Download - Rakernas AMDAL 2008 - Presentasi Sesmen
1
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
PENINGKATAN KAPASITAS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
oleh : Arief Yuwono Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup
Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional AMDAL 2008 Jakarta, 22 Juli 2008
1
KERANGKA PEMAPARAN
Konsep dan Kebijakan Urusan Pemerintahan
Kebijakan
Program dan Kegiatan Permasalahan
Solusi
2
URUSAN PEMERINTAHAN
3
BAGAIMANA MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN OLEH PEMERINTAH
DEKONSENTRASI (PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION)
PEMERINTAHAN PUSAT
DESENTRALISASI (PEMERINTAH DAERAH)
FUNCTIONAL FIELD ADMINISTRATION; KANDEP/KANWIL
INTEGRATED FIELD ADMINISTRATION; KEPALA WILAYAH
POWER SHARING 1. OTONOMI TERBATAS (ULTRA
VIRES) 2. OTONOMI LUAS (GENERAL
COMPETENCE)
4
2
ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN
URUSAN PEMERINTAHAN
SPM (Standar Pelayanan Minimal)
CONCURENT (Urusan bersama Pusat, Provinsi
dan Kab/Kota)
- Pertahanan - Keamanan - Moneter - Yustisi - Politik Luar Negeri - Agama
ABSOLUT (Mutlak Urusan Pusat)
PILIHAN/OPTIONAL (Sektor Unggulan)
WAJIB/OBLIGATORY (Pelayanan Dasar)
Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb
Contoh: lingkungan hidup, kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum
5
Urusan pemerintahan yang bersifat wajib, meliputi : 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Lingkungan Hidup; 4. Pekerjaan Umum 5. Penataan Ruang; 6. Perencanaan Pembangunan; 7. Perumahan; 8. Pemuda dan olahraga; 9. Penanaman modal; 10. Koperasi dan usaha kecil dan
menengah; 11. Kependudukan dan catatan sipil; 12. Ketenaga kerjaan; 13. Ketahanan pangan; 14. Pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak; 15. Keluarga berencana dan
keluarga sejahtera;
16. Perhubungan; 17. Komunikasi dan informatika; 18. Pertanahan; 19. Kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri; 20. Otonomi daerah, pemerintahan
umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;
21. Pemberdayaan masyarakat dan desa;
22. Sosial; 23. Kebudayaan; 24. Statistik; dan 25. Arsip dan perpustakaan.
6
Urusan pilihan, meliputi: 1. Kelautan dan perikanan; 2. Pertanian; 3. Kehutanan; 4. Energi dan sumber daya mineral; 5. Pariwisata; 6. Perindustrian; 7. Perdagangan; dan 8. Transmigrasi
7
BAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
► Pusat: Berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, monev, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional.
► Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur yang dibuat Pusat.
► Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur yang dibuat Pusat.
8
3
JENIS KEGIATAN YANG DISELENGGARAKAN PEMERINTAH
a. Kegiatan Fisik dan Non Fisik b. Dana APBN
1. Diselenggarakan sendiri
a. Kegiatan Non Fisik (Pasal 87.7 UU 33/2004) meliputi: koordinasi, perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (Penjelasan Pasal 87.7 UU 33/2004)
b. Keg Dekonsentrasi dilaks. oleh Satker perangkat daerah yang ditetapkan oleh Gub (Pasal 87.4 UU 33/2004)
c. Dana APBN Dekonsentrasi
2. Dekonsentrasi
3. Tugas Pembantuan
a. Kegiatan Fisik (Pasal 94.7 UU 33/2004) b. Keg. Tugas Pembantuan dilaks. oleh
Satker perangkat daerah yang ditetapkan oleh gub/bupati/ walikota (Pasal 94.4 UU 33/2004)
c. Dana APBN Tugas Pembantuan
KEBIJAKAN
10
Lingkungan Hidup ‘dibangun’ dalam perspektif:
peningkatan kualitas lingkungan hidup,
bekerjasama dan mengintegrasikan prinsip dan sistem nilai bekerjanya lingkungan hidup
bekerjanya nilai kesepakatan yang mengandung kepentingan intra dan antar generasi
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN
11
RPJMN 2004-2009 BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
“Membaiknya fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada
pengarusutamaan prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang pembangunan“
Prioritas : “ Perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup “
Sasaran
12
4
KEBIJAKAN Meningkatkan pengendalian pencemaran lingkungan untuk
mendorong sumber pencemar memenuhi baku mutu dan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan;
Meningkatkan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan;
Meningkatkan penataan lingkungan melalui pendekatan penataan ruang dan pengkajian dampak lingkungan;
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup dan menguatkan akses masyarakat terhadap informasi lingkungan hidup;
Meningkatkan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten terhadap pencemar dan perusak lingkungan;
Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup di pusat maupun daerah.
Meningkatkan kapasitas dan sarana teknis di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan.
13
PROGRAM DAN KEGIATAN
14
PROGRAM LINGKUNGAN Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam Pengembangan Kapasitas Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan Lingkungan 15
KEGIATAN UTAMA & PENDUKUNG
Pemantauan Kualitas Lingkungan Tata Lingkungan Pengkajian AMDAL Adipura Langit Biru Prokasih/Superkasih Proper Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Menuju Indonesia Hijau Pengendalian Dampak Perubahan
Iklim dan Penipisan Lapisan Ozon Pengendalian Kerusakan Pantai dan
Laut Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan Penegakan Hukum
Kegiatan Utama Kegiatan Pendukung Komunikasi, informasi dan edukasi,
pemberdayaan masyarakat: Kalpataru, Environmental Parliament Watch (EPW), Kaukus Lingkungan, Adiwiyata dan Duta Lingkungan
Pendidikan dan pelatihan
Penyusunan peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup
Kredit lunak, Debts for Nature Swaps (DNS), Clean Development Mechanisms (CDM), Payment of Environmental Services (PES)
Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dekonsentrasi Bidang LH
Kerjasama Luar Negeri 16
5
KERJASAMA LUAR NEGERI BILATERAL
1. Jerman ProLH GTZ Program IEPC-KfW Tahap II
2. Australia Griffith University Government Sector Linkage
Program (GSLP) 3. Jepang
Decentralized Environmetal Management Systems (DEMS)
Environmental Policy Advise 4. Norwegia, Belanda, Singapura,
Yordania, Finlandia, Iran, Yaman, Rusia
MULTILATERAL
1. Global Environment Facility (GEF)
2. ASEAN Senior Officials on the Environment (ASOEN)
3. United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP)
4. United Nations Environment Program (UNEP)
6. ADB, World Bank, UNDP, UNIDO
17
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
Bersumber dari pendapatan APBN Merupakan Belanja Daerah di transfer dari pusat ke
daerah (Kabupaten/Kota). Dialokasikan kepada daerah tertentu Bertujuan membantu mendanai kegiatan khusus :
urusan daerah prioritas nasional; bersifat fisik.
Memperkuat kapasitas pengelolaan lingkungan di daerah
DAK menjadi anugerah bukan musibah 18
DAK LH Tahun 2006 : Rp 130,6 Milyar untuk 335 Kab/Kota
DAK LH Tahun 2007 : Rp 351,6 Milyar untuk 424 Kab/Kota
DAK LH Tahun 2008 : Rp. 351, 6 Milyar
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
19
TUJUAN UMUM:
Meningkatkan pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan di daerah, serta menciptakan keselarasan dan sinergi secara nasional antara program/kegiatan Dekonsentrasi dan yg didanai dari APBD.
TUJUAN DEKONSENTRASI BIDANG LH:
Pemerintah Provinsi dapat meningkatkan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup di wilayahnya melalui: Pelaksanaan beberapa wewenang pengelolaan dan pengendalian
lingkungan hidup yang dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat; Pengendalian kebijakan, koordinasi dan pengawasan pelaksanaan
program/kegiatan pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/Kota;
DEKONSENTRASI BIDANG LH
20
6
Peningkatan Kapasitas Perencanaan pemerintah daerah provinsi dalam rangka Pengelolaan Isu Lingkungan Hidup kabupaten/kota;
Koordinasi Perencanaan Pelaksanaan dan Pemantauan Kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang Lingkungan Hidup (DAK LH);
Pemantauan dan Pelaporan Kualitas Air Sungai; Peningkatan Kapasitas dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3); Pembinaan Sistem Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; Pengelolaan Pengaduan dan Sengketa Lingkungan dalam rangka
Penegakan Hukum Lingkungan
DEKONSENTRASI BIDANG LH TAHUN 2008
LINGKUP KEGIATAN 2008: Kegiatan Dekonsentrasi Bidang LH Tahun 2008 ke Propinsi (@Rp 500 juta), dengan lingkup kegiatan:
21
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP REGIONAL
PULAU: 1. SUMATERA 2. JAWA 3. KALIMANTAN 4. SULAWESI, MALUKU, PAPUA 5. BALI, NUSA TENGGARA
KARAKTERISTIK SPESIFIK MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
REGIONAL
22
PUSAT PLH REGIONAL SUMATERA PUSAT PLH REGIONAL
KALIMANTAN
PUSAT PLH REGIONAL SUMAPAPUA
PUSAT PLH REGIONAL BALI NUSRA
PUSAT PLH REGIONAL JAWA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP REGIONAL
23
KETERKAITAN UNIT KERJA KLH DALAM PENINGKATAN KAPASITAS PLH DAERAH
Tata Lingkungan
Penaatan Lingkungan Nilai Tambah Publik :
• Tata Ruang • Konservasi • Dal. Dampak Lingkungan
Lokal, Nasional
Regional, Global
• Internal Process Perspectives • Learning & Growth Perspectives
• Stakeholder Perspectives • Customer & Public
Perspectives
Sekretariat Menteri
Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Peningkatan Konservasi SDA dan Pendalian
Kerusakan Lingkungan
Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Staf Ahli Menteri
Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Pembinaan Sarana Teknis & Peningkatan
Kapasitas
Staf Ahli Menteri & Staf Khusus Menteri
24
7
PERMASALAHAN
25
Pilkada Pelaksanaan PP No. 38/2008 (Urusan Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota) Pelaksanaan PP No. 41/2008 (Organisasi
Perangkat Daerah) Standar Pelayanan Minimal Pemekaran Wilayah Hubungan Politik Pusat dan Daerah Hubungan Pemerintah Daerah dan DPRD Penyelenggaraan Otonomi Khusus
ISU-ISU PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
26
Pemahaman dan Komitmen Kapasitas pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup Pengoptimalan peran birokrasi secara
profesional Kerjasama kemitraan para pemangku
kepentingan
TANTANGAN
27
SOLUSI
28
8
Saat Ini:
Kondisi yang diharapkan: Masalah < Kapasitas
Program Sumber Daya Manusia Bentuk Kelembagaan Anggaran Peraturan/Hukum Kesadaran Masyarakat
Masalah > Kapasitas
29
SOLUSI:
Program Sumber Daya
Manusia Bentuk
Kelembagaan Anggaran Peraturan/Hukum Kesadaran
Masyarakat
SINERGI
KAPASITAS PENANGANAN
+++ +
30
KAPASITAS PENANGANAN +++
Fokus (Spesifik, Terukur, Terpadu) Komitmen Networking & Sosialisasi
Pemerintah LSM PSL Swasta Masyarakat
31
TERIMA KASIH
32