setelah berakhirnya perang dunia I, setiap negara
memberlakukan peraturan dan pengawasan ketat terhadap perdagangan dunia
untuk menurunkan jumlah impor barang dan komoditi seperti pemberlakuan
pajak dan cukai. Setiap negara berusaha untuk mendorong peningkatan ekspor
yang kemudian menyebabkan perbedaan harga-harga di setiap negara.29
28 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), Cet. 1, h. 222.
29 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Konfrehensif Sistem Keuangan Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h. 49.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
54/89
Ketika perdagangan menggunakan emas, maka indeks harga akan
mempertahankan kesesuaian, karena menggunakan sistem emas sangat berperan
penting untuk menjaga stabilitas harga di berbagai negara. Sebagai contoh,
terjadinya kerjasama dagang antara Suriah dengan Prancis dengan menggunakan
sistem emas. Suriah mengimpor komoditi dalam jumlah besar dari Prancis, hal ini
akan menyebabkan keluarnya emas dari Suriah menuju Prancis dan persediaan
emas akan menipis di Suriah. Saat itu harga-harga akan mengalami penurunan di
Suriah. Ketika harga-harga komoditi di Suriah menurun, negara lain akan
melakukan impor dari Suriah dan saat itu pula emas-emas kembali masuk dan
menguat di Suriah. Tetapi, ketika perdagangan dunia tidak lagi berjalan dengan
bebas, keberadaan uang emas digantikan dengan uang kertas yang berakibat pada
perbedaan indeks harga-harga.
Menurut Hafiz Majdi, Dodik Siswantoro dan J.A. Brozovsky (Stable and Just
Global Monetary System, 2002), penggunaan dinar yang dilakukan oleh kedua
negara dalam perdagangan bilateral akan menyebabkan penyesuaian otomatis
terhadap neraca pembayaran (balance of payment ) kedua negara. Contoh
sederhananya adalah ketika salah satu negara mengekspor barang ke negara
lainnya, maka negara tersebut akan memiliki lebih banyak dinar emas dan jumlah
barang yang lebih sedikit. Hal ini akan menyebabkan terangkatnya harga barang
karena adanya ekspor dan dengan tingkat harga yang lebih tinggi serta melakukan
penyesuaian otomatis terhadap perbedaan pada neraca pembayaran. Dampak
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
55/89
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
56/89
walaupun harga nilai emas berfluktuasi, tetapi tingkat perubahannya lebih
kecil dibandingkan dengan tingkat fluktuasi uang kertas saat ini.
b. Penggunaan dinar akan mengurangi terjadinya spekulasi, manipulasi dan
arbitrasi terhadap mata uang nasional. Ketika tiga negara seperti Malaysia,
Indonesia dan Brunei Darussalam melakukan perdagangan maka akan ada tiga
jenis mata uang. Tetapi dengan menjadikan dinar sebagai mata uang tunggal
dalam perdagangan, maka tidak akan ada spekulasi atau arbitrasi yang terjadi
dalam perdagangan tersebut.
Pada prakteknya, situasi ekonomi dan politik sebuah negara akan
mempengaruhi nilai tukar mata uangnya dan akan berpengaruh pada pasar dan
aktivitas ekonomi, tetapi dengan dinar sebagai mata uang global, hal tersebut
tidak akan berpengaruh signifikan karena dinar bukan milik suatu negara
tertentu.
c. Penggunaan dinar akan mengurangi biaya transaksi perdagangan (transaction
cost ) dan meningkatkan perdagangan. Jumlah dinar yang sedikit akan bisa
menutupi transaksi dalam jumlah besar serta memberikan peluang kepada
negara yang tidak memiliki cadangan devisa yang cukup sekalipun.
d. Penggunaan dinar dalam perdagangan akan meningkatkan perdagangan yang
pada akhirnya akan meningkatkan kerjasama antar negara peserta. Di samping
itu, penggunaan dinar akan mempengaruhi kondisi mata uang domestik yang
pada akhirnya akan mempengaruhi sistem moneter nasional.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
57/89
e. Penggunaan dinar dalam perdagangan internasional akan mengurangi
sovreignty (kekuasaan). Dengan sistem perdagangan uang fiat saat ini telah
memberikan peluang dan ruang kepada negara-negara maju untuk menguasai
perekonomian dunia dan memperbesar jurang antara negara kaya dengan
negara miskin. Penggunaan dinar akan mengurangi ketergantungan negara
berkembang dan negara miskin terhadap perekonomian negara maju,
mengingat sebagian besar sumber daya alam di dunia ini berada di negara-
negara berkembang.
B. Peluang Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia
1. Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral Indonesia
Menggunakan dinar sebagai alat transaksi perdagangan ekspor dan impor
merupakan suatu potensi yang bisa diterapkan dalam perdagangan luar negeri
Indonesia. Ada beberapa alasan dan faktor pendukung yang menjadikan dinar
memiliki potensi untuk bisa diterapkan dalam perdagangan luar negeri Indonesia,
antara lain:
Pertama, Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk muslim
terbesar di dunia. Kondisi Indonesia sebagai salah satu negara muslim dan dinar
sebagai mata uang yang ada dalam syariah islam akan memudahkan dalam
mengimplementasikan dinar sebagai uang yang akan digunakan dalam transaksi
luar negeri.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
58/89
Kedua, Indonesia adalah salah satu negara anggota OKI. Perdagangan
Indonesia dengan negara OKI telah mengalami peningkatan yang ditunjukkan
dengan adanya surplus perdagangan yang diperoleh Indonesia. Kawasan
kerjasama negara OKI merupakan kawasan yang memiliki potensi yang cukup
besar, karena sebagian sumber daya alam berada di negara muslim. Melakukan
perdagangan dengan negara OKI tidak hanya memenuhi kebutuhan dan keperluan
setiap negara semata, tetapi juga akan berpengaruh kepada persatuan dan kesatuan
umat islam yang ada di dunia ini.32
Ketiga, Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan merupakan
salah satu negara yang memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap peran
dolar untuk bisa melakukan transaksi ekspor dan impor dengan mitra dagangnya.
Keempat , ketergantungan terhadap dolar dan uang fiat lainnya akan berisiko
terhadap perdagangan internasional Indonesia. Karena dolar dan uang fiat lainnya
adalah uang kertas biasa yang setiap saat bisa terdevaluasi, terdepresiasi, dan
berfluktuasi serta sangat rentan terjadi inflasi, spekulasi dan arbitrasi. Aktivitas
keuangan tersebut tentunya akan mempengaruhi harga dan nilai uang fiat yang
berlaku di pasar internasional yang akan berdampak pada nilai tukar mata uang
domestik Indonesia.
Kelima, dalam perdagangan bilateral, jumlah yang harus dibayarkan adalah
sebesar defisit yang dialami oleh setiap negara peserta. Surplus perdagangan yang
32 M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 17.
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
59/89
diperoleh Indonesia merupakan potensi yang besar untuk bisa menerapkan dinar,
khususnya dengan negara-negara muslim sebagai mitra dagangnya.
Keenam, sistem perdagangan bilateral dengan dinar akan melibatkan peran
serta industri perbankan yang terdiri dari bank sentral dan perbankan komersial.
Indonesia adalah negara yang memiliki dual banking system yaitu perbankan
konvensional dan perbankan syariah. Dengan adanya peran dari kedua industri
perbankan tersebut diharapkan bisa membantu dan mempermudah penggunaan
dinar sebagai alat transaksi ekspor dan impor.
Selain beberapa faktor di atas, salah satu faktor yang mendukung penggunaan
dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional Indonesia adalah jumlah
cadangan emas Indonesia yang dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan.
Pada tahun 2007 lalu, jumlah cadangan emas Indonesia sebesar 1,75 milyar
dolar. Cadangan emas yang dimiliki Indonesia ini akan bisa dijadikan sebagai
cadangan awal dan jaminan untuk bisa melakukan perdagangan bilateral dengan
sistem dinar. Tabel 4.2 Jumlah Cadangan Emas Indonesia
(Juta USD)
Tahun Jumlah
2001 761
2002 7682003 1070,96
2004 1284,30
2005 1316,33
2006 1583,25
2007 1750,89
Sumber: Bank Indonesia
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
60/89
2.
Regulasi tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral
Indonesia
Di Indonesia, terdapat Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Dalam Undang-Undang ini terdapat beberapa pasal yang berkaitan
dengan penggunaan dinar sebagai alat transaksi luar negeri, antara lain:
a.
Pasal 2 ayat (5): ”Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberikan untuk keperluan pembayaran di tempat atau di daerah tertentu,
untuk maksud pembayaran atau untuk memenuhi kewajiban dalam valuta
asing yang telah diperjanjikan secara tertulis, yang akan ditetapkan dengan
Peraturan Bank Indonesia”.
b. Pasal 13 ayat (1) dan (2):
(1)
Bank Indonesia mengelola cadangan devisa
(2) Dalam pengelolaan cadangan devisa sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, Bank Indonesia melaksanakan berbagai jenis transaksi
devisa.
Pada pasal 2 ayat (5) terdapat pengecualian penggunaan mata uang rupiah,
yaitu adanya kebolehan penggunaan alat pembayaran selain mata uang rupiah
untuk transaksi di luar wilayah Indonesia. Pada pasal 13 ayat (1) dan (2), Bank
Indonesia bertugas sebagai pengelola cadangan devisa negara. Cadangan devisa
negara yang dimaksud adalah berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya
-
8/18/2019 Rahmat Fauzi Iswan-FSH_NoRestriction
61/89
dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai alat
pembayaran luar negeri.
3. Perdagangan Bilateral Indonesia dengan Negara OKI
Berdasarkan ekspor dan impor non migas Indonesia ke 10 negara OKI dari
tahun 2003 hingga tahun 2007, jumlah perdagangan terbesar Indonesia adalah
dengan negara Malaysia, selanjutnya lihat tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Neraca Perdagangan Non Migas Indonesia dengan Malaysia
Tahun 2003 - 2007 (Juta US$)
URAIAN 2003 2004 2005 2006 2007TREND(%)
2003-2007
Total Non Migas
3.109,7 4.031,1 4.694,1 5.394,3 6.743,0 20,19
Ekspor Non Migas
2.315,5 2.870,1 3.309,0 3.789,6 4.593,1 17,91
Impor Non Migas
794,2 1.161,0 1.385,1 1.604,7 2.149,9 26,05
Neraca Non Migas
1.521,3 1.709,1 1.924,0 2.184,8 2.443,2 12,67
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah Pusdata Dep. Perdagangan)
Pada tahun 2007 total perdagangan non migas Indonesia dengan Malaysia
adalah sebesar 6,74 milyar dolar dengan ekspor sebesar 4,59 milyar dolar dan
impor sebesar 2,15 milyar dolar. Dengan demikian Indonesia mengalami surplus
pada perdagangannya sekitar 2,44 milyar dolar. Berdasarkan tabel di atas, selama
lima tahun terakhir yakni dari tahun 2003 hingga tahun 2007